Arsip Migo Berita

Kampanye Hitam VS Kampanye Negatif


 

Migo Berita - Banjarmasin - Kampanye Hitam VS Kampanye Negatif

Sebentar lagi PILKADA diseluruh tanah air Indonesia akan segera bergulir, para calon di Banua Banjar sudah mengambil nomor. Sudah saatnya kita masyarakat Banua banjar menyambutnya dengan riang gembira dan Jangan Lupa Mencoblos sesuai keinginan hati nurani anda, bukan berdasarkan "Uang Sogokan". Baik , kali ini Migo Berita memuat berbagai kumpulan artikel yang bisa langsung di baca oleh kita semua. Jangan lupa hingga selesai membacanya hingga tidak gagal paham.

Beda Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif, Ini Paparan Ahli Pidana ULM

PENGGUNAAN media sosial (medsos) kini menjadi sebuah keniscayaan yang dilakoni kontestan pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun, aspek hukum pidana atau sanksi hukum menjadi hal yang patut diwaspadai.

HAL ini diingatkan ahli hukum pidana Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Daddy Fahmanadie. Ia mengakui aspek tindak pidana dalam pilkada telah diatur berdasar peraturan perundang-undangan.

“Memang, istilah tindak pidana ini merupakan terjemahan dari Straf baar feit dalam bahasa Belanda. Mengacu dalam hukum pidana Belanda, dikenal istilah lain seperti peristiwa pidana atau pelanggaran pidana atau perbuatan yang dapat dihukum,” ucap Daddy Fahmanadie kepada jejakrekam.com, Selasa (29/9/2020).

Lebih lanjut, Daddy menjelaskan dalam buku II dan buku III KUHP memuat rumusan tindak pidana jenis kejahatan dan pelanggaran. “Jadi, jelas tingkah laku tertentu yang dilarang UU merupakan tindak pidana,” ucapnya.

Lantas bagaimana dengan hukum di pilkada? Daddy mengaku acuannya adalah UU Nomor 10 Tahun 2016, Peraturan KPU serta peraturan terkait lainnya, yang menyangkut asas lex specialis de rogat lex generalis atau ketentuan khusus mengenyampingkan ketentuan umum.

Nah, terkait pada masa kampanye ini, Daddy mengingatkan adanya larangan seperti diatur dalam UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, serta PKPU Nomor 4 Tahun 2017 dan teranyar PKPU Nomor 11 Tahun 2020.

“Dalam ini, kampanye harus berdasar prinsip jujur, terbuka dan dialogis. Kemudian, kampanye juga harus meningkatkan kesadaran hukum, memberi informasi yang benar, seimbang dan bertanggungjawab sebagai bagian dari pendidikan politik,” tutur Daddy.

Magister hukum lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogkarta ini menambahkan dalam kampanye juga ditegaskan adanya komunikasi politik sehat antar pasangan calon. Hingga, menghormati perbedaan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat.

“Makanya, dalam PKPU juga diatur aspek legalitas kampanye melalui media sosial. Makanya, untuk pengawasan, paslon, parpol dan tim kampanye harus membuat akun resmi yang didaftarkan ke KPU,” katanya.

Diakui Daddy, di masa pandemi virus Corona (Covid-19), maka medsos atu kampanye daring menjadi pilihan untuk berkampanye di tengah keterbatasan dan regulasi yang ketat.

Dosen muda ini mengatakan dipilihnya kampanye di medsos, karena memang mudah diakses dan murah, cepat, bisa melahirkan interaksi dua arah serta kontennya dapat bertahan lama. “Bahkan, setiap orang pun bisa mengakses materi kampanye lewat medsos. Termasuk, di media daring. Tapi ingat, ada ketentuan yang berlaku,” katanya.

Terutama, ungkap Daddy, menyangkut soal kampanye hitam (black campign) yakni berisi isu atau lainnya untuk menjatuhkan lawan politik.

“Kampanye hitam ini biasanya berisi isu–isu  yang tidak berdasar, ya semacam rumor atau isu dari mulut ke mulut. Tentu berbeda dengan kampanye negatif (negative campaign) digunakan untuk menunjukkan kelemahan dan kesalahan pihak lawan politik. Seperti keputusan atau kebijakan yang dibuat lawan politik hingga kondisi lebih buruk,” paparnya.

Daddy juga menyebut biasanya kampanye hitam menggunakan akun palsu untuk menyerang lawan politik. Kemudian, berisi hinaan menyangkut SARA.

“Melakukan kampanye di medsos berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba partai politik, perseorangan dan/atau kelompok masyarakat. Kemudian, menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat dan/atau partai politik,” tutur Daddy.

Dalam aspek hukum, Daddy menegaskan kampanye hitam itu sah secara hukum dan tidak melawan hukum, berbeda dengan kampanye hitam yang bisa melanggar UU, khusus UU ITE. Termasuk, penghinaan khusus di luar KUHP.

“Dalam mengawasi kampanye pilkada di medsos, maka penyelenggara dan pengawas pilkada harus bisa meningkatkan sumber daya manusia (SDM), terutama kapasitas digital literacy. Saya kira, ketika Bawaslu telah membentuk satgas atau relawan pantau medsos,  maka ini perlu dipertajam fungsinya. Terutama, bisa membedakan antara kampanye negatif dan kampanye hitam,” pungkasnya.


Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2020/09/29/beda-kampanye-hitam-dan-kampanye-negatif-ini-paparan-ahli-pidana-ulm/ 

Sambangi Posko Sangga Lima, Ibnu Sina Luruskan Persepsi Penyaluran Bantuan BPK

CALON Walikota nomor urut (2), Ibnu Sina menyambangi Posko BPK Sangga Lima di Jalan Veteran Gang Lima Sejati Kelurahan Melayu Banjarmasin, Rabu (30/9/2020) siang.

KUNJUNGAN tersebut dalam rangka silaturahmi dan mendengarkan langsung aspirasi terkait bantuan bagi Barisan Pemadam Kebakaran (BPK).

“Alhamdulillah ulun bisa bersilaturrahmi dengan masyarakat dan para anggota BPK Sangga Lima, mudah-mudahan ini bisa mempererat tali Silaturahmi kita bersama. Tadi beliau (perwakilan BPK Sangga Lima) menyampaikan aspirasi, dan itu merupakan masukan bagi kami untuk perbaikan, termasuk kerjasama dengan pemerintah kota kedepan,” tutur Ibnu Sina. 

Dalam kesempatan itu, Ibnu Sina juga menyampaikan aturan dan ketentuan memberikan bantuan dalam bentuk hibah maupun bansos untuk BPK.

“Selama ini karena ada aturan yang mengatur tentang bantuan Baksos seperti wajib berbadan hukum dan berusia minimal tiga tahun, sehingga harus berbentuk badan hukum dan harus segera diurus. itu menjadi persyaratan ketika pemerintah kota ingin memberikan bantuan hibah kepada BPK. Di Banjarmasin sudah ada BPK yang menjadi yayasan dan berbadan hukum, tapi memang ada sebagian yang belum diajukan karena itu kami menghimbau agar BPK segera mengurusnya,” jelas peraih Best of The Best Walikota Terbaik Indonesia 2019 ini.

Ia menegaskan selama ini bukan pemerintah kota tidak mau membantu BPK namun sesuai aturan, persyaratan tersebut harus terpenuhi. “Aspirasi ini menjadi masukan bagi kami juga pola kerjasama dengan pemerintah kota kedepan,” kata dia.

Ibnu Sina juga mengapresiasi kerja tim  Sangga Lima yang telah berusia 30 tahun dan tentunya sangat matang serta konsisten dalam membantu masyarakat terutama yang terkena musibah. 

“Kerelawanan ini penting dipertahankan di masyarakat untuk membangun Banjarmasin Kayuh Baimbai,” ujar Ibnu. 

Sementara itu Ketua Ormas Sangga Lima, Sulaiman mengatakan BPK harus melengkapi persyaratan hukum terlebih dahulu agar pemerintah kota dapat menyalurkan bantuan dan tidak bertentangan dengan hukum. 

“Beliau mengimbau BPK untuk melengkapi persyaratan ini, dan berjanji akan merealisasikan bantuan jika terpilih nanti,” ujarnya.

Menurutnya, BPK Sangga Lima dan masyarakat lingkungan sekitar mantap melabuhkan pilihan ke pasangan Ibnu Sina-Arifin Noor di Pilwakot Tahun ini karena telah membuktikan hasil kerja nyata dalam lima tahun terakhir.

“Kita berharap jika beliau terpilih lagi bisa membantu BPK se-Kota Banjarmasin, apapun persyaratan itu kita akan kejar untuk dilengkapi,” terang dia. 

Ibnu Sina juga dinilai sebagai sosok yang dekat dan memperhatikan masyarakatnya. “Beliau jika diundang kegiatan pasti datang dan peduli khususnya bagi ormas disini,” jelasnya.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2020/10/01/sambangi-posko-sangga-lima-ibnu-sina-luruskan-persepsi-penyaluran-bantuan-bpk/

Kampanye Daring Pilwali, Hanya 1 Paslon Tak Andalkan Akun Medsos Pribadi

KEGIATAN berkampanye kontestan Pilwali Banjarmasin 2020 dipastikan bakal berbeda. Sebab di tengah pandemi ini, para pasangan calon diminta untuk membatasi diri, khususnya dalam berkampanye lewat tatap muka.

ATAS hal itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarmasin pun turut mengatur mekanisme kampanye di media sosial. Para paslon hingga tim kampanye diminta untuk melaporkan akun medsos resmi mereka kepada KPU.

Bukan tanpa alasan. Pasalnya, mekanisme tersebut telah diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 11 Tahun 2020. Aturan tersebut merupakan perubahan dari PKPU 4/2017.

“PKPU Nomor 11 Tahun 2020 yang mengatur tentang kampanye merupakan pengganti PKPU Nomor 4 Tahun 2017, dimana konstruksinya adalah dalam keadaan normal,” kata Komisioner KPU Banjarmasin, M Taufiqqurakhman, Rabu (30/9/2020).

Tak hanya sampai di situ. Rupanya pihak penyelenggara Pilkada di ibukota Kalsel itu pun harus membatasi jumlah akun medsos dari setiap paslon. Yakni maksimal 20 akun yang boleh menggunakan aplikasi medsos apapun.

Berdasar catatatan KPU Banjarmasin, keempat kontestan yang akan berlaga di Pilkada sudah mendaftarkan akun medsos.

Seperti pasangan Abdul Haris Makkie-Ilham Nor, misalnya. Paslon nomor urut 01 itu melaporkan ada 8 akun medsos resmi untuk berkampanye.

Di antaranya ada akun medsos pribadi kontestan masing-masing, baik Haris maupun Ilham sendiri.

Selanjutnya paslon nomor urut 02 yang tercatat punya 12 akun medsos. Tak jauh berbeda dengan paslon 01, kubu petahana juga memakai medsos pribadinya untuk berkampanye.

Lalu ada paslon 04 yang melaporkan 7 akun medsos mereka. Berbeda dengan kedua pasangan di atas, Ananda-Mushaffa Zakir justru tak mengandalkan akun medsos pribadi sebagai media kampanye.

Terakhir, ada paslon nomor 03, Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Al Habsy. Paslon dari jalur independen ini punya 6 akun medsos. Namun dari keenam akun tersebut, terpantau hanya Habib Ali yang mengandalkan medsos pribadinya.


Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2020/10/01/kampanye-daring-pilwali-hanya-1-paslon-tak-andalkan-akun-medsos-pribadi/ 

Re-post by MigoBerita / Kamis/01102020/10.35Wita/Bjm

Pelantikan Pengurus DPW ABI KalSel 2020-2024 bikin perwakilan Kementrian Agama Kalsel "Merinding"


 

Migo Berita - Banjarmasin - Pelantikan Pengurus DPW ABI KalSel 2020-2024 bikin perwakilan Kementrian Agama Kalsel "Merinding" .

Tepat pada hari Minggu tanggal 27 September 2020 Pelantikan Pengurus Ormas DPW ABI (Ahlul Bait Indonesia) KalSel  yang diselenggarakan di Ball Room Hotel POP Banjarmasin terlaksana dengan sukses dan lancar.

Turut hadir diacara tersebut Perwakilan dari Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama KalSel Haji Ahmad Baghdadi, M.Ag, kemudian perwakilan Pengurus PBNU KalSel Habib Sholeh Abdillah Al Muhdor, Perwakilan Gusdurian Ibu Siti Tarwiyah, Tokoh Habaib penggerak Ekonomi asal Martapura Habib Ali Al Habsy, perwakilan LK3 Ibu Rafiqah dan tentunya Ketua DPW ABI KalSel al Habib Ahmad Aulia Al Kaff, S.PdI, sedangkan lewat aplikasi Zoom turut hadir Ketua Umum DPP ABI Habib Zahir Yahya dari Jakarta serta Bapak Haji Dr. Mirhan, A.M Ketua FKUB KalSel.

Setelah sambutan dari Ketua Baru DPW ABI Kalsel al Habib Ahmad Aulia Al Kaff yang biasa dipanggil Habib AYI yang mengutarakan keberadaan ABI KalSel yang bisa bersinergi dengan ormas yang ada di KalSel dengan mengedepankan Toleransi, turut memberikan Sambutan juga dari Perwakilan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama KalSel Bapak Haji Ahmad Baghdadi yang merasa merinding ketika mendengarkan HYMNE ABI yang liriknya mengetengahkan Patriot yang siap Syahid demi membela NKRI, tentu ini membuktikan ABI berkomitmen untuk bersatu bersama ormas lainnya untuk kepentingan bangsa dan negara serta ummat dalam membela dan memajukan INDONESIA. Beliau juga berharap agar keberadaan ABI ditengah warga KalSel yang warganya cinta kepada para Habaib dapat memberikan warna tersendiri dan dapat memberikan kontribusi bagi warga Banua Banjar. Ketua FKUB KalSel Bapak Mirhan mengharapkan keberadaan ABI KalSel menjadi Wadah atau Ormas yang bisa Hidup Rukun, Aman, Nyaman dan Damai bersinergi dengan warga Banua serta ormas lainnya. Sedangkan perwakilan pengurus PBNU KalSel al Habib Sholeh Al Muhdor menginginkan   ABI KalSel bisa menjadi salah satu bingkai Islam Rahmatan Lil 'Allamin dalam bermasyarakat, bernegara, mencipatakan suasana Kondusif dan Toleran. Sedangakan dari Perwakilan Gusdurian KalSel Ibu Siti Tarwiyah hampir senada dengan yang lainnya, "...Membangun semangat keberagaman dan toleransi seagama serta antar agama, Kebaikan harus ditampilkan (Ormas ABI) terutama saat Millenial (yang ada di ABI)  hadir di Media Sosial...", ujar beliau. Sedangkan Ketua Umum DPP ABI al Habib Zahir Yahya mengemukakan ,".... Ikatan Kemanusiaan, IkatanTauhid, Kedamaian dan Keselamatan. Islam rahmatan Lil 'allamin dengan melalui Akhlak dan Akidah yang Mulia, seluruh ummat manusia bersaudara kalau tidak seagama maka bersaudara sesama ummat manusia dan Toleransi adalah Kunci utama persaudaraan sesama Anak Bangsa Indonesia Kesimpulannya Semua perwakilan yang hadir mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus DPW ABI KalSel dan selamat memulai kerja dengan Rapat Kerja nya setelah agenda pelantikan tersebut.

Lagu Indonesia Raya by DPW ABI  KalSel 2020-2024 :


 

Hymne ABI by DPW ABI KalSel 2020-2024 :


 


Re-post by MigoBerita / Senin 28/09/2020/23.30.Wita/Bjm



Isu PKI & Penusukan Syekh Ali Jaber, "Habib" Riziek dan Pak Jokowi

Migo Berita - Banjarmasin - Isu PKI & Penusukan Syekh Ali Jaber, "Habib" Riziek dan Pak Jokowi. Bulan September mesti dikaitkan dengan isu PKI walaupun kita tahu bersama PKI sudah FINAL Terlarang, namun isu tersebut selalu seolah digaungkan, kenapa dan ada apa, para pembaca Migo Berita harus sampai tuntas membaca artikel yang kami telah kumpulkan.. Selamat Membaca.

Ada Apa Dengan Albert? - Provokasi di Tengah Penusukan Syekh Ali Jaber

Membaca berita mengenai penusukan syekh Ali Jaber membuat penulis bertanya-tanya, apakah salah beliau sehingga menjadi korban penusukan? Penulis turut mengutuk tindakan pelaku yang tujuannya sekarang sedang dalam pemeriksaan polisi. Syekh Ali Jaber adalah ulama yang baik, adem dan ceramahnya tidak pernah berisi kebencian dan provokasi kepada pihak manapun.

Sehingga dugaan awal penulis di sini sangat tidak mungkin ada motive kebencian atau motive politik karena syekh Ali Jaber dianggap mengancam eksistensi suatu kelompok politik misalnya, lalu apa yang melatar belakangi penusukan syekh Ali Jaber ini?

Penulis menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian, namun di sini penulis memiliki beberapa opini terkait kejadian ini, dikarenakan banyak asumsi liar yang beredar di luar sana terkait kejadian penusukan ini.

Karena penulis adalah salah satu penikmat film, khususnya film yang bertema detective. Penulis jadi ingat sebuah kalimat yang berbunyi sebagai berikut “Seseorang yang tidak ada di lokasi terjadinya kejahatan, namun paling semangat berteriak, maka orang tersebut patut dicurigai terlibat dalam kasus tersebut”.

Well, tidak sepenuhnya hal tersebut benar, namun setidaknya kita bisa sedikit memiliki gambaran akan tujuan dari kasus yang terjadi belakangan ini dilihat dari respon-respon orang yang langsung bereaksi terhadap kejadian tersebut, khususnya tokoh politik, karena masalah ini sekarang sudah dibawa ke ranah politik.

Adalah seorang politisi partai demokrat bernama Zara Zettira yang langsung bereaksi ketika penusukan terhadap syekh Ali terjadi, beliau langsung menulis di akun twitter-nya bahwa terjadi penusukan terhadap Ulama yang dilakukan oleh seorang bernama Albert.

Ada apa dengan Albert? Karena penulis adalah seseorang yang selalu mencoba berpikir khusnudzon, penulis tidak langsung berpikir yang aneh-aneh tentang niat ibu Zara memposting mengenai nama Albert, sehingga penulis menemukan berita bahwa dalam video penusukan pelaku sempat mengaku bernama Albert.

Penulis juga bingung kenapa hal ini disambut meriah oleh para pendukung oposisi yang dengan semangat ikut menyebarkan di beberapa media sosial dan forum yang penulis pantau, bahwa pelaku penusukan bernama Albert.

Penulis tidak menuduh para pendukung oposisi sengaja menyebarkan, karena mereka bukan orang bodoh, mereka juga tahu soal nama tersebut nantinya akan jelas ketika polisi mengumumkan kasus tersebut. Bisa dibilang para pendukung oposisi hanya terlalu bersemangat ketika mendengar nama Albert. Mungkin mereka tiba-tiba teringat Albert Einstein? Entahlah mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang.

Tapi, apa mungkin karena nama Albert identik dengan nama kristiani sehingga tujuannya adalah membenturkan muslim dan non muslim?

Memang jarang sekali muslim menggunakan nama Albert, namun hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil kan? Mungkin ada pembaca yang ingat seorang warga kota Malang yang bernama “Selamet Hari Natal?”

Bisa juga orang yang bernama Albert sudah menjadi mualaf seperti Felix Siaw, sehingga belum tentu seseorang bernama Albert adalah kristiani bukan? Tapi ya sudahlah lupakan saja karena polisi akhirnya bergerak cepat seperti mengetahui bahwa isu Albert ini bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu, akhirnya nama pelaku bisa diketahui karena polisi memfoto pelaku memegang kertas bertuliskan nama beliau yang adalah “Alpin Andria Bin M. Rudi”.

Setelah mengetahui nama tersebut semoga ibu Zara tetap semangat posting di media sosial tentang pelaku penusukan tersebut ya. Penulis cuma mau tanya sama Ibu Zara, kira-kira huruf “M” di nama Alpin Andria Bin M. Rudi itu artinya apa ya?

Selain ibu Zara, ada beberapa tokoh lagi yang berteriak ketika penusukan terhadap syekh Ali Jaber ini terjadi. Salah satunya adalah seseorang yang katanya sedang umroh , beliau menghubungkan dengan kebangkitan Neo PKI.

Disambut dengan corong suaranya di Indonesia yang bernama Munarman. Mantan pengacara freeport ini bahkan langsung menuduh aksi dibalik kejadian ini adalah golongan Ekasila dan Trisila.

Penulis sedang tidak ingin membahas salah kaprah pendukung oposisi tentang istilah Ekasila dan Trisila ini, tapi dari sini kita tahu arah FPI adalah menuduh PDIP yang sekarang berkuasa di pemerintahan sebagai dalangnya, bagi penulis ini adalah tuduhan yang sangat prematur dan penulis berharap polisi mengusut tuntas kasus ini agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Jika memang kejadian ini dimanfaatkan pendukung oposisi untuk melakukan provokasi demi menjatuhkan pemerintahan, penulis sungguh tidak habis pikir. Benar sekali bahwa kadang kebencian itu seperti orang yang sedang jatuh cinta.

Masa pemerintahan Jokowi hanya sampai 2024 yang artinya hanya 4 tahun lagi, namun bagi orang yang membenci beliau, 4 tahun serasa bagai 4000 tahun. Seperti orang yang jatuh cinta ketika menunggu kekasihnya yang tak kunjung tiba, 1 jam pun serasa seperti 1 tahun. 

Sumber :

https://www.jpnn.com/news/syekh-jaber-diserang-munarman-beber-instruksi-fpi-untuk-laskar-pembela-islam

https://www.suara.com/news/2020/09/14/110224/nama-penusuk-syekh-ali-jaber-itu-alpin-andria-kenapa-bisa-jadi-albert

Ada Apa Dengan Albert? - Provokasi di Tengah Penusukan Syekh Ali Jaber

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-apa-dengan-albert-provokasi-di-tengah-ICBF8pbNtN 

Diduga Penyerang Syekh Ali Jaber Suruhan Anti Pemerintah

Penikaman Syekh Ali Jaber di Masjid Fallahudin, Bandar Lampung masih menyisakan misteri. Siapa sebenarnya Alpin Andria yang melakukan penikaman terhadap Syekh Ali Jaber tersebut? Dari informasi orang tua pelaku dikabarkan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa setelah 4 tahun ditinggal ibunya menjadi TKW di Hong Kong.

Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, artinya pelaku adalah orang waras yang masih eksis di media sosial.

Pertanyaannya adalah jika pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, lalu kenapa pelaku nekat melakukan percobaan pembunuhan kepada Syekh Ali Jaber yang sedang berceramah di panggung Masjid Fallahudin?

Teori bahwa pelaku disuruh untuk melakukan pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber pun merebak. Karena secara emosional pelaku tidak ada hubungan sakit hati dengan Syekh Ali Jaber. Dan teori bahwa pelaku melakukan rencana pembunuhan tersebut atas suruhan seseorang lebih masuk akal daripada pelaku dianggap sebagai penderita gangguan jiwa.

Apalagi diketahui bahwa pelaku sampai saat ini masih menganggur serta istrinya baru melahirkan, sehingga memerlukan biaya hidup. Jadi teori bahwa pelaku melakukan rencana pembunuhan tersebut sangat masuk akal.

Tetapi pertanyaan siapa dalang yang menyuruh pelaku melakukan pembunuhan kepada Syekh Ali Jaber?

Menurut Rizieq Shihab pentolan FPI yang sekarang masih umrah di Arab Saudi dan belum juga kembali-kembali tersebut, bahwa rencana pembunuhan Syekh Ali Jaber tersebut berhubungan dengan neo-PKI. Tetapi apa yang disebut dengan neo-PKI dan siapa pemimpinnya tak dijelaskan oleh Rizieq Shihab. Kemungkinan besar Rizieq Shihab hanya melemparkan isu untuk mengalihkan perhatian kepada dalang sebenarnya.

Apalagi ini bulan September yang mana isu-isu kebangkitan PKI sedang ditiupkan oleh barisan-barisan sakit hati yang terdepak dari pemerintahan saat ini. Padahal mereka sendiri tidak yakin di mana dan siapa PKI tersebut.

Sedangkan Novel Bamukmin, Wasekjen DPP PA 212 yang juga anak buah Rizieq Shihab itu menduga bahwa penusukan Syekh Ali Jaber tersebut berhubungan dengan kriminalisasi ulama yang selama ini terjadi. Siapa yang melakukan kriminalisasi ulama tidak dijelaskan oleh Bamukmin.

Biasanya ulama-ulama yang bermasalah dan kemudian dianggap sebagai kriminalisasi ulama adalah yang berseberangan dengan pemerintah. Ulama-ulama yang senang mencaci maki pemerintah dan terlibat masalah dengan hukum. Kemudian dianggap sebagai kriminalisasi ulama jika ulama tersebut berurusan dengan pihak berwajib.

Saya kira dugaan Novel Bamukmin ini sangat keliru. Dan Bamukmin juga tidak menjelaskan siapa pihak yang mengkrimalisasi ulama tersebut. Apakah Bamukmin menganggap bahwa pemerintah saat ini adalah pihak yang kriminalisasi ulama? Jika benar, lalu apa hubungannya pemerintah dengan penusukan Syekh Ali Jaber?

Sedangkan kita ketahui bahwa Syekh Ali Jaber adalah seorang ulama yang santun. Setiap kata-katanya menyejukkan dan membawa damai. Serta Syekh Ali Jaber juga dalam tiap ceramahnya tidak pernah mengecam pemerintah. Malahan Syekh Ali Jaber menyuruh jemaahnya untuk selalu mendukung pemerintah.

Kita tahu bahwa Syekh Ali Jaber selalu berada di pihak pemerintah. Jadi, ada kemungkinan ada pihak-pihak yang tidak senang akan sepak terjang Syekh Ali Jaber yang selalu mendukung pemerintah. Ada pihak-pihak yang selama ini membenci pemerintah mencoba untuk menyingkirkan ulama seperti Syekh Ali Jaber ini agar tujuan mereka untuk memprovokasi massa untuk membenci pemerintah tidak dihalangi oleh Syekh Ali Jaber.

Saya kira teori ini lebih masuk akal, daripada sekedar kriminalisasi ulama atau pun kebangkitan neo-PKI yang tidak jelas juntrungannya itu.

Jadi pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh ceramah damai dan sejuk dari Syekh Ali Jaber ini mencoba untuk melenyapkan Syekh Ali Jaber. Tapi untungnya Tuhan masih melindungi Syekh Ali Jaber dan Indonesia. Penusukan tersebut hanya mengenai lengan kanan Syekh Ali Jaber. Dan saya tidak bisa membayangkan jika tikaman dari pisau pelaku mengenai dada Syekh Ali Jaber.

Karena rencana pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber tersebut gagal, maka mereka mencoba untuk memfitnah pihak lain serta ingin melepaskan diri dari tanggung jawab. Ini adalah perbuatan seorang pengecut yang hanya bisa menunjuk orang lain, padahal dirinya sendiri ada dibalik insiden tersebut.

Dan harapan dan doa saya adalah semoga Tuhan tetap melindungi negeri ini dari tangan-tangan jahat yang ingin melihat kehancuran negeri yang indah ini.

Diduga Penyerang Syekh Ali Jaber Suruhan Anti Pemerintah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/diduga-penyerang-syekh-ali-jaber-suruhan-anti-6goaliouyk

Wow! FPI Anggap Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber Termasuk 'Perang'

Setelah Imam Besar FPI, Rizieq Syihab bersuara terkait kasus penusukan Syekh Ali Jaber dengan tudingan ada PKI dibalik penusukan tersebut, kali ini giliran Jubir FPI, Munarman. Seperti sudah terskenario dan terkomando bahwa FPI harus bersuara setelah imam besarnya bersuara.

Kasus penusukan Syekh Ali Jaber adalah kasus seksi dan sensitif. Selain terjadi di bulan September yang bertepatan dengan G 30 S PKI, pelaku serta motif pelaku menusuk Syekh Ali Jaber sangat janggal. FPI tak boleh melewatkan kasus seksi seperti ini. Harus bisa dimanfaatkan untuk "cari panggung" setelah tenggelam karena sempat tidak diperpanjang surat izin oleh pemerintah karena tidak mau menghapus kata khilafah di dalam AD/ART organisasi.

Isu kebangkitan PKI harus digelorakan lewat kasus penusukan Syekh Ali Jaber dan FPI lah yang wajib bertugas mengangkat isu itu. Sebab, sejak dulu kala, hanya FPI yang ribut dengan isu kebangkitan PKI. Beberapa kali juga melakukan ritual membakar bendera berlogo palu arit tanpa pernah mau menjelaskan mendapatkan bendera itu dari mana.

Juru bicara FPI Munarman mengatakan Komando Laskar Islam diminta untuk menggali seluruh informasi terkait pelaku berinisial AA tersebut. Mulai dari identitas diri, keluarga, lingkungannya, hingga menemukan aktor yang menyuruh si pelaku. Di sini Munarman mencoba merampok tugas polisi. FPI seharusnya tidak berhak melakukan hal itu karena sudah ada polisi yang bertugas. Namun Munarman mencoba cari panggung, mengajak anggota FPI untuk tampil bak seorang pahlawan yang bertugas mengamankan para ulama.

Munarman bahkan sampai mengatakan kalau sudah mendapatkan informasi terkait otak dibalik kasus penusukan, harus dilakukan qishas. Menurutnya Ini sudah dalam kondisi perang sebagaimana yang dilansir suara.com. Karena menganggap seperti kondisi perang, maka menurutnya hukum yang berlaku pun hukum perang. Munarman mengajak anggota FPI untuk menyikat habis hingga ke akar-akar sampai ke kepala-kepalanya.

Pernyataan ini sangat berbahaya. Aparat seharusnya tidak diam saja terhadap pernyataan Munarman. Dia mencoba mengangkangi tugas kepolisian. Dia menganggap polisi ini tidak ada atau tidak berguna sehingga mencoba main hakim sendiri. Mereka menganggap hukum konstitusi tidak berlaku lagi karena menurutnya kondisinya sudah seperti perang.

Benar-benar ngeri. Munarman mengajak anggota FPI untuk main hakim sendiri. Seperti biasa mereka mencoba tampil dengan gaya preman. Merasa paling kuat, merasa paling hebat dan tak ada yang bisa mencegah tindakan mereka di negeri ini.

Dengan keji, Munarman menuding kalau tindakan menyerang ulama itu dilakukan oleh kaum komunis. Seperti halnya Rizieq, dia membuat tudingan tanpa memberikan data dan argumen yang logis. Bahkan dia tak berada di tempat kejadian saat terjadi penusukan, tapi merasa tahu aktor dibalik penusukan. Benar-benar geblek.

Lebih lanjut, Munarman juga memfitnah pemerintah, dalam hal ini DPR, sebagai pihak yang mengusulkal RUU HIP. Munarman mengemukakan kalau modus pembunuhan itu biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Hal itu dibuktikannya dengan peristiwa serupa yang terjadi beberapa kali, yakni pada tahun 1948, 1965, 1998, dan 2019 saat menjelang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres).

Saya kira pernyataan-pernyataan Munarman sudah sangat keterlaluan. Kasus penusukan Syekh Ali Jaber sudah dibawa kemana-mana agar terus viral dan diperbincangkan. Munarman menemukan momentum untuk kembali cari panggung lewat kasus ini. Saya kira aparat mau menindak Munarman karena pernyataannya sudah sangat ngawur dan termasuk fitnah keji.

Polisi seharusnya meladeni ajakan perang yang dilakukan oleh Munarman. Tidak ada yang boleh main hakim sendiri di negara hukum seperti Indonesia. Gaya preman dalam menyelesaikan permasalahan seperti yang dilakukan FPI tidak boleh ada di Indonesia.

Meskipun saya yakin Munarman hanya omong doang, namun saya kira polisi jangan diam saja dengan provokasi darinya. Saya sangat yakin seperti halnya Imam Besarnya, Munarman hanya mulut besar. FPI saat ini sedang berada di ujung tanduk. Masyarakat pun mulai muak dengan FPI. FPI perlu kembali mencari panggung agar kembali mendapat simpati masyarakat. Perlu melakukan aksi agar kembali dianggap ormas pelindung para ulama. Mungkin perlu sesekali melakukan aksi demo menuntut pelaku penusukan dihukum seberat-beratnya. Sudah lama tidak melakukan aksi mungkin membuat FPI gatel. Mungkin juga akan ada aktor yang siap menjadi donatur. (SA)

Wow! FPI Anggap Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber Termasuk 'Perang'

Sumber Utama : https://seword.com/umum/wow-fpi-anggap-kasus-penusukan-syekh-ali-jaber-2BnUkpy5Rk

Mengapa Harus Syekh Ali Jaber Yang Jadi Korban Penusukan?

Saya termasuk orang yang cukup suka dengan konspirasi. Suka penasaran dan mempertanyakan sesuatu yang dirasa janggal dan tidak masuk akal. Menurut saya kasus penusukan Syekh Ali Jaber sangat janggal, aneh, dan lekat dengan konspirasi.

Saya mengawali dengan sebuah pertanyaan, Mengapa Syekh Ali Jaber yang menjadi korban penusukan? Jika diteruskan, akan muncul pertanyaaan kenapa tidak ulama dari NU atau Muhammadiyah? Atau kenapa tidak ulama dari Kadrun seperti Nur Sugik, Tengku Zulkarnain, atau yang lain?

Kalangan fatalisme atau dalam kajian Islam dikenal dengan kelompok Jabariyah akan menjawab bahwa itu sudah merupakan kehendak Allah SWT. Bahwa apa yang menimpa Syekh Ali Jaber adalah takdir Allah yang tidak bisa ditolak.

Pada satu sisi saya sepakat bahwa apa yang menimpa Syekh Ali Jaber adalah takdir yang tak bisa ditolak. Namun kali ini saya bukan sedang membahas takdir. Saya tertarik kenapa Syekh Ali Jaber yang menjadi korban penusukan.

Menurut Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyaari, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik Satreskrim Polresta Bandar Lampung, dugaan motif tersangka Alpin melakukan tindakan tersebut lantaran terbayang-bayang dengan wajah Syekh Ali Jaber. Kepada penyidik, pemuda ini mengaku sering melihat Syekh Ali Jaber di televisi. Sedangkan menurut pengakuan orang tua pelaku mengalami gangguan jiwa sejak empat tahun yang lalu.

Saya pikir alasan yang dikemukan pelaku serta orang tua pelaku sangat janggal dan tidak masuk akal. Nyaris tidak mungkin hanya karena terbayang-bayang wajah Syekh Ali Jaber lalu nekat melakukan penusukan. Jika dikejar, kenapa sampai pelaku terbayang-bayang wajah Syekh Ali Jaber? bukankah banyak penceramah lain yang sering tampil di TV. Alasan pelaku gila juga tidak masuk akal sebab dari penampilan serta jejak digital di akun medsos pelaku sama sekali tidak menunjukkan kalau pelaku orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

Pelaku yang masih berusia 24 tahun juga menjadi tanda tanya. Saya kira motif dibalik penusukan Syekh Ali Jaber tidak sederhana. Kejanggalan dan keanehan tersebut semakin membuat saya menduga bahwa insiden ini adalah konspirasi. Syekh Ali Jaber hanya menjadi korban. Kenapa harus Syekh Ali Jaber yang menjadi korban?

Jika insiden ini memang konspirasi untuk menaikkan kembali isu kemunculan PKI, saya kira Syekh Ali Jaber adalah sosok yang tepat dijadikan korban untuk memunculkan isu kebangkitan PKI, dengan alasan-alasan berikut:

Pertama, Syekh Ali Jaber tidak terikat dengan ormas manapun. Sangat berbahaya jika yang diserang adalah ulama dari ormas tertentu seperti dari NU dan Muhammadiyah. Selain harus berhadapan dengan Banser dan Kokam, penyerangan terhadap ulama dari kedua ormas tidak bisa dijadikan alat untuk menaikkan isu munculnya PKI. Warga NU dan Muhammadiyah mayoritas tidak ada yang percaya dengan isu kebangkitan PKI. Jika ada yang menyerang ulama dari kedua ormas tersebut, yang ditangkap adalah murni karena tidak suka dengan ulama dari NU dan Muhammadiyah.

Kedua, Syekh Ali Jaber pernah ikut aksi 411 atau 212. Saya tidak tahu persis apakah beliau ikut di kedua aksi tersebut, atau hanya di salah satunya. Namun yang pasti beliau pernah ikut aksi. Fakta bahwa beliau pernah ikut aksi bela Islam sangat sensitif dan menjadi kunci agar narasi bahwa dibalik penusukan ini adalah PKI itu sukses. Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang yang tidak suka dengan aksi bela Islam dianggap sebagai antek PKI.

Ketiga, Syekh Ali Jaber termasuk ulama yang isi ceramahnya sejuk. Meskipun beliau ikut aksi bela Islam, isi ceramah beliau adem dan menyejukkan. Beliau tidak pernah memprovokasi jama'ah agar membenci pemerintah. Dengan menusuk beliau, maka banyak sekali umat Islam yang merasa marah dan tidak terima sebab banyak yang suka dengan beliau.

Hal ini berbeda jika yang diserang adalah ustadz kadrun seperti Tengku Zulkarnain, Slamet Ma'arif, Nur Sugik, Novel Bamukmin, dan yang sejenis. Saya yakin tidak akan banyak mendapat simpati dari ummat Islam. Isu kebangkitan PKI pun sulit dimunculkan. Paling-paling mereka akan dianggap sedang berdrama dan play victim.

Jujur saya penasaran dengan kasus penusukan Syekh Ali Jaber yang sangat aneh dan janggal. Semoga polisi bisa mengusut lebih jauh, tidak hanya berhenti di pelaku. Jangan sampai kasus ini hanya berakhir dengan memenjarakan pelaku sekian tahun. Polisi harus mampu mengusut semuanya agar kasus ini tidak menjadi bola liar yang ujungnya hanya menyudutkan pemerintah Indonesia. (SA)

Mengapa Harus Syekh Ali Jaber Yang Jadi Korban Penusukan?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mengapa-harus-syekh-ali-jaber-yang-jadi-korban-0pRuhrJng1

Ada Rizieq Shihab di Balik Penusukan Syekh Ali Jaber?

Sebuah berita mengagetkan datang dari Lampung kemarin. Syekh Ali Jaber ditusuk oleh seorang anak muda bernama Alpin Andria ketika sedang menyampaikan ceramah di Masjid Falahuddin, Lampung. Berita itu segera viral. Media sosial ramai membicarakan aksi pemuda, yang masih berusia 24 tahun, yang cukup nekat dan berani itu.

Orang tua si penusuk syekh itu menyebut bahwa anaknya, Alpin Andira, sedang mengalami gangguan jiwa empat tahun terakhir. Namun, betulkah Alpin gila? Dari informasi yang beredar bahwa Alpin punya akun instagram dan facebook. Ia juga aktif mengunggah status di akun media sosialnya itu. Artinya Alpin normal dong.Masa orang gila bermedsos?

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Syekh Ali Jaber ketika berbicara kepada para awak media tadi pagi. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa penusuknya itu bukanlah sesorang yang sedang mengalami gangguan jiwa. Ia beralasan bahwa cara memburu targetnya langsung ke bagian vital, sangat berani, dan terlatih. Tindakan yang sudah terorganisasi.

Lalu mungkinkah ada orang lain yang mendalangi aksinya itu? Hingga saat ini polisi masih mendalaminya. Apa motif di balik penyerangan tersebut dan apakah mungkin ada orang lain yang menyuruh sehingga penusukan itu terjadi. Tapi menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian keluar, tidak ada salahnya jika kita mencoba menduga-duga dan menelisiknya.

Ada beberapa kemungkinan kenapa Alpin akhirnya memutuskan melakukan aksinya. Yang pertama itu tadi, dia orang dengan gangguan jiwa. Namun dari sekian banyak bukti yang tersebar di media sosial, sangat kecil kemungkinannya ia gila. Mungkin pula ia sedang mabuk alkohol atau baru saja memakai narkoba. Namun berdasarkan hasil tes urin yang dilakukan polisi, hasilnya negatif. Artinya apa? Alpin melakukannya dalam keadaan sadar.

Jika memang demikian. Lalu kenapa ia tega berbuat sesadis itu? Kita masih ingat kasus penikaman terhadap Wiranto beberapa waktu lalu. Kasusnya mirip. Dan ternyata, setelah polisi mendalami kasus itu, si penusuk mantan Menkopolhukam itu tergabung dalam jaringan teroris JAD. Penusukan itu terjadi karena pemahaman ajaran agama yang salah.

Maka kemungkinan pertama, Alpin tergabung dalam salah satu jaringan teroris. Anak-anak muda menjadi pihak yang sangat rentan disusupi oleh paham terorisme sebab mereka masih labil. Bagi seorang teroris bukanlah hal yang sulit membunuh sesamanya manusia. Jangankan membunuh sesamanya, demi ideologi, menghabisi orang tuanya sendiri pun mereka lakukan.

Kemungkinan lain adalah ia dibayar. Ada seorang warganet bernama Welzaosnitia mengaku, entah itu benar atau tidak, ia mengenal Alpin. Ia menulis bahwa Alpin itu waras. Ia tidak gila. Ia menduga, bisa jadi Alpin dibayar untuk menusuk Syekh Ali Jaber berhubung istrinya baru saja melahirkan. Sementara menurut Welzaosnitia, Alpin seorang pengangguran.

Jika benar Alpin dibayar untuk melancarkan aksinya, pertanyaannya sekarang, siapa yang membayar? Jika saya menyimak ceramah-ceramah Syekh Ali Jaber, sangat mendidik dann menyejukkan. Ia tidak pernah memojokkan pemerintah. Tidak pernah pula memfitnah dan mencaci-maki. Artinya ia tidak berada dalam barisan yang sama dengan KAMI atau PA 212.

Maka yang membayarnya pastilah mereka yang ingin negeri ini kacau-balau, mereka yang ingin merongrong persatuan dan kesatuan bangsa, mereka yang bercita-cita mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah, mereka yang selama ini begitu membenci pemerintahan Jokowi. Siapa mereka? Pikiran saya segera tertuju pada Rizieq Shihab.

Kenapa? Tidak lama berselang setelah kejadian penikaman itu, Rizieq Shihab segera bereaksi dari tempat persembunyiannya dengan mengutuk keras aksi tersebut. Ia lantas menghubungkannya dengan neo PKI. Wow! Hebat sekali! Polisi saja masih menyelidiki, ia sudah menyimpulkan. Memang, bukan sekali ini saja Rizieq berbicara PKI. Jauh hari sebelum ia kabur, ia sudah begitu lantang bersuara, pemerintahan Jokowi adalah PKI.

Nah, bisa jadi Alpin mendapat perintah dari Rizieq lewat kaki tangannya di Indonesia, dengan jumlah bayaran yang sudah disepakati tentunya, untuk melakukan aksi penusukan itu. Lihatlah, setelah kejadian itu Rizieq segera bersuara bahwa hal itu merupakan skenario PKI yang ingin menebar ketakutan agar umat muslim tidak berani datang ke masjid.

Rizieq ingin isu kebangikitan PKI terus bergelora di Indonesia. Ia ingin memecah-belah bangsa ini lewat isu itu. Sehingga ia dan orang kuat di belakangnya akan lebih mudah menguasai bangsa ini tahun 2024 nanti. Sebab semakin bangsa ini bergejolak, semakin Rizieq mendapat keuntungan. Baik keuntungan materi pun keuntungan-keuntungan lainnya.

Namun sayang, Alpin gagal melakukannya sesuai perintah. Saya yakin, rencana awal tidak hanya sekedar menusuk lengan saja. Tetapi jauh lebih sadis dari itu. Sasarannya bisa jadi dada atau leher Syekh Ali Jaber. Sehingga mereka akan dengan mudah menggoreng kejadian itu. Beruntung, Syekh Ali tidak mengalami luka yang cukup serius. Dan beberapa hari ke depan, publik tidak lagi membicarakan dan akan segera melupakannya. Gagal lagi! Gagal lagi!

Ada Rizieq Shihab di Balik Penusukan Syekh Ali Jaber?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-rizieq-shihab-di-balik-penusukan-syekh-ali-wdnpzO3Xd5

Syekh Ali Jaber Lindungi Penusuknya, Zara Zettira Malah Provokasi SARA!

Peristiwa penusukan terhadap Syekh Ali Jaber (SAJ) hari Minggu kemarin (13/9) memang cukup mengagetkan. Semoga beliau lekas pulih ya, aamien… Saya sering mengikuti tausiyah SAJ terutama pada bulan puasa menjelang waktu berbuka, di sebuah tv swasta. Tausiyahnya adem tuh. Walaupun SAJ pernah bergabung dengan aksi-aksi 212, namun ceramah beliau tidak provokatif. Menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, serta mengajak masyarakat untuk mendukung program pemerintah. Beda jauh sama yang umroh nggak balik-balik.

Perilaku sang ulama yang baik ini juga terbukti pada waktu terjadinya penusukan tersebut. Ini pendapat saya ya, kalau melihat terduga penusuk yang badannya kecil itu, nggak perlu banyak orang buat melumpuhkannya. Cukup SAJ sendiri yang badannya tinggi besar, juga sudah bisa bikin si penusuk ini terpelanting. SAJ sempat terluka karena faktor tak terduga saja. Dilansir merdeka.com, SAJ sempat mengingat wajah pelaku penusukan itu. "Anak muda banget perkiraan usia 20 tahun, orangnya kurus banget,” ujar SAJ. Sesudah kejadian penusukan, para jemaah langsung menaiki panggung, menangkap dan memukuli pelaku. "Saya kasihan lihat dihajar, dipukul. Saya bilang jangan biar dibawa oleh polisi," kata SAJ Sumber. Dalam keadaan terluka, SAJ masih sempat berusaha melindungi pelaku. Hormat saya pada SAJ.

Nah, yang jadi korban sudah menunjukkan jiwanya sebagai seorang ulama yang ikhlas. Harusnya para jemaah ya mencontoh beliau. Sangat beda jauh lah dengan para ulama berlabel 212 yang biasanya penuh caci maki dan provokasi. Yang ditiru oleh para pengikutnya, teriak takbir sambil sweeping warung, sambil melemparkan batu ke aparat. Tapi dihadang orang Dayak di Kalimantan nyalinya ciut nggak berani keluar dari pesawat, ehh… siapa itu ya?

Ok, kita lanjut ke Zara Zettira. Katanya dia ini politisi Demokrat ya, tapi itu di berita-berita tahun 2019 sih. Jadi saya tidak tahu apakah sekarang dia masih jadi kader partai Demokrat. Pada tahun 2019 itu nama Zara Zettira naik daun, karena cuitannya yang idnilai menghina pesantren. Cuitan itu sudah dihapus, namun netizen +62 selalu punya arsipnya hehehe…

Article

Waktu itu banyak sekali pihak yang mengecam cuitannya. Sampai-sampai petinggi Partai Demokrat Jansen Sitindaon memintakan maaf atas cuitan itu. Berita lengkapnya bisa dibaca di artikel media berikut :

https://makassar.tribunnews.com/2019/07/06/zara-zettira-yang-diduga-hina-pesantren-tak-hanya-politisi-demokrat-baca-seperti-apa-kehidupannya?page=all

Kalau memang dia ini masih jadi politisi partai Demokrat, saya kira pihak partai mesti memberikan pendidikan Pancasila lagi pada Zara. Karena sekali lagi dia menuliskan cuitan yang provokatif, terkait peristiwa penusukan SAJ. Berikut screenshot cuitan beserta link-nya.

Article link

Menurut Zara, cuitannya ini berdasarkan berita di media berikut ini:

Article link

Zara ini kan sudah berumur ya, maksud saya dia kan bukan abg yang suka galau jadi nggak mikir panjang sebelum bertindak. Apalagi kalau dia ini masih menjadi seorang politisi. Apa susahnya sih menunggu berita yang memuat nama asli pelaku. Toh itu kan berdasarkan pengakuan si pelaku ketika ditangkap. Nggak jelas benar tidaknya. Gitu aja masak nggak ngerti, malah langsung dibikin jadi cuitan yang provokatif.

Kalau pun benar namanya Albert, terus kenapa? Kenapa Zara mesti membuat cuitan provokatif yang bisa menyulut sentimen SARA? Politisi kok tidak mengamalkan Pancasila? Masih hapal kan sama Pancasila? Terutama sila kedua dan ketiga. Masih ingat sama Bhinneka Tunggal Ika? Tujuannya apa coba membuat cuitan yang bisa mengadu domba bangsa sendiri? Mau Indonesia pecah kaya negara di Timur Tengah? Kenapa menajamkan sentimen mayoritas dan minoritas? Situ warga negara mana sih?

Cuitan Zara ini dengan gampang dipatahkan oleh para netizen. Begitu banyak beredar foto pelaku sambil membawa nama asli dan data dirinya. Misal yang saya ambil dari media pikiran-rakyat.com di bawah ini.

Article

Kenapa nggak nunggu dulu sumber dari media-media lain, sehingga jelas namanya siapa. Kelihatan sekali niat Zara mencuit itu bukan sekedar menuliskan cuitan. Tapi memang mau provokasi. Mau membangkitkan sentimen SARA. Antara yang muslim dan non-muslim. Politisi kok pikirannya begitu, lebih suka lihat negaranya rusuh ketimbang damai. Ulama yang mengalami penusukan saja malah melindungi pelakunya. Tidak ada sekata pun provokasi yang terucap dari Syekh Ali Jaber. Perkataan beliau tetap santun dan adem seperti biasa. Lah ini politisi malah mau bikin kisruh.

Syekh Ali Jaber Lindungi Penusuknya, Zara Zettira Malah Provokasi SARA!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/syekh-ali-jaber-lindungi-penusuknya-zara-zettira-LZSCCy1s11

Boni Hargens Benar, Kelompok Pengacau Siap Kudeta Jokowi!

Pada bulan Juni lalu, seorang analis politik senior dan Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens mengemukakan hal yang sebenarnya sudah tercium publik. Secara resmi kepada media, Boni Hargens menyatakan sudah mengantongi nama-nama para tokoh oposisi yang ingin merancang kudeta terhadap Jokowi. Mereka memakai sejumlah isu sebagai materi provokasi dan propaganda politik. Seperti isu komunisme dan potensi krisis ekonomi sebagai dampak dari wabah corona. Semua isu itu adalah instrumen untuk melancarkan serangan-serangan politik yang bertujuan mendelegitimasi pemerintahan yang sah.

Apakah mereka ini adalah “barisan sakit hati”? Ternyata bukan hanya itu, malah lebih dari itu. Boni menyebut mereka sebagai “laskar pengacau negara” dan “pemburu rente”. Pengacau, karena kelompok tersebut ingin merusak tatanan demokrasi dengan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis dan karena ingin mempertanyakan kembali Pancasila sebagai ideologi negara. Pemburu rente, karena memiliki orientasi mencari keuntungan finansial. Ada pula bandar di balik gerakan mereka, mulai dari bandar menengah sampai bandar papan atas. "Bandar menengah misalnya oknum pengusaha pom bensin dan perkebunan asal Bengkulu, dan bandar papan atas ya tak perlu saya sebutkan di sini,” ujar Boni.

Mereka terbagi jadi 4 kelompok. “…pertama kelompok politik yang ingin memenangkan pemilihan presiden 2024, kedua, kelompok bisnis hitam yang menderita kerugian karena kebijakan yang benar selama pemerintahan Jokowi. Ketiga, ormas keagamaan terlarang seperti HTI yang jelas-jelas ingin mendirikan negara syariah, dan keempat, barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang,” terang Boni. Sumber

Membaca itu semua, saya yakin para pembaca merasa sedang melihat para deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia), Fadli Zon, JK dan Anies sedang melintas di hadapan kita. Lalu di sela mereka ada spanduk bergambar Rizieq Shihab yang memang banyak terpasang di berbagai lokasi. Terlintas bagaimana Partai Demokrat bisa lolos mengadakan kongres di pertengahan Maret 2020, padahal katanya Anies sudah bersiap menghadapi Corona sejak Januari 2020. Lalu kenapa ratusan orang dibiarkan berkumpul dalam Kongres itu?

Kalau mereka itu adalah kelompok pengacau yang mau mengkudeta Jokowi, maka Anies bisa disebut sebagai eksekutornya. Dengan selalu menggelar konferensi pers, Anies menjadikan dirinya sebagai fokus perhatian di tengah pandemi. Bersaing dengan jubir dari pemerintah pusat. Pernyataan-pernyataan Anies pun tidak menyokong pemerintah pusat. Malah di depan media asing, Anies menjatuhkan kinerja pemerintah pusat. Mengatakan dirinya frustrasi, seakan dia yang bekerja dan pemerintah pusat yang menghalangi.

Drama ini bikin heboh sesaat saja. Hilang sendiri gara-gara Anies yang nggak becus kerjanya. Jadi gini ya, secara ilmu politik saya tidak pernah bilang Anies buodoh, karena dia memang pintar dan licik. Namun, secara keilmuan mengelola pemerintahan, Anies memang tidak becus. Buktinya, DKI Jakarta sampai tekor bandar ngurusin bansos. Akhirnya soal Jakarta sudah tidak punya uang buat bansos yang sempat disebut oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, menutupi semua kehebohan Anies dan media asing itu hehehe….

Nah, di bulan Juni, sebagai eksekutor, Anies mengizinkan lagi gerombolan 212 berdemo. Kalau mereka ini berdemo, pasti ujung-ujungnya mau menurunkan Presiden Jokowi. Sementara di bulan Juli, publik dibikin kaget dengan sudah adanya Pergub soal reklamasi di Ancol seluas 150 hektare. Katanya reklamasi itu buat publik dengan dibangunnya museum nabi dan masjid apung. Padahal luas tanah buat museum dan masjid itu kan nggak sampai 150 hektare. Timbul dugaan keras bahwa Anies sedang “menjamu” cukong pengusaha yang memiliki 50% lebih Ancol. Masuk lagi kan dalam teori Boni Hargens di atas?

Pada bulan Agustus, Anies kembali jadi eksekutor untuk kelompok lain, yakni KAMI. Di tengah pandemi dan angka Covid yang terus naik, deklarasi KAMI selalu mendapatkan izin dari Anies. Tidak pernah dibubarkan. Digelarnya 2 kali lho, di awal Agustus dan pertengahan Agustus. Sementara warga masyarakat yang kumpul-kumpul merayakan HUT Kemerdekaan RI saja dibubarkan oleh Satpol PP. Nah ini kumpul-kumpul, dengan beberapa orang yang tergolong lansia, malah dikasih izin. Publik paham bahwa KAMI ini sedang merongrong Presiden Jokowi. Menyatakan diri sebagai gerakan moral, tapi bikin kerumunan yang beresiko jadi klaster Corona hehehe situ kira rakyat sebodoh apa sampai nggak paham?

Pada bulan September ini, publik siap dengan munculnya isu PKI. Publik siap untuk menertawakan ketika ada yang koar-koar soal PKI. PA 212 sudah siap menggelar nobar (nonton bareng) film G30S/PKI di masjid-masjid dan musala di berbagai wilayah. Yang beresiko juga jadi klaster Corona. Namun, publik tidak siap dengan “jurus pukulan telak” dari Anies.

Sebelumnya sudah ada analisa bahwa nilai tukar rupiah terpengaruh oleh perpanjangan PSBB transisi di Jakarta. Namun, pasar bursa tidak begitu terpengaruh. Karena narasi yang beredar adalah narasi yang optimis, yakni pembukaan mal dan bioskop. Itu semacam sinyal bahwa walaupun PSBB terus diperpanjang, Anies akan melonggarkan kegiatan bisnis di Jakarta. Tapi, yang jadi kenyataan justru sebaliknya. Dengan sok gagah Anies menyatakan menarik rem darurat dan akan memberlakukan PSBB total. Pasar saham pun rontok hingga kehilangan Rp 300 triliun. Bahkan rupiah diperkirakan akan ikutan rontok mencapai Rp 17 ribu per 1 dolar AS pada bulan Oktober nanti Sumber. Siasat Anies terbukti jitu dan apa kata Boni Hargens di atas terbukti makin benar adanya. Walaupun banyak pihak yang mengecamnya, Anies tidak takut dong. Tanpa perlu saya jelaskan, lihat saja rentetan berita di bawah ini:

Article (kompilasi berita oleh akun facebook Adhimas Totok)

Kalau sebuah teori sudah mendekati kenyataan, tinggal bagaimana pemerintahan Presiden Jokowi menyikapinya. Yang kita tidak mau adalah sampai rakyat yang jadi korban. Seperti yang sudah pernah saya tulis dulu, Presiden Jokowi tidak akan memecat Anies, kecuali ada permintaan dari rakyat Jakarta. Pemerintahan Jokowi tidak mau main tangkap semuanya seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Arab Saudi. Kriminalisasi ulama dan umat Islam akan jadi senjata mereka. Ini sudah kelihatan dan dipetakan ketika Bahar Smith ditangkap. Jadi harus diapakan mereka ini?

Boni Hargens Benar, Kelompok Pengacau Siap Kudeta Jokowi!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/boni-hargens-benar-kelompok-pengacau-siap-kudeta-13oAJrN21G

Memasuki pertengahan bulan September, selalu saja ada persiapan skenario anti PKI jelang akhir bulan. Bedanya tahun ini, skenario tersebut nampaknya dibuat serapi mungkin dengan memanfaatkan peristiwa kelam yang barusan terjadi. Penusukan salah seorang ulama adalah pemantik yang sangat hebat. Meski pelaku utama sudah tertangkap, akan ada saja framing-framing yang mengarah pada kebangkitan PKI. Dalam hal ini para politisi busuk hingga dedengkot FPI tak mau ketinggalan untuk memanasi situasi.

Sebelumnya seperti dituliskan bang Ayyas bahwa Din Syamsudin mulai mengarahkan kasus ini sebagai kriminalisasi ulama dsb. Hal ini disambut oleh politisi PAN, Zara Zetira untuk membenturkan ke arah SARA dengan sengaja mengganti nama pelaku agar terlihat kebarat-baratan. Pelaku yang awalnya bernama Alfin, ditulis bernama Albert dalam salah satu twitnya. Bisa ditebak kalau ujungnya ia ingin membenturkan antar umat beragama karena nama Albert biasa identik dengan umat kristiani.

Dua politisi diatas sangat-sangat busuk dalam memframing peristiwa penusukan. Bukannya bela sungkawa, malah memanasi situasi. Karena tujuan mereka bukan pada penangkapan pelaku tapi untuk memancing kemarahan agar bisa menciptakan kerusuhan. Apalagi memasuki bulan yang sensitif seperti saat ini. Senada dengan framing oposisi, dedengkot FPI, Rizieq Shihab yang pengecut itu juga ikut membelokkan peristiwa ini sebagai kebangkitan PKI. Benar-benar sudah tidak waras.

Seperti yanh diberitakan jpnn.com, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab buka suara terkait peristiwa penusukan  yang dialami ulama kondang Syekh Ali Jaber saat melakukan ceramah di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, Lampung, Minggu (13/9) sore.

mengusut tuntas kasus tersebut dan mencari tahu dalang di balik aksi penyerangan.

“Usut tuntas dan segera tangkap pelaku serta dalang pelaku. Umar mesti berhati-hati, motif dugaan kuat bisa jadi ini scenario antek PKI atau neo PKI,” kata Habib Rizieq sebagaimana disampaikan kuasa hukumnya Damai Hari Lubis, Senin (14/9).

Habib Rizieq yang kini masih berada di Arab Saudi itu pun meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk tetap tenang.

"Semua tetap tenang dan jangan takut, umat jangan takut pola intimidasi atau provikasi mirip PKI ini,” imbuh dia.

Selain itu, Habib Rizieq juga meminta kepada masyarakat untuk tetap datang ke masjid dan berkumpul dengan para ulama.

"Tetap datang serta salat ke masjid dan selalu berkumpul dengan para ulama untuk mendengarkan tausiah atau mendapatkan ilmu dari para ulama,” tandas Habib Rizieq.

Hebatnya Rizieq Shihab bisa beragumen sejauh itu saat ia sendiri takut menghadapi proses hukumnya sendiri. Segala peristiwa ia belokkan pada gerakan PKI. Padahal sebelumnya banyak peristiwa terorisme yang lebih menelan banyak korban jiwa. Ke mana Rizieq saat peristiwa teror bom bunuh diri terjadi? Apa diam-diam ia mendukung aksi teroris, tapi kalau ada dari kalangan ulama yang diserang langsung dibelokkan pada PKI? Harusnya polisi mendalami afliasi pelaku dengan FPI karena semua orang juga tahu kalau organisasi milik Rizieq kerap melakukan persekusi di lapangan. Termasuk ucapan vulgar hingga mengancam memenggal kepala salah seorang ulama NU, Gus Muwafiq.

Kita tahu kalau FPI, HTI dan semacamnya selalu bermain dua kaki. Giliran ulama NU, seperti Habib Lutfi fotonya dibuat mainan simpatisan HTI, mereka diam seribu bahasa. Tapi giliran Rizieq, Felic Siauw yang dihujat mereka berang tak terima. Ini menunjukkan definisi ulama ala mereka dan kebanyakan ornag waras jauh berbeda. Jadi kalau ada klaim-klaim mendukung ulama ala mereka sejatinya hanya ulama ala golongan mereka. Karena di luar itu tak mereka akui keulamaannya.

Sebelum situasi bertamabah panas, ada baiknya pemerintah menjalin komunikasi dengan Syekh Ali Jaber untuk meredam emosi di lapangan. Jangan sampai tujuan bela sungkawa pada beliau diplintir untuk tujuan politik dan isu anti PKI yang dihembuskan golongan radikal. Semoga pendukung Syekh di manapun berada tak mudah terprovokasi dan bisa bersikap tenang. Dalam hal ini wapres yang juga pernah duduk sebagai ketua MUI bisa menjalin silaturrahmi agar tercipta situasi kondusif.

Begitulah kura-kura

Referensi:

https://www.google.com/amp/s/m.jpnn.com/amp/news/syekh-ali-jaber-ditusuk-habib-rizieq-shihab-menyampaikan-pernyataan-keras

Sumber Utama : https://seword.com/umum/membongkar-isu-anti-pki-yang-disusun-rizieq-cs-881x9py1kU

Berita lainnya bisa disaksikan di Youtube :

PSI DAN SKANDAL TANGGUNG JAWAB ANIES BASWEDAN DI DPRD DKI silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=wRf7I0an8jA

SYEKH ALI JABER DISERANG, ISU PKI BERKUMANDANG silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=Z75WtsYVOEs

SERTIFIKASI MUBALLIGH AKAN MENGELIMINASI PENDAKWAH "ABAL-ABAL" silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=i-21fNZcnQI

Arief Poyuono: ANIES HARUS DIPECAT‼️ silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=sxJ3gAs22t0

Rizieq Shihab Ketar-Ketir, Saudi Tangkap Ulama silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=W_U38JoSdg4

HABIB T0L*L, Baru Keluar Penjara Sudah Hina Kyai NU Lagi silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=mcHw2TziRAg

SYEKH ALI JABER Korban Rezim PK1? Gorengan Kadrun "BASI" silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=FIFebGA_xfM

Mahfud MD Turun Tangan Kasus Syekh Ali Jaber: Jokowi Dekat dengan Syekh Ali Jaber silahkan klik di https://www.youtube.com/watch?v=SoKmzgkAV80

Re-post by Migo Berita / Selasa/150920/09.30Wita/Bjm