» » » Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Penulis By on Senin, 06 Juni 2022 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!! Bukan orang-orang lama yang hanya membela kepentingan kelompok atau golongannya saja, sudah dua kali Pak Jokowi kalah di KalSel dan penguasa saat ini di KalSel mayoritas Bukan Pendukung Jokowi. Saatnya rakyat Banua Banjar melek informasi dan menginginkan orang-orang yang baru di parlemen KalSel agar tidak ada lagi perpanjangan politik yang kelihatan seperti membela rakyat dan santun, namun sebenarnya membela kepentingan komunitas atau kelompoknya saja. Semoga tercerahkan dengan membaca tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan. (Khusus Foto diatas yang dapat di google image, yang penting ibu-ibunya Nggak Nyasar ke Pengajian yang Selalu Marah-marah, tetapi di tempat Pengajian yang Ramah Tamah biar INDONESIA selalu Rukun tanpa ada SARA sesama anak bangsa.)

Jelang Pilpres 2024, Gerakan Jaringan Relawan Anies Baswedan Makin Massif di Kalsel

GERAKAN elemen masyarakat yang tergabung dalam jaringan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan untuk jadi calon Presiden RI pada Pilpres 2024 nanti makin massif di Kalsel.

SETIDAKNYA ada lima elemen massa penyokong mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk jadi orang nomor satu di republik ini di Banua.

Sebut saja, Himpunan Pendukung Anies  (Humanies) Kalsel yang diketuai Gusti Muhammad Noor, Anies Kalsel dibidani H Martinus, Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) Banua diketuai H Ramlan, Sobat Anies dimotori Ferawari hingga Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) Anies Baswedan diketuai H Irfan.

Lima elemen pro Anies Baswedan pun diundang Direktorat Intelkam Polda Kalsel dalam silaturahmi demi cipta kondisi di Banjarmasin, Senin (6/6/2022). Silaturahmi ini pun diikuti Badan Kesbangpol Provinsi Kalsel, KPU dan Bawaslu Kalsel.

BACA : Emak-emak di Banjarmasin Deklarasi Dukung Anies Baswedan Melaju ke Pilpres 2024

“Silaturahmi dengan Dit Intelkam Polda Kalsel diisi dengan edukasi oleh narasumber. Intinya, agar suasana damai dan kondusif yang telah tercipta di Kalsel bisa tetap terjaga,” ucap Ketua Humanies Kalsel, Gusti Muhammad Noor kepada awak media, Senin (6/6/2022).

Ia mengakui di Kalsel sendiri sedikitnya ada lima jaringan pendukung Anies Baswedan, sehingga seluruh elemen ini diminta agar tidak memicu gesekan di lapangan.

“Sebab, dari semua jaringan relawan ini tujuannya sama mendorong dan mendukung agar Anies Baswedan maju sebagai calon Presiden RI pada Pemilu 2024 nanti. Sebab, sosok Anies merupakan figure yang baik, bersih dan teruji,” ucap Muhammad Noor.

BACA JUGA : Gebrak Banua Resmi Dideklarasikan, Anies Baswedan Pesan Jangan Sakiti Siapapun

Dia memastikan seluruh jaringan pendukung Anies di Kalsel sudah satu visi. Bahkan, sering pula koordinasi dilakukan seluruh elemen pendukung Anies di Banua.

“Memang di Kalsel cukup marak bermunculan organisasi relawan pendukung Anies Baswedan. Ini jelas luar biasa respon warga Kalsel terhadap sosok Anies Baswedan. Makanya, kami akan segera membentuk Forum Sekretariat Bersama Relawan Anies Baswedan di Kalsel,” papar Noor.

Sementara itu, anggota Bawaslu Kalsel Iwan Setiawan menyambut hangat kehadiran lima jaringan relawan Anies di Kalsel. “Silakan mereka bersosialisasi, tapi bukan berkampanye,” kata Iwan Setiawan.

BACA JUGA : Dukung Anies Baswedan Jadi RI 1, Sejumlah Tokoh Kalsel Bikin Jaringan Relawan Gebrak Banua

Mantan Ketua Panwaslu Banjarbaru ini mengingatkan agar sejumlah aturan atau ketentuan yang harus ditaati seluruh jaringan relawan Anies Baswedan.

“Silakan relawan Anies Baswedan mendekati masyarakat, tapi hanya sebatas menyampaikan gagasan sebagai bagian dari sosialisasi. Jadi, bukan berkampanye. Sebab, saat ini memang belum memasuki tahapan kampanye Pemilu 2024,” tegas Iwan.

Sobat Anies
Para relawan yang tergabung dalam Sobat Anies saat deklarasi di Tugu Ketupat Kandangan.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/06/06/jelang-pilpres-2024-gerakan-jaringan-relawan-anies-baswedan-makin-massif-di-kalsel/

FPI Reborn Masih Dukung Anies, Nggak Sadar Apa Habis Kena Prank?

Tampilnya massa yang tampaknya simpatisan dan anggota dari eks ormas terlarang FPI, terlihat melakukan aksi massa pada Senin (6/6/2022) di sekitar area Patung Kuda, Jakarta.

Menarik sekali mencermati isi tulisan spanduk yang dibawa oleh segelintir orang itu, yang jelas menunjukkan bahwa mereka "belum sembuh" dari indikasi terpapar virus yang berbahaya akibat doktrin radikalisme yang terlanjur merasuk sampai ke dalam hati dan pikiran.

“FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024, Anies Presiden FPI Reborn," begitu isi spanduknya.

Ada pula terlihat kawanan orang yang membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid dan tentu saja tak mau ketinggalan dibawa juga bendera putih bertuliskan Hizbut Tahrir Indonesia.


Seharusnya mereka ini memang ditertibkan, baik dalam arti sebenarnya maupun dalam arti kiasan, supaya tidak lagi mengusik ketenangan di manapun mereka berada. Tak ada gunanya membiarkan kelompok seperti ini terus dibiarkan, karena aksi yang mereka lakukan juga jauh dari kata bermanfaat.

Fakta bahwa pada hari kerja saja mereka melakukan aksi massa, patut diduga bahwa mereka memang bukanlah termasuk kaum pekerja, yang seharusnya berada di pabrik, di kantor, di dermaga, atau di tempat lain dimana lazimnya orang usia produktif berada pada pukul 08.00-17.00 WIB.

Eh, mungkin juga mereka ini termasuk pebisnis atau bahasa kerennya enterpreneur, tapi kok saya ragu ya. Kalau dugaan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap sih, lebih memungkinkan ya. Atau jangan-jangan kerjaan mereka ya dalam bentuk aksi massa begitu? Mungkin hanya Tuhan, korlap, dan keluarga dekat mereka yang tahu fakta ini.


Hanya, saya menduga kelompok ini lupa bahwa percuma saja mendukung Anies, yang baru saja sukses nge-prank mereka selama Formula E digelar, dengan puncak acara Sabtu, 4 Juni 2022 kemarin.

Tak hanya untuk urusan nonton, yang sepertinya peserta aksi massa itu tak kebagian tiket gratisan buat nonton langsung di sirkuit, tapi juga kena prank soal digantinya logo Heineken, yang faktanya masih tetap menjadi sponsor balap mobil listrik itu. Belum lagi ada sponsor dari bank asal China, yang selama ini identik dengan kelompok, etnis, atau negara yang dimusuhi oleh ormas sejenis FPI, HTI, dan semacamnya. Kenapa mereka nggak protes?

Saya malah agak khawatir kegetolan eks FPI yang me-reborn-kan diri mereka ini hanya sedang berhalusinasi, dengan meyakini bahwa kalau Anies sampai jadi Presiden RI pada 2024 nanti, akan pasti memihak dan memberi mereka keleluasaan untuk berulah di negeri ini. Wong orang model begitu kok ya masih dipercaya.

Boleh kan sekali-kali berbaik hati dengan mengkhawatirkan mereka? Masak ngetawain dan nyukurin terus, kan nggak enak juga. Meski ini baru sebatas dugaan, tapi tanda-tandanya sudah terlihat kok. Itu kalau (eks) FPI ini memang cerdas loh!

FPI Reborn Masih Dukung Anies, Nggak Sadar Apa Habis Kena Prank?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/fpi-reborn-masih-dukung-anies-nggak-sadar-apa-IzlIAYDTTz

Bravo, 3 Pimpinan Khilafatul Muslimin Terciduk

Kelompok konvoi sepeda motor yang mempromosikan kebangkitan khilafah akhirnya berbuntut panjang.

Polda Jateng sudah menetapkan 3 tersangka terkait konvoi Khilafatul Muslimin di Brebes. Para tersangka ini yaitu pimpinan cabang dan dua pimpinan ranting di Brebes.

Sebelumnya 14 saksi diperiksa termasuk saksi ahli. Beberapa saksi ahli adalah ahli agama, ahli bahasa, sosiologi, ahli pidana, MUI, Kesbangpolinmas, dan Kemenag.

"Semua sudah kita periksa. Melalui proses gelar perkara, tiga orang yang dianggap bertanggung jawab atas aksi tersebut yaitu GZ selaku pimpinan cabang Jemaah Khalifatul Muslimin, serta DS dan AS yang merupakan pimpinan ranting Jemaah Khilafatul Muslimin diamankan petugas dan ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy.

Ketiga tersangka adalah pihak yang bertanggung jawab terkait Konvoi Khilafatul Muslimin di Brebes yang menyebarkan pamflet terkait ideologi Khilafah pada 29 Mei 2022.

"Yang dilakukan para tersangka yaitu menyelenggarakan konvoi kendaraan roda dua dan melakukan penyebaran pamflet selebaran berupa maklumat serta nasihat dan imbauan yang diduga memuat berita bohong atau belum pasti di masyarakat serta berpotensi makar," kata Iqbal.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 14 ayat 1 dan atau 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan/atau 107 jo 53 KUHP dengan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Nah begitu dong. Jangan beri kesempatan kelompok seperti ini untuk melebarkan sayapnya. Tangkap saja semuanya. Entah itu ketua, petinggi atau semua anggotanya bila perlu. Jangan percaya dengan klaim mereka yang mengatakan khilafah yang mereka usung tidak berbahaya dan seburuk yang dipikirkan banyak orang.

Itu hanya alasan saja, sebuah cara ngeles untuk mengambil hati rakyat. Setelah membesar dan berkuasa, maka akan terjadi perbedaan sikap dan kelakuan.

Lihat saja Afghanistan. Janjinya begini begitu, nyatanya warga di sana sengsara dan hidup dalam ketakutan. Bayangkan, ada beberapa orang di sini, bahkan politikus yang terkesan mendukung kelompok penguasa di sana. Katanya kelompok tersebut sudah beda. Bahkan ada seorang rektor tak punya otak yang juga mendukung kelompok tersebut.

Khilafah apa pun cerita dan konsepnya, tetap tidak boleh berkembang di negara ini. Mau pakai alasan dengan sudut pandang agama pun, tetap saja tidak boleh berkembang. Negara ini bukan negara agama karena memiliki banyak penganut agama yang berbeda-beda, belum lagi banyaknya penghayat kepercayaan.

Kalau kalian tahu sejarah, dulu ada piagam Jakarta yang merupakan cikal bakal Pancasila. Isi sila pertama adalah Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Sila tersebut kemudian diperdebatkan, apalagi jika melihat kondisi geografis khususnya di Indonesia bagian timur, maka komposisinya mayoritas pemeluk agama bakal berbeda.

Pertimbangan bahwa Indonesia merupakan sebuah gugusan kepulauan dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai suku dan agama menjadi alasan muncul usulan agar dasar negara tidak berdasarkan agama tertentu. Karena itulah sila pertama tersebut diubah dan menjadi seperti Pancasila yang sekarang. Jadi sampai detik ini dan selamanya, negara ini jangan sampai jadi negara agama tertentu. Ini melawan kehendak para pendiri bangsa ini.

Jadi, bapak pendiri bangsa sudah memikirkan masalah tersebut dari dulu. Tapi parahnya, ada kelompok sok suci jualan agama yang bermimpi bahkan ngotot agar negara ini berideologi khilafah atau berbasis agama. Mereka tidak berjuang, tidak ikut memerdekakan negeri ini, malah mau seenak jidat kakek moyangnya mengubah negara ini sampai ke akar-akarnya.

Ditambah lagi para pendukung yang dibuai sampai otaknya kacau dengan narasi surga yang sangat indah. Pokoknya jika mereka berkuasa, negara ini bakal enak dan serasa di surga tanpa penderitaan. Tapi disuruh pindah ke negara yang menganut khilafah dan bakar paspor tak usah kembali lagi, mereka malah tak mau.

Jadi tolong lah, siapa pun yang terang-terangan menjual khilafah, tangkepin aja. Bila perlu fasilitasi mereka pindah ke negara lain yang sesuai mimpi mereka. Tak usah balik lagi. Negara tidak butuh pengacau yang bersembunyi di balik kedok agama. Sikat saja tanpa ampun.

Oh iya, konvoi yang di Jaktim kapan ditindak?

Bagaimana menurut Anda?

Bravo, 3 Pimpinan Khilafatul Muslimin Terciduk

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bravo-3-pimpinan-khilafatul-muslimin-terciduk-dCiV2aKVoq

Kalau Tidak Sanggup Menjaga Borobudur, Cukup Nikmati Keindahannya Dari Jauh

Wacana kenaikan biaya untuk mengeksplorasi Candi Borobudur dari dekat, yang diartikan naik ke bangunan utama area candi, bukan hanya di pelataran atau di bawahnya, sukses menjadi polemik bagi masyakarat. Meski saya yakin sebagian yang berpolemik itu, sampai hari ini belum pernah ke candi Buddha termegah di dunia itu.

Bangunan yang masuk World Heritage itu memang masih memikat karena punya pesona kuat, tak hanya bicara soal candinya, tetapi juga view di sekitarnya yang tampak indah jika dilihat dari bangunan utama candi, apalagi menjelang pagi datang.

Saya sudah dua kali ke sana, dengan kunjungan yang terakhir terbilang cukup puas, karena saya dan istri sudah di lokasi sejak candi dibuka sekitar pukul 6 pagi. Belum ramai, udara masih enak dihirup, dan view di sekitar candi juga masih jelas terlihat. Belum tampak terlihat ulah kampungan dari sebagian pengunjung juga, lho!

Bagian yang terakhir saya sebut tidak hanya asumsi belaka, karena kami melihat secara langsung begitu pengunjung mulai berdatangan ketika hari semakin siang. Buang sampah sembarangan? Oh, tentu saja dengan mudahnya terlihat. Aksi manjat stupa, lalu bergaya dan cekrak-cekrek di atasnya? Ya, jelas ada toh ya, meski ada tulisan cukup besar dipasang soal larangan membuang sampah sembarangan dan memanjat stupa.

Bagaimana dengan vandalisme alias corat-coret? Ingin rasanya saya menyangkal, tapi nggak bisa. Mata saya sendiri melihat ada coretan di sana-sini. Jangan ketinggalan soal bekas noda permen karet hingga yang terlihat masih baru, juga bekas sundutan puntung rokok lengkap dengan sisa puntung yang lupa dimakan, eh dibawa oleh pelakunya.

Jadi ketika Februari 2020 lalu ada berita soal aksi vandalisme dan tempelan permen karet hingga ribuan titik, buat saya bukanlah temuan yang mengada-ada. Aksi yang muncul dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan keindahan Candi Borobudur, juga keawetan candi dari noda-noda yang sukar dibersihkan itu.

Jadi, kalau pemerintah berencana membatasi akses naik ke bagian utama candi, saya sangat setuju. Meski dengan harga setinggi itu (Rp.750.000) bagi kocek orang Indonesia secara umum masih terasa mahal. Belum lagi kita tahu bahwa tingkat kepo masyarakat yang super tinggi, ditambah kalau melihat sesuatu harus dari dekat.

Padahal, menikmati keindahan Candi Borobudur itu kan nggak harus dari jarak dekat, karena justru dari bawah kalau angle-nya pas, kelihatan jelas kok keindahannya. Apalagi bagi mereka yang tangannya terlalu usil, nggak tahu aturan, atau suka berperilaku kampungan, mau dikasih naik gratis pun (misalnya ada yang bayarin), saya yakin aksi-aksi kampungan itu nggak bisa langsung sembuh kok!


Jadi, gimana sebaiknya? Ya, tetap kudu dibatasi supaya keawetan candi tetap terjaga. Apalagi saya sempat baca kondisi candi agak turun karena over capacity pengunjung yang naik. Misalkan untuk keperluan studi, bolehlah dibanderol murah. Namun, untuk sekadar hura-hura di atas sana, mendingan sekalian tidak usah alias dilarang saja deh. Atau kalau mau ngasih tarif tinggi sebagai pencegah, setidaknya kasih harga yang lebih ramah di kantong masyarakat kita. Ya, kisaran 300-400 ribuan bolehlah!

Lagipula, sekali lagi untuk menikmati keindahan candi kan tidak harus sampai "naik", sama seperti kita menikmati Monas, misalnya saja loh, kalau dari atas justru malah nggak terlihat tugunya kan?

Kalau Tidak Sanggup Menjaga Borobudur, Cukup Nikmati Keindahannya Dari Jauh

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kalau-tidak-sanggup-menjaga-borobudur-cukup-oIhDCdIVfL

AHY Masih Dituntun SBY?

Ketika membaca berita tentang SBY sedang melukis di pinggir pantai, entah mengapa hati ini lega dan senang-senang saja. Memang sebaiknya demikian, orang tua dibiarkan saja melewati hari-harinya dengan santai dan bahagia. Menikmati berkat melimpah yang Tuhan berikan. Apalagi tidak semua orang -- bahkan tidak banyak orang yang mendapatkan anugerah seperti itu.

SBY sebagai mantan presiden dua periode, sudah pasti memiliki bekal yang sangat memadai untuk menopang hidup di hari tuanya. Apalagi negara pasti menanggung banyak keperluan lain sang mantan, sebagaimana layaknya perlakuan sebuah negara terhadap seorang mantan presiden.

Singkatnya, kita turut senang ketika SBY yang dikenal memiliki bakat seni, menekuninya untuk mengisi hari-hari tuanya. Sudah lama SBY dikenal sebagai penggubah lagu yang handal, sejumlah album lagu sudah dia hasilkan di sela-sela kesibukan mengurus negara pada masa yang lalu. Suara (vokal)nya memang oke punya.

Dan belakangan ini penulis baru tahu bahwasanya beliau punya talenta melukis pula. Dan pastinya memiliki semacam studio lukis di kediamannya yang luas dan megah di Cikeas. Mungkin beliau ingin suasana baru sehingga melukis secara live di sebuah pantai? Sebuah ide yang bagus, sebab aktivitas di kehidupan ini memang perlu variasi.

Namun penulis tiba-tiba terhenyak membaca berita terbaru ketika SBY dan rombongan Demokrat menemui Surya Paloh, seorang politikus kawakan, sekaligus pemilik dan ketua umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Kabarnya pertemuan (5/6/22) itu untuk membicarakan koalisi antara kedua parpol mengingat masing-masing partai tidak punya cukup suara untuk mengajukan capres.

Apapun itu, namun menurut hemat penulis, tak perlu lagi SBY turut mencemplungkan diri di dunia politik. Mengasyikkan diri pada aktivitas-aktivitas ringan dan menyenangkan – seperti melukis di pantai – itu sudah sangat tepat. Tapi kok malah menyerempet lagi ke ranah politik dengan menyambangi Ketua Nasdem bersama rombongan Demokrat?

SBY kan sudah bukan ketua umum partai lagi. Dia sudah menyerahkan Demokrat ke putra sulungnya, AHY. Bukankah sebaiknya AHY sendiri yang memimpin kader-kadernya menemui Paloh? Mengapa SBY harus ikut, sekalipun menjabat ketua majelis tinggi? Apakah si AHY merasa minder sebab brewoknya masih kalah sepi dibanding Paloh? Entahlah.

Surya Paloh sendiri sedang menjadi sorotan sebab partainya tak henti-henti melakukan manuver yang kadang membingungkan, bahkan mungkin bisa menyesatkan. Usai Pilpres 2019, dia misalnya tiba-tiba saja seperti memberikan panggung kepada Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta.

Sangat membingungkan, mengingat tak ada satu pun yang pantas atau layak dari seorang gubernur yang sejauh itu dianggap gagal total (gatot), sehingga diundang Nasdem yang ketika itu fenomenal sebagai benteng kokoh NKRI. Apalagi saat itu santer pula terdengar isu bahwa Anies akan diusung Nasdem menjadi capres pada 2024(?)

Tak salah nih? Nasdem yang identik dengan Surya Paloh berniat mempercayakan negara besar dan pluralis ini kepada oknum kepala daerah yang meraih jabatannya dengan cara-cara tidak beradab? Ibu Kota dan sekitarnya pada masa-masa itu dibawa pada suasana yang sangat mengerikan, disebabkan politisasi agama oleh pendukung oknum gubernur itu.

Imbasnya menjalar ke seluruh Tanah Air, dan tetap terasa hingga kini. Mencekam dan mengancam persatuan dan kesatuan, mengisyaratkan disintegrasi. Dan seorang Surya Paloh diperkirakan ingin memberikan kesempatan kepada oknum semacam itu untuk memimpin bangsa ini?

Sulit dipercaya jika seorang tokoh yang selama ini dikenal memiliki jiwa nasionalis tinggi, yang sangat mencintai NKRI yang ber-Pancasila, bhinneka dan pluralis, tetapi tiba-tiba memperlihatkan gelagat yang sangat jauh bertolak belakang. Ibaratnya Surya Paloh secara sadar memelihara dan membesarkan ular berbisa dari luar, yang akan membelit dan mamorakporandakan tanah airnya sendiri, Nusantara.

Dan sepertinya berita-berita miring soal si Brewok ini bukan cuma sekadar isapan jempol atau isu yang tak berdasar. Diberitakan bahwa dalam waktu dekat partainya, Nasdem, akan menggelar konvensi untuk menjaring nama-nama yang akan diusung secara resmi untuk Pilpres 2024.

Sejumlah nama sudah beredar untuk diumumkan dalam waktu dekat. Salah satu nama, yang mestinya dihindari itu, dikabarkan ikut dikenalkan ke publik.

Tapi sudahlah, mungkin benar ungkapan bahwa dalam politik tidak ada yang konsisten. Sekarang berkata “a”, tetapi besok sudah bersikap “b”. Kemarin mengaku nasional tulen dan siap mati untuk NKRI. Tetapi karena merasa bahwa di posisi itu ternyata tidak ada yang menguntungkan, lalu apa salahnya mengubah haluan?

Sekarang soal SBY, AHY dan rombongan yang menemui Surya Paloh. Selain dalam rangka mengajak koalisian, apakah itu ada kaitannya juga dengan rencana Nasdem mengumumkan sejumlah nama dalam konvensi menjaring nama capres? Mungkinkah ada misi agar AHY dijadikan sebagai salah satu peserta konvensi Nasdem pula? Tentu tidak ada yang salah bukan? Ini politik, harus ada usaha.

Hanya saja, jika analisis ini benar, di mana SBY masih merasa perlu turun gunung, bahkan memimpin delegasi Demokrat untuk “mengetuk” pintu hati Surya Paloh untuk berkoalisi -- atau untuk tujuan apapun itu -- sungguh tidak menguntungkan dari sisi AHY. Sebab semestinya AHY-lah yang datang sendiri menemui Surya Paloh, dan menyatakan kesiapannya berkoalisi atau apapun itu.

Tetapi jika masih mengandalkan sang ayah untuk hal-hal seperti ini, itu sama saja memperlihatkan ketidaklayakan, atau tidak memiliki rasa percaya diri. Bahkan jika misalnya SBY sendiri yang ngotot untuk mendatangi Surya Paloh, AHY harus melarang keras. Sebab kesannya memang sangat memalukan ketika seseorang yang sudah menyandang status sebagai ketua umum parpol, namun kesannya belum mampu mandiri.

AHY Masih Dituntun SBY?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ahy-masih-dituntun-sby-6wUD2WrxWz

Kalau Anies Jadi Presiden, Kalian Nggak Bisa Demo Lagi Lho!

Sekelompok orang yang menamakan diri mereka Front Persaudaraan Islam (FPI) Reborn melakukan aksi di seputaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (6/6). Mereka membawa bendera putih bertuliskan “FPI” dan spanduk latar belakang hitam dengan tulisan hijau dan merah “FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024, Anies Presiden FPI Reborn”. Tak hanya itu, dari beberapa foto terlihat ada juga yang membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih, serta bendera putih bertuliskan Hizbut Tahrir Indonesia.

Lho kok diizinkan oleh aparat? Bukankah HTI Ormas terlarang? Kok masih eksis saja?

Dalam aksi itu mereka menyerukan bahwa Anies adalah sosok yang layak menjadi Presiden Indonesia karena selama lima tahun memimpin, Anies dinilai sebagai Gubernur yang telah banyak menorehkan keberhasilan dalam membangun kesejahteraan dan meningkatkan mutu kualitas warga Jakarta. Terlebih, keberhasilan tersebut juga mendapatkan balasan dengan banyak penghargaan yang didapat Anies Baswedan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Anies Baswedan juga dinilai oleh mereka adalah sosok yang bersahaja, santun dan cerdas. Dan itulah sosok yang dibutuhkan rakyat Indonesia pada umumnya. Anies juga dinilai akan lebih mampu menyelesaikan persoalan bangsa dan negara jika dirinya menjadi seorang Presiden Indonesia kelak.

Belum lagi ketaatan Anies Baswedan sebagai seorang muslim dinilai pasti akan jauh membawa kesejukan dan kenyamanan bagi rakyat Indonesia yang rindu akan pemimpin yang sangat taat beragama. Dengan ketaatan Anies, diyakini olehnya akan menjadi imam yang adil dan bijak bagi rakyat Indonesia yang mayoritas adalah seorang muslim.

Kayaknya mereka pada halu habis nonton Formula E via layar tancap, hahaha. Kualitas warga Jakarta mana yang ditingkatkan oleh Anies? Justru sebagian warga Jakarta kualitasnya kayak kalian ini. Hobi demo kesana kemari, giliran disuruh kerja, males. Ngarepin nasi bungkus, hahaha. Tapi banyak juga sih yang waras dan masih pakai akal sehat.

Nggak usah tutup mata deh, lihat aja berapa banyak janji kampanye Anies yang sudah terealisasi? Coba sebutkan satu persatu! Rumah DP 0? OK OCE? Sumur Resapan? Naturalisasi Sungai? Penanganan banjir? Air bersih? Reklamasi? Ada yang berhasil? Nggak! Yang penting seiman.

Dan ingat, kalau nanti Anies benar-benar jadi Presiden dan itu nggak mungkin, kalian sudah pasti nggak bisa demo lagi. Apanya yang mau didemo? Semua kebijakan pastinya akan sesuai dengan semua kemauan kalian, jadi nggak akan mungkin ada gejolak di masyarakat. Itu artinya kalian nggak bisa makan karena nggak ada order demo. Apa kalian nggak mikir sampai kesana?

Jadi mending orang yang kalian benci saja yang jadi Presiden, biar dapur kalian terus ngebul dan anak istri masih bisa makan.

Setuju?

Kalau Anies Jadi Presiden, Kalian Nggak Bisa Demo Lagi Lho!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kalau-anies-jadi-presiden-kalian-nggak-bisa-demo-AixfcCyCPX

Prediksi Esktrim, Alasan Bila Jokowi Nekad Lawan Megawati

Dinamika politik terus terjadi terkadang susah diprediksi. Masih ingat dahulu siapa sangka seorang yang tidak pernah muncul sebagai kandidat Capres atau Cawapres lembaga survey ternyata diajak Jokowi menjadi Cawapresnya dan ternyata jadi Wapres. Beliau adalah KH. Maruf Amien.

Dalam politik lawan jadi kawan, dan kawan bisa jadi lawan. Lumrah terjadi dalam kancah politik. Prabowo dahulu lawan politik alot bagi Jokowi, sekarang malah jadi kawan setelah Prabowo memutuskan gabung ke kabinet Jokowi menjadi Menteri Pertahanan.

Perkembangan politik terbaru mengindikasikan jika ada sinyal seorang Jokowi akan melawan ibu politiknya yakni Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDI Perjuangan ini sangat berjasa mengantarkan Jokowi sukses dalam karir politiknya. Mulai dari Walikota Solo sampai menjadi orang nomor 1 Indonesia 2 periode.

Tapi dalam politik apapun bisa terjadi. Konon Jokowi nekad akan berusaha mendorong Ganjar jadi Capres walaupun tanpa restu sang Ketum PDI Perjuangan. Lalu apakah Ganjar juga akan berkhianat?

Walaupun Ganjar Pranowo telah diberi tiket oleh PDIP dalam dua periode jadi Gubernur Jateng, tidak berarti Ganjar akan menyerahkan sepenuhnya nasib politiknya kepada PDIP. Di tahun 2024 kemungkinan Ganjar tidak bertarung dengan tiket PDIP.

Setidaknya ada dua faktor mendasar. Pertama, Ganjar dianggap tidak tegak lurus ke Megawati. Trimedya, kader PDIP bilang: Ganjar kemlinthi. Kedua, Ganjar bisa menjadi ancaman bagi Puan Maharani dalam mengambil estafet kepemimpinan PDIP. Dua faktor ini terlihat betul-betul sudah disadari oleh para kader yang loyal ke Megawati.

Publik tahu jika Jokowi dukung Ganjar alasannya, dengan mendukung Ganjar, setelah pensiun Jokowi masih bisa berperan. Sebagai orang yang menyiapkan partai, logistik dan jaringan buat Ganjar, Jokowi bisa berkolaborasi dengan Ganjar jika Ganjar terpiliih jadi presiden.

Hitung-hitungan politiknya, meski kader PDIP, Jokowi hanya kader biasa. Petugas partai yang sering bersitegang dengan Megawati. Posisi Jokowi di PDIP sangat lemah. Satu-satunya jalan, dukung calon di luar tiket PDIP. Ganjar bisa menjadi satu diantara sekian kandidat pilihan

Hal ini tidak ada hubungannya dengan apa yang disebut sebagai pembangkangan kader atau tidak tahu balas budi. Ini hanya soal pilihan yang tidak bisa dihindari jika Ganjar dan Jokowi ingin tetap eksis ke depan. Satu-satunya pilihan adalah hadapi Megawati. Mau tidak mau.

Berseteru dengan Mega memang bukan mau Ganjar dan Jokowi. Bukan juga maunya Megawati dan Puan. Tapi perseteruan ini lebih dibentuk oleh tuntutan situasi politik saat ini. Mereka sulit disatukan karena kepentingan politik yang berseberangan.

Ini pertaruhan besar, nekad, pertaruhan hidup mati Ganjar dan Jokowi. Jika Ganjar urungkan niatnya untuk maju Pilpres, maka akan kehilangan kesempatan, dan eksistensi politiknya bisa berakhir. Lebih baik hadapi PDIP dengan semua risiko. Soal dapat tiket atau tidak, kalah atau menang, itu soal nanti.

Begitu juga dengan Jokowi, pasca pensiun akan kehilangan pengaruh. Maka, Ganjar adalah "salah satu" pilihan yang bisa menjadi lokomotif masa depan politik buat Jokowi.

Apakah akan terjadi dua kader PDIP, Jokowi dan Ganjar nekad melawan Megawati? Kita tunggu saja.

Prediksi Esktrim, Alasan Bila Jokowi Nekad Lawan Megawati

Sumber Utama : https://seword.com/politik/prediksi-esktrim-alasan-bila-jokowi-nekad-lawan-gqVO7tOnAt

‘Separuh’ Jokowi Mendukung Ganjar

“Ojo kesusu, meskipun, mungkin yang kita dukung ada di sini..”

Demikian sebagian kalimat Presiden Jokowi yang terlontar saat menghadiri sebuah acara Projo di Magelang Jawa Tengah. Kontan kata-kata magis sang presiden menimbulkan semacam histeria di kalangan pendukung Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng yang sedang menjalani periode keduanya. Beberapa pengamat politik dan pendukung garis keras Ganjar menilai ujaran Kepala Negara itu merupakan sebuah sinyal bahkan kode keras dukungan kepada Ganjar di kontestasi Pilpres 2024. Pasalnya ketika itu Ganjar juga menghadiri acara yang sama, yang berarti “…ada di sini.”

Namun pada waktu yang bersamaan kalimat Jokowi itu bagaikan sembilu yang mengiris-iris hati sebagian elit PDIP. Karena bukan rahasia lagi, selain Ganjar Pranowo, Puan Maharani -sang putri mahkota PDIP- nampaknya juga berhasrat memasuki gelanggang Pilpres 2024. Indikasinya terlihat jelas dari berbagai balihonya yang tersebar di mana-mana. Juga dari berbagai safari dan manuver politiknya selama ini. Terutama pada beberapa statemennya yang ‘menyerang’ Ganjar seperti “pemimpin yang cuma ada di medsos“ hingga “jangan pilih pemimpin ganteng tak bisa kerja” dan lain-lain. Hati para elit PDIP pendukung Puan inilah yang teriris oleh sembilu kalimat Jokowi.

Apalagi selama ini dalam berbagai survei capres, elektabilas Ganjar selalu masuk tiga besar, jauh meninggalkan Puan yang berada di papan bawah. Tak ayal sebagian elit PDIP pun melakukan serangan terhadap Ganjar dan pendukungnya. Kalau dahulu Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP, Bambang Pacul, dengan beringas menyebut pendukung Ganjar sebagai ‘kader celeng’, kini anggota DPR RI Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan menganggap Ganjar ambisius dan mempertanyakan kinerjanya selama menjabat Gubernur Jawa Tengah. Wakil Ketua MKD DPR itu bahkan menuding Ganjar hanya sibuk bermain medsos. Dan di sisi lain, sebagai pendukung Puan, ia pun memuji putri Megawati itu setinggi langit. Dipujinya Puan sebagai calon pemimpin yang berprestasi dan apa adanya, tidak ada polesan politik, demikian klaimnya.

Kembali pada kalimat Sang Presiden “ojo kesusu” dan “mungkin … ada di sini.” Bagi saya Jokowi sedang bermain teka-teki. Ia sebenarnya sudah mempunyai pilihan calon siapa yang didukungnya di pilpres 2024 nanti. Namun ia menyergahnya dengan “ojo kesusu”, jangan tergesa-gesa untuk mengetahui siapa yang akan didukungnya. Budaya Jawa memang mengenal konsep “ono wayahe”, ada waktunya. Maksudnya segala sesuatu itu ada waktunya. Semuanya harus dilakukan sesuai dengan waktunya, jangan tergesa-gesa kalau memang belum waktunya. Konsep “ono wayahe” inilah yang merupakan titik temu pandangan Megawati dan Jokowi. Terlihat hingga sekarang, kendati parpol lain sudah gembar-gembor tentang bakal capres yang akan diusung, Megawati tetap teguh belum menyatakan siapa bakal capres yang akan didukung PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.

Mengenai kata-kata “mungkin … ada di sini”, saya kira ini menunjukkan keunikan dan gaya khas seorang Jokowi. Karena sebelumnya ia meminta agar tidak tergesa-gesa, namun justru kemudian lelaki asal Solo itu seolah juga hendak memberi semacam ‘bocoran’ mengenai siapa yang didukungnya dengan kata-kata tersebut. Kata-kata “mungkin … ada di sini” menjadi sedemikian bermakna, karena baru kali inilah kalimat sinyal dukungan Jokowi pada calon tertentu itu terlontar. Dan istimewanya, Ganjar saat itu “ada di sini”.

Bagi saya, kalimat sang presiden itu memberikan sebuah isyarat dukungan pada Ganjar dalam peluang yang sama besar antara “ya” dan “tidak”. Bisa iya bisa tidak. Bisa OK bisa cancel. Peluangnya fifty-fifty, 50% - 50%, separuh – separuh. Jadi bukanlah hal yang berlebihan bila saya katakan separuh Jokowi mendukung Ganjar. Dan separuh dukungan Jokowi ini tentu saja menjadi modal awal yang sangat berharga bagi Ganjar. Karena banyak diyakini potensi dan pengaruh Jokowi sebagai king maker pada Pilpres 2024 nanti sangat besar. Di samping itu, hanya pada saat ada Ganjarlah Jokowi melontarkan kalimat magis tersebut.

Dan pada waktunya nanti, bisa jadi ‘separuh’ Jokowi akan menjadi ‘sepenuhnya’ Jokowi bila Ganjar mampu menyelesaikan beberapa PR besar yang sekarang sedang menghadangnya. Kasus Wadas dan banjir rob yang baru-baru ini menghantam kawasan pantura Semarang merupakan dua masalah krusial dan urgen yang harus segera diselesaikannya. Waktu Ganjar untuk menuntaskan dua kasus tersebut tidak lagi banyak. Karena pada tahun 2023 nanti ia akan menyelesaikan periode keduanya. Ganjar sekarang berpacu dengan waktu untuk meraih dukungan 'sepenuhnya' Jokowi.

Bukankah begitu?

‘Separuh’ Jokowi Mendukung Ganjar

Sumber Utama : https://seword.com/politik/separuh-jokowi-mendukung-ganjar-Aom6FbEERP

SBY Siap-siap Prihatin, Kader Senior Demokrat Pindah Ke Golkar

Beberapa bulan lalu, banyak kader yang seolah tidak senang dengan kepemimpinan AHY. Banyak yang kecewa dan mengancam mundur.

Tapi sekarang ini, bahkan kader utama Demokrat pun hengkang.

Salah satunya adalah Bayu Airlangga. Kalau kalian tidak kenal orang ini, biar saya perjelas. Dia pernah ikut dalam pemilihan Ketua DPD Demokrat Jatim di Musda Demokrat beberapa waktu lalu bersaing dengan Wagub Jatim Emil Dardak.

Dia sempat berada di atas angin saat mendapatkan dukungan dari 25 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat di Jatim. Emil Dardak hanya mendapatkan 13 dukungan DPC.

Seharusnya dia menang, tapi Demokrat melakukan manuver blunder dan malah memutuskan Emil Dardak sebagai Ketua Demokrat Jatim. Alasannya adalah pertimbangan fit and proper test. Kalah tapi menang, dan yang menang malah kalah. Sekaligus mengundang pertanyaan besar, untuk apa ada pemilihan kalau ujung-ujungnya elit politik yang menentukan kemenangan? Itu semua cuma formalitas basa-basi dengan dalih demokrasi.

Karena merasa dizalimi oleh partai, akhirnya Bayu memutuskan mundur dari partai dan pindah ke partai Golkar. Saya kalau diperlakukan seperti itu juga bakal mundur. Partai yang tak punya masa depan.

Bukan hanya itu saja, pukulan tambahan secara telak juga diterima Demokrat ketika politisi senior Demokrat Ilham Arief Sirajuddin (IAS) juga hengkang dari Demokrat ke Partai Golkar.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, hengkangnya IAS dari Demokrat dinilai bakal mempengaruhi kerja politik Demokrat karena IAS adalah tokoh senior berpengalaman dan punya networking luas. Ini sangat merugikan Demokrat.

Ketika pindah ke Golkar, sambutan kepada IAS sangat meriah saat pengukuhan kader. Mundurnya IAS dari Demokrat juga karena masalah pemilihan ketua DPD yang dinilai tak demokratis. Logika demokrasi adalah suara terbanyak yang menang, bukan menang karena dipilih oleh petinggi elit partai.

Pindah partai adalah hal biasa. Kadang karena konflik internal atau tidak ada lagi kecocokan pandangan politik. Tapi yang terjadi pada Demokrat belakangan ini adalah, kader senior mulai pindah dan tidak mau lagi melihat Demokrat. Alasannya sangat miris, karena melihat demokrasi yang diacak dan disetir seenaknya oleh elit partai.

Ini tentu saja tidak sesuai dengan prinsip demokrasi. Pemenang bisa dianulir dan dijadikan sebagai pihak yang kalah. Meskipun ini urusan internal Demokrat, tapi ini ada bagusnya juga. Kenapa?

Jalan ini akan membuat Demokrat kian terpuruk dan semakin mewujudkan mimpi menjadi partai gurem. AHY memang telah gagal memimpin Demokrat, ditandai dari banyaknya konflik, ketidaksenangan sebagian kader dan tidak demokratis dalam pemilihan pimpinan partai.

SBY yang seharusnya semakin santai nikmati hidup pun tak bisa tenang. Demokrat yang dulunya berjaya, kini terpuruk, bahkan di tangan anaknya, partai tetap begini-begini. Masalah makin menumpuk.

Lantas SBY gimana dong? Ya cobalah prihatin atau ciptakan lagu-lagu bernuansa galau. Siapa tahu masalah bisa selesai dan Demokrat bisa ngalahin PDIP atau Golkar. Mengorbitkan anak sendiri secara asal-asalan dan berlebihan, beginilah nasib SBY nantinya.

Prihatin dan tidak tenang. Partainya terseok-seok di tangan anak sendiri. Tapi yang paling penting adalah, jangan salahkan pemerintah atas keterpurukan partai sendiri. Salahkan anak sendiri yang tidak cakap dalam memimpin.

Dengan demikian, kita tidak perlu capek mengalahkan Demokrat karena mereka yang menghancurkan diri sendiri dari dalam. Mari kita tunggu berapa banyak lagi yang bakal hengkang dari Demokrat.

Prediksi saya, kader senior hengkang pasti akan diikuti oleh kader lain yang dekat atau mendukungnya. Yang satu gerbong mungkin akan ikutan pindah.

Mari, mari, mari pindah gerbong. Tapi kalau kasihan dengan mantan yang akan prihatin siang malam, silakan tetap di Demokrat saja ya.

Bagaimana menurut Anda?

SBY Siap-siap Prihatin, Kader Senior Demokrat Pindah Ke Golkar

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sby-siap-siap-prihatin-kader-senior-demokrat-mxW6zqRaBJ

Jokowi Hadir Diundang, Mardani PKS Nyinyir Berusaha Belokkan Narasi

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengunggah sebuah video di akun Tikt Tok pribadinya soal kehadiran Jokowi dalam acara Formula E. Dia nyinyir kenapa Jokowi datang ke acara Formula padahal BUMN tidak sama sekali membantu acara Formula E Jakarta.

“Ada yang aneh presidennya datang BUMN-nya ga jadi sponsor malu enggak ya presiden,” kata Mardani Ali Sera.

Mardani Ali Sera juga mengatakan bahwa Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia seharusnya malu karena BUMN tidak mendukung Formula E Jakarta.

“Punya malu, malu dong karena ini bukan tidak didukung BUMN,” katanya.

Jadi cowok kok suka merepet begini ya? Ngaca deh, apa tidak malu, merepet terus kayak emak-emak? Sebagai cowok, apa yang dilalukan Mardani sungguh bikin malu sedunia. Cerewetnya ngalah-ngalain emak-emak paling cerewet sekali pun. Tak ada bedanya dengan member sakit hati. Wanita cerewet masih bisa dimaklumi. Tapi kalau ada cowok tapi ngomelnya melebihi wanita, ini sangat memalukan dan patut diduga ada yang tak beres dengan orangnya.

Kalau bicara orang-orang PKS, memang tidak ada obat. Baik itu partai maupun orang-orang di dalamnya, kebanyakan nalarnya memang sakit dan tidak beres. Makanya banyak kadernya yang begitulah. Wilayah yang dikuasai PKS, kalian bisa lihat semaju apa wilayah tersebut. Itu sudah cukup untuk menggambarkan betapa hebatnya partai satu ini.

PKS nasibnya begini-begini saja pun ada alasannya. Lihat saja kelakuan Mardani. Petingginya aja norak begini, apalagi kadernya?

Woi, BUMN itu perusahaan milik negara bukan BUMJ alias Badan Usaha Milik Jokowi. Jadi tidak bisa suruh BUMN seenak jidat nenek moyang untuk menyetujui atau menolak proposal sponsor Formula E. Ingat BUMN itu bukan kependekan dari Badan Usaha Milik Nenek lu. Ada prosedur yang harus dipatuhi.

Jokowi hadir karena diundang. Dan sebagai presiden memang wajib diundang. Dan kalau diundang wajib datang kecuali ada urusan penting dan mendesak. Kalau tidak datang, maka akan jadi preseden buruk dan merusak citra seorang kepala negara. Nanti kirain kalau presiden punya dendam pribadi dengan Anies.

Bahkan hebatnya lagi Jokowi yang mendapatkan undangan gratis, tapi tidak mengambil keuntungan dari fasilitas tersebut. Jokowi hadir dan memilih membeli tiket seperti penonton pada umumnya.

Jenis tiketnya adalah tiket kategori royal suites 1A. Royal Suite 1A adalah tiket Formula E yang masuk ke dalam kategori CAT 1-VIP dan VVIP. Tiket yang dibeli Jokowi merupakan tiket dengan harga tertinggi yakni Rp 11,5 juta. Jadi Jokowi tidak berutang apa pun.

Sekaligus ini adalah langkah yang cerdas untuk meredam banyak nyinyiran akibat BUMN tidak menjadi sponsor. Kalau saya lihat, Jokowi beli tiket agar tidak ada budi yang harus dibalas di kemudian hari. Kalau tidak, Jokowi bakal disindir BUMN tak mendukung tapi presidennya dapat undangan gratis. Untung saja ada yang membocorkan kabar ini. Kalau tidak, banyak kelompok sakit hati bakal dapat bahan bagus untuk nyinyir.

Dari sini Mardani yang maha cerewet paham gak? Jokowi datang pun salah, kalau tidak datang pasti lebih salah lagi. Nanti dibilang ada dendam politik lah, sakit hati lah, baperan lah kayak mantan presiden yang sebelumnya.

PKS ada ikutan nonton gak? Ada borong tiket kayak PAN gak? Kalau tidak, maka PKS munafik juga. Merepet tapi tidak mendukung agar Anies terselamatkan mukanya. Cuma koar-koar mirip emak-emak, sungguh perbuatan memalukan dan menggelikan. Mungkin dia juga kepingin diundang dan dapat tiket VVIP gratis tanpa bayar.

Lebin aneh lagi adalah PKS mendukung Anies, harusnya bantu borong harusnya 1 tribun tiket. Karena atribut politik tidak diperbolehkan, maka bikin saja tagline berbau surga. Orang-orang akan pada tahu kalau itu adalah kerjaan partai munafik berbalut agama.

PKS lain kali coba adakan balap sapi saja, gimana? Atau balap onta, atau balap kadal. Mungkin ini bakal sukses mengingat belum pernah ada lomba sejenis. Juara tiga besar dapat kavling surga 10 hektar dengan sertifikat hak milik, bukan HGB. Jangan ajak Jokowi karena Jokowi gak tahu malu, kan? Adakan saja untuk kalangan sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

Jokowi Hadir Diundang, Mardani PKS Nyinyir Berusaha Belokkan Narasi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-hadir-diundang-mardani-pks-nyinyir-HHNBuzFqkv

Ini Bukti Formula E Disponsori Banyak Perusahaan Pro LGBT, Rocky Gerung Angkat Bir?

Mantap betul munafiknya! Sponsor Formula E kebanyakan perusahaan Cina, Asing, Caviar dan pro LGBT. Semua itu adalah kelompok orang-orang yang pernah dihalalkan darahnya oleh pendukung Anies Baswedan saat pilkada DKI Jakarta untuk membunuh karakter Ahok!

Kalau saya pakai logika dari pendukung Anies Baswedan yang adalah kadal gurun dengan radikalis mutlak yakni pemikiran macam Munarman dan Rizieq, pasti saya akan merasa najis ketika Formula E yang adalah ajang balap mobil listrik, ternyata didukung oleh orang-orang yang berpihak kepada Caviar LGBT. Makanan itu loh…

Sekali lagi saya harus memberikan disclaimer di awal bahwa saya sedang menggunakan logika kadal gurun yang mayoritas 58% warga Jakarta. Angka 58% sangat gampang kita tahu karena itulah yang merupakan pendukung sebagai ban saat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Selain perusahaan yang pro LGBT, Sponsor dari Formula E adalah Bank China Construction, ada juga Coca Cola yang merupakan produk Amerika, dilanjutkan dengan perusahaan elektronik dari Korea dan Jepang yakni Hyundai, Samsung, Sony, Sharp. LG, dan lain-lain.

Selain itu ada juga produk lokal dan itupun hanya sedikit. Kalau kita lihat Joko Widodo benar-benar luar biasa memberikan kesempatan kepada Anies Baswedan untuk melanjutkan kehancuran Formula E.

Tapi ada yang keren Basuki Tjahaja Purnama mendukung dengan menempatkan sponsor Pertamina Renewable Diesel. Saya kira apa yang menjadi dukungan dari asing dan juga naga yakni bank yang merupakan tempat usaha bosnya Gatot Nurmantyo, membukakan mata kita bahwa Anis ini adalah gubernur yang sangat munafik.

Ketika ia butuh mempermainkan politik identitas, ia akan dengan all out menggunakan itu secara konsisten dan terus-menerus seperti kampanye Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu.

Bahkan di acara Mata Najwa dia pernah mengatakan bahwa dia adalah orang yang menganut paham di mana pemimpin itu harus satu agama atau bisa dianggap kafir dan salah. Selama ini kita melihat bahwa Anies Baswedan menunjukkan kemunafikan demi kemunafikan yang begitu gencar sehingga apa yang ia lakukan secara salah bisa dianggap benar oleh kaum kadal gurun.

Melihat sponsor Formula E saya melihat apa yang menjadi keresahan rakyat Indonesia pada umumnya. Di mana selama ini Anis yang dicitrakan sebagai orang yang pribumi dan juga bukan keturunan Yaman namun katanya keturunan Indonesia asli, ternyata mempertontonkan kemunafikan yang hakiki.

Jadi sebenarnya apa yang menjadi tujuan dari Anies Baswedan ketika dia mengemis-ngemis sponsor dari asing dan naga? Apalagi kalau bukan UUD alias ujung-ujungnya duit? Sponsor ini menjadi sponsor yang begitu banyak munafiknya.

Bahkan Bank DKI yang adalah badan usaha milik daerah, gencar banget membagi-bagikan tiket Formula E sehingga kelihatannya nanti bakal penuh. Padahal kalau kita mau lihat panitianya juga bakalan undang pawang hujan yang katanya disebut-sebut Roy Panci sebagai orang yang jauh dari agama.

Ahmad Sahroni yang gagal dapat sponsor BUMN pun menyindir pemerintah pusat karena dianggap tidak ada BUMN di dalam daftar sponsor Formula E.

Memang betul BUMN tidak boleh terlalu banyak memberikan sponsor kepada aktivitas-aktivitas daerah karena kita tahu bahwa hal ini jika terjadi akan memunculkan ketimpangan sosial bagi daerah lainnya.

Kalau DKI Jakarta disponsori oleh BUMN yang adalah milik pemerintah, saya khawatir nanti si Edi rahmayadi dan Ridwan Kamil dan gubernur-gubernur lainnya merasa iri kepada gubernur rasis Anies Baswedan.

Kalau kita pakai logika kadal gurun, mereka ini harga dirinya diinjak-injak oleh Anies Baswedan secara langsung.

Dia mempertontonkan sebuah keberpihakan kepada Cina dan naga sampai kafir sekalian. Anies Baswedan tertunduk di bawah haribaan sekelompok orang yang sempat dihalalkan darahnya oleh pendukung radikalnya.

Membandingkan dengan sponsor MotoGP Mandalika, kita melihat bahwa Indonesia sangat diagungkan oleh presiden Joko Widodo. Sponsor MotoGP Mandalika adalah PT Pertamina, PT Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Seluler PT Bank Rakyat Indonesia PT Perusahaan Gas Negara, PT Bank Mandiri, PT PP, PT Go To Gojek Tokopedia, untuk sponsor pemerintah.

Kemudian untuk sponsor lokal dan asing adalah Aprilia Indonesia, Astra Honda Motor,J&T Express, Bank Tabungan Negara, TDR High Performance Technology, Rcb Racing Boy dan KYT Helmet dan satu sponsor kecil.

Kita tahu bahwa badan usaha milik daerah di DKI Jakarta sangat banyak tapi kenapa hanya sedikit yang berani dan memberikan sponsor kepada Formula E?

Karena mereka tahu bahwa formula ini bermasalah. Semoga saja tuyul Ancol bisa paham bahwa kafir dan Cina lah yang menjadi penggerak Formula E di Jakarta.

Ini Bukti Formula E Disponsori Banyak Perusahaan Pro LGBT, Rocky Gerung Angkat Bir?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ini-bukti-formula-e-disponsori-banyak-perusahaan-JAGLAD3ozn

Arogansi Di Jalanan Umum Yang Masih Saja Terjadi, Bagaimana Sebaiknya?

Viralnya kasus pemukulan (atau malah perkelahian?) yang melibatkan anak dari Ketua Pemuda Pejuang Bravo 5, yang melibatkan pula anak anggota DPR yang diduga sebagai korbannya, masih berlanjut di kepolisian.

Faisal, nama anak dari Ketua Pemuda Pejuang Bravo 5 itu, menurut berita terbaru yang saya baca pada Senin (6/6) kini ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi, sebagai imbas dari pemukulan yang bermula dari serempetan mobil di jalan raya itu.


Saya sebenarnya nggak terlalu tertarik untuk membahas soal plat khusus yang menempel di mobil yang dikemudikan oleh Faisal, tapi tidak bisa menyangkal bahwa arogansi pengguna jalan memang kerap terlihat, khususnya kalau kita melintasi jalan antarkota dan lintas provinsi.

Semakin tinggi "kelas jalan" yang dilewati, maka aksi arogansi yang terlihat di jalanan, berdasarkan pengalaman pribadi sekitar dua dekade lebih wira-wiri di jalanan umum, dengan berbagai variasi kendaraan mulai yang roda dua sampai lebih dari dua puluh roda.

Ada arogansi yang diperlihatkan oleh pemilik plat nomor khusus, yang notabene dikuasai oleh kaum berduit lebih hingga pejabat. Ada pula yang merasa seperti bebas melakukan apa saja, kalau ada tempelan stiker di plat sepeda motor atau mobilnya.

Sebagian lagi, karena berkendara menggunakan kendaraan mewah atau sepeda motor berharga selangit, yang kalau dibelikan sepeda motor biasa bisa dapat 30 sampai 50 unit, atau malah lebih!


Entah kapan dimulainya arogansi di jalanan, yang biasanya lekat dengan emosi yang mudah meledak jika mengalami hal yang kurang nyaman atau membuat hati kesal. Meski tidak semua pengguna kendaraan yang "tidak biasa" itu bersikap arogan, tapi selalu saja ada cerita arogansi semacam itu, kan?

Sebenarnya tindakan begjni ibarat bom waktu saja, yang cepat atau lambat akan meledak berupa pemukulan, perkelahian, bahkan mungkin suatu saat bisa terjadi pembunuhan. Semoga saja jangan sampai terjadi, ya!

Semua berpulang pada kesadaran kok, bahwa jalan raya itu milik umum dan setiap penggunanya memiliki hak dan kewajiban yang sama saat melintas, kecuali yang memang diberi akses khusus seperti mobil ambulance dan damkar.

Cuma, teori akan hak dan kewajiban pengguna jalan itu faktanya nggak mudah dijalankan. Ada yang merasa punya hak lebih, menganggap dirinya nggak boleh ditilang (atau bapaknya akan datang), hingga yang merasa punya sembilan nyawa dengan berkendara seenaknya tanpa peduli keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana menurut pengalaman Anda? Sebaiknya harus bagaimana supaya arogansi dan perilaku seenaknya di jalanan bisa berkurang?

Arogansi Di Jalanan Umum Yang Masih Saja Terjadi, Bagaimana Sebaiknya?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/arogansi-di-jalanan-umum-yang-masih-saja-terjadi-GuZE7R2N9S

 

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Mengapa Harus Ganjar Pranowo?

Pemilihan Presiden 2024 masih tiga tahun lagi tetapi konsolidasi untuk mencitrakan calon Presiden pilihannya sudah dilakukan, baik yang secara diam-diam ataupun yang terang-terangan.

Calon Presiden yang dimunculkanpun beraneka ragam. Dari elit partai politik, kepala daerah dan menteri yang sedang bertugas membantu Presiden Joko Widodo.

Ada juga wacana Amandemen UUD, sehingga memungkinkan Presiden dipilih untuk jabatan yang ketiga kalinya.

Sebagai rakyat kita melihat bagaimana seorang Gubernur yang kerjanya juga nggak jelas, semua janji kampanyenya tidak ada yang terwujud tetapi dicitrakan seorang Gubernur rasa Presiden dan ada buku biografi yang diluncurkan bahwa beliau adalah Pemimpin daerah yang mengubah transportasi dunia.

Masyarakat Indonesia yang waras pasti tertawa kalau dibilang gubernur yang katanya rasa Presiden ini punya prestasi.

Memilih seorang pemimpin apalagi Presiden tentunya harus melihat rekam jejak (Track record) dari sang calon selain mempertimbangkan kebutuhan dari yang akan dipimpin.

Untuk kondisi Indonesia jelas kita semua tahu masalahnya adalah ancaman terhadap Pancasila oleh kaum yang menggunakan baju agama, korupsi, Penegakan hukum, Birokrasi yang tidak berjalan baik serta tentunya pertumbuhan ekonomi yang tujuannya untuk membuat rakyat sejahtera sebagaimana sila ke 5 Pancasila.

Ganjar Pranowo sejauh ini merupakan satu-satunya Gubernur di Indonesia yang bersikap jelas kepada mereka yang tidak menyetujui Pancasila.

Hal ini terungkap ketika di hadapan Kepala Sekolah SLTA se jawa tengah, Ganjar Pranowo menantang yang tidak setuju dengan Pancasila untuk mengundurkan diri. Kepada mereka Ganjar Pranowo juga meminta untuk menanda-tangani Pakta Integritas yang bila di kemudian hari terbukti ada yang tidak setuju dengan Pancasila atau ikut organisasi yang tidak taat kepada Pancasila maka akan langsung dipecat.

Ganjar Pranowo memang pernah disangkutkan dalam peristiwa korupsi E KTP, tetapi didalam persidangan yang beliau hadapi (tanpa alasan apapun untuk menghindari), terbukti bahwa Ganjar Pranowo bersih, tidak pernah menerima uang seperti yang dituduhkan.

Mengenai tindakan anti korupsinya, kita bisa melihat rekam jejaknya sebagai Gubernur Jawa Tengah yang giat memberantas dan menerapkan sistem untuk menghalangi tindakan korupsi.

Bagaimana Ganjar Pranowo membenahi birokrasi tentunya kita juga melihat bahwa pemprov Jawa Tengah adalah pemprov yang paling gampang di akses termasuk juga Gubernurnya.

Tentunya hal ini membuat laporan yang diajukan oleh masyarakat Jawa Tengah menjadi mudah sampai dan dapat segera ditindak-lanjuti.

Banyaknya Industri yang berpindah dari daerah lain ke Jawa Tengah tentunya membuktikan bahwa Pemprov Jawa Tengah cerdas untuk memanfaatkan potensi daerahnya untuk mengundang investasi dan dampaknya adalah membuka lapangan kerja untuk masyarakat sehingga mengurangi pengangguran.

Perhatian Ganjar Pranowo kepada UMKM serta kreatifitas kaum milenial juga sudah ditunjukkan dengan kesediaannya memberikan "lapak Ganjar", dan ikut mempromosikan barang yang dijual melalui lapak Ganjar.

Pada saat pandemi sekarang ini kita juga melihat bagaimana Ganjar Pranowo berusaha keras untuk menjamin kehidupan masyarakat terutama di level akar rumput.

Bagaimana perhatian Ganjar Pranowo terhadap kokohnya NKRI juga ditunjukkan ketika disaat pandemi, Ganjar Pranowo berkeliling ke asrama mahasiswa dari propinsi lain untuk memastikan bahwa para mahasiswa tersebut dapat tetap terjamin kehidupan dan semangat belajarnya.

Segala inovasi yang berakar dari kearifan lokal seperti Jogo Tonggo juga dilakukan di Jawa Tengah agar masyarakat saling memperhatikan dengan tetangganya.

Dengan profil rekam jejak dari Ganjar Pranowo serta kenyataan bahwa beliau bukan bagian dari masa lalu maka andai harus memilih pengganti Pak Joko Widodo, maka Ganjar Pranowo adalah calon yang paling layak dibandingkan dengan calon lain yang digadang-gadang.

Sebagai manusia tentunya Ganjar Pranowo bukanlah pribadi yang sempurna.

Niat baik untuk mengabdi serta kemauannya mendengar dan terjun langsung ke tengah-tengah rakyat adalah modal besar untuk menjadikan kepemimpinannya mendatangkan kebaikan bagi rakyat yang dipimpinnya.

Apalagi kalau kemudian PDIP sebagai partai tempat bernaung Pak Ganjar Pranowo mau mengusung dengan pasangan yang juga jelas rekam jejaknya seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Jend.Andhika Perkasa.

Jadi, mengapa masih ragu untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI di tahun 2024 nanti?

Mengapa Harus Ganjar Pranowo?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mengapa-harus-ganjar-pranowo-D7hM42vWBU

Ganjar Pranowo yang Kita Perlukan untuk Melawan Khilafah

Masalah bangsa kita yang paling serius dan bahkan genting adalah soal ideologi. Mestinya ini sudah final ketika para bapak pendiri bangsa (founding fathers) sudah sepakat menerima Pancasila. Namun di kemudian hari tetap saja ada pihak atau kelompok yang tidak rela.

Dari waktu ke waktu ada saja yang menginginkan agar dasar falsafah Pancasila itu diganti dengan sistem agama atau khilafah. Sementara Pancasila yang digali dan dirumuskan oleh Bung Karno, memang asli berakar dan digali dari budaya dan karakter umum Nusantara. Sehingga sangat pas dan relevan sepanjang zaman.

Namun geliat kelompok-kelompok yang memaksakan ideologi berdasarkan satu agama tertentu itu tidak lelah menyuarakan keinginan mereka. Di era Soeharto mereka dibuat tidak berdaya, sebab presiden kedua itu sangat keras dan tegas menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar ideologi dan konstitusi bangsa dan negara.

Malang tak dapat ditolak, setelah Soeharto lengser, kepemimpinan nasional sangat tidak mendukung. BJ Habibie dan Gus Dur dipaksa meletakkan jabatan di masa yang sangat singkat. Tapi masih bagus ketika Megawati Soekarnopoetri bisa turun secara konstitusional. Wapres di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu kalah dalam Pilpres 2004 dan 2009 melawan SBY. Jadilah SBY memegang tampuk pemerintahan selama dua periode.

Namun sayang, purnawirawan jenderal TNI ini diduga tidak melaksanakan dengan sungguh dan serius sumpah jabatan sebagai presiden RI yang akan menjaga mengawal dan menegakkan UUD 1945 dan Pancasila.

Soalnya di era kepemimpinannya yang sepuluh tahun itu, anasir-anasir yang tujuannya mencampakkan Pancasila, lalu menggantinya dengan sistem khilafah, bisa menggeliat dengan dahsyat. Tampak sekali ada pembiaran sampai kelompok ini bisa menyelenggarakan acara akbar di Stadion Utama Bung Karno. Mereka juga sempat dengan riang memanfaatkan RRI dan TVRI.

Tapi datanglah Jokowi yang menggantikannya pada 2014. Lambat tapi pasti, presiden ke-7 yang beralatar belakang sipil itu memperlihatkan sikapnya yang tidak mau tunduk atau nurut pada kemauan pengusung khilafah, yang diboncengi ormas-ormas berbasis agama berpaham radikal.

HTI sebagai organisasi yang sudah tegas ingin mengkhilafahkan NKRI, dibubarkan pemerintahan Jokowi. FPI ormas radikal yang dari lagaknya sudah sempat merasa hukum berada di tangan mereka, pun ikut dijadikan organisasi terlarang. Bahkan pentolannya, Rizieq Shihab, sudah sejak 2020 mendekam di penjara, gara-gara melanggar aturan protokol kesehatan di masa covid-19.

Pemerintah memang sudah melarang FPI dan HTI. Namun tetap terasa hambar sebab tidak berlanjut pada tahap penertiban oknum-oknum yang praktis masih leluasa melakukan aksi. Penceramah agama dari kalangan mereka tetap bebas berkeliaran menyampaikan orasi, khotbah memengaruhi pikiran massa, hingga menjadi anti-NKRI.

Maka apabila Jokowi sudah tidak menjabat lagi, kelompok ini akan dengan mudah kembali, terlebih jika suksesornya punya karakter seperti SBY. Soal organisasi yang sudah dibubarkan, bisa saja didirikan secepat kilat. Sebab “modal” mereka relatif masih utuh. Massa simpatisan tetap eksis dan bahkan bertambah dengan aktif dan leluasanya para penceramah atau influencer mereka berkoar-koar, menjaring pengikut.

Mereka bahkan sudah sangat percaya diri, dengan misalnya belum lama ini secara demonstratif menyatakan hasrat untuk bertemu berdialog soal khilafah dengan Menkopolhukham Mahfud MD. Bahkan dengan congkak, jubirnya menyatakan bila perlu diadakan simposium nasional soal khilafah? Kurang ajar betul!

Dan Mahfud MD hanya merespons dengan santainya, bahwa dirinya tidak ada waktu meladeni kelompok-kelompok yang cuma ingin cari sensasi semacam itu. Mahfud MD jelas salah besar, sebab mereka tidak lagi sekadar ingin mencari sensasi. Mereka “nekat” melakukan aksi semacam itu pasti sudah dilandasi berbagai macam perhitungan, berdasarkan situasi dan kondisi yang menurut mereka sudah “matang”.

Sebagai menkopolhukham, Mahfud MD seharusnya menyikapi itu dengan serius, semisal meminta jajarannya untuk melakukan penyelidikan terhadap sosok-sosok yang dengan PD-nya menampilkan diri untuk mengajak dialog tu. Memang apa yang hedak didialogkan? Minta supaya dasar ideologi negara diubah? Ini tergolong makar! Mereka seharusnya ditangkap dan dipenjarakan.

Dengan dibiarkannya mereka berulah semacam itu, artinya langkah selanjutnya, skenario ke depan sudah siap mereka mainkan. Apa dan bagaimana, kita tentu tidak tahu. Tetapi yang jelas, sengaja tampil di publik sambil mengajak dialog Mahfud MD untuk menyoal Pancasila, itu sudah megandung ancaman serius bagi bangsa dan negara ini. Tragisnya negara dan aparat tidak melakukan apa-apa untuk mengkounter. Sikap pemerintah yang masa bodoh, itu sama dengan memberikan lampu hijau!

Upaya kelompok-kelompok itu untuk mempercepat keinginan dengan cara menjatuhkan pemerintahan Jokowi di tengah jalan, sepertinya memang sulit. Tapi jangan lupa, dua tahun lagi Jokowi akan lengser secara konstitusional, lewat pilpres. Dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang aslinya cuma mengincar kekuasaan dengan membonceng agama itu pun sudah pasang ancang-ancang dan strategi.

Bahwa mereka punya sosok yang akan diperjuangkan, itu sudah pasti. Dan bukan tidak mungkin sosok itu ada di antara yang muncul di survei-survei. Kita sudah paham di antaranya ada yang pragmatis, dengan misalnya diam-diam ingin mendapatkan dukungan dari kadrun itu. Masa bodoh, yang penting dapat kekuasaan. Itu pasti yang ada di benak oknum-oknum itu.

Namun ada satu sosok yang memberi harapan, yang kita yakini tidak sama dengan mereka. Itulah Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah, yang menurut survei terbaru, elektabilitasnya sudah mengungguli Prabowo Subianto yang selama beberapa tahun terakhir selalu nangkring di atas.

Sejauh ini Ganjar telah menampilkan dirinya sebagai sosok nasionalis sejati yang teguh pada Pancasila, UUD 1945, serta kebhinekaan. Pembawaannya yang merakyat, mengisyaratkan suatu kemiripan dengan gaya Jokowi.

Namun di atas segalanya, dia diharapkan memiliki nyali untuk menyatakan “tidak” terhadap gerakan-gerakan inkonstitusional, atau yang kita namakan sebagai pengasong khilafah. Sosok inilah yang kita perlukan untuk melawan khilafah.

Ganjar Pranowo yang Kita Perlukan untuk Melawan Khilafah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ganjar-pranowo-yang-kita-perlukan-untuk-melawan-2qEKtavXLz

Ambyarrr! 3 Keunggulan Ganjar Ini Bisa Bikin Anies Tenggelam!

Apakah sekarang masih terlalu dini untuk membicarakan Pilpres 2024? Saya akan bilang, “nggak juga”. Kalau seorang politisi memang ada niatan untuk maju ke jenjang karir politik yang lebih tinggi, tidak ada salahnya mulai unjuk diri dari sekarang. Karena itu merupakan sebuah investasi yang akan bernilai tinggi. Kedua, jika sudah kinclong dari sekarang, akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari partai politik sebagai kendaraan. Tidak perlu dipoles lagi, rekam jejaknya sudah kinclong sekali. Mengalahkan ketum partai maupun anak ketum partai. Karir politik Jokowi membuktikannya.

Nama-nama para politisi yang dikaitkan dengan Pilpres 2024 juga laris jadi berita di media kok. Artinya, publik pun tertarik untuk memperhatikan. Dalam hal ini nama-nama yang kerap disebut adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa dan Ganjar Pranowo. Saya pun menambahkan Erick Thohir hehehe…. Sementara itu dari pengamatan sekilas di media sosial, 2 nama yang kerap diperbandingkan adalah Anies dan Ganjar. Nama Anies memang sudah disebut sejak masa-masa Pilpres 2019. Sedangkan nama Ganjar memang baru dalam beberapa bulan terakhir ini mulai mencuat sebagai salah satu kandidat capres 2024 yang cukup populer, terutama di media sosial. Oleh sebab itu, saya kira akan menarik untuk mengemukakan kelebihan Ganjar yang sulit disaingi oleh Anies. Di dalam sebuah survei, nama Ganjar memang masih dikalahkan oleh Anies. Tapi itu hanya satu survei, sedangkan jalan masih panjang. Saya yakin 3 keunggulan Ganjar di bawah ini akan jadi kendala besar bagi Anies untuk menyamainya, apalagi mengunggulinya. Apa saja?

Ketegasan Ganjar Dalam Anti-Khilafah Dan Anti-Radikalisme

Bercermin dari Pilpres 2019, saya yakin masih lebih banyak rakyat Indonesia yang tidak radikal dan tidak mengusung khilafah, ketimbang gerombolan itu. Dan saya harap pemerintahan Jokowi di periode kedua ini bisa lebih tegas dalam membasmi para pengusung khilafah dan radikalis di tanah air.

Ketegasan Ganjar dalam memerangi pengusung khilafah dan radikalis sudah terkenal di mana-mana. Karena sudah terekspos di media. Dan bahkan ketegasan Ganjar ini saya kira harus jadi panutan buat para menteri Jokowi. Fakta tentang ketegasan Ganjar terhadap ASN di Jawa Tengah yang jadi simpatisan khilafah maupun radikalisme sudah banyak diberitakan sejak awal tahun 2019. Termasuk adanya 7 Kepala Sekolah yang ditemukan telah terpapar radikalisme. Ganjar siap memecat mereka jika memang sudah tidak bisa lagi dibina.

Terakhir ketegasan Ganjar tercermin dalam penolakannya terhadap para anggota ISIS eks WNI yang waktu itu ramai diberitakan akan dipulangkan oleh pemerintah. Menterinya Jokowi pun tidak (berani) setegas itu. Sehingga Ganjar mendapatkan banyak apresiasi dan perhatian karena hal ini. Sementara Anies? Saya rasa tidak perlu dibeberkan ya. Sudah jelas kok.

Respon Cepat Ganjar di Media Sosial

Ganjar Pranowo juga dikenal sangat cepat merespon keluhan, aduan ataupun informasi dari warganet lewat media sosial, terutama via Twitter. Ganjar sebagai Gubernur Jateng memang memanfaatkan media sosial Pemanfaatan media sosial memang sudah digiatkan oleh Ganjar Pranowo di jajarannya di Jateng. Dan Ganjar sendiri memberikan contoh tauladan, nggak cuma nyuruh orang lain.

Contoh yang paling epic adalah ketika Ganjar merespon sebuah video 3 siswa yang membully seorang siswi di Purworejo beberapa minggu lalu. Respon gercep (gerak cepat) ini mendapat banyak apresiasi publik, sampai Ganjar diundang ke acara talkshow. Padahal kalau dirunut dari soal wewenang dan tanggung jawab, ini bukan areanya beliau. Namun, kata Ganjar di talkshow itu, “kejadian itu di depan mata saya, masak saya diam saja!” Videonya bisa dilihat di bagian akhir tulisan ini.

Bagaimana dengan Anies? Anies justru menutup komunikasi dengan warga Jakarta. Di Balai Kota sudah tidak ada yang namanya rakyat bisa mengadu langsung ke gubernurnya. Sedangkan di media sosial? Lebih banyak buzzer Anies yang lalu lalang ketimbang Anies gercep merespon aduan masyarakat seperti halnya Ganjar. Kalah dong!

Keuntungan Sebagai Ketua Kagama

Terpilihnya Ganjar kembali sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) periode 2019 - 2024, secara tidak sengaja memberikan keuntungan politik terhadap Ganjar. Sekali lagi ini tidak disengaja ya. Toh Anies juga anggota Kagama. Namun, sebagai Ketum Kagama, Ganjar semakin terekspos kehadirannya di berbagai daerah, bahkan melintasi batas negara. Karena Ganjar lah yang melantik pengurus Kagama di berbagai daerah/negara.

Dalam dunia politik, akses dan eksposur (exposure) sangat penting buat eksistensi seorang politisi. Walaupun tidak disengaja, karena Kagama memang tidak ada hubungannya dengan politik. Tapi karena kegiatannya ini, jaringan yang mengenal Ganjar akan semakin luas dan banyak. Tentunya Anies tidak punya akses dan eksposur yang sama.

Nah, 3 hal di atas adalah keunggulan yang sangat sulit disamai, apalagi disalip oleh Anies. Dua keunggulan pertama malah justru hasil “kesalahan” Anies sendiri. Pertama, memang dia kan yang terus memelihara hubungan baik dengan para kadrun itu. Kedua, dia juga yang menutup diri terhadap kedekatan dengan warganya sendiri. Sebelum bertarung pun, Ganjar sudah menang!

Ambyarrr! 3 Keunggulan Ganjar Ini Bisa Bikin Anies Tenggelam!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ambyarrr-3-keunggulan-ganjar-ini-bisa-bikin-anies-dQYSqdhxyh

Re-post by MigoBerita / Selasa/07062022/12.58Wita/Bjm

 

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya