» » » » » » Selain Loksado ternyata ada juga Bamboo rafting diSungai Kiram, kaki Gunung Pematon Kab.Banjar

Selain Loksado ternyata ada juga Bamboo rafting diSungai Kiram, kaki Gunung Pematon Kab.Banjar

Penulis By on Jumat, 08 Desember 2017 | No comments

Paman Birin Launching Wisata Bamboo Rafting Desa Kiram

Jeramnya Lumayan, Aksesnya Edan

PROKAL.CO, MARTAPURA - Bamboo rafting di Loksado kini memiliki pesaing. Wisata mengarungi jeram dengan menaiki lanting itu kini hadir di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor meluncurkannya kemarin (7/12) pagi.
Persisnya di Sungai Kiram, kaki Gunung Pematon. Paman Birin mengajak pejabat pemprov, tamu undangan dan awak media untuk menjajal bamboo rafting di Sungai Kiram. Ada selusin joki lanting yang didatangkan Paman Birin dari Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Radar Banjarmasin menaiki lanting yang dibawa Amang Acun, 50 tahun.
Acun menjadi joki lanting sejak remaja. Sekarang ia sudah punya lima anak dan dua cucu. Selama 35 tahun menjadi joki, catatan Acun tanpa cela. Tak pernah sekalipun lanting yang ia kemudikan terbalik dan menceburkan penumpangnya. "Kita beruntung dua malam berturut-turut diguyur hujan deras. Kalau tidak, sulit melanting di sini," ujarnya. 


Berbeda dengan Sungai Loksado yang bisa disusuri pada musim kemarau atau hujan, Sungai Kiram masih sangat tergantung pada curah hujan. Jika surut, Acun pesimis penumpang bisa terhibur karena arus sungai bakal monoton. Rute menyusuri Sungai Kiram juga lebih pendek. Bisa ditempuh selama 40 menit pada kondisi air pasang. Sementara Loksado lebih panjang, baru tembus setelah disusuri selama dua jam.
Dari kejernihan air, Sungai Kiram juga lebih keruh. Ini dampak luberan galian tanah merah. Dari penambangan galian C di sekitar bantaran sungai. Bukan hanya jeramnya arus sungai atau warna air, bambu yang tumbuh di Kiram juga disebutnya berbeda. Bambu adalah bahan baku utama untuk membuat lanting alias rakit bambu. "Lebih tipis dan cepat rusak. Makanya kawan-kawan lebih memilih membawa bambu Loksado. Satu truk penuh yang diangkut kemari," beber Acun.
Kelebihannya, bamboo rafting versi Kiram lebih dekat dengan ibukota provinsi. Antara Banjarmasin dan Banjarbaru hanya berjarak 35 kilometer. Ditambah 17 kilometer dari Gunung Kupang ke Kiram.
Bandingkan misalnya dengan jarak Banjarmasin dan Kandangan yang jauhnya 143 kilometer. Belum ditambah jarak 40 kilometer dari Kandangan menuju Loksado. Bamboo rafting Sungai Kiram cocok bagi wisatawan yang tak bisa berlama-lama di Banua.
Wisatawan yang tak bisa berenang juga tak perlu khawatir. Kedalaman maksimal Sungai Kiram hanya dua meter, bandingkan dengan Loksado yang bisa mencapai enam meter. Rompi pelampung juga tersedia di dermaga lanting untuk menjamin keamanan wisatawan. 


Namun, yang paling disorot adalah akses menuju Sungai Kiram. Berupa jalan tanah liat yang belum dikeraskan dengan kerikil atau diaspal mulus. Sehabis diguyur hujan, jalan berubah bak bubur.
Tak sedikit mobil tamu yang terjebak lumpur. Motor trail pun jatuh tergelincir. Apalagi jika hanya menaiki motor bebek atau matic. Tak sedikit pengunjung yang ciut nyalinya. Memilih memarkir sepeda motornya di tepi jalan untuk kemudian berjalan kaki.
"Licin sekali. Tadi roda motor sempat terjebak di lumpur. Pokoknya edan lah," kata Mahmud, mahasiswa yang ingin berkunjung ke sana kemarin siang. Saran Mahmud, jalan itu harus lekas dibenahi. Jika tak ingin wisatawan kapok ke Kiram.
Paman Birin mengakui, bamboo rafting Kiram memang lebih ditujukan pada tamu-tamu luar daerah yang punya waktu kunjungan sempit. Ia sering berniat mengajak tamu dari pemerintah pusat untuk ke Loksado, tapi terganjal waktu tempuh. "Loksado memang lebih eksotis. Hutannya masih bagus, susur sungainya juga lebih lama, lebih puas! Tapi jarak bandara dan Kiram kan hanya satu jam. Itu kelebihannya," jelasnya.
Disinggung soal jalan, ia memastikan masalah itu bakal dibereskan dalam waktu dekat. "Jalan di luar sudah diaspal semua, di sini saja yang masih tanah. Karena barusan hujan jadi berat. Walaupun saya kira itu nilai tambah untuk tantangannya," pungkas Birin.

BERCEBUR RIA - Paman Birin dan undangan bercebur ria di Sungai Kiram usai menjajal jeram dengan lanting bambu. Foto: Syarafuddin/Radar Banjarmasin
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/12666-paman-birin-launching-wisata-bamboo-rafting-desa-kiram.html

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Sabtu/09122017/09.40Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya