» » » #KawinanRakyatAlaAnakPresidenJokowi

#KawinanRakyatAlaAnakPresidenJokowi

Penulis By on Minggu, 11 Desember 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
#KawinanRakyatAlaAnakPresidenJokowi.

Lautan Manusia Mendukung Jokowi, Bagaimana Seandainya Mereka Marah dan Bikin Perhitungan?

Melihat animo warga Surakarta dan sekitarnya, para tokoh publik, pejabat daerah, para seniman, hingga para tokoh politik dan mantan presiden RI beserta para menteri yang terlihat ikut meramaikan keluarga Jokowi terhadap Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, sungguh luar biasa dan menggetarkan hati.

Sederhana tetapi sangat meriah. Tidak mewah, tetapi dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat di daerah, dan terasa sangat wajar ketika banyak yang memberikan ucapan selamat dan doa buat keluarga yang baru terbentuk itu.

Meskipun muncul juga satu dua nyinyiran kecil, tapi biarkan sajalah. Pengaruhnya tidak signifikan kok, karena bisa dibilang itu hanya sebiji upil yang terbang jika dibandingkan dengan segala kemeriahan dan antusiasme masyarakat dalam mendukung pernikahan Kaesang dan Erina.

Nah, melihat segala bentuk dukungan yang diberikan kepada keluarga Presiden Jokowi, sepenuhnya saya yakin itu bukan semata-mata karena sosok Kaesang, meski dikenal publik secara luas, tapi karena sosok yang mantu memang adalah presiden Jokowi sosok yang begitu dikenal luas hingga dunia internasional.

Sebelum beliau menjadi Presiden RI, kiprahnya sebagai seorang pengusaha kayu lantas menjadi walikota, gubernur, dan sejak delapan tahun terakhir menjabat sebagai presiden dengan gaya yang sangat merakyat dan berusaha menjaga hubungan baik dengan banyak politisi hingga para kepala negara dunia, membuat keluarga Jokowi begitu dihormati dan dikasihi oleh banyak orang


Jadi tidak heran jika kemarin saat hajatan ngunduh mantu, kita bisa melihat lautan manusia memberi dukungan terhadap keluarga Presiden Jokowi. Nah, melihat itu semua, entah kenapa mendadak terlintas satu pertanyaan yang cukup liar dalam benak saya:

"Dengan dukungan yang sebanyak itu, kalau sampai pribadi maupun keluarga Jokowi disenggol oleh para haters maupun kadrun, kira-kira apa yang bakalan terjadi ya, kalau sampai para pendukung Jokowi sampai marah?

Mungkin para haters dan kadrun itu bisa dirujak, digilas, dibuat hancur, atau malah bisa tak bertahan lama di dunia ini, kalau sampai para pendukung Jokowi benar-benar marah dan membuat perhitungan dengan mereka.

Sekalipun mungkin keluarga Jokowi tidak melakukan satu tindakan apa pun, tapi hal-hal di atas bisa saja terjadi kalau amarah sudah tak terkendali. Namun, kita sangat bersyukur sampai hari ini hal itu tidak benar terjadi. Mau difitnah seperti apa pun, keluarga Jokowi dikata-katai kayak apa pun, atau ketika editan gambar bertebaran di medsos yang sangat keterlaluan, tetapi keluarga Jokowi masih berhasil meredam amarah. Mereka menyikapi semua itu dengan santai dan seperti menyerahkan balasannya pada keadilan Tuhan.


Ah, betapa bangganya kita memiliki presiden kayak Jokowi ini. Meski terkadang kita gemas dan geregetan karena beliau terlalu sabar, tapi kita paham bahwa semua itu ada alasannya.

Beliau bisa marah kok, bahkan bisa dibilang lebih ngeri karena kemarahan itu biasa terkait hal prinsip, sudah keterlaluan, dan kalau pelakunya dibiarkan maka dampaknya bisa sangat destruktif. Namun, sekali lagi kesabaran Jokowi masih sanggup mengatasi semua itu. Bagaimana menurut Anda?

Lautan Manusia Mendukung Jokowi, Bagaimana Seandainya Mereka Marah dan Bikin Perhitungan?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/lautan-manusia-mendukung-jokowi-bagaimana-j1L6kPcyfv

Omongan Anies Ke Mana-Mana Selalu Tak Konsisten dan Menelanjangi Diri Sendiri

Eks pejabat tinggi negara (baca: gubernur) paling tak konsisten omongannya se Indonesia ternyata Anies Baswedan! Betapa tidak? Di Makasar dia bilang, visi-misi itu hanya khayalan karenanya dia tawarkan rekam jejak. Padahal saat jadi gabener di DKI, berulang kali mengatakan, kerja itu harus dimulai dari gagasan dan narasi. Itu kan sama saja mengatakan: jejak rekam itu ada karena dimulai dari narasi dan gagasan. Ironis, ke mana-mana omongannya tak konsisten dan menelanjangi diri sendiri. Kasihan deh lu!

Di depan Kraton Yogyakarta, ada jalan beraspal 6 meteran membelah Alun-Alun Lor. Sampai tahun 1980-an, di kanan kiri jalan itu setiap pukul 17:00 hingga pukul 21:00 ditemukan banyak tukang obat yang membual, menawarkan obat-obatannya paling cespleng. Banyak penonton yang mengerumuni dan membeli dagangannya. Adapun kemanjurannya setelah dipraktekkan di rumah, auah gelap…….

Anies Baswedan yang dari TK sampai mahasiswa hidup di Yogyakarta, jangan-jangan pernah juga nongkrong nonton tukang obat itu. Terbukti dia terkontaminasi bualan tukang obat K-5 di Alun-alun Lor tersebut. Sepulang study di AS dan menggondol gelar doctor, dia mulai demen menarasikan gagasannya dengan apik. Dia mulai ketok (baca populer), sehingga pernah memandu debat Capres era SBY, ikut konvensi Capres Demokrat dan kemudian dijadikan timses Capres Jokowi.

Hadiah atas kemenangan Jokowi jadi presiden, Anies menjadi Mendikbud dengan kurikulum oplosan (2006 dan 2013). Ternyata, Anies hanya pintar jual gagasan dan narasi, esekusinya justru bau terasi. Oleh karenanya tak sampai 2 tahun sudah direshufle. Tapi dasar orang mujur, karier tak sampai hancur malah jadi gubernur, meski kebijakannya banyak yang…….ngawur!

Dicopot sebagai Mendikbud gara-gara kelebihan nyusun anggaran dan ngomong, ternyata sakitnya sampai di sini. Maka ketika menjadi gabener di DKI, Anies merasa memiliki ruang untuk membalas sakit hatinya. Ketika Presiden Jokowi memompa semangat mentri-mentrinya dengan mengatakan “kerja, kerja, kerja…..”, Anies bikin statemen, sebelum ada kerja musti ada gagasan dan narasi dulu. “Kerja, kerja, kerja saja tidak cukup.” Katanya.

Hal ini dikatakan berulang-ulang. Setidaknya yang pertama saat deklarasi Gerakan Kebangkitan Indonesia di Gedung Is Plaza, Jalan Pramuka Raya, 7 Januari 2018. Ke-dua meresmikan program Si Dukun 3 in 1 atau Sistem Integrasi Layanan Kepen-dudukan 3 in 1di RSIA Budi Kemuliaan Jakpus, 2 Februari 2018.

Rupanya belum puas dengan narasi itu, sehingga diucapkan lagi yang ketiga kalinya pada pada Rakornas Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia di Balai Kota, tgl. 27 Agustus 2018. Lalu disusul yang ke empat saat menjadi Keynote Speaker di Jakarta Innovation Days, innovation sharing dengan tema inovasi mobilitas perkotaan yang berkelanjutan di Balai Kota DKI Jakarta, 27 September 2022.

Menggradasi motto “kerja, kerja, kerja” sengaja dikatakan berulang-ulang karena memang ditembakkan kepada yang bikin motto, Presiden Jokowi. Sepertinya dengan mengatakan narasi itu sampai lambe nggambleh (baca: capek), Anies merasa plong karena berhasil membalas sosok yang mencopot jabatannya sebagai Mendikbud.

Ironisnya, Gabener ini tidak konsisten pada ucapannya sendiri. Ini terlihat ketika dia “jual kecap nomer satu” di Makasar Sabtu 10 Desember kemarin. Di depan peserta dialog intelektual lintas kampus di UMI (Universitas Muslim Indonesia) dia mengatakan, tidak menawarkan visi misi melainkan rekam jejak. "Karena kalau visi misi bisa ngarang. Makin terampil ngarang, makin keren kelihatannya. Tapi itu adalah karangan masa depan," ujar Anies.

Bukankah visi dan misi itu masih satu kantor atau tak jauh beda dengan gagasan dan narasi? Sedangkan rekam jejak adalah juga implementasi dari kerja atau hasil karya selama ini? Pernyataan politik semacam ini kan jadi ngrujak sentul (berkebalikan) dengan narasinya. Saat masih jadi Gabener, gagasan dan narasi itu penting. Tapi ketika kampanye dini bakal Capres, kok tiba-tiba gagasan dan narasi itu dianggap hanya ngarang?

Okelah, politisi –apalagi pemula– ngomong esuk dele sore tempe memang sudah jamak. Tapi menawarkan rekam jejak selama 5 tahun memimpin DKI, apanya yang ditawarkan? Normalisasi kali Ciliwung yang tak dilanjutkan? Rumah DP nol rupiah atau apa rumah bercat warna-warni di Lenteng Agung? Atau juga itu sumur resapan yang bikin jalan-jalan raya di Ibukota jadi berantakan?

Jejak rekam itu yang menilai masyarakat, bukan dinilai sendiri lalu dipamerkan dan ditawarkan pada publik. Kalau kinerja Anies selama ini, itu mah kebanyakan bukan jejak rekam, tapi jejak sekam! Tahu kan sekam, itu lho kulit padi yang hanya bisa dipakai untuk mengawetkan es balok atau untuk mencuci piring di dapur.

Maka ketimbang ke sana kemari malah menelanjangi diri sendiri, Anies seharusnya selalu ingat pepatah leluhurnya di Yaman sana: af 'alul hal, khairun min afshahul qawl. Artinya: berbuat sesuatu lebih baik daripada sefasih apa pun perkataan. Atau pepatah lokal sajalah: tong kosong nyaring bunyinya.

Omongan Anies Ke  Mana-Mana Selalu  Tak Konsisten dan Menelanjangi Diri Sendiri

Sumber Utama : https://seword.com/politik/omongan-anies-ke-mana-mana-selalu-tak-konsisten-o3mvefFOLJ

Ketahuan! Peserta Jalan Sehat Rame di Pangkep Bukan karena Anies tapi karena Hadiahnya

Pada Minggu 11 Desember 2022 kemarin, lagi-lagi Anies pamer foto kegiatan di akun Medsos miliknya. Kali ini ia pamer peserta jalan sehat di Pangkep Sulawesi Selatan bersama dirinya yang membeludak.

"Pangkep Hebat! Puluhan ribu masyarakat sudah memenuhi lapangan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) sejak selepas subuh. Kita semua datang secara sukarela. Inilah para pejuang perubahan," ujar mantan Gubernur DKI itu melalui akun Twitternya @aniesbaswedan.

Terlihat di pernyataan Wan Anies tersebut, peserta datang secara sukarela. Artinya murni ingin bertemu dengan dia. Tanpa embel-embel yang lain.

Tapi pertanyaannya, apakah benar demikian?

Nanti akan kita bahas, tapi sebelumnya kita lihat dulu beberapa komentar buzzer Anies berikut ini,

"Pangkep Petjaaahhh. Luar bisa," ujar pemilik akun Twitter @aan_hafram dengan nada bangga. Hehehe

"Alhamdulillah Pak. Ini sekaligus mematahkan survei-survei yang menomorduakan Pak Anies. Salam perjuangan," lanjut pemilik akun Twitter @semarakredaksi dengan nada senang.

"Masya Allah. Alhamdulillah banyak yang dukung Pak Anies Baswedan secara sukarela. Dan saya pun mendukung dengan ikhlas tanpa embel-embel. Insya Allah Pak Anies jadi RI-1 tahun 2024. Aamin," tutur pemilik akun Twitter @bulantasik dengan nada penuh harap.

Asik. Hehehe

Kembali ke pertanyaan semula, apakah betul peserta yang hadir tersebut benar-benar karena mendukung Anies?

Tidak ferguso. Tapi karena tergiur dengan hadianya.

Sebelum jalan sehat itu digelar, disebarlah poster yang sangat menggiurkan. Kura-kura begini tulisan yang tertera di poster itu.

"Jalan sehat restorasi NasDem Pangkep bersama Anies Baswedan. Lapangan Citra Mas Pangkep. Minggu, 11 Desember 2022. Start pukul 06.00 WIB. Acara terbuka untuk umum. Hadiah 1 unit mobil, 4 paket umroh, 5 unit motor dan ratusan hadiah hiburan,"

Terlihat di situ hadiahnya gede banget ferguso. Ada mobil yang harganya ratusan juta rupiah, ada umroh gratis yang biayanya mencapai Rp 20-an juta perorang dan ada motor yang harganya juga puluhan juta rupiah per unit.

Pertanyaannya, siapa sih yang tidak terguyur dengan hadiah semacam itu? Syaratnya cuma ikut jalan sehat bersama Anies doang.

Jadi tanpa adanya Anies pun kalau ada jalan sehat dengan hadiah sebesar itu, pesertanya juga akan membeludak itulah.

Dan kalau seandainya jalan sehat tersebut tanpa adanya embel-embel hadiah, sudah bisa dipastikan pesertanya akan sepi.

Di samping itu, karena di poster tersebut juga disebutkan acara terbuka untuk umum, peserta yang hadir juga tidak semua pendukung Anies. Artinya tidak menutup kemungkinan ada juga pendukung Ganjar, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Prabowo, Cak Imin dan Giring Ganesha yang ikutan hadir.

Mau tipu-tipu punya banyak pendukung tapi ketahuan. Di situ kadang saya merasa bersyukur gak jadi Kadrun. Kwkwkwk

Karena Kadrun itu memang sudah nasibnya untuk ditipu oleh politisi melulu.

Mau tahu berapa jumlah pendukung Anies yang hadir menemuinya tanpa embel-embel hadiah?

Lihat saja ketika dia melakukan safari politik ke Sumbar beberapa hari yang lalu. Seperti yang disampaikan oleh politisi Gerindra Andre Rosiade di acara Political Show CNN Indonesia berikut ini,

"Dan terbukti. Mohon maaf ya Bang Willy. Kemarin Mas Anies datang, yang katanya 100 persen masyarakat Sumbar memilih Anies, yang menjemput Mas Anies itu gak sampai 300 orang di Sumbar,"

Dikit banget. Hahaha

Dan bisa jadi yang datang menjemput itu kader NasDem semua. Atas perintah DPW NasDem sumbar. Artinya juga bukan karena keinginan sendiri.

Logikanya sederhana saja deh. Kalau memang Wan Anies itu punya banyak pendukung, gak akan mungkin NasDem keluar dana yang sangat besar mencapai ratusan juta rupiah hanya untuk menyiapkan hadiah kegiatan jalan santai.

Jelas 1 unit mobil, 4 paket umroh, 5 unit motor dan ratusan hadiah hiburan tersebut jauh lebih menarik daripada Anies yang gak jelas kontribusinya untuk Indonesia.

Lagian juga, kalau Wan Anies itu memang punya banyak pendukung, gak akan mungkin ia curi start kampanye duluan dengan melakukan safari politik ke berbagai daerah di Indonesia seperti ke Aceh, Sumbar, Sulsel dan Papua.

Karena itu menghabiskan dana yang tidak sedikit ferguso. Bisa jadi sudah miliaran rupiah duit habis untuk mendanai safari politik tersebut.

Entah duit siapa? Ku tidak tahu.

Di samping itu, Wan Anies juga sudah gak mau lagi alias kapok naik pesawat kelas ekonomi. Kini kemana-mana ia pergi naik private jet yang disediakan oleh oligarki.

Artinya apa? Butuh biaya yang lebih besar lagi.

Ujung-ujungnya NasDem yang tekor. Sudah harus nyediain private jet untuk Wan Anies, nyediain hadiah buat jalan santai, eh yang meningkat elektabilitasnya malah Partai Demokrat. Kwkwkwk

Ketahuan! Peserta Jalan Sehat Rame di Pangkep Bukan karena Anies tapi karena Hadiahnya

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ketahuan-peserta-jalan-sehat-rame-di-pangkep-hSaWo2qs86

Waspadalah Kaum Nyinyir, Julid adalah Penyakit yang Menyerang Hati

Seperti menabur angin yang tanpa bekas, menuai kebaikan kepada yang tidak tepat kerap pula mendapat respon tak terduga dan sia-sia. Jadi sebaiknya kita melakukan apa kepada orang seperti itu? Acuhkan saja lebih elegan tampaknya.

Kaesang mengundang si nyinyir yang satu ini seperti justru menuai cibiran. Bahwa prosesi pernikahannya bak gaya monarki, dan sang ayah telah bermetamorfosa dari Presiden orang biasa menjadi…bla..bla, tak sampai hati kita mengulang kalimatnya.

Bagi yang mengerti seperti apa adat Jawa yang sarat falsafah, yang digunakan dalam pernikahan Kaesang, niscaya mudah membantah nyinyiran mereka yang usil, termasuk si cadel yang atu ini. Barangkali lebih klop kalau dia mengucapkan cibirannya secara verbal, jadi lengkap dengan nuansa cadelnya. Jika dengan cuitan…tulisan mengandung huruf “r” tentu terbaca normal-normal saja. Berbeda kalau dia mengucapkannya tanpa bantuan pembaca. Ah, jadi mesem-mesem sendiri membayangkan dia kesulitan bicara tanpa kelihatan tak wajar. Article Article Article

Kalau kita menanggapi secara normatif, jatuhnya jadi terasa sama miringnya, maka lebih baik menanggapinya dengan nuansa berbeda, sarkastik dan mudah-mudahan menjadi bahan renungan untuk masyarakat, khususnya pembaca setianya.

Adapun adat Jawa dalam prosesi pernikahan Kaesang – Erina, jika kita salami dengan kedalaman yang pas, niscaya di sana menemukan wejangan yang sarat makna. Dan untuk memahaminya kita memerlukan penjelasan sang cerdik pandai yang mengerti falsafah Jawa. Kenapa harus dengan penjelasan? Karena nilai budayanya yang adiluhung itulah sehingga selalu ada dinamika yang berkembang, sebagaimana layaknya falsafah abadi, mampu menyelami isyarat zaman.

Bukankah kita pun mengenal Pancasila yang menjadi falsafah bangsa? Maka seperti itulah makna yang terkandung di dalam tradisi budaya kita pada umumnya. Sepitas terkesan rumit, namun di balik itu kitapun boleh menyederhanakannya sesuai kondisi tempat dan waktu tertentu.

Bahwa yang menjadi fokus ajaran dalam tradisi kita, adalah memanusiakan manusia, yang dimaksud adalah kita menapak di bumi sebagaimana Tuhan menugaskan kepada manusia sebagai khalifahNya. Sungguh luhur nilai falsafah itu, karena memang terinspirasi dari ajaran agama, khususnya Islam. Ajaran tersebut ditafsirkan secara praktis ke dalam tradisi lokal bernama Nusantara.

Sejatinya tradisi suku-suku di negeri ini banyak kemiripan, jika sedikit berbeda mungkin pada tataran pemahaman lokal. Adapun kemewahan yang terlihat, niscaya kita akan terkesima jika dibedah secara mendalam. Selain digali dari alam dan bumi ini, perangkat dan fasilitas yang digunakan murni untuk keperluan prosesi, dan dipakai ulang pada saat prosesi sejenis dilakukan kembali.

Mudah-mudahan penjelasan ini mampu mencerahkan pihak yang gemar menantang debat, terlepas kepentingan politik atau hanya usil semata.

Waspadalah Kaum Nyinyir, Julid adalah Penyakit yang Menyerang Hati

Sumber Utama :  https://seword.com/sosbud/waspadalah-kaum-nyinyir-julid-adalah-penyakit-6DTbTOhVCq

Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?

Penolakan Anies sang fenomenal di Makassar sepertinya dijadikan alasan para pemandu sorak untuk menebar kebencian kepada pihak yang mereka anggap sebagai lawan. Taruhlah Said Didu, sebagaimana disebut di video di bawah, ada korelasi penolakan itu dengan sponsor kunjungan Ganjar di kota yang sama sebelumnya, mengingat kunjungan Ganjar Pranowo ke Makassar tanpa ada hambatan, lalu Didu menyimpulkan merekalah yang bertanggung jawab dalam unjuk rasa penolakan terhadap Anies sang fenomenal.

Sementara itu, kunjungan satu-satunya bacapres yang telah dideklarasikan iitu ternyata tetap melakukan kegiatan safari rasa kampanye di Sulawesi Selatan dan bahkan digambarkan mendapat sambutan meriah.

Adakah tujuan tertentu meniupkan cerita penolakan itu demi menuai simpati? Wallahualam, yang patut menjadi sorotan kita adalah justru pada taktik curi start itu yang jadwal KPU saja baru dimulai pada tanggal 14 Desember ini, berarti ada calon kontestan yang melakukan kegiatan sebelum waktunya. Article Article Article Article

Narasi sang fenomenal sepertinya sangat bangga dengan pencapaian versi dirinya selama ini. Adapun rekam jejak yang terpatri di benak kita, adalah rangkaian kontroversi Abas selama berkiprah di Jakarta. Mulai dari menggelontorkan uang rakyat untuk even tak berefek positif seperti ajang Formula E, lalu OKE OCE yang juga hanya berupa catatan peserta namun tidak tampak aktifitasnya. Khusus OKE OCE ini bahkan diakui telah menyerap sekian pelaku ekonomi, UMKM, faktanya nyaris tanpa jejak.

Rasanya terlalu naif jika rekam jejak seperti itu yang sekarang dijadikan modal berkampanye, lalu bagaimana sang fenomenal bisa menjelaskan kegagalan itu sebagai hal yang justru dibanggakan? Adapun program pengentasan masalah banjir, praktis kita baru melihat geliatnya setelah dia menjadi mantan. Mungkinkah Abas merasa puas karena pencapaiannya melakukan regenerasi pemimpin melalui Heru Budi Hartono? Kalau demikian, seharusnya yang layak bangga justru sosok yang mengangkatnya menjadi pejabat Gubernur bukan?

Pada unggahan dengan memakai aplikasi polling twitter, Nadir Hosen menulis kalimat untuk polling dengan tiga pilihan yakni Puan Maharani, Anies Baswedan, dan Golput.

"Seandainya hanya ada dua pasang Calon Presiden 2024 spt di bawah ini. Siapa yang anda pilih?," tulis Gus Nadir sembari mempersilakan pengguna twitter menentukan pilihannya. Nama Anies Baswedan meraih suara mayoritas sebesar 56,3 persen dari 66.097 votes. Disusul Golput dengan persentase 41 persen, dan Puan Maharani dengan 2,7 persen.

Polling seperti inilah yang barangkali memberi kepuasan tersendiri kepada para pemandu sorak Abas, karena hanya lewat media yang mereka kerubuti itulah sang junjungan berhasil memuncaki polling. Sementara untuk survei lain yang lebih mumpuni, terbukti Abas nyaris selalu berposisi di bawah. Lagi-lagi fakta ini membuktikan, sang fenomenal sepertinya didesain untuk menjadi pemimpin kalangannya sendiri, dan bukan untuk semua kalangan.

Mudah-mudahan publik semakin tercerahkan dengan fakta empiris berkaitan dengan satu-satunya capres yang telah dideklarasikan ini.

Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/abas-hindari-tawaran-visi-misi-adakah-kaitannya-ahC0E8BRfk

Duet Heru Budi-Basuki Di Ciliwung, Ungkap Rekam Jejak Gagalnya Janji Anies Ke Jokowi!

Anies itu pernah janji sama Presiden Jokowi. Lalu mengabaikan janji itu. Nggak ada hasilnya, sampai dia lengser. Jadi ceritanya pada tahun 2018 silam, ketika berkunjung ke Seoul, Korea Selatan, Presiden Jokowi sempat menyusuri Sungai Cheonggyechoen. 2018 ya, udah 4 tahun lalu. Beliau begitu terkesan melihat Sungai Cheonggyechoen yang sangat bersih. Sehingga beliau pun memimpikan agar Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta, bisa sebersih Cheonggyechoen. Presiden Jokowi memaparkan bahwa Sungai Cheonggyechoen itu pada 2003 kondisinya mirip dengan Ciliwung, mirip kotornya. Lalu dibersihkan dalam waktu 2 tahun 3 bulan, dan akhirnya jadi bersih cakep.

Waktu itu, Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta katanya siap mewujudkan keinginan Presiden Jokowi. Catat ya, itu dia katakan pada bulan September 2018. Menurut Anies, Pemprov DKI sedang menyusun dan menyiapkan solusi, untuk membangun sungai, sehingga sungai jadi sungai yang natural. Itu kata Anies ya.

Entah apa yang sebenarnya dikerjakan Anies sesudah itu ya. Tahun-tahun berlalu, hingga sampai ke tahun 2022. Normalisasi sungai Ciliwung masih mandek. Masih ada warga yang buang sampah di sana. Ya sunganya pun tentu saja masih kotor.

Saya menemukan sebuah berita yang dirilis pada bulan Mei 2022, bulan Mei tahun ini ya. Sejumlah LSM yang berkaitan dengan lingkungan memaparkan hasil temuannya ketika menyusuri Sungai Ciliwung. Mereka menyusuri sungai dari Lenteng Agung hingga ke TB Simatupang. Katanya mereka sangat prihatin dan sedih mendapati sungai ibu kota kok bau tinja. Ada lebih dari 1.300 pohon dan semak-semak yang terlilit oleh sampah sepanjang 12 kilometer. Mereka juga melihat ada warga yang membuang kotoran sapi, juga kotoran hasil BAB dan popok ke sungai. Serta limbah pabrik seperti pabrik tahu. Itu selain sampah-sampah rumah tangga lainnya ya. Jadi budaya membuang sampah ke sungai itu ternyata tetap saja dilakukan warga hingga tahun 2022. Nah, para LSM ini katanya bakal melayangkan somasi ke Gubernur Anies karena dinilai salah urus pengelolaan sampah hingga buruknya tata kelola sungai.

Saya tidak mencari lagi berita soal ini ya. Yang pasti timbul pertanyaan penting. Anies dan jajarannya ini ngapain aja ya sejak 2018? Kemudian, sekitar 3 minggu menjelang lengser, pada akhir September lalu, Anies melakukan kunjungan kerja ke Proyek Saringan sampah Ciliwung. Proyek ini dimulai sejak Juni 2022. Sejak Juni 2022 ya. Artinya sesudah adanya temuan-temuan dari sejumlah LSM tadi. Mungkin adanya proyek ini merupakan hasil dari somasi yang dilayangkan oleh para LSM itu ya. Kok nunggu disomasi dulu sih?

Proyek saringan sampah itu menghabiskan dana 195 miliar. Lokasinya di segmen TB Simatupang. Katanya sudah memakai teknologi terbaru. Dan Anies mengklaim bahwa saringan sampah ini jadi yang pertama di Indonesia. Anies berusaha menerangkan bahwa proyek ini sudah direncanakan sejak 2018 dan 2019, namun terkendala pandemi pada 2020. Sehingga baru dapat dilaksanakan pada 2022. Dan dijadwalkan rampung pada Desember 2022. Masak sih? Itu bayar commitmen fee sampai 560 miliar rupiah aja bisa. Masak bikin proyek yang hanya 195 miliar rupiah nggak bisa? Pake alasan terkendala pandemi segala hehehe…

Itu lah ya. Salah satu contoh buruknya kinerja Anies. Janji sejak 2018 nggak ditepati. Pasti karena anggaran dong. Alasannya ada pandemi. Padahal dia sanggup bayar buat Formula E, bahkan membangun stadion JIS, dengan dana jauh melebihi proyek di Ciliwung ini.

Sekarang warga Jakarta sudah punya Penjabat Gubernur yang baru. Heru Budi Hartono. Orangnya suka kerja keras, dan mau bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya buat warga Jakarta. Urusan sungai Ciliwung, memang jadi obyek kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementrian PUPR ya. Namun, dalam soal normalisasi sungai saja, Anies nggak ngerjain. Apalagi soal kebersihan sungai. Bukti di lapangan menunjukkan ketidakpedulian Anies terhadap kondisi Sungai Ciliwung. Warga juga dibiarkan membuang sampah hingga BAB di sungai. Ini menambah daftar panjang puluhan borok Anies yang sudah dipaparkan Mas Alif di video beliau ya.

Nah, di era Heru Budi, ada sesuatu yang baru. Bagaikan angin segar buat warga Jakarta. Hari Minggu lalu, Kementrian PUPR menggelar Festival Dayung Ciliwung. Heru Budi pun turut meramaikannya. Mereka berdua mendampingi para pedayung. Kegiatan dayung ini dimulai dari Muara Pasar Rumput hingga are Dukuh Atas. Acara ini digelar sebagai rangkaian pra Kejuaraan Nasional Dayung 2022, sebagai sarana promosi dan publikasi kepada masyarakat. Dalam acara itu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, yang juga Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), juga memaparkan prestasi atlet dayung kita di kejuaraan internasional.

Menteri Basuki juga mengajak warga DKI Jakarta untuk terus menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, sehingga dapat menjadi barometer sungai di tengah kota yang bersih dan indah. Agar dapat dicontoh oleh kota-kota lainnya ya. Selain festival dayung, Menteri Basuki menyampaikan bahwa sejumlah acara akan digelar di kawasan Sungai Ciliwung. Misalnya tahun depan rencananya bakal ada gelaran lomba hias getek. Wow, pasti seru nih ya. Lebih seru ketimbang formula E. Para warga DKI nampak ramai menyaksikan acara ini. Kebetulan memang bersamaan dengan adanya Car Free Day ya.

Sementara itu, Heru Budi mengajak warga untuk bersama-sama merawat dan membenahi Sungai Ciliwung. Heru mengungkap bahwa ternyata, selain untuk menanggulangi banjir, Sungai Ciliwung juga bisa untuk sarana olahraga, hiburan dan lain-lain. Heru juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di Sungai Ciliwung. Juga mengajak warga untuk mendukung normalisasi Kali Ciliwung, karena program itu membawa keuntungan bagi seluruh pihak.

Duet Heru Budi dan Menteri Basuki ini sangat menarik ya. Foto dan video acara festival dayung ini pun tersebar di medsos. Para netizen pun ramai memuji kolaborasi Heru Budi dan Menteri Basuki. Mereka juga kagum dengan foto kondisi Sungai Ciliwung yang terlihat beda dari biasanya.

Article

Biasanya nemu foto Sungai Ciliwung itu ya pasti ada sampahnya. Kalo ini kan terlihat cukup bersih, dimeriahkan dengan para peserta lomba dayung ya. Kaget dong liat Ciliwung kok bisa keren gini.

Sedangkan para buzzer dan pemuja Anies jadi meradang. Karena merasa citra Anies jadi nyungsep. Mereka pun mengunggah berita-berita lama soal adanya Festival Ciliwung yang dulu pernah digelar di era Gubernur Anies. Hey kamu-kamu pecinta Anies, saya kasih tahu ya. Memang dulu pernah digelar Festival Ciliwung. Seperti pada tahun 2018. Penyelenggaranya adalah Komunitas Condet Kita Foundation ya, bukan Pemprov DKI. Ada Anies di sana? Enggak ada, drun.

Lalu pada tahun 2019, kembali digelar Festival Ciliwung 2. Penyelenggaranya kali ini juga bekerja sama dengan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur. Dan ini acaranya memang lebih ke budaya ya. Acara ini didukung oleh Walikota Jakarta Timur. Ada Anies di sana? Enggak ada juga tuh. Kembali pada tahun 2021, Festival Ciliwung 3 digelar di Jakarta Timur. Yang menggelar ya jajaran pemerintahan Jakarta Timur. Nggak ada Anies di sana.

Ini makin menunjukkan ketidakpedulian Anies terhadap kondisi Sungai Ciliwung ya. Harusnya sudah ada gerakan yang digeber Anies sejak 2018 itu, untuk melarang warga buang sampah dan berbagai kotoran ke sungai. Untuk memenuhi janji Anies, mewujudkan mimpi Presiden Jokowi. Dari sini sudah kelihatan antitesisnya ya. Dikasih tantangan, dia terima dan iyakan. Eeh gak dikerjain. Tahu-tahu pas mau lengser, baru deh bikin proyek saringan sampah di Ciliwung. Itu pun karena habis disomasi oleh LSM yang jadi berita di media. Nggak ada kesadaran sendiri dari Anies untuk memperhatikan dan mengajak warga bersama-sama memelihara Sungai Ciliwung.

Ini bedanya dengan Heru Budi. Dan ini yang bikin citra Anies nyungsep. Sok bicara kolaborasi lah, keberpihakan lah. Dia sendiri gak berpihak ke warga. Dia sendiri mana mau kolaborasi sama Kementrian PUPR? Sekarang telak nih, otomatis kena sleding Heru Budi dan Menteri Basuki. Ngurus Ciliwung aja nggak bener, kok mau jadi presiden?

Duet Heru Budi-Basuki Di Ciliwung, Ungkap Rekam Jejak Gagalnya Janji Anies Ke Jokowi!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/duet-heru-budi-basuki-di-ciliwung-ungkap-rekam-CQXZECtZKx

Haters Jokowi Sok Kritisi Jan Ethes yang Gandeng Adiknya, Langsung Diskak sama Chef Arnold

Akun Twitter @diibdashanuban kena smash Chef Arnold usai berlagak mengritisi aksi Jan Ethes yang ketika diwawancara awak media di sela pernikahan Om Kaesang, terlihat menggandeng tangan adiknya, Sedah Mirah, anak dari Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu.

Sepertinya si pemilik akun hanya bermodalkan kuota, tapi bisa juga nebeng wifi, tapi nggak sanggup menggerakkan jari-jarinya buat mencari tahu siapa gadis kecil yang digandeng Jan Ethes itu.

"Anak seusia Jan Ethes saja sudah berpegangan tangan, dimana peran orang tua?" begitu isi komentar bernada nyinyiran yang dipakai menyerang orangtua Jan Ethes, yang tak lain adalah Mas Gibran.

Chel Arnold, yang mungkin nggak tahan sama cuitan itu akhirnya membalas dengan menyenggol akun Twitter yang nyinyir itu: goblog.

Cukup satu kata. Singkat, padat, jelas, dan menohok. Duh, nggak bisa dibayangkan betapa kebodohan itu memang seakan tanpa batas bagi sebagian netizen kita, terutama yang terkesan memiliki ketidaksukaan atau dendam kesumat terhadap keluarga Presiden RI.

Apa salah Jan Ethes sehingga menggandeng adiknya pun dikomentari negatif, sampai bawa orangtuanya segala? Apa Jan Ethes nggak boleh menggandeng adiknya?

Mungkin kalau si pengritik Jan Ethes lihat adegan saat Jan Ethes dan adiknya membawakan cincin pernikahan buat dipasangkan oleh Om Kaesang dan Tante Erina, jangan-jangan dia sewot dan berpikir kalau anak kecil kok disuruh bawa cincin, apa nggak ada orang dewasa yang mau ditugaskan?


Hahaha. Hahaha. Hahaha. Nggak tahan saya menahan tawa melihat kebodohan si pemilik akun tadi. Mungkinkah dia jomblo akut yang nggak pernah merasakan nikmatnya dan deg-degannya menggandeng tangan anak gadis? Atau mungkin nggak ada yang mau digandeng sama dia? Hahaha!

Kasian banget saya bayangkan hidupnya. Kok ya kurang kerjaan nyinyirin anak kecil yang nggak ada salahnya. Malah bagus kan Jan Ethes kasih contoh sebagai kakak yang baik, dia berani gandeng adiknya di muka umum? Gimana sih masnyaa... kok malah sewot gitu. Apa maksudnya lebih ingin lihat Jan Ethes nggak akur sama adiknya, gitu kah?


Repot memang berurusan sama makhluk yang tidak suka sama keluarga presiden ini, yang tak jarang seperti "kurang satu ons" isi otaknya, sampai berpikir dan bernalar waras saja gagal, karena mungkin hatinya diselimuti kebencian terhadap orang lain, bahkan anak kecil yang nggak salah apa-apa pun jadi sasaran. Angel, wis angel...!

Jadi enaknya diapain orang model begitu? Ya kadang cukup diketawain atau dibiarkan, tapi ada kalanya memang perlu diskak mat seperti Chef Arnold tadi, yang tanpa sungkan langsung bilang: goblog!

Haters Jokowi Sok Kritisi Jan Ethes yang Gandeng Adiknya, Langsung Diskak sama Chef Arnold

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/haters-jokowi-sok-kritisi-jan-ethes-yang-gandeng-mmGhZKVMBq

Rocky Gerung Ngamuk Anies Dijegal di Makassar, Apa Kaitannya Dengan Pernikahan Kaesang?

Protes demo terhadap Anies hanya skala kecil, tidak semasif yang dialami Ahok saat didemo pasukan penjual agama yang jumlahnya ratusan ribu. Dia diintimidasi, diancam, dimaki, didemo berjilid-jilid. Anies hanya ditolak oleh sekelompok orang yang jumlahnya tidak seberapa. Tapi pendukungnya penolakan kecil itu sakitnya setara dengan hidung yang patah karena ditonjok.

Salah satunya yang kesal dan geram dengan apa yang dialami Anies saat safari politik adalah Rocky Gerung. Menurut dia, Apa yang Anies lakukan bukan hal yang terlarang karena Anies bukan lagi pejabat publik melainkan rakyat sipil biasa. Keinginan Anies untuk mempublikasikan dirinya ingin jadi Presiden tak boleh dilarang.

Dan yang paling lucu, sampai saya sendiri terkaget-kaget adalah ketika dia bilang jika kunjungan Anies ke sejumlah wilayah dinilai terlarang karena ada muatan politis, maka resepsi pernikahan Kaesang Pangarep harus dibatalkan.

Alasan dia ngomong seperti itu karena menurut dia, saat resepsi nanti akan aktor politik akan berbondong-bondong mencari momen yang tepat untuk mendapatkan kesan didukung oleh Jokowi. Jika Anies tidak boleh berkeliling untuk mewujudkan mimpinya jadi presiden, maka dia juga menganggap Ganjar dan kandidat lain harus juga dilarang supaya tidak diskriminatif.

Kalau kalian berpikir ada yang tak beres dengan Rocky Gerung saat ini, maka kalian tidak salah. Baru kali ini saya mendengar ucapan yang sangat tidak masuk akal.

Saya kira Rocky Gerung makin ke sini makin kacau kualitas pemikirannya. Katanya akademisi cerdas, berwawasan dengan pemilihan kalimat-kalimat bikin pusing biar terkesan pintar. Nyatanya hal simpel seperti ini saja bisa ngawur di luar nalar.

Selain itu, Rocky Gerung ternyata juga mendapat menerima undangan dari pernikahan Kaesang. Tapi bilang tidak akan hadir karena di hari yang sama dia duluan mendapatkan undangan untuk hadir di acara Maulid Nabi.

Bukan cuma itu saja, Rocky juga bilang Anies sengaja diundang di acara pernikahan Kaesang agar Presiden Jokowi tidak terlihat seperti pendendam. Karena kalau bener-bener tidak diundang, pasti publik bilang, Pak Jokowi benar-benar dendam.

Ini juga aneh, ngapain Jokowi dendam. Justru dalam acara pernikahan tidak boleh ada emosi dan dendam karena pernikahan itu acara sakral dan merupakan hari bahagia bagi kedua pihak. Lagipula Anies juga mengundang Jokowi saat pernikahan putrinya pada Juli lalu. Wajar kalau Jokowi mengundang Anies. Masa Anies juga dibilang terpaksa mengundang Jokowi agar tidak kelihatan seperti pendendam karena pernah dipecat sebagai menteri?

Mungkin ada baiknya Rocky Gerung diangkat sebagai juru bicara tunggal atau ketua tim pemenangan Anies jika nantinya Anies benar-benar resmi dicapreskan.

Anies ditolak itu wajar. Nanti kalau Ganjar misalnya resmi diusung sebagai capres, dia juga akan mendapatkan perlakuan yang sama dari lawan politiknya. Itu hal yang wajar asalkan masih dalam batas normal. Yang tidak normal itu misalnya Ahok didemo berjilid-jilid, diancam dibunuh, diintimidasi, jenazah pendukungnya tidak akan disalatkan. Djarot juga pernah dihadang saat mau masuk ke Masjid. Mereka juga berhak jadi pemimpin DKI, tapi dihajar dengan cara-cara busuk. Mereka tidak merasakan atmosfir demokrasi yang sehat melalui adu gagasan. Yang mereka dapatkan adalah serangan berbau SARA.

Di mana Rocky Gerung saat itu? Apakah dia mengecam seperti halnya dia mengecam penolakan terhadap Anies saat ini?

Hanya orang aneh yang membesar-besarkan masalah sepele, lebih parahnya lagi mengaitkan dengan pernikahan pula. Kalau tidak kuat mental, silakan mundur saja. Kalau disentil sedikit saja langsung teriak kesakitan, bagaimana mau mengurus masalah negara?

Apa Rocky tidak melihat jumlah pendemo Anies di Aceh dan Makassar? Cuma belasan orang bro, bukan ribuan apalagi puluhan ribu orang. Baru didemo belasan orang aja, serasa didemo tujuh juta orang. Mental apaan itu?

Kalau mau play victim, jangan pakai cara yang sama seperti mantan presiden prihatin dan mangkrak. Itu sudah basi dan masyarakat sudah bosan. Katanya cerdas, pakai cara yang baru dan lebih keren dikit kenapa sih?

Anies mau diangkat derajatnya lewat playing victim pun sia-sia saja. Hanya orang tak punya prestasi yang mau dipoles dengan narasi murahan. Ibarat tak bisa meraih rangking satu di kelas, lalu bikin tudingan kalau siswa peringkat satu membully dirinya. Kalah ya kalah saja. Tak usah dipoles dengan jurus basi dan murahan.

Bagaimana menurut Anda?

Rocky Gerung Ngamuk Anies Dijegal di Makassar, Apa Kaitannya Dengan Pernikahan Kaesang?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/rocky-gerung-ngamuk-anies-dijegal-di-makassar-apa-uLfrBvt8b5

Surya Paloh Nggak Terlihat di Acara Nikahan Kaesang, Yakin Nggak Nyesel Absen Nih?

Sampai Minggu siang (11/12) saya membaca dan menonton kemunculan beberapa pejabat dan tokoh politik pada acara resepsi ngunduh mantu Kaesang dan Erina, yang diadakan di Pura Mangkunegaran, Solo.

Ada Ari Lasso yang sedang ngaso, lalu diwawancara dan mengucapkan selamat. Ada pula Ahok, yang mendoakan agar keluarga Kaesang-Erina diberi kebahagiaan dan kelak diberi anugerah keturunan yang dapat berguna bagi negeri ini.

Tampak pula Anies Baswedan, yang dalam pemberitaan di TV, ucapan selamatnya tampak sengaja dibuat berurutan dengan Ganjar Pranowo. Masih tampak pula, Ridwan Kamil dan istri, dan para tokoh ternama seperti Ibu Megawati, Abah Maruf Amin selaku Wapres RI, hingga para menteri yang dikenal dekat dengan Jokowi.

Sementara, menurut pemantauan jurnalis detik.com ada nama-nama menteri yang terlihat hadir antara lain Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menpora Zainudin Amali, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan.

Selain itu, hadir juga seniman Titiek Puspa dan Roy Marten, Titiek Puspa juga sempat berfoto bersama Iriana dan Jokowi sebelum menyalami pengantin baru itu. Saya juga sempat melihat eks Menteri Susi Pudjiastuti yang terlihat berkebaya, ikut meramaikan acara resepsi ngunduh mantu itu.


Pastinya, pada acara ini kita pasti tidak melihat adanya Surya Paloh, yang sempat mengaku sahabat dekat Jokowi sekaligus ketum partai koalisi (yang nggak kunjung pamitan setelah mengusung Anies Baswedan), karena memang kabarnya sudah pamit karena akan berobat ke Jerman.

Meski kalau dipikir agak aneh bin lucu juga ketidakhadiran Surya Paloh ini. Statusnya yang masih menjabat sebagai ketum dari Partai Koalisi, harusnya kan mengupayakan agar hadir pada acara mantunya Presiden Jokowi yang didukung oleh segenap partai koalisi.

Kecuali, posisinya sebagai ketua partai oposisi ya, memang tidak "wajib hadir", meskipun biasanya Jokowi dengan strategi politik "rangkul lawan politik"-nya entah bagaimana mampu membuat lawan politik hadir pada acara spesial yang diadakan. Yakin nih Bang Paloh nggak nyesel absen di acara spesial Pak Jokowi?


Namun, biarkan sajalah mau berbuat apa saja, wong Surya Paloh juga punya hak buat menolak hadir sekalipun, dengan alasan yang bisa dicari dengan mudahnya. Meski saya agak penasaran dengan sakitnya Surya Paloh, kok sampai harus ke Jerman dan terkesan tidak bisa ditunda lagi, sampai acara ngunduh mantu Jokowi selesai. Bukan berobat karena sakit hati kan? Hehehe...!

Surya Paloh Nggak Terlihat di Acara Nikahan Kaesang, Yakin Nggak Nyesel Absen Nih?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/surya-paloh-nggak-terlihat-di-acara-nikahan-DFEGX3B4aM

Safari Rasa Kampanye, Nasdem Menolak Disebut Pelanggaran

Bantahan boleh saja diberikan, seolah ada dua sisi berseberangan, satu sisi tampak bukti digital sebagai penjelasan sang fenomenal memang berkampanye, sebagaimana definisi KPU, sementara sisi lainnya digambarkan jagoan partai Nasdem itu hanya berkunjung dan sembari shalat Jumat ada sambutan bak selebritas. Pemberi bantahan menggambarkan kegiatan itu bukan kampanye, karena jadwalnya saja belum ada.

Article Article Article Article

Willy Aditya mungkin ingin menjelaskan, jika KPU telah memberikan jadwal, maka istilah kampanye baru boleh dipakai. Sementara kegiatan semirip apapun dengan kegiatan kampanye, jika KPU belum menetapkan jadwal, bebas saja mereka melakukannya. Pertanyaannya, jadi apa tupoksi Bawaslu selama jadwal kampanye itu belum diumumkan? Bukankah ada aturan yang tidak membolehkan melakukan kegiatan sebelum jadwalnya? Apakah Willy ingin menyebut Bawaslu sebagai tak berwenang mengawasi kegiatan mereka, selama jadwal kampanye belum ada?

Kedatangan Bakal Calon Presiden Anies Baswedan ke Aceh disambut oleh ribuan pendukung di Masjid Raya Baiturrahman. Usai menyapa warga Anies bertemu wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud di Meuligoe, dan membahas sejarah perjuangan di Aceh, Anies juga mengaku mendapat sambutan hangat dari warga aceh. Saking banyaknya pendukung yang menyambutnya, Anies sempat digotong para pendukung di halaman depan masjid raya usai salat Jumat. Anies Baswedan berkunjung ke Aceh selama dua hari, saat di Aceh, Anies akan mengikuti sejumlah kegiatan yang telah dijadwalkan, termasuk menyapa warga aceh dan simpatisan serta membuka jalan santai di Banda Aceh.

Apakah gambaran Anies di Aceh hanya jalan-jalan biasa? Dan mereka yang bersamanya hanya menemani sang fenomenal berkunjung ke sembarang lokasi? Logika orang waras tentu tidak akan secupet itu. Di dalam setiap aktifitas selalu ada unsur pertanggung jawaban, finansial, sosial,politik dan beberapa aspek lainnya termasuk hukum. Pendekatan Partai Nasdem berbeda dengan Bawaslu boleh berbeda, namun boleh juga Bawaslu menyebut kegiatan capres Nasdem sebagai kampanye, karena memang jejaknya terekam seperti itu.

Lebih jauh, karena masyarakat pun melihat kegiatan sang capres tak ubahnya kampanye, boleh juga melaporkannya kepada pemegang otoritas. Memang setiap pelanggaran selalu ada pembenaran, namun selain itu jangan pula menafikkan penilaian pelapor. Soal keputusan dari Bawaslu tentang keabsahan laporan, sejauh buktinya memang bisa ditunjukkan, silakan disanggah di forumnya.

Intinya, jangan menjadi preseden bahwa Bawaslu mengabaikan pelanggaran yang oleh pelanggar sendiri tidak diakui. Masyarakat perlu juga diberi pendidikan politik yang arif, contohnya adalah taat azas. Jika disebut tidak boleh melakukan kegiatan sebelum jadwalnya, jangan pula berdalih bahwa jika belum ada jadwalnya, boleh saja melakukan kegiatan. Jika kampanye terbatas di internal partai, dan menghindari mobilisasi massa, mungkin mereka emoh dan ogah-ogahan, karena tidak mendatangkan nilai tambah. Jadi ujung-ujungnya ada pada untung rugi seperti pedagang layaknya.

Safari Rasa Kampanye, Nasdem Menolak Disebut Pelanggaran

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/safari-rasa-kampanye-nasdem-menolak-disebut-T2Z8ZtQf59

Re-post by MigoBerita / Senin/12122022/1.40Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya