Migo Berita - Banjarmasin - KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
DPW Anies Kalsel Dikukuhkan, Gubernur DKI Jakarta Dinilai Layak Pimpin Indonesia ke Depan
PENGUKUHAN dan deklarasi relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (Anies) Kalimantan Selatan untuk mendukung pengusungan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, begitu meriah.
BERLANGSUNG di The Breeze Waterpark Banjarbaru, Sabtu (11/6/2022), pelantikan pengurus DPW Anies Kalsel yang diketuai H Martinus, mantan Kepala Dinas PU Provinsi Kalsel ini diisi dengan acara bernuansa keagamaan.
Pembacaan syair Maulid Habsyi, ayat suci Alquran, ceramah agama dan doa mengawali kegiatan deklarasi tersebut di atas panggung yang telah ditata secara rapi. Sejumlah tokoh lintas profesi hingga para mantan pejabat serta relawan Manies yang diisi para emak-emak pun membaur dalam deklarasi DPW Anies Kalsel.
SK DPW Anies Kalsel pun dibacakan Presidium DPP Anies sekaligus Koordinator Wilayah Kalimantan, Muhammad Isnaini didampingi Wakil Sekjen DPP Anies Manies, Mugira mengukuhkan jajaran pengurus wilayah.
BACA : Jelang Pilpres 2024, Gerakan Jaringan Relawan Anies Baswedan Makin Massif di Kalsel
“Kami berharap usai dikukuhkan DPW Anies Kalsel ini, maka segera dilanjutkan dengan terbentuknya kepengurusan Anies di kabupaten dan kota di Kalsel. Mari kita gelorakan dukungan secara santun dan solid untuk mengusung Anies Baswedan menjadi calon Presiden RI ke depan,” ucap Isnaini.
Menurut dia, banyak harapan dari masyarakat Indonesia terhadap sosok Anies Baswedan yang telah berhasil membawa DKI Jakarta menjadi provinsi termaju di Indonesia.
“Dukungan masyarakat Indonesia terhadap Anies Baswedan kian hari makin menguat. Sebab, hampir 80 persen masyarakat mendukung Anies Baswedan menjadi Presiden RI ke depan. Ini harus kita jaga,” ucap Isnaini.
BACA JUGA : Emak-emak di Banjarmasin Deklarasi Dukung Anies Baswedan Melaju ke Pilpres 2024
Sementara itu, Ketua DPW Anies Kalsel Martinus menegaskan deklarasi sekaligus pengukuhan jaringan relawan ini di Banua menegaskan kembali dukungan kuat terhadap sosok Anies Baswedan.
Mantan calon Walikota Banjarbaru ini mengajak seluruh relawan bisa membangun kesadaran masyarakat dan bangkit untuk bersama mendukung Anies Baswedan menjadi pemimpin nasional ke depan.
“Jelang Pilpres 2024, Indonesia ke depan memang membutuhkan sosok besar yang bisa membawa negara ini besar, mandiri, adil, makmur, sejahtera dan berdaulat. Itu ada pada sosok Anies Baswedan,” tegas Martinus.
BACA JUGA : Anies Baswedan Punya Konsep Jelas untuk RI, Gebrak Banua Segera Dideklarasikan di Banjarmasin
Berakhir masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) yang telah dua periode, Martinus menilai figur Anies Baswedan yang berpengalaman menjadi Gubernur DKI Jakarta serta pernah jadi pernah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah sosok pemimpin yang layak ke depan.
Di mata Martinus, Anies Baswedan merupakan figur intelektual akademisi yang mumpuni, punya visi dan karakter kuat serta telah menunjukkan sisi kepemimpinannya saat memimpin DKI Jakarta. “Ini merupakan contoh panutan yang telah ditunjukkan oleh seorang Anies Baswedan,” tegas Martinus.
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/06/12/dpw-anies-kalsel-dikukuhkan-gubernur-dki-jakarta-dinilai-layak-pimpin-indonesia-ke-depan/
Silpa APBD Banjarmasin 2021 Capai Rp 198 Miliar, BPK Perwakilan Kalsel Beri Catatan
PELAKSANAAN APBD Kota Banjarmasin tahun anggaran 2021 ternyata masih mendapat catatan dari lembaga auditor, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kalsel.
HAL ini berdasar laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK Perwakilan Kalsel terhadap pelaksanaan APBD Banjarmasin 2021 pada Mei 2022, sehingga pemerintah kota diberi tempo 60 hari untuk segera menindaklanjuti.
Berdasar nota pengantar rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Banjarmasin tahun 2021 yang disampaikan Walikota Ibnu Sina dalam rapat paripurna DPRD Banjarmasin, Rabu (8/6/2022), ada beberapa catatan yang terungkap.
Untuk porsi pendapatan daerah tercapai 93,25 persen atau Rp 1.578.707.401.658,60 dari anggaran Rp 1.693.041.714.074. Terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp 352,3 miliar lebih, pendapatan transfer Rp 1.158,5 miliar lebih, dan lain-lain pendapatan Rp 67,8 miliar lebih.
BACA : SKPD Perlu Disanksi, Tiap Tahun Silpa Pemkot Banjarmasin Membengkak
Sedangkan, porsi belanja daerah terealisasi 83,93 persen atau sebesar Rp 1,631,9 miliar lebih, terdiri dari belanja operasional Rp 1.275 miliar lebih, belanja modal Rp 350 miliar lebih, pembiayaan Rp 251,4 miliar lebih.
Hingga terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) APBD Banjarmasin tahun 2021 mencapai Rp 198.180.124.765,17.
BACA JUGA : LKPj Walikota Banyak Catatan Kaki, dari Soal PAD hingga Banjarmasin Terancam Tenggelam
Walikota Ibnu Sina mengakui ada catatan yang diberikan BPK Perwakilan Kalsel dalam LHP. “Temuan-temuan BPK itu akan segera ditindaklanjuti karena sifatnya hanya perbaikan administrasi,” kata Ibnu Sina.
Dia menargetkan dari LHP-BPK Perwakilan Kalsel tahun 2021 itu bisa mengantarkan Pemkot Banjarmasin untuk mendapatkan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) ke-10. Sebab, pemerintah kota sudah 9 kali berturut-turut meraih WTP.
BACA JUGA : Pasang Baliho APBD 2022 di Tepi Jalan, Bakueda Berubah Jadi BPKAD Banjarmasin
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin dari Fraksi Gerindra, Muhammad Yamin memastikan masalah temuan BPK ini akan ditindaklanjuti dewan dengan menggelar rapat anggaran.
“Insya Allah, mulai Senin (13/6/2022) besok akan dibahas masalah itu,” kata Yamin, singkat kepada jejakrekam.com, Minggu (12/6/2022).
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/06/13/silpa-apbd-banjarmasin-2021-capai-rp-198-miliar-bpk-perwakilan-kalsel-beri-catatan/
Membongkar Siapa Di Belakang Media Yang Memuji Anies Baswedan
Meskipun Pilpres 2024 masih beberapa tahun lagi, tetapi propaganda keberhasilan Anies Baswedan sudah dimulai saat ini untuk mempengaruhi rakyat awam.
Ada 2 media yang sering memuji Anies Baswedan yaitu arahjaya.com dan kbanews.com
Mari kita simak postingan kedua media tersebut untuk menyebarkan propaganda tentang keberhasilan Anies Baswedan (menurut versi mereka) sekaligus kita bongkar siapa dibalik kedua media tersebut.
Media Arahjaya
Coba perhatikan beberapa postingan propaganda yang dilakukan oleh media arahjaya untuk memuji Anies Baswedan selama ini…
Kalau diperhatikan, ternyata tulisan pujian tersebut ditulis oleh Musni Umar yang merupakan salah satu pendukung “militan” Anies Baswedan!
Dan setelah kita perhatikan, ternyata situs arahjaya ini memang dikelola oleh Musni Umar dan timnya jadi jangan heran jika postingan di situs tersebut memuji “tuannya” yaitu Anies Baswedan!
Kita masih ingat bagaimana kelakuan Musni Umar ini minta maaf membuat cuitan ada perang ghaib untuk mempertahankan Presiden Jokowi.
Kita juga tidak pernah lupa jika Musni Umar ini pernah minta maaf setelah menyebarkan hoaks 25 pasien Corona meninggal dunia.
Musni Umar ini rektor kampus?
Apa mahasiswanya "tidak malu" punya rektor dengan kelakuan seperti itu?
Media KBANews
Selain situs arahjaya yang dikelola oleh Musni Umar yang merupakan pendukung berat Anies Baswedan, situs media propaganda lainnya yaitu KBA News juga memuji Anies Baswedan seperti yang terlihat dalam beberapa postingan mereka berikut ini:
Jika kita perhatikan tentang kami di situs tersebut memang tertulis secara lantang jika mereka sengaja menyebarkan berita yang baik-baik saja tentang Anies Baswedan.
Jangan harap pembaca bisa menemukan berita tentang banyaknya kelebihan bayar di Jakarta yang terjadi di masa pemerintahan Anies Baswedan saat ini yang membuat ICW yang katanya lembaga anti korupsi pun “diam seribu bahasa”.
Kita juga makin merasa aneh ketika mendengar Anies dengan bangganya mengatakan Jakarta memperoleh meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama lima tahun berturut-turut padahal begitu banyak kelebihan bayar dan pemborosan yang terjadi di Jakarta pada tahun 2020 lalu. Sumber
Makanya tidak heran jika Pak Mahfud MD curiga ada jual beli untuk mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK.
Dan terbukti jika beberapa waktu yang lalu, KPK menetapakan Bupati Bogor Ade Yasin sebagai tersangka kasus suap, dalam pengurusan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat Tahun Anggaran 2021. Hal itu dilakukan Ade agar Pemkab Bogor kembali mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). Sumber
Jadi silahkan menilai sendiri kok bisa kepala daerah bisa menerima predikat WTP dari BPK meskipun terjadi banyak kelebihan bayar…
Kembali ke situs KBA News yang memuat postingan memuji Anies Baswedan
Mungkin bagi orang awam langsung percaya dengan berita propaganda di atas karena masyarakat awam menganggap jika berita sudah dimuat dalam situs media online maka mereka menganggap berita itu valid padahal masyarakat harus diedukasi tentang media online.
Coba berpikir secara kritis, apakah pantas sebuah media online yang alamatnya tidak jelas seperti KBA News yang memuji Anies Baswedan ini dijadikan referensi?
Yang lebih mengejutkan, ternyata Founder/CEO situs KBA News adalah Drs. Ramadhan Pohan, MIS
Ada yang tahu siapa Drs. Ramadhan Pohan, MIS itu siapa?
Dia pernah menjadi anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2009-2014 dari Partai Demokrat.
Mungkin ada yang mengatakan, mana mungkin elit Demokrat mau memuji Anies Baswedan? Mungkin hanya namanya saja yang kebetuan sama?
Yakin?
Dalam salah satu situs lainnya, membuktikan bahwa benar Drs. Ramadhan Pohan (mantan) elit Demokrat yang melakukan lauching situs KBA News. Sumber
Asal tahu saja jika Ramadhan Pohan ini adalah sahabat lama Anies Baswedan, jadi tidak heran jika dia memuji Anies Baswedan sejak tahun 2013 lalu dan “merendahkan” Jokowi saat itu. Anies juga pernah ikut konvensi partai Demokrat.
Kita sebagai rakyat awam tidak akan pernah lupa jika Ramadhan Pohan ini pernah dibui selama 3 tahun terkait kasus penipuan.
Jadi ingat besan SBY yang bernama Aulia Tantowi Pohan (Aulia Pohan) yang dibui oleh Pak Antasari Azhar terkait kasus korupsi lalu mirisnya Pak Antasari Azhar malah mendekam di dalam penjara di masa pemerintahan SBY.
Sebuah kebetulan?
Akhir kata, masih percaya dengan media propaganda yang memuji Anies Baswedan yang dikelola oleh pendukungnya sendiri bernama Musni Umar yang pernah menyebarkan berita hoaks?
Masih percaya denga media propaganda yang memuji Anies Baswedan yang dikelola oleh mantan napi elit Demokrat bernama Ramadhan Pohan?
Silahkan rakyat berpikir jernih…
Sumber Utama : https://seword.com/politik/membongkar-siapa-di-belakang-media-yang-memuji-fCvKoZQlxM
Duet Ganjar-Anies Berbahaya, Pesan Jokowi : Jangan Grasah Grusuh!
Dalam beberapa hari ini terdengar wacana yang hendak memasangkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Bahkan diskusi panjang pun berlangsung di antara para penulis Seword. Di dalam politik, semua memang bisa saja terjadi. Satu contoh yang kerap disebut adalah ketika Presiden Jokowi memilih KH Ma’ruf Amin menjadi cawapres dalam Pilpres 2019. Saya ingat ketika itu banyak pihak yang kaget dengan pilihan Presiden Jokowi. Banyak yang tidak menyangka. Banyak yang tidak suka.
Namun akhirnya rata-rata semua mengerti maksud Presiden Jokowi. Pilihan beliau memang sangat strategis, dan telak menghantam lawan. Karena kita tahu bahwa salah satu strategi lawan Jokowi waktu itu adalah menggunakan politik identitas. Dengan merangkul kelompok yang katanya ahli surga. Berdasarkan pengalaman mereka di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam. Bahwa kelompok itu berhasil menghantarkan Anies Baswedan memenangkan kursi DKI 1. Kisah sukses itu lah yang hendak diulangi dalam Pilpres 2019.
Tentu saja strategi mereka itu tidak sukses seperti yang diharapkan. Sebagian memang karena pemilihan KH Ma’ruf Amin menjadi cawapres. Presiden Jokowi jadi sulit untuk diserang dengan politik identitas. Walaupun sempat ada kampanye hitam yang dijalankan pendukung lawan. Seperti kampanye emak-emak di Karawang, yang menyebut jika Jokowi terpilih lagi jadi presiden, maka azan akan dilarang dan LGBT akan disahkan Sumber.
Narasi seperti ini sulit dipercaya masyarakat, karena cawapres Jokowi kan seorang ulama. Jadi KH Ma’ruf Amin bisa disebut sebagai sosok yang bisa mempersatukan perbedaan di kalangan rakyat. Nah, inilah yang disebut sebagai tujuan pemasangan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. Atau bisa juga disebut untuk mempersatukan cebong dan kadrun. Selama ini polarisasi cebong dan kadrun memang dianggap berbahaya untuk kesatuan dan persatuan bangsa. Itu juga yang mendasari bergabungnya Prabowo dan Gerindra ke dalam koalisi pendukung pemerintah.
Memang itu adalah sebuah tujuan yang mulia dan masuk akal. Namun, polarisasi cebong dan kadrun sebelum Pilpres 2019, saya kira berbeda dengan apa yang terjadi pasca Pilpres 2019. Para kadrun yang bertahan jadi kadrun pasca Pilpres 2019, hanya tinggal kelompok yang gagal move on. Yang masih punya ambisi untuk berkuasa, namun gagal. Dan memang mereka ini lebih banyak berada di luar pemerintahan.
Sementara Anies Baswedan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka. Yang paling nyata dijadikan contoh adalah FPI dan sang imam besarnya, Rizieq Shihab. Anies tetap setia menghadiri milad FPI pada bulan Agustus 2019 dan Reuni 212 pada bulan Desember 2019. Anies juga menyambut kedatangan Rizieq Shihab pada bulan November 2020. Dalam fotonya, terlihat Anies mengacungkan jempol. Tapi kok nggak memaksa Rizieq untuk masuk karantina sesuai dengan aturan yang berlaku? Tidak juga memaksa Rizieq untuk tidak menggelar acara yang mengumpulkan massa, karena melanggar prokes. Dari sini publik bisa melihat bahwa bukan saja Anies tidak mau lepas dari kelompok ini, tetapi Anies bahkan masih merangkul para kadrun ini.
Kayak gitu kok mau dipasangkan dengan Ganjar Pranowo? Yang dikenal sebagai nasionalis serta tegas menolak kelompok radikal dan pengusung khilafah. Terakhir kita mendengar suara tegas Ganjar terkait adanya konvoi sekelompok orang pengusung khilafah. Begitu ada videonya, Ganjar langsung mengecek lokasinya. Yang ternyata ada juga di wilayah Jawa Tengah. Ganjar pun langsung berkomunikasi dengan pihak intelijen dan pemda untuk menindaknya. Ganjar meminta aparat keamanan untuk jangan ragu dalam bertindak Sumber. Instruksi Ganjar ini langsung ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian Jateng. Yang kemudian menetapkan pelaku konvoi sebagai tersangka Sumber.
Sementara di Jakarta, pada waktu hampir bersamaan, digelar acara deklarasi Anies sebagai capres 2024. Deklarasi ini digelar oleh kelompok Majelis Sang Presiden Kami. Yang terdiri dari kelompok eks HTI, eks narapidana teroris (napiter) dan eks FPI Sumber. Mereka ini memang para pendukung Anies untuk jadi presiden di NKRI. Seperti pengakuan seorang peserta acara yang merupakan eks narapidana terorisme, bernama Kartono. Bahwa dia hadir di acara tersebut karena memang ingin mendukung Anies maju sebagai capres 2024 Sumber.
Saat acara berlangsung sempat terjadi kehebohan karena panitia meminta agar atribut bendera HTI yang dipasang untuk segera diturunkan Sumber. Suara netizen menilai bahwa kehebohan ini sekedar drama yang dimainkan, untuk memberi kesan bahwa Anies anti kelompok radikal Sumber.
Padahal, nyatanya publik sudah sejak lama tahu soal keakraban Anies ini dengan mereka. Banyak berita dan banyak foto ataupun videonya. Kayak gini kok mau dipasangkan dengan Ganjar Pranowo?
Saya yakin selama masa pandemi, ada banyak pendukung Prabowo di 2019, di kalangan masyarakat, yang merasakan dampak positif kebijakan Presiden Jokowi. Sehingga mereka pun paham dan bisa menerima bahwa sekarang itu presidennya ya Presiden Jokowi. Sehingga mereka bisa menerima dan mentaati segala kebijakan dan aturan yang diambil oleh Presiden Jokowi. Namun, masih ada sebagian kadrun yang tidak bisa move on. Dan terus saja menyerang Presiden Jokowi, terutama di media sosial. Terutama para pengusung khilafah, yang hendak mengganti dasar negara Pancasila. Rekam jejak dan kenyataan bahwa Anies tidak pernah tegas menjauhi dan melarang kelompok radikal maupun pengusung khilafah, tentu sangat berbahaya. Apalagi jika kemudian “dimaafkan”, demi tujuan menyatukan polarisasi politik. Kita sudah menyaksikan siapa-siapa yang masih saja menyerang Presiden Jokowi. Yang tidak akan bisa berubah, saya yakin itu. Justru mereka maunya kita ini yang mengikuti mereka. Agar kita mau menerima kekhilafahan yang mereka usung. Dengan kata lain, nggak ngaruh jika Anies dijadikan cawapres dan dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.
Pemasangan Ganjar dengan Anies, tidak akan efektif. Tidak akan mencapai tujuan persatuan dan kesatuan bangsa. Lha wong pendukung Anies malah mengusung khilafah dan memaksakan keinginannya. Walaupun HTI dan FPI sudah jadi organisasi terlarang, apakah provokasinya sudah benar-benar terhenti? Kita masih mendengar suara-suara sumbang dari pengacara Rizieq dan dari para aktivis PA 212. Masih ada tagar pengusung khilafah bertebaran di media sosial. Masih terjadi konvoi para pengusung khilafah. Tanpa ada suara tegas Anies yang melarangnya. Kalau Ganjar Pranowo sudah pasti tegas.
Apa yang bisa menjamin bahwa Anies akan berubah 180 derajat jika menjadi pasangan Ganjar di 2024? Apakah Anies mau hanya jadi cawapres, padahal ambisi besarnya adalah jadi presiden? Apakah Anies bisa menghilangkan “dendamnya” terhadap Jokowi? Apakah semua pendukung Ganjar bisa menerima Anies? Dalam politik, segala sesuatu memang mungkin saja terjadi. Tapi dengan perhitungan strategis yang matang. Ada give and take yang terjaga dan memberi manfaat. Ingat pesan Presiden Jokowi yang disampaikan di acara silaturahmi dengan para relawannya. Tidak usah tergesa-gesa, tidak usah grasah grusuh. “Kita sedang bekerja keras menyelesaikan persoalan-persoalan besar negara”, kata Presiden Jokowi Sumber. Sebuah kode keras, agar mereka yang namanya kerap disebut sebagai capres 2024, tetap bekerja semaksimal mungkin. Jangan hanya main drama, tata kata dan pencitraan kosong.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/duet-ganjar-anies-berbahaya-pesan-jokowi-jangan-aDW0QYE5Q0
Mungkin Hanya Di Negara Ini, Makanan Harus Punya Agama
Kalau kalian baca judulnya saja sudah bikin ketawa, maka kalian paham apa yang disampaikan di sini. Di saat negara lain memikirkan bagaimana membuat Mars layak huni, bagaimana rekayasa genetika memperbaiki kualitas hidup manusia, bagaimana transportasi super cepat mempersingkat waktu tempuh, bagaimana Metaverse mengubah lifestyle kita, di negara ini, ada sebagian orang yang masih mempertontonkan kebodohan dan kegoblokan massal.
Di negara kita ini, masih sibuk ribut soal halal haram, surga neraka dan agama. Yang jelas-jelas menjual makanan haram dan mencantumkan label non halal tapi diperlakukan seolah dia menipu dengan cara menjual makanan haram tapi dibilang halal. Literasi sebagian penduduk kita sangat rendah, sehingga mereka mudah terpancing dan ikut goblok.
Teriaklah mereka dengan menggunakan berbagai sudut pandang, khususnya agama. Setimen kesukuan dan agama meningkat. Seolah makanan harus punya agama, dan bahannya harus sesuai dengan kaidah agama tersebut.
Ini adalah kebodohan yang suka dijual oleh elit politik atau kelompok kadrun yang memang spesialis isu agama. Yang satu cari muka, yang satu lagi karena memang aslinya bodoh.
Mungkin nantinya makanan tertentu harus diwajibkan punya agama. Sekalian saja dibikinkan sertifikat khusus makanan, seperti sertifikat Tuna biru atau Wagyu beef Jepang. Tapi di sini ada kolom agama. Jadi bagi siapa pun yang mau beli makanan tersebut, dibisa dicek sertifikatnya lalu lihat agamanya apa. Kalau sama agama, silakan dimakan. Kalau tidak seagama, tak boleh dimakan.
Seperti yang dikatakan tadi, bagaimana negara ini bisa maju pesat kalau kebodohan model begini masih dipertontonkan bahkan seolah dibanggakan? Negara lain berlomba-lomba pamer penemuan teknologi dan sains, di sini malah banggakan level religius dan surga.
Pangsa pasar kelompok ini di negara ini sangat banyak. Makanya jualan agama di sini sangat laku. Orang rela antre sampai berjam-jam demi mencicipi itu. Dan dari sini kita bisa membuat sedikit kesimpulan bagaimana kondisi kemajuan di negara ini.
Ngaku religius, memegang adat ketimuran, tapi buang sampah saja masih sembarangan. Sungai saja banyak yang jorok. Kejahatan saja masih marak. Moral masih banyak yang bobrok. Aturan lalu lintas pun masih banyak yang melanggar. Korupsi pun masih gila-gilaan. Etika bermedsos saja sangat buruk, mirip orang tak pernah sekolah. Dan kalau dikritik, langsung ngamuk seolah paling suci.
Ini sebenarnya adalah teaser trailer nasib negara ini jika fenomena mabuk agama terus dibiarkan dan dipolitisasi demi ambil keuntungan dari sini.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mungkin-hanya-di-negara-ini-makanan-harus-punya-oXA61DjMyI
Rendang Babi : Ke-pa-an Hilmi Firdausi, Ke-asbun-an Anwar Abbas Dan Ke-kreatif-an Malaysia
Asli saya geli menemukan dan membaca berita soal rendang babi yang mulai viral sejak peng-khotbah Hilmi Firdausi mentweetkan soal rendang berbahan daging babi yang beredar di Jakarta. Padahal restoran Babiambo sudah tutup dua tahun lalu. Lebih geli lagi, melihat Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, kejeblos sempurna ke dalam lubang besar hoax yang dibuat Hilmi Firdausi dengan menyerukan pihak kepolisian untuk menyeret pemilik restoran babiambo ke pengadilan. Coba kalau Novel Bamukmin ikutan berkomentar untuk menambah keseruan isu rendang babi ini, ibarat kita sedang melihat orang yang sedang main bola takraw, ada yang melambung, mengumpan dan mensmash... eeeeh bola yang terbuat dari rotan itu keluar lapangan... out... ha ha ha
Untungnya netizen +62 cukup tanggap dan informasi tentang viralnya tweetan ustad Hilmi Firdausi sampai juga pada si pemilik restoran babiambo. Dan klarifikasi pun dilakukan untuk menghentikan kegaduhan. Asli, saya salut pada pemilik restoran babiambo, Sergio, yang bersedia datang ke kantor polisi untuk klarifikasi kalau restoran yang dimaksud ustad muda keturuan Jepang dari sisi Ibu, sudah tutup 2 tahun lalu. Klarifikasi Sergio ini secara tidak langsung telah membuat Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menjadi terlihat asbun alias asal bunyi atas komentar yang dibuatnya.
Lagi pula, apa iya kreasi seseorang atas sebuah resep masakan bisa dipidanakan hanya karena satu orang, Hilmi Firdausi, mengaitkan kreasi masakan tersebut dengan masyarakat MInangkabau yang ujung-ujungnya menyenggol agama Islam? Kalau sudah gaduh begini, sangat patut dipertanyakan apa motivasi Hilmi Firdausi menyebarkan hoax rendang babi ini???
Nasib rendang babi di Indonesia hanya bertahan 3 bulan, kata Sergio. Di Malaysia, rendang babi nasibnya jauh lebih baik dari pada di Indonesia. Padahal kita tahu, Malaysia sendiri merupakan negara yang aturan Islamnya lebih ketat dari Indonesia. Rendang babi di Malaysia tak hanya dijual di rumah makan - rumah makan, tetapi sudah dijual dalam bentuk kemasan kaleng. Keberadaan makanan kaleng rendang babi ini diterima dengan baik, baik oleh masyarakat Malaysia, maupun oleh otoritas setempat. Padahal Malaysia pun memiliki banyak ulama dan ustad, tapi tak ada satupun dari mereka yang mengomentasi atau berpendapat seperti ustad Hilmi Firdausi.
Saya jadi penasaran, apakah di Padang sana, di Sumatera Barat sana, khususnya di ranah Minangkabau ada ga rumah makan yang menjual "dumpling", makanan khas cina yang isinya diganti dengan daging ayam atau sapi? Di Indonesia, dumpling yang isinya diganti ayam sudah sangat banyak... Padahal isi dumpling itu aslinya daging babi. Apa pemilik resep dumpling protes? Tidak! Karena itulah yang namanya berkreasi.
Membaca dari Wikipedia, dikatakan bahwa masakah rendang sendiri adalah masakah yang resepnya menyadur dari resep masakan india yang dibawa oleh pedagang gujarat India ke Sumatera Barat di abad ke 15. Misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah. Masih menurut Wikipedia, rendang umumnya menggunakan daging sapi, tetapi dikenal pula berbagai jenis bahan daging lainnya yang dimasak sesuai bumbu dan resep. Variasi rendang antara lain: rendang ayam, rendang bebek, rendang hati, rendang telur, rendang paru, rendang ikan tongkol, : rendang ikan tenggiri, rendang kerang, rendang belut.
Untungnya lagi, kegaduhan yang ditimbulkan dari isu rendang babi ini, bukan kegaduhan yang mendukung penyataan Hilmi Firdausi, kecuali komentar Wakil Ketua Umum MUI yah. Banyak dari Netizen +62 yang justru tidak setuju atas apa yang ditweetkan oleh Hilmi Firdausi. Ke-Pendek Akal-an seorang Hilmi yang mentweetkan sesuatu tanpa bertabayyun terlebih dahulu adalah bukti bahwa tak melulu pendapat seorang ustad itu benar dan harus didukung. Ke-asal bunyi-an Anwar Abbas seperti sedang mengkonfirmasi karakter pibadi dari si pemilik komentar. Sedangkan temuan rendang babi kemasan di Malaysia memperlihatkan betapa majunya peradaban umat Islam di Malaysia.
Yang pasti, apapun yang ada di kehidupan kita ini, mau yang baik ataupun yang tidak baik, semua pilihan ada di tangan kita sendiri. Seperti adanya rendang babi ini, si penjual rendang babi tidak memaksa siapapun untuk membelinya. Kita yang umat muslim punya pilihan untuk tidak membelinya. Bahkan dikata seorang Muslim yang terjebak di satu daerah yang hanya menyediakan masakan dari babi, dia masih tetap punya pilihan untuk hanya makan tumbuhan. Masa, hanya karena babi diharamkan untuk dimakan, lalu babinya yang harus kita bantai? Sama lah dengan video-video di youtube yang diprotes emak-emak karena dipandang memberikan pengaruh negatif pada anak-anak mereka. Alih-alih si emak-emak memperhatikan channel youtube yang ditonton anak-anaknya, eeeeh dia malah minta polisi dan youtube untuk menutup channel youtubenya. #mikiiiiiiir
Sumber Utama : https://seword.com/umum/rendang-babi-ke-pa-an-hilmi-firdausi-ke-asbun-qGou27wZqt
Perangi Radikalis Hingga Pilpres 2024
Meski terlambat, namun tetap harus didukung dan diapresiasi aksi kepolisian yang meringkus para tokoh di balik konvoi sepeda motor yang sempat marak beberapa waktu lalu. Abdul Qadir Hasan Baraja, yang disebut sebagai pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin, yang diduga berada di balik aksi konvoi itu, sudah diringkus dari markas pusat gerakan itu, di Lampung.
Yang bersangkutan sudah dibawa ke Jakarta untuk pengusutan lebih jauh. Alasan penangkapan, karena orang tua yang sudah sepuh ini memimpin organisasi yang dicurigai memiliki nilai-nilai yang tak selaras dengan ideologi Pancasila. Dia dikenal dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin Jamaah Islamiyah, kelompok radikal yang pernah ingin membangun negara Islam di Asia Tenggara.
Hasan Baraja sudah dua kali masuk penjara. Pertama tahun 1979 dalam kasus teror. Untuk itu dia divonis 3 tahun penjara. Kedua, pada 1985 ia di penjara selama 13 tahun karena terlibat pengeboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur pada 1985. Di luar itu, BNPT memiliki banyak catatan tentang kaitannya dengan berbagai kelompok teror global.
Setelah Hasan Baraja diamankan, diciduk pula sejumlah orang yang diduga menjadi orang dekatnya yang memegang peran signifikan dalam organisasi tersebut.
Polisi memang telah melakukan langkah yang seharusnya, meski terkesan terlambat, atau terpaksa. Sebab kalau bukan karena adanya reaksi masyarakat tentang aksi konvoi itu, tidak akan ada gerakan kepolisian yang menangkap oknum-oknum tersebut.
Ada netizen yang bahkan sampai mengucapkan terima kasih pada aksi-aksi konvoi itu, sebab gara-gara merekalah maka kasus ini jadi ramai, dan polisi bertindak. Coba aksi konvoi itu tidak ada, Hasan Baraja dan kelompoknya yang sudah merasuk ke segala sendi masyarakat dan bangsa, akan tetap aman. Dan ketika mereka sudah benar-benar merasa kuat, akan menyatakan diri, memproklamirkan diri sebagai pemegang kekuasaan yang sah di negeri ini. Sangat mengerikan!
Polisi sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas semakin besar dan leluasanya kelompok ini, kerap beralasan bahwa payung hukum yang ada saat ini tidak memadai untuk menindak oknum atau kelompok-kelompok yang aktif dan terang-terangan melakukan aksi-aksi demo mengampanyekan sistem khilafah, untuk menggantikan Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa.
Alasan yang sangat dangkal. Sebab bukankah sebelum menjabat, kapolri, kapolda, kapolres... hingga setiap anggota polisi bersumpah untuk setia terhadap NKRI, Pancasila dan UUD 1945, dan akan menjaga serta mempertahankannya?
Berbekal dari sumpah itu, mereka mestinya bertindak ketika ada oknum penceramah agama yang nadanya menghasut untuk merongrong NKRI dan Pancasila. Tetapi apa hendak dikata, konon justru di tubuh institusi ini sejak lama berkembang sebuah perkumpulan berkedok pengajian yang mengarah pada khilafah.
Tapi semoga dengan adanya perang terhadap khilafatul muslimin saat ini, maka organisasi sejenis, yang mungkin sudah bersemi di mana-mana, dikikis hingga licin tanpa bekas. Apalagi momennya tampak bagus, ketika perang terhadap gerakan-gerakan khilafah ini berbarengan pula dengan tibanya tahun politik.
Saat ini sudah mulai marak aksi deklarasi atau saling pedekate ketum-ketum parpol untuk membahas dan menjajaki siapa yang akan dimajukan sebagai calon presiden (capres) dan cawapres 2024.
Dua tahun dari sekarang, waktunya masih cukup panjang dan leluasa untuk berpikir, merenung, mengkaji dan mengavulasi tentang apa, mengapa, bagaimana, dan siapa yang akan diberikan peluang untuk menerima tongkat estafet dari Presiden Jokowi. Salah mengambil keputusan, fatal bagi bangsa ini.
Ingat, problem bangsa ini adalah soal ideologi. Maka yang pertama dan terutama, berikanlah kesempatan dan peluang kepada sosok-sosok yang selama ini dinilai steril dari pengaruh kelompok-kelompok radikal, dan punya jiwa dan semangat memperkokoh Pancasila.
Jangan pernah mencoba-coba berkompromi dengan siapa pun itu yang terindikasi, bahkan sudah terang-benderang merupakan bagian dari kelompok radikal. Jejaknya masih utuh, sebab masih baru. Apalagi dibuka jejak digitalnya, maka tidak akan ada yang dapat ditutupi lagi. Tak ada yang celah untuk berbohong dan berdalih.
Oknum-oknum yang jelas-jelas pernah saling berangkulan dengan kelompok-kelompok radikal, yang umumnya berafiliasi pada aksi-aksi teror dan sama-sama bertujuan mencampakkan Pancasila dan UUD 1945, jangan dikasih peluang satu detik pun.
Dalam hal ini kita patut menyesalkan langkah politik Surya Paloh dan partainya, Nasdem, yang seperti memberikan peluang besar untuk Anies Baswedan. Hal ini jelas sangat membingungkan, kok sosok sekeliber Surya Paloh ini, yang sempat dianggap sebagai pejuang dan penyelamat NKRI yang ber-Pancasila dan bhinneka, tiba-tiba seperti berubah sangat menyeramkan?
Masih ada banyak waktu untuk berbenah dan merenung. Saat ini aparat sedang bergeliat menggempur kelompok-kelompok yang misinya mengkhinati dan membahayakan bangsa dan negara ini. Kerja keras aparat – yang meskipun sangat terlambat ini – akan sinkron apabila pada 2024 capres dan cawapres terpilih adalah sosok-sosok yang bersih, steril, tidak terkontaminasi dengan kelompok-kelompok radikal yang antara lain bergerak dalam organisasi khilafah.
Marilah warga, politikus dan para ketum parpol, ikut dan bergabung dengan barisan kepolisian yang sedang berperang dengan organisasi dan gerakan khilafah, hingga Pilpres 2024 menghadirkan sosok yang akan menuntaskan problema yang dibiarkan sejak bertahun-tahun ini.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/perangi-radikalis-sampai-pilpres-2024-ruroLvIfQh
Pergerakan Khilafatul Muslimin di Kalimantan dan Sulawesi Diusut
Jakarta: Polri menyebut kelompok Khilafatul Muslimin
memiliki puluhan kantor wilayah di Indonesia. Saat ini, pihaknya tengah
menelusuri pergerakan kelompok yang hendak merubah ideologi Pancasila itu di luar Pulau Jawa.
"Dari pulau lain Kalimantan dan Sulawesi, itu masih juga didalami
temen-temen (Polri)," ujar Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo di Mako
Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 11 Juni 2022.
Dedi menyebut saat ini diketahui Khilafatul Muslimin memiliki 23 kantor
wilayah. Namun, Dedi belum dapat merinci daerah yang dijadikan wilayah
operasi dari kelompok tersebut. "Ada 23 kantor wilayah itu lagi didalami oleh teman-teman baik dari
polres, polda, termasuk backup dari Mabes Polri dan Densus 88," terang
dia.
Selain itu, Korps Bhayangkara telah memetakan aksi yang dilakukan
Khilafatul Muslimin di berbagai daerah. Hasil pendalaman itu akan
dikoordinasikan dengan polda dan polres untuk melakukan langkah lebih
lanjut.
"Melakukan pendalaman sejauh mana keterlibatan kelompok dalam rangka
menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan undang-undang termasuk
tindakan-tindakan lain yang membuat suatu kegaduhan di masyarakat,"
jelas dia. Sebelumnya, konvoi motor Khilafatul Muslimin Indonesia menggegerkan
warga Brebes, Jawa Tengah. Sejumlah pengendara motor membawa bendera
yang mengatribusikan sebagai gerakan khilafah melaju keliling Desa
Keboledan-Wanasari-Brebes.
Aksi serupa juga terjadi di Cawang, Jakarta Timur, pukul 09.14 WIB pada
Minggu, 29 Mei 2022. Konvoi motor itu membawa atribut berupa poster dan
bendera bertuliskan 'Khilafatul Muslimin'. Aksi itu viral di media
sosial. Terlihat para pemotor melintas dengan memakai seragam dengan
warna dominan hijau. (LDS)
Sumber Utama : https://www.medcom.id/nasional/hukum/ZkevGzvK-pergerakan-khilafatul-muslimin-di-kalimantan-dan-sulawesi-diusut
Jumat, 06 Juli 2018 16:21
Hanya Setia Pada Pemimpin Agama
Selain rentan dengan eksploitasi lingkungan, pulau-pulau di pesisir Kalsel juga rawan dengan penyebaran paham -paham yang tak diinginkan. Salah satunya yang terdeteksi adalah jemaaah Khilafatul Muslimin. Radar Banjarmasin menelusuri organisasi yang kerap dituding menyimpang, di ujung tenggara Kalimantan itu.
Rabu (4/7) tadi, Radar Banjarmasin berkunjung ke Sebuku. Rute yang ditempuh adalah dari Pulau Laut ke arah Seratak di Kecamatan Pulau Laut Timur. Dari sini menyeberang memakai speedboat ke Sungai Bali Pulau Sebuku.
Jalur Seratak ke Sebuku dipilih karena lebih dekat. Sekitar setengah jam arungi laut jika teduh. Selain dekat, juga menghindari laut terbuka jika melalui pusat kota Pulau Laut. Saat itu cuaca sulit diprediksi, hujan dan angin kencang bisa datang tiba-tiba.
Lepas dari Seratak, baru sedikit ke tengah laut speedboat sudah melayang dihantam gelombang. Di tengah laut beberapa perahu nelayan kecil sibuk mengangkat jala.
Pulau Sebuku kecil saja, hanya
225,5 kilometer persegi. Ada delapan desa. Pintu masuk utama ke Sebuku
adalah muara Desa Sungai Bali. Pulau kecil ini berbatasan langsung
dengan Selat Makassar.
Radar Banjarmasin yang datang bersama dengan bersama beberapa anggota Polda Kalsel, MUI, Kemenag dan Kesbangpol Kotabaru melihat Sebuku agak berbeda.
Dulu tambang menjadi magnet perputaran uang yang menghasilkan berton-ton batubara dan bijih besi. Warung dimana-mana, kos dan mess pendatang menjamur. Kini Tambang batubara dan bijih besi sepi. Ribuan pendatang pulang ke kampung halaman, orang luar malas masuk karena akses ke sana sulit harus lewat laut.
Sekitar setengah jam lebih sampai kami di muara Sungai Bali. Rumah-rumah kayu sederhana berjejer di bantarannya. Ada jembatan kayu, satu dua kendaraan roda dua lewar. Di sungai berderet perahu-perahu kecil nelayan.
Sungai Bali dekat dengan tambang bijih besi. Tapi tujuan kami adalah Desa Sekapung, yang berbatasan dengan tambang batubara.
Di Sungai Bali suasananya jauh berubah dibanding beberapa tahun silam. Sekarang sepi. Rumah-rumah sewaan kosong. Pintunya digembok. Kejayaan tambang usai, tapi listrik dari dulu sampai sekarang di Sungai Bali hanya menyala malam hari.
Rehat sebentar di Polsek, kami lanjut ke Desa Sekapung. Lama perjalanan sekitar satu jam. Jalannya rusak di mana-mana, aspal yang baik sedikit sekali. Di beberapa desa rumah-rumah bedakan kosong tanpa penghuni.
Sinyal hape sulit sekali. Internet bagus hanya di kawasan pesisir yang dekat tambang. Informasi masyarakat terhadap fenomena luar minim. Itu terbukti dengan beberapa perbincangan singkat Radar Banjarmasin dan warga.
Warga di Sebuku sukunya beragam. Selain penduduk lokal, juga banyak dari Sulawesi dan Pulau Jawa. Rata-rata bekerja sebagai nelayan atau kebun. Khilafatul Muslimin kata warga masuk sekitar tahun 2009 dan terus berkembang sampai sekarang. Dibawa langsung pemimpin tertinggi atau khalifah, Abdul Qadir Hasan Baraja' berasal dari Lampung.
Pengikutnya terus bertambah. Sekarang sekitar 80 orang. Banyak pengikut berada di Desa Sekapung. Namun pemimpin Khilafatul Muslimin di Pulau Sebuku tinggal di Sungai Bali. Namanya Ahmad Lamo, tokoh tua di Sungai Bali.
Dari informasi yang dihimpun, petinggi Khilafatul Muslimin atau pengikut senior adalah Bustomi. Pemuda yang sudah berkeluarga itu berasal dari Lampung. Datang ke Sebuku tahun 2012 silam. Bekerja di perusahaan tambang batubara sembari aktif di Khilafatul Muslimin.
Dari informasi dihimpun sudah dua kali Khalifah Abdul Qadir Hasan Baraja' ke Pulau Sebuku. Mengajarkan agama, dan menerima baiat disertai sumpah janji dari para pengikut.
Kepala BPBD Sekapung, Supianto mengatakan, awalnya biasa saja. Tapi lama-lama meresahkan. Misalnya membawa map ke rumah-rumah warga. Memasang papan nama di salah satu rumah pengikut. Puncaknya tidak ikut memilih kepala desa dalam pemilu.
Untuk ajaran agama sama saja, kata warga. Salat tetap di masjid atau langgar di desa. Namun saat hari besar agama, Khilafatul Muslimin salat memisah, di lapangan sepakbola. "Dulu ceramah mereka soal negara, sekarang tahun ini tidak lagi," kata warga.
Sudah dua kali diadakan dialog antara Khilafatul Muslimin di Kotabaru dengan Kesbangpol, MUI, Kemenag dan Forum Kerukunan Umat Beragama. Malam tanggal 25 Desember 2017 di rumah salah satu pengikut. Kemudian pada 26 Desember 2017 di aula hotel Grand Surya Kotabaru, dihadiri pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin wilayah Kalimantan, Amiruddin Dewa pria asal Pangkep Sulsel.
Kesbangpol dalam hal ini pemerintah menyatakan Khilafatul Muslimin organisasi yang tidak resmi. Sementara MUI Kotabaru menilai Khilafatul Muslimin menyimpang atau sesat, karena menyatakan sesama muslim jahil. "Mereka mengkafirkan sesama muslim," kata Wakil Ketua MUI Kotabaru Muchtashor.
Perwakilan Polda Kalsel yang melakukan silaturahmi dengan pengikut Khilafatul Muslimin dan warga Sebuku di Sekapung, Sugeng Rianto mengatakan, kedatangan mereka untuk memonitor dan mencegah berkembangnya paham radikalisme di Pulau Sebuku.
Pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja' kata dia pernah ditahan dua kali. Pertama terkait kasus Teror Warman. Ke dua kasus bom Jawa Timur dan Borobudur di tahun 80 an.
Mengapa di Sebuku? Kata Sugeng, pulau kecil itu dipilih karena jauh dari pengawasan. Modus penyebaran paham melalui kawasan terpencil kata dia merupakan indikasi gerakan tertentu.
Terjadi dialog dan paparan panjang dari Sugeng, MUI, Kemenag dan Kesbangpol di Desa Sekapung. Hadir di sana aparat desa dan tokoh-tokoh masyarakat. Sayang tidak banyak dari Khilafatul Muslimin yang hadir.
Sore hari kami meninggalkan Sekapung. Balik ke Sungai Bali, melalui jalur tambang, untuk menghemat waktu. Danau-danau raksasa terlihat. Di simpang jalan hauling batubara kami masuk ke Desa Serakaman terlihat beberapa rumah seolah terisolir. Mereka adalah warga yang bertahan tidak mau ganti rugi, meski di tengah kepungan tambang.
Jalan desa rusak parah. Kebun karet tidak terawat. Sederhananya Pulau Sebuku seolah hanya pulau tempat bertahan hidup warganya. Di kelilingi laut, akses terbatas.
Dari data Kesbangpol, jaringan Khilafatul Muslimin juga ada di Pulau Laut tepatnya di daerah Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, juga di ujung pesisir. Kemudian di kawasan Kotabaru yang masuk Pulau Kalimantan, di perbatasan Kalsel - Kaltim.
Berbaiat Kepada Hasan Baraja'
Wakil Ketua MUI Kotabaru, Muchtashor mengatakan Khilafatul Muslimin menyimpang dan sesat. Alasannya ajaran Khilafatul Muslimin salah satunya suka mengkafirkan atau menganggap muslim lain jahil.
"Ada dalam buku mereka itu disebutkan, yang tidak ikut baiat itu bukan Islam. Tapi golongan jahiliah," kata Muchtashor kepada Radar Banjarmasin.
Lanjutnya, dari informasi yang dihimpun, pengikut Khilafatul Muslimin diiming-iming jaminan masuk surga. Jaminan masuk surga menurutnya juga menyimpang dar ajaran Islam.
Di Pulau Sebuku, tepatnya di desa Sekapung, Rabu (4/7) tadi dalam acara silaturahmi cegah paham radikal, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kotabaru itu mengatakan, tidak ada dalam Alquran disebutkan sistem negara. Khalifah kata dia artinya pengganti. Sesudah Nabi Muhammad wafat kata dia ada empat khalifah, Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Indonesia tambahnya landasannya adalah Pancasila. Disusun oleh tokoh agama dan ulama jelang kemerdekaan. Setelah masa empat khalifah sesudah nabi, saat itu ujarnya kepemimpinan berdasarkan sebuah kelompok. Seperti kelompok atau Bani Umayyah, Bani Abbas dan seterusnya.
Sampai sekarang kata dia. Bahkan di dunia tidak ada sistem negara Islam. Arab Saudi sistem kerajaan. Kesultanan di Brunei Darussalam. Turki menganut demokrasi. Indonesia juga. Dia meminta warga di Pulau Sebuku tetap setia pada Pancasila.
Dia menekankan agar warga jangan terkecoh. Seperti ISIS kata dia bukan perjuangan agama. Tapi alat propaganda dari Bangsa Israel dan Amerika. ISIS kata dia bukan memperjuangkan negara Islam, tapi justru sebaliknya menebar teror untuk memecah belah
Pembicara dari Polda Kalsel, Sugeng Rianto yang saat itu memakai jubah hijau dan peci hitam tegas mengatakan, ada gerakan yang mengatas namakan agama tapi tujuannya untuk merusak agama Islam. Dia meminta warga cerdas dan tidak sungkan bertanya ketika ada organisasi baru yang masuk.
"Seperti ikhwan kan artinya saudara. Tapi sekarang dipakai jaringan teroris. Jadi hati-hati, kita jangan sampai dipecah belah," tekannya.
Kegiatan teroris atas nama agama itu kata dia sebenarnya adalah kekuatan besar yang mau mencaplok sumber daya alam. "Kalau Pancasila sudah lemah. Bangsa ini mudah dikuasai."
Untuk Khilafatul Muslimin, Rianto mengatakan, warga sebaiknya mengikuti kata ulama dalam hal ini MUI dan pemerintah. Jangan sampai kata dia ada negara dalam negara. Itulah yang terlihat kata dia dalam tubuh Khilafatul Muslimin.
Tidak Ikut Pilih Kepala Desa
Khilafatul Muslim katanya memilki pimpinan tertinggi. Kemudian di bawahnya ada lagi pimpinan-pimpinan wilayah. Dari provinsi sampai kabupaten. Indikasi penolakan sistem negara, terlihat di Sebuku katanya dengan keengganan pengikut Khilafatul dalam pesta demokrasi pemilihan kepala desa.
Meski dalam paparannya kepada warga tidak terlalu menohok Khilafatul, tapi kepada Bustomi salah satu petinggi Khilafatul Muslimin di Pulau Sebuku, Sugeng mengungkapkan, pimpinan tertinggi Khilafatul Abdul Qadir Hasan Baraja' pernah ditahan dua kali. Pertama di tahun 70 an terkait kasus Teror Warman. Ke dua di tahun 80 an kasus bom Jawa Timur dan Borobudur.
"Jangan lihat depannya saja. Tapi coba tengok dan pelajari apa dan bagaimana di belakangnya. Apa tujuannya," ujarnya.
Kedatangan perwakilan Polda ke Pulau Sebuku dan lainnya berangkat dari kecemasan. Kepala Kesbangpol Kotabaru Adi Sutomo mengatakan, Khilafatul Muslimin dicurigai sebagai organisasi radikal. "Berdasarkan informasi yang kami dapat," ujarnya.
Pertama kata dia pimpinannya terkait dengan kasus teror dan bom. Kemudian wilayah operasi di kawasan pelosok yang jauh dari pengawasan. Di dalam perekrutannya ada baiat dan sumpah setia kepada pemimpin. "Dalam bukunya itu ada sama kami. Dijelaskan kalau umat muslim yang tidak baiat masuk golongan jahiliah."
Dalam pertemuan di Desa Sekapung itu, Kepala BPBD Sekapung, Supianto mengungkapkan keresahannya atas kehadiran Khilafatul Muslimin. Salah satunya adalah sikap pengikut Khilafatul Muslimin yang tidak mau ikut datang ke tempat pemilihan suara kepala desa. Bagi dia itu indikasi. Dia bahkan meminta agar pemerintah menindak tegas keberadaannya.
Sesudah acara silaturahmi cegah paham radikal, Radar Banjarmasin berkesempatan berbincang dengan Ramlah. Wanita yang memakai busana warna pink itu membenarkan tidak ikut memilih kepala desa. "Ada ajarannya itu. Soal pemimpin thaghut," ujarnya.
Apa itu pemimpin thaghut, Ramlah tidak merincikan. Dia menawarkan jika ingin belajar banyak bisa berkunjung ke rumahnya. Ditanya apakah thaghut adalah pemimpin yang dipilih bukan dari baiat, dia mengangguk.
Dalam Islam kata dia pemimpin itu bukan dipilih dari sistem demokrasi tapi baiat. Baiat dia katanya kepada Abdul Qadir Hasan Baraja'. Hasan Baraja' menurut Ramlah adalah khalifah ke 105. Tapi kata Ramlah mereka tidak mendirikan negara, hanya belajar soal agama.
Pengakuan wanita yang pernah naik haji itu. Dulu dia tidak tahu banyak soal agama. Di Khilafatul Muslimin dia belajar mengaji dan akhlak. "Kami cuma belajar bagaimana supaya akhlak lebih baik."
Ditanya soal baiat, kata dia awalnya bersyahadat kemudian baiat kepada Hasan Baraja'. Lalu bersumpah tidak berzina dan lainnya.
Petinggi Khilafatul Muslimin di Pulau Sebuku, Bustomi, mengaku sebelum ke Sebuku tahun 2012 silam, dia sudah jadi pengikut sejak di Lampung. Alasannya ikut hanya belajar agama. Untuk ibadah. Namun dia menolak pernyataan Muchtashor kalau perkumpulannya suka mengkafirkan umat Islam lainnya.
Mereka katanya cuma menerapkan aturan agama. Bahwa dalam urusan kebaikan mesti berjamaah. Mengenai yang tidak ikut baiat adalah jahiliah dia membenarkan. Cuma katanya jahil bukan kafir, tapi orang yang bodoh. Dan itu katanya ada hadisnya.
Disinggung soal Hasan Baraja' yang pernah ditahan terkait kasus teror dan bom, dia mengaku tidak tahu. "Tapi kalau dia salah kan aparat pasti bertindak," tekannya.
Adapun pengikut yang tidak mau memilih Kades kata dia bukan ajaran mereka. Menurutnya itu balik kembali ke urusan individu masing-masing. "Mungkin dari semua kepala desa dia tidak ada yang suka. Atau sibuk."
Dia juga membenarkan ketika ditanya ada sumbangan anggota ke pengurus. Sumbangan itu sukarela katanya, bisa seribu rupiah dan lainnya. Sumbangan itu diperuntukkan untuk pesantren, ada Jawa dan daerah lainnya.
Klaim Wadah Bersatu Ummat
Sore hari kemarin, Radar Banjarmasin berhasil wawancara sambungan telepon dengan pimpinan tertinggi Kalimantan Amiruddin Dewa. Amiruddin mengatakan, jahil bukan kafir jika muslim sudah bersyahadat. Tapi nakal atau bodoh. "Seperti kamu kerja di perusahaan, nakal. Apakah kamu bukan karyawan? Tetap karyawan tapi karyawan nakal." Mengenai pernyataan jika pengikutnya dijamin masuk surga, dia juga membantahnya. Katanya surga itu hak Tuhan.
Dia melanjutkan, Khilafatul Muslimin adalah wadah bersatunya umat Islam. Pemimpinnya adalah Hasan Baraja'. Seperti Kristen katanya juga ada pemimpinnya yaitu Paus. Posisi Hasan Baraja katanya adalah pemimpin Islam dunia. Karena menurutnya belum ada sampai sekarang khalifah. Bahkan Hizbut Tahrir akunya belum ada khalifah-nya. "Saya ini dari Hizbut Tahrir."
Terkait pernyataan Muchtashor kalau mereka menyimpang dan sesat, dia mengabaikannya. "Itu kan pendapat dia. Terserah saja," katanya. Menurut Amiruddin urusan benar dan salah, resmi atau tidak resmi mesti memakai hukum Tuhan. Dalam ibadah Tuhan yang menilai katanya bukan manusia.
Mengenai Hasan Baraja' yang pernah tersandung kasus teror dan bom, dia mengetahuinya. Namun tekannya, manusia punya hak untuk berubah ke arah lebih baik. Yang salah kata dia adalah, melarang orang yang bertobat untuk berbuat baik. (zal/ay/ran)
Sumber Utama : https://kalsel.prokal.co/read/news/16022-menelusuri-keberadaan-jemaah-khilafatul-muslimin-di-pesisir-banua
BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Satu plang yang bertuliskan Khilafatul Muslimin dipasang di depan rumah salah satu warga di Desa Rumintin, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin akhirnya dibongkar, Jumat, (10/06/2022).
Plang yang terpasang di muka Rumah AJ, warga Desa Rumintin, Kecamatan Tapin Selatan ini bertuliskan Khilafatul Muslimin Kemas'ulan Ansharullah Tapin menggunakan tinta warna hijau.
Keberadaan plang tersebut menuai reaksi sekelompok masyarakat yang mendatangi Rumah milik AJ dan langsung melepas plang tersebut.
Salah satu warga, (tidak menyebutkan namanya) saat ditemui Banjarmasinpost.co.id mengatakan alasan pihaknya bersama beberapa masyarakat datang ke rumah milik AJ ini untuk meminta pemilik rumah agar mencabut papan nama tersebut.
"Saya datang bersama masyarakat ini untuk meminta, agar papan nama Khilafatul Muslimin di cabut," jelasnya.
Ia mengakui sangat resah, apalagi beberapa waktu lalu diketahui pimpinannya di pusat ditangkap karena diduga terlibat kelompok radikal.
"Papan nama ini memang sudah ada kurang lebih satu tahun lalu. Hanya memang tidak kita tanggapi karena bukan ranah kita," lanjutnya.
Sementara itu, pemilik Rumah, AJ (Nama Samaran) saat dikonfirmasi mengatakan papan nama ini memang sudah ada kurang lebih satu tahun lalu dan belum pernah ada teguran.
"Belum pernah ada teguran terkait keberadaan papan nama ini. Meskipun memang sering ada aparat yang datang ke tempat saya untuk berdiskusi terkait apa itu Khilafatul Muslimin ini," jelasnya.
"Belum ada penetapan apakah pimpinan Khilafatul Muslimin ini bersalah atau tidak,"jelasnya.
Ia mengatakan terkait keberadaan Khilafatul Muslimin ini memang belum banyak masyarakat tahu sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
"Silahkan, jika memang masyarakat ingin membongkar papan nama tersebut, tetapi ini sebetulnya ranah nya aparat karena negara kita negara hukum," jelasnya.
Sementara itu, Dandim 1010 Tapin, Letkol Inf Andi Sinrang saat dikonfrimasi mengatakan Di Kabupaten Tapin ini, pihaknya menginginkan kehidupan yang damai penuh toleransi yang tentunya berasaskan Pancasila.
"Jika ada organisasi masyarakat yang menganut, mengembangkan, menyebarkan paham dan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila, maka organisasi tersebut sangat berbahaya," jelasnya.
Letkol Andi mengatakan organisasi yang bertentangan dengan Pancasila sangat berbahaya karena dapat melakukan propaganda kepada pengikut dan masyarakat untuk melawan negara dengan mengusung ideologi khilafah.
"Berdasarkan hal itulah, Masyarakat Kabupaten Tapin menolak dengan sangat tegas," lanjutnya.
Andi mengatakan, kami selaku aparat Kodim 1010 Tapin dan Polres Tapin akan terus mengantisipasi permasalahan-permasalahan terkait ini.
"Jangan sampai meluas, sehingga organisasi ini memang perlu diamankan, karena dapat meresahkan warga dan berpotensi terjadi konflik di tengah masyarakat," tegasnya.(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)
Sumber Utama : https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/06/10/meresahkan-plang-khilafatul-muslimin-di-tapin-kalsel-dibongkar-warga
Cerita Sedih Ribuan Warga Jatim Dalam Sebulan Terakhir
Sejak beberapa minggu lalu, pasar sapi di Madura ditutup paksa. Tak boleh ada transaksi di pasar karena alasan pandemi sapi. Takut sapi tertular virus dan makin banyak yang mati.
Karena belakangan ini ada banyak kasus sapi mati terserang penyakit mulut dan kaki. Gigi pentol dan kuku kaki mengelupas, lepas.
Ngeri...
Ini adalah cerita penyakit sapi paling dahsyat yang pernah saya alami. Baru kali ini. Setelah puluhan tahun saya meyakini bahwa sapi jarang penyakitnya, relatif aman tidak seperti hewan ternak yang lain.
Tapi kali ini keyakinan saya itu terbantahkan.
Para peternak sapi yang harusnya bisa panen bulan ini, berpesta dengan harga jual mahal, kini harus menahan sesak dada karena banyak sapi tak laku dijual. Lebih dari itu, banyak yang mati dan dibuang ke laut. Ratusan, mungkin juga ribuan sapi. Dan itu adalah harta ril masyarakat menengah bawah yang hilang begitu saja dalam waktu singkat, tak membekas.
Para pedagang sapi yang harusnya sekarang blusukan dari satu kota ke kota lainnya, sekarang dipaksa pasrah jual rugi. Kalau dalam istilah saham, cut loss.
Sapi dijual murah sekali. Tapi itu adalah satu cara terbaik untuk bisa bertahan. Karena mereka para pedagang tak bisa mengirim sapi nya ke Jakarta.
Sementara kalau dirawat sampai situasi normal, yang entah sampai kapan, maka biaya pakan dan perawatan pasti lah membengkak.
Lebih dari itu resiko kematian sapi juga tinggi sekali. Teman saya misalkan, kemaren baru saja berencana kirim 40 ekor sapi ke Jakarta. Tapi dipaksa putar balik dan tidak diijinkan melintas.
Dari 40 ekor itu, 4 sapi kini dalam kondisi kritis. Gigi dan kuku kakinya rontok.
Supir truk yang biasanya punya jadwal penuh sampai hari H idul Adha, sekarang hanya bisa meratap.
Ini adalah situasi yang sangat aneh. Di bulan yang mestinya menjadi titik pesta, sekarang berubah menjadi ratapan penuh derita.
Ini cerita tentang penderitaan ribuan orang.
Tentang peternak yang harus merelakan sapinya mati. Padahal sapi Bagi orang desa, adalah harta paling berharga. Di hewan ternak lah kami bergantung untuk ngutang dan bayar utang. Atau untuk melanjutkan biaya hidup yang semakin digital.
Tentang sopir dan pemilik truk yang mestinya bisa kejar setoran, menutupi kerugian di bulan sebelumnya, ini malah tambah minus.
Pedagang juga sama. Kita hanya berbeda derita dari soal nominal. Selebihnya, kita sama-sama sedih.
Bagi siapapun yang terlibat dalam industri sapi ini, mereka pasti akan merasakan bahwa situasi hari ini jauh lebih buruk dari 2020 lalu.
Harga satu sapi, paling murahnya pun di angka belasan juta. Ini sekarang tak laku dan banyak yang mati.
Jujur saya sesak nafas melihat kondisi seperti ini. Apalagi saya tak punya kuasa untuk melakukan sesuatu. Jadi kalau ada tetangga cerita, saya hanya bisa menguatkan.
Pandemi yang baru saja dilonggarkan, kini menyerang mental masyarakat secara langsung. Kita yang baru mau menuju ke pembangkitan ekonomi, malah harus melewati nasib yang keras.
Saya ga ngerti kepada siapa keluhan ini bisa selesai. atau minimal ada bantuan peternak sapi yang terdampak. Bisa lah mestinya. Tapi kembali lagi, ini cuma derita masyarakat biasa.
Sementara elit kita sedang sibuk sibuknya bicara survei dan elektabilitas. Bahasan soal langkah kuda, langkah catur dan lainnya, agar PDIP mau menghadap misalnya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/cerita-sedih-ribuan-warga-jatim-dalam-sebulan-Osz6iil2u2
Pernyataan Kader Demokrat Ini Justru Menohok Pepo Dan Pangerannya
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengingatkan kepada elite partai politik (parpol) di Indonesia untuk tak memaksakan gelaran Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.
Ia menyebut, setiap upaya untuk membangun koalisi, tentu harus didorong dan didukung. Untuk memastikan demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik, kata dia, koalisi harus semakin banyak.
"Janganlah ada pihak-pihak yang memaksakan maksimal hanya dua calon yang bertarung, apalagi satu calon utama, dan satu calon boneka," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Minggu (12/6) dikutip dari Kompas.tv.
Ia menilai, Pemilu 2024 merupakan momentum yang sangat penting bagi perbaikan demokrasi Indonesia. Ada harapan kuat dari rakyat yang menginginkan perubahan dan perbaikan atas nasib mereka.
"Mereka menginginkan kepemimpinan dan pemerintahan yang memiliki kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka."
Herzaky mengatakan, partai berlambang bintang mercy itu akan berupaya untuk ikut memastikan agar kedaulatan rakyat benar-benar dapat ditegakkan melalui Pemilu 2024.
"Dengan membuka ruang luas bagi semua pihak, untuk ikut berpartisipasi. Tanpa ada upaya intervensi atas kedaulatan parpol ataupun figur tertentu," katanya.
Hehehe, membaca statement Herzaky ini membuat saya menyemburkan kopi yang sudah masuk mulut, pagi ini. Kok arahnya ada keberpihakan ya? Udah mirip Anies ya ngomong keberpihakan. Hahaha.
Ya, keberpihakan terhadap dianulirnya presidential tresshold 20%. Mengingat suara partai Demokrat tak sampai 20%. Padahal yang mengusulkan presidential tresshold ini adalah SBY sendiri, karena waktu itu Demokrat begitu berjayanya dengan perolehan yang dominan. Sehingga SBY merasa jumawa dengan mengeluarkan aturan itu. Sekarang giliran perolehan suara partai ini jeblok, segera kepingin menghapus aturan itu.
Kapokmu kapan...
Lagipula kalau berbicara masalah capres boneka, ini kan sebuah istilah yang menggambarkan seorang capres yang hanya dijadikan alat untuk mengatur segala sesuatu oleh dalangnya. Seolah disetir begitu. Lha ini kan cocok sekali untuk menggambarkan seorang Raden Habib Agus Harimurti Yudhoyono. Hehehe.
Sejak ia masuk ke tubuh TNI, hingga sampai pangkat Mayor, hampir saja naik pangkat jadi Letkol dan akhirnya dipaksa berhenti oleh sang Pepo untuk maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017, walau akhirnya gagal. Menunjukkan bahwa ia benar-benar disetir oleh sang Pepo. Lalu tanpa memiliki pengalaman di bidang politik, tahu-tahu sudah diangkat menjadi Ketua Umum Partai. Enak bener ya jadi anak pemilik Partai. Eh... Bukan pemilik sih, lebih tepatnya perebut partai hahaha.
Lalu hari ini, saat para pimpinan partai bertemu untuk membicarakan masalah peluang koalisi, AHY yang notabene Ketua Umum Partai malah didampingi Peponya. Lebih tepatnya diantar, hehehe.
Mau rapat apa mau ambil raport?
Setuju?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pernyataan-kader-demokrat-ini-justru-menohok-pepo-bU9VgjN3WN
Lucu! Koalisi PKB Dan PKS Diberi Nama 'Koalisi Semut Merah'
Soal nafsu berkuasa Cak Imin sama besarnya dengan Prabowo. Hanya saja ia tidak punya modal serta elektabilitas yang cukup untuk nyapres. Sehingga sejak dulu sampai sekarang tidak ada satupun partai yang mau mengusung Ketua Umum PKB itu selain PKB sendiri.
Bahkan sejak Pemilu 2009 lalu Cak Imin sudah niat ikut Pilpres. Kala itu ia merayu SBY untuk diangkat menjadi Cawapres.
Hanya saja SBY tidak menginginkan Cak Imin menjadi wakilnya. Sehingga ia menolaknya dengan halus.
Untuk menghibur orang nomor satu di PKB itu, diberilah Cak Imin jabatan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Di sini baru ketahuan kalau SBY tidak memilih Cak Imin sebagai Cawapres adalah hal yang tepat. Karena orang ini bisa dibilang gak pandai bekerja. Terbukti saat jadi Menaker, ia tidak punya prestasi apa-apa.
Nah, pada Pilpres 2019 lalu Cak Imin kembali berencana nyawapres. Adapun Capresnya dia sendiri yang tentukan yakni Jokowi.
Jadilah kata JOIN (Jokowi-Cak Imin) dipopulerkan.
Hanya saja baik Jokowi maupun partai pengusungnya sama pikiran dengan SBY, yakni tidak tertarik untuk menggaet Cak Imin sebagai Cawapres.
Kalau penulis berada di posisi Cak Imin ini, pasti kapok nyawapres lagi. Karena ditolak melulu oleh Parpol lain.
Mikirnya sih sederhana saja, jangankan segenap bangsa Indonesia akan memilihnya, Parpol saja ogah mengusungnya.
Eh si Cak Imin seperti tidak tahu diri, pasca gagal jadi Cawapres 2009 dan 2014 malah pengen jadi Capres 2024.
Wakil Ketua DPR itu sebenarnya ingin memanfaatkan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai basis massanya.
Karena berdasarkan data yang ada, NU memiliki anggota berkisar 108 juta pada 2019 silam.
Namun celakanya Ketu PBNU sekarang bukanlah Ketua PBNU yang dulu. Ketua PBNU sekarang Gus Yahya menegaskan bahwa ia tidak mau NU jadi alat politik PKB.
Meskipun PKB dekat dengan NU namun hal itu tidak serta merta menjadikan NU sebagai alat pemenangan/simpatisan PKB.
Yang pada intinya Gus Yahya ingin menegaskan bahwa NU itu jauh lebih besar dari Parpol. Sehingga NU harus mandiri dalam bidang politik. Tidak seperti selama ini yang seolah-olah menjadi underbow PKB.
Hal ini juga yang kemudian membuat Cak Imin geram banget sama Gus Yahya. Sampai-sampai ia mengatakan Gus Yahya mau ngomong apa saja gak akan ngaruh terhadap loyalitas 13 juta suara PKB.
"Bahkan Yahya Cholil Ketua Umum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB nggak ngaruh sama sekali. Coba di survei. Survei terakhir itu menunjukkan bahwa kesolidan ini modal dan saya lihat modal ini semakin besar kalau saya nyapres," ujar Cak Imin dengan nada sedikit songong.
Dan slogan 'tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, yang ada hanya kepentingan abadi' benar-benar diterapkan oleh Cak Imin ini.
Sekarang ia justru merapat ke PKS demi ambisi nyapresnya tersebut.
Kan gile.
Kita tahu sendiri bahwa PKS merupakan partai yang memulai memainkan isu SARA di negeri ini untuk menyerang lawan politik. Yang hal ini pernah diungkapkan oleh Yenny Wahid di acara Mata Najwa.
Pertanyaannya, yang kayak gini mau dijadikan koalisi?
Kemudian PKS ini kan berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Yang menurut pendiri partai itu, Yusuf Supendi pendirian PKS dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan di Timur Tengah.
Bahkan menurut keterangan mantan anggota DPR fraksi PKS tersebut, tokoh-tokoh yang berperan di awal pendirian PKS merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Indonesia.
Termasuk ketika PKS pertama kali ikut Pemilu pada 1999 silam, pendanaannya 90 persen lebih berasal dari Timur Tengah.
Jadi bisa dibilang ideologi yang digunakan oleh PKS saat ini adalah ideologi impor.
Sementara Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) Arab Saudi yang didukung oleh Ikatan Cendikiawan Senior sana sudah mengatakan kalau Ikhwanul Muslimin merupakan organisasi teroris.
Begitupun dengan Majelis Fatwa Uni Emirat Arab juga menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Kok segitunya PKB yang selama ini dikenal moderat mau saja berkoalisi dengan partai yang berafiliasi dengan kelompok yang dicap teroris.
Apa gak ada partai lain lagi yang mau diajak bekerja sama mencalonkan Cak Imin?
Kasihan benar.
Sekarang perlahan tapi pasti koalisi PKS dan PKB mulai terbentuk. Nama koalisinya pun sudah ada yakni 'Koalisi Semut Merah'.
Entah apa filosofi dari nama itu.
Karena jarang-jarang ada koalisi pakai nama hewan.
Dengan adanya koalisi ini, mungkin kedepannya akan ada lagi yang namanya koalisi gajah duduk, koalisi ulat bulu, koalisi kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu, koalisi burung perkutut, koalisi kucing anggora, dll.
Ada-ada saja bikin nama koalisi partai. Hahaha
Pertanyaannya, apakah koalisi ini akan bertahan lama?
Menurut hemat penulis sih tidak.
Kenapa tidak?
Karena, setidaknya ada dua alasan,
Pertama, masih kurang syarat presidential threshold. Perolehan suara PKB dan PKS jika digabung masih terkumpul 17 persen. Sedangkan untuk bisa mengusung Capres minimal 20 persen dari perolehan suara nasional.
Sementara partai lain mau diajak bergabung ke koalisi, sudah bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)
Kedua, semut merah itu kan usianya pendek yakni antara 30-60 hari saja.
Jadi koalisi ini bisa saja sekitar sebulan dua bulan saja berjalan. Setelah itu bubar dengan sendirinya.
-o0o-
Namun apapun itu, menjadi catatan bahwa Cak Imin menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya menjadi presiden.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/lucu-koalisi-pkb-dan-pks-diberi-nama-koalisi-gb644n5JzG
Makasih Mas Sergio, Berkat Rendang Babi, Mata Politik Kami Makin Terbuka
Mas Sergio adalah orang yang di dalam ketidaksengajaannya, sudah berhasil membongkar tabir-tabir politisi busuk yang bermain di balik agama dan membuat mereka terkaing-kaing kayak Blacky.
Banyak politisi busuk yang muncul ke permukaan seperti cacing kepanasan melihat rendang babi yang sudah 2 tahun sebetulnya tutup. Ada seorang busuk dari Nganjuk yang memprovokasi dengan cara memulai polemik ini di Twitter.
Cuitannya yang begitu menghancurkan harga diri dari Sergio justru berbalik kepadanya. Ibarat senjata makan tuan orang ini justru malah dibully karena dia dianggap tidak punya andil dalam mengatakan rendang babi itu.
Kenapa? Karena rendang itu kan dari Sumatera barat katanya sedangkan dia itu orang Jawa. Dari sini kita melihat bahwa bukti si orang Nganjuk ini untuk memprovokasi politisi busuk sangat kuat dan harusnya dia yang dipanggil polisi bukan Sergio.
Polemik masakan rendang padang yang menggunakan olahan daging babi, memunculkan nama-nama politisi busuk. Dari data yang diambil oleh analisis interaksi sentimen emosi dan influencer berdasarkan analitik, terlihat sekali keramaian di media sosial itu tinggi.
Di Instagram ada 16.000-an percakapan dengan 142.000 lebih interaksi dan tayangan di jejaring Tik tok juga ada 6.500 percakapan dengan 38.000 interaksi dan hampir 1 juta tayangan. Namun yang lucu adalah emosi dari rakyat netizen tersebut.
Justru orang yang gembira ada 30%. 23% sedih karena banyak hal tapi saya yakin karena Sergio dianggap sebagai korban. Sedih karena masih ada orang kaya Anwar Abbas yang mengatakan rendang babi merendahkan adat Minang.
Yang marah cuman 18% coy. Lalu setelah Sergio meng viral, Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Timur pun bergerak untuk memastikan tidak ada rendang babi. Partainya jelas dan Kita patut untuk menghancurkan karir politik mereka di 2024 nantinya.
Semua karena Sergio yang sebetulnya sudah 2 tahun menghentikan bisnisnya itu. Tapi kalau mau kita lihat apakah karena Sergio saja, tentu tidak karena justru viralnya Sergio ini karena satu orang tolol yang ada dari Nganjuk.
Tapi saya nggak mau berterima kasih sama orang bodoh ini. Mendingan saya berterima kasih sama Sergio. Padahal tidak ada yang dilanggar sama sekali oleh Sergio. Jelas-jelas dia mengatakan itu makanan non halal.
Ya namanya saja orang tolol pasti dikasih umpan dikit langsung dilahap tapi ternyata jadi goblok kelihatan. Makasih ya mas Sergio.
Semoga bisnis yang mas Sergio jalankan saat ini bisa lebih viral dari rendang babi dan lebih banyak cuan dan dapat duit banyak sehingga mas Sergio bisa hidup berkelimpahan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/makasih-mas-sergio-berkat-rendang-babi-mata-wt4dEDUcb4
Duet Cak Imin-Anies Bakal Sulit Terwujud
Hasrat Cak Imin untuk maju di Pilpres 2024 nampaknya sudah di ubun-ubun. Sebab, Pilpres 2024 adalah momen paling tepat bagi dirinya untuk maju. Maju di Pilpres 2024 atau tidak pernah sama sekali. Kira-kira begitu situasinya. Seperti yang kita ketahui bersama jika Pilpres 2024 merupakan tarung bebas dengan kekuatan peserta yang cukup merata sebab tidak ada petahana.
Saking bernafsunya untuk maju, Cak Imin sudah merayu KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) agar mau mengusungnya. Namun upayanya harus bertepuk sebelah tangan. Sekarang Cak Imin gantian merayu PKS dengan membentuk koalisi semut merah untuk mengusung dirinya berpasangan dengan Anies Baswedan.
Nampaknya Cak Imin mulai menyadari bahwa elektabilitasnya tidak cukup kuat. Menyadari kalau popularitasnya belum cukup untuk modal maju Pilpres 2024. Mau tidak mau, harus menggandeng sosok lain yang lebih populer. Secara tidak langsung, Cak Imin mengakui bahwa Anies termasuk sosok yang potensial meskipun bukan kader partai.
Cak Imin menyadari Anies termasuk sosok yang populer dan punya basis pendukung yang kuat. Namun ego Cak Imin hanya mengizinkan Anies sebagai cawapres, sedangkan dirinya sebagai capres, bukan sebaliknya. Mungkin status ketua partai yang membuat Cak Imin merasa harus menjadi capres, bukan cawapres. Baliho Cak Imin capres 2024 sudah tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Namun sepertinya duet Cak Imin-Anies bakal sulit terwujud. Atau mungkin bisa terwujud, namun kecil kemungkinan untuk menang. Paling hanya menjadi penggembira saja.
Pertama alasan duet Cak Imin-Anies bakal sulit terwujud. Seperti kita ketahui bersama, basis pemilih PKB adalah warga NU. Sangat sulit melihat warga NU bergandengan dengan PKS. Faktor ideologi yang terlalu jauh berbeda sepertinya bakal sulit menyatukan keduanya.
Selain itu, PKB dan PKS bukan termasuk partai besar. Sejauh ini kiprah keduanya hanya mengisi papan tengah. Tanpa partai besar di koalisi semut merah, duet Cak Imin-Anies bakal sulit terwujud.
Kedua alasan duet Cak Imin-Anies bakal sulit menang. Saya yakin pemilih PKB yang mayoritas warga NU lebih memilih calon dengan backround nasionalis dibanding calon yang diusung PKS. Sebaliknya, pendukung Anies dan PKS yang mayoritas masyarakat muslim puritan juga enggan memilih calon yang berasal dari NU. Pemilih dengan bakcround nasionalis dan umum tentu lebih memilih calon dengan backround nasionalis juga.
Intinya, duet NU dengan PKS cukup sulit untuk terwujud.
(SA)
Sumber Utama : https://seword.com/politik/duet-cak-imin-anies-bakal-sulit-terwujud-umCdPPvxvZ
PDI-P Beri Sinyal Tak Akan Lepaskan Ganjar, Partai Lain Lirik Anies Saja
PDIP diprediksi akan kembali memenangi pemilu untuk yang kesekian kalinya. Ini karena ada nama Ganjar Pranowo yang kian hari kian naik elektabilitasnya. Dua lawan terkuatnya yaitu Prabowo dan Anies masih stagnan atau cenderung turun sedikit.
Dengan demikian, Ganjar jadi terlihat punya daya tawar tinggi dan mulai dilirik partai lain. Ini karena PDIP hingga saat ini belum memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar meski elektabilitasnya tinggi berdasarkan sejumlah hasil survei.
Belakangan Ganjar diisukan bakal didukung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang merupakan gabungan dari Golkar, PAN dan PPP.
Sinyal dukungan kepada Ganjar makin terlihat saat relawan Jokowi yaitu Projo hadir di acara Silatnas KIB pada Sabtu lalu. Belum lagi pernyataan Jokowi di acara Rakernas yang dianggap sebagian pihak sebagai sinyal dukungan Projo kepada Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga sering dikritik oleh beberapa kader PDIP sendiri ditambah lagi perseteruan secara tersirat dengan Puan Maharani. Ganjar dalam beberapa kesempatan juga ditantang untuk nyapres dari partai lain di luar PDIP.
Dengan tingkat kepopuleran yang luar biasa, Ganjar pasti menjadi target kuat untuk dibajak partai lain. Kalau PDIP tak mau, maka partai lain akan menampakkan kerakusannya dan tidak berpikir panjang untuk merekrut Ganjar.
Tapi PDIP memberikan peringatan kuat terkait isu tersebut.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara soal kemungkinan Ganjar diusung oleh partai lain untuk maju dalam Pilpres 2024.
Hasto mengatakan PDIP bergerak sesuai dengan momentum dan tahapan pemilu yang telah ditetapkan KPU. Dalam tradisi politik partai memiliki tugas untuk mencetak kader, bukan membajak kader partai lain.
"Dalam tradisi berpolitik, partai punya tugas untuk menggembleng setiap anggota dan kadernya, bukan membajak kader dari partai lain, itulah bagian dari etika politik yang harus dikedepankan," kata Hasto.
PDIP tegas tidak menyarankan tindakan salip menyalip dalam berpolitik. Sebaliknya, semua pihak mestinya bisa saling bergotong royong membantu masalah di tengah masyarakat.
Ini adalah tanda yang sangat jelas. PDIP ingin memproteksi Ganjar sehingga partai lain tidak punya sedetik pun terbersit keinginan untuk mencaplok Ganjar. Tak dapat dipungkiri, dan saya pun sangat yakin PDIP tak mungkin mengabaikan Ganjar begitu saja seolah dia itu seperti calon antah berantah dengan elektabilitas nol koma.
Terlalu bodoh kalau PDIP mengabaikan Ganjar. Dalam politik, ini peluang emas yang sangat konyol kalau diabaikan apalagi dianggap tidak ada. Memang benar PDIP belum berikan keputusan apa pun hingga saat ini. Semua tergantung Megawati sembari melihat fenomena politik beberapa bulan ke depan.
Tapi kalau ada yang berpikir PDIP tidak peduli dengan Ganjar, ini tak masuk akal. Kalau disebut PDIP tidak pernah sedetik pun melirik Ganjar, ini juga omong kosong. Ganjar ibarat aset politik yang berharga. Survei, apalagi yang kredibel, sulit untuk diabaikan meskipun tidak menjadi jaminan.
Saat ini, capres kuat yang bisa dibajak adalah Anies. Prabowo sudah otomatis milik Gerindra. Anies tak punya partai, bisa direbut siapa pun ibarat wanita yang masih single, sah untuk diperebutkan partai mana pun, baik dengan cara halus atau saling sikut-sikutan atau saling jambak rambut. Nasdem adalah salah satu yang gigih.
Dengan demikian, Ganjar hampir dipastikan akan diproteksi PDIP untuk sementara waktu agar tidak ada isu liar terkait upaya pihak lain untuk menggaet.
Saya tak tahu pasti apa maksud perseteruan yang terjadi antara Ganjar dan PDIP. Tapi yang pasti, PDIP takkan melepaskan Ganjar dengan mudah.
Bagi yang mendukung Jokowi, pasti paham kalau ada gubernur haus kekuasaan dan tak becus yang kepingin jadi presiden, apalagi sampai didukung oleh kelompok radikal dan intoleran. Maka, ada salah satu jalan untuk menghentikan gubernur tersebut, setidaknya untuk sementara ini. Ganjar orangnya.
Kalau disuruh memilih, pendukung Jokowi pasti akan mendukung Ganjar. Ada yang bilang Ganjar tidak cukup berprestasi. Kalau begini ceritanya, anggap saja kita mencegah agar yang terburuk tidak berkuasa. Atau bahasa kasarnya, memilih yang terbaik di antara yang calon yang belum terlalu bagus seperti Jokowi.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pdip-beri-sinyal-tak-akan-lepaskan-ganjar-partai-HtH1CV54xo
Miris! PMK Sapi Jatim-Sumbar Naik Jelang Idul Adha, Gubernur Malah Urus Rendang Babi!
Bu Khofifah, kamu kan gubernur Jawa Timur. Dan kita tahu Jawa Timur ini merupakan salah satu pemasok sapi terbesar untuk daerah Jawa dan sekitaran. Sekarang ini banyak banget sapi-sapi yang kena PMK. Apalagi Cak Alif sudah menuliskan kegundahannya mengenai sapi.
Di Madura, dia melihat sesuatu yang miris. Keadaan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Penyakit mulut dan kuku pada sapi membuat banyak peternak sapi harus merugi besar. Saya khawatir kalau populasi sapi berkurang, bisnis sakit, mau tak mau peternak sapi harus berubah jadi pengusaha babi...?
Bu Khofifah, daripada pastikan di rumah makan Padang daerah Jawa Timur yang jumlahnya mungkin ribuan dan butuh tahunan untuk mengecek satu per satu, mendingan pastikan dinas kesehatan hewan di daerah Jawa Timur bekerja dengan benar. Gubernur Sumbar juga sama aja... Miris!
Kondisi sapi di Jawa Timur dan Sumatera Barat ini mengenaskan. Banyak yang kena PMK, kukunya pecah, hidungnya juga rusak dan keadaannya tidak bisa dikendalikan. Seharusnya Bu Khofifah kader Demokrat ini nggak ikut-ikutan politik busuk yang ada di DKI Jakarta dan Anwar Abbas juga Helmi. Mereka ini provokator.
Ibu sebagai mantan menteri Pak Jokowi harusnya tahu bahwa banyak politisi busuk dan provokator yang menggunakan isu agama untuk menjatuhkan citra pemerintahan. Padahal kalau mau dilihat, banyak sekali permasalahan ada di Jawa Timur.
Ketimpangan sosial, ketimpangan ekonomi, ketimpangan pekerjaan, membuat rakyat Jawa Timur malah nggak sehat keadaannya. Seharusnya Bu Khofifah fokus. Fokus ke pedagang sapi yang saat ini bisnisnya benar-benar di ujung tanduk dengan PMK.
Apa yang jadi opini mereka ke Pemprov Jawa Timur jika para peternak sapi dicuekin, sedangkan gubernurnya malah asyik keliling restoran Padang untuk memastikan tidak ada babi dijadikan rendang? Sungguh bingung kami tuh.
Ketika hal ini terjadi, mungkin saja para pemakan babi juga tidak masalah. Sedangkan yang masalah adalah pemakan sapi. Saya kira, ini hal serius yang harus diperhatikan oleh pemprov Jawa Timur dan juga DKI Jakarta.
Kalau mau dilihat juga, di Indonesia lebih banyak pemakan sapi, maka jangan abaikan mereka. Bu Khofifah, Gubernur Sumbar dan Anies harus mengurusi peternakan sapi, bukan malah sibuk urus si lucu babi. Karena dengan mengurus peternakan sapi, kalian juga sedang beribadah.
Coba bayangkan jika sapi banyak yang tak layak konsumsi karena kena PMK, masak mau diganti babi? Kalau menurut Abdul yang dideportasi dari negara pengimpor babi sih, katanya boleh? Harusnya pemprov DKI, Jatim dan Sumbar lebih fokus selesaikan wabah PMK sapi. Sebentar lagi Idul Adha! Teman saya ingin merayakannya! Jangan sibuk urus rendang babi!
Sudah lah Bu, hentikan omong kosong ibu.
Begitulah omong kosong.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/miris-pmk-sapi-jatim-sumbar-naik-jelang-idul-adha-r49JcH91d7
Kenapa PKS Seakan Menjaga Jarak dengan Anies Baswedan?
Saking gimmick-nya, Raffi Ahmad pernah dicalonpresidenkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) walaupun kemudian disebutnya sebagai pernyataan tidak resmi dari partai.
** Anies Baswedan dan PKS, ada yang menganggap sebagai yang tidak bisa dipisahkan. Terutama pada saat Pilgub DKI Jakarta 2017 hingga selama Anies menjabat. Selama itu, kedua pihak itu dianggap setipe.
Bagi PKS, kemenangan Anies di Jakarta waktu itu ibarat obat setelah berbagai kekalahan sebelumnya. Walau sebagai 'penguasa' Jakarta, PKS tidak pernah menang di wilayah ini. Sementara sebelumnya, secara nasional PKS juga menjadi pendukung si kalah.
Sementara bagi simpatisan PKS, Anies tidak saja sebagai obat, tapi sudah menjadi simbol dan figur perwujudan perlawanan pada Presiden Jokowi, orang yang berkali-kali mengalahkan mereka. 'Gubernur rasa presiden' katanya.
Tapi belakangan terasa aneh, ketika waktu semakin mendekat pada masa pemilihan presiden, PKS seakan malah menjaga jarak dari Anies. PKS malah bermain aman, bahkan dengan mengutamakan Habib Salim Segaf Al-Jufri, yang merupakan orang kuat di internal partai sebagai yang bisa diusungnya.
Padahal pancingan dan kode-kode dari Anies sudah ada. Dalam kesempatan Milad ke-20 PKS, Anies berpantun yang seakan menjadi sinyal bahwa dirinya siap kembali diusung PKS dalam pesta demokrasi tahun 2024 nanti.
“Sepeda Habib Salim melaju kencang di jalan/Habib Aboe bakar dan Bang Syaikhu mengikuti naik kendaraan/Bersama PKS kemarin penuh dengan kenangan/Kembali bersama PKS esok penuh dengan harapan,” begitu sambung Anies berpantun.
Dalam kesempatan itu pula sambutan kader dan simpatisan PKS pada Anies sangat meriah.
Tapi itulah anehnya, ketika kader dan simpatisan dalam satu suara mengarah ke Anies, kenapa kemudian elitnya malah terlihat menjaga jarak? Bukankah seharusnya dengan rekam jejak kerjasama antar keduanya serta elektabilitas yang dimiliki Anies saat ini, bisa membuat PKS menjadi percaya diri untuk mengusungnya?
Ada beberapa kemungkinan sebabnya. Pertama, Anies masih meragukan. Baik secara kinerja maupun secara elektabilitas. Prestasi yang selama ini diumbar, bisa saja PKS berpandangan bahwa itu hanya pencitraan. Sementara secara elektabilitas, dengan menjadi gubernur ibukota hampir lima tahun tapi elektabilitasnya hanya segitu-segitu saja, PKS menganggap Anies masih lemah.
Kedua, terkait logistik. Tentu masuk ingat ketika mereka berbalik arah saat penentuan calon wakil presiden pada pilpres 2019 lalu. Saat itu Sandiaga Uno pun diusung dikarenakan secara kemungkinan, kemampuan logistiknya akan lebih terjamin.
Ketiga, PKS sedang 'meninggikan harganya'. Dengan apa yang dimilikinya ditambah dengan apa yang dimiliki Anies, tentu akan sangat kecil bila harus menghadapi arena keras sebuah kontestasi pemilu. Untuk itulah PKS berfokus dalam membesarkan posisi tawarnya terlebih dahulu. Urusan Anies belakangan. Sebagai langkah awalnya adalah wacana pembentukan koalisi semut merah bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kenapa-pks-seakan-menjaga-jarak-dengan-anies-wydXdfIEO1
Menggelikan, Gubernur Jatim Cek Resto Padang Pastikan Kehalalan
Babi lagi, babi lagi. Memang, kalau sudah mendengar nama ini, atau melihat dagingnya, banyak yang kejang-kejang dan kebakaran jenggot. Mendadak, banyak yang menjadi sok suci dan merasa paling tidak berdosa.
Dulu ketika Jokowi sempat menyebut bipang Ambawang, banyak yang seperti kesetanan. Ditambah lagi banyak pihak brengsek yang memperkeruh situasi dan bikin gaduh. Jadilah ini politisasi babi.
Sekarang, nasi padang babi juga dipolitisasi oleh sebagian orang untuk pansos atau cari muka.
Beberapa waktu lalu, salah satu ustadz sebar berita tanpa tabayyun lalu dengan entengnya cuma minta maaf.
Sekarang ada lagi satu gubernur yang entah ngapain.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Dia tiba-tiba mengunjungi salah satu Rumah Makan Padang di kawasan Kertajaya Indah, Surabaya. Cuma mau pastikan tidak ada makanan non halal seperti rendang babi atau gulai babi.
"Kami ingin mengajak seluruh masyarakat dari viralnya informasi yang beredar. Katanya ada rendang babi di restoran padang. Kalau rumah makan padang atau namanya Minang jadi rumah makan ini dijamin kehalalannya," kata Khofifah.
Khofifah mengaku sudah menanyakan ke pemilik rumah makan apakah yang bersangkutan menjual babi. Pertanyaan itu untuk memastikan bahwa tidak ada makanan non-halal yang dijual.
"Dari situ saya juga sampaikan, agar memberi kenyamanan dan keamanan ke konsumen, paling tidak di depan rumah makan dipasang stiker atau imbauan bahwa 100 persen halal," katanya.
Geli banget sih.
Mereka menganggap kasus nasi padang babi tersebut adalah penipuan terselubung. Cara mereka menyikapi ini seolah pemilik restoran nasi padang babi menipu konsumen dengan diam-diam menjual daging babi tapi dibilang halal. Semua jelas, pemiliknya cantumkan non halal. Tidak ada penipuan atau penyesatan kepada konsumen.
Seolah pemiliknya ini kayak kasus pedagang bakso yang mencampurkan daging babi dan daging sapi, tapi diam-diam saja dan konsumennya muslim.
Kalau pemilik tersebut ketahuan menipu, wajar kalau ingin periksa rumah makan yang lain atau bikin wacana sertifikasi atau yang lain. Ini terkait rasa was-was karena ada kasus penipuan.
Tapi, restoran yang dipermasalahkan sama sekali tidak menipu. Dari awal brandingnya jelas yaitu non halal. Lagi pula sudah tutup dua tahun lalu, baru sekarang diributkan.
Saya sering bilang, ada sebagian politikus atau pejabat yang memang doyan politik model seperti ini. Ada isu, mereka tunggangi karena lumayan memberikan cuan secara politik. Pansos, atau cari muka padahal aslinya norak dan menggelikan.
Gubernur ini contohnya. Kasusnya apa, reaksi beda pula. Ada yang marah tapi tidak nyambung. Ada yang bertindak tapi tidak nyambung. Ini seperti politisasi dan disamping karena ada yang sengaja mau memperkeruh situasi sama seperti saat Jokowi pidato soal bipang Ambawang.
Mereka mungkin ingin meraih simpati para gerombolan sumbu pendek yang merasa sudah yakin masuk surga. Ujung-ujungnya memanfaatkan sentimen agama untuk meraih dukungan. Biar mereka dianggap religius, taat agama padahal niatnya belum tentu seperti itu. Politisasi agama di negara ini sudah terlalu overdosis.
Gimana rakyatnya mau cerdas, kalau sampai detik ini masih banyak yang seolah sengaja pamer kebodohan demi ambisi tertentu? Kalau masih banyak politikus atau pejabat yang kejang-kejang gara-gara masalah simpel begini, jangan harap negara ini maju. Kapasitas nalar dan otak pun tak cukup mencerna ini dengan baik. Gimana kalau disuruh mikirin cara bikin pesawat tempur, pesawat ruang angkasa, eksplorasi Mars, teknologi nano, modifikasi genetika, internet 6G dll? Ah, ngapain coba mikir sejauh itu, yang penting masuk surga. Dunia ini cuma sementara, yang penting surga di tangan. Gitu, kan?
Bahkan Gubernur Sumbar wacanakan sertifikasi masakan Padang. Jadi nanti misalnya saja, Gudeg Jogja sudah harus sertifikasi dan tidak boleh dimodifikasi? Soto Betawi? Sop Konro Makasar? Sate Madura? Babi Panggang Karo? Bipang Ambawang? Mie Aceh? Chinese Food? Semua disertifikasi, tak boleh dimodifikasi, tak boleh diubah bahan aslinya. Kalau melanggar maka akan disebut penistaan. Lama-lama bubar negara ini gara-gara ego seperti ini.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/menggelikan-gubernur-jatim-cek-resto-padang-yB3IjoYQAS
Rendang Babi, Makanan Enak Pembuka Tabir Politisi Haram, Peta Politik 2024 Makin Jelas!
Kita sebenarnya harus bersyukur dengan adanya polemik rendang babi ini, negara kita berpotensi untuk diselamatkan. Indonesia justru memiliki peluang untuk menang atas bangsatnya dan kebiadaban para politisi penunggang agama.
Mari kita simak satu persatu latar belakang sampai dengan solusi dari peta politik 2024 di Indonesia. Ada dua kubu yang berperang yakni kubu radikalisme dan kubu nasional. Kedua hal ini dipisahkan oleh rendang babi.
Sebagai pembuka, saya mempertanyakan kenapa polisi memanggil orang yang pernah berjualan babi rendang. Dasar hukumnya apa sehingga orang tersebut bisa melakukan klarifikasi di kantor polisi? Secara hukum saya nggak ketemu pasalnya yang mengatakan bahwa orang yang jualan babi rendang harus berurusan sama polisi. Tapi saya mulai paham kenapa orang ini dipanggil oleh polisi. Analisis saya sederhana saja. Mari kita ulas satu persatu.
Pertama, rendang babi identik dengan suku beragama. Orang mereka ini adalah orang-orang yang kebanyakan radikal dan merasa Indonesia ini milik satu agama tertentu. Tempat ini dikuasai oleh partai-partai pengusung khilafah.
Sehingga merasa dinistakan agamanya dan makanannya, mereka melaporkan orang ini ke polisi. Apalagi sudah ada anggota dewan yang berkomentar negatif tentang rendang babi ini. Merasa disandingkan dengan babi, mereka mungkin saja mencari pemilik restoran itu dan ingin mencari kepalanya.
Jadi daripada orang ini disembelih oleh teroris yang adalah sekutu Rizieq dan gabener, dan menyinggung tempat pemenangan orang radikal, polisi mengamankan terlebih dahulu. Dalam alasan ini saya lebih husnudzon kepada polisi.
Tapi ada alasan kedua yang bikin saya suuzon kepada polisi. Polisi sukanya nangkep orang yang dianggap lemah dan tidak punya posisi tawar sama sekali. dalam hal ini kita melihat beberapa kejadian yang mirip dan serupa.
Saya bingung kenapa yang dipanggil oleh polisi adalah pemilik restoran yang sudah tutup 2 tahun yang lalu hanya karena viralnya cuitan yang dibunyikan oleh Helmi dan beberapa orang-orang penting lainnya yang memiliki kekuasaan di negara ini. Ada sekelas gubernur coy.
Harusnya yang dipanggil adalah mereka terlebih dahulu sebelum orang yang dilaporkan. Pembunuhan karakter semacam ini saya kira adalah tindakan yang dikerjakan secara terstruktur sistematis dan masif.
Apakah saya boleh bertanya "percuma kita punya Kapolri dari orang yang tidak mayoritas?" Dalam hal ini kita melihat polisi nggak beda sama emak-emak bawa motor matic yang buka sein kanan tapi belok kiri lalu ketika dimarahin, mereka lebih ngamuk daripada kita.
Dua alasan ini semoga bisa memberikan keseimbangan dalam saya menilai sesuatu dan tidak dianggap sebagai tuduhan namun analisis saja kenapa orang yang menjual rendang dan sudah 2 tahun berhenti masih di kasuskan sampai hari ini.
Saya berharap negara Indonesia memiliki pandangan yang jauh lebih seimbang dalam hal ini.
Gobloknya lagi sampai ada orang-orang penting yang mengkomentari peristiwa basi tersebut yang sudah 2 tahun loh berhenti. Ini namanya pembunuhan karakter dan memberikan satu pandangan bahwa rasisme dan radikalisme sungguh sudah ada di negara ini dan nyata hukumnya.
Lantas apakah solusinya? Setidaknya saya ada dua tawaran solusi yang pertama jalur keras dan yang kedua jalur lebih keras lagi.
Solusi pertama adalah saya mendorong semua warga Indonesia yang mau melawan intoleransi dan radikalisme untuk membuat rendang dari babi. Kita buktikan rendang babi lebih enak daripada rendang sapi!
UMKM harus di giatkan sebanyak-banyaknya. Jangan lupa berikan label non halal supaya mereka nggak punya kesempatan untuk menindak karena kebebasan itu dijamin oleh negara.
Solusi Kedua saya mendorong kita semua untuk tidak memilih gabener dan juga tokoh-tokoh yang ada di seberang sana. Dia sudah terang-terangan didukung oleh napi teroris dan juga Hizbut tahrir Indonesia yang merupakan tokoh sentral dalam penghancuran keutuhan NKRI.
Yang masih abu-abu juga kita harus pastikan tidak terpilih seperti Sandiaga Uno, Prabowo yang belakangan ini belaga nasionalis, dan politisi politisi lain yang tidak pernah terang-terangan melawan radikalisme.
Setahu saya yang melawan radikalisme dengan terang-terangan adalah Ganjar Pranowo, Erick Thohir yang memecat pendukung teroris, jenderal Dudung Abdurrahman yang terang-terangan menyobek baliho Rizieq Shihab.
Andika Perkasa yang secara perkasa melawan dan membantai radikalisme di tubuh TNI, dan yang terakhir namun yang terutama adalah Basuki Tjahaja Purnama yang adalah sosok korban sekaligus pahlawan di negara kesatuan republik Indonesia mengenai radikalisme dan intoleransi.
2024 bukan lagi tahun partai politik namun tahun untuk tokoh-tokoh yang melawan radikalisme. Kalau mau yang jelas partai ya pilih partai yang juga jelas-jelas menolak radikalisme seperti partai solidaritas Indonesia.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/rendang-babi-makanan-enak-pembuka-tabir-politisi-jXb2nJXykH
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :
BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Senin/130622/12.57 Wita/Bjm