Arsip Migo Berita

Tahun Baru 2019 disambut Kota Banjarmasin dengan AIR MANCUR MENARI di Kamboja

Malam Tahun Baru Bakal Dihiasi Air Mancur Menari di Taman Kamboja

DIGARAP sejak 16 Agustus 2018, akhir tahun dan menyambut 1 Januari 2019 di Taman Kamboja akan dihiasi air mancur menari. Proyek senilai Rp 5,4 miliar milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin yang dikerjakan PT Carbek Nusantara, telah rampung.
UJICOBA penggunaan air mancur menari yang diiringi musik dengan tatanan lampu LED menawan telah dilakukan pada Jumat (28/12/2018) malam. Rencananya, pada malam pergantian tahun pada Senin (31/12/2018) malam, atraksi air mancur menari ini akan disuguhkan bagi pengunjung Taman Kamboja di Jalan Anang Adenansi itu.

 
BACA :  Akhir Tahun Rampung, Air Mancur Menari di Taman Kamboja Diiringi Musik
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina pun yakin titik konsentrasi massa akan terpecah, tak hanya berada di tepian Sungai Martapura di kawasan Siring Tendean dan Siring Sudirman, namun juga akan berada di Taman Kamboja.
Mantan anggota DPRD Kalsel ini pun mengatakan secara fisik, pembangunan air mancur berukuran 43 meter dengan sentuhan modern dan canggih telah selesai. Bahkan, instalasi air mancur dan pengisiannya pun telah dilakukan pihak kontraktor. Termasuk, sistem tata lampu LED serta musik yang disetting dengan nada-nada shalawat.
Maklum, Taman Kamboja juga berdekatan dengan Masjid Al Jihad, salah satu masjid yang jadi pusat kajian keislaman di Banjarmasin.
Untuk peresmian air mancur menari di Taman Kamboja, Walikota Ibnu Sina memastikan dilakukan pada malam nanti, yakni Sabtu (29/12/2018).
BACA JUGA :  Jadi Tempat Kencing Sembarangan, Air Mancur Bundaran Koran Dihidupkan Lagi
Sekadar mengingatkan, dalam APBD Banjarmasin 2018 dialokasikan dua kegiatan proyek konsultan dan fisik untuk menghiasi Taman Kamboja dengan air mancur menari. Dananya cukup fantastis mencapai Rp 6 miliar yang ditangani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, plus proyek konsultan pengawas senilai Rp 116 juta.
Berdasar data LPSE Banjarmasin, tercatat ada 37 perusahaan yang menawar proyek pembangunan air mancur menari di Taman Kamboja. Hingga dari evaluasi, PT Carbek Nusantara yang diberi tanda bintang alias lulus kualifikasi dengan membandrol harga penawaran Rp 5,4 miliar.

Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/12/29/malam-tahun-baru-bakal-dihiasi-air-mancur-menari-di-taman-kamboja/

Re-Post by MigoBerita / Sabtu/29122018/11.19Wita/Bjm 

#SalamDamaiPEMILU2019 #PILPRES2019 #PILEG2019 #Jokowi&PrabowoKaderTerbaikNKRI

MigoBerita / Sabtu//29122018/11.01Wita/Bjm

Timur Tengah Masih "Berperang" Senjata, NKRI hanya sebatas "Perang Retorika" demi Indonesia Lebih Baik

Suka atau Tidak Suka #Jokowi&PrabowoKaderTerbaikNKRI
 
MigoBerita-Banjarmasin- Alhamdulillah, sebentar lagi kita akan meninggalkan Tahun 2018 dan segera memasuki Tahun 2019 dimana kita sesama Anak Bangsa " Sering Berperang" demi menjagokan calon yang diusung, namun sekali lagi Alhamdulillah, Rakyat Indonesia yang Plural dan majemuk tetap bisa mempertahankan perang tersebut dengan hanya sebatas "Perang kata-kata", sehingga  penentu terakhir menentukan Calon Legislatif dan Calon Presiden serta wakilnya  di tahun 2019 ini adalah tetap ANDA, KAMU, KITA dan KALIAN, tidak ada yang bisa mengintervensi HAK ANDA, KAMU, KITA dan KALIAN...
Miris sebenarnya melihat Konflik di Timur Tengah atau diluar Indonesia yang seperti tidak berkesudahan, sehingga Redaksi MigoBerita rasanya WAJIB mengucapkan SYUKUR kepada ALLAH SWT karena karunia-Nya, konflik-konflik seperti di luar Indonesia tersebut tidak pernah terjadi, kalaupun ada Redaksi YAKIN, Pemerintah dan Warga Masyarakat NKRI akan bahu-membahu untuk meredam aksi pemecah-belah tersebut.
Semoga Tahun Politik yang ada di Tahun 2019 ini, tepatnya di tanggal 17 April 2019 dapat Berjalan LANCAR dan semua Pemilih yang memang sudah WAJIB memilih Tidak mensia-siakan Momen Tahun Politik ini, karena SUARA ANDA, KAMU, KITA dan KALIAN menentukan masa depan bangsa Indonesia kedepan.
Kemudian, Kalah atau Menang dalam kompetisi PEMILU di PILEG dan PILPRES janganlah membuat yang MENANG merasa JUMAWA dan SOMBONG akan tetapi menjadi Pemenang adalah saatnya Merangkul yang KALAH untuk bersama-sama membangun Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik.
Dan Ingat Jangan MAU di adu domba untuk kepentingan sesaat dan mengorbankan kebersamaan masyarakat NKRI yang ber BHINEKA TUNGGAL IKA.
#SalamDamaiPEMILU2019 #PILPRES2019 #PILEG2019 #Jokowi&PrabowoKaderTerbaikNKRI
MigoBerita / Sabtu/29122018/10.27Wita/Bjm

Bahayakan Nyawa Pasien, Dokter Pose 2 Jari di Ruang Operasi

JAKARTA – Dokter adalah sebuah profesi yang mulia. Bagaimana tidak, jika nyawa manusia yang sedang sakit tergantung kepada mereka? Sudah tidak terhitung banyaknya nyawa yang terselamatkan atas pengabdian mereka kepada kemanusiaan. Bahkan ada dokter yang begitu tulus melayani masyarakat tanpa mengharapkan keuntungan ekonomi.
Salah satu dokter yang saya kagumi adalah dr. Lo Siauw Ging. Biasa dipanggil Dokter Lo adalah dokter senior di Solo. Dokter yang tidak menentukan tarif untuk pasien yang datang padanya ini merupakan dokter yang sangat dicintai masyarakat Solo dari kalangan apa pun. Bahkan bukan saja tidak menentukan tarif, malah kadang-kadang pasien diberi uang transport untuk pulang kalau pasien tersebut adalah orang yang benar-benar tidak mampu.
Usianya yang sudah lebih dari 80 tahun itu tak menyurutkan dirinya untuk tetap mengabdi kepada masyarakat. Bukan saja Dokter Lo membebaskan tarif praktiknya, bahkan Dokter Lo juga memberikan resep bertanda khusus kepada pasien yang tak mampu untuk menebus obat secara gratis.
Keteladanan Dokter Lo ini sangat menginspirasi dokter-dokter muda lainnya. Yang memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang siapa pun yang datang kepadanya. Tak juga memandang dari sudut ekonomi, tetapi full pelayanan kepada masyarakat. Semoga banyak dokter-dokter muda yang mengikuti jejak Dokter Lo yang dengan tulus mengabdi kepada masyarakat.
Selain Dokter Lo, ada juga dr. Lie Agustinus Dharmawan yang tanpa pamrih melayani masyarakat tak mampu di seluruh pelosok Nusantara yang tidak mempunyai akses kesehatan. Dengan Rumah Sakit Apungnya, dr. Lie yang lahir dengan nama Lie Tek Bie itu menjangkau masyarakat di pelosok Indonesia tanpa memandang dari status pasien tersebut.
Dokter Lie adalah dokter bedah, sehingga dr. Lie dapat melakukan tindakan operasi di atas kapal Rumah Sakit Apungnya untuk pasien-pasien yang harus segera ditangani. Dokter Lie yang sering disapa ‘dokter gila’ itu memang mengabdikan dirinya kepada masyarakat yang tinggal di pelosok Nusantara yang sulit dijangkau melalui jalan darat. Mengapa dr. Lie ingin mengabdi kepada masyarakat tak mampu? Karena dr. Lie ingat pesan ibunya, bahwa ketika menjadi dokter jangan membiarkan pasienmu tidak makan di rumah.
“Tek Bie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapa pun. Tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras.”
Itulah dua dokter yang mengabdikan dirinya kepada masyarakat tanpa mengharapkan keuntungan ekonomi. Mereka dengan tulus melayani masyarakat kurang mampu dengan ikhlas. Dan pengabdian mereka menuai respek dari segenap masyarakat yang telah merasakan pelayanan yang mereka berikan.
Tugas seorang dokter tak hanya memberikan pelayanan yang tulus, bahkan kadang-kadang juga harus mengorbankan nyawa mereka.
Kita masih ingat dengan Dokter Stefanus seorang dokter anestesi yang meninggal dunia pada lebaran tahun 2017 lalu. Dokter Stefanus diduga terkena serangan jantung setelah berjaga 5 hari berturut-turut di 3 rumah sakit, saat senior lainnya sedang cuti lebaran.
Itulah pengabdian yang tulus dari seorang dokter atas profesinya. Dan kita sebagai masyarakat umum sangat menghargai pengabdian mereka. Dan saya rasa masih banyak dokter-dokter seperti dr. Lo, dr. Lie serta dr. Stefanus yang mengabdikan diri mereka yang tulus kepada masyarakat luas.
Namun, di sisi lain ada juga dokter yang tidak menghargai profesi mereka sebagai dokter. Mereka tidak menggunakan profesi mereka sebagai profesi yang mulia. Bahkan mereka sudah melanggar kode etik sebagai seorang dokter.
Sebuah akun sosial media bernama Glen Isyana memposting sebuah foto yang memperlihatkan seorang dokter bedah dan beberapa orang tenaga medis yang melakukan pose salam 2 jari ala pasangan capres Prabowo-Sandi. Pose ini dilakukan sebelum menjalankan operasi.
Tentu ini adalah tindakan di luar kewajaran seorang dokter. Sebagai seorang pelayan masyarakat. Seorang yang mengabdi kepada masyarakat luas tanpa memandang latar belakang masyarakat itu sendiri. Foto tersebut menurut saya sangat mengerikan.
Bagaimana tidak, jika seorang dokter bedah telah berpihak kepada capres tertentu. Ini sangat mengerikan sekali. Apalagi jika ia tahu bahwa pasiennya berpihak kepada capres yang lain, yang bukan pilihannya. Apakah ia akan melakukan tindakannya sesuai dengan profesinya atau sesuai dengan pandangan politiknya?
Kalau ia melakukan tindakan sesuai dengan pandangan politiknya, sedangkan pasien pandangan politiknya tidak sama dengan sang dokter. Maka apa akibatnya dengan si pasien? Apakah ia akan melakukan yang terbaik untuk di pasien atau justru sebaliknya? Apakah ini tidak menakutkan?
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seharusnya IDI sebagai organisasi kedokteran di Indonesia harus mengambil tindakan tegas terhadap dokter yang telah melanggar kode etik kedokteran tersebut apa pun alasannya. [Sfa] 

Basis Pendukung Prabowo di Madura Beralih Dukungan ke Jokowi-Ma’ruf

MADURA – Calon Presiden Joko Widodo berpotensi menang besar di Madura. Hal itu disebabkan banyaknya pendukung Capres Probowo Subianto pindah haluan mendukung Jokowi.
“Pemilih Capres 01 hampir tidak mungkin lari ke Capres 02. Tapi kalau sebaliknya mulai banyak,” kata Ketua DPC PPP Sumenep, KH. Sholahudin A. Waris, Kamis, 27 Desember 2018.
Kiai Mamak, panggilan akrab KH Sholahudin A Waris, mengatakan deklarasi dukungan ke Jokowi di Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu merupakan salah satu bukti perpindahan dukungan. Dia menyebut akan ada turn back di Madura, khususnya di Sumenep.
Dalam Pilpres, dia mengatakan ada kiai sepuh yang jadi panutan di PPP, salah satunya Kiai Maimun Zubair. Bila Kiai Maimun sudah berdawuh, dia mengaku siap menjalankan.
“Istikharah kami ke Jokowi sesuai dengan amanah dari para sesepuh,” ungkap Kiai Mamak.
Selebihnya, dia menegaskan kader PPP akan tetap solid memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Dia yakin target kemenangan itu tercapai.
“Insyaallah menang. Pada Pilpres sebelumnya, Jokowi menang 42 persen. Itu terbesar perolehan suara di Madura. PPP waktu itu masih ke Prabowo, sekarang sudah ke Jokowi. Tentu akan ada peningkatan,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, pemilih dari kalangan NU dulu terpecah. Tapi sekarang bulat mendukung Jokowi-Ma’ruf. Dia optmistis Jokowi bakal menang. [Sfa]
Sumber: Suaraislam dan Kamiskot.

Sumber Berita : https://www.salafynews.com/2018/12/28/basis-pendukung-prabowo-di-madura-beralih-dukungan-ke-jokowi-maruf/

KH Ma’ruf Amin Diserang Video Hoaks Sinterklas, Ini Kata Jokowi

JAKARTA – Calon presiden (Capres) nomer urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menanggapi video hoaks yang menyerang pendampingnya, KH Ma’ruf Amin. Dalam video yang viral di jagat Maya, kyai Ma’ruf dibuat seolah-olah menggunakan kostum sinterklas dan mengucapkan selamat Natal. “Ya kita kan udah berkali-kali meyampaikan, marilah kita beretika dalam berinternet, tata krama dalam media sosial, sehingga yang terkait fitnah, hoaks, merekayasa gambar-gambar saya kira yang arahnya negatif harus mulai kita hilangkan,” kata Jokowi usai makan siang di kediaman Ma’ruf Amin, di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).
Baca: Beredar Video Hoaks KH Ma’ruf Amin Ucapkan Natal Pakai Baju Santa Claus
Saat Jokowi menyampaikan hal itu kepada wartawan, Ma’ruf berada di sampingnya. Keduanya sama-sama mengenakan baju putih dan peci. Bedanya, Jokowi mengenakan celana hitam dan sneakers, sementara Ma’ruf mengenakan sarung. Jokowi mengatakan, akan lebih baik jika kreativitas dalam mengedit foto atau video digunakan untuk hal positif, bukan untuk membuat hoaks. “Kalau buat meme-meme yang lucu-lucu saya kira lebih, kenapa sih kita enggak bikin kreativitas yang menyebabkan orang tuh tertawa bukan yang menjengkelkan, yang membuat orang benci, janganlah, stop itu,” kata calon presiden petahana ini.
Sementara itu, Ma’ruf mengaku tidak sakit hati meski videonya yang mengucapkan selamat Natal diedit dan diganti dengan kostum sinterklas. “Enggak lah, masa kita sakit hati. Kiai itu tidak boleh sakit hati. Sudah jadi Kiai itu sudah siap untuk di begitu-begitukan,” kata Ma’ruf di kediamannya, di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018). Ma’ruf mengatakan, videonya yang mengucapkan selamat Natal bagi umat Kristiani itu memang benar. Namun, dalam video itu, Ma’ruf menggunakan jas dan peci, bukan kostum sinterklas. “Kalau mengucapkan natal itu kan memang tidak ada larangan MUI,” kata Ma’ruf yang juga Ketua MUI ini.
Baca: Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Jokowi dan Panglima TNI Adalah PKI
Tim gabungan Satuan Reskrim Polres Lhokseumawe sebelumnya mengamankan satu orang diduga pelaku yang mengedit dan menyebarkan video Ma’ruf seolah-olah berkostum sinterklas. Kabid Humas Polda Aceh, AKBP Ery Apriyono mengatakan, pelaku diduga menggunakan media sosial berupa Youtube pada Senin (24/12/2018) untuk menyebarluaskan sebuah video Ma’ruf Amin yang sudah diedit.  “Pelaku merupakan mahasiswa berinisial S (31), warga Desa Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Aceh Utara,” kata AKBP Ery Apriyono melalui rilis ke Kompas.com, Kamis (27/12/2018). (ARN/Kompas)
Jokowi dan KH Ma'ruf Amin Jokowi dan KH Ma'ruf Amin

Denny Siregar Bongkar Fakta Dibalik Pembelotan Para Kader PAN

JAKARTA – Kasihan Partai Amanat Nasional…! Ucap sang pegiat medsos Denny Siregar, partai berbaju biru ini sedang menuju keruntuhannya. Mirip dengan PKS, kader-kader PAN sedang membelot di mana-mana.

Lama-lama namanya bukan lagi PAN, tetapi PAR atau Partai Amien Rais

Kemarin, kader PAN Sumatera Selatan ramai-ramai dukung Jokowi. Sebelumnya, petinggi PAN Kalimantan Selatan juga kompak dukung Jokowi. Mereka cuek dengan ancaman sanksi dari pusat yang sedang panik karena “pemberontakan” dari dalam. PAN bisa hancur kalau begini.
Kalau masalah hancur, PAN juga sebenarnya sedang menuju ke sana. Menurut Lembaga Survey Indonesia LSI, PAN terancam tidak lolos Parlementary Threshold yang menetapkan syarat minimal 4 persen suara. PAN sendiri sampai sekarang hanya mendapat 2,5 persen. Masih jauh dari harapan….
Apa yang mendasari kader-kader PAN membelot??
Rata-rata alasan mereka sama. Mereka tidak bisa menipu diri bahwa Jokowi berhasil membangun daerah mereka. Suara rakyat di daerahnya sedang menuju ke arah Jokowi semua, lha ngapain PAN menentang arus dengan membela Prabowo?
Pembelotan banyak kader PAN di banyak daerah ini, memperkuat isu bahwa PAN sedang digoyang oleh internalnya sendiri. Ada kelompok yang sejak lama muak dengan perilaku Amien Rais yang memaksa PAN melawan arus kuat masyarakat hanya karena masalah pribadi.
Amien Rais pun dianggap sedang membangun PAN menjadi partai keluarga. Tercatat 4 anak Amien Rais menjadi caleg PAN dan ini membuat iklim politik di dalam tubuh PAN menjadi tidak sehat.
Jika diteruskan, PAN ke depan hanya akan menjadi kenangan. Kader-kader potensial akan tersingkir karena tidak mampu bersaing dengan keluarga Amien Rais yang selalu mendapat hak istimewa. Bayangkan, kelak ketua PAN adalah anak Amien Rais. Bendahara anak nomor dua. Sekretaris anak nomor 3. Dewan kehormatan mantunya. Semua harus ada nama “Amien Rais”nya.
Lama-lama namanya bukan lagi PAN, tetapi PAR atau Partai Amien Rais….
“Bu, minta kopinya….”
“Gak ada. Ibu lagi sibuk nyiapin partai baru….”
“Partai apa, Bu?” Tanyaku heran.
“PAU. Partai Anti Utang. Ayo bayar utang yang kemarin. Jangan pura-pura lupa!!”. (ARN/Tagar.Id)
Denny Siregar dan Amien Rais Denny Siregar dan Amien Rais

Bank Terbesar ke-7 Dunia Gabung Gerakan Boikot Israel

LONDON – Bank ketujuh terbesar di dunia, HSBC, telah menghentikan dukungan terhadap perusahaan pembuat senjata Israel, Elbit Systems, dikarenakan keprihatinan atas pelanggaran HAM yang dilakukan rezim zionis tersebut, sebuah kemenangan besar bagi gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang memerangi pendudukan Israel atas Palestina.
Sementara HSBC belum secara resmi mengumumkan keputusan tersebut, sumber-sumber di bank yang berbasis di Inggris itu pada hari Kamis (27/12) mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengakhiri investasinya di Elbit, salah satu kontraktor militer terbesar Israel.
 
Baca: HEBOH! Tentara Suriah Siap Serang Israel
Perusahaan menyatakan bahwa meskipun tidak pernah memihak pada isu-isu politik, perusahaan itu masih “memperhatikan prinsip-prinsip hak asasi manusia internasional” yang mengatur bisnis.
Kelompok aktivis Inggris War on Want mengumumkan pada hari Kamis bahwa HSBC memutuskan untuk melepaskan diri dari Elbit setelah menerima lebih dari 24.000 email dari orang-orang yang khawatir tentang hubungannya dengan Elbit dan perusahaan lain yang membantu militer Israel melakukan penumpasan brutal terhadap orang-orang Palestina.
Dalam email mereka, para aktivis mengatakan kepada HSBC bahwa keterlibatannya dengan Sistem Elbit melanggar kebijakan yang diproklamirkan sendiri oleh bank tersebut yang mengklaim tidak menyediakan layanan keuangan kepada “perusahaan yang terlibat dalam produksi atau penjualan munisi tandan”.
Baca: Belanda Tolak Permintaan Zionis Untuk Melarang Gerakan Boikot Israel
Hal itu juga melanggar Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGPs), tambah kelompok tersebut dalam email mereka.
“HSBC telah mengambil langkah positif pertama dalam melakukan divestasi dari Elbit Systems, produsen drone, senjata kimia, sistem artileri bom curah, dan teknologi lainnya yang digunakan dalam serangan terhadap warga sipil Palestina, dan untuk memiliterisasi dinding dan perbatasan di seluruh dunia,” kata Ryvka Barnard, kampanye senior War on Want tentang militerisme dan keamanan.
Baca: Bencana Palestina, Ratusan Seniman Inggris Bersumpah Boikot Israel
“Melakukan bisnis dengan perusahaan seperti Elbit berarti mengambil untung dari kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, yang keduanya tidak bermoral dan melanggar hukum internasional,” tambahnya.
Tetapi, Barnard juga mencatat bahwa HSBC masih mempertahankan hubungan dengan lebih dari selusin perusahaan Israel lainnya yang terlibat dalam kejahatan terhadap Palestina. (ARN)
HSBC Boikot Israel

Fadjroel Rachman: Selamat Tinggal US Dolar

JAKARTA – Fadjroel Rachman dalam akun facebooknya menjelaskan tentang 3 (Indonesia, Thailand, Malaysia) negara ASEAN melakukan perdagangan tanpa menggunakan Dolar Amerika. Fadjroel, tidak banyak diberitakan dan tidak banyak yang tahu, bahwa sejak seminggu lalu Indonesia telah mengajak Thailand dan Malaysia untuk meninggalkan US Dollar dalam perdagangan 3 negara. The next level of ASEAN Economic Community.
Baca: Rupiah Hajar Dolar Amerika
Indonesia melalui Bank Indonesia menggandeng Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia untuk menerapkan sistem Local Currency Settlement, sebuah framework untuk lepas dari ketergantungan pada US Dollar dalam transaksi ekspor impor ketiga negara. Dan ini akan dimulai pada 2 Januari 2019.
Artinya apa?
Baca: Upaya CIA untuk Melemahkan Jokowi (Part 1)
Transaksi ekspor impor ketiga negara yang selama ini selalu menggunakan US Dollar kini akan langsung konversi dari Rupiah, Ringgit dan Baht tanpa lagi harus membeli US Dollar.
Baca: Duet Maut Jokowi-Ahok Buyarkan Rencana Busuk Singapura Habisi Indonesia
Hal ini diyakini akan cukup signifikan menekan kurs US$ Dollar dan mengefisienkan transaksi mengingat nilai rata2 transaksi perdagangan ketiga negara mencapai US$ 1,2 Triliun per tahun atau setara 50 persen dari total perdagangan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Yakinlah apa yang negara ini lakukan dalam senyap jauh lebih menakutkan bagi USA daripada seruan boikot produk Amerika. (ARN)
Launching Launching
 
 

 

Migo Berita Mengucapkan Selamat Tinggal Tahun 2018 Selamat Datang Tahun 2019

Sumber : Google Image
Re-Post by MigoBerita/ Sabtu/29122018/10.08Wita/Bjm

SELAMAT NATAL dan Berduka atas Tsunami Selat Sunda serta SURAT TERBUKA bagi yang Bela MUSLIM UIGHUR CHINA

TSUNAMI SELAT SUNDA X MESUT OZIL: ANTARA KETULUSAN HATI, RELASI, DAN BISNIS

MOJOK.CO – Mesut Ozil menjadi pesepakbola Eropa pertama yang berbelasungkawa menggunakan Bahasa Indonesia ketika tsunami Selat Sunda terjadi.
Indonesia kembali berduka. Letusan anak Gunung Anak Krakatau menyebabkan tsunami Selat Sunda.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, fenomena tsunami Selat Sunda ini termasuk fenomena langka. Letusan Gunung Anak Kratakau ini tidak besar. Tremor terus terjadi, tapi frekuensinya tidak tinggi. Bahkan, tidak ada gempa yang memicu tsunami. Situasi inilah yang membuat sulit menentukan penyebab tsunami di awal kejadian.
Sementara itu, BNPB mencatat kerusakan akibat tsunami Selat Sunda per 23 Desember 2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal, 843 luka-luka, dan 23 orang masih hilang. Kerusakan fisik mencakup 556 unit rumah rusak, sembilan hotel rusak berat, 60 warung rusak, dan 350 kapal-perahu rusak.

Mengapa bisa jatuh sedemikian banyak korban tsunami Selat Sunda? Sutopo menjelaskan bahwa saat ini, Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Saat ini, yang ada adalah peringatan diri yang dibangkitkan gempa. Sistem sudah berjalan dengan baik. Kurang dari lima menit setelah gempa, BMKG dapat merilis info ke publik.
Oleh sebab itu, ketika tsunami Sulat Sunda terjadi, tidak ada peringatan diri yang muncul. Tsunami yang tidak terdeteksi membuat masyarakat tidak punya waktu untuk evakuasi.
Tantangan bagi Indonesia ke depan adalah membangun sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung apimengingat 13 persen gunung api dunia ada di Indonesia. Dan, banyak dari gunung api tersebut berada di laut atau pulau kecil yang dapat menyebabkan tsunami seperti tsunami Selat Sunda.
Itulah flash news untuk pembaca Mojok…
Duka itu merambat ke seluruh dunia…
…masuk juga ke dunia sepak bola.
Terutama adalah klub-klub besar di Eropa yang langsung membuat ucapan duka cita dan keprihatinan. Real Madrid, Liverpool, dan Manchester City, misalnya. Intinya adalah mendoakan Indonesia, dan keluarga korban yang tertimpa kemalangan.
Nah, yang paling menarik perhatian justru bukan klub. Ada satu pemain, yang membuat ucapan belasungkawa dan ekspresi keprihatinan lewat Twitter menggunakan Bahasa Indonesia. Dia adalah Mesut Ozil, salah satu kaptenArsenal. Berbekal 23 juta followers di Twitter, ucapan belasungkawa Ozil menjadi fenomena.


Tentu sangat menarik, menyentuh, dan menggugah hati ketika ada pemain ternama dari Eropa yang menunjukkan ketulusan hatinya menggunakan bahasa setempat. Ekspresi Ozil tergambar dengan jelas dan ucapannya menjadi sangat menyentuh karena bisa dipahami semua pembaca dari Indonesia. Hingga pagi ini (24/12), ucapan itu sudah di-RT sebanyak 34 ribu kali dan disukai oleh 46 ribu lebih akun, termasuk saya.
Namun, tentu saja, di samping unjuk ketulusan hati dan keprihatinan, ada tujuan lain yang ingin dikejar lewat twit Ozil tersebut. Ini bukan bermaksud berburuk sangka. Saya menegaskan bahwa Ozil sangat tulus. Meskipun tubuhnya penuh tato, Ozil adalah pesepakbola yang ingat dengan Tuhan dan hatinya mudah tersentuh.
Perlu kamu ketahui, di balik semua ucapan dan gimmick yang pesepakbola Eropa lakukan di media sosial, hampir semua memuat dua tujuan. Pertama adalah membangun relasi dengan fans, baik baru atau yang lama. Kedua, ada unsur bisnis di baliknya.
Asia, terutama Asia Tenggara, adalah pasar yang potensial. Ceruknya masih sangat dalam dan menjadi rebutan klub-klub Eropa. Ozil, tentu dibantu tim kreatif di belakangnya, paham betul dengan fakta ini. Oleh sebab itu, ucapan belasungkawa Ozil di Twitter pun menggunakan Bahasa Indonesia.
Hampir semua pesepakbola Eropa menggunakan jasa admin untuk mengunggah sebuah konten. Tentu sebuah konten yang sudah disetujui oleh si pemilik akun, dalam hal ini Ozil. Di balik Ozil, bukan hanya ada Arsenal, tapi juga ada sponsor, yaitu Adidas. Nilai sponsor Adidas untuk Ozil berkisar di angka 25 juta paun.
Baik Arsenal maupun Adidas, punya target pasar di Asia, khususnya Asia Tenggara. Di sinilah, ucapan belasungkawa Ozil bukan hanya sebatas unjuk ketulusan hati, tapi juga membawa misi membangun relasi dan bisnis.
Mark Gonnella, Direktur Komunikasi Arsenal mengungkapkan bahwa pada tahun 2016 yang lalu, Arsenal masuk tiga besar klub yang paling banyak diikuti di Asia, setelah Manchester United dan Liverpool. Pasar di Asia sangat besar, bahkan penjualan kaus klub tumbuh lebih dinamis ketimbang pasar Eropa.
Sepak bola adalah salah satu olahraga favorit, untuk tidak mengatakan “yang paling”, di Asia. Negara-negara di Asia membayar hingga 1,4 miliar dolar untukhak siar Liga Inggris dari tahun 2013 hingga 2016. Itu dua tahun yang lalu dan kemungkinan nilainya semakin naik di tahun 2018. Arsenal sangat paham dengan besarnya potensi. Mereka membangun kantor di Cina dan Singapura, dan punya akun dengan Bahasa Mandarin, Indonesia, Jepang, dan Vietnam.
Nah, usaha-usaha klub dan sponsor untuk mendekati “calon konsumen” mereka adalah menggunakan kedekatan pemain dan suporter. Relasi yang sangat kuat, bahkan sampai ada fans yang mengkultuskan pemain, membuat klub lebih mudah masuk ke dalam kehidupan mereka. Kedekatan itu dikapitalisasi menjadi pundi-pundi uang. Tak perlu heran, tak perlu berburuk sangka, karena memang begitu adanya.
Kedekatan Ozil dan suporternya di Asia sangatlah dekat. Ketika Ozil berselisih dengan PSSI-nya Jerman dan menghadapi serangan rasisme, akun-akun di Asia terpantau menjadi yang paling aktif membela. Oleh sebab itu, ketika tsunami Selat Sunda terjadi, Ozil yang paling pertama menggunakan Bahasa Indonesia untuk menunjukkan ketulusan hatinya.
Di dalam kehidupan, satu aksi bisa membawa banyak makna. Aksi yang jernih dan tulus pun, bisa saja dibonceng dengan maksud lain yang sungguh bertolak belakang dengan makna aksi sebetulnya. Ketulusan Ozil, memuat usaha membangun relasi dan bisnis. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan klub dan sponsor yang akan menikmati “berkahnya” kelak.
Ozil dan tsunami selat sunda MOJOK.CO

SURAT TERBUKA UNTUK HMI YANG UNJUK RASA BELA MUSLIM UIGHUR DI CINA

MOJOK.CO – Santri yang lagi kuliah di Cina ini bikin surat terbuka untuk sahabat-sahabat HMI yang melakukan demo ke Kedutaan Besar Cina di Jakarta soal bela muslim Uighur.
Oke, jadi begini.
Disebabkan kakanda dan ayunda sekalian sudah ngegas duluan dengan menggelar unjuk rasa serempak di beberapa kota wabil khusus di Kedutaan Besar Cina di Jakarta, saya merasa tak perlu untuk banyak berbasa-basi di surat ini. Saya mau langsung ke pokok permasalahan saja.
Begini. Ada satu kalimat dalam Kitab Han (Han Shu) susunan Ban Gu (32–92) yang berbunyi: Bai wen bu ru yi jian.”
Terjemahan ugal-ugalannya: “Informasi yang didapat dari mendengar penuturan orang sebanyak seratus kali, keakuratannya akan kalah dengan yang diperoleh dari melihat sendiri meski cuma sekali.”
Saya tiba-tiba kepikiran wejangan tersebut sehabis membaca berita berisi pernyataan kakanda Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Ketum PB HMI) yang bilang kaum Uighur di Xinjiang “dilarang beragama” oleh Pemerintah Cina.
Terus terang saya kaget dibuatnya. Awalnya saya kira medianya yang salah kutip. Eh, setelah saya menemukan video di Youtube, ternyata kakanda Ketum PB HMI memang mengatakan begitu dalam orasinya yang heroik di depan gedung Kedubes Cina, kemarin (18/12).
Saya jadi pengin tahu dari mana sebenarnya kakanda Ketum PB HMI mendapatkan informasi itu? Semoga bukan dari Ibu Ratna Sarumpaet ya?
Bukan apa. Sependek dan sesempit pengetahuan saya yang sejak 2010 menimba ilmu di Cina, saya tidak pernah tahu kalau Pemerintah Cina sampai melarang warganya dari suku mana pun untuk menganut agama apa saja yang hendak diimani.
Mau memeluk agama yang mesiasnya bernama Hulaihi Wasalam—umpamanya—ha monggoh. Tak akan ada masalah. Konstitusi Cina menjaminnya.
Makanya, kalau kakanda Ketum PB HMI lagi selo, saya sarankan membaca soal jaminan kebebasan beragama ini dalam Undang-Undang Dasar Cina Bab 2 Pasal 36. Agar nggak ganggu jadwal demo kakanda Ketum PB HMI yang padat merayap, saya bantu kutipkan sekaligus alihbahasakan di sini:
Warga negara Cina mempunyai kebebasan beragama. Instansi negara, kelompok masyarakat, dan perorangan tidak boleh memaksa warga negara untuk menganut agama atau tidak menganut agama.
Tidak boleh mendiskriminasi warga negara yang menganut agama dan yang tidak menganut agama. Negara melindungi aktivitas keagamaan yang normal (zhengchang de zongjiao huodong). Siapa pun tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat merusak ketertiban sosial, merugikan kesehatan warga negara, dan merintangi sistem pendidikan negara dengan menggunakan agama.
Na‘am, yang dijamin sama Pemerintah Cina bukan hanya kebebasan warganya untuk beragama, melainkan pula kebebasan mereka untuk tidak beragama dengan menjadi ateis a.k.a kafir kafah.
Sedangkan bagi yang beragama, Pemerintah akan terus berusaha mengayomi sepanjang aktivitas keagamaannya tetap berada dalam koridor “normal” alias tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.
Mungkin terkecuali di bumi datar, saya haqqul yaqin tidak akan ada negara mana pun di bumi bulat ini yang akan tinggal diam mengetahui aktivitas keagamaan warganya yang kerjaannya memprovokasi jemaatnya untuk memberontak kepada pemerintahan yang sah, misalnya.
Sialnya, justru hal seperti itulah yang kini terjadi di Xinjiang yang kebetulan penduduknya mayoritas bersuku Uighur penganut agama Islam.
Kita tahu, orang-orang Uighur—terutama yang tinggal di Xinjiang bagian selatan—memang sudah lama ingin memerdekakan diri dari Cina. Bahkan sejak Cina masih dikuasai Dinasti Qing. Yakni sebelum Cina diperintah Partai Nasionalis yang pengaruhnya sejak 1949 disingkirkan Partai Komunis sampai sekarang.
Sejak dulu—sebagaimana dipaparkan Wang Ke dalam mahakaryanya yang berjudul Dong Tujuesitan Duli Yundong: 1930 Niandai zhi 1940 Niandai(Gerakan Kemerdekaan Turkestan Timur: 1930–1940) terbitan The Chinese University of Hong Kong—kelompok-kelompok separatis Xinjiang memang menggunakan agama (dalam hal ini Islam) untuk melegitimasi gerakannya.
Kenapa? Sebab, kata guru besar Kobe University itu, hanya agamalah yang bisa dipakai buat menarik simpati suku lain yang juga tinggal di sana. Andaikan kelompok-kelompok separatis Uighur memakai isu kesukuan, niscaya muslim bersuku Kazakhs yang juga tak sedikit jumlahnya di Xinjiang, akan sulit bersimpati kepada mereka.
Terbukti, bahkan kakanda dan ayunda yang berada di Indonesia pun bersimpati—untuk tidak menyebut “terkompori”. Padahal, yang dibidik oleh Pemerintah Cina—baik tatkala masih kedinastian maupun sekarang yang komunis—bukanlah agamanya. Juga bukanlah muslim yang moderat. Melainkan kelompok-kelompok separatis yang menggulirkan sentimen agama guna mencapai tujuan politiknya.
Anehnya, kelompok-kelompok separatis ini agaknya tidak benar-benar berniat memperjuangkan Islam. Buktinya, Jüme Tahir, imam besar Masjid Id Kah Xinjiang yang terkenal moderat dan pro-pemerintah itu pun dihabisi dengan keji selepas memimpin salat Subuh pada 30 Juli 2014 silam.
Akhirnya saya jadi bertanya-tanya: yang dibela oleh kakanda dan ayunda itu muslim Uighur yang mana?
Muslim Uighur yang moderat?
Meski sebenarnya mereka sih kayaknya nggak perlu dibela juga. Karena sepengamatan saya, mereka masih bisa beribadah dan berbisnis laiknya sedia kala. Ayo deh, mari kapan-kapan saya temani kakanda dan ayunda pergi ke Xinjiang untuk mengetahuinya. Ajak Abang Fadli Zon juga boleh deh.
Atau muslim Uighur yang suka membikin gaduh suasana Xinjiang pakai isu agama buat meraih agenda politiknya yang kakanda dan ayunda bela?
Ingat, justru muslim garis kaku nan ngamukan macam itulah yang—kata Profesor Beijing Foreign Studies University Xue Qingguo dalam esai bahasa Arabnya di harian Al-Hayat edisi 30 Agustus 2017—merusak citra Islam sebagai agama yang damai dan menjadikan “beberapa tahun belakangan Islamophobia mempunyai pangsa pasar yang cukup signifikan di Cina”.
Sebentar, sebentar, ini saya ngomongin negara mana sih sebenarnya? Kok rasanya rada-rada mirip sama sebuah negeri yang bentar lagi mau Pilpres ya?

MUSLIM UIGHUR, NATAL, DAN GLORY! GLORY! HALLELUJAH! ALA PRABOWO

MOJOK.CO – Memihak ke salah satu sisi cenderung membuat beberapa manusia menjadi terlalu hitam-putih. Ya soal muslim Uighur hingga ucapan Natal.
Hidup itu selalu soal pilihan. Bahkan ketika ada yang namanya “netral” atau berdiri di tengah pun, namanya tetap memilih. Memilih untuk tidak beringsut ke salah satu titik.
Tanpa konteks, sebuah kata tidak punya pesan untuk dibawa. Ia hanya sebuah kata dengan arti yang sudah disepakati lewat sebuah konsensus. Sebuah kata menjadi punya banyak makna ketika dilekatkan atau menjadi dekat dengan sebuah peristiwa. Seperti misalnya “pilpres”, “agama”, atau “intoleransi”.
Menjelang Natal 2018, ketika menyongsong tahun politik 2019, sebuah gegeran kembali mengemuka. Ada beberapa jika kita tidak spesifik. Misalnya soal kasus Habib Bahar, tragedi Nduga, pemotongan nisan salib di Kotagede, Yogyakarta, serangan oposisi kepada petahana, hingga muslim Uighur.
Banyak peristiwa itu membuat kita, manusia dengan kehendak bebas, terseret ke arah satu titik. Dipengaruhi oleh lingkungan, pilihan pribadi, hingga dorongan dari orang yang dihormati, manusia seperti “dipaksa” untuk berpihak.
Dari situ lahir Jerinx yang ingin menantang Habib Bahar berkelahi dan Fadli Zon yang membela sang habib. Lahir dikotomi Cebong dan Kampret untuk membedakan pendukung Jokowi dan Prabowo. Muncul pluralis fundamentalis untuk menentang aksi pemotongan nisan salib dan antropolog dadakan ketika membicarakan “sejarah” Kotagede.
Yang paling akhir, sebuah massa terbentuk untuk berdemo di depan Kedutaan Besar Cina guna memprotes kekerasan yang menimpa Muslim Uighur di Cina. Sementara, beberapa orang (dan sebuah media) berusaha menuliskan opini dan fakta terkait kondisi sebenarnya di Provinsi Xianjiang.
Soal Natal? Yah, narasinya sih berulang-ulang setiap tahun. Mulai dari haram karena mengikuti kebiasaan sebuah kaum, menolak menggunakan atribut Natal, hingga menguncapkan pun tidak boleh. Menolak menyerupai sebuah kaum, tapi kalau tanggal merah ikut libur. Yah, begitulah, seperti saya bilang. Narasinya itu-itu saja.
Nah, kembali di muslim Uighur? Tak bisakah kita netral terhadap masalah di Cina? Tentu saja sulit untuk membayangkannya terjadi. Sulit untuk membayangkan saudara-saudara muslim di Indonesia untuk tak melakukan pergerakan dan memilih konsentrasi dulu membantu sesama di dekatnya, katakanlah, tetangga, yang sebetulnya lebih membutuhkan perhatian.
Sulit untuk membayangkannya, karena bagi pemeluk agama lain, jika terjadi kasus yang sama, pasti juga tidak tinggal diam. Minimal ngedumel di media sosial dan memeriahkan naiknya sebuah tagar. Atau paling mentok, menyalahkan pemerintah yang dirasa terlalu pasif.
Narasi soal Muslim Uighur ini memang perlu disikapi secara hati-hati. Saya, sebagai bukan pemeluk Islam, agak sedikit khawatir. Ya saya cuma bisa khawatir, karena kalau sudah ikut sok-sokkan komentar, jatuhnya tidak otoritatif. Memeluk Islam saja tidak, tahu soal situasi sosial di Xianjiang juga tidak, masih sulit menyaring berita, kok mau berkomentar ndakikndakik.
Mengapa saya khawatir? Kembali ke perasaan saya saja.
Begini. Dari banyak media, baik dalam maupun di luar, saya mendapatkan banyak input soal kondisi muslim Uighur. Pada intinya, mereka sulit beribadah, bahkan dijebloskan ke penjara dan kamp konsentrasi oleh pemerintah Cina karena memeluk Islam. Namun, media yang sama memuat berita yang isinya sama sekali berlawanan.
Adalah detik.com, memuat dua berita yang bertolakbelakang. Berita pertamatertanggal 01 April 2017 berjudul “China Larang Warga Xianjiang Berjanggut Panjang dan Berjilbab di Area Publik”. Isinya, kurang lebih sama seperti judul dengan tambahan tidak boleh berjanggut dengan ukuran yang “abnormal”. Kata “abnormal” ini juga tidak jelas. Apakah dengan panjang lima meter, atau janggutnya dikribo, digimbal, atau dibagaimanakan.
Nah, berita kedua adalah berita agak baru yang tayang pada tanggal 18 Mei 2018 berjudul “Benarkah Muslim Ditindas di Xianjiang China?”
Berita tanggal 18 Mei 2018 berisi “laporan investigasi” wartawan Detik yang berkunjung langsung ke Xianjiang, Cina. Dari laporan tersebut, tidak ditemukan jejak kekerasan kepada muslim Uighur atau larangan punya janggut panjang.
Abdurakib Bin Tumurniyaz, Presiden Xianjiang Islamic Institute mengungkapkan bahwa tidak ada yang namanya larangan memeluk dan merayakan Islam. “Berita soal puasa Ramadan dilarang, itu tidak benar! Datang saja ke sini dan lihat langsung. Tidak ada aturan larangan. Saya memelihara janggut panjang begini apa saya ditangkap? Kan tidak.”
Belum beberapa lama, MOJOK menayangkan laporan pandangan mata Novi Basuki yang sudah dari tahun 2011 belajar di Cina. Novi mengungkapkan bahwa pemerintah Cina tidak pernah melarang muslim Uighur untuk merayakan Islam.
Yang diperangi oleh pemerintah Cina adalah ekstrimis dan separatis, yang kebetulan memanfaatkan Islam sebagai alat propaganda. Ya tidak berbeda dengan sebuah negara yang masih susah payah memerangi teroris dengan kedok agama. Padahal, agama itu sendiri damai dan membebaskan.
Nah, jika Detik, menayangkan dua berita yang saling bertolakbelakang, berita mana yang harus kita ikuti? Apakah kita tidak bisa “netral” memandang masalah ini.
Netral bukan berarti tidak peduli. Netral adalah menerima banyak berita, lalu mencernanya secara sempurna karena semuanya tidak berarti tidak bisa dirembug-rembug. Netral adalah mencari kebenaran dalam ketenangan ketimbang langsung berteriak lantang untuk mengecam atau menolak pihak lain karena ikut-ikutan temannya.
Ini lho yang saya khawatirkan. Bukan hanya kepada saudara-saudara muslim saja, tapi semua pemeluk agama. Sebagai manusia, kita cenderung memihak. Dan setelah memihak, kita menjadi terlalu hitam-putih. Kita meniadakan rahmat dan memandang “yang berbeda” dengan tatapan sinis, bahkan menyalahkan, seakan-akan “yang berbeda” itu seperti beol yang belum kesiram.
Media akan memberitakan apa yang perlu diberitakan. Apalagi untuk hardnews dan sangat ramah momen. Kembali ke kita masing-masing untuk memilah mana yang benar dan perlu. Sebuah level katarsis yang paripurna. Sulit diraih karena adanya “keberpihakan yang memaksa”.
Masalah muslim Uighur ini juga bisa kamu masukkan ke dalam konteks Natal. Percayalah, kamu pakai topi Natal itu tidak auto-Katolik atau auto-Kristen. Masuk Katolik itu susah. Bahkan kamu bisa gagal di tengah prosesnya yang bisa berjalan lebih dari enam bulan.
Menolak merayakan sebuah perayaan agama lain tentu sah-saha saja. Tapimbok jangan menghakimi dan melukai perasaan saudara-saudara lainnya. Kan yang minoritas sudah mengalah, apakah kalian tidak tergugah?
Lalu, bagaimana dengan bagian Glory! Glory! Hallelujah? Ya nggak kenapa-kenapa, sih. Itu cuma lagu rohani Kristen yang digubah oleh pendukung Prabowo menjadi “lagu pujian” kepada capres nomor dua itu. Bayangkan kalau itu kubu petahana yang bikin.
Lha ya terus kenapa? Ya nggak apa-apa. Pak Prabowo kan didampingi seorang santri post-Islamisme dan ulama, Sandiaga Uno. Apa nggak takut, dituduh kafir karena menyerupai sebuah kaum?
Apa? Tidak apa-apa karena Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika dan toleransi dijamin oleh Undang-Undang? Alhamdulilah.
Yah, itulah contoh sebuah keberpihakan yang terlalu hitam-putih.
Muslim Uyghur dan Natal MOJOK.CO

JOKOWI KESAL KARENA TERUS DITUDUH SEBAGAI TUKANG KRIMINALISASI ULAMA

Isu tentang “kriminalisasi ulama” yang sempat mencuat dalam beberapa waktu terakhir akhirnya memaksa Presiden Jokowi untuk ikut angkat bicara menyuarakan kegelisahannya.
Seperti diketahui, Jokowi memang menjadi pihak yang kerap menjadisasaran pertanggungjawaban atas tuduhan kriminalisasi ulama.
Penahanan penceramah kondang (Ehm, sebenarnya nggak kondang-kondang amat sih) Bahar bin Smith atas kasus penganiayaan beberapa waktu yang lalu, misalnya, membuat tuduhan kriminalisasi ulama kepada pemerintahan Jokowi mengalir dengan begitu deras.
Mungkin karena sudah jenuh dituduh melulu, Jokowi akhirnya berontak. Ia pun meluapkan unek-uneknya terkait dirinya yang berkali-kali menjadi sasaran tuduhan kriminalisasi ulama.
Dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura dukung Jokowi – Ma’ruf di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, Rabu 19 Desember 2018 lalu, Jokowi sempat memberikan semacam imbauan agar masyarakat tidak serta-merta menganggap proses hukum terhadap oknum ulama yang melanggar hukum sebagai kriminalisasi ulama.
“Ini jangan sampai karena ada kasus hukum terus yang disampaikan adalah kriminalisasi ulama,” kata Jokowi. “Misalnya mohon maaf, kalau ada yang memukuli orang, urusannya dengan polisi bukan dengan saya. Ya mesti seperti itu. Masa mukuli sampai berdarah-darah. Saya sih enggak ngerti. Mesti polisi bertindak kalau ada kasus hukum seperti itu. Kalau enggak ada kasus lalu dibawa ke hukum, ngomong saya. Kalau ada kasus hukum, ya saya sulit.”
Kegelisahannya tentang tuduhan kriminalisasi ulama itu kemudian kembali diutarakan Jokowi di depan para relawan pendukung Jokowi di Makassar, pada Sabtu, 22 Desember 2019 kemarin.
Menurut Jokowi, ketika ada oknum ulama yang terjerat kasus, maka hal tersebut merupakan wilayah hukum tersendiri.
“Kalau ada misalnya ini ulama yang terkena kasus hukum, ya sudah menjadi wilayah hukum jangan ditarik-tarik ke saya. Itu urusannya wilayah hukum ya kalau ada kasusnya ya mesti diselesaikan di wilayah hukum kan,” ujar Jokowi.
Jokowi kemudian mengatakan bahwa tak mungkin jika dirinya mengkriminalisasi ulama, sebab selama ini, dirinya justru ingin merangkul ulama dan para tokoh agama.
Hal tersebut menurut Jokowi ia buktikan dengan menggandeng Ma’ruf Amin sebagai cawapres.
Ah, Pak Jokowi ini kayak nggak tahu gimana Indonesia aja. Di Indonesia ini, Presiden punya banyak tugas, dan menjadi kambing hitam adalah salah satunya.
Jangankan kriminalisasi utama, lha wong baterai laptop cepet habis saja, itu bisa jadi salah Jokowi.
kilas-jokowi-kriminalisasi-ulama-mojok

Re-Post by MigoBerita / Senin/24122018/12.55Wita/Bjm

MENGAPA Mesin Pencari di http://banjarmasin.tribunnews.com/search? Tidak Memunculkan Ustadz GUS MUWAFIQ malah yang Lebih Banyak adalah Ustadz Abdul Somad LC yang dianggap "Kontroversi"

MigoBerita-Banjarmasin- MENGAPA Mesin Pencari di http://banjarmasin.tribunnews.com/search? Tidak Memunculkan Ustadz GUS MUWAFIQ malah yang Lebih Banyak adalah Ustadz Abdul Somad LC yang dianggap "Kontroversi", apakah Pemberitaan Media sekelas Banjarmasin Post ini memang " Tidak Ingin" mengetahui sosok Ustadz Gus Muwafiq yang di Undang Ke Istana Presiden ketika Acara Maulid Tahun 2018, sedangkan Ustadz Abdul Somad, LC malah "MENOLAK" ketika pernah di Undang Ke Istana untuk Berceramah atau TIM IT nya yang bertugas menampilkan Berita secara ONLINE memang "Pura-pura" Tidak Tahu atau Memang Tahu, tapi enggan memberitakan Sosok Ustadz GUS MUWAFIQ ini, karena baik Ustadz Abdul Somad, LC dan Ustadz Gus Muwafiq ketika diketik di Mesin Pencari Video di Youtube masih bisa di akses atau bisa dikatakan "Sama Banyak" peredaran Videonya yang bisa di Tonton.
Semoga Informasi ini menjadi Info bersama, bahwa ketika suatu Berita atau Sosok hanya ditampilkan sesuai sang Penulis Berita atau sesuai Admin yang menampilkan Berita tentu akan "Mempengaruhi" Publik baik secara Langsung Maupun Tidak Langsung, apalagi di Tahun Politik 2018-2019 ini.





Sumber Google Image hasil Screen Shoot hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018 pukul 11.13 Wita

https://www.tagar.id/muslim-uighur-jualan-baru-prabowo
https://www.tagar.id/erick-thohir-negara-ini-akan-mundur-jika-dipimpin-orang-gagal-seperti-prabowo
https://www.tagar.id/bj-habibie-mengenai-jokowi-ia-teguh-dalam-niat-baik
https://www.tagar.id/gus-yaqut-persoalan-uighur-di-xinjiang-tidak-bisa-hanya-dilihat-satu-segi
https://www.tagar.id/foto-freeport-kembali-ke-pangkuan-ibu-pertiwi
https://www.tagar.id/sby-sebut-dirinya-tak-pernah-mengganggu-dan-tak-ingin-diganggu
https://www.tagar.id/boni-hargens-cara-kampanye-prabowo-adalah-teror