Tidakkah Kalian, Saya, Kamu, Kita dan Mereka tidak ingin agar bangsa ini menjadi Bangsa yang terkenal karena Perbedaannya tetapi tetap Bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika dan Persatuan NKRI, terutama ketika mengalami masalah, semisal terus sigap dalam menghadapi masalah Virus Corona ini, tapi perlu dingat jangan sampai PANIK, apalagi berlebihan dalam bertindak. InsyaALLAH, ALLAH SWT akan selalu memberikan Perlindungan bagi Bangsa Indonesia seluruhnya baik Pemerintah dan Masyarakatnya.
Mengapa Migo Berita mengangkat Judul INDONESIA Bersatu : Bantu Presiden Jokowi, BNPB yang membawahi BIN, Polri dan TNI hadapi para "MAFIA" isu Corona dan lainnya.
Ini disebabkan tidak lain dikarenakan, beliau Pak Presiden Republik Indonesia Jokowidodo adalah salah satu Putra Terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini, beliau begitu banyak mengahadapi musuh Terbesar Bangsa ini , yaitu KORUPSI. Dimana para Mafia yang mencengkram bangsa Indonesia saat ini semakin sempit pergerakannya karena kebijakan-kebijakan yang diambil Jokowi sudah sangat Merugikan mereka, contohnya para Mafia Migas, mereka sekarang tidak bisa semaunya menaikkan dan menurunkan harga dengan cara PETRAL dibubarkan, walaupun tentu jejak-jejak mereka masih ada. Namun berkat bimbingan Allah SWT, pak Jokowipun mulai menjadikan menteri-menteri bertaji, semisal Menteri BUMN saat ini Erik Tohir, dimana lewat kebijakannya pak Erik mengangkat Basuki Tjahaya Purnama (Pak AHOK mantan Gubernur DKI Jakarta) menjadi Komisaris Pertamina, dimana salah satu terobosan pak Ahok adalah dengan aplikasi My Pertamina dan pembayaran lewat Link Aja, maka sistem digitalisasi memudahkan memantau SPBU SPBU yang konsumennya "Berulang-ulang" membeli bahan bakar bersubsidi secara Online sehingga Petugas SPBU dan Konsumen pun bisa terpantau, walau tentu aplikasi ini bisa saja nanti ada celahnya juga buat para Mafia untuk berbuat curang.
Selanjutnya di MAFIA Pendidikan (ada keluhan meminta biaya-biaya ini itu disekolah tanpa ada dasar dari UU Daerah dan Pusat), lewat keberanian Pak Jokowi mengangkat mantan bos GOJEK , Bapak Nadim menjadi menteri Pendidikan, ada kebijakan yang sangat Fenomenal saat ini, yaitu dana BOS langsung masuk kerekening Sekolah, ini tentunya memutus mata rantai birokrasi yang biasa parkir dulu uangnya di Dinas Pendidikan didaerah masing-masing, sehingga diharapkan Kepala-kepala Sekolah yang memang JUJUR dan IKHLAS menjual/menggadai assetnya demi membayar operasional sekolah bisa ditiadakan, minimal bisa ditekan, apalagi kebijakan Dana BOS boleh dipakai maksimal 50 persen untuk menambah gaji Guru-guru Honorer atas kebijakan Kepala Sekolah atau Plt masing-masing sekolah, ini membuat angin segar buat para Guru Honorer selain mendapat dana BOSDA juga bisa mendapatkan Gaji tambahan dari dana BOS sekolah.
Kemudian banyak lagi para MAFIA lainnya, semisal yang ada di Perdagangan, adanya penimbunan masker, gula dan lainnya tanpa memikirkan nasib sesama anak bangsa demi kenyang sendiri.
Mafia Kesehatan juga, ketika Virus Corona terjadi jangan sampai ada pihak-pihak terntentu yang mengambil untung dengan menjual seenaknya harga-harga alat-alat kesehatan sehingga tidak bisa terbeli oleh masyarakat Menengah kebawah.
Mafia Hukum, masih banyak dianggap masyarakat dan Netizen Online bahwa Hukum masih Tajam Kebawah namun Tumpul Keatas.
Serta mafia-mafia lainnya, jadi akhir kata lebih baik kita sebangsa setanah air, baik warga negara biasa, pemerintah dan TNI POLRI bersatu-padu menghadapi ancaman dari manapun, baik Ancaman Perang Nyata semisal mengahadapi langsung Musuh (Negara lain) atau Ancaman Perang Tidak Nyata atau sebenarnya berwujud tapi tak nampak dalam pandangan mata biasa semisal Virus Corona (Bahkan ada yang bilang ini adalah Perang Biologis), semoga Allah SWT Sang Maha Pencipta selalu Melindungi Republik Indonesia dari ancaman dalam negeri maupun luar negeri.. Ancaman yang Nyata maupun yang tidak Nyata... InsyaAllah.
(Migo Berita / Rabu/180320/10.56Wita/Bjm)
Fakta-fakta Unik Virus Corona, dari Ciri-ciri, Bentuk Hingga Penyebarannya
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sejak awal 2020, dunia digemparkan dengan sebuah virus yang menyerang pernapasan manusia dan dapat menyebabkan kematian.
Virus yang dinamakan SARS-CoV-2 tersebut berasal dari Wuhan, China, dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.
Hingga Selasa (17/3/2020), jumlah kasus terinfeksi mencapai 183.202 orang di 162 negara, dengan angka kematian 7.177 orang dan total pasien sembuh sebanyak 79.905 orang.
Di Indonesia sendiri, virus tersebut baru ditemukan pada awal Maret, hingga saat ini jumlah pasien positif terjangkit virus corona tercatat 172 kasus.
Lalu, sebenarnya apa itu virus corona?
Virus corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluarga virus yang menaungi virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012.
Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Nama ini diberikan karena bentuk virus corona menyerupai mahkota.
Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akronim dari coronavirus disease 19.
Bagaimana gejala Covid-19?
Ciri-ciri virus corona hampir mirip dengan gejala flu, di antaranya:
Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
Batuk kering
Lemas
Sakit tenggorokan
Sesak atau kesulitan bernapas
Sakit kepala
Namun, masa inkubasi virus ini sekitar 14 hari. Berarti, bisa jadi Anda memiliki virus tersebut hingga 14 hari sebelum Anda menyadari gejalanya.
Jika Anda memiliki gejala seperti yang tercantum di atas dalam fase 14 hari, segera periksakan diri Anda.
Bagaimana Covid-19 menyebar?
Virus corona bersifat zoonotik. Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.
Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus corona dapat melalui droplet pernapasan.
Percikan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi virus corona akan menempel di permukaan benda atau kulit manusia.
Sehingga virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau melakukan kontak fisik dengan manusia lainnya.
Kemudian, virus akan menginfeksi manusia ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus menyentuh wajah, seperti mulut, hidung, dan mata.
Siapa yang berisiko terinfeksi Covid-19?
Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Melansir Healthline, Selasa (17/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Januari melaporkan rata-rata orang yang terinfeksi virus berada di usia sekitar 45 tahun dan dua per tiganya merupakan laki-laki.
Hal ini berarti orang tua dan laki-laki rentan terinfeksi virus corona. Selain itu, orang dengan penyakit penyerta juga lebih rentan terinfeksi Covid-19.
Bagaimana penanganan Covid-19?
Para ahli kesehatan masih berusaha menemukan vaksin serta cara penanganan yang efektif untuk menghadapi virus ini. Namun, hingga saat ini, kebanyakan negara mengambil tindakan isolasi untuk menahan penyebaran virus corona.
Sejauh ini, para tenaga medis lebih fokus pada pengelolaan gejala saat virus bekerja pada pasien.
Sebelum pasien dinyatakan positif terinfeksi, pasien menjalani swab tenggorok dan pemeriksaan laboratorium DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Kemudian, tenaga medis akan melakukan monitoring dan terapi kepada pasien.
Monitoring dan terapi tersebut meliputi isolasi, implementasi PPI, serial foto toraks, suplementasi oksigen, antimikroba empiris, terapi simplomatik, terapi cairan, ventilasi mekanis, penggunaan vasopressor, observasi, serta pemilahan terapi penyakit penyerta.
Apa saja kemungkinan komplikasi dari Covid-19?
Komplikasi paling serius dari infeksi SARS-CoV-2 adalah sejenis pneumonia yang disebut novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP).
Penelitian dari 138 orang dengan NCIP yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, sekitar 26 persen mengalami penyakit yang parah dan harus dirawat di ruang ICU. Sekitar 4.3 persen di antaranya mengalami kematian.
Sejauh ini, NCIP merupakan satu-satunya komplikasi yang terkait dengan Covid-19. Namun, para peneliti masih mengamati komplikasi lainnya yang mungkin juga dialami pasien Covid-19, di antaranya:
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Detak jantung tidak teratur (arrhythmia)
Kejang kardiovaskular
Nyeri otot yang parah (myalgia)
Kelelahan
Serangan jantung
Bagaimana cara mencegah terinfeksi Covid-19?
Untuk melindungi diri sekaligus menahan penyebaran virus corona, Anda dapat melakukan hal-hal berikut, yaitu:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Jika tidak bisa mencuci tangan, bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer
Hindari menyentuh area wajah, seperti mata, hidung, dan mulut sebelum Anda membersihkan tangan
Jangan keluar rumah jika Anda merasa kurang sehat atau memiliki gejala flu
Hindari atau batasi kontak fisik dengan orang lain. Jika memungkinkan, usahakan berada pada jarak setidaknya satu meter dengan orang lain
Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk atau bersin. Jika Anda menggunakan tisu, segera buang tisu Anda
Bersihkan barang-barang yang sering Anda gunakan dengan disinfektan, seperti gawai atau handphone, laptop, meja, dan lainnya
Terapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, olahraga, serta hindari begadang untuk menjaga kekebalan tubuh Anda
Sumber Berita : https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/03/18/fakta-fakta-unik-virus-corona-dari-ciri-ciri-bentuk-hingga-penyebarannya?page=all
Virus yang dinamakan SARS-CoV-2 tersebut berasal dari Wuhan, China, dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.
Hingga Selasa (17/3/2020), jumlah kasus terinfeksi mencapai 183.202 orang di 162 negara, dengan angka kematian 7.177 orang dan total pasien sembuh sebanyak 79.905 orang.
Di Indonesia sendiri, virus tersebut baru ditemukan pada awal Maret, hingga saat ini jumlah pasien positif terjangkit virus corona tercatat 172 kasus.
Lalu, sebenarnya apa itu virus corona?
Virus corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluarga virus yang menaungi virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012.
Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Nama ini diberikan karena bentuk virus corona menyerupai mahkota.
Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akronim dari coronavirus disease 19.
Bagaimana gejala Covid-19?
Ciri-ciri virus corona hampir mirip dengan gejala flu, di antaranya:
Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
Batuk kering
Lemas
Sakit tenggorokan
Sesak atau kesulitan bernapas
Sakit kepala
Namun, masa inkubasi virus ini sekitar 14 hari. Berarti, bisa jadi Anda memiliki virus tersebut hingga 14 hari sebelum Anda menyadari gejalanya.
Jika Anda memiliki gejala seperti yang tercantum di atas dalam fase 14 hari, segera periksakan diri Anda.
Bagaimana Covid-19 menyebar?
Virus corona bersifat zoonotik. Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.
Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus corona dapat melalui droplet pernapasan.
Percikan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi virus corona akan menempel di permukaan benda atau kulit manusia.
Sehingga virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau melakukan kontak fisik dengan manusia lainnya.
Kemudian, virus akan menginfeksi manusia ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus menyentuh wajah, seperti mulut, hidung, dan mata.
Siapa yang berisiko terinfeksi Covid-19?
Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Melansir Healthline, Selasa (17/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Januari melaporkan rata-rata orang yang terinfeksi virus berada di usia sekitar 45 tahun dan dua per tiganya merupakan laki-laki.
Hal ini berarti orang tua dan laki-laki rentan terinfeksi virus corona. Selain itu, orang dengan penyakit penyerta juga lebih rentan terinfeksi Covid-19.
Bagaimana penanganan Covid-19?
Para ahli kesehatan masih berusaha menemukan vaksin serta cara penanganan yang efektif untuk menghadapi virus ini. Namun, hingga saat ini, kebanyakan negara mengambil tindakan isolasi untuk menahan penyebaran virus corona.
Sejauh ini, para tenaga medis lebih fokus pada pengelolaan gejala saat virus bekerja pada pasien.
Sebelum pasien dinyatakan positif terinfeksi, pasien menjalani swab tenggorok dan pemeriksaan laboratorium DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Kemudian, tenaga medis akan melakukan monitoring dan terapi kepada pasien.
Monitoring dan terapi tersebut meliputi isolasi, implementasi PPI, serial foto toraks, suplementasi oksigen, antimikroba empiris, terapi simplomatik, terapi cairan, ventilasi mekanis, penggunaan vasopressor, observasi, serta pemilahan terapi penyakit penyerta.
Apa saja kemungkinan komplikasi dari Covid-19?
Komplikasi paling serius dari infeksi SARS-CoV-2 adalah sejenis pneumonia yang disebut novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP).
Penelitian dari 138 orang dengan NCIP yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, sekitar 26 persen mengalami penyakit yang parah dan harus dirawat di ruang ICU. Sekitar 4.3 persen di antaranya mengalami kematian.
Sejauh ini, NCIP merupakan satu-satunya komplikasi yang terkait dengan Covid-19. Namun, para peneliti masih mengamati komplikasi lainnya yang mungkin juga dialami pasien Covid-19, di antaranya:
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Detak jantung tidak teratur (arrhythmia)
Kejang kardiovaskular
Nyeri otot yang parah (myalgia)
Kelelahan
Serangan jantung
Bagaimana cara mencegah terinfeksi Covid-19?
Untuk melindungi diri sekaligus menahan penyebaran virus corona, Anda dapat melakukan hal-hal berikut, yaitu:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Jika tidak bisa mencuci tangan, bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer
Hindari menyentuh area wajah, seperti mata, hidung, dan mulut sebelum Anda membersihkan tangan
Jangan keluar rumah jika Anda merasa kurang sehat atau memiliki gejala flu
Hindari atau batasi kontak fisik dengan orang lain. Jika memungkinkan, usahakan berada pada jarak setidaknya satu meter dengan orang lain
Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk atau bersin. Jika Anda menggunakan tisu, segera buang tisu Anda
Bersihkan barang-barang yang sering Anda gunakan dengan disinfektan, seperti gawai atau handphone, laptop, meja, dan lainnya
Terapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, olahraga, serta hindari begadang untuk menjaga kekebalan tubuh Anda

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus corona atau covid-19
SECANGKIR KOPI UNTUKMU, DOK..
Jakarta - "Doakan
kami, ya bang.." Begitu pesan
yang mampir di kotak pesan saya. Dari seorang dokter yang sedang berjuang keras
menyembuhkan para pasien virus Corona yang bertambah.
Inilah
hari-hari yang melelahkan bagi para dokter yang mendapat tugas ekstra. Mereka
bukan saja lelah, tapi juga berada pada situasi yang berbahaya. Mereka rentan
terkena dampak virus, karena bersentuhan langsung dengan pasien yang positif
terkena Corona.
Ketika kita
ribut dengan segala kesok-tahuan kita tentang penyakit ini dan bagaimana
seharusnya pemerintah bekerja, mereka bahkan tidak memegang hape mereka dan
jauh dari keriuhan media sosial.
Para dokter
yang bekerja bukan orang yang sibuk teriak, "LOCKDOWN !" tanpa
memikirkan ekses negatifnya. Mereka tahu, itu bukan kapasitas mereka
menentukan. Tugas mereka hanya menyembuhkan, dan tidak terkait dengan agenda
politik yang didengungkan orang2 kalah dan berusaha menjatuhkan wibawa pemerintah.
Para dokter
itu juga tidak perduli pada seruan beberapa anggota dewan yang berusaha meraih
keuntungan pribadi dari situasi, padahal ketika situasi tenang, kerjaan mereka
hanya mencuri.
"Kabarnya
yang sembuh 8 orang. Yang meninggal lebih sedikit, itu juga karena komplikasi.
Mereka sudah berusia, imun tubuh mereka kurang dan komplikasi dengan penyakit
berat yang mereka bawa.."
Begitu
sambung pesan itu, memberi tahu bahwa Corona bukanlah penyebab tunggal
kematian, tetapi sebagai pelengkap dari yang pasien derita. Jika kita sehat,
tentu akan lebih mudah disembuhkan, apalagi jika pikiran kita bahagia.
Apa yang para
dokter itu butuhkan ?
Narasi
positif pemberitaan. Narasi positif itu adalah bagian dari apresiasi kerja
mereka. Sebuah kabar bahwa mereka tidak tinggal diam, itu saja sudah cukup
membanggakan. Tidak perlu gelar, tidak perlu nama, hanya kabar yang
menggembirakan.
Memang tidak
semua dokter seperti mereka yang sedang bekerja senyap. Ada juga dokter yang
lebih sibuk memprovokasi. Tapi mereka tidak perduli, itu, "Urusan masing2
orang. Yang mengerti etika profesi.." kata dokter itu lagi.
Ah, sudahlah.
Tidak perlu kuganggu mereka. Lebih baik berdoa supaya semua kembali seperti
sediakala. Indonesia ini hebat. Kita sudah sering mengalami situasi rumit, tapi
tetap ada "tangan" yang bekerja tanpa terlihat.
Dok, selamat
bekerja. Para perawat juga. Kutuangkan secangkir kopi untuk anda yang sudah
bertaruh nyawa.
Istirahatlah
sejenak, kalau kau lelah. Dan mari kita seruput kopinya..
Mari bagikan berita ini untuk menghormati perjuangan
mereka..
Sumber : https://www.dennysiregar.id/2020/03/secangkir-kopi-untukmu-dok.html
INDONESIA LOCKDOWN!
Jakarta - "Pak
Jokowi lambat amat tangani Corona. Lihat tuh, Anies.. Cepat banget
bereaksi.."
Begitu saya
lihat status seorang teman.
Setahu saya
dia dulu bukan pendukung Anies Baswedan, tapi kali ini langkah Anies dengan
menutup sekolah selama dua pekan dia anggap sebagai langkah tepat. Apalagi
Jokowi dianggapnya sangat lambat menangani pencegahan.
Saya sendiri
bingung membaca statusnya.
Apa yang
dilakukan Jokowi sama apa yang dilakukan Anies jelas beda, terutama dalam skala
prioritasnya. Anies cuman Gubernur, ngawasin Jakarta doang, sedangkan Jokowi
Presiden, harus berfikir seluruh provinsi yang ada.
Kalau Jokowi
mau berfikiran seperti Anies sih gampang aja buat dia.
"Indonesia
LOCKDOWN.. semua kegiatan diliburkan sampai batas waktu yang tidak
ditetapkan.."
Konferensi
pers didepan media, dan berharap dapat tepuk tangan dari mereka yang menganggap
bahwa Jokowi adalah Presiden yang tanggap bencana.
Tapi apa
kelak yang terjadi kemudian ?
Pasar
crashed. Saham rontok. Ekonomi anjlok. Produksi berhenti. Distribusi makanan
mampet. Harga bahan pokok menggila. Orang2 kelaparan. Chaos. Dan lain2. Dan
lain2.
Anies mikir
gini ?
Ngga.
Dia cuman
mikir bagaimana dapat tepuk tangan sebagai Gubernur paling tanggap bencana.
Kerjanya berisik, semua harus pake media. Tapi penanganannya juga gak maksimal.
Malah, terakhir diumumkan virus Corona menyebar lewat KRL Jakarta - Depok -
Bogor, eh gak berapa lama diralat, "Maaf, itu cuman simulasi.." Kan
taaeeee...
Jokowi sudah
benar. Poin pertama ketika ada kemungkinan bencana adalah meredam kepanikan.
Informasi tidak seenaknya disebarluaskan, karena malah memunculkan hoax berisi
ketakutan dimana-mana.
Tapi dibalik
semua itu dia kerja keras..
Dia bentuk
tim bersama BIN, Polri dan TNI. Data sebaran Corona dipegang. Sebelumnya bahkan
pemerintah pusat sudah membangun tempat isolasi Corona di pulau Seribu sejak
bulan lalu.
Tapi virus
Corona ini memang sebarannya gila-gilaan. Terutama karena banyak yang dari luar
negeri datang ke Indonesia, tanpa sadar membawa virus dan menyebarkan
dimana-mana. Makin beratlah kerja pemerintah pusat.
Karena itu
dibuatlah tim tanggap cepat Corona, dipimpin oleh Doni Monardo kepala BNPB,
membawahi BIN, Polri dan TNI.
Belum selesai
kerja, eh WHO maksa Jokowi harus umumkan darurat nasional. Mirip saat Jokowi
dulu disuruh bikin status darurat nasional waktu bencana di Palu.
WHO enak,
kerjanya cuman maksa doang. Tapi mereka tidak mau tanggung jawab dampak
lanjutan di Indonesia, jika diumumkan status darurat nasional. Dan Jokowi,
seperti biasa keras kepala. "Enak aja, gua yang tahu kondisi
lapangan.."
Jadi bisa
bayangkan, tekanan seorang Presiden dalam situasi ini. Bukan saja dari dalam
negeri, luar negeri juga menekan gila2an.
Jadi
tolonglah, jangan bandingkan kerja Gubernur dengan kerja Presiden. Gak layak.
Gak "Sugik to Sugik" bahasa kerennya.
Jokowi tidak
perlu pencitraan. Dia perlu kerja yang benar, benar-benar kerja. Bukan kerja
sebentar, banyak berkata-kata.
Apresiasi
pada apa yang dilakukannya itu penting. Dan yang paling penting untuk di
"lockdown" adalah pikiran sempit kita. Bahwa kepanikan tidak
membuahkan apa2, hanya memunculkan orang yang memanfaatkan rasa itu demi
keuntungan pribadi belaka.
Sumber Berita : https://www.dennysiregar.id/2020/03/indonesia-lockdown.html
LOCKDOWN GIGI LU PEANG !
Jakarta - Saya ingat
pernah baca tulisan seorang - yang katanya dia dokter dan ahli virus.
Ada satu
paragraphnya yang berbunyi, "Pak Jokowi, lockdown, pak. Kami bisa kok
tahan kelaparan beberapa saat, yang penting negara ini sehat.."
Tulisan ini
viral dan dibagikan ribuan orang, yang akhirnya membangun narasi supaya Jokowi
mengambil tindakan tegas LockDown untuk mencegah virus Corona menyebar.
Enak memang
bicara "tahan lapar" ketika di ATM ada uang puluhan bahkan ratusan
juta rupiah sebagai cadangan. Paling pusingnya sedikit, ketika bahan pokok
hilang dari pasar.
Tapi
bagaimana dengan driver ojek online ?
Mereka ga
punya tabungan. Pendapatan mereka harian. Istilahnya, gak ngaspal gak makan.
Belum lagi mereka harus bayar cicilan motor tiap bulan. Debt collector gak kenal
lockdown, mereka hanya kenal "telat berapa bulan".
Itu baru
driver ojol, belum lagi pedagang kaki lima, buruh harian, buruh pabrik dan
banyak lagi. Apa mereka bisa dikasi narasi "tahan lapar" dengan
santai?
Tahu jumlah
mereka semua?? Puluhan juta orang!
Lockdown
berarti menghentikan semua kegiatan dan warga gak boleh keluar rumah. Pabrik
berhenti. Kegiatan ekonomi mati. Transportasi publik berhenti.
Sehari? Ngga. 14 hari, bro!
Lalu siapa
yang menanggung makan mereka, anak mereka, cicilan mereka, bayar listrik mereka
dan semua kebutuhan harian mereka ? Si dokter ahli virus itu ? Atau dokter
bedah plastik itu? Atau sosialita itu? Atau para kelas menengah ngehek yang sok
tahan lapar itu?
Egois.
Itulah kata
yang tepat yang harus saya berikan pada mereka. Kalau pengen ngomong
"tahan lapar", ngomong di depan para pekerja di sektor informal itu.
Jangan cuman gagah di medsos, habis itu shopping ke mall belanja sepatu buat
anak yang harganya bikin kepala berjendol.
Tahan lapar ?
Pengen muntah rasanya baca tulisan itu.
Lihat DKI
hari ini.
Sehari saja
transportasi publik dibatasi, antrian mengular sana sini. Pengen cegah Corona,
malah virus itu bebas kesana kemari. Itu baru dibatasi. Belum lockdown.
"Loh,
kan perusahaan harusnya stop produksi ??"
Gigi lu peang
!
Lah, kalau
perusahaan IT sih oke bisa kerja di rumah, tapi bagaimana dengan perusahaan
manufaktur yang pekerjakan ribuan orang ? Kalau berhenti, siapa yang produksi ?
Kalau gada yang produksi, siapa nanti yang gaji ?
Ngomong enak,
ludah nyembur sana sini. Realitas tidak seperti saat lu tidur di ruang AC dan
ngetik di hape.
Iran saja,
negara yang sejak lama musuhan dengan barat, mau tidak mau minta bantuan IMF,
karena ekonomi mereka berhenti akibat Corona. Karena pabriknya berhenti
produksi. Karena harus menanggung makan warganya sehari2.
Dan tau
akibat pinjam ke IMF, brother ? Mereka kuasai ekonomi.
Jadi gak
gampang bicara lockdown, terutama Indonesia ini. Dan karena itulah Jokowi
tegas, urusan lockdown urusan pusat, bukan urusan daerah. Bahaya. Dampaknya
bisa kemana-mana. Negara jatuh bukan karena virus, tapi karena ekonomi runtuh.
Jangan
sembarangan bicara lockdown kalau ga paham apa2. Apalagi terikut narasi kadrun
yang memang ingin chaos dan bersiap mendirikan khilafah. Goyang negara ini.
Untuk yang
sibuk nyetatus "lockdown lockdown", sungguh gua pingin lock lu di
kamar sempit terus gua smack down.
Jadi esmosi. Sampe ketelan gelas kopi. Glek!
Sumber Berita : https://www.dennysiregar.id/2020/03/lockdown-gigi-lu-peang.html
Re-post by Migo Berita / Rabu/18032020/11.06Wita/Bjm