Migo Berita - Banjarmasin - MANDALIKA buat KADRUN Sadar ???!!! Biar tidak gagal paham dan pembaca yang malas membaca hingga tuntas bisa sedikit tercurahkan, bisa mengetahui Istilah KADRUN itu apa sih? Jadi semenjak kemunculan Mantan Walikota Solo dan Mantan Gubernur DKI Jakarta yang fenomenal dan sekarang beliau jadi presiden NKRI yaitu pak Haji Ir.Jokowidodo, tahun 2014 ketika Head to Head terjadi antara Jokowi (Koalisi Indonesia Hebat/KIH) yang didukung segelintir Partai vs Prabowo (Koalisi Merah Putih/KMP) yang didukung mayoritas Partai yang berlaga tahun 2014, Jokowi berhasil memenangkan Laga tersebut bersama H.M Yusuf Kalla, disini selama Pertarungan Politik ini sangat gencar dikembangkan bahwa Loyalis Jokowi-Yusuf Kalla dengan sebutan CEBONG, sedangkan Loyalis Prabowo-Hatta Rajasa disebut KAMPRET. Kemudian pertarungan di tahun 2019 kembali terjadi lagi antara Jokowi-Ma'ruf Amin VS Prabowo-Sandiaga Uno, kembali Jokowi memenangkan pertarungan politik ini, namun kali ini NEGOSIASI tingkat terjadi setelah kemenangan tersebut, yaitu Pak Jokowi mengajak Pak Prabowo dan Sandiaga Uno menjadi MENTERI pak Jokowi, seketika itu pula CEBONG dan KAMPRET akhirnya bersatu DEMI INDONESIA, NKRI Harga Mati. Namun. jangan salah ada juga yang tidak suka dengan langkah politik Prabowo dan Sandiaga Uno ini dan akhirnya terkenal dengan sebutan KADRUN (Kadal Gurun, dimana didominasi orang-orang yang tidak terima atas kenyataan tersebut, menurut berbagai sumber dan opini mereka adalah Ormas Terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) serta turunannya seperti kelompok 212 dan lain sebagainya, hingga menyebut berbagai tokoh Kadrun, seperti Habib Rizik, Amien Rais, Anies Baswedan, Rocky Gerung, Fadli Zone, Fahri Hamzah, Bachtiar Natsir, Felix Siauw, Rizal Ramli, Khalid Basalamah dan masih banyak lainnya, silahkan LIST sendiri ya.. Jadi selama Cebong dan Kampret terus bersatu untuk INDONESIA, maka Indonesa dipastikan tahun 2024 akan memilih pemimpin masa depan yang bisa diandalkan , karena menurut data tahun 2024 tersebut pemilih muda mendominasi yaitu sekitar 80 persen. Jadi Hanya kepada Kalian wahai Anak Muda , masa depan bangsa ini bisa terus bergerak maju atau malah akan Mundur kebelakang, Selamat BERJUANG dan sekali lagi jangan lupa, agar tidak gagal paham untuk terus memabca kumpulan artikel yang telah kami kumpulkan hingga tuntas agar tidak gagal paham apalagi sampai kemakan akan berita HOAX. Selamat Membaca !!!
Ketika Agama Harus Berdamai dengan Zaman
Agama diyakini banyak orang sebagai sesuatu yang datang dari Tuhan, dan oleh sebab itu tidak boleh dikutak-katik sedikit pun. Maka Kitab Suci yang dianggap sebagai firman Allah dalam wujud tulisan itu tidak boleh diubah, bahkan satu titik koma pun(?)
Doktrin semacam ini sudah tertanam dengan sangat mendalam di hati dan pikiran banyak orang, sehingga tidak pernah bisa diajak berkompromi untuk sesuatu hal yang menyangkut agama atau kitab suci. Bahkan golongan semacam ini sering dengan begitu mudahnya menuduh orang lain menista agama, dan harus dihukum berat.
Tidak heran jika Saifuddin Ibrahim yang mengusulkan dihapusnya sejumlah ayat dari kitab suci karena dianggap dapat menggiring orang-orang untuk membantai sesama, kini dikecam dan dikutuk habis-habisan oleh banyak orang. Sampai-sampai seorang menkopolhukham harus bersuara supaya Saifuddin diselidiki, dan video-videonya dihapus.
Agama memang tidak perlu diubah, kitab suci tidak perlu dirombak. Tetapi apakah manusia tidak bisa menyesuaikan ajaran agama dengan perkembangan zaman? Apalagi agama yang ditulis ribuan tahun silam itu, pastilah berpatokan pada konteks tempat atau wilayah setempat, yang kerap tidak sesuai dengan wilayah lain atau era.
Kita bicara tentang Alkitab, khususnya Perjanjian Baru yang menginfokan tentang Yesus Kristus, yang ditulis sekitar 2.000 tahun silam dengan setting kawasan Timur Tengah, secara khusus Israel dan sekitarnya. Maka wajar saja jika hal-hal yang tertulis di kitab itu memang berkaitan erat dengan budaya dan kultur masyarakat setempat ketika itu.
Di Alkitab tertulis kronologis kematian Yesus, sesuai dengan apa yang disaksikan ribuan orang ketika itu. Setelah Yesus disalib dan mati, jasad-Nya dimasukkan ke dalam lubang, lalu ditutup dengan batu besar. Karena mungkin seperti itulah cara pemakaman manusia pada masyarakat setempat di era itu? Dikisahkan pula bahwa jasad Yesus sebelum “dikubur”, dibungkus dengan kain kafan.
Narasi tentang jasad Yesus yang dikubur dengan kain kafan, kerap menjadi bahan olok-olok atau sindiran terhadap orang-orang Kristen. Sebab orang-orang Kristen yang sudah meninggal dunia, pada umumnya dikuburkan dengan peti mati, bukan dibungkus kain kafan, seperti Yesus. Yang lebih heboh, jasad dalam peti itu berpakaian lengkap sebagaimana layaknya orang yang masih hidup. Jasad pria dewasa dikenakan stelan jas lengkap, dan wanita berkebaya.
Dalam interaksi lintas-agama di medsos, hal-hal semacam ini sangat sering disinggung oleh netizen dari agama lain. Misalnya dengan nada mengolok-olok mengingatkan bahwa orang Kristen tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh Yesus. Mereka mengambil contoh tentang Yesus yang dikubur pakai kain kafan. Tetapi orang Kristen malah dikubur dengan setelan jas?
Mendapati status semacam ini kita hanya tersenyum geli. Sebab Yesus memang tidak pernah secara eksplisit menyuruh atau memerintahkan umat-Nya seperti itu. Sebab perintah agung Yesus adalah mengasihi sesama, bahkan mengampuni orang yang melakukan kesalahan kepada kita.
Maka dalam konteks orang Kristen yang tidak “mematuhi” Yesus dalam hal penguburan, bisa saja dikomentari balik (replay) oleh netizen Kristen yang kreatif dengan jawaban: “Yesus bangkit tiga hari kemudian, lalu apakah orang Kristen yang sudah mati harus bangkit tiga hari lagi?”
Tapi menurut hemat penulis, tradisi penguburan mayat dengan kain kafan pada masa Yesus itu mungkin bersesuaian dengan situasi dan kondisi setempat. Di kawasan yang kering nan gersang itu jarang tumbuh pohon, apalagi yang besar-besar. Maka di Israel, adalah tidak mungkin mengumpulkan kayu yang cukup untuk dijadikan peti mati.
Maka daripada jasad dikubur begitu saja mending dibungkus pakai kain kafan, sementara pakaian almarhum bisa dugunakan orang lain. Apalagi di masa itu belum ada industri garmen, maka pakaian tentu sangat berharga, sebab membikinnya sulit. Menguburkan jasad bersama pakaiannya terasa sangat mubazir.
Beda dengan Eropa, dan bagian Asia lainnya, seperti Indonesia, banyak tumbuh pohon besar. Belum lagi bicara tentang pohon-pohon di hutan. Maka tidak ada kendala bagi penganut Kristen untuk membuat peti mati yang ditanam bersama jasad di dalamnya.
Ilustrasi di atas tentu hanya sekadar contoh betapa sebenarnya ada hal-hal yang diklaim sebagai perintah Tuhan namun berakar dari tradisi setempat. Lalu untuk apa kita ngotot untuk mengikuti hal-hal semacam itu? Sementara dunia ini terus berubah dengan penemuan-penemuan baru atau inovasi-inovasi mutakhir.
Di era pandemi ini, kekristenan telah membuktikan atau memperlihatkan kemampuannya beradaptasi dengan zaman dan teknologi secara cepat dan jitu. Ketika terbit larangan pemerintah untuk tidak menggunakan gereja beribadah Minggu atau aktivitas kerohanian yang sifatnya massal, kebaktian-kebaktian pun dilangsungkan secara online atau virtual.
Pada masa-masa itu para jemaat yang berada di rumah masing-masing bisa mengikuti ibadah Minggu lewat panduan smartphone atau laptop. Sebagaimana orang sebelum berangkat ke gereja, tentu harus mandi dulu dan berpakaian yang pantas. Jemaat di rumah sebelum mengikuti ibadah live streaming juga sudah mempersiapkan diri sehingga layak mengikuti ibadah.
Duduk tertib sambil memperhatikan monitor, mengikuti aba-aba pendeta atau majelis gereja yang memimpin kebaktian. Maka suasana persis di ibadah gereja. Patuh kalau disuruh nyanyi, berdiri, duduk, mengucapkan kesaksian iman rasuli, dan sebagainya. Pokoknya ritual di rumah sama persis dengan yang biasa dilakukan di gereja. Soal persembahan atau persepuluhan? Bisa ditransfer ke nomor rekening gereja.
Itulah gambaran sekilas bagaimana sebuah agama bisa menyesuaikan diri atau berdamai dengan situasi, tanpa harus mengubah tatanan yang sudah lama berlaku. Alangkah eloknya apabila agama-agama lain pun dapat menyesuaikan dengan situasi kini yang meniscayakan semua orang dapat berinteraksi dengan damai, saling hormat, tidak mengumbar kebencian dan permusuhan terhadap orang yang berbeda. Itu perilaku masa lalu yang tiada guna dilestarikan di masa kini.
Sumber Utama :
https://seword.com/umum/ketika-agama-harus-berdamai-dengan-zaman-ASJCkw1XaV
Semua Capres Gagal Curi Perhatian di Mandalika
Motogp Mandalika bisa dibilang cukup sukses. Tiket terjual habis, balapan lancar, Presiden Jokowi datang memberikan piala, dan beberapa pejabat yang mendampingi terlihat senang sekali.
Saya pribadi datang ke Mandalika. Ingin melihat bagaimana situasi di lapangan. Bukan sekedar ingin melihat balapannya, tapi juga infrastruktur dan sarana yang ada.
Secara
keseluruhan, bisa saya bilang panitia Motogp kali ini terlihat kurang
fokus. Mungkin ini karena banyaknya pejabat yang datang ke Mandalika.
Anies dan Ganjar berada di tribun A dan B. Sementara Khofifah, nampaknya
berada di tribun VIP. Karena ada pebalap Jawa Timur yang tampil dan
sempat berfoto dengan Khofifah.
Kurang fokus dalam arti, protokoler pengamanan pejabat dan mobil iring-iringan terlalu banyak.
Karena bukan hanya Presiden, Erick dan Puan, yang semua ini satu paket kunjungan. Tapi 3 Gubernur di pulau Jawa ini juga dikawal dan diarahkan cukup membuat kemacetan.
Kalau kemacetan dalam kondisi normal seperti di Jakarta atau Surabaya, mungkin masih bisa dengan mudah terurai. Tapi ini kemacetan dalam skala event internasional.
Area yang semestinya tidak dimasuki mobil, harus menerima iring-iringan para pejabat. Apalagi Anies dan Ganjar yang duduk di grandstand A dan B. Saya ga ngerti lagi maunya mereka ini apa.
Kedatangan mereka ini membuat sibuk para petugas di lapangan. Sampai akhirnya, banyak skenario arus lalu lintas yang harus diputar-putar demi para pejabat ini.
Ya
yang namanya rakyat jelata, kalau mobil disuruh kanan, kita jadi ga
punya pilihan. Kalau jalan disuruh ke kiri, misal lawan arus, malah
dipelototi meskipun tujuan kita memang berlawanan.
Jadi ribuan penonton terpaksa muter-muter, cari bus sendiri, cari parkiran yang sesuai, karena fokus pada para pejabat dan iring-iringannya yang cukup banyak.
Ketika rakyat biasa seperti saya harus ke parkiran bus dan dua kali ganti bus, para pejabat bisa lewat tol langsung dari bandara menuju Mandalika. Mobil mereka langsung parkir di depan sirkuit.
Sekali lagi, kalau Presiden, ketua DPR, dan Menteri BUMN datang, ya itu karena seremonial perwakilan dari pemerintah pusat. Tapi kalau gubernur gubernur ini mau ngapain sih? Kenapa ga nonton di rumah aja gitu. Gubernur kan mestinya sibuk ya. Kok ya sempet sempetnya nonton motogp langsung?
Ya kalo saya, misalkan, datang langsung untuk bikin konten di youtube atau di Seword.com ini, kan udah jadi semacam profesi. Memang salah satu kerjaannya begitu. Lah kalau Anies? Ganjar? Khofifah? Mau bikin konten juga buat di sosmed? Tau gitu mending saya yang jadi gubernur hahaha
Tapi ya apapun itu, yang sudah terjadi ya sudah. Ke depan kita perlu evaluasi, dan para pejabat dimohon untuk tau diri. Mestinya kalian semua sadar, bahwa kedatangan kalian ke sirkuit itu hanya menambah beban.
Kalaupun mau kampanye, ya silahkan saja bikin panggung dan acara sendiri. Jangan numpang dan aji mumpung.
Bagi saya, cukup tidak etis kalau memanfaatkan sebuah acara kerumunan, untuk kepentingan pribadi atau kampanye terselubung. Ga ada hubungannya sama pembangunan sirkuit Mandalika, tapi ikut datang seolah punya pengaruh. Haha
Dan mungkin ini ya yang disebut dengan Capres versi survei. Katanya bagus punya elektabilitas, tapi tak mampu menciptakan panggung sendiri. Sudah datang ke keramaian pun, tak terlalu disambut antusias.
Ya memang ada beberapa orang yang salaman dan foto-foto. Sebatas mengakui bahwa mereka memang pejabat nomer satu di daerah masing-masing. Tapi kalau ditanya apakah akan pilih mereka untuk jadi Presiden? Belum tentu. Lah wong foto itu hanya untuk eksis di sosmed saja. itu sama seperti fans Rossi tapi kalau ketemu Bagnaia juga ikut foto.
Dan dalam keramaian ribuan orang itu, yang mengerumuni mereka bisa dibilang sangat minim sekali.
Saya juga perhatikan orang-orang yang di sekeliling mereka seperti settingan. Tiba-tiba teriak Presiden 2024. Berturut-turut setiap sekian langkah. Terlalu terpola. Hahaha mungkin mereka sengaja dibawa dari daerah masing-masing untuk nonton dan coba membuat situasi jadi hangat. Meski secara keseluruhan nampaknya tak ada yang berhasil.Sumber Utama : https://seword.com/politik/semua-capres-gagal-curi-perhatian-di-mandalika-7qQkyhhtjr
Alasan Timnas Italia Gagal Ikut Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022 yang akan dilaksanakan di Qatar terasa hampa. Bukan karena isu HAM yang muncul menjelang gelaran Piala Dunia tapi karena salah satu raksasa sepakbola dunia yaitu Italia tidak bisa meramaikan Qatar November nanti.
Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2022. Berita yang sungguh menggemparkan. Italia tidak ikut serta di 2 Piala Dunia secara berurutan. Juara Eropa 2020 itu tersingkir di play-off usai dikalahkan Makedonia Utara dengan skor 0-1
Italia
dipastikan tidak akan tampil di Piala Dunia 2022 yang akan digelar di
Qatar. Sementara itu, Makedonia Utara akan memperebutkan tiket ke
putaran final Piala Dunia 2022 melawan Portugal. Portugal menang 3-1
atas Turki di semifinal play-off. Bagaimana nasib Portugal apakah sama
seperti Italia? Kita tunggu kabar selanjutnya.
Sumber Utama : https://seword.com/sport/alasan-timnas-italia-gagal-ikut-piala-dunia-2022-15PVXoWSWV
Sindiran PSI, Formula E Perlu Pawang Pengusir Tuyul Pengganggu Uang Rakyat
Partai PSI kembali menyindir telak Anies terkait Formula E. PSI bicara terkait persamaan antara perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika dan Formula E.
Juru bicara DPP PSI, Sigit Widodo, menyebut kedua event internasional tersebut sama-sama memerlukan pawang.
“Keduanya sama-sama perlu pawang. Kalau MotoGP perlu pawang hujan, Formula E perlu pawang anggaran,” kata Sigit.
Ini terkait dengan aksi Rara Isti Wulandari yang viral setelah menghalau hujan yang mengganggu kegiatan MotoGP kemarin. “Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat,” katanya.
Menurutnya sejak awal perencanaan Formula E, tuyul-tuyul sudah mengganggu uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih berguna untuk warga Jakarta di masa pandemi Covid-19.
“Formula E tidak pernah masuk RPJMD, tiba-tiba bisa masuk APBD-P 2019. Ajaibnya lagi, Gubernur Anies sudah memutuskan untuk berutang Rp 180 miliar dan membayar commitment fee sebesar Rp 560 miliar sebelum APBD-P itu disahkan, “ kata Sigit.
“Ketika DPRD DKI Jakarta menolak membiayai lagi Formula E, Pemprov DKI yang tadinya meminta Rp 2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun tiba-tiba menurunkan jadi Rp 560 miliar, sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee,” katanya lagi.
Saat Sirkuit Formula E akan dibangun, ia menyebut keanehan kembali muncul. Tiba-tiba Jakpro mengaku sudah melaksanakan tender untuk pembangunan sirkuit. Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender.
Keanehan terakhir, yaitu saat pembangunan sirkuit. Biaya yang sebelumnya hanya Rp 50 miliar tiba-tiba dinaikkan jadi Rp 60 miliar, padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu,”
“Mbak Rara datang, hujan menyingkir. Warga Jakarta butuh pawang anggaran yang begitu datang, tuyul-tuyul anggaran langsung menyingkir,” katanya lagi.
Sepertinya pawangnya tidak akan kuat mengusir tuyul-tuyul anggaran. Berkali-kali banyak fakta tentang kelebihan bayar, tapi hingga kini tidak ada tindak lanjut terkait itu. Anies santai saja.
Lagipula TGUPP pun kerjanya entah apa, sehingga bisa kecolongan seperti itu. Berarti bisa jadi banyak tuyul-tuyul hebat yang tidak bisa tertangkap hingga saat ini.
Hingga saat ini hanya ada satu pawang yang terbukti bisa membinasakan para tuyul anggaran dan begal anggaran serta mereka yang sering menyusupkam anggaran siluman. A man called Ahok.
Hanya dia yang berani ribut soal anggaran siluman. Hanya dia yang berani bilang 'pemahaman nenek lu'. Hanya dia yang membuat tikus berdasi ketar-ketir dan tidak tenang hidupnya. Sayangnya pawang seperti ini dibenci setengah mati dan tidak diinginkan.
Menjaga anggaran dari uang rakyat, tapi tidak dihargai, malah dihujat dan dibilang kasar dan tidak beradab. Mencuri uang rakyat harusnya lebih biadab.
Sama seperti pawang hujan di Mandalika, yang berjasa menghalau hujan dan diapresiasi oleh akun MotoGP resmi, tapi dihujat di negara sendiri dengan alasan-alasan sok suci. Pawang pengusir tuyul anggaran juga dihujat habis-habisan karena sentimen agama.
Yang hancur-hancuran dipuja-puji, yang beneran berkualitas dibuang begitu saja. Begitulah kacaunya pola pikir mereka, mau dikibuli dan dibodohi dengan gampangnya. Mau tak mau, memang Formula E akan terlaksana. Tak mungkin dibatalkan lagi karena bisa bikin malu sedunia.
Tapi tetap saja Formula E mungkin akan meninggalkan misteri yang takkan pernah terjawab selamanya. Ke mana sajs uangnya, bayar ke siapa saja, di mana bukti pembayarannya dll. Semua bisa terjawab seandainya ada interpelasi.
Tapi interpelasi sudah mati, dibunuh oleh makan malam yang begitu nikmat. Inilah Formula E yang begitu diandalkan Anies, begitu dibanggakan oleh pendukung fanatiknya, tapi penuh misteri yang bikin rakyat kecil sakit hati dan seolah terpinggirkan.
Bagi yang menyesal telah mengantarkan Anies jadi gubernur, minimal hiburlah diri sendiri dengan menonton Formula E. Kalau tidak bisa beli tiket, coba minta gratis, mana tahu dikasih. Kalau masih belum bisa, coba nonton pakai teropong bintang. Harusnya kalian bangga ada Formula E buah karya dari Anies.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/sindiran-psi-formula-e-perlu-pawang-pengusir-dz4ufGUBGI
Aksi "BI 2503" Sudah Empat Angka, tapi Kok Ya Masih Gitu-Gitu Saja Tuntutannya Sih!
Kelonggaran pada masa pandemi Covid-19 varian Omicron rupanya belum meredakan semangat Persaudaraan Alumni (PeA) 212 untuk melakukan reuni dengan kumpul bareng untuk melakukan aksi. Bedanya, mereka sudah mulai sedikit lebih pintar karena aksi yang rencana akan digelar Jumat (25/3/22) siang sudah menjadi empat angka, bukan lagi tiga angka seperti biasanya.
Namun, kalau dilihat dari tujuan aksi dari tiga tuntutan yang diusung, aksi yang kali ini mengambil judul kegiatan "Aksi Bela Islam 2503" ini, ya masih gitu-gitu aja dan nggak jauh dari tujuan politis dengan mendompleng perkara teragama.
Ada
tiga hal yang kata Slamet Maarif, Ketuanya PeA 212, yang akan mereka
tuntut dari aksi yang katanya akan diikuti oleh ribuan orang itu:
(1) Tangkap dan penjarakan penista agama Yaqut
(2) Tangkap dan penjarakan Saepudin (Saifuddin), Abu Janda, dan lainnya.
(3) Bersihkan Istana dari buzzer penghina agama dan ulama.
Masih terkesan "lagu lama" sih, dengan nama-nama yang sedikit dimodifikasi karena sasarannya beda. Hanya, tuntutan nomor tiga agak nggak biasa, karena ada unsur (pura-pura) membela istana dari para buzzer penghina agama dan ulama.
Belum
diketahui apakah dalam aksi ini akan disertai pembagian atau penjualan
minyak goreng murah buat pesertanya atau sekadar pembagian nasi bungkus
kayak aksi-aksi sebelumnya. Rasanya aksi ini juga tidak akan disertai
saweran buat nambah-nambah biaya pembuatan sirkuit untuk Formula E di
Ancol, tapi kita agaknya meragukan klaim bahwa aksi akan diikuti oleh
ribuan orang.
Kalau dulu aksi yang diikuti puluhan ribu saja dibilang sampai jutaan massa, kita bisa duga makna kata "ribuan" dalam aksi nanti akan diikuti oleh berapa ratus orang saja. Atau malah beberapa gelintir orang saja? #Mbuh
Namun yang jelas, untuk tuntutan nomor satu akan sangat susah terealisasi. Ibarat kata, hanya seperti mimpi di siang bolong disertai kekecewaan sepihak, sampai uring-uringan nggak jelas karena tuntutan ngawur yang nggak digubris.
Sementara, buat tuntutan kedua, kalau tidak salah terkait ucapan Saifuddin Ibrahim itu ya, soal permintaan untuk menghapus 300 ayat di Alquran? Kalau benar itu, bagi saya sosok yang sempat dibui karena terlalu berani dalam melakukan upaya syiar agama menurut keyakinan imannya itu ... memang agak kebablasan dan terlalu berani sih, tapi saya nggak ingin berkomentar lebih banyak lagi. Silakan bagi yang lebih paham bisa mengupasnya.
Hanya, kalau boleh sedikit berpendapat, omongan itu sekalipun terdengar ngawur dan bisa memancing kemarahan bagi yang tidak terima, mungkin bisa direspons pula dengan melakukan "aksi pembelaan" berupa penjelasan bersifat penjelasan untuk lebih memperdalam pemahaman umat Islam mengenai ayat-ayat yang diminta oleh Saifudin untuk dihapus itu. Kalau dalam istilah dalam keyakinan saya, dipakai istilah "apologetika" yang secara definisi menurut Wikipedia seperti ini:
Apologetika adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Kristen. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut Apologis Kristen. Apologetika adalah suatu ilmu dalam kaitannya dengan pembelaan. Di kalangan Kristen, Apologetika dimengerti sebagai ilmu mengenai pembelaan iman Kristen.
Jadi, seorang Apologet Kristeb akan berusaha menjawab pernyataan sikap kaum skeptisisme yang meragukan keberadaan Allah atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab. Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama yang lain, aliran Kristen yang lain, warga komunitas sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan.
Bagian terakhir saya maksudkan hanya sebagai pelengkap, bukan bermaksud menggurui soal tindakan yang dinilai pas dilakukan untuk Saifuddin Ibrahim. Silakan jika memang ada yang melaporkan orang itu atau menuntut agar Saifuddin dipenjarakan, asalkan proses hukum yang berlaku di negeri ini dijalankan dan dipatuhi segala putusannya. Jangan kayak kasus Ahok ... yang nggak perlu saya lanjutkan karena kita sama-sama tahu ya.
Sementara untuk tuntutan ketiga, kita ketawain saja bareng-bareng yuk ... karena sama sekali oraaa mutuuuu dan terlihat sangat subjektif. Saya yakin kalau diminta menjelaskan pun mereka akan gelagapan dan tetap nggak jelas juga.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/aksi-bi-2503-sudah-empat-angka-tapi-kok-ya-WiltF7vR2t
Meluruskan Logika Pembela Kesalahan Mahfud MD Soal Jumlah Ayat Quran
Dalam menulis artikel dan memberikan argumen penulis selalu menganggapnya sebagai permainan catur. Penulis akan memikirkan beberapa langkah kedepan, apa tanggapan yang akan muncul dan apa cara ngeles yang akan digunakan untuk menbantah tulisan penulis.
Demikian pula ketika penulis mengkritik Mahfud MD soal salah penyebutan jumlah ayat Quran. Penulis yakin akan ada fans beliau yang mencoba membela dan ngeles seperti bajay. Karena jumlah ayat Quran di website kemenag hanya 6.236, maka tidak akan ada cara lain buat membela Mahfud MD selain dengan bermain kata-kata.
Ya
wajar karena banyak orang Indonesia yang panutannya juga hanya pintar
bermain kata. Contoh Cak Nun dan Sudjiwo Tedjo, apa karya mereka selain
bermain kata-kata? Tidak ada!! Olah kata ini menjadi favorit bangsa
kita, karena itu podcast macam Dedy Corbuzier yang isinya olah kata,
laris manis. Dulu motivator yang keahliannya olah kata, juga laris
manis.
Orang-orang bersorak sorai ketika mendengar olah kata, seperti telah berhasil menciptakan suatu penemuan yang mengubah dunia. Semakin hebat olah kata dan ngeles sana sini, maka penonton semakin bersorak sorai.
Masuk ke inti, apa olah kata yang digunakan oleh fans Mahfud MD untuk membela pujaannya? Komentar berikut ini cukup mewakili :
Pastinya, hitungan 6.666 tersebut tidak dimaksudkan menunjuk pada urutan jumlah ayat Al quran. Dalam keterangan Syekh Nawawi dan Syekh Wahbah diketahui bahwa jumlah 6.666 tersebut dimaksudkan untuk menunjuk kandungan ayat Al quran.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut; al-amr (perintah) berjumlah 1000, an-nahy (larangan) berjumlah 1000, al-wa’d (janji) berjumlah 1000, al-wa’id (ancaman) berjumlah 1000, al-qasas wal-akhbar (kisah-kisah dan informasi) berjumlah 1000, al-ibr wal-amtsal (pelajaran dan perumpamaan) berjumlah 1000, al-haram wal halal (halal dan haram) berjumlah 500, ad-du’a (doa) berjumlah 100, dan an-nasikh wal-mansukh (nasikh mansukh) berjumlah 66
Komentar penulis : Masalah jumlah ayat Quran ini sudah penulis pelajari sejak SD belajar agama Islam di sekolah negeri. Bahkan penulis menghitung manual waktu itu karena internet barang langka saat itu.
Akhirnya
penulis tahu darimana jumlah 6.666 tersebut didapat. Memang benar
seperti komen di atas, yang dimaksud 6.666 tersebut adalah kandungan
ayat Quran. Lalu masalahnya dimana?
Masalahnya adalah yang diajarkan sejak SD tersebut adalah "jumlah" ayat bukan "kandungan" ayat. Keduanya merupakan dua kata yang berbeda dan memiliki arti yang berbeda.
Lalu ucapan Mahfud MD mengacu pada jumlah ayat Quran atau kandungan ayat Quran? Oh iya sebagai catatan, pendapat soal kandungan ayat tersebut baru muncul pada abad ke 19 oleh Syekh Al-Bantani yang hidup pada abad tersebut.
Pertama, jika soal jumlah ayat, maka penulis sudah tunjukan fakta bahwa Mahfud MD salah total. Karena jumlah ayat Quran di website kemenag jelas 6.236, kecuali kalkulator kalian rusak, maka angka tersebut yang pasti akan muncul setelah memghitungnya.
Kedua, bagaimana jika yang dimaksud Mahfud MD adalah kandungan ayat bukan jumlah? Ini yang dipakai pembelaan oleh fans Mahfud MD.
Nah jika maksud Mahfud MD adalah soal kandungan, maka penulis bisa pastikan kalau Mahfud MD terlalu cepat berbicara tanpa paham konteks yang diucapkan oleh Saifudin Ibrahim, objek yang dia kritik. Walaupun penulis tidak setuju pendapat Saifudin Ibrahim, tapi penulis paham konteks ucapan beliau.
Jelas konteks ucapan Saifudin Ibrahim mengacu pada ayat-ayat Quran secara langsung. Jelas konteks beliau adalah mengurangi ayat-ayat secara langsung, yang artinya mengacu pada jumlah ayat Quran. Dengan dihapusnya 300 ayat, maka efeknya jumlah ayat Quran otomatis terhapus 300 ayat.
Saifudin tidak berbicara soal kandungan ayat Quran, tapi ayat-ayatnya satu persatu hingga jumlahnya 300. Angka 300 mengacu pada jumlah ayat bukan kandungan ayat.
Jadi mohon maaf Skak Ster ya bray!! Mau maksud Mahfud MD jumlah ayat atau kandungan ayat, argumen beliau tetap ngaco. Kalau maksudnya jumlah ayat, jelas salah. Tapi kalau maksudnya kandungan ayat, maka tidak nyambung dengan konteks yang Saifudin Ibrahim ucapkan.
Kok penulis kayanya benci sama Mahfud MD? Maaf anda salah, justru penulis pengagum beliau. Apalagi saat beliau menantang debat kadrun soal Khilafah.
Penulis hanya menyayangkan, begitu menyangkut agamanya, Mahfud MD langsung bereaksi dengan emosi. Emosi ini yang membuat argumen beliau menjadi berantakan di mata penulis.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/meluruskan-logika-pembela-kesalahan-mahfud-md-soal-05vtp8AqjM
Bikin Ngakak! Noel Dipecat, Pengacara Kadrun Aziz Yanuar Sebut 'Kriminalisasi Ulama'
Yang namanya karyawan atau pegawai sangat wajar dipecat. Apalagi yang dia lakukan tidak sesuai yang diharapkan si bos, tidak ada pilihan selain dari didepak dari tempatnya bekerja.
Seperti kata pepatah, kalau tidak bisa dibina ya dibinasakan.
Hal ini juga yang terjadi pada Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer. Ia baru-baru ini dipecat dari komisaris anak usaha BUMN, PT Mega Eltra.
Diketahui PT Mega Eltra ini perusahaan di bawah naungan PT Pupuk Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan dan konstruksi.
Di samping itu, juga memproduksi cat yang dipasarkan di dalam maupun luar negeri.
Lantas, apa yang membuat Erick Thohir memecat mantan pendukung Jokowi di Pilpres 2019 itu?
Cukup banyak sih alasannya.
Berikut diantaranya,
Pertama Noel (panggilan Immanuel Ebenezer) bukan orang yang paham masalah perdagangan dan konstruksi, sehingga bisa dipastikan perannya dalam memajukan PT Mega Eltra minim.
Lah wong dia cuma pernah jadi relawan pemenangan Pilpres doang kok, disuruh ngurusin masalah perdagangan. Maboook.
Bayangkan misalnya Novel Bamukmin disuruh main debus seperti yang pernah dilakukan oleh Gus Nur. Siap-siap saja, giginya lepas satu lagi kena pisau atau golok.
Kedua, ini sebenarnya alasan yang paling kuat, Noel membela teroris.
Di saat pemerintah, ulama, masyarakat serta TNI/Polri sedang berjibaku mengatasi permasalahan teroris di negeri ini, seperti tanpa bersalah ia membela terdakwa teroris.
Siapa coba yang tidak geram dibuatnya.
Memang sih setiap orang punya hak untuk dibela, tapi tetap saja ingin menjambak rambutnya ketika mendengar ada mantan pendukung Jokowi berbalik arah mendukung teroris.
Sebagaimana kita ketahui bahwa beberapa waktu yang lalu si Ketua JoMan ini menjadi saksi yang meringankan Munarman (pengikut Rizieq yang pernah berbaiat kepada ISIS) di persidangan.
-o0o-
Sebenarnya kalau mau ngotot bela Munarman tetap saja itu hak Noel. Tapi ya mundur dulu dari kursi Komisaris BUMN. Dan tinggalkan jabatan dari JoMan.
Yang ini, duit dari pemerintah mau tapi juga membela musuh negara. Bawa-bawa nama Jokowi pula.
Persis seperti Said Didu, sok sibuk jadi oposisi padahal hasil kerjaannya sebagai Komisaris PT Bukit Asam gak jelas.
Uniknya, meskipun dulu sempat berseberangan dengan kelompok Kadrun, si Immanuel Ebenezer ini sekarang auto diagung-agungkan oleh mereka. Seperti yang disampaikan oleh Aziz Yanuar bahwa Noel dipecat bukan karena minim prestasi melainkan karena di Indonesia ada mafia perusak hukum.
Selain itu, Kadrun yang juga advokat tersebut menuding tanpa bukti ada pihak tertentu yang ingin Indonesia selalu gaduh.
Ketahuan gak ngaca nih orang. Karena bukankah selama ini yang doyan bikin gaduh itu kelompok Kadrun sendiri?
Dikit-dikit demo. Apapun makanannya minumnya teh botol Sosro, apapun isunya mereka pasti demo. Termasuk kalau seandainya ada yang mencuri semvak rizieq di jemuran. Pasti mereka demo dengan isu #SaveUlama.
Padahal yang mencuri semvak itu belum tentu orang. Bisa jadi kucing karena aromanya persis seperti ikan asin.
Nah, kegiatan demo melulu ini secara tidak langsung bikin gaduh lho. Minimal bikin jalan macet dan mereka merusak citra Islam di Indonesia.
Yang selama ini masyarakat luar tahu bahwa kalau sholat itu di masjid, oleh PA 212 dibalik. Mereka tidurnya di masjid tapi shalatnya di jalan.
Kemudian, yang tidak kalah bikin malunya, mereka suka pipis sembarangan kayak anjing. Seperti saat demo 212 dulu tidak sedikit peserta demo yang kencing di sela pohon besar yang ada di kawasan Monas.
Selanjutnya, hal unik yang dilakukan oleh Aziz Yanuar adalah menuding pemecatan Noel menandakan bahwa orang jadi tahu siapa sebenarnya pelaku kriminalisasi ulama.
"Terbukti makin terang benderang rakyat dan masyarakat serta umat tahu siapa dalang dan biang kerok kriminalisasi ulama" ujar mantan pengacara Firza Husein itu seperti tanpa bersalah, seperti yang dilansir oleh populis.id
Ada-ada saja omongan si pengacara padang pasir ini.
Noel itu mantan pendukung Jokowi ferguso. Di mana letak ulamanya?
Hanya saja harap maklum sih. Begitulah kura-kura kualitas kelompok sebelah. Ngadrun dikit auto disebut ulama.
Jadilah ulama digoreng dadakan tiga lema rebuan yang kualitasnya sebelas dua belas dengan Ustad Nicho Silalahi serta Ustad Lieus Sungkharisma.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/bikin-ngakak-noel-dipecat-pengacara-kadrun-aziz-LtgvXJUJXA
Minta Saifudin Ibrahim Ditangkap, Mahfud MD Salah Sebut Jumlah Ayat Quran?
Penulis adalah salah satu orang yang percaya hukum alam yang bernama keseimbangan. Begitu hebatnya hukum ini, sehingga tidak bisa diintervensi oleh apapun, termasuk oleh penegakan hukum tebang pilih di Indonesia.
Secara sederhana logika matematika, kita umpamakan titik seimbang ini adalah angka 0. Jika ada angka minus 5, maka alam akan menyeimbangkan dengan memunculkan angka plus 5. Bayangkan angka minus ini berada di posisi kiri dan angka plus berada di posisi kanan.
Angka
minus ini dimulai dari minus 1 sampai minus tak terhingga, semakin
besar nilai minusnya maka bisa kita sebut sebagai ekstrim kiri. Jika
muncul ekstrim kiri, maka alam akan menyeimbangkan dengan memunculkan
ekstrim kanan.
Dalam kehidupan bernegara, posisi sangat ekstrim ini cenderung membuat stabilitas negara tidak stabil. Negara semakin sering ribut karena ada dua ekstrim yang saling bertentangan. Jangan kaget, inilah seleksi alam untuk sebuah negara mencapai keseimbangan.
Negara-negara skandinavia yang relatif aman, adalah contoh dari negara yang sudah hampir mencapai titik seimbang. Penulis sebut hampir karena tidak ada negara sempurna di dunia ini. Bagi negara demokrasi untuk mencapai keseimbangan ini, dibutuhkan mayoritas masyarakat yang berfikiran luas, logis dan dewasa. Plus ditambah penegakan hukum yang adil.
Sedangkan bagi negara yang cenderung menganut kediktatoran seperti China dan Rusia, untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan, mereka menggunakan kekuatan militer atau penegakan hukum yang sangat ketat.
Bagaimana dengan Indonesia?
Ini yang menurut penulis masih debatable. Tapi bagi penulis, bangsa Indonesia tidak cocok dengan model demokrasi seperti negara skandinavia. Karena pola pikir masyarakat yang masih banyak mudah diadu domba, kesukuan dan cenderung sensitif terhadap agama sendiri, namun kebalikannya jika menyangkut agama orang lain.
Tapi yang paling bahaya adalah jika suatu negara tidak bisa mencapai titik keseimbangan. Maka hukum alam apa yang akan berlaku? Memang pahit, tapi Indonesia bubar ini adalah hukum alam yang akan terjadi.
Tidak ada penciptaan, tanpa didahului pemusnahan. Ini adalah hukum alam yang selalu berulang. Jika teman-teman membaca novel three kingdom, maka itulah yang terjadi saat China tidak bisa menjaga keseimbangan, sehingga terpecah, perang saudara, sebelum akhirnya mencapai keseimbangan baru dengan terbentuknya dinasti jin.
Keseimbangan baru ini juga bukan sesuatu yang abadi. Tetap di lain masa bisa terjadi ketidakseimbangan yang akhirnya memusnahkan sistem lama digantikan sistem yang baru. China yang sudah berumur ribuan tahun sudah merasakan banyaknya hukum alam yang mereka alami.
Tidak salah kalau ada pepatah yang mengatakan belajarlah sampai ke negeri China. Walau dianggap pepatah dari hadist palsu oleh Wahabi, tapi tidak mengurangi rasa percaya penulis terhadap pepatah tersebut. Karena jelas kita harus belajar pada yang lebih berpengalaman.
Tanpa mengurangi kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, harus kita akui kalau negara kita ini baru seumur jagung. Potensi perpecahan dan mencapai keseimbangan masih sangat mungkin terjadi. Harapannya adalah keseimbangan tersebut bisa dicapai tanpa harus ada pertumpahan darah seperti bangsa besar lain di masa lalu.
Bisakah? Mari kita renungkan dan jawab di hati masing-masing saja.
Sekarang masuk ke pembahasan Saifudin Ibrahim. Harus kita akui kalau munculnya sosok seperti beliau ini adalah hukum alam, penyebabnya adalah banyak ustad yang menghina agama lain dengan terang-terangan. Ketika ada ustad yang hobi menghina agama lain, maka akan muncul orang yang hobi menghina agama si ustad. Ini adalah hukum alam!!
Walaupun hukum alam ini secara tidak langsung mau diintervensi oleh penegakan hukum tebang pilih, tetap saja hukum alam ini akan terjadi. Tidak percaya? Silakan tangkap semua yang dianggap penista agama Islam dan biarkan ustad yang menghina agama lain. Maka bukannya semakin berkurang, orang-orang macam Saifudin Ibrahim ini akan bertambah banyak.
Ini adalah fakta yang harus penulis tuliskan tanpa bermaksud membela Saifudin Ibrahim. Karena Penulis tidak setuju dengan Saifudin Ibrahim.
Dia enak-enak di Amerika, eh saudaranya di sini dibiarkan berpotensi mengalami nasib serupa guru di Prancis. Sudah tahu rakyat kita senang banget menggeneralisir, ini malah melakukan provokasi pada mereka yang emang gampang diprovokasi.
Bahkan sekelas orang pintar dan profesor seperti Mahfud MD saja terprovokasi loh!! Beliau langsung meminta Saifudin Ibrahim ditangkap dengan alasan sebagai berikut :
"Ajaran pokok di dalam Islam itu, Al-Qur’an ayatnya 6.666, tidak boleh dikurangi. Misalnya disuruh dicabut 300, itu berarti penistaan terhadap Islam," tegasnya.
Komentar penulis : cepat sekali ya kalau agamanya merasa terhina langsung minta tangkap? Tapi begitu pemuka agamanya menghina, kok Mahfud MD diam saja?
Ingat pak Mahfud, penegakan hukum yang tebang pilih tidak akan membuat hukum alam berhenti. Ibaratnya Potong leher Saifudin Ibrahim, maka akan muncul 2 Saifudin Ibrahim lain. Hail Hydra!!
Karena secara tidak langsung intervensi hukum alam, maka Mahfud MD dipermalukan oleh alam. Karena setelah penulis cek di quran.kemenag.go.id, ternyata jumlah ayat Al-Quran totalnya ada 6.236, loh kok bisa kurang?
Maka secara logika di sini ada dua konsekuensi logis yang mungkin. Pertama, kemenag mengurangi ayat Quran. Maka berdasar logika Mahfud MD di sini kemenag sudah menista agama Islam.
Kemungkinan kedua, kemenag tidak mengurangi ayat Quran. Artinya Mahfud MD yang menambahkan ayat Quran. Penistaan ga nih? Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/minta-saifudin-ibrahim-ditangkap-mahfud-md-salah-AI2iy1ceK3
Pawang Hentikan Hujan Dianggap Haram, Tetapi Ritual Minta Hujan Kok Boleh?
Seperti penulis “khawatirkan”, atraksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika, pada Minggu 20 Maret 2022 lalu, kini benar-benar diributkan oleh kaum kadrun. Di medsos ada status yang menyesalkan hal-hal yang bersifat klenik itu dilakukan.
Terlepas dari keluh kesah dan keresahan para kadrun, Rara Isti Wulandari, sang pawang hujan, memang tampil memukau ketika itu. Dan hujan yang tadinya lebat itu pun akhirnya berhenti. Acara lomba motoGP dilangsungkan, dan sukses!
Kita
sebagai awam sebetulnya kurang paham, apakah berhentinya hujan itu
karena “kewibawaan” sang pawang, atau memang dasar sudah saatnya
berhenti pada saat itu? Ini akan menjadi suatu pertanyaan yang terus
bergulir di otak, sebab pembuktiannya sulit.
Tapi yang pasti, kini nama dan sosok wanita – yang disebut-sebut berstatus janda beranak satu -- ini pun melambung tinggi. Seluruh dunia membicarakannya, sebab perhelatan MotoGP 2022 Mandalika ini memang tersiar ke seluruh dunia. Iri? Tentu saja, sebab menyimak bincang-bincangnya dengan Karni Ilyas kemarin, Rara ternyata menerima bayaran yang bikin kita ngiler.
Apakah setelah ini, profesi pawang hujan akan semakin populer, dan digandrungi orang? Bisa jadi, dan banyak orang akan berminat mempelajarinya. Kenyataan ini sekaligus akan membuat para kadrun semakin mencak-mencak tak karu-karuan. Sebab bagi mereka, praktik ini termasuk musyrik atau menduakan Tuhan?
Hal ini tampak dari status-status dan statemen yang bermunculan di medsos soal haramnya praktik pawang hujan ini. Tapi setelah menelisik lebih jauh, ketahuanlah bahwa soal penggunaan jasa pawang hujan ini sudah biasa dan lumrah. Jauh sebelum penampilan Rara di Mandalika, praktik semacam ini ternyata sudah jamak dilakukan -- baik oleh pejabat tinggi, orang kaya, maupun masyarakat bawah.
Jelasnya, banyak warga yang menggunakan jasa pawang hujan dalam acara-acara penting, semacam pernikahan, dll. Tapi yang lebih mengejutkan penulis adalah berita-berita bahwa mantan presiden, SBY, lazim menggunakan jasa pawang hujan dalam berbagai acaranya. Sayang sekali, jasa Rara Wulandari tampaknya tidak pernah digunakan waktu itu?
Fakta bahwa SBY juga “akrab” dengan kiprah pawang hujan, pastinya menampar telak muka tebal Roy Suryo. Betapa tidak, mantan menteri olahraganya SBY ini, terdengar nyinyir soal pawang hujan Sirkuit Mandalika ini. Dan kini entah apa sikapnya setelah tahu bahwa SBY juga suka. Atau jangan-jangan pawang hujan juga aktif di acara Roy selaku menteri dulu?>
Tapi
yang jelas, yang bersangkutan tidak akan berhenti nyinyir gara-gara
“kedok” SBY terbongkar soal pawang hujan ini. Sebab nyinyir itu memang
sudah merupakan kebiasaan yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa raga
kaum kadrun.
Intinya, pawang hujan adalah haram menurut kadrun. Tetapi dipastikan pernyataan sikap semacam itu hanya akal-akalan. Itu hanya strategi awal untuk nanti mendiskreditkan pemerintahan Jokowi sebagai penista agama.
Ditambah suksesnya penyelenggaraan acara balapan motoGP di sirkuit baru itu, pasti membuat mental kadrun semakin nyungsep. Maka untuk menghibur diri, kadrun hanya bisa melakukan aksi demo mengharamkan pawang hujan. Sebab faktor itulah tampaknya yang berpeluang untuk digoreng.
Bahkan kabarnya besok, Jumat 25 Maret 2022, PA 212 akan berdemo lagi untuk melanjutkan aksi menuntut Gus Yaqut. Dasar tak tahu malu, baru saja gerombolan ini ditertawai semua orang gara-gara koorlap demo mereka dinilai menista agama, kini kok malah kembali demo agar penista agama versi mereka ditangkap? Selain itu mereka juga membawa nama Saifuddin Ibrahim dan Abu Janda sebagai penista agama.
Tetapi mengapa mereka tidak menyoal soal pawang hujan di Mandalika? Padahal itulah salah satu poin yang dalam benak penulis akan menjadi agenda mereka. Tetapi kok tidak disinggung sama sekali? Atau apakah karena sudah telanjur viral berita-berita soal kegemaran SBY menggunakan jasa pawang hujang, maka kadrun mencoretnya dari tuntutan?
Tetapi begitulah para kadrun yang tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Tahunya cuma demo dan demo, untuk memperlihatkan bahwa mereka masih eksis. Dan jangan lupa, dana dari bohir pasti sudah didapat maka acara itu bisa dilangsungkan. Apakah besaran uang yang akan dikantongi para koorlap demo itu lebih besar atau lebih kecil dari honorarium yang didapat Rara Wulandari?
Mari kita lihat besok kesalahan dan kelucuan apa lagi yang akan mereka lakukan. Tindak tanduk dan ulah mereka kerap dinilai sebagai penistaan terhadap agama, tetapi mereka malah doyan berdemo membela agama? Lucu bin gokil. Tapi itulah kadrun.
Namun soal keberadaan pawang hujan di Mandalika, karena sudah banyak dinyinyiri para kadrun, hal itu bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu tema yang akan mereka usung dalam aksi-aksi demo selanjutnya. Maka sebaiknya keberadaan para pawang hujan dalam acara yang melibatkan pemerintah dan pihak yang mereka benci, tak usah diperlihatkan kepada umum, daripada nanti bikin ramai para kadrun.
Yang juga menjadi pertanyaan adalah ketika kadrun mempersoalkan keberadaan pawang hujan yang tugasnya menahan hujan supaya tidak turun di satu tempat. Lalu bagaimana dengan acara-acara yang kerap dihiasi doa-doa untuk memohin hujan turun di kala kamarau sudah berlangsung begitu lama? Apakah bedanya dengan doa meminta hujan tidak turun? Mengapa ritual meminta hujan turun tidak disalahkan, sementara meminta hujan berhenti dianggap dosa?
Selain pawang hujan, kita juga mengenal yang namanya pawang ular, pawang singa, pawang gajah, dan pawang binatang-binatang lainnya. Apakah keberadaan mereka ini juga salah atau dosa di mata kaum kadrun?
Apakah tindakan orang yang menaklukkan atau mengendalikan singa atau ular itu suatu dosa? Hanya kadrun yang bisa menjawab seturut kepentingan mereka, tentu saja.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pawang-hentikan-hujan-dianggap-haram-tetapi-doa-aQtC3s8Z40
Noel Dipecat Tak Berdampak Apa-apa Soal Radikalisme di BUMN
Akhirnya Noel dipecat dari jabatannya sebagai direktur utama sebuah perusahaan BUMN. Dugaan yang bergulir sebagai penyebab pencopotan ini adalah dikarenakan yang bersangkutan tampil di pengadilan menjadi saksi yang meringankan bagi Munarman, terdakwa kasus terorisme.
Sebagaimana publik ketahui, Munarman yang sangat terkenal bersama FPI di masa lalu, kini menjadi pesakitan. Dia ditangkap Densus 88 dari kediamannya (27/4/2021) atas dugaan keterkaitannya dengan terorisme. Misalnya dia disebut-sebut hadir dalam sejumlah acara pembaiatan ISIS di berbagai kota.
Semua
orang pasti tahu soal ISIS, yang tak lain organisasi yang ingin
menguasai dunia dengan motif agama. Namun sayang, motif agama itu hanya
kedok, sebab yang terjadi adalah aksi-aksi yang sangat kejam dan tidak
berperikemanusiaan guna meraih apa yang diimpikan oleh mereka.
Maka tidak heran jika pergerakan ini ditolak di mana-mana oleh masyarakat yang waras dan sehat akal. Sebaliknya masyarakat yang masih bodoh atau bisa ditipu, akan merasa terpincut untuk menjadi bagian organisasi ini.
Untuk kasus Indonesia saja, banyak orang yang meninggalkan Tanah Air, meninggalkan keluarga, untuk berangkar ke Suriah, bergabung dengan ISIS yang kala itu beritanya sedang “moncer". Bahkan ada yang berangkat bersama seluruh anggota keluarga, setelah menjual semua harta miliknya.
Awalnya mereka diimingi surga dengan menjadi pejuang agama, menegakkan hukum Allah di muka bumi, dengan memerangi pemerintahan dunia yang thogut. Ada pula yang berangkat karena terpesona oleh janji-janji manis soal pekerjaan dan upah yang sangat besar jika bergabung.
Namun apa yang terjadi? Semua hanya akal-akalan. Bayangan-bayangan indah setelah bergabung dengan organisasi ini langsung melumer begitu sampai di sana. Pendatang yang baru bergabung ditempatkan di kamp-kamp yang kumuh bersama anggota lain dari berbagai tempat atau negara.
Sementara yang ingin berperang langsung diterjunkan ke medan laga, bergabung dengan pemberontak Suriah. Banyak yang tewas. Sementara tujuan mereka untuk menguasai Suriah - Irak tidak kesampaian. Yang terjadi adalah ISIS terdesak dan keluar dari kawasan-kawasan Suriah – Irak yang sempat mereka kuasai selama beberapa tahun.
Lalu orang-orang Indonesia yang telanjur bergabung, bahkan sudah bersumpah setia pada pimpinan organisasi, banyak yang menyesal dan ingin kembali ke Indonesia. Tetapi menerima mereka kembali sama saja seperti memasukkan ular-ular dan macan buas, sebab di sini mereka diyakini hanya akan menjadi agen teror, pelaku teror.
Sebab keinginan mereka untuk melihat berdirinya sebuah negara yang sesuai dengan “kemauan” Tuhan, tidak akan pernah terhapus dari memori. Hal itu akan terus-menerus menjadi sesuatu yang dianggap sebagai panggilan hidup mereka.
Padahal
kebanyakan dari mereka itu hanyalah warga yang lugu, dan mungkin kurang
paham soal agama. Tetapi pikiran dan jiwa mereka telah dikotori oleh
penceramah agama radikal, yang membodohi mereka tentang surga.
Lihat saja orang-orang yang baru ditangkap Densus 88 karena dugaan terorisme, rata-rata adalah warga kelas bawah yang lugu. Mungkin mereka hanya akan disiapkan menjadi pengebom bunuh diri sambil diiming-imingi mendapatkan sambutan puluhan bidadari setiba di sorga, usai meledakkan diri.
Sambutan bidadari itupun hanya bagi laki-laki. Sementara yang perempuan nanti dapat apa di surga? Hal-hal seperti ini tidak pernah ditanyakan kepada oknum-oknum yang menyuruh mereka jadi "pengantin".
Atau, kalau memang yakin masuk sorga dan mendapat bidadari, mengapa bukan oknum penceramah itu saja yang jadi "pengantin"? Ini mestinya ditanyakan kepada oknum-oknum yang mengimingi surga itu. Tapi warga yang lugu-lugu itu memang hanya dikorbankan.
Adapun dr Sunardi yang tewas didor petugas Densus 88 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2022), sudah tergolong pentolan atau pengurus sebuah lembaga yang berafiliasi pada kelompok teror bernama HASI. Ke organisasi inilah Fadli Zon memberikan sumbangan sebesar $US 20.000 pada 2015 lalu. Hal itu tampak dari foto yang menjadi viral baru-baru ini.
Sementara Munarman yang sudah memasuki babak penuntutan di persidangan, diduga merupakan otak dari berbagai peristiwa teror bom di beberapa tempat. Aktivitasnya, jabatannya di ormas agama radikal intoleran, serta kehadirannya pada acara-acara baiat ISIS merupakan indikasi yang dapat dijadikan penguat dugaan soal keterlibatannya dalam teror.
Maka dalam kaitan ini, sangat tidak bisa dipahami mengapa seorang Noel, yang dikenal luas sebagai salah satu “motor” di balik kemenangan Jokowi di Pilpres 2019, kok malah membela tersangka teror di pengadilan? Alasannya pun lebih sulit dipahami: pertemanan dan kemanusiaan.
Mengapa Noel melakukan sesuatu hal yang tentunya sangat bertentangan dengan salah satu program Presiden Jokowi: memberantas radikalisme-terorisme? Besar dugaan karena dia mendapatkan tekanan. Tetapi tekanan dari pihak mana? Hanya Noel sendiri yang bisa menjawabnya.
Setelah Noel akhirnya dipecat, dia berkilah bahwa itu merupakan pembalasan dendam dari dalam lingkungan Istana? Tetapi siapa yang menaruh dendam itu? Mestinya Noel menyebutkan nama supaya tidak menjadi teka-teki yang terdengar lucu. Sebab publik sendiri paham sepaham-pahamnya bahwa pembelaannya terhadap Munarman-lah yang menjadi faktor utama dia di-PHK.
Dipecatnya Noel dari BUMN, menjadikan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pahlawan dalam perang melawan radikalisme intoleransi yang sudah mengurat-akar di perusahaan-perusahaan milik negara. Sosok yang disebut-sebut berada di balik suksesnya acara motoGP Mandalika ini dipuji dan dibanggakan sebagai telah menepati janji memberantas radikalisme dan intoleransi di lingkungan BUMN.
Pertanyaannya, apakah hanya dengan memecat seorang Noel berpengaruh pada keberadaan radikalisme di BUMN? Rasanya kok tidak ya, tidak ada pengaruh sama sekali. Justru para kadrun sekarang bersorak sebab salah seorang pendukung Jokowi, dari kalangan minoritas pula, didepak dari BUMN.
Noel yang beragama minoritas tidak punya andil apa-apa soal radikalisme intoleransi. Dia diyakini tidak memiliki atau terhubung dengan suatu jaringan radikal-intoleran. Dia hanya pernah berteman dengan Munarman, dan entah mengapa mau saja dijadikan saksi yang meringankan di pengadilan?
Dugaan sementara, ada suatu “kekuatan” di BUMN yang memaksanya melakukan itu (membela Munarman). Apa dan siapa kekuatan itu? Mereka itulah radikalisme-intoleransi yang diduga sudah lama bercokol dan menguasai perusahaan-perusahaan pelat merah. Dugaan inilah yang seharusnya diungkap dan diberangus jaringannya, bukan memecat Noel.
Noel dipecat dari BUMN, tidak punya dampak apa-apa soal radikalisme-intoleransi yang diduga kuat sudah menggurita di BUMN.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/noel-dipecat-tak-berdampak-apa-apa-soal-LF2cfTy5vB
Komentari Soal Hambalang dan MotoGP, Politisi Demokrat Disindir Habis-Habisan
MotoGP berlangsung sukses. Dorna Sports juga puas dan tidak ada keluhan. Dan tahun depan, dipastikan MotoGP kembali hadir di Mandalika. Selain itu Mandalika juga sudah menandatangani kontrak selama 10 tahun ke depan.
Jadi, ada berita berjudul “Hore!Kabar Baik untuk Indonesia! Dorna Sports Puas, MotoGP Mandalika Dipastikan AdaLagi 2023, Fix Kontrak 10 Tahun!”. Dan iji ditanggapi oleh politisi Demokrat bernama Susilawati.
Kemudian, ada seorang netizen yang merespon terhadap tanggapan Susilawati mengenai berita soal ajang MotoGp Mandalika.
Netizen tersebut menyinggung mengapa Susilawati selama ini bungkam soal korupsi kader Demokrat dan Proyek Hambalang yang mangkrak. “Terus duit yang dibikin bancakan kader demokrat dan peninggalan hambalang yang mangkrak juga duit kita, kenapa anda bungkam selama ini,” kata dia.
Susilawati menyebut bahwa uang negara Indonesia lebih berguna di dalam negeri daripada untuk orang asing di luar negeri. “Duit RI lebih berguna di dalam negeri daripada untuk orang asing di luar negeri,” kata Susilawati.
“Yang membiayai semuanya kita lagi?” kata Susilawati.
Ini pernyataan yang sangat konyol. Pantas saja kena sindir habis-habisan. Apa maksudnya uang lebih berguna di dalam negeri ketimbang ke luar negeri?
Orang-orang pun heran dan menduga-duga bahwa Susilawati bermaksud uang negara lebih baik dikorupsi orang dalam negeri dibanding mengalir ke luar negeri.
“Baru ngerti saya, karena duit RI lebih berguna di dalam negri maka daripada mengalir keluar negri (untuk orang asing) lebih baik disimpan baik-baik di dalam negri atau dikorupsi. Begitukah filosofi petinggi Partai Demokrat?” katanya.
“Oh gitu ya walau dipakai bancakan kader partai penting disimpan dalam rekening di dalam negeri hemmm enak di Anda susah di rakyat mbok de enak di antum gak enak di ana,” kata yang lain.
Percuma saja uang di dalam negeri kalau ada yang mengkorupsi habis-habisan. Lihat saja itu Hambalang. Uang 2,5 triliun menguap begitu saja dan tidak ada manfaat apa pun. Mau dijadikan bangunan angker untuk wisata horor pun tidak bisa. Jadi inikah yang dimaksud Susilawati? Ngomong kok seenaknya.
Di era presiden dulu, banyak subsidi-subsidi yang tidak mendidik. Subsidi lebih dipentingkan, tapi pembangunan dikesampingkan. Makanya terkesan autopilot. Dan Jokowi yang pontang-panting melakukan pembangunan dengan masif agar bisa mengejar ketertinggalan. Inikah yang dimaksud dengan uang lebih baik di dalam negeri?
Bukan masalah uang ada di dalam negeri atau diputar ke asing, tapi apa manfaatnya dan bagaimana penggunaannya.
Kalau memang begitu, bagaimana dengan Formula E? Ini lebih parah lagi. Uang tak jelas peruntukannya, tidak transparan, mau diinterpelasi tapi dihalangi. Uangnya juga diberikan untuk asing, kenapa tidak komentari juga? Balap ini memang lebih murah di negara lain, tapi di Jakarta lebih mahal berkali lipat dan semua itu tanpa kejelasan dari gubernur seiman itu. Kelebihan bayar entah lari ke mana.
Memang makin ke sini, kader Demokrat makin tidak jelas dan tidak bermutu. Komentarnya tak ada yang mencerdaskan, tapi membodohi. Makin membela diri, makin kelihatan bobroknya.
Hambalang jelas mangkrak. Jelas kasus korupsinya. Jelas jadi bancakan. Triliunan rupiah jadi rebutan oleh pejabat biadab yang terlibat. Demokrat masih mau mengelak seolah itu bukan terjadi di era SBY. Ini adalah aib yang tidak bisa disembunyikan dengan cara apapun.
Mau mengelak sehebat apa pun, publik sudah meyakini bahwa Hambalang itu akan selalu jadi saksi. Ada semacam asosiasi otomatis tak resmi dari publik, di mana mereka akan langsung teringat dengan Hambalang kalau sudah bicara soal SBY dan Demokrat. Semakin mereka lakukan pembelaan, semakin dibully oleh publik. Netizen sekarang sadis-sadis.
Demokrat kerjanya selalu iri dengan keberhasilan pemerintah. Mungkin bagi mereka, keberhasilan Jokowi adalah luka bagi mereka. Di era Jokowi, banyak acara olahraga berskala internasional diadakan. MotoGP, Asian Games, selanjutnya Asian Para Games di Solo, Acara perlombaan selancar kelas dunia di Banyuwangi, Piala dunia basket dll. Di era SBY, Hambalang aja mangkrak. Ini hal yang sangat memalukan.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/komentari-soal-hambalang-dan-motogp-politisi-gsTwt1tF3G
Mulut Busuk Pejabat DKI Sirkel Anies Baswedan, Coba Lihat Geisz
Pejabat DKI macam Geizs Chalifah ini dipelihara oleh Balai Kota. Orang ini adalah pejabat dan komisaris Ancol yang begitu aktif di Twitter, menghina orang dengan sebutan dongo. Tapi masih saja dipelihara oleh Anies Baswedan.
Saya
bingung dengan apa yang menjadi pertimbangan Anies, apakah Geizs ini
sama-sama orang Arab sehingga dipertahankan, meski mulutnya busuk dan
kasar? Apakah dia ini adalah jimatnya Anies, sehingga ketika Geizs
dibuang, Anies juga kebuang? Kenapa saya katakan hal ini? Karena begini.
Pertama, Geizs ini mulutnya kasar. Apa yang dipikirkannya, begitu tidak jelas. Menyebut orang dan warga DKI Jakarta sendiri sebagai orang dongo dan bodohnya nyundul langit. Orang ini kelihatan banget tidak punya tata krama macam Rizieq Shihab. Rizieq hina perempuan dengan sebutan kasar.
Geizs juga bikin onar di Twitter, mengatakan bahwa yang nggak setuju sama dia sebagai orang dongo. Padahal kalau mau dikata, dia sendiri adalah orang yang dongo. Dongo sampai mengatakan Formula E rampung 80 persen. Tapi ternyata di situs resminya, malah nggak ada tuh info kapan pagelarannya.
Sungguh memalukan memiliki orang-orang seperti ini. Geizs ini bikin malu orang-orang Jakarta. Dia ini duri dalam daging di pemerintahan Anies Baswedan. Tapi ya memang sih mereka cocok. Sama-sama orang yang dianggap bodoh.
Kalau Anies dianggap bodol oleh dunia global yakni dunia Google, jadi paripurna gitu. Maka nggak heran kalau di dalamnya ada orang-orang seperti Geizs yang dipelihara dan menjadi manusia yang paling nggak guna makan gaji yang diambil dari pajak rakyat Jakarta.
Sebagai Komisaris Ancol, Geizs ini nggak punya kapasitas sama sekali. Kerjaannya hanya mengejek dan menghina orang-orang baik. Dia menghina orang-orang yang berseberangan dengan Anies. Memang macam-macamnya pendukung Anies Baswedan.
Memang
Rocky Gerung, Amien Rais, Prabowo, dan pendukung Anies Baswedan macam
Geizs ini tidak memiliki akal sehat. Mereka menggunakan pikirannya hanya
untuk membangun narasi bahwa Jokowi gagal. Padahal yang gagal itu
mereka. Mereka gagal menang pilpres.
Mereka gagal menghancurkan karakter Ahok, yang saat ini karirnya moncer to the moon dengan perhelatan Pertamina Mandalika MotoGP di Mandalika, Lombok. Akhirnya, yang dikerjakan Geizs Chalifah hanya upaya yang sia-sia.
Seperti upaya menjaring angin. Apa yang dikerjakan Geizs hanya menutupi kedunguan dari pemimpinnya, dengan cara menghina dan mengejek orang lain. Kita melihat mentalitas Geizs menunjukkan dia masih kanak-kanak.
Bicara usia, dia mungkin sudah tua dan dekat tanah. Tapi bicara soal mentalitas dan karakter, orang dekat Anies Baswedan ini adalah sosok yang tentunya mencerminkan karakter busuk yang tidak pernah menghargai orang Indonesia.
Sebagai suku pendatang, orang ini seharusnya tahu diri dan punya sopan santun di negara orang. Mungkin dia bisa punya KTP Indonesia, penduduk di Jakarta. Akan tetapi, kita tidak bisa pungkiri bahwa orang ini membawa semangat leluhurnya.
Saya kira, orang macam Anies Baswedan dan Geizs ini perlu belajar dari Raden Rara yang dengan santunnya mendiamkan orang-orang nyinyir seperti Roy Panci. Roy Panci tidak dimaki balik oleh Raden Rara. Kita melihat keindonesiaan Raden Rara, membuat Roy Panci semakin terkentut-kentut.
Saya kira, selama ini sudah terlalu banyak pejabat di DKI yang dipelihara oleh Anies Baswedan, seenak jidat menghina rakyat Jakarta yang mengkritisi hasil kerja nol besar dari Anies dan Geizs di Ancol. Mereka ini tidak mencerminkan sebuah sikap selayaknya pemimpin.
Geizs menghina orang di Twitter, tapi masih makan dari pajak rakyat. Inilah yang menjadi ironi terbesar bagi bangsa ini. Orang macam Geizs bisa jadi pejabat di Ancol? Bisa-bisanya jadi komisaris? Sudah waktunya mereka ini harus dihantam oleh langit.
Sudah terlalu lama DKI Jakarta dikeruk dan dibuat menjadi lahan bancakan. KPK juga pengecut dalam mengurus Dugaan korupsi Formula E yang diarsiteki oleh Anies Baswedan. Geizs malah cuap-cuap di Twitter, selayaknya orang Indonesia saja.
Orang macam Geizs ini memang macam Rocky Gerung. Tidak punya sopan santun dan norma adat. Begitu bencinya kalian sama orang Indonesia? Ya memang sih, sirkel kalian kan orang pendatang dengan mental menganggap orang Indonesia rendah.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mulut-busuk-pejabat-dki-sirkel-anies-baswedan-XJztY81x3u
Pebalap MotoGP, Kalian Harus Hati-hati dengan Indonesia
Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayah yang luas dan jumlah penduduk hampir 270 juta jiwa. Banyak potensi yang dimiliki oleh negeri ini khususnya pemasaran bagi produk, jasa atau apapun itu bagi orang luar negeri.
Jepang sebagai raksasa otomotif dunia, menganggap Indonesia sebagai mitra dagang yang sangat menguntungkan. Iya lah kita lihat motor, mobil dari Jepang sudah menghambar di seluruh wilayah Indonesia. Dua ratus tujuh puluh juta penduduk Indonesia merupakan pasar yang besar dan memberikan keuntungan berlimpah ruah bagi negeri matahari terbit tersebut.
Akhir
pekan kemarin Indonesia dilanda rasa bangga, heboh serta euforia.
Setelah 25 tahun akhirnya Indonesia kembali menyelenggarakan balap motor
dunia MotoGP 2022. Seiring dengan tekad pemerintah Indonesia yang
menjadikan Kawasan Ekonomi Ekslusif (KEK) Mandalika di Lombok sebagai
tempat wisata super prioritas. Di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB),
Pemerintah mendorong dibangunnya Sirkuit balap motor berstandar dunia
yaitu Sirkuit Mandalika.
Pada tanggal 18-20 Maret 2022 MotoGP diselenggarakan di Pertamina Mandalika Internasional Street. Antusias masyarakat Indonesia begitu membahana. Penonton yang datang memenuhi sirkuit Mandalika diperkirakan berjumlah 100.000 orang lebih sedikit.
Jumlah ini kalah dari Sirkuit Sepang Malaysia dan Sirkuit Buriram Thailand. Tapi MotoGP Mandalika Indonesia diselenggarakan ditengah keterbatasan karena pandemi COVID-19. Dengan segala batasan, protokol kesehatan yang ketat penonton yang datang masih banyak. Bisa dibayangkan jika MotoGP kembali ke Indonesia di masa bebas pandemi COVID-19.
Penyelenggaraan MotoGP 2022 yang berlangsung akhir pekan kemarin menyisakan banyak cerita menarik di luar balapannya itu sendiri. Sejumlah pembalap beraksi, seakan mencari perhatian (caper), untuk menarik atensi para penggemar balap motor. Mereka menyadari jika Indonesia merupakan tempat potensial untuk meningkatkan daya tarik MotoGP.
Para pebalap MotoGP berusaha berbaur dengan masyarakat sekitar Mandalika. Seperti aksi pembalap Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo yang sempat menyambangi konter pulsa untuk membeli SIM card seluler, dan di sana mereka berinteraksi dengan warga lokal. Lalu ada Marc Marquez yang kedapatan dibonceng motor matik dengan plat nomor dan pajak yang sudah mati.
Aksi mereka sepertinya telah dirancang oleh pembalap dan timnya, berdampak pada peningkatan jumlah follower Instagram masing-masing pembalap. Mereka menyadari Indonesia memiliki basis pengguna media sosial yang besar mencapai 191 juta orang pada Januari 2022, menurut data We Are Social. Jumlah itu meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 170 juta orang.
Social Blade, situs web yang melacak statistik dan analitik media sosial, mencatat kenaikan follower yang signifikan pada beberapa akun Instagram pembalap seperti Marc Marquez, Fabio Quartararo, dan Miguel Oliveira, saat MotoGP Mandalika 2022 berlangsung.
Akun Instagram Marc Marquez, @marcmarquez93, menjadi akun dengan penambahan follower terbanyak. Saat kualifikasi MotoGP Mandalika digelar pada Sabtu (18/3), Social Blade mencatat Marquez mendapat penambahan 40.788 follower. Tiga hari kemudian, bertambah lagi 198.859 followers. Total jumlah follower sang bintang balap itu mencapai total 6.435.576 follower.
Ada lagi aksi caper yang dilakukan Marquez. Saat Parade MotoGP yang mengelilingi jalanan Jakarta, Marquez beraksi ‘ngepot’ hingga roda belakangnya mengeluarkan asap. Momen ini diunggahnya ke akun Instagram dengan caption: “Tolong jangan ada burnout, jangan ada wheelies.. 5 menit kemudian…”
Fabio Quartararo, turut mendapat banyak follower baru, meskipun tak sebesar Marquez. Dia mendapat 49.100 follower baru di Instagram pada Minggu (20/3). Sehari setelah event MotoGP Mandalika selesai, Quartararo mendapat 109.660 follower baru.
Aksi-aksi para pebalap MotoGP untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia sah-sah saja dan sangat wajar. Tapi kalian pun harus berhati-hati. Jangan sampai perkataan dan aksi kalian membuat kecewa masyarakat Indonesia.
Jika itu terjadi, masyarakat Indonesia bisa ngamuk dengan caranya sendiri. Seperti kejadian beberapa waktu lalu pada Dayana gadis cantik asal Kazakstan. Karena kesalahan Dayana, subcriber dan follower Dayana langsung merosot drastis. Hal ini karena rasa kecewa orang Indonesia yang pada awalnya menyukai seorang Dayana.
Untuk itu para pebalap MotoGP jangan sampai mengecewakan fans Indonesia. Kalian bisa meraup simpati masyarakat tapi jika salah perkataan dan berprilaku, maka masyarakat Indonesia bisa seketika menghukum kalian.
Kalian baik, kami baik. Jadi mari kita saling membahagiakan.
Sumber Utama : https://seword.com/sport/pebalap-motogp-kalian-harus-hati-hati-dengan-FlWOs31IUb
Mau “Bantai” MotoGP Jokowi, Kadrun Modyar Buka Aib SBY!
Perhelatan MotoGP Mandalika sudah berakhir. Ada rasa senang dan puas yang saya rasakan. Walaupun hanya menonton dari jauh lewat siaran televisi. Yang menonton langsung pasti perasaannya jadi sangat senang membahana. Yang pasti kita sama-sama merasa bangga. Bahwa Indonesia telah berhasil menyelenggarakan event kelas dunia.
Walaupun pasti masih ada beberapa hal di sana sini yang perlu diperbaiki. Namun, MotoGP Mandalika telah digelar dengan sukses, tanpa halangan yang berarti. Keseriusan Indonesia menggarap MotoGP Mandalika mendapat apresiasi yang tinggi dari pihak Dorna. Apalagi mempertimbangkan bahwa proses penyelesaian sirkuit hingga gelaran utamanya bertepatan dengan masa pandemi global.
Para pembalap pun terlihat sangat hepi. Hepi karena keindahan alam Mandalika. Hepi karena sambutan masyarakat Indonesia yang luar biasa. Sehingga mereka merasa layaknya seperti seorang superstar. Hepi juga karena lancarnya acara balapan. Ya yang namanya hujan dan harus bertarung di aspal basah, itu merupakan hal biasa bagi mereka.
Sementara para warga lokal di Lombok tentunya kecipratan rejeki. Dari yang jualan suvenir, jualan kuliner hingga jualan pulsa. Apalagi yang mereka yang bekerja di penginapan. Bahkan rumah penduduk pun kabarnya disulap untuk jadi penginapan para tamu. Wisata Lombok pun mendapat promosi gratis dari akun-akun media sosial para pembalap MotoGP.
Ya kita yang waras pasti mengucapkan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Tuhan, atas suksesnya perhelatan besar, yang memberi banyak manfaat buat banyak rakyat. Sayangnya di negeri tercinta ini masih ada segerombol orang, gampangnya kita sebut saja para kadrun, yang malah nyinyir terhadap MotoGP Mandalika. Yang berharap gelaran itu gagal. Berharap tiketnya gak terjual. Berharap tidak banyak penonton yang datang. Berharap balapannya nggak rame karena Marquez nggak jadi ikut. Berharap terjadi hal-hal buruk yang menyebabkan MotoGP Mandalika tidak sukses dan memalukan buat Indonesia. Apa mereka ini juga berharap masyarakat Lombok tidak mendapatkan rejeki gitu dari MotoGP Mandalika? Kok jahat dan busuk sekali ya hatinya?
Tentu saja, niat yang jahat dan busuk itu lah yang akhirnya mendapatkan kegagalan. Bukannya berhasil “membantai” dan menjelek-jelekkan Presiden Jokowi. Ulah mereka justru menggali aib mantan Presiden SBY. Padahal mereka yang berulah ini adalah mereka yang merupakan pendukung kubu SBY. Kuwalat kali ya!
Nah, ada 3 poin yang diserang oleh para kadrun. Pertama soal pawang hujan, kedua soal biaya MotoGP Mandalika dan ketiga soal perolehan atau kesuksesan MotoGP Mandalika.
Kita mulai dari soal pawang hujan. Bagi kita sih, pawang hujan merupakan bagian dari kearifan lokal, bagian dari budaya. Toh di agama Islam ada itu sholat minta hujan. Mintanya ke Tuhan. Pawang hujan juga mintanya ke Tuhan. Caranya saja yang berbeda. Intinya kan sama, minta pertolongan dari penguasa alam semesta. Namun bagi para kadrun, malah jadi bagian amunisi untuk menuding adanya kemusyrikan. Adanya upaya menentang kehendak Allah oleh penyelenggara MotoGP Mandalika.
Hal ini disuarakan antara lain oleh mantan mentri era SBY, Roy Suryo dan seorang petinggi Partai Demokrat, Susilawati. Tentu saja mereka menyuarakan ini di media sosial, biar rame gitu. Roy Suryo yang menyatakan apabila pawang hujan itu dipertontonkan secara vulgar maka jadi terkesan menantang kehendak Allah Sumber Twitter. Sedangkan Susilawati menyatakan tidak habis pikir dengan adanya pawang hujan ini. Juga menceritakan soal penipuan yang dilakukan oleh seorang pawang hujan. Yang katanya sudah dibayar agar tidak hujan, tapi bukan karena pawangnya yang berhasil, melainkan karena saat itu memang sedang tidak hujan Sumber Twitter Sumber Twitter.
Sontak saja cuitan keduanya dibalas oleh para netizen. Yang beramai-ramai membagikan jejak digital berita-berita di jaman SBY. Pada era SBY jadi presiden, banyak pawang hujan beraksi di setiap kunjungannya, agar SBY jangan sampai kehujanan. Misalnya ketika ke Pacitan pada tahun 2008 Sumber. Di Makassar pada tahun 2009 Sumber. Di Jambi pada tahun 2012 Sumber. Dan di Madura pada tahun 2013 Sumber. Apa Roy Suryo dan Susilawati pura-pura nggak tahu ya? Hehehe…
Kedua adalah soal biaya penyelenggaraan MotoGP Mandalika. Biaya totalnya mencapai Rp 2,5 triliun, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Biaya itu mencakup penyertaan modal negara ke BUMN Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). ITDC adalah pihak yang mengelola Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan penyelenggara MotoGP Mandalika. ITDC mendapat suntikan modal sebesar Rp 1,3 triliun. Biaya juga mencakup dukungan anggaran kepada kementrian dan lembaga terkait, serta insentif pajak dan bea masuk Sumber. Tujuannya ya demi kelancaran dan kesuksesan acara MotoGP. Hasilnya nyata kok. Nggak ada yang mangkrak.
Namun, bagi kadrun biaya Rp 2,5 triliun itu dijadikan amunisi untuk menyerang pemerintah. Misalnya media gelora.co yang memuat berita dengan judul “Uang Negara Rp 2,5 T demi MotoGP Mandalika, Setara Beasiswa 200 Ribu Mahasiswa” Sumber. Berita ini pun disebarkan di media sosial Sumber. Yang tentu saja disambut meriah oleh para kadrun. Kesenengan dapat amunisi baru. Padahal malah berbalik menggali lagi aib lama era SBY.
Pertama, apalagi kalau soal proyek wisma atlet Hambalang yang mangkrak. Yang biaya pembangunannya melonjak dari hanya Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun Sumber. Sama kan besarnya? Jadi apa coba? Jadi tempat wisata hantu? Memang ada manfaatnya buat masyarakat Hambalang? Bandingkan dengan besarnya manfaat MotoGP Mandalika bagi masyarakat Lombok, bahkan Bali. Kedua, bahwa di era SBY memang sudah pernah ada acara peresmian proyek kawasan pariwisata Mandalika senilai Rp 27 triliun. Namun hanya sampai di peresmian pada bulan Oktober tahun 2011. Nggak ada kelanjutannya sampai berakhir masa jabatan SBY Sumber Sumber. Ya itu jadi misteri sih. Kalau di era Presiden Jokowi, Rp 2,5 triliun kan jelas hasilnya, ada bentuk yang nyata, ada event yang terjadi. Kalau yang dulu di era SBY?
Poin ketiga, adalah soal keberhasilan MotoGP Mandalika. Pada hari Sabtu (19/03) lalu, Koran Tempo memberitakan bahwa menjelang gelaran MotoGP Mandalika, hotel-hotel masih belum terisi penuh. Berita ini diposting juga di akun medsos Koran Tempo Sumber. Tentu jadi pertanyaan para netizen, karena bertolak belakang dengan berita yang ditayangkan oleh saudaranya Koran Tempo, Tempo.co. Berita pada tanggal 4 Maret 2022 itu menyatakan bahwa hotel di Mandalika penuh, sehingga para penonton MotoGP menyerbu rumah warga dan tempat camping yang tersedia Sumber. Belum lagi banyak testimoni para netizen yang kesulitan mendapatkan kamar hotel, bahkan susah mencari makanan siap saji. Alhasil, Koran Tempo pun menuai hujatan karena membuat berita yang tidak benar. Bahkan oleh netizen dituding miskin karena awak medianya tidak sanggup ke lokasi di Mandalika, tapi harus bikin berita Sumber.
Roy Surya dan Susilawati juga mempermasalahkan hal serupa di sirkuit Mandalika. Roy Suryo membidik klaim habisnya 100 ribu tiket MotoGP Mandalika yang habis terjual, yang dia bandingkan dengan foto dan video kosongnya tribun penonton Sumber Sumber. Ya iyalah kelihatan kosong, karena yang disorot itu tribun bagian tertentu, pada hari Sabtu, pada saat sesi latihan dan kualifikasi. Kita cek perhitungan akhir jumlah penonton ya. Hari Jumat sekitar 9.800 penonton, hari Sabtu 30 ribu dan hari Minggu mencapai 62.900 lebih penonton. Totalnya 102.801 penonton Sumber. Bener kan 100 ribu tiket ludes terjual?
Selain itu, Roy Suryo dan Susilawati juga mempermasalahkan tidak ikutnya Marc Marquez dalam balapan akhir di Hari Minggu. Menurut Roy, triliunan uang APBN yang sudah dikeluarkan pemerintah itu seperti masakan rebusan, bakaran, kukusan, tapi tanpa gorengan Sumber Twitter. Sementara itu Susilawati, si petinggi Partai Demokrat, dengan tidak ikutnya Marquez itu MotoGP seperti kehilangan magnet besar, dan dia menyangsikan hasil ekonomi yang diharapkan bisa tercapai Sumber Twitter. Keduanya sok nyinyir, tapi malah pamer kebodohan. Wong masih ada puluhan pembalap lain selain Marquez kok. Seakan kalau Marquez nggak ikut balapan, semua harga tiket dan ongkos akomodasi harus dikembalikan ke penonton. Kan enggak. Justru balapan yang digelar tetap menarik, tetap seru dengan akhir yang bikin semua hepi.
Dana Rp 2,5 triliun benar-benar menjelma jadi infrastruktur nyata. Yang menyenangkan banyak penonton. Mengundang pujian dari berbagai pihak dalam dan luar negeri. Mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Lombok, bahkan sampai ke Bali. Seorang anak kecil yang jualan suvenir saja dalam sehari bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 350 ribu Sumber video. Yang bukan warga Lombok tapi bikin kaos dengan sablonan bertema MotoGP Mandalika juga kecipratan banyak rejeki Sumber. Rakyat hepi. Penonton hepi. Pembalap dan timnya hepi. Yang gak hepi mungkin SBY ya, karena aibnya terungkap lagi, hehehe…
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mau-bantai-motogp-jokowi-kadrun-modyar-buka-aib-3jO3cKwpQn
PA 212 Mau Demo Lagi, Presiden Silakan Jalan-Jalan Aja Gak Usah Temui Mereka
Cair, cair, cair. Logistik sudah ready. Akhirnya demo akan digelar lagi. Mungkin bagi yang sudah ngidam makan nasi bungkus gratis, bisa segera ikutan.
PA 212 dan beberapa ormas berencana menggelar aksi demo bertajuk 'Bela Islam 2503' yang akan digelar di depan Istana Negara besok.
Mereka
penuntut pemerintah menangkap para pihak yang diduga melakukan
penistaan agama. "[Tuntutannya] Tangkap dan penjarakan penista Agama
Yaqut, Saepudin (Saifuddin), Abu Janda dan lainnya. Bersihkan Istana
dari buzzer penghina agama dan ulama," kata Ketua Umum PA 212, Slamet
Maarif.
Kita tidak bahas soal nama-nama yang dituntut oleh PA 212. Kita serahkan saja semuanya pada mekanisme hukum.
Yang jadi permasalahan adalah kenapa PA 212 yang seolah paling kepo soal ginian? Apa-apa selalu ada demo dari kelompok ini. Dikit-dikit penistaan. Dikit-dikit kriminalisasi ulama. Dikit-dikit PKI bangkit. Semua kok dikit-dikit?
Bagaimana dengan gerombolan yang menyembah baliho? Bukankah itu juga termasuk penistaan agama? Kenapa tidak suruh polisi tangkap mereka?
Bagaimana dengan yang kemarin salah gerakan salat? Kenapa tidak dikecam?
Begitulah
watak mereka yang merasa diri paling pintar, paling suci, tapi
sekaligus paling munafik. Mereka sering melihat kesalahan orang, tapi
munafiknya tidak berkaca pada diri sendiri. Tiap hari selalu teriak bela
agama, tapi mereka tak sadar menjual dan mempolitisasi agama. Mereka
ini bukan membela agama, tapi jelas bikin sensasi untuk eksistensi diri
agar tidak hilang dari peta politik. Hanya saja mereka berlindung di
balik agama.
Mereka bukan bela agama, tapi bela kelompoknya sendiri. Beberapa waktu lalu, salah dua polisi penembak laskar FPI dinyatakan bebas, PA 212 meminta jaksa untuk ajukan kasasi. Mereka itu punya satu protokol utama, yaitu bela kelompok sendiri dan menjatuhkan kelompok lawannya. Mereka ngaku bela agama tapi berat sebelah. Bagaimana dengan kubu sebelah yang juga kedapatan menista agama? Apakah mereka protes juga? Pretttt.
Kerjaan mereka itu cuma satu, ngeributin orang-orang yang berada di kubu pemerintah. Semua dicari kesalahannya. Sedangkan kesalahan kelompok sendiri, meski jelas kelihatan, tapi mereka diam pura-pura pingsan seperti habis diseruduk banteng Spanyol.
Semoga saja media tidak meliput kegiatan mereka. Biarlah mereka teriak tapi tidak ada yang tahu. Mirip seperti saya mereka demo Yaqut tapi sehari kemudian ada parade dari pebalap MotoGP di Jakarta sehingga berita terkait demo mereka hanya secuil dan ditelan oleh asap motor Marquez.
Mereka ini butuh eksis agar bisa dapat logistik. Mereka secara tidak langsung menunjukkan pada kita kalau mereka ini kerjanya hanya kumpulin nasi bungkus gratis. Tanpa diliput media, mereka tidak akan eksis. Tidak ada yang peduli. Mereka bakal mati gaya dan mati kutu. Mereka mungkin bakal marah dan ngamuk karena tidak diliput. Biarin saja mereka ngamuk. Ngamuknya mereka tak berbahaya. Cuma berani gertak sambal saja. Cukup disemprot air, mereka bakal kocar kacir berhamburan ke mana-mana.
Mereka kalau dikasih panggung, makin besar kepala. Sekalian panggungnya dirobohkan saja.
Oh ya, mereka mau demo di depan istana negara? Fine, tidak masalah. Presiden tak usah temui mereka. Presiden terlalu tinggi levelnya dibandingkan gerombolan tak berguna itu. Presiden lebih baik tinjau proyek, atau kalau tidak ada kerjaan, jalan-jalan di mall aja. Biarkan gerombolan ini teriak sampai stres. Presiden tidak usah meladeni mereka, tak usah dengarkan mereka. Anggap saja mereka sedang melakukan tugasnya sebagai demo organizer demi sesuap nasi bungkus. Kalau mereka sudah puas atau capek teriak, pasti pulang kok.
Tampaknya mereka sudah menganggap demo ini seperti pekerjaan yang membanggakan. Pemerintah harus kutip pajak dan potong pajak mereka 80 persen, biar mereka pulang tak dapat apa-apa. Cara paling mudah memang dengan menyita logistiknya. Tanpa logistik, slogan bela agama tidak akan ada artinya bagi mereka. Apalagi nasi bungkus dan air disita juga, demo selesai dalam hitungan menit.
Sebagai penutup, kalau mereka selalu teriak tangkap penista agama (yang sebenarnya kelompok yang mereka benci), gimana kalau barter dengan ditangkapnya semua penista budaya dan kearifan lokal? Deal, gak?
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pa-212-mau-demo-lagi-presiden-silakan-jalan-jalan-4LTipw7Jxb
Sulit Bayar Uang Sekolah Anak, Kiwil Tuding Pemerintah... Istri Bisa Cerai, Anak Tidak!
Ada pelawak yang benar-benar lucu, namanya Kiwil. Dia mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah karena tidak bisa membayar SPP anaknya. Katanya pandemi ini tidak selesai-selesai. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengungkapkan kekecewaan kepada pemerintah.
Tapi masalahnya. Dia ini kan terkenal. Dia punya kapasitas untuk mencari pemasukan. Masih banyak orang yang juga sulit. Selain itu, dia kan terkenal suka poligami ya. Klau bisa poligami tapi gak bisa bayar SPP, ya salah siapa? Pemerintah pale lu.
Sebagai
orangtua memang menghidupi anak adalah sebuah kewajiban. Apa yang
menjadi permasalahan utama adalah bagaimana seorang kepala keluarga
memperjuangkan kehidupan pendidikan dari anak-anaknya.
Namun pelawak ini sepertinya tidak paham bahwa memiliki anak adalah 1 bagian yang harus dipikirkan matang-matang. Mungkin kita punya tradisi di Indonesia yaitu tradisi Kawin Cerai. Kiwil ini adalah pelawak yang dikenal dengan kegantengannya sehingga dia Kawin Cerai terus dan secara terbuka terbuka suka berpoligami, katanya terlalu ganteng.
Buat saya pandangan menyoal poligami itu bisa kita perdebatkan. Namun ada orang yang setuju dan ada yang tidak setuju. sebagai orang yang setuju dengan poligami, Pelawak ini harusnya tahu resikonya. Dia bisa saja menceraikan istrinya yang pertama.
Tetapi dia tidak bisa menceraikan anaknya. tidak ada istilah putus hubungan dengan anak di hukum negara ini. Yang lebih lucu lagi bukan hanya tidak mampu membayar SPP karena income nya berkurang, Malah menyalahkan pemerintah. Hanya pelawak yang bisa melakukan hal ini. Dan sepertinya hal ini tidak lucu sama sekali.
Sebagai orang tua seharusnya dia sadar bahwa yang namanya pendidikan anak harus diutamakan dibandingkan beli tiket pesawat dan pergi sambil mengatakan bahwa dirinya tidak mampu bayar SPP anaknya.
Betul bahwa negara ini sedang dilanda pandemi, tapi jangan sampai ketika dilanda pandemi negara ini juga dilanda kebodohan dan narasi-narasi konyol yang menuding pemerintah yang menjadi aktor dibalik pelawak ini tidak bisa bayar SPP anaknya.
Saya
kenal teman yang yang hidupnya sederhana dan dan tidak terlalu kaya.
Namun kewajiban membayar SPP anaknya tetap dilakukan dengan sangat baik
dan rapi juga disiplin. Setahu saya sekolah negeri di Indonesia ini
biayanya sangat murah dengan pendidikan yang cukup baik.
Ini saya bingung dengan kapasitasnya sebagai pelawak yang memiliki uang banyak selama ia berkarir Kenapa tidak bisa bayar uang sekolah anaknya sekarang saat ini karena apakah karena uangnya habis untuk dihamburkan dengan pasangan barunya terus-menerus dan juga untuk Kawin Cerai?
Jadi kalau memang mau nya Kawin Cerai tapi tidak mau ambil resiko menghidupi anak yang banyak ya mending jangan Kawin Cerai. bukannya kerja lebih rajin dan cari peluang usaha yang yang baik karena bermodalkan namanya yang sudah terkenal, dia malah nyalahin pemerintah.
Mending pelawak ini belajar dari kucing karena kawin terus anaknya banyak tapi nggak pernah mengeluh. Kalau saya sebut musuhnya kucing nanti saya takut disomasi. sebagai pelawak dia ini Kelihatannya sudah banyak tingkah dan cenderung untuk menyalahkan pemerintah.
Pas nikmatin ranjang tidak curhat karena enak tapi waktu dapat anak malah curhat karena nggak enak. Inilah yang saya bilang sebagai sebuah ironi dari pelawak yang tidak lucu lagi sekarang ini.
Penghasilan dari pelawak harusnya jadi modal untuk menyekolahkan anak bukan modal untuk berpoligami. Kelihatannya dia sedang melawak dengan dirinya sendiri. Orang ini adalah orang yang egois. uangnya dihabiskan buat kenikmatannya saja.
Tapi untuk sekolah anaknya sudah tidak ada sisa. seharusnya ketika ada di atas orang ini harusnya menabung untuk masa depan. Sehingga ketika ada di bawah, dia masih punya simpanan uang bukan simpanan istri.
Mungkin orang ini lupa kalau hidup itu kadang ada diatas dan kadang ada di bawah. Selama ini merasa penting dan terkenal sehingga uangnya dianggap datang terus-menerus tanpa kenal lelah. Eh mendadak pandemi datang simpanan uangnya tidak ada.
Waktu kawin enggak ingat pemerintah, tapi waktu anaknya susah sekolah baru salahkan pemerintah. Kasihan betul jadi anaknya.Seharusnya ketika punya uang, pintar-pintarlah mengelolanya. Jangan sampai jadi orang yang tidak bijaksana dalam mengelola uang.
Moral dari cerita ini adalah Jangan sembarangan salahkan pemerintah kalau ternyata salahnya itu di selangkangan kamu sendiri. Kalau nunggak ya nunggak saja enggak usah salahkan pemerintah. Salahkan diri sendiri. Cari sekolah, ajak bicara, minta keringanan. Jangan sombong ente.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/sulit-bayar-uang-sekolah-anak-kiwil-tuding-EAglsPXtT1
Jurnalis Inggris Kaget Ketika Meliput di Mandalika.
Apa yang sudah dilakukan oleh Johnny Plate dan tim Kemenkominfo dalam menyukseskan gelaran MotoGP di Pertamina Sirkuit, Mandalika, Lombok, terbukti luar biasa.
Simon
Patterson, seorang jurnalis Inggris asal Irlandia utara kaget ketika
menyadari bahwa kecepatan internet melalui modem Telkomsel yang dia
pakai di Mandalika melampaui kecepatan internet yang biasa dia pakai di
Irlandia utara.
"Super super impressed with the speed of the @Telkomsel @Myorbitid modem in Lombok! #TelkomselMandalika," kata Simon dalam laman Twitter miliknya, Kamis (17/3/2022).
Diketahui bahwa kecepatan internet 5G milik Telkomsel sampai menembus 5 Gbps . Kebayang nggak teman, 5 Giga byte per secon. Wuuiih ...kalau nanti kita semua bisa mendapatkan kecepatan seperti itu maka kita bisa ucapkan selamat tinggal pada buffering dan berselancar di internet tentunya akan semakin asiik dan menyenangkan.
Sebagai jurnalis, mungkin Simon Patterson pernah membaca ucapan seorang mantan mentri kominfo yang bertanya untuk apa internet cepat?
Saya yakin, teman-teman semua masih ingat siapa yang mengatakan hal tersebut, kalau sudah terlupa, saya kasih clue ya , itu tuh yang ninggalin banyak mobil internet yang mangkrak.
Emang sih , di era kepemimpinan Presiden waktu itu, banyak banget proyek yang mangkrak, bahkan ada yang disebut candi mangkrak .
Mungkin karena itulah dia kaget ketika mendapatkan kenyataan internet yang ngebut di Mandalika, yang sungguh jauh dari perkiraan sebelum Simon tiba di Mandalika.
Bahkan sampai keponya Simon Patterson, dia mengukut kecepatan internet di Mandalika dengan alat ukur yang dia bawa.
Tapi kalau Simon Patterson mengetahui apa yang secara konsisten terus dikerjakan oleh Menkominfo Johnny Plate, maka saya yakin dia tidak akan kaget dengan kenyataan tersebut.
Kenyataan
ngebutnya internet di Mandalika adalah bukti kerja nyata dari Johnny
Plate dan timnya, bukan hanya ucapan pencanangan program saja.
Mungkin kalau Simon Patterson datang lagi ke Indonesia disaat semua satelit internet yang sudah direncanakan, mengorbit dan berfungsi secara maksimal, maka beliau akan semakin terkagum mendapatkan kecepatan internet sekitar 1 Tbps, sebagaimana sudah diprogramkan oleh Johnny Plate dan tim Kemenkominfo.
Sebagaimana kita ketahui bersama, satelit intetnet Satria 1 yang dibuat oleh perusahaan Perancis Thales Alenia Space, akan diluncurkan pada bulsn Agustus tahun 2023 dan akan berfungsi maksimal pada November 2023 nanti.
Setelah Satelit Satria 1 diluncurkan, maka satelit kembar Satria 2 akan segera dibuat dimana Pemerintah Inggris dan Perancis sudah memberikan jaminan pembiayaannya.
Bahwa penyelesaian seluruh Satelit internet yang diprogramkan akan melampaui masa jabatan dari Johnny Plate, tetapi tentunya siapapun pengganti dari Bapak Johnny Plate, semoga akan meneruskan apa yang sudah diprogramkan oleh Kemenkominfo dibawah pimpinan Pak Johnny Plate sekarang ini.
Menjadi tidak heran ketika beberapa waktu yang lalu Johnny Plate mendapatkan penghargaan Pembina Pelayanan Publik kategori Pelayanan Prima dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
Kinerja Menkominfo dinilai cemerlang salah satunya karena mampu menggalakkan dengan masif transformasi digital di tengah terpaan dahsyat pandemi covid-19.
Penghargaan adalah sebuah pengakuan. Artinya sebagai seorang Menkominfo, Johnny Plate dipandang telah berhasil melakukan tugasnya dengan baik.
Dan faktanya, walaupun Johnny Plate adalah Sekjen dari Partai Nasdem, tidak pernah sekalipun didalam melaksanakan tugasnya sebagai pembantu Presiden, beliau mengedepankan aspek politiknya ataupun berkampanye terselubung bagi kepentingan politiknya.
Sebagai pejabat publik, seorang Johnny Plate pastilah ada yang suka dan tidak suka.
Bagi yang tidak suka, maka apa yang sudah dilakukan oleh Johnny Plate hanyalah dianggap bukan suatu prestasi, mungkin malah yang dicari adalah kekurangannya saja. Bahkan hal hal yang belum beres dan bukan kewenangan dari Kemenkominfo, diarahkan sebagai kekurangan Menkominfo.
Bahwa apa yang sudah dikerjakan oleh Pak Johnny Plate dan timnya belumlah sempurna, itu memang betul. Susahlah mencapai kesempurnaan yang bisa memuaskan semua orang, tetapi apabila kita waraa menilai, apa yang sudah dan terus dilakukan oleh Johnny Plate adalah sebuah asa untuk menghadirkan perubahan positip bagi bangsa.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/jurnalis-inggris-kaget-ketika-meliput-di-mandalika-b0MqHxlugH
Operasi Penangkapan Massal Terhadap HTI Sudah Dimulai
Kalau kamu punya teman atau saudara yang ikut ormas terlarang HTI, hampir dapat dipastikan kalau mereka bersikap sangat ngeyel di berbagai kesempatan dan isu. Contoh, grup alumni atau keluarga, yang fungsinya untuk silaturrahim, akan diisi oleh konten-konten atau doktrin HTI.
Orang-orang HTI ini tak akan peduli ditegur atau diingatkan. Mereka mungkin akan diam saat ada yang mengingatkan, tapi minggu depan dia akan kembali membagikan konten HTI lagi. Setelah diingatkan, kembali dia akan diam tak merespon. Tapi minggu depannya lagi, begitu lagi. Begitu seterusnya.
Sebelum
mendirikan Seword, saya pernah bertemu dengan banyak kelompok orang.
Termasuk HTI dan PKS. Keduanya sedikit berbeda, tapi punya banyak
kesamaan dalam hal cara berdakwah dan cara mereka menilai orang-orang di
luar lingkarannya.
Kalau kalian heran dan bertanya-tanya kenapa mereka ini ngeyelan, tak tau malu, tak paham sopan santun dan tak mau mengerti kondisi sekitarnya? Jawabnya karena mereka meyakini bahwa yang mereka lakukan adalah dakwah. Dan mereka juga sangat-sangat meyakini bahwa dakwah yang mereka lakukan adalah pasti benar. Tidak ada kebenaran yang lain di dunia ini selain kebenaran yang diyakini oleh HTI.
Jadi saat kita tegur, baik karena tak mau berdebat ataupun tak sependapat dengan konten atau isi yang disampaikan, orang-orang HTI ini tidak akan pernah malu atau sungkan. Justru dalam benak mereka, merasa kasihan kepada kita atau siapapun yang menolak konten dakwah mereka. Menganggap kita ini tersesat dan harus diluruskan. Oleh karena itulah, semakin ditegur, akan semakin giat dan gencar mereka menyebarkan doktrin khilafahnya.
Orang-orang HTI ini tidak peduli dengan pertemanan, persaudaraan atau hubungan kekeluargaan. Karena mereka meyakini bahwa di surga kelak hanya ada mereka dan sesama pejuang khilafah. Lainnya akan masuk neraka.
Maka jangan heran kalau cara mereka sering terlihat tidak sopan, bahkan terhadap guru dan orang tuanya. Karena di mata mereka, selama guru dan orang tua ini tidak mau menerima keyakinan khilafah, maka jelas sepintar apapun, seberjasa apapun, dan setua apapun, mereka tetaplah penghuni neraka.
Pertanyaannya, lalu bagaimana cara mengingatkan pengikut HTI khilafah ini?
Sebenarnya pemerintah sudah melakukan langkah kongkrit dengan membubarkan HTI. Tujuannya agar tidak ada lagi perekrutan anggota baru dan aktifitas-aktifitas doktrin khilafah.
Tapi, karena seperti yang saya gambarkan tadi, bahwa orang HTI ini ngeyelan dan merasa benar sendiri, lantas mereka mencari celah hukum dengan mengklaim bahwa HTI bukan ormas terlarang. Hanya dibubarkan secara administratif, bukan ormas terlarang. Bahkan ada kuasa hukum HTI yang mau mensomasi semua orang yang berani menyebut HTI ormas terlarang. Karena jelas tidak pernah ada keputusan hukum yang berbunyi seperti itu.
Pernyataan kuasa hukum HTI ini memunculkan semangat baru bagi anggota HTI. Mereka seolah masih boleh beraktifitas, karana bukan ormas terlarang. Hanya terkendala soal administrasi yang nantinya bisa diperbaiki dan legal lagi. Setidaknya itu yang mereka yakini sampai hari ini.
Bagi pemerintah, nyaris tidak mungkin untuk mengeluarkan keputusan hukum bahwa HTI ormas terlarang selayaknya PKI. Karena dampaknya pasti kerusuhan. Keputusan semacam itu akan menciptakan kasus-kasus penangkapan dan main hakim sendiri. Apalagi kalau ada campur tangan operasi militer yang bergerak senyap menyamar tanpa seragam. Sudah kebayang bagaimana provokasi yang akan dilancarkan oleh HTI dan pihak asing yang selama ini menunggu Indonesia rusuh. Kerusuhan hasil Pilpres saja sampai membuat internet kita mati, saking tak mampunya menteri komunikasikita mengendalikan penyebaran hoax dan provokasi.
Tapi kejadian di Pasuruan beberapa waktu lalu, Banser mendatangi pengikut HTI yang menghina Habib Luthfi, mestinya sedikit membuka mata kita. Bahwa mungkin memang beginilah caranya agar pengikut HTI itu bungkam. Mereka tidak mempan ditegur, mereka harus dihukum.
Kasus penghinaan tersebut harus diusut tuntas sesuai hukum yang ada. Harus sampai masuk penjara. Untuk memberi pelajaran kepada pengikut HTI yang lain, agar tidak sembarangan memprovokasi. Selain itu juga untuk menghentikan sumber penyebaran provokasinya.
Begitu juga dengan Ismail Yusanto, yang sampai hari ini masih terus gencara membuat seminar dan membawa-bawa nama HTI. Padahal HTI sendiri sudah dibubarkan.
Ismail Yusanto sudah dilaporkan ke kepolisian dan besae harapan kita agar segera diproses dan dipenjara. Setidaknya dalam beberapa tahun ke depan, telinga dan mata kita tak tercemar oleh provokasi dan penyebaran doktrin dari Ismail Yusanto ini.
Penangkapan terhadap pentolan-pentolan HTI tidak bisa serampangan seperti menangkap pengikut PKI. Kita harus menemukan kasus hukum yang melatar belakanginya. Sehingga penangkapan bisa berlangsung tanpa penolakan atau protes dari siapapun.
Saya pikir ke depan kita harus pro aktif terhadap pengiku HTI. Mereka tak butuh masukan, tak mempan dengan teguran. Maka kalau mereka melanggar hukum, harus kita proses dan penjarakan. Harapannya, setelah dipenjara mereka sadar bahwa ini di Indonesia, yang berlaku adalah Demokrasi dan Pancasila.
Sementara untuk ustad-ustad HTI, akses pendapatannya harus dihentikan. Jangan sampai ada perusahaan BUMN yang mengundang Felix misalnya. Ya ngapain ngasih makan sama pengasong khilafah? Tapi yang ini memang agak ruwet karena di BUMN kita sendiri sudah cukup banyak pengikut khilafah bercokol di posisi strategis. Yang selama ini terus menerus memberi makan kepada organisasi terlarang HTI.
Namun intinya harus sama-sama jalan. Penangkapan terus dilakukan, dan pemutusan akses ekonomi juga terus diupayakan.
Ini semua adalah ikhtiar kita bersama. Perlu langkah dan dukungan banyak pihak. Sehingga misal nantinya ada kasus serupa seperti Banser Pasuruan, kita jangan sampai terpengaruh dan terprovokasi dengan narasi pembela HTI. Yang menganggap Banser tidak sopan terhadap orang tua dan seterusnya. Karena setua apapun orangnya, kalau sudah menghina ulama dan pengikut HTI pula, tak ada alasan bagi kita untuk beramah tamah.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/operasi-penangkapan-massal-terhadap-hti-sudah-PXTeX0zWSY
Re-post by Migo Berita / Jum'at/25032022/11.27Wita/Bjm