Migo Berita - Banjarmasin - Ibnu Sina Patahkan Mitos Walikota, Sedangkan Paman Birin masih "Tanda Tanya". Bagaimana tidak, ketika petahana Walikota Banjarmasin "Dicerai" sama PKS partai pengusungnya dulu diperiode pertama dan mengusung Rivalnya ANANDAMU, akhirnya Mitos bahwa tidak akan mungkin seorang walikota di Banjarmasin akan menjabat dua kali, akhirnya terpatahkan. Mitos terpatahkan dengan hasil akhir Menangnya Pasangan IBNU SINA-ARIFIN menjadi Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin hingga tahun2024 nanti. Sedangkan petahan Gubernur Paman Birin masih harus berjibaku dengan rival beratnya yaitu DENNY & DEFRY dan tentunya penasehat hukumnya Bambang Wijayanto yang merupakan penasehat hukumnya Gubernur DKI Jakarta di TGUPP nya dan juga merupakan penasehat hukum di Kubu Prabowo-Sandi. Akankah Paman Birin menang dengan "Mudah" atau malah akan berhadapan dengan "SUSAH", untuk penjelasan atau artikel lebih rinci bisa klik di SIAPA MENANG : Paman Birin VS Deny Indrayana + Bambang Wijayanto
Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Kawasan di Banjarmasin Calap Lagi
SEJUMLAH kawasan di Kota Banjarmasin kembali calap usai diguyur hujan deras, pada Sabtu (29/5/2021). Jika tidak ditangani dengan baik, warga khawatir fenomena ini berujung pada banjir besar seperti yang terjadi awal tahun 2021 tadi.
PANTAUAN jejakrekam.com, Sabtu (29/5/2021) siang, misalnya, air mulai merembes di wilayah Jalan Simpang Anem, Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat serta di pemukiman Kompleks Batu Benawa 3, Teluk Dalam, Banjarmasin Tengah.
Ketinggian air pun rata-rata mencapai mata kaki orang dewasa.
Informasi yang didapati media ini dari warga setempat, kondisi ini baru terjadi hari ini. Tepatnya sejak pagi menjelang siang tadi.
Warga di Jalan Simpang Anem tersebut mengakui bahwa pemukiman tempatnya tinggal memang menjadi langganan banjir. Apabila terjadi hujan cukup deras.
Terlebih, menurutnya di kawasan tersebut cukup berdekatan dengan Sungai Kuin. Sehingga ketinggian air tergantung dari debit sungai.
“Tapi alhamdulillah serapan airnya cepat, jadi calap nya juga cepat surut,” ungkapnya.
Hani pun tak menampik kekhawatirannya, akan banjir dengan ketinggian maksimal seperti yang terjadi pada awal tahun tadi.
Sementara itu, media mencoba menghubungi Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, Hizbul Wathony untuk diminta keterangan.
Sayangnya, hingga kini belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Doyo Pudjadi, mengaku sudah melakukan berbagai antisipasi terkait ancaman banjir susulan.
“Kita sudah mengerahkan pasukan turbo untuk melakukan pengerukan sungai-sungai, dan ini tujuannya adalah agar sungai pun bisa menampung debit air lebih besar,” ujarnya.
Senada, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, Edy Wibowo juga mengaku telah melakukan berbagai persiapan akan ancaman banjir.
“Seperti biasa, kita melakukan pemantauan, memetakan daerah rawan banjir. Mengingatkan ke masyarakat agar tetap waspada,” ujarnya.
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/05/29/diguyur-hujan-deras-sejumlah-kawasan-di-banjarmasin-calap-lagi/
Bawa-bawa Nama Abah Guru Sekumpul, Badai Penolakan Berhembus Kencang di Martapura
SEPULUH hari menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU), badai penolakan berhembus kencang di Martapura. Para ulama, habaib, guru, dan bahkan masyarakat secara serentak menyatakan keberatan atas maneuver politik membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul untuk membenarkan tudingan bahwa 70% warga Banjar pelaku politik uang.
“SAYA sangat-sangat kecewa dan keberatan dengan sikap yang merendahkan masyarakat Kabupaten Banjar dan khususnya Martapura sebagai Kota Serambi Mekah. Dengan ini saya menyatakan bakal menjaga kehormatan para habaib dan ulama kami, karena mereka panutan kami. Serta akan menjaga Martapura dari sikap-sikap orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan memanfaatkan keadaan seperti ini,” tegas Habib Muhammad bin Hasan Bahasyim, di Martapura, Minggu (30/5/2021).
Hal senada disampaikan Habib Umar bin Hasan Bahasyim. “Kami sebagai warga Martapura Kabupaten Banjar keberatan dengan yang menyebarkan stiker bertulis ambil uangnya jangan pilih orangnya. Karena stiker itu berarti anjuran kepada masyarakat agar tidak memilih. Menurut saya, masyarakat Banjar justru jangan sampai golput. Kita justru harus memilih dan tetap pergunakan hak suara dengan ikut mencoblos,” himbau Habib Umar.
Bahkan Habib Umar secara pribadi menyatakan justru semakin tertantang untuk memenangkan Paman Birin gara-gara tudingan bahwa 70% masyarakat Banjar pelaku politik uang. “Kami warga Banjar, khususnya Martapura, bakal memilih Paman Birin bukan karena duitnya. Kita Insya Allah memilih calon terbaik untuk kemajuan Kalsel,” tandas Habib Umar.
Guru Ahmad dari Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar pun demikian. “Ulun Guru Ahmad sebagai warga Kecamatan Mataraman dan ulun murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima atas pernyataan yang mengatakan bahwa masyarakat Kabupaten Banjar 70% menjual suara atau pelaku money politics. Kami bakal tetap memilih Paman Birin meski tanpa uang. Mudah-mudahan dengan berkat Abah Guru Sekumpul, Paman Birin menang,” doa Guru Ahmad.
Sedang dari Mataraman juga disampaikan Haji Ahmad Sadzali. “Ulun Haji Ahmad Sadzali dan masyarakat Mataraman selaku murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima dengan pernyataan yang mengatakan 70% masyarakat Banjar menjual suara atau pelaku money politics dalam pemilihan Gubernur Kalsel. Untuk itu kami Insya Allah justru akan mendukung Paman Birin tanpa politik uang atau money politics,” tegas Haji Ahmad Sadzali.
Pernyataan keberataan juga muncul dari Kecamatan Astambul. “Ulun atas nama Guru Haji Udin bin Haji Muhammad Yusuf, warga Astambul yang juga murid Abah Guru Sekumpul, keberatan atas perkataan bahwa 70% masyarakat Banjar penjual suara. Kami justru akan memilih Paman Birin tanpa uang!” kata Guru Haji Udin.
Pernyataan ramai-ramai dari masyarakat menentang pun beredar viral di medsos. “Kami sebagai warga Kabupaten Banjar, para muhibin, habaib dan ulama sangat kecewa dengan pernyataan atas tudingan 70% warga Banjar memilih karena uang. Itu sangat tidak benar! Tidak akan mengurangi niat dan hati nurani kami untuk memilih Paman Birin,” begitu pernyataan sikap masyarakat tersebut.
Bahkan maneuver membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul dinilai telah merusak nama baik ulama kharismatik yang karomahnya sangat dihormati masyarakat Banjar dan bahkan Kalsel tersebut. “Kami masyarakat Martapura sangat-sangat keberatan atas pernyatan yang membawa nama-nama Abah Guru Sekumpul untuk menuding politik uang. Sebab itulah kami tidak terima dengan tudingan bahwa 70% warga Martapura pelaku politik uang. Pernyataan itu merusak nama baik masyarakat Martapura, khususnya nama baik Guru Besar Martapura yang sangat kami hormati. Sekali lagi kami memilih bukan karena uang!,” tegas masyarakat Martapura itu.
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/05/30/bawa-bawa-nama-abah-guru-sekumpul-badai-penolakan-berhembus-kencang-di-martapura/
Versi Survei Unggul 59,9 Persen Unggul di PSU Dinilai Bisa Jadi Bumerang bagi BirinMu
PENELITI senior Jaringan Suara Indonesia (JSI), Dirham Zain meminta agar tim pemenangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor-Muhidin tidak perlu terlena dengan hasil survei yang menyatakan prediksi kemenangan pada pemungutan suara ulang (PSU) nanti.
MANTAN Staf Ahli Gubernur Kalsel era Sjachriel Darham ini menegaskan hasil survei dari lembaga riset Charta Politika yang dipubliksikan Ketua Tim Pemenangan paslon nomor urut 01 Sahbirin Noor-Muhidin (BirinMu), Rifqinizamy Karsayuda, patut dicermati.
Kenapa? Menurut Dirham, karena wilayah PSU memang merupakan basis massa pendukung BirinMu namun dianulir Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga terjadi pengurangan suara dan akhirnya sementara dimenangkan kubu penantangnya, Denny Indrayana-Difriadi Darjat (H2D) dengan selisih lebih dari 22 ribu suara.
“Berdasar keterangan dari Rifqinizamy Karsayuda dari wilayah PSU di 7 kecamatan, menempatkan BirinMu unggul dengan 59,9 persen, sementara rival politiknya Denny Indrayana- Difriadi Darjat (H2D) 22, 1 persen. Sedangkan, sisanya 18 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab (rahasia). Bagi saya, hasil survei itu benar dan dapat dipercaya,” ucap Dirham Zain kepada jejakrekam.com, Minggu (30/5/2021).
Alasannya sederhana, papar Dirham, karena wilayah yang disurvei merupakan basis pendukung Sahbirin-Muhidin. Hanya saja, persentase tingkat keterpilihan (electability) belum terkoreksi dengan stok suara yang dimiliki oleh lawan politiknya, H2D dengan 22.286 suara pasca putusan MK.
“Jika kemudian, ternyata terjadi penambahan suara pada paslon 02 (H2D), maka secara otomatis akan berimbas terhadap penurunan elektabilitas dalam persentase tertentu bagi paslon 01 (BirinMu),” ungkap Dirham.
Menurut dia, yang perlu dianalisis adalah mengenai pemilih yang tidak tahu/ tidak menjawab sekitar 18 persen itu kemana arahnya.
“Apakah ke paslon nomor 01 (BirinMu) atau malah ke 02 (H2D)? Berdasar kajian empiris yang sering kami lakukan di JSI, justru swing voters atau pemilih yang tidak menjawab dalam survei tersebut lebih dominan ke paslon penantang,” papar Dirham.
Ia mengakui survei merupakan pendekatan modern dalam politik, termasuk pilkada guna memotret persepsi dan dukungan pemilih. Tapi, beber Dirham, problemanya adalah apakah hasil survei akan berbanding lurus dengan hasil pilkada? “Maka jawabannya adalah belum tentu,” cetus Dirham lagi.
Masih menurut dia, publikasi hasil survei yang dilakoni tim pemenangan kubu petahana apakah bisa memengaruhi pemilih, maka jawabannya bisa iya.
“Bisa berdampak positif dan bisa pula negatif. Kalau positif, berarti tidak masalah karena memang itu yang diharapkan. Tetapi yang perlu dikaji itu implikasi negatifnya, dan bukan tidak mungkin kubu rival politik akan memanfaatkan hasil survei tersebut dengan strategi politik counter attack (serangan balik). Hal ini akan justru menjadi bumerang bagi paslon 01. Kemudian pengaruh negatif lainnya, karena alasan merasa menang dalam survei, lantas sebagian pemilih Sahbirin-Muhidin tidak datang ke TPS di hari pemungutan suara, ini jelas celaka!” urai Dirham.
Untuk itu, Dirham menegaskan data survei itu bukan sekadar dibaca, sejatinya perlu dianalisis dan diterjemahkan dalam sebuah strategi pemenangan.
“Seharusnya, hal ini perlu dilakoni tim pemenangan Sahbirin-Muhidin adalah pada kisaran berapa persen suara yang harus diraih di wilayah PSU agar bisa mengunci kemenangan, dan secara simultan lebih kreatif menepis isu yang dimainkan oleh kubu rival politiknya,” kata Dirham.
Ia membaca ada tiga isu yang dikemas kubu lawan incumbent adalah soal kepemimpinan yang tidak kredibel, kecurangan petahana dalam pilkada, dan dugaan kebohongan.
“Tiga isu politik ini perlu ditepis oleh tim atau relawan paslon 01. Jadi, kesimpulannya, elektabilitas incumbent 59,9 persen dalam survei tersebut belum aman,” tegas Dirham.
Bagi dia, mengenai siapa yang akan terpilih menjadi Gubemur dan Wakil Gubernur Kalsel sangat tergantung pada kecerdikan strategi politik, tingkat partisipasi dan kehadiran pemilih di hari pemungutan suara ulang (PSU) pada Rabu 9 Juni 2021 nanti.
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/05/30/versi-survei-unggul-599-persen-unggul-di-psu-dinilai-bisa-jadi-bumerang-bagi-birinmu/
Denny Indrayana Buka Suara Tanggapi Tudingan Pendiskreditan Ulama
CALON Gubernur Kalimantan Selatan, Denny Indrayana, buka suara soal beragam unggahan di medsos yang memosisikan dirinya seakan melakukan pendiskreditan ulama dan masyarakat Kalimantan Selatan ketika memberi paparan tentang fenomena politik uang.
DALAM keterangan terbaru yang diterima jejakrekam.com, pada Minggu (30/5/2021), Denny menyatakan bahwa ia menyayangkan isu-isu tersebut. Ia bilang, unggahan yang beredar merupakan pelintiran dari pernyataan dirinya.
“H2D menyayangkan dengan telah beredarnya berbagai pelintiran pernyataan-pernyataan Haji Denny anti politik uang yang dibuat seakan-seakan mendiskreditkan ulama dan masyarakat Kalsel,” kata dia.
Denny bilang, H2D konsisten sejak awal melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi praktik politik “betetapalan” atau politik “besesogokan” dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan.Pengutipan hasil survey dan sejenisnya itu, kata Denny, hanya untuk menunjukan bahwa ada praktik politik uang yang masih terjadi dan sebagai umat beragama kita harus konsisten untuk melawannya.
“H2D juga tentu memberikan apresiasi kepada masyarakat Kalimantan Selatan yang pada tanggal 9 Desember telah memberikan suara yang signifikan kepada kami sehingga kemudian memiliki peluang untuk memenangkan Pilgub Kalsel,” ujarnya.Di satu sisi, Denny menegaskan sosialisasi prinsip anti politik justru adalah ikhtiar untuk melaksanakan ajaran-ajaran yang telah digariskan oleh para guru dan habaib yang dengan tegas sering memberikan pesan untuk tidak melakukan politik “betetapalan” atau politik “besesogokan” dalam memilih kepala daerah.
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/05/30/denny-indrayana-buka-suara-tanggapi-tudingan-pendiskreditan-ulama/
Tanpa Dihadiri AnandaMu, Ibnu Sina-Arifin Ditetapkan Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin Terpilih
DENGAN mengumbar senyum, Ibnu Sina bersama Arifin Noor pun menerima keputusan KPU Kota Banjarmasin sebagai Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin terpilih periode 2021-2025.
RENTETAN panjang memang harus dilewati sang incumbent untuk kembali menakhodai Balai Kota di periode kedua. Saat periode pertama bersama sahabatnya di DPRD Kalsel, Hermansyah dari Fraksi PDIP. Kini, Ibnu Sina di periode kedua didampingi bekas anak buahnya, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin.
Dalam rapat pleno penetapan Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin terpilih digelar secara terbuka di Ballroom Hotel G’Sign,Minggu (30/5/2021) malam. Tampak kompak. Mengenakan kostum khas putih bergaris sasirangan, Ibnu Sina-Arifin merupakan satu-satunya paslon yang hadir di acara pleno penetapan ini.
Sedangkan, rivalnya, Hj Ananda-Mushaffa Zakir (AnandaMu) yang dua kali menggugat hasil kemenangan Ibnu Sina-Ariffin Noor di Pilwali Banjarmasin, tak hadir. Sedangkan, dua paslon lainnya, Abdul Haris Makkie-Ilham Noor dan Khairul Saleh-Habib Ali Alhabsyi juga absen.
Namun, tanpa kehadiran paslon lain, ditegaskan Ketua KPU Kota Banjarmasin Rahmiyati Wahdah, hal tersebut tak menjadi masalah. Meski tidak ada konfirmasi dari yang bersangkutan. “Yang pasti kita sebagai penyelenggara sudah mengundang semua paslon,” ucap Rahmiyati.Dengan adanya rapat pleno penetapan Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin, Rahmi bilang tugas KPU telah usai dalam pilkada serentak 2020, meski dua kali harus menghadapi gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) dari pihak AnandaMu.
Selanjutnya, agenda pelantikan bakal diputuskan oleh DPRD Kota Banjarmasin, sebagai lembaga berwenang. “Usulan pelantikan kami serahkan malam ini juga, jadi selanjutnya tinggal DPRD Banjarmasin yang menentukan,” ujar Rahmiyati.
Sementara itu, Ibnu Sina mengaku bersyukur usai ditetapkan sebagai Walikota Banjarmasin terpilih setelah melewati sederet drama dan konflik yang sangat panjang. Menurutnya, saat ini kontestasi di Pilwali Banjarmasin telah usai, tak ada lagi paslon 01, 02, 03 atau 04. Meski ketika rapat pleno penetapan tadi, tak ada satupun paslon lain yang hadir.“Kami berharap di sini tadi bisa bertemu semuanya. Tapi partai-partai pengusung kan hadir juga ya tadi. Jadi ini menurut kami sudah cukup kebersamaan kita tetap ada,” ucapnya
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/05/30/tanpa-dihadiri-anandamu-ibnu-sina-arifin-ditetapkan-walikota-dan-wakil-walikota-banjarmasin-terpilih/
Ustad Somad: Saya Menang
Pekanbaru, Gatra.com - Ustad Abdul Somad (UAS) menanggapi santai hasil
pilkada di Riau 2020, yang menyuguhkan kekalahan calon kepala daerah
yang didukungnya versi hitung cepat.
Bukan menyorot kekalahan dari pasangan calon yang diusungnya, ulama
kawakan itu mengaku sudah menang sejak awal. Menurut Ustad Somad ada
beberapa hal yang membuatnya merasa menang, bahkan sebelum tahapan
pencoblosan.
"Saya sudah menang sebelum pencoblosan. Karena saya menang melawan godaan uang, mobil dan jabatan. Saya juga merasa menang
lantaran tidak bersikap diam dan mencari selamat," urainya melalui pesan tertulis, Kamis (10/12).
Selain karena faktor-faktor diatas, UAS mengaku kemenangannya juga
dilatari keberaniannya lantaran mengacuhkan saran-saran dari Jakarta.
"Saya sudah menang sebelum pencoblosan, sebab saya menang melawan pesan-pesan dari Jakarta: UAS jangan berpihak," jelasnya.
Menurut UAS, Allah hanya menilai perjuangan bukan hasilnya. Oleh sebab
itu dia tidak ambil pusing dengan perundungan yang menerpanya di media
sosial.
"Dibully, dihina dan dicaci maki di media sosial itu menyadarkan diri
saya bahwa saya bukan siapa-siapa. Jika terus dimuliakan, disanjung
lama-lama saya bisa jadi Fir'aun, " tegasnya.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, UAS menyuarakan dukunganya untuk
sejumlah cakada di Riau. Dari empat dukungan yang diberikan, hanya satu
peluang menang yang lebih besar, Paisal-Amris di pilkada kota Dumai.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Riau, Tito Handoko,
mengatakan hasil pilkada serentak 2020 di Provinsi Riau akan
mempengaruhi persepsi publik terhadap Ustad Abdul Somad (UAS).
Tito menilai ada resiko yang mengintai reputasi UAS, seiring berakhirnya
ajang pilkada 2020. Resiko tersebut menurutnya berkaitan dengan sejauh
mana efek politik yang berhasil digerakan UAS, untuk pasangan yang
didukung nya.
"Kalau pasangan yang didukung UAS kalah, tentu juga akan berdampak pada
UAS itu sendiri. Bagaimana pun hasil perolehan paslon tersebut, sedikit
banyaknya merefleksikan pengaruh UAS," ungkapnya kepada Gatra.com
melalui sambungan seluler, Rabu (9/12).
Sumber Utama : https://www.kaskus.co.id/thread/5fd462e87414f5314924a410/ustad-somad-saya-menang/
Re-post by MigoBerita /Senin/31052021/11.45Wita/Bjm