Super Blue Blood Moon, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Gerhana Bulan Total Besok Malam
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Fenomena alam
gerhana bulan akan terjadi pada Rabu (31/1/2018) malam. J jika cuaca
cerah maka Anda akan melihat bulan yang berbeda dari biasanya.
Penampakan tersebut adalah bagian dari fenomena alam yang disebut "super blue blood moon".
Seperti dilansir BBC.com (30/1/2018), BBC mencoba menjawab sejumlah
pertanyaan yang mungkin ada di benak Anda tentang peristiwa langka ini:
Kenapa namanya begitu rumit?
Dinamakan 'super blue blood moon' karena peristiwa tersebut merupakan gabungan dari tiga fenomena bulan sekaligus.
'Supermoon' karena bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan
bumi (perigee), sehingga tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang
dari biasanya.
Adapun 'blue moon' adalah julukan bagi purnama yang muncul kedua kalinya dalam satu bulan kalender.
Pada tanggal 31 Januari juga akan terjadi gerhana bulan, yaitu
peristiwa ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada garis sejajar.
Bulan akan ditutupi bayangan bumi, membuatnya tampak kemerahan seperti darah, sehingga disebut 'blood moon'.
Hal ini karena sinar matahari menembus atmosfer Bumi sebelum sampai ke Bulan.
Gas-gas di atmosfer menyebarkan cahaya biru, dan meloloskan cahaya merah.
Terjadinya tiga fenomena ini secara bersamaan adalah kejadian langka, terakhir kali terjadi 152 tahun lalu.
Kapan dan di mana fenomena ini bisa diamati?
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), gerhana
bulan akan dimulai pada pukul 18:48 WIB dan mencapai puncaknya pada
20:30 WIB. Gerhana diperkirakan berlangsung sekitar empat jam.
Fenomena ini bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia, dan sebagian besar permukaan bumi.
Masyarakat di Pulau Jawa bagian timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali,
Papua dan sekitarnya bisa menyaksikan seluruh tahapan gerhana; sementara
sisanya hanya melihat fase total dan parsial saja. Sedangkan mereka
yang berada di Amerika Selatan dan Afrika tidak bisa melihatnya sama
sekali.
Bagaimana cara melihatnya?
Fenomena 'super blue blood moon' dapat diamati dengan mata telanjang.
Bulan purnama akan terlihat berwarna merah dan lebih besar dari
biasanya.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menerangkan, mula-mula hanya sisi
timur dari bulan purnama akan kelihatan; kemudian Bulan tampak penuh
pada fase total sekitar pukul 19:52 WIB sampai 21:08 WIB.
Proses gerhana berakhir dengan lepasnya purnama dari bayangan Bumi pada pukul 22:11 WIB.
Apa dampaknya terhadap Bumi?
Menurut kepala Lapan Thomas Djamaluddin, pada 31 Januari efek Bulan purnama terhadap Bumi akan jauh lebih kuat dari biasanya.
Gravitasi bulan dan matahari memengaruhi pasang air laut. Ketika
terjadi gerhana bulan - yang mana posisi Bumi berada di tengah matahari
dan bulan - ditambah jarak bulan yang sangat dekat dengan bumi, pasang
air laut akan mencapai maksimum.
Dampak ini dapat dirasakan di daerah pantai yang landai, seperti di
beberapa daerah di pantai utara Jawa. "Jika terjadi cuaca buruk di laut
yang menimbulkan gelombang tinggi, banjir rob akan melimpas semakin jauh
ke daratan," kata Thomas.
Ia menambahkan, dampak lainnya yaitu jika terjadi banjir akibat hujan
lebat di daratan, banjir akan lama surutnya karena dampak pasang
maksimum.
Apa yang dilakukan para ilmuwan untuk memanfaatkan fenomena langka ini?
Bagi para ilmuwan di badan antariksa Amerika Serikat NASA, gerhana
pada 31 Januari menjadi kesempatan untuk mengamati apa yang terjadi
ketika permukaan Bulan mendingin dengan cepat.
Ketika gerhana bulan, penurunan temperaturnya begitu drastis
seakan-akan permukaan Bulan berubah dari sepanas oven menjadi sedingin
freezer hanya dalam beberapa jam.
Hasil pengamatan dalam kondisi ini akan membantu mereka memahami
karakteristik regolit — yaitu campuran tanah dan batuan di permukaan
Bulan — dan perubahannya dari waktu ke waktu.
Selama gerhana, para ilmuwan juga akan mengamati Bulan dengan
menggunakan kamera termal, mempelajari wilayah yang biasanya tak
terlihat.
Sementara di Indonesia, gerhana bulan lebih dijadikan sarana edukasi.
Lapan membuka fasilitasnya bagi masyarakat yang ingin melihat gerhana
lewat teleskop di beberapa daerah antara lain Bandung, Sumedang, Garut,
Pasuruan, Biak, Pontianak, dan Bukittinggi.
Di Jakarta, Planetarium Taman Ismail Marzuki dan Taman Mini Indonesia Indah juga akan khusus dibuka di malam gerhana.
Thomas mengatakan, dahulu gerhana bulan sering dimanfaatkan untuk
penelitian kualitas udara; contohnya ketika gunung Tambora meletus pada
1815. Tapi sekarang para ilmuwan menggunakan metode lain yang lebih
mangkus untuk mengukur kualitas udara global. (BBC)
banjarmasinpost.co.id/kompas.com
Gerhana
Bulan langka pada 8 Oktober 2014 diabadikan dari Tangkerang, Pekanbaru,
Riau. Warna merah Bulan lebih pudar, diduga akibat pengaruh kabut asap
yang membiaskan cahaya.
Taksi Online Dibatasi di Kalsel, Aturannya Diperketat
INI bisa menjadi atensi bagi para sopir angkutan online.
Sebab, regulasi terkait operasional taksi online sudah ada dengan
terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Kalsel Nomor 06 Tahun 2018 tentang
penyelenggaraan angkutan sewa khusus menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi.
KEPALA Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah
mengatakan, pergub ini meliputi penyelenggaraan angkutan sewa khusus,
serta penetapan wilayah operasi angkutan sewa khusus. “Masalah kuota
taksi online, perizinan angkutan, pengawasan angkutan sewa khusus, peran
serta masyarakat, dan sanksi administrasi juga termasuk di dalam
Pergub Kalsel ini,” kata Rusdiansyah di sela sosialisasi Pergub Kalsel
Nomor 06 Tahun 2018 di Ruang Maksid Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Selasa
(30/1/2018).
Mantan pejabat Pemkot Banjarmasin ini menambahkan, untuk masalah
tarif pun juga sudah ditetapkan Pemprov Kalsel, yakni Rp 4.428,57 per
kilometer sampai Rp 4.857,57 per kilometer. “Penggunaan kendaraan harus
melalui pesanan aplikasi, tidak boleh menaikkan secara langsung,”
lanjut Rusdiansyah.
Yang tidak kalah penting, beber Rusdiansyah adalah tanda nomor
kendaraan bermotor. Meski dengan warna dasar hitam, tetapi ada kode
khusus, yakni berupa stiker dan ada nomor pengaduan masyarakat di dalam
kendaraan. “Setiap pengemudi atau pemilik angkutan tidak diperbolehkan
menggunakan lebih dari satu perusahaan dan penyedia aplikasi,” sebutnya.
Sedangkan untuk wilayah operasional, dijelaskan Rusdiansyah
ditetapkan menjadi tiga wilayah, yakni wilayah I meliputi Banjarmasin,
Banjarbaru, Banjar, Batola, dan Tanah Laut. Sedangkan wilayah II
meliputi, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai
Utara, Balangan, serta Tabalong. “Untuk wilayah III, terdiri dari Tanah
Bumbu dan Kotabaru,” kata dia.
Ia pun merinci, secara keseluruhan, jumlah taksi di Kalsel dibatasi
sebanyak 980 buah. Yakni untuk Banjarmasin dibatasi hanya 570 unit,
Banjarbaru 200 unit, Banjar 65 unit, Batola 20 unit, Tanah Laut 30 unit,
Tapin 20 unit, HSS 20 unit, HST 20 unit, HSU 20 unit, Balangan 15 unit,
Tabalong 40 unit, Tanah Bumbu 30 unit, dan Kotabaru 30 unit.
“Untuk perizinan angkutan syaratnya harus berbadan hukum, memiliki
minimal lima kendaraan atas nama badan hukum atau perorangan, memiliki
tempat penyimpanan kendaraan, menyediakan bengkel, dan memperkerjakan
pengemudi yang memiliki SIM,” tuturnya. Menurut Rusdi, sebelum pergub
ini diberlakukan, terlebih dahulu dilaksanakan operasi simpatik angkutan
online dari 1 sampai 14 Februari. Ia menyebut, pelaksanaan pergub
akan dimulai pada 24 Februari atau satu bulan setelah diundangkan.
Ia mengharapkankan, regulasi tersebut dapat diterima oleh semua
pihak. Dengan diberlakukannya regulasi ini, sambungnya, maka tidak ada
lagi kesenjangan antara taksi konvensional dan online. Tinggal
masyarakat yang memilih selaku konsumen. “Jika aturan ini tidak
dipatuhi tentunya ada sanksi. Tentunya dengan koordinasi dengan pihak
kepolisian. Sekarang kami sosialisasikan dulu, dan harus dipatuhi,”
tegas Rusdiansyah.(jejakrekam)
Penulis : Sayyidil Ahmada
Editor : Fahriza
Foto : Net
Kuota Taksi Online Kalsel Dibagi Tiga Wilayah, Zona 1 Banjarbakula Lebih Banyak karena Hal Ini
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Akhirnya Dinas
Perhubungan menetapkan jumlah kuota taksi online atau taksi daring di
Kalimantan Selatan (Kalsel) sesuai draft Peraturan Gubernur (Pergub)
tentang penyelenggaraan Angkutan sewa Khusus menggunakan aplikasi
berbasis Teknologi Informasi (online) sebanyak 980 buah.
Kebijakan tersebut setelah draft pergub itu dikoreksi Biro Hukum
Pemprov Kalsel dan akan diteruskan ke Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.
"Total 980 untuk wilayah Kalsel," ujar Kadishub Provinsi Kalsel,
Rusdiansyah saat dihubungi, Jumat (26/1/2018).
Kouta itu dibagi dalam tiga wilayah yaitu zona satu Banjarbakula,
zona dua Banua Anam, dan zona tiga Tanbu-Kotabaru. Kuota taksi daring
nantinya akan berbeda-beda di masing-masing zona.
Khusus zona satu yang termasuk di dalamnya ibu kota provinsi yaitu
Banjarmasin jumlah Kuota akan lebih banyak dari zona lain. Hal itu
dikarenakan penghitungan Kuota berdasarkan dari luas wilayah Provinsi
Kalsel yang seluas 38.744,23 Km2, jumlah penduduk sekitar 3,7 juta jiwa
dan jumlah taksi konvensional saat ini.
Zona ini sendiri tak boleh dilanggar oleh supir taksi daring. Mereka
yang sudah terdaftar dalam zona satu maka tak bisa mengambil penumpang
di zona dua. Saat ini usulan pergub tambahnya telah selesai dikoreksi
Biro Hukum Pemprov Kalsel. Pihaknya juga menunggu tandatangan dari
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.
"Tinggal menunggu persetujuan dari pak gubernur. Kalau pak gubernur
acc dengan usulan pergub itu maka akhir Januari akan kami
sosialisasikan," tambahnya.
Kuota taksi daring ini tambahnya sudah digodok dalam waktu lama dan
melihat masukan dari berbagai pihak termasuk organda, pengusaha taksi
online dan instansi lain. Apapun keputusan dari gubernur diharapkan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat termasuk para supir. (rii)
Harian Banjarmasin Post Edisi Sabtu (27/1/2018) Halaman 17
TAK INGIN TERLANTAR, IBNU SIAP NEGERIKAN SD BARUNAWATI KabarKalimantan, Banjarmasin – Para guru SD
Barunawati Banjarmasin menyampaikan aspirasi kepada Walikota Banjarmasin
Ibnu Sina saat kunjungan orang nomor satu di Banjarmasin ke SD yang
beralamat Jl Dahlia, Gang Budaya, Kelurahan Telawan, Kecamatan
Banjarmasin Barat tersebut, Jumat, (26/1/2018).
Para guru menghendaki agar SD Barunawati menjadi Sekolah Negeri.
Sebab, ujar Ibnu para guru mengtakan yayasan yang saat ini mengelola
sekolah yang memiliki 260 lebih murid dan 8 rombongan Belajar (Rombel)
tersebut sudah tidak mengurusi lagi.
“Termasuk TKnya juga mau ingin dinegerikan. Saya pikir dari pada
nanti terlantar lebih baik memang seperti itu, Dan Kami sudah
perintahkan Dinas Pendidikan Kota untuk diproses secepatnya agar sekolah
itu menjadi negeri,” ucapnya di Balai Kota Banjarmasin usai berkeliling
sepeda Jumat pagi.
Dia juga menjelaskan, jika SD Barunawati tersebut menjadi negeri
tentu para guru yang dikatakanya 90 persen merupakan guru honorer akan
diberikan SK walikota, seperti guru-guru honorer sekolah negeri yang
lain.
“Termasuk guru-guru honor yang ada kalau SDnya dinegrikan maka mereka akan di SK walikota,” jelasnya.
Ditanya apa yang menjadi kendala selama ini, sebab berdasarkan
informasi jika SD Barunawati sebenarnya sudah lama ingin dinegerikan.
Ibnu menjawab, karena sekolah tersebut merupakan milik yayasan yang
tentunya perlu proses hukum pemindahan hak pengelolaan yang cukup
memakan waktu.
Selain itu, dia menghendaki agar proses pememindahan pengelolaan
sekolah dari yayasan ke Pemkot tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Sebab dia tidak mau nantinya menjadi permasalahan dikemudian hari.
“Teknis dan Prosesnya yang lebih tahu nanti di Disdik. Karena ada
kepemilikan yayasan Barunawati, tentu juga pemindahan memenuhi legal
aspeknya. Jangan sampai nanti yang satu ingin menyerahkan yang lain
menggugat,” ujarnya. M SYAHBANI
Fahri Hamzah Setia Pada PKS, Dia Pilih Jadi Ini Lho Kalau Berhenti dari Anggota DPR
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tetap setia pada partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Padahal, Fahri Hamzah sudah tidak diakui sebagai anggota PKS lagi,
bahkan mau dilengserkan dari jabatan Wakil Ketua DPR dan dari anggota
DPR.
Poisis Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah akhir-akhir ini memang terancam
tak akan melenggang ke Senayan lagi pada periode selanjutnya.
Anggota DPR tiga periode berturut-turut ini tak diusung lagi sebagai calon legislatif oleh Partai Keadilan Sejahtera.
"Nama saya sudah enggak ada di caleg PKS, tetapi saya tidak peduli
soal itu," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat
(26/1/2018).
Fahri sebelumnya memang sudah dipecat PKS yang membesarkan namanya selama ini.
Namun, politisi asal Nusa Tenggara Barat ini melakukan perlawanan lewat jalur pengadilan.
Ia sudah dimenangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tetapi PKS mengajukan banding.
Fahri menegaskan, ia akan tetap berada di partai yang telah
membesarkannya itu sampai ada putusan pengadilan yang bersifat final.
Ia pun pasrah jika tak jadi anggota DPR lagi pada periode 2019-2024.
"Enggak enggak (akan pindah partai), jadi marbut kan, sudah. Partai marbut bahagia namanya," seloroh Fahri.
Padahal, Fahri mengaku sudah banyak partai yang mengajaknya bergabung.
Bukan satu atau dua, bahkan hampir semua partai yang ada di DPR saat ini sudah memberi tawaran.
"Saya sudah ditawari Golkar, PDI-P, Gerindra, Nasdem, PAN, PPP, Hanura, semualah," ujarnya.
Ia berharap, dengan bertahan di PKS, ia bisa menyadarkan para
pimpinan partai tersebut yang ia nilai otoriter dan tak mau diajak
berdiskusi.
Menurut dia, pimpinan PKS harusnya bisa bersikap adil sesuai namanya, partai keadilan sejahtera.
"Itu yang saya mau tunjukkan dan pengadilan sudah melakukan itu.
Mereka belum mau mendengar pengadilan, ya, enggak apa-apa. Saya akan
tunjukkan sampai detik terakhir, sampai final pengadilannya ngomong
apa," ucap Fahri.
Setnov Ancam Akan Masukkan Fadli Zon Dan Fahri Hamzah ke Penjara Lewat E-KTP
SALAFYNEWS.COM, ANKARA –
Kabar mengagetkan, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut
Situmorang mengatakan, KPK akan kembali mengizinkan saudara Setya
Novanto (SN) untuk mengumumkan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi
proyek E-KTP dalam waktu dekat.
“KPK menetapkan Saudara SN, anggota DPR
periode 2009-2014,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo dalam konferensi pers
di kantor KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (22/1/2018).
Meski sudah tengah malam, Jaksa Penuntut
Umum pada KPK tetap semangat mempertontonkan barang bukti. Jaksa bahkan
sempat membuka rekaman suara pemeriksaan pada Fadli Zon.
Menurut Jaksa, rekaman itu dilakukan
secara legal dan hasil kerjasama dengan otoritas setempat. Baik Fadli
Zon maupun Setya Novanto terlihat serius menyimak rekaman pemeriksaan
itu.
“Jika saya resmi sidang kali ini
dipenjarakan, saya bersumpah akan bongkar semua kebusukan Fahri Hamzah
dan Fadli Zon dalam kasus Mega E-KTP tersebut” Ungkap Setya Novanto
kepada KPK.
Jaksa sempat mengkonfirmasi apakah
mengenal suara di rekaman yang menggunakan Bahasa tersebut? Fredrich
Yunadi, mengangguk. “Itu suara Fadli Zon”.
Dalam kesaksiannya, Fredrich Yunadi
mengaku Fadli Zon dan Fahri Hamzah pernah memberikan komisi soal kasus
korupsi itu seharga Rp 1,3 miliar kepada Setya Novanto pada 2012.
Fredrich Yunadi juga menyebut bahwa uang segitu untuk mereka happy-happy
“Saat ketahuan kasus e-KTP, Fadli Zon
mengancam Setya Novanto (walaupun ketua DPR) Fadli Zon: Kamu lari saja
nanti saja dan Fahri Hamzah akan membantu kamu” Ungkap Fadli Zon.
Menurut Fredrich Yunadi, Fadli zon itu orang licik dan tidak tahu etika.
“Kami konfirmasi dulu benar ada
penyidikan, benar sudah ada tersangka baru dalam kasus KTP elektronik
ini,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan,
Jakarta, Selasa (22/1/2018).
Namun, siapa tersangka baru itu,
perannya apa saja, dan rincian lebih lanjut belum dapat disampaikan saat
ini. KPK menyatakan akan menyampaikan secara lengkap pada konferensi
pers dalam waktu dekat. (SFA)
Acara Mata Najwa Selalu Ditunggu, Saat Undang Anies dan Sandiaga Reaksi Netizen Sangat Mengejutkan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Melalui akun Instagram
presenter ternama Najwa Shihab mengumumkan akan mengundang Gubernur DKI
Jakarta dan wakilnya, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di acara Mata
Najwa, Rabu (24/1/2018).
Program ini mengundang Anies dan Sandi menjelang 100 hari kerja keduanya untuk Ibu Kota Jakarta.
"Jelang 100 hari @aniesbaswedan dan @sandiuno pimpin ibukota, bagaimana kini wajah Jakarta?
Demi menunaikan janji, beragam kebijakan ditunaikan Anies-Sandi di 100 hari, sambutan pro dan kontra mengiringi
Penataan PKL Tanah Abang hingga janji Rumah DP Nol Rupiah menjadi sorotan.
Menghadirkan kembali becak di jalanan ibukota, salah satu kebijakan yang dipertanyakan
Apa saja strategi yang dilakukan Anies-Sandi untuk memenuhi janji-janji kampanye?
Bagaimana Anies-Sandi menanggapi berbagai kritikan atas kebijakan
yang diambil?" tulis @najwashihab pada postingan Selasa (23/1/2018).
Namun, terlihat dari kolom komentar ada beberapa netizen yang mengatakan tidak akan menonton.
Kebanyakan beralasan tidak ingin menonton acara yang biasanya ditunggu-tunggu ini karena bintang tamu yang diundang.
@cerdika4499: Saya selalu berusaha nonton acara mbak nana . Tapi kali ini saya berusaha menghindar supaya gak nonton. Malas mbak. Maaf ya.
@abdiwahyu_p: MALES NONTON.
@habibie.ae: Ah marai males nonton ndek bintang tamune cah 2 kwi (Ah jadi males nonton kalau bintang tamunya 2 orang itu).
@puji_prihatinningsih: Maless deh mb nonton.
@jeksonharyono_manik: Untuk yg satu ini maaf mbak nana aku gak nonton dlu..
@thomizayn: Kayaknya gak nonton mbak.. hmmm.
Beberapa netizen beralasan seperti berikut.
@wynangrny: Palingan juga ditanya kekanan jawabnya kekiri.
@jeffry.alex7789: Yg bikin geram nanti klu di tanya lain jawaban itu hobi gub dki malas tengok nanti yg ad dating aja hhhh.
@qhingqhing: Bisa sakit hati nntn dan dgr jawaban mrka mbak Nana @najwashihab.
Netizen lain juga mengajukan bintang tamu yang dikira lebih menarik.
@adrianpili: Apa tdk ada narsum lain? 100 hari tdk terlalu
signifikan. Saya kira La Nyala M atau Brigjen Pol (Purn) Siswandi adalah
narsum yg up to date untuk saat ini berkaitan dgn proses pilkada.
Namun juga ada netizen yang ingin nonton karena berharap ada pertanyaan tajam Najwa Shihab.
@utawimisbah: Mantab, wajib lihat kalo ini.
@margie_s: Antara pgn nntn krn mo liat mreka dihajar pertanyaan
dashyat sma mba Nana (emoji) tp jg gk mau nntn krn males dgr jwbn gk
jelas nan mencla-mencle.
@diannurmala6668: Cant wait melihat bapak2 ini dicekokin
pertanyaan mba Nana. Semoga jawabnya to the point ya bapak2, jangan
kesana kemari tanpa arah tujuan.
Inilah Reaksi Santai Anies Baswedan Ketika Dicecar Najwa Shihab di Mata Najwa Tentang Pimpin Jakarta
BANJARMASINPOST.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan menanggapi dengan santai pertanyaan demi pertanyaan dari Host
Acara Mata Najwa, yakni Najwa Shihab saat diundang menjadi bintang tamu
program televisi tersebut, Rabu (24/1/2018) malam.
Pada malam itu, Mata Najwa mengundanga Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam rangka 100 hari mereka
bertugas.
Berbagai macam persoalan pun dibahas, pertanyana dan jawaban mengalir baik dari Najwa Shihab maupun Anies Baswedan.
Di antara persoalan yang dibahas adalah penutupan jalan di Pasar Tanah
Abang dan becak yang diperbolehkan beroperasi lagi di Ibukota.
Anies dicecar sejumlah pertanyaan oleh Najwa atau akrab disapa Nana.
Di antaranya soal matang atau tidaknya kebijakan penutupan jalan Pasar Tanah Abang.
Sebelum wawancara di studio dilakukan, Anies dan Nana terlihat pergi ke jalan Pasar Tanah Abang yang ditutup.
Di sana, mereka bertemu beberapa pedagang yang mengungkapkan keluh kesahnya.
"Dalam waktu 30 menit, tiga orang protes, apa kebijakan tidak
dipikirkan secara matang?" tanya wanita berambut sepundak itu pada
Anies.
Mendapat pertanyaan menohok seperti itu, begini reaksi sang Gubernur.
"Ini kenyataan di lapangan. Itu justru feedback bahwa kita mencoba
menyelesaikan masalah kemudian muncul reaksi. Disitulah kenapa kita
perlu metode ilmiah kalau mendapatkan pendapat karena itu kita pakai
survei untuk mereview agar sampel yang kita dengar sampel yang mewakili
populasi," urai Anies dengan runtut.
Najwa kemudian bertanya soal rekomendasi Dirlantas Polda Metro Jaya,
yang menyarankan agar kebijakan Anies menutup jalan Pasar Tanah Abang,
ditarik kembali.
"Tentu kita akan mendengarkan semua pihak. Kita melakukan survei rutin, termasuk data tentang lalin," urai Anies.
"Mas Anies apa berarti waktu itu Polda tidak diajak bicara ya?" sahut Najwa.
"O diajak bicara, terlibat, bahkan gini," kata Anies yang langsung dipotong oleh Najwa.
"Tapi kemudian sarannya seperti ini, apa yang terjadi?"
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya jelaskan sedikit soal ini.
Bahkan saat kita mau melaksanakan, kita undur pelaksanaannya," jelas
Anies.
Pertanyaan kemudian diarahkan soal pungutan liar yang dialami oleh para pedagang.
Tim Mata Najwa menemukan fakta bahwa pedagang yang berjualan di trotoar Tanah Abang, ditarik pungli oleh oknum.
Sama seperti sebelumnya, Anies tetap tenang dan mencoba menjawab pertanyaan Najwa secara detail.
"Premanisme sangat mungkin, kita tidak berada di negeri yang sempurna
yang bebas dari praktik premanisme, praktik pungli. Itu kenapa kita
harus tata, kita beresi satu-satu," ungkap Anies.
"Pertama membereskan dulu soal trotoar, kosongkan trotoar. Dan itu
ketika ada yang mengatakan macet, sebentar, kalau mau membandingkan,
sekarang orang leluasa berjalan, PKL di tengah. Ditata termasuk soal
penanggung jawab Satpol PP di sana. Satpol PP do Jakarta dilakukan
rotasi," urainya.
Anies pun mengatakan akan menindak tegas bagi siapa saja pelaku pungli.
"Kalau sampai ada pemalakan, siapapun akan saya pecat," tandas pria 48 tahun itu.
Menurut Anies, solusi tersebut hanya akan berlaku di Pasar Tanah Abang.
Sedangkan pasar lain kemungkinan akan diterapkan kebijakan berbeda, karena adil bukan berarti sama.
Terkait dengan becak yang akan kembali beroperasi di Jakarta, Anies
menjelaskan bahwa dirinya akan menggunakan strategi tertentu, agar tak
menimbulkan kemacetan.
Misalnya dengan menempatkan becak di lokasi wisata.
Bila harus mengubah Peraturan Daerah (Perda), maka ia juga akan melakukannya.
"Kenapa becak harus diatur? Supaya mereka bisa melayani. Kalau tidak ada kebutuhan nggak ada becak," aku Anies.
"Kalau harus kita ubah ya kita ubah. Kalau tidak, tapi bisa diatur ya kita atur," tambahnya.
"Saya pendekatannya tidak saya paling tahu, solusi saya paling
benar," tegas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sambil
tersenyum. (*)
youtube
Anies dan Najwa Shihab saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Acara Mata Najwa Ungkap Beda Anies dari Sandi Jawab Kritikan, Sandi Terima Masukan Anies Protes
BANJARMASINPOST.CO.ID - Program Mata Najwa
mengungkap perbedaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari Wakilnya
Sandiaga Uno dalam menjawab kritikan.
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno
diundang Najwa Shihab host program talkshow televisi Mata Najwa tayang
Rabu (24/1/2018).
Undangan itu dalam rangka jelang 100 hari kinerja pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Ada satu moment tampak wajah Anies berubah saat Najwa menampilkan
tayangan video anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan, Gembong
Warsono.
Dalam cuplikan video, Gembong Warsono mengatakan, selama 100 hari
pemerintahan Anies-Sandiaga tidak ada kemajuan. Kepemimpinan mereka
hanya menengok ke belakang.
"Anies hanya membanding-bandingkan kebijakan dia dengan kebijakan
Gubernur DKI terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ” katanya.
Menurut Gembong, kebijakan Pemprov DKI Jakarta tidak maju, melainkan hanya menengok ke belakang.
“Seharusnya, bagaimana Anies membangun Jakarta ke depan,” katanya.
Menanggapi itu, Sandiaga mengatakan, baiklah, itu sebagai masukan.
“Ya itu masukan lah buat kita. Kalau di ranah politik ga usah didebat
lah. Kita sih fokusnya kerja aja. Kita fokus lapangan pekerjaan
bagaimana. Bagaimana OK OCE bukan hanya sukses
di pelatihan pendampingan tapi bisa menciptakan lapangan kerja,” kata Sandi.
Namun sebaliknya, Anies tampak emosional. Dia mulai dengan suara meninggi, dan menyindir Najwa Shihab.
“Apalagi Mata Najwa hanya mengambil satu fraksi. Ya tentu aja, sudah
seharusnya oposisi begitu. Masa opsisi bilang gubernur udah bener,
gubernur udah bagus, salah toh,” katanya.
Menanggapi itu, Najwa Shihab menjawab, memang sengaja diambil yang
ekstrem (Fraksi PDI Perjuangan) karena politisnya sampai sejauh akan
melakukan hak interpelasi pemprov.
“Kalau yang diambil Gerindra partainya Mas Sandi bukan kritik namanya. Itu namanya...” kata Najwa.
“Pilih yang Netral,” kata Anies.
”Itu namanya kan masukan yang bersifat politis,” lanjut Najwa.
Anies lalu menjawabnya dengan kata bagus, lalu ditimpali langsung oleh Najwa.
“Bagus Pak Gembong kata Mas Anies,” kata Najwa.
Anies diam sesaat dan diminta pada Najwa agar kembali fokus pada yang
didiskusikan, namun dilanjut Najwa setelah dengan jeda komersial.
Maunya Sandiaga Uno Beri Pelatihan Genjot Becak yang Baik, Penarik Becak: Kami Mah Ikut Aja
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjanjikan pelatihan cara menggenjot becak yang baik bagi penarik becak di Jakarta.
Sejumlah penarik becak memberikan tanggapan atas janji Sandiaga Uno itu.
Rata-rata penarik becak senang ada perhatian dari Wakil Gubernur Sandiaga Uno.
"Ya alhamdulillah lah kalau Pak Sandinya kasih perhatian begitu. Kami
mah ikut aja," ujar Abe salah seorang penarik becak biasa mangkal di
Jalan Bandengan Utara, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018).
Menurut Abe, dengan begitu artinya Sandi benar-benar memberikan perhatian kepada mereka.
"Yah biasanya kami juga narik becak ya biasa genjot. Kalau Pak Sandi bilang begitu, kami senang-senang saja," ujar Abe.
Penarik becak lainnya, Sueb juga senang dengan rencana Anies tersebut.
Namun, Sueb lebih menekankan terhadap pelatihan keselamatan saat menarik becak.
Sueb mengatakan, beberapa kali pernah masuk ke jalan protokol.
Dia harus bersaing dengan motor, mobil, dan truk. Tak jarang Sueb
hampir terserempet kendaraan lain saat mengantarkan penumpangnya.
"Ya senang saya kalau Pak Sandi maunya begitu. Kadang banyak
penumpang yang minta buru-buru. Kalau penumpang minta buru-buru, ya kami
pasti buru-buru. Kadang harus hati-hati juga. Kalau pelatihan itu ya
oke-oke aja," ujar Sueb.
Penarik becak lainnya, Darno juga menilai rencana Sandi tersebut merupakan bentuk perhatian terhadap penarik becak.
"Kami senang diperhatikan seperti itu," ujar Darno.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan membuat pelatihan untuk para penarik becak di Jakarta, salah satunya pelatihan standar pelayanan.
Rencana itu disampaikan setelah sebelumnya Pemprov DKI Jakarta
mengizinkan becak beroperasi di Jakarta, tepatnya di jalan-jalan
perkampungan.
"Mungkin salah satunya adalah (pelatihan) standar pelayanan,
olahraga, bagaimana cara genjot yang bagus," kata Sandi di kantor Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Kuningan Barat, Jakarta Selatan.
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Najwa Shihab Kembali menunjukkan ‘taringnya’ untuk mengupas isu-isu
penting yang perlu diketahui publik. Salah satunya adalah episode 100
Hari Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjabat sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Rabu (24/1/2018). Episode ini memang disiarkan
tepat pada 100 hari Anies dan Sandi menjabat.
Najwa mengulas berbagai persoalan dan
kebijakan Anies yang perlu diungkap ke hadapan publik. Mulai dari
kontroversi Tanah Abang, rumah DP nol rupiah, penataan becak, hingga
polemik reklamasi di Teluk Jakarta. Najwa lagi-lagi mencecar sejumlah
pertanyaan kritis kepada Anies.
NAJWA Shihab menatap Anies Baswedan
dalam talkshow berjudul Mata Najwa. Anies menerangkan apa saja yang
sudah dilakukannya dalam 100 hari kerja. Perbincangan itu menjadi
menarik sebab seorang kepala daerah diminta menjelaskan apa yang
dilakukannya kepada publik. Najwa cukup tangkas dalam mengejar Anies.
Seorang kepala daerah memang punya
otoritas, tapi itu tidak lantas membuatnya bebas melakukan apa pun.
Publik berhak untuk mempertanyakan, mendebat, sekaligus menguliti
seorang pejabat.
Sebagai jurnalis dan presenter, Najwa
telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap kali usai mengajak
seorang tokoh masuk arena dan mencecarnya, Najwa akan menerima sanjungan
sekaligus makian di saat bersamaan. Namanya semenjulang para tokoh yang
setiap saat siap dicecarnya. Najwa menjadikan acara talkshow-nya
menjadi demikian berkelas dan ditunggu-tunggu.
Tak mudah menjalankan peran seperti
Najwa. Anda boleh cantik setinggi langit, tapi ketika pikiran Anda
kosong, maka Anda akan jadi bulan-bulanan. Anda boleh hebat sedalam
samudera, tapi ketika Anda tidak percaya diri dan tak menguasai keadaan,
Anda akan tenggelam.
Seorang presenter hebat adalah
pengendali siaran, pengatur kemudi dan lalu lintas pembicaraan,
sekaligus piawai dalam mengulik banyak sisi seseorang sehingga tak kuasa
berkelit.
Saya membayangkan, betapa sulitnya
mencetak seseorang untuk mencapai level seperti Najwa. Biarpun banyak
akademi dan perguruan tinggi yang mengadakan kelas presenter tetap saja
sulit menemukan kombinasi maut berupa cantik dan cerdas sebagaimana yang
dimiliki Najwa. Saya yakin, figur seperti itu hanya lahir dari keluarga
yang menjadi lahan gembur demi menumbuhkan semua kecerdasan dan percaya
diri hingga menjulang tinggi.
Dalam buku Outliers, yang pertama kali
terbit tahun 1988, Malcolm Gladwell mengatakan bahwa kesuksesan tidak
berasal dari angka nol. Semua orang berutang pada orang tua dan dukungan
orang lain. Kesuksesan adalah apa yang sering disebut oleh para
sosiolog sebagai “keuntungan yang terakumulasi”. Tempat dan kapan
seseorang tumbuh besar memiliki pengaruh yang cukup besar.
Gladwell menolak anggapan tentang
keberhasilan yang semata-mata dipicu oleh kecerdasan. Menurutnya,
keberhasilan seseorang menggapai satu kesuksesan tidak bisa dilihat
hanya dari satu aspek saja, melainkan terdapat hal yang lebih rumit,
kompleks, dan hanya bisa dipahami dengan menelusuri kehidupan orang
tersebut.
Gambaran yang paling sederhana namun
gamblang dipaparkan Gladwell dalam cerita singkat mengenai pohon. Pohon
ek tertinggi di hutan menjadi yang tertinggi bukan semata-mata karena
dia paling gigih.
Dia menjadi yang tertinggi karena
“kebetulan” tidak ada pohon lain yang menghalangi sinar matahari
kepadanya, tanah di sekelilingnya dalam dan subur, tidak ada kelinci
yang mengunyah kulit kayunya sewaktu masih kecil, dan tidak ada tukang
kayu yang menebangnya sebelum dia tumbuh dewasa.
Bersetuju dengan Gladwell, Najwa Shihab
tumbuh di lingkungan yang menjadi lahan gembur bagi pengembangan
inteligensi dan kreativitasnya. Pertanyaan yang mencuat, bagaimanakah
pendidikan yang didapatnya dalam rumah? Apa yang diajarkan orangtuanya
hingga dirinya bisa mencapai posisi seperti sekarang? Apakah sisi-sisi
lain Najwa yang tak banyak diungkap? Apakah ada rahasia yang disimpan
Najwa?
***
DEMI menjawab pertanyaan itu, saya
membaca buku biografi berjudul Cahaya, Cinta, dan Canda M Quraish
Shihab. Saya penasaran sebab Quraish Shihab adalah ulama besar tanah air
yang merupakan ayah Najwa. Buku ini adalah kisah hidup, pengalaman,
serta perjalanan Prof Quraish Shihab, ulama kenamaan yang pernah
mengemban banyak jabatan prestisius, mulai dari Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah hingga kursi Menteri Agama.
Saya menemukan banyak lembaran yang membahas bagaimana asal-usul dan bagaimana Najwa dididik dalam rumah.
Kakek Najwa, dalam hal ini ayah Quraish
Shihab, adalah Habib Abdurrahman Shihab, yang dahulu menjadi Rektor IAIN
Alauddin, Ujung Pandang. Nenek Najwa, dalam hal ini ibu Quraish Shihab,
dipanggil Puang Asma atau Puang Cemma adalah bangsawan Bugis, keturunan
pemimpin di Rappang, Sulawesi Selatan. Keluarga ini sejak lama dikenal
sebagai keluarga religius yang membimbing semua anaknya untuk mendalami
agama sejak dini.
Najwa adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Kakaknya Najeela, lulus dari Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia (UI) yang kini menekuni profesi sebagai pendidik.. Adiknya
adalah Nasywa, Nahla, dan Ahmad. Ahmad adalah satu-satunya laki-laki
saudara Najwa. Semuanya memilih karier yang berbeda dengan Quraish, sang
ayah. Quraish tak ingin memaksa anaknya untuk sepertinya.
Quraish Shihab memberi nama semua
anaknya dengan awalan N yang diambilnya dari huruf Nun dalam aksara
Arab. “Nun adalah huruf yang istimewa,” katanya. Nun adalah salah satu
huruf yang berdiri sendiri di awal surah Al Quran yakni Surah Al Qalam.
Pada awal surah itu, Nun dijadikan Allah sebagai sumpah bahwa Nabi
Muhammad berakhlak mulia, untuk menepis tuduhan penentangnya. Nun juga
mengandung makna positif seperti najah (sukses), nur (cahaya), atau
nashr (pertolongan).
Nama Najwa bermakna percakapan atau
bisikan. Makna majazi-nya adalah orang yang pandai bercakap, mudah
dimengerti, dan cerdas saat berbincang dengan siapa saja. Artinya, sejak
kecil Quraish telah mendoakan Najwa agar kelak menjadi seseorang yang
cakap berbicara.
Quraish dahulu tinggal di Makassar dan
berkarier hingga posisi rektor, hingga akhirnya pindah ke Jakarta demi
karier dan tanggung jawab yang lebih besar. Najwa lebih banyak
menghabiskan masa kecil dan remaja di Jakarta. Biarpun tak memaksa
anaknya untuk menekuni dunia ulama, Quraish mengajarkan agama pada
anaknya sejak dini.
Sejak kecil, Quraish Shihab mewajibkan
semua anaknya untuk berada di rumah saat salat Magrib. Mereka punya
tradisi untuk ikut salat jamaah. Selepas salat Magrib, mereka lalu
ramai-ramai membaca wirid atau ratib, kemudian mengaji. Rumah Quraish
selalu semarak dengan bacaan Al Quran setiap malam. Wirid yang harus
dibaca setiap malam adalah Ratib al-Haddad. Di pagi hari, semuanya
membaca Wirid Lathif.
Wirid yang indah itu disusun Imam Al
Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dari Hadramaut. Beliau adalah salah
satu ulama besar di abad 12 H. Beliau dilahirkan di salah sebuah kampung
di kota Tarim, Yaman pada malam ke-5 bulan Safar, tahun 1044 Hijrah.
Mereka yang membaca ratib ini diyakini akan selalu terjaga dari hal-hal
yang bisa menyesatkan.
Isi Ratib al-Haddad adalah potongan
surah Al Quran dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Di antaranya
adalah Surah Al Fatihah, Ayat Kursi, Surah Al Ikhlas, Surah Al Baqarah,
Surah Al Falaq dan An Nas. Sedangkan Wirid Lathif yang dibaca saat subuh
bertujuan untuk melenyapkan kesusahan, kesedihan, kegelisahan,
mempermudah rezeki serta memenuhi kebutuhan.
Sejak masih kecil, Najwa dan semua
anak-anak Quraish lainnya sudah menghafal doa-doa ini. Mereka sudah
paham bahwa berdoa sesudah Magrib adalah kewajiban bagi semuanya.
Biasanya, seusai berdoa, mereka akan berdiskusi membahas banyak hal.
Quraish akan menanyakan pendidikan anak-anaknya serta tugas-tugas
sekolah.
Di keluarga ini, pendidikan adalah nomor
satu. Quraish membebaskan anaknya untuk memilih bidang apapun yang
hendak dimasuki. Ia percaya bahwa dengan fundasi keagamaan yang kokoh,
anak-anaknya tidak akan tersesat.
Tak heran jika semua anak Quraish
menekuni beragam profesi. Ada yang menjadi psikolog, ada yang menjadi
jurnalis dan presenter televisi, ada yang jadi psikolog, dokter, hingga
menekuni bisnis di bidang IT. Biarpun semuanya menempuh profesi yang
berbeda, di malam hari, seusai salat Magrib, mereka akan menjadi bagian
dari salat berjamaah serta melafalkan doa-doa yang sama.
Najwa mendapat limpahan kasih sayang
dari ayahnya. Semasa kecil, Najwa diharuskan memakai kaca mata. Quraish
tak ingin anaknya kehilangan percaya diri. Najwa diajak ke optik besar
di Blok M, Jakarta. Quraish lalu meminta diberikan kaca mata yang paling
mahal. Bagi sang ayah, kepercayaan diri adalah hal yang sangat penting
agar anaknya mampu merespons semua tantangan hidup.
Sejak kecil, Najwa telah menunjukkan
prestasi. Dia lulus program American Field Service (AFS) di usia 16
tahun sehingga memiliki kesempatan tinggal bersama keluarga di Amerika
Serikat selama beberapa waktu. Ayahnya tak ragu-ragu melepasnya. Ayahnya
percaya bahwa Najwa sudah memiliki fundasi keagamaan yang kuat.
Dengan memberi kepercayaan kepada anak,
maka ia mengajari anak itu untuk bertanggungjawab pada apa pun
pilihannya. Demikian pula ketika anaknya memilih pasangan hidup. Ia
membebaskan mereka, tetapi memberi syarat yakni haruslah rajin
melaksanakan salat. Itu sudah cukup baginya.
Najwa mendapat dukungan luar biasa dari
ayahnya. Ayahnya menyediakan apa-pun yang dibutuhkannya. Ketika Najwa
dan semua anaknya menikah, Quraish selalu membuat buku khusus yang
isinya pesan kepada anaknya. Bahkan ketika Najwa telah berkarier dan
sukses dengan talkshow-nya, Quraish tak pernah alpa menyaksikan anaknya
saat siaran di televisi.
Ia bahagia karena Najwa meraih prestasi
atas dedikasi dan profesionalismenya. Di antara prestasi itu adalah
Young Global Leader Award 2011 dari World Economic Forum yang
berkedudukan di Jenewa.
Episode paling menyedihkan dalam
kehidupan Najwa sebagaimana dikisahkan Quraish adalah meninggalnya
Namiya, putri kedua Najwa. Anak itu lahir pada 15 Desember 2011. Bayi
itu lahir prematur dalam usia tujuh bulan. Saat itu, Najwa sedang
perawatan karena sakit. Najwa gembira karena bayi itu lahir dalam
keadaan sehat. Tangis bayi memenuhi rumah sakit. Quraish yang memilihkan
nama untuk bayi itu.
Keesokan harinya, Najwa sedih karena
bayi itu meninggal dunia. Quraish mengisahkan betapa sedihnya Najwa
ketika mendekap anaknya yang telah meninggal. Quraish menangis lalu
berbisik, “Sempurnanya Namiya.” Selama ini Quraish tak pernah menangis.
Hari itu ia menangis karena membayangkan betapa berat perasaan anaknya.
Pada Najwa, Quraish berbisik bahwa Namiya akan jadi tabungan akhirat
yang akan menyambutnya. Najwa harus ikhlas.
Jenazah bayi dibawa pulang. Najwa masih
harus dirawat. Pagi sebelum jenazah dikuburkan, Najwa menelepon ayahnya
lalu berbisik. “Saya belum menyanyikan doa untuk Namiya. Tolong nanti
sebelum dimakamkan, Namiya dinyanyikan doa seperti yang biasa Mama
nyanyikan,” kata Najwa terisak.
Batin Quraish terharu. Inilah cobaan
paling berat dalam kehidupannya. Tradisi di keluarga itu,, istri Quraish
akan mendendangkan doa bagi semua anak dan cucunya. Hari itu, doa
diucapkan dengan sesunggukan. “Ya arhama ar-rahiimin, Ya arhama
ar-rahimin, Ya arhamar rahimin farrij ala al muslimin.” Wahai Yang Maha
Kasih Sayang. Yang melebihi apa pun yang memiliki kasih sayang.
Karuniakan pertolongan-Mu untuk kaum Muslim.
***
DEMIKIANLAH sisi-sisi lain Najwa Shihab.
Seperti dikatakan Gladwell, di balik setiap kesuksesan anak, ada kerja
keras dan ikhtiar hebat lingkungan. Najwa tumbuh dalam lingkungan yang
selalu memotivasi, membesarkan, dan selalu berada di sisinya dalam
keadaan apapun. Semua kasih sayang itu adalah energi terbaik bagi
dirinya untuk selalu menggapai kesuksesan.
Jika belakangan ini banyak orang yang
tiba-tiba saja memvonis dan menuding Najwa dan anak-anak Quraish lainnya
tidak Islami, maka semuanya akan kembali pada diri masing-masing. Tak
bijak memvonis orang lain hanya karena satu kenyataan yang dilihat dari
sisi subyektif.
Tuduhan itu seyogyanya dikembalikan ke
dalam diri. Boleh jadi, yang dituduh itu jauh lebih menjaga diri dan
menjalankan berbagai amalan ketimbang yang menuduh. Boleh jadi, yang
difitnah itu jauh lebih mendekati Tuhan, ketimbang yang melemparkan
tuduhan. Boleh jadi, yang dituduhkan itu jauh lebih baik dari diri yang
menuduh.
Jika tuduhan itu berpangkal pada
perbedaan penafsiran, maka didialogkan dengan baik. Ayah Najwa adalah
figur yang selalu menerima kritikan dari siapa saja. Ia membuka diri
untuk berdiskusi.
Ia sangat menghargai siapapun yang bisa
memberikan kritik atas karya-karyanya. Beberapa kolega dekatnya sekarang
dahulu adalah para pengkritiknya. Melalui kritik, ilmu yang dimiliki
seseorang akan terus berkembang.
Pada akhirnya, manusia akan
mempertanggungjawabkan semua diri dan tindakannya di hadapan Tuhan. Jauh
lebih baik jika semua orang berlomba-lomba menjalankan ibadah dan
menyebar kebaikan, ketimbang saling menuduh. Semakin banyak kebaikan
yang disebar, semakin makmur bumi, semakin indah hubungan antar manusia,
dan ajaran agama semakin dibumikan. Semoga Najwa Shihab selalu
dilimpahi keberkahan dan kesuksesan. (SFA)
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Talk Show Najwa Shihab yang mendatangkan Gubernur DKI Jakarta dan
Wakilnya membawa gegap-gempita jagat medsos, Najwa dicaci-maki
sedemikian rupanya karena Anies-Sandi terpojok oleh
pertanyaan-pertanyaan mematikan sang presenter kondang putri Quraish
Shihab.
Ada tulisan menarik oleh akun facebook Ramadhan Syukur dengan judul NAJWA, disitu Syukur menjelaskan bagaimana seharusnya seorang presenter, berikut tulisannya:
Gue pernah belasan tahun jadi reporter.
Bertanya, mencari informasi, dan mengolah informasi adalah kerjaan gue.
Tapi gak kebayang saat ini, kalo reporter bertanya dibilang bego.
Meluruskan pertanyaan agar kembali ke pokok persoalan, dibilang lancang.
Mengingatkan jawaban yang salah,
dibilang kurang ajar. Dan reporter sekelas Najwa Shihab pun abis dibully
dan dicaci maki pendukung narasumber. “Dia itu mau nanya apa mau
ngetes? Dasar iblis.” Ini pertama kali gue denger reporter dimaki sadis
seperti itu.
Pemaki Najwa mungkin gak paham kalo
reporter bertanya ke narasumber, bukan seperti guru bertanya ke murid.
Guru bertanya untuk menguji apa si murid masih ingat dengan pelajaran
yang pernah diajarkan sebelumnya. Reporter bertanya untuk mendapatkan
informasi yang benar dari mereka yang ahli atau pada pemilik kebijakan,
agar publik jadi tahu dan mengerti.
Misalnya, mau tahu sisik melik ibu kota
dari A sampai Z, ya tanya sama gubernurnya. Kalo pejabatnya baru kerja
selama 100 hari, ya tanyalah seputar mau dibawa ke mana ibu kota yang
dipimpinnya lima tahun ke depan. Dan si narasumber harus tahu, bukan
berlagak tahu, apalagi sok tahu, trus ngomongnya muter-muter gak jelas.
Khas jawaban pejabat yang biasanya gak jujur.
“Tapi Najwa ini kalo bertanya kesannya sok tahu dan sok pintar? Jangan bela-belain deh.”
Itu bukan kesan. Reporter memang harus
banyak tahu dan harus pintar. Makanya sebelum wawancara reporter bisa
jungkir balik mengumpulkan dan mempelajari berbagai data dan fakta
sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya sebagai referensi untuk
dikonfimasi bila diperlukan. Bukan untuk menyerang apalagi buat bikin
malu.
Dosen gue yang sdh guru besar cerita
pernah gak mau melanjuntukan wawancara setelah tahu si pewawancara bukan
cuma gak mempersiapkan data apa-apa, tapi juga gak tahu apa-apa.
Jawaban semua pertanyaannya bisa dijawab sendiri lewat buku (sekarang
plus internet)
Menteri Soebroto (yang ahli perminyakan
dunia) di jaman Soeharto gak mau meladeni wartawan yang menurutnya cuma
sok tahu padahal gak ngerti persoalan. “Kamu belajar lagilah. Nanti kalo
sudah paham baru wawancara saya,” katanya sambil ngeloyor pergi.
Guru besar ilmu politik Miriam Budiardjo
cerita sama gue, setelah berkali-kali kecewa akhirnya dia gak mau lagi
diwawancarai media kalo bukan sama pemimpin redaksinya langsung. Apa dia
belagu? Bukan. Tapi karena reporter yang dikirim medianya sering yang
gak berkualitas. Cemen.
Buat para narasumber pinter, biasanya
gak mau wawancara kayak ujian esai. Gue bikin pertanyaan, elu tinggal
bikin jawaban. Kalo itu sih gak usah ketemu orangnya. Kirim aja
pertanyaan via email. Nanti akan dikirim balik jabawannya. Tapi kalo
ketemu langsung ya harus ada semacam dialog. Saling mengisi. Kayak orang
berdiskusi dengan sahabat. Harus jujur dan saling mau mengakui
ketidaktahuan. Wawancara jadi berkualitas.
“Ah, Najwa itu jelas gak berkualitas,
bahkan gak tahu diri. Masak orang lagi ngomong selalu dipotong
seenaknya? Belajar lagi tuh sama Karni Ilyas.” Maki seorang emak-emak
yang kayaknya cinta mati sama narasumber.
Denger ya, Mak. Di jaman media cetak
masih berjaya dan tivi cuman ada satu-satunya, pejabat bego dan gak bisa
menjelaskan kerjaannya, banyak Mak. Dia boleh ngomong sesuka-sukanya.
Nanti omongannya yang norak dan gak mutu tinggal diedit atau disunting.
Ada yang ditambah atau dibuang biar jadi bagus, enak dibaca, dan gampang
dimengerti pembaca. Malem naik cetak. Besok pagi terbit deh.
Pembaca yang gak kenal narasumber,
setelah baca laporan si reporter pasti mengira nih pejabat pinter amat
yak. Cuma si reporter yang tahu itu pejabat aslinya pekok. Ngomong
blentang blentong. Susunan kalimat kacau. Di tanya A eh semua abjad
disebutin, dan pada bagian akhir malah gak ada jawaban A.
Gimana kalo pejabat pekok kayak jaman
old begitu di jaman now ditampilkan di secara live? Inilah cikal bakal
malapetaka. Dia pasti akan terlihat sebagaimana adanya. Real.
Kebodohannya gak bisa diedit. Untuk menjaga durasi dan menyelamatkan
mukanya, jalan satu-satunya jawaban yang melenceng harus dipotong
kompas, diluruskan, diarahkan kembali ke substansi walau terpaksa lewat
arteri.
Penyelaan yang dibumbui senyum manis itu
bukan lancang atau kurang ajar, tapi bentuk editan langsung. Dan editan
itu memang akan jadi menyakitkan kalau narasumbernya ngeyel dan gak mau
mengakui kesalahan dan kekurangannya. Dan tontonan yang mestinya bisa
jadi hiburan pun berubah jadi pertarungan. Jadi kayak nonton beladiri
full contact. Tinggal nunggu siapa yang bakal terkapar KO.
Gue memang salah pernah bilang acara ini
bakal turun ratingnya kalo menampilkan si dia. Ternyata ratingnya
tinggi dan jadi trending topik. Sayang bukan rating atau trending yang
positif, tapi negatif. Negatif buat Najwa yang akhirnya habis dibully
dan dimaki-maki pendukung narasumbernya, tanpa ada yang membela.
Tapi ini pelajaran berharga buat Najwa.
Lain kali jangan pernah lagi menampilkan narasumber yang gak kredibel,
apalagi punya banyak pendukung atau follower fanatiknya yang gampang
singitan. Siapa pun dia, seberapa pun tinggi jabatannya. Gak ada
gunanya.
“Ini bukan acara Mata Najwa namanya,
tapi Mata Iblis.” Dan makian yang gue baca makin gila dan cacat nalar.
Iblis kembali dibawa-bawa.
Buat gue, kalo suatu saat ketemu iblis
bermata bagus dan indah kayak gitu. Gue bakal rela deh nyerahin diri gue
kayak Isabella Swan ketemu Edward Cullen dalam “Twilight”. Gigit leher
gue Najwa… ayo gigit. Happy weekend.. (SFA)
MENCERMATI kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU) Wilayah Kalsel,
nuansa kepentingan politiknya sangat kental, apalagi menjelang even
tahun politik 2018 menyangkut suksesi kepala daerah dan makin
mendekatnya Pemilu 2019.
SECARA institusional memang NU tidak berpolitiik,
akan tetapi sulit tidak mengatakan bahawa dari struktur kepengurusan
yang ada relasi kepentingan politiknya sangat kental. Apalagi tampilnya
sejumlah bupati yang masuk dalam jaringan kepengurusan.
Dalam beberapa studi literatur dan beberapa hasil riset membuktikan,
seperti yang dilakukan oleh Prof Edward Aspinall dan Muhammad Uhaib
As’ad (2014, 2015, dan 2016), di era demokratisasi yang semakin terbuka.
Dan, fragmented yang sulit dikendalikan berbagai cara para aktor
politik mencari caringan patronase politik. Di Indonesia, pasca Orde
Baru, selain penggunaan permainan politik uang untuk membangun
basis-basis patronase politik, politik identitas etnis dan simbol-simbol
agama seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya menjadi sasaran dijadikan
basis patronase dan klientelisme untuk kepentingan politik kekuasaan.
Dalam buku Pilkada, Patronase dan Politik Uang (2016) sebagai hasil
riset di 18 provinsi di Indonesia dan sebagai editor Prof Edward
Aspinall dan Mada Sukmajati telah secara jelas membuktikan dan
mengkorfimasi secara jelas terhadap perilaku politik dewasa ini.
Simbol-simbol primordialisme (agama, etnis, organisasi sosial keagamaan)
menjadi zona perebutan bagi para politisi dan parpol untuk menjadikan
para stakeholders yang ada dalam simbol-simbol piomordialisme itu.
Menurut saya, apa yang saya baca dan saya amati yang terjadi dalam
struktur NU Wilayah Kalsel sekarang tidak dapat dipisahkan medan
magnitute kepentingan politik. Khususnya, dalam konteks dinamika politik
lokal di Kalsel, terlebih menjelang pilkada serentak 2018 dan
selanjutnya menyongsong Pemilu 2019.
Munculnya nama Berry Nahdian Furqon masuk dalam elite struktur NU
Kalsel telah menimbulkan kontroversi di internal ormas Islam berbasis
kaum muslim sarungan ini. Berry yang dikenal sebagai aktivis, elite PDI
Perjuangan Kalsel tiba-tiba bermetamorfosis dalam jaringan NU sebagai
sekretaris wilayah.
Kontroversi tersebut bisa dipahami karena selama yang kita kenal
bahwa Bung Berry tidak memiliki kekentalan emosional atau menjadi
aktivis NU. Resistensi itu rasional bila dilihat dalam perspektif
kultural NU. Akan tetapi hal tersebut bisa terbantahkan, bila dilihat
konteks demokarasi bahwa setiap orang punya hak untuk mengaktualusasikan
dan mereposisi diri dalam sosial dan politik, selama memiliki kapasitas
dan resources yang mumpuni.
Namun demikian, keberadaan Berry di PDIP dan kedekatannya dengan
Bupati Tanah Bumbu (baca Mardani H Maming) dan Bupati Tanah Laut (baca
Bambang Alamsyah), imaginasi sosiologi internal warga NU menjadi
rasional bahwa NU akan tersandera dalam pusaran kepentingan para aktor,
baik aktor yang ada di birokrasi pemerintahan, parpol, pengusaha dan
kelompok kepentingan lainnya.
NU adalah the Golden Boy yang menggiurkan bagi para pembaca makna
simbolik untuk dijadikan political adviertising sepanjang sejarah
domokrasi di negeri ini.Allahu A’lam Bisha Shawab.(jejakrekam)
Penulis : Muhammad Uhaib As’ad
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik
Staf Pengajar FISIP Uniska MAB Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/01/26/membaca-arah-nu-kalsel-dan-even-tahun-politik/
Inilah Susunan Lengkap Pengurus PBNU 2015-2020
Sabtu, 22 Agustus 2015 17:16
Jakarta, NU Online Susunan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi telah diumumkan,
Sabtu (22/8) di lantai 8 Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta. Hadir dalam
pengumuman resmi ini, Rais Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin, Ketum PBNU, KH Said
Aqil Siroj, Waketum PBNU, KH Slamet Effendy Yusuf, dan Sekjen PBNU, H A
Helmy Faishal Zaini.<> “Susunan pengurus resmi PBNU ini
dibentuk berdasarkan keputusan formatur dengan berusaha memadukan
tokoh-tokoh NU di berbagai daerah dan generasi muda, baik secara
kultural maupun struktural,” ujar Kiai Said Aqil dihadapan para wartawan
dari berbagai media. Berikut ini susunan lengkap pengurus PBNU
masa khidmat 2015-2020 yang terdiri dari Mustasyar (Dewan Penasehat),
Pengurus Harian Syuriyah, A’wan (Dewan Pakar), dan Pengurus Harian
Tanfidziyah:
MUSTASYAR K.H. Maemun Zubair Dr. K.H. Ahmad Mustofa Bisri K.H. Nawawi Abdul Jalil K.H. Abdul Muchit Muzadi Prof. Dr. K.H. M. Tholhah Hasan K.H. Dimyati Rois K.H. Makhtum Hannan K.H. Muhtadi Dimyathi AGH Sanusi Baco TGH Turmudzi Badruddin (NTB) K.H. Zaenuddin Djazuli K.H. Abdurrahman Musthafa (NTT) K.H. M. Anwar Manshur K.H. Habib Luthfi bin Yahya K.H. Sya’roni Ahmadi K.H. Ahmad Syatibi K.H. Syukri Unus Dr. H. M. Jusuf Kalla Prof. Dr. Chotibul Umam Prof. Dr. Tengku H. Muslim Ibrahim K.H. Hasbullah Badawi K.H. Hasyim Wahid K.H. Thohir Syarqawi Pinrang K.H. Hamdan Kholid K.H. Saifuddin Amsir K.H. Zubair Muntashor K.H. Ahmad Basyir K.H. Ahmad Shodiq K.H. Mahfud Ridwan Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA Prof. Dr. H. Machasin, MA K.H. Adib Rofiuddin Izza Habib Zein bin Smith Dr. Ir. H. Awang Faroeq Ishaq
PENGURUS HARIAN SYURIYAH Rais Aam : Dr. K.H. Ma’ruf Amin Wakil Rais Aam: K.H. Miftahul Akhyar
Rais: K.H. Mas Subadar Rais : K.H. Nurul Huda Djazuli Rais: K.H. Masdar Farid Mas’udi, M.A. Rais : K.H. Ahmad Ishomuddin, M.Ag. Rais: K.H. AR Ibnu Ubaidillah Syatori Rais: K.H. Dimyati Romli Rais : K.H. Abdullah Kafabihi Mahrus Rais: K.H. Khalilurrahman Rais: K.H. Syarifudin Abdul Ghani Rais: K.H. Ali Akbar Marbun Rais: K.H. Subhan Makmun Rais: K.H. M. Mustofa Aqil Siroj Rais: K.H. Cholil As’ad Samsul Arifin Rais: K.H. Idris Hamid Rais: K.H. Akhmad Said Asrori Rais: K.H. Abdul Hakim Rais: Dr. K.H. Zakki Mubarok Rais: Prof. Dr. Maskuri Abdillah Rais: K.H. Najib Abdul Qadir
Katib Aam : K.H. Yahya Cholil Staquf
Katib : K.H. Mujib Qulyubi Katib : Drs. K.H. Shalahuddin al-Ayyubi, M.Si Katib : Dr. K.H. Abdul Ghafur Maemun Katib : K.H. Zulfa Mustahafa Katib : Dr. H. Asrorun Niam Shaleh Katib : K.H. Acep Adang Ruchiyat Katib : K.H. Lukman Hakim Haris Katib : K.H. Taufiqurrahman Yasin Katib : K.H. Abdussalam Shohib Katib : K.H. Zamzami Amin Katib : Dr. H. Sa’dullah Affandy
A’WAN K.H. Abun Bunyamin Ruchiat Drs. K.H. Cholid Mawardi K.H. TK Bagindo M Letter Prof. Dr. H. M. Ridlwan Lubis K.H. Mukhtar Royani K.H. Abdullah Syarwani, S.H. K.H. Eep Nuruddin, M.Pdi. Drs. K.H. Nuruddin Abdurrahman, S.H. K.H. Ulinnuha Arwani K.H. Abdul Aziz Khayr Afandi H. Fauzi Nur Dr. K.H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si K.H. Maulana Kamal Yusuf K.H. Ahmad Bagja KH. Muadz Thohir K.H. Maimun Ali H. Imam Mudzakir H. Ahmad Ridlwan Drs. H. Taher Hasan Dra. Hj. Sinta Nuriyah, M.Hum Dra. Hj. Mahfudhoh Ali Ubaid Ny. Hj. Nafisah Sahal Mahfudh Prof. Dr. Hj. Chuzaimah T. Yanggo Dr. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, M.A. Prof. Dr. Hj. Ibtisyaroh, S.H., M.M. Dr. Hj. Sri Mulyati
PENGURUS HARIAN TANFIDZIYAH Ketua Umum: Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. Wakil Ketua Umum: Drs. H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si. Ketua : Drs. H. Saifullah Yusuf Dr. H. Marsudi Syuhud Prof. Dr. M. Nuh, DEA Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum Machfoedz, M.Sc. Drs. K.H. Abbas Muin, Lc Drs. H. M. Imam Aziz Drs. H. Farid Wajdi, M.Pd Dr. H. Muh. Salim Al-Jufri, M.Sos.I K.H. Hasib Wahab Dr. H. Hanief Saha Ghafur K.H. Abdul Manan Ghani K.H. Aizzuddin Abdurrahman, S.H. H. Nusron Wahid, S.E., M.SE Dr. H. Eman Suryaman Robikin Emhas, SH, M.H Ir. H. M. Iqbal Sullam H. M. Sulton Fatoni, M.Si. Sekretaris Jenderal : Dr (HC). Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini
Wakil Sekretaris Jenderal : H. Andi Najmi Fuaidi dr. H. Syahrizal Syarif, MPH., Ph.D Drs. H. Masduki Baidlowi Drs. H. Abdul Mun’im DZ Ishfah Abidal Aziz, SHI H. Imam Pituduh, SH., MH. Ir. Suwadi D. Pranoto H. Ulil A. Hadrawi, M.Hum H. Muhammad Said Aqil Sultonul Huda, M.Si. Dr. Aqil Irham Heri Haryanto
Bendahara Umum : Dr.–Ing H. Bina Suhendra Bendahara : H. Abidin (Partai GERINDRA) H. Bayu Priawan Joko Sutono, S.E., M.BM H. Raja Sapta Ervian, SH., M.Hum. H. Nurhin H. Hafidz Taftazani Umarsyah HS N.M. Dipo Nusantara Pua Upa (Fathoni) Sumber Berita : http://www.nu.or.id/post/read/61738/inilah-susunan-lengkap-pengurus-pbnu-2015-2020
Inilah Penjelasan Kiai Said soal Reposisi Kepengurusan PBNU
Senin, 31 Oktober 2016 18:19
Jakarta, NU Online
Baru-baru
ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengeluarkan surat keputusan (SK)
baru tentang reposisi beberapa pengurus PBNU. Yang menjadi sorotan
publik salah satunya adalah tidak adanya nama mantan ketua umum GP Ansor
Nusron Wahid yang sebelumnya berposisi sebagai salah satu ketua.
Ketua
Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjelaskan, Nusron tidak masuk dalam
jajaran pengurus harian karena posisinya sebagai ketua pemenangan pemilu
Golkar, bukan karena sebab lain. Reposisi Nusron, sama sekali tidak ada
kaitannya dengan komentarnya dalam diskusi di Indonesia Lawyers Club
(ILC) yang menuai kontraversi.
“Sebenarnya, Mas
Nusron mengundurkan diri dan itu sebelum terjadi diskusi di ILC, yaitu
setelah dia menjadi salah satu ketua Golkar. Dan dia secara legowo,
tidak ikut di kepengurusan PBNU,” katanya kepada NU Online. di gedung PBNU baru-baru ini.
Selanjutnya,
posisi yang ditinggalkan Nusron diisi oleh Umarsyah yang sebelumnya
sebagai salah satu wakil bendahara. Posisi wakil bendaharan yang
ditinggalkan Umarsyah lalu diisi oleh Harvick Hasnul Qolbi yang
sebelumnya adalah Ketua Lembaga Perekonomian NU.
Posisi
Lembaga Perekonomian NU, diisi oleh H Abidin yang sebelumnya menjabat
sebagai salah satu wakil bendahara. Ia harus berpindah posisi karena
menjadi ketua Gerindra Kalimantan Selatan.
“Juri
Ardiantoro, sebelumnya ketua Lembaga Ta’lief wan Nasr (LTNNU) (Badan
Komunikasi dan Informasi PBNU). Karena dia menjadi ketua KPU, sedangkan
KPU itu lembaga tinggi negara, maka kita masukkan ke jajaran ketua. Kita
hormati posisi dia sebagai ketua KPU Pusat,” tandas Kiai Said. (Mukafi Niam) Sumber Berita : http://www.nu.or.id/post/read/72564/inilah-penjelasan-kiai-said-soal-reposisi-kepengurusan-pbnu
Migo Berita -Banjarmasin- Tidak terasa kita sudah melewati hari hingga penghujung bulan Januari tahun 2018. Dengan Kegigihan dan Motivasi yang Tinggi Ada Usaha Kuliner Milik urang Banua Banjar yaitu Bos UZI yang bernama Rumah Makan Podang's,
beliau dengan kerja kerasnya berhasil mengembangkan usaha soto yang dirintis hingga berkembang menjadi Usaha Kuliner Pizza Podang's yang melejit di media sosial, bagaimana kisah awal usaha beliau, simak saja disini :
Untuk Update Terbaru tentang Kuliner Podang's bisa langsung chat di 08115004240
KISRUH GOLDEN HOPE NUSANTARA, WARTAWAN TIDAK BOLEH MELIPUT KabarKalimantan, Kotabaru – Sekitar 6 awak media
yang bertugas di Kabupaten Kotabaru dilarang masuk ke dalam perusahaan
Golden Hope Nusantara untuk melakukan liputan permasalahan tanah yang
sampai saat ini belum dibayar oleh perusahaan Golden Hove Nusantara.
Tidak diijinkannya awak media meliput apalagi masuk untuk mengetahui
negosiasi antara pihak perusahaan dengan masyarakat adat dayak mengenai
tanah mereka sebanyak 13 hektar belum juga diganti rugi sudah terjadi
kedua kalinya para awak media tidak dibolehkan masuk apalagi meliput.
Rahmad wartawan dari Media Barito Post mengatakan sangat kecewa atas
sikap perusahaan. “Ini sudah kedua kalinya kami tidak dapat masuk untuk
melakukan peliputan,” ujar Rahmad.
Kekecewaan juga diungkapkan Mas Duki wartawan koran Harian Mata Banua
yang bertugas di kabupaten Kotabaru. “Kami datang ke perusahaan Golden
Hope Nusantara bukan untuk macam-macam, tapi kami melakukan tugas
sebagai jurnalis,” ujar Masduki.
Apalagi hari ini ada puluhan masyarakat adat Dayak menuntut ganti rugi lahannya yang ditempat perusahaan Golden Hope Nusantara.
KISRUH GOLDEN HOPE, DEWAN SAYAK ANCAM KERAHKAN 1000 MASSA KabarKalimantan, Kotabaru – Puluhan masyarakat yang
terhimpun dari aliansi adat dayak mendatangi perusahaan Golden Hove
Nusantara kabupaten Kotabaru, Rabu (24/1/2018) pukul 09.00 wita.
Kedatangan puluhan masyarakat adat Dayak dipimpin langsung oleh ketua
Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Tanah Bumbu, Enrico Perni.
Enrico Perni mengatakan kedatangan massa ke perusahaan Golden Hope
Nusantara di Kabupaten Kotabaru untuk menuntut pergantian lahan sekitar
13 hektar yang telah diduduki perusahaan tersebut. PT Golden Hope
Nusantara sendiri merupakan perusahaan pengolah minyak goreng sawit.
Kedatangan kami pada hari ini sudah yang sebelas kalinya dan dalam
pertemuan sebelumnya pada tanggal (15-01-2018) ada kesepakatan pada hari
ini untuk dilakukan pertemuan dengan orang Malaysianya selaku pemilik
perusahaan Golden Hope Nusantara ini dan kami tidak akan masuk bila
semua anggota saya tidak bisa masuk semuanya,”ujar Enrico.
Bila hari ini tidak ada penyelesaian, Enrico mengancam menurunkan massa sekitar 1.000 orang ke perusahaan Golden Hope Nusantara.