» » » » Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Penulis By on Kamis, 16 Juni 2022 | No comments


Migo Berita Banjarmasin -
Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!. Ketika Literasi Digital, Literasi tentang Agama dan Literasi lainnya tidak dipahami bahkan tidak diketahui oleh seseorang, maka rentan sekali menjadi objek "Pembodohan" dan memuluskan orang yang berniat Tidak Benar untuk mempengaruhi bahkan mencuci otak para pengikutnya. Agar tidak gagal paham, bacalah hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.

Puisi Gus Mus (KH.Musthofa Bisri) menyindir pemahaman wahabi Salafi Takfiri

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA ? 

* Aku pergi tahlil, Kau bilang itu amalan jahil… 

* Aku baca Shalawat burdah, Kau bilang itu bid’ah…
LALU AKU HARUS BAGAIMANA? 

* Aku bertawasul dengan baik, Kau bilang aku musyrik…  

* Aku ikut majelis dzikir, Kau bilang aku kafir…
LALU AKU HARUS BAGAIMANA?  

* Aku sholat pakai lafadz niat, Kau bilang aku sesat…  

* Aku mengadakan maulid ,kau bilang tak ada dalil yg valid…  

* Aku gemar berziarah, Kau bilang aku alap-alap berkah…  

* Aku mengadakan selametan, Kau bilang aku pemuja setan…
LALU AKU HARUS BAGAIMANA ?  

* Aku pergi yasinan, Kau bilang itu tak membawa kebaikan…  

* Aku ikut tasawuf sufi, malah kau suruh aku menjauhi…
YA SUDAHLAH ….. AKU IKUT KALIAN …. 

* Kan kupakai celana cingkrang biar kau senang…  

* Kan kupanjangkan jenggot agar dikira berbobot… * Ku hitamkan jidad agar dikira ahli ijtihad… * Aku akan sering menghujat biar dikira hebat… * Aku akan sering mencela biar dikira mulia…
YA SUDAHLAH … aku pasrah pada Allah yg kusembah…

"Permintaan maaf itu berarti mengakui kesalahaannya. Kemudian what is next? Apa berikutnya? What is to be done? Bagaimana kita menyelesaikannya? Apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan adalah PROSES HUKUM. Karena kita ini bersamaan kedudukannya di dalam Hukum, ini konstitusi kita. Kita bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 ayat 1, kalau tidak salah. Ya, dan artinya apa? Tidak boleh ada seseorang itu diproses hukum, yang lain tidak." (Ujar Fadli Zon ketika kasus AHOK GUbernur DKI Jakarta saat itu)

Apa iya si Dewa Panci KEBAL HUKUM pak Polisi? 🙄

TABAYUN... 😱😱😱😱
https://snackvideo.social/p/Rvm2IdYC


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Flookaside.fbsbx.com%2Flookaside%2Fcrawler%2Fmedia%2F%3Fmedia_id%3D3238186452939384&imgrefurl=https%3A%2F%2Fm.facebook.com%2FpageKataKita%2Fphotos%2Fbenturkan-agama-tumbangkan-presiden-jokowisudah-5-tahun-lebih-presiden-jokowi-di%2F3238186452939384%2F&tbnid=UlsfyYBnZ32riM&vet=1&docid=j6NmWwzmbu2K8M&w=719&h=700&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim

Modus Khilafah







Jokowi di Mata Kiai Lokal 

Senin, 30 Juni 2014 | 01:01 WIB
Oleh Irfan Nuruddin ---

Berawal dari seringnya mendapat pertanyaan dari teman-teman alumni Pondok Langitan, perihal sosok Jokowi, bagaimana keislamannya dan kiprah dia sewaktu menjadi Wali Kota Solo. Pertanyaan tersebut ada mungkin karena seringnya kampanye hitam yang mereka terima, baik melalui SMS, transkrip pembicaraan, media cetak maupun di sosial media.<> Awalnya saya jawab, “Menurutku, sepengetahuanku….” Tapi jawaban seperti itu, bagiku sendiri juga tidak afdhol, kurang begitu shohih, tsiqoh, aku iki lho sopo (saya bukan siapa-siapa)? 

Kemudian saya berinisiatif untuk mendapatkan info tentang Jokowi dari sumber yang tsiqoh, yang tahu dan kenal dekat dengan Jokowi, dan yang aku tahu adalah KH. Abdul Kareem, seorang hafidzul Qur’an dan juga Pengasuh Pondok Pesantren Az-Zayyady, Laweyan, Solo. Untuk masyarakat Solo dan sekitarnya pasti tahu siapa beliau. Beliau juga sahabat sekaligus mentor Jokowi. “Pak, keislaman Jokowi niku pripun (bagaimana sebenarnya keislaman Jokowi)?” tanyaku langsung ke masalah. Siang itu, Ahad 22 Juni di ndalem beliau, Tegal Ayu, Laweyan, Solo. “Islam-imanipun Jokowi miturut kulo sae, saestu sae (baik, benar-benar baik). Saya kenal Jokowi jauh sebelum dia menjadi walikota, ketika dia menjadi ketua Asmindo, Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia, dia punya perusahaan mebel namanya ‘Rakabu’. Dia aktif mengikuti pengajian-pengajian saya. Dan dikemudian hari membentuk majlis pengajian Pengusaha Islam Muda yang namanya Bening Ati, pengasuhnya kulo kiyambak (saya sendiri), Pak Yai Nahar, (Pengasuh PP Ta’mirul Islam waktu itu) dan juga PakYai Rozaq, (Pengasuh PP Al Muayyad). Tapi beberapa tahun majelis pengajian berlangsung, kemudian goyah, karena beberapa anggotanya sama mencalonkan dirimenjadi Wali Kota, Pak Jokowi sendiri, Pak Purnomo, (sekarang menjadi Wakil WaliKota Solo) dan Pak Hardono. Lah kulo ‘kebagian’ mendukung Pak Jokowi, dan pada saat itulah saya tahu betul bagaimana Pak Jokowi, sebab renteng-renteng bareng kemana-mana, puasa Senin-Kemisnya tidak pernah ketinggalan, tahajudnya juga luar biasa, sama sekali tidak pernah tinggal Jum’atan, apalagi cuma sholat lima waktu yang memang dah kewajiban. Keluarga Jokowi juga Islamnya taat, adik-adiknya putri semua berjilbab itu juga sejak dulu, dan juga diambil mantu oleh orang-orang yang Islamnya baik semua, Jenengan ngertos kiyambak tho Gus?” jawab beliau lugas. “Tapi kulo gih tidak habis pikir, kenapa orang yang jelas-jelas keislamannya kok diisukan kafir, keturunan nasrani, cina dan lain-lain, hanya karena perbedaan politik, tur itu yang mengisukan yo wong islam dewe… Kulo ape meneng wae opo yo trimo, opo yo pantes, dulur Islam dikafir-kafirke kok meneng ora mbelani, opo yo pantes…” ucap beliau dengan berusaha keras menahan air mata sehingga mata beliau memerah. Suara beliau sengau menahan isak. Melihat pemandangan seperti itu, hatiku rasanya ngilu, seperti diremas-remas oleh kekuatan dunia lain, betapa ringannya orang mempolitisasi agama untuk kekuasaan, aku terdiam lama, untuk meneruskan pertanyaan rasanya tidak mampu.Terbawa suasana yang tiba-tiba mengiris-ngiris kalbu. “Ya memang Pak Jokowi bukanlah santri ndeles kados Jenengan Gus, bacaannya tidak sebagus santri-santri Muayyad, tapi opo terus kekurangan seperti itu menjadikan dia pantas dicap abangan, gak ngerti agomo…apalagi kafir?” Dengan menahan isak pertanyaan tersebut terucap. 

Memang isu Jokowi sebagai orang abangan atau kejawen itu dimunculkan sejak Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta dua tahun lalu, dan setahuku Jokowi waktu itu sama sekali tidak menggubris isu-isu tersebut. Dan rupanya isu-isu tersebut dimunculkan lagi saat pilpres ini dan lebih masih dan dasyhat, sehingga pada waktu Jokowi sowan ke Pak Dul Kareem (begitu aku biasa menyebut KH Abdul Kareem Ahmad), 6 Juni lalu, JOKOWI madul, “Kulo kiyambak Gus Kareem, bisa menahan diri difitnah-fitnah seperti itu, tetapi menawi kalau itu ibu saya, ibu saya difitnah kafir, nasrani,… kulo sing mboten saget nrimo (tidak apa saya difitnah, tapi kalau ibu saya yang difitnah kafir, nasrani, saya tidak terima),” kata Jokowi ditrukan Pak Dul Kareem. Lah dalah, aku merinding mendengar cerita tersebut. Mungkin juga, Jokowi dianggap orang abangan karena dia diusung oleh PDIP yang identik dengan abang-abang, padahal PDIP Solo, sangat agamis, punya masjid sendiri di depan Kantor PDIP di Brengosan, dan masjidnya makmur, setiap minggu ada kegiatan semaan Al Qur’an bil ghoib dan pengajian rutin. Tur juga, partai yang terkuat di Solo adalah PDIP, partai-partai lain yang berbasis Islam seperti PPP, dan PKB sama sekali gak ada baunya, kecuali PAN dan PKS-mambu-mambu sitik (partai Islam di Solo tidak terlalu kuat). Sebetulnya obrolan tersebut sangat panjang dan beragam masalah yang didawuhkan oleh Pak Dul Kareem, tapi karena terbatasnya halaman, aku singkat semua obrolan tersebut dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana kepemimpinan Jokowi selama menjadi wali kota Solo, ketegasannya dan juga kebijakannya, terutamapada umat Islam?” “Kebijakkan Pak Jokowi selama di Solo, sama sekali tidak ada yang merugikan umat Islam, kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan masalah agama selalu dikonsultasikan dulu pada ulama Solo, terutamanya pada Kyai Durrohim, Mustasyar NU waktu itu. Dan kebijakan Pak Jokowi itu bersifat Islam subtantif Gus, tur yo merakyat tenan, umat Islam di Solo itu kan mayoritas dan juga kalangan bawah, jadi Pak Jokowi untuk mengangkat ekonomi rakyat kecil dengan menbangun banyak pasar-pasar tradisional, minimarket tidak boleh buka 24 jam, tidak mengizinkan mall-mall ada lagi,jarene Pak Jokowi, kalo umat Islam sejahtera maka masjid dengan sendirinya akan dipenuhi jama’ah, gitu Gus,” jelas Pak Dul Kareem padaku. Memang yang kudengar selama ini ya begitu itu, bahkan Jokowi berani menentang kebijakan Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah yang mengizinkan dibangunnya mall di Sari Petojo, sebab memang tanah Sari Petojo adalah milik propinsi, dan berhubung itu berada di daerah Solo, pembangunan tersebut tidak diizinkan oleh Jokowi, karena tidak berpihak pada ekonomi rakyat kecil di sekitarnya. “Contoh lain, lokalisasi Shilir yang ada di Semanggi setahun menjadi Wali Kota, ditutup oleh Pak Jokowi, dan kemudian dibangun sebuah pasar untukmenghidupkan perekonomian warga sekitar. Dan yang mengisi pasar tersebut adalah para pedagang loak yang di Banjarsari, di sana itu ada sebuah monument yang menjadi cagar budaya, kumuh dan kotor karena di tempati oleh PKL-PKL yang tidak teratur. Dan cara memindahkannya pun, Masya Alloh, sangat manusiawi, nguwongke uwong tenan, perwakilan PKL di undang makan di Lodji Gandrung sampai puluhan kali kalau tidak salah untuk berdiplomasi dengan para pedagang, dan ketika para pedagang menerima dipindah, mindahnya pun tidak dengan kekerasan, dipawaikan… dikirab dengan marak… podo ditumpakke jaran, seneng tenan… podo diuwongke mbek Wali Kotane… (proses pemindahan tidak dengan kekerasan, semua pihak merasa dihargai),” cerita PakDul Kareem panjang lebar. Aku membayangkan kemeriahan tersebut dan kegembiraan warganya yang merasa dimanusiakan oleh pemimpinnya. Selama sebelum Jokowi, Solo kumuh dan semrawut, dan sekarang terlihat lebih hijau dan rapi, meskipun tidak semuanya, tapi itu jauh lebih baik dari pada masa-masa sebelum Wali Kota Jokowi. Dan ketika Shilir di tutup, Habib Syekh yang memang tinggal di Semanggi mendirikan majelis “Shilir Berdzikir” yang menjadi cikal bakal Ahbabul Musthofa saat ini. Solo saat ini jadi lebih hijau dhohiron wa bathinan, peringatan hari besar Islam juga lebih semarak, ada Parade Hadrah setiap Rajab, Festival Sholawat, kegiatan dzikir tahlil dan barzanji semakin marak, ada setiap saat, tidak hanya di masjid-masjid tapi juga di hotel-hotel mewah. Itu semua sebab kebijakan-kebijakan Jokowi dalam membangun Solo sebagai Kota Sholawat dan juga Spirit of Java. Sholawat Barzanji yang awalnya sesuatu yang jarang, karena NU di Solo adalah minoritas, sekarang menjadi hal yang seakan harus hadir dalam setiap moment, iya, sejak Jokowi menjadikan Majelis Dzikir dan Sholawatan sebagai tamu rutin di Balai Kota setiap Rabiul Awwal. Tidak hanya itu, di Rumah Dinas beliau, Lodji Gandrung dijadikan tempat rutin taraweh ala Masjidil Haram, 23 rakaat beserta witir dan mengkhatamkan Al Qur’an. “Ketika Jamuro pertama kali diundang di Balai Kota, Pak Jokowi memberi kenang-kenangan, dalam bungkusan yang sangat tebal, kulo ngiro niku isinya arto Gus, tapi jebule stiker (saya kira isinya uang, tapi sertanya isinya stiker) bertuliskan, “Jamuro, dengan Bershalawat Kita Semua Selamat Dunia Akhirat.” Aku tertawa mendengar cerita tersebut, sebab kenang-kenangan tumpukan 5000 stiker sebesar uang kertas, dibungkus dengan rapi kertas coklat, yang dibuka di depan umum, bisa menjadikan orang menyangka itu adalah uang puluhan juta. Jebule cuma stiker. 

Jamuro, singkatan dari Jam’ah Muji Rosul, awalnya hanya majlis dzikir tahlil dan pembacaan Barjanji yang menjadi rutinan segelintir jamaah, tapi sekarang jama’ahnya puluhan ribu dari Solo dan sekitarnya. Dan Pak Jokowi adalah salah satu pembinanya. “Lah ndilalah, Pak Jokowi satu tahun jadi wali kota, kulo kebetulan dados ketua PCNU Solo, jadi gih saget bersinergi dengan Pak Wali, dan Pak Jokowilah yang mengusulkan dan yang ngobrak-ngobrakki agar di bentuk Ranting NU di seluruh Solo, ada 51 Ranting, dan ini baru pertama kalinya PCNU Solo punya ranting, itu berkat Pak Jokowi dan Pak Jokowi juga yang membuatkan 51 papan nama untuk ranting NU tersebut,” cerita Pak Dul Kareem dengan antusias. “Di antara juga, shalat Idul Fitri bisa terlaksana di Balai Kota, itu juga kebijakan Pak Jokowi dan Pak Jokowi sendiri yang menutupi dua arca yang di depan balai kota itu, pakai kain mori, ditutup sendiri, padahal untuk hal seperti itu, nyuruh ajudan kan bisa.” Saya jadi teringat ketika Jokowi ngangkati gong yang mau ditabuh oleh SBY, entah dalam pembukaan apa itu, aku lupa. Hal-hal seperti itu tentu tidak pernah kita dengar dari mulut Jokowi sendiri, yang kita dengar hanyalah pembelaan, “Saya Islam, dan saya meyakini kebenaran Islam saya.” Dan pembelaan diri Jokowi bahwa dirinya dari keluarga muslim yang baik, yang juga telah melakukan rukun Islam kelima, itu juga baru kita dengar setelah begitu gencarnya fitnah yang meragukan keislaman dia selama Pilpres 2014 ini. Selama Pilkada Jakarta, dua tahun lalu, JOKOWI membiarkan fitnah-fitnah itu bagai angin lalu, Islamku yo Islamku, lapo dipamer-pamerke… mungkin seperti itu pikirnya. Padahal sekarang yang lagi naik daun adalah “Akulah yang paling Islam, Akulah yang paling benar” yang lain KW. Pak Kiai Dul Kareem, memang tidak semasyhur poro masyayih maupun poro mursyid, tapi beliau adalah orang yang ikhlas, dan juga salah satu tokoh yang nasehatnya di dengar Jokowi. Dan Jokowi pun tidak pernah menarik Pak Dul Kareem dalam ranah politik dia. “Gus Kareem, saya minta dikawal sampai saya selesai, tapi Panjenengan hanya bisa menasehati kulo atau memberi usul, tidak bisa merubah kebijakan saya dalam hal pemerintahan. Kalo dalam hal wudhu, atau sholat, atau ibadah kulo yang salah, kulo menawi mboten nurut Jenengan, kulo monggo Jenengan sampluk. (Kalau dala urusan wudhu dan shalat saya salah, tolong saya diluruskan), itu perkataan Jokowi sendiri ketika dia menjadi Wali Kota Solo, begitu itu sosok Pak Jokowi Gus, tegas, semua bawahannya pasti tahu itu.” Akhir cerita PakDul Kareem, allohu yarham. Terlepas dari penuturan di atas, Jokowi juga mempunyai banyak kekurangan, dalam pemerintahannya maupun perilaku. Dan itu kalau ditulis bisa jauh berlampir-lampir, beredisi-edisi, sebab mengurai kekurangan orang lain tidak akan habisnya. Ia hanyalah manusia biasa. Tapi aku hanya mengfokuskan diri menjawab pertanyaan teman-temanku selama ini. Wallohu a’lam bisshowab. Irfan Nuruddin, santri Pondok Pesantren Langitan, Khodimul ma’had Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo

Sumber: https://www.nu.or.id/opini/jokowi-di-mata-kiai-lokal-exvYq

Modus dasar Abdul Qadir Baraja sudah terbaca. Dia selalu tertangkap ketika bergerak di bawah permukaan, lalu dia mengubah metodenya, seperti halnya Jamaah Islamiyah menggunakan pola Marhalah.

Baraja hari ini melakukannya di atas permukaan. Seolah tidak menentang Pancasila, tapi secara diam-diam dia membuat struktur kekuasaan, jalur pendanaan dan rekrutmen. Liciknya Baraja, juga melakukan pendekatan personal terhadap oknum-oknum Polri dan TNI untuk membangun benteng taqiyyahnya dari kecurigaan penegak hukum.

Dalam Ma'lumatnya, Baraja bahkan seolah mengakomodasi kelompok Non-Islam untuk menjadi anggota Khilafatul Muslimin (yang secara logika tidak akan ada umat Non-Islam yang…..)

Pesan dan Pujian UAS kepada Ustaz Miftah el-Banjary

Pesan dan Pujian UAS kepada Ustaz Miftah el-Banjary 

Dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) memuji Ustaz Miftah el-Banjary , dai muda asal Kalimantan Selatan, yang eksis memperjuangkan kebenaran termasuk membela UAS ketika segelintir pihak menolak dan memfitnahnya.

UAS menyampaikan pesan khusus di sela-sela acara Tabligh Akbar di area Tanjung Expo Center Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa lalu (29/10/2019). Saat bertemu Ustaz Miftah, UAS memberi semangat untuk terus berdakwah dan mempererat ukhuwah.

Pada kesempatan itu, UAS menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ustaz Miftah yang sering membelanya melalui dakwah dan tulisan di berbagai media dan sosial media. UAS berpesan: "Gunakan manfaat sebaik-baiknya. Terus mengaji. Jangan lupa ambil hikmah, 'Al-Hikmatu Dhallatul Mu'min (himah itu milik orang beriman). Faiina wajadaha Fahuwa Ahaqqu Biha (dimana dia mendapatkannya, maka dia lebih berhak mengamalkannya)," kata UAS dalam video yang dipublish MTv el-Banjary.

Ustaz Miftah mengatakan, UAS adalah aset besar bangsa Indonesia. Beliau muda, jenius dan dikenal sebagai dai yang lurus dan lantang menyuarakan kebenaran.

"Tuduhan UAS sebagai ustaz radikal, intoleransi, anti kebhinekaan dan tuduhan lainnya itu tidak benar. Semoga Allah melindungi guru kita Ustaz Abdul Somad," kata Ustaz Miftah.

Untuk diketahui, Ustaz Miftah el-Banjary adalah seorang dai muda lulusan Kairo, Mesir. Dia merupakan motivator dan doktor termuda se-Asia di kampusnya Institute of League Arab Cairo Mesir. Ustaz Miftah juga aktif menulis dan ceramah di berbagai daerah. Beberapa karyanya yaitu buku 'Keajaiban Seribu Dinar', Di Bawah Cahaya Langit Negeri Seribu Menara dan Menyingkap Kode Rezeki Ilahi.

Kini Ustaz Miftah berkiprah dan bermukim di Tabalong Kalimantan Selatan. Penguasaannya terhadap Sastra Arab dan ilmu semantik Alqur'an membuatnya terkenal dan sering diundang menjadi narasumber hingga ke luar negeri.

(rhs)

Sumber Utama : https://www.rctiplus.com/news/detail/muslim/53167/pesan-dan-pujian-uas-kepada-ustaz-miftah-el-banjary 



 Untuk Kontoversi Ustadz ABdul Somad yang selalu dibela
Ustaz Miftah el-Banjary silahkan klik link ini atau disini

Nasi Uduk Babi Muncul di Jakarta, Begini Kata Wagub Riza

Dulu Jakarta saya anggap sebagai daerah yang maju, modern, dan dipenuhi oleh manusia-manusia yang cerdas di dalamnya. Status sebagai "kota metropolitan" sekaligus Ibu Kota Negara menjadi dasar pemikiran itu.

Nggak heran masyarakat berlomba-lomba untuk pergi ke sana dan mencari nafkah. Kabarnya di sana lebih gampang cari duit, dengan gaji yang (katanya) gede. Katanya lho ya...!


Cuma, belakangan ini khususnya empat tahunan terakhir saya justru melihat anggapan ini terkadang mulai kurang relevan. Terutama jika kita bicara soal hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan dan agama.

Bagaimana mungkin di Jakarta orang meributkan soal olahan rendang dengan bahan dasar daging babi? Mau nggak percaya, eh faktanya ada. Konyolnya, keributan itu dipicu oleh pernyataan dari tokoh agama yang mengaku nggak tahu kalau usaha berbasis daring yang menjual daging yang dianggap haram itu, sudah lama tutup!


Nah, belum reda ingatan publik dengan segala guyonan soal rendang B2 ini, kini muncul lagi potensi keributan (atau malah sudah ribut) soal nasi uduk yang menggunakan daging babi juga.

Soal ini, ada komentar dari Wagub Ahmad Riza Patria yang terdengar konyol bin lucu kayak begini:

"Setiap daerah itu punya makanan-makanan, mari kita hormati. Kalau memang mau bikin, untuk kepentingan pribadi di rumah ya silakan saja. Kalau dijual di tempat umum, umpamanya nasi Padang dengan daging yang tidak biasa, itu kan nanti dapat menimbulkan persepsi yang berbeda."


Gimana soal pernyataan ini menurut SEWORD-ers? Sebagai DKI-2 harusnya dia bisa berikan komentar yang bersifat netral, bukan malah seperti ngomporin agar penjualan nasi uduk mengandung daging babi itu biar si penjual berhenti menjual menu spesial itu. Ya, kaaan?

Mirip kayak rendang babi kemarin, seandainya warungnya masih ada trus dibuka secara offline, cukup berikan komentar:

"Silakan berjualan, tapi beri tulisan yang jelas supaya tidak ada pembeli Muslim yang ikutan membeli juga."

Atau, kalau mau terdengar sebagai pemimpin yang mengayomi penduduknya, katakan saja:

"Silakan jualan, nggak usah takut. Kalau ada yang mengusik, laporkan saya. Nanti akan saya sikat orang yang melaporkan."

Eh, tapi tunggu dulu ... saya jadi ingat kalau gubernurnya hasil politisasi ayat dan mayat, yang didukung secara kuat oleh kelompok yang mudah tersulut emosinya kalau sudah bicara urusan keyakinan.

Jadi, bolehkah saya bilang kalau nasihat tadi kalau kata pelawak ala Srimulat sebagai hil yang mustahal? Terakhir, kalau pas ketemu tolong tanyakan, mungkin Pak Riza tertarik juga memberi komentar untuk pertanyaan ini:

Bolehkah membangun kandang babi dengan Semen Padang?

Nasi Uduk Babi Muncul di Jakarta, Begini Kata Wagub Riza

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasi-uduk-babi-muncul-di-jakarta-begini-kata-rCCK2cjCWc

Zulkifli Dan Strategi Adu ‘preman’ Ala Jokowi

Penunjukan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan ini agak mengejutkan banyak orang.

Kita semua mungkin sepakat, bahwa menteri perdagangan itu harus diganti. Karena gara-gara dia, terjadi kelangkaan minyak goreng dan ini sangat mencoreng wibawa pemerintah. Tapi kok ya Zulkifli? 😅

Zulkifli sebagai ketua PAN ini terkenal punya catatan buruk di masa SBY. Memberikan banyak izin lahan untuk perusahaan sawit. Lah kok sekarang malah jadi Menteri?

Bagi Presiden Jokowi, ini soal wibawa yang harus dijaga. Di akhir pemerintahannya, Jokowi pasti ingin semua berjalan sesempurna mungkin. Sehingga penunjukan ini pasti juga serius mempertimbangkan kebaikan bagi Indonesia. Bukan sekedar untuk mengakomodir menteri dari PAN.

Cuma kalau pertanyaannya kok ya Zulkifli?

Mungkin ini ada jawaban yang belum disadari banyak orang. Bahwa Zulkifli yang dicap negatif karena memberikan ijin lahan Bagi perusahaan sawit itu, bisa juga menjadi titik kekuatannya. Karena sangat berkaitan antara sawit dan minyak goreng.

Dalam bayangan saya, mungkin maksudnya ini adalah strategi preman di rumah makan. Kalau ada preman, maka yang jadi satpamnya adalah preman di kasta yang lebih kuat dan dihormati.

Dalam hal minyak goreng, mungkin memang yang bisa menaklukkan para mafia dan pengusaha adalah mafianya mafia. Kepalanya. Agar ke depan tidak ada lagi cerita malu-maluin minyak goreng langka karana pengusaha ga mau jual barangnya.

Seingat saya, ini bukan kali pertama Jokowi melakukan hal seperti ini.

Dulu Ketika Menteri Agama dijabat oleh purnawirawan Jenderal, banyak orang protes dan mempertanyakan. Mirip seperti Zulkifli Hasan sekarang. Kok ya ga nyambung?

Tapi belakangan setelah kita renungkan, ternyata memang lebih baik begitu. Untuk menghadapi orang-orang seperti FPI, emang perlu orang yang lebih gila. Tidak cukup dihadapi dengan orang yang paham agama dan santun. Karena nanti kesannya pemerintah kalah wibawa sama ormas.

Jadi soal Zulkifli ini mungkin adalah jalan terakhir Jokowi dalam rangka menyelamatkan marwah pemerintah.

Ke depan, hasilnya seperti apa, kita lihat nanti. Toh Presiden Jokowi masih akan melakukan reshufle lagi setelah ini. Mengingat calon Capres yang sekarang jadi menteri belum juga mengundurkan diri.

Kalau misal nanti resmi diumumkan, oleh partai koalisi, maka mungkin saat itulah para menteri itu mengundurkan diri. Tapi misal pun batal maju capres atau cawapres, toh masih ada 9 posisi wamen kosong yang bisa sekalian diumumkan dengan pergantian menteri.

Zulkifli Dan Strategi Adu ‘preman’ Ala Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/zulkifli-dan-strategi-adu-preman-ala-jokowi-SyVfQT7xeL

Akhirnya Akan Ada Yang Melaporkan Roy Suryo, Bakal Ada Yang Gemetaran

Yes, akhirnya ada yang akan melaporkan Roy Suryo terkait cuitannya tentang meme stupa Candi Borobudur yang diedit mirip presiden Jokowi. Roy Suryo dianggap sudah melakukan penodaan terhadap umat Buddha karena ikut menyebarluaskan meme tersebut ke media sosial.

"Iya (akan dilaporkan) jam 1 (siang) besok. Yang akan kita laporkan itu ada dua pihak, yang pertama yang diduga mengedit lalu juga yang menyebarluaskan, pemilik akun @KRMTRoySuryo2 ," kata Ketua Umum Dharmapala Nusantara, Kevin Wu.

Roy Suryo sudah menghapus postingan tersebut karena panik meskipun alasannya konyol. Dia berikan klarifikasi bahwa dirinya tidak berniat untuk menghina golongan tertentu.

Bagus sih Roy Suryo dilaporkan. Kalau mau kritik, kenapa caranya kasar seperti itu? Kalau mau kritik diperbolehkan, tapi tolong jangan sampai mengunakan simbol agama atau simbol negara. Mantan menteri, seharusnya berpendidikan dan tahu adab. Orang seperti Roy Suryo, apalagi katanya pakar telematika, harusnya tahu adab, jangan sampai memecah belah bangsa sendiri demi memuaskan hasrat membenci pemerintah.

Bukan hanya harus dilaporkan, tapi orang ini ini sudah saatnya diberi pelajaran yang lebih keras. Jika dimungkinkan, digolkan saja. Cuitannya cukup jelas melecehkan. Kalau tidak ada maksud menghina, ngapain share meme tersebut? Apalagi ditambahkan caption dan komentar yang bernada menyindir. Ambyar pula.

Menurut Kevin, Roy Suryo sudah melakukan pelanggaran ketika menyebarluaskan kembali gambar yang sudah jelas bahwa itu adalah sebuah editan.

"Ketika beliau menyebarluaskan dengan itikad yang terkesan itikadnya tidak baik, itu kan ada pelanggaran di sana. Lalu ketika dia juga mulai menyebut atau menyeret nama nama lain, itu kan hal yang berbeda. Jadi dua hal yang berbeda, bahwa ketika seseorang yang diduga melakukan pelanggaran hukum lalu dia katakan sebelumnya juga dia melakukan perlawanan hukum yang sama, itu kan gak bisa dibenarkan," jelasnya.

Kevin menambahkan perbuatan Roy Suryo telah melukai umat Buddha. Sebagai tokoh publik, Roy Suryo seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah memperkeruh suasana bangsa. Pernah menjabat sebagai tokoh nasional sebagai menteri pemuda dan olahraga. Kalau tokoh selevel Roy Suryo melakukan itu dan dibiarkan, apa yang terjadi dengan bangsa ini? Apalagi kalau dia memang pakar telematika, harusnya dia paham betul. Masa dia ikut memperkeruh situasi?

Umat Buddha mengajarkan cinta kasih dan tidak pernah melakukan reaksi berlebihan. Tapi kali ini Dharmapala Nusantara merasa perlu melaporkan agar jadi pelajaran bagi semua pihak untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan agama.

"Apa yang kami lakukan ini bukan semata-mata untuk kepentingan umat Budha sebenarnya, tetapi menjadi pembelajaran bagi bangsa ini agar lebih menghormati. Apalagi menjelang tahun depan itu tahun politik, janganlah lagi kita menggunakan politik identitas agama, ini yang coba kami hindari. Terkait dengan pelaporan ini, itu lebih ke sana arah tujuannya," katanya.

Apakah Roy Suryo bakal gol? Saya rasa sih bakal gol, meskipun kalau pun nantinya dia aman-aman saja dan lolos, saya pun tidak heran lagi. Tapi, sangat disayangkan kalau Roy Suryo dibiarkan seperti itu. Cuitannya jelas sangat mengganggu dan meresahkan. Kalau agama lain yang dibegitukan, situasi pasti bakal chaos dan rusuh. Untung saja umat Budha tidak gampang reaktif dan mudah emosi. Makanya cuitan Roy Suryo ini tidak terlalu menciptakan ketegangan yang mencekam.

Polisi tolong usut kasus ini. Aneh kalau ngaku tidak ada niat tapi menyebarkan. Ini kontrakdiksi. Kalau tidak ada niat bikin gaduh, harusnya tidak share meme tersebut. Bukan cuma itu saja, sesudah bikin gaduh, malah hapus cuitan dan anggap kasus selesai. Malah menuding sana sini. Dasar mantan elit petinggi Demokrat.

Jangan sampai ada materai dan upacara pernyataan maaf sambil menyesal menitikkan air mata. Tidak ada ampun. Seperti kata mantan prihatin, equality before the law, semua sama di mata hukum. Roy Suryo harus patuhi apa kata mantan bos partai. Jangan mengelak apalagi sok merasa tak bersalah.

Tinggal menunggu apa langkah polisi selanjutnya.

Bagaimana menurut Anda?

Akhirnya Akan Ada Yang Melaporkan Roy Suryo, Bakal Ada Yang Gemetaran

Sumber Utama : https://seword.com/politik/akhirnya-akan-ada-yang-melaporkan-roy-suryo-get-GwxyDGixFQ

Senasib dengan Partai Ummat, Partai Demokrat Kini Juga Mulai Ditinggalkan Banyak Kader

Memang mengurus serta membesarkan partai itu gampang-gampang susah. Akan tetapi lebih banyaklah yang susahnya.

Karena salah sedikit saja melangkah, partai akan ditinggalkan oleh pemilih dan kader.

Jangankan pengurus yang berbuat salah, seperti korupsi dll, kader saja kalau melakukan pelanggaran hukum bisa berdampak luas terhadap partai.

Sudah ada kok partai yang ditinggalkan oleh pengurusnya hanya karena pendiri atau ketua-nya salah langkah.

Sebagai contoh Partai Ummat.

Siapa yang tidak kenal pendirinya, Amien Rais?

Pernah mendirikan PAN serta menjabat sebagai Ketua Umum pertama partai itu.

Disebut sebagai tokoh penting reformasi lantaran turut serta mengkritik kebijakan pemerintahan Orba di akhir masa kekuasaannya.

Pernah jadi Ketua MPR dan Ketua PP Muhammadiyah.

Dengan punya rekam jejak serta pengalaman segudang seperti itu, seharusnya Amien Rais dapat dengan mudah membesarkan Partai Ummat.

Tapi pada kenyataannya, ternyata tidak juga ferguso.

Meskipun PAN yang pada Pemilu 1999 berhasil mendapatkan 7,1 persen suara dan berada di peringkat ke-5 perolehan suara terbanyak, padahal partai itu baru berdiri setahun sebelumnya. Partai Ummat justru bernasib sebaliknya.

Hidup segan mati tidak mau.

Belum juga dapat umat yang banyak tapi satu-persatu kadernya malah pergi.

Dan yang mengundurkan diri dari partai itu bisa dibilang bukan hanya kader biasa tapi dedengkotnya.

Kita ambil contoh Neno Warisman.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Bunda Neno?

Jauh sebelum terjun ke dunia politik ia sudah terkenal sebagai artis.

Bahkan pada 1989 Bunda Neno pernah masuk nominasi aktris terbaik Festival Film Indonesia.

Prestasi itu berlanjut pada 2005. Yang mana kala itu film yang dibintanginya (Rindu Kami PadaMu) meraih penghargaan sebagai film terbaik Asia di Osian’s Cinefan Festival ke-7 di New Delhi, India.

Jadi kalau Bunda Neno pernah baca puisi mengancam Tuhan di acara 'Munajat 212' yakni memaksa Tuhan memangkan Prabowo-Sandi. itu-lah dia yang sebenarnya.

Neno memang berbakat baca puisi. Pada 1978 silam ia pernah terpilih sebagai juara baca puisi se-Jakarta.

Memanfaatkan agama sekaligus seni untuk kepentingan politik ini yang jarang bisa dilakukan oleh politisi kita.

Kalau politisi memanfaatkan agama untuk kekuasaan sudah banyak, seperti Anies, Mustofa Nahrawardaya, Novel Bamukmin, Rizieq Shihab, dll. Tapi yang pasti mereka tidak punya jiwa seni seperti Bunda Neno Warisman.

Namun sayang, Neno tidak betah berlama-lama di partai besutan Amien Rais itu.

Selanjutnya, elit Partai Ummat lain yang turut mengundurkan diri adalah Agung Mozin, Syahrial Chan, dll.

Sementara, untuk kader Partai Ummat di daerah jangan ditanya berapa banyak yang sudah mengundurkan diri. Pasti jawabannya banyak banget.

Seperti di Batam, ada ratusan kader yang mengundurkan diri.

Pengurus Partai Ummat Jabar juga serentak mengundurkan diri.

Begitupun dengan kader Partai Ummat di Depok, sedikitnya 26 kader yang mundur.

Mirisnya mereka yang resign itu kebanyakan bukan anggota biasa, melainkan pengurus. Seperti Majelis Pertimbangan Partai Daerah (MPPD), wakil ketua, sekretaris, bendahara dan pengurus di tingkat kecamatan.

Termasuk Ketua DPW (Muhammad Nabil) dan Sekretaris Umum Partai Ummat Sulawesi Tenggara, Imanuddin juga sudah mengajukan surat pengunduran diri dari partai yang dibentuk pada 2021 itu.

Nah, berhubung Pemilu masih lama yakni pada 2024 mendatang, tidak menutup kemungkinan akan ada lagi kader Partai Ummat yang mengundurkan diri.

Apes, ngakunya Partai Ummat tapi ditinggalkan umat.

Lantas, apa yang membuat kader tidak betah berlama-lama di partai tersebut?

Ada banyak penyebab sih.

Pertama, Amien Rais ingin menjadikan Partai Ummat partai dinasti.

Perhatikan saja pengurusnya. Ketua partai Ridho Rahmadi merupakan menantu Amien Rais.

Kemudian, dua anak Amien Rais yakni Hanafi Rais dan Tasniem Rais ditunjuk menjadi anggota Majelis Syura Partai Ummat.

Artinya apa? Membesarkan Partai Ummat sama saja dengan membesarkan keluarga Amien Rais.

Bukan membesarkan umat dalam artian yang sebenarnya.

Kedua, pengurus inti Partai Ummat tidak berbobot.

Perhatikan saja siapa yang dipercaya mengelola partai itu. Ada Buni Yani, Idrus Sambo dan Mustofa Nahra.

Lah orang ini kan gak pernah sekalipun terlibat dalam membesarkan partai. Serta gak punya basis masa yang memadai.

Pertanyaannya, apa yang bisa diharapkan dari mereka?

Dan ketiga, Amien Rais pelit keluar duit.

Sebagaimana kita ketahui bahwa jangankan mendirikan partai, pacaran saja butuh biaya operasional. Sementara Amien Rais kurang mau mengeluarkan uang dari kantong pribadinya untuk kepentingan Partai Ummat.

Beda dengan Gerindra dan NasDem. Pendiri kedua partai itu, Prabowo dan Surya Paloh habis-habisan keluar uang untuk membesarkan partai.

-o0o-

Hanya saja, kader Partai Ummat yang masih ada tidak perlu sedih berlebihan dengan hal itu. Karena ada juga partai lain yang bernasib sama apesnya yakni Partai Demokrat.

Sekarang, partai besutan SBY tersebut juga perlahan tapi pasti ditinggalkan oleh kadernya satu-persatu.

Berikut diantaranya yang sudah cabut dari Partai Demokrat, Irwan Patawari (eks Sekretaris DPD Demokrat Sulsel), Ilham Arief Sirajuddin (eks Ketua DPD I Partai Demokrat Sulsel), Bayu Airlangga (eks plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim) dan beberapa kader Partai Demokrat Kaltim juga turut mengundurkan diri.

Lalu, apa yang membuat kader partai berlambang bintang Mercy ini mengikuti jejak Neno Warisman yakni mundur dari partai?

Salah satunya adalah sekarang namanya saja Partai Demokrat tapi pada kenyataannya sistem yang dijalankan di partai itu otoritarianisme.

Terbukti dengan adanya Ketua DPD yang terpilih secara Demokratis (pemilihan) tidak diakui oleh AHY.

Ia malah melantik calon yang kalah.

Sehingga sangat wajar bila kemudian kader mundur satu-persatu dari partai tersebut.

-o0o-

Kura-kura begitulah nasib kedua partai oposisi itu kini. Yang kalau mengkritik Jokowi kayak orang paling benar sedunia saja.

Padahal kenyataannya tidak demikian.

Senasib dengan Partai Ummat, Partai Demokrat Kini Juga Mulai Ditinggalkan Banyak Kader

Sumber Utama : https://seword.com/politik/senasib-dengan-partai-ummat-partai-demokrat-kini-8Do5EphGr6

Ambyar! Roy Suryo Ketakutan Ngaku Salah, Penjarakan! Polisi Jangan Ayam Sayur!

Roy Suryo tukang bacot di Twitter ini bikin kesel. Lama kelamaan nggak cuman liat cuitannya saja, liat mukanya saja saya mau marah-marah dan misuh-misuh. Saking marahnya saya, saya sampai mencret-mencret beberapa hari ini karena Roy Suryo sudah merusak Indonesia.

Orang ini ngebacot nggak karuan menghina Presiden Joko Widodo. Kalau hina presiden Joko Widodo hanya kena satu pasal, tapi kalau hina agama Buddha, itu sudah bisa masuk pasal penistaan agama. Setahu saya pasal itu nggak ada pengecualian untuk agamanya Roy Suryo.

Selama ini dia merasa bebas-bebas saja mencuitkan segala sesuatu di Twitter. Merasa tinggi dan merasa pernah ada di partai yang pernah besar, Demokrat yang pernah jadi partai berkuasa. Bahkan memegang gelar KRMT yang adalah gelar bangsawan. Bangsawan tapi kok kelakuan kayak begundal?

Menurut saya polisi selama ini juga lembek-lembek saja di bawah pimpinan Listyo Sigit Prabowo. Katanya salam presisi, tapi ternyata saya kok melihatnya seperti salam pesimis terhadap keadilan? Kalau lihat Roy Suryo saya kesel sampai mencret, lihat gerak polisi saya kok sakit perut ya?

Kesal melihat itu, rakyat Indonesia akhirnya ramai-ramai mau meminta keadilan ditegakkan lewat jalur Twitter. Kenapa Roy Suryo tidak bergeming alias diam saja saat dia diramaikan di Twitter? Karena dia mungkin saja terbiasa bahwa buzzer Anies itu nggak banyak personelnya, akunnya banyak.

Tapi berbeda dengan realm netizen yang mendukung NKRI. Mereka ini organik dan bukan sembarangan orang. Mereka tidak punya banyak akun dikelola dan diternak oleh satu orang macam Babe Haikal. Satu akun mewakili satu kepala. Dan akhirnya Roy Suryo gemetar melihat ini.

Juragan panci yang kurang ajar ini akhirnya minta maaf, sambil melaporkan Pengunggah foto stupa yang disakralkan oleh agama Buddha namun berkepala Jokowi. Matamu picek! Roy Suryo yang unggah, dia sendiri yang memviralkan, dia sendiri yang laporkan?

Kabarnya dia laporkan 3 nama Pengunggah. Saya tebak nama orang yang Roy Suryo laporkan adalah Roy, Suryo dan Panci. Tiga pas itu. Semoga saja ketiga orang yang ada di dalam satu tubuh itu ditangkap segera. Polisi jangan pengecut. Persatuan dan kesatuan NKRI ini dirusak jelas-jelas.

Polisi jangan jadi pecundang. Ngomong-ngomong, pernah viral itu polisi cium tangan Bahar Smith, hormat sama Rizieq karena masih dianggap habib. Jangan-jangan Roy Suryo juga polisi anggap sebagai bangsawan?? Haha. Kok nggak profesional banget sih? Salam presishiiiiiiiiiii….

Lagian ada kesalahan besar di dalam hal ini dari para ahli hukum di Indonesia. Sudah berapa hari Roy Suryo viral, tapi kok malah dia duluan yang dikasih ruang playing victim dan lapor duluan ke polisi? Halah lambat kalian!

Ambyar! Roy Suryo Ketakutan Ngaku Salah, Penjarakan! Polisi Jangan Ayam Sayur!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ambyar-roy-suryo-ketakutan-ngaku-salah-LXLp5k2kAX

Ngeri Ngeri Sedapnya Pilihan Ketum Partai Di Kabinet

Tidak bisa dipungkiri keputusan Jokowi menunjuk Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan mengejutkan banyak pihak. Bukan persoalan koalisi, tetapi Ketua PAN tidak bersih-bersih amat urusan karir politiknya.

Mantan Menteri Kehutanan 2009-2014 di era SBY tercatat sebagai pemegang rekor terbanyak menerbitkan ijin konservasi lahan hutan. Totalnya mencapai 1,64 juta hektar setara 25 kali luas Jakarta. Kepada siapa ijin HPH digelontorkan, dipastikan bukan kepada rakyat tetapi ke konglomerasi bisnis.

Salah satunya kepada PT Baramega Citra Mulia Persada, perusahaan batu bara yang beroperasi di Kalimantan Selatan milik adik Zulhas, Zainuddin Hasan eks Bupati Lampung Selatan yang divonis 12 tahun penjara oleh KPK terkait kasus korupsi APBD dan Pencucian uang. Zainuddin Hasan mendirikan perusahaan pada 2010, lalu mengajukan ijin konservasi yang mulus langsung ditandatangani Zulhas tahun 2011.

Zulhas juga tercatat "memutihkan" kawasan hutan Riau yang menyeret nama Gubernurnya, Annas Mamun yang terjaring OTT KPK 2014 terkait suap alih fungsi hutan. 2 kali Zulhas mangkir panggilan untuk diminta keterangan terkait penerbitan sebagai Menteri Kehutanan.

Keputusan Jokowi menunjuk Zulhas mengisyaratkan perang besar kepada mafia minyak goreng. Mereka yang mendapat pembagian lahan kebun sawit atas kebaikan Zulhas kemudian menjelma menjadi mafia tata kelola minyak goreng yang merepotkan emak-emak se Indonesia. Ibarat menangkap penjahat mesti meminjam tangan kolega penjahat, barangkali itu strategi Jokowi?

PAN semenjak ditinggal Amin Rais sang founding fathernya, mendadak jadi anak manis kesayangan pemerintah. Di bawah kepemimpinan Zulhas, PAN menjadi penurut namun sesungguhnya penuh intrik. Akankah jabatan Menteri Perdagangan yang "super basah" menjadi ujian terakhir kepercayaan Jokowi kepada PAN? Yang pasti para elite PAN kembali bersorak tidak lagi paceklik menghadapi Pemilu serentak 2 tahun lagi.

Praktek KKN di Kementerian Perdagangan tetap akan terjadi, namun ketika jabatan dipercayakan kepada Ketum Partai justru menjadi pertaruhan terbesar pada kredibilitas Partai. Jika Menterinya suatu saat jeblok, maka jeblok pula Partainya, lalu bersiaplah menjadi Partai gurem.

Reshuffle Rabu pahing kemarin tidak ada yang bisa menjamin menjadi terakhir di sisa periode Jokowi. Dipastikan 2023 menjadi tahun paling sibuk para Ketua Umum Partai mempersiapkan Timsesnya menyambut Pilkada, Pileg dan Pilpres serentak. Berharap Jokowi sekali lagi me-reshuffle menterinya, membebastugaskan Prabowo, Erlangga, Suharso Monoarfa dan Zulhas, mengembalikan mereka ke pangkuan partainya.

Jika itu tidak dilakukan, siap-siap siapapun Presiden terpilih 2024 akan menemukan Anggaran Kementerian tersedot untuk pesta demokrasi. Dana APBN berubah menjadi kaos, spanduk, baleho dan amplop serangan fajar.

Begitukah cara uang rakyat kembali kepada rakyat?

Ngeri Ngeri Sedapnya Pilihan Ketum Partai Di Kabinet

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngeri-ngeri-sedapnya-pilihan-ketum-partai-di-we5wJZmSep

Gawat, Sosok Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin Sudah Menjangkau Hampir 30 Sekolah!

Pasca ditangkapnya para aktivis ormas bernama Khilafatul Muslimin (KM) yang keberadaannya terlihat sangat meresahkan itu, masih ada kisah yang terdengar lebih mengerikan, jika pemerintah dan aparat yang berwenang tidak segera mengambil tindakan tegas untuk kelompok ini.

Kabar terbaru, seperti dilansir laman kompas.com, penyidik dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap satu orang lagi yang dalam struktur "pemerintahan" KM kabarnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Orang ini ditangkap di Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (13/6/2022) selepas tengah malam.

Menyusul penangkapan lima orang lainnya oleh pihak Polda Metro Jaya, penangkapan yang terakhir ini layak untuk menimbulkan kekhawatiran karena kabarnya, pria berinisial AS itu dalam kapasitasnya sebagai "Menteri Pendidikan" tadi, merupakan penanggung jawab penyebaran ideologi khilafah di kelompoknya.

"Dia berperan di bagian kewenangan doktrin-doktrin, kaitannya dengan khilafah, dia sebagai menteri pendidikan," kata petugas kepolisian dalam keterangannya.

Apa tugas AS ini? Bisa ditebak, yakni mendoktrin orang lain agar bahwa khilafah dapat menggantikan Pancasila sebagai ideologi di Tanah Air. AS ini juga diketahui sebagai penanggung jawab sekolah-sekolah yang terafiliasi dengan ormas Khilafatul Muslimin

Jumlah sekolahnya pun nggak tanggung-tanggung karena kabarnya sudah nyaris mencapai angka 30 sekolah yang dinaungi oleh AS ini, yang tentu saja kemungkinan besar tak hanya sudah terpapar khilafah baik guru dan muridnya, tetapi mereka pastilah sedikit-banyak sudah menjadi semacam "agen pengasong" khilafah di kalangan yang mengenal mereka.

"Kami mendapatkan data bahwa ada beberapa sekolah, hampir 30 sekolah yang sudah terafiliasi dengan ajaran khilafah," kata polisi lagi.


Jika melihat muncul dan berkembangnya Khilafatul Muslimin yang sudah lumayan lama itu, bisa dipahami jika cukup banyak sekolah masuk dalam jaringan mereka, yang mungkin hari ini para muridnya sudah menyebar entah ke mana, selepas mereka lulus dari "sekolah khilafah" itu.

Jangan-jangan ada yang sudah jadi kepala sekolah atau menjadi perpanjangan tangan sosok AS ini guna menyebarkan ideologi khilafah ke daerah-daerah , bahkan sampai ke pelosok-pelosok? Ngeri sekali kalau sampai terlambat menyadari akan fakta ini, kan?

Inilah yang menjadi tugas berat pemerintah, juga organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah, yang selayaknya mulai aktif bergerilnya mendeteksi bersama adanya gerakan ini lewat perilaku dari para murid (atau eks muridnya). Nggak perlu tunggu konvoi, tapi incar dan buru, lalu tangkap pentolan-pentolannya supaya ada efek kejut dan takut bagi para anak buah mereka.

Jangan sampai "sudah kejadian" yang mendatangkan korban jiwa, kita baru terhenyak lalu menyesali diri karena terlambat bergerak. Now or never. Sekarang atau kelak kita akan menyesal!

Gawat, Sosok Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin Sudah Menjangkau Hampir 30 Sekolah!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/gawat-sosok-menteri-pendidikan-khilafatul-kBOmkHNHId

Raja Juli Antoni Dan Dini Purwono, 2 Kader Mantap PSI Di Ring 1 Istana

Selamat untuk bro Raja Juli Antoni yang terpilih sebagai wakil menteri pertanahan mendampingi panglima Hadi Tjahjanto. Tsamara Amany untung udah keluar. Jadi dia mungkin bisa fokus studi di Amerika tempat Anies kuliah. Hihihi.

Meskipun partai solidaritas Indonesia bukanlah partai besar yang bahkan tidak terpilih sebagai partai yang mewakili rakyat di DPR Republik Indonesia Senayan, peranan PSI di ring 1 istana sangatlah besar.

Setidaknya ada dua anggota partai solidaritas Indonesia yang diberikan jabatan dan dipercayakan amanat untuk mendampingi presiden Joko Widodo. Kedua orang itu adalah mengisi kursi staf khusus presiden bidang hukum dan juga wakil menteri pertanahan.

Formasi dua orang ini membuat kerja presiden Joko Widodo jadi lebih baik dan mungkin menolong presiden dalam memberitahu karakter menteri-menterinya. Yang pertama adalah staf khusus presiden yang bernama Dini Santi Purwono.

Dini Purwono adalah orang yang memiliki pemahaman sangat lengkap dan jelas soal hukum. Sebagai kader PSI dia diberikan kesempatan untuk melayani negara ini dalam memberikan nasehat-nasehat atau menyelesaikan birokrasi birokrasi yang menyangkut paut dengan hukum.

Rekam jejak Dini Purwono ini terbilang sangat baik dan bersih. Dini menjadi pembantu presiden Joko Widodo untuk menjadi staf di bidang kehukuman, banyak sekali PR yang diselesaikan oleh Sis Dini Purwono secara profesional dan hasilnya memuaskan.

Dan yang kedua adalah wakil menteri Surya Tjandra. Surya Tjandra adalah wakil menteri yang menemani mantan menteri pertanahan yakni Sofyan Djalil. Orang ini mendampingi Sofyan Djalil untuk menyelesaikan urusan-urusan pertanahan yang sangat amat ngejelimet dan ribet untuk diselesaikan.

Saya yakin tanpa orang ini, menteri Sofyan Djalil nggak bakal jadi apa-apa dan nggak akan ada terobosan-terobosan mengenai urusan sertifikat tanah. Dan pada akhirnya Sofyan Jalil diganti dan Surya Tjandra pun kembali menjadi kader PSI loyalis digantikan oleh bro Raja Juli Antoni.

Pemberitaan mengatakan bahwa Raja Juli Antoni mengakui bahwa posisi ini bukanlah menjadi posisi yang ia pahami sepenuhnya. Latar belakangnya memang bukan soal pertanahan atau hal-hal yang berkaitan dengan kementerian pertanahan.

Hal ini yang digoreng terus-menerus oleh orang-orang sampah dari Demokrat. Namun kenapa presiden Joko Widodo memilih dan mempertimbangkan untuk meletakkan Raja Juli Antoni sebagai wakil menteri mendampingi jenderal Hadi Tjahjanto?

Karena secara mudah kita bisa menyimpulkan bahwa presiden Joko Widodo melihat potensi dari Raja Juli Antoni ini sangat besar dan ia adalah sosok pembelajar yang cepat.

Sebagai anak ideologis langsung dari Buya Syafi'i Ma'arif, saya yakin Raja Juli Antoni dengan sangat amat mudah beradaptasi belajar dan menggebrak supaya mafia-mafia tanah itu mati berdiri di hadapan hukum negara Indonesia yang ditegakkan oleh pasangan menteri dan wakil menteri yang cinta terhadap tanah ibu Pertiwi ini.

Akhir kata semangat untuk PSI. Semoga teman-teman PSI yang ada di ring satu pemerintahan bisa bekerja dengan sempurna dan membuat harum pemerintah dan juga partai.

Raja Juli Antoni Dan Dini Purwono, 2 Kader Mantap PSI Di Ring 1 Istana

Sumber Utama : https://seword.com/politik/raja-juli-antoni-dan-dini-purwono-2-kader-mantap-p1pEwyWY72

Waspada Radikalisme Di Instansi Pemerintah

“Wow, IPDN membatalkan acara pengajian dengan Khalid Basalamah,” kataku kepada istriku yang masih membereskan meja makan.

Dalam hati, aku merasa senang karena pengajian itu batal. Selama ini aku merasa Khalid Basalamah adalah salah satu penceramah agama yang kental paham Wahabi. Ceramahnya sering berisi hal-hal yang anti NKRI. Yang viral waktu itu ya ceramahnya soal pengharaman wayang yang ditanggapi para dalang di pesantrennya Gus Miftah.

Aku heran sebenarnya karena sudah ada rencana mengundang penceramah agama radikal. IPDN itu khan singkatan Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang mendidik calon-calon ASN. Bisa-bisanya sudah ada rencana mengundang penceramah radikal. Para ASN didikan IPDN bisa jadi ikut radikal dong. Padahal ASN seharusnya lebih nasionalis karena gajinya dari negara lho ya.

“Ya keburu ketahuan aja itu. Kalau tidak ketahuan ya pasti sudah dilaksanakan,” kata istriku sembari duduk bergabung denganku di ruang keluarga.

“Kamu kok nyinyir gitu sih? Bagus lho ini bisa dibatalkan acaranya,” ujarku.

“Bukannya nyinyir tapi faktanya beberapa kali penceramah radikal diundang di tempat kerjaku. Makanya aku ga heran kalau IPDN ada rencana mengundang Khalid Basalamah juga,” kata istriku memberi penjelasan.

Kisah soal ceramah radikal di tempat kerjanya sudah sering disampaikan istriku. Menurutnya, efek dari ceramah yang radikal itu cukup terasa. Beberapa rekan gurunya yang seorang PNS berubah sikap setelah mendengar ceramah radikal. Ada yang kemudian melanjutkan dengan ikut pengajian penceramah itu dan akhirnya menjadi orang yang cenderung radikal.

“Ada itu temanku yang sekarang tidak mau lagi hormat bendera kalau upacara. Itu khan juga pengaruh dari ceramah kayak gitu. Teman-teman lain juga ga berani mengingatkan karena kalau mengingatkan nanti malah dibilang tidak paham agama lho. Repot khan?” Tanya istriku.

Aku hanya bisa mengangguk saja. Ini baru satu orang di satu instansi saja. Kalau ada satu orang seperti itu di seluruh instansi pemerintahan, betapa banyaknya ASN yang terpapar virus radikal. Ini khan cukup membahayakan, begitu yang muncul dalam pikiranku.

“Repotnya lagi, temanku itu saat mengajar kadang kala menyisipkan isi ceramah-ceramah radikal. Murid-muridnya khan bisa saja terpengaruh to?” Tanya istriku lagi.

Lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk saja tanpa memberi jawaban. Aku memang pernah berpendapat bahwa seharusnya guru seperti itu diberi peringatan. Istriku selalu mengatakan bahwa peringatan sudah diberikan tetapi masih tetap sama. Lagipula, pimpinan juga tidak bisa memecat kalau ada guru yang bertindak seperti itu.

Aku lalu teringat sebuah berita bahwa ada guru besar di sebuah universitas negeri di Semarang yang menjadi anggota organisasi radikal. Organisasinya sudah dibubarkan sekarang tetapi aku tidak yakin paham-paham radikalnya ikut bubar. Bisa jadi sang guru besar ini sudah banyak menyebarkan paham radikalnya kepada mahasiswa yang diajarnya.

“Pembatalan acara itu baik dan seharusnya diikuti dengan seruan kepada seluruh instansi pemerintah agar tidak mengundang penceramah agama radikal. Harus ada sanksi kalau ada yang melanggar. Kontrol berbagai acara agama juga harus ditingkatkan, jangan hanya sekedar membaca proposal saja. Kalau tidak begitu, ya makin banyak yang akan kena paham radikal,” kata istriku seolah memberi saran kepada pemerintah.

“Memangnya teman-temanmu yang kena paham radikal itu sampai jadi seperti apa sih?” Tanyaku penasaran.

“Ya itu tadi contohnya tidak mau hormat bendera. Ada juga yang sampai tidak mengizinkan anaknya menggambar binatang atau patung saat pelajaran sekolah. Ada juga yang masih ringan-ringan seperti senang ceramah soal agama gitu. Yang paling parah ya kadang menjelekkan orang yang beda agama atau aliran, tapi jumlahnya dikit sih yang kayak gitu,” jawab istriku.

“Sekarang mungkin belum banyak tetapi kalau dibiarkan bisa bertambah banyak. Kalau semakin banyak khan jadi merepotkan juga,” kataku dengan nada sedikit khawatir.

“Iya, makanya aku bilang tadi kalau pengawasan harus ditingkatkan. Memang susah mengawasi seluruh Indonesia tapi paling tidak pimpinan daerah atau instansi itu harus orang yang setia NKRI dan Pancasila. Kalau pemimpinnya sudah terkena paham radikal, ya siap-siap aja bawahannya ikut terbawa,” kata istriku mengulangi pendapatnya tadi.

Aku mengangguk lagi tanda setuju dengan pernyataan istriku itu. Tidak mudah memang melawan paham radikal. Paling tidak instansi pemerintah tidak menjadi sarang radikalisme. Seperti yang kukatakan tadi, pegawai pemerintahan harus lebih nasionalis karena mata pencahariannya dari negara. Kalau perlu ASN yang tidak nasionalis diberi sanksi pemecatan.

“Yang terkena paham radikal itu ikut jelek-jelekin pemerintah juga ga?” Tanyaku tiba-tiba.

“Kadang-kadang ya ada, tapi pas gajian tetap diterima kok uangnya walau itu dari pemerintah,” kata istriku sambil tertawa.

Kami pun menyudahi percakapan itu dengan menonton televisi bersama.

Waspada Radikalisme Di Instansi Pemerintah

Sumber Utama : https://seword.com/cerpen/waspada-radikalisme-di-instansi-pemerintah-s6s6rUArX3

Kesetiaan Kandidat Capres Terkuat Ini Layak Dipuji

Pemilihan Presiden merupakan bagian dari Pemilihan Umum. Pilpres sering menjadi perhatian publik karena Indonesia akan mempunyai Presiden dan Wakil Presiden dari proses politik ini.

Partai politik dan elit politik pun mencurahkan seluruh perhatian, kekuatan untuk memenangkan Pilpres. Mereka secermat mungkin memilih pasangan Capres dan Cawapres yang dianggap memiliki kemungkinan menang paling besar.

Jika Capres dan Cawapresnya mampu menang, mereka akan mendapat jatah, kekuasaan dari hasil kerja keras mereka dalam proses pemenangan. Partai politik anggota koalisi dari pasangan pemenang akan mendapat jatah menteri atau wakil menteri dengan proporsional sesuai dengan peran mereka.

Tokoh yang mempunyai elektabilitas dan popularitas tinggi kemungkinan besar akan jadi Capres atau Cawapres. Karena harus mempunyai kendaraan politik, maka tokoh yang sudah menjadi anggota partai politik lebih mudah untuk maju.

Misalnya Prabowo Subianto. Beliau mempunyai elektabilitas dan popularitas sangat tinggi. Sekarang ini jadi Menteri Pertahanan dan jadi Ketua Umum Partai Gerindra. Lebih mudah bagi dirinya untuk maju jadi Capres.

Kondisi unik terjadi pada tokoh lain. Mempunyai elektabilitas dan popularitas sangat tinggi, bahkan survey terakhir berada di puncak, kader partai besar, tetapi kemungkinan jadi Capres seolah hilang.

Kandidat Capres ini adalah kader PDI Perjuangan dan sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo. Ganjar dari awal selalu beradal di tiga besar kandidat Capres terkuat bersama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Tetapi PDI Perjuangan mengabaikannya. Malah tokoh lainnya sesama kader PDI Perjuangan yakni Puan Maharani didorong sebagai Capres. Indikasinya Puan didorong untuk sering turun ke bawah, mengunjungi berbagai daerah di Indonesia dan poster serta fotonya bertebaran di berbagai wilayah di Indonesia.

Patut dipuji, walaupun Ganjar dikucilkan, tapi tetap menghormati partainya. Beberapa waktu lalu Ganjar diserang oleh elit PDI Perjuangan Trimedya panjaitan dengan sebutan sombong. Karena dinilai terlalu berambisi jadi Capres dan melangkahi Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Walaupun diserang demikian rupa Ganjar tetap teguh bahwa dirinya kader PDIP. Diisukan pula jika Ganjar Pranowo akan jadi Capres oleh Partai Nasdem di Rakernas nanti. Menanggapi hal tersebut Ganjar tetap setia dan tetap menyebutkan jika dirinya sampai saat ini masih kader PDI Perjuangan.

Jika saja Ganjar keluar dari PDI Perjuangan, saya yakin cukup banyak partai lain yang siap menampung. Karena elektabilitas dan popularitas Ganjar sangat tinggi.

Misalnya Ganjar nekad melompat ke Partai Gerindra. Wah Prabowo dengan senang hati menerimanya. Walaupun dengan resiko harus klarifikasi dengan PDI Perjuangan. Jika saja Prabowo maju didampingi Ganjar, maka mereka merupakan pasangan kuat dan menjanjikan di kontestasi Pilpres 2024.

Sampai saat ini Ganjar tetap menyatakan kesetiaanya kepada PDI Perjuangan. Sikap yang layak diapresiasi, terlepas bagaimana keputusan Ganjar nanti ketika sudah dekat Pilpres. Karena dinamika politik sangat dinamis dan cukup sulit diprediksi.

Kesetiaan Kandidat Capres Terkuat Ini Layak Dipuji

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kesetiaan-kandidat-capres-terkuat-ini-layak-dipuji-5Bkba8cUvj

Tak Diajak Makan Bareng, Demokrat Dan PKS Kejang-kejang, Jokowi King Maker!

Demokrat dan PKS kejang-kejang sampai terkentut-kentut melihat bagaimana ketum partai-partai yang diundang oleh presiden Joko Widodo dilakukan di istana, sedangkan mereka tidak diundang.

Secara pemilihan kita melihat bahwa apa yang menjadi kapasitas partai Demokrat dan PKS tidak sampai 20% sehingga otomatis kedua partai tersebut tidak bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden yang mewakili kaum radikal bebas yang harus dimusnahkan sesegera mungkin.

Mereka adalah kelompok radikal seperti front pembela Islam dan juga Hizbut tahrir Indonesia yang mendukung terang-terangan teroris dan Anies Baswedan.

Presiden Joko Widodo mengundang makan ketua umum partai dari PDIP, Nasdem, Gerindra, Golkar, PKB, PAN dan PPP. Yang tidak diundang adalah partai besar Demokrat dan PKS. Sedangkan partai lainnya seperti Perindo, PSI, Berkarya, Garuda, PKPI dan partai kecil lainnya memang tidak diundang bukan karena berbeda pandangan politik.

Salah satunya partai soliter Indonesia mendapatkan atensi presiden Joko Widodo karena di dalam kabinet kementerian diletakkan orang-orang partai solidaritas Indonesia yang menjabat sebagai wakil menteri.

Yang paling menyakitkan adalah memang partai-partai besar seperti Demokrat dan PKS yang tidak diundang. Mereka memang dibuang karena secara terang-terangan orang-orang yang ada di dalam partai itu memiliki hati yang busuk untuk NKRI.

Strategi presiden Joko Widodo mengundang makan enam ketua umum partai besar ini membuat kita sama-sama melihat bahwa memang ada agenda yang sedang direncanakan oleh presiden Joko Widodo untuk 2024 mendatang.

Presiden Joko Widodo tidak ingin radikalisme dan terorisme menguasai negara republik Indonesia. Karena dengan demikian pembangunan pun pasti terhambat. Pembangunan infrastruktur mendahului pembangunan manusia.

Pembangunan infrastruktur dilakukan secara konsisten selama 5 tahun periode pertama presiden Joko Widodo. Pembangunan manusia dilakukan juga secara konsisten selama 5 tahun periode kedua presiden Joko Widodo namun presiden mengira bahwa 5 tahun untuk membangun manusia itu bukan waktu yang cukup.

Melihat secara praktik masih banyak orang-orang tolol yang berkuasa di negara ini. Dan reshuffle menjadi jawaban dari presiden Joko Widodo untuk kali ini. Mantan panglima Hadi Tjahjanto menjadi menteri ATR, menggantikan menteri yang mendiamkan para mafia yakni Sofyan Jalil.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah kenapa menteri dari perdagangan si Lutfi digantikan dengan menteri yang nggak kalah jeleknya rekam jejaknya? Apakah presiden Jokowi dulu mengorbankan kualitas dan kerja demi menyelamatkan Indonesia?

Saya tidak mau pergi ke analisis sana. Karena bagaimanapun juga Zulkifli Hassan ini punya rekam jejak menteri kehutanan yang pernah di obrak-abrik kantornya oleh Harrison Ford mengenai konversi lahan yang diberikan besar-besaran kepada para pebisnis lahan sawit.

Namun yang menjadi embun di dalam reshuffle ini adalah penentuan menteri yang diwakilkan oleh raja Juli Antoni yang merupakan kader PSI.

Inilah yang membuat PKS dan Demokrat terkentut-kentut melihat raja juliantoni yang siap akan menghancurkan seluruh praktek-praktek ilegal dari pembebasan lahan yang sampai saat ini tidak ada jalan keluarnya oleh menteri terdahulu.

Dari sini kita lihat bahwa King Maker sudah bukan lagi Megawati, melainkan Presiden Joko Widodo. Dia adalah sosok yang berdiri di atas kepala banteng, seperti Ramalan Sabdo Palon, untuk menguasai Nusantara dan menegakkan keadilan.

Memusnahkan dedengkot HTI, FPI dan radikalis lainnya yang diwakilkan oleh Anies Baswedan, Demokrat dan PKS.

Tak Diajak Makan Bareng, Demokrat Dan PKS Kejang-kejang, Jokowi King Maker!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/tak-diajak-makan-bareng-demokrat-dan-pks-kejang-qY2KJVSSj0

Serius Nih, Masih Ada Yang Menyangka BBM Dibeli Pakai Satuan Strip?

Jadi belum lama ini, ada postingan berisi klarifikasi dan permintaan maaf di grup Facebook "Info Cegatan Jogja" (ICJ) yang bikin saya tertawa ngakak. Membaca isi postingannya, tampaknya warga Facebook itu sempat salah paham soal takaran pengisian BBM yang dianggapnya dalam satuan strip, bukan liter.

Jadi singkatnya, isi postingan klarifikasinya menyebutkan permintaan maafnya kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh pelaku, terutama operator penjaga SPBU. Namun, ada bagian yang membuat saya nggak bisa menahan tawa ketika pelaku mengakui:

"Sekarang sy paham bahwa pengisian BBM bukan berdasarkan strip/kotak melainkan dgn menggunakan satuan liter."


Wah, wah ... ini orangnya lagi bercanda apa mau guyonan wagu sih? Sejak saya masih orok, namanya satuan membeli BBM ya dalam liter, bukan strip! Kalau beli beras, wajarnya pakai satuan kilogram (meski ada yang pakai liter juga), trus kalau beli kain, kita biasanya pakai ukuran meter. Orang ini apakah benar-benar kurang pengetahuan atau gimana sih?

Lucu saja bayangin gimana suasana perdebatan waktu itu. Si pelaku mungkin ngotot:

"Mbak, ini saya isi dua puluh dua ribu kok cuma dapat empat strip sih?"

Si mbak operatornya mungkin antara bingung, jengkel, dan marah ... lalu coba menjelaskan dengan penuh kesabaran, tapi si pelaku rasanya nggak mau tahu. Sebagai follow up dari kekesalan yang absurd itulah, mungkin dia bergegas posting ke grup ICJ itu tadi, yang memang kerap dijadikan tempat menyalurkan uneg-uneg, komplain, dan berbagai curhatan lainnya.

Lantas, entah karena mendapat pencerahan atau bagaimana, si pelaku yang mungkin sudah kadung marah-marah itu menyadari kekeliruannya. Kesadaran yang dilanjutkan dengan memasang unggahan klarifikasi berisi permintaan maaf itu.

Bisa ditebak, reaksi warga Facebook yang menjadi member ICJ pun sangat beragam, mulai dari memberi nasihat, menegur halus, sampai menertawakan pemahaman super telat dari si pengunggah pesan klarifikasi itu.

Sayangnya saya gagal menemukan postingan awal pas si pelaku marah-marah karena merasa dirugikan itu. Mungkin sudah dihapus karena malu atau nggak tahan diserbu komentar-komentar ganas dari netizen plus 62 yah!


Menuliskan kisah absurd ini, membuat saya teringat bahwa kadangkala saya juga mudah bereaksi negatif ketika dirugikan. Kalau sudah begitu, mikir dan sadarnya biasanya telat, karena emosi duluan menguasai. Pernah mengalami hal kayak gitu juga?

Meski begitu, bagi saya tetap agak aneh sih kalau beli BBM dikira pakai satuan strip. Memang pas sekolah dulu nggak diajarin? Apa orangtua, saudara, atau teman-temannya nggak pernah ngajarin? Atau ... orang itu baru hitungan hari punya sepeda motor? Entahlah!

Serius Nih, Masih Ada Yang Menyangka BBM Dibeli Pakai Satuan Strip?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/serius-nih-masih-ada-yang-menyangka-bbm-dibeli-3TmkXFfm64

Orang Waras Pasti Tolak Abdul Somad

Kewarasan. Kata itu harus dimiliki oleh setiap manusia, apalagi di tengah zaman yang serba tak pasti seperti sekarang. Zaman dimana gempuran paham ektrim dan Radikal semakin masif. Zaman dimana para pendakwah agama semakin banyak menyebarkan kebencian terhadap pemeluk agama lain. Zaman dimana yang katanya ulama bukan malah menjadikan dirinya sebagai panutan, malah jadi obyek hujatan.

Salah satu yang memiliki kewarasan itu adalah warga Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Sekelompok masyarakat yang mengklaim diri sebagai warga perumahan Citra Indah City ini, tak sudi penceramah yang baru - baru ini ditolak masuk Singapura itu datang dan mengisi acara Tabligh Akbar yang sedianya digelar pada 17 Juni 2022 mendatang.

Dalam video yang diunggah pertama kali oleh akun twitter @Dewie011 itu, nampak beberapa orang yang berdiri berjejer. Salah satu diantara mereka terdengar lantang membacakan sikap warga setempat atas kedatang Abdul Somad. Pria itu mengatakan warga perumahan Citra Indah City, Jonggol, Bogor tidak ingin Abdul Somad berceramah di tempat mereka, lantaran khawatir kedamaian antar warga yang sudah susah payah dijaga selama ini rusak seketika hanya karena materi ceramah yang cenderung provokatif.

Alhamdulillah, warga Jonggol benar-benar waras dan dewasa. Sudah sepatutnya kehadiran sosok kharismatik nan rupawan bernama Abdul Somad Batubara itu ditolak. Semoga akan secara bertahap diikuti oleh daerah-daerah lainnya.

Melihat sepak terjangnya yang begitu menjijikkan, tak heran jika warga masyarakat mulai sadar bahwa sebetulnya seorang Abdul Somad tak patut disebut ustadz, apalagi ulama alias orang yang berilmu. Karena ilmu agama yang dimilikinya, yang seharusnya dibagikan kepada umat sebagai pembelajaran tentang akidah agama islam. Justru digunakan sebagai sarana menyebarkan kebencian kepada yang berbeda agama.

Oleh Abdul Somad, agama hanya dilihat dari sudut pandang yang sempit. Bahkan yang membuat Singapura menolak Abdul Somad adalah kesempitannya dalam memahami arti jihad, yang menghalalkan bom bunuh diri. Kemudian penyebutan adanya jin kafir dalam salib, menyebabkan polemik di dalam negeri khususnya bagi umat Kristen dan Katolik. Tapi masih banyak yang membela Abdul Somad dengan dalih itu adalah akidah yang tertulis dalam Al Qur'an.

Tapi semakin kesini, hari ini, banyak masyarakat khususnya umat Islam yang mulai sadar. Bahwa Abdul Somad adalah toxic dalam kebhinekaan. Ia yang sengaja ingin mempolarisasi warga Indonesia berdasarkan agama. Hal inilah yang sejatinya merusak citra Islam dari dalam. Justru sosok semacam Abdul Somad, Rizieq Shihab, Bahar Smith, Sugik Nur dan masih ulama kadrun lainnya, adalah penista agama sesungguhnya. Selain menista agama orang lain, mereka juga menista agamanya sendiri.

Sungguh menjijikkan!

Semoga dengan adanya penolakan secara terus menerus, bisa menyadarkan Abdul Somad bahwa cara di berdakwah memang salah. Kalau semakin banyak yang menolak Abdul Somad, berarti job manggungnya akan semakin berkurang. Secara otomatis akan menggangu kehidupan Abdul Somad beserta anak istrinya secara finansial. Kalau dia masih ngeyel dengan prinsipnya dan ternyata tak ada satupun orang yang mengundangnya untuk manggung, biarlah dia makan uang milyaran hasil dari ngumpulin donasi untuk pembelian kapal selam.

Setuju?

Orang Waras Pasti Tolak Abdul Somad

Sumber Utama : https://seword.com/umum/orang-waras-pasti-tolak-abdul-somad-JduoIs09U9

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by Migo Berita /Jum'at/17062022/10.55Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya