Migo Berita - Banjarmasin - Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!! Bukan bermaksud menggurui Mahasiswa yang sudah MAHA, namun ketika Demo saja tanpa ada memberikan solusi atas permasalahan bangsa dan negara itu namanya asal saja, ketika ANDA merasa ada yang tidak benar dari pemerintah, anda bisa Audensi kepada pemerintah dan perwakilan rakyat dengan memberikan solusi pemikiran, bukan hanya bisanya Demo, ntar ujung-ujungnya malah rakyat kebanyakan yang menjadi korban. Saat ini para mahasiswa terlihat seperti ada "PESANAN" lalu ingin DEMO. Intinya ketika pemerintah atau wakil rakyat ada yang salah KRITIK membangun boleh, yaitu tunjukkan kesalahannya dan berikan solusinya sesuai alam pemikiran mahasiswa, tapi kalau tidak punya SOLUSI ya lebih baik Anda melihat saja apa yang dilakukan wakil rakyat dan pemerintah itu namanya LEGOWO, bukan Grasak Grusuk hanya DEMI DEMO, tapi Bingung setelah Demo apa solusinya ???? Hemmmmm... Mahasiswa atau MahaSEWA.... Baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham...!!!
HMI Cabang Banjarmasin Akan Blokade Pelabuhan Pertamina Banjarmasin Buntut Kenaikan BBM Dan TDL Oleh Pemerintah
HIMPUNAN Mahasiswa Islam Cabang Banjarmasin soroti kebijakan pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL), pada bulan Juli 2022 lalu.
KETUA Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (Kabid PTKP) HMI Cabang Banjarmasin, Ridha Nazemi menerangkan, pihaknya tidak segan untuk memblokade Sungai Barito dengan perahu hingga harga kembali normal.
“Kalau kebijakan ini diteruskan, kami tidak akan segan memblokade Sungai Barito khususnya Pelabuhan Pertamina Banjarmasin, dengan perahu-perahu kecil dari lalu lintas kapal pengangkut minyak dan batubara hingga harga kembali dinormalkan.” katanya, Minggu (28/8/2022) malam.
“Saat ini kami masih terus berkoordinasi dengan rekan-rekan mahasiswa di Banjarmasin, untuk bersama-sama menyerukan penolakan kebijakan kenaikkan BBM dan TDL tersebut,” lanjutnya.
BACA: Desak Harry Wijaya Mundur dari Jabatan, HMI Somasi Ketua DPRD Kota Banjarmasin
Dikatakan Nazemi, sebagian besar sumber dari kekayaan alam di daerah kami sudah banyak dikeruk dan diambil untuk kepentingan nasional.
“Dengan adanya kebijakan dari pusat untuk menaikkan harga BBM dan TDL tentu itu keputusan tak bertuan, ini menyakiti hati kami selaku anak daerah, sudah cukup kita sakit dari tahun-tahun lalu, jangan ditambah lagi,” terangnya.
Ridha Nazemi menambahkan, bahwa saat ini Indonesia dikejutkan dengan kenaikkan harga beli BBM dan TDL. Dalam faktanya, masyarakat tidak pernah menyicil bahkan berhutang untuk membelinya, HMI Banjarmasin menyerukan agar seluruh golongan masyarakat termasuk ’emak-emak’ bekerja sama melakukan penolakan.
HMI Banjarmasin menolak keras kenaikkan tersebut, dan mengajak mahasiswa, emak-emak, petani, buruh, rakyat sipil dan seluruh golongan masyarakat menuntut keras kebijakan kenaikkan harga BBM dan TDL.
“Kenaikan BBM dan TDL adalah salah satu bentuk pembodohan, dan masyarakat dipaksa untuk pasrah menerima kebijakan tersebut. Karena tidak memiliki transparansi terhadap masyarakat, mengapa keputusan seperti itu diambil sepihak,” tutupnya.
Fadli Zon Gak Berani Sindir Prabowo Yang Gencar Memuji Jokowi?
Ketika saya terlalu fokus pada pujian yang dilontarkan Prabowo kepada presiden Jokowi, saya malah lupa dengan satu orang yang selalu nyinyir dengan pemerintah.
Dialah Fadli Zon, yang terkenal dengan jargon korupsi adalah oli pembangunan. Kenapa harus oli? Kenapa gak minyak goreng atau minyak gemuk aja? Ah, sudahlah itu tidak penting.
Masalahnya adalah Fadli Zon suka menyerang pemerintah kadang tanpa dasar yang jelas. Di sisi lain Prabowo mulai gencar memuji Jokowi. Jokowi disebut sebagai salah satu presiden terbaik, Jokowi dibilang presiden yang kerjanya paling keras. Di bawah kepemimpinan Jokowi, negara cenderung stabil dan masalah terkendali.
Kenapa Fadli Zon diam saja saat Prabowo memuji presiden yang paling sering dia kritik?
Ibarat begini, kamu merasa tetanggamu adalah tetangga yang buruk, risih, tukang bikin ribut, nyebelin dan ngeselin. Tapi suami/istrimu malah memuji tetanggamu dengan mengatakan tetanggamu baik, ramah, suka membantu dan tidak risih.
Bagaimana perasaanmu mendengar itu? Minimal protes, bukan? Atau mungkin kamu merasa suami/istrimu tidak beres atau sedang salah makan obat.
Kalau Prabowo mulai sering memuji Jokowi, artinya dalam sudut pandang seorang Fadli Zon, Prabowo harusnya sama jeleknya dengan Jokowi, kan?
Prabowo yang memuji Jokowi, secara logika bisa disebut satu frekuensi, terlepas apakah pujian itu murni tulus atau ada niat lain. Hanya orang dengan kesamaan pendapat dan pemikiran yang bisa memuji. Mana mungkin kamu yang alim dan santun, mau memuji orang yang kasar dan sering berbahasa kotor. Tidak satu frekuensi.
Nah, harusnya, dalam pandangan Fadli Zon, Prabowo sama parahnya dengan Jokowi. Jokowi dianggap presiden yang banyak cela, dan kalau Prabowo memuji Jokowi artinya Prabowo juga banyak cela juga, kan?
Lantas, kenapa Fadli Zon tidak mau protes atau menyindir soal pujian Prabowo? Prabowo dan Jokowi sudah termasuk satu komplotan. Kenapa Fadli Zon tidak mengkritik sepedas dia mengkritik presiden?
Fadli Zon kira-kira sedang ngapain ya? Apakah dia tidak tahu soal ini? Tidak mungkin. Omong kosong. Beritanya cukup besar. Gerindra dan PKB resmi berkoalisi, dan di acara tersebut, Prabowo jelas memberikan pujian kepada Jokowi. Tidak mungkin Fadli Zon tidak tahu soal ini.
Apakah Fadli Zon takut? Bisa jadi. Siapa pun tahu, Prabowo pernah gebrak meja saat kesal setengah mati. Dia juga dikabarkan pernah lempar HP. Lempar HP tampaknya sudah identik dengan nama Prabowo, mirip dengan panci yang diidentikkan dengan Roy Suryo.
Fadli Zon bisa memilih antara takut atau munafik. Kalau dia takut dibentak Prabowo, berarti dia membuktikan dirinya munafik. Dia senang sekali bisa mengkritik pemerintah, tapi tidak mau mengkritik Prabowo. Bahkan hingga kini, dia masih belum berani, meskipun mengaku tidak ada kesalahan yang dilakukan Prabowo yang perlu dikritik.
Kalau dia tidak munafik, harusnya sudah dari dulu mengkritik Prabowo karena merupakan bagian dari pemerintahan. Tapi ketakutan akan jurus lempar HP mungkin sangat jelas terngiang. Saya pun takut sih membayangkan itu. Gebrak meja di depan saya aja sudah bikin saya gemetar hingga ingin kencing di celana.
Pak Fadli Zon, ayo tunjukkan keberanianmu. Prabowo puji Jokowi, sedangkan Jokowi di matamu selalu banyak salah. Prabowo sefrekuensi dengan Jokowi, artinya, Prabowo juga sangat layak untuk dikritik.
Jangan sembunyi, tunjukkan wibawa sebagai anggota dewan yang fair dan tidak berat sebelah. Jangan jadi orang munafik yang mengkritik sebelah sisi. Anda itu anggota dewan, jangan bikin malu. Kalau hanya orang biasa, bisa dimaklumi. Ini anggota dewan tapi berat sebelah, apa bedanya dengan rektor bodoh dan dokter koplak dari kelompok sebelah?
Fadli Zon suka mengkritik, sedangkan Prabowo memuji. Ini kontradiksi. Pertanyaannya, pernyataan siapa yang benar, Fadli atau Prabowo?
Bisakah Fadli menjawab ini? Berani gak dia bilang dirinya yang benar dan Prabowo yang konyol?
Kalau merasa Prabowo yang benar, maka Fadli wajib memuji Jokowi mulai dari sekarang. Kalau merasa Prabowo salah, kritiklah Prabowo dan tanya Tuhan deh apa yang bakal terjadi, hehehe.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/fadli-zon-gak-berani-sindir-prabowo-yang-gencar-SChX3udhDN
Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Pamer Kedunguan, Mereka Pakai Pertamax?
Mahasiswa bodoh melakukan demo protes kenaikan bahan bakar minyak di hadapan publik. Mereka mempertontonkan kebodohan yang sangat takut seolah-olah mereka bukan mahasiswa tapi orang-orang sewaan yang punya otak dangkal dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Sampai blokir Depo Pertamina...
Kelihatannya nasi bungkus sudah membutakan akal dan naluri mereka. Mereka seharusnya adalah mahasiswa yang logikanya tajam di kampus mendadak menjadi logika tumpul seperti Helmi Felis dan juga pendukung Anies Baswedan lainnya.
Mereka mendadak datang beramai-ramai seperti orang dungu dan melakukan protes terhadap kenaikan Pertamax dari rp10.000 menjadi rp12.000 satu liternya. Padahal kalau mau bicara data masih ada 1 jenis bahan bakar minyak yang harganya masih di angka rp7.800-an yaitu pertalite.
Dan ketersediaan bahan bakar minyak berjenis pertalite ini masih ada dan tidak timbul kelangkaan sejauh ini. Mahasiswa bodoh itu menyuarakan suara-suara mereka yang katanya mewakili rakyat kecil dan warga yang mengalami kesulitan karena kenaikan harga BBM tersebut.
Dan kalau mau bicara data lagi bahwa penggunaan Pertamax hanya 12 sampai 15% dari total pengguna bahan bakar minyak. Konsumsi di angka belasan persen itu dikuasai oleh mereka-mereka yang merupakan golongan ekonomi ke atas sehingga bisa membeli Pertamax dan memiliki mobil yang hanya bisa minum Pertamax ke atas supaya mesinnya tidak merongrong kalau dikasih pertalite.
Jadi, mahasiswa bodoh itu melakukan demo atas Nama rakyat kecil atau para kaum ningrat atau orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas?
Mereka menggunakan nama rakyat kecil untuk bersembunyi di balik sewaan yang dilakukan oleh para politisi dan juga orang-orang yang memiliki kepentingan untuk menjatuhkan kepemimpinan presiden Joko Widodo yang sangat ketat terhadap penyelewengan dana dan juga aksi korupsi.
Kemampuan mahasiswa bodoh ini di eksploitasi oleh para orang-orang yang berkepentingan itu untuk menjatuhkan presiden Joko Widodo dan pemerintahannya alih-alih mahasiswa pada tahun 1998 berhasil jungkir kan kekuasaan rezim Soeharto yang merupakan pimpinan terkorup di abad 21.
Romansa-romansa demikianlah yang membuat orang-orang berkepentingan itu menggunakan mahasiswa bodoh yang otaknya dangkal untuk melakukan demonstrasi besar-besaran beberapa kali.
Saya hitung-hitung sudah 3 atau 4 kali lebih bahkan para mahasiswa ini melakukan demonstrasi dengan agenda yang tidak penting dan ternyata mudah sekali dipatahkan logikanya. Identitas mereka justru makin jatuh dan harga diri mahasiswa berubah menjadi maha sewa.
Otak mereka sudah dicuci dengan ideologi-ideologi yang salah sehingga otak mereka dan kecerdasan mereka pun menjadi sangat dangkal dan tumpul. Saya kira ini adalah sebuah fakta yang tidak bisa kita pungkiri bersama-sama.
Bahwa kejayaan mahasiswa saat ini justru berkebalikan dengan kekuatan mahasiswa pada tahun 1998 bersama-sama dengan Adian Napitupulu dan Budiman sudjatmiko. Kalau kita mau lihat tokoh siapa yang bisa diambil dari perkumpulan mahasiswa dungu itu?
Apakah Zaadit Taqwa si orang UI yang demo dan protes terhadap jalan tol yang hanya bisa digunakan oleh orang kaya tapi mereka lupa bahwa ada jalan lain yang tidak harus lewat tol. Apakah seperti orang-orang yang masuk ke dalam kumpulan social justice warrior seperti cucunya bung Hatta yang hanya bisa komentar kritik tanpa memberikan solusi kepada pemerintah padahal dia lulusan sejarah perang di luar negeri?
Saya kira pandangan seperti inilah yang membuat nama mahasiswa dan harga diri mereka jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Sebetulnya saya ada diantara kasihan atau miris dan lucu melihat orang-orang semacam ini.
Mahasiswa tidak diberikan data yang benar. Apalagi melihat satu kampus besar di Indonesia yang harusnya memiliki pemikiran yang tajam dan mantap soal ilmu pengetahuan malah digunakan dan dieksploitasi untuk bikin sabun anti najis. Najis betul bukan?
Semoga saja dengan pandangan yang saya tuliskan di dalam artikel ini bisa membuat kita semua melihat bahwa sekarang bukan lagi eranya mahasiswa. Sekarang itu adalah eranya para pejuang bangsa yang memperjuangkan segala ideologi untuk membela negara ini dan membantai kaum-kaum kadal gurun seperti Rocky Gerung yang bukan hanya terbatas dengan pemetaan usia alias umur.
Maaf jika saya cukup kasar dari artikel ini mengata-ngatai mahasewa. Tapi tenang saja ini bukan cerminan sesungguhnya dari mahasiswa yang saya lihat di dalam kenyataannya.
Mereka lebih rendah dari apa yang saya katakan sebetulnya. Hahaha. Apalagi kalau mereka ditunggangi oleh orang-orang semacam Amien Rais yang anaknya katanya lagi bermasalah sekarang. Harga diri mereka sudah enggak tahu deh mau ditaruh di mana lagi.
Begitulah harga diri.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/demo-tolak-kenaikan-bbm-mahasiswa-pamer-kedunguan-tJJzBHWRzw
Mahasiswa Sekarang adalah Potret Buram Indonesia di Masa Depan
Di hari besok pada tanggal 11 Februari 2022, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI akan mengadakan demo terkait kenaikan harga BBM jenis pertamax dan juga penolakan terkait penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode, serta penolakan terhadap kenaikan PPN.
Sebagai mahasiswa yang baru saja lulus, saya merasa bahwa tuntutan mereka ini mentah, tidak dirancang dengan matang, dan (maaf) sama sekali tidak mencerminkan intelektualitas mahasiswa.
Kalau mau ilmiah, harusnya cara yang dipakai bukan demo. Cara yang seharusnya dipakai adalah : melaksanakan sebuah forum ilmiah, yang mengajak orang awam untuk berpikir dan akhirnya menemukan solusi bersama untuk memecahkan masalah di negeri ini.
Untuk 3 tuntutan itu, mari kita bahas masing-masing dan mari kita coba preteli argumen mereka satu-satu.
Yang pertama, adalah soal kenaikan BBM kelas pertamax.
Sejujurnya saya ingin ngomong ke mereka, pengguna pertamax di Indonesia itu tidak banyak. Hanya orang-orang berduit saja yang pakai pertamax. Walaupun dalam beberapa sisi, argumen itu tidak berlaku karena ada juga mas-mas ojol yang pake pertamax.
Bahkan saya sendiripun (yang adalah mahasiswa) juga pake pertamax. Alasannya sih sederhana, karena saya merasakan bahwa pertamax itu baik bagi motor saya dan bagi lingkungan.
Apa saya harus jelasin ke mereka, bahwa pertamax memiliki nilai oktan yang lebih tinggi, dan karena itu pembakarannya relatif lebih sempurna sehingga baik untuk kendaraan serta lingkungan?
Sebenarnya sih, kalau mau memilih yang baik bagi lingkungan, saya ingin mobil Tesla punya Elon Musk. Cuma karena mobil Tesla itu mahal dan di Indonesia masih jarang ada pos pengisian daya, saya pun melakukan apa yang saya bisa untuk saat ini dengan cara menggunakan pertamax.
Sementara buat para mahasiswa, apa kontribusi lu untuk kelestarian lingkungan hidup? Kalian demo saja seringkali malah buang sampah sembarangan.
Wahai mahasiswa, jangan hanya karena lu dah kena sumpel duit ama bohir, lu jadi menggadaikan intelektualitas lu. Buat gue, mahasiswa yang menggadaikan intelektualitasnya (demi apapun), tidak layak lagi disebut mahasiswa. Lu lebih layak disebut mahasewa.
Lalu yang kedua, adalah soal penolakan usulan 3 periode jabatan presiden.
Ketika para mahasiswa
mahasewa ini, menuntut hal ini, saya jujur ingin tertawa. Tertawa
karena apa? Karena mereka ini nuntut, sementara orang yang mereka tuntut
soal jabatan 3 periode ini (Pak Jokowi), sudah menyatakan dengan keras
menolak 3 periode.
Ini jauh berbeda dengan Pak Harto di jaman dulu. Pak Harto setahu saya memang punya pernyataan tidak menolak. Setahu saya, Pak Harto sepertinya punya pernyataan bahwa ia akan jadi presiden lagi kalau rakyat tidak menolak. Memang ada beberapa pernyataan Pak Harto yang memang bersayap, yang menyatakan bahwa ia kemungkinan akan maju kembali. Walaupun itu melanggar konstitusi, beliau sama sekali tidak menolak itu.
Kalau Pak Jokowi mah, udah menyatakan dengan keras. Kalau misal mahasewa itu masih merasa bahwa belum ada pernyatan; mungkin mereka perlu beli cotton buds buat korek kuping kemudian coba denger lagi pernyataan Pak Jokowi.
Lalu soal PPN. Ini lebih kocak lagi.
Peningkatan PPN dari 10% jadi 11% itu kecil sekali. Cuma 1 persen cukk. Untuk konsumen individual semacam kita, itu tidak akan terasa. Yang akan merasakan betul dampak 1% itu bukan kita, tapi negara. Untuk saya, manuver ini sebenarnya adalah manuver cerdas dimana negara memperoleh pendapatan dengan tidak membebani rakyat secara signifikan.
Para mahasewa, kalau ingin jadi mahasiswa itu; seharusnya memiliki kemampuan untuk berpikir secara lebih global dan holistik, bukan berpikir receh dan murahan seperti ini.
Dengan melihat semuanya itu, saya merasakan bahwa mahasewa ini adalah potret buram Indonesia di masa depan. Di dalam mimbar diskusi mereka, mereka memang diajarkan untuk berpikir kritis, manajemen waktu, dan lain-lain. Tapi saya melihat bahwa itu semua tidak mereka terapkan. Semua yang dibicarakan dalam mimbar mereka itu, hanya berhenti menjadi wacana sementara yang akan menguap bila waktunya tiba.
Buat segenap warga Indonesia, saya ingin ngomong kepada Anda, bahwa ketika Anda masih berharap kepada mahasiswa Indonesia, Anda adalah seorang yang halu. Coba lihat realita bahwa sebenarnya hanya sebagian kecil mahasiswa yang bisa Anda harapkan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mahasiswa-sekarang-adalah-potret-buram-indonesia-TA2d4QDgn8
BBM Satu Harga, Sumbangsih Jokowi Yang “Dikhianati” Mahasiswa!
Kenapa saya sebut sebagai “sumbangsih”, bukan program atau prestasi? Karena kalau bukan Jokowi presidennya, nggak bakalan ada program semacam ini. Soal harga BBM mahal di daerah 3T (terdepan, terluar dan terpencil) itu sudah terjadi puluhan tahun lamanya. Mungkin ya selama Indonesia ini merdeka. Namun hanya di masa Presiden Jokowi ada inisiatif untuk menyamakan harganya. Hanya Jokowi yang memikirkan rakyat sampai sejauh wilayah-wilayah Indonesia yang terdepan, terluar dan terpencil itu. Saya tidak melebih-lebihkan, ini fakta! Sebuah fakta yang sayangnya “dikhianati” oleh para mahasiswa yang berdemo beberapa hari lalu. Mereka sibuk ngurusin KPK dan RUU KUHAP yang tidak mereka baca isinya. Tapi mereka lupa bahwa jauh di daerah pedalaman, banyak rakyat yang tertolong dengan adanya BBM Satu Harga. Yang dulu membeli bensin atau pun solar dengan harga selangit hingga Rp 100.000 per liternya. Sekarang mereka menikmati harga yang sama dengan saudara sebangsanya di daerah lain, yakni Rp 6.450 per liter untuk bensin premium dan Rp 5.150 per liter untuk solar. Jadi jangan heran, wahai para mahasiswa, ketika rakyat di luar sana justru tidak bersimpati dengan demo-demo kalian. Apalagi demonya sampai merusak fasilitas pemerintah. Sampai menurunkan dan merobek foto Presiden Jokowi. Rakyat di luar sana sangat berterima kasih pada Presiden Jokowi karena banyak yang sudah dilakukan Jokowi buat rakyat. Walaupun tidak semuanya bisa mencapai target, paling tidak rakyat sudah merasakan perhatian nyata dari orang nomor satu di Indonesia ini. Perhatian yang dulunya belum pernah mereka rasakan. Saat ini program BBM Satu Harga sudah melampaui targetnya. Selama 3 tahun perjuangan Pertamina telah menghasilkan BBM Satu Harga di 161 titik. Per 1 Oktober 2019, BBM Satu Harga yang telah dioperasikan Pertamina tersebar mulai dari Papua (33 titik), Maluku (17 titik), Nusa Tenggara (25 titik), Sulawesi (18 titik), Kalimantan (35 titik) Sumatera (28 titik) dan Jawa – Bali (5 titik) Sumber. Kata “perjuangan” itu perlu digarisbawahi. Karena ada banyak kendala besar yang dihadapi dalam mewujudkan program BBM Satu Harga. Misalnya kendala dari kepala daerah sendiri. Menurut BPH Migas, ada beberapa kepala daerah yang mempersulit penerapan program tersebut di daerahnya. "Bupatinya sudah izin misalnya. Pas mau bangun, malah bupatinya mempersulit. Kan mestinya mendukung," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (Ifan) dilansir kompas.com. Di salah satu kabupaten, proses izin pembangunan SPBU BBM satu harga sempat terganjal. Sebab, Bupati setempat enggan bertemu dengan BPH Migas maupun Pertamina. Kemudian mereka dioper ke Sekretaris Daerahnya yang juga enggan menerima mereka. "Kita ngerasa dipingpong. Ada lagi daerah yang lain. Ini jelas menghambat," kata Ifan. Menurut dia, semestinya semua pihak mendukung program tersebut karena sangat membantu masyarakat setempat. Hingga akhir 2018, sekitar 421.955 kepala keluarga dapat merasakan manfaat BBM satu harga. Selain itu juga program ini membuat barang pokok menjadi lebih stabil sehingga menumbuhkan ekonomi di daerah itu. "Padahal ini amanah pemerintah dalam hal Migas untuk mewujudkan keadilan sosial. Ini amanah undang-undang," kata Ifan Sumber. Kendala lain diceritakan oleh VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. “Tantangannya tidak sedikit… menjadi motivasi untuk secara total melayani saudara-saudara kami yang berada di ujung negeri. Karena mereka juga memilik hak yang sama untuk menikmati BBM dengan harga terjangkau sebagai bentuk keadilan energi,” ujar Fajriyah. Pertama adalah pencarian investor. Kebijakan BBM Satu Harga yang jauh dari keuntungan membuat investor enggan berinvestasi. Selain itu, ada juga kendala dari status-status lahan untuk pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga. Hal ini ditambah dengan perizinan yang rumit di daerah. Kemudian kendala dalam proses pembangunan hingga operasi penyaluran. Rintangannya mulai dari konflik wilayah, kondisi cuaca dan tentu saja geografis daerah yang tak mudah dijangkau. Namun itu semua telah dilewati dengan sukses dan mencapai target, 3 bulan sebelum tutup tahun 2019 Sumber. Sudah berapa juta rakyat yang merasakan manfaat program BBM Satu Harga ini? Di lain pihak, sudah berapa juta rakyat yang dibantu oleh demo mahasiswa? Oleh sebab itu saya memakai kata “dikhianati” untuk judul tulisan ini. Karena saya merasa bahwa para mahasiswa yang berdemo itu sangat keterlaluan pekoknya. Idealisme macam apa yang mereka perjuangkan, jika mereka sendiri tidak paham dengan apa yang mereka tuntut. Padahal pemerintah sudah susah payah bekerja keras dalam hal pemerataan kesejahteraan dan pembangungan ekonomi di seluruh pelosok negeri. Ini lebih realistis membantu rakyat. Harusnya para mahasiswa itu menggelar kegiatan anti-korupsi di daerah masing-masing. Turut mengawasi para pejabat daerah dan menolong banyak permasalahan warga terkait suap dan korupsi. Yang saya yakin masih banyak di berbagai daerah. Para mahasiswa juga bisa mengawal anggota DPR dalam melaksanakan tugasnya. Soal undang undang, revisi dan judicial review itu kan sudah ada mekanismenya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/bbm-satu-harga-sumbangsih-jokowi-yang-dikhianati-giIOtpcYou
Mahasiswa Mengatasnamakan Siapa?
Jadi mahasiswa gak usah lebay. Yang pernah jadi mahasiswa bukan hanya kamu. Yang tahu menyampaikan aspirasi juga bukan hanya mahasiswa. Rakyat sudah punya cara tersendiri menyampaikan aspirasi tanpa campur tangan mahasiswa. Apalagi kalau mahasiswa mengatasnamakan rakyat. Rakyat siapa? Saya saja tidak merasa terwakili.
Korban demonstrasi
Lalu katanya polisi represif, sampai darah tertumpah. Polisi sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelum, itu harus diakui. Mereka memang belum sempurna sebagaimana yang diinginkan semua orang. Tetapi sebaik apa pun polisi, tetap mereka punya aturan tersendiri yang harus dijalankan sekali pun itu harus merenggut nyawa seorang mahasiswa. Itu harus diingat. Maka kalau demo – yang katanya menyampaikan aspirasi – sampaikanlah aspirasimu tanpa merusak fasilitas publik, sampai merangsek masuk ke kantor DPR atau DPRD. Masak iya sih polisi mau membiarkan mahasiswa dengan leluasa menguasai DPR atau DPRD?
Terkait mahasiswa yang terluka, kita harus tetap prihatin. Untuk itu polisi pun harus lebih profesional lagi. Jangan sampai dalam menjaga keamanan, kepolisian melakukan tindakan-tindakan yang melukai apalagi sampai terluka. Kecuali, sekali lagi, tindakan mereka sudah melampaui batas-batas kewajaran.
Jadi jelas baik mahasiswa maupun kepolisian sebaiknya mengintrospeksi diri. Mahasiswa demo dengan tertib, kepolisian pun menjaga keamanan tetap kondusif tanpa disertai tindakan-tindakan represif. Ya harapannya, anggota kepolisian lebih sabarlah menghadapi mahasiswa – yang memang terkadang tidak terkontrol emosinya.
Materi demonstrasi mahasiswa
Di dua sisi malam ini, Rabu, 26 Desember 2018, seorang mahasiswa mengatakan mereka mengatasnamakan rakyat. Benarkah demikian? Saya tegaskan saya tidak memberi mandat sedikit pun kepada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi kami. Pesan dari saya, belajarlah yang giat. Itu saja sudah cukup.
Nah terkait materi demonstrasi secara garis besar adalah turunkan Jokowi, mendesak kementerian terkait membenahi perekonomian bangsa, meminta TNI/POLRI tetap menjaga netralitasnya pada Pilpres 2019, copot Lukman Hakim sebagai Menteri Agama, turunkan harga BBM, stop impor, Hapus Perpres nomor 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA), serta kenaikan Dolar. Kita akan bahas satu per satu agar lebih komprehensif.
Turunkan Jokowi
Tuntutan ini terlalu lebay. Menurunkan presiden pada saat di mana segala bidang pemerintahan masih dalam keadaan stabil adalah tuntutan mengada-ada. Yang jadi persoalan kali ini adalah soal stabilitas ekonomi. Stabilitas ekonomi pun masih dapat terkendali. Buktinya harga-harga masih stabil, BBM tidak naik, dan biaya-biaya lainnya masih dalam koridor terjangkau. Lalu kenapa Jokowi harus turun?
Mendesak kementerian terkait membenahi perekonomian bangsa
Sudah dikatakan bahwa perekonomian masih dalam kondisi terkendali walaupun tidak stabil. Harga-harga masih stabil, BBM tidak naik dan keadaan masyarakat tidak melarat sebagaimana digambarkan mahasiswa. Dan selama ini, pembangunan infrastruktur itu dipikir mau dimakan langsung.
Jadi tidak ada yang kerja ongkang-ongkang kaki dalam pemerintahan Jokowi selama ini. Buta matamu kalau merasa para Menteri Jokowi tidak bekerja. Bahwa ada faktor eksternal terhadap perekonomian Indonesia, yang tidak bisa ditanggulangi negara berkembang bahkan negara maju sekalipun adalah hal yang harus dikerjakan bersama sebagai suatu bangsa.
Meminta TNI/POLRI tetap menjaga netralitasnya pada Pilpres 2019
Semua juga setuju TNI/POLRI tetap netral di Pilpres 2019. Sejak reformasi juga sudah seperti itu. Semua juga menyatakan seperti itu. Pun TNI/POLRI sudah berkomitmen untuk menjaga netralitas dalam setiap Pemilu. Sudah terbukti pada Pilkada serentak mereka netral. Tidak perlu harus demo kalau hanya mau menyampaikan itu.
Mahasiswa akan demo kalau mendengar provokasi dari Fadli Zon yang mulutnya selalu menuduh dan mencurigai tanpa bukti. Dia hanya menyampaikan isi pikirannya saja.
Copot Lukman Hakim sebagai Menteri Agama
Kenapa pula mau memecat Lukman Hakim dari jabatan Menteri Agama? Ada salah apa? Yang naik haji sudah semakin nyaman. Tidak ada lagi korupsi Al Quran dan dana haji. HTI juga sudah dibubarkan karena mengganggu Pancasila. Trus kenapa? Atau karena pemerintah membubarkan HTI? Wah bisa jadi mahasiswa yang demo ini adalah kader-kader HTI.
Turunkan harga BBM
BBM mengalami kenaikan adalah BBM jenis pertamax. Sejak kapan mahasiswa demo demi kepentingan orang kaya. Karena Pertamax itu untuk orang punya, bukan orang tak punya. Ngapain pula kamu membela orang kaya.
BBM jenis Premium dan Solarlah yang diperuntukkan orang miskin dan tidak mengalami kenaikan. Makanya jangan termakan hoaks. Padahal mahasiswa itu demo mengendarai motor. Jangan-jangan motormu berbahan bakar Pertamax, ya salahmu sendiri. Masih makan uang orang tua saja sudah petentengan BBM Pertamax.
Stop impor
Impor apa dulu? Sembako atau alat elektronik? Nanti kalau impor HP dihentikan, kamu pakai HP apa? Kalau mau menyampaikan aspirasi yang jelas, ya dek.
Impor bahan konsumsi tertentu tidak mungkin dihentikan, karena akan berpengaruh pada rakyat. Pemerintah juga tidak akan mengimpor barang-barang yang tidak dibutuhkan masyarakat. Soal beras, misalnya, pemerintah melakukan impor jika diperkirakan stok tidak akan mencukupi. Kalau sudah mencukupi, impor juga akan dihentikan.
Itulah sebabnya Jokowi membangun bendungan agar pertanian Indonesia tidak tergantung pada hujan, agar hasil pertanian Indonesia semakin meningkat dan Indonesia bisa swasembada pangan. Ngerti?
Hapus Perpres nomor 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA)
Soal TKA ini sudah jelas pemerintah semakin ketat. Mahasiswa belum bekerja dan belum berhadapan dengan TKA. Mereka semakin ketar-ketir sekarang, semakin disiplin dan tertib soal keimigrasian. Jadi jangan kebanyakan bicara dan mengonsumsi hoaks. Tingkatkan saja kualitasmu agar tidak perlu lagi mendatangkan TKA.
Kenaikan Dolar
Naiknya dolar tidak lepas dari pengaruh eksternal. Pun demikian pemerintah tetap mengusahakan agar Rupiah kembali menguat. Makanya jangan buat rusuh agar iklim investasi tetap terjaga, agar investor tidak lari dari Indonesia. Ngerti nak?
Jangan hanya karena mendengarkan provokasi elite-elite politik yang terlalu membesar-besarkan persoalan. Kalau pun kamu mendengar, paham dulu baru kemudian mau menyampaikan pendapat.
Kesimpulan yang didapatkan dari sekian banyak tuntutan mahasiswa ini persis seperti isu-isu gorengan oposisi, yang melupakan peran pemerintah dari proses penanganan persoalan itu sendiri, yang tidak melihat secara seimbang. Maka jangan salahkan jika disimpulkan bahwa mahasiswa demo karena terprovokasi isu para elite politik, kalau bukan tidak sedang ditunggangi. Kalau mau membantah, silakan di kolom komentar.
Oh, iya. Saya sebagai rakyat biasa, sekali lagi, tidak memberi mandat kepada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Saya sudah cukup punya ruang untuk menyampaikan aspirasiku sendiri tanpa harus memandatkan kepada orang yang tidak mengerti apa yang disuarakan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mahasiswa-mengatasnamakan-siapa-phHkEeA29
Di Otaknya Cuma Ada Demo
Memang tidak semua mahasiswa. Tapi, dari sebagian, yang kerap melakukan aksi unjuk rasa, cukup memaksa publik untuk menilai bahwa mahasiswa sekarang, di otaknya hanya ada agenda demo.
Demo tentang apa, kapan dan berapa lama durasinya. Itu saja!
Sudah hampir tidak ada terlihat prestasi signifikan yang bisa mereka tunjukkan. Baik dari sisi akademik, maupun dari sisi kemanfaatan bagi sosial masyarakat.
Boro-boro kita bisa berbangga melihat mereka bersaing dengan mahasiswa negara lain dalam bidang teknologi, bisnis, atau sain. Sekedar daya kritisi terhadap isu dan daya logis mereka terhadap wacana, saja, rasanya sangat perlu untuk dipertanyakan.
Bagaimana mungkin mereka bisa melakulan aksi unjuk rasa atas dampak dari sekedar wacana liar yang berkembang di masyarakat?
Wacana presiden 3 periode, atau penundaan pemilu, itu sejatinya muncul dari wacana liar yang tidak kuat dasarnya. Tidak ada dasar literasinya.
Sebagai mahasiswa yang paham literatur, mereka seharusnya mampu melihat perbedaan antara isu nyata atau bualan semata. Ini, mereka justru dengan mudahnya, dan tanpa rasa malu, melakukan aksi unjuk rasa, untuk isu abu-abu itu.
Lalu, apa jadinya kalau besok-besok, ada lagi isu dan wacana liar lainnya, apakah mereka akan demo juga? Setiap wacana dan isu liar, harus mereka sikapi dengan unjuk rasa?
Maka pantas kalau ada yang mempertanyakan, "Kalian sedang apa sebenarnya?"
Masyarakat yang melintas tidak melihat esensi dari aksi mereka. Orang bijak tidak melihat urgensi dari tindakan mereka. Tapi mirisnya, mereka sedang merasa sebagai orang yang berjasa. Pahlawan yang sedang letih berpeluh dan bersuara.
Pertanyaannya, letih untuk apa? Berjasa atas apa?
Mengganggu perjalanan pulang orang yang bergegas ke rumah untuk berkumpul dan berbuka puasa bersama dengan keluarga tercinta?
Berjasa memberikan tunggangan yang empuk bagi kelompok-kelompok yang ingin memupuk subur kerusuhan di negeri ini?
Berjasa terhadap memberi peluang aksi anarkis dan tidak berperikemanusiaan, dengan telanjang dipertontonkan di depan khalayak ramai dan media?
Nyatanya, memang begitulah faktanya. Mereka tidak melakukan satu hal yang penting, kecuali menggangu orang-orang beraktivitas, dan mempertontonkan kekerasan dan kebodohan.
Yang paling memilukan adalah, ada sebuah akun BEM universitas ternama, memposting sebuah video editan, menggambarkan seorang tokoh berjalan mundur ke jurang, dengan judul: Menuju Indonesia Mundur?
Hal sederhana ini saja, langsung menggelitik kepekaan kita. Kalau yakin mahasiswa sekarang punya daya kritisi yang mapan, tentu judul di atas tidak perlu ada tanda tanyanya kan?
Kalau mereka yakin benar Indonesia sedang mundur, kenapa tidak menyertakan tanda seru saja? Atau paling tidak, tanda titik.
Tanda tanya yang mereka selipkan, hanya menunjukkan argumentasi mereka tidak berdasar dan cendrung prematur. Tanda tanya hanya menunjukkan keinginan mereka untuk menggiring opini publik, bahwa seolah-olah mereka tahu Indonesia sedang mundur, entah dari segi apa, dan berharap publik menyerapnya sebagai satu fakta.
Dari pemilihan judul saja sudah bisa diperdebatkan, bahwa mahasiswa seperti ini, hanya bisa membuat malu orang-orang yang menyandang titel yang sama, mahasiswa. Pertanyaan besar akan langsung muncul. Apa parameter yang mereka gunakan? Sudahkah mereka hidup di masa Orde Baru? Sudahkah mereka cukup dewasa saat Orde Reformasi?
Tidak cukup memalukan dengan judul, narasi yang mereka sampaikan pun tidak kurang membagongkan.
"Sudah hampir delapan tahun sejak pertama kali Indonesia diduduki oleh rezim kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Selama itu juga, kami terus dihiasi dengan banyaknya janji-janji manis tak terlaksana juga kebijakan yang menyiksa."
Coba, siapa saja yang mau ambil sikap netral, tidak perlu sikap pendukung pemerintahan, silahkan jawab hal apa yang kira-kira bisa membuat seorang mahasiwa tersiksa atas kebijakan Jokowi?
Mengambil alih Freeport-kah? Mendepak mafia Petral-kah? Menghantam para koruptor kah? Pembangunan infrastruktur kah?
Atau, hanya karena kenaikan harga pertamax dan minyak goreng atau wacana liar Pemilu?
Kalau, hanya itu, tentu ini kejadian baru-baru ini. Tidak pas sekali kalau disebutkan selama 8 tahun mereka tersiksa karenanya.
Narasi keduanya, tidak kalah mengangakan. Udin nganga saja kalah nganga.
"Sekarang, wacana-wacana liar penguasa mulai bertebaran. Aroma busuk perpanjangan kontrak jabatan mulai tercium kencang. Presiden meminta agar semua sesuai konstitusi, namun kita dipenuhi isyarat akan konstitusi yang telah dikebiri dan dalam waktu dekat dapat diganti."
Jelas mereka menyebutkan wacana liar. Tapi mereka berharap bisa menuntun pembacanya untuk berpikir bahwa itu adalah fakta.
Isu, yang liar, mereka asumsikan sebuah fakta, mereka ajak orang lain mempercayainya, dan mereka lakukan unjuk rasa untuk melengkapi kebodohan mereka.
Tidak hanya bodoh. Mereka pun tidak beda dengan kelompok-kelompok nyinyir yang menyelipkan narasi fitnah. Mereka anggap mereka bisa melihat isyarat. Lalu isyarat itu mereka paksa diterima, sekali lagi, sebagai fakta.
Lalu, narasinya ditutup dengan fitnah keji, "Selamat datang di era kemunduran, saat negara hukum justru melanggengkan jahatnya kekuasaan."
Untuk mahasiswa-mahasiswa yang mungkin biasa-biasa saja di kampusnya, jangan terlalu bersedih. Apa pun adanya Anda, itu jauh lebih baik dari pada otak Anda hanya diisi dengan agenda demo. Demo tanpa logika. Logika tanpa daya kritisi.
Paling tidak hidup Anda jauh lebih berguna menjadi diam, tidak mengganggu orang-orang yang sedang bekerja untuk negeri.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/di-otaknya-cuma-ada-demo-o8shk7Zwiy
Ngakak, Andi Arief Sebut Ada Yang Berusaha Jegal Anies Jadi Capres
Ada satu berita yang cukup bikin ngakak, dilansir dari media massa, Andi Arief Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) partai Demokrat mengatakan ada yang berusaha menjegal Anies untuk bisa menjadi capres.
"Saya mendengar ada upaya menjegal koalisi yang mencalonkan Anies. Anies tidak mendapat koalisi," ungkap Andi Arief".
Andi Arief juga mengatakan bahwa Jokowi tidak berhak ikut campur agar pemilu 2024 berlangsung adil.
"Pilpres 2024 hampir dipastikan tidak adil proses dan hasilnya --selama Presiden Jokowi ikut cawe-cawe. Orang yang berkuasa bisa melakukan apa saja, dan bisa menakutkan," kata Andi Arief pada salah satu media massa. Minggu (28/2/2022)
Oke, mari kita bahas satu persatu. Andi Arief mengatakan dia mendengar bahwa ada upaya penjegalan koalisi yang mau mengusung Anies.
Mendengar dari siapa? Darimana buktinya ada penjegalan seperti itu? Selagi tidak ada bukti itu hanyalah rumor semata, lagipula tidak perlu dijegal Aniespun akan terjegal dengan sendirinya, hahaha.
Apa sebenarnya ini cermin ketakutan saja dari Demokrat bahwa tidak mau ada yang berteman dengan Demokrat di 2024.
Bukankah ini hanya menyalahkan keadaan dengan menghembuskan isu-isu yang tidak berdasar, hanya karena partai lain takut kalah karena mendukung Anies, atau karena takut berkoalisi dengan Demokrat?
Bukankah seharusnya Demokrat maupun Anies instropeksi saja mengapa tidak ada partai yang mau mengusung Anies atau memilih Demokrat?
Lalu mengapa menuduh Jokowi cawe-cawe atau istilahnya ikut campur? Apa buktinya? Bukankah tugas Presiden sudah sedemikian sibuknya sampai harus mempedulikan seorang Anies atau calon partai gurem Demokrat.
Kita semua tahu, Demokrat sudah hilang kepercayaan dari masyarakat, dan Anies sulit dapat kendaraan lantaran partai-partai lain takut kehilangan suara dengan menggandeng Anies. Tukang Ojek yang suka nongkrong depan rumah sajapun tahu.
Jadi buat apa Jokowi repot-repot lakukan itu? Nanti beneran Jokowi ikut campur, Demokrat nangis. Makin telak kalahnya Demokrat dan Anies. Semua sudah tahulah saat ini Demokrat sedang nyungsep. Ga perlu Jokowi mengempeskan balon yang sudah kempes.
Lagipula saat ini, bukan hal aneh Jokowi menjalin komunikasi dengan para pemimpin partai karena sebagian besar partai kan masuk pemerintahan, hanya Demokrat dan PKS saja yang kedinginan diluar. Hahaha.
Apakah salahnya Jokowi menjalin komunikasi dengan partai koalisi pendukungnya?
Lalu begini, seandainya ada upaya penjegalan Anies untuk tidak jadi nyapres di 2024, bukankah selagi masih dalam koridor-koridor persaingan, itu bagian dari demokrasi? Bukankah dalam politik sudah hal yang biasa dalam jegal menjegal, namanya juga kompetisi.
Yang salah itu jika Anies ditodong senjata untuk tidak nyapres. Atau Demokrat dilarang untuk mencalonkan Anies. Ini kan tidak. Jadi upaya-upaya persaingan masih dibatas-batas koridor.
Sama kaya perlombaan balap motor atau mobil, salip menyalip itu biasa. Namanya juga lomba. Menabrak yang ga boleh.
Andi Arief sebagai mantan aktivis bukankah bisa membayangkan jaman orde baru dulu. Dimana partai politik disetir oleh pemerintah. Bahkan dipaksa untuk memenuhi keinginan Soeharto?
Jaman sekarang pemerintah memberikan kebebasan sebebas-besasnya kepada partai politik dalam berkompetisi dan bersaing.
Sekali lagi Demokratlah yang seharusnya instropeksi, bercermin mengapa mereka ditinggalkan masyarakat. Lebih baik mereka mematangkan strategi ketimbang ketakutan seperti ini. Katanya Bappilu Demokrat. Kayaknya SBY salah orang ini untuk mengurusi partainya. Badan pemenangan pemilu itu bagian penting partai. Think thanknya partai, menang atau tidak.
Soal persaingan, sekali lagi jegal menjegal itu biasa, selama tidak melanggar hukum dan undang-undang. Ini politik bos, memang politik itu ya keras, bukan main gaple. Jadi baik Demokrat atau pendukung Anies jangan cengeng menyikapi situsi ini.
Ya kalau para pesaing Anies atau para pesaing Demokrat hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa ya mereka akan kalah dong. Ya balapan sendiri aja kalau begitu.
Apa maunya Demokrat dan pendukung Anies, partai-partai pesaing berdiam diri dan ga usah ada yang maju menjadi pesaing Anies? Ya itu justru namanya bukan berkompetisi dong. Main gundu aja kalau begitu.
Demokrat dan pendukung Anies harus menyikapi ini dengan jantan, jangan cengeng, lobi-lobi politik itu biasa. Ga usah lebay.
Kemudian seandainyapun Jokowi ikut berpolitik untuk mendukung jagoannya emang salahnya dimana, undang-undang mana yang dilanggar? Jokowi kan punya hak untuk berpolitik juga, dan memikirkan siapa yang akan menjadi penerusnya. Sudah untung Jokowi ga buat partai, Seperti SBY. Lah SBY saja sewaktu jadi Presiden punya partai politik, lah ini kok Jokowi disuruh diem. Takut sama Jokowi? Hahaha.
Yang salah itu kalau Jokowi memerintahkan sesuatu yang melanggar hukum, misalnya menyuruh orang untuk menyandera keluarga Anies agar Anies tidak nyapres atau membubarkan Partai Demokrat. Nah itu baru salah. Tapi kan Jokowi tidak melakukan itu.
Jadi harus dipahami. Dalam politik melakukan pembicaraan, lobi-lobi, sikut-menyikut dan jegal-menjegal itu hal biasa asal tidak menyalahi aturan.
Demokrat maupun para pendukung Anies jangan menganggap situasi yang menyulitkan ini sebagai sesuatu yang tidak adil.
Kenapa ga berusaha saja, ada tidak partai yang mau mengusung Anies. Coba saja dulu, dan seandainya koalisinya lolos Presidential Threshold 20%, menang ga pemilu? Coba saja dulu.
Ini belum berkompetisi udah nyerah duluan. Ini sih benaran Demokrat nyungsep 2024. Badan pemenangan pemilunya Demokrat saja kaya begini. Belum bertanding udah kalah mental. Lemah ah, ga seru. Hahaha.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngakak-andi-arief-sebut-ada-yang-berusaha-jegal-o0RjD3RqlE
Waspada! Konten Pemaksaan Memakai Jilbab Bisa Menghasilkan Gagasan Menyimpang
Ini tulisan kedua saya tentang konten di kanal Youtube Zavilda TV. Pada tulisan pertama, saya lebih menekankan unsur media sosial dalam penyebaran paham radikal. Tulisan ini akan menyoroti gagasan menyimpang yang mungkin muncul jika konten seperti yang diunggah Zavilda TV terus dibiarkan. Jika berkenan membaca gagasan saya pada tulisan yang pertama, bisa diklik disini.
Setiap konten yang diunggah di Youtube pasti berdampak bagi penontonnya. Terlebih lagi jika konten itu viral dan ditonton banyak orang. Dampak itu bisa berupa gagasan dalam pikiran tetapi bisa pula berupa tindakan yang diinspirasi oleh konten yang ditonton.
Ketika banyak konten pamer kekayaan oleh para Youtuber atau artis, banyak orang ingin menjadi Youtuber demi jadi kaya. Saat Youtube dibanjiri dengan podcast, banyak orang tiba-tiba membuat konten tentang podcast. Jelas khan bahwa konten yang ditonton akan mempengaruhi cara pikir dan tindakan seseorang?
Itulah sebabnya konten Zavilda TV mengkhawatirkan. Penontonnya bisa mempunyai gagasan dan tindakan menyimpang karena pengaruh isi kanal ini. Apa saja gagasan menyimpang yang mungkin muncul karena menonton "keberhasilan" perempuan bercadar membuat tobat perempuan-perempuan yang berpakaian terbuka?
Kemungkinan pertama adalah tumbuhnya gagasan bahwa penampilan luar adalah dasar penilaian baik atau buruknya seseorang. Tentu saja gagasan ini tidak tepat. Sampul buku tidak menentukan baik buruknya isi buku. Demikian juga penampilan luar seseorang tidak menentukan baik buruknya diri seseorang. Seharusnya khan yang dinilai perbuatannya bukan sekedar penampilan luarnya saja to?
Karena itulah, konten Zavilda TV bisa membuat banyak orang mempunyai gagasan yang salah karena pakaian terbuka dianggap jahat sementara pakaian tertutup adalah baik. Jelas membuat gagasan penonton kontennya bisa menyimpang. Jika hanya berhenti di gagasan sih tidak apa-apa tetapi gagasan seperti ini biasanya diikuti dengan sikap mudah menghakimi. Yang berpenampilan terbuka langsung dianggap jahat, sementara yang tertutup pasti baik.
Kemungkinan kedua adalah sikap munafik dalam beragama. Muculnya tidak dapat dipisahkan dari penilaian baik buruk seseorang dari penampilan luarnya saja. Yang penting penampilannya sopan dan tertutup. Yang penting dipandang alim karena penampilan luar meski perbuatannya buruk.
Banyak contoh kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlihat alim. Karena penampilannya yang alim, para pelaku kejahatan itu dengan mudahnya mengelabui korbannya. Selain itu, penampilan alimnya bisa menyelamatkannya dari hukuman yang berat juga. Bukankah hal ini berbahaya?
Kemungkinan ketiga adalah adanya salah paham tentang menebar kebaikan dan toleransi. Setiap konten Zavilda TV bertujuan untuk menebar kebaikan katanya. Tentu saja menebar kebaikan menurut mereka adalah menyampaikan paham yang mereka percaya terutama soal mengenakan jilbab. Yang mereka lakukan adalah tindakan baik karena menawarkan jalan menuju surga kepada orang lain.
Jelas hal seperti itu bukanlah menebarkan kebaikan tetapi pemaksaan paham yang dipercaya. Jika paham menebar kebaikan ini diikuti oleh banyak orang maka masing-masing orang akan mencoba memaksakan paham yang dipercayanya. Kalau ini terjadi maka potensi perpecahan jelas meningkat.
Selain itu, perempuan bercadar di Zavilda TV selalu memuji perempuan yang mengikuti pahamnya sebagai bentuk toleransi. Saat ada perempuan non muslim yang bersedia mengenakan jilbab, maka itu adalah bentuk toleransi. Ini juga paham yang menyesatkan.
Toleransi itu adalah saling menghargai, bukan menerima dengan terpaksa. Yang terjadi di konten Zavilda TV adalah pemaksaan, bukan toleransi. Coba kalau dibalik deh. Maukah perempuan bercadar itu mengenakan kalung salib agar dianggap toleran? Saya yakin tidak mau.
Itulah tiga kemungkinan yang saya temukan sebagai dampak konten kanal Zavilda TV. Ketiganya merupakan awal dari sebuah sikap radikal dalam beragama. Karena itulah, pencegahan radikalisme harus ditingkatkan dengan membatasi konten-konten seperti yang dibuat oleh Zavilda TV. Bukan tugas mudah tetapi juga tidak mustahil bukan?
Sumber Utama : https://seword.com/sosbud/waspada-konten-pemaksaan-memakai-jilbab-bisa-bZbRnhmnuu
Presiden Jokowi dan Indonesia Dilindungi Angka 7
Percaya tidak percaya tapi kita seakan dipaksa untuk percaya atau kita mengambil sikap abstain alias di tengah tapi tidak netral. Bingung kan? Tapi seperti itulah sikap yang diambil kebanyakan orang ketika dihadapkan pada mitos. Contoh mitos yang sampai sekarang masih cukup ditaati oleh banyak orang adalah larangan bagi para suami untuk tidak membunuh atau menyiksa binatang ketika istrinya hamil. BInatang ternak sekalipun, yang sehari-hari kita makan, kalau bisa jangan sampai disembelih oleh seorang suami yang istrinya sedang hamil. Pamali kalau kata orang sunda mah... Atau mitos lain yang sempat saya ketahui adalah para penenun kain songket di Lombok itu pasti ibu-ibu dan tidak ada bapak-bapak. Larangan bapak-bapak atau laki-laki menentun di Lombok itu katanya suka tidak diberi keturunan bagi yang belum punya anak atau yang belum menikah atau kena musibah lain. Katanya... waktu itu saya berlibur ke Lombok terus suami saya ingin mencoba menenun terus dihardik oleh seorang ibu dan dia menjelaskan mitos yang beredar. Kebenaran mitos ini pun tak ada orang yang bisa mengkonfirmasi karena percaya atau tidak percaya sepenuhnya diserahkan pada keyakinan masing-masing. Cuma ya jangan coba-coba membunuh laba-laba pas istri lagi hamil dengan harapan kalau anaknya lahir akan menjadi spiderman. Di film saja spiderman itu bukan bawaan lahir.
Pun dengan angka. Di Las Vegas, angka keberuntungan itu adalah angka 7 bahkan tiga kali angka 7 atau 777. Percaya tidak percaya tapi angka 777 itu menjadi angka jackpot yang kalau kena bisa menang banyak, bahkan banyak sekali. Tapi kebenaran bahwa angka 7 ini adalah angka keberuntungan, ya seperti mitos tadi. Dipercaya silahkan, siapa tahu memang membawa keberuntungan, tidak dipercaya juga silahkan.
Tapi... tentang angka 7 ini... kemaren waktu peringatan HUT RI yang ke 77, saya dikirimi kawan tulisan yang lebih meyerupai puisi tentang hubungan angka 7 dengan Presiden Jokowi dan Indonesia hari ini. Menarik sekali! Tapi ya itu tadi, percaya tidak percaya bahwa Indonesia di jaman Jokowi ini bisa selamat dari pandemi korona, selamat dari rongrongan para begundal, selamat dari krisis ekonomi global karena saat ini Indonesia dipimpin oleh Presiden ke-7.
Orang Bijak Berkata Surga Ada Di Langit Ketujuh
Batu Permata Yang Paling Indah Ada Di Lautan Ketujuh...
Emas Yang Paling Mulia Ada Di Tanah Lapis Ketujuh...
Dan semua itu bukan sekedar kata, Ilmu Yang Paling Sakti Adalah Ilmu Ketujuh...
Maka Sayapun Berani Mengatakan :
Kemajuan Indonesia terjadi pada saat Indonesia dipimpin Presiden Ke-7
Kejayaan Indonesia tercapai pada saat Indonesia dipimpin Presiden Ke-7
Kekuatan Indonesia (baik secara ekonomi maupun secara politik dalam dan luar negeri) ada saat Indonesia dipimpin Presiden Ke 7.
Sampai di sini terbuktikah apa yang dituliskan di atas itu? Buat saya pribadi semua yang ditulis di dalam puisi itu terbukti adanya.
Jokowi menjadi Presiden Indonesia ke-7 seperti sudah ditetapkan Tuhan. Ditangannya, sesuatu yang selama berpuluh-puluh tahun tak disentuh oleh presiden sebelumnya, oleh Jokowi tersentuh dan disentuh dengan cara yang masif. Banyak daerah terpencil, terluar, terdepan, tertinggal yang selama berpuluh-puluh tahun juga diabaikan presiden sebelumnya, justru menjadi perhatian utama Presiden ke-7 Indonesia, dibangun dan dimajukan. Padahal semua kemajuan dan pencapaian pembangunan di daerah 4T di Indonesia hari ini dilakukan di tengah gempuran dan serangan pihak-pihak yang berusaha melengserkan Jokowi, mulai dari pasukan barisan sakit hati, pasukan kadal gurun, hingga pihak-pihak yang berasal dari luar Indonesia dalam menciptakan goncangan politik di Indonesia. Namun Jokowi tetap tegak berdiri semakin kuat semakin berjaya. Apakah kekuatan Jokowi ini karena Jokowi mendapatkan perlindungan dari angka 7 sebagai Presiden ke-7? Jawabannya "Allahualam". Yang pasti, Jokowi sangat dicintai dan dilindungi oleh banyak rakyat Indonesia, terutama rakyat Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Seperti yang pernah diultimatumkan oleh Gubernur NTT, "Jangan coba-coba dengan Pak Jokowi". Artinya, kalau ada orang yang mau mengkritik, menfitnah, menghina atau apapun pada Presiden Jokowi, jangan coba-coba melakukan itu di dalam NTT, karena itu sangat bisa dipastikan habis orang itu dihajar oleh rakyat NTT seperti kata salah satu warga NTT pada video ini.
Sehat selalu Pak Jokowi....
Sumber Utama : https://seword.com/politik/presiden-jokowi-dan-indonesia-dilindungi-angka-7-vOdoh5LIpk
Farel Prayoga dan Nyanyian Orang Dewasa, Siapa yang Salah?
HUT RI ke-77 tahun 2024 ini pastinya membawa berkah tersendiri bagi seorang Farel Prayoga. Dia yang tadinya bukan siapa-siapa, sekarang menjadi perbincangan banyak orang, tapi dalam arti yang positif.
Bandingkan dengan si Aboe Bakar Al Habsy, yang tiba-tiba menjadi pembicaraan se-Indonesia saat ini. Namun bukan karena kader PKS ini bisa membuat ribuan orang berjoged riang berkat suaranya yang merdu menggoyang-goyang. Bukan Pak!
Dia digunjing dengan nada tidak hormat, karena pada saat rapat dengan petinggi polisi, Rabu 24 Agustus 2022 lalu, HP-nya mengeluarkan bunyi suara seorang wanita yang seperti mendesah: sayaaaaang. Tak ayal, seisi ruangan pun gerrr.
Aboe Bakar dengan tangkas mengaku bahwa itu suara istrinya. Dan tentu tidak ada yang salah jika memang istri mengatakan “sayang” pada suami sendiri. Tetapi menjadi salah besar jika suasana di rumah, atau kamar tidur, dibawa-bawa ke ruang rapat yang terhormat.
Maka sah dan relevan jika yang bersangkutan segera diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, meski kita sudah bisa menebak apa nanti hasilnya. Tapi adegan sesaat ini kita nikmati saja dulu sebagai hiburan segar dari wakil rakyat.
Kini fokus kita ke Farel Prayoga, yang mendapatkan kesempatan emas dan kehormatan besar tampil di panggung nasional, usai pelaksanaan upacara bendera HUT RI di beranda depan Istana Negara, Jakarta.
Rabu 17 Agustus 2022 lalu, arek Banyuwangi yang kabarnya masih siswa sekolah dasar ini membawakan sebuah lagu berirama dangdut: Ojo Dibandingke atau “jangan dibanding-bandingkan”.
Suara Farel yang berkualitas tinggi, terdengar sangat klop dengan lagu berlirik Jawa itu. Maka seluruh hadirin pun bergoyang, termasuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana. Bahkan sejumlah fans dadakan Farel, berdatangan menghampiri panggung dan joged bersama dekat penyanyi cilik itu.
Ya, ditilik dari usianya yang masih setingkat SD itu, Farel masuk dalam kategori penyanyi cilik atau kanak-kanak. Namun menjadi sedikit sumir ketika lagu yang dibawakan saat itu bertema dewasa atau cinta. Namun diubah sedikit liriknya sehingga berupa kekaguman pada presiden ke-7 yang ketika itu jadi inspektur upacara.
Setelah itu, hadir pula sikap pro dan kontra soal Farel dan lagu yang dia bawakan itu. Misalnya ada yang nyinyir kok anak-anak membawakan lagu dewasa di sebuah perhelatan yang agung itu? Atau kok yang diperdengarkan pada acara nasional sepenting itu adalah lagu bertema asmara?
Bahwa kanak-kanak membawakan lagu-lagu buat orang dewasa sudah bukan lagi hal yang baru untuk dibahas. Fenomena ini sudah berlangsung tahunan atau dasawarsa-an di negeri ini. Misalnya dalam ajang pencarian bakat penyanyi tingkat kanak-kanak, atau cilik, lagu-lagu yang mereka nyanyikan rata-rata lagu pop yang sedang trend.
Mungkin maksudnya supaya acara itu bisa menggaet minat sebanyak mungkin pemirsa dari segala usia. Sebab yang namanya panggung hiburan berbasis eleltronik ini, sangat membutuhkan iklan untuk ditayangkan di sela-sela acara. Maka untuk itu diperlukan jumlah pemirsa seluas-luasnya.
Sebab coba kalau penyanyi-penyanyi cilik itu membawakan lagu “Balonku ada lima”, siapa yang akan betah duduk di depan tivi berjam-jam? Apalagi lagu itu pernah dikategorikan sebagai “haram” oleh oknum kadrun yang di masa kecilnya kurang gizi.
Maka demi lancarnya bisnis yang mengitari acara pencarian bakat itu, jadilah kanak-kanak itu berlagak bak artis dewasa. Dan rata-rata memang dapat membawakan lagu-lagu kasmaran itu dengan penghayatan.
Bangga atau bahagiakah kita sebagai orang tua menyaksikan fenomena di era digital ini? Mungkin inilah yang akan menjadi perdebatan dan renungan.
Namun (bakal) sama seperti hasil dari keputusan MKD kelak atas oknum PKS yang kedapatan menerima panggilan “sayaaaaang” pada saat dan tempat yang tidak pas, publik dan para ortu pun sudah tidak peduli lagi soal anak-anak menyanyi lagu dewasa.
Zaman memang terlalu cepat berubah dengan kejam. Dulu di tahun 1970-an, kanak-kanak negeri masih punya lagu khusus mereka sendiri. Bertema kanak-kanak, liriknya pun demikian.
Misalnya, sebagian besar kita pasti ingat dengan lagu “Helly” yang dibawakan oleh Chicha Koeswojo. Dia putri Nomo Koeswojo salah satu personal Koes Bersaudara (Koes Plus). Lagu “Helly” yang sangat terkenal itu berkisah tentang anjing piaraan keluarga, dan bisa diajak bermain-main oleh anggota keluarga:
“Helly, guk guk guk, kemari guk guk guk, ayo lari-lari...” Demikian penggalan lagu (refrain), dan pasti masih banyak orang hapal atau ingat hingga kini.
Dan ada banyak penyanyi cilik yang segenerasi dengan Chicha kala itu. Seperti Adi Bing Slamet, Yoan Tanamal, Bobby Muchsin-Sandora, Sari Koeswojo, Helen, dan banyak lagi, yang membuat blantika musik kanak-kanak sangat semarak, bahkan bisa bersaing dengan musik dewasa di TVRI, satu-satunya televisi kala itu.
Namun semakin majunya zaman dan teknologi, ikutan “maju” pula selera lagu kanak-kanak. Mereka sudah ogah membawakan lagu setara usia mereka sendiri, namun sudah merasa nyaman dengan lagu-lagu bertema cinta yang lazim dibawakan para dewasa atau remaja.
Soal fenomena ini, ada yang menyebut bahwa anak-anak kita sudah dewasa sebelum waktunya.
Tetapi adakah niat atau upaya kita semua untuk melepaskan anak-anak dari “cengkeraman” ini? Adakah keinginan serius dan tulus untuk membawa, menuntun atau menggirung anak-anak kita supaya di masa kanak-kanak mereka mengonsumsi lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi mereka?
Sulit kembali!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/farel-prayoga-dan-nyanyian-orang-dewasa-siapa-rNOyvt1xxu
Miris! Konten Penyebar Paham Radikal Beredar Bebas dan Ditonton Banyak Orang
Sebuah video pendek tentang pemaksaan pemakaian jilbab di jalan beredar di Twitter. Dalam video itu terlihat bahwa seorang perempuan bercadar meminta atau lebih tepatnya memaksa seorang perempuan yang berpakaian terbuka untuk memakai jilbab. Dalam video pendek itu tertulis sebuah kanal Youtube yakni Zavilda TV.
Karena penasaran, saya pun berselancar mencari kanal Youtube tersebut. Jika anda ingin berkunjung juga ke kanal tersebut silahkan klik disini. Saya sih berharap kalau anda berkunjung kesana bukan untuk menikmati kontennya. Kalau anda enggan berkunjung, saya akan mendeskripsikannya untuk anda.
Konten itu menamai video-videonya sebagai Islamic Sosial Eksperimen. Kanal ini dibuat pada tanggal 19 Juni 2020. Kanal ini sudah mengunggah 179 video dan mempunyai 211 ribu subscriber. Bukan kanal yang sangat besar tetapi juga bukan kanal kecil-kecilan. Penonton videonya pun beragam ada yang sampai jutaan tetapi ada juga yang hanya ribuan.
Kontennya berkisar pada pengalaman seorang perempuan bercadar yang berusaha menaburkan kebaikan dengan cara mengajak perempuan-perempuan yang ditemuinya untuk memakai jilbab. Alur kontennya rata-rata mirip yaitu perempuan bercadar ini berhasil membuat tobat perempuan-perempuan yang berbaju terbuka, pemabuk bahkan ada yang diklaim ateis. Memang saya hanya melihat dua video dari kanal ini tetapi dari thumbnail video yang ada tampaknya alur kontennya memang dibuat seperti itu.
Gaya pembuatan kontennya seperti reality show di televisi. Perempuan bercadar ini berjalan-jalan dan secara random bertemu dengan perempuan yang menjadi sasaran. Pada akhirnya, perempuan yang menjadi sasaran itu tersentuh dengan renungan-renungan yang disampaikan perempuan bercadar itu. Perempuan sasaran itu pun bertobat dan mau memperbaiki diri. Hebat sekali khan perempuan bercadar ini?
Jelas hebat karena ada skenario dari konten-konten tersebut. Yang ditampilkan dalam video adalah skenario yang dibuat sealami mungkin sehingga membuat penonton yakin bahwa kejadian itu tanpa rekayasa. Rupanya banyak penonton kanal ini yang hanyut dalam kisah sang perempuan bercadar dan menganggapnya nyata. Mungkin suatu saat perempuan bercadar ini perlu dikirim ke Arab Saudi ya?
Pembuat kanal ini menyebut dirinya sebagai pembagi kebaikan. Perempuan bercadar ini mempunyai misi untuk menebar hal baik agar orang lain tidak semakin jauh dari Tuhan. Dia juga melakukan itu untuk menyampaikan ajaran agama Islam. Salah satu yang paling sering disampaikan adalah kewajiban memakai jilbab bagi muslimah. Nah khan, mungkin memang perlu mengutus perempuan bercadar ini ke Arab Saudi untuk menyadarkan perempuan disana?
Konten-konten dalam kanal ini menimbulkan banyak pertanyaan dalam diri saya. Apakah memang dakwah harus dilakukan hingga sampai jalanan? Bukankah ada tempat dakwah yang lebih tepat yakni masjid atau pengajian? Apakah dakwah dengan agak memaksa juga bisa dibenarkan? Apakah baik tidaknya seseorang hanya dinilai dari segi penampilan fisik saja? Apakah sudah tepat ajaran agama yang dibawa oleh perempuan bercadar ini?
Saya tentu senang kalau semakin banyak orang berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Hanya saja, kanal ini memfokuskan perubahan hanya kepada hal-hal luaran saja, terutama soal pakaian. Baik tidaknya seseorang dinilai dari penampilan luaran. Ini khan sesuatu yang tidak benar dan bisa mempengaruhi cara pandang penonton. Beragama khan tidak hanya sekedar tampilan fisik. Olah rohani lebih penting daripada tampilan fisik yang bisa saja dibuat-buat demi dipandang baik.
Inilah yang menggelisahkan saya. Penonton kanal ini lumayan banyak. Potensi pemahaman agama yang keliru cukup tinggi. Akses ke video-video seperti ini terbuka untuk siapa saja. Pemilik kanal ini pun dengan bebas mempromosikan videonya. Semakin banyaklah orang yang akan menjadi “polisi agama” karena pemahaman agama yang keliru. Para “polisi agama” ini biasanya dengan mudah menghakimi orang karena penampilan luarnya. Bukankah ini awal dari paham radikal yang berkembang di masyarakat?
Jika Indonesia ingin semakin maju dalam menangani paham radikal, maka konten-konten seperti di kanal Zavilda TV ini harus diperangi. Harus ada langkah untuk bersama-sama memerangi penyebaran paham radikal di media sosial. Dari pemerintah, khususnya Kominfo, harus memberi aturan untuk menertibkan konten-konten yang memunculkan paham radikal. Memang tidak mudah karena tiap platform media sosial mempunyai aturan tersendiri soal konten.
Kalau saya sendiri sebagai rakyat ya hanya bisa melaporkan video-video yang mempromosikan paham radikal.Sumber Utama : https://seword.com/media/miris-konten-penyebar-paham-radikal-beredar-bebas-HAR8lUjQCg
Makin Terpuruk, Manuver SBY Hilang Arti, Ibas-AHY Kena Bully!
Masih di bulan Agustus, di mana kita merayakan HUT Kemerdekaan RI tercinta. Apa yang masih kalian ingat tentang puncak perayaan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara? Mayoritas publik pasti masih ingat sama penyanyi cilik Farel Prayoga. Masih ingat juga dong dengan meriahnya akhir acara di Istana, ketika para menteri dan bahkan Ibu Iriana Jokowi berjoget ria, mengikuti lagu yang dibawakan oleh Farel.
Selain kemeriahan itu, apakah ada yang teringat dengan mantan presiden SBY dan anak-anaknya? Makanya saya baru bikin video ini sekarang. Karena sekalian memperlihatkan bukti bahwa, apa yang dilakukan oleh SBY itu tidak lagi punya makna di depan publik. Padahal beliau ini sudah capek-capek bermanuver “nyari panggung” sampai ke luar negeri. Sementara pasca peringatan HUT Kemerdekaan RI, anak-anak SBY, Ibas dan AHY malah kena bully para netizen. Ngenes banget ya.
Tidak terasa kita sudah mulai menjalani bulan-bulan akhir tahun 2022. Ini nanti nggak terasa lho. Baru saja partai-partai politik mendaftar di KPU. Tahu-tahu sudah tahun 2024 aja. Perasaan baru saja kemarin ada rame-rame Pilpres 2019. Sekarang kita sudah selalu bicara soal Pilpres 2024.
Ya memang nggak kerasa. Makanya, banyak kader partai yang mau jadi menteri, atau pejabat publik lain. Karena jabatan itu akan mendukung karir politik mereka di masa mendatang. Yang pingin nyapres pun mengikuti jejak Presiden Jokowi. Seperti jadi gubernur dulu di DKI Jakarta, ya kan? Tanpa adanya jabatan publik, akan sulit bagi seorang kader partai, bahkan ketua umum partai, untuk maju nyapres. Lha wong susah kan nyari bukti hasil kerjanya. Simpel ya.
Kalo nggak punya jabatan publik terus gimana? Ya ada saja yang diupayakan. Misalnya yang kita lihat dari partai Demokrat dan Klan Cikeas, adalah gaya-gaya sok tahu, sok mengajari Presiden Jokowi, dan “menjual” pengalaman SBY sebagai mantan presiden 2 periode. Sok ngasih tahu soal solusi pandemi, dan lain sebagainya. Tapi mau gimana? Setiap kali Demokrat mengungkit masa lalu kepemimpinan SBY, maka langsung akan terperangkap. Karena seketika itu pula publik akan membalasnya, mengingatkan kembali ke soal proyek mangkrak, terutama Hambalang dan kasus-kasus korupsi.
Oleh sebab itu, Demokrat juga mencari cara lain, yang menghindari kenangan-kenangan soal mangkrak dan korupsi. Saya kira itu lah yang menyebabkan SBY melakukan manuver ke luar negeri pada saat kita memperingati puncak HUT Kemerdekaan RI. Yakni pergi ke Malaysia.
Kan ada 2 momen di mana SBY sebagai mantan presiden diundang untuk hadir di acara kenegaraan. Pertama, dalam acara Sidang Tahunan MPR 2022, yang dibuka pada tanggal 16 Agustus. Di mana Presiden Jokowi menyampaikan pidato beliau. Kedua, dalam acara puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus di Istana Negara.
Dengan tidak menghadiri kedua acara kenegaraan tersebut, SBY mungkin berharap dirinya akan dicari-cari, sehingga beritanya pun akan heboh di media. Kemudian, ketika berada di Malaysia, salah satu kegiatan SBY adalah memberikan kuliah umum di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Di sana, SBY pun bicara soal isu-isu kritis yang dihadapi dunia, lalu memberikan solusinya dan tidak lupa mengingatkan bahwa SBY ini pernah jadi Presiden RI Sumber. Bahwa SBY ini pernah juga punya pengalaman menghadapi krisis ekonomi skala global pada tahun 2008 gitu lho. SBY juga menyinggung soal kondisi negara-negara G20. Katanya sekarang G20 terpecah, beda dengan jaman dulu ketika SBY masih jadi Presiden RI Sumber.
Di sini kan kelihatan bahwa SBY sedang berusaha “menjual” citranya sebagai mantan presiden yang masih punya ide-ide bagus untuk berkontribusi secara global. Pokoknya, menyatakan bahwa dulu waktu jadi presiden, SBY ini hebat. Dan sekarang sebagai mantan presiden, dia juga masih hebat. Bahkan bisa lebih hebat dibanding Presiden Jokowi. Entah apakah laku di Malaysia sana. Lha wong orang-orang Malaysia pada suka sama Presiden Jokowi tuh Sumber. Bahkan mereka mau Presiden Jokowi ditukar dengan Perdana Menteri Malaysia Sumber hehehe…
Di Malaysia belum tentu laku, apalagi di Indonesia. Apakah publik heboh karena SBY tidak datang di acara-acara kenegaraan waktu itu? Apakah publik heboh dengan adanya pidato atau kuliah umum SBY di Malaysia? Enggak tuh, kalah heboh dengan Farel Prayoga hehehe…
Bagaimana dengan nasib kedua anak SBY, AHY dan Ibas? Mereka juga kena bully atas kegiatan-kegiatan mereka terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI. Ibas, yang video pidatonya viral, jadi bahan tertawaan para netizen. Itu Ibas kan anggota DPR RI ya, sebenarnya wajar kalau dia merilis pidato menyambut HUT Kemerdekaan RI. Isi pidatonya pun tidak ada yang aneh-aneh, biasa aja. Namun, karena gaya pidatonya, para netizen pun ramai menyebarkan videonya. Ibas berpidato dengan gerakan tangan yang terlalu diatur ya.
Jadi celaan para netizen. Banyak yang nanya Ibas ini lagi ngomong apa? Ada juga yang menyentil soal korupsi Hambalang dan sebagainya. Ratusan netizen menyebarkan videonya, dan lebih banyak lagi netizen yang membully. Maksud Ibas merilis pidato pun tertutup dengan bully-an para netizen. Anggota DPR RI lho ini yang pidato. Kok netizen nggak ada hormat-hormatnya sih?
Sementara AHY juga mengalami kondisi yang serupa. Lebih ngenes kalo AHY ini ya. Jadi dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, AHY pun merilis foto-fotonya bersama sang istri. Mereka memakai baju daerah dan ada satu foto juga memperlihatkan mereka berdua berdiri dengan posisi hormat ke arah televisi Sumber Twitter. Netizen pun mempertanyakan mengapa AHY tidak terlihat di Istana Negara. Bahkan ada yang mentertawakan AHY sambil menyebutnya dengan istilah “bocil” atau bocah cilik ya Sumber Twitter. Mungkin netizen mikir ya, udah pakai pakaian tradisional lengkap, kok malah di rumah aja? Apa males ke Istana Negara gitu? Dan masih banyak lagi deh komentar-komentar miring dari para netizen.
Padahal yang terjadi adalah, AHY ini kan masih dalam tahap penyembuhan pasca kena sakit DBD Sumber. Mungkin netizen nggak ada yang peduli, sehingga nggak banyak yang tahu soal sakitnya AHY ini. Kasihan nggak sih? Sakit aja publik nggak ngeh. Boro-boro cari dukungan buat nyapres. Gitu kan?
SBY capek-capek pergi ke Malaysia, buat pidato. Yang diharapkan bisa mendongkrak citra SBY. Sehingga SBY ini kelihatan masih powerful buat jadi King Maker di Pilpres 2024. Eeh publik mana peduli? Sekarang mana ada yang ingat? Anak-anak SBY, berusaha dengan cara masing-masing, dengan tujuan sama, mendongkrak citra masing-masing. Untuk menghindarkan diri dari citra mangkrak dan korupsi yang masih beredar di publik. Eeh, bukannya dapat apresiasi, malah kena bully. Ditertawakan macam lawakan. Apes bener ya.
Waktu akan cepat berlalu. Tidak akan terasa lho, tahu-tahu nanti sudah 2023 aja. Demokrat, SBY dan AHY, harus mengupayakan cara lain yang lebih jitu, kalau mau mendongkrak citranya buat nyapres di 2024. Tapi ingat ya pesan Presiden Jokowi, jangan pakai politik identitas dan politisasi agama dalam Pemilu 2024.Sumber Utama : https://seword.com/politik/makin-terpuruk-manuver-sby-hilang-arti-ibas-ahy-XmtF8TEc7G
Dirujak Mahasiswa Cerdas, Rocky Gerung Mental Breakdown, Kacamata Sampai Beruap
Menurut keyakinan saya Rocky Gerung terkencing-kencing saat dia duduk terdiam dengan kacamata yang berkabut karena badannya panas keluar dari matanya, mendengar posting dari seorang mahasiswa yang pintar dan nggak kayak para pendemo goblok pendukung Prabowo dan Anies Baswedan.
Seorang mahasiswa mengatakan dan menggunakan pemikiran dan cara Rocky Gerung untuk menghancurkan Rocky Gerung. Rocky Gerung seringkali menggunakan statement "menurut keyakinan saya" dan juga mengakhiri kalimat bajingannya dengan statement "tapi saya nggak mungkin ngomong begitu kan?"
Buat saya seorang mahasiswa ini adalah perwakilan dari kaum intelektual yang merupakan sosok yang paham akan filsafat dari kata-kata. Rocky Gerung mengatakan bahwa dia merupakan orang yang boleh berkata-kata di dalam dunia demokrasi.
Tapi dia di dalam kebebasan berdemokrasi juga mengatakan bahwa pendidikan dan sistem negara ini di era presiden Joko Widodo sangatlah mengekang dan tidak bebas berkata-kata. Kebodohan yang disembur-semburkan oleh mulutnya Rocky Gerung ini berhasil membuat banyak banget kadal gurun terpengaruh dan menganggap presiden Joko Widodo adalah presiden yang represif.
Mahasiswa ini mengatakan satu contoh kasus yang benar-benar nyata mengenai ketololan dari Rocky Gerung yang adalah manusia pendukung Prabowo dan Anies Baswedan. Rocky Gerung pernah tidak bisa membedakan mana yang merupakan operasi plastik dan mana yang merupakan wajah hasil digebukin.
Orang dungu yang sering mendungukan orang ini pada akhirnya ditunggu-tunggu kan balik oleh seorang mahasiswa yang merupakan juniornya yang jauh di bawah usianya. Dan Rocky Gerung pun hanya bisa terdiam dan terkencing-kencing menurut keyakinan saya saat dia di hadapan mahasiswa tersebut.
Duduk di seberang mahasiswa tersebut, Rocky Gerung pun terlihat kacamatanya berembun karena mungkin kencingnya nyasar dari bawah menguap ke atas menurut keyakinan saya. Kalau bicara menurut keyakinan saya tentunya tidak ada yang boleh melawan keyakinan saya dong dan menekan keyakinan saya, menurut doktor dungu Rocky Gerung?
Dan sepertinya nggak boleh kalau saya mengatakan hal seperti itu bukan? Saya menonton sebuah video singkat ini membuat saya masih menaruh harapan kepada mahasiswa. Ternyata mahasiswa yang tolol itu hanya ada di kelompok social justice warrior dan juga di jalanan.
Dan masih ada mahasiswa-mahasiswa yang cerdas di dunia kampus-kampus intelektual yang tersebar di seluruh Indonesia. Cara mahasiswa menyampaikan pendapat di hadapan Rocky Gerung ini bisa diacungi jempol dan luar biasa cerdas. Hanya saja sayang banget sedikit media yang mau memberitakan kecerdasan ini.
Videonya mana? Lihat di sini https://twitter.com/bambangmulyono2/status/1563692551713959936
Kebanyakan media-media yang dimiliki oleh politisi busuk mengangkat berita-berita soal jeleknya pemerintahan di Indonesia. Padahal yang bagus-bagus lebih bisa diangkat untuk membungkam pandangan-pandangan busuk dari Rocky Gerung dan pemikir-pemikir sesat lainnya.
Untuk kali ini saya harus angkat topi kepada mahasiswa yang ini. Anda cerdas dan berani mengatakan kebobrokan seorang dosen di hadapan dosen itu sendiri. Bahkan kelihatan Rocky Gerung sampai terkencing-kencing menurut keyakinan saya tapi lewat matanya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/dirujak-mahasiswa-cerdas-rocky-gerung-mental-wu1jH1nYT0
Yaeaalah... Udah Tahu Gagal, Kok Gaya Roy Suryo Ditiru Faizal Assegaf : Ngeles & Ngegas!
Ada video yang memperlihatkan pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, yang berisikan tudingan yang ditujukan terhadap Dirut Taspen yang menurut si pengacara itu telah mengelola dana Capres untuk 2024 hingga Rp 300 Triliun. Selain itu, Kamaruddin juga menyebut jika pejabat BUMN tersebut memiliki banyak istri simpanan. Tapi di dalam video tersebut Kamaruddin tidak menyebutkan nama tertentu yang dia tuduhkan karena sebagai seorang praktisi hukum, Kamaruddin pasti paham bahwa dengan menyebut nama tertentu maka itu akan langsung masuk ke dalam jeratan hukum UU ITE. Nah.... oleh Faizal Assegaf video itu di re-posting atau diunggah ulang sambil menambahkan kalimat atau narasi kalau penjabat yang dimaksud oleh Kamaruddin Simanjuntak dalam videonya itu adalah Erick Thohir. Tak sampai disitu, Faizal menyebut jika istri-istri simpanannya dinikahi secara gaib dan Erick Thohir memiliki anak kandung yang tidak dibiayai sekolahnya.
Layak ga kalau kemudian Menteri BUMN melaporkan Faizal Assegaf ke polisi dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik??? Dan laporan polisi itu sudah dilakukan oleh Erick Thohir melalui Kuasa Hukumnya pada hari Jumat tanggal 26 Agustus 2022.
Panik ga sekarang si Faizal Assegaf itu? Panik lah!! Bahkan panik akut!!!
Aku kasih tahu yah gaya-gaya orang yang panik dilaporkan ke polisi itu akan melakukan pembelaan dirinya dengan 4 cara :
Pertama, playing victim. Macam emak-emak yang ngutil coklat di Alfamart. Udah tahu dia yang nyolong, dia playing victim bilang dia yang dirugikan.
Kedua, melakukan pembunuhan karakter si pelapor dengan menggali motif pelaporan. Macam si Faizal Assegaf yang mengatakan kalau motif dari Erick Thohir melaporkan dirinya ke polisi hanya untuk pengalihan isu atas dana sebesar Rp 300T yang katanya disembunyikan untuk dana capres.
Ketiga, menghilangkan logika hukumnya tapi sok iye. Macam Pengacara si emak-emak yang nyolong coklat di Alfamart yang berhasil memaksa di mbak Alfamart meminta maaf dengan mendalihkan bahwa kejadian itu sudah merugikan si emak-emak dan si mbak Alfamart harus minta maaf. Padahal aturan hukum menyatakan bahwa sebuah video yang menayangkan sebuah fakta tidak bisa diperkarakan.
Keempat, mencari kambing hitam atau ngeles. Macam Roy Suryo yang merasa dirinya tidak bersalah dan menyalahkan 3 pengunggah lainnya yang dikatakannya sebagai pengedit stupa Borobudur dan dia hanya mere-posting saja.
Lalu cara mana yang diambil Faizal Assegaf dalam upaya menutupo kepanikannya? Sejauh ini berita yang saya baca Faizal Assegaf telah melancarkan serangan balik pada Erick Thohir dengan cara yang dulu pernah dilakukan oleh Roy Suryo :
"Saya me-reposting konten yang sudah beredar luas di berbagai media sosial. Jadi konten itu sudah beredar di grup alumni universitas, di forum tokoh nasional, di forum ruang publik, ratusan grup WA. Pokoknya konten video Kamaruddin yang berlatar belakang merah dengan tulisan Erick menelantarkan istri dan anaknya itu," kata Faisal saat dihubungi oleh media detik.com hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2022.
Yaelaaah Zal... ente kagak lihat si Roy sekarang lagi ngeringkuk di tahanan? Cara ngeles macam si Roy itu terbukti gagal, kok malah ditiru.
"Ini ada mau pengalihan isu yang dilakukan Erick Thohir dan pengacara karena takut publik fokus pada Rp 300 T. jadi pokok masalah itu kan Rp 300 T dana capres, kenapa bergeser jadi video editan yang direspons Erick Thohir dan pengacara soal tulisan", kata Faizal dilansir detik.com hari Minggu tanggal 28 Agustus 2022.
Faizal kemudian merasa heran, kok Erick Thohir tidak mempermasalahkan isi dari video dimana Kamaruddin Simanjuntak menuding Dirut Taspen tengah mengelola dana sebesar Rp 300 T untuk dana capres 2024? Jawabannya gampang : Karena Kamaruddin tidak menyebutkan nama, itu pertama. Kedua, perkataan Kamarudin divideonya itu urusan Kamaruddin. Bisa saja Kamaruddin hanya sedang bercerita atau mengarang. Karena kalau omongan Kamaruddin itu informasi atau fakta, pasti Kamarudin akan memperlihatkan bukti keberadaan uang Rp 300 T yang dia sebut-sebut pada videonya. Dan terserah Kamaruddin mau memperlihatkan bukti itu ke publik atau tidak. Jadi selama isu tentang dana Rp 300 T itu dalam bentuk omongan, maka itu tak ubahnya seperti sebuah karangan bebas.
Walaupun Faizal Assegaf menyatakan tidak takut dilaporkan oleh Erick Thohir, tapi percaya sama saya, semua orang yang sadar kalau dirinya sudah melanggar hukum, pasti takut dan panik. Akhirnya ngoceh kemana-mana berusaha menarik simpati publik.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/yaeaalah-udah-tahu-gagal-kok-gaya-roy-suryo-0Dfe0SXQza
Keturunan Arab Faisal Assegaf Sebarkan Hoax Erick Thohir Nikah Gaib Sama Banyak Istri!
Saya berharap polisi menangkap Faisal Assegaf yang membuat onar media sosial dengan memfitnah Erick Thohir. Dia ini seperti orang yang tidak jelas ada di mana posisinya. Faisal Assegaf ini adalah orang keturunan yang merupakan pendukung dari presiden Joko Widodo saat beberapa tahun lalu.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu dia tidak dapat jabatan dan mungkin itu membuat dia jadi berubah haluan menjadi pendukung Anies Baswedan.
Cuitan-cuitannya provokatif dan cenderung memberikan informasi yang salah. Semakin lama semakin menjadi-jadi dan pada akhirnya hari ini dia tertangkap basah menyebarkan hoax soal Erick Thohir.
Alasannya sama yakni seperti yang dikatakan Roy Suryo bahwa dia hanya menyebarkan informasi yang tidak dia tahu dari mana dan kebenarannya seperti apa. Faisal Assegaf ini sebenarnya adalah sosok yang saya pernah kagumi karena dia menjadi aktivis 98 yang berjuang untuk memerdekakan negara ini dari penjajahan orde baru.
Tapi memang mungkin karena orang ini nggak punya integritas maka dia berubah haluan mendukung Anies Baswedan. Saya kira apa yang menjadi kalimatnya dan informasi hoax-nya bisa membuatnya di saat ini kepolisian sedang mengalami guncangan hebat karena kasus saat ini kepolisian sedang mengalami guncangan hebat karena kasus Ferdi Sambo dan brigadir Joshua.
Tapi seharusnya ini tidak akan menyurutkan sedikitpun semangat dari kepolisian untuk menegakkan keadilan dan mengawal keamanan negara ini lewat polri cyber. Faizal Assegaf memposting sebuah unggahan yang mengatakan bahwa Erick Thohir memiliki istri banyak yang dinikahi secara gaib.
Dan bahkan Faisal Assegaf malam ini masih saja mencuitkan bahwa dia akan mengancam melaporkan balik Erick Thohir dan Kamarudin Karena dia sudah merasa difitnah.
Dari dulu memang Faisal Assegaf memang sering bikin onar. Dia pernah juga mengatakan bahwa Mardani Ali Sera, Rocky Gerung dan Sandiaga Uno itu homo. Bahkan dia mengatakan punya bukti yang kuat. Kemudian tidak terproses hukum saja dan membuat dia mungkin besar kepala.
Jangan-jangan Faisal Assegaf kecewa karena tidak dapat jabatan waktu dia dukung Jokowi? Untuk masalah keturunan Arab, dia yang ngaku sendiri ya waktu itu di Twitter. Jejak geni... eh maksudnya digital berlendir-lendir kok tinggal cari saja. Hahaha.
Bodohnya keadaan, Faisal Assegaf dia ini tidak tahu bahwa dia yang justru menyebarkan dan memposting informasi yang tidak diketahui kebenarannya dan tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu kepada Erick Thohirnya langsung. Kenapa harus laporkan balik padahal dia sendiri yang memulainya?
Semoga saja orang-orang ini tidak memberikan preseden buruk bagi kepolisian yang justru akan membela Faisal Assegaf jangan-jangan. Justru dia dengan melaporkan ke polisi akan berpotensi untuk ditangkap langsung di tempat dong?
Emangnya kalau laporin balik Erick Thohir dan Kamarudin ke polisi, Faisal Assegaf jadi bebas hukum gitu? Ya pastinya enggak dong karena memang dia yang menyebarkan informasi nggak jelas itu.
Saya kira ini menjadi sebuah fakta di depan mata bahwa banyak sekali orang yang koar-koar apresiasi Anies Baswedan yang bermasalah secara karakter dan kepribadiannya. Semoga saja artikel ini mempercepat proses penangkapan Faisal Assegaf yang sok berani.
Begitulah pendukung Anies.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/keturunan-arab-faisal-assegaf-sebarkan-hoax-erick-rhski2nP7j
"Clue" Penting dari Novel Baswedan tentang Isu Konsorsium 303
Isu tentang Konsorsium 303 menjadi bahan pembicaraan yang dikaitkan dengan kasus pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat. Pada saat yang sama isu itu juga mengundang kepenasaran publik. Barangkali keterangan mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan akan sedikit membuka tabir dimaksud.
Sinyalemen Novel Baswedan sedikitnya membuka fakta, kontradiksi peran Polri sebagai penagak hukum tapi justru menumbuh suburkan pelanggaran hukum. Selain kontradiksi tersebut, fenomena gunung es yang disebut Novel mengindikasikan kecenderungan pelanggaran itu tidak lagi sembunyi-sembunyi,melainkan kasat mata tampak oleh banyak saksi.
Fenomena gunung es seperti diungkap Novel mungkin lebih menunjuk kepada aspek kuantitas, bahwa di tataran elit, tampak hanya dalam jumlah terbatas, namun jika dilihat berdasarkan nilai nominalnya akan sangat berbeda. Artinya, jika di tingkat elit hanya tampak sedikit dengan nominal sangat besar, maka di tingkat daerah atau resort, kuantitasnya lebih banyak namun setiap unit memiliki nominal lebih kecil.
Karena fenomena seperti ini tidak boleh dilihat dari kuantitasnya, karena jika kita melihatnya dari perspektif hukum, banyak atau sedikit bukanlah menjadi pembenar jika sudah menyangkut pelanggaran. Lebih-lebih karena seharusnya mereka menunjukkan integritasnya untuk sebisa mungkin pelanggaran ini tidak terjadi di masyarakat. Namun betapa berbahayanya karena mereka sendiri justru memfasilitasi kejahatan luar biasa ini.
Sangat logis jika Novel Baswedan sebagai orang yang sangat paham praktek korupsi dengan segala bentuknya, apa yang disebut konsorsium 303 ini disebutnya sebagai bentuk korupsi di kalangan aparat hukum. Tentu saja dilihat dari aspek penegakan hukum, seharusnya merekalah yang memberi contoh. Kalau diumpamakan aktifitas menyapu rumah, idealnya menggunakan sapu yang bersih dan bukan yang menambah kotor.
Dengan menggunakan perumpamaan itu, maka seharusnya Polri yang salah satu tugas utamanya membersihkan kejahatan korupsi, sungguh tak pantas mereka melakukannya karena mereka sendiri sudah membawa kotoran yang sama, yakni kejahatan korupsi.
Kalau sudah sedemikian rusaknya aparat hukum, katakanlah konsorsium 303 memang benar adanya, mungkin cara menghadapi kelompok yang menjadi onak di dalam daging seperti itu perlu ada dorongan politik, karena pasti akan muncul pro kontra dan bahkan perlawanan yang berpotensi justru menggerogoti citra Polri sendiri.
Apakah pembusukan ini sudah sedemikian meluasnya, sehingga memulihkannya pun harus dengan kehati-hatian luar biasa? Barangkali perlu ada beberapa metode yang berjalan simultan dan tidak boleh hanya salah satu saja yang dilakukan melebihi yang lainnya.
Katakanlah metodenya menggunakan skala jangka panjang dan jangka pendek secara simultan. Kalau diibaratkan pengepungan lawan, maka kita harus mempersempit wilayah operasi lawan agar daya merusaknya semakin lemah. Pada saat yang sama kita wajib memutus mata rantai antara tingkat organisasi yang mereka kenal dalam menjalankan kejahatannya.
Boleh jadi metode demikian secara teori sangat dipahami oleh banyak penegak hukum, yang menjadi pembeda hanya pada tataran siapa pelaku dan siapa targetnya. Jika diuraikan lebih detil barangkali akan terlalu vulgar, karena teori pengepungan lawan seperti itu, dalam hal tertentu dibutuhkan kreatifitas tinggi.
Memang terasa ironis jika kita terjemahkan satu ungkapan, bahwa paradigma pelaku kejahatan dibanding dengan pembererantasnya hanya berbeda sedikit. Kita bayangkan tingkat kerumitan yang sangat tinggi jika pelakunya di satu sisi memiliki penampilan seperti target di ssi lainnya. Untuk keperluan inilah sehingga menjalankan metode kepung lawan memerlukan kreatifitas yang cukup. Lebih rumit lagi karena metode ini pun dipahami juga oleh pihak target.
Kalau kita berbicara tentang aparat hukum, sebagaimana tulisan terdahulu yang membahas Polri, dan bahkan dalam beberapa judul kita selalu berbicara perlunya menata integritas individu anggotanya. Corak apa yang paling ideal yang wajib tersemat kepada abdi hukum, paling penting adalah integritas kepada profesinya. Namun untuk menjamin integritas itu terjaga, negara pun harus memberikan fasilitas memadai, sehingga keberlangsungan hidup mereka serta keluarganya tidak dikorbankan.
Guna menjamin pola pembinaan yang memungkinkan negara selalu didukung warganya, termasuk generasi muda yang bercita-cita menjadi abdi hukum terus mengalir, pentingnya merit sistem diterapkan dengan ketat. Jika seluruh aspek pengelolaan SDM itu dijalankan secara simultan, maka penegakan disiplin dengan menerapkan reward and punishment sudah memadai sebagai prasyarat terciptanya lingkungan aparat hukum yang memiliki disiplin tinggi, integritas tinggi dan kesejahteraan yang baik pula.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/clue-penting-dari-novel-baswedan-tentang-isu-QZINH0Pjq4
Mungkinkah All President’s Party Melebur dalam Satu Koalisi?
Di jagad perpolitikan, apalagi di Indonesia, segalanya mungkin saja terjadi. Asalkan kepentingan anggotanya terakomodir.
Bila All President's Party terbentuk beneran, tentunya minus satu partai, yakni Nasdem yang jauh-jauh hari sudah mencalonkan “Bapak Politik Identitas” Anies Baswedan sebagai salah satu jagoannya lewat Rakernas Partai Nasdem tempo hari.
Apa Pak Brewok nggak baca jejak digital wan abud apa ya? Dia kan jelas-jelas ada di jalur Islam ekstrem kanan, yang dulu dimotori HTI dan FPI. Sementara Nasdem lahir dari rahim nasionalis.
Apakah juga Surya Paloh tidak pernah dilapori bahwa di negara berpenduduk Islam terbesar di dunia ini, yang dibutuhkan adalah seorang tokoh muslim nasionalis.
Artinya, tokoh Islam yang lebih mengedepankan ke-bhinekaan-nya ketimbang muslim ekstrem kanan yang gemar mengkafir-kafirkan pihak lain.
Sesama muslim pun akan dituding kafir kalau tidak senapas pemikirannya dengan kelompok kadrun ini.
Biarlah Surya Paloh bersama partai besutannya yang terlahir sebagai partai nasionalis akan kena batunya. Tak hanya tersandung saja, tapi ikut menggelinding masuk jurang.
--oo0oo--
Kembali ke topik tulisan ini. Namanya saja di fase ‘sebelum janur kuning melengkung’.
Tebak-tebakan capres-cawapres seperti apa saja, wacana apa saja, dari yang asal bunyi (asbun) sampai dengan diskusi yang penuh argumentasi, bebas-bebas saja. Toh, janur kuning belum melengkung.
Barulah semua perdebatan akan selesai dengan sendirinya, setelah semua koalisi setor nama jagoannya ke KPU.
Setelah nantinya KPU mengumumkan secara resmi balon capres – cawapres masing-masing koalisi, barulah diskusi menjadi berbeda karena yang akan diadu argumentasinya adalah peluang menang atau kalah dari jagoan yang sudah didaftarkan ke KPU.
Sekali lagi saat ini, tebak-tebakan akan tetap gayeng sampai KPU menutup pendaftarannya.
Prakiraan saya, akan ada ribuan pengamat perorangan – baik yang professional maupun amatiran - sebagian di antaranya tergabung dalam ‘fraksi Seword’ sebagai penulis kreatif, serta kelompok-kelompok diskusi yang akan mengupas kondisi perpolitikan terkini.
Kebetulan di Jogja, dalam sebuah diskusi kecil-kecilan, saya yang melempar topik :”Mungkinkah All President’s Party Melebur dalam Satu Koalisi?
Ternyata gayeng perbincangannya. Pertama-tama saya pancing dengan kegiatan Puan Maharani keliling sowan ke parpol-parpol lain. Ini saja sudah mengundang perdebatan sengit.
Ada yang bilang bergabungnya kembali dua partai nasionalis lah, ada yang bilang basa-basi politik lah, dst., dst. Pokoknya seru.
Tapi ada peserta diskusi yang langsung menskenariokan, inilah awal dari permainan PDIP untuk menghimpun parpol-parpol ke kubu PDIP tanpa bisa dituding PDIP telah menggoyahkan koalisi yang sudah terbentuk.
Padahal akal sehat pun sudah bicara bahwa peluang membangun all president’s party dalam satu koalisi sudah dihadang lebih dulu dengan sejumlah ketum yang dijagokan partainya sebagai Capres. Prabowo Subianto oleh Gerindra dan Airlangga Hartarto oleh Partai Golkar.
Tapi tetap saja seluruh partai pendukung Jokowi minus Nasdem yang memang tidak diajak itu, berkumpul rembukan bareng.
--oo0oo--
Dengan meminta ijin kepada seluruh ketum yang hadir, PDIP lah yang akan mengisi kursi capresnya.
Kemudian untuk cawapresnya, supaya tidak berantem sesama anggota koalisi, PDIP usul ambil saja tokoh non-parpol: ber-elektabilitas tinggi, mendapat dukungan riil dari salah satu ormas, syukur ormas besar, dikenal luas publik, syukur masih menjabat di pemerintahan, dan yang tak kalah penting, koceknya penuh fulus sebagai pendukung logistiknya.
Partai-partai kecil setuja-setuju saja, karena memang sejak di KIB, PAN dan PPP sudah legowo untuk menyerahkan kursi cawapresnya kepada tokoh non-parpol.
PKB juga setuju. Mungkin lebih nyaman bersama PDIP ketimbang dengan Gerindra.
Ketum Gerindra dan Golkar langsung angkat tangan tidak setuju dengan konsep seperti ini.
Bukan sebagai usaha menggoyahkan koalisi yang sudah tebentuk lho. PDIP pun mempersilakan bagi yang setuju untuk tetap tinggal, dan yang tidak setuju silakan meninggalkan tempat pertemuan ini.
Saat pertemuan krusial ini berlangsung waktunya sudah mepet, ada di menit-menit terakhir menjelang penutupan pendaftaran capres-cawapres di tutup. Kontan saja Gerindra dan Golkar segera membentuk koalisi baru.
Lha, bagaimana dengan partai oposisi PKS dan Demokrat? Mau tidak mau harus bergabung dengan salah satu koalisi supaya tidak di pinalti KPU.
--oo0oo--
Inti cerita, kini koalisinya tinggal dua saja, yaitu masing-masing dimotori PDIP dengan anggota PPP, PAN dan PKB.
Sedang satu koalisinya dimotori Gerindra dan Golkar dengan tambahan anggota PKS dan Demokrat.
Diharapkan adanya dua koalisi ini tidak menimbulkan perpecahan lantaran politik identitas agama yang di mainkan para elit tidak sampai ke akar rumput.
Seru bukan? Mumpung janur kuning belum melengkung, prediksi apapun bisa dilemparkan ke tengah masyarakat.
Ini hasil tebak-tebakan kelompok diskusi kami. Lha, di mana kemudian posisi Jokowi? Terserah Anda menebaknya.
Padahal menggelikan juga lho, sejatinya. PDIP kan belum menentukan jagoannya. Apa Puan ataukah Ganjar yang akan diadu di kontestasi pemilu 2024.
Tapi kok bisa ya, mengubah konstelasi perpolitikan saat ini, dengan mengkutak-katik munculnya koalisi baru, tanpa dicap menggoyahkan koalisi yang sudah terbentuk.
Ini adalah permainan ciamik PDIP. Sebagaimana permainan cantik Jokowi ketika berhasil membawa masuk ke kabinet bekas lawannya di pilpres 2019, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno sebagai Menparekraf.
Selalu seru sebelun janur kuning melengkung.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mungkinkah-all-presidents-party-melebur-dalam-TqiCl86zUw
Bau Politik di Balik Safari UAS ke Sejumlah Tokoh
UAS beberapa hari lalu melakukan safari ke beberapa tokoh. Apakah ini spontanitas atau sudah direncanakan? Apakah hanya sekadar pertemuan atau ada maksud politik di balik itu semua?
Coba lihat baik-baik.
UAS bertemu dengan JK dan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Mereka bertemu saat salat Subuh di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta.
"Subuh di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta bersama Pejuang Subuh Pondok Indah. Alhamdulillah dapat bersilaturrahim dengan Pak JK, Pak Gatot Nurmantyo dan banyak putra terbaik umat dan bangsa. Amin," tulis UAS dalam foto yang dia unggah.
Kalau ada yang bilang, ini cuma kebetulan, coba pikirkan lagi. Sebelumnya, UAS juga melakukan safari ke kediaman Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri.
Kalau UAS bertemu dengan tokoh sesama ustadz atau pemuka agama, mungkin bisa dianggap biasa saja. Tapi kalau bertemu petinggi parpol? PKS pula yang ditemui. Maka ini bukan lagi sekadar pertemuan biasa atau pertemuan model singgah.
Bahkan setelah itu, UAS mengunjungi Rizieq di Petamburan. Nah, makin menguatkan keyakinan kalian, kan?
Dan yang tidak bisa dibantah adalah UAS juga bertemu dengan Anies Baswedan. Dari simi kita sudah bisa menarik benang merahnya, kan?
Coba pikir, Anies adalah sosok yang pernah maju sebagai calon gubernur yang diendorse oleh JK saat itu. Keduanya memang akrab karena mempunyai latar belakang yang sama, yaitu alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) atau yang biasa dikenal dengan HMI Connection.
JK berusaha meyakinkan Prabowo agar mau mengusung Anies di Pilgub 2017. Hingga akhirnya Gerindra dan PKS mengusung pasangan Anies-Sandiaga Uno untuk bertarung melawan petahana Ahok-Djarot.
Sialnya bagi Ahok dan untungnya bagi Anies, Ahok tersangkut kasus penistaan agama sehingga kasus inipun dipolitisasi semaksimal mungkin lewat demo besar berjilid-jilid. Demo besar, butuh logistik dan biaya besar, sponsornya pasti bukan abal-abal dan kaleng-kaleng.
Datanglah Rizieq dan kelompok-kelompok lain yang tiba-tiba kencang menyerang lawan politik Anies, yaitu Ahok dengan menggaungkan isu agama. Bahkan ada larangan memilih pemimpin bukan seiman disertai spanduk penolakan mensalatkan jenazah pendukung penista agama. Intimidasi berbau agama sangat menusuk. Semua itu tidak terjadi secara tiba-tiba dan alami. Semua itu adalah strategi politik busuk yang direncanakan dengan sangat baik karena ada peluang emas yang tiba-tiba datang lewat pidato Ahok di Kep. Seribu.
Sekarang pikirkan lagi, UAS bertemu JK yang sekarang pasti sedang giat mempromosikan Anies agar dilirik oleh parpol supaya bisa menjadi capres di pilpres 2024. Dan jangan lupa UAS beberapa kali pernah mempromosikan calon pemimpin di pilkada termasuk di Medan (sayangnya kalah, hehehe).
Mungkin yang bisa ditangkap dari pertemuan tersebut adalah, ada pembicaraan mengenai endorse Anies agar harkat dan martabatnya melejit. UAS kan terkenal, dan Anies bisa dipromosikan secara luas dan dipoles dengan kalimat-kalimat yang begitu enak didengar.
Mengenai Gatot Nurmantyo, masih belum jelas kenapa ada di sana. Kalau merujuk pada masa lalu, orang ini juga sebenarnya kepingin dari capres atau cawapres tapi tidak pernah kesampaian. Bahkan saat KAMI masih panas-panasnya, Gatot berkali-kali bikin kontroversi murahan demi menarik perhatian. Tapi sayang, tidak laku. KAMI pun seolah lenyap tanpa jejak.
Bagaimana dengan pertemuan UAS dengan petinggi PKS. PKS termasuk yang bakal mendukung jika Anies jadi capres. Ini terlihat dari komunikasi antara Nasdem, PKS dan Demokrat. Ada kemungkinan Anies akan diusung sebagai capres. Anies juga didukung oleh PKS pada Pilgub DKI 2017. Jadi besar peluang PKS akan mendukung penuh. Apalagi beberapa hari lalu Anies begitu memuji PKS dan berharap semoga PKS sukses besar di pemilu 2024.
Pertemuan dengan Rizieq juga menjadi sebuah alarm peringatan. Rizieq sudah bukan nama asing lagi. Dia terkenal, tapi cap negatif. Orang ini tidak akan jauh-jauh berkeliaran di dunia politik. Sekarang dia masih belum bisa berbuat banyak karena masih dalam masa percobaan.
Dan akhirnya pertemuan UAS dengan Anies adalah bukti kuat, sangat kuat malah. Jadi kita bayangkan UAS bertemu JK, Anies, Rizieq dan Salim Segaf Aljufri dari PKS.
Orang awam pun sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi dan apa yang bakal terjadi.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/bau-politik-di-balik-safari-uas-ke-sejumlah-tokoh-6GP6UPvHDu
Saya Percaya Kamarudin yang Sebut SBY Pernah Sujud Menyembahnya, LOL!
Banyak orang yang berkata bahwa Kamarudin ini bisa dipercaya dan menjadi orang yang paling dianggap Garda terdepan dalam membongkar modus kepolisian di republik Indonesia.
Dengan dia menjadi pengacara keluarga brigadir Joshua yang ditembak mati oleh baradae yang diduga kuat dikontrol oleh Ferdi Sambo, banyak orang dan rakyat yang berpihak kepada orang ini. Awalnya saya juga percaya kepada apa yang dikatakan oleh Kamarudin.
Namun semakin lama semakin menjadi-jadi dan ketika dia mendapatkan kekuasaan yang lebih dia justru menjadi orang yang halusinasi.
Dia mengatakan bahwa saat Susilo Bambang Yudhoyono memerintah, dialah yang membongkar kasus wisma atlet di Hambalang.
Dia berkoar-koar pernah memenjarakan Anas Urbaningrum, Jero Wacik, Angelina Sondakh, dan beberapa menteri lainnya. Mayoritas politisi Demokrat itu katanya dipenjarakan oleh orang ini. Bahkan sampai mengatakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sujud dibawah kakinya.
Kamarudin sendiri pun menjadi sosok yang mendadak viral baru-baru ini juga karena kasus yang dia urus. Sebenarnya apa yang menjadi argumentasi hukumnya nggak ada yang kuat. Tapi dia ada di dalam posisi membela brigadir Joshua.
Brigadir Joshua yang adalah junior dari Ferdi Sambo di kepolisian republik Indonesia. Tapi semakin ke sini statement-nya semakin konyol dan bikin saya geleng-geleng kepala dan keruk-keruk kepala padahal tidak gatal. Menonton video Kamarudin mengatakan dia pernah di sembah sujud oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perut saya mendadak bergejolak dan mencret-mencret saking gak tahan sakit perut karena ketawa.
Saya tertawa terbahak-bahak sampai air mata saya menderai urai dan menghancurkan logika. Apakah benar presiden pada saat itu sujud-sujud menyembah kepada pengacara Kamarudin? Saya berharap partai Demokrat boleh bersuara dan meskipun gurem ya nggak papa lah daripada ancur 0% mendingan satu persen karena sudah berani membantah.
Saya sih percaya-percaya aja ya sama apa kata Kamarudin. Kalau untuk soal Susilo Bambang Yudhoyono menyembah dan bersujud-sujud di bawah kaki Kamarudin saya sih percaya selama sebelum ada klarifikasi dari partai Demokrat.
Seru sih ngeliat 2 oknum yang saya nggak suka berseberangan. Dua orang yang saya tidak sukai berantem dan mereka saling menghancurkan satu sama lain. Itu adalah tontonan terbaik yang bisa saya lihat.mana nih nyalinya Demokrat yang katanya diisi oleh orang-orang yang keren dan frontal dalam mengejek presiden Joko Widodo?
Segitu doang dibilang mantan presiden dan mantan ketua umum partai Demokrat menyembah sujud dan berlutut di bawah kaki Kamarudin? Apa jangan-jangan bener ya? Saya tunggu klarifikasi dari Demokrat kalau nggak tolong dipenjarakan saja itu Kamarudin.
Saya menduga keluarga brigadir Joshua juga mungkin nyesel terima tawaran Kamarudin karena orang ini sering banget bikin statement yang gak beres.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/saya-percaya-kamarudin-yang-sebut-sby-pernah-sujud-UXV3juICe8
Doa Politik UAS Selalu Gagal. Anies Mau?
Ustad Abdul Somad (UAS) memang pendakwah kondang. Tapi ketika mendoakan orang-orang politik, khususnya yang sedang maju di kontestasi, pilpres dan pilkada, doa UAS tak manjur sama sekali alias gagal total.
Ingat ketika Pilpres 2019, UAS waktu itu keliling dakwah kemana-mana umat selalu teriak 'Prabowo Prabowo'.
Tapi dia tetap tidak terpengaruh karena mata kadang menipu. Tongkat dimasukkan ke air jadi bengkok. Ketika ditarik ke atas tongkat tetap lurus.
“Saya khawatir jangan-jangan saya tertipu oleh Pak Prabowo. Oleh sebab itu, saya cari ulama yang tidak masyhur, tidak populer, tapi mata batinnya bersih," papar UAS.
UAS mengaku tidak bertanya soal pilihan kepada ulama tersebut dan membiarkan sang ulama membaca hatinya.
Ulama yang tidak disebutkan namanya itu pun membisikkan nama Prabowo. Dan UAS bilang sampai mimpi lima kali ketemu Prabowo.
Tapi apa yang terjadi, pilihan ustad yang katanya kondang itu, ya gagal menang.
Suatu kali, lantunan doa dipanjatkan UAS untuk kemenangan pasangan calon walikota dan wakil walikota Medan, Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi (Aman) pada Pilkada Medan 2020.
Doa tersebut disampaikan UAS usai memberikan dukungan terhadap pasangan yang akan berhadapan dengan lawannya, Bobby Nasution dan Aulia Rachman.
“Jadikanlah keduanya walikota dan wakil walikota Medan periode 2021-2024, menjadi pemimpin yang adil dan amanah.
Dengan jabatan dapat menolong agama, fakir miskin dan dhuafa,” kata UAS. Toh, gagal juga. Tak menang, dikalahkan Bobby Nasution.
UAS juga pernah menemui Anies di Jogjakarta. Pastilah UAS mendoakannya agar sukses di Pilpres 2024.
Tapi apakah wan abud tidak was-was seperti doa yang dipanjatkan UAS kepada Prabowo, selalu gagal di dunia politik. Kalau nggak was-was, rakyat akan membuktikan, siapa kelak yang bakal menang kalau benar Anies jadi dipinang.
Namanya saja da’i kondang. UAS selalu menyelipkan doanya, supaya menjadi pemimpin yang adil dan amanah.
Dengan jabatan yang disandangnya dapat menolong agama, fakir miskin dan dhuafa.
Akankah UAS sebagai symbol Islam baru? Bahkan mampukah UAS sebagai pengganti Rizieq Shihab yang digadang-gadang kadrun sumbu pendek bakal berperan dalam pilpres 2024.
Tapi apa yang terjadi, saat berlangsungnya kontestasi kepemimpinan nasional 14 Februari 2024, si Rizieq masih berstatus bebas bersyarat sampai dengan 10 Juni 2024.
Jadi Rizieq di saat pilpres nggak bisa ngapa-ngapain. Begitu bikin ulah, langsung dijebloskan lagi di penjara.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, untuk memperoleh predikat sebagai pelaku symbol baru Islam, UAS lalu berfoto bareng dengan JK dan Gatot Nurmantyo usai salat subuh di Masjid Al-Azhar tempo hari.
Kalau hanya seperti itu yang dilakukan UAS, dia tak lebih sedang membangun pencitraan saja. Biar orang terus menilainya, waaaaah, UAS sekarang sudah sekelas dengan bekas pemimpin bangsa, JK dan Gatot Nurmantyo.
Juga sudah selevel dengan “Bapak Politik Identitas” Anies Baswedan. Sekarang coba saja Nies.
Berapa ratus kali pun didoakan UAS, bahkan doanya itu sampai dibawa mimpi, kita tunggu saja. Anda segera dipinang koalisi Gondangdia, ataukah malahan dibuang Pak Brewok karena Nasdem lebih memilih bergabung dengan PDIP sebagai sesama partai nasionalis.
Menurut Anda bagaimana?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/doa-politik-uas-selalu-gagal-anies-mau-wvYu4D9eji
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :
BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Senin/29082022/11.25Wita/Bjm