» » » » » » BONGKAR Fakta Farid Okbah Ustadz Radikal yang "Menyusup" di MUI

BONGKAR Fakta Farid Okbah Ustadz Radikal yang "Menyusup" di MUI

Penulis By on Selasa, 16 November 2021 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - BONGKAR Fakta Farid Okbah Ustadz Radikal yang ditangkap Densus 88, dimana Fadli Zon yang selalu nyinyir kepada Pak Jokowi walau junjungannya Pak Prabowo dari GERINDRA sudah masuk gerbong pemerintah dan malah jadi menteri Presiden Jokowi dan Masih ingatkan, Fadli Zon menginginkan pembubaran Densus 88. Nah..agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas artikel yang telah kita kumpulkan. Disertasi OKI SETIANA DEWI kaka Youtuber RIA RICIS membongkar PERAN Ustadz FARID OKBAH  dan ustadz-ustadz lainnya dengan  judul “Pengajian  Selebritas Hijrah Kelas Menengah Muslim (2000-2019):
Respons Atas Dakwah Salafi dan Jamaah Tabligh”  bisa dibaca di link ini https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54401/1/OKI%20SETIANA%20DEWI%20-%20SPs.pdf

Farid Okbah, Ahmad Zain, & Anung Al-Hamad Resmi Tersangka Dugaan Terorisme, Berperan Penting di JI

BANJARMASINPOST.CO.ID - Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang pemuka agama di Bekasi, Selasa ( 16/11/2021) pagi.

Mereka adalah Ustaz Farid Okbah, Ustaz Ahmad Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamad.

Ketiganya saat ini telah ditetapkan Densus 88 sebagai tersangka dalam kasus dugaan terorisme.

Menurut hasil pemeriksaan dan pengembangan kasus terorisme yang sedang diselidiki Densus 88, ketiganya diduga terlibat dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Bahkan diduga mereka memiliki peran penting di kelompok JI itu.

Hal itu disampaikan Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, saat dikonfirmasi Tribunnews, Selasa (16/11/2021). "Sudah (ditetapkan tersangka," ujarnya singkat.

Densus 88 mengamankan Farid Okbah, Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamad, di tempat terpisah di Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11/2021).

Di JI, mereka memiliki peran penting.

Apa saja dan bagaimana peran ketiganya?

1. Ustaz Farid Okbah

Farid Okbah diketahui merupakan tim sepuh atau Dewan Syuro JI.

Hal ini disampaikan Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan.

"Keterlibatannya FAO merupakan tim sepuh atau Dewan Syuro JI," ungkap Ramadhan saat dikonfirmasi Tribunnews, Selasa.

Tak hanya itu, Farid Okbah juga tergabung di Lembaga Amil Zakat BM Abdurrohman bin Auf (LAZ-ABA) sebagai anggota dewan syariah.

LAZ-ABA sendiri merupakan yayasan yang terafiliasi dengan JI.

Ustaz Ahmad Farid Okbah saat ceramah di sebuah acara yang ditayangkan di Youtube.
Ustaz Ahmad Farid Okbah saat ceramah di sebuah acara yang ditayangkan di Youtube. (Youtube Tafaqquh Online)

Yayasan ini bertugas mengumpulkan dana dari masyarakat.

Lebih lanjut, Ramadhan mengungkapkan Farid Okbah juga pernah mengikuti pertemuan di Islamic Center Bekasi pada 2009.

Dalam pertemuan itu, ia diduga memberi pembinaan kepada kader JI.

"FAO menyampaikan bahwa seharusnya dalam pembinaan para kader Jamaah Islamiah harus maksimal agar ketika sudah dimasukan ke dalam bidang-bidang Jamaah Islamiyah dan ditempatkan di berbagai tempat di Indonesia tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik," beber Ramadhan.

Selain itu, Farid Okbah pernah memberi solusi pada tersangka teroris JI lainnya yang telah ditangkap, Arif Siswanto.

Solusi itu, kata Ramadhan, diberikan setelah pimpinan JI, Aji Parawijayanto, diamankan.

"FO memberikan solusi untuk membuat wadah baru. Adapun partai yang dibentuk oleh FOA dan AZ adalah Partai Dakwah Rakyat Indonesia," tandasnya.

2. Ustaz Ahmad Zain An-Najah

Ahmad Zain An-Najah
Ahmad Zain An-Najah (YouTube/Rohis Al-Mahkamah)

Sama seperti Farid Okbah, Ahmad Zain An-Najah juga merupakan Dewan Syuro JI.

Ahmad Zain juga tergabung dalam LAZ-ABA.

Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah yayasan tersebut.

"AZ keterlibatannya Dewan Syuro JI," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Selasa, dilansir Tribunnews.

"Dia juga keterlibatannya sebagai Ketua Dewan Syariah LAZ BM Abdurrahman Bin Auf," lanjutnya.

3. Ustaz Anung Al-Hamad

Ustaz Anung Al-Hamad
Ustaz Anung Al-Hamad (nurulhudakaffah.com)

Mengenai peran Anung Al-Hamad, Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, mengatakan ia adalah anggota pengawas Perisai Nusantara Esa di tahun 2017.

Perisai Nusantara Esa adalah sayap organisasi JI.

"Keterlibatan AA merupakan Anggota Pengawas Perisai Nusantara Esa tahun 2017," katanya, Selasa, dilansir Tribunnews.

Selain pengurus Perisai Nusantara Esa tahun 2017, ia juga tergabung dalam pengurus JI dan bertugas mengawasi anggota.

"Pengurus Atas sebagai Pengawas kelompok Jamaah Islamiyah," ujar Ramadhan.

MUI Kaget Anggotanya Ada yang Ditangkap Densus 88

Sementara itu, penangkapan Ahmad Zain yang merupakah pengurus Majelis Ulama Indonesia bikin geger. Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas, mengaku kaget saat mengetahui satu diantara anggotanya ditangkap Densus 88 terkait terorisme.

Ia adalah Ahmad Zain An-Najah, anggota Komisi Fatwa MUI pusat.

Tak hanya soal Ahmad Zain, Anwar juga kaget mendengar Farid Okbah dan Anung Al-Hamad diamankan.

Pasalnya, menurut Anwar, ketiga tokoh tersebut anti kekerasan.

"Sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah seorang ulama yang anti dengan tindak kekerasan, tapi kok dia ditangkap oleh Densus 88," kata Anwar dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Selasa.

Karena itu, ia meminta Polri agar menjelaskan secara detail terkait penangkapan ketiga tokoh tersebut.

Lantaran, menurutnya, jika Polri tak memberikan penjelasan, hal ini akan mencoreng nama baik pemerintahan Jokowi karena akan dianggap telah melakukan kriminalisasi pada ulama.

Sekjen MUI Anwar Abbas
Sekjen MUI Anwar Abbas (Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)

"Sebab kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik Presiden Jokowi."

"Sebab meskipun yang bertindak ini adalah Densus 88 tapi yang terkena getahnya tentu adalah Presiden Jokowi," terangnya.

Lebih lanjut, Anwar merasa yakin Jokowi tak terlibat dengan penangkapan ketiga ulama yang dikenalnya.

Oleh karenanya, ia meminta pada pihak yang terlibat agar menjaga nama baik Jokowi dalam kasus ini.

"Tapi betulkah Presiden Jokowi yang telah memerintahkan penangkapan ini?"

"Saya terus terang tidak yakin dan tidak percaya. Saya tidak yakin presiden jokowi akan memerintahkan hal itu," katanya.

"Untuk itu, saya meminta kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penangkapan ini supaya juga menjaga nama baik Pak Jokowi sebagai Presiden agar beliau bisa bekerja dengan tenang untuk mengatasi masalah-masalah yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa ini dan jangan beliau diganggu serta terganggu oleh hal-hal yang seperti ini," tuturnya.

Saat ini pemeriksaan terhadap para tersangka masih terus dilakukan Densus 88. Penangkapan para tersangka ini, menyusul penangkapan sejumlah terduga teroris yang dilakukan belum lama ini di sejumlah daerah.

Para tersangka juga diduga terlibat dengan Jemaah Islamiyah.

Farid Okbah, Ahmad Zain, & Anung Al-Hamad Resmi Tersangka Dugaan Terorisme, Berperan Penting di JI
kolase youtube.
Ustaz Farid Okbah, Ustaz Ahmad Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamad yang ditangkap Densus 88, Selasa (16/11/2021).

Sumber Utama : https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/11/16/farid-okbah-ahmad-zain-anung-al-hamad-resmi-tersangka-dugaan-terorisme-berperan-penting-di-ji?page=all

Ustaz Farid Ahmad Okbah Ditangkap Densus 88 Usai Sholat Subuh, Jabat Ketum PDRI

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Densus 88 Mabes Polri menangkap Ustaz Farid Ahmad Okbah atau Ustaz Farid Okbah. Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia ( PDRI) itu ditangkap di rumahnya di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021).

Pertama kali, kabar penangkapan Ustaz Farid Okbah diketahui setelah beredar di media sosial. Namun saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengaku belum mengetahui kabar tersebut.

Pihaknya pun belum mendapatkan data dari tim Densus 88 terkait kronologi penangkapannya.

Hanya, dijelaskan bahwa biasanya penangkapan terduga teroris berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengembangan yang ditangkap Densus 88 sebelumnya.

"Nanti apabila sudah ada data lengkapnya akan kita sampaikan ke teman-teman. Tolong bersabar. Kita sedang lakukan pemeriksaan terhadap kasus tersebut," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Berdasarkan informasi yang beredar di sosial media, Ustaz Farid Okbah ditangkap selepas salat Subuh pada Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Peran 5 Terduga Teroris Jatim yang Ditangkap Densus 88, Ada Instruktur Menembak

Baca juga: Densus 88 Kembali Tangkap 2 Teroris di Jawa Timur, Kini Total Menjadi 5 Orang

Namun, belum diketahui lokasi penangkapan Ustaz Farid Okbah tersebut.

Kabar penangkapan Ustaz Farid Okbah dibenarkan Tim Pengacara Muslim (TPM) seperti dilansir sejumlah media.

Ustaz Farid Okbah dijemput Densus 88 selepas melaksanakan Salat Subuh.

Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Ini Sosok Ustaz Farid Okbah yang Dikabarkan Ditangkap Densus 88 Pagi Tadi, dikutip dari berbagai sumber, Ustadz Farid Akhmad Okbah merupakan salah satu tokoh Islam pendiri organisasi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Selain aktif di MIUMI, ia juga menjabat sebagai ketua Dewan Pengurus Yayasan Alislam.

Yayasan ini bermula dari kegiatan pengelolaan dakwah melalui dunia maya yaitu di situs www.alislam.or.id yang mengudara kali pertama pada 12 Desember 1998.

Ustaz Ahmad Farid Okbah saat ceramah di sebuah acara yang ditayangkan di Youtube.
Ustaz Ahmad Farid Okbah saat ceramah di sebuah acara yang ditayangkan di Youtube. (Youtube Tafaqquh Online)

Pada tahun 2005, Yayasan Alislam membangun sebuah Islamic Center di daerah Jati Melati, Pondok Melati, Bekasi.

Ustadz Farid Okbah terkenal sebagai pakar syiah yang lantang menyuaraan bahwa syiah bukanlah Islam.

Berikut profil singkat Ustadz Farid Okbah:

Nama: Farid Ahmad Okbah

Lahir: Bangil, 5 Mei 1963

Pendidikan:

- Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (ABA) tahun 1983

- Akademi Bahasa Asing tahun 1987

- S2 Politik Islam tahun 2002

Baca juga: Densus 88 Tangkap Lagi 4 Tersangka Teroris di Lampung, Biayai Aksi Terorisme dari Kotak Amal

Baca juga: Densus 88 Tangkap Mantan Pegawai Kimia Farma Terkait Terorisme, Jadi Pengurus Jamaah Islamiyah

Pengalaman Dakwah:

- Direktur Islamic Centre Al-Islam (pesantren khusus para dai)

- Pengasuh kajian Tauhid Radio DAKTA FM

- Imam Islamic Society Dee Why Sydney - Australia (sampai tahun 1992)

- PP Al-Irsyad Al-Islamiy (jabatan terakhir Ketua Majelis Dakwah Tingkat Nasional

- Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) DKI Jakarta.(*)

Sumber Utama : https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/11/16/ustaz-farid-ahmad-okbah-ditangkap-densus-88-usai-sholat-subuh-jabat-ketum-pdri?page=all

Ustadz Farid Okbah Tokoh Intoleran Ditangkap, Fadli Zon Kena Sentil

Terkini.id, Jakarta – Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) yang disebut tokoh intoleran, Ustadz Farid Okbah dikabarkan ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Kabar terkait penangkapan Ustadz Farid Okbah tersebut juga disampaikan pegiat media sosial Yusuf Muhammad lewat kicauannya di Twitter, Selasa 16 November 2021. Yusuf Muhammad pun menyebut Ustadz Farid Okbah merupakan tokoh intoleran di Indonesia. 

“Densus 88 Tangkap Ustadz Farid Okbah Tokoh Intoleran Indonesia! Dukung Densus 88!,” cuit Yusuf Muhammad. Dalam kicauannya itu, Yusuf juga menyertakan sebuah link artikel pemberitaan berjudul ‘Densus 88 Tangkap Ustadz Farid Okbah Tokoh MUMI’. 

 Terkait kabar tersebut, Yusuf Muhammad pun lantas menyentil politisi Partai Gerindra Fadli Zon yang menurutnya kerap banyak bicara. “Ayo Fadli Zon dan Abbas mau ngoceh apa lagi. Ngoceh aja terus walau gak berguna sama sekali,” tuturnya. Diwartakan sebelumnya, kabar Ketua Umum PDRI Ustadz Farid Okbah ditangkap Densus 88 Antiteror terkait dugaan terorisme beredar luas di media sosial dan grup WhatsApp. 

Adapun penangkapan tersebut telah dibenarkan oleh Partai Dakwah Rakyat Indonesia lewat rilis resmi mereka yang ditandatangani oleh Dr. Masri Sitanggang selaku Wakil Ketua Umum dan Drs. Yunasdi, MM selaku Dewan Pimpinan Pusat PDRI. Lewat keterangan tertulisnya, PDRI menyebut penangkapan Ustadz Farid Okbah tersebut tidak berkaitan dengan aktivitas kepartaian. “Sehubungan dengan berita yang beredar tentang penangkapan Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia oleh aparat negara di kediaman pribadi rumah beliau, maka melalui Press Release ini kami nyatakan bahwa penangkapan tersebut benar terjadi dan tidak terkait dengan aktivitas beliau sebagai Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia,” demikian rilis resmi PDRI. PDRI juga menyampaikan partai mereka sedang dalam proses pengurusan perizinan untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) Menkumham. Maka dari itu, pihak PDRI menjelaskan aktivitas kepartaian Ustadz Farid Okbah selaku ketua umum partai hanya terkait proses perizinan tersebut di mana hal itu merupakan aktivitas konstitusional yang diperbolehkan oleh hukum di Indonesia. “Adapun aktivitas selain yang tersebut di atas merupakan tanggung jawab pribadi Ustadz Farid Ahmad Okbah di luar dari tanggung jawab dan sepengetahuan pengurus Partai Dakwah Rakyat Indonesia,” ujarnya.
Penulis : Fachri Djaman
Publish : 16 Nov 2021 16:53 WITA

Sumber Utama : https://makassar.terkini.id/ustadz-farid-okbah-tokoh-intoleran-ditangkap-fadli-zon-kena-sentil/



Kajian Rutin Oemar Mita di Rumah Shireen Sungkar
Pada  tahun  2018  Shireen  Sungkar,  istri  Teuku  Wisnu,  mengawali  sebuah
kajian rutin di rumahnya. Sebelumnya memang pernah diadakan kajian rutin Khalid
Basalamah   di   rumah   pasangan   suami-istri   tersebut,   tetapi   akhirnya   kajian   itu
dipindahkan  ke  rumah  Primus  seperti  dijelaskan  sebelumnya.  Kajian  rutin  ini
diadakan  Shireen  atas  dasar  keprihatinan  terhadap  teman-temannya  yang  ingin
belajar  Islam,  tetapi  mereka  sungkan  untuk  datang  ke  pengajian  umum  di  masjid
ataupun kajian khusus selebritas yang biasanya diadakan forum kajian Musawarah.
57(  Forum  kajian  Musawarah  didirikan  oleh  beberapa  orang  artis,  seperti  Dude
Herlino,  Dimas  Seto,  Teuku  Wisnu,  dan  lain-lain  untuk  mewadahi  para  selebritas  dalam
belajar  agama  Islam.  Forum  ini  biasanya  diadakan  sekali  dalam  satu  bulan  atau  dua  bulan.
Pemateri kajian ini beragam, biasanya mengundang pendakwah-pendakwah yang populer di
media sosial semisal Abdul Shomad, Hanan Attaki, Adi Hidayat, Khalid Basalamah, Oemar
Mita, dan lain-lain.)
Halaman 157
Majelis  taklim  sebenarnya  banyak  bangat.  Tapi  aku  kepikiran  karena  ada  banyak
teman yang belum berani ke kajian umum, karena dalam pikiran mereka nanti kalau
belum  kenal  nanti   bakal  diperhatikan.  Apalagi  kebanyakan  teman-teman  baru
pengen  ikut  ngaji,  baru niat  mau  pakai  kerudung,  dan  shalat.  Sebenarnya,  awalnya
diskusi  sama  Zaskia  Adya  Mecca,  bagaimana  ngajak  teman-teman  kajian  tapi
mereka  merasa  tidak  tertekan,  karena  dulu  pernah  diajak  kajian,  mereka  merasa
tidak  enak  dan  malu.  Karenanya,  perlu  dibikin  kajian  yang  lebih  ringan.  Target
Shahabiyat ini orang yang baru belajar agama, bukan yang lama.”
58(Wawancara dengan Shireen Sungkar, Bintaro, 7 November 2019)

Mereka  tidak  mau  datang  ke pengajian  karena  belum  siap  menggunakan  hijab  atau
jilbab,  sementara  kebanyakan  peserta  kajian  di  masjid  ataupun  kajian  Musawarah
pasti  menggunakan  jilbab.  Karena  itu,  Shireen  ingin  mewadahi  teman-temannya
yang  ingin  belajar  Islam  untuk  mengikuti  kajian  di  rumahnya,  meskipun  mereka
belum  menggunakan  jilbab.  Kajian  rutin  ini  diadakan  satu  kali  seminggu.  Forum
kajiannya  diberi  nama  Shahabiyat.  Kajian  ini  sifatnya  tertutup,  tidak  semua  orang
bisa  datang  supaya  mereka  yang  belum  menggunakan  jilbab  tidak  malu  untuk
datang ke pengajian. Sebagian besar peserta kajian ini adalah selebritas. 
Terkait pembentukan kajian, Shireen mengisahkan:
Kajian  Shahabiyat  diadakan  sekali  dalam  dua  minggu,  tiap  Senin  pagi.
Peserta kebanyakan perempuan dan selebritas. Di antara artis yang sering mengikuti
kajian  ini  adalah  Fitri  Tropica,  Fenita,  Kartika  Putri,  Dewi  Sandra,  Dini  Aminarti,
dan lain-lain. Jumlah peserta kajian ada 90 sampai 120 orang.
Pengisi   utama   kajian   Shahabiyat   adalah   Oemar   Mita.   Dia   termasuk
pendakwah  yang  sangat  dekat  dengan  selebritas  hijrah.  Selain  mengisi  kajian  di
Shahabiyat,  Oemar  Mita  aktif  menemani  kegiatan  yang  diadakan  selebritas  hijrah,
seperti  Hijrah  Fest  yang  diadakan  Arie  Untung,  kajian  Musawarah,  dan  lain-lain.
Meskipun  bukan  sebagai  narasumber  utama  dalam  kegiatan  tersebut,  Oemar  Mita
tetap  bersedia  hadir  untuk  meramaikan  acara  yang  diadakan  selebritas  hijrah.  Bagi
Oemar  Mita,  visi  seorang  muslim  bukan  sekedar  menjadi s}a>lih,  tetapi  juga mus}lih.
Artinya,   seorang   muslim   mesti   berpikir   jangka   panjang   untuk   terus-menerus
berkontribusi  terhadap  kebaikan  umat,  terutama  untuk  membimbing  dan  mengajak
orang   lain   ke  jalan   yang   benar.
59
   Karenanya,   Oemar  Mita   merespons   positif kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selebritas hijrah.
Oemar  Mita  lahir  di  Kudus  dan  pernah  kuliah  di  LIPIA  Jakarta.  Dia  juga
pernah  mengikuti  beberapa  kegiatan  daurah  yang  diadakan  ulama  Arab  Saudi  dan
Sudan.  Oemar  Mita  aktif  di  Majelis  Intelektual  Ulama  Muda  Indonesia  (MIUMI)
yang  digagas  Farid  Ahmad  Okbah  dan  Hamid  Fahmi  Zarkasyi,  Majelis  Dakwah
Islam  Indonesia  (Madina),  dan  beberapa  lembaga  dakwah  lainnya.  Bagi  Oemar
Mita,  dakwah  butuh  saling  kerjasama,  karenanya  aktif  dalam  organisasi  dakwah
sangat  penting.  Oemar  Mita  termasuk  orang  yang  sangat  kagum  pada
S}alah  S}awi,
Muh}ammad Ibn S}a>lih al-Uthaymin, dan Abdullah Azzam
.
60
Pengikut   Oemar   Mita   di   media   sosial   sangat   banyak.   Dia   terbilang
pendakwah  Salafi  yang  serius  menggarap  konten-konten pengajian  di  media  sosial.
Konten   pengajiannya   diunggah   di   instagram   dan   youtube.   Sampai   saat   ini,
subscriber
   akun   youtube   Oemar   Mita   sudah   mencapai   162   K   dan   pengikut
instagramnya  809.000.  Konten  yang  disajikan  Oemar  Mita  di  media  sosial  lebih
mudah  diterima  generasi  milenial  karena ringan, santai, dan tidak  kaku. Selain aktif
mengisi pengajian, Oemar Mita juga menulis beberapa buku, di antaranya
Hikmah 2
Umar:  Refleksi  Pesan-Pesan  Spritual  untuk  Mencapai  Kebahagiaan  Hakiki
hasil
kolaborasi  Oemar  Mita  dan  Umar  Faqihuddin,
61
  dan
Golden  Ways  to  Jannah
.
58
 Wawancara dengan Shireen Sungkar, Bintaro, 7 November 2019. 
59
 Wawancara dengan Oemar Mita via WA voice, 26 Agustus 2018. 
60
 Wawancara dengan Oemar Mita, 26 Agustus 2018. 
61
  Umar  faqihuddin  dan  Oemar  Mita,  
Hikmah  2  Umar:  Refleksi  Pesan-Pesan
Spritual untuk Mencapai Kebahagiaan Hakiki
, (Solo: al-Wafi Publishing, 2016). 

Disertasi OKI SETIANA DEWI kaka Youtuber RIA RICIS membongkar PERAN Ustadz FARID OKBAH dengan  judul “Pengajian  Selebritas Hijrah Kelas Menengah Muslim (2000-2019):
Respons Atas Dakwah Salafi dan Jamaah Tabligh”  bisa dibaca di link ini https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54401/1/OKI%20SETIANA%20DEWI%20-%20SPs.pdf











 

Lengkapnya bisa dibaca disini :

Disertasi OKI SETIANA DEWI kaka Youtuber RIA RICIS membongkar PERAN Ustadz FARID OKBAH dengan  judul “Pengajian  Selebritas Hijrah Kelas Menengah Muslim (2000-2019):
Respons Atas Dakwah Salafi dan Jamaah Tabligh”  bisa dibaca di link ini https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54401/1/OKI%20SETIANA%20DEWI%20-%20SPs.pdf

Kumpulan Propaganda Farid Okbah Terhadap Konflik Suriah

LiputanIslam.com — Salah satu tokoh yang getol memberitakan konflik Suriah adalah Ustadz Farid Ahmad Okbah (untuk selanjutnya disingkat FAO). Melalui halaman facebooknya, sang ustadz gencar menyebarkan postingan yang kemungkinan besar akan menggiring opini masyarakat bahwa perang saudara yang terjadi di Suriah adalah perang antara Sunni vs Syi’ah. Tentunya, dalam propaganda berulang ulang yang dilakukan FAO, hampir bisa dipastikan akan selalu di like dan share oleh banyak pengikutnya, sehingga tidaklah mengherankan jika dalam menyikapi masalah Suriah, banyak masyarakat Indonesia yang belum tercerahkan, karena alim ulamanya sendiri yang mendakwahkan pembodohan masal.

Selain di jejaring sosial, ucapan FAO juga acapkali dimuat di media media Islam mainstream yang mendukung pemberontakan Suriah. Arrahmah, pernah menurunkan berita yang bersumber dari FAO bahwa akibat perang saudara di Suriah, penduduk asli harus mengungsi ke negara negara tetangga yang jumlahnya sampai empat puluh lima juta jiwa. Angka yang sangat fantastis. Namun sayang sekali itu adalah klaim palsu, tidak mungkin negara yang jumlah penduduknya sekitar 22 juta jiwa memiliki pengungsi sebanyak itu bukan?

Propaganda berikutnya untuk menunjukkan ‘kekejaman’ Syi’ah, FAO menggunakan sebuah foto sadis, seorang anak yang dimutilasi dengan tubuh bersimbah darah. Setelah di cek dengan menggunakan google image, ternyata foto tersebut adalah foto seorang anak di Brazil yang terbunuh di tahun 2007. Akibat banyak yang protes, postingan itu pun akhirnya dihapus, namun walau telah terbuka kedoknya, FAO masih belum jera untuk mengulangi kesalahannya.

Kemudian FAO menampilkan foto Bashar al Assad dan Sheikh Ahmad Hassoun dengan para pendeta Kristen Ortodoks. Maksudnya ingin menyampaikan, bahwa Syi’ah yang katanya memusuhi Yahudi, adalah bohong semata. Buktinya mereka berpose bersama, yang menunjukkan kedekatan satu sama lain. Ini dipublish untuk membenarkan tuduhan kaum takfiri  bahwa Syi’ah = Yahudi. Sebenarnya harus ada yang diluruskan dari anggapan ini. Umat Islam sesungguhnya tidak membenci Yahudi, bahkan banyak Nabi yang diutus Allah yang berasal dari  Yahudi. Yang dibenci itu adalah zionist Israel yang menjajah bangsa Palestina. Untuk orang Yahudi yang bukan zionist, contohnya dari kelompok Yahudi yang menyebut dirinya Naturei Karta, yang menentang penjajahan Israel, maka mereka adalah hamba Allah yang wajib kita hormati dan kita perlakukan dengan baik. Lalu foto itu sendiri pun bukan merupakan foto orang Yahudi, melainkan orang Kristen Ortodoks jika dilihat dari salib yang dikenakannya. Orang Yahudi tidak memakai salib. Selain itu, Bashar al Assad dan Sheikh Ahmad Hassoun juga bukan Syi’ah, melainkan Alawite dan Sunni.

Belajar dari kasus diatas, maka sudah menjadi kewajiban bagi semua orang untuk berhati hati dalam menerima sebuah berita, kendatipun berita itu disampaikan oleh seorang tokoh agama. Al Qur’an telah mengabarkan, bahwa yang harus kita lakukan pertama kali ketika mendapat sebuah kabar  adalah meneliti kebenarannya. Bagaimana caranya? Bisa dibaca di sini. (ba)

Keterangan foto: Screen shoot dari pernyataan FAO di Arrahmah, bahwa pengungsi Suriah berjumlah 45 juta jiwa.

Arrahmah

 Sumber Utama : https://liputanislam.com/tabayun/kumpulan-propaganda-ustadz-farid-okbah-terhadap-konflik-suriah/

Mengenai info sepak terjang Farid Okbah bisa klik disini https://liputanislam.com/tabayun/kumpulan-propaganda-ustadz-farid-okbah-terhadap-konflik-suriah/

Ustadz Farid Okbah: "SUSI" yang Menyesatkan Banyak Orang

BEKASI (Jurnalislam.com) – Pakar Syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah menegaskan orang yang berpaham "SUSI" lebih berbahaya dibandingkan orang yang berpaham Syiah dalam menyesatkan umat ISlam. Apa itu SUSI? 

"SUSI itu adalah Sunni-Syiah," katanya dalam Tabligh Akbar "Mengenal & Mewaspadai Bahaya Syi'ah" di Aula KH Noer Ali, Islamic Center, Bekasi, Kamis (19/2/2015).

SUSI merupakan orang Syiah yang mengaku sebagai Sunni atau ahlus sunnah. Mereka kerap kali membela Syiah, tetapi tidak mau disebut sebagai Syiah. Ditenggarai mereka melakukan taqiyyah (berpura-pura) seperti yang diajarkan oleh Syiah.

"SUSI ini yang paling banyak menyesatkan umat Islam, kalau mereka perempuan wajar di sebut SUSI, ini laki pakai sorban lagi, terus berpenampilan seperti ulama. maka hati-hati dari SUSI-SUSI ini" sindir Ustadz Farid.

Pria yang mengaku sudah 20 tahun mempelajari pergerakan Syiah ini menegaskan,  fenomena munculnya paham Syiah merupakan api yang dinyalakan oleh iblis. Karena, iblis selalu akan menyalakan apinya untuk menyesatkan umat Islam dengan menggunakan aliran sesat atapun agama-agama selain Islam. "Dan Syiah ini salah satu api yang dinyalakan oleh Iblis," lontarnya.

Dia menjelaskan, munculnya Syiah di dunia bersumber dari seorang Yahudi yang berpura-pura memeluk agama Islam. Yahudi itu bernama Abdullah bin Saba', Abdullah bin Saba' banyak mempengaruhi anak-anak muda hingga akhirnya mampu membunuh Ali bin Abi Tholib Radhiallahu Anhu saat Shalat subuh.

"Maka dari itu Syiah dikenal dengan sebutan agama Syiah Saba'iyah," tuturnya.

Kemudian, diikuti oleh munculnya pecahan-pecahan aliran Syiah yang sangat banyak seperti, Ismailiyah, Zaidiyah, dan Imamiyah. Dengan banyak munculnya pecahan Syiah, hal ini bahwa Syiah merupakan paham sesat.

"Al-Magrizi menyebutkan hingga 300-an jumlah pecahan Syiah. Agama apa ini ? kalau agama benar tidak akan berpecah-pecah terus seperti ini," terangnya.

Sementara, Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau gelar bagi agama Islam sebenarnya, sejak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini tidak pernah pecah menjadi beragam sekte.

"Sejak dari zaman Rasulullah, Sahabat, tabiin sampai kepada kita hari ini, Ahlus Sunnah tetap satu," cetus Ustadz Farid.

Lanjutnya, salah satu faktor Syiah mudah berpecah belah, karena Syiah mengikuti para Imam bukan mengikuti ajaran Nabi sperti Ahli Sunnah. Para Imam-imam Syiah dianggap sejajar kedudukannya dengan Nabi SAW oleh kaum Syiah.

"Mereka meyakini para Imam suci seperti Nabi, sehingga landasan agama Syiah dibangun di atas landasan para Imam,"

Namun, Ustadz Farid mengingatkan bahwa para Imam Syiah sebenarnya adalah ulama Ahlus Sunnah. Tetapi, Syiah mengatasnamakan para Imam dalam membangun ajaran mereka. Syiah kemudian membuat para kitab-kitab atas nama para Imam.

"Tapi kitab itu bukan dari Rasulullah SAW, tetapi kitab itu mereka karang sendiri, seperti Ushulul Kafi," tegas dewan pakar MIUMI ini.Zarqawi | Jurniscom

 Sumber Utama : https://jurnalislam.com/ustadz-farid-okbah-susi-yang-menyesatkan-banyak-orang/

Dr Zain An Najah dan Ustaz Farid Okbah Dikabarkan Ditangkap Polisi

Dr Zain An Najah dan Ustaz Farid Okbah Dikabarkan Ditangkap Polisi

JAKARTA(Jurnalislam.com)—Ketua Majelis Fatwa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Dr. Ahmad Zain An Najah dan Ketua Yayasan Al Islam Bekasi Ustaz Farid Okbah dikabarkan ditangkap Densus 88, Selasa pagi (16/11/2021).

Jurnalis Jurnalislam.com mendapatkan konfirmasi dari pengurus Yayasan Al Islam bahwa kabar penangkapan tersebut benar adanya.“Iya, sekarang pengurusi Al Islam sedang rapat,” kata seorang narasumber kepada Jurnalislam.com. Beberapa kerabat mereka seperti Ustaz Mas’ud Izzul M dalam Facebooknya mengatakan,” Semoga Allah SWT menjaga ikhwan semua, terkhusus para Ustadz, terkhusus lagi Syaikhana Al-Ustadz Farid Ahmad Oqbah, Ustadz Dr. Zain An-Najah, Ust. Dr. Anung al-Hamad,”Belum ada informasi lebih lanjut alasan mengapa para ulama tersebut ditangkap. Dalam situs ahmadzain.com, Dr. Ahmad Zain An Najah merupakan Doktor Jurusan Syariah Alumni Universitas Al Azhar Kairo. Beliau juga merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat. (rep: tomi)

Sumber Utama :  https://jurnalislam.com/dr-zain-an-najah-dan-ustaz-farid-okbah-dikabarkan-ditangkap-polisi/

Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Ustadz Farid Ahmad Okbah

Ustadz Farid Okbah

Ustadz Farid Okbah

LiputanIslam.com — Ulama adalah pewaris Nabi. Sehingga, dalam perjalanan dakwahnya membimbing ummat, haruslah menggunakan pendekatan ala Rasulullah Saw. KH. Subhan Ma’mun Brebes dalam acara Maulid Nabi Saw. dan Harlah NU ke-89 di Kebasen Talang Tegal menyatakan bahwa definisi ulama/ kyai adalah alladzina yandzurunal ummah bi’ainirrahmah (mereka yang memandang ummat dengan pandangan belas kasih).

Mengenal Ustadz Farid Akhmad Okbah

Ustadz Farid Akhmad Okbah, adalah salah satu tokoh Islam pendiri organisasi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Selain aktif di MIUMI, ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Alislam.

Yayasan ini, bermula dari kegiatan pengelolaan dakwah melalui dunia maya, yaitu di situs www.alislam.or.id yang mengudara kali pertama pada 12 Desember 1998. Kemudian, pada tahun 2005, Yayasan Alislam membangun sebuah Islamic Center di daerah Jati Melati, Pondok Melati, Bekasi. Tujuannya adalah untuk membangun kader-kader dakwah yang memiliki aqidah yang lurus dan pemahaman agama yang memadai. Kader-kader dakwah itu digembleng dalam sebuah kegiatan, yaitu Pesantren Tinggi Al-Islam (Ma’had Ali Al-Islam). Kegiatan inilah yang sekarang kemudian menjadi kegiatan utama Yayasan Alislam.

Tujuan yayasan ini dibentuk, antara lain;

  • Membangun, meningkatkan, dan memajukan dakwah Islam.
  • Menjadi salah satu alternatif sarana pendidikan dan pelatihan Islam.
  • Membangun sebuah portal Islam yang menjadi pusat kajian Islam yang memiliki informasi keislaman yang lengkap dan benar.
  • Menjalin persatuan dan kesatuan umat Islam yang masih mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah yang bermanhaj salafush shaleh.
  • Mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya umat Islam.

Sebagai tokoh yang telah malang melintang di dunia dakwah Indonesia, tak mengherankan jika beliau memiliki banyak pengikut. Dan selain berdakwah di dunia nyata, beliau juga aktif di media sosial. Halaman resminya di Facebook, hingga artikel ini diturunkan, telah dilike oleh 22. 828 akun. Sebuah jumlah yang cukup besar untuk mem-viralkan sebuah postingan.

Beliau juga dikenal sebagai ulama anti-Syiah yang gigih. Usahanya untuk membendung mazhab Syiah – yang dianggapnya sesat – telah konsisten ia lakukan selama bertahun-tahun melalui media, seminar, maupun jejaring sosial. Sebut saja Arrahmah, situs ‘Islam’ pendukung kelompok Taliban, Boko Haram, Al-Nusra (yang disebutnya Mujahidin), kerap menjadikan beliau sebagai narasumber.

Melawan Lupa, Antara Farid Akhmad Okbah dan Suriah

Dalam kesempatan kali ini, izinkan kami untuk kembali mengingatkan beberapa hal terkait beliau dan krisis Suriah yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, agar masyarakat Indonesia bisa lebih berhati-hati dan bijak dalam mengambil sikap di waktu mendatang.

Pertama, beliau pernah menyebarkan foto palsu yang berkaitan dengan perang Suriah. Melalui halaman pribadinya, diunggah foto mengerikan (seorang anak yang dimutilasi) dan bersimbah darah. Dalam keterangan foto tersebut, beliau menyebut, “Korban kebiadaban Syiah Nushairiyah di Suriah.” Namun setelah dilakukan penelusuran melalui Google Image, ternyata foto itu adalah anak di Brazil yang terbunuh di tahun 2007. Akibatnya, protes pun bermunculan pada kolom komentar, dan tak lama kemudian, postingan tersebut di hapus. Berikut ini, bukti screenshootnya:

[Gambar ini telah diblur, jika Anda ingin melihat gambar aslinya, silahkan klik tautan ini]

klik untuk memperbesar

klik untuk memperbesar

Kedua, beliau dalam wawancaranya dengan Arrahmah menyatakan, bahwa korban pengungsi Suriah berjumlah 45 juta jiwa. Angka yang sangat besar, namun sayang, itu bohong. Penduduk Suriah hanya berjumlah kurang lebih 23 juta jiwa.

Terkuaknya kebohongan ini telah diekspos masif oleh berbagai blogger independen. Dan menyadari ada kekeliruan disini, akhirnya artikel wawancara tersebut diedit. Angka 45 juta, diubah menjadi 4,5 juta. Perhatikan screenshoot di bawah ini:

Farid Okbah 3

Klik untuk memperbesar

Akuratkah angkat tersebut? Sayangnya, menurut Dakwatuna yang mengutip dari laporan UNHCR, jumlah pengungsi Suriah di pertengahan 2013 berjumlah sekitar 1.6 juta jiwa.

Sedangkan data terbaru dari UNHCR yang dirilis pada 18 Februari 2015, disebutkan bahwa total jumlah pengungsi Suriah (baik yang telah registrasi atau belum) mencapai 3.821.335 jiwa. Jumlah ini, masih dibawah angka 4,5 juta yang diedit tersebut. Maka, darimanakah beliau memperoleh data-data pengungsi yang berjumlah 45 juta/ 4,5 juta tersebut? Adakah beliau menghitung sendiri ke Suriah, Yordania, Turki dan Lebanon?

Ketiga, foto bersama antara Presiden Suriah Bashar al-Assad, Grand Mufti Suriah Syeikh Ahmad Hassoun, dan para pendeta Kristen Orthodx, seperti yang tampak di bawah ini:

Klik untuk memperbesar

Klik untuk memperbesar

Dalam tautan ini, beliau berkata,”KATANYA PALING MEMUSUHI YAHUDI. Kok begitu akrab sekali dlm foto bersama. Gemana menurut anda kaum muslimin…?? Apa seperti ini yang namanya bermusuhan…??”

Sepertinya beliau luput dari memperhatikan kalung salib yang dipakai oleh para pemuka agama tersebut – yang menandakan bahwa mereka adalah pendeta/ tokoh agama Kristen, bukan Yahudi.

Kemudian, berfoto bersama dalam silaturahmi antar agama yang berbeda, bukanlah hal yang tabu. Apalagi, Suriah adalah negara sekuler. Semua kepercayaan boleh tumbuh, bahkan partai komunis juga ada di Suriah. Tetapi pemerintah melarang agama diseret  ke dalam ranah politik, dan karenanya tidak diperkenankan agama atau kesukuan menjadi dasar sebuah partai. Walaupun demikian, fiqh Hanafi menjadi salah satu sumber hukum utama dalam hukum akhwal syakhsiyyah. Tampak di dalam foto, salah satu pendeta tersebut diapit oleh Presiden Assad, dan Grand Mufti Suriah Syeikh Ahmad Hassoun (seorang Muslim Ahlussunah, yang bermazhab Syafi’i).

Dalam sebuah wawancara, murid dari Asy Syahid Syeikh Ramadhan Al-Buthi menyebutkan bahwa toleransi dan kebersamaan antar agama—ataupun antar etnis di Suriah terjalin dengan sangat baik. Suriah memiliki semboyan, al din lillah; wal wathan li al jami’ (agama untuk Allah, negara untuk masyarakat). Ketika tokoh besar Islam meninggal, semua gereja-gereja di Damaskus membunyikan lonceng sebagai tanda belasungkawa. Tokoh tokoh  gereja juga biasa datang dan memberikan sambutan di majelis ta’ziyah ulama-ulama.

Jadi, apa yang membuat beliau mempermasalahkan foto tersebut, dan mengaitkannya dengan permusuhan terhadap Yahudi? Jika kita mengikuti logika beliau, maka bagaimana dengan foto berikut ini?

Aher bersama pemuka Kristen

Aher bersama pemuka Kristen

[Keterangan: Ustadz Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat, yang melakukan safari Natal. Apakah hal ini juga berkaitan dengan Yahudi?]

***

Farid Akhmad OkbahDari ketiga kasus di atas, kita bisa melihat bahwa Ustadz Farid telah pernah melakukan penyesatan dan penyimpangan informasi, yang kemudian, disebarluaskan oleh para pengikutnya. Apakah yang dilakukan beliau sejalan dengan dakwah ala Rasulullah? Di satu sisi, beliau gigih mengajak kepada kebaikan, namun hal itu dilakukan sembari menyebarkan propaganda dan kebencian kepada pihak lainnya.

Dan baru-baru ini di media sosial tersebar info bahwa pada Ahad, 22 Februari 2015 nanti, beliau akan diundang di TVOne dalam sebagai narasumber yang akan mengungkap apa dan bagaimana Syiah — menurut pemahamannya. Beliau, berada dalam posisi sebagai ulama anti-Syiah. Perlu kita tunggu, apakah ini info benar atau hoax. Namun jika benar, perlu dipertanyakan pula, apakah dalam acara tersebut, TVOne juga akan mengundang pihak Syiah — sebagai bentuk cover both side of story?

Jika dikaitkan dengan ilmu hadits, bagaimanakah kedudukan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang pernah atau berulang kali melakukan kebohongan? Lalu, jika kebohongan itu datangnya dari seorang ‘ulama’ terkemuka, masihkah kita bisa percaya padanya? (ba)

Sumber Utama : https://liputanislam.com/tabayun/mengenal-dan-mewaspadai-penyimpangan-ustadz-farid-ahmad-okbah/

Anwar Abbas Protes Penangkapan Ustad Teroris, Jokowi Jadi Target Opini Sesat

Penulis menunggu bagaimana tanggapan Anwar Abbas terkait penangkapan anggota Fatwa MUI oleh Densus 88, karena dia adalah bagian dari MUI yang wakil ketuanya adalah Anwar Abbas. Tapi ternyata Anwar Abbas lebih memilih untuk mengomentari Ustad Farid Okbah. Baiklah tidak apa-apa, mari kita langsung saja bahas satu persatu opini Anwar Abbas.

Sebelumnya harus penulis akui kalau Anwar Abbas ini cukup lihai dan licik dalam menggiring opini. Kadrun pasti akan berdecak kagum dengan semua argumen Anwar Abbas ini, dan tidak sedikit komentar kadrun di medsos serupa dengan opini sesat Anwar Abbas ini. Dilansir CNN Indonesia, Anwar Abbas berkata :

"Kita meminta Densus 88 agar bisa menjelaskan hal ini sejelas-jelasnya kepada publik. Sebab kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik presiden," kata dia, dalam keterangan resminya yang diterima Selasa (16/11).

Komentar penulis : dari sini kita sudah bisa melihat bagaimana Anwar Abbas melakukan ancang-ancang. Targetnya jelas adalah Jokowi.

Liciknya, Anwar Abbas seolah-olah ingin menjaga nama baik presiden Jokowi. Padahal yang dia lakukan adalah sarkasme, dan bisa juga ancaman. Ancaman apa? Anwar Abbas menegaskan kalau sampai Densus tidak bisa menjelaskan penangkapan Ustad Farid kepada publik, maka taruhannya adalah nama baik Jokowi.

"Pertanyaan saya tindakan apa yang telah dilakukan oleh Farid Okbah yang terkait dengan terorisme? Sebab sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah ulama yang anti kekerasan. Tapi kok dia ditangkap oleh Densus 88?" tanya Anwar.

Komentar penulis : kenapa Anwar Abbas bisa yakin Ustad Farid anti kekerasan? Kalau Anwar Abbas tahu ada Ustad yang anti kekerasan, maka logisnya dia juga tahu yang tidak anti kekerasan dong?

Maka menurut penulis, Densus bisa segera interogasi Anwar Abbas karena sepertinya dia paham benar mana Ustad yang anti kekerasan dan yang radikal. Tapi inilah pintarnya Anwar Abbas, dia mengemasnya dengan menggunakan kalimat tanya. Anwar Abbas pura-pura bego dengan bertanya, tapi di sisi lain dia dengan percaya diri menegaskan kalau Ustad Farid anti kekerasan. Muka dua!!

Lebih lanjut, Anwar berharap kepada Densus 88 dapat menemui target mereka terlebih dahulu. Hal itu untuk memberikan peringatan dan penjelasan dengan baik bila melihat orang yang tindakannya dicurigai berpotensi mengarah kepada terorisme.

Komentar penulis : ini tidak ada bedanya dengan koruptor yang meminta KPK berbicara pada mereka dulu sebelum OTT. Kan lucu?

Masalahnya ini Ustad loh, Ustad seharusnya tahu apa yang dia ajarkan dan dampaknya bagi umat yang mendengar. Kalaupun diberi peringatan yakin akan tobat? atau malah mereka balik menceramahi Densus, seperti HTI yang meminta TNI melakukan kudeta kepada pemerintah?

Dengan ditangkap seharusnya si Ustad sudah tahu apa yang dia lakukan adalah salah. Kadang memberi tahu itu tidak hanya cukup dengan lisan, tapi diperlukan sangsi. Kalau sampai tidak paham tindakan yang dia lakukan mengarahkan kepada aksi terorisme, sebaliknya jangan jadi Ustad yang mengajar umat. Bahaya!! Umat diajari sesuatu yang Ustad nya sendiri tidak paham kalau itu adalah ajaran radikal yang mengarah kepada terorisme.

"Sehingga karena yang ditangkap itu adalah ulama sehingga pemerintahan Jokowi telah dianggap oleh sebagian elemen masyarakat telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama karena memang telah banyak ulama , ustadz dan dai yang ditangkap," kata dia.

Komentar penulis : jelas ya sampai sini? Ternyata jurus penggiringan opini Anwar Abbas tidak beda dengan jurus basi para kadrun, yaitu KRIMINALISASI ULAMA. Tidak peduli yang ditangkap Ulama perusuh, gebugin anak orang, terlibat terorisme. Targetnya jelas langsung mengarah kepada Jokowi!!

"Tapi betulkah jokowi yang telah memerintahkan penangkapan ini? Saya terus terang tidak yakin dan tidak percaya. Saya tidak yakin presiden jokowi akan memerintahkan hal itu," tambahnya.

Komentar penulis : inilah hebatnya Anwar Abbas. Setelah berusaha menggiring opini KRIMINALISASI ULAMA, beliau sudah mempersiapkan exit plan. Caranya adalah dengan pura-pura bego, bertanya tapi dia sendiri yang jawab.

Kalau sudah yakin bukan Jokowi yang memerintahkan kenapa harus koar-koar? Jelas tujuannya, agar masyarakat berfikir sisi lainnya, yaitu Jokowi dalang dibalik penangkapan ulama. Selanjutnya tinggal diteruskan oleh kadrun, bahwa Jokowi melakukan kriminalisasi ulama.

Anwar Abbas Protes Penangkapan Ustad Teroris, Jokowi Jadi Target Opini Sesat

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anwar-abbas-protes-penangkapan-ustad-teroris-lwJnXRYaaG

Modyar! PK Mantan Presiden PKS Ditolak MA dan Tetap Jalani Hukuman 18 Tahun Penjara

PKS merupakan Parpol di Indonesia yang coba membranding dirinya sebagai partai yang Islami. Yang menurut hemat penulis partai ini ingin menunjukkan kalau kader-kadernya adalah orang-orang yang soleh dan soleha.

Seperti terlihat dari penampilan kadernya. Ada yang berjenggot. Kemudian kader perempuan mengenakan hijab yang panjang-panjang.

"Untuk itu, pilihlah PKS. Agar bangsa ini kedepannya dipimpin oleh orang-orang soleh". Kura-kura begitu pesan yang ingin mereka sampaikan ke publik.

Tapi yang namanya soleh soleha tidak itu hanya selesai dengan penampilan doang. Yang paling menentukan orang disebut soleh soleha adalah perilakunya.

Percuma bagian atas pakai kerudung kalau ternyata bagian bawah buka warung.

Lantas, apakah benar PKS ini kadernya adalah orang-orang yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa?

Ternyata tidak juga ferguso. Banyak di antara mereka yang justru menyimpang dari jalan dakwah yang sesungguhnya.

Kita ambil contoh Alhuda, Caleg PKS 2019 asal Pasaman Barat. Pada 2019 lalu ditangkap polisi lantaran mencabuli anak kandungnya selama 7 tahun berturut-turut.

Kemudian, ada mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring. Kala itu pernah ketahuan oleh netizen memfollow akun parno di Twitter. Hingga ia dibully rame-rame di Medsos.

"Ada asbak ada guci, diusap lap dibersihin. Lagaknya bak orang suci, akun bokep dipantengin. Bebek ngantri kanan kiri, ngejar bekatul sepiring. Jadi menteri tanpa ngarti, Dia-lah Tifatul Sembiring" ujar pemilik akun Twitter @Yradianto memberikan sindiran telak.

Hahaha

Kader PKS berikutnya yang menyimpang dari perilaku orang-orang soleh adalah Luthfi Hasan Ishaaq.

Si Luthfi ini pada 2013 lalu ditangkap KPK lantaran menerima suap terkait kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

-o0o-

Kalau membaca sekilas memang agak aneh, kok bisa ya Presiden PKS yang biasanya ngurusin dakwah dapat fee kota impor daging sapi?

Ternyata eh ternyata yang jadi Menteri Pertanian kala itu adalah kader PKS, Suswono.

Jadi importir nakal sengaja menyuap si Luthfi ini agar mau mempengaruhi Suswono membuat kebijakan menambah kuota impor daging sapi.

Tapi sungguh sayang, belum juga impor itu terealisasi sudah terendus duluan oleh KPK. Sehingga yang dicyduk hanya Luthfi doang beserta pengusaha yang menyuapnya.

Sementara, Suswono masih aman.

Mantan menteri era SBY itu baru menerima dampaknya ketika ikut Pilkada Brebes 2017. Kala itu ia kalah telak oleh pasangan Idza Priyanto-Narjo. Lantaran namanya sudah tercoreng.

Begitupun PKS juga turut terdampak, kepanjangan nama partai itu diplesetkan menjadi 'Partai Korupsi Sapi' oleh netizen.

-o0o-

Kembali ke Luthfi tadi, ia awalnya divonis 16 tahun penjara oleh Majelis Hakim karena terbukti menerima suap Rp 1,3 miliar dari Rp 40 miliar yang dijanjikan.

Namun bukan Luthfi namanya kalau gak mau yang enaknya saja. Ia terima suap dengan ikhlas tapi tidak terima dihukum. Alias orang ini tipikal mau nyolong tapi tidak mau dipenjara.

Mantan orang nomor satu di PKS itu pun mengajukan kasasi ke Mahkama Agung (MA) dengan harapan dibebaskan atau minimal dikurangi masa hukumannya.

Tapi apa daya. Seperti kata pepatah 'untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak'. Vonis terhadap Luthfi tersebut justru diperberat oleh hakim MA menjadi 18 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.

Dan kalau dia tidak membayar denda tersebut sebagai gantinya dipenjara lagi selama 6 bulan.

Tidak hanya itu, hak politiknya untuk dipilih sebagai pejabat publik juga dicabut oleh hakim MA.

Gak kebayang bagaimana rasanya selama itu mendekam di penjara. Karena sehari gak keluar rumah saja sudah gak enak banget.

Pertanyaannya, apakah Luthfi ikhlas menerima vonis MA itu?

Tentu tidak ferguso. Divonis 16 tahun saja dia tidak bersyukur apalagi 18 tahun penjara.

Jalan lain satu-satunya yang bisa ia tempuh adalah mengajukan Peninjauan Kembali (PK).

Pengacaranya pun Sugiyono mulai menggiring opini bahwa MA telah keliru memberikan vonis 18 tahun penjara terhadap kliennya tersebut.

"Setelah mempelajari putusan pada tingkat kasasi, pemohon temukan alasan-alasan untuk mengajukan PK, adapun alasan-alasan yang sangat menentukan adalah kekeliruan hakim sangat nyata," ujar Sugiyono dengan nada sedikit meyakinkan, (16/12/2020).

Lalu, apa hasil PK tersebut?

Alhamdulillah, lagi-lagi kandas ferguso.

Dengan tegas MA menolaknya.

Makjleb kuadrat!

Makan tuh duit hasil korupsi sapi. Emang enak? Hehehe

Modyar! PK Mantan Presiden PKS Ditolak MA dan Tetap Jalani Hukuman 18 Tahun Penjara

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/modyar-pk-mantan-presiden-pks-ditolak-ma-dan-OLZjPlMUrf

Teroris Ditangkap, yang Ditanya Kapan KKB Ditangkap? Situ Sinting atau Dongo Kuadrat?

Gerah saya melihat ketololan dan kedunguan para kaum bumi peang, golongan kampretus erektus pecandu kencing onta itu tiap kali Densus 88 Antiteror Polri menangkap jaringan teroris di negara ini.

Apalagi kalau yang ditangkap adalah Ustad dan Alim Ulama yang terlibat jaringan terorisme Jamaah Islamiyah, maka para dongo kuadrat itu ramai-ramai mencela pemerintah dengan bertanya, kapan KKB di Papua ditangkap?

Padahal jelas-jelas yang buru KKB di Papua itu aparat gabungan TNI-POLRI. Sedangkan yang menangani teroris itu adalah Densus 88 sesuai amanat Undang-undang.

Kenapa Densus 88 menangkap tiga orang Ustad hari ini, karena ketiga orang itu, baik itu Farid Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat itu terlibat dalam jaringan terorisme yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah.

Farid Okbah dan Anung Al-Hamat adalah Dewan Syuro Jamaah Islamiyah, sedangkan Anung Al-Hamat adalah Pengawas Kelompok Jamaah Islamiyah. Sampai disini jelas, drun?

Nanya kok yang nggak ada hubungannya. Situ sinting atau dongo kuadrat? Apa hubungannya penangkapan jaringan teroris yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah dengan gerakan separatisme KKB di Papua sana?

Para onta dongok itu memposisikan diri mereka sebagai pihak yang paling benar dan terzolimi, ahli manipulasi dan propaganda yang sepertinya sengaja dimunculkan untuk menciptakan manuver isu demi pembenaran gerakan ideologi mereka yang salah kaprah itu.

Pertanyaan mencela mereka itu memang disengaja untuk menyudutkan pemerintah, seolah-olah aparat kalah sama KKB, seolah-olah KKB itu identik dengan Kristen, teroris identik dengan Islamophobia.

Seolah-olah KKB di Papua sana adalah anak emasnya pemerintah, sehingga membiarkan mereka melakukan tindakan teror terhadap warga secara semena-mena.

Apa mereka itu tidak pernah nonton TV atau baca berita-berita di portal-portal berita online sudah banyak anggota KKB yang ditangkap, bahkan ditembak mati dalam berbagai penyergapan yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI-POLRI.

Dikit-dikit ya Allah timpakan laknat kepada rezim Islamophobia ini. Lindungi mereka dari rezim PKI ini, ya Allah. Dikit-dikit Inalillahi wa innailaihi roji'un para Ulama terus difitnah, didzalimi dan ditangkap rezim laknat ini, ya Allah.

Dikit-dikit, ya Allah berilah keadilan kepada Ustad-ustad yang ditangkap, ya Allah. Rezim laknat ini akan menangkap semua Ustad-ustad yang berseberangan dengan rezim ini, ya Allah. Umat Islam selalu dituduh radikal dan ditangkap sama rezim ini.

Dikit-dikit Densus 88 beraninya cuma sama Ustad dan kotak amal, sama teroris KKB di Papua tak punya nyali. Ditunggu kapan teroris KKB di Papua ditangkap Densus 88.

Dikit-dikit ya Allah hancurkan rezim laknat ini yang gagal menumpas teroris KKB di Papua, hutang luar negeri meroket, pejabat negara memanfaatkan Pandemi Corona untuk memperkaya diri dan keluarga. Turunkan azab, ya Allah.

Dikit-dikit ya Allah ada apa dengan negeri ini, kenapa tokoh agama Islam dan umat muslim terus ditangkap dengan tuduhan teroris. Padahal di Papua KKB membunuh aparat dengan sadis, Puskesmas dibakar, tenaga kesehatan dibunuh mati, dunia oh dunia.

Wooii goblok, gerombolan onta ente untung cuma diburu sama Densus 88. KKB di Papua sana diburu sama aparat gabungan TNI-POLRI. Padahal KKB itu gerakan separatisme, namun karena disebut teroris, makanya mereka diburu dan ditumpas.

Masih untung TNI tidak ikut turun tangan basmi gerombolan onta teroris kalian. Sebab, Gerakan gerombolan onta teroris kalian itu adalah ancaman yang serius bagi kedaulatan negara dan masa depan bangsa ini.

Para dongo dan tolol kuadrat itu entah tidak mengerti atau sengaja tidak mau mengerti bahwa mekanisme yang berlaku bahwa Undang-undang Terorisme itu ada pada no.5 tahun 2018 bahwa tugas dan tanggung jawab Densus 88 itu adalah membasmi teroris.

Peran dan tanggung jawab Densus 88 itu khusus memberantas terorisme. Undang-undang yang mengatur mekanisme penanganan terorisme sudah jelas. Jangan pura-pura bego.

Soal masalah KKB Papua, memang betul gerakan KKB itu amat kejam, tapi gerakan tersebut berawal dari gerakan separatis. Makanya kalau otak bodoh, jangan asal ngoceh saja.

Peran dan tanggung jawab Polri cq Densus 88 AT dalam penanggulangan terorisme sudah sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Selain itu, Densus 88 juga masih mendalami penyematan kata teroris kepada KKB di Papua, apakah sudah sesuai dengan amanat UU Nomor 5 itu atau belum.

Sekalipun pemerintah Indonesia memberi label KKB sebagai teroris, namun KKB di Papua itu adalah gerakan separatis negara, bukan gerakan terorisme yang berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah, ISIS, dan lain sebagainya itu.

Itulah sebabnya kenapa Densus 88 masih belum dilibatkan dalam penanganan KKB di Papua. Sebab, melibatkan Densus 88 di Papua untuk memberantas KKB harus sesuai konstitusi Undang-undang yang berlaku sahih dan mengikat di negeri ini. Sampai disini paham, drun?

Teroris Ditangkap, yang Ditanya Kapan KKB Ditangkap? Situ Sinting atau Dongo Kuadrat?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/teroris-ditangkap-yang-ditanya-kapan-kkb-JJpP9LkqiS

Tangkap Teroris, Warga Teringat Anies Yang Menang Pilkada DKI 2017 Hasil Jualan Ayat Mayat

Tangkap Teroris, Warga Teringat Anies Yang Menang Pilkada DKI 2017 Hasil Jualan Ayat Mayat

Salah satu situs penebar kebencian malah menulis judul bahwa Farid Okbah adalah tokoh syiah, padahal dengan segala track recordnya justru Farid Okbah adalah tokoh anti syiah yang menjadi jualannya.

Farid Okbah kerap menghembuskan kebencian dan fitnah kepada syiah, bahkan orang ini menggunakan kasus Suriah yang saat itu sudah berantakan karena kelakuan orang-orang yang berideologi sama dengannya. Sungguh licik ya? Coba simak video singkat ceramah si Farid di link ini: Tinggal klik saja, kalau tidak terbuka tulis di komentar ya, saya akan upload di youtube.

[img]https://i.imgur.com/Sch4MXu.mp4[/img]

https://imgur.com/a/7NApxmz

Farid Okbah bukanlah tokoh sentral yang sangat berbahaya, pasalnya ada lagi orang-orang yang menjadi atasannya atau penyandang dana atas sepak terjangnya selama ini, atau yang kita kenal selama ini dengan istilah Bowher atau bohir.

Iya, ideologi horor ini tidak akan berbahaya kalau tidak didukung dengan logistik yang begitu besar. Ideologi ini sangat tidak cocok tumbuh di negeri tercinta ini karena memang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, sehingga akan keok dengan sendirinya. Tapi karena mereka didukung oleh dana yang begitu besar, sehingga pengaruhnya pun mulai meluas, bahkan mendirikan sekolah, media tivi dan radio, serta sepertinya leluasa masuk ke ormas seperti MUI dan juga bisa bergabung dengan partai sapi.

Maka tidak mengherankan jika mereka nampaknya satu sama lain saling mendukung, misalnya ketika ada terduga teroris ditangkap di Malang atau di Pesantren Tahfizhul Qur'an al Mukmin, Wasekjen MUI waktu itu adalah almarhum Tengku Zulkarnaen mengatakan bahwa “Oknum-oknum di tubuh Densus 88 sudah lama disinyalir sangat anti pada Islam dan umat Islam. Sudah waktunya Densus 88 dibubarkan,”

Pernyataan ini patut dicurigai bukan spontan keluar begitu saja, meskipun itu kelihatannya penuh asumsi, tapi itu merupakan cara agar aksi-aksi mereka atau para teroris itu tidak ditangkap, atau menjadi leluasa menyemburkan jualan khilafahnya dan ideologi terorisnya itu, dan serta memuluskan jalan para politisi busuk yang haus kekuasaan.

Dan saat ini bagaimana tanggapan tokoh MUI yang lain seperti Anwar Abbas? yang dulu nyinyir karena kotak amal penggalangan dana terorisme dibekuk.

Jangan-jangan dia saat ini sudah keringat dingin, mudah-mudahan ngak kencing di celana ya pas menyaksikan berita penangkapan itu. Apakah Abbas lagi memikirkan cara agar bisa menyelamatkan diri setelah melihat teman-temannya mulai dibekuk?

Maka tidak mengherankan jika di MUI ada yang membela para teroris ini, dan melontarkan narasi bahwa pemerintah dan atau Densus 88 anti Islam, ini adalah upaya agar umat yang awam bisa terpengaruh dan lagi-lagi menimbulkan kebencian kepada Densus, padahal pekerjaan Densus adalah dalam upaya menyelamatkan negara dari cengkeraman para penjaja khilafah atau menjaga NKRI dari bahaya laten terorisme.

Ahmad Zain AnNajah adalah anggota komisi Fatwa MUI, dan umat sudah dijejali dengan fatwa-fatwa yang unfaedah, mulai dari fatwa kopi luwak hingga bitcoin, dan ternyata tersangka teroris anggotanya. Jadi sangat berbahaya jika sampai ada fatwa yang dikeluarkan untuk kepentingan politik, misalnya waktu pilkada DKI 2017 yang sampai meloloskan atau memfatwakan haram memilih Ahok, atau bahkan yang pernah menjadi keributan dan akhirnya menimbulkan korban adalah fatwa sesat tentang syiah di Jawa Timur, padahal para ulama kharismatik tidak gegabah mengeluarkan fatwa sesat syiah.

Jadi akhirnya yang sesat bukan syiah-nya, tapi fatwa itu sendiri yang sesat. Ulama dunia saja tidak begitu mudah mengeluarkan fatwa sesat dan kafir kepada para pengikut syiah, apalagi misalnya mensesatkan negara Iran karena pemeluk syiah paling terbesar di negara itu.

Atas penangkapan Farid Okbah dan Ahmad Zain serta AA, mengingatkan kita kembali bahwa ideologi mereka ini tidaklah main-main dan terus melakukan upaya-upaya agar bangsa ini bisa mereka kuasai sehingga dengan mudah menerapkan apa yang mereka yakini, dan sudah pasti mereka hanya akan membuat kerusakan dengan mengatasnamakan tauhid atau agama.

Bayangkan kelau mereka berkuasa, patung-patung dihancurkan, bahkan lambang garuda mereka ingin ganti dan akhirnya kalau itu terjadi bakal sangat kacau, dan kalau sudah kacau, negara luar turun tangan dan pura-pura menawarkan bantuan lalu mereka sepenuhnya mengendalikan bangsa ini, dan kita akan terjajah kembali. Maka jangan sampai itu terjadi. NKRI wajib dijaga.

Upaya aksi-aksi ideologi horor itu sudah lama terjadi, bahkan sebelum pilkada DKI 2017. Hanya saja waktu pilkada itu, mereka sangat pede karena merasa sudah akan menang dan mendekati puncak kekuasaan, pasalnya Anies Baswedan yang mereka dukung telah menang di Jakarta, dan itu berarti bisa meluas hingga menguasai Indonesia. Dan pantas saja mereka ini tidak pernah sepi mengganggu Jokowi yang bekerja dengan giat.

Sungguh menyeramkan ideologi mereka yang merasa paling benar dan memaksakannya kepada orang lain, dan kalau tidak ikut ideologi mereka, maka mereka punya slogan "Halal darahnya" yang berarti bagi mereka yang tidak patuh maka harus dibunuh atau dibantai, benar-benar seperti isis. Sangat mengerikan! pembaca mungkin pernah menyaksikan aksi brutal isis kan?

Dan dari kejadian penangkapan Farid Okbah ini, maka apakah ada keterkaitan antara Anies, JK(Ketua Dewan Mesjid) dan para tersangka teroris ini? Dimana para tersangka ini adalah pendukung Anies di pilkada DKI 2017, dan punya sumbangsih besar dalam memenangkan Anies. Langkah apa yang akan dilakukan Anies dan JK serta para bandar itu? Dalam upaya membersihkan namanya dari keterkaitan dengan tersangka terorisme? Padahal rekam jejak mereka sudah begitu jelas ya? Tetap waspada!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/tangkap-teroris-warga-teringat-anies-yang-menang-imatjWgFzz

(Anies Dipantau Densus?) Ustad Farid Bertemu Anies Sebelum Ditangkap Densus 88

Sejak bulan Agustus hingga beberapa hari ke belakang, ratusan pengungsi Afghanistan berdemo di kantor badan pengungsi PBB (UNHCR). Mereka meminta untuk segera dipindahkan ke negara barat yaitu Amerika, Kanada, Australia. Mereka mengeluh kalau selama ini tidak pernah mendapatkan kepastian hidup di Indonesia.

Sebenarnya sudah bukan rahasia lagi, kalau negara-negara maju menahan para pengungsi ini di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, India dan banyak lagi. Tujuannya jelas, untuk mengurangi dampak sosial dan politik di negara mereka, lalu melimpahkannya kepada negara berkembang seperti Indonesia.

Mereka sudah paham kalau sebagian besar aksi teror dan kekerasan yang terjadi di negara barat, pelakunya kebanyakan adalah warga pengungsi dari negara konflik seperti Suriah, Yaman, Afghanistan dan sebagainya. Maka negara barat mengirim mereka ke negara berkembang. Sialnya, negara berkembang ini bahkan menerima mereka dengan senang hati. Walaupun tidak jarang mereka berulah, seperti contohnya demo pengungsi Afghanistan di India berikut ini :

Sumber : https://republika.co.id/berita/qyal6d377/warga-afghanistan-di-india-menuntut-status-pengungsi

Yang parahnya tidak hanya pengungsi, tapi paham kekerasan, sekaligus dengan teroris terorisnya ikut masuk ke negara berkembang termasuk Indonesia. Kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina contohnya yang berasal dari Afganistan, lalu kelompok JAD yang beraksi di Makassar diduga berafiliasi dengan ISIS di Suriah.

Lalu ada Jamaah Islamiyyah yang dibentuk di Malaysia pada tahun 1993. Kita juga tidak lupa dengan dr. Azhari insinyur asal Malaysia. Aksinya adalah bom Bali 1 dan bom Bali 2, bom malam natal 2000, serta bom Marriot 2003. Malaysia sendiri mengetahui bahayanya para teroris ini, sehingga mereka sering import ke Indonesia.

Hal ini demi mewujudkan proyeksi ekonomi Malaysia yang akan jadi negara maju pada 2020, sedangkan Indonesia diprediksi baru pada tahun 2042 menjadi negara maju. Makanya jangan heran kalau Zakir Naik dikecam di sana, sedangkan di Indonesia malah dipuji-puji.

Sumber : https://investor.id/archive/malaysia-jadi-negara-maju-2020-ri-baru-2042

Satu lagi negara yang mengimport paham radikal ke Indonesia adalah Arab Saudi. Jadi jangan aneh kalau Arab Saudi makin moderat, tapi Indonesia makin lebih Arab dari Arab. Karena memang paham kekerasan mereka di import ke Indonesia, ulama radikal di Saudi banyak yang dihukum mati, sedangkan di Indonesia malah dipuja-puja. Sehingga paham radikal ini mudah masuk ke Indonesia.

Nah sekarang kita masuk ke bahasan inti. Ustad Farid Okbah yang baru ditangkap Densus 88, tahukah dia belajar dari siapa? Dilansir hops.id :

Dalam bio di akun media sosialnya, Ustaz Fard Okbah menyatakan sebagai murid dari Syaikh Ibn Al-Utsaimin. Ini adalah ulama Arab Saudi

Jadi jelas ya? Yang penulis tuliskan bukan info sembarang info, proses import ajaran radikal dari Arab Saudi ke Indonesia menang benar terjadi. Setelahnya para ustad radikal yang belajar dari Arab Saudi ini bisa dengan mudahnya menyebarkan ajaran mereka di sini. Kenapa? Ingat ucapan Buni Yani saja, karena rakyat kita mudah dibodohi dengan sesuatu yang dibungkus oleh? Silakan jawab sendiri ya!!

Kedua, proses import ajaran radikal yang tidak sesuai ajaran Islam yang damai ini, tidak mungkin bisa berjalan lancar tanpa ada yang memfasilitasi. Siapakah yang memfasilitasi? Jelas mereka yang berhasil menyusup ke organisasi-organisasi besar, yang punya pengaruh di kalangan umat Islam.

Mereka ini adalah sebuah jaringan besar yang ingin menguasai Indonesia. Tujuannya jelas, agar Indonesia terus menjadi negara berkembang yang terpuruk, sementara negara-negara asing yang memanfaatkan kita bisa maju dengan tenang.

Ustad Farid Okbah adalah salah satu yang ada dalam pantauan Densus. Menariknya Ustad Farid ini sebelum ditangkap bertemu dengan Anies beberapa hari sebelumnya. Apakah Densus hanya memantau Ustad Farid? ataukah Densus sebenarnya memantau Anies yang kebetulan sedang bersama Ustad Farid, lalu Densus melakukan investigasi lanjutan setelahnya?

Semua kemungkinan masih bisa terjadi, dan ini bukan artikel terakhir penulis yang membahas hal ini. Sementara ini, kita intip dulu apa yang dilakukan Anies bersama Ustad radikal tersebut.

Dilansir hops.id :

Jadi dua hari sebelum ditangkap Densus 88, Anies Baswedan datang melayat ke kediaman rumah duka di Jatinegara, Jakarta Timur. Unggahan akun Instagram Farid Okbah menunjukkan momen pertemuan tersebut.

Bukan cuma itu saja lho hubungan Ustaz Farid dan Anies. Ternyata Gubernur DKI Jakarta itu juga melahap buku karya Ustaz Farid lho. Hal ini diketahui dari postingan Farid Okbah di akun Instaramnya.

Waduh gotbener kenapa baca buku karya Ustad Radikal ya? Menarik untuk di investigasi.
(Anies Dipantau Densus?) Ustad Farid Bertemu Anies Sebelum Ditangkap Densus 88

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-dipantau-densus-ustad-farid-bertemu-anies-ArFE3DYHi1

Alasan Fadli Zon Nekad Kritik Jokowi Walau Koalisi

Politik memang unik, antik tapi bisa juga terkesan kejam. Indonesia sebagai negara demokrasi tidak lepas dari intrik politik. Sebenarnya sepanjang masih dalam koridor hukum dan konstitusi politik sangat bermanfaat bagi tatanan negara berdemokrasi.

Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden yang memimpin pemerintahan agar bisa terkoordinasi dengan baik demi kemajuan bangsa. Presiden Indonesia dipilih lima tahun sekali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dipilih langsung oleh rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Sedangkan Presiden kedua adalah Presiden Jokowi.

Dalam negara demokrasi sudah biasa ada posisi pemerintahan dan ada juga koalisi oposisi. Koalisi pemerintahan bertugas untuk mengeluarkan berbagai kebijakan demi kemajuan bangsa. Sedangkan oposisi bertugas sebagai penyeimbang, pengkritik pemerintah jika ada suatu kebijakan yang dinilai tidak tepat dan dinilai merugikan rakyat. Walaupun pada realisasinya mengkritik kebijakan pemerintah bukan semata untuk rakyat, tapi demi kepentingan partai politiknya sendiri.

Koalisi adalah sebuah atau sekelompok persekutuan, gabungan, atau aliansi beberapa unsur, yang dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat

Hasil Pemilu tahun 2019 kemarin posisi koalisi yakni posisi pemerintahan yang mendukung Presiden Jokowi terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Partai Hanura, Perindo dll. Sedangkan partai oposisi terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat.

Sebelum hasil Pilpres 2019 oposisi termasuk Partai Gerindra. Tetapi setelah hasil Pilpres 2019, terjadi perubahan signifikan posisi partai pendukung Presiden Jokowi. Partai Gerindra yang tadinya oposisi yang kuat menjadi mitra koalisi. Hal ini ditandai dengan masuknya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi mentrinya Jokowi. Sungguh luar biasa.

Fadli Zon merupakan elit Partai Gerindra. Sebelum menjadi anggota koalisi Fadli Zon sangat sering mengkritik Presiden Jokowi dengan tajam. Mengatakan Presiden Planga Plongo dan lain sebagainya. Tetapi uniknya Presiden Jokowi tetang anteng saja atas segala kritikan tajam Fadli Zon. Bahkan Fadli Zon dan Fahri Hamzah selaku orang yang paling getol mengkritik pemerintah malah dipanggil ke istana dan mendapat penghargaan dari Presiden dan negara.

Ternyata, walapun Partai Gerindra sekarang menjadi partai koalisi, rupanya Fadli Zon masih konsisten untuk selalu mengkritik pemerintahan Jokowi. Seperti berita terbaru Fadli Zon melalui media sosial menyindir Jokowi yang sedang meresmikan Sirkuit Mandalika, dan menanyakan kapan mengunjungi korban banjir di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Lalu kenapa Fadli Zon berperilaku seperti itu? Ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan Zon melakukan hal unik tersebut.

Pertama, hal ini merupakan indikasi bahwa ada ketidaksolidan di internal Gerindra. Sangat mungkin tidak solidnya elemen internal partai Gerindra dalam mendukung keputusan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan. Sehingga keputusan koalisi politik menjadi produk yang sifatnya dipaksakan oleh elite, 'top-down', dan tidak natural. Akibatnya, koalisi hanya kamuflase karena sel-sel politik di internal partai masih mencoba memanfaatkan titik lemah mitra di dalam pemerintahan.

Bukan tidak mungkin, tindakan Prabowo dan Sandiaga Uno yang masuk pemerintahan menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju, sebenarnya tidak disetujui oleh Fadli Zon. Karena dia dari dulu hobi mengkritik Jokowi, apapun kebijakannya.

Zon tidak berdaya, karena posisi Prabowo lebih tinggi di struktur kepartaian. Prabowo sebagai Ketua Umum sedangkan Fadli Zon hanya sebagai wakil ketua umum. Jadi keputusan Ketua Umum terpaksa dituruti oleh Wakil Ketua umum. Jadi walaupun sekarang Partai Gerindra telah menjadi partai koalisi Jokowi tetapi Fadli Zon tetap mengkritik Jokowi.

Kedua, Partai Gerindra sengaja bermain politik standar ganda. Artinya, Partai Gerindra tetap ingin menikmati posisi aman di koalisi tapi tetap tidak ingin kehilangan dukungan dari pihak yang kecewa dengan pemerintah untuk modal Pemilu 2024.

Partai bisa saja secara sengaja menggunakan politik standar ganda (double standard). Di satu sisi, partai ingin menikmati 'political leverage' dari koalisi pemerintahan dengan mendapatkan sumber akses logistik hingga untuk mengamankan partai agar bebas dari berbagai macam gangguan. Namun di sisi lain, partai politik tidak siap menerima kekurangan pamerintah. Sehingga, ia berusaha mempertahankan dukungan basis pemilih loyalnya yang semula kecewa dan tidak sejalan dengan pemerintah.

Alasan Fadli Zon Nekad Kritik Jokowi Walau Koalisi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/alasan-fadli-zon-nekad-kritik-jokowi-walau-koalisi-4oXRk68Iwc

Farid Okbah Sempat Ketemu Anies Baswedan Sebelum Ditangkap Densus 88

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM –  Ustadz Farid Okbah, Ketua Umum Partai Da’wah Rakyat Indonesia (PDRI) dan juga salah satu tokoh Islam pendiri organisasi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Selain aktif di MIUMI, ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Alislam, dikabarkan telah dibawa oleh Densus 88 pagi ini (16/11/2021). Dalam unggahannya itu, Farid juga berharap semoga almarhum ibu mertuanya diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan. “Semoga mertua kami ibu Fetum binti Abdullah Bawazier diampuni dosanya dan dirahmati Allah dengan jannah. Sekarang kita menuju kuburan untuk dishalatkan dan dikuburkan di Kober, Jatinegara. Allahumma Amin,” tuturnya. Farid Okbah dalam unggahannya itu juga menyebut Anies Baswedan tengah membaca buku karyanya.

“Pak Gubernur DKI aniesbaswedan lagi baca buku saya,” kata Farid Okbah. Lewat bukunya berjudul ‘Mempersiapkan Kekuatan Umat Islam’ tersebut,  Farid Okbah berharap Anies Baswedan bisa mendapat inspirasi. “Semoga menginspirasi beliau. Waffaqahullah,” ujarnya.

PDRI merupakan wadah baru teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang didirikan oleh tersangka teroris Farid Ahmad Okbah.

BACA JUGA:

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan Farid memiliki sejumlah latar belakang di jaringan teroris JI. Dari hasil pendalaman Densus 88, ia merupakan bagian dari tim sepuh atau Dewan Syuro di organisasi teroris tersebut.

Ramadhan menuturkan Farid juga merupakan anggota dewan syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) atau Yayasan amal yang didirikan untuk pendanaan JI via kotak amal.

Menurut dia, Farid juga pernah terlibat dalam pertemuan yang berkaitan dengan pengkaderan Jamaah Islamiyah (JI) di Bekasi. (ARN)




Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/17/farid-okbah-sempat-ketemu-anies-baswedan-sebelum-ditangkap-densus-88/

Densus 88 Tangkap Ustadz Farid Okbah Tokoh MIUMI

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM –  Ustadz Farid Okbah, Ketua Umum Partai Da’wah Rakyat Indonesia (PDRI) dan juga salah satu tokoh Islam pendiri organisasi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Selain aktif di MIUMI, ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Alislam, dikabarkan telah dibawa oleh Densus 88 pagi ini (16/11/2021).

Selain menjabat sebagai ketua umum partai, Ustadz Farid Okbah juga terkenal sebagai tokoh intoleran, yang lantang menyuarakan Sektarian.

BACA JUGA:

Nov 17, 2021
Ustadz Farid Okbah

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/16/densus-88-tangkap-ustadz-farid-okbah-tokoh-miumi/

Farid Okbah Ditangkap Terkait Jaringan Teroris JI dan Kotak Amal

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM Pihak Polri mengatakan bahwa Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) merupakan wadah baru teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang didirikan oleh tersangka teroris Farid Ahmad Okbah.

Farid Okbah memiliki sejumlah latar belakang di jaringan teroris JI (Jamaah Islamiyah). Dari hasil pendalaman Densus 88, ia merupakan bagian dari tim sepuh atau Dewan Syuro di organisasi teroris tersebut

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan menuturkan bahwa pendirian partai tersebut dilakukan usai konsultasi dilakukan dengan tersangka teroris lain bernama Arif Siswanto (AS) yang telah ditangkap sebelumnya. “Dia (Farid Okbah) ikut memberikan solusi kepada saudara AS yang telah ditangkap terkait dengan pengamanan anggota JI pasca-penangkapan saudara PW (Parawijayanto) dengan membuat wadah baru. Adapun partai yang dibentuk oleh FAO adalah partai dakwah rakyat indonesia atau PDRI”, kata Ramadhan kepada wartawan, Selasa (16/11).

Nov 17, 2021
Farid Ahmad Okbah Ditangkap Densus 88
 
 

Ia menjelaskan Farid memiliki sejumlah latar belakang di jaringan teroris JI. Dari hasil pendalaman Densus 88, ia merupakan bagian dari tim sepuh atau Dewan Syuro di organisasi teroris tersebut.

Ramadhan menuturkan Farid juga merupakan anggota dewan syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) atau Yayasan amal yang didirikan untuk pendanaan JI via kotak amal.

Menurut dia, Farid juga pernah terlibat dalam pertemuan yang berkaitan dengan pengkaderan Jamaah Islamiyah (JI) di Bekasi.

BACA JUGA:

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11). Salah satunya adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.

Tiga orang yang diamankan itu adalah FO, ZA, dan AA. Berdasarkan penelusuran Arrahmahnews.com, mereka masing-masing ialah Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Farid Okbah. Kemudian, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat.

Penangkapan Farid Okbah menuai reaksi dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas. Ia menilai bahwa penangkapan tersebut mengagetkan.

“Kita meminta Densus 88 agar bisa menjelaskan hal ini sejelas-jelasnya kepada publik. Sebab kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik presiden,” kata dia, dalam keterangan resminya yang diterima Selasa (16/11). (ARN)

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/16/farid-okbah-ditangkap-terkait-jaringan-teroris-ji-dan-kotak-amal/

GEGER! Helikopter Republik Islam Iran Terbang Diatas Kapal Induk AS

Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM Departemen Pertahanan AS pada hari Senin, mengumumkan bahwa helikopter militer milik Angkatan Laut Iran mendekati kapal perang AS di Teluk Oman, yang digambarkan sebagai “peristiwa berbahaya”. “Helikopter Iran mendekati kapal induk “USS Essex” pada 11 November di Selat Oman. Helikopter berputar 3 kali dengan jarak 25 meter dan 10 meter dari permukaan air,” kata juru bicara Pentagon John Kirby saat jumpa pers. “Insiden ini berakhir dengan damai, tapi bukan berarti aman dan profesional, tidak sama sekali,” tambah juru bicara Pentagon.

Pada hari Sabtu, Pengawal Revolusi Iran menerbitkan sebuah video yang mendokumentasikan sebuah helikopter militer Iran mendekati kapal perang AS di perairan Teluk Oman pada 11 November. (ARN)

Sumber: Al-Masirah

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/16/geger-helikopter-iran-terbang-diatas-kapal-induk-as/

Haikal Hassan Sebar Fitnah HRS Ditahan di Bawah Tanah

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM Medos dihebohkan dengan informasi bahwa Habib Rizieq Shihab (HRS) ditahan di sel bawah tanah. Arrahmahnews.com menelusuri informasi itu.
Aku Twitter @Lady_Zeebo Pak @DivHumas_Polri Haikal Hasan kembali sebar fitnah terhadap Pemerintah, khususnya intitusi Polri, mengatakan: Habib Rizieq ITU SUDAH HAMPIR 9 BULAN TIDAK MELIHAT MATAHARI krn DITAHANAN BAWAH TANAH. Mohon segera diciduk, jangan kasih ampun provokator satu ini. Menit 00.57.

BACA JUGA:

Dalam video tersebut terlihat Haikal Hassan menyebut Habib Rizieq selama sembilan bulan ditahan di sel bawah tanah tanpa melihat sinar matahari.

Nov 17, 2021
Haikal Hassan Baras

 

Habib Rizieq Shihab sudah hampir 9 bulan dia belum lihat matahari karena di bawah tanah,” ujarnya.

Polri membantah kabar yang menyebut Habib Rizieq Shihab (HRS) ditahan dalam sel berukuran kecil di bawah tanah dengan kondisi lembab tanpa pernah melihat matahari.

Polri mengklaim eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu mendapat pelayanan sesuai standar Hak Asasi Manusia atau HAM seperti tahanan lain.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, bahkan menyebut HRS ditahan dalam sel yang dilengkapi AC selama 24 jam seperti tahanan lain.

“Itu gedungnya layak. Tetap menggunakan AC dan AC-nya 24 jam. Jadi perlakuannya sama,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2021).

Ramadhan juga mengklaim tak ada perbedaan perlakuan antara HRS dengan tahanan lain.

Semua tahanan, kata dia, mendapat pelayanan yang sama tanpa memandang status.

“Kita tidak lihat statusnya apa, tapi semua perlakuan sama. Semua dapat perlindungan, dapat hak; hak terima makan, hak dia terima kesehatan. Bila dia sakit diperlakukan sama,” katanya.(ARN)

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/16/haikal-hassan-sebar-fitnah-hrs-ditahan-di-bawah-tanah/

Provokator di Sintang, Netizen: Lagi-lagi Wahabi Takfiri!

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pegiat media sosial Denny Siregar mengomentari sosok pria berjanggut yang memakai gamis merah panjang yang membentak dan melawan aparat kepolisian saat peristiwa perusakan masjid dan pembakaran tempat tinggal milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Jumat (3/9/2021). 

Dalam kicauan di twitternya, Denny mengatakan bahwa pria provokator tersebut mirip Teletubbies.

Baca: 

“Dicari. Dipsy Teletubbies provokator pembakaran tempat ibadah di Sintang Kalbar”, @Dennysiregar7

Awalnya, Denny sempat menyebutnya Dipsy. Namun, Denny kemudian meralatnya dan menyebut penampilan pria berjanggut bergamis merah itu mirip Teletubbies Po.

“Di Sintang Kalbar ternyata pelaku pembakarannya sejenis Teletubbies. Dia Dipsy,” tulis Denny di Instagram.

Denny lantas mengapresiasi polisi yang sudah menetapkan 9 orang sebagai tersangka atas kasus perusakan masjid dan pembakaran rumah tersebut.

Hanya saja, Denny menyayangkan wajah mereka tidak dipampangkan.

“Tapi kenapa wajah para pelaku ga dipamerin ya.. Terutama si Po yg pake daster merah itu. Gemes gua liatnya, kayak boneka panda.

Sebelumnya, dua orang pria berjanggut terekam kamera menantang aparat kepolisian di tengah-tengah momen pengrusakan rumah ibadah dan pembakaran rumah milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Jumat (3/9/2021).

Seorang dari mereka, memakai baju gamis panjang ala Arab berwarna abu-abu, terlihat menantang sejumlah polisi yang memintanya untuk mundur.

Ia bahkan terlihat sengaja membenturkan badannya ke badan seorang prajurit TNI di lokasi. Ia terlihat tidak senang karena aksinya dihalangi oleh aparat.

“Semua ada SOP-nya. Jangan melanggar hukum, kita sama-sama Islam. Kita sama-sama habis salat Jumat. Ya, Kita sama-sama habis salat Jumat!” ujar seorang polisi mengingatkan pria berjanggut itu.

Kemudian, seorang pria berjanggut lainnya yang mengenakan gamis warna merah, juga marah-marah kepada polisi.

“Itu mereka (Ahmadiyah) beda! Beda!” teriaknya.

Sayangnya, saat itu, aparat kepolisian tidak bersikap tegas terhadap mereka. Justru, polisi itu malah menyampaikan bahwa ia berpandangan serupa dengan pria tersebut.

“Sama! Saya juga tidak setuju dengan Ahmadiyah!” kata polisi itu.

Pria berjanggut bergamis merah itu terlihat saling adu mulut dengan aparat kepolisian dan meninggikan suaranya.

Kemudian, pria berjanggut yang bergamis abu-abu kembali datang dan mendekati polisi yang mengingatkan mereka untuk tidak bertindak kasar. Ia kemudian mengancam sambil tunjuk-tunjuk dan bertanya agama.

“Heh, Bang, abang Islam, bukan? Itu (Ahmadiyah) Islam, bukan? Itu Islam, bukan!” teriaknya tepat di wajah polisi tersebut, sembari jari telunjuknya mengarah ke arah masjid Ahmadiyah.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (3/9/2021), ratusan warga dari Aliansi Umat Islam merusak masjid tempat jemaah Ahmadiyah beribadah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Baca: BNPT: Banyak Teroris Bermadzhab Wahabi dan Salafi

Tidak cuma masjid, warga juga membakar sejumlah rumah milik jamaah Ahmadiyah di desa tersebut.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menegaskan bahwa kebanyakan tersangka intoleran dan teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan BNPT merupakan pemeluk Islam dengan latar belakang mazhab Wahabi dan Salafi yang jihadis. (ARN)

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/09/07/provokator-di-sintang-netizen-lagi-lagi-wahabi-takfiri/

Nyinyir Densus 88, Islah Bahrowi “Semprot Politisi Busuk”

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM Beberapa hari ini Densus 88 menangkap para teroris di beberapa daerah di Indonesia.

Tetapi ada saja yang nyinyir atas penangkapan teroris ini, salah satunya adalah Fadli Zon, dalam akun Twitternya dia menulis “Hampir tiap hari tangkap teroris, apa yg diteror? Mau teror siapa? Kalau di luar negeri biasanya teroris ngaku apa tujuan n kehendaknya. Ini malah melawan kotak amal n kurma. Uruslah “KKB” di Papua”.


 

BACA JUGA:

Mungkin Fadli Zon bisa baca tulisan Islah Bahrawi, agar memahami apa yang terjadi sebenarnya.

Menurut Islah mereka seolah berbagi peran. Setiap kali Densus 88 melakukan penangkapan, yang satu selalu mengangkat soal Islamofobia, yang lain mempertanyakan keterlibatan Densus 88 dalam penanganan KKB Papua. Apa maksudnya? Ingin membangun stigma bahwa Densus 88 hanya memerangi umat Islam, tapi lepas tangan untuk non-Islam. Apa tujuannya? Agitasi politik! Pragmatisme politik! Politik identitas! Menipu elektoral!

Nov 17, 2021
Foto Instagram Islah Bahrawi

 

Kesimpulan secara umum adalah; mereka ingin memecah belah keutuhan bangsa dengan menunggangi agama. Seolah mereka berjuang untuk agama. Khawarij selalu menipu! Ironisnya, yang satu adalah politisi dari partai yang berkoalisi dengan pemerintah. Bagian lain adalah para “pansos politik” dan pengurus Ormas yang berlindung di balik semat ulama. “Echo-chamber” yang lain adalah ampas Pilpres yang gemar sembahyang di parkiran Monas ketimbang di Istiqlal.

BACA JUGA:

Dari frasa di atas saya berkesan panas. Tapi kita memang tidak boleh “membekukan diri” untuk melawan narasi yang sangat berbahaya bagi integritas bangsa kita ini. Terlebih yang dilakukan oleh para “pemburu rente” yang gemar menggunakan isu agama sebagai teknik mengemis suara elektoralnya. Kaum munafik yang masih menelan uang negara, mencicipi fasilitas pemerintah, tapi tiada hentinya menghasut bangsa. Ngegas? Iya! Saya tidak akan pernah kompromi untuk melawan politisasi agama.

Islamofobia itu sendiri adalah industri politik. Menurut Khaled Beydoun, isu ini dipakai politisi dari mana pun. Di negara non-Muslim, isu ini dipakai para politisi untuk menjelekkan Islam sebagai alat daya pikat politik. Tapi di negara dengan penduduk mayoritas Muslim, isu ini dipakai politisi untuk membangun “branding” bahwa ia pejuang Islam. Padahal semua sama; menghasut rakyat untuk mengais laba!

Pola ini bukan baru. Sudah ratusan tahun terjadi. Bahkan Abdurrahman bin Muljam yang dieksekusi dengan dipotong lidahnya karena menghasut rakyat Iraq dan membunuh Sayyidina Ali tak membuat jera manusia-manusia sesudahnya. Lidah orang-orang seperti ini sama berbahayanya – dipotong atau tidak – karena kebusukan bukan pada lidahnya, tapi di hatinya. (ARN)

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/11/10/nyinyir-densus-88-islah-bahrowi-semprot-politisi-busuk/

Re-post by MigoBerita / Rabu/17112021/13.18Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya