Arsip Migo Berita

Guru Khalil Meninggal & Petunjuk Presiden tentang PPKM

Migo Berita - Banjarmasin - Guru Khalil Meninggal & Petunjuk Presiden tentang PPKM. Seluruh crew Migo Berita turut berbela sungkawa atas wafatnya tokoh publik di Kabupaten Banjar Sang Kyai Haji Khalillurrahman, semoga beliau diterima disisi-Nya dan yang ditinggalkan sabar dan tabah mengahadapinya. Kemudian ada juga artikel berita tentang petunjuk presiden dalam penanganan PPKM terkini, Kota Banjarmasin pun mulai PPKM level IV Senin tanggal 26 Juli 2021, namun harus dicatat dan di ingat, jangan sampai selalu terulang pemerintah kota kelihatan tidak siap, contoh ketika menyuruh daring atau pembelajaran secara online, bagaimana kesiapan murid, orangtua hingga guru ASN dan guru Honor menghadapinya terkait dengan Kuota internet dan lain sebagainya, agar jelas dan terperinci, sehingga tidak terkesan asal dijalankan aza sesuai intruksi pemerintah pusat, namun pemerintah daerah tidak berkordinasi secara detail diantara dinas terkait didaerah, sehingga akhirnya selalu pemerintah pusat yang disalahkan, ini belajar dari pernyataan pak presiden yang mengatakan bahwa hingga ujung bulan Juli 2021 dana penanganan covid hingga bansos serta ekonomi , daerah sudah menerima dana namun aksinya dilapangan kurang dari 50%..???!!! semoga membaca hingga akhir agar tidak gagal paham.

Guru Halil Mantan Bupati Banjar Wafat

INNALILLAHI WAINNAILAIHIROJIUN. Mantan Bupati Kabupaten Banjar, KH Khalilurrahman bin KH.Salim Ma’ruf atau yang akrab disapa Guru Halil meninggal dunia, Minggu (25/7/2021).

DIKABARKAN beliau meninggal dunia di tempat kediaman almarhum di Martapura. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr Diaudin. “Telah meninggal dunia Bapak KH Khalilurrahman sekitar pukul 09.45 Wita di rumah kediaman almarhum,” kata Diaudin.

Kadiskes Kabupaten Banjar ini mengatakan, Almarhum sejak Kamis (23/7/2021) sudah sakit-sakitan dan mengalami penurunan kesehatan. “Beliau waktu malam Kamis sudah ada penurunan kesehatan, mengakibatkan kesulitan tidur, dan dia dipastikan tidak ada gejala Covid-19,” ujarnya.

“Saat ini jenazah masih berada di rumah duka. Rencananya habis shalat Ashar akan di makamkan di Kawasan Pakauman, di alkah keluarga yang di dampingkan dengan makam orang tua almarhum, KH Salim Ma’ruf,” ujarnya

Guru Halil merupakan Bupati Banjar periode 2016-2021. Setelah masa jabatannya berakhir, kepemimpinannya kemudian digantikan sang Wakil Bupati, Saidi Mansyur yang terpilih menjadi Bupati Banjar periode 2021–2024.


Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/07/25/guru-halil-mantan-bupati-banjar-wafat/

Belum Termasuk Bansos, Pemkot Banjarmasin Gelontorkan Dana Rp 34 M untuk PPKM Level IV

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Banjarmasin menyiapkan anggaran sebesar Rp 34 miliar dalam rangka penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV.

DIKETAHUI, kebijakan yang memperketat sejumlah sektor ini bakal diterapkan mulai Senin (26/7) hingga Minggu (8/8) mendatang.

“Anggaran yang masuk ke Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Banjarmasin sekitar Rp 34 M. Untuk seluruh SKPD,” ucap Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina di kediaman, Minggu (25/7).

Menurutnya, dana puluhan miliar rupiah tersebut berasal dari refocusing atau realokasi anggaran. Kata dia, selain untuk memenuhi keperluan pelaksanaan PPKM level IV, dana tersebut juga digunakan untuk penanganan Covid-19 selama semester kedua.

Kendati demikian, Ibnu tak menjelaskan secara rinci ke mana saja anggaran bakal digunakan nanti. Pastinya, dia menyebut ada tiga SKPD yang mendapat jatah paling banyak.

“Yakni Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Termasuk juga nantinya pelaksanaan operasi yustisi di Satpol PP,” ungkapnya.

Di sisi lain, hingga kini Pemkot Banjarmasin belum menyiapkan bantuan sosial (bansos) untuk warga terdampak selama PPKM Level IV diterapkan hingga dua pekan ke depan.

Ibnu berkata Dinsos Banjarmasin telah mengikuti rapat koordinasi tingkat provinsi. Saat itu, pihaknya diminta menyampaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Mudah-mudahan data itu bisa membantu kita, terkait nanti bantuan sosial apa yang akan diberikan,” ujarnya.

Berkaca pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun lalu, total warga Banjarmasin yang mendapat bansos tercatat sebanyak 52 ribu jiwa.

Menurut Ibnu, pihaknya masih harus mendata terlebih dahulu. Apakah tetap memakai data sebelumnya atau berubah lagi.


Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/07/25/belum-termasuk-bansos-pemkot-banjarmasin-gelontorkan-dana-rp-34-m-untuk-ppkm-level-iv/

Pernyataan Presiden RI tentang Perkembangan Terkini PPKM, 25 Juli 2021, dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas pengertian dan dukungannya terhadap pelaksanaan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan selama 23 hari terakhir.

Kita tahu saat ini sudah terjadi tren perbaikan dalam pengendalian pandemi COVID-19. Laju penambahan kasus, BOR [Bed Occupancy Rate], dan positivity rate mulai menunjukkan tren penurunan seperti yang terjadi di beberapa provinsi di Jawa. Namun demikian, kita harus tetap berhati-hati dalam menyikapi tren perbaikan ini, tetap harus selalu waspada menghadapi varian Delta yang sangat menular. Pertimbangan aspek kesehatan harus dihitung secara cermat dan pada saat yang sama aspek sosial ekonomi masyarakat, khususnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari juga harus diprioritaskan.

Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4, dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021. Namun, kita akan melakukan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap, dengan pelaksanaan yang ekstra hati-hati sebagai berikut:

Pasar rakyat yang menjual sembako sehari-hari diperbolehkan untuk buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat.

Dan, pasar rakyat yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari bisa buka dengan kapasitas maksimum 50 persen sampai dengan pukul 15.00, di mana pengaturan lebih lanjut dilakukan oleh pemda [pemerintah daerah].

Pedagang kaki lima, toko kelontong, agen atau outlet voucher, pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan usaha-usaha kecil lain yang sejenis diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 21.00, yang pengaturan teknisnya diatur oleh pemerintah daerah.

Warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya yang memiliki tempat usaha di ruang terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai pukul 20.00 dan maksimum waktu makan untuk setiap pengunjung 20 menit.

Hal-hal teknis lainnya akan dijelaskan oleh menko [menteri koordinator] dan menteri terkait.

Untuk mengurangi beban masyarakat akibat COVID-19 ini, pemerintah juga meningkatkan pemberian bantuan sosial untuk masyarakat dan bantuan untuk usaha mikro kecil. Dan, penjelasan secara terperinci akan dilakukan oleh menko atau menteri terkait.

Bapak-Ibu yang saya hormati,
Secara khusus, saya minta kepada para menteri terkait juga segera melakukan langkah-langkah maksimal untuk membagikan vitamin, suplemen kepada masyarakat, memberikan dukungan obat-obatan dan konsultasi dokter terhadap [pasien] isolasi mandiri, serta dukungan pengobatan di rumah sakit.

Angka kematian harus ditekan semaksimal mungkin. Dan, untuk daerah-daerah yang memiliki angka kematian yang tinggi, peningkatan kapasitas rumah sakit, isolasi terpusat, dan juga ketersediaan oksigen perlu ditingkatkan segera.

Kita harus selalu waspada. Ada kemungkinan dunia akan menghadapi varian lain yang lebih menular. Oleh karena itu, saya memerintahkan agar testing [dan] tracing bisa ditingkatkan lebih tinggi dan respons treatment yang cepat untuk menekan laju penularan dan meningkatkan angka kesembuhan.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta peningkatan testing, tracing, dan treatment akan menjadi pilar utama penanganan COVID-19 ke depannya. Memakai masker dan menjaga jarak harus terus dilakukan.

Terakhir, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu dan bahu membahu melawan COVID-19 ini. Dengan usaha keras kita bersama, insyaallah kita bisa segera terbebas dari COVID-19 dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa kembali normal.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber Utama : https://setkab.go.id/pernyataan-presiden-ri-tentang-perkembangan-terkini-ppkm-darurat-25-juli-2021-dari-istana-merdeka-provinsi-dki-jakarta/

Presiden Jokowi: PPKM Level 4 Dilanjutkan dengan Penyesuaian di Sejumlah Sektor

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk melanjutkan penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dari tanggal 26 Juli hingga tanggal 2 Agustus 2021. Kebijakan tersebut diambil setelah Presiden dan jajarannya mempertimbangkan sejumlah hal, baik aspek kesehatan, aspek ekonomi, hingga dinamika sosial.

“Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021. Namun, kita akan melakukan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap dengan pelaksanaan yang ekstra hati-hati,” ujar Presiden saat menyampaikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/07/2021).

Adapun sejumlah penyesuaian yang dilakukan oleh pemerintah dalam penerapan PPKM antara lain sebagai berikut:

Pertama, pasar rakyat yang menjual sembako sehari-hari diperbolehkan untuk buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat.

Kedua, pasar rakyat yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari bisa buka dengan kapasitas maksimal 50 persen sampai dengan pukul 15.00, di mana pengaturan lebih lanjut dilakukan oleh pemerintah daerah.

Ketiga, pedagang kaki lima, toko kelontong, agen atau outlet voucher, pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan usaha-usaha kecil lain yang sejenis diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 21.00 yang pengaturan teknisnya diatur oleh pemerintah daerah.

Keempat, warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya yang memiliki tempat usaha di ruang terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai pukul 20.00 dan maksimal waktu makan untuk setiap pengunjung 20 menit.

“Hal-hal teknis lainnya akan dijelaskan oleh menko [menteri koordinator] dan menteri terkait,” lanjutnya.

Menurut Presiden, saat ini sudah terjadi tren perbaikan dalam pengendalian pandemi COVID-19. Laju penambahan kasus, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR), dan positivity rate mulai menunjukkan tren penurunan seperti yang terjadi di beberapa provinsi di Jawa. Namun demikian, Kepala Negara mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam menyikapi tren perbaikan ini dan tetap waspada menghadapi varian delta yang sangat menular.

“Pertimbangan aspek kesehatan harus dihitung secara cermat dan pada saat yang sama, aspek sosial ekonomi masyarakat, khususnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari juga harus diprioritaskan,” imbuhnya.

Untuk mengurangi beban masyarakat akibat pandemi COVID-19 ini, pemerintah juga meningkatkan pemberian bantuan sosial untuk masyarakat dan bantuan untuk usaha mikro dan kecil. Penjelasan secara terperinci mengenai hal tersebut akan dilakukan oleh menko atau menteri terkait.

Secara khusus Kepala Negara juga meminta kepada para menteri terkait untuk segera melakukan langkah-langkah maksimal untuk membagikan vitamin, suplemen kepada masyarakat, memberikan dukungan obat-obatan, dan konsultasi dokter terhadap masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, serta dukungan pengobatan di rumah sakit.

“Angka kematian harus ditekan semaksimal mungkin dan untuk daerah-daerah yang memiliki angka kematian yang tinggi, peningkatan kapasitas rumah sakit, isolasi terpusat, dan juga ketersediaan oksigen perlu ditingkatkan segera,” tegasnya.

Presiden juga mengingatkan seluruh masyarakat untuk selalu waspada akan kemungkinan munculnya varian lain yang lebih menular. Oleh karena itu, Presiden memerintahkan agar pengetesan dan penelusuran bisa ditingkatkan lebih tinggi, diikuti dengan perawatan yang cepat untuk menekan laju penularan dan meningkatkan angka kesembuhan.

“Penerapan protokol kesehatan yang ketat serta peningkatan testing, tracing, dan treatment akan menjadi pilar utama penanganan COVID-19 ke depannya. Memakai masker dan menjaga jarak harus terus dilakukan,” tandasnya.

Menutup pernyataannya, Kepala Negara mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama bahu membahu melawan pandemi ini.

“Terakhir, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu dan bahu-membahu melawan COVID-19 ini. Dengan usaha keras kita bersama, insyaallah kita bisa segera terbebas dari COVID-19 dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa kembali normal,” pungkasnya. (FID/UN)

Presiden Joko Widodo (Foto: BPMI Setpres)

Sumber Utama : https://setkab.go.id/presiden-jokowi-ppkm-level-4-dilanjutkan-dengan-penyesuaian-di-sejumlah-sektor/

PPKM Level 4 Diperpanjang, Pemerintah Optimalkan Program Perlindungan Sosial

Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 mulai dari tanggal 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.

Hal tersebut disampaikan Presiden RI Joko Widodo, dalam pernyataannya, Minggu (25/07/2021) malam, dari Istana Merdeka, Jakarta.

“Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4, dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021. Namun, kita akan melakukan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap, dengan pelaksanaan yang ekstra hati-hati,” ujar Presiden Joko Widodo.

Presiden menambahkan, seiring dengan penerapan kebijakan tersebut pemerintah juga terus mengoptimalkan program perlindungan sosial (perlinsos) bagi masyarakat yang terdampak.

“Untuk mengurangi beban masyarakat akibat COVID-19 ini, pemerintah juga meningkatkan pemberian bantuan sosial untuk masyarakat dan bantuan untuk usaha mikro kecil,” imbuhnya.

Secara lebih rinci, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menyampaikan, terdapat sejumlah program perlinsos yang diberikan kepada masyarakat selama PPKM Level 4.

Pertama, pemerintah menambah manfaat Kartu Sembako sebesar Rp200 ribu selama dua bulan untuk 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kedua, Kartu Sembako PPKM yang diberikan kepada 5,9 juta KPM baru yang merupakan usulan daerah. Masing-masing KPM memperoleh sebesar Rp200 ribu per bulan selama enam bulan.

“Kemudian perpanjangan Bantuan Sosial Tunai untuk dua bulan (Mei-Juni), ini disalurkan di bulan Juli, [alokasi] sebesar Rp6,14 triliun untuk 10 juta KPM,” ujar Airlangga, dalam Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual.

Keempat, pemerintah juga melanjutkan Subsidi Kuota Internet hingga akhir tahun 2021. Ini akan dinikmati oleh 38,1 juta pelajar dan tenaga pendidik dengan total alokasi anggaran sebesar Rp5,54 triliun.

“Kemudian, [pemerintah] melanjutkan Diskon Listrik selama tiga bulan (Oktober-Desember), besarnya Rp1,91 triliun untuk 32,6 juta pelanggan. Kemudian melanjutkan Bantuan Rekening Minimum Biaya Beban/Abonemen selama tiga bulan (Oktober-Desember), itu untuk 1,4 juta pelanggan, besarnya Rp420 miliar,” papar Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan tambahan anggaran untuk Program Prakerja serta pemberian Bantuan Subsidi Gaji/Upah untuk Pekerja/Buruh (BSU).

“Bantuan Subsidi Upah ini besarnya Rp8,8 triliun dan sisanya Rp1,2 triliun akan diberikan kepada Kartu Prakerja. Bantuan Subsidi Upah ini diberikan kepada pekerja yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan dan ini untuk [PPKM] Level 3 dan Level 4, untuk diberikan bantuan ini dua kali Rp600 ribu,” jelas Ketua KPCPEN.

Pemerintah juga memberikan bantuan beras masing-masing sebanyak 10 kilogram untuk 28,8 juta KPM. Penyalurannya akan dibagi dua tahap, tahap pertama disalurkan kepada 20 juta KPM dan tahap kedua kepada 8,8 juta KPM.

Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan bantuan kepada pelaku usaha mikro dan kecil (UMK). Pertama, berupa penambahan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang akan diberikan kepada 3 juta orang penerima baru yang masing-masing mendapatkan Rp1,2 juta. Kedua, berupa pemberian Bantuan untuk Warung atau Pedagang Kaki Lima (PKL) sebanyak satu juta penerima yang masing-masing mendapatkan Rp1,2 juta.

“Pemerintah juga memberikan bantuan untuk warung dan PKL dengan skema sama dengan BPUM, yaitu untuk satu juta penerima dengan bantuan Rp1,2 juta dan ini akan dibagi-bagikan melalui TNI dan Polri sehingga ini diharapkan bisa memberikan bantuan ke masyarakat secara tunai, terutama di wilayah-wilayah yang di Level 4,” terang Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan untuk dunia usaha selama PPKM Level 4. Pertama, pemberian insentif fiskal yaitu Pajak Pertambahan Nilai [PPN] atas sewa toko di pusat perbelanjaan atau mal akan Ditanggung Pemerintah [DTP] untuk masa pajak bulan Juni sampai dengan Agustus 2021.

“Kemudian akan diberikan juga untuk beberapa sektor lain yang terdampak, termasuk transportasi, HoReKa, pariwisata, yang ini sedang dalam finalisasi,” pungkasnya. (TGH/UN)

Konpers Menko Marinves dan Menko Perekonomian

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan 

saat memberikan Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, 

Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual. 

(Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sumber Utama : https://setkab.go.id/ppkm-level-4-diperpanjang-pemerintah-optimalkan-program-perlindungan-sosial/

PPKM Level 4 Diperpanjang, Luhut: Pemerintah Tingkatkan Testing dan Tracing Secara Masif

Sejalan dengan keputusan untuk memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang berlaku mulai tanggal 26 Juli hingga 2 Agustus 2021, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk mengintensifkan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) guna menekan laju penularan COVID-19.

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual.

“Sesuai dengan instruksi dari Bapak Presiden, kegiatan testing dan tracing akan ditingkatkan secara masif, akan dimulai pada tujuh wilayah aglomerasi di Jawa dan Provinsi Bali,” ujar Luhut.

Disampaikan Luhut, kegiatan testing dan tracing ini akan dikoordinasikan oleh TNI-Polri bekerja sama dengan puskesmas di setiap daerah.

“Tadi kami sudah merampungkan meeting yang sudah kami siapkan selama lima hari dan saya kira Panglima TNI sudah sampai kepada persiapan yang sangat baik. Kami diberikan asistensi juga dari ahliahli epidemiologi, baik itu dari Universitas Indonesia maupun dari UGM.” imbuhnya.

Selain itu, pemerintah juga mendorong optimalisasi tempat isolasi terpusat mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai dengan tingkat provinsi, khususnya bagi pasien yang memiliki risiko tinggi. Hal ini dilakukan untuk menekan laju penularan sekaligus menurunkan angka kematian.

“Ini penting untuk mencegah penularan dan risiko kematian terutama kepada orang tua dan orang [dengan] komorbid, karena hasil temuan kamikematian yang meningkat pada akhir-akhir ini banyak mengenai orang-orang komorbid dan yang belum divaksin,” ujar Menko Marinves.

Oleh karena itu, imbuh Luhut, pemerintah juga terus mempercepat laju vaksinasi nasional. “Tingkat vaksinasi juga akan dilakukan secara masif dalam bulan-bulan iniAgustus maupun September, dan seterusnya,” pungkasnya. (DND/UN)

Konpers Menko Marinves dan Menko Perekonomian

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 

saat memberikan Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, 

Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual. 

(Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sumber Utama : https://setkab.go.id/ppkm-level-4-diperpanjang-luhut-pemerintah-tingkatkan-testing-dan-tracing-secara-masif/

PPKM Level 4 dan Level 3, Luhut: Rapatkan Barisan untuk Bersama Atasi Pandemi

Pemerintah memutuskan melanjutkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dan Level 3 yang berlaku mulai dari 26 Juli hingga 2 Agustus 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan penetapan wilayah yang masuk ke dalam PPKM tersebut dilakukan berdasarkan level asesmen situasi pandemi yang mengacu pada ketentuan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

“Sesuai dengan pengumuman dari Bapak Presiden, mulai tanggal 26 Juli sampai 2 Agustus 2021 akan diberlakukan PPKM Level 4 untuk kabupaten/kota yang memiliki asesmen WHO level 4, dan [PPKM] Level 3 untuk kabupaten/kota yang memiliki asesmen WHO level 3 di seluruh Jawa-Bali,” ujar Luhut, dalam Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual.

Menko Marinves menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam pelaksanaan kebijakan pengendalian pandemi ini. “Penanganan varian Delta ini bisa dapat ditangani dengan baik, dan ekonomi rakyat kecil bisa berjalanitu berpulang pada kita semua. Saya berharap teman-teman sebangsa dan se-Tanah Air, ayo kita rapatkan barisan untuk kita bersama-sama mengatasi varian Delta ini,” ujarnya.

Ditambahkan Luhut, pemerintah juga telah mengerahkan semua lini dalam upaya penanganan pandemi ini, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga aparat TNI dan Polri.

“Jadi kerja sama semua, pemda, TNI, Polri juga sejalan, sampai ASN. Saya kira semua, kami coba sudah menyentuh semua lini, bahwa ini adalah kerjaan kita bersama,” imbuhnya.

Dalam keterangan persnya Menko Marinves menyampaikan, penetapan PPKM Level 3 dan Level 4 di tiap kabupaten/kota ini dikaji berdasarkan tiga indikator utama, yaitu laju penularan kasus, respons sistem kesehatan berdasarkan panduan WHO, dan kondisi sosioekonomi masyarakat.

“Presiden menekankan betul yang terakhir ini, yaitu kondisi sosioekonomi masyarakat. Jadi kita membuat tiga indikator itu menjadi barometer kita,” ucapnya.

Sebagaimana diungkapkan Luhut, PPKM Level 4 Jawa-Bali akan diberlakukan di 95 kabupaten/kota, sedangkan PPKM Level 3 akan diterapkan di 33 kabupaten/kota.

Luhut menambahkan, ketentuan mengenai PPKM Level 3 dan Level 4 ini dituangkan secara rinci dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri. Ia pun berharap agar ketentuan tersebut dapat dilaksanakan oleh semua pihak.

“Pelanggaran terhadap aturan ini akan kami tindak dengan tegas. Misalnya, industri yang tidak memenuhi ketentuan kami akan peringatkan, kalau tidak kami akan beri sanksi mereka berhenti berproduksi. Tentunya semua itu dilakukan secara persuasif untuk memenuhi ketentuan, karena ini dari kita untuk kita dan apa yang kita lakukan ini akan menyelamatkan juga semua kita,” pungkasnya. (DND/UN)

Konpers Menko Marinves dan Menko Perekonomian

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 

saat memberikan Keterangan Pers mengenai Evaluasi dan Penerapan PPKM, 

Minggu (25/07/2021) malam, secara virtual. 

(Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sumber Utama : https://setkab.go.id/ppkm-level-4-dan-level-3-luhut-rapatkan-barisan-untuk-bersama-atasi-pandemi/

Ketika Orang Positif Copid Diikat, Diseret dan Dipukuli

Setelah setahun lebih hidup bersama virus corona, kita akhirnya dipaksa belajar untuk menjadi manusia. Masih layak tidak untuk disebut sebagai Manusia?

Saya sering mendengar cerita ada orang tua yang tidak dirawat oleh anak-anaknya. Saudara-saudara nya juga menjauh ketika mendengar saudara yang lain kedapatan positif copid.

Terus terang saya kurang paham kenapa ada kejadian seperti itu. Apakah mereka terlalu takut dengan virus nya? ataukah karena pendidikan orang tua pada anak yang salah atau kurang kasih sayang? Sehingga dengan yakinnya mereka mau mengorbankan orang tuanya untuk dibiarkan sendiri menghadapi virus tersebut.

Saya juga mendengar cerita seorang teman yang terpaksa isolasi mandiri. Padahal tanpa gejala. Tapi karena pola isolasinya seperti tahanan, hanya diberi makan dan sepenuhnya di dalam kamar. Tak ada komunikasi atau perhatian. Maka isolasi berlangsung begitu memprihatinkan. Padahal itu tanpa gejala.

Setelah dinyatakan negatif dan bebas dari isolasi, badannya terlihat kurang fit. Entah karena stress atau karena makanannya kurang bebas. Ga bisa nambah atau makan di tempat berbeda-beda.

Lalu pagi ini saya membaca sebuah berita, di Silaen Toba, seseorang yang dinyatakan positif, diikat dan diseret seperti binatang oleh masyarakat sekitar karena tidak setuju yang bersangkutan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Cerita ini sama seperti banyak kejadian soal tenaga kesehatan yang diusir oleh warga, karena mereka takut si tenaga kesehatan pulang membawa virus dan menularkan kepada warga sekitar.

Kira-kira, kenapa ada banyak kejadian seperti ini?

Kalau pertanyaan itu ditanyakan pada saya, maka jawaban saya adalah ketakutan. Terlalu melebih-lebihkan. Dan ini melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah atau Satgas.

Mulai dari razia masker di dalam mobil pribadi, pemakaian masker di rumah sendiri, sampailah soal cara pemakaman jenazah yang sudah diibungkus plastik, dimasukkan ke dalam peti, pun petugas yang membawanya masih harus pakai APD full. Itu jelas propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.

Di Jawa Timur beda lagi caranya. Pejabat daerah menggunakan pocong dan keranda untuk sosialisasi copid. Seolah-olah, yang terkena copid pasti jadi pocong, pasti mati.

Laporan dari satgas dan media juga selalu sama. Fokus pada penambahan kasus dan jumlah kematian. Padahal jumlah orang yang sembuh selalu jauh lebih tinggi.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Setiap orang punya pilihan dan referensi. Dan solusi bagi negeri ini adalah belajar untuk berpikir logis.

Selama kita terus belajar untuk memahami bagaimana virus ini bekerja, apa kelemahannya, maka insya Allah kita bisa mengatasinya.

Tidak mudah memang. Karena ketika divonis positif, itu sama seperti vonis sisa hidup untuk penyakit tertentu. Pikiran akan ke mana-mana. Sebagian orang akan panik dan melakukan segala cara untuk cepat sembuh atau negatif. Bahkan ada juga yang membeli obat-obatan sendiri tanpa resep dokter.

Padahal sekali lagi, yang dibutuhkan dari situasi seperti sekarang ini adalah ketenangan dan kesabaran.

Kalau mengedepankan ketakutan, maka kita akan cenderung membeli apa saja yang dianggap dapat berguna untuk membuat hasilnya menjadi negatif dari copid. Beli oksigen, beli susu beruang, bahkan ada juga yang menasehati agar mobil kita diubah menjadi ambulan pribadi.

Pada akhirnya kita harus kembali bertanya pada diri apakah kita ini masih manusia yang masih punya akal pikiran? Ataukah kita akan terus mengedepankan emosi dan nafsu?

Jujur saya kasihan melihat orang-orang yang terlalu takut dengan copid. Yang menutup mata pada angka kesembuhan hanya karena ada temannya yang meninggal dunia. Menganggap copid ini berbahaya sekali, seolah data kesembuhan itu tidak pernah ada. Seolah penyakit bawaan yang sudah puluhan tahun diderita itu pun tidak pernah ada.

Tapi ya sekali lagi. Ini soal pilihan. Kita bisa memilih untuk belajar dan tenang.

Saya tidak setuju dengan tes kepada orang yang sehat dan tanpa gejala. Karena menurut WHO itu tidak diperlukan. Tapi pemerintah kita turun ke jalanan untuk memaksa tes kepada semua pengendara. Itupun bentuk ketakutan yang dilebih-lebihkan. Tapi ya mau gimana lagi? mereka yang punya kuasa. Kita hanya bisa ikut aturan itu atau menghindarinya demi kewarasan diri.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ketika-orang-positif-copid-diikat-diseret-dan-OiAkznFtgP

Mahalnya Harga Sebuah Kesehatan

Sudah lebih dari setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sejak kasus pertama diumumkan presiden Jokowi pada awal Maret 2020, sudah lebih dari 3 juta kasus positif teridentifikasi di Indonesia. Tidak kurang dari 79 ribu pasien meninggal dunia, termasuk diantaranya dokter dan tenaga kesehatan. Melihat data statistik, Indonesia berada di peringkat 14 untuk jumlah kasus positif dan berada di posisi 15 untuk jumlah pasien meninggal. Angka itu yang terdata oleh WHO berdasarkan laporan dari pemerintah Indonesia. Namun mungkin saja angkanya lebih besar dari itu, mengingat masih rendahnya angka tracing di Indonesia. Artinya terbuka kemungkinan adanya kasus positif corona yang tidak terdeteksi.

Mungkin kita tidak pernah membayangkan ada pada situasi seperti sekarang. Sebelum ini kita mengenal pandemi flu burung. Namun kondisinya tidak pernah separah ini. Manusia yang biasanya bergerak bebas tanpa batasan, tiba-tiba dihadapkan pada situasi dimana kita harus selalu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mencuci tangan. Jujur saja, sejak pertama kali virus corona terdeteksi di Wuhan, mungkin tidak ada satupun orang yang akan menyangka bahwa virus tersebut akan menyebar cepat dan menjadi pandemi di seluruh dunia.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa sebuah virus yang berukuran sangat kecil bisa membuat detak jantung dunia seolah terhenti. Jika kita memperhatikan berita-berita di dunia sejak bulan Maret 2020, kita akan melihat bagaimana kota-kota besar di dunia yang sebelumnya seolah tidak beristirahat seolah terdiam sejenak. Barcelona, Paris, Milan dan kota-kota besar lainnya tiba-tiba menjadi kota mati. Tidak ada aktivitas di luar rumah, jalanan kosong, pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan tutup, bahkan tidak ada aktivitas di tempat-tempat wisata yang biasanya ramai pengunjung. Kondisi itu bahkan berjalan selama berbulan-bulan. Lockdown tiba-tiba menjadi istilah yang dimengerti semua orang. Padahal sebelum adanya pandemi ini saya awam dengan istilah tersebut.

Di Indonesia kondisinya tidak jauh berbeda. Sejak corona merebak di tanah air, kita pernah merasakan berbagai macam situasi, mulai dari PSBB ketat, PSBB mikro hingga sekarang PPKM darurat. Pembatasan kegiatan diberlakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tidak terhitung besarnya kerugian yang dialami baik oleh kalangan usaha maupun masyarakat umum. Garuda Indonesia misalkan. Salah satu BUMN terbesar di Indonesia tersebut mengalami kerugian triliunan rupiah karena mengalami penurunan pendapatan yang siginifikan. Banyak kios-kios di pusat perbelanjaan yang ditutup karena tidak ada pembeli. Restoran juga merugi karena pembeli berkurang. Jika dirupiahkan, mungkin kerugian yang dialami mencapai puluhan triliun rupiah.

Situasi di banyak rumah sakit terlihat buruk. Angka keterisian pasien mencapai 80 persen. Para dokter dan tenaga kesehatan kelelahan, beban berat pekerjaan mereka tanggung tanpa menghiraukan nyawa. Puluhan bahkan mungkin ratusan dokter dan tenaga kesehatan meregang nyawa. Pemandangan tidak kalah miris terlihat di TPU yang dijadikan pemakaman khusus untuk Covid-19. Dalam salah satu wawancara di media, penggali makam mengungkapkan jika ambulans datang setiap 20 membawa jenazah. Para dokter, tenaga kesehatan dan penggali makam acapkali bekerja di luar batas kewajaran. Jika jam kerja normal adalah 8 jam sehari, tidak demikian dengan mereka. Mereka dituntut siaga 24 jam penuh demi kita semua. Belum lagi jika kita menghitung petugas di lapangan seperti Satpol PP, personel TNI maupun Polri.

Situasi ini memberikan kita banyak pelajaran. Pertama, kita belajar tentang kedisiplinan. Melalui pandemi ini kita belajar banyak tentang kedisiplinan. Disiplin menjaga kesehatan, displin memakai masker, disiplin menjaga jarak serta disiplin mematuhi protokol kesehatan. Banyak kita lihat orang-orang disekitar kita tidak disiplin. Masih banyak yang tidak mau menggunakan masker ketika berada di ruang publik. Ketika diingatkan justru melawan petugas dengan kasar. Padahal itu demi kebaikan mereka sendiri. Namun tidak dipungkiri banyak orang yang sudah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini adalah hikmah dari pandemi ini. Semakin banyak orang yang memahami pentingnya penggunaan masker di ruang publik.

Kedua, kita belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan. Selama ini banyak dari kita yang abai dengan kesehatan tubuh kita. Kita bekerja sangat keras, semuanya demi materi. Uang menjadi pendorong terbesar kita. Namun kesehatan tidak kita pedulikan. Ancaman penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi dan maag menjangkit di masyarakat. Namun semenjak virus corona merebak, pandangan orang-orang berubah. Kesehatan saat ini menjadi hal yang sangat berharga. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah berolahraga, sekarang justru rajin. Bahkan banyak orang yang berjemur di pagi hari, suatu aktivitas yang sebenarnya saat ini sudah jarang dilakukan.

Ketiga, belajar berbagi dan saling peduli. Selama ini kita terlalu sering tenggelam dalam dunia kita sendiri. Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa kita jarang berinteraksi dengan tetangga. Namun pandemi ini mengajarkan kita bahwa hidup ini perlu berbagi dan peduli. Di lingkungan tempat tinggal saya misalkan. Jika ada satu keluarga yang terpapar virus, ketua RT akan mengajak warga untuk saling bantu. Untuk mensuplai makanan bagi keluarga yang positif, masyarakat secara bergantian memasak makanan. Itu baru contoh kecil. Contoh lainnya adalah banyak kegiatan sosial dengan membagikan makanan kepada pengemudi ojek online di jalanan. Atau orang-orang yang membagikan bahan makanan gratis kepada mereka yang membutuhkan. Kepedulian terhadap sesama sangat terasa belakangan ini.

Harus dipahami bahwa pandemi ini memang membuat situasi menjadi tidak mudah. Banyak orang kehilangan pekerjaan atau pendapatan mereka. Tidak sedikit pengusaha yang harus gulung tikar. Pengorbanan pemerintah juga tidak sedikit. Anggaran besar dikucurkan untuk pencegahan dan penanganan covid-19. Akibatnya beberapa proyek pembangunan harus dihentikan karena anggaran sudah tidak tersedia. Kita semua mengalami dampaknya. Namun tetap ada hal positif yang bisa kita peroleh. Kita hanya perlu bersabar dengan situasi ini. Tidak perlu saling menyalahkan, sebaliknya justru saling membantu. Semoga kita semua tetap sehat.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mahalnya-harga-sebuah-kesehatan-HRkj9tMHSZ

Johnny Plate, Menteri Gagal yang Tak Mampu Mengeksekusi Nawacita

Sebelum Anda memutuskan untuk membaca tulisan ini, saya ingin memberitahu Anda terlebih dahulu bahwa Anda adalah orang yang sangat bodoh jika menuduh saya adalah kadrun karena menulis artikel ini.

Mengkritik ketidakmampuan Johnny Plate dalam kapasitasnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika tentu saja tak mungkin dilakukan oleh para kadrun yang otaknya bodoh-bodoh itu. Faktanya saya ini cebong kelas akut.

Bagi saya, dipilihnya Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika merupakan kesalahan terbesar dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

Memang benar dalam dunia persilatan perpolitikkan regional dalam negeri, penunjukkan Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika tentu saja merupakan deal politik antara partai koalisi dan partai pemenang pemilu.

Dalam ranah politik memang akan selalu ada praktik tawar-menawar untuk merangkul partai-partai koalisi. Itu terjadi diseluruh belahan dunia ini, bukan hanya di Indonesia saja.

Contoh riilnya, deal antara Surya Paloh dengan PDIP sebagai pemenang pemilu yang menunjuk Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Bahasa kasarnya, penunjukkan Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika adalah praktik politik balas budi PDIP untuk meredam suara-suara sinis partai koalisi.

Dalam hal ini deal antara PDIP dan Nasdem yang merasa telah sangat berjasa memenangkan pak Jokowi menjadi Presiden sampai dua periode.

Sampai dengan saat ini sejak penunjukkan Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, sikap saya tetap bertahan sedari awal, bahwa orang ini tidak punya kemampuan menjalankan tugasnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Intinya bagi saya, Johnny Plate tak punya kompetensi yang mumpuni melakukan berbagai pekerjaan dalam kapasitasnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Padahal kepentingan masyarakat luas dalam persoalan Komunikasi dan Informatika adalah persoalan yang sangat krusial di negara manapun di dunia ini.

Banyak persoalan yang tidak dikerjakan oleh Johnny Plate ini sejak dirinya menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Berbagai kegagalannya itu tentu saja tak muat dalam tulisan yang singkat ini.

Namun ada beberapa poin krusial yang saya highlight di artikel ini terkait kegagalan-kegagalannya Johnny Plate. Silahkan disimak dengan seksama.

Jika ditilik kembali kebelakang, Menkominfo sebelumnya, Rudiantara, meninggalkan beberapa persoalan krusial yang belum tuntas dikerjakannya.

Yang pertama adalah persoalan pelaksanaan migrasi penyiaran analog ke digital. Sejak Johnny Plate didapuk menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika, persoalan tersebut tidak pernah dikerjakannya.

Kenapa? Sebab Johnny Plate ini pada dasarnya memang tidak memiliki kemampuan yang mumpuni karena faktanya dirinya ditunjuk hanya berdasarkan deal politik antara Nasdem dan PDIP. Sampai disini jelas?

Dalam kapasitasnya sebagai Menteri, Johnny Plate tidak mampu, lebih tepatnya tidak bisa kerja, untuk menangkal berbagai kepentingan industri dan politik dalam negeri dalam ranah industri penyiaran.

Akibatnya fatal bagi kepentingan negara dalam skala global. Sampai detik ini pun proses revisi UU tersebut tidak pernah disentuhnya demi kepentingan masyarakat luas. Ada yang membantah?

Yang kedua, selain gagal merevisi UU Penyiaran, Johnny Plate juga gagal dalam pelaksanaan Sistem Siaran Jaringan (SSJ) dan pemecahan konsentrasi kepemilikan media.

SSJ adalah amanat UU Penyiaran untuk menjadikan industri penyiaran tidak tersentralisasi hanya di satu wilayah saja.

Selain persoalan yang krusial itu, kepemilikan stasiun TV dan Radio juga hanya terpusat pada segelintir orang yang itu-itu saja, lebih tepatnya saya sebut dikuasai oleh Kartel Industri Penyiaran.

Persoalan-persoalan ini gagal ditackle oleh Johnny Plate dalam kapasitasnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Tanya kenapa?

Padahal pengaturan persoalan-persoalan tersebut termaktub dengan sangat jelas dalam UU Penyiaran untuk memastikan industri penyiaran berjalan dalam relnya sesuai prinsip keadilan informasi dan ekonomi.

Namun permasalahan-permasalahan tersebut tidak dieksekusi oleh Johnny Plate karena memang ini orang tidak memiliki kemampuan dan kapabilitas yang semestinya.

Johnny Plate telah gagal mengakomodir Industri Penyiaran agar tidak dimonopoli oleh para Kartel Industri Penyiaran yang selama ini dimonopoli orang yang itu-itu saja, salah satunya Surya Paloh?

Johnny Plate juga tidak punya kemampuan yang sahih untuk menata kembali kepemilikan frekuensi penyiaran yang merupakan bagian dari hajat hidup orang banyak di negara ini. Karena faktanya memang dia tidak mampu.

Inilah akibatnya deal dengan partai koalisi yang menunjuk orang dengan latar belakang yang inkompeten dan tak mampu menghandle pihak-pihak yang sarat akan kepentingan dalam ranah komunikasi dan informasi di negara ini.

Sejak Serah Terima Jabatan (Sertijab) dulu, saya sudah skeptis saat Johnny Plate menyampaikan dua prinsip utama terkait peran Government Public Relation dan penyediaan infrastruktur digital.

Apakah Johnny Plate benar-benar memahami persoalan peran Government Public Relation? Peran ini telah diatur dan termaktub dengan sangat jelas dan terang-benderang dalam Instruksi Presiden No.9 Tahun 2015.

Inpres tersebut dengan sangat jelas menugaskan Kemkominfo sebagai koordinator yang merancang dan menyusun narasi tunggal bagi tiap lembaga pemerintahan terkait isu yang sedang berkembang di masyarakat.

Salah satu program kerja Kemkominfo dalam perannya sebagai Government Public Relation adalah sebagai penentu agenda isu-isu yang berkembang di masyarakat untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat luas kepada pemerintah.

Namun entah kenapa, sampai detik ini hal tersebut tidak disentuh oleh Johnny Plate, padahal orang ini jabatannya Menteri Komunikasi dan Informatika. Heran, bukan? Kalau Anda saja heran, apalagi saya.

Lalu terkait persoalan penyediaan infrastruktur digital. Apakah pihak Johnny Plate bisa menjawab apa-apa saja yang telah dikerjakan oleh si beliau ini dalam kaitannya dengan penyediaan infrastruktur digital di negara ini?

Jika memang sudah ada yang dikerjakannya, ada yang bisa sebutkan berapa prosentase pekerjaan proyek penyediaan infrastruktur digital yang sudah dia kerjakan? Sekali lagi, ada yang bisa jawab?

Makanya saya bilang Johnny Plate ini adalah Menteri gagal yang tak mampu mengeksekusi Nawacita yang digaungkan oleh Presiden Jokowi.

Dalam salah satu poin Nawacita, Presiden Jokowi ingin menata kembali kepemilikan frekuensi penyiaran yang merupakan bagian dari hajat hidup orang banyak. Namun Johnny Plate gagal mengeksekusinya. Sudah itu saja, tak usah dibantah.

Johnny Plate, Menteri Gagal yang Tak Mampu Mengeksekusi Nawacita

Sumber Utama : https://seword.com/umum/johnny-plate-menteri-gagal-yang-tak-mampu-zucybJFJDk

Penjarakan Ahmad Sofian dan Delpedro, Provokator Bhiadhab Jokowi End Game!

Ahmad Sofian dan Delpedro saat ini mungkin lagi nggak bisa tidur nyenyak. Mereka lagi berada di dalam pelarian. Pelarian yang tidak akan ada ujungnya. Mereka bisa lari. Tapi mereka tidak akan bisa bersembunyi sama sekali. Mau lari sejauh apapun, pasti akan terdeteksi radar.

Saat ini Ahmad dan Delpedro sedang diburu oleh polisi. Sedang dipantau dari berbagai tempat. Orang ini adalah sosok yang tidak berhenti di 212, tapi juga lanjut untuk membela Prabowo dan juga menghancurkan Joko Widodo. You can run, but you can’t hide.

Ahmad Sofian adalah alumni 212 pendukung Rizieq Shihab yang sekarang sedang diburu oleh pihak kepolisian. Diburu atas apa? Atas provokasi yang ia munculkan. Sudah berkali-kali orang ini bikin onar. Dia ini alumni 212 yang mendukung Ahok untuk dipenjara. Dia saat ini sedang dikejar karma.

Ahmad Sofian, yang paling seru teriak-teriak anti Ahok saat itu, ternyata bekerja di restauran cepat saji di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Orang ini katanya anti asing, tapi kerja di perusahaan asing. Jadi ingat sama seorang manusia dungu yang pernah bekerja di restoran pizza, yang juga berkoar anti asing.

Selama ini kita tahu bahwa banyak kaum-kaum munafikun yang nggak jelas, inkonsisten bahkan berani-beraninya mengkhianati apa yang mereka pernah koar-koarkan. Menolak asing, tapi ternyata makan dan minum dari asing. Menghidupi diri dan keluarga dari restoran franchise asing.

Tapi anehnya, orang ini masih saja koar-koar Jokowi harus diturunkan karena gagal menangani pandemi. Bahkan Delpedro di dalam meeting Zoom yang dihadiri sama si cadel Lijal dan si dungu Rookie, meminta kepastian dan jalur-jalur alias peta demo agar bisa menurunkan Jokowi.

Ini sudah jelas menjadi sebuah aksi yang direncanakan. Ada orang-orang kuat di belakangnya. Ada para politisat alias politisi sesat, kalau nggak mau dikatakan politisi bangsat yang sebenarnya lebih mewakili sifat bajingan mereka ini.

Kembali ke Ahmad Sofian, saat ini, manusia satu ini sedang diburu polisi. Netizen memviralkan wajah Ahmad Sofian di Twiter, dan ternyata, menurut pemberitaan, rumahnya ternyata kosong. Orang ini sudah kabur setelah ketahuan viral. Kenapa polisi seolah kalah cepat?

Sebenarnya polisi nggak kalah cepat. Polisi sedang mengulur waktu saja. Mencari bukti-bukti kuat. Menahan Delpedro adalah cara yang paling baik. Karena dengan menahan Delpedro, mahasiswa sesat itu, kalau nggak mau dibilang bangsat, banyak yang bisa dibongkar.

Saya yakin Delpedro dan Ahmad Sofian ini adalah dua sosok yang tahu banyak soal demo Jokowi End Game yang ternyata uangnya sudah dibawa kabur bohir. Apalagi kita tahu bohirnya dari partai berkarat. Mereka ini bermain-main dengan mahasewa, memberikan PHP.

Makanya mahasewa jangan goblog. Deal sama politisi itu pasti rugi. Apalagi dari partai berkarat. Aksi Jokowi End Game dikecam oleh masyarakat. Demokarat pun kabur bawa duit lari, wajah-wajah provokator seperti Delpedro dan Ahmad Sofian pun diincar.

Ahmad Sofian ini berdomisili di Jalan Dukuh, Kelurahan Dukuh, Kecamata Kramat Jati Jakarta Timur. Dia bukan lagi mahasiswa, tapi dia ini sudah jadi bapak beranak tiga. Polisi sudah memburu orang ini. Ketua RT daerah Kelurahan Dukuh pun mengaku kaget karena ada warganya yang diburu polisi.

Ini membuktikan bahwa Ahmad Sofian ini diduga jarang bersosialisasi. Jadi banyak warga yang nggak nyangka. Kenapa? Karena memang mereka aktifnya di media sosial. Kalau di dunia nyata, mereka membaur begitu cair dengan warga. Ini ciri khas teroris.

Article

Inilah gambar penampakan daerah lingkungan rumah Ahmad Sofian. Polisi datang, membuktikan bahwa memang Ahmad Sofian ini bermasalah, bukan sekadar fitnah. Orang ini harus ditangkap. Jangan kasih kendor. Karena bisa saja, Ahmad Sofian ini mungkin jadi orang kunci dalam membongkar kedok besar.

Kedok yang lebih besar, bukan dari orang macam Ahmad Sofian maupun Delpedro. Mereka ini orang dungu yang dijadikan anjing penyerang alias attack dog. Saya yakin, pasti ada orang-orang besar yang merangkai suasana ini. Gagalnya demo Jokowi End Game, membuat mereka harus dicari. Ciduk!

Penjarakan Ahmad Sofian dan Delpedro, Provokator Bhiadhab Jokowi End Game!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/penjarakan-ahmad-sofian-dan-delpedro-provokator-jcHMcMf3O5

Skakmat, Said Didu Tanya Karya Pemerintah, Dibalas Jawaban Pecat Dirinya

Mantan Wakil Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu mempertanyakan karya pemerintah sekarang yang layak dipuji. Dia mengaku bahwa ada yang memintanya agar sekali-sekali memuji keberhasilan pemerintah sekarang.

Kira-kira siapa ya orangnya? Tak itu tidak penting. Yang penting adalah serangan balik telak kepada Said Didu.

Tadi Said Didu mengatakan dirinya diminta agar sekali-kali memuji pemerintah. Untuk memenuhi permintaan tersebur, Said Didu meminta apa karya yang harus ia puji.

“Ada yang bisa bantu? Apa karya pemerintah sskarang yang layak dipuji?” katanya lewat media sosial.

Ada beberapa netizen yang justru balik menyindir laki-laki yang beberapa kali menjabat di BUMN itu.

Para netizen ini menyindir bahwa salah satu karya pemerintah saat ini, yaitu memecat Said Didu dari jabatannya di perusahaan BUMN. Senada dengan itu, ada pula yang mengatakan bahwa pemerintah saat ini patut dipuji karena tak mempatkan Said Didu dalam kabinet.

“Saya bantu Du, karya pemerintah yang banyak dipuji dan sebagai langkah yang tepat adalah memecat kamu,” kata salah satu netizen.

“Salah satu karya terbaiknya adalah mengeluarkan Anda dari Jabatan Anda dan membiarkan Anda menjadi seperti sekarang,” kata yang lain.

“Pemerintah sekarang patut dipuji setinggi langit karena tidak menyertakan Said Didu dalam kabinet,” kata yang lainnya.

“Anda ini terlalu congkak pa Didu. Kami tidak membutuh politisi seperti anda,” kata yang lain.

Telak dan skakmat. Kalau bisa nih, sekalian siapa yang mau kumpulkan jawaban seperti ini lalu dijadikan sebuah kompilasi komplit dan diserahkan ke Said Didu biar dia makin emosi dan meledak amarahnya, hehehe.

Seperti halnya Rizal Ramli dan Refly Harun, Said Didu ini adalah mantan orang yang didepak dari jabatannya sebelum waktunya. Makanya jangan heran, banyak yang bilang dia ini sakit hati. Buktinya sudah banyak, yaitu nyinyir terus kepada pemerintah.

Pada tahun 2012 silam, menteri BUMN era SBY saat itu yaitu Dahlan Iskan, diam-diam Menteri memecat Direktur Utama dan Komisaris Utama PT Merpati Nusantara Airlines. Direktur Utama saat itu Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo sedangkan Said Didu adalah Komisaris Utama. Alasannya adalah karena kinerja Merpati yang tak kunjung membaik.

6 tahun kemudian, yaitu tahun 2018, Said Didu kembali dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris PT Bukit Asam Tbk. Menteri BUMN era Jokowi saat itu, Rini Soemarno, menjelaskan soal pencopotan Said Didu. Menurut dia, tindakan Said Didu kerap tidak mewakili sikap pemegang saham.

"Jadi banyak dalam bicara dalam langkah Pak Said Didu enggak mewakili pemegang saham," kata Rini. Padahal, menurut dia, komisaris berfungsi menjaga dan mengawasi direksi untuk menjalankan kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu, semestinya komisaris mesti memiliki pemikiran yang sejalan dengan pemegang saham.

Sudah paham, kan, kinerja orang ini seperti apa? Kalau memang kerjanya benar dan hebat, tak mungkin sampai dipecat. Bahkan dia juga dipecat di era pemerintahan sebelumnya. Jadi anggap saja memang Said Didu ini tidak berkompeten, atau istilahnya pemerintah salah pilih orang. Sok hebat, dipecat, lalu merasa jadi korban dan kemudian dijadikan bahan bakar untuk menjadi sakit hati dan nyinyir kepada pemerintahan yang sekarang.

Makanya saya setuju dengan pemerintah yang memecat dirinya. Orang yang hanya pintar di omongan, tidak dibutuhkan. Kalau hanya modal omongan, saya juga bisa. Anak kecil juga jago. Negara ini butuh orang yang gerak cepat dan tidak takut mengeksekusi kebijakan.

Beberapa hari lalu contohnya, kita lihat betapa banyaknya dana penanganan Covid-19 yang mengendap belum disalurkan padahal masyarakat sangat butuh. Kinerja beberapa pemerintah daerah begitu lamban. Ada yang seolah bergerak sendiri. Ada yang hanya mengolah kata. Ada yang bikin blunder dalam membuat statement.

Negara ini punya banyak orang yang hanya pintar dan nyinyir doang. Yang kerja beneran itu jumlahnya sedikit sekali.

Pemerintah patut diberi dua jempol karena tidak menyertakan orang-orang kayak Said Didu dan lainnya. Dan memang alangkah baiknya tak usah puji pemerintah. Nyinyir saja biar rakyat bisa bedakan.

Bagaimana menurut Anda?

Skakmat, Said Didu Tanya Karya Pemerintah, Dibalas Jawaban Pecat Dirinya

Sumber Utama : https://seword.com/politik/skakmat-said-didu-tanya-karya-pemerintah-dibalas-w2vCpacqb8

Terciduk! 2 Provokator Dari “Grup Tenis” Penggerak Demo Di Jateng!

Pemerintah dan rakyat sedang bersama-sama bekerja keras menangani pandemi. Fokus pada dua hal saja, yakni penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Karena kita sendiri sudah tahu betapa masif imbas pandemi terhadap perekonomian bangsa ini. Pandemi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, juga terjadi di seluruh dunia. Artinya, kondisi yang sama juga terjadi di negara lain. Termasuk imbasnya yang membuat roda perekonomian melambat.

Sayangnya, masih saja ada para pengacau yang bermaksud membodohi rakyat. Seakan kondisi sulit ini hanya terjadi di Indonesia. Seakan yang sedang melakukan penanganan pandemi hanya pemerintahan Presiden Jokowi. Sementara di negara lain pandemi dan kesulitan ekonomi tidak terjadi gitu? Biadab! Hanya karena ambisi dan kepentingan politik, para pengacau ini mau mengorbankan rakyat. Rakyat yang lagi kesusahan mau dimanfaatkan buat mengadakan kekacauan. Chaos! Presiden Jokowi pun dituntut mundur, tanpa bisa menjawab siapa yang sanggup menggantikan beliau. Rizal Ramli? Rocky Gerung? Anies Baswedan? AHY? Emangnya mereka sudah bisa apa? Yakin mereka bisa nyari vaksin hingga ratusan dosis seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi? Yakin mereka bisa bikin ekonomi stabil dengan harga-harga bahan pokok yang juga stabil seperti Jokowi? Negara lain ekonominya minus hingga 2 digit lho. Indonesia masih mending. Masih bisa memberi bansos dan berbagai macam bentuk bantuan buat rakyat. Pasien covid gratis, vaksin gratis!

Tapi yang namanya syahwat politik dan kebencian pribadi, itu susah cari obatnya. Bisa dibilang lebih susah ketimbang mencari obat covid. Tidak heran kalau ada saja sekelompok orang yang hendak bikin kekacauan di masa pandemi ini. Bukannya membantu pemerintah melawan covid. Atau bantu tetangga yang kena covid atau yang ekonominya lagi susah. Ini malah mau menciptakan kekacauan.

Salah satunya bisa dilihat dari bocoran grup WA yang telah beredar di medsos beberapa hari ini. Yang saya sempat temukan di Twitter adalah 2 halaman tangkapan layar grup WA dengan nama grup “Grup tenis semarang”. Terlihat bahwa anggota grup ini sedang merencanakan aksi demo pada tanggal 24 Juli kemarin. Niatnya jelek banget. Mau “ciptakan kekacauan untuk melumpuhkan perekonomian kota”. Entah siapa yang berhasil membocorkan isi percakapan di grup WA ini. Kejadian ini bersamaan dengan beredarnya seruan aksi demo di Jakarta yang bertajuk “Jokowi End Game”. Sungguh biadab! Sengaja mau bikin kekacauan di tengah situasi yang sudah sulit.

Article

Article

Tentu pihak kepolisian tidak diam saja. Apalagi percakapan grup WA ini sudah bocor ke publik. Boleh dibilang sebagai pertanda bahwa pihak kepolisian sudah menembus jaringan mereka. Karena tentunya aparat polisi punya fasilitas yang lebih canggih buat membongkar dan menyelidiki grup WA.

Akhirnya aparat kepolisian Jawa Tengah berhasil mengamankan 2 orang terduga provokator aksi demo tersebut. Mereka merencanakan aksi demo di berbagai lokasi di Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, Sukoharjo, Brebes dan Kudus. Dilansir suara.com, jpnn.com dan radarcirebon.com, penangkapan ini diumumkan oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi melalui Kabid Humas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy.

Ada 2 orang yang diamankan di Semarang pada Jumat malam lalu (23/7), berinisial N dan B. Agar tidak terdeteksi petugas, inisiator aksi sengaja membuat grup WA dengan menggunakan nama grup klub tenis. Penyelidikan polisi menemukan sempat diadakan zoom meeting pada hari Kamis tanggal 22 Juli lalu, jam 20.00 WIB dengan host bernama “Elly Al Yahya”. Pelaku N bertugas sebagai inisiator dan host zoom meeting untuk rapat aksi pada 24 Juli. Sementara B berperan sebagai penyebar ajakan aksi di sejumlah media sosial dan grup WA. Sejumlah barang bukti juga turut diamankan, seperti HP, screenshot pesan ajakan demo di grup WA dan rekaman zoom meeting.

Pasca penangkapan ini, Kapolda Jateng menghimbau agar masyarakat tidak mudah terhasut. “Mari kita ciptakan kesejukan dan berharap pandemi Covid-19 segera berakhir," ujar Kombes Pol M Iqbal. Sumber Sumber Sumber

Bravo! Gercep! Toh ternyata di Jakarta aksi demo pada hari Sabtu (24/7) kemarin itu tidak terjadi. Walaupun demikian. Kita tetap harus waspada. Laporkan secepatnya ke pihak aparat kepolisian jika menemukan provokasi di aplikasi chat maupun di medsos. Bersama-sama kita libas para pengacau ini! Dan tetap percaya pada Presiden Jokowi! Sosok yang mampu memimpin negara dan bangsa ini melewati ujian terberat saat ini.

Terciduk! 2 Provokator Dari “Grup Tenis” Penggerak Demo Di Jateng!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/terciduk-2-provokator-dari-grup-tenis-penggerak-3IxDV4JfQr

Salut! Tak Hanya Jalankan Program Andalan, Johnny Plate Juga Perhatian ke Atlet!

Tulisan ini sekaligus bisa memberi pertimbangan atas tulisan penulis lain di seword sebelumnya yang bilang Johnny Plate menteri yang gagal. Bahan pembanding lain sudah pernah pula saya tulis. Berikut yang akan diangkat adalah soal kepedulian seorang menteri di luar tupoksinya di pos kementerian. Cekidot!

Sosok Jokowi yang terkenal bekerja dalam senyap ternyata juga menurun ke beberapa menterinya. Dalam diam mereka terus berkarya meski sering diragukan bahkan dianggap gagal. Makanya saya juga tak akan kapok menuliskan keberhasilan mereka untuk mengimbangi pemberitaan simpang siur yang cenderung mendeskritkan kementrian tertentu tanpa tahu kerja nyata apa yang mereka lakukan.

Rasanya sudah beberapa kali saya menuliskan mengenai sepak terjang membanggakan beberapa menteri Jokowi. Mulai dari Sri Mulyani yang tak gentar berhadapan dengan cendana dan keluarga Bakrie, Erick Tohir yang awalnya gercep membenahi BUMN meski saat ini agak oleng, hingga sepak terjang Johnny Plate di Kominfo. Tak hanya sukses mengganti TV analog ke digital, Johnny juga gencar melakukan literasi digital hingga beasiswa digital untuk masyarakat luas. Johnny juga peka terhadap ancaman peretas dengan menggandeng BSSN. Termasuk upaya pembatasan dan pendaftaran SIM card.

Selain menjalankan program-program di kementriannya, ternyata sosok Johnny Plate juga seorang dermawan. Hal ini disampaikan menpora langsung, bahwa menkominfo akan memberi bonus dari kantong pribadi untuk atlet berprestasi. Tentu saja hal menggembirakan seperti ini akan menambah kebanggaan bagi atlet kita yang berprestasi di kancah internasional. Tak banyak menteri yang peduli pada prestasi anak bangsa seperti Johnny Plate. Meski ia sering hanya dicap menteri titipan partai, nyatanya hasil kerjanya ada dan nyata ketimbang menteri-menteri lainnya.

Sebelumnya diberitakan liputan6.com, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate akan memberikan bonus bagi para atlet peraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.

Hal itu disampaikan Menpora usai mendapatkan telepon dari Menkominfo, yang mengucapkan selamat atas diraihnya medali perunggu oleh Windy Cantika Aisyah pada Sabtu (24/7/2021) kemarin.

Melansir laman resmi Kemenpora, Amali belum menyebutkan rincian dari bonus yang akan diterima peraih medali emas, perak, dan perunggu di Olimpiade Tokyo.

"Nanti pada saatnya akan diumumkan," kata Menpora.

"Menkominfo Johnny G Plate menyampaikan bahwa itu dari dana pribadi beliau dan akan mengajak teman-temannya juga untuk ikut memberi apresiasi kepada para pahlawan olahraga nasional yang sudah mengibarkan Merah Putih di kancah tertinggi perhelatan olahraga dunia," sambung Menpora. 

Medali pertama untuk Indonesia sendiri dipersembahkan oleh Windy Cantika, yang meraih perunggu di cabang olahraga angkat besi putri nomor 49 kilogram pada Sabtu kemarin.

Windy berhasil mengumpulkan poin angkatan total sebanyak 194 kilogram. Medali ini pun menjadi medali pertama dari atlet berusia 19 tahun tersebut.

"Alhamdulillah terima kasih atas doa dan dukungannya. Medali ini terutamanya untuk warga untuk kemerdekaan Indonesia," ujar perempuan asal Bandung ini melalui media sosial yang ditayangkan Indosiar.

Sementara, medali kedua untuk Indonesia, yaitu perak, diraih oleh Eko Yuli Irawan untuk cabang olahraga angkat besi nomor 61 kilogram. Prestasi ini mengulang capaiannya di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016.

Secara total, Eko meraih angkatan 302 kilogram, hanya kalah dari lifter Tiongkok Li Fabin yang sukses meraih 313 kilogram. Sementara, medali perunggu didapatkan oleh lifter Kazakhstan Igor Son, usai memenangkan persaingan dengan lifter Arab Saudi, Seraj Abdulrahim.

Mendengar berita ini, sudah cukup membuktikan rasa nasionalisme seorang Johnny Plate. Jujur saya sedih membaca salah satu tulisan bahwa menkominfo layak dipecat karena hanya dianggap menteri titipan dan tak mampu merealisasikan nawacita Jokowi. Padahal kenyataannya, semua program kerjanya dijalankan dengan baik dan ditambah perhatiannya untuk putra putri terbaik bangsa. Jadi ada baiknya sebagai penulis yang baik harus riset lebih dalam dan perbanyak literasi sebelum mengeluarkan kritikan apalagi hujatan. Karena tujuan kita menulis salah satunya untuk mengedukasi, bukan membodohi dengan disinformasi.

Beberapa waktu yang lalu saya juga sering mengomentari berita dari detik dan lainnya soal vaksin. Berita asli dari reuters berjudul "Malaysia menghentikan Sinovac setelah stok habis", mereka pelintir jadi Malaysia menghentikan Sinovac dan beralih ke vaksin lain. Ada juga berita dari detik dengan judul 75 persen orang Singapura yang diberi vaksin terpapar Covid 19. Sontak warganet ngamuk dan menghujat jurnalis detik yang tak menyebutkan bahwa mereka yang terpapar setelah vaksin bergejalan ringan. Lihatlah betapa sumber bencana bisa datang dari penulis atau jurnalis yang seenaknya membuat berita provokatif.

Johnny Plate sudah buka peluang bagi kita sebangsa tanpa kecual bagi para pegiat media untuk berliterasi dalam program Gerakan Literasi Nasional. Kalau penulis dan insan media masih suka membuat artikel sesuka hati ya jangan katakan Johnny Plate gagal sebagai Menkominfo.

Salut! Tak Hanya Jalankan Program Andalan, Johnny Plate Juga Perhatian ke Atlet!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/salut-tak-hanya-jalankan-program-andalan-johnny-MQUQblYD1Z

Demo Batal, 6 Pengangguran Ditangkap, Oposisi Kena “Tampar”, Ambyar!

Beberapa hari lalu beredar poster rencana aksi demo “Jokowi End Game” yang akan digelar pada tanggal 24 Juli 2021 (Sabtu). Seruan di dalam aksi ini dilontarkan secara nasional. Di dalam poster itu ada tulisan/seruan, “Mengundang seluruh elemen masyarakat! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan Oligarki Istana beserta jajarannya”. Disebut pula lokasi demo, yakni dari Glodok ke Istana Negara. Dan disertai dengan logo-logo perusahaan ojek online (ojol), seperti Grab, Gojek dan ShopeeFood.

Belakangan pihak driver ojol, dari perusahaannya maupun dari asosiasi atau komunitasnya, sama-sama menegaskan mereka tidak terlibat dalam rencana demo tersebut. Jadi yang terjadi adalah pencatutan nama dan logo ojol di dalam poster seruan demo.

Sementara itu, di medsos beredar pula nama-nama dan foto serta data, mereka yang diduga terlibat dalam aksi demo. Sebagai penggerak atau aktivis demo. Bahkan data nomor HP mereka pun di-ekspos dan disebarkan oleh para netizen. Salah satunya adalah Delpedro Marhaen, aktivis dari Blok Politik Pelajar, yang pernah menjadi Ketua BEM UI. Nama Delpedro mengemuka karena dia pernah melakukan debat terbuka dengan Ade Armando terkait meme Jokowi buatan BEM UI waktu itu.

Delpedro membantah dirinya terlibat dalam demo Jokowi End Game. Dia juga mengaku tidak tahu siapa inisiator demo tersebut. Namun dia mengklaim kebenaran adanya aksi yang akan dilakukan pada tanggal 24 Juli kemarin. “Tapi, untuk tanggal 24 Juli 2021 jika ditanya akan ada aksi atau tidak? Iya akan ada. Itu tidak bisa dihindarkan akan terjadi karena kita tahu warga sedang marah dengan situasi belakangan ini.” ujarnya dilansir suara.com. Bahkan Delpedro meminta agar Presiden Jokowi mengakui dan meminta maaf atas kegagalannya menjalankan pemerintahan, lalu kemudian mundur dari jabatannya Sumber.

Saya yakin pihak oposisi sangat berharap agar demo ini terjadi. Karena gerombolan mereka memang sudah melontarkan narasi permintaan Jokowi mundur entah sudah berapa ratus kali, sejak tahun-tahun lalu. Ada yang pakai deklarasi, lewat orasi di demo, maupun pernyataan pribadi.

Nah, dalam beberapa hari/minggu terakhir ini, Partai Demokrat lah yang terlihat dan terdengar paling vokal menyuarakan tudingan bahwa pemerintah gagal mengatasi pandemi. Dari Ibas yang menyebut “failed nation”, hingga AHY yang mengaitkan turunnya pendapatan nasional per kapita dengan kemampuan negara menyelamatkan rakyat dari Covid.

Ada lagi politisi Demokrat yang menuduh Presiden Jokowi hobi bikin ribut dengan umat Islam Sumber. Lalu Andi Arief yang kerap melempar cuitan di Twitter yang isinya memojokkan Presiden Jokowi. Di antaranya Andi Arief membuat cuitan seolah Presiden Jokowi minta maaf kepada rakyat karena gagalnya mewujudkan 7% pertumbuhan ekonomi Sumber. Bahkan ada juga politisi Demokrat yang meminta Presiden Jokowi minta saran ke SBY terkait penanganan pandemi Sumber. Kalau dibaca ya lucu-lucu sih sebenarnya. Lha wong SBY waktu jadi presiden saja tidak bisa menangani kebakaran hutan dan meninggalkan warisan mangkrak nan epik yakni Hambalang. Ada yang percaya dia lebih tahu cara menangani pandemi daripada Presiden Jokowi?

Rencana demo Jokowi End Game ini pun menuai kecaman dan keprihatinan dari publik. Logika saja. Di saat angka Covid meninggi, cari kamar di rumah sakit saja sulitnya luar biasa, eeeh ada yang mau demo. Rasanya hanya orang bodoh yang mau. Kita pun siap untuk gantian menyerang kedunguan para pendemo ini. Ternyata pada hari H, demo tidak terjadi. Entah dibatalkan karena takut kena Covid atau memang tidak ada peminatnya.

Pihak kepolisian sudah berjaga-jaga. Ya memang ada yang ditangkap kemarin itu. Ada 6 orang yang diamankan aparat kepolisian di lokasi demo. Karena mereka tidak bisa menjelaskan mengapa mereka berada di sana. Sesudah diusut, ternyata mereka ini tahu ada rencana demo dari medsos. Kemudian mereka hendak menonton demo itu. Siapa keenam orang ini? Ternyata mereka adalah pengangguran! Sumber Hehehe… Aya-aya wae!

Padahal di Delpedro sudah sok iya saja bilang bahwa demo pasti terjadi. Sekarang lagi ngumpet kali dia ini. Malu karena omongannya terbukti hanya sekedar isapan jempol. Tidak terbukti! Yang juga ikutan “tertampar” karena demo nggak jadi, adalah gerombolan oposisi, termasuk partai Demokrat. Sudah sok iya juga, menuduh Jokowi gagal dan rakyat sudah tidak percaya, eeh gak ada tuh demonya.

Rakyat tahu kok betapa kerasnya Presiden Jokowi bekerja. Sukses rebutan vaksin dengan hasil berjuta-juta buat rakyat. Mencari jalan terbaik di antara yang terburuk, agar ekonomi tetap jalan walaupun angka covid lagi tinggi-tingginya. Masih ngasih bansos, vitamin dan obat-obatan buat rakyat. Semua lembaga pemerintahan termasuk TNI dan Polri pun turun tangan mempercepat program vaksinasi. Yakin SBY mampu kayak Jokowi?

Demo Batal, 6 Pengangguran Ditangkap, Oposisi Kena “Tampar”, Ambyar!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/demo-batal-6-pengangguran-ditangkap-oposisi-kena-L1ZkKu1NL1

Daripada Ikut Demo Turunkan Jokowi, Mending Nonton Aksi Atlet Indonesia Di Olimpiade Tokyo

Saya tidak anti demonstrasi. Saya menyadari sepenuhnya jika demonstrasi adalah bagian dari demokrasi. Demonstrasi adalah salah satu bentuk ekspresi yang diungkapkan lewat aksi unjuk rasa sebagai gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang dihadapan umum. Biasanya aksi demo ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan yang diambil pemerintah.

Sekalipun saya tidak anti demonstrasi, tapi ada catatan khusus yang menyertai. Berdemonstrasilah secara elegan tanpa tindakan anarkis untuk hal-hal yang memang perlu untuk di demo. Indikatornya adalah berdemonstrasilah secara sehat untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan sekalipun mengatasnamakan seluruh rakyat Indonesia.

Indikator ini sangat penting. Sebab saat ada yang berdemonstrasi untuk kepentingan pribadi dan golongan, itupun kadang ada juga yang disertai merusak fasilitas umum negara, di situlah dia sedang mempermalukan dirinya sendiri karena sedang mempertontonkan kebodohannya di depan umum. Dan ternyata tak cukup hanya kebodohannya saja yang diperlihatkan di depan banyak orang, tapi juga kejahatan bahkan ketidakwarasan hati dan pikirannya juga turut dipamerkan sana sini dengan tidak tahu malunya.

Di sinilah letak perbedaan antara demonstrasi orang cerdas dan demonstrasi orang bodoh yang jahat bahkan tak waras.

Dari penjelasan di atas, saya akan mengajukan sebuah pertanyaan untuk kita jawab bersama. Jika disuruh memilih antara ikut demo anti PPKM yang ujung-ujungnya pasti berteriak ganti presiden, atau duduk manis di depan TV menyaksikan atlet-atlet Indonesia berlaga di Olimpiade Tokyo, kegiatan manakah yang akan kita pilih???

Dan jawaban Jemima adalah: saya memilih duduk manis di depan TV menyaksikan atlet-atlet Indonesia berjuang di ajang Olimpiade Tokyo yang baru saja dibuka kemarin. Hari ini saya menyaksikan betapa serunya atlet-atlet bulutangkis Indonesia jatuh bangun berusaha memenangkan pertandingan demi mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah internasional.

Hari ini saya juga menyaksikan betapa membanggakannya atlet angkat besi putri Indonesia Windy Cantika Aisah menjadi atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020. Turun di kelas 49kg putri, Windy yang baru berusia 19 tahun berhasil mendapatkan medali perunggu dengan total angkatan 194kg.

Mengharukan dan membanggakan sekali tentunya. Sekalipun lagu Indonesia Raya belum berkumandang di Tokyo, tapi setidaknya bendera Merah Putih sudah berkibar di sana. Selamat buat Windy. Terima kasih untuk medali perunggu yang sudah dipersembahkan dengan kesungguhan hati bagi bangsa dan negara. Indonesia bangga padamu.

Dari sinilah saya jadi tergelitik untuk membandingkan dua kegiatan yang sebetulnya tak layak untuk dibandingkan karena perbedaannya memang sangat jauh bak langit dan sumur. Yang satunya sangat membanggakan, sementara yang satunya lagi sangat memalukan bahkan menjijikkan.

Tapi saya merasa sangat perlu untuk membandingkan dua kegiatan yang sangat berbeda ini demi membuka pikiran kita. Sukur-sukur ada pembenci Jokowi yang membaca tulisan saya ini lalu sadar dan bertobat kembali ke jalan yang benar, menghapus dendam kesumat dan kebenciannya pada Jokowi yang selama ini bercokol di hati dan pikirannya.

Selama ini kita sudah terbiasa membaca kalimat “Ganti Presiden” dijadikan tagar di medsos bahkan diteriakkan dalam berbagai aksi demo di tanah air. Mau bencana alam gempa, banjir, gunung meleduk, tanah longsor, jalan macet, kena PHK, DO dari kampus, sampe kucing, ayam dan kambingnya mati solusinya cuma satu yakni ganti Presiden. Semuanya salah Jokowi.

Semua pelaku demo ganti Presiden baik itu si penggagas, penyandang dana, maupun para pendemo yang terjun langsung di lapangan merasa diri lebih jago dari Jokowi dalam segala hal hingga mereka merasa sangat layak untuk melengserkan Jokowi secepat mungkin.

Padahal kalau mau jujur, prestasi mereka sesungguhnya sama sekali tak ada selain membuat kacau bangsa dan negara. Sebagai penggagas sekaligus penyandang dana, mereka ini adalah orang-orang pengecut yang tak mampu bersaing secara sehat adu ide, program, gagasan dan prestasi dengan Jokowi. Sebagai pendemo yang terjun langsung di lapangan, mereka juga adalah manusia-manusia pengecut yang takut menghadapi kerasnya kehidupan. Hidupnya hanya mengandalkan nasi bungkus dan uang hasil berdemo memaki Jokowi.

Orang-orang pengecut dan tak berprestasi inilah yang justru paling kencang meneriakkan kalimat ganti Presiden seakan-akan mereka lebih mampu dalam segala hal dari Jokowi. Prestasi nol besar tapi sibuk menghujat Jokowi yang sudah banyak mengukir prestasi mengharumkan nama Indonesia di tengah dunia Internasional.

Saat merenungkan ini saya jadi terharu sekaligus geli sendiri. Jika selama ini Jokowi dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI yang melakukan kunjungan resmi kenegaraan selalu ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih di luar negeri, yang bisa menyamai prestasi Presiden Jokowi yang semacam ini hanyalah atlet-atlet Indonesia dan semua anak bangsa yang mampu mengukir prestasi apapun bidangnya. Bisa olahraga, pendidikan, seni budaya, bahkan kontes kecantikan dan berbagai macam kompetisi lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu per satu di sini saking banyaknya bidang yang bisa kita geluti.

Saat kita berjuang membawa nama bangsa dan negara lalu kita bisa mengukir prestasi, saat itulah lagu Indonesia Raya diperdengarkan dan bendera Merah Putih dikibarkan mengharumkan nama Indonesia persis seperti saat Presiden Indonesia melakukan kunjungan resmi kenegaraan membawa segala kebaikan untuk NKRI.

Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Sebelum bikin aksi demo sambil menuntut ganti Presiden, mari berkaca terlebih dulu prestasi apa yang sudah kita persembahkan untuk bangsa dan negara??? Sebelum bisa mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di kancah internasional seperti yang sudah dilakukan Jokowi, para atlet dan semua anak bangsa yang berhasil mengharumkan nama Indonesia, jangan terlalu bermimpi bisa melengserkan Jokowi apapun caranya. Malulah sedikit, tak perlu banyak-banyak.

Daripada Ikut Demo Turunkan Jokowi, Mending Nonton Aksi Atlet Indonesia Di Olimpiade Tokyo

Sumber Utama : https://seword.com/umum/daripada-ikut-demo-turunkan-jokowi-mending-nonton-XHzZ0QzAFm

Pasca Demo Jokowi End Game, Kini Giliran Grup Tenis Semarang, Polisi Harus Buru Dalangnya!

Kurang sehari lagi aturan PPKM diberlalukan, tapi para pengacau negara malah membuat situasi kian memburuk. Apalah mereka lupa kalau pandemi yang melanda dunia bukanlah kesalahan pemerintah. Sejauh ini Jokowi sebagai kepala negara juga tak pernah melakukan kesalahan fatal atau penyelewengan. Kalau dirasa negara kewalahan mengatasi pandemi, masih banyak negara-negara lain yang juga kena imbas lebih parah. Masalahnya di manakah posisi kita saat negara sedang susah? Mendukung dengan menyebarkan semangat optimisme, atau malah melumpuhkan dengan seruan mengajak makar dan rusuh.

Kita masih ingat beberapa waktu lalu BEM UI sempat viral lantaran mengunggah meme Jokowi sebagai king of lips service. Kekecewaan yang mewakili PKS itu dimanfaatkan Demokrat untuk mendukung aksi turun ke lapangan hingga banyaknya tagar menyuruh Jokowi mundur. Tak berhenti sampai di sana, ada mahasiswa dari almamater lain yang kini ikut viral setelah memprovokasi ajakan jokowi end game. Lalu bermunculan grup-grup whatsapp mencatut nama olahraga, tapi isinya mengajak berbuat kerusuhan. Untungnya polisi gerak cepat mengamankan.

Seperti dilansir detik.com, tangkapan layar sebuah grup WhatsApp bernama 'Grup tenis semarang' yang berisi percakapan mengenai arahan untuk aksi serentak 24 Juli beredar di media sosial. Di dalam grup itu, ada percakapan yang menyebut aksi tersebut memiliki tujuan, yakni 'ciptakan kekacauan untuk melumpuhkan perekonomian kota'.

Menanggapi beredarnya percakapan tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan kepolisian tengah menyelidiki 'Grup tenis semarang' tersebut. Polisi tengah menyelidiki sosok di balik grup percakapan tersebut.

"Ya. Polri masih melakukan penyelidikan," ujar Argo saat dimintai konfirmasi, Sabtu (24/7/2021).

Argo meminta para peserta aksi mengurungkan niatnya. Menurutnya, jumlah kasus Corona di Indonesia masih tinggi, sehingga masyarakat lebih baik tetap berada di rumah.

"Pada prinsipnya, Polri mengharapkan masyarakat tetap menerapkan 3M dan tetap di rumah kalau tidak ada yang urgen. Mengingat pandemi COVID masih tinggi," tuturnya.

Dari tangkapan layar berisi percakapan 'Grup tenis semarang' itu beredar di media sosial Twitter. Di dalamnya, seorang anggota grup meminta perhatian kepada para anggota grup lainnya karena dirinya ingin memberi sosialisasi terkait aksi 24 Juli.

"Salam semuanya. Mohon perhatiannya sebentar, mau sedikit memberikan sosialisasi singkat terkait aksi demonstrasi yang akan kita jalani mulai 24 Juli 2021 ini. Sebelumnya, terima kasih teman-teman sudah bergabung ke grup ini dan bersedia turut serta dalam aksi demonstrasi baik di lapangan atau pun di udara," tulis nomor tersebut.

Anggota grup tersebut mengatakan rencana demonstrasi tersebut merupakan bentuk luapan amarah masyarakat kepada pemerintah, bukan berupa tuntutan perubahan kebijakan atau menuntut pemerintah menjadi lebih baik.

Dari tangkapan layar berisi percakapan 'Grup tenis semarang' itu beredar di media sosial Twitter. Di dalamnya, seorang anggota grup meminta perhatian kepada para anggota grup lainnya karena dirinya ingin memberi sosialisasi terkait aksi 24 Juli.

"Salam semuanya. Mohon perhatiannya sebentar, mau sedikit memberikan sosialisasi singkat terkait aksi demonstrasi yang akan kita jalani mulai 24 Juli 2021 ini. Sebelumnya, terima kasih teman-teman sudah bergabung ke grup ini dan bersedia turut serta dalam aksi demonstrasi baik di lapangan atau pun di udara," tulis nomor tersebut.

Anggota grup tersebut mengatakan rencana demonstrasi tersebut merupakan bentuk luapan amarah masyarakat kepada pemerintah, bukan berupa tuntutan perubahan kebijakan atau menuntut pemerintah menjadi lebih baik.

Bahkan nomor tersebut mengingatkan soal digital security. Dia ingin peserta menghapus konten yang berpotensi terjadi doxing serta menggunakan nama samaran di Discord.

Kita lihat betapa aksi-aksi belakangan yang terjadi sengaja disusun rapi agar tak tercium oleh aparat. Intinya satu, membuat rusuh dan kacau agar rakyat semakin tak percaya pada pemerintah. Kalau benar terjadi penggulingan kekuasaan, negara kita juga yang susah. Bukannya terbebas dari corona, yang ada malah jadi Syuriah kedua. Betapa busuk niat mereka dikala saudara sebangsanya sedang susah. Jadi aksi seperti ini sudah seharusnya mendapat hukuman yang setimpal. Baik mereka yang menjadi pendemo bayaran, provokator lapangan dan media sosial, maupun bandar yang mensponsori demo.

Rasanya tak sulit bagi kepolisian untuk melacak sumber aliran dana para pendemo. Seperti aksi-aksi 212, 411, penolakan pilpres 2019, penolakan UU omnibus law atau revisi KPK. Sayang sekali kalau cuma aktor lapangan yang dijerat, sedang bandar demo masih berkeliaran dan siap mengeluarkan aung tak berseri. Padahal dulu sempat melacak hingga orang yang terkait cendana dan cikeas. Sayangnya lagi-lagi penyelidikan lebih dalam dihentikan. Tapi, di saat kondisi genting seperti saat ini, yang paling utama adalah melumpuhkan bandar demo. Semoga saja polisi segera mengusut otak dibalik semua aksi ini. Karena mereka juga tak akan berhenti hingga negeri kita cintai hancur tak bertepi.

Pasca Demo Jokowi End Game, Kini Giliran Grup Tenis Semarang, Polisi Harus Buru Dalangnya!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pasca-demo-jokowi-end-game-kini-giliran-grup-joDmoL7bLI

Re-post by MigoBerita /Senin/26072021/14.31Wita/Bjm