Siap Nyapres, Amien Rais Terinspirasi Mahathir
Jakarta - Bukan tanpa sebab Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais siap maju jadi capres 2019. Kemenangan Mahathir Mohammad jadi PM Malaysia di usia ke-92 tahun menjadi salah satu alasannya."Karena begitu Mahathir jadi PM Malaysia, Pak Amien jadi merasa remaja karena 20 tahun lebih muda. Pak Amien kan di bawahnya, jadi sangat memungkinkan karena secara fisik dan pemikiran siap," ujar Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Minggu (10/6/2018).
Usia Amien, kata Saleh, masih 18 tahun lebih muda dari Mahathir. Faktor lainnya yang membuat Amien siap nyapres yakni pengalamannya di dunia politik, seperti menjadi Ketua MPR.
"'Saya juga pernah jadi Ketua MPR'. Yang dia jelaskan menawarkan sesuatu, jadi wajar saja kalau Pak Amien siap," jelas Saleh.
Nama-nama lainnya yang akan diajukan PAN sebagai capres adalah Ketum PAN Zulkifli Hasan serta dua mantan Ketum PAN Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa. Nama capres dari PAN akan diputuskan saat rakernas.
Baca juga: Amien Rais Siap Nyapres di 2019
|
Sebelumnya, Amien sudah berbicara soal kesiapan dia menjadi capres saat menghadiri buka puasa bersama di rumah dinas Ketum PAN Zulkifli Hasan. Amien merasa siap jadi capres meski sudah berusia 74 tahun.
"Nah Mbah Amien Rais ini walaupun tua ya nggak apa-apa. Begitu Mahathir jadi, saya jadi remaja lagi sekarang. Biarlah nanti rakyat yang buat penilaian," kata Amien kepada wartawan di kediaman Ketum PAN Zulkifli Hasan di Jl Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6).
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais siap maju jadi capres 2019. (Foto: Lamhot Aritonang)
Sumber Berita : https://news.detik.com/berita/4062280/siap-nyapres-amien-rais-terinspirasi-mahathir?utm_source=twitter&utm_medium=oa&utm_content=detikcom&utm_campaign=cmssocmedIngin Seperti Mahathir, Amien Rais Tantang Jokowi Duel di Pilpres 2019
Liputan6.com, Jakarta - Diam-diam, politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais ternyata ingin maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang.Keinginan ini disampaikan Amien Rais saat buka puasa bersama tokoh-tokoh PAN di rumah dinas Ketua MPR yangjuga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Juni 2018.
"Nanti PAN, kita akan mencapreskan tokoh-tokoh partai kita sendiri. Pertama Zulkifli Hasan, kedua Sutrisno Bachir, ketiga Hatta Rajasa, dan keempat Mbah Amien Rais," ujar Amien yang disambut tepuk tangan.
Dia juga tak patah arang meski sering dianggap sudah uzur untuk memimpin Indonesia. Dia pun mengaku beberapa orang menghiburnya dengan menyandingkan dirinya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
"Saya sering dihibur orang, Pak Amien, yang bilang Pak Amien sudah bau tanah, peyot dan sebagainya, itu tiba-tiba jadi remaja Pak Amien. Karena Pak Mahathir satu angkatan di atas Pak Amien bisa memenangkan. Jadi Pak Amien jangan pernah mengatakan (tidak), never say no," tuturnya.
Pada kesempatan ini, Amien Rais dengan tegas menyatakan tak ingin Jokowi kembali menjadi presiden di periode selanjutnya.
"Oh kalau itu pasti. Enggak usah dikatakan, Pak Amien tidak mengharapkan Pak Jokowi lagi, itu pasti," ujar dia.
Amien bahkan menantang duel Jokowi untuk memperebutkan kursi RI 1 di periode mendatang.
"Saya tantang Pak Jokowi, mari kita duel secara gentle ya. Jadi Anda kerahkan kemampuan untuk mendapatkan suara yang paling banyak supaya menang. Juga berikanlah kesempatan yang sama. Ini namanya demokrasi," kata Amien Rais.
Mendengar pernyataan Amien, Zulkifli Hasan dalam sambutannya mengisyaratkan dukungannya.
"Walaupun Rakernas menugaskan kepada ketua umum untuk jadi capres, tetapi siapa pun yang ingin mengambil kader terbaik PAN, siapa saja, saya ikhlas," ucap Zulkifli.
Bukan hanya Amien. Seandainya amanat tersebut diberikan kepada Hatta Rajasa maupun Sutrisno Bachir, Zulkifli juga mengikhlaskannya. "Jangan dikira Pak Hatta itu pengikutnya nggak banyak. Pengorbanannya untuk partai nggak usah ditanya lagi. Pak Hatta, jauh lebih berhak dari Zulkifli Hasan," kata Zulkifli.
"Mas Tris, pengorbanannya banyak, jauh lebih berhak dari Zulkifli Hasan. Apalagi Pak Amien," sambung Ketua MPR ini.
Sumber Berita : https://www.liputan6.com/news/read/3555758/ingin-seperti-mahathir-amien-rais-tantang-jokowi-duel-di-pilpres-2019
Setelah Gerindra dan PAN, PKS Bertemu Rizieq Shihab Bahas Koalisi Umat
Liputan6.com, Jakarta Usai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bertemu pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, kini giliran PKS. Pertemuan tersebut berlangsung pada Selasa, 5 Juni 2018 malam waktu Arab Saudi.Dalam pertemuan tersebut hadir Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri, politikus PKS Abu Bakar Alhabsy, serta Juwaini. Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma'arif, menjelaskan, pertemuan tersebut membahas soal koalisi keumatan yang sebelumnya telah dibicarakan Rizieq Shihab dengan Gerindra serta PAN.
"Silaturahmi dan membicarakan persoalan bangsa dan membangun koalisi keumatan," kata Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma'arif ketika dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (6/6/2018).
Dalam pertemuan sebelumnya dengan Prabowo dan Amien Rais, Rizieq meminta agar Gerindra dan PAN segera berkoalisi. Sementara hari ini, Rizieq Shihab juga meminta PKS berkoalisi menjelang Pilpres 2018.
"Lebih khusus Habib Rizieq Shihab mengharap dan meminta kepada Gerindra dan PAN untuk segera merealisasikan keinginan umat untuk segera deklarasi terbuka koalisi Gerindra, PAN, PKS, PBB dalam waktu dekat, serta membuka pintu juga kepada partai lain terutama yang berbasis massa Islam," kata Slamet.
Tingkat Tinggi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dengan pimpinan FPI, Rizieq Syihab, di Arab Saudi sebagai pembicaraan tingkat tinggi."Itu pembicaraan politik tingkat tinggi, apalagi di Mekah," kata JK sambil berseloroh.
Menurutnya, siapa saja boleh berdiskusi soal politik di masjid, asalkan tidak untuk berkampanye.
"Di masjid memang itu sejak dulu boleh bicara apa saja, tapi tidak boleh mengampanyekan orang. Tapi hanya pembicaraan antara dua teman ya silakan saja. Di mana saja boleh," ungkap JK.
Disinggung soal dorongan Gerindra, PKS, dan PAN untuk membentuk koalisi umat, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menganggap wajar.
"Bikin koalisi ya silakan saja. Ya sah-sah saja," ungkap JK.
Sebelumnya, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais berkunjung ke tempat tinggal Rizieq Shihab di Mekah, Arab Saudi. Pertemuan itu dilakukan di sela ibadah umrah bersama antara Prabowo dan Amien Rais.
Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif mengatakan, dalam pertemuan yang hangat dan penuh keakraban itu, Rizieq meminta kepada Gerindra dan PAN segera berkoalisi jelang Pilpres 2019.
"Lebih khusus Habib Rizieq Shihab mengharap dan meminta kepada Gerindra dan PAN untuk segera merealisasikan keinginan umat untuk segera deklarasi terbuka koalisi Gerindra, PAN, PKS, PBB dalam waktu dekat, serta membuka pintu juga kepada partai lain terutama yang berbasis massa Islam," kata Slamet.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Sumber Berita : https://www.liputan6.com/news/read/3551248/setelah-gerindra-dan-pan-pks-bertemu-rizieq-shihab-bahas-koalisi-umat
Jleebbb, Komentar Menohok Yusril Tampar Muka Amien Rais Yang Tiba Tiba Ingin Maju Di Pilpres 2019
BERANINEWS.COM - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyatakan siap maju menjadi calon presiden 2019.Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, pun kultwit soal pemimpin dan menyinggung nama Amien Rais.
Yusril kultwit lewat akun Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd seperti dilihat detikcom, Senin (11/6/2018).
Karena itu, menurut Yusril ucapan pemimpin haruslah ucapan yang serius dan terpercaya. Ucapan yang sudah dipikirkan dengan matang segala akibat dan implikasinya. Ucapan pemimpin itu yang akan jadi pegangan bagi rakyat dan pendukungnya.
"Karena itu pula, ucapan pemimpin itu harus lahir dari hati yang tulus, bukan kata bersayap, yang seolah diucapkan dengan kejujuran, tetapi di belakangnya mempunyai agenda pribadi yang tersembunyi," ujarnya.
Karena ucapan pemimpin adalah sabdo pandito ratu, lanjut Yusril, maka ucapannya tidak boleh "mencla-mencle, pagi ngomong dele, sore ngomong tempe". Artinya, ucapannya berubah-ubah atau inkosisten, sehingga membingungkan rakyat dan pendukungnya.
"Karena ucapan pemimpin adalah sabdo pandito ratu, maka pemimpin itu tidak boleh "plintat plintut" alias "munafiqun", dalam makna, lain yang diucapkan, lain pula yang dikerjakan. Pemimpin seperti ini akan kehilangan kredibilitas di mata rakyat dan pendukungnya," ujar Yusril.
Berpedoman pada pepatah Jawa itu, Yusril kemudian menyinggung manuver Amien Rais terkait Pipres 2019. Dia mengatakan, sejak awal tidak berminat atau pun tertarik dengan inisiatif Amien Rais yang melakukan lobi sana-sini untuk memilih siapa yang akan maju dalam Pilpres 2019 menghadapi Jokowi sebagai petahana.
"Pengalaman, adalah guru yang paling bijak. Tahun 1999 dalam pertemuan di rumah Dr Fuad Bawazier, Pak Amien meyakinkan kami semua untuk mencalonkan Gus Dur. Saya dan MS Kaban menolak. Kami tidak ingin mempermainkan orang untuk suatu agenda tersembunyi," ucapnya.
"Tahun 2018 ini pun saya tidak ingin ikut-ikutan dengan manuver Pak Amien Rais, bukan karena saya apriori, tetapi saya belajar dari pengalaman. Saya kini Ketum Partai. Saya ibarat nakhoda, yang harus membawa penumpang ke arah yang benar, dengan cara-cara yang benar pula," sambung Yusril.
Ditambahkan Yusril, pengalaman tetap menjadi guru yang bijak baginya. "Dan mudah-anan bagi orang lain juga. Sekian," sambungnya.
Sumber: detik.com
Sumber Berita : http://www.beraninews.com/2018/06/jleebbb-komentar-menohok-yusril-tampar.html
Din Syamsuddin Akhirnya Berani Ingatkan Amien Rais Soal Jokowi
BERANINEWS.COM - Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin angkat bicara soal langkah Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais yang belakangan terus menyuarakan penolakan terhadap Presiden RI Joko Widodo.Menurutnya, sikap kritis terhadap pencalonan kembali Joko Widodo sebagai petahana di Pilpres 2019 itu sah-sah saja dilakukan.
"Tentu ya itu hak dan pikiran pak Amien Rais, di era reformasi ini seorang punya hak berbicara," ungkap Din di kediaman Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, Sabtu (9/8).
Walau begitu, dia juga mengingatkan Amien Rais bahwa Presiden Jokowi masih memiliki hak untuk mencalonkan diri kembali di Pilpres 2019 mendatang.
"Pak Jokowi juga punya hak untuk maju kedua kalinya karena dimungkinkan oleh konstitusi, oleh UU jadi biasa ajalah, bebas aja di demokrasi seperti sekarang ini," demikian Din yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Sebelumnya Amien Rais mengungkapkan dirinya tidak ingin Jokowi kembali menjabat sebagai Presiden. Amien juga menantang Jokowi untuk bertanding secara fair dalam Pilpres 2019 mendatang.
"Mari kita duel secara gentle. Artinya apa, kita enggak usah jihad dengan fisik, menimbulkan bloodshed, tumpah darah, itu nanti ada masanya, kalau semua mentok saya kira itu perlu. Tapi itu masih jauh, masih ada cara lain, yaitu kita turunkan dengan demokrasi dan konstitusi," kata Amien dalam 'Tausyiah Kerakyatan 2019 Indonesia Pasca Jokowi' di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/6/18).
Sumber: rmol.co
Sumber Berita : http://www.beraninews.com/2018/06/Din-syamsuddin-ingatkan-amien-rais.html
Doa Minta Presiden Baru Amien Rais Ketika Di Makkah: Ya Allah Hancurkanlah Jokowi, Sesungguhnya Dia MusuhMU & Musuh Kaum Beriman
BERANINEWS.COM - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais ingin Joko Widodo (Jokowi) tak lagi menjadi Presiden RI di periode mendatang. Dia mengajak Jokowi berduel secara gentle."Jadi saya menantang Pak Jokowi, mari kita bertanding secara fair. Mari kita duel secara gentle. Artinya apa, kita nggak usah jihad dengan fisik, menimbulkanbloodshed, tumpah darah, itu nanti ada masanya, kalau semua mentok saya kira itu perlu. Tapi itu masih jauh, masih ada cara lain, yaitu kita turunkan dengan demokrasi dan konstitusi," kata Amien.
Hal ini diungkapkannya dalam 'Tausyiah Kerakyatan 2019 Indonesia Pasca Jokowi' di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/6/2018).
Amien kemudian bicara soal Koalisi Keummatan. Amien mendapatkan pesan dari imam besar FPI Habib Rizieq Syihab untuk menyatukan kekuatan agar Koalisi Keummatan dapat mengalahkan Jokowi.
"Singkat kata memang kita perlu ada Koalisi Keummatan. Jadi saya sudah ketemu Habib Rizieq. Saya dan Prabowo sudah ketemu langsung di kediamannya. Pesan Habib, Pak Amien sebaiknya kekuatan umat Islam di dalam Koalisi Keummatan. Kita umat Islam bukan hanya membela umat Islam, tapi sekaligus nasib dan masa depan negara," tutur Amien.
Amien lalu menyinggung soal lagu '#2019GantiPresiden' yang jadi viral. Menurutnya, lagu itu masuk ke hati sebagai refleksi atas kondisi masyarakat saat ini.
Selanjutnya, Amien bicara soal faktor kemungkinan jatuhnya Jokowi. Seperti yang pernah diungkapkannya, Amien mengatakan pemimpin akan jatuh saat sudah mulai melakukan kekeliruan hingga blunder.
"Nah imam besar juga mengatakan, 'Kita prihatin, 10 juta buka lapangan kerja, ternyata untuk tenaga kerja China. Kemudian tidak nambah utang, (tapi) malah utang makin tidak masuk akal.' Biasanya kalau seorang pemimpin kalau mau jatuh itu bergerak dari keliru, salah, blunder, gitu seterusnya," tutur Amien, yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Alumni 212.
Amien mengaku, saat melakukan tawaf di Masjidil Haram, dirinya sempat berdoa. Doa itu disampaikannya saat umrah beberapa waktu lalu.
"Kemudian saya kemarin tawaf di lantai 3, saya pada putaran ketujuh berdoa.Allahumma ahlik innahu aduwullah wa adullwu mukminin. Jadi (artinya), Ya Allah hancurkanlah satu itu, sesungguhnya dia adalah musuhmu, dan musuh kaum beriman. Kalau doa kita diijabah, insyaallah," ungkapnya.
Amien mengatakan pada Juni nanti akan digelar konferensi ulama se-Indonesia. Menurutnya, selama ini ulama tak diberi peran.
"Tapi kalau diajak, lebih dari sanggup kita. Bulan Juni akan ada konferensi ulama se-Indonesia. Jadi kita akan dengar nanti. Selama ini ulama dijadikan hantu, tapi sekarang kita dengarkan," ucap dia.
Terakhir, Amien bicara kepada hadirin yang ada di lokasi untuk meluangkan waktu 3 menit untuk berdoa agar ada pemimpin baru di Indonesia. Menurutnya, doa puluhan juta orang akan membuat doa itu dikabulkan.
"Kemudian titip pesan dari akhir Ramadan, jadi 11 bulan lagi ada pilpres, jadi luangkan waktu 3 menit cukup. Bisa di pagi hari, sore, menghadap kiblat, berdoa, pakai bahasa masing-masing, 'Ya Allah ya Tuhan kami, moga kau beri pemimpin Indonesia yang lebih amanah'. Kalau puluhan juta berdoa bersama-sama, saya kira Allah malu kalau tidak mengabulkan. Kita ini hizbullah, bukan kawanan setan," ungkapnya.
Sumber: detik.com
Sumber Berita : http://www.beraninews.com/2018/06/doa-minta-presiden-baru-amien-rais.html
Pendukung Jokowi Sudah Berdoa Sejak 4 Tahun Lalu, Amien Rais Kalah Start
Amien
Rais dulu adalah idola saya, dan mungkin juga idola banyak orang di
Indonesia. Saya pikir beliau akan menjadi ulama besar yang fatwanya
sangat bijak dan cerdas. Saya kira, Amien Rais di hari tuanya akan
menjadi seorang tokoh pemersatu yang begitu terukur dalam berucap.
Namun
apa yang kita lihat belakangan ini, menunjukkan betapa semua anggapan
atau perkiraan saya puluhan tahun yang lalu itu adalah kesalahan besar.
Amien nyatanya tetap seperti dulu, yang setiap kalimatnya mengandung
unsur-unsur politik. Meski sekarang mulai lebih sering memasukkan materi
agama di dalamnya, mirip PKS. Saya tidak tahu apakah lingkungan PAN
sudah benar-benar dikuasai kader-kader PKS, atau memang Amien saja yang
mulai berubah lebih agamis.
Kita
terkejut ketika Amien membuat dua kelompok atau kategori partai, partai
Allah dan partai setan. Amien tidak spesifik menjelaskan atau
menyebutkan siapa saja partai setan, karena hanya menyebut Gerindra PAN
dan PKS sebagai partai Allah. Dalam logika sederhana, maka jelas kita
bisa simpulkan yang dimaksud partai setan oleh Amien adalah selain 3
partai Allah.
Pilpres 2014 lalu, kita juga
terkejut mendengar Amien menyerukan bahwa Pilpres tersebut adalah perang
badar yang harus dimenangkan dan pasti menang. Saat itu Amien juga di
kubu Prabowo, seperti sekarang. Dan oleh karena Pilpres dianggap seperti
perang badar, maka serangan fitnah dan caci maki terhadap Jokowi begitu
gencar dilakukan. Salah seorang teman yang pernah saya bantah habis
terkait fitnahnya, dan dia menyadari bahwa materi yang
disebar-sebarkannya itu fitnah, dia hanya menjawab “dalam kondisi
perang, apapun boleh dilakukan asal Prabowo menang.”
Saya
pikir, politik nasional kita sudah gila! Namun ternyata di tahun-tahun
setelahnya, situasinya menjadi jauh lebih gila lagi. Fitnah tentang
Jokowi PKI, ibunya bukan ibu kandung, keturunan Cina dan sebagainya,
yang sebenarnya adalah materi-materi Pilpres 2014, nyatanya masih terus
berlanjut hingga sekarang.
Dalam banyak
kesempatan dan kasus, saya selalu berharap bahwa itu semua adalah
kekhilafan. Sebuah kesalahan yang akhirnya disesali oleh pelakunya.
Termasuk Pak Amien sendiri, saya pikir beliau ini akan berhenti
menggunakan sentimen SARA dalam bahasan politik. Namun rupanya hal ini
terus berlanjut, sehingga terakhir kemarin Amien mengatakan begini:
“Jadi
Anda itu sekarang perlu berdoa jadi tiap sore ya tiga menit saja 'Ya
Allah semoga engkau memberikan bangsa yang tercinta ini sebuah presiden
baru yang cinta kepada agamamu, yang tidak akan mengkriminalisasi ulama,
tidak akan menjual kekayaan bangsa ke asing dan Aseng. Kalau belasan
juta tiap hari itu berdoa, Allah malu tidak mengabulkan,” tuturnya.
Pidato ini disampaikan oleh Amien dalam sebuah acara buka bersama dengan kader PAN di kediaman Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Sebenarnya
bab tentang doa ini memiliki tafsir yang sangat luas. Saya juga kadang
bercanda dengan istri, saat dulu masih kere, saya pernah memintanya
berdoa untuk punya mobil mewah yang nyaman dibawa ke mana-mana. SUV.
“Kalau doa terus, dan kita naik turun bis mulu, masa Allah nggak
kasihan?”
Kalimat semacam itu mungkin juga
pernah diucapkan oleh teman-teman pembaca Seword. Karena itu memang
logika sederhana, cara berpikir kita sebagai manusia. Sesama manusia
saja kita punya rasa kasihan, apalagi Allah, Tuhan yang maha pengasih
lagi maha penyayang?
Berhubung
bab soal tafsir ini akan sangat panjang dibahas, maka saya di sini tak
akan mengupas tentang Tuhan yang malu jika tidak mengabulkan doa jutaan
ummatnya. Saya akan fokus untuk menyadarkan orang-orang seperti Amien
Rais tentang satu hal: bahwa jauh sebelum beliau mengajak orang berdoa
untuk punya Presiden selain Jokowi, puluhan juta orang sudah berdoa
untuk Presiden Jokowi sejak tahun 2014 lalu. Hampir setiap hari.
Pemerintahan
Jokowi-JK sudah melewati banyak masa-masa menegangkan. Mulai dari
pembubaran Petral, papa minta saham Freeport, BG yang batal jadi
Kapolri, 212, terorisme, trend ekonomi global dan banyak lagi.
Ditambah
dengan aksi-aksi Jokowi saat blusukan, yang kerap datang ke
tempat-tempat yang tidak masuk dalam rencana kunjungan dan belum
disterilkan. Datang ke pelosok Papua dan banyak daerah yang belum pernah
disinggahi oleh Presiden Indonesia.
Belum lagi
kelompok oposisi yang kerap mencari cara untuk melengserkan Jokowi. Kita
tentu masih ingat di awal-awal pemerintahannya, Jokowi sempat
ditargetkan lengser kurang dari 1 tahun menjabat. Komentar dan pendapat
tentang pelengseran Jokowi bukan datang dari kalangan rakyat jelata,
tapi dari anggota-anggota dewan yang terhormat. Ancaman-ancaman
pelengseran itupun terus menerus didengungkan di tahun-tahun berikutnya.
Kita
juga pernah bersenggolan dengan kapal perang China, sikap keras
Presiden yang menggelar rapat terbatas di laut Natuna, cukup membuat
banyak orang bangga sekaligus khawatir. Kondisinya cukup menegangkan
waktu itu, mengingat China juga bersikap keras.
Dan banyak lagi.
Serangkaian
kejadian atau pengalaman tersebut telah berkali-kali membuat kita
khawatir. Khawatir tentang keselamatan Presiden, khawatir tentang
serangan asing, khawatir tentang nasib Presiden yang lahir dari rakyat
biasa. Dan itu semua membuat kita, atau katakanlah kami sebagai
pendukungnya, beserta puluhan juta orang lainnya yang pada 2014 lalu
adalah pemilih dan loyal terhadap Presiden Jokowi, terus menerus berdoa
agar beliau diberikan kesehatan dan kekuatan untuk membangun Indonesia
sampai tahun 2024.
Jadi kalau Amien Rais baru
nyadar sekarang untuk mengajak PAN berdoa, ya itu boleh-boleh saja. Tapi
perlu diingat juga bahwa serangkaian serangan terhadap Jokowi selama 4
tahun terakhir, dan salah satunya juga ulah Amien Rais, telah membuat
kami para pendukungnya terus menerus mendoakan Presiden Jokowi. Terus
menerus. Jauh lebih banyak dari yang bisa dilakukan oleh PAN dan seluruh
pemilihnya.
Kalau Amien berpikir Tuhan akan
malu jika tidak mengabulkan doa versi Amien Rais dan PAN, itu sah-sah
saja. Tapi saya juga yakin betul, bahwa Tuhan sudah tahu doa siapa yang
harus dikabulkan. 2014 lalu doa kami terkabulkan, dan Allah merestui
Jokowi menjadi Presiden Indonesia hingga saat ini. Mohon maaf kalau kami
terlalu geer, tapi faktanya memang begitu. Doa-doa kami yang juga sudah
dikabulkan adalah menjaga Presiden Jokowi tetap sehat dan tidak
lengser, minimal sampai detik ini. Dan kami sangat percaya bahwa Allah
akan mengabulkan doa kami, doa untuk Presiden Jokowi sampai 2024.
Pada
akhirnya, Allah itu maha tahu. Tuhan itu tidak bisa kita ajak kampanye
dan dikelabuhi oleh isu-isu atau fitnah. Allah itu maha tahu. Sehingga
kami yakin bahwa Allah juga tahu, mana pemimpin yang memikirkan rakyat
dan ummat, serta mana calon pemimpin yang hanya berambisi berkuasa dan
membuat kerusakan. Dan sungguh Allah sudah tunjukkan semua itu.
Perbedaannya sangat jelas jika kita mau sedikit merenungkannya.Sumber Berita : https://seword.com/politik/pendukung-jokowi-sudah-berdoa-sejak-4-tahun-lalu-amien-rais-kalah-start-HyqP-esx7
Jokowi Tak Balas Kejahatan Dengan Kejahatan. Semua Boleh Lewat “Tol Jokowi”
Sudah
sekian lama Jokowi terus diserang dengan hujatan, caci maki bahkan
fitnahan keji dari pihak oposisi beserta pendukungnya. Banyak pula yang
sudah diluar batas kesopanan. Benar-benar tindakan tak
berperikemanusiaan yang sama sekali tidak mencerminakan nilai-nilai
ke-Tuhanan dan keagamaan yang adalah kasih dan kebaikan.
Mulai
dari nyinyirin Jokowi soal hutang, pencitraan, anti Islam, antek asing,
PKI, kriminalisasi ulama, tagar #2019GantiPresiden, lagu 2019 Ganti
Presiden dan masih banyak tuduhan lainnya. Semua itu justru membuka
kedok asli betapa jahatnya orang-orang yang ingin menjatuhkan Jokowi.
Menjatuhkan Jokowi bukan dengan adu prestasi, tapi dengan cara memfitnah
dan memprovokasi untuk memecah belah rakyat dan membuat kekacauan.
Stabilitas negara yang jadi taruhannya. Benar-benar jahat khan.
Akibatnya,
tak sedikit juga orang-orang yang tadinya bukan pendukung Jokowi
akhirnya jadi berbalik mendukung Jokowi gara-gara iba melihat Jokowi
yang terus menerus diserang dan difitnah tanpa pernah membalas. Sampai
detik ini aku memang belum pernah melihat Jokowi membalas satu patah
katapun. Semua sudah ditelan dengan ikhlas oleh Jokowi dengan segenap
keluarganya. Orang-orang ini sendirilah yang lama-lama muak melihat
kelakuan jahat politikus-politikus busuk yang melakukan segala cara
untuk berkuasa. Rakyat sudah makin cerdas sekarang. Semoga rakyat yang
cerdas itu adalah kita. Amin.
Kami sendiri para
Jokower jujur juga sangat geram dan tak terima dengan perlakuan di luar
batas seperti itu. Bagaimana bisa orang sebaik Jokowi yang sudah nyata
giat bekerja sekuat tenaga memajukan negara justru dijegal dengan
cara-cara licik seperti yang sudah dilakukan pihak lawan selama ini.
Ahok juga sudah pernah mengalaminya. Jujur kami memang tidak bisa dan
tak akan pernah membiarkan Jokowi berjuang sendirian. Kami rela berjuang
membantu Jokowi sekalipun tak dibayar. Kepuasan hati membela orang baik
itulah bayaran kami yang tak bisa ditukar dengan apapun juga.
Tagar
#2019GantiPresiden kami lawan dengan tagar #DiaSibukKerja. Hasil
kinerja Jokowi yang sudah nyata bisa dilihat dan dirasakan manfaatnya
kami share dan promosikan kemana-mana dengan bangga. Semua itu kami
lakukan dengan sukarela sebagai bentuk dukungan kami pada pemerintah
yang nyata-nyata sudah bekerja giat membangun negara. Jokowi orang baik.
Itu bisa kami rasakan dalam hati kami para simpatisan yang ada. Dan
faktanya, Jokowi memang orang baik. Kami tak salah mendukung beliau.
Dunia saja bisa mengakuinya, betapa bodohnya kalian anak-anak bangsa
yang justru menghujatnya.
Jika sekarang bulan
puasa sudah hampir berakhir. Lebaran sudah semakin mendekat. Mudik
merayakan Idul Fitri sudah dimulai hari-hari ini. Infrastruktur megah
nan bermanfaat yang sudah dikebut Jokowi dan segenap jajarannya mulai
dibutuhkan di sini. Sangat dibutuhkan untuk kelancaran dan kenyamanan
para pemudik yang tak sedikit jumlahnya. Mengingat hari raya Idul Fitri
adalah hari raya umat mayoritas di Indonesia yang sangat
dinanti-natikan, geliatnya jelas sangat terasa tak seperti hari raya
lainnya. Belum lagi para turis domestik dan manca negara yang pergi
berlibur memanfaatkan liburan panjang yang ada. Semuanya tumplek blek di
jalan. Dari tahun ke tahun penyakitnya ya macet lagi macet lagi.
Tapi
tahun ini sungguh berbeda keadaannya. Berkat pembangunan yang terus
digenjot Jokowi sejak awal beliau menjabat sebagai Presiden, manfaatnya
sudah bisa kita petik sekarang. Berjuta-juta ucapan “Terima kasih Jokowi” mewarnai mudik lebaran tahun ini. Ini semua fakta yang tak dapat disangkali siapapun juga termasuk pihak oposisi.
Kinerja
Jokowi inilah yang sejak dulu sampai sekarang selalu dinyinyirin pihak
lawan. Yang inilah, yang itulah padahal sumber data dan informasinya
tidak jelas. Dasar mereka mengkritik Jokowi justru dari ucapan provokasi
dan fitnah yang dilancarkan pihak lawan politik Jokowi. Salah satu
oknum menyebalkan itu bernama Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS.
Salah satu ucapan nyinyir Mardani yang dilontarkan tanpa data dan fakta yang jelas adalah,
“Jadi, masyarakat ketika pilih pemimpin cari yang baik, cari yang tidak berbohong, yang memiliki kecintaan terhadap negara, dan tidak menyiksa ulama."
Coba bayangkan. Pantaskah ucapan semacam ini
dilontarkan oleh seorang anak bangsa yang mengaku cinta pada
negaranya??? Sementara dengan mata kepalanya sendiri Mardani bisa
menyaksikan betapa majunya pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi
beserta jajarannya. Tak ada sedikitpun penghargaan dari seorang Mardani
untuk Jokowi, Presiden yang sah di negara ini. Mardani malah memecah
belah rakyat untuk ganti Presiden sebelum waktunya. Benar-benar kurang
ajar.
Lucunya, saat simpatisan Jokowi sibuk
memasang spanduk bertuliskan 'Jalan Tol Pak Jokowi' dalam moment mudik
lebaran kali ini, sebagai salah satu wujud kekesalan pada aksi nyinyir
yang selalu dipertontonkan Mardani dan kroni-kroninya, Mardani pula yang
protes paling kenceng.
"Iya tol itu bukan tol Pak Jokowi, itu tolnya rakyat. Karena dibangun sama rakyat. Jadi nggak kenapa-kenapa, kita masuk tol bayar kan," kata Mardani, Sabtu, 9 Juni 2018.
Aneh
khan jadinya. Orang-orang yang selama ini sibuk nyinyirin kinerja
Jokowi termasuk soal pembangunan tol yang katanya dari hutanglah,
buang-buang uanglah dan lain-lain dan sebagainya, saat ikut memakai
fasilitas negara yang dibangun di atas ludah fitnah mereka terhadap
Jokowi, tiba-tiba jadi ngaku-ngaku kalau tol itu punya rakyat. Rakyat
yang bagaimana dulu??? Rakyat macam apa kau itu??? Rakyat yang tak tahu
malu dan tak tahu berterima kasih tentunya. Itulah kalian.
Dengan
dalih karena masuk tol kan bayar, Mardani merasa menjadi bagian dari
rakyat yang memiliki infrastruktur-infrastruktur yang dinyinyirinnya
sendiri. Tiba-tiba aku jadi teringat pada salah seorang muridku di
tempat aku mengajar dulu. Dia marah padaku karena aku memberinya PR
tambahan untuk lebih mengasah kemampuannya. Anak itu marah dan berkata
dengan sangat tidak sopan padaku, “Bu Jemi ngga berhak nyuruh-nyuruh
aku. Karena selama ini akulah yang membayar Bu Jemi.”
Saat
aku mengalami hal itu, jujur hatiku tertusuk. Sepersekian detik aku
kehilangan nafas dan akal sehatku. Akhirnya aku memutuskan untuk
menenangkan diri di kamar mandi untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti itu jugalah yang dirasakan Jokowi selama ini. Lebih
parah malahan. Apa yang sudah aku alami tak sesakit apa yang sudah
dirasakan Jokowi selama ini. I feel you Bapak.
Tapi
hari ini, aku jadi semakin mengagumi Jokowi. Lewat Kantor Staf
Presiden, Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi
KSP, Eko Sulistyo, Jokowi menegaskan bahwa tol yang dibangun tersebut
diperuntukkan bagi semua masyarakat tanpa melihat perbedaan pandangan
politik.
Ah Bapak…… aku benar-benar terharu
dengan caramu memperlakukan kami semua anak-anak bangsa. Tak sedikitpun
kau membedakan kami. Anak-anak yang manis dan anak-anak yang bandel
sama-sama kau cintai. Anak-anak yang kurang ajarpun tetap kau sayangi
tanpa membeda-bedakan. Tak salah aku menyayangi dan mencintaimu. Tak
salah aku mendukungmu.
Di moment lebaran yang
suci ini aku sudah mendapat berkat yang luar biasa dari sikap
bijaksanamu. Terima kasih untuk teladan tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan yang sudah kau berikan padaku. Doa dan cintaku selalu untukmu
Pak Jokowi. Tuhan memberkatimu. Amin.
Sumber referensi:
https://news.detik.com/berita/4062248/ksp-jokowi-bangun-tol-untuk-masyarakat-semua-boleh-lewat Sumber Berita : https://seword.com/umum/jokowi-tak-balas-kejahatan-dengan-kejahatan-semua-boleh-lewat-tol-jokowi-ryMOq5qeQ
Amien Rais dan Prabowo Ingin Nyapres, Rizieq dan FPI Mau Dukung Siapa?
Rizieq
menjadi komoditas yang cukup laris jika ada pergelaran politik.
Meskipun Rizieq tidak ikutan nyalon, tapi suaranya cukup berpengaruh.
Rizieq sendiri ideologi politiknya tidak jelas. Pada intinya, siapa yang
berhasil mendekatinya, Rizieq akan mendukung orang tersebut. Rizieq mau
mengerahkan umatnya untuk mendukung salah satu calon asalkan
kepentingannya terpenuhi. Rizieq ingin FPI bisa berdakwah tanpa ada
perlawanan dari masyarakat atau dari pemerintah.
Pada
pilkada DKI, kita bisa melihat Rizieq yang notebene tokoh agama bisa
bersekutu dengan Gerindra yang notabene partai nasionalis. Gerindra
identik dengan PDI P dan Demokrat. Tapi hal tersebut tak membuat Rizieq
menolak bersekutu dengan Gerindra. Rizieq dan Prabowo bahu membahu
memenangkan Anies di Pilkada DKI Jakarta dengan berbagai cara. Kebetulan
Gerindra yang terlebih dahulu punya inisiatif untuk mendekati Rizieq.
Partai-partai lain seperti PDI, Nasdem, PKB, dan PPP enggan untuk
mengajak Rizieq bersekutu. Pasalnya, Rizieq dan FPI lebih terkenal citra
buruknya dibanding citra baiknya.
Tapi
hal itu tak diperdulikan sama sekali oleh kubu Prabowo. Dan terbukti
dengan menggandeng Rizieq, Anies yang sama sekali tidak diperhitungkan
justru berhasil memenangkan Pilkada DKI dengan kemenangan yang cukup
telak.
Keberhasilan Rizieq membantu kemenangan
Anies membuat Prabowo ketagihan. Prabow hendak kembali menggunakan jasa
Rizieq di Pilpres 2019. Namun sayangnya, karena kasus Chat Sex, Rizieq
jadi kabur ke Arab. Keinginan Prabowo untuk kembali menggunakan jasa
Rizieq sedikit terkendala. Namun hal itu tidak menyurutkan niat
Prabowo.Prabowo bahkan sampai rela melakukan umroh politik, hanya untuk
mengunjungi Rizieq untuk mengemis dukungan.
Awalnya,
orang-orang terlihat bersepakat hendak menjadikan Prabowo sebagai
penantang serius Jokowi. Rizieq pun terlihat sudah mantap hendak
mendukung Prabowo serta mengerahkan umatnya untuk total dalam mendukung.
Namun karena politik begitu dinamis, orang-orang yang awalnya terlihat
hendak mengusung Prabowo ternyata memiliki ambisi pribadi. Setelah
Gatot, Amien Rais menyusul sebagai orang yag berambisi untuk nyapres.
Suara
FPI dan simpatisan Rizieq juga sebenarnya tidak bulat mendukung
Prabowo. FPI ingin mendukung capres yang pintar agama. Sebenarnya
Prabowo tidak masuk kreiteria. Tapi karena Rizieq mendukung Prabowo, FPI
akan ikut langkah Rizieq.
Diantara mereka juga
ada yang menginginkan capres yang benar-benar pintar agama seperti TGB.
Ada juga yang menginginkan Gatot untuk maju. Gatot yang baru lengser
dari jabatan panglima TNI dianggap layak jadi presiden. Tapi ketika
Rizieq mendukung Prabowo, mayoritas suara FPI kemungkinan akan ikut
Rizieq.
Nah,
setelah Rizieq membentuk koalisi keummatan (Gerindra, PKS, dan PAN)
dengan mengusung Prabowo sebagai capres, tiba-tiba Amien Rais melakukan
manuver. Dia terinspirasi kemenangan Mahathir. Ambisi nyapres yang
sempat padam kembali menyala-nyala. Meskipun Amien Rais sama sekali
tidak masuk bursa capres, dirinya tak peduli. Dirinya tetap menegaskan
ingin nyapres di 2019. Amien Rais nampaknya lupa sebelumnya telah
bertemu Rizieq membentuk koalisi keummatan mengusung Prabowo jadi
capres.
Nah, setelah Amien Rais menginginkan
nyapres, saya bayangkan Rizieq dan FPI menjadi bingung hendak mendukung
siapa. Orang-orang yang selama ini satu kubu ternyata sama-sama ambisius
ingin nyapres. Baik Gatot, Prabowo, maupun Amien Rais, sama-sama ingin
nyapres. Tidak ada yang mau mengalah untuk lebih mendahulukan orang
lain.
Rizieq
yang sebelumnya membentuk koalisi keummatan kemungkinan juga dibuat
bingung sendiri. Rizieq bingung kok Amien Rais bisa secepat itu berubah
pikiran. Perasaan koalisi keummatan baru seumur jagung. Namun karena
ambisi Amien Rais, koalisi keummatan kemungkinan hanya tinggal nama.
Tapi sebenarnya koalisi keummatan memang masih sebatas nama. PKS dan PAN
sejatinya belum ingin berkoalisi secara serius dengan Gerindra.
Saya
membayangkan FPI dan PA 212 sedang dibuat bingung sendiri. Di satu
sisi, Rizieq mendukung Prabowo. FPI dan PA 212 pun sepertinya akan ikut
mendukung Prabowo. Namun ketika Amien Rais ingin nyapres, PA 212 juga
merasa tidak etis kalau tidak mendukung Amien Rais. Pasalnya, Amien Rais
adalah dewan kehormatan PA 212. Hehe
Kalau
sudah seperti ini, dibanding mendukung yang tidak pasti, mending Rizieq,
FPI, dan PA 212 mendukung yang sudah pasti. Lebih baik mendukung Jokowi
yang sudah bulat diusung oleh beberapa partai. Jokowi sudah mantap
melangkahkan kakinya menuju Pilpres 2019, namun kubu lawan masih rebutan
nyapres. Masing-masing berambisi ingin nyapres. HeheSumber Berita : https://seword.com/politik/amien-rais-dan-prabowo-ingin-nyapres-rizieq-dan-fpi-mau-dukung-siapa-Bkmmas5g7
Ketika Buronan Kasus Pornografi Kendalikan Catur Politik Gerindra-PKS-PAN
Berada
di luar pemerintahan sesungguhnya merupakan sebuah tugas mulia.
Beberapa partai oposisi di negara-negara lain, berhasil merebut tampuk
pemerintahan lewat sebuah proses pemilihan, karena mereka sukses
memainkan perannya sebagai partai ”pengkritik” pemerintah.
Kesungguhan
mereka mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap
melenceng dan kurang tepat, mendapat apresiasi dari rakyat. Partai
oposisi Malaysia, adalah contoh terbaru yang berhasil mengalahkan
partai-partai pendukung pemerintahan Najib Razak lewat sebuah Pemilu
beberapa waktu lalu.
Adalah
Mahathir Mohamad yang menjadi tokoh sentral di balik kesuksesan partai
oposisi Malaysia tersebut. Partai oposisi pimpinannya senantiasa
menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap merosotnya
perekonomian, pertikaian antar-etnis yang kerap muncul, serta mengadili
Najib yang diduga tersangkut masalah korupsi, menjadikan oposisi
mendapat dukungan dari mayoritas rakyat Malaysia.
Namun
apa yang terjadi di Indonesia berbanding terbalik dengan apa yang kita
lihat di Malaysia. Partai oposisi yang ada saat ini - Partai Gerindra,
PKS, dan PAN (sekalipun tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan
Jokowi, namun gerak-geriknya lebih mirip partai oposisi) – lebih tepat
disebut sebagai partai pemberangus pemerintah.
Partai
oposisi yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu, kerap menyampaikan
kritik yang tidak berdasar. Berkali-kali Jokowi menyebut bahwa
pemerintah bukanlah anti-kritik. Ia menambahkan bahwa pemerintah justru
membutuhkan kritik, tapi kritik yang didukung oleh fakta dan data. Sebab
selama ini, Jokowi kerap disebut sebagai seorang presiden anti-kritik.
Namun
apa yang kerap ditampilkan partai-partai oposisi lewat kader-kadernya
selama ini, kerap menuduh semaunya saja dengan alasan kebebasan
berpendapat. Dengan bertopengkan demokrasi, mereka bertubi-tubi
menyampaikan kritik tajam, fitnah, dan cacian kepada Presiden Jokowi dan
pemerintahannya.
Fadli Zon (Gerindra), Fahri
Hamzah (PKS), dan Amien Rais (PAN), sepertinya diutus menjadi corong
utama partai oposisi untuk selalu bersuara sinis kepada pemerintah.
Ketiga politikus itu nampaknya sudah menjadi juru bicara partai-partai
Allah tersebut. Juru bicara untuk menyuarakan opini mereka, serta segala
kebohongan mereka tentang pemerintah.
Suara-suara sumbang mereka, lantas diberi beraneka ragam bumbu dan penyedap rasa
agar rasanya semakin gurih, lalu disebarluaskan oleh para pendukung
fanatik mereka: pendukung #2019GantiPresiden (kampret). Tak jarang kita
melihat para kampret tersebut akhirnya harus menanggung malu karena
bermacam hoax yang mereka sebar.
Jadi,
jika para kader ketiga partai oposisi tersebut berusaha menyama-nyamakan
diri dengan oposisi di Malaysia, nampaknya terlalu narsis dan terkesan
kurang nyambung. Sebab dalam berbagai kesempatan, mereka
mengutarakan keyakinan mereka bahwa mereka akan memenangi Pilpres 2019
nanti seperti oposisi Malaysia.
Partai
oposisi Malaysia benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyatnya.
Ketika pemerintah abai terhadap nasib rakyatnya, mereka begitu kencang
bersuara. Oposisi Indonesia? Mereka sibuk dengan kepentingan politik
mereka. Pemerintah yang dengan segala upaya berjuang untuk rakyatnya,
justru mereka tuduh pencitraan.
Ketika investasi
mengalir deras ke Indonesia untuk membangun berbagai infrastruktur di
berbagai daerah di negeri ini, para kampret tersebut justru menyebut
bahwa Indonesia telah dikuasai asing. Ketika Indonesia menjalin
kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok, mereka menyebut bahwa
Indonesia dikuasai aseng, Jokowi pro-aseng.
Ternyata,
percaturan politik partai oposisi tersebut, yang selalu saja bertindak
bodoh dan jahat itu, dikendalikan oleh seserang yang selama ini masuk
dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Republik Indonesia. Dia
adalah seorang buronan yang saat ini menjadi tersangka kasus pornografi
karena chat mesum dirinya dengan seorang janda.
Para
ketua-ketua umum dan juga para kader partai-partai oposisi tersebut
secara rutin menemuinya ke tempat persembunyiannya. Begitupun para calon
kepala daerah yang turut bertarung pada Pilkada Serentak 2018, yang
didukung oleh ketiga partai Allah tersebut juga tidak ketinggalan untuk
bertemu dengan sang imam besar mereka.
Baru-baru
ini, Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto,
secara khusus berkunjung ke tempat pengasingan sang imam tersebut.
Sekalipun mereka menyebut bahwa tujuan utama mereka adalah untuk umrah,
dibuktikan dengan foto-foto mereka di depan Kakbah, namun sesungguhnya
bukan. itu hanya sebuah “umrah politik.”
Melakukan
umrah, namun muatan politisnya lebih besar ketimbang muatan ibadahnya.
Mereka ingin meminta pendapat, petuah, dan petunjuk dari sang guru
besar. Dan terang saja, sepulang dari Arab Saudi, Amin Rais menyuarakan
untuk segera membentuk koalisi keummatan sesuai dengan perintah sang
Habib.
Amien Rais menyebut bahwa Habib Rizieq
memerintahkan untuk menggalang koalisi keummatan. Bukan hanya perintah
untuk membentuk koalisi, Habib Rizieq juga sudah memerintahkan untuk
segera melaksanakan Munas ulama non MUI untuk menentukan siapa capres
dan cawapres yang akan mereka usung untuk bertarung melawan Jokowi.
Habib
Rizieq Shihab yang merupakan seorang buronan itu, oleh ketiga partai
Allah tersebut dijadikan sebagai pengambil keputusan tertinggi. Kemana
Prabowo? Kemana Zulkifli Hasan? Kemana Sohibul Imam? Kenapa harus Habib
Rizieq yang mengatur? Ini namanya benar-benar aneh dan lotjoe.Sumber Berita : https://seword.com/politik/ketika-buronan-kasus-pornografi-kendalikan-catur-politik-gerindrapkspan-BkkhJO9gm
Minimnya Peluang Amien Jadi Capres Lantaran Parpol Oposisi Sarat Kepentingan Masing-masing?
Mencalonkan
diri menjadi pemimpin dalam suatu daerah hingga negara adalah hak dari
setiap warga negara. Tidak perduli itu dari suku apa, agama apa, tua
maupun muda, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga
negara.
Begitu pula ketika PAN ingin mencalonkan
Amien Rais sebagai Capres di tahun 2019, itu merupakan haknya.
Meskipun, sebagian besar menganggap bahwa usia pak Amien sudah cukup
tua, dan kurang menarik untuk ditempurkan dalam ajang pilpres 2019.
Peta
politik di Indonesia ini sudah sangat jelas ketika Jokowi dan Ahok
hadir dalam pentas perpolitikan Nasional. Dari akar rumput, semua sudah
jelas terbagi menjadi dua yaitu kubu pendukung pemerintahan dengan kubu
pendukung oposisi. Sedangkan di elite partai tidak dapat dipetakan,
sebab sebagian besar kalangan elite politik masih cenderung terlihat
dengan politik kepentingan pribadi dan golongan. Hal ini yang terkadang
membuat akar rumput menjadi muak dengan partai politik, tetapi cenderung
menilai ketokohan seseorang.
Apakah partai oposisi solid?
Partai-partai
pemerintahan sudah sangat jelas terlihat, dan sudah sebagian besar
melakukan deklarasi mendukung Jokowi untuk menjadi Capresnya. Ketegasan
dan rasa percaya diri partai pendukung pemerintah dalam hal ini tidak
diragukan lagi, sebab mereka sudah dapat mengukur kekuatan nama Jokowi
pada pilpres mendatang.
Jika partai pendukung pemerintah sudah tidak galau lagi, bagaimana dengan oposisi?
Oposisi
sedang sial di zaman Jokowi, mereka galau tiada bertepi. Kegalauan
mereka dibuktikan dengan propaganda tidak jelas seperti
#2019GantiPresiden hingga membunyikan klakson 3 kali. Itulah kemampuan
maksimal yang bisa dilakukan oleh oposisi saat ini.
Saat
ini, partai oposisi seperti terlihat solid jika berurusan dengan
menyerang kebijakan pemerintah dengan kritikan pedas tanpa data dan
sebut saja nyinyir. Tetapi pada kenyataannya, partai-partai oposisi
memiliki agendanya masing-masing, sehingga sangat jauh dari kata solid.
Marilah
kita lihat satu per satu parpol yang kita anggap sebagai oposisi
lantaran sering nyinyir terhadap pemerintahan, apakah mungkin mereka
bisa se-iya sekata mengusung Amien Rais menjadi Capres yang diusulkan
oleh PAN.
Untuk Partai yang pertama tentu saja
adalah partai Gerindra. Partai yang bisa dikatakan partai besar ke dua
setelah PDI Perjuangan ini besar karena Prabowo. Jika Prabowo digeser
oleh Amien Rais dalam posisi capres yang akan diusung oleh oposisi, maka
kemungkinan Gerindra menjadi Partai Gurem semakin besar.
Selanjutnya
adalah PKS. Meskipun partai ini bukan partai besar, dimana partai ini
terjungkal, terjerembab dan nyungsep akibat kasus korupsi dan skandal
wanita yang pernah menimpa pimpinan tertingginya terdahulu, tetapi soal
kepentingan mereka pun punya kepentingan tersendiri. Hal tersebut
diperlihatkan dengan 9 capres/cawapres yang direkomendasikannya.
Dilihat
dari hal-hal di atas, kata solid sangat jauh untuk menggambarkan
hubungan partai-partai yang dianggap sebagai parpol oposisi saat ini.
Pentingnya Capres/cawapres untuk Partai oposisi
Kurang
percayanya rakyat terhadap partai politik menyebabkan saat ini rakyat
cenderung memandang figure calon pemimpin sebagai acuan utama, bukan
parpolnya. Menjadi sangat penting sebuah partai politik membesarkan
seorang publik figure dalam tubuh parpol tersebut.
Minimnya
publik figure yang baik dalam tubuh parpol, sudah pasti akan menggerus
suara parpol tersebut dalam pemilu. Hal tersebut tentu sudah sangat
disadari oleh parpol itu sendiri. Menjadi hal wajar, baik parpol yang
berdiri pada oposisi maupun pemerintahan mencoba menempatkan kadernya
untuk menjadi capres atau paling tidak sebagai cawapres dalam suatu
ajang pilpres. Karena hal tersebut dapat mendongkrak perolehan suara
dari parpolnya.
Contohnya, dalam pemerintahan,
PKB berusaha mati-matian untuk mengajukan Cak Imin untuk menjadi
Cawapres Jokowi. Nebeng populer dalam pilpres memang sangat penting
untuk perolehan suara partai.
Menjadi wajar
pula, jika parpol yang berdiri dalam oposisi mencari peluang membesarkan
pendapatan suara partainya dengan mengajukan orang dalam tubuh partai
tersebut menjadi Capres atau Cawapres, sebab mereka juga pasti tidak mau
kalah sia-sia tidak mendapatkan apa-apa.
Seperti
pilpres yang lalu, Gerindra pasti lebih diuntungkan dari pada PKS, dan
itu terbukti, Gerindra menempati perolehan suara dalam 3 besar,
sedangkan PKS tidak. Itu menurut saya, bagaimana menurut anda?Sumber Berita : https://seword.com/politik/minimnya-peluang-amien-jadi-capres-lantaran-parpol-oposisi-sarat-kepentingan-masingmasing-H1nRrwigQ
Hai Jokowers, Stop Pasang Spanduk Provokatif Itu! Santunlah seperti Pakde!
Menjelang
pelaksanaan Pilpres yang kurang dari satu tahun lagi, perdebatan di
dunia maya antara pendukung Jokowi, yang kerap disebut dengan Jokowers atau juga Cebong, dengan pendukung Prabowo (#2019GantiPresiden), yang kerap disebut Kampret, semakin intens dan semakin panas saja.
Saban
hari, media sosial diwarnai dengan diskusi panas antarkedua pendukung
yang sepertinya akan baru berakhir setelah pelaksanaan Pilpres 2019.
Bahkan beberapa bulan ke depan, nampaknya media sosial tensinya akan
semakin tinggi, dari hari-hari sebelumnya. Semakin Pilpres mendekat,
semakin tak karuan pula pembicaraan di media sosial.
Baik
pada hari-hari biasa, baik pada bulan Ramadan, nampaknya sama saja.
Tidak ada bedanya. Bulan yang sejatinya suci ini, bulan yang sejatinya
sebagai kesempatan untuk menyucikan diri dari segala kekotoran yang
selama ini dilakukan, bulan yang sejatinya untuk menahan hawa nafsu,
namun untuk bulan Ramadan kali ini, sepertinya tidak berlaku.
Saling
ejek, saling caci, saling fitnah, di media sosial tetap saja ada.
Bahkan bertambah banyak. Mengkafir-kafirkan orang yang tidak seiman juga
masih ramai di media sosial. Apa lagi, menyebar hoax, hate speech? Ya, juga masih ada. Tapi katanya setan diikat pada saat bulan puasa, kenapa masih banyak setan di media sosial? Dasar setan.
Bahkan
ketika mudik pun, perseteruan antara pendukung Jokowi dan pendukung
#2019GantiPresiden, terus berlanjut. Di jalanan mereka laga spanduk.
Masing-masing pendukung memasang spanduknya. Jalan-jalan menuju kampung
halaman tahun ini dipenuhi oleh spanduk-spanduk provokatif yang membuat
perjalanan sedikit tidak nyaman.
Adalah Mardani
Ali Sera - politikus PKS yang baru-baru ini diisukan berselingkuh dengan
teman dekat istrinya, Neno Warisman – yang memulai perang spanduk di
jalur mudik tersebut.
Penggagas tagar #2019GantiPresiden itu, lewat akun
twitternya, memposting foto spanduk ajakan untuk membunyikan klakson 3 kali bagi yang setuju ganti presiden.
Postingan gambar spanduk bertuliskan “Yang Setuju Ganti Presiden Klakson 3x”
tersebut sontak menjadi perbicangan di media sosial. Bagi para
pendukung #2019GantiPresiden, mereka menyebutnya sebagai ide kreatif
untuk menarik perhatian para pemudik. Spanduk tersebut dianggap wajar,
karena mereka menyebut spanduknya bersifat mengajak.
Namun bagi para Jokowers menganggapnya sebagai sesuatu yang lebay
yang sebenarnya tidak perlu dibuat karena hanya akan memperuncing
masalah. Mardani Ali Sera penggagas spanduk tersebut menyebut bahwa
spanduk tersebut bisa menjadi fenomena seperti klakson telolet. Namun
tetap saja dianggap lebay oleh para Jokowers.
Para pendukung Jokowi berang. Lalu mereka membalas spanduk Mardani Ali Sera tersebut. Spanduk-spanduk bertuliskan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Pendukung #2019GantiPresiden, Anda sedang melewati jalan Tol Pak Jokowi,” disebar di beberapa titik strategis di sepanjang jalur mudik.
Terjadilah
adu spanduk di jalan raya. Setelah di media sosial, kini merembes ke
jalan tol. Saya tidak tahu hingga ke mana lagi nanti merembesnya.
Spanduk para pendukung Jokowi tersebut lantas direspon lagi oleh
pendukung #2019GantiPresiden. Mereka membalas isi spanduk tersebut
dengan, “Lu pikir bangun tol pakai duit Jokowi? Lu pikir lewat tol gratis?”
Ada lagi yang menyebut, itu dibangun pakai uang rakyat, jadi semua berhak dong
melintas di sana. Dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan sinis
merespon spanduk pendukung Jokowi yang sudah sempat disebar tersebut.
Saya
jadi heran, kenapa mudik harus ikut-ikutan dipolitisasi. Saya berpikir,
bisa jadi di antara orang-orang yang berantam gara-gara spanduk
tersebut tujuan perjalanannya sama. Bisa jadi pula mereka satu kota.
Atau bisa jadi mereka satu kampung. Betapa malu rasanya tali silaturahmi
di antara mereka harus tersendat gegara beda pilihan calon presiden.
Sudahlah! biarkanlah Mardani Ali Sera yang “gila” sendiri. Tidak perlu kita ikut-ikutan membalas. Dia memang ngebet
sekali ingin berkuasa. Dia berharap agar segera dipinang Prabowo
menjadi cawapresnya, dan ternyata hingga kini belum juga ada tanda untuk
dilamar. Jadi wajar dia agak sedikit aneh dan emosinya agak kurang
terkontrol.
Kita sebagai pendukung Jokowi tidak
perlulah ikut-ikutan terbawa pengaruh Mardani Ali Sera. Betapa bodohnya
kita jika kita ikut-ikutan membalas spanduk sampah seperti itu. Marilah
kita teladani Pak Jokowi yang senantiasa menyenyumi dan memaafkan setiap
orang yang menghujatnya. Marilah kita teladani kesantuan dan ketulusan
Pakde.Sumber Berita : https://seword.com/umum/hai-jokowers-stop-pasang-spanduk-provokatif-itu-santunlah-seperti-pakde-BkVMXDoeQ
Tol Berbayar Sejak Jaman Orde Baru, Kenapa Dahnil Anzar Baru Ribut?
Negara berbisnis melalui jalan berbayar, dan kamu disuruh berterimakasih :-).
Itu adalah cuitan yang diunggah di akun twitter
Dahnil Anzar, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Di bionya
Dahnil juga menulis bahwa dirinya adalah dosen kebijakan publik/keuangan
pemerintah.
Beberapa komentar netizen menanggapi cuitan ini :
@eftianto
: Mas, kamu itu potensial jadi pemimpin negeri. Tapi sayang, di masa
pembentukan sekarang, akhlak kamu kurang mumpuni. Jauh di bawah orang yg
kamu gak suka, Pak Jokowi. Saran saya belajarlah dari Pak Syafii
Maarif, bukan Pak Amin Rais. Lihat akhlak mereka.
@sarah_pndj : Nama nya jalan tol pasti bayar, Ito @Dahnilanzar.. Twit caper.. 👇🏼👇🏼
@gembullicious
: Tetap saja terima kasih Jokowi, mudik jadi lancar. Yg nggak mau
berterimakasih nggih monggo, memang pendidikan adab tiap orang berlainan
😊
@imertomo : Saya bukan anonim,
sejujurnya saya baca berulang2, dan sejujurnya saya berulang pikirkan,
point of interest Mas nya memang hanya bermaksud nyinyir. Padahal saya
sudah berusaha buang pikiran itu :)
@bellanegoro
: Anak kecil ini bicara ttg kekuatirannya terhadap adanya politicking,
tapi Twitnya sepenuhnya politis. Dasar anak kecil....
@yoikiae : untuk jadi pandai, mencari ilmupun harus bayar... apa dirimu juga tdk berterima kasih pada guru dan sekolahmu???
@hendrawan__ : Berterimakasih salah satu bentuk bersyukur mas. Apa anda tidak pernah bersyukur ya ??? NB: KENCING AJA BAYAR 2000
Baca juga 'Gerindra : Bersama PAN dan PKS Sudah Tahu Sama Tahu, Awas Ada yang Ujug-Ujug Tak Tahu Diri!' : https://seword.com/politik/gerindra-bersama-pan-dan-pks-sudah-tahu-sama-tahu-awas-ada-yang-ujugujug-tak-tahu-diri-HkZqp3qx7
Kenapa
ya saya merasa beberapa tahun terakhir ini kualitas politisi kita makin
memburuk? Mereka aktif berkomentar, tapi isinya cuma menggiring opini
ke narasi yang mereka mau dan seringnya ini sama sekali tidak berdasar
apalagi mengedukasi masyarakat. Dan jumlah politisi seperti ini banyak
sehingga politisi baik seolah jadi sulit ditemukan. Tapi Insya Allah
yang baik masih ada dan banyak, salah satunya adalah Joko Widodo.
Balik ke soal Dahnil Anzar, logika yang dia pakai adalah "kita aja disuruh bayar, ngapain berterima kasih? Kita bayar kewajiban, kita dapat hak, ini nggak gratis".
Itu yang saya tangkap.
Saya setuju dengan beberapa komentar netizen
kepadanya. Kita bicara soal apresiasi dan adab, hal yang mungkin Dahnil
lupakan saat ingin menggiring narasi publik seolah nggak ada yang
istimewa dengan pembangunan infrastruktur masif saat ini.
Apresiasi
buat saya adalah salah satu hadiah dan penghargaan terbesar yang
diberikan manusia ke manusia lainnya. Saya naik angkutan online, saya
bayar, nggak lupa bilang terima kasih ke sopirnya sebab saya menghargai
kerja dia mengantarkan saya selamat tiba di tujuan. Abang Grab Food
mengantarkan makanan saya, saya yang bayar, bahkan kasih lebihan
kembalian ke dia, saya juga ucapkan terima kasih atas kerjanya
mengantrekan saya beli makanan dan mengantarkannya ke rumah. Berkat dia
saya bisa hemat waktu dan melakukan aktivitas lain. Saya ke toilet mall,
bertemu mbak penjaganya, nggak bayar, saya pun berterimakasih dan
melempar senyum padanya saat sudah selesai sebab saya sadar tanpa dia
bekerja giat semewah apapun toilet di mall akan bau dan tidak enak
dipakai buang air. Untung ada dia yang membersihkan.
Sejak
kecil kita diajari untuk mengucap tiga kata sakti : maaf, tolong, dan
terima kasih. Ini pelajaran adab dan etika yang sangat dasar sekali
menurut saya. Ke asisten rumah tangga di rumah saja, meski kita sudah
membayar mereka, ya kalau butuh bantuan bilang tolong setelahnya ucapkan
terima kasih. Ini dasar sekali.
Dan sikap kecil
ini juga berlaku menyikapi Pemerintahan. Ketika mereka melakukan hal
baik, apresiasi. Ketika mereka membuat sesuatu, bermanfaat bagi banyak
orang banyak dan kita menikmati juga maka nggak ada yang salah dengan
mengucapkan terima kasih. Ini bukan soal Anda simpatisan atau bukan, ini
adab dasar kok.
Dulu jaman Orde Baru saya
masih kecil. Masih nggak ngerti esensi pentingnya ada jalan tol dan
sebagainya. Saya ingat ketika tahun 2005 awal-awal bencana Lapindo
terjadi. Waktu tempuh yang semula 2 jam Malang-Surabaya menjadi butuh
3-4 jam. Apalagi ketika tol akhirnya terputus dan mau nggak mau harus
lewat jalan Raya Porong. 4-5 jam kadang lebih dibutuhkan. Ini belum
termasuk perasaan stress terjebak macet di jalan dan kalau Anda buka
jendela busyet baunya lumpur itu ampun. Naik kereta pun seringkali rel
terendam sehingga cita-cita menghindari macet acapkali gagal.
Dari
situ saya paham bahwa tol itu penting. Saya berterimakasih dulu
Soeharto membangun jalan tol. Saya berterimakasih jalan arteri akhirnya
dibangun oleh SBY sehingga kami tak harus melalui Raya Porong yang
seringkali banjir dan banyak lubang. Dan sekarang ketika Jokowi
meresmikan tol dari arteri ke Pandaan serta pembangunan Pandaan-Malang
dikebut wajar kan kenapa saya dan banyak orang mengapresiasi dan
berterima kasih. Sebab manfaatnya kami rasakan betul. Begitu juga dengan
tol Surabaya yang bisa nyambung sampai Solo. Kawan saya mengunggah
status dia cuma butuh 3 jam untuk sampai ke Solo dari Surabaya. Dulu itu
mustahil! Itu cuma jarak tempuh Surabaya-Mojokerto saja jaman dulu.
Sekarang ternyata bisa! Walaupun saya agak speechless juga ini teman
saya nyetir kecepatan berapa ya. Cuma saya ingat-ingat lagi ya mungkin
saja karena sekarang dari gate Bandar Kedungmulyo depan Masjid Pak
Moeldoko sampai Surabaya saja sering cuma butuh 50 menit.
Soal
bayar, ya memang artinya ada ekstra sekian rupiah untuk lewat di jalan
tol. Dari jaman Orba tol juga bayar. Tapi kalau saya ingat bahwa jalan
tol butuh dipelihara, biaya pembangunan mulai pembebasan lahannya juga
mahal, ada pekerja kasar yang mencari nafkah di sana, membangun
fasilitas penunjang, juga saya ingin anak cucu saya kelak bisa menikmati
sebaik sekarang maka bayar itu hal wajar. Toh saya jadi irit karena
nggak bolak-balik mampir beli makanan atau camilan akibat kena efek
macet, bisa segera sampai rumah sehingga Bapak/Ibu saya tenang anaknya
nggak kelamaan di jalan, yang bawa balita juga happy tak perlu lama-lama
di jalan sebab sang anak bisa cranky, dan sebagainya. Nggak mau bayar,
silahkan lewat jalan biasa. Mau keluar uang bisa lewat tol. Bebas,
sesukamu.
Baca juga 'Tukang Kavling Surga Nyinyir Soal Kavlingan Tol, Semua Akan Akui Kinerja Jokowi Pada Waktunya' : https://seword.com/umum/tukang-kavling-surga-nyinyir-soal-kavlingan-tol-semua-akan-akui-kinerja-jokowi-pada-waktunya-HJVLYSjlm
Sumber Berita : https://seword.com/umum/tol-berbayar-sejak-jaman-orde-baru-kenapa-dahnil-anzar-baru-ribut-SJBUw8jlm
Infrastruktur Untuk Semua
Pembangunan
infrastruktur yang dikerjakan saat ini adalah sebuah fakta yang tidak
terbendung. Tidak terbantahkan. Fakta-takfa ini meraung-raung seperti
singa. Tapi sambil dibalut oleh kenyinyiran kaum pendukung Jokowi.
Sebagai
pendukung Jokowi, rasanya ada hal yang perlu kita pahami, demi
kedewasaan kita dalam berpolitik. Janganlah jadi orang yang selalu
nyinyiri para kampret. Infrastruktur itu untuk semua. Marilah kita
menjadi orang yang dewasa.
Terkadang,
polarisasi itu bukan hanya dibentuk oleh kaum oposisi Jokowi yang kita
sebut dengan kampret, kuda, Sengkuni, dan bencong. Terkadang polarisasi
itu muncul dari pendukung Jokowi alias para cebong.
Para
cebong terkadang terlalu nyinyir. Penulis juga sih kadang-kadang
nyinyir dan ngakak sengakak-ngakaknya ketika mereka para manusia
pengganti presiden, melewati tol yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi.
Tetapi begini. Lama kelamaan penulis mulai
sadar bahwa ada sebuah fakta, bahwa Jokowi pun tidak melarang para asu,
kampret, kuda dan bencong untuk melintas.
Dalam
kedewasaan berpolitik, Jokowi adalah jagonya. Jokowi berdasarkan asas
demokrasi Pancasila, benar-benar membentuk sebuah wawasan alias khazanah
berpikir kita semua.
Seperti kata pepatah:
Menjadi tua adalah fakta, namun menjadi dewasa adalah pilihan.
Betul gak, Mien?
Usia
bertambah itu adalah sebuah fakta yang ada. Kita tidak bisa menghindar
dari takdir yang sudah ditentukan Tuhan dan proses pertumbuhan. Usia
manusia, disimbolkan dengan Dewa Yunani kuno, yaitu Dewa Kronos.
Kronologi tidak bisa kita hindari.
Akan tetapi
kedewasaan adalah hal yang lain. Kedewasaan ini disimbolkan oleh Dewa
Yunani kuno, yakni Dewa Kairos. Kronos dan Kairos berbeda. Kairos itu
berbicara mengenai momen-momen penting yang memaknai kronologi. Menjadi
dewasa adalah pilihan, dan pergumulan.
Menjadi
dewasa berkaitan erat dengan apa yang terjadi di sekeliling mereka.
Seringkali kita mendapatkan informasi, dan kita salah melakukan
interpretasi atau menafsir. Dalam penyampaian berita, manusia tidak
mungkin tidak menafsir.
Kedewasaan
kita dilihat dari kemampuan kita dalam menafsir. Proses berpikir dan
melihat akan fakta, menentukan seberapa kita menjadi sosok yang dewasa.
Seharusnya, pembimbing atau pemimpin yang baik, justru menjadi
fasilitator kepada orang-orang yang mendapatkan pesan.
Tidak
ada pesan yang netral. Semuanya butuh ditafsir. Permasalahannya, banyak
orang yang justru memberikan tafsiran yang tidak bertanggung jawab.
Akal
sehat ditekan dan kedewasaan dipangkas. Para pemimpin negeri ini
menjadi sosok yang begitu dihina, oleh ulah petinggi-petinggi partai
yang tidak bertanggung jawab.
Mereka nyaman
melihat ketidakdewasaan warga. Mereka bahkan cenderung untuk
mempertahankan kebodohan dan ketidakdewasaan dari warga, yang secara
hitung-hitungan politik, mereka sangat bisa dijadikan target konspirasi
dan objek memenuhi hasrat dan syahwat dalam dunia politik.
Seharusnya para pimpinan partai harus memiliki rasa pertanggungjawaban alias accountability.
Mereka merasa nyaman untuk membiarkan rakyat tertutup matanya terhadap
pencapaian pemerintah. Demi apa? Demi ganti presiden. Apa lagi?
Infrastruktur
dalam tahun-tahun pertama memang belum terlalu gencar. Banyak yang
harus dikerjakan. Banyak yang harus dibenahi. Pergantian kepemimpinan
adalah suatu hal yang sulit dan melelahkan. Butuh waktu nyaris dua
dekade untuk mengubah sistem.
Lihat saja 32
tahun era Soeharto yang dicap sebagai pemimpin korup kelas dunia, harus
dibenahi oleh beberapa presiden. Mereka harus memahami bahwa
penyelesaian masalah ini menjadi polemik yang rumit.
Jangan
sampai rakyat dibutakan dengan ketidakdewasaan. Jangan sampai rakyat
di-ninabobok-an dengan kebodohan yang dipelihara, seperti ketakutan
terhadap PKI yang dipelihara sampai bertahun-tahun di era Soeharto.
Ketakutan
dan kebodohan yang dipelihara, akhirnya membuat para mahasiswa bergerak
pada tahun 1998. Mereka benar-benar tidak tahan. Instruksi ditafsir
dengan tidak jelas dan bahkan salah arah. Mereka pun diarahkan untuk
menjadi tidak benar.
Akan tetapi, fakta saat ini
bahwa demokrasi yang sejati menjamin kedewasaan warga, warga mulai
melihat perlahan-lahan. Kecerdasan dan kedewasaan sudah terpupuk selama 3
tahun di era Jokowi. Sudah waktunya masyarakat untuk bertumbuh ke atas,
dengan kedewasaan dalam berpolitik.
Infrastruktur
Jokowi benar-benar untuk seluruhnya. Tidak ada infrastruktur yang
dibangun begitu banyak, di era-era sebelumnya. Ini fakta yang tidak
terbantahkan dan tidak terbendung. Selamat untuk seluruh warga, yang
bisa menikmati infrastruktur.
Dari semua untuk semua.
Begitulah struktur-struktur.
Sumber Berita : https://seword.com/umum/infrastruktur-untuk-semua-BkM0_wjl7
Bro AHY Apakah Lupa, Bapakmu dulu-SBY yang Buat Jokowi Harus Kerjakan Infrastruktur Dulu ?
Kritikan AHY kali ini seharusnya patut dipertanyakan kembali. Beliau mempertanyakan, “Apa Kabar Revolusi Mental?” Bayangkan saja sudah 10 tahun memerintah, seperti yang dilansir oleh viva.co.id (4/12/2017) untuk pembangunan jalan tol saja hanya mencapai 647 km saja. Artinya beliau ditiap tahun-nya kalau dibagi target hanya 64 km pertambahan jumlah jalur tol-nya.
Bahkan
menggunakan anggaran habis untuk subsidi sana dan sini. Untuk suatu hal
yang sama sekali tidak produktif. Beda dengan Jokowi yang memang harus
berani memutuskan untuk tidak meniru pola-pola lama dari SBY. Dan harus
mempercepat pembangunan infrastruktur.Bayangkan saja kita duluan yang
bergeliat membangun infrasttruktur, khususnya jalan tolo yakni di tahun
1975, sedangkan Malaysia 10 tahun setelahnya, hasil pembangunannya,
malaysia kini sudah punya ribuan km jalan tol. Kita masih hitungan
ratusan km. Ada apa?
AHY menyebutkan seperti yang dilansir kompas.com
(10/6/2018) bahwa : “Ketika pemerintah saat ini berhasil membangun
ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur
lainnya, lantas kita patut bertanya “Apa kabar, Revolusi Mental?”," kata
Agus saat menyampaikan orasi bertajuk Mendengar Suara Rakyat di Jakarta
Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (9/6/2018) malam.
Agus
menyebutkan, Revolusi Mental adalah konsep pembangunan manusia
Indonesia yang gencar dijanjikan pada saat kampanye pemilihan presiden
(Pilpres) 2014. Namun menurut Agus, dalam perjalanannya hal itu kurang
mendapatkan perhatian. "Kita larut dalam hiruk pikuk pembangunan
infrastruktur. Padahal, konsep ini sangat vital, sebagai upaya,
mengembalikan karakter bangsa, sesuai bentuk aslinya, yaitu karakter
yang santun, berbudi pekerti, dan bergotong royong," tutur Agus.
Memang
bagus seorang muda melakukan kritik kepada pemerintah sekarang, berarti
AHY peduli kepada pembangunan yang sedang terjadi di Indonesia. Mencoba
mengulik apa yang pernah dijanjikan oleh pemerintah dulu pada masa
kampanye. Tapi pada kenyataannya sulit untuk bisa direalisasikan.
Tapi
Jokowi harus mengorbankan mimpinya dulu yakni merevolusi mental
anak-anak Indonesia. Secara memang sulit untuk bisa mengubah mindset
atau mental Indonesia? Bagaimana mau berubah, untuk urusan politik dan
kekuasaan saja, warga Indonesia sudah terkotak-kotak dengan isu-isu SARA
yang sudah dan terus dimainkan oleh para politisi-politisi kita.
Bahkan
sosok sepuh ini saja, Amien Rais harus melibatkan nama Tuhan di dalam
urusan partai politiknya. Bahkan Tuhan akan malu jika tidak mengabulkan
doa jutaan umat. Dimana doanya seperti yang dilansir CNN.com
(9/6/2018), Amien Rais menyatakan masyarakat berdoa untuk meminta
presiden baru yang tidak mengkriminalisasi ulama dan tidak menjual
kekayaan bangsa ke negeri asing.
Walah
untuk urusan perut partainya sendiri, dan urusan tetek bengetnya, harus
klaim bahwa Tuhan akan malu. Emang Tuhan adalah dirinya. Yang bisa
seenaknya diatur-atur oleh Manusia. Siapa beliau sehingga bisa
perintah-perintah Tuhan mengabullkan doanya atau doa umat seperti
kemauannya?
Bagaimana bisa mengubah mindset
atau mental jika untuk urusan maslahat kekuasaannya, masyarakat masih
bisa dikotak-katik-kan dengan urusan SARA? Ini harus diberekan dulu.
Harus melakukan pembimbingan dulu. Harus melibatkan banyak ustad-ustad
yang bisa menyuarakan pesan-pesan damai, pesan-pesan persatuan,
pesan-pesan yang menyejukkan bangsa. Bukannya pesan-pesan yang membuat
bangsa ini terjerumus jatuh dalam keinginan para politisi busuk.
Dan
bagaimana juga untuk bisa melakukan perubahan mental atau merevolusi
mental, jika wilayah-wilayah di setiap daerah di Indonesia harus
termarginalkan oleh sulitnya medan akses kesana? Tidak adanya keadilan
tentang harga bahan baku, contohnya saja seperti bahan bakar minyak?
Masak Papua harus menerima terus kondisi ketidakadilan ini? Dan setelah
ternyata berhasil diubahkan dan Jokowi membuktikan penyemerataan harga,
itu malah dipolitisi kembali, dinyatakan itu hanya bohong belaka.
Harus
menyelesaikan urusan ini dulu. Harus memprioritaskan pembangunan akses
jalan supaya banyak daerah-daerah kita tidak lagi termarginal-kan oleh
sulitnya medan akses. Harus membangun infrastruktur jalan tol dan banyak
jalan alternatif lainnya supaya urusan mudik seperti sekarang ini, bisa
diperlancar. Bahkan Jokowi memesankan kepada setiap para pejabat yang
terkait, mulai dari Menteri Perhubungan, Kepolisian, untuk urusan mudik
tahun ini, bisa membawa kebahagiaan dari masing-masing pemudik. Harus
bisa meminimalisir kecelakaan yang ternyata terus terjadi di tiap
tahun-nya.
Bapak SBY seakan-akan buta untuk
urusan mudik ini, seakan-akan membiarkan urusan mudik ini hanya urusan
dari masing-masing keluarga Indonesia, tanpa berupaya melakukan
perbaikan demi perbaikan di tiap-tiap tahun-nya.
Jadi,
jangan terlalu vulgar-lah Bro AHY, mau memojokkan pemerintahan Jokowi
dengan menyatakan, ‘Apa kabar Revolusi Mental?’. Sebenarnya sudah dan
sedang dikerjakan oleh Bapak Jokowi. Tapi karena terlalu pelik
permasalahan di bangsa ini,seakan-akan untuk urusan ini, seperti
terbengkalai. Mari coba sisi baik dari apa yang sudah dikerjakan
sekarang.
Tapi aneh yang akhirnya diterima oleh
Bapak Jokowi. Untuk pembangunan infrastruktur ini –pun masih saja terus
mendapatkan perlawanan demi perlawanan. Yang nyatakan utang yang semakin
membengkak, yang nyatakan, untuk apa pembangunan infrastruktur toh yang
menikmati hanya segelintir orang saja?
Sumber Berita : https://seword.com/politik/bro-ahy-apakah-lupa-bapakmu-dulusby-yang-buat-jokowi-harus-kerjakan-infrastruktur-dulu-Sk8V6ucgX
Terima Kasih Rakyat Menghujani Jokowi. Mardani Ali Sera Kembali Gigit Jari !!!!
Lagi-lagi Mardani Ali Sera harus mengigit jarinya melihat bagaimana rakyat dengan bersuka cita mulai melakukan mudik mereka.
Dari
Jakarta ke Surabaya, Dari Surabaya ke Yogyakarta, dari Semarang ke
Bandung, dari semua kota di pulau Jawa, mudik tahun ini benar-benar
terasa sangat sangat beda !!! Padahal setiap tahun budaya mudik selalu
dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga
di hari raya. Namun, mudik tahun ini seperti sangat ditunggu. Pasalnya,
ini adalah juga moment bagi rakyat Indonesia umumnya dan masyarakat
pulau Jawa khususnya untuk menyaksikan dan merasakan langsung hasil
kerja Presiden Indonesia.
Ya, Presiden Jokowi sudah berhasil menyambungkan jalan tol Trans-Jawa yang terbentang mulai Jakarta sampai Subaraya.
Ini
adalah satu KENYAMANAN yang dihadiahkan pemerintahan Jokowi kepada
rakyat.
Silahkan kalian lihat di youtube, berapa banyak pernyataan
rakyat yang tidak mampu memungkiri, menyangkal, menjatuhkan,
menjelekkan, apa yang mereka rasakan dengan selesainya seluruh jalan tol
Trans-Jawa.
DAN INI BARU DI PULAU JAWA !!!!
PROGRAM
INFRASTRUKTUR PRESIDEN JOKOWI UNTUK INDONESIA DIRENCANAKAN AKAN SELESAI
SAMPAI 2024.
Artinya, jika seuruh rakyat Indonesia ingin merasakan
mudik dengan tenang, lancar, nyaman, dan murah, seperti yang dirasakan
oleh masyarakat di pulau Jawa, maka hukumnya adalah wajib mendukung
Jokowi menjadi presiden 2 periode.
Presiden
Jokowi yang akan maju sebagai petahana, merelakan dirinya untuk dihujat
dan difitnah tentang utang negara, tapi setelah kita benar-benar secara
nyata menikmati hasil kerja dia, saya yakin, semua sekarang bisa paham
bahwa utang negara yang dibutuhkan Indonesia sepenuhnya diberikan kepada
rakyat Indonesia dalam bentuk sarana.
Memangnya membangun jalan tol itu pakai duitnya Presiden Jokowi ???? Tentu tidak. PRESIDEN JOKOWI HANYA MEMASTIKAN BAHWA JALAN TOLNYA JADI proyeknya tidak mangkrak dan jadi candi. DAN JUGA DANA YANG SUDAH DIANGGARKAN TIDAK MENJADI AJANG KORUPSI !!!
Saya jadi ingat Mardani Ali Sera dengan tagar makar
ciptaannya #2019GantiPreisden. Ingin rasanya saya pengadakan polling
dengan pertanyaan:
JIKA MARDANI ALI SERA JADI
PRESIDEN INDONESIA, APAKAH DIA BISA MENJAMIN DANA ANGGARAN INFRASTRUKTUR
JALAN TOL TIDAK AKAN DIKORUSPI DAN TIDAK MENJADI PROYEK MANGKRAK ???
Pilih Jawabannya :
A. Sama Sekali Tidak Yakin
B. Tidak Yakin
C. Mungkin Yakin
D. Ya Yakin ajalah
E. Yakin
F Yakin Sekali
Ayo
kita hubungkan dengan tagar Mardani Ali Sera yang ngajak rakyat untuk
makar #2019GantiPresiden. Jika jawabanya lebih banyak TIDAK YAKIN
(jawaban A, B, C) maka tagar ganti presiden gagal total, rakyat mikir 10
kali untuk mengganti Jokowi. Apalagi mereka sudah membuktikan dan
merasakan hasil kerja Jokowi. Dan jika jawaban lebih banyak YAKIN bahwa
Mardani bisa menjamin pembangunan proyek infrastruktur KORUPSI FREE dan
jalan tolnya benar-benar jadi dipersembahkan pada rakyat (jawaban C, D,
E), maka Mardani Ali bisa menjadi pesaing berat Pak Jokowi.
Tapiiiiiii..... kalau Pak Jokowi sudah teruji dan terbukti, kalau
Mardani Ali, rasa yakin bisa menjamin dana anggaran tidak akan hilang
atau tercecer di tengah jalan, masih dalam batas bermimpi. PKS
gituloh... Prof. Mahfud MD bilang apa yah soal PKS kemaren???
Anyway.....
Saya
pernah mengatakan bahwa infrastruktur suatu negara ibarat kerangka
tulang dalam tubuh manusia. Dan infrastruktur jalan raya, jalan tol,
jalan nasional, jalan desa, ibarat tulang belakang, mulai dari tulang
punggung dari pangkal kepala sampai tulang duduk yang posisinya di atas
dubur. Dan kita semua tahu, jika tulang punggung tidak sempurna, atau
jika tulang duduk rusak, maka si badan manusia sudah bisa dipastikan
tidak bisa berjalan.
Berkendaraan jarak jauh,
jika sebagian besar dari waktu dihabiskan hanya untuk parkir ditengah
jalan, karena arus lalu lintas macet total, akhirnya kita pasti
berpikir, "Naik pesawat terbang jatuhnya lebih murah karena
perjalanannya singkat dan tidak melelahkan. TAPI KITA TIDAK BISA BAWA
KELUARGA DAN BARANG-BARANG!!!'
Dan tahun ini, semua pekerjaan pembangunan jalan benar-benar dikejar untuk selesai sebelum musim mudik tiba.
Jokowi benar-benar menghadapi tagar makar ganti presiden dengan sibuk
bekerja. Dan hasil kerja dia bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia
tanpa melihat apa warna mereka.
Jadi, orang yang
mengatakan bahwa infrastruktur jalan tol tidak berguna untuk rakyat
miskin, hanya pemborosan anggaran dan hanya untuk mereka yang punya
mobil, mereka tidak lebih dari orang yang IQ dan EQ nya jongkok !!!
Memang bis angkutan penumpang umum antar kota yang mengangkut masyarakat
yang tidak punya mobil pribadi, tidak akan pakai jalan tol?
Sumber Berita : https://seword.com/umum/terima-kasih-rakyat-menghujani-jokowi-mardani-ali-sera-kembali-gigit-jari-SJuicwcgX
Hebatnya Amien Rais Jadikan HR dan PS Tunggangan Politiknya Untuk Nyapres!
Amien
ternyata seorang politikus yang licin dan tak terprediksi. Siapa
menyangka dirinya melakukan manuver yang bahkan tak bisa ditebak oleh
capres-capres yang sekubu dan seklub dengannya.
Amien
Rais sendiri menepis rayuan Gerindra untuk bergabung hanya untuk
menjadi cawapres. Gengsi dong. Amien dengan usahanya sendiri berhasil
menyodok Prabowo dan Habib Rizieq, menunjukkan ambisinya yang jelas
bukan fiksi tapi syahwat politik yang sangat tinggi sampai ke ubun-ubun.
Tokoh-tokoh
kawakan sekelas Habib Rizieq (HR) yang digadang-gadang menjadi salah
satu kandidat kuat capres bersama Prabowo Subianto (PS) sebagai capres
jagoan Gerindra untuk pilpres kedua yang diikutinya akhirnya terlangkahi
dan terkangkangi.
Majunya Amien jelas
memanfaatkan momentum pertemuannya dengan Rizieq.
Padahal dulu Amien
mengatakan bahwa Rizieq sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik,
giliran ke Mekah, Amien memanfaatkannya sekaligus menelikung secara
licik Habib Rizieq yang dijagokan pendukungnya untuk maju sebagai capres
2019.
Syahwat politik sang kakek Amien Rais ini
sangat menggelora dan sekaligus mematikan kawan-kawan seperjuangannya
yang seoposisi. Dengan taktiknya yang jitu, Amien melakukan skak mat
kepada HR dan PS yang punya hasrat dan ambisi masing-masing untuk maju
sebagai capres penantang Jokowi.
Saat bertemu
bersama di Arab Saudi, tampak betapa mesra dan akrabnya Habib Rizieq
menggandeng Amien Rais dan Prabowo. Di satu sisi Prabowo ingin
mendapatkan restu dari Ulama terkemuka FPI ini.
Sementara
Habib Rizieq ikut senang dan bahagia mendapat sokongan penuh dari dua
tokoh besar oposisi yaitu Amien Rais dan Prabowo. Habib Rizieq berpikir
dia sudah merangkul dua tokoh ini bersama pendukungnya, ternyata dia
tertipu.
Begitu balik ke Indonesia, hanya
hitungan hari, Amien Rais langsung mendeklarasikan dirinya sebagai
capres di tempat Zulkifli Hasan. Dalam sekali deklarasi, 3 orang tokoh
terpental sebagai capres yaitu PS, HR dan ZH alias Sulkifli Hasan
sendiri.
Jurus menelikung secara tiba-tiba
adalah jurus ampuh sang kakek Amien Rais yang menunjukkan dirinya
tua-tua keladi, pria tua makin menjadi. Manuver yang akhirnya membuat PS
dan HR harus berhitung karena langkah Amien Rais ini jelas membuyarkan
asa mereka untuk tetap eksis dan mendulang suara menghadapi jagoan masa
kini yaitu Pak Jokowi.
Prabowo harus
mengkalkulasi ulang strateginya yang tadinya hendak merangkul Amien Rais
sebagai cawapres 2019 bersama dirinya sebagai capres. Prabowo tak
menyangka si Amien Rais langsung melakukan solo run secara offside
meninggalkan dirinya yang hanya bisa planga plongo alias melenggang
sendiri tanpa restu atau menggandeng kubunya.
Aksi
Amien rais ini tak pelak akan semakin makin menggerus lumbung suara
yang masih tersisa untuk bisa bertahan melawan sang petahana yaitu Pak
Jokowi. Harap bersabar ya Pak Prabowo, tantangan selalu berat menanti
dan menghadang Anda tapi seperti kata Uno, Prabowo sudah terbiasa tabah!
Sementara
Habib Rizieq yang langkahnya terhadang kasus chat vulgar sebenarnya
berharap banyak apalagi umat alias pengikutnya yang terus menantikan
kehadiran dirinya. Rizieq hanya bisa pasrah kalau akhirnya Amien Rais
memanfaatkan ketidakhadiran Rizieq untuk mendeklarasikan dirinya.
Jika
benar Amien menyatakan dirinya sebagai pemimpin untuk koalisi keumatan,
maka Amien Rais jelas melangkahi Habib Rizieq sebagai ulama yang
berpengaruh dan barusan ditemuinya.
Amien
seharusnya meminta restu kepada Habib Rizieq karena alasan yang dipakai
untuk maju oleh Amien Rais adalah karena terdorong oleh Dr. Mahathir
semata. Ini jelas tanpa restu dan doa dari Habib Rizieq dan akan memecah
belah koalisi keumatan.
Langkah dan strategis
Amien Rais justru makin menguntungkan petahana yaitu Pak Jokowi. Bau
kemenangan Pak Jokowi makin kuat. Kemenangan sudah di depan mata.
Koalisi terpecah Prabowo-Amien yang maju terpisah semakin membelah suara
oposisi dan akan memperbesar keuntungan suara di pihak Jokowi.
Tagar
kampanyer #gantipresiden2019 dari Mardhani Ali Sera berhasil
dimanfaatkan oelh Amien Rais. Mardhani masih berputar-putar dengan calon
pengganti Pak Jokowi dari kubunya yang masih fiktif, eh munculah si
kakek tua bangka Amien Rais.
Pihak Gerindra
galau. Gerindra bingung karena kubunya memiliki hubungan intim alias
mesra dengan Amien Rais, sosok yang bersama Prabowo segendang sepenarian
dalam posisi oposisi melawan Jokowi.
Amien
merasa dirinya lebih hebat dari Prabowo dan Habib Rizieq untuk urusan
politik karena mereka berdua belum pernah masuk panggung politik dalam
pengertina menjabat posisi sebagai bagian dari Pemerintahan. Amien punya
pengalaman segudang.
Apa boleh buat, Geirndra
akhirnya menjadi penonton menyaksikan manuver Amien yang makin membuat
kubunya gigit jari. Gerindra terpaksa menghormati sikap Ketua Dewan
Kehormatan PAN Amien Rais yang siap maju jadi capres 2019.
Dengan
memakai bahasa politis, pihak Gerindra mengatakan bahwa Amien masih
memiliki hak untuk maju sebagai capres secara konstitusional dan menilai
Amien memiliki kapasitas yang mumpuni.
Para
tokoh partai sekubu Amien pun ikut memberi penghiburan semu terhadap
Amien yang dinilai punya kemampuan selevel Mahathir bahkan Amien punya
kelebihan dari Dr. Mahathir yaitu jauh lebih muda dan fresh, haha.
Jelas
Amien Rais dan Dr. Mahathir beda kelas. Dr. Mahathir sudah pengalaman
memimpin Malaysia sejak zaman Soeharto. Sedangkan Amien Rais saja belum
pernah. Alhasil upaya Amien hanyalah dagelan politik di akhir pekan.
Amien dengan sisa-sisa kekuatannya pengen meramaikan doang agar publik
bisa memperhitungkan namanya untuk masuk bursa capres, cape deh alias
usaha yang sia-sia alias buat lucu-lucuan doang, wkwk.
Sumber Berita : https://seword.com/politik/hebatnya-amien-rais-jadikan-hr-dan-ps-tunggangan-politiknya-untuk-nyapres-ryOcVcclQ
Mahathir yang Meyebut "Presiden Joko Widodo luar biasa.", Menginspirasi Amien Rais Tantang Jokowi.
Semakin
lengkaplah Pertunjukan politik yang dipertontonkan Ketua Dewan
Kehormatan PAN Amien Rais. Menampakkan dirinya masih bernafsu maju dalam
kontestasi pilpres tahun depan, rupanya itulah yang menjadi muasal
berbagai pernyataannya yang menyerang pemerintahan Jokowi tanpa tedeng
aling-aling.
Pun dengan urusan pencapresan. PAN menurut Amien masih menunggu keputusan hasil Rakernas. Sementara PKS disebut Amien sudah mengusung 9 nama capres. "Kami mengusung cuma 4 saja, kader terbaik yaitu ketum masing-masing pada zamannya," sambung Amien.
Tokoh yang dimaksud Amien yakni Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir. "Nah Mbah Amien Rais ini walaupun tua ya nggak apa-apa. Begitu Mahathir jadi, saya jadi remaja lagi sekarang. Biarlah nanti rakyat yang buat penilaian," sebutnya, sumber : Amien Tawarkan dirinya Capres dari PAN.
Keberhasilan Mahathir Muhammad dalam Pemilu di
Malaysia tak ayal menjadi inspirasi bagi tokoh setua Amien Rais untuk
kembali muncul ke permukaan, tentu dirinya ingin memberi pesan kepada
publik bahwa masalah usia bukanlah hal utama lagi kini.
Hanya
saja Amien melewatkan satu hal, dirinya tidak memiliki rekam jejak,
seperti yang telah ditanamkan Mahathir bagi rakyat Malaysia. Dan justru
faktor pengalaman Mahathir sebagai sosok berpengaruh di masa lalu itulah
yang menjadi alasan rakyat negara jiran itu menaruh harapan kepada
mantan Perdana Menteri periode 1981-2003 itu.
Prestasi puncak di dunia politik digapai Mahathir saat menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003. Durasi panjang itu menjadikan dia sebagai perdana menteri paling lama menjabat di Malaysia. Selama masa jabatan Mahathir sebagai Perdana Menteri, Malaysia mengalami periode modernisasi yang cepat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemerintahnya memulai serangkaian proyek infrastruktur yang berani, sumber :Kilas Balik Mahathir Muhammad.
Keterangan di atas tentu saja luput dari catatan
kita tentang Amien Rais, karena pengalaman Amien hanya tercatat sebagai
ketua MPR periode 1998-2003. Tidak ada catatan istimewa mengenai
prestasi Amien Rais, jadi sangat kontras jika kita ingin membandingkan
prestasi Amien dengan Mahathir.
Sebaliknya,
pada awal kekuasaan Mahathir di era 1981 hingga 2003, dia tercatat
sebagai pemimpin pemerintahan yang berani memulai serangkaian proyek
infrastruktur. Hal yang sama dilakukan oleh Presiden Joko Widodo sejak
awal kekuasaannya di Indonesia. Maka jika Amien Rais terinspirasi oleh
kemenangan Mahathir, harusnya juga terinspirasi dengan keberaniannya
dalam membangun Malaysia.
Lucunya, ketika Jokowi melakukan langkah
seperti dilakukan Mahathir dulu, Amien mengritiknya dengan berbagai
cara.
Keberhasilan Mahathir memperoleh
kekuasaannya kali ini, tidak lepas dari anjloknya popularitas Najib
Razak yang dirundung kasus korupsi sehingga tak pelak rakyat Malaysia
dipaksa mengambil pilihan sulit dan berisiko. Namun mereka cukup
realistis mengingat prestasi yang ditorehkan Mahathir meyakinkan
pemilihnya, guna mengembalikan kejayaan mereka seperti masa lalu.
Keyakinan
seperti dimiliki rakyat Malaysia terhadap Mahathir tentu tidak dimiliki
rakyat Indonesia terhadap Amien Rais, karena sosok ini tidak memiliki
pengalaman sehebat Mahathir. Jika dirinya mengaku sebagai remaja
kembali, kita bisa menganggapnya jargon tersebut hanya sebatas ambisi
pribadi.
Jika benar Amien Rais ingin didukung rakyat, harusnya mengambil
jalan yang sama dengan mayoritas rakyat.
Sebagaimana
tergambar dalam beberapa survei, yang sangat mudah ditangkap oleh
tokoh-tokoh nasional sekaliber Amien Rais, bahwa rakyat masih menaruh
harapan besar kepada Joko Widodo untuk melanjutkan kiprahnya menuju
Indonesia yang lebih baik.
Langkah awal
pembangunan infrastruktur yang ternyata juga merupakan cara yang
ditempuh oleh Mahathir ketika mengawali pemerintahannya dulu, semestinya
menjadi pemikiran Amien Rais, bukannya justru mengomentari kebijakan
Jokowi secara negatif, tetapi di sisi lain mengambil Mahathir sebagai
inspirasinya.
Pemilih dalam pilpres nanti tentu
sudah memiliki gambaran tentang persamaan antara Joko Widodo dengan
Mahathir Muhammad, dan perlu juga kita menyimak pujian Mahathir Muhammad
kepada pemerintah Jokowi beberapa waktu lalu sebagai berikut :
Sumber Berita : https://seword.com/politik/mahathir-yang-meyebut-presiden-joko-widodo-luar-biasa-menginspriasi-amien-rais-tantang-jokowi-rJadxbsemBagaimana penilaiannya terhadap Presiden Jokowi? Dalam wawancara eksklusif dengan CNNIndonesia, 6 September 2017, Mahathir sempat menyampaikan pujian terhadap pesatnya pembangunan di bawah pemerintahan Jokowi. Menurut dia, untuk pertama kalinya, keuangan Indonesia lebih maju dari Malaysia. "Presiden Joko Widodo luar biasa.", sumber : Mahathir Memuji Joko Widodo.
Tak Mau Dituduh Selingkuh, Tapi Tuduh Pemerintah Menyiksa Ulama, Mardani Sehat?
Mardani
Ali benar-benar politikus busuk. Dugaan bahwa dirinya benar-benar
selingkuh dengan Neno Warisman semakin menguat. Bukan karena ada bukti
semacam video “percintaan” atau chat sex ala Rizieq dan Firza, namun
karena sikap Mardani Ali sendiri.
Saya meminta
kepada masyarakat yang masih menganggap kalau Mardani Ali adalah sosok
yang bersih untuk membuka mata lebar-lebar. Tak terlalu rumit untuk
membuka kedok Mardani yang sebenarnya.
Begini,
jika Mardani Ali adalah orang yang benar-benar bersih, lurus, jauh dari
kelicikan, maka sikap yang ditunjukkan olehnya pun akan berbanding
lurus. Namun alih-alih memiliki sikap yang lurus dan konsisten, Mardani
Ali justru bersikap sebaliknya. Dia benar-benar memakai standar ganda.
Kita
belum lupa soal isu perselingkuhan yang konon dibongkar oleh akun
kakekdetektif.
Isu perselingkuhan itu kemudian menggelinding liar.
Ditambah dengan sikap Neno yang begitu totalitas dalam mengampanyekan
hastag #2019GantiPresiden dan kebersamaan keduanya yang beberapa kali
tertangkap kamera. Orang-orang mulai meyakini kalau ada hubungan spesial
antara Mardani Ali dengan Neno.
Lalu apa
tanggapan Mardani Ali?
Dia membantah isu selingkuh tersebut. Dia bahkan
sampai bersumpah demi Allah bahwa dirinya tidak selingkuh dengan Neno
Warisman. Terakhir, Mardani Ali melaporkan akun kakekdetektif ke polisi
sebagai bentuk perlawanan atas tuduhan selingkuh tersebut.
Sampai
disini, saya mengapresiasi langkah Mardani Ali. Terlebih ketika sampai
bersumpah demi Allah, maka saya simpulkan Mardani Ali tidak selingkuh
dengan Neno Warisman. Karena sangat berbahaya jika Mardani Ali
sebenarnya selingkuh dengan Neno Warisman, tapi kemudian nekat bersumpah
demi Allah hanya untuk menutupi kedok tersebut, maka azab yang akan
diterima Mardani sangatlah pedih.
Dengan
melaporkan akun kakekdetektif, sebenarnya semakin membuat saya yakin
kalau Mardani tidak selingkuh. Pasalnya Mardani siap jika harus
bertarung melawan kakekdetektif di pengadilan. Jika dirinya benar
selingkuh, tentu dia memilih tidak melaporkan akun kakekdetektif.
Namun
kemudian keyakinanku bahwa Mardani Ali tidak selingkuh semakin surut.
Saya malah menjadi curiga kalau Mardani Ali benar-benar selingkuh dengan
Neno. Bukan karena ada bukti video atau chat mesra keduanya, tapi
karena sikap “standar ganda” yang digunakan oleh Mardani.
Ketika
dirinya tidak mau dituduh selingkuh dengan Neno, tapi tanpa memakai
hati nurani, Mardani menuduh pemerintah menyiksa ulama, sehingga perlu
diganti. Bagi saya ini sebuah fitnah yang sangat keji.
Presiden Jokowi
justru orang yang sangat mencintai ulama. Ratusan ulama diundang ke
Istana. Jokowi juga kerap mendatangi ulama-ulama di berbagai wilayah
Indonesia. Jokowi yang seorang muslim bahkan menjadi muslim Indonesia
yang paling berpengaruh Dunia. Jokowi mengungguli KH. Said Aqil dan
Habib Luthfi. Dimana nalarnya ketika ada muslim berpengaruh di dunia,
dekat dengan ulama, dengan kejinya difitnah telah menyiksa ulama? Saya
yakin orang yang memfitnah ini nalarnya tidak sehat.
Mardani
Ali bahkan tidak sampai berpikir betapa sakitnya perasaan orang yang
dituduh sekeji itu. Padahal, sebelumnya dia merasa telah difitnah
berselingkuh. Harusnya dia mengerti betapa sakitnya difitnah. Harusnya
jika dia sudah merasakan sakitnya difitnah, hati nuraninya tidak akan
memfitnah orang lain. Hati nuraninya menolak untuk menyakiti orang lain
lewat fitnah itu.
Maka kemudian saya menjadi
ragu, apakah Mardani Ali benar-benar merasa sakit hati dituduh
berselingkuh dengan Neno Warisman? Soalnya kalau Mardani Ali
benar-benar sakit hati, tentu hati nuraninya akan mencegah untuk
memfitnah orang lain. Apa jangan-jangan Mardani Ali sebenarnya tidak
sakit hati karena bisa jadi isu perselingkuhan itu benar sehingga dengan
entengnya dia memfitnah orang lain?
Jika
melihat alur dan narasi yang dipakai Mardani Ali, dugaan bahwa isu
perselingkuhan antara Mardani Ali dan Neno Warisman justru diperkuat
oleh sikap Mardani Ali yang sok marah, tidak mau dituduh selingkuh, tapi
dengan tanpa merasa dosa menuduh pemerintah menyiksa ulama.
Atau
kalau ternyata Mardani Ali tidak selingkuh, yang pasti dia orang licik,
busuk, oportunis, dan menghalalkan segala cara untuk meraih ambisinya.
Hanya orang jahat yang dengan begitu teganya memfitnah Jokowi menyiksa
ulama hanya demi kekuasaan. Dia bahkan rela mendapat dosa besar yang
penting bisa meraih kekuasaan. Sebagai muslim, tentu dia paham bahwa
fitnah jauh lebih kejam dari pembunuhan dan akan mendapat dosa yang
besar. Namun memang ajaran agama, dalil kitab suci tidak berlaku lagi
jika yang ada di otak Mardani hanyalah ambisi meraih kekuasaan.Sumber Berita : https://seword.com/umum/tak-mau-dituduh-selingkuh-tapi-tuduh-pemerintah-menyiksa-ulama-mardani-sehat-ByzcIvteQ
Amien Ingin Nyapres, Koalisi Keummatan Bubar, Jokowi Duduk Manis Sambil Ngopi!
Melihat
perkembangan politik di Indonesia saat ini, entah kenapa saya merasa
yakin kalau Jokowi yang ditakdirkan oleh Tuhan menang di Pilpres 2019.
Bukan berarti saya berlagak seperti Tuhan yang bisa mengetahui apa yang
terjadi di masa depan, namun ini murni hanya keyakinan saya pribadi.
Saya tidak mengatakan Jokowi pasti menang di Pilpres 2019. Saya hanya
mengatakan saya yakin Jokowi menang di Pilpres 2019. Karena ini
keyakinan saya, bisa jadi benar dan bisa jadi salah.
Bahkan,
Jokowi tak melakukan apapun saat ini, kemenangan di Pilpres 2019
semakin terlihat nyata. Jokowi tinggal mengerjakan pekerjaan di sisa
jabatannya saja sepertinya sudah cukup untuk memenangkan Pilpres 2019.
Tak perlu mengcounter apalagi melakukan serangan balik ke lawan. Jokowi
tingga duduk manis sambil ngopi menunggu saat kemenangannya tiba.
Begini,
mungkin pernyataan-pernyataan saya terlalu berlebihan. Silahkan jika
ada yang menilai seperti itu. Yang pasti saya hanya ingin menyampaikan
apa yang saya yakini.
Jika diperhatikan,kekuatan
lawan Jokowi makin kesini makin rontok, amburadul, dan semakin terpecah
belah. Bukan karena Jokowi melakukan serangan yang memoprak-porandakan
mereka. Jokowi bahkan hanya diam. Namun semua itu karena lawan-lawan
Jokowi adalah sosok yang sama-sama ambisius dan sama-sama egois. Tak ada
yang mau mengalah demi memenangkan Pilpres 2019. Masing-masing ingin
dirinya yang maju melawan Jokowi.
Jika kubu
Prabowo dan SBY ada yang mau mengalah dan mau bekerja sama, keduanya
akan memiliki kekuatan yang cukup mumpuni untuk menjegal Jokowi. Namun
apa yang terjadi? SBY emoh berkoalisi denan Gerindra karena ingin AHY
yang maju capres. SBY enggan AHY hanya menjadi cawapres Prabowo.
Kalaupun jadi cawapres, SBY ingin AHY menjadi cawapres Jokowi, bukan
Prabowo. Karena sama-sama egois, akhirnya tidak ada koalisi antara SBY
dan Prabowo. Dengan berjuang sendiri-sendiri melawan Jokowi, kekuatannya
tentu tidak sehebat jika keduanya bersatu.
Partai-partai
yang disebut-sebut mendukung Prabowo juga ternyata egois dan
mengedepankan politik transaksional. PKS hanya mau mendukung Prabowo
jika dapat jatah cawapres Prabowo. Sohibul Iman mulai berani mengancam
hanya akan mendukung Prabowo jika dapat jatah cawapres.
PAN
pun yang disebut-sebut hendak mendukung Prabowo juga makin tidak jelas
identitasnya. Amien Rais sejak awal begitu getol mendukung Prabowo,
meminta seluruh kader PAN mendukung Prabowo, tapi Zulkifli Hasan tidak
segera melakukan deklarasi mendukung Prabowo. Zulkfili Hasan justru
disebut-sebut lebih condong mendukung Jokowi. Amien Rais sendiri awalnya
berharap jika Prabowo menggandeng kader PAN sebagai cawapres.
Namun
entah kenapa tiba-tiba Amien Rais berubah pikiran. Syahwat Amien Rais
untuk nyapres kembali bangkit setelah melihat kemenangan Mahathir di
pemilu Malaysia. Seolah-olah tiba-tiba tumbuh keyakinan di hati Amien
Rais bahwa dirinya mampu melakukan hal yang sama seperti Mahathir.
Akhirnya Amien Rais goyah. Dukungannya ke Prabowo bisa dikatakan sudah
pupus. Amien Rais kembali berambisi untuk nyapres. Ini tentu menjadi
pukulan yang telak bagi kubu Prabowo.
Koalisi
keummatan yang dibentuk atas restu Rizieq Syihab akhirnya bubar ketika
masih seumur jagung. Mumpung koalisi tersebut masih sebatas wacana, jadi
tidak masalah jika bubar. Tidak masalah jika Amien Rais tak peduli lagi
dengan kolisi keummatan, asalkan dirinya bisa nyapres. Hehe
Pada
akhirnya, koalisi melawan Jokowi semakin tidak jelas arahnya kemana.
Gerindra, PKS, PAN sama-sama egois. Tidak ada yang mau mengalah.
Akhirnya mereka bubar dengan sendirinya tanpa intervensi dari luar.
Rizieq dan FPI pun jadi bingung mau mendukung siapa. hehe
Padahal,
jika mereka mau bersatu dan mengalah, mereka akan menjadi koalisi yang
cukup kuat. Saya membayangkan jika Demokrat, Gerindra, PKS, PAN, mau
berkoalisi, siapapun capres dan cawapres yang mereka usung, mereka
memiliki potensi yang cukup besar untuk memenangkan Pilpres 2019. Namun
sayangnya, mereka enggan mengalah, mereka lebih mengedepankan ego
masing-masing. Ya sudah lah!
Bandingkan dengan
koalisi Jokowi yang benar-benar solid mendukung Jokowi. Mereka tidak
egois. Mereka mendukung siapapun calon yang dipilih oleh Jokowi menjadi
cawapres meskipun partai-partai tersebut memiliki harapan kadernyalah
yang dipilih Jokowi. Tapi mereka sudah mantap, siapapun cawapres Jokowi,
akan mereka dukung.
Oleh sebab itu, saya pikir
saat ini Jokowi tak perlu capek-capek berkampanye. Jokowi cukup duduk
manis, bersantai ria sambil menikmati secangkir kopi, serta melihat kubu
lawan saling egois, tidak ada yang mau mengalah, dan akhirnya bubar
dengan sendirinya. heheSumber Berita : https://seword.com/politik/amien-ingin-nyapres-koalisi-keummatan-bubar-jokowi-duduk-manis-sambil-ngopi-SkIlGUceQ
BURUKNYA KOMUNIKASI JOKOWI
"Jokowi programnya
bagus-bagus, tapi komunikasinya yang buruk.."
Keluh saya dalam sebuah diskusi
di warung kopi. Diskusi malam hari dengan dentingan gelas berisi kopi dan tidak
lupa tahu isi sebagai penyemangat. Malam ini cuaca cerah dan cenderung panas.
"Banyak program Jokowi yang
tidak terkomunikasikan dengan baik. Para Menteri terpaku hanya memberikan
informasi tapi tidak berkomunikasi. Padahal rakyat butuh komunikasi sebagai
unsur kedekatan. Kalau informasi mereka bisa dapat darimana saja, tapi tidak punya
pengaruh apa-apa.."
Saya mencoba menggambarkan apa
yang dilakukan Jokowi saat dia menjadi Walikota Solo dan memindahkan pedagang
barang bekas di Taman Banjarsari ke pasar yang baru dibangunnya..
"Jokowi sebenarnya melakukan
penggusuran, meski dihaluskan dengan nama relokasi. Tapi bukan itu yang
membuatnya terkenal, karena banyak kepala daerah yang punya program relokasi
yang sama..
Menariknya Jokowi, ia membuat
arak-arakan pada saat relokasi itu dengan gaya Keraton. Ia tidak sibuk
menyampaikan informasi dengan berbagai alasan kenapa pedagang itu dipindah dari
Taman ke Pasar. Ia juga tidak sibuk dengan informasi berupa angka-angka yang
membuat masyarakat pusing karena ketidakmampuan mencerna..
Jokowi membangun komunikasi
dengan gaya baru. Relokasi yang selalu diartikan negatif, dirubahnya dengan
sudut pandang yang berbeda. Yang terjadi, rakyat melihat arak-arakan itu
sebagai karnaval bukan penggusuran secara halus. Bukankah ini gaya komunikasi
yang hebat ?
Para praktisi pemasaran pasti
paham bagaimana cara memasarkan barang yag kurang diminati menjadi laku
terbeli.
Contoh, asuransi. Siapa yang mau
beli asuransi kematian disaat orang lain menghindar dari topik tentang mati ?
Tapi gaya bahasa asuransi yang merubahnya menjadi "jiwa" dan mengajak
orang berfikir tentang masa depan orang yang ditinggalkan, membuat asuransi
kematian menjadi hal yang utama dalam kehidupan seseorang.
Itulah contoh gaya bahasa
komunikasi, tanpa berbicara angka tetapi membangun emosi. Karena pada dasarnya
orang banyak membeli sesuatu bukan berdasarkan fungsi, tetapi letak kekuatannya
ada di pembangunan emosi.."
Aku mengambil tahu isi yang
tinggal satu biji. Aku tahu temanku mengincarnya. Daripada habis dilahapnya,
mending kuserobot duluan. Kulihat temanku kecewa berat karena dia dalam kondisi
rasa lapar yang puncak-puncaknya.
"Lihat saja sekarang, banyak
program Jokowi yang bagus-bagus seperti KIP, KIS sampai bagi-bagi sertifikat.
Tapi sebagian besar hanya berupa informasi tanpa sebuah agenda besar membangun
komunikasi berdasarkan emosi kenapa warga membutuhkan itu ?
Akhirnya program-program bagus
itu banyak tertelan oleh narasi lawan politiknya yang selalu membangun narasi
ketakutan, takut akan aseng, takut akan tenaga kerja asing, takut bangkitnya
PKI dan segala macam.."
"Kenapa bisa begitu ya
?" Tanya seorang teman yang tertarik melihat sudut pandang berfikirku..
Kuseruput kopiku yang masih panas
dan hitam sehitam hati temanku yang tidak dapat tahu isi itu..
"Karena proses komunikasinya
diserahkan pada birokrat yang tidak paham bagaimana berkomunikasi yang benar.
Seharusnya pemerintahan Jokowi
menganggarkan dana untuk membangun komunikasi program-programnya kepada
masyarakat dengan menyewa pakar dan team komunikasi yang benar, para praktisi
yang memang sehari-harinya berkecimpung di bidang periklanan untuk membangun
cerita dibalik program yang diluncurkan. Apa, kenapa, mengapa dan tujuannya
kemana..
Itu penting supaya masyarakat
bisa mendapat cerita dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya dicekoki
angka-angka pertumbuhan yang bikin rambut tambah beruban.."
Makin hangat pembicaraan.
"Coba perhatikan komunikasi
perusahaan Gojek diawal-awal mereka berkibar. Mereka tidak berbicara tentang
Ojek sebagai kendaraan, tapi fokus pada testimoni dari mereka yang mendapat
lapangan pekerjaan..
Itu baru namanya cara
berkomunikasi.
Seperti membangun jalan tol.
Seharusnya pemerintah Jokowi bukan sibuk memamerkan jalan tol yang baru
dibangun sebagai sarana mudik yang bersifat sementara, tapi mengedukasi apa
dampak jangka panjang dari pembangunan infrastruktur dalam bentuk komunikasi
yang indah.."
Temanku manggut-manggut sambil
menarik janggutnya yang cuman selembar, mati segan tumbuhpun enggan..
Entah dia mengerti atau
pikirannya sedang terintimidasi dengan ketakutan, "Ini siapa yang bayar
??"
Aku tak perduli. Seperti biasa
kuserahkan pada dia yang ahli...
Seruput...
Saiful Huda: Strategi Jitu Relawan Harimau Jokowi
BANDUNG – Berbeda dari
kebiasaan organisasi relawan pada umumnya, HARIMAU JOKOWI yakni sebuah
organisasi relawan pasukan khusus elit advokat yang menyatu bersama para
aktivis pergerakan petarung di berbagai kota atau daerah ini, akan
menggunakan strategi pembentukan organisasinya tidak secara dari atas ke
bawah (Top down), melainkan dibalik dari bawah ke atas (Bottom up).
Bagaimana penjelasannya?
Baca: Saiful Huda: Bangkitnya Pasukan Harimau Jokowi
Begini, jadi setelah saya menerima
berbagai pengaduan dari banyak orang atau kelompok yang merasa was-was
karena mendapatkan intimidasi atau bahkan persekusi dari orang-orang
atau kelompok lainnya yang memendam kebencian besar pada Pemerintahan
Jokowi karena pengaruh fitnah dan virus radikalisme agama, maka saya
berpikir keras untuk membantu orang-orang seperti itu secara serius. Dan
mengingat karena banyaknya pengaduan ke saya dari sana sini, akhirnya
saya berpikir tak bisa lagi membela mereka sendirian namun harus melalui
pergerakan besar. Akhirnya saya temukanlah ide untuk membentuk
organisasi HARIMAU JOKOWI.
Saya nyatakan kemudian ide saya tersebut
pada sahabat-sahabat terdekat saya, baik itu dari kalangan advokat
senior, politisi senior, pengusaha dan juga aktivis pergerakan. Hasilnya
mereka semua menyepakati bahwa ide ini harus segera diwujudkan. Lalu
saya mulailah lobi-lobi khusus ke para elit politik tanpa harus saya
jelaskan disini demi terjaganya rahasia organisasi. Yang jelas mereka
semua adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh besar di Republik ini.
Baca: Saiful Huda: Perang Total Politik Jokowi
Konsep organisasi (AD/ART Organisasi)
kami buat, logo, kop surat, desain spanduk, kaos dlsb. Kami persiapkan
hingga dapat memberi kesan warna yang indah dan sangar bagi HARIMAU
JOKOWI yang siap melawan para perusuh negara ini. Kami menangkap suasana
batin anak-anak bangsa yang menginginkan tidak saja memberikan
perlawanan lembut penuh semangat pencerahan pada para mereka yang
terkapar virus radikalisme agama, melainkan juga yang menginginkan Teror
dibalas Teror! Brutalisme dilawan dengan terkaman HARIMAU JOKOWI!.
Agar organisasi ini nantinya tidak
menjadi organisasi jalanan yang akan membuat segala tindakannya tidak
terkontrol dengan baik hingga malah menjadi persoalan baru bagi negara,
maka kami tentunya akan menjalin kerjasama yang baik dengan para aparat
kepolisian dan TNI dari pusat hingga daerah. Jadi kalau sampai
diperlukan penyerbuan ke jantung lawan atau para perusuh negara yang
gemar melakukan persekusi dan teror, maka Pasukan Elit Advokat dan
Aktivis Pergerakan yang terhimpun dalam HARIMAU JOKOWI ini akan
melakukannya bersama aparat keamanan negara yang mempunyai kewenangan
konstitusional untuk melakukan hal itu.
Baca: Saiful Huda: Jokowi Jagonya Presiden Indonesia
Strategi Bottom up (dari bawah ke atas)
maksudnya, bahwa pendirian organisasi ini murni dari keinginan
masyarakat bawah dan bukan keinginan dari para pejabat negara, meski
Ketua Dewan Pembinanya adalah seorang Jenderal Purnawirawan (Moeldoko)
yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Oleh karena
itu, pembentukan organisasinyapun bisa dimulai dari bawah.
Kelompok-kelompok masyarakat yang ingin mendirikan dan
mendeklarasikannya bisa langsung menghubungi saya sebagai Ketua Umum
Dewan Pengurus Pusat HARIMAU JOKOWI. Dan setelah saya setujui silahkan
membentuk organisasi HARIMAU JOKOWI di daerah atau di negara tempat
tinggalnya masing-masing dan saya bersama beberapa pengurus pusat
lainnya akan datang untuk mensahkannya.
Organisasi HARIMAU JOKOWI bersifat Satu
Komando Satu Pergerakan, artinya jika belum ada komando dari Ketua Umum
DPP HARIMAU JOKOWI maka pengurus organisasi HARIMAU JOKOWI di tingkat
Provinsi atau Kabupaten dan Kota tidak boleh melakukan tindakan yang
sangat berpotensi mendatangkan bahaya atau ancaman serius bagi
kelangsungan hidup organisasi dan para pengurusnya. Jadi semua tindakan
untuk menyikapi pihak perusuh negara harus melalui persetujuan Ketua
Umum Organisasi. Dan agar sikap Ketua Umum Organisasi tidak tergelincir
pada tindakan diktator, maka sebelum Ketua Umum memberikan instruksi,
tentu Ketua Umum akan terlebih dahulu melakukan rapat khusus internal
Dewan Pengurus Pusat dan meminta saran terlebih dahulu pada Ketua Dewan
Pembina dan Ketua Dewan Penasehat Organisasi HARIMAU JOKOWI.
HARIMAU JOKOWI sebuah organisasi pasukan
khusus elit advokat dan aktivis pergerakan petarung hadir di Nusantara
ini bukan hanya untuk menerkam para perusuh negara, melainkan pula untuk
memberi pencerahan-pencerahan intelektual untuk mengobati jutaan
anak-anak bangsa yang terkapar virus radikalisme agama. Para pengurus
HARIMAU JOKOWI terdiri dari berbagai anak bangsa yang berlatar belakang
agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu dengan maksud
untuk melakukan pergerakan penumpasan ideologi terlarang di para
pengikut agamanya masing-masing agar kembali pada Pancasila dan NKRI.
HARIMAU JOKOWI! Auuuuummmm!!! KAMI DATANG RADIKALISME HILANG!!! Salam
juang!. (SFA)
Sumber: Akun Facebook Saiful HudaSumber Berita : http://www.salafynews.com/saiful-huda-strategi-jitu-relawan-harimau-jokowi.html
Saiful Huda: Bangkitnya Pasukan Harimau Jokowi
BANDUNG – Pasukan
Khusus Advokat dan Aktivis Jalanan Relawan Jokowi. Memperhatikan begitu
banyaknya orang-orang yang meminta bantuan pada saya melalui WA atau
Messenger karena mendapatkan ancaman dari berbagai orang atau kelompok
yang membenci Pemerintahan Jokowi, maka dengan ini saya merasa perlu
untuk membentuk semacam “Pasukan Khusus” Advokat dan Aktivis yang siap
terjun ke lapangan untuk memberi bantuan hukum juga bantuan serangan
politik kepada mereka yang meminta bantuan kepada kami.
Baca: Saiful Huda: Perang Total Politik Jokowi
Saya akan memilih sahabat-sahabat
advokat dan aktivis (tidak harus advokat) yang pemberani dan siap saya
pimpin untuk menghadapi mereka yang sering menebar teror atau ancaman
baik fisik maupun hukum yang berupa laporan ke pihak pihak tertentu.
Organ relawan ini akan saya namai HARIMAU JOKOWI.
Jika kalian para sahabat-sahabat saya
memang benar-benar menginginkan adanya organ ini, silahkan kalian
memberi dukungan penuh pada kami dengan semampu kalian, dan akan segera
kami wujudkan ide ini, mengingat saat ini kita telah memasuki
tahun-tahun politik yang bisa sewaktu-waktu berubah panas.
Baca: Saiful Huda: Jokowi Jagonya Presiden Indonesia
Harimau Jokowi akan hadir bukan hanya
untuk memberi perlawanan sengit secara hukum maupun politik pada
pihak-pihak pengacau, melainkan yang paling utama adalah untuk
mendinginkan suasana politik kebangsaan dan mengembalikan para pelaku
politik dan pemerhatinya agar kembali berpikir logis, demokratis dan
menjauhkan diri dari tindakan-tindakan radikalisme yang membahayakan
persatuan dan kesatuan nasional. Pendek kata, mereka baik kita akan
hadapi baik, tapi jika mereka brutal maka HARIMAU JOKOWI juga akan siap
menerkamnya.
Baca: Saiful Huda: Jokowi Sang Mujahid
Demikian ide ini kami sampaikan, bagi
para sahabat yang tertarik silahkan bergabung atau mendukung dengan
berbagai caranya karena kami pikir inilah saatnya kita bisa bersikap
tegas pada para pengacau negara. Terimakasih. Salam hormat. (SFA)
Sumber: Akun Facebook Saiful Huda EMS
Saiful Huda: Perang Total Politik Jokowi
BANDUNG – Dari berbagai
sumber yang terpercaya, saya mendapat informasi bahwa pemerintah kita
bersama aparatur keamanannya, dan dibantu oleh beberapa tenaga
profesionalnya telah bergerak habis-habisan untuk menyerang
kelompok-kelompok intoleran pembuat rusuh negara dengan berbagai cara.
Situs-situs pengobar kebencian sudah berhasil direbut dan diduduki
hingga adminnya terbongkar dan terusir. Orang-orang yang menebarkan
berita hoax, penuh kebencian sudah mulai ditangkapi satu persatu di
banyak daerah.
Baca: Denny Siregar: Gaya Politik Jokowi Pusingkan Lawan dan Kawan
Saya melihat Presiden Jokowi yang
sekilas tampak klamar-klemer itu sesungguhnya adalah sebuah pribadi yang
sangat kuat, tangguh dan memimpin dengan kebijaksanaan. Jokowi kini
mulai menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya, sebagai “Panglima
Perang” yang memerintah pasukan tempur politiknya dengan kode-kode
bahasa politik yang sangat terampil. Para mantan Panglima TNI selain
Gatot dan lainnya, serta aktivis-aktivis pergerakan tangguh berbaris
rapih di belakangnya dan mengikuti semua instruksi perang politiknya.
Beberapa saat setelah terjadi pengeboman
oleh teroris di Surabaya saya telah katakan, bahwa Presiden Jokowi dan
KAPOLRI akan memberi kejutan pada kalian, dan kalian akan semakin bangga
dengan ketegasannya. Nyatanya benar, hanya dalam hitungan hari semua
anggota DPR serentak menyetujui disahkannya RUU Anti Terorisme. Tiada
seorang anggota DPR pun yang berani menolaknya, meski sebelumnya banyak
di antara mereka yang koar-koar menentangnya. Kenapa semua itu bisa
terjadi? Karena mereka melihat Presiden Jokowi mulai “galak” dan tak mau
lagi bermain-main dengan keadaan. Siapapun yang menghalanginya akan
ditumpas, mesk tetap dengan cara-caranya yang konstitusional!. “Sahkan
RUU Anti Terorisme atau akan saya keluarkan PERPPU!”. Begitulah
kira-kira ancaman Jokowi pada pendukung-pendukung terorisme di DPR.
Baca: Denny Siregar dan Tendangan Maut Pakde Jokowi Hadapi Isu dan Lawan Politiknya
Terorispun mulai dikejar dimana-mana dan
yang melawan langsung ditembak mati oleh aparat keamanan yang mengikuti
instruksi KAPOLRI yang tiada lain ada dalam kendali Presiden Jokowi.
RUU Anti Terorisme disahkan dan TNI bersama POLRI mulai melebur siap
menumpas para teroris dimana-mana. Hari ini kita mendengar ada Mahasiswa
Indonesia yang dapat beasiswa belajar di Jerman dan bicara menghasut
orang yang menuduh Teroris itu dipelihara oleh negara, langsung dikejar
oleh aparat keamanan kita. Pemerintah dalam kendali Presiden Jokowi
nyata tidak ingin memberi tempat lagi bagi para perusuhnya. Seminar HTI
yang rencananya hari ini digelar di Bandung pun dihentikan paksa oleh
aparat keamanan hingga seminar HTI tak jadi digelar.
Inilah perang total politik Jokowi yang
membuat lawan-lawan politiknya seperti Prabowo dan SBY terpaksa
berkumpul bersama untuk menjajaki koalisi menghadapi ketangguhan Jokowi.
Mereka bertemu di rumah Hatta Rajasa dengan dalih mau tahlil atau
melayat almarhum menantunya. Mereka seperti nampak merinding akan apa
yang diperbuat oleh Jokowi terhadap mereka yang selama ini bersekutu
dalam barisan Parpol Oposisi Norak Gerindra, PKS dan PAN plus Demokrat.
Karenanya, sejak saat itu mereka tak lagi berani bersuara menyinggung
Jokowi dan hanya bicara soal kemungkinan berkoalisi untuk Pilpres saja.
Baca: Saiful Huda Bongkar Politik Kotor PKS di Jawa Barat
Presiden bersama TNI dan POLRI sudah
mulai kompak menghajar para perusuh negara baik melalui cara diam-diam
maupun terang-terangan, sudah sewajarnya pula kita sebagai pecinta dan
pendukung setia Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika harus mulai lebih pro
aktif bergerak di berbagai lini untuk memerangi mereka yang berkhianat
pada negara. Beri mereka pelajaran berharga agar lebih mengerti
bagaimana mereka dapat menghormati keringat dan darah perjuangan para
pahlawan bangsa yang mati-matian berjuang untuk kemerdekaan Indonesia
dan bersepakat menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Jangan beri
tempat bagi siapapun yang ingin merubah Pancasila dan melenyapkan NKRI
degan berbagai dalihnya, tak terkecuali dengan cara menjadikan agama
sebagai tipu muslihat untuk menutupi kejahatan kemanusiaannya dan hasrat
buas untuk meraih kekuasaan yang diinginkannya!. (SFA)
Sumber: Akun Facebook Saiful Huda EmsPenulis: Saiful Huda Ems (SHE). Advokat dan Penulis serta Pemerhati Politik Indonesia
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/saiful-huda-perang-total-politik-jokowi.html
Saiful Huda: Jokowi Jagonya Presiden Indonesia
BANDUNG – Yang
menginisiasi dan merencanakan hingga mendapatkan izin untuk pembangunan
Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat itu Gubernur Danny Setiawan
(bukan Gubernur Aher), sedangkan yang mempercepat pembangunannya dan
yang meresmikannya itu Presiden Jokowi.
Baca: Saiful Huda Semprot Fadli Zon Soal Terorisme ‘Politisi Dungu dan Malas’
Kalau Gubernur Aher mungkin hanya sibuk
menyiapkan para operator politiknya untuk teriak-teriak di medsos saja,
seolah-olah bandara itu hasil kerja Gubernur Aher. Makanya jangan heran
ketika Aher nulis status di facebook, Aher tidak menyebut dirinya tapi
yang komen semuanya seolah “mengelu-elukan” Aher. Strategi kampanyenya
sepintas terlihat lumayan pinter.
Oleh sebab itu, masyarakat Jawa Barat
harusnya mengucapkan banyak-banyak terimakasih ke mantan Gubernur Jabar
Danny Setiawan dan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Jangan ke Aher
karena Jabar dalam kepemimpinan Aher hanya memunculkan banyak kaum
radikalisnya, yang jadi bibit teroris dimana-mana.
Baca: Advokat Saiful Huda Bongkar Jejak Politik Amien Rais
Skema pembiayaan Bandara Internasional
Kertajati Jawa Barat itu sebesar 2,1 Trilyun, yang antara lain 750
milyar dari APBD Pemprov Jabar dan 750 milyar dari APBN atau Pemerintah
Pusat, sedangkan sekian ratus milyar lebih sisanya dari swasta atau
pinjaman Bank.
Biaya dari APBN atau dalam hal ini dari
Kementrian Perhubungan digunakan untuk pembangunan dari sisi udara
semisal runway, taxiway, apron dll. Sedangkan biaya dari APBD Pemprov
Jabar digunakan untuk pembangunan dari sisi daratnya.
Baca: Saiful Huda: Jokowi Sang Mujahid
Sudah faham ya? Sudah jelas ya? Dan
jangan lagi teriak-teriak hidup Aher! Hidup Aher! Gak malu apa selama
dua periode kepemimpinan Aher di Jabar proyek bandara itu hampir
mangkrak? Untung ada Jokowi Jagonya Presiden Indonesia, Bandara
Internasional Kertajati langsung diselesaikannya. Sekali lagi, Jokowi
pancen Jagonya Presiden Indonesia. (SFA)
Sumber: Akun Facebook Saiful Huda EMSSumber Berita : http://www.salafynews.com/saiful-huda-jokowi-jagonya-presiden-indonesia.html
Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Senin/11062018/12.51Wita/Bjm