Arsip Migo Berita

2024 TENGGELAM ??!! : Partai Demokrat & PKS partai OPOSISI pemerintahan Jokowidodo


Migo Berita - Banjarmasin -
  2024 TENGGELAM ??!! : Partai Demokrat & PKS partai OPOSISI pemerintahan Jokowidodo. Tapi gelar "Oposisi" sepertinya hanya untuk dipemerintah pusat, namun kalau di daerah kabupaten/kota hingga provinsi, terlihat nampak ada semacam "kolaborasi". Agar yang samar nampak jelas, maka sudah siapkah warga Indonesia dan khususnya rakyat Banua Banjar mempelajari POLITIK. Sehingga mereka yang katanya mewakili Banua Banjar atau warga Indonesia dimanapun itu, benar-benar "MEMPERJUANGKAN" rakyat Indonesia. Contoh konkritnya, ketika ada yang benar-benar berpihak kepada masyarakat yang memang memerlukan, khususnya kepada masyarakat lansia dari 60 tahun keatas sudah seharusnya ditanggung pemerintah daerah hingga pusat, baik itu tentang Kesehatan hingga makan minumnya setiap hari plus pelayanan PDAM dan PLN nya, seandainya ini bisa terwujud, tentu semua Lansia (Lanjut Usia) yang memang memerlukan akan terbantu, tidak perduli dia memiliki rumah atau tidak, ketika para lansia tersebut tidak bekerja lagi atau tidak mungkin bisa lagi menghasilkan pendapatan, maka sudah selayaknya diperjuangkan Hak Hidupnya baik kesehatan dan makan minumnya. SEMOGA ini bisa terwujud, selain ide-ide inspiratif lainnya.

Bikin Malu! Sibuk Melakukan Pencitraan, Anies Malah Dipaksa Keruk Kali oleh Majelis Hakim

Anies sepertinya masih terbawa cara kerja lamanya sebagai seorang dosen. Padahal saat ini ia adalah kepala daerah. Hal ini terlihat dari apa yang dia kerjakan. Hanya berteori, berteori dan berteori doang. Tapi prakteknya minim.

Kita lihat saja program kerjanya. Keren semua pada intinya. Ada rumah DP nol rupiah, naturalisasi sungai, OK Oce, Jakarta bebas banjir, Sembako murah dan berkualitas, KJP dan KJS plus, hingga 200 ribu lapangan kerja baru.

Hanya saja, bagaimana hasilnya?

Tidak seperti yang diharapkan ferguso.

Seperti program rumah DP nol rupiah, yang terealisasi hanya 0,3 persen saja dari janji. Dari target mau membangun 230 ribu rumah, yang terbangun hanya 780 unit doang.

Ini kok kayak bercanda menjalankan program. Masa yang dikerjakan gak sampai 1 persen dari target? Padahal tahun ini merupakan tahun terakhir lho, Anies menjabat sebagai gubernur.

Dan mirisnya lagi, proyek rumah DP nol rupiah itu justru dinikmati oleh segelintir orang.

Tidak tanggung-tanggung, 4 orang sekaligus ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait korupsi pengadaan tanah di Manjul, Kelurahan Pondok Ranggon, Jakarta Timur untuk program DP nol rupiah.

Diketahui pelaku bersekongkol me-mark up atau menggelembungkan harga tanah tersebut. Hingga negara mengalami kerugian mencapai angka Rp 100 miiliar.

Begitupun dengan program Jakarta bebas banjir, gak ada tuh kelihatan hasilnya.

Ibukota negara tersebut tetap saja banjir.

Yang dilakukan Anies justru kontraproduktif dengan prinsip penanganan banjir, yakni melakukan pengadaan toa.

Jumlah anggaran untuk beli toa yang disiapkan kala itu juga tidak main-main yakni Rp 4 miliar.

Hanya saja, untung Wan Anies cepat sadar. Hingga dia meminta pembelian toa itu distop.

Padahal sebelumnya dia sendiri yang mengatakan toa paling bagus untuk peringatan banjir.

Sementara, drainase vertikal atau sumur resapan yang dibuat Anies, kita tahu sendiri hasilnya seperti apa.

Bukannya mengatasi banjir tapi malah mengganggu pengendara yang lewat.

Terakhir, do your magic!. Sumur resapan yang sudah dibangun dengan dana yang tidak sedikit itu, belum juga diresmikan tapi sudah ditutup lagi.

Namun, kalau melihat yang terjadi sekarang, Anies memang sudah tidak peduli lagi soal banjir ini.

Yang ada di benaknya cuma bagaimana jadi presiden doang. Karena, meskipun prestasinya tidak ada tapi nafsu berkuasanya tetap saja setinggi Monas.

Lihat saja apa yang dia lakukan sekarang, sibuk melakukan pencitraan. Seperti ikut panen padi di Sumedang dan Cilacap.

Coba bayangkan, apa hubungannya gubernur DKI panen padi di Cilacap yang notabene masuk wilayah Jawa Tengah?

Ganjar saja gak panen padi kok, malah Anies yang sibuk kongkow turun ke sawah di provinsi lain.

Termasuk juga mantan Mendikbud itu kini lagi sibuk membangun channel youtube pribadinya. Namanya #AniesBaswedan #DariPendopo. Yang sudah memiliki 139 ribu subscriber.

Namun jika dibandingkan dengan akun YouTube Ahok, jumlah subscriber Anies ini masih kalah jauh. Chanel 'Panggil Saya BTP' sudah memiliki 1,08 juta subscriber.

Itu artinya apa?

Orang Indonesia kurang suka dengarin kepala daerah yang cuma bisa ngoceh doang tapi pencapaiannya tidak ada.

Begitupun dengan Formula E yang mau dijadikan panggung oleh Anies.

Sudah banyak banget duit DKI habis untuk perhelatan balap mobil listrik tersebut. Termasuk ratusan pohon di Monas ikut ditebangi demi menggelar balap untuk bule itu (karena pesertanya tidak ada orang Indonesia).

Tapi sampai sekarang belum ada hasilnya.

Ujung-ujungnya Anies sendiri yang kena batu-nya.

Baru-baru ini ia dihukum keruk kali Mampang oleh Majelis Hakim PTUN Jakarta.

Yang ini berawal dari gugatan warga korban banjir terhadap gubernur tata kata itu. Mereka menilai, Anies tidak serius dalam melakukan pengerukan kali Mampang. Terbukti dengan tidak tuntasnya pekerjaan itu. Sehingga menyebabkan beberapa rumah warga terkena banjir.

Karena hakim yang memerintahkan, maka mau tidak mau Anies rehat sejenak dulu dari ngurus chanel YouTube-nya, tapi mesti ngeruk kali dulu sampai tuntas.

Jangan pakai tangan lagi ya Om Anies, ngeruknya. Nanti kelamaan. Sampai lebaran kuda belum juga akan kelar.

Inilah resiko punya gubernur Kadrun. Ndablegnya sampai menyundul langit.

Yang repot warganya. Mesti harus ke pengadilan dulu agar gubernurnya mau bekerja.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bikin-malu-sibuk-melakukan-pencitraan-anies-9EEX5Z8tYZ

Haris Pertama Digebukin Debt Collector! Bawa Nama Jokowi, Mirip Novel Baswedan! Haha

Haris Pertama jadi saksi dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ferdinand Hutahaean. Dia ini paling bacot dan suaranya paling sok lantang berbicara soal penistaan dan begitu menyerang Ferdinand yang ternyata adalah mualaf.

Publik sempat ketawa melihat saat datang jadi saksi, Haris Pertama mukanya bonyok digebukin sama orang tak dikenal. Dia ngangkat-ngangkat nama presiden Jokowi dan Bapak Listyo Sigit Prabowo yang merupakan Kapolri yang beragama Kristen.

Orang ini di Twitternya sok merasa penting, seolah-olah dia harus diperhatikan sama Joko Widodo dan Listyo Sigit Prabowo yang merupakan dua orang penting di Indonesia ini. Mirip banget sama Novel Baswedan, cari perhatian, cari muka, tampang dan nggak jelas. Novel Baswedan kan kita tahu sendiri kasusnya saat ditetesi air keras oleh orang tak dikenal yang ternyata punya dendam karena saat Novel jadi Kompol di kepolisian, melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Hahaha.

Sama juga dengan Haris Pertama, dibongkar oleh polisi, ternyata 5 tersangka yang bikin muka Haris Pertama menjadi seperti orang kedua, adalah debt collector. Artinya apa? Artinya ya Haris Pertama diduga punya utang yang nggak dibayar-bayar ke penagih.

Apalagi kejadiannya dilakukan di tempat yang terbuka, artinya memang itu kemungkinan besar adalah debt collector yang disuruh. Setelah Hercules dijadikan staff ahli oleh Anies, para debt collector datang menggebukin Haris Pertama.

Tentu saya tidak setuju dengan tindakan main hakim sendiri dan menggunakan debt collector untuk menebar teror kepada para pengutang. Tapi ya bagaimana pun juga, pihak swasta seolah sudah malas bawa-bawa institusi resmi untuk menagih utang. Karena apa?

Karena polisi masih nggak terlalu responsif soal ini. Pengancaman debt collector pun ya mau tidak mau jadi jalan lain untuk membuat para pengutang macam Haris Pertama ini dilakukan. Jalan menyewa debt collector ini menjadi satu cara yang cukup efektif.

Tapi kalau sampai digebukin sih, kita bisa asumsikan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, pihak pengutang itu memang kejam dan sadis. Pengutang itu memang nggak punya hati dan nggak punya perasaan sampai harus gebukin orang lucu bernama Haris. Tapi buat saya, kemungkinan pertama ini sangatlah kecil. Karena secara data, debt collector itu nggak akan sampai gebukin. Paling banter ya teriak-teriak saja di depan pintu rumah. Atau berbicara dengan nada tinggi sambil gebrak-gebrak meja. Kalau sampai gebukin, nggak banyak infonya.

Masuklah ke kemungkinan kedua. Kemungkinan kedua adalah Haris Pertama memang belagu. Dia menantang dan seolah-olah tidak mau membayar utangnya. Karena polisi membongkar bahwa pelakunya adalah debt collector, artinya ya kemungkinan besar urusan utang.

Urusan utang yang tidak dibayar. Biasanya ada pepatah bahwa orang yang ngutang seringnya lebih galak daripada yang diutangin. Mungkin Haris Pertama adalah orang macam gini. Makanya harus didatangi debt collector. Mungkin merasa penting, Haris jadi belagu.

Tapi belagunya Haris Pertama ini, nggak ada apa-apanya di hadapan para debt collector. Mungkin debt collector ini dipancing juga sama Haris Pertama. Jadi ada potensi playing victim. Lalu para kadrun pun koar-koar, bahkan ada yang bilang mereka suruhan Ferdinand.

Kadang kita melihat ada yang aneh dengan hal ini. seolah-olah hari pertama ini merupakan orang yang begitu penting dan jadi selebriti sehingga dia harus diurusin sama Jokowi dan Listyo soal ketika dia digebukin gara-gara utangnya sendiri.

Memangnya dia siapa? Sok penting kayak Novel Baswedan. Urusan polisi ya polisi saja. Nggak usa harus Jokowi dan Listyo. Ketinggian coy!

Playing Victim dan belaga menjadi korban atas zalimnya pemerintahan ini. Gua jadi inget Ratna yang digebukin, tapi ternyata operasi plastik. Prabowo ikut-ikutan bodoh pula.

Aneh betul kan? Jadi bagi Haris Pertama, kalau nggak mau bonyok, ya jangan belagu. Kalau ada utang, ya dibayar sesuai tanggal jatuh tempo. Kalau nggak bisa bayar, ya jangan playing victim. Nggak usah sok jagoan bawa-bawa presiden.

Sebagai ketua KNPI, kan jadi malu ini para pengekormu. Semoga saja Haris cepat sembuh, biar nggak selucu sekarang lagi.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/haris-pertama-digebukin-debt-collector-bawa-nama-NehBrek7SL

Milad ke 44, Masjid Istiqlal Siap Menuju Pengelolaan Masjid yang MANTAP

Jakarta, 22-02-2022) JAKARTA – Majid Istiqlal adalah masjid terbesar di negara muslim terbesar di dunia. Masjid bangsa Indonesia yang telah mampu meningkatkan literasi keagamaan masyarakat, mencerahkan masyarakat, memberikan pencerahan kepada masyarakat Indonesia secara umum.

Dirjen Bimas Islam, Kamarudin Amin menyatakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada peringatan Milad ke-44 Masjid Istiqlal, Selasa (22/2). Peringatan Milad ke-44 Masjid Istiqlal (22 Februari 1978-22 Februari 2022) pada hari ini mengusung tema “Milad ke 44, Masjid Istiqlal Siap Menuju Pengelolaan Masjid yang MANTAP (Modern Amanah Terukur Akuntabel dan Profesional)”.

Menurut Dirjen Bimas Islam, Masjid Istiqlal sudah patut untuk meneguhkan diri sebagai masjid yang menjadi model keberislaman wasathiyah untuk bisa disebarkan ke masyarakat Islam dunia. “Sudah saatnya Istiqlal meneguhkan diri sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara untuk terus mendiseminasikan dan mewakili Indonesia untuk mengartikulasikan keberagamaan Islam Wasathiyah Indonesia. Artikulasi Islam Indonesia yang sangat patut menjadi model keberislaman Islam dunia,” kata Dirjen Bimas Islam. Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar, mengatakan, di usia 44 tahun ini, Istiqlal mengusung 44 program prioritas, salah satunya adalah program pendidikan kader ulama (PKUP), dan juga program kader ulama perempuan (PKUP).

"kita ada 44 program prioritas. ada program pendidikan kader ulama, ada juga kader ulama perempuan. Kader ulama perempuan ini satu-satunya yang ada di dunia," kata Kiai Nasaruddin.

Turut hadir pula dalam mengisi acara sambutan, yaitu Menteri PUPR sekaligus Dewan Penasehat BPMI, Dr. H. Ir. Basuki Hadi Mulyono. Dia dalam sambutannya berharap bahwa pentingnya program pendidikan kader ulama untuk mengisi kesejukan umat beragama yang saat ini penuh dengan saling hujat menghujat.

“Jadilah ulama yang bisa menyejukkan umat. Tidak boleh ada yang saling menghujat. Saya berharap dengan program kader ulama Istiqlal ini. Bisa mewarnai kesejukan kita dalam berbangsa bernegara dan bermasyarakat”.

Acara milad ke 44 Masjid Istiqlal ini dihadiri oleh Tamu undangan penting yaitu Prof Dr Thib Raya, Prof Nasarudin, Dirjen Bimas Islam Kamarudin Amin, Menteri PUPR Dr. H. Ir. Basuki Hadi Mulyono, M.Sc.,Ph.D , Direktur Beasiswa LPDP Ir Dwi Larso. Direktur Psca PTIQ. Dan juga Perwakilan kedutaan dari negara sahabat, duat besar US, Ukraina, Arab Saudi, dan Irak.

Acara berlajalan lancar dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. 

Sumber Utama : https://seword.com/puisi/milad-ke-44-masjid-istiqlal-siap-menuju-cwqkt2qdeN

Tifatul Kebakaran Jenggot. Jangan-jangan PKS Partai Yang Menampung Terorisme?

Terduga teroris ada di sejumlah ormas Islam? Partai Politik? Dan bahkan di lembaga negara? Wow kalau ini benar, sungguh sangat mengkhawatirkan, sebab para teroris itu ideologinya hanya sebuah paksaan, karena merasa dirinya paling benar, mereka pun sangat pede lalu gencar melancarkan pemaksaannya kepada orang lain.

Padahal semua itu masih bisa dikaji dan dibahas sedalam-dalamnya. Tapi yah... bagaimana lagi, pikiran mereka memang sengaja didangkalkan sehingga tak ada kompromi untuk berdiskusi, mengkaji ataupun menelaah ideologi yang sedang diresapinya.

Para teroris itu apapun gayanya, tindakannya sangat horor, dan namanya terorisme, tentu saja aksi-aksi teror adalah jalan ninjanya, adalah nafasnya, dan ini sangat tidak bisa dibendung kecuali dengan aksi tegas dan prosedur hukum yang sangat mumpuni, semua demi mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar lagi. Terorisme itu ibarat penyakit kanker ganas yang pengobatannya wajib dioperasi atau bahkan diamputasi karena sudah menginfeksi jaringan tubuh, maka menghambatnya dengan amputasi.

Jadi ideologi terorisme memang harus diamputasi sebelum mereka tumbuh subur dan menyebarkan virus-virus kebencian dan kedangkalan berpikir, apa-apa diharamkan dan disesatkan.

Dan sudah jelas bahwa pintu masuk terorisme itu ada pada aliran wahabi, sebuah mazhab sempalan dalam Islam yang getol menyalahkan pihak lain, bahkan dalam Islam sendiri tak jarang aliran ini mengkafirkan, mengharamkan, mensesatkan, dan pada puncaknya mereka mengajak memerangi orang-orang yang dituduhnya kafir dan munafik, padahal merekalah yang munafik dan sangat berbahaya.

Dan itulah kenapa Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan bahwa pihaknya banyak menemukan terduga terorisme di sejumlah ormas Islam, Partai Politik dan hingga lembaga negara, karena aliran wahabi atau sejenisnya ini berhasil masuk dan berbaur ke dalam lembaga atau ormas, atau mereka dengan gaya sok sholeh atau alim, membuat ormas dan partai, lalu masuk menawarkan diri ke lembaga-lembaga negara.

Awalnya mereka biasanya membuka kajian-kajian bertema kehidupan sehari-hari, tentang bagaimana bertobat, tentang bagaimana berbuat baik, hingga seolah-olah mereka paling paham soal Tauhid atau Ketuhanan, namun tak lama kemudian, mereka pun berbicara soal sunnah atau yang mereka sebut sebagai tindakan mencontoh nabi. Padahal, mencontoh Nabi Muhammad SAW atau meneladaninya bukan dengan model kaku, sunnah nabi tidak sebatas urusan jenggot dan celana cingkrang belaka, tapi lebih luas lagi maknanya, apalagi untuk mensinkronkan dengan kehidupan saat ini yang sudah pasti sangat banyak perubahannya atau perbedaannya dengan zaman dimana Nabi Muhammad SAW dulu pernah hidup, dan bahkan di Indonesia, sangat jauh beda dengan kultur di Arab sana.

Nah, para pentolan Tokoh-tokoh wahabi ini berhasil masuk dan mempengaruhi orang-orang yang selama ini merasa kering jiwa spiritualnya di suatu lembaga negara misalnya, dengan bergabung dan merasa sudah menjalankan sunnah nabi, muncullah upaya untuk ikut terlibat dalam kegiatan yang mereka sebut berdakwah.

Tapi ternyata, mereka justru menimbulkan masalah-masalah yang sangat serius di lingkungan kerja dan masyarakatnya, bahkan tak jarang karena mereka melihat orang lain masih dalam kategori kafir dalam pandangannya, mereka pun bersikap eksklusif dan jarang bergaul dengan masyarkat umum, dan muncullah sekat-sekat atau merasa paling spesial.

Dan gerakan mereka sistematis, ada ormas sebagai wadah penampung eksklusivitasnya, bahkan ada partai yang mereka jadikan sandaran, dan semua gerakan-gerakan yang mereka lakukan pada akhirnya merongrong negara.

Bayangkan betapa munafik dan bejatnya mereka, mendapatkan nafkah dari lembaga negara tempat mereka bekerja tapi malah menyerang balik negara, menthogutkan pemerintah, menilai Garuda sebagai simbol berhala, dan apalagi kalau ada banyak patung dan gambar-gambar atau foto-foto, mereka pun merasa geram dan menilai itu semua adalah budaya jahiliyah, nauzubillah min dzalik.

Padahal aliran inilah sebenarnya adalah kaum jahiliyah, yang kaku memahami agama dan bahkan cenderung menimbulkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Jadi apa yang dilakukan oleh kelompok wahabi selama ini adalah upaya untuk menjahiliyakan kaum muslimin yang hidup di zaman modern ini, yang sudah mengalami perkembangan keilmuwan. Maka karena itulah, wahabi bahkan mengharamkan ilmu-ilmu seperti filsafat dan logika, kecuali bagi mereka yang ingin merusak umat lebih dalam lagi, beberapa dari mereka mengali logika dan filsafat bahkan retorika lalu mencari celah untuk mencounter serangan yang mereka dapatkan. Tapi yahh...pada akhirnya mereka pun akan kebakaran jenggot.

Ditemukannya terduga terorisme di beberapa ormas Islam, partai politik dan bahkan di lembaga negara, ini sudah bisa diprediksi adalah gerakan aliran-aliran sempalan seperti wahabi dan sejenisnya, mereka bertahun-tahun bergerak, dan paling nyaman dan leluasa mereka menyebarkan virus terorisme adalah di zaman SBY, bayangkan 10 tahun masa pemerintahan SBY adalah masa yang sangat cukup bagi kelompok ekstrim ini meluaskan jaringannya. Dan efeknya di zaman Jokowi barulah terjadi banyak aksi-aksi yang sangat brutal.

Sangat beralasan ketika pentolan PKS Tifatul Sembiring bereaksi atas informasi yang disampaikan pihak BNPT ini. Karena bisa jadi partai yang dimaksud BNPT adalah PKS, sebelumnya kan ada partai umat, bisa jadi terduga teroris itu sebelumnya dari PKS juga kan? PKS sebenarnya sudah sangat jelas kebusukannya, tapi itulah baiknya negara ini, masih memberikan kesempatan dan upaya-upaya hukum para teroris itu membela diri. Buktinya beberapa tersangka terorisme seperti Farid Okbah dan Munarman, masih bisa berbicara membela diri di pengadilan.

Pada pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019, kita sudah menyaksikan aksi-aksi PKS yang begitu brutal. PKS punya andil besar dalam kampanye brutal dan sadis tersebut. Dan bagaimana masifnya mereka menuduh Jokowi sebagai PKI dan bahkan dituduh anti Islam, benar-benar biadab kan?. Ada banyak fitnah dan hoax yang dimainkan PKS, tapi lihatlah sekarang ini, partai ini masih bisa eksis, bahkan sudah berganti logo, meskipun logo itu tetap tidak bisa membersihkan kebusukan yang ada di dalam partai ini.

Jika ormas yang dimaksud selain FPI, maka ada beberapa ormas yang masih diincar berdasarkan data-data yang sudah terkumpul dengan sangat rapi dan lengkap. Lalu partai selain PKS dan partai umat, partai mana lagi yang doyan melemparkan fitnah dan hoax? Partai mana yang banyak kadernya suka nyinyir pada pemerintah? Bahkan PKS wajib dipertanyakan ideologinya, apalagi PKS disebut sebagai komunisme dalam kemasan yang berbeda, mereka komunis dalam kemasan agamais, dan bahkan PKS bersikukuh tolak azas tunggal pancasila di RUU ormas. Maka apakah PKS ini sarannya terorisme? Wajib diselidiki dan digeledah, dan cuitan Tifatul Sembiring itu mungkin memang sedang kebakaran jenggot.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/tifatul-kebakaran-jenggot-jangan-jangan-pks-a702ljELZx

Tengil! Bermaksud Melucu, Admin Kominfo Malah Ngibrit Saat Cuitannya Dijulidin Netijen

Peran media sosial saat ini sangat vital. Walau awalnya dianggap sebagai produk tekhnologi yang mengkhianati keluhuran budi manusia, namun toh pada akhirnya semua orang tak bisa mengelak daya pengaruhnya bagi peradaban manusia.

Saat medsos masih merupakan barang baru, ia seringkali dihujat sebagai pemicu dari renggangnya hubungan sosial antarinsan konvensional. Jika sebelumnya kekerabatan dan kekariban ditandai dengan ngumpul bareng dengan guyub, lalu akibat munculnya medsos, kebersamaan jadi terjeda sebab ada yang sibuk mengutak-atik HP dibanding teman di hadapannya. Medsos pun akhirnya dituduh sebagai setan pembawa bencana.

Para penuduh itu lupa bahwa peradaban manusia itu dinamis, bergerak ke depan menuju titik di mana semua kebutuhannya terlayani dengan baik lewat kecanggihan tekhnologi. Bahwa, perubahan dalam menghadapi dinamika tersebut membawa serta dampak itu sudah pasti. Namanya juga dinamika, tentu ada perubahan.

Demikianlah, kini peran medsos sudah menjadi semacam sebuah kebutuhan vital eksistensial seseorang akibat dari perubahan itu. Karena vital, maka medsos pun perlu dimiliki oleh korporat baik swasta pun pemerintahan. Itulah mengapa hampir semua korporat pun instansi memiliki akun media sosial populer seperti Facebook, Twitter, IG dan Youtube.

Akan tetapi justru karena sifanya yang vital tersebut, sebuah aplikasi medsos tidak bisa dikelola secara sembarangan apabila ingin menimbulkan citra diri yang relevan. Khusus untuk korporat atau bisnis, pengelolaan medsos yang baik adalah marketting tools atau media pewartaan diri yang baik. Salah mengelola, rusak pula citra diri yang hendak dibangun.

Pemahaman seperti ini sepertinya tidak dimiliki oleh admin Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) kita di aplikasi media sosial twitternya. Saya catat telah dua kali akun resmi Kominfo di twitter mununjukkan pengelolaan yang kurang profesional.

Pertama, Juli 2021. Saat Presiden Joko Widodo umumkan PPKM pertama kali, admin Twitter Kominfo lakukan hal yang keliru.

saat Kominfo merilis pernyataan Presiden Joko Widodo soal perpanjangan PPKM, postingan Kominfo cepat-cepat dihapus hanya karena dipersoalkan oleh beberapa pentolan oposisi yang biasa nyinyir ke pemerintah.

Padahal, yang disampaikan itu benar adanya. Bahwa semula Presiden memang berniat hendak perpanjang PPKM hingga tanggal sekian, beberapa hari kemudian memang diralat jadi diperpendek oleh Bapak Presiden sendiri. Postingan Kominfo yang dhapus itu postingan pada saat rencana awal Bapak Presiden belum diralat. Lantas, mengapa mesti dihapus hanya karena disindir-sindir politisi sampah yang demen cari rame dengan pemerintah?

Bagi yang mau kepo, bisa baca di sini kritikan saya tentang kejadian itu tempo hari: Kritikan Kader Demokrat ini benar adanya, mari kita beri dia paha mulus!.

Kedua, Oktober 2021. Admin twitter Komnfo kembali bikin ulah memalukan. Komentar miring pengguna Peduli Lindungi di playstore ditanggapinya dengan menyalah-nyalahkan pegawai-pegawai magang di Kominfo sebagai biang BUGsnya Peduli Lindungi.

Admin yang profesional tidak akan melakukan tindakan sebodoh itu. Artinya begini. Meskipun misalnya keberadaan BUGs di Peduli Lindungi adalah keteledoran staf IT Peduli Lindungi Kominfo, tidak perlulah sampai diungkap ke publik. Cukup laporkan saja ke pihak yang lebih berkewenangan di internal untuk benahi hal itu.

Menyalah-nyalahkan sejawat di hadapan user yang komplain tidak akan membuat user seketika puas. Sudah jelas user tidak peduli siapa yang jadi biang kerok penyebab, mereka taunya Kominfo. Titik. Maka, cukup meminta maaf kepada user atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, namun secara internal segera ambil langkah pembenahan semisal beri laporan ke pejabat yang lebih berwenang menangani BUGs itu seraya beri notice kepada sejawat yang jadi biang kerok.

Sebaliknya, jika menyalah-nyalahkan sejawat, kesannya seperti cuci tangan pakai oli, berniat membersihkan diri malah makin berlumur kotor yang pekat. Sepertinya admin Kominfo ini suka menyapu rumahnya pakai sapu kotor.

Ketiga kalinya adalah sekarang. Tingkah tengil admin twitter Kominfo ternyata terulang kembali. Bermaksud melucu dengan pleset-plesetkan horoskop dalam unggahannya, eh tak lama kemudian postingan-postingan itu dihapus hanya gara-gara dijulidin oleh netijen. Berikut ini tangkapan layar julidan netijen Indonesia atas tingkah tengil admin twitter itu.

Article

Article

Article

Baperan. Jelas itu jadi kesan yang timbul. Mestinya biarkan saja itu tetap tertayang, walau dinilai kurang kerjaan. Menghapus cuitan karena dinyinyir adalah sebuah gambaran tak profesionalnya admin yang mengelola akun dimaksud.

Sayang banget, kementerian yang seharusnya jadi garda terdepan dalam berliterasi publik di era serba digital ini malah memperlihatkan tabiat yang tak literatif. Kominfo kekurangan tenaga profesionalkah di jajarannya?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/tengil-bermaksud-melucu-admin-kominfo-malah-ZlItKC5snh

Formula E Semakin Terasa Ngeri-ngeri Sedap, Citra Anies Jadi Taruhannya

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang unik bin menarik. Kenapa? Karena apa yang dia lakukan beda banget dengan yang dia janjikan.

Sebagai contoh, ia kala itu berjanji akan membangun 232 ribu unit rumah DP 0. Tapi yang dilakukannya malah bikin sirkuit Formula E.

Sementara, rumah DP nol itu hanya dibangun 780 unit doang. Gak sampai 0,5 persen dari target.  Diketahui Formula E ini merupakan balap mobil kursi tunggal yang menggunakan mobil listrik. Bisa dibilang termasuk olahraga yang mewah dan mahal. Sampai-sampai tidak ada satupun orang Indonesia yang jadi pembalap Formula E ini.

Jadi, meskipun balapannya di Jakarta. Warga plus 62 hanya jadi penonton doang nanti. Nonton bule balapan.

Entah apa alasan Anies memilih Formula E ini. Kenapa dia gak pilih motocross atau sekalian balapan tamiya? Biar lebih hemat gitu.

Tapi kalau melihat gelagat Anies selama ini, sepertinya Formula E ini mau dijadikannya sebagai ajang pencitraannya untuk pemanasan menjelang 2024. Ia lagi memoles dirinya dengan menyelenggarakan event internasional. Sehingga diharapkan nanti ada Parpol yang mau meliriknya.

Di samping itu, Anies juga pengen menyaingi balapan MotoGP Mandalika.

"Kalau Jokowi bisa bikin sirkuit Mandalika, akupun juga bisa bikin sirkuit Formula E" demikian yang ada di benak mantan Mendikbud itu.

Jadilah dia bikin sirkuit tersebut.

Hanya saja, bikin proyek itu tidak seindah yang dibayangkan ferguso. Supaya berhasil mesti punya perencanaan yang matang.

Sedangkan Formula E ini, ketahuan banget perencanaannya tidak matang alias abal-abal.

Sebagai bukti. Pemilihan lokasinya saja asal-asalan.

Tentu masih segar di ingatan kita kalau Formula E ini awalnya mau digelar di Monas. Pengaspalan sirkuitnya pun sudah dimulai kala itu. Termasuk ratusan pohon sudah ditebangi.

Eh gak tahunya lokasi sirkuit itu Cagar Budaya.

Tidak pelak, auto tidak mendapat izin dari pemerintah pusat. Karena dikhawatirkan akan merusak warisan budaya yang ada.

Untung aspal yang dipasang tersebut bisa dicopot kembali. Sehingga tidak sampai mengotori Monas.

Tapi pohon rindang yang sudah ditebang itu tetap saja tidak bisa dikembalikan lagi seperti semula ferguso.

Sekarang, lokasi Formula E dipindahkan ke Ancol. Setelah sebelumnya muncul 5 tempat untuk lokasi balapan mobil ini yakni di Pantai Indah Kapuk, Sudirman, Jakarta, JIExpo Kemayoran dan Ancol.

Pertanyaannya, kenapa memilih Ancol?

Menurut Ketua Organizing Comitee (OC) Formula E Jakarta 2022, Ahmad Sahroni sih karena Ancol merupakan salah satu icon Jakarta. Selain itu, lokasinya juga tidak mengganggu mobilitas warga. Wabil khusus pengendara mobil dan motor.

Namun, lagi-lagi pemilihan lokasi Formula E kedua ini tanpa perencanaan matang.  Berada di rawa-rawa ferguso.

Dulu waktu Jokowi menjabat sebagai gubernur DKI kan dia aktif banget ngeruk lumpur yang ada di kali. Yang tujuannya untuk mencegah terjadinya banjir.

Nah, lumpur-lumpur itu dibuang di lokasi Formula E ini.

Pertanyaannya, apakah bisa lahan bekas buangan lumpur dijadikan sirkuit balapan mobil?

Tentu bisa.

Tapi dengan syarat harus ditimbun dulu supaya tanahnya keras. Gak lembek seperti tinja orang diare.

Nah, karena perlu ditimbun maka perlu beli tanah lagi. Dana yang digunakan juga perlu ditambah. Plus waktu pengerjaan juga pasti akan bertambah.

Sementara, waktu pengerjaan Formula E ini hanya 3 bulan doang alias gak sampai 100 hari.

Dan perlu diingat, yang mengerJakan sirkuit Formula E itu manusia lho. Kepala proyeknya bukan Bandung Bondowoso yang memiliki kesaktian mampu memerintahkan dedemit membuat sumur Jalatunda dan membangun 999 candi dalam waktu semalam.

Sehingga, sangat wajar bila kemudian banyak yang menyangsikan pengerjaan sirkuit Formula E ini rampung sesuai target.

Seperti anggota DPRD DKI Pandapotan Sinaga, pesimis Formula E bisa diadakan pada 4 Juni 2022 mendatang.

"Saya orang di bidang konstruksi, saya semakin tidak yakin bahwa sirkuit ini akan jadi. Perlu pengerasan di bagian rawa yang jadi tempat buangan lumpur, sulit untuk jadi dalam 3 bulan" ujarnya.

Belum lagi ditambah, para pekerja itu bukan orang yang berpengalaman bikin sirkuit.

Uniknya, Jakpro, si pembuat sirkuit itu, selalu berusaha meyakinkan Anies bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Direktur Jakpro Gunung Kartiko mengatakan, sirkuit Formula E di Ancol memenuhi syarat kualifikasi sirkuit Formula E internasional dari Federasi Otomotif Internasional (FIA). Dan FIA akan memonitor langsung pengerjaan sirkuit Formula E di Jakarta.

Pertanyaannya, bagaimana bisa disebut memenuhi standar kualifikasi kalau sirkuitnya saja belum jadi? Kwkwkwk

Lagian pula, bagaimana mungkin FIA menyimpulkan sirkuit Formula E itu sesuai standar kalau mereka saja baru akan memonitor kegiatan pembangunan sirkuit tersebut?

Hanya saja, kalau pembangunan sirkuit ini gagal memenuhi target waktu yang telah ditentukan, Jakpro tidak terlalu rugi. Justru citra Anies yang gak bisa bekerja semakin menguat.

Sudah program rumah DP nol gagal, ditambah Formula E gagal pula.

Dan akibatnya pun tidak main-main.

Pertama, martabat Anies sebagai Capres jadi tercoreng. Kedua, mantan pasangan Sandiaga Uno itu juga semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai gubernur yang tidak becus bekerja. Terakhir, peluangnya untuk diusung partai sebagai capres semakin tertutup.

Sehingga, bisa dikatakan masa depan Anies, baik dan buruknya ditentukan oleh Jakpro ini.

Dan inilah yang bikin Formula E terasa semakin ngeri-ngeri sedap.

Karena menyangkut citra seorang gubernur kadrun. 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/formula-e-semakin-terasa-ngeri-ngeri-sedap-citra-Eadsd5AznW

Demokrat Kepanasan Dengan Hasil Survei Kepuasan Pemerintahan Jokowi

Litbang Kompas merilis hasil survei yang digelar pada 17-30 Januari, dengan topik tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Hasilnya, 73,9 persen responden menyatakan puas.

Berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah meningkat dibanding Oktober 2021. Pada Oktober 2021, tingkat kepuasan publik berada pada angka 66,4 persen.

Sementara pada Januari 2022, tingkat kepuasan publik berada di angka 73,9 persen. Jumlah responden yang tidak puas juga turun dari 33,6 persen pada Oktober 2021 menjadi 26,1 persen pada Januari 2022. Artinya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Meskipun masih ada kekurangan dari pemerintah saat ini, secara garis besar pemerintah berhasil memberikan kepuasan bagi masyarakat.

Dan ada Partai Demokrat yang sepertinya tidak suka dengan hasil survei ini. Namanya juga partai Demokrat, yang kalau tidak ribut seolah bukan Demokrat namanya.

Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi survei Litbang Kompas yang mengklaim tingginya kepuasan publik terhadap Pemerintahan Jokowi. Dia curiga publik tidak jujur dalam memberikan pernyataan. Pasalnya, tingkat kemiskinan di Indonesia masih tinggi.

"Rakyat pun banyak yang masih susah. Ekonominya belum bangkit. Angka pengangguran dan kemiskinan belum banyak bergerak. Malah sangat jauh jika dibandingkan di era Pemerintahan SBY," kata Herzaky.

Dia membandingkan pemerintahan era Jokowi dengan SBY dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Dia menyebut SBY mampu menurunkan angka kemiskinan dari 36 juta jiwa ke 27 juta jiwa. Sementara Jokowi, kata dia, hanya menurunkan dari 27 juta ke 24 juta jiwa. "Nah, pemerintahan Joko Widodo itu mewarisi jumlah penduduk miskin 27,73 juta jiwa dari SBY. Lima tahun pemerintahan Jokowi hanya mampu membuat turun ke 24,79 juta jiwa. Apalagi per September 2021 kemarin, jumlah orang miskin meningkat kembali ke 26,5 juta jiwa," katanya.

Kader ngawur, hahaha. Woi, di zaman SBY ada pandemi Covid-19 gak? Ini sama saja ibarat membandingkan kemampuan lari antara orang yang sehat dengan orang yang batuk-batuk bengek. Juara olimpiade terhebat pun bakal kalah lomba lari sama bocah ingusan kalau dia batuk bengek.

Ada pandemi ya pasti tidak akan jauh-jauh dari meningkatnya angka kemiskinan. Di era SBY ekonomi lagi bagus-bagusnya makanya bisa lancar. Itu pun sebenarnya tidak terlalu hebat karena peningkatan ekonomi negara lain jauh lebih tinggi persentasenya. Kalau dibandingkan negara lain, ekonomi Indonesia era SBY tak ada yang istimewa. Hanya saja kader Demokrat banyak yang tak tahu malu, memamerkan seolah SBY lebih baik dari Jokowi.

Coba kalau SBY jadi presiden di masa pandemi saat ini, dijamin pasti bakal banyak acara prihatin massal dan curhat tak jelas di media sosial.

Herzaky juga mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah, salah satunya penanganan pandemi Covid-19 yang dinilainya tidak maksimal. Sudah baca belum penanganan pandemi Indonesia salah satu yang terbaik di dunia?

Ketimbang sibuk pamerkan kehebatan SBY yang hanya tinggal masa lalu, lebih baik Demokrat banggakan AHY aja, karena dia mau nyapres kan? Eh, tapi mau gimana cara melejitkan AHY, wong prestasi aja gak ada, pengalaman aja gak ada.

SBY dibanggakan dengan tujuan narasi anak bapak sama aja. SBY hebat, maka AHY pun akan hebat juga. Basi lah narasi model begini. Di mata kader, SBY memang hebat. Di mata publik, ingat SBY, pasti ingat Hambalang dan ingat prihatin.

Kalau publik tak jujur soal survei, terserah mereka juga. Mau kecewa dan benci dengan Jokowi pun itu hak mereka. Demokrat aja yang kepanasan dan gelisah tiap kali ada kabar gembira yang terkait dengan pemerintahan Jokowi.

Mending urus aja AHY yang sampai saat ini masih terpuruk di papan bawah klasemen capres 2024. Atau bikin survei sendiri dan lalu umumkan hasilnya di mana kepuasan terhadap AHY mencapai 99,99999999 persen dengan margin of error mencapai 0,000000001 persen dengan sampel kader Demokrat di seluruh provinsi di Indonesia.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/demokrat-kepanasan-dengan-hasil-survei-kepuasan-RD4EvFqXsq

Publik Tak Peduli Tulisan Rizieq Yang Akan Dirilis, Lebih Menunggu Kelanjutan Kasus Chat

Ada yang mau tahu kabar terbaru dari Rizieq? Tidak ada berita bombastis, hanya sebuah pesan yang disampaikan olehnya melalui pengacaranya yaitu Aziz Yanuar.

Aziz Yanuar menyampaikan pesan Habib Rizieq Shihab untuk masyarakat Indonesia. Menurutnya, Habib Rizieq meminta masyarakat Indonesia untuk melawan kezaliman.

"Tegakkan keadilan dan lawan kezaliman," kata Aziz Yanuar. Dia juga membeberkan sebuah pesan lagi soal akhlak. "Lanjutkan revolusi akhlak dengan cara cara berakhlak," katanya.

Oh, ternyata revolusi akhlak masih jalan terus toh? Saya pikir sudah layu dan mati sebelum sempat mekar. Akhlak Rizieq diperbaiki dulu deh. Sok ngajarin soal akhlak padahal akhlak sendiri hancur-hancuran. Akhlak sendiri sangat nggak banget. Ucapan kasar, bahasa tak ada adab, sopan santun minus parah. Udah gitu mau perbaiki akhlak? Cicak di dinding pun tertawa sampai sakit perut dan terkentut-kentut.

Rizieq tampaknya masih belum bisa melupakan kebenciannya terhadap pemerintah. Pemerintah sampai hari ini pun kerap dibilang zalim sehingga perlu dilawan. Tidak bisa sepenuhnya salahkan Rizieq karena dia dipenjara dan tidak mudah melupakan kebencian ini.

Bayangkan aja, balihonya diturunkan. Ini sangat merendahkan harkat dan martabat Rizieq sebagai orang yang katanya tamu istimewa Raja Arab Saudi. Baliho yang pernah disembah malah diturunkan. Tentu saja ini penghinaan yang memalukan. FPI bahkan dibubarkan dan dihancurkan. FPI yang bikin sebagian orang gentar dan ketakutan itu akhirnya rata dengan tanah. Siapa yang tidak benci dan dendam dengan itu semua.

Dia yang salah, malah ajak masyarakat melawan ketidakadilan dan kezaliman.

Wahai Rizieq, ingat gak FPI sudah berapa banyak lakukan kesalahan yang menimbulkan keresahan? Sudah berapa banyak tindakan persekusi, intimidasi dan sweeping yang dilakukan seenaknya dan bikin masyarakat resah? Itu baru namanya zalim. Dengan gaya seolah sudah paling suci pasti masuk surga, mereka bubarkan usaha orang, kadang memakai kekerasan atas nama agama. Seenaknya razia warung dan tempat usaha orang lain seolah mereka lebih aparat dari aparat.

Akhlak bobrok begini yang wajib dibina duluan. Kelompok seperti ini yang wajib dilawan dan diberantas, bukan sebaliknya.  Tak usah terlalu kentara dengan sikap yang terlalu benci dengan pemerintah. Situ yang sering berbuat ulah dan meresahkan, makanya diamankan dan dipenjara. Tak usah teriak melawan kezaliman padahal situ yang lebih zalim kepada masyarakat.

Hasil survei terbaru juga menunjukkan tingginya tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Rizieq mau bikin narasi seburuk apa pun tetap tidak akan banyak berguna. Masyarakat sudah paham siapa Rizieq dan apa yang biasanya dia dan kelompoknya lakukan.

Di sisi lain, Rizieq saat ini masih berada di rumah tahanan Bareskrim Polri untuk melanjutkan masa penahanannya. Selama di rutan, Habib Rizieq selalu menanamkan kebaikan untuk para penghuni lainnya di lapas.

"Beliau banyak berdakwah dan mengajar agama di tahanan," kata Yanuar.

Hahaha, ya iya lah berbuat kebajikan. Namanya juga jaga image sebagai napi. Kalau Rizieq bikin ulah dan bicara kasar kayak dulu, bisa-bisa hukuman diperpanjang lagi. Makanya harus jadi anak baik dulu biar dapat simpati. Nanti kalau sudah bebas, baru bisa dilihat apakah dia sudah tobat atau bakal teriak lagi kayak orang kesurupan.

Kalau tidak percaya, coba lihat kasus orang-orang yang ditangkap. Mendadak mereka jadi alim, berpakaian agamis. Mendadak jadi orang paling santun di dunia.

Rizieq juga diketahui sedang menyelesaikan sebuah tulisan yang akan segera dirilis. Seperti apa tulisannya, nanti akan disampaikan setelah bebas nanti.

"Jadi beliau hobinya membaca dan menulis, tulisannya seperti apa susunannya seperti apa nanti, mungkin akan jadi kejutan ya, kelak beliau saat menghirup udara bebas,” kata Aziz.

Sori aja, tak ada yang penasaran dengan tulisannya. Paling hanya pendukung fanatiknya yang bakal penasaran. Apakah tulisan soal bagaimana menggerakkan massa lewat jualan agama? Jujur saja, publik lebih penasaran dengan kasus chat mesumnya dan bukti-bukti baru yang menyertai, hehehe. Dijamin lebih menarik perhatian dan akan dipantengin oleh publik dengan rajin. Kalau ada bukti baru, saya juga bakal penasaran 3/4 mati, bukan setengah mati.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/publik-tak-peduli-tulisan-rizieq-yang-akan-dirilis-goQAVXBISh

Nasib Malang 2 Polisi Ini, Melindungi Diri dan Melaksanakan Tugas, Malahan Masuk Penjara

Terkadang memang hidup tidak adil. Dalam hidup akan ada saat dimana kita dalam posisi genting dan harus membuat keputusan dengan cepat dan tepat, dan keputusan tersebut musti keputusan terbaik apalagi menyangkut diri kita sendiri, apalagi orang lain. Dan biasanya dalam keadaan tersebut tidak ada keputusan yang benar-benar tepat bagi semua pihak yang terlibat, akan selalu ada pihak yang dirugikan atau merasa tidak terima akan keputusan yang kita buat. Ini terjadi dalam berbagai lini kehidupan, baik dunia pekerjaan, keluarga, bahkan romansa. Tidak jarang ada kekecawaan yang timbul bahkan dari orang yang sangat dekat dan sayang kepada kita sekalipun. Itulah kenapa niat baik sekalipun terkadang bisa menjadi hasil yang negatif untuk diri kita dan orang lain.

Saya rasa hal yang serupa juga terjadi bagi kedua anggota kepolisian yang hari ini dituntut oleh jaksa dengan hukuman 6 (enam) tahun penjara. Kedua polisi ini adalah Ipda Yusmin dan Briptu Fikri. Saya rasa Anda seharusnya sudah tidak asing dengan kedua nama ini, karena belakangan namanya mereka berdua muncul di berita-berita nasional. Buat Anda yang masih belum tahu, kenapa sih kedua anggota polisi sampai dituntut hukuman 6 tahun penjara? Korupsi? Tidak. Kasus narkoba? Tidak juga. Kalau kata kebanyakan eks anggota organisasi yang kini sudah dinyatakan terlarang, atau kita sebut saja FPI, kedua anggota polisi ini adalah pembunuh, bahkan melakukan pelanggaran HAM berat. Wah, apa benar ya?

Padahal selayaknya yang mereka lakukan adalah upaya melaksanakan tugas dan membela atau melindungi diri saat bertugas. Tapi pada hari ini Jaksa Penuntut Umum menuntut Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menganggap bahwa tindakan tersebut termasuk ke dalam tindakan unlawful killing. Karena Jaksa menganggap bahwa perbuatan kedua anggota kepolisian ini terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana merampas nyawa orang bersama-sama. Sumber

Memang bisa kita anggap bahwa sebenarnya penindakan pelanggar hukum dengan menggunakan penembakan yang mungkin saja berujung kepada kematian orang, adalah penindakan yang harusnya sangat dihindari, dan menjadi opsi terakhir bagi penegak hukum dalam hal ini petugas kepolisian. Tapi hal itu tentu menjadi tidak mudah dan tidak sesederhana seperti yang mungkin dibayangkan oleh Jaksa Penuntut Umum. Ini kan situasi saat sedang berada di jalan, dan para anggota laskar ini berusaha merebut senjata milik anggota polisi. Ini sudah masuk kedalam tindakan melawan petugas kepolisian dan bisa menjadi tindakan upaya melukai bahkan menghilangkan nyawa petugas kepolisian itu sendiri.

Kalau Anda yang ada dalam posisi tersebut apa yang kira-kira Anda lakukan? Silahkan jawab dalam hati masing-masing.

Tidak mungkin dalam situasi tersebut petugas mencoba berkata baik-baik "ya mas jangan macam-macam, coba pistol saya dikembalikan ya" Bukannya dikembalikan justru petugas malahan bisa terkena tembakan senjata miliknya sendiri, yang mana itu memalukan. Bagi saya, jika saya seorang anggota kepolisian, dan senjata milik saya berhasil direbut dan akan digunakan melawan saya adalah sebuah kekalahan atau hal yang memalukan. Makanya dalam kondisi genting tersebut tindakan petugas adalah yang terbaik pada saat itu, meskipun mungkin tidak berakhir menyenangkan bagi banyak pihak. Apalagi yang nyawanya terancam ini bukan nyawa masing-masing petugas, tapi juga petugas lain yang sedang bertugas bersama. Mereka ini ibarat kawan seperjuangan satu sama lain, bisa dikatakan saudara bahkan keluarga, sudah sepatutnya mereka melindungi petugas lain juga, termasuk meminimalisir atau melakukan pencegahan terhadap situasi berbahaya yang mungkin saja terjadi.

Saya penasaran juga terhadap Jaksa penuntut umum ini, apabila mereka dihadapkan pada situasi yang sama apakah mereka akan bertindak sesuai dengan kaidah yang mereka tetapkan terhadap kasus ini? Ya berdoa saja mereka tidak merasakan situasi yang sungguh beresiko dan berbahaya seperti itu. Terlebih lagi, kedua anggota kepolisian ini tidak mempunyai catatan atau rekor tercela dalam menjalankan tugasnya melayani negara, bahkan salah satunya telah mengabdi selama kurang lebih 15 tahun. Apakah Jaksa Penuntut Umum juga mengabaikan ketentuan soal penggunaan senjata api bagi petugas polisi yang diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009, yang disebutkan bahwa,

senjata api hanya boleh digunakan jika benar-benar dibutuhkan untuk melindungi nyawa manusia. Petugas boleh menggunakan senjata api, antara lain, dalam menghadapi keadaan luar biasa, membela diri dari ancaman kematian atau luka berat, dan mencegah terjadinya kejahatan berat atau yang mengancam jiwa orang.

Bukan hanya itu, bahkan harusnya juga sudah biasa tertanam dalam prinsip anggota penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, bahwa lebih penjahat yang mati, daripada petugas yang mati. Kalau memang yang ditangkap ini bukan penjahat kenapa mereka melawan dan berniat merebut senjata petugas yang menangkap mereka? Think again!

Semoga hal ini tidak membuat polisi yang lain takut dalam bertindak tegas khususnya pada situasi dimana kejahatan mengancam. Karena meskipun Polri tidak sempurna, tapi saya yakin masih banyak anggota polisi yang sepenuhnya mengabdi dan siap berkorban untuk negara. Dan semoga Jaksa Penuntut Umum tidak bias dalam memberi keputusan, apalagi kalau sampai diliputi ketakutan karena baliho-baliho kawal terus tragedi KM 50 tersebar dimana-mana.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasib-malang-2-polisi-ini-melindungi-diri-dan-D7DG3vwAaz

Logika Miring Haikal Hasan Layak Menuju Jeruji Besi untuk Menemani Buni Yani.

Indonesia sedang dilanda krisis moral. Ditambah lagi kegaduhan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kalau bukan Haikal Hasan, lalu siapa lagi. Sepak terjangnya juga sudah tidak diragukan lagi untuk menebarkan ujaran sampah ke masyarakat Indonesia. Sudah sangat sering memang Haikal Hasan selalu membuat isu untuk memprovokasi bangsa Indonesia.

Yang terbaru adalah yang paling parah, yakni menganggap Sukarno sebagai “Tukang Penjarakan Ulama”. Hal ini jelas menambah kegaduhan yang ada, setelah sekian lama kita merasa tidak ada kegaduhan lagi.

Sebelum ini, dia juga bersifat dan berperilaku layaknya orang hipokrit. Dulu pernah mati-matian merendahkan para Habib. Malahan saat ini menjadi pendukung setia Muhammad Rizieq Shihab yang dia anggap Habib. Jejak digital dirinya saat menghina gelar tersebut terjadi pada tahun 2013.

Dia berujar seperti ini “Jadi habib bukanlah keturunan Nabi Muhammad SAW, melainkan keturunan Abi Thalib yang masih kafir, ketika wafatnya.” Sifatnya dulu dan sekarang soal Habib sangatlah bertolak belakang dan berpaling 180 derajat.

Tentu kita semua masih ingat, dulu juga dia diisukan sebagai pesuruh untuk membuat adzan dengan mengumandangkan lafadz adzan Hayya alal Jihad. Peristiwa penggantian lafald adzan juga menimbulkan kegaduahan yang luar biasa. Bahkan videonya juga tersebar banyak di media sosial. Seharusnya sejak kasus ini Haikal Hasan layak untuk dijebloskan ke jeruji besi layaknya Buni Yani. Karena masalah adzan ini jelas bisa menyesatkan orang banyak. Siapapun yang mengajarkan kesesatan layak dan pantas untuk ditangkap oleh polisi.

Jadi saya teringat sebuah pepatah yang berbunyi: “jika perilaku seseorang buruk maka persangkaan dan pemikirannya juga buruk”. Pepatah ini rasanya sama seperti menuju ke Haikal Hasan.

Melihat rekam jejak digital yang berhubungan dengan Haikal Hasan, rasanya kita tidak perlu merasa kesulitan untuk memetakan paradigma pemikirannya. Dia adalah salah satu tokoh sentral dulunya dari FPI yang selalu meneriakkan NKRI Syariah alias Negara Islam berlandaskan khilafah.

Dia juga mengklaim NKRI Syariah adalah solusi untuk bangsa Indonesia saat ini yang sering dilanda problematika yang tak kunjung selesai. Idelogi NKRI Syariah jelas berseberangan dengan semboyan Negara kita, Indonesia yakni Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Disamping itu juga negara Indonesia adalah negara yang muti etnis dan bermacam sukunya, pemeluknya pun tidak hanya agama Islam, melainkan ada agama Kristen, Budha, Katholik dan Konghucu.

Secara Pribadi, Penulis juga merasa ada yang aneh dengan sosok Haikaa Hasan ini. Dia menjelma layaknya orang yang mengetahui segalanya. Memahami berbagai macam pengetahuan dan keterampilan soal berbagai isu yang terjadi di Indonesia melintasi berbagai bidang kajian keilmuan. Ketika diskusi isu politik, dia menjadi seorang layaknya tokoh ahli di bidang politik. Begitu juga ketika isu ekonomi, isu agama, dan berbagai isu lainnya dia menjelma menjadi tokoh ahli di bidang ekonomi, isu agama, dan berbagai isu lainnya.

Saya merasa media kita juga aneh memberi panggung orang orang seperti Haikal Hasan. Padahal kita juga tidak kekurangan sarjana-sarjana yang ahli di bidangnya masing-masing.

Haikal Hasan terkenal dengan sifat kritisnya terhadap presiden Jokowi. Bahkan setiap tingkah laku pak Jokowi hampir tidak pernah luput dari cercaan dan nyinyirn yang dibuatnya.

Hal ini tentu sangat berbeda ketika dia bersikap kepada Pemerintah Daerahnya. Yakni kepada Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan yang selalu memuja muja bahkan sangat sedikit bila dihitung soal kritikannya. Tentu sifat pilih kasih ini tidak terlalu mengejutkan melihat dirinya adalah pendukung Gubernur seiman yang ramai saat pilkada DKI dulu.

Tiba tiba saya teringat soal slogan palugada. Ya, benar. Haikal Hasan tidak jauh beda yang terkenal sebagai aktivis dan pegiat palugada (Apa lu mau gua ada). Karena ia berhasil merangkap semua jabatan. Mulai dari pakar politik, pakar ekonomi, menjadi Juru Bicara (Jubir) kelompok 212, dan jubir Prabowo-Sandiaga Uno saat pemilihan presiden dulu. Rasanya orang seperti Haikal Hasan adalah orang yang tergila gila popularitas dan uang. Naudzubillahi min dzalik .

Sebagai seorang ustadz, harusnya Haikal Hasan juga tidak perlu meracuni anak didik dan masyarakat awam untuk suka mengobarkan jiwa untuk berperang. Apalagi membuat keruh dunia media sosial. Pertanyaan berikut adalah statemen dari Haikal Hasan soal doktrin berperang di medsos:

"(Misalnya) Saya nggak ikut-ikutan Facebook, Twitter, Istagram, nggak ikut-ikutanlah. Yeh, andai kata Rasulallah masih ada dan hidup di tengah-tengah kita, apa jadinya orang seperti antum ini. Orang yang lari dalam peperangan. Medan perang opini itu bernama Facebook, medan perang Badar bernama Instagram, medan perang Khandak bernama Twitter, terjun di medan peperangan itu saudara, gunakan segala senjatamu saat ini. Itu umatnya Rasulullah di akhir zaman,"

Ah, rasanya males sekali membahas orang ini. Intinya saya berharap orang ini dikasih pelajaran yang sifatnya membuat jera. Seharusnya Polisi bisa mempertimbangkan seperti Haikal Hasan layaknya Buni Yani yang bisa ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Rasanya bangsa ini perlu diselamatkan dari kegaduhan yang dibuat oleh mulut keruhnya Haikal Hasan. Semoga harapan ini diterima oleh pihak yang berwenang. Wallahu a’lamu bi showab.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/logika-miring-haikal-hasan-layak-menuju-jeruji-72228yGz8k

Sampai Kapan Penghina Sejarah, Budaya, Khalid Basalamah, Haikal Hassan Bebas Berkeliaran?

Seperti buah simalakama, bertindak tegas dianggap seperti eranya Orde Baru, tak ditindak tegas, kaum atau gerombolan kadrun yang kerjanya mengacau negeri ini dengan merusak budaya Indonesia asli merajalela untuk memasukkan propaganda mereka agar nilai-nilai dan benda-benda budaya asli kita dimusnahkan karena dianggap haram dan orang yang tidak sepaham atau sealiran dengan mereka dianggap kafir.

Pada dasarnya tugas para pengacau berkedok agama ini sederhana polanya. Mereka menyusup ke umat dengan pakaian sopan dengan tata kata manis, namun mampu menghipnotis umat dengan agenda khusus mereka untuk membelotkan pemikiran umat agar lebih mencintai budaya luar daripada budaya sendiri. Cara mereka halus dan sungguh berceramah dengan menggebu-gebu dengan menggunakan ayat-ayat yang belum tentu benar-benar sesuai dengan konteks untuk mengharamkan adat dan budaya kita.

Mereka ini (kaum kadrun) yang ingin mengacaukan Indonesia dengan mengharamkan adat, budaya dan benda-benda bersejarah kita dengan cara yang lebih bisa dibilang tidak menggunakan kekerasan, karena mereka sadar apabila menggunakan kekerasan maka mereka akan dianggap teroris yang ingin menghancurkan Indonesia, maka mereka cari cara lebih halus dengan menyusup dan mencuci otak para umat dengan pemahaman dan ceramah-ceramah seputaran haram dan halal serta golongan kafir atau tidak kafir.

Sudah banyak contoh benda pusaka atau adat dan budaya kita dianggap haram. Mereka gampang saja, cari ayat yang cocok untuk dijadikan dasar mengharamkan sesuatu itu, lalu ceramah dengan santainya. Benda seperti keris, alat musik diharamkan, sehingga banyak masyarakat kita yang gampang dibodohi itu berbondong-bondong menghancurkan keris atau alat musik mereka. Masih ingat kejadian itu bukan?

Orang-orang seperti Yahya Waloni, Rizieq dan Bahar bin Smith adalah contoh orang-orang yang sangat pandai dan lihai dalam menyulut emosi para umat dengan ceramah ‘ngegas’nya. Mereka harus diakui adalah orang-orang yang frontal membenturkan agama dengan budaya, bahkan dengan negara. Tidak segan-segan menghujat, mengkafir-kafirkan dan mengangap apa yang diperbuat Negara, bahkan sekelas Presiden pun dianggap orang kafir bagi mereka.

Paling anehnya, walau mereka sudah ditangkap atas berbagai kasus yang menjerat, penghinaan simbol Negara, ujaran kebencian, hasutan dan ajakan untuk makar dan lainnya, bukannya membuat negeri ini jadi aman dan tenteram. Ibaratnya, hilang satu tumbuh seribu. Dipenjara satu, dua, tiga, tumbuh lagi penceramah-penceramah dengan modus lain. Modus operandi mereka mengacaukan budaya kita dengan agama yang mereka pahami. Budaya kita dijadikan ‘tumbal’ dari pemikiran mereka tentang ajaran agama mereka yang mempertentangkan benda budaya dan adat istiadat kita dengan agama yang mereka anut.

Ya, sekarang muncul pemain lawas dan baru yang modus operandi mereka mengacaukan budaya dan sejarah. Sekarang muncul orang seperti Haikal Hassan Baras dan Khalid Basalamah. Kedua orang ini adalah imigran yang mencari nafkah di Indonesia tapi dengan entengnya menyuruh orang untuk memusnahkan wayang, melarang menyanyikan Indonesia Raya dan menghina Presiden Soekarno dengan mengatakan bahwa Presiden pertama Republik Indonesia ini adalah tukang penjarakan ulama.

Apakah si Khalid Basalamah ini tak sadar kalau wayang sedari dulu dijadikan media dakwah untuk syiar Islam oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang? Saya jadi teringat satu ungkapan, kalau ingin menghancurkan suatu bangsa, hancurkan dulu budayanya.

Apakah memang tujuan mereka seperti itu? Haikal Hassan contohnya adalah orang yang bukan apa-apa dan siapa-siapa sebelum meletusnya aksi massa 212 sekitar Desember 2016 dengan agenda menjatuhkan seorang Ahok yang dianggap penista agama.

Aksi brutal ini sukses menjadikan Ahok pesakitan yang harus menerima hukuman atas perbuatan yang belum tentu dia perbuat. Ya, hanya bermodalkan editan video, Ahok harus menerima kenyataan pahit dan semua sudah dapat ‘karma’nya kecuali si Haikal ini.

Ya. Kepintarannya untuk berkelit kayak belut dan ngeles, membuat Haikal sampai kasus penghinaan Soekarno ini masih eksis, tak tersentuh oleh hukum. Apa resepnya yah?

Walau atas videonya itu sudah dilaporkan ke pihak Bareskrim Polri pada Jumat (11/2/2022) siang, namun belum ada pemanggilan ataupun penetapan tersangka kepada Haikal ini. Dan saya sendiri sangat berharap dan meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo segera memproses laporan hukum terhadap Haikal Hassan ini.

Kenapa harus ditangkap dan dipenjarakan? Agar congornya yang tak henti-hentinya menyebarkan bibit-bibit perpecahan dan mengakibatkan pengaburan atas fakta sejarah tak terulang lagi. Bayangkan, mana mungkin Wayang sebagai warisan daripada leluhur kita ini akan dimusnahkan? Sedangkan tak dirawat saja sudah banyak negara yang akan mengklaim bahwa budaya kita adalah budaya bangsa asing, apalagi dimusnahkan dan diharamkan? Negara lain akan gampang saja mencaplok Wayang adalah milik mereka.

Pun dengan pengaburan fakta sejarah. Rasa-rasanya tidak ada Bung Karno itu benci pada ulama di eranya? Dia sangat mencintai ulama dan menyayangi mereka. Merangkulnya dan selalu minta izin atau saran dalam menjalankan roda pemerintahan. Bung Karno bukanlah orang seperti yang dituduhkan oleh Haikal Hassan.

Walau mereka sudah minta maaf, hukum harus tetap diproses. Jika tidak? Maka mereka akan merajalela dan pengikutnya tak akan henti-hentinya menebar provokasi. Begitulah kira-kira...jadi, harus ditangkap dan diproses dengan hukum seberat-beratnya...

Sumber Utama : https://seword.com/umum/sampai-kapan-penghina-sejarah-budaya-khalid-z4GDUS6gzw

Wayang, Kontroversi Dibalas Kontroversi

Kontroversi merupakan sesuatu hal yang menjadi bahan perdebatan atau perselisihan. Wayang adalah seni pertunjukan tradisional asli Indonesia berupa boneka kayu atau kulit. Di Jawa Barat dikenal dengan wayang golek terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa. Sedangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan wayang kulit karena terbuat dari kulit.

Baru-baru ini terjadi kontroversi berkaitan dengan wayang. Adalah seorang penceramah yakni Ustadz Khalid Basalamah yang menjawab pertanyaan seputar wayang. Penggalan videonya jadi viral karena dianggap mengharamkan wayang dan menganjurkan wayang dimusnahkan. Setelah mendapat kritikan dari berbagai pihak, Ustadz Khalid Basalamah pun mengklarifikasi masalah tersebut dan meminta maaf.

Tentu saja video ini memancing kontroversi. Karena sebagaimana diketahui wayang merupakan salah satu seni budaya dari pulau Jawa dan Bali. Ada wayang golek dan ada wayang kulit.

Pagelaran wayang sudah terbiasa diadakan diberbagai wilayah di Pulau Jawa. Biasanya ketika ada perayaan nikahan, khitanan atau perayaan lain yang mengundang grup wayang. Pagelaran wayang sangat disukai masyarakat, karena berisi humor segar yang menghibur dan terselip amanat yang cocok bagi kehidupan sehari-hari.

Walaupun telah mengklarifikasi dan meminta maaf, rupanya penyataan dari Ustadz Khalid Basalamah tentang wayang sudah terlanjur menyakiti para dalang. Protes dari berbagai pihak khususnya orang yang terlibat langsung dengan pewayangan terus terdengar.

Bahkan kabar terbaru ada pagelaran wayang yang isinya menyindir ustadz Khalid Basalamah. Dalam potongan video yang viral, tampak sebuah wayang berpeci yang dihajar oleh wayang Baladewa yang sedang marah.

Dalam marahnya, tokoh Baladewa terus mengucap kata-kata memarahi wayang berpeci tersebut. Salah satunya adalah kegeramannya pada orang yang asal omong soal keberadaan wayang.

Tak berhenti di situ, wayang berpeci tersebut tak hanya dihajar oleh Baladewa. Di akhir potongan video yang viral, dalang juga berdiri lalu membanting-banting wayang tersebut sambil mengucap kata kasar. Selanjutnya wayang dibanting-banting lalu diserahkan kepada orang lain dengar ucapan, "Diremuk! Diremuk!" sambil menyebut nama-nama orang yang diminta merusak wayang tersebut.

Diketahui, pertunjukan wayang tersebut digelar di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta. Pementasan tersebut dihadiri oleh sejumlah dalang dari Solo dan Yogya dan diinisiasi oleh dalang kenamaan Ki Warseno Slenk asal Sukoharjo, Jawa Tengah.

Di akhir pagelaran wayang, Gus Miftah membacakan sebuah sajak. Isinya kembali menyindir keras pernyataan Ustadz Khalid Basalamah tentang wayang.

Pagelaran wayang ini viral dan kembali menjadi kontroversi. Banyak pihak menilai bahwa pagelaran wayang dan sajak ini dinilai kritik balik kepada Ustadz Khalid Basalamah yang berlebihan. Seolah kontroversi dibalas dengan kontroversi lagi. Kurang bijaksana saya kira.

Memang pernyataan dari Basalamah ini menyakiti hati orang-orang yang mencintai pewayangan. Apalagi orang mencari nafkah dari pewayangan. Kecintaan mereka terhadap wayang seolah tidak dihargai oleh Khalid Basalamah.

Tetapi Ustad Basalamah sudah mengklarifikasi dan meminta maaf. Klarifikasi dan minta maaf ini walaupun tidak mudah begitu saja dimaafkan, tapi akan lebih baik jika mendapat respon yang positif dari mereka yang merasa tersinggung.

Akan terdengar dan terlihat menyejukan jika perwakilan dari komunitas wayang mendatangi Ustadz Khalid Basalamah atau sebaliknya. Berbicara baik-baik, berdiskusi tentang pendapat masing-masing. Jika ini terjadi akan menjadi pembelajaran, contoh yang baik bagi masyarakat. Gus Miftah saya kira bisa menjadi penengah bagi kedua belah pihak.

Bukan tidak mungkin akan lahir kerjasama yang menarik. Misalnya saja Ustadz Khalid memberikan ide-ide keislaman untuk dijadikan bahan humor dan cerita bagi pagelaran wayang.

Lebih keren lagi misalnya, Ustad Khalid mengundang salah satu dalang untuk mengadakan pagelaran wayang secara virtual dengan nilai-nilai edukasi yang lebih kental. Bisa lebih keren tuh.

Pagelaran wayang yang isinya mengkritik Ustadz Khalid memang hak dari Gus Miftah dan para dalang. Tetapi kontroversi dibalas dengan kontroversi tidak terlihat baik. Seolah-olah dendam dipendam dan diungkapkan dengan sesuatu yang mengundang kontroversi.

Menghina, menyinggung, atau apapun itu yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, jangan sampai terjadi. Masyarakat Indonesia itu beranekaragam. Kita harus saling menghormati, menghargai keyakinan dan budaya masing-masing. Karena saling menghargai dan menghormati akan melahirkan perdamaian.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/wayang-kontroversi-dibalas-kontroversi-f3cmbMnBlI

Re-post by Migo Berita / Rabu/23022022/11.28Wita/Bjm