» » » » » » » Ini KALIMANTAN : Membongkar "Bobrok" PKS dan Edy Mulyadi Cs Caleg PKS yang Hina Kalimantan !!!

Ini KALIMANTAN : Membongkar "Bobrok" PKS dan Edy Mulyadi Cs Caleg PKS yang Hina Kalimantan !!!

Penulis By on Minggu, 23 Januari 2022 | No comments

 

Migo Berita - Banjarmasin - Ini KALIMANTAN : Membongkar "Bobrok" PKS dan Edy Mulyadi Cs Caleg PKS yang Hina Kalimantan !!! Lalu MANA SUARA ANAK KAMPUS di KALIMANTAN????? Kenapa juga beberapa media OFFLINE di Kalimantan tidak menjadikan PENGHINAAN ini HEADLINE Ya??!! PKS atau Partai Keadilan Sejahtera atau dulunya bernama Partai Keadilan, sepertinya terus saja menjadi Oposan yang seperti konsisten "Anti" terhadap Kebijakan Pemerintahan Pak Jokowidodo-Ma'ruf Amin, lewat kader-kadernya yang sedang viral saat ini Edy Mulyadi Cs telah berani menghina daerah KALIMANTAN yang dianggapnya "Tidak Layak" menjadi Ibu Kota Negara (IKN) Baru Negara Republik Indonesia yang disebut-sebut bernama NUSANTARA. Namun ketidaksetujuan Edy Mulyadi Cs seharusnya bisa melalui jalur hukum, misal gunggat di MK (Mahkamah Konstitusi), bukan malah menghina KALIMANTAN. Berbagai organisasi kemasyarakatan di Kalimantan pun mulai menyuarakan untuk mengadili Edy Mulyadi Cs yang seorang Caleg dari PKS. Akankah ini memang pertanda PKS akan segera "Tenggelam" di Indonesia?? Namun agar pembaca tahu, kader-kader PKS semisal Annis Matta dan Fahri Hamzah telah membuat Partai baru bernama Partai Gelora, akankah simpatisan PKS di Kalimantan akan berlabuh ke Partai Gelora atau malah akan berlabuh ke Partai Anak Muda yang sedang viral saat ini yang telah mengkritisi berbagai Kebijakan Pemda DKI Jakarta yang di Pimpin ANies Baswedan, hingga Ketuanya Bro Giring pun menyebutnya sebagai "Pembohong", Partai apakah itu...ya itu tidak lain PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dengan Motto HADIR dan BEKERJA UNTUK RAKYAT akankah ini pilihan ANak Muda Kalimantan nantinya...Nanti kita buktikan di tahun 2024. Agar tidak Gagal paham, baca hingga tuntas berbaga artikel yang telah kita kumpulkan.

Mardani H Maming Berang Kalimantan Disebut Tempat Jin Buang Anak

PERNYATAAN wartawan senior, Edy Mulyadi, yang bilang bahwa Kalimantan sebagai tempat jin buang anak menuai protes dari banyak pihak. Salah satu yang ikut berang adalah Mardani H Maming.

MENURUT Mardani, pernyataan demikian sudah tergolong penghinaan serta merendahkan warga Kalimantan. Kata dia, Edy pun bisa dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

“Kata-kata yang dilontarkan Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai jejaring sosial adalah bentuk pencemaran nama baik,” ujar Mardani dalam wawancara, Senin (23/1/2022).

Selain menghina, Mardani juga mengatakan pernyataan bisa menimbulkan kegaduhan. “Mestinya jika kurang suka terhadap sebuah kebijakan pemerintah, jangan membawa-bawa hal berbau SARA, seperti mengatakan bahwasanya Kalimantan adalah tempat jin membuang anak, pasar ibu kota negara (IKN) adalah kuntilanak dan genderuwo,” tambahnya.

Di sisi lain, Mardani menyatakan bahwa ia sangat mendukung keberadaan IKN di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur. Menurutnya hal tersebut merupakan wujud upaya pemerataan pembangunan di Indonesia.

Untuk diketahui, pernyataan Edy soal Kalimantan tempat jin buang anak muncul di unggahan berjudul Bau Busuk Oligarki dan Ancaman Atas Kedaulatan di Balik Pindah Ibu Kota. Konten ini terbit di Youtube pada 18 Januari 2022 lalu.

Konten itu berisikan protes Edy Mulyadi dkk soal pemindahan ibu kota ke wilayah PPU Kalimantan Timur. Selain menyebut Kalimantan tempat jin buang anak, disebutkan juga dalam konten tersebut bahwa pasar ibu kota negara (IKN) baru adalah kuntilanak dan genderuwo,” kata dia.

Sosok Edy Mulyadi tak sendiri, di dalam video tersebut terdapat beberapa orang yang diduga merupakan kader sebuah partai. Mereka tampak tertawa mendengarkan pernyataan yang terlontar dari mulut Edy Mulyadi. Bahkan salah satu di antara mereka mengungkapkan hanya monyet yang mau pindah dan bangun rumah di Kalimantan.

Ketua Umum HIPMI, Mardani H Maming

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/01/23/mardani-h-maming-berang-kalimantan-disebut-tempat-jin-buang-anak/

Apa Salah Kalimantan?? Ian Kasela Radja Band pun bicara ttng penghinaan Edy Mulyadi Cs
https://sck.io/p/i9d5rXUP  

Disebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, NasDem Kalsel : Edy Mulyadi Harus Minta Maaf Secara Terbuka

PERNYATAAN Edy Mulyadi dinilai menghina warga Kalimantan. Melalui statemen yang menyebutkan “Kalimantan Tempat Jin Buang Anak” itu sangat menyakiti  perasaan semua orang yang berasal dari pulau terbesar ketiga di dunia tersebut.

SAYA minta Edy Mulyadi harus segera minta maaf secara terbuka. Perkataan beliau mengandung unsur SARA,” Kata Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan dari Fraksi NasDem, H Akhmad Rozanie Himawan Nugraha, di Martapura, Minggu (23/1/2022) malam.

Pria yang sering disapa Haji Zanie itu juga mengecam keras perkataan Edy Mulyadi yang terlanjur tersebar di berbagai media sosial. Kendati mengarah untuk IKN di Kalimantan Timur, diksi yang digunakan Edy Mulyadi tidak tepat. Juga menggambarkan pengetahuan yang minim dari seorang Edy Mulyadi terhadap Pulau Kalimantan.

Pasalnya, penyebutan Kalimantan seperti menjeneralisir seluruh Pulau Kalimantan. “Kami sebagai asli Orang Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan pasti tersinggung. Kalsel adalah provinsi yang banyak melahirkan ulama besar dan guru agama yang dakwahnya sangat lembut serta mengedepankan humanis,” ungkap Sekretaris DPW Partai NasDem Kalsel H Zanie ini.

Haji Zanie juga yakin, komplain pasti datang dari banyak tokoh asal Kalimantan. Wabil khusus dari Kaltim dan Kalsel.  Bila tidak segera menarik pernyataan kontroversi itu, bakal banyak kecaman dan laporan ke pihak berwajib dari seluruh elemen warga Kalimantan.

Anggota DPRD Kalsel yang juga Sekretaris DPW Partai NasDem Kalsel H Akhmad Rozanie Himawan Nugraha.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/01/24/disebut-kalimantan-tempat-jin-buang-anak-nasdem-kalsel-edy-mulyadi-harus-minta-maaf-secara-terbuka/

Ternyata Gerombolan Anti Pemerintah yaitu para simpatisan ormas Terlarang HTI,FPI, 212 dan turunannya terus memainkan isu SARA untuk menggoyang Persatuan Indonesia







 


Pernyataan Sikap Panglima Tambak Baya Atas Penghinaan Edy Mulyadi Dari PKS Terhadap Orang Kalimantan

Hanya Simbol Kedaulatan Rakyat, Demokrasi Indonesia Kini ‘Dibajak’ Oligarki

DIREKTUR Publik Baru Yogyakarta, Willy Purna Samadhi menilai demokrasi di Indonesia yang mengadopsi beberapa negara, justru tidak sepenuhnya diterapkan. Malah, sekarang demokrasi di Indonesia telah dikuasai atau dibajak para oligarki.

“KEKUATAN politik itu lahir dari masyarakat yang tumbuh secara berdaulat. Ia menginginkan masyarakat harus membangun kekuatan atau kedaulatan demos (rakyat) secara kolektif dan bergerak untuk kemajuan bersama,” ucap Willy Purna Samadhi dalam diskusi helatan Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin bertajuk Memajukan Demokrasi di Tengah Oligarki dan Politik Identitas di Studio Satro Harjo RRI Banjarmasin, Sabtu (22/1/2022).

Diakui Willy, fase demokrasi di Indonesia ini dimulai pada 1998 usai rezim Orde Baru dengan patronnya Soeharto runtuh. Ketika itu, Indonesia pun berkiblat ke sistem negara di dunia yang dianggap demokratis.

“Indonesia mencontoh apa saja yang ada di negara-negara yang jadi kiblat demokrasi. Padahal, demokrasi itu tidak hanya sebatas bentuk nilai, tetapi juga simbol,” kata doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

Menurut Willy, sisi demokrasi lainnya seperti penghormatan kepada manusia, kesetaraan dan sebagainya. “Jadi demokrasi itu lebih dari sekadar bentuk tetapi adalah nilai itu sendiri,” ucap penulis buku dan periset internasional ini.

Menurut Willy, negara Indonesia saat ini meniru negara-negara yang dipandang demokratis itu masih mencontohnya separuh. Kata Willy, misalnya Indonesia berkiblat ke Australia dengan nilai demokrasinya, sepatutnya harus ada partai yang bebas dan berdaulat seperti Partai Buruh Australia (ALP).

“Kalau memang mencontoh, dirikan dong Partai Buruh. Tapi nyatanya tidak semua ditiru, dan kita munafik dengan percontohan itu yang seharusnya dapat merefleksikan dan menyalurkan setiap kepentingan dari atas sampai bawah,” tegas Willy.

Setelah diketahui, diungkapkan Willy, partai-partai politik (parpol) itu dibangun atas kepentingan oligarki dan masyarakat Indonesia, malah jauh dari nilai demokrasi tersebut.

“Oligarki itu tidak hanya monolitik. Mereka tidak hanya saja bersaing satu sama lain. Tetapi, mereka punya mimpi yang sama yaitu merebut sumber daya publik,” papar Willy.

Ahli politik ini mengatakan justru rakyat Indonesia telah melupakan mimpi untuk bersama membangun kekuatan demokrasi tersebut. Hasilnya, melupakan nilai demokrasi yang sebenarnya yaitu tindakan secara langsung dari masyarakat itu.

Hal senada juga dilontarkan Mohammad Effendy. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini juga melihat kekuasaan politik dipegang oleh oligarki yang kini bersarang di Indonesia. Akhirnya, masyarakat tidak berdaulat dalam memajukan daerahnya.

“Pemilihan kepala daerah, DPRD dan sebagainya, tidak hanya cuma hitung menghitung saat pemilu saja. Demokrasi berlangsung saat ia terpilih dan mewujudkan ke masyarakat agar berdaulat itu,” tegas Effendy.

Mantan Dekan FH ULM ini mengatakan pemilihan langsung selalu saja terjadi ada praktik politik uang dan sulit untuk dihindari. Selain itu, kata dia, kepala daerah kerap memainkan politik identitas untuk melenggangkan dirinya untuk masuk ke pemerintahan. “Karena politik identitas itu gratis,” ungkap Effendy.

Diskusi Oligarki
Diskusi demokrasi dan oligarki yang dihelat LK3 Banjarmasin di Stadio RRI Banjarmasin.

Sumber Utama :  https://jejakrekam.com/2022/01/22/hanya-simbol-kedaulatan-rakyat-demokrasi-indonesia-kini-dibajak-oligarki/

Sebut IKN Tempat Jin Buang Anak dan Genderuwo, Edy Mulyadi Dilaporkan ke Polisi

BANJARMASIN,  – Pernyataan Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai media sosial dengan menyebut Kalimantan tempat jin buang anak serta pasar IKN adalah kuntilanak dan gendurowo membuat salah satu tokoh aktivis Kalimantan geram.

Bahkan lontaran itu dinilai membuat kegaduhan di masyarakat karena berbau SARA — dengan tindakan yang bersifat menyerang, melecehkan, mendiskriminasi, atau menghina golongan lainnya.

“Lontaran Edy Mulyadi sangat disesalkan, mengapa membawa isu dengan tindakan yang bersifat menyerang, melecehkan, mendiskriminasi, atau menghina golongan lainnya. Dengan megatakan Kalimantan adalah tempat jin membuang anak, IKN serta mengatakan pasar ibu kota negara (IKN) baru adalah kuntilanak dan genderuwo,” kata tokoh pemuda Kalimantan Mardani H Maming, Minggu (23/1/2022).

Mardani yang juga Ketua BPP HIPMI dan Bendahara PBNU ini menyayangkan lontaran itu keluar dari mulut salah kader PKS. “Jika kurang sepakat terhadap sebuah kebijakan yang sudah disetujui DPR, misaknya IKN, janganlah membawa-bawa soal berbau SARA,” katanya.

Mardani yang juga menjabat Ketua PDIP Kalsel ini sepakat, kasus ini harus dilaporkan ke pihak berwajib. Karena lontaran Edy Mulyadi dinilainya sudah membahayakan.

“Kata-kata yang di lontarkan oleh Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai jejaring sosial adalah bentuk pencemaran nama baik dengan jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), khususnya pada Pasal 27 ayat (3). Pencemaran nama baik yang di lontarkan tersebut, kata Aspihani masuk dalam kategori penghinaan karena termaktub dalam BAB XVI dari Pasal 310 sampai 321 KUHP,” paparnya.

Lontaran kader PKS ini juga memantik reaksi Lekem Kalimantan yang akan melaporkannya ke Polisi. “Siapa yang tidak geram dan jujur saya sebagai anak kelahiran di Kalimantan merasa dilecehkan, dengan pernyataan Edy Mulyadi terkesan sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan martabat warga Kalimantan. Besok Senin saya akan laporkan kasus ini ke Polda Kalsel,” kata Aspihani yang diketahui seorang Ketua Umum Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI).

Menurut Dosen Hukum UNISKA ini, kata-kata yang di lontarkan oleh Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai jejaring sosial adalah bentuk pencemaran nama baik dengan jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), khususnya pada Pasal 27 ayat (3).

“Pencemaran nama baik menurut Pasal 310 KUHP dan disandingkan dengan Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang di lontarkan, disiarkan, ataupun dipertunjukkan oleh Edy Mulyadi tersebut adalah sebuah upaya menyerang kehormatan atau nama baik warga Kalimantan dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).” ujarnya

Oleh karenanya, Aspihani Ideris mengajak aktivis Kalimantan untuk bersama-sama mendatangi Krimsus Polda Kalsel guna membuat laporan polisi atas perkara yang membuat nama baik Kalimantan di cemarkan, tukasnya.

Dalam video yang viral tersebut, Edy Mulyadi diduga mengatakan bahwasanya Kalimantan adalah tempat jin membuang anak.

“Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak,” ujarnya.

Ditambah lagi muncul cuplikan video Edy Mulyadi yang mengatakan jika pasar ibu kota negara (IKN) baru adalah kuntilanak dan genderuwo.

“Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana,” ujarnya.

Sosok Edy Mulyadi tak sendiri, di dalam video tersebut terdapat beberapa orang yang diduga merupakan akder PKS.

Mereka tampak tertawa mendengarkan pernyataan yang terlontar dari mulut Edy Mulyadi.

Bahkan salah satu di antara mereka mengungkapkan hanya monyet yang mau pindah dan bangun rumah di Kalimantan.

Dalam video tersebut tampak orang-orang tersebut mengolok-ngolok Kalimantan.

Sontak video tersebut jadi sorotan hingga muncul banyak kecaman terhadap sosok Edy Mulyadi, politisi PKS.


Sumber Utama : https://mediabanjarmasin.com/2022/01/23/sebut-ikn-tempat-jin-buang-anak-dan-genderuwo-edy-mulyadi-dilaporkan-ke-polisi/

WAJIB diadili, AHOK saja yang JELAS MEMINTA MAAF dan sebenarnya TIDAK BERSALAH tetap diadili, apalagi manusia semacam ini yang menghina Banua Kalimantan #TETAPPROSESedymulyadiCs #DALASHANGITWajaSampaiKaputing😡👍💪💪💪

Hina dan Lecehkan Warga Kalimantan, Besok Lekem Kalimantan ke Polda Kalsel Laporkan Edy Mulyadi

BANJARMASIN, – Pernyataan Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai media sosial dengan menyebut Kalimantan tempat jin buang anak serta pasar IKN adalah kuntilanak dan gendurowo membuat salah satu tokoh aktivis Kalimantan geram dan berencana melaporkannya ke Polisi. Hal ini di sampaikan langsung oleh Aspihani Ideris yang merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN) via call WhatsApp kepada awak media ini, Minggu, (23/1/2022).

“Siapa yang tidak geram dan jujur saya sebagai anak kelahiran di Kalimantan merasa dilecehkan, dengan pernyataan Edy Mulyadi terkesan sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan martabat warga Kalimantan,” kata Aspihani yang diketahui seorang Ketua Umum Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI).

Atas pernyataan Edy Mulyadi yang bersifat rasis tersebut, Aspihani beserta tokoh pergerakan Kalimantan akan melaporkannya ke Polisi.

Menurut Dosen Hukum UNISKA ini, kata-kata yang di lontarkan oleh Edy Mulyadi yang tersebar di berbagai jejaring sosial adalah bentuk pencemaran nama baik dengan jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), khususnya pada Pasal 27 ayat (3).

Pencemaran nama baik yang di lontarkan tersebut, kata Aspihani masuk dalam kategori penghinaan karena termaktub dalam BAB XVI dari Pasal 310 sampai 321 KUHP.

“Pencemaran nama baik menurut Pasal 310 KUHP dan disandingkan dengan Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang di lontarkan, disiarkan, ataupun dipertunjukkan oleh Edy Mulyadi tersebut adalah sebuah upaya menyerang kehormatan atau nama baik warga Kalimantan dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).” ujarnya

Oleh karenanya, Aspihani Ideris mengajak aktivis Kalimantan untuk bersama-sama mendatangi Krimsus Polda Kalsel guna membuat laporan polisi atas perkara yang membuat nama baik Kalimantan di cemarkan, tukasnya.

Dalam video yang diunggah di media sosial, Edy Mulyadi yang merupakan kader PKS yang pernah mencalonkan diri sebagai caleg PKS nomor urut 8 daerah pemilihan Jakarta III tapi gagal.

Dalam video yang viral tersebut, Edy Mulyadi diduga mengatakan bahwasanya Kalimantan adalah tempat jin membuang anak.

“Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak,” ujarnya.

Ditambah lagi muncul cuplikan video Edy Mulyadi yang mengatakan jika pasar ibu kota negara (IKN) baru adalah kuntilanak dan genderuwo.

“Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana,” ujarnya.

Sosok Edy Mulyadi tak sendiri, di dalam video tersebut terdapat beberapa orang yang diduga merupakan kader PKS.

Mereka tampak tertawa mendengarkan pernyataan yang terlontar dari mulut Edy Mulyadi. Bahkan salah satu di antara mereka mengungkapkan hanya monyet yang mau pindah dan bangun rumah di Kalimantan.

Dalam video tersebut tampak orang-orang tersebut mengolok-ngolok Kalimantan. Sontak video tersebut jadi sorotan hingga muncul banyak kecaman terhadap sosok Edy Mulyadi, politisi PKS.


Sumber Utama : https://mediabanjarmasin.com/2022/01/23/hina-dan-lecehkan-warga-kalimantan-besok-lekem-kalimantan-ke-polda-kalsel-laporkan-edy-mulyadi/

Lawan Politik Identitas, Akademisi FISIP ULM Sarankan Rasionalitas Harus dipupuk

AKADEMISI FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Siti Mauliana Hairini menyatakan dalam mengembangkan nilai demokrasi itu lebih bagus harus diawali dengan membangun kesadaran masyarakat.

“MASYARAKAT harus mendapat informasi yang lengkap dan memiliki rasionalitas yang baik. Dengan begitu, mereka bisa memilah mana yang untung dan rugi,” kata Siti Mauliana Harini dalam diskusi demokrasi bertajuk Memajukan Demokrasi di Tengah Oligarki dan Politik Identitas gelaran Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) di Stadion Satro Harjo RRI Banjarmasin, Sabtu (22/1/2022).

Bagi Direktur Aksara Perempuan ini, mereka yang mencalonkan diri sebagai kandidat kepala daerah sebaiknya tidak memikirkan kepentingan pribadi. “Seharusnya dia memikirkan di masyarakat sekitarnya dan apakah warga sudah terpenuhi haknya,” ucap Mauliana.

Dosen muda FISIP ini berpendapat kesejahteraan itu dimiliki bersama-sama oleh wakil rakyat dan masyarakatnya. Kata Mauliana, sejahtera dan kedamaian itu dapat direbut jika kesadaran masyarakat juga tinggi akan informasi yang dimilikinya. “Biar, kita bentuk rasionalitas yang utuh dan bagaimana dapat memajukan warga ke depan,” ucap Mauliana.

Mengenai politik identitas, Mauliana menyebut sebenarnya bukan hanya berdasar pada agama, namun juga kesukuan yang terjadi di Indonesia. Bahkan, menurut dia, pembagian kekuasaan juga terjadi akibat politik identitas, hingga mencuatkan politik dinasti hingga terjadi kesepakatan di kalangan elite atau pelaku politik.

Secara sosiologis, Mauliana mengatakan para pemilih juga menyalurkan hak suaranya berdasar identitas kelompok. Ini fakta yang terekam dalam beberapa kali pesta demokrasi terutama pilkada.

“Lawan politik juga memainkan identitas untuk menggaet pemilih. Inilah mengapa masyarakat harus mendapat informasi yang utuh, maka rasionalitas akan bekerja dalam melawan politik identitas itu. Sebab, dengan memupuk rasionalitas pemilih akan bisa memilah mana yang menguntungkan dan merugikannya saat memilih calon pemimpinnya,” papar Mauliana.

Diskusi Politik
Tiga narasumber saat memaparkan pendapatnya dalam diskusi politik helatan LK3 Banjarmasin.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/01/23/lawan-politik-identitas-akademisi-fisip-ulm-sarankan-rasionalitas-harus-dipupuk/

Kritik Kebijakan Pemerintah Boleh, Tapi Jangan Pecah Belah Bangsa

Oleh : Muhamad Pazri

MENGERITISI kebijakan pemerintah sebenarnya boleh dan sah-sah saja, tapi jangan memecah belah bangsa apalagi mengandung dugaan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

SEBAB, jelas ketentuannya dalam  Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang  Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) diatur.

Setiap orrang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dengan ancaman enam tahun penjara dan/atau denda Rp 1 miliar.

Dan, Pasal 315 KUH Pidana berbunyi, tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Serta Pasal 4 huruf b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang berbunyi:

Tindakan diskriminatif ras dan etnis berupa:

b.    menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang karena perbedaan ras dan etnis yang berupa perbuatan:

1.    membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan, atau disebarluaskan di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh orang lain;

2.    berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat didengar orang lain;

3.    mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain; atau

4.    melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.

 Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500 juta.

Kami dari Borneo Law Firm (BLF) siap mendampingi masyarakat yang akan melapor di Polda Kalsel dan Mabes Polri. Sebab, hal ini semacam ini supaya jadi pembelajaran.

SARA
Ilustrasi pelanggaran SARA

Penulis adalah Direktur Borneo Law Firm (BLF) Banjarmasin

Advokat dari Peradi Banjarmasin

Doktor Hukum Lulusan Unissula Semarang

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/01/23/kritik-kebijakan-pemerintah-boleh-tapi-jangan-pecah-belah-bangsa/

Film Dialog Kuliner Ungkap Bagaimana Makanan Bisa Jadi Sarana Persatuan Warga

FILM Dialog Kuliner karya sutradara Ade Hidayat bersama penulis naskah Sandy Firly diputar di Rumah Oettara Banjarbaru, Sabtu (23/1/2022).

KARYA berdurasi 25 menit ini merupakan film yang menceritakan tentang bagaimana kuliner bisa menjadi sarana integerasi sosial warga lintas agama, suku, hingga gender.

Dalam film Dialog, keberagaman warga itu bisa dilihat lewat kelompok UMKM kuliner perempuan yang bernama Warung Rukun.

Usai pemutaran, film Dialog Kuliner kemudian didiskusikan oleh Debbie Pratiwi (peneliti dari Yogyakarta) dan HE Benyamine selaku sastrawan.

Mulai dari nilai-nilai yang dapat dipetik dalam film hingga peran gender, stigma masyarakat dan isu-isu multikultural dalam masyarakat dipaparkan sehingga film Dialog Kuliner sebenarnya terdapat kompleksitas dan fenomena sosial dari realitas yang benar-benar terjadi yang kemudian diadopsi ke dalam sebuah karya film.

Debbie sepakat dengan gagasan yang ditawarkan dalam film tersebut. Menurutnya, kuliner tidak hanya sekadar makanan. “Kuliner tidak sekedar makanan, tapi mengajarkan keragaman yang bersatu padu – tidak saling menonjolkan satu dengan lainnya, tersuguh dalam satu meja kehidupan. Ternyata, kepercayaan pada yang berbeda, bisa berawal dari makanan” ungkap Debbie.

Selain itu, makanan dalam masyarakat juga dapat menjadi alat diplomasi seperti yang HE Benyamine jelaskan,
“Makanan dapat digunakan dalam usaha diplomasi, diplomasi itu dinamakan Gastoronomi Diplomacy, memenangkan hati dan pikiran melalui perut,” ujarnya.

Ben kemudian memberi contoh. Salah satunya tertuang dalam jurnal penelitian tentang ayam betutu Bali yang sudah berhubungan dengan pemahaman konsep diplomasi.

“Ayam betutu sebagai kuliner yang halal mampu menjembatani lintas budaya dan toleran terhadap semua kelompok agama, maupun etnis dan bangsa,” papar Ben.

Diskusi film ini digelar oleh Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin dan bekerja sama dengan Rumah Oettara selaku penyedia tempat.

Rumah Oettara sebagai kolaborator dalam acara ini menyediakan ruang alternatif yang diperuntukkan untuk acara-acara diskusi seperti ini. “Ruang ini memang diperuntukkan untuk event diskusi seperti ini, nonton bareng dan lain-lain, ya seperti sebuah artspace lah”, ungkap Novyandi Saputra selaku owner Rumah Oettara.

Diskusi film Dialog Kuliner di Rumah Oettara Banjarbaru, Sabtu (23/1/2022)

Sumber Utama :  https://jejakrekam.com/2022/01/24/film-dialog-kuliner-ungkap-bagaimana-makanan-bisa-jadi-sarana-persatuan-warga/

POJOKBANUA, MARTAPURA – Vokalis Band Radja, Ian Kasela mengaku kecewa, atas ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan. “Kecewa dan marah sudah pasti. Karena ucapannya baik dengan niat atau tidak, itu sudah menyakiti hati kita sebagai putra daerah Kalimantan,” kata Ian saat dihubungi pojokbanua.com, Minggu (23/1/2022) kemarin.

Sumber Artikel :
Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan, Ian Kasela Kecewa hingga Minta Presiden Beri Sanksi

https://pojokbanua.com/edy-mulyadi-diduga-hina-kalimantan-ian-kasela-kecewa-hingga-minta-presiden-beri-sanksi/

Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan, Ian Kasela Kecewa hingga Minta Presiden Beri Sanksi

POJOKBANUA, MARTAPURA – Vokalis Band Radja, Ian Kasela mengaku kecewa, atas ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan. “Kecewa dan marah sudah pasti. Karena ucapannya baik dengan niat atau tidak, itu sudah menyakiti hati kita sebagai putra daerah Kalimantan,” kata Ian saat dihubungi pojokbanua.com, Minggu (23/1/2022) kemarin.
Ian meminta, kader seperti ini benar-benar diusut agar tidak ada lagi oknum kader atau perseorangan yang berani menghina satu daerah dengan alasan apapun. Menurut pria kelahiran Kalimantan yang selalu menggunakan kacamata hitam ini, Edy telah mempermalukan orang Banua dengan hinaan tersebut. “Masa dikatain jin buang anak, kuntilanak genderowo, yang benar aja. Suara masyarakat Kalimantan sangat banyak diberikan pada partai yang menaunginya. Masa begini rasa terima kasihnya untuk orang Kalimantan,” cetusnya. Melalui kanal YouTube-nya, Ian juga geram dan kesal. “Sialan itu, berani menghina Kalimantan. Apa salah Kalimantan bos, yang ada bumi daerah Kalimantan itu selalu dikeruk tau nggak,” tegasnya. “Masalah ibu kota dipindah ke Kalimantan, itu kebijakan pemerintah pusat. Lu tidak suka kebijakan itu, lu tantang lah. Jangan daerahnya lu salahkan. Aneh cara berpikirnya. Jangan pernah sebut nama daerahnya. Kalimantan tidak pernah membuat ulah, catat itu,” timpalnya. Dia memohon dengan hormat, kepada Presiden Jokowi agar memberikan sanksi bagi yang ingin memecah belah bangsa dengan cara mengadu domba. “Saya juga memohon, jika tuan Edy Mulyadi benar-benar masih menjadi kader dari partai PKS, tolong pak panggil ketua umumnya. Tegur, kasih arahan agar para kadernya bisa lebih menghormati, memahami nilai etika, norma, tata krama di Indonesia,” tuturnya. Sehingga, jangan sampai menggunakan narasi untuk menyerang, baik itu lewat ras, suku, bahasa apalagi agama. “Indonesia tetap damai. Terpenting, tak ada lagi contoh negatif buat generasi penerus,” tutupnya. (WF/KW) Pewarta: Wahyu Firdha Editor: Yuliandri Kusuma Wardani Sumber: https://pojokbanua.com Bagikan Whatsapp Ian KaselaIbu Kota Negara BaruPeristiwaSelebriti Post navigation Previous post Advokat Banua Geram, Minta Mabes Polri Turun Klarifikasi Edy Mulyadi Next post Ketua DPRD Banjarmasin Siap Dukung Rakorcab IX PC KMHDI Related posts Advokat Banua Geram, Minta Mabes Polri Turun Klarifikasi Edy Mulyadi Wakil Ketua Dewan Tanbu Geram, Minta Pelaku Percobaan Pemerkosaan Dihukum Setimpal Terduga Maling Nekat Curi di Toko CCTV, Aksinya Terekam Lho! Warga Geger, Pria Ini tetiba Jatuh Tinggalkan Kendaraannya Pertanyakan Keaslian Dokumen, Tuntutan Warga Tapin Ditolak PT HCT Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur Leave a Reply Your email address will not be published. Required fields are marked * Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Sumber Utama :
https://pojokbanua.com/edy-mulyadi-diduga-hina-kalimantan-ian-kasela-kecewa-hingga-minta-presiden-beri-sanksi/

Advokat Banua Geram, Minta Mabes Polri Turun Klarifikasi Edy Mulyadi
POJOKBANUA, MARTAPURA – Sebuah video pendek bernada penghinaan terhadap Kalimantan viral di media sosial. Dalam video itu, seorang pria bernama Edy Mulyadi diduga telah menghina Ibu Kota Negara (IKN) yang baru ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim). Ia menyebut sebagai tempat jin buang anak. Sehingga video itu viral di media sosial, twitter hingga grup WhatsApp, Minggu (23/1/2022). “Bisa memahami enggak, ini ada sebuah tempat elite punya sendiri yang harganya mahal. Punya gedung sendiri lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak,” kata Edy dalam video yang beredar luas
Bahkan Edy Mulyadi sempat nyaleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut pasar bagi IKN adalah kuntilanak dan genderuwo. Menanggapi hal tersebut, Advokat Banua Kalimantan Selatan Supiansyah Darham, angkat bicara.
“Harus nya dia (Edy Mulyadi) itu berkata kata sopan, dan santun sehingga tidak ada orang yang tersakiti khususnya bagi warga Kalimantan,” kataya saat dihubungi Pojokbanua.com, Minggu (23/1/2022). Menurutnya, pernyatraan Edy Mulyadi tersebut tentu sangat menyinggung perasaan warga Kalimantan. “Orang Kalimantan sangat tersinggung dengan perkataan-perkataan beliau itu. Kita meminta Mabes Polri untuk segera mengklarifikasi apa maksud dan tujuan beliau berkata-kata seperti itu,” jelasnya. Masih dalam keterangan Supianshah, perkataan Edy Mulyadi ini mengandung disintegrasi artinya kerukunan berbangsa dan bernegara ini sangat terganggu dengan adanya pernyataan-pernyataan seperti ini. “Kami berharap Polda Kalimantan Selatan untuk segera merespon apa yang terjadi di media sosial karena ini kan ada unsur undang-undang ITE,” harapnya. “Kita sampaikan sekali lagi aktivis akan bergerak. Jadi kami berharap sebelum aktivis ini bergerak lebih baik beliau meminta maaf di media sosial atas ucapan beilau. Apa maksud dan tujuan ucapan beliau tersebut, ini sangat tersinggung masyarakat Kalimantan Selatan,” tegasnya. (WF/PR)
 

Advokat Kalimantan Selatan Supriansyah Darham (Foto: istimewa)
Sumber Utama :
https://pojokbanua.com/advokat-banua-geram-minta-mabes-polri-turun-klarifikasi-edy-mulyadi/

https://apahabar.com/2022/01/desak-minta-maaf-legislator-kalsel-haramkan-edy-mulyadi-injak-bumi-kalimantan/

https://apahabar.com/2022/01/pernyataan-edy-mulyadi-melecehkan-kalimantan-lbkb-kalsel-ingin-permintaan-maaf/

https://apahabar.com/2022/01/turut-bereaksi-aktivis-agus-rismalian-akan-laporkan-edy-mulyadi/

https://apahabar.com/2022/01/hina-masyarakat-kalimantan-habib-banua-pinta-edy-mulyadi-minta-maaf/

https://apahabar.com/2022/01/hmi-kalselteng-mengecam-keras-pernyataan-edy-mulyadi/

POJOKBANUA, MARTAPURA – Vokalis Band Radja, Ian Kasela mengaku kecewa, atas ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan. “Kecewa dan marah sudah pasti. Karena ucapannya baik dengan niat atau tidak, itu sudah menyakiti hati kita sebagai putra daerah Kalimantan,” kata Ian saat dihubungi pojokbanua.com, Minggu (23/1/2022) kemarin.

Sumber Artikel :
Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan, Ian Kasela Kecewa hingga Minta Presiden Beri Sanksi

https://pojokbanua.com/edy-mulyadi-diduga-hina-kalimantan-ian-kasela-kecewa-hingga-minta-presiden-beri-sanksi/

BLF Siap Dampingi Masyarakat Laporkan Edy Mulyadi

Wartaniaga.com, Banjarmasin- Pernyataan seorang Penggiat Media Sosial, Edy Mulyadi tentang IKN dan dinilai telah menghina rakyat Kalimantan mendapat reaksi sejumlah kalangan. Tidak hanya masyarakat Kalimantan Timur, dimana rencanya akan dibangunnya IKN tersebut tetapi juga seluruh Kalimantan.

Direktur Borneo Law Firm (BLF), Dr Muhammad Pazri SH MH menilai pernyataan Edy tersebut telah melukai hati masyarakat Kalimantan.
Untuk itu, Borneo Law Firm bersdia mendampingi masyarakat yang berkeinginan melaporkan Edy ke Kepolisian.

“ Biar menjadi pelajaran, kami siap mendampingi masyaratat yang akan melapor ke Polda Kalsel atau Mabes Polri atas pernyataan Edy tersebut,” ujar Pazri pada Wartaniaga.com, Senin (24/1).

Menurutnya, berdasarkan UU ITE pasal 28 ayat 2 setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dengan ancaman enam tahun penjara dan/atau denda Rp 1 miliar.

Selain itu, Pasal 315 KUHP berbunyi, tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Serta Pasal 4 huruf b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang berbunyi : Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500 juta.

Berdasarkan itu, ujar Pazri masyarakat dapat melaporkan Edy ke pihak berwajib dan BLF siap mendampinginya.

Meski demikian, ia juga tidak menampik bahwa setiap warga negara memiliki hak mengkritik kebijakan pemerintah tetapi dengan cara yang beradab. “Jangan memecah belah bangsa apalagi mengadung dugaan sara,” tutupnya.

Editor : Aditya

Sumber Utama : https://wartaniaga.com/2022/01/blf-siap-dampingi-masyarakat-laporkan-edy-mulyadi/

Soal IKN, Ada Bohir Yang Kecewa Berat, Muncullah Tokoh-tokoh Kadrun Seperti Si Edy Ngoceh

Edy Mulyadi, caleg gagal dari PKS yang pernah mendadak jadi ustad meskipun pendidikan yang dilaluinya tak tercatat dari pesantren. Hanya karena ikutan ingin menumbangkan Ahok pada Pilkada 2017 dan tentu saja ingin menganggu Jokowi, ia pun mendadak jadi ustad, dan tak tanggung-tanggung, ia pun bergabung dan menjadi Sekjen GNPF Ulama sejak juli 2019.

GNPF Ulama ini hanyalah kumpulan para extrimis licik yang sangat doyan jualan agama. Kemunculannya sebenarnya punya skala besar, yaitu menguasai Indonesia dan menggadaikannya ke luar negeri, atau mereka ingin menjual negara ini dengan kemasan agama, ingin mengubah rakyat Indonesia dengan budayanya dengan budaya gamis atau sok-sok paling Islami. Mereka ini bisa seperti isis.

Para perampok sumber daya alam Indonesia ini sangat licik, agama pun dijadikan tema untuk mengacaukan negara, wal hasil, demo yang sangat menyusahkan warga dan juga menguras anggaran negara, bisa dibilang telah menguras energi dan waktu, dan tentu saja pesatnya kemajuan negara tidak akan mengalami kelancaran, bahkan pemindahan Ibukota saja, suara mereka seperti anjing kelaparan.Edy Mulyadi hanyalah cecunguk para bohir, karena ia punya kemampuan bernarasi dan ilmu motivator, alat inilah yang digunakannya untuk masuk ke ranah kadrunes yaitu bergabung dengan PKS sehingga mendadak jadi ustad. Mungkin seperti si Haikal Baras, yang awalnya memang mencari nafkah sebagai motivator, lalu menemukan peluang menjadi provokator dalam ranah agama, sehingga ada cuan yang membuatnya masih eksis hingga kini.

Haikal dan Edy Mulyadi sudah tahu bahwa agama sangat empuk dijadikan alat untuk mendapatkan fulus. Mereka ini melihat umat masih sangat lugu, bukannya berusaha dicerdaskan tetapi malah dimanfaatkan untuk memobilisasi massa dengan semangat beragama.

Si Edy Mulyadi merasa akan terus mendapatkan keuntungan dengan bergabung ke PKS, GNPF atau menjadi kadrun. Namun, gagalnya masuk legislatif, tentu ia kecewa, mungkin sudah keluar modal yang menurutnya banyak sehingga ia harus membalasnya.Viralnya video kedunguannya soal Ibu kota Nusantara itu, tak tanggung-tanggung, Prabowo pun berani-beraninya dihina-hina. Mungkin karena punya bisnis atau mau dapat bisnis tapi ternyata tidak tercapai, ia pun ngegas menolak IKN, sok merakyat dan menuduh IKN untuk China, narasinya satu dua dengan Rizal Ramli.

Satu rumus pasti dalam politik di Indonesia ini, ketika seseorang sudah menjadi atau bergabung menjadi kadrun, maka otomatis goblok.

GNPF, PKS, HTI, FPI, dan sekutunya itu adalah para kadrun yang telah terbukti mengacaukan negara, suara mereka sangat gaduh, bahkan suara mereka itu sangat menghambat pembangunan, masih ingat kan dulu ada kalimat “Memangnya rakyat makan infrastruktur” Kadrun emang kebangetan alur berpikirnya, pantas saja Anies bisa kepelesat masuk di Comberang.

Belum lagi hoax dan fitnah yang disebarkannya, termasuk telah berkontribusi bagi kemunduran bangsa. Di satu pihak, ada yang percaya kebohongan dan hoaxnya sehingga tak sadar telah ikut jadi monsters kadrun. Dan satu pihak lainnya lagi, sibuk mengcounter dan melawan hoax para kadrun ini sehingga menguras waktu dan pikiran untuk membenahinya. Dan tentu saja pemerintah pun menjadi terganggu karena suara mereka sangat bising bergemuruh, seperti saat ini soal IKN, suara mereka paling gaduh, bising, dan pastinya sampah!

Dan kebenaran rumus di atas itu juga terbukti dengan beberapa kadrun yang berhasil menjadi kepala daerah, ternyata tidak membuat daerahnya maju, misalnya DKI di bawah kekuasaan Anies, bahkan sudah hampir selesai masa jabatannya, semua janji kampanye Anies tidak ada yang terwujud, bahkan telah menimbulkan banyak masalah baru, dan tentu saja masalah Formule-E.

Lalu coba lihat Depok atau beberapa kekuasaan yang dipegang PKS dan sekutunya

termasuk Demokrat dan Gerindra?, adakah kemajuan yang sangat signifkan? Sepertinya tidak ada gebrakan dalam membangun daerah kekuasaannya. Itulah para kadrun yang suaranya kencang soal agama, tapi doyan selangkangan. Pembangunan stagnan, kekacauan beragama semakin merajalela.

Penolakan PKS dan para kadrun ini terhadap IKN bukan tanpa sebab dan bukan soal posisi sebagai oposisi. Ini sudah pasti soal hitung-hitungan fulus, ini soal sang Bohir yang lagi kecewa berat. Coba kalau PKS dan atau orang-orang seperti Edy Mulyadi ini dilibatkan proyek IKN atau pengadaan barang dan jasa di ibukota baru itu, sudah pasti akan diam, tapi sayangnya, kalau proyek diserahkan kepada mereka, maka musibah besar akan terjadi dan sangat bermasalah, seperti kata Said Didu yang termasuk dalam kelompok ini, ia mengatakan dan berharap proyek IKN ini mangkrak, karena apa yang disampaikan si Said Didu ini adalah cerminan para kadrun yang kalau pegang proyek ditilep dan terbengkalai. Mari berkaca pada proyek Hambalang, seharusnya itu sudah kelar dan bisa digunakan, tapi sayangnya para kadrun ini telah menyia-nyiakan kesempatan emasnya.

Para kadrun selain harus ditampar terus biar susah ngocehnya, juga perlu dibungkam atau dijadikan saja lawakan setiap ocehannya, seperti ocehan si Edy Mulyadi di video itu. Mereka sering teriak demokrasi tapi mereka juga menghambat kehidupan demokrasi. Mereka teriak menjaga toleransi tetapi ternyata mereka membiarkan para ustadnya menghina agama orang lain. Mereka teriak tentang HAM, tetapi ternyata mereka gemar menzolimi orang lain dengan mengatasnamakan agama, senang menuduh orang lain penista agama, kayak mereka yang paling suci saja. Mereka gemar melapor orang lain korupsi, begitu dilapor balik langsung nuduh otoriter. Kan Ubedil Kadrun!

Soal IKN, Ada Bohir Yang Kecewa Berat, Muncullah Tokoh-tokoh Kadrun Seperti Si Edy Ngoceh

Sumber Utama : https://seword.com/politik/soal-ikn-ada-bohir-yang-kecewa-berat-muncullah-K2hHbwdIz0

Edy Mulyadi Terancam Mati Mendadak, Tunggu Saja

Kelakuan Edy Mulyadi dan kawan-kawannya, mungkin dianggapnya keren. Karena bisa menunjukkan kepandaian mereka di depan para pengikutnya. Lalu merasa lebih pintar dari Prabowo sebagai Menhan, yang dianggap ga paham apa-apa soal pertahanan.

Beberapa orang di samping kanan kiri Edy Mulyadi itu saya sering lihat. Karena kami satu grup WA. Emang tiap hari isinya provokasi dan propaganda membenci Jokowi. Jadi ga heran kalau Edy Mulyadi begitu fasih menghina dan merendahkan. Karena memang berada di lingkungan yang sehina itu.

Hanya saja, kali ini dia apes.

Saya paham, maksud Edy Mulyadi sebenarnya adalah menghina Presiden Jokowi atau pemerintah. Dan menganggap pemindahan Ibu Kota adalah keputusan yang salah.

Namun dia sendiri nampaknya tidak paham atau tidak sadar. Bahwa nama Kalimantan yang disebut-sebut sebagai tempat jin buang anak, tidak ada kehidupan dan sebagainya, juga menyinggung perasaan masyarakat Kalimantan.

Sebenarnya hal serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Untuk kasus yang berbeda, Jokowi pernah dihina karena mengenakan pakaian adat daerah tertentu. Dan setelah itu, masyarakat adat daerah yang dimaksud marah karena mereka merasa pakaian adatnya dihina oleh orang lain.

Polanya sama, niat para oposan sebenarnya ingin menghina Presiden. Namun mungkin karena saking bodoh nya, mereka tidak sadar juga menghina masyarakat daerah secara bersamaan. Ya itu sama seperti kita suka pada perempuan, yang cantik, mulus dan seksi, tapi berkomentar negatif soal orang tuanya. Alamat putus di tengah jalan!

Nah Edy Mulyadi dan kawan-kawan tak belajar dari banyak kasus sebelumnya. Sehingga dia dengan entengnya menghina orang-orang Kalimantan.

Dan bentuk penghinaan Edy Mulyadi ini jelas bukan sebuah komunikasi salah paham seperti Arteria Dahlan atau Ahok di 2017 lalu. Tak akan ada pakar bahasa atau orang yang bisa membela Edy Mulyadi dalam hal ini. Memang kesalahannya sangat fatal dan gamblang.

Yang lebih mengerikan lagi, pernyataan Edy Mulyadi diviralkan oleh banyak orang sampai akhirnya sampai ke telinga orang-orang Kalimantan. masyarakat Dayak pantas meminta Edy Mulyadi untuk datang ke tanah Borneo dan meminta maaf secara langsung. Selain itu akan dikenakan hukuman adat.

Di beberapa daerah tertentu, memang masih ada hukuman adat. Dan itu sah diterapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang melakukan pelanggaran.

Pertanyaannya, hukuman adat apa yang akan diterima Edy Mulyadi? Yang telah menghina kehormatan, harkat dan martabat orang Kalimantan.

Bagi saya, isu ini sudah terlanjur melebar ke mana-mana. Jadi sudah bukan sekedar urusan hukum positif di Indonesia. Kalau hanya hukuman penjara, ya ringan saja. Setahun dua tahun juga bisa bebas lagi.

Tapi ini urusannya sama orang Kalimantan dan masyarakat adat setempat sudah terlanjur tahu. Dan ini adalah masalah yang paling sensitif: kehormatan.

Kalau saya jadi teman Edy Mulyadi, pasti saya akan sarankan agar dia segera berangkat ke Kalimantan untuk meminta maaf. Lalu menerima segala resiko yang mungkin akan terjadi. Setelah itu berharap masalahnya selesai.

Karena kalau dia memilih sembunyi, apalagi beralasan ikut hukum penjara saja, ketersinggungan masyarakat Kalimantan akan terus berlanjut dan masalah ini ga akan selesai.

Oh iya, mungkin Edy Mulyadi perlu tahu. Bahwa cara membunuh orang itu tidak harus berhadap-hadapan. Dari jarak jauh pun sangat bisa, jika punya alasan kuat, tau namanya, tau mukanya seperti apa. Dan semua syarat itu sudah terpenuhi.

Jadi kalau masalah ini dibiarkan berlarut-larut, apalagi misalkan Edy Mulyadi mengelak dan merasa tidak bersalah, tak mau minta maaf dan sebagainya, maka tunggulah akibat dari serangan bathin kepada nya.

Bila masyarakat adat Kalimantan ada yang emosi berlebihan atas pernyataan Edy Mulyadi, mungkin Edy akan mati mendadak sebelum diproses hukum atau masuk penjara.

Bisa juga sekarang serangan-serangan metafisik itu sudah dilancarkan? Ya kita lihat saja apakah Edy Mulyadi masih bisa berjalan normal hari ini. Atau dia sudah berbaring tak berdaya.

Dari kejadian ini semoga para oposan bisa berpikir lebih bijak dan logis. Karena kalau kebencian pada Jokowi terus membutakan logika, maka pada akhirnya kalian akan terjebak dalam banyak kesalahan yang tak termaafkan.

Sumber Utama : https://seword.com/sosbud/edy-mulyadi-terancam-mati-mendadak-tunggu-saja-zVrvNgXVUE 

Ah, Gak Seru, PKS Juga Bisa Ketar Ketir Karena Ulah Edy Mulyadi

Kata orang, seseorang itu akan terus arogan dan berlagak hebat jika tidak ada yang menempeleng hingga dia sadar.

Begitulah Edy Mulyadi.

Sejak Edy Mulyadi melontarkan kontroversi terkait pemindahan IKN dan mengaitkannya dengan warga China yang akan tinggal di sana, dia terlihat semakin arogan dan makin keterlaluan.

Menhan Prabowo pun tidak luput dari serangan. "Masa, Menteri Pertahanan gini saja nggak ngerti sih? Jenderal bintang 3. Macan yang jadi kayak mengeong. Nggak ngerti begini aja. ini bicara soal kedaulatan negara, Bos. Gila. Geblek-nya kelewatan gitu, lho. Ini mereka tinggal semua. Saat dibutuhkan tinggal kasih, siap, selesai nih kita Indonesia," teriak Edy dalam video yang viral.

Ternyata DPD Gerindra Sulawesi Utara tidak terima dengan ucapan tersebut. Edy Mulyadi lalu dilaporkan ke Polda Sulawesi Utara atas tuduhan dugaan penghinaan terhadap Prabowo.

Bukan hanya itu saja, Edy kembali bikin kontroversi dengan dugaan menghina Kaltim dengan sebutan tempat jin buang anak.

"Bisa memahami gak, ini ada tempat sebuah elit, punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," kata Edy Mulyadi dalam potongan video segmen pertama yang beredar.

"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain gw bangun di sana," katanya lagi dalam potongan video segmen kedua.

"Enggak ada, nih, sampeyan tinggal dimana om ajab, di Jakarta nya Jakarta mana, mana mau dia tinggal di Gunung Sahari (Jakarta Pusat) dipindah ke Kalimantan Penajam sana untuk beli rumah di sana. Gw mau jadi warga ibu kota baru. Mana mau," katanya dalam video segmen ketiga.

Pada video segmen ketiga tersebut ada seorang di belakang Edy Mulyadi yang menimpali ucapannya. "Hanya monyet," kata pria tersebut, yang dibarengi dengan gelak tawa peserta diskusi.

Ini memang sudah kurang ajar. Mulut orang ini memang layak diajari sopan santun. Lagaknya sok hebat, ugal-ugalan seolah dia ini raja yang ditakuti di seluruh dunia. Seenaknya ngomong sembarangan dan menghina pihak lain dengan kata-kata yang tidak beradab.

Tidak heran kalau nanti orang ini ditangkap.

Pasalnya, Tokoh adat dayak Kaltim akan melaporkan Edy Mulyadi atas dugaan penghinaan Kalimantan. Rencananya hari ini. Tokoh Adat Dayak Balikpapan, Mey Chirsti mengatakan, ucapan Edy tidak hanya menyakiti perasaan suku dayak namun seluruh warga Kalimantan.

"Kalau tidak sepakat, sampaikan dengan cara yang lebih elegan tanpa harus menyakiti atau menyinggung masyarakat maupun kelompok adat tertentu," katanya.

Sebagai tambahan, Forum Pemuda Lintas Agama Kalimantan Timur juga sudah mengadukan Edy Mulyadi karena pernyataan yang diduga menghina Kalimantan. Mereka mendatangi Polresta Samarinda.

Syukurin dah. Sebentar lagi mungkin akan ada drama basi yang itu-itu. Mungkin Edy bakal gunakan jurus yang sama, minta maaf lalu bilang khilaf karena telah menimbulkan kegaduhan. Semoga tidak terjadi dan dia tetap konsisten sampai akhir.

Ternyata diam-diam PKS juga panik lho, hehehe. Edy Mulyadi ini caleg gagal dari PKS. Jadi, sejak Edy bikin masalah, banyak seruan agar PKS dibubarkan. Dan ketika ucapan tempat jin buang anak ini jadi masalah besar, PKS mulai gemetar juga.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, HNW menegaskan, Edy Mulyadi bukan kader internal PKS. "Beliau bukan kader PKS. Memang pernah jadi caleg PKS pada Pemilu 2019, tapi dari jalur eksternal Partai atau non kader," kata HNW.

Arahnya jelas, PKS ini publik tahu bahwa segala disampaikan Edy Mulyadi terkait IKN tidak mewakili pernyataan resmi PKS. "Maka pernyataan-pernyataan beliau sama sekali tidak mewakili kader PKS atau sikap resmi PKS. Sikap PKS soal IKN sudah disampaikan oleh FPKS DPR RI, para Jubir maupun pimpinan PKS," kata HNW.

Hahaha, banyak yang mulai panik dan berusaha cuci tangan. Edy Mulyadi bakal sibuk sendirian nih. Memang orang ini sudah keterlaluan. Sesekali pasti bakal terpeleset lidah, karena dari caranya ngomong, terlalu berapi-api. Emosinya seolah tidak terkontrol dengan baik. Lama-lama malah kena bakar sendiri.

Dilaporkan oleh Gerindra dan masyarakat Kalimantan. Kira-kira siapa lagi yang akan melaporkan? Kira-kira bisa gak dilaporkan atas dugaan fitnah karena mengaitkan IKN ini dengan China? Ini meresahkan, lho. Kita tunggu saja, siapkan popcorn dan minuman ringan, lalu tonton drama ini.

Bagaimana menurut Anda?

Ah, Gak Seru, PKS Juga Bisa Ketar Ketir Karena Ulah Edy Mulyadi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ah-gak-seru-pks-juga-bisa-ketar-ketir-karena-T7TdzWhWCJ

Anies VS Giring, Strategi Politik Siapa Yang Sebenarnya Lebih Baik?

Psy War antara Anies dan Giring sebenarnya dimulai saat Giring mengkritik Anies soal penanganan banjir. Jika ada yang masih ingat, saat itu Pasha Ungu bukannya menjawab kritik Giring, tapi dia malah balik bertanya apakah Giring pernah menjadi Lurah?

Respon Pasha ini akhirnya menjadi template bagi para kadrun untuk balik menyerang Giring saat itu. Serangan balik ini dalam ilmu logika jelas adalah ad hominem, selain itu bisa menjadi boomerang bagi seluruh kadrun kecuali SBY. Dimana saat itu hanya SBY satu-satunya di barisan kadrun yang pernah menjadi presiden.

Dengan kadrun melarang Giring mengkritik karena Giring belum pernah jadi Gubernur. Artinya kadrun menampol jidat mereka sendiri yang kopong karena selalu menghina Jokowi, padahal mereka (kecuali SBY) belum pernah jadi presiden. Itu kalau memakai logika kopong kadrun.

Jadi konfrontasi pertama ini penulis nilai masih imbang, karena Anies sendiri tidak merespon Giring.

Konfrontasi kedua terjadi saat Giring menyebut dengan gamblang bahwa Anies pembohong. Kasus kedua ini tampaknya masih imbang, karena Anies masih santai menanggapi Giring. Giring sendiri mulai mendapat perhatian dari para politisi senior yang mewakili 7 partai di DKI.

Walaupun banyak yang mengecam Giring, tapi silent majority kan bisa menilai kalau Anies memang pembohong atau bukan? Penulis sudah membahas apakah ucapan Giring benar di artikel berikut ini.

Penulis juga membahas mayoritas komen kadrun dan para buzzer balaikota yang lucu dan sama sekali tidak mematahkan substansi dari ucapan Giring. Silakan baca artikel di atas untuk lebih lengkapnya.

Memang dalam menilai politik kita tidak boleh terdistorsi dengan ulah para buzzer. Buzzer balaikota akan menggiring opini sekuat tenaga untuk mendegradasi penyampai pesan, gunanya untuk menutupi isu utama yang sedang dibahas agar masyarakat tidak sadar kalau Anies pembohong.

Hal tersebut dilakukan dengan penuh semangat khususnya di kolom komentar podcast Dedy Corbuzier bersama Giring. Lucunya Dedy di sana pura-pura bego menanyakan apa yang membuat Giring menuduh Anies pembohong?

Padahal di podcast tersebut Dedy pernah dikibuli Anies, bahwa dia akan membuat laboratorium covid yang sampai sekarang masih ghoib. Eh Dedy malah pura-pura bego bertanya kenapa Giring menuduh Anies pembohong? Rakyat khususnya silent majority tentu masih ingat detik-detik saat Anies berbohong dihadapan Dedy Corbuzier.

Posisi imbang ini bertahan sampai akhirnya Giring mulai bermain cerdas. Dihadapan Jokowi, Giring mengkritik agar jangan sampai Indonesia dipimpin pembohong, pengguna isu SARA dan pernah dipecat Jokowi. Kali ini tanpa menyebutkan nama secara gamblang.

Pada detik ini, Anies yang tidak merespon pada awalnya akhirnya kepanasan juga. Tapi sebelum sampai ke sana ada hal yang harus kita ingat. Kalau pada sebelumnya Anies mendapat bantuan dari Dedy, kali ini Anies mendapat bantuan dari Najwa Shihab untuk menjebak Giring.

Najwa dengan kepintaran beliau meminta Giring untuk melakukan otokritik terhadap PSI, yang malah dijawab oleh Giring dengan memberikan saran. Sebenarnya yang dilakukan Giring ini standard politisi. Ini ibarat ibu Mega disuruh mengkritik PDIP, SBY disuruh mengkritik Demokrat, Dayat disuruh mengkritik PKS.

Apakah mereka akan memberikan kritik, apalagi kritikan pedas? Penulis jamin tidak akan, paling masukan-masukan kecil yang tidak sampai merusak citra partai. Coba saja buzzer balaikota disuruh kritik Anies? Secara spontan penulis rasa akan sama saja jawabannya dengan Giring yang hanya memberikan saran.

Kecuali ya buzzer balaikota sudah baca tulisan penulis ini, dan berlaga sok bijak. Maka bisa saja mereka mendadak kritik Anies, tapi ya tidak mungkin pedas-pedas banget. Bisa-bisa dipecat jadi buzzer, Rp. 1000/Komen melayang dong? Hahahaha

Bantuan Najwa ini akhirnya digunakan kadrun untuk menyerang di kolom komentar IG Giring. Tapi anehnya Giring yang sempat menutup kolom komentar, sekarang malah sengaja membukanya agar kadrun bisa pamer kebodohan. Dan hampir tidak ada kader PSI yang menanggapi serius para kadrun tersebut. Hanya satu dua yang ikut meramaikan saja.

Ini jujur bagi penulis agak aneh, karena penulis sendiri pernah beberapa kali mengkritik PSI. Dan langsung dijawab dengan panas oleh kader PSI, karena mereka ini partai anak muda, dengan jiwa berapi-api, partai progresif.

Jadi diamnya mereka melihat kolom komentar IG sang ketua, bagi penulis hanya berarti satu hal. Seorang Napoleon pernah berkata soal politik, berikut kalimatnya :

Never interrupt your enemy when he is making a mistake.

Ini berlaku juga sebaliknya. Penulis yakin konsultan politik Anies juga paham hal ini. Tapi kenapa Anies sampai mengerahkan buzzer balaikota menyerang Giring? Karena dia tahu kalau yang dilakukan Giring ini akan berpengaruh kepada elektabilitasnya.

Memang ada beberapa kadrun yang menghibur diri, kalau tingkah Giring malah membuat popularitas Anies naik. Tapi kalau dilihat dari survei terakhir banyak lembaga, ada kecenderungan popularitas Anies ini sudah mentok. Elektabilitasnya sendiri tidak bertambah, penulis malah melihat akan memasuki fase penurunan.

Jelas karena akhirnya masyarakat sadar. Anies yang katanya tidak punya buzzer, hanya punya prestasi. Ternyata mengerahkan buzzer untuk menghantam kolom komentar Giring. Berdasarkan prinsip Napoleon Bonaparte, maka dengan Giring membiarkan buzzer balaikota, artinya dia sedang membiarkan lawan terus melakukan kesalahan.

Kesalahan ini diperparah dengan Anies yang terlihat mulai baper. Anies mengundang mantan band Giring, yaitu Nidji untuk check sound di JIS. Anies memuji Nidji tidak ada sumbang-sumbangnya. Lucunya pengamat politik Paramadina (mantan kampus Anies) menilai mental Anies jauh di atas Giring dan caranya elegan.

Lalu buzzer balaikota mulai membanjiri kolom komentar Giring dan menggunakan sindiran Anies untuk menyerang Giring. Mereka menyebut Anies berkelas dalam menjawab Giring.

Ini lucu bagi penulis, Anies sudah menggunakan satire agar dianggap berkelas, eh oleh kadrun malah langsung dihubungkan secara frontal kepada Giring. Hal yang dianggap berkelas, akhirnya terlihat norak ketika buzzer balaikota secara langsung menafsirkan satire Anies.

Dan justru berbanding terbalik dari teori pengamat Paramadina, justru Giring lah yang terlihat kuat mentalnya dan elegan. Dia membiarkan buzzer balaikota memenuhi kolom komentar IG, padahal dia bisa saja memblok semua hinaan mereka dan menutup kolom komentar.

Tapi ini politik bung, orang baper seperti kadrun tidak akan paham istilah "Never interrupt your enemy when he is making a mistake".

Mengundang band Nidji untuk menyindir Giring jelas sebuah kesalahan. Demi menyindir Giring, Anies harus mengeluarkan APBD untuk mengundang band Nidji. Masyarakat akan semakin sadar kalau Anies sebenarnya baperan dan pendendam.

Demi dendamnya Anies seakan hanya sibuk mengurus sound system di JIS. Ini gubernur atau soundman? Semakin menegaskan kalau tidak ada yang bisa Anies banggakan selain JIS. Anies sampai salah data kalau titik banjir banyak yang surut dalam 6 jam, padahal menurut data BPBD malah bertambah. Sumber.

Padahal apa sih yang dibanggakan dari JIS? Itu proyek sudah lama, proses pembebasan lahan dan sengketa tanah adalah bagian tersulit yang justru dilakukan bukan oleh Anies. Ini fakta, toh pembebasan lahan untuk yang katanya naturalisasi saja belum ada satupun Anies berhasil melakukannya.

Kalau hanya untuk membangun di akhir masa jabatan. Ini bisa dilakukan Gubernur manapun di akhir masa jabatan untuk pencitraan, jika memang tanahnya sudah siap dan tidak ada sengketa. Tinggal suruh tukang bangunan dan siapkan dana. Dana nya sendiri, Anies memakai dana PEN dari pemerintahan pusat.

Jadi apakah JIS merepresentasikan kehebatan Anies? Sama sekali tidak!! Lucunya JIS ini satu-satunya karya Anies yang buzzer balaikota koar-koar dimana-mana.

Seolah-olah tidak ada prestasi lain yang bisa dibanggakan? Bukan seolah sih, karena memang program utama Anies saat kampanye tidak ada satupun yang mencapai target. Bahkan target tersebut berusaha dikurangi, agar persentase target terpenuhi terlihat besar.

Jadi silakan simpulkan sendiri strategi politik siapa yang lebih baik antara Anies dan Giring. Bagi penulis, untuk jadi presiden Giring pasti sadar akan kapasitasnya, walaupun secara usaha dia akan berusaha maksimal dengan mendeklarasikan sebagai capres anak muda.

Tapi untuk sekedar mendegradasi Anies, Giring bisa dibilang berhasil. Khususnya untuk menggiring fokus buzzer balaikota kepadanya.

Akhirnya masyarakat akan sadar kalau level Anies hanyalah setara Giring. Untuk menyindir Giring saja, Anies harus menggunakan APBD mendatangkan Nidji, sampai lupa masalah banjir karena sibuk menjadi soundman di proyek JIS yang dananya dari pusat.

Anies VS Giring, Strategi Politik Siapa Yang Sebenarnya Lebih Baik?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-vs-giring-strategi-politik-siapa-yang-Bgwc1k4baZ

Giring Nidji, Tak Guna Melawan Anies

Ranah politik dalam negeri akhir-akhir ini sedang diwarnai perseteruan antara Giring Ganesha ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), versus Anies Baswedan gubernur DKI Jakarta.

Musababnya sewaktu partai baru ini berulang tahun beberapa waktu lalu. Diundanglah Presiden Jokowi. Presiden ketujuh RI tersebut pada saat itu sempat berpidato tentang pengalamannya yang sangat mengesankan di forum G-20, akhir Oktober 2021 lalu di Roma Itali.

Cerita Jokowi di hadapan pimpinan dan para kader PSI itu, ada dugaan dirinya hendak “dijebak” kepala-kepala negara maju untuk menandatangani sebuah dokumen yang nantinya bisa diartikan sebagai restu mengekspor kekayaan alam Indonesia.

Jokowi sendiri sudah melarang ekspor bahan-bahan mentah, dengan tujuan agar diproses di dalam negeri saja. Sungguh sebuah ide yang brilian dan jenius dari seorang kepala negara yang sangat peduli pada masa depan bangsa dan negaranya yang gilang-gemilang.

Lain dengan Giring yang saat berpidato di hadapan Jokowi terksesan sangat menggebu-gebu menyudutkan seseorang sebagai pembohong, dan berbahaya bagi bangsa ini apabila yang bersangkutan kelak terpilih menjadi pemimpin di negeri ini. Dia tidak menyebut nama. Tapi semua orang mafhum bahwa yang dia maksud itu adalah Anies Baswedan.

Sebagai pengamat amatiran, penulis sebenarnya menyesalkan isi pidato yang secara frontal menyerang itu. Seolah sosok yang diserang itu begitu penting dan vital sehingga diperlukan sebuah pidato yang khusus membahas, sekalipun dengan maksud memojokkan. Walhasil, cara itu bukannya menenggelamkan namun justru berpotensi membuat simpati mengalir ke dirinya. Dizolimi, demikian kesannya jika meminjam pengalaman SBY.

Beberapa waktu setelah pidato itu, Giring melakukan peninjauan ke Ancol, lokasi yang dimaksudkan sebagai ajang perlombaan balap mobil listrik atau Formula E. Mungkin Giring tergelitik dengan -kabar bahwa lokasi itu sebagian besar masih berupa rawa-rawa?

Di sana kaki Giring terperosok ke dalam lumpur. Peristiwa ini pun diekspos, mungkin untuk membuat Anies semakin dipermalukan?

Sejujurnya aksi Giring meninjau lokasi itu juga perlu dipertanyakan atas kapasitas sebagai apa? Kalau hanya untuk sekadar mencari-cari sesuatu untuk mengesankan sebuah kesalahan, itu tentu sangatlah kurang elok. Bahkan sebaliknya cara-cara semacam itu membuka selubung bahwa pada dasarnya Giring masih mentah dalam politik.

Masuk akal juga, sebab dapat dikatakan kalau dia itu sebenarnya baru banting setir dari musik ke politik. Selama ini dia memang dikenal sebagai pemusik yang band atau grupnya sempat menjadi idola bagi bagi pencinta musik nasional? Penulis memasang tanda tanya, karena memang sudah tidak familiar dengan band/musik yang berjaya pada tahun 90-an ke atas.

Kini Giring malah sudah menjadi ketua umum sebuah partai, PSI, yang dikesankan sebagai partainya kawula muda. Partai baru, namun lumayan mengesankan menyaksikan gebrakan kader mereka di DPRD DKI.

Hanya sesaat, namun sudah membuat banyak orang simpati, karena keberanian salah seorang kader membongkar penganggaran yang tidak masuk akal di RAPBD, semacam alokasi membeli lem Aibon sebesar Rp 75 miliar, dll.

Logikanya, semua orang mesti mendukung. Namun nyatanya kan tidak. Tidak sedikit netizen dengan sinis mengatakan bahwa kader PSI yang baru jadi anggota legislatif itu hanya cari sensasi, pencitraan. Bahkan para senior di Kebon Sereh pun memperlihatkan rasa tidak sukanya.

Padahal secara logika awam, DPRD seharusnya bersukacita sebab bisa membuktikan fungsi dan jasa mereka sebagai wakil rakyat yang peduli masyarakat. Dalam hal ini menyelamatkan uang rakyat dari kesia-siaan. Namun faktanya kan tidak.

Artinya politik itu memang penuh misteri dan teka-teki. Dibutuhkan pengalaman panjang serta juga pengetahuan yang luas untuk bisa menyelami dan memahami bagaimana sebenarnya politik itu.

Maka ketika seorang vokalis handal semacam Giring menjadi ketua umum partai politik, dalam usianya masih muda serta jam terbang yang masih minim pula, langsung terlihat betapa masih mentahnya dia.

Serangannya yang forntal dan vulgar ke Anies Baswedan jelas salah alamat. Mengapa? Sebab Anies bukanlah lawan sepadan untuk Giring, dalam gelanggang politik. Antara keduanya terbentang jarak atau kelas yang jauh.

Sebagai gubernur, Anies memang bisa dikatakan masih jauh dari yang namanya sukses. Tidak becus. Itu istilahnya, tidak lebih tidak kurang. Tetapi sebagai politikus, dia sudah mengalami banyak hal penting dan hebat. Pada musim Pilpres 2014 dia sangat dekat dengan capres Jokowi dalam masa-masa kampanye. Dia menjadi tim sukses yang punya peran signifikan menarik massa.

Jokowi presiden, Anies menjadi menteri pendidikan meski hanya seumur jagung. Tapi bagaimanapun juga, itu sudah memberikan sebuah pengalaman politik tingkat tinggi baginya. Setiap hari bergaul dan berinteraksi dengan sosok-sosok hebat di negeri ini, dan juga orang-orang penting dari kalangan asing.

Sewaktu menjadi cagub DKI Jakarta hingga akhirnya menjadi gubernur seperti saat ini pun, Anies sudah ditempa dengan beragam taktik, siasat berpolitik yang panas ganas bahkan menghalalkan segala cara.

Sementara Giring yang meskipun sekarang menjadi ketua umum parpol, punya apa, atau bisa apa?

Lihat saja bagaimana dinginnya Anies menanggapi serangan bertub-tubi yang dilancarkan Giring. Cukup dengan menampilkan rekan-rekan band Giring di Jakarta International Stadium (JSI) yang bakal rampung dan diresmikan oleh Gabener dalam waktu dekat.

Bisa jadi rekan-rekan Giring beserta band-nya akan tampil sebagai penghibur utama di sana. Setiap Anies tersenyum nanti, itu sudah merupakan hujaman keras dan dalam menembus ulu hati Giring.

Maka kepada Giring, tiada guna “mengurusi” Anies. Menyongsong Pemilu 2024, banyaklah berbuat yang kreatif supaya banyak yang tertarik pada partaimu. Kalau sukses, maka pengalaman hidupmu pun akan ikut tergiring hingga menjadi seorang politikus hebat dan handal. Semoga!

Giring Nidji, Tak Guna Melawan Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/giring-nidji-tak-guna-melawan-anies-x99xUdXpsA

Modyar! Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lalu Edy Mulyadi Dikencingi Coro Pula

Di artikel sebelumnya penulis pernah mengatakan cukup banyak orang yang berusaha menggagalkan rencana pemindahan Ibukota Negara (IKN).

Tujuannya yang terlihat selama ini sih ada dua,

Pertama, kepentingan mereka terganggu. Seperti kalau demo tidak akan terlalu disorot oleh media lagi.

Kedua, mereka tidak ingin melihat Jokowi sukses/berhasil.

Karena yang ada di benak kelompok sebelah, senang lihat orang nomor satu di Indonesia itu susah dan susah lihat Jokowi senang.

Jelas, walaupun melibatkan orang banyak, nama Jokowi-lah yang paling disorot terkait pemindahan IKN tersebut. Ia akan dikenang sepanjang sejarah sebagai presiden yang berhasil memindahkan ibukota negara yang sebelumnya pernah dicita-citakan oleh Bung Karno.

Ini yang mereka tidak suka.

Selama ini sudah cukup banyak keberhasilan Presiden Jokowi yang membuat hati mereka tersakiti. Mulai dari berhasil mengalahkan Prabowo dua kali. Hingga berhasil membangun infrastruktur secara besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia.

Di samping itu, yang tidak kalah bikin benci pasukan Kadrun adalah kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah sangat tinggi, yakni mencapai angka 70,7 persen (hasil survei SMRC).

Dan berdasarkan hasil survei Voxpopuli Research Center lebih tinggi lagi, yakni mencapai angka 80,3 persen.

Yang ini tidak lepas dari kemampuan pemerintah mengendalikan pandemi. Yang dunia juga mengakuinya.

Kemudian jangan lupa, Indonesia bakal punya panggung dunia pada 2022 ini dan 2023 mendatang. Pada 2022 Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 dan pada 2023 Indonesia akan mejadi Ketua Asean. Hal ini tentu secara tidak langsung berdampak positif pada kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden.

Siapa sih yang tidak bangga Indonesia semakin diakui dunia?

Kecuali pasukan nasi bungkus. Hehehe

-o0o-

Sebenarnya tidak setuju dengan kebijakan pemerintah sah-sah saja alias tidak ada yang melarang. Termasuk tidak setuju dengan rencana pemindahan ibukota negara. Tapi tetap dengan cara SIP (santun, integritas dan profesional).

Bisa dengan jalan menempuh jalur hukum atau melalui lobi dan negoisasi.

Kalau membabi buta melakukan ujaran kebencian menyerang IKN tersebut, siap-siap bukannya tujuan yang tercapai tapi malah dapat balak 6.

Pemain domino/gaple pasti paham banget bagaimana rasanya dapat balak 6 ini. Hehehe

Sudah ada contoh kok, orang yang membabi buta menyerang rencana pemindahan ibukota negara, hingga akhirnya dapat balak 6 tersebut.

Dia adalah Edy Mulyadi.

Si Edy ini awalnya menggelar konferensi pers terkait ketidaksetujuannya ibukota negara mau dipindahkan. Tapi ia malah ngelantur ngidul di hadapan para wartawan. Hingga menyeret beberapa pihak segala.

Seperti tanpa bersalah, Kalimantan dikatakannya tempat jin buang anak, dan Prabowo disebutnya macan jadi mengeong.

Tidak pelak, pernyataan gak berakhlak Edy itu langsung menui kecaman dari warga Kalimantan dan memicu emosi kader Gerindra.

Karena meskipun Prabowo tidak pernah menang di Pilpres, tapi tetap saja dia punya pendukung yang militan yakni kader Gerindra.

Lalu apa yang terjadi pada Edy berikutnya?

Sudah jatuh tertimpa tangga dan mukanya dikencingi coro pula.

Pertama, ia dilaporkan ke polisi secara bertubi-tubi. Salah satu pelapornya adalah Pemuda Lintas Agama Kaltim.

Setelah itu, Forum Dayak Bersatu (FDB) mendesak polisi agar segera menangkap si Edy ini.

"Dalam waktu cepat pihak kepolisian wajib menangkap Edy Mulyadi untuk meredam kemarahan rakyat Kaltim (Kalimantan Timur), bahkan Kalimantan umumnya," ujar ketua FDB Decky Samuel.

Yang turut melaporkan Edy ke polisi lainnya adalah Majelis Adat Dayak Nasional yang notabene organisasi tertinggi masyarakat Dayak di Kalimantan.

Di samping itu, juga muncul desakan dilakukan sidang adat di Kaltim terhadap Edy tersebut.

Cadas. Ini yang sebenarnya disebut dengan 'jangan pernah membangunkan harimau yang sedang tidur '.

Karena kalau itu dilakukan, siap-siap rasakan sendiri akibatnya.

Kedua, seperti tidak mau ketinggalan, Gerindra yang diwakili oleh Ketua Gerindra Sulut, Conny Lolyta Rumondor juga melaporkan Edy tersebut ke polisi. Kader partai berlambang burung Garuda itu menganggap Edy telah melakukan ujaran kebencian terhadap ketua umum sekaligus icon partai mereka, Prabowo.

Ketiga, ini yang paling menyakitkan hati (Edy) sebenarnya. PKS tidak mengakuinya sebagai kader. Kwkwkwk

Sebagaimana kita ketahui bahwa Edy ini pernah jadi Caleg PKS pada Pileg 2019 silam, Dapil Jakarta III. Tapi karena perolehan suaranya sedikit, kalah sama kader PKS lainnya Adang Daradjatun, ia akhirnya gagak masuk parlemen.

Dan si Kadrun Edy ini bisa dibilang ulama digoreng dadakan tiga lima rebuan. Karena awalnya berprofesi sebagai wartawan, tiba-tiba diangkat jadi Sekjen GNPF Ulama.

PKS sih senang-senang saja Edy menyerang rencana pemindahan ibukota negara tersebut. Pasalnya partai yang dipimpin oleh Ahmad Syaikhu itu juga tidak setuju IKN pindah ke pulau Kalimantan. Tapi karena pernyataannya tersebut sudah dianggap merugikan PKS maka do'i auto tidak dianggap.

Jubir partai dakwah itu, Ahmad Mabruri langsung angkat bicara dengan mengatakan Edy sudah tidak aktif lagi di struktur PKS setelah kalah di Pemilu 2019 lalu. Sehingga apapun pernyataannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan PKS. Kwkwkwk

Memang posisi PKS agak terancam terkait statemen Edy ini. Karena bisa-bisa tidak dapat suara di Kalimantan pada Pemilu 2024 mendatang.

Itulah kenapa mereka segera melakukan klarifikasi.

Lantas, kalau tidak lagi jadi kader PKS, Edy akan jadi apa?

Ada dua kemungkinan. Pertama, jadi pesakitan (masuk penjara). Kedua, jadi musuh masyarakat Dayak Kalimantan.

Atau bisa saja kedua-duanya.

Modyar! Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lalu Edy Mulyadi Dikencingi Coro Pula

Sumber Utama : https://seword.com/umum/modyar-sudah-jatuh-tertimpa-tangga-lalu-edy-dmqcJzl81A

Edy Mulyadi Tidak Diakui sebagai Kadernya,PKS Seperti Cicak Yang Memotong Ekornya Sendiri

Akibat nafsu kebenciannya yang kebablasan, kader PKS yang pernah gagal lolos di legislatif, kini harus mengalami masalah besar. Iya, Edy Mulyadi yang mendadak jadi ustad karena masuk dalam barisan PKS sudah jelas ikut berjualan agama demi mendapatkan kue-kue kekuasaan. Apa yang Edy Mulyadi perbuat itulah yang dia tuai, inilah rumus sunnatullah yang sebenarnya.

Si Edy Mulyadi benar-benar blunder, mulutnya yang tak bisa direm itu sok merasa paling benar, merasa paling memperjuangkan hak-hak rakyat, nyatanya itu semua hanya karena melampiaskan sakit hatinya. Pasalnya, ketika Ibu Kota Negara pindah, maka gangguan-gangguan demo sudah tak terasa lagi, dan itu sedikit lega bagi pemerintahan pusat.

Beda halnya ketika Ibu Kota masih ada di Jakarta, demo 212 telah membuat kebisingan, dan karena itulah pula biaya untuk mengurusi demo-demo itu juga membengkak. Padahal biaya yang sebegitu banyaknya bisa diarahkan untuk pembangunan, untuk membangun basis-basis pendidikan yang berideologi pancasila, membangun infrastruktur tol langit sehingga Indonesia benar-benar siap menghadapi tantangan dunia yang akan berubah sedemikian cepatnya.

Makhluk-makhluk kadrun memang masih nyaman berada dalam gua yang gelap, para kadrun masih senang dan hobi jualan agama sehingga akan ketinggalan jauh dengan perkembangan dunia yang begitu cepat, maka karena itulah, kebenaran yang diyakininya dan sudah kadaluarsa atau sebenarnya bukan kebenaran yang disuarakan, tidak mengalami perubahan atau tidak update.

Para kadrun masih sibuk dengan mengkafir-kafirkan dan membidahkan, masih sibuk dengan penampilan budaya Arab yang disebutnya Islami, padahal Abu Lahab pun pakaian Arab. Dan para politisi kadrun seperti si Edy Mulyadi ini pun merasa paling benar, merasa akan mendapatkan dukungan dengan jualan agama, faktanya, rakyat Indonesia mayoritas sudah muak dengan jargon-jargon agama yang dijajakan para kadrun ini.

Bergabung bersama para mafia akan banyak ruginya, tidak ada kerjasama yang benar-benar menguntungkan jika bekerjasama dengan para mafia, yang ada hanya jadi tumbal atau akan dibuang begitu saja. Nah, si Edy Mulyadi yang blunder pun akhirnya dibuang dan tidak diakui oleh PKS, padahal jelas-jelas si Edy ini lama di PKS, jadi PKS ini ibarat cicak yang memotong ekornya sendiri. Itulah para bajingan yang biadab kan? Dan sadisnya, agama dijadikan alat untuk merusak negara ini. Memang PKS sangat perlu diwaspadai, karena itu sangat tepat dan benar apa yang dikatakan oleh salah seorang professor bahwa PKS ini komunis berbaju agama. Sadis kan?

Karena terlalu pede si Edy Mulyadi soal ketidaksetujuannya Ibu Kota Negara dipindahkan ke Kalimantan, ia pun mengeluarkan pernyataan yang malah menghina Prabowo dan parahnya malah menghina suku kalimantan dengan menyatakan bahwa Kalimantan adalah tempat jin buang anak.

Bayangkan orang yang mengaku Ustad bisa bicara begini, di zaman yang sudah akan mengarah ke metaverse, malah masih membuat fiksi yang dijadikan kebenaran mutlak. Beginilah para kadrun, mengeluarkan kata-kata yang sangat goblok. Mulutnya ngerocos terus merasa paling benar, padahal isinya cuma taek, sampah, dan kotoran yang sangat bau, menjijikkan!. Mulutnya memang perlu disumpek pakai kotoran juga.

Tokoh Adat Dayak Balikpapan, Mey Chirsti mengatakan, ucapan yang dilontarkan Edy tidak hanya menyakiti perasaan suku dayak namun seluruh warga Kalimantan. Benar-benar parah si Edy ini. Tidak ada intelektualitas dalam dirinya tapi merasa mewakili rakyat dan umat Islam, pret dah, hanya kebencian yang akhirnya akan membuatnya kesulitan sendiri.

Begitulah orang-orang yang sombong dan arogan, apalagi mengatasnamakan rakyat tetapi ternyata menyakiti rakyat. Edy sudah kalap ketika Ibu kota negara ini pindah, sebab ia adalah pentolan GNPF atau termasuk dalam barisan 212 yang gemar demo, dari demo itulah para gerombolan ini mendapatkan fulus untuk membiayai hidupnya yang mewah, mungkin. Biasanya ketika kenyamanan seseorang sudah terganggu, ia akan ngerocos ngak karuan, jengkel, dongkol dan sakit hati, syahwatnya meronta-ronta karena sudah tak mendapatkan kemanjaan lagi dari aksi-aksi nyinyir dan demo.

Edy Mulyadi jelas-jelas PKS, dan PKS adalah yang tidak setuju Ibu Kota Negara pindah, maka ketika Hidayat Nur Wahid tidak mengakui si Edy, ini jelas tidak ada gunanya, meskipun si Hidayat ini mengatakan bahwa si Edy masuk caleg melalui jalur eksternal atau non kader di PKS. Pasti ada alasan agar PKS aman dari blunder. PKS ini licik dan akan membuang orang yang mungkin sudah memberikannya upeti ya? Kan kalau mau masuk caleg di PKS apakah itu gratis? Tidak mungkin kan? PKS hanya ingin cuci tangan dari mulut si Edy Mulyadi yang sudah menghina rakyat Kalimantan. Padahal suara si Edy Mulyadi itu sudah mewakili suara PKS sebenarnya.

Jadi sekali lagi, bahwa pernyataan si Edy secara tidak langsung telah mewakili PKS. PKS yang sangat membenci Jokowi ini bisa saja dalam ruang internal mereka, terus saja memoles otak para kader dan simpatisannya agar terus membenci pemerintahan Jokowi, maka karena itulah kenapa si Edy bisa sampai mengeluarkan kata-kata yang sangat menghina itu.

Bukankah PKS sering mengadakan liqo-liqo atau pertemuan-pertemuan? Seperti pengajian rutin? Sampai-sampai si Narji merasa masuk pesantren. Nah, nanti kita lihat si Narji ini, apakah akan sama modelnya dengan Edy Mulyadi atau hanya menjadi tukang nyinyir? Kita lihat saja nanti, karena apa yang sudah kita saksikan, bahwa masuk PKS bukannya menjadi waras dan semakin cerdas, malah semakin bobrok meskipun dibalut dengan kemasan relijius. Masuk pengajian PKS berarti salah pilih pengajian, dan orang yang salah masuk pengajian lebih susah berubah daripada orang-orang yang salah pergaulan.

Begitulah kura-kura... Tenggelamkan PKS #BubarkanPKS

Edy Mulyadi Tidak Diakui sebagai Kadernya,PKS Seperti Cicak Yang Memotong Ekornya Sendiri

Sumber Utama : https://seword.com/politik/edy-mulyadi-tidak-diakui-sebagai-kadernyapks-raQr27hSYr

PKS Mau “Cuci Tangan” Terkait Kasus Hukum Edy Mulyadi, Caleg Gagal Partai Mereka?

Kemarin malam, penulis menemukan sebuah video pernyataan masyarakat Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur (Kaltim) yang mengecam keras pernyataan Edy Mulyadi dkk yang dianggap sudah menghina, melecehkan dan mengucapkan ujaran kebencian terhadap masyarakat Kalimatan seperti yang terlihat di https://web.facebook.com/NafysSeword/videos/1113478549483

Selain tokoh senior/tetua di Kalimantan pernyataan Edy Mulyadi juga ditanggapi serius oleh Koalisi Pemuda Kalimantan Timur karena dianggap "rasis dan provokatif".

Mereka bahkan membacakan beberapa poin penting, antara lain:

  1. Tidak menerima dan mengutuk keras pernyataan Edy Mulyadi yang sangat menghina masyarakat Kalimantan Timur

  2. Memproses hukum Edy Mulyadi atas ucapannya yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat Kalimantan Timur

  3. Meminta Polisi untuk memproses hukum Edy Mulyadi

  4. Meminta rakyat Indonesia untuk tetap menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

  5. Mendukung serta mengawal IKN.

Dan barusan, penulis membaca sudah ada 2 laporan Polisi terhadap Edy Mulyadi.

Edy Mulyadi dilaporkan oleh DPD Gerindra Sulut ke Polda Sulawesi Utara (Sulut) karena menghina Prabowo. DPD Gerindra merasa tidak terima atas perbuatan Edy tersebut.

"Iya, Pak Prabowo Subianto ketua umum kita, ikonnya Partai Gerindra, kebanggaan kader Partai Gerindra. Jadi kita tidak terima kalau Pak Prabowo Subianto dihina dan difitnah orang," ujar Ketua DPD Gerindra Sulut Conny Lolyta Rumondor.

Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Jules Abraham Abast juga sudah membenarkan laporan tersebut.

"Iya memang benar di SPKT Polda Sulut telah dilaporkan tentang dugaan tindak pidana ujaran kebencian di media sosial atas nama saudara EM," kata Jules. Sumber

Selain dilaporkan ke Polisi oleh petinggi partai Gerindra, Edy Mulyadi juga dilaporkan ke Polisi oleh Forum Pemuda Lintas Agama Kalimantan Timur atas pernyataan Edy cs yang diduga menghina masyarakat Kalimantan.

"Kami melaporkan Edy Mulyadi terkait ujaran kebencian yang menyakiti hati masyarakat PPU dan Kalimantan yang diucapkannya di kanal YouTubenya," kata perwakilan Pemuda Lintas Agama Kaltim, Daniel A Sihotang.

Jika ada yang ngeles bahwa laporan tersebut hanya dilakukan oleh hanya satu kelompok tertetu saja, itu salah besar!

Faktanya, sebagai pelapor, Daniel juga didampingi oleh GP Ansor, GAMKI, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, Pemuda Konghucu di Provinsi Kalimantan Timur, jadi semua bersatu untuk melaporkan Edy Mulyadi, caleg gagal PKS!

Mereka mempersoalkan pernyataan Edy Mulyadi soal 'tempat jin buang anak, 'genderuwo', kuntilanak' hingga kata 'monyet' yang terdengar dalam video yang dipermasalahkan.

"Kata-kata Edy ini yang bilang Kaltim tempat jin buang anak sangat meresahkan masyarakat di sini, itu sebabnya kami mengadukan ke pihak berwajib," ujar Daniel. Sumber

Selain dua laporan di atas, tokoh adat dayak Kalimantan Timur juga akan melaporkan Edy Mulyadi atas dugaan penghinaan terhadap masyarakat Kalimantan.

Article

Tokoh Adat Dayak Balikpapan, Mey Chirsti mengatakan, ucapan yang dilonarkan Edy tidak hanya menyakiti perasaan suku dayak namun seluruh warga Kalimantan.

Dan lucunya, PKS yang katanya partai dakwah mau “cuci tangan” terkait kasus Edy Mulyadi yang merupakan caleg partai mereka sendiri?

Suka tidak suka, Edy Mulyadi itu caleg PKS, itu fakta yang terbantahkan!

Penulis pernah beberapa kali mengangkat sosok Edy Mulyadi ini…

Pada tahun 2014 silam, dia aktif di media tetangga dan menuliskan dirinya sendiri sebagai seorang jurnalis, media trainer, konsultan/praktisi PR

Article

Pada tahun 2019 lalu, dia “mendadak” jadi Ulama dan menjabat sebagai Sekjen GNPF Ulama yang katanya membela Ulama dan agana, katanya

Article

Dan pada tahun yang sama, dia juga menjadi salah satu caleg PKS dari Dapil 3 yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

Article

Pertengahan tahun 2020 lalu, Edy Mulyadi ini juga sudah dipanggil Polisi terkait kematian 6 orang laskar FPI.

Dalam surat tersebut tertulis jika Edy Mulyadi ini seorang (oknum) Wartawan di media milik oposisi FNN yang pernah dilaporkan ke Polisi juga terkait berita hoaks mereka tentang Bank Mandiri yang sudah penulis bahas dalam tulisan https://seword.com/media/jejak-digital-media-fnn-milik-oposisi-ToJoc5BmtI

Kita tunggu saja beberapa hari ke depan, bagaimana nasib Edy Mulyadi, caleg gagal PKS ini…

Apakah akan ada tagar tolak kriminalisasi wartawan seperti kasus Haris Azhar yang dulu katanya siap dan senang menghadapi Pak Luhut di Pengadilan tapi sekarang mereka koar-koar kriminalisasi aktivis? Wkwkwkwk

Terima Kasih PKS, kami semakin tahu apa dan siapa kalian sebenarnya yang katanya partai dakwah, katanya…

#ReferendumBubarkanPKS

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pks-mau-cuci-tangan-terkait-kasus-hukum-edy-agWswJ6QBs

Membaca Fakta-Fakta Ini, sepertinya Anies Baswedan Cocok jadi Presiden RI ke-2024?

Semakin ke sini, sosok Gubernur Anies Baswedan (selanjutnya cukup disebut AB) semakin memperjelas bahwa dirinya adalah Calon Presiden RI ke-2024 jika melihat sepak terjang, program-program, dan rangkaian pernyataan yang diucapkannya sampai hari ini.

Ucapan yang terbaru ketika AB menyebut bahwa ada taman yang memang didesain khusus buat parkir air sehingga dibuat persis di pinggir sungai, mungkin hanya bisa dipahami oleh mereka yang kelak hidup pada masa dimana RI dipimpin oleh Presiden ke-2024.

Tentu saja sosok yang memimpin pastinya bukan lagi AB, karena dia bukanlah sosok "Highlander" yang bisa hidup abadi, tetapi mungkin sosok yang memimpin nanti terinspirasi oleh sejarah perpolitikan DKI Jakarta periode 2017-2022 yang diyakini memberi arah dan berdampak hingga era Presiden RI ke-2024 nantinya.

Pernyataan adanya lokasi parkir air, kelak mungkin bisa berkembang menjadi negeri bawah air, karena prediksi para pakar menyebut Jakarta akan tenggelam pada 2050 nanti.

Mungkin jika ditanya soal prediksi tenggelamnya Jakarta, sosok AB sebagai pemimpin yang super visioner dan pandangan masa depannya jauhnya keterlaluan itu, akan punya ungkapan lain karena dia tidak suka memakai kata-kata yang umum dipakai.

"Jakarta tidak akan tenggelam seperti Firaun ditenggelamkan karena kepongahannya, tetapi Jakarra akan menjadi negara bawah air pertama yang sangat modern, lengkap dengan ikon Monas versi anti airnya," mungkin begitu kalimat yang bisa meluncur, yang lagi-lagi susah dipahami oleh kita yang hidup pada 2022 seperti sekarang ini.

Contoh lain, coba cari informasi soal "pembangunan manusia" di mesin pencari Google. Kita akan mendapati belasan informasi yang pada umumnya gagal paham dengan gagasan besar dan super visioner dari sosok AB ini.


Renungkan sejenak, kurang visioner apa jika pembangunan manusia dalam hal karakter sudah dibangun secara masif 4 tahunan terakhir ini bahkan sejak masa kampanye Pilgub 2017?

Pertama, warga Jakarta dibangun mentalitasnya agar jangan menjadi lemah dengan membiarkan "kaum minoritas" mengangkat sosok pemimpin yang disebut ujub, pongah, dan tidak seiman. Sebagai gantinya, dimunculkan sosok yang seiman, pandai bicara, irit dalam tindakan, dan konsisten untuk "nggak ngapa-ngapain" selama menjabat.

Kedua, karakter percaya penuh pada pemimpin yang diajarkan berulang kali, lewat upaya terstruktur, sistematis, dan luar biasa nekatnya dalam penggunaan anggaran dan belum terpenuhinya janji-janji sejak masa kampanye dahulu? Mungkin kelak pada era Presiden RI ke-2024, sistem pemerintahan otoriter dengan dosis 100 kali lipat versi Kim Jong-Un akan menjadi tren kepemimpinan dunia, dimana rakyat hanya perlu percaya bahwa semua akan indah pada waktunya.

Ketiga, ujian atau lebih tepatnya pembentukan karakter sabar dan mentalitas pejuang yang dalam setahun bisa berlangsung belasan kali lewat terparkirnya air di permukiman warga, di jalanan kampung, hingga jalanan protokol setiap kali musim penghujan tiba. Mungkin inilah cara terbaik agar melatih mentalitas generasi penerus pada era Presiden ke-2024 nanti, yang tidak lemah, lembek, dan mudah menyerah.

Kalau perlu untuk melatih kemandirian, program naturaliasi, pengerukan sungai, hingga pembuatan rusun versi modern bagi warga yang tinggal di bantaran sungai bisa diupayakan mereka sendiri, biar jangan sedikit-sedikit mengandalkan Pemprov-nya. Bisa dipahami sampai sini kan?

Soal sumur resapan juga sama prinsipnya. Demi melatih kemampuan bernapas dalam air, bila perlu sebagian warga akan diminta berpindah domisili tepat di bawah sumur-sumur resapan, biar kalau ada resapan air tidak pakai lama, langsung turun membasahi rumah mereka, lalu meresap ke dalam bumi agar tidak melanggar hukum Tuhan.


Akhirnya, harapan saya semoga SEWORD-ers tidak susah memahami tulisan saya kali ini, karena terus terang, saya sendiri masih belum mampu memahami cara berpikir era Presiden RI ke-2024 yang jika dikalikan lima tahun saja per periode, maka masa itu akan datang lebih dari 10.000 tahun lagi.

Mungkin tulisan ini bisa disimpan dalam kapsul waktu yang lebih mumpuni dan berkualitas daripada kapsul waktu Presiden Jokowi yang kabarnya akan dibuka pada 2045 nanti ketika Indonesia memasuki Tahun Emas tepat seratus tahun sejak merdeka pada 1945 silam.

Jangan lupa taruh fotonya, lengkap dengan pigura supaya tidak kalah dengan warung tertentu yang kabarnya memasang foto AB lengkap dengan senyum manisnya, mungkin sebagai sarana pemikat agar 7 juta pelanggan bisa mampir ke sana.

Membaca Fakta-Fakta Ini, sepertinya Anies Baswedan Cocok jadi Presiden RI ke-2024?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/membaca-fakta-fakta-ini-sepertinya-anies-baswedan-0fKefEoQ75

Ini Alasannya Kenapa Anies Rugi Banyak Melawan Giring

Giring rupanya tak mau kalah dengan kelakuan Anies. Ketika Anies mengundang teman-teman Giring di group Band Nidji untuk test sound di Jakarta Internasional Stadium, sebenarnya mudah dibaca bahwa Anies memang hendak menyindir Giring. Padahal kalau memang Anies hanya ingin test sound, ia bisa memanggil band lain, tapi kenapa memanggil Nidji.

Anies mungkin hendak mempermalukan Giring dengan cara itu, tapi ternyata Anies seperti ceroboh dan akhirnya Giring menemukan ide untuk membalas manuver itu. Dalam cuitannya pada tanggal 22 Januari 2022, Giring menulis dengan sangat telak dan sudah pasti ditujukan kepada Anies, Giring nulis begini : “Sound System Terbaik di dunia itu adalah Suara Rakyat, tidak perlu gunakan uang Triliunan. Sementara masih ada mereka yang terlupakan dan terpinggirkan oleh ambisi Firaun yg gemar mengundang orang terpandang di pestanya.“

Nama Firaun masuk dalam ranah politik di negeri ini dipopulerkan oleh para kadrun, tentu saja mereka menuduh Jokowi dan atau Ahok sebagai Firaun sewaktu mereka demo. Dan dengan kalimat yang dipakai oleh Giring, ternyata Giring terpengaruh juga bawa-bawa nama Firaun. Tapi memang sih, apa yang digunakan oleh para Kadrun, itu bisa dikembalikan kepada mereka.

Ketika Anies berkata bahwa “Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal” sewaktu akan melawan Ahok pada pilkada 2017, kini kalimat itu bisa digunakan kembali untuk menampar dirinya. Tapi, yang namanya Anies, kalimat itu seperti tak pernah diucapkannya, atau pura-pura lupa saja, atau memang rasa malu sudah tak ada bagi Anies. Dan hal itu juga berlaku bagi para kadrun, hal-hal kotor atau jelek yang telah diucapkannya sesungguhnya itu adalah cerminan dirinya sendiri.

Dari sini, Giring mendapatkan kesempatan untuk sering dibicarakan oleh publik, dan ini pasti sangat membuat Anies kerepotan. Meskipun Giring sendiri belum punya kesempatan menjadi Gubernur sehingga belum tentu juga Giring akan benar-benar bisa bekerja lebih baik dari Ahok. Giring belum pengalaman seperti Ahok, butuh jam terbang yang mumpuni dan strategi yang jitu, tapi tentu saja semangat untuk menjadi Calon presiden adalah hak Giring seperti yang ditulisnya pada kolom profil.

Setidaknya Giring sudah sangat merepotkan Anies. Beban janji-janji kampanye Anies pasti terus terngiang-ngiang, dan Formule-E yang akan dibanggakannya juga rupanya masih jadi tanda tanya. Bahkan hal itu akan gagal. Memang posisi Anies sulit melawan warga yang kecewa, sehingga bermunculan terus kata-kata yang sangat tidak mengenakkan bagi Anies, karena itulah, Anies rela mau membayar mahal para buzzer atau oknum jurnalis agar citranya bisa terus melambung. Tapi lagi-lagi, kebobrokan kinerjanya tidak akan bisa tertutupi dengan pencitraan yang sudah basi, bahkan penghargaan yang dibelinya untuk mengangkat namanya, juga tidak berefek, warga sudah bisa menyaksikannya sendiri bahwa penghargaan itu tidak ada gunanya bagi masyarakat.

Nah, masih banyak warga Jakarta yang menderita dan tidak merasakan kinerja Anies, karena memang Anies tidak ada yang bisa dikerjakan, hanya bisa ahli tata kata, bukan ahli tata kota, hal inilah yang dimanfaatkan Giring untuk terus mengusik Anies. Giring terus blusukan di Jakarta, semakin menemukan kesengsaraan di masyarakat Jakarta, maka semakin menampar Anies. Anies memang tidak becus memimpin Jakarta, Ada banyak janji-janji kampanye yang hanya ngibul doang.

Anies dibuat kewalahan oleh Giring. Dan inilah juga kesempatan yang bisa digunakan Giring untuk menaikkan pamornya juga, menampar Anies lalu dilirik oleh rakyat. Karena itulah para pendukung Anies juga menyerang Giring. Ketika anak buah Anies bergerak, berarti memang tuannya sedang goncang segoncang-goncangnya.

Saya sih setuju Giring terus menyerang Anies, meskipun Giring sendiri belum tentu menjadi yang terbaik kalau misalnya memegang kekuasaan di Jakarta, tapi kita lihat saja nanti, yang jelasnya, Anies sangat rentang dan banyak celahnya untuk diserang. Beda dengan Jokowi, meskipun banyak yang menyerangnnya, tetapi tidak terbukti bahwa serangannya itu karena memang benar, prestasi Jokowi yang berbicara dan sekaligus menutupi para penyerang itu. Misalnya searangan para Kadrun tentang tuduhan PKI atau antek Aseng atau pun anti Islam, hal itu tidak terbukti dan gugur dengan sendirinya.

Tapi, kalau Anies diserang dengan mengatakan bahwa tidak bisa kerja, itu betul, Jakarta memang stagnan di bawah kepemimpinan Anies, kalau hujan gede datang, pasti banjir, dan kalau seandainya covid tidak ada, kemacetan pasti masih lebih parah dan sangat parah. Dan lihat saja, sumur resapan yang dibangun oleh Anies tak ada manfaatnya, malah membuat rusak beberapa jalan.

Serangan ke Anies yang dilakukan Giring begitu empuk dan telak, meskipun misalnya itu hanya gimmick atau pansos, tapi warga pun akan terus mengingat bahwa Anies memang bukan pemimpin yang bisa membahagiakan warga Jakarta dan memajukan kotanya, tetapi justru malah membuat kebobrokan serta menghabiskan anggaran dengan sangat mubasir. Jadi tidak heran kalau mesin pencari Google akan memunculkan wajah Anies ketika menulis kalimat “Gubernur terbodoh” karena Anies tidak bisa kerja dan hanya ngibul memang.

Ketidakbecusan Anies selama ini menjabat Gubernur adalah tabungan bagi Giring untuk terus menggorengnya sehingga Giring akan terus diingat oleh warga. Maka karena itu, para pendukung Anies termasuk para Buzzernya harus bekerja keras untuk terus membusukkan Giring. Itu sudah jelas terlihat pada cuitan Giring, para pendukung Anies menyerbut cuitan itu, lalu banyak komentar yang sudah pasti menjelekkan Giring.

Nah, apakah Giring bisa terus menemukan ide-ide segar lainnya untuk menampar Anies? Apakah Giring kuat mental melawan para pendukung Anies yang memang dibayar untuk melakukan serangan? Beginilah realitas politik di ibukota, semua bisa berbicara membawa nama rakyat, tapi semuanya juga bisa jadi bajingan dan pembohong besar. Pokoknya Anies memang gabener, ngak becus urus Ibukota, merebut kekuasaan dengan jualan agama adalah hal yang paling brutal dan sangat biadab! Yang sulit dilupakan rakyat.
Ini Alasannya Kenapa Anies Rugi Banyak Melawan Giring

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ini-alasannya-kenapa-anies-rugi-banyak-melawan-NjaBRxl3TS

Untuk berbagai artikel yang terkait, bisa langsung di klik di link dibawah ini :

Surat Terbuka untuk Media Online jejakrekam.com
terkait tentang opini Wati Umi Diwanti yang seolah "MENDIKTE" Presiden Republik Indonesia yang SAH

info lengkap klik disini

Ternyata HTI yang "Dibubarkan" Pemerintah NKRI ada dan menggurita di Kalimantan Selatan ini buktinya !!!
Mereka "Mencuci Otak" Warga Banua Banjar ..!!!
AYO Rapatkan Barisan Warga Banua Banjar, Usir mereka dari Indonesia ... NKRI Harga Mati.. !!!!
Lengkapnya disini

Pergerakan Ideologi Wahabi Salafi Takfiri Kerajaan Arab Saudi , Sang Penebar Kebencian Sesama ummat Manusia
dan Ummat Islam di Kalimantan Selatan "Kuasai" Masjid, Mushola, Pesantren, Majelis Taklim dan
PASTI BENCI MAULID, HAUL, ZIARAH KUBUR dan TAWASSUL
dan selalu berlindung dengan AHLI SUNNAH, padahal Bukan SUNNI tapi WAHABI TAKFIRI ..
Waspadalah PANCASILA mau diganti dan NKRI akan di Syariahkan versi TAKFIRI !!!!
klik lengkapnya disini

Koq bisa, Koran sekelas B.Post dalam Tajuk Edisi Senin 17 April 2017 "Menggiring"
Opini Massa untuk "Salahkan" AHOK ??!!?? KAMI MUSLIM KAMI TETAP PILIH AHOK-DJAROT.. Salam DUA JARI !!!!
lengkapnya klik disini

Ideologi Wahabi (Salafi Takfiri Kerajaan Arab Saudi) dan Pemuja serta Pengikutnya sudah sampai
dan pasang pengaruh di Kalimantan Selatan lewat Masjid, Yayasan bahkan Radio dan TV
(Media Cetak, Media Elektronik hingga Media Online)...
mereka menjelma sesuai konsep dan keinginan ideologi takfiri ckckckckc... waspadalah..!!!??!!!
lengkapnya klik disini

'HEBOH" Jejak Ideologi wahabi salafi takfiri kerajaan arab saudi
"Sang Penebar Kebencian sesama ummat manusia dan ummat islam" di Kalimantan Selatan
Lengkapnya klik disini

Mamah Dedeh, Bahchtiar Nasir, Amin Rais, Abu Jibril dan Yusuf Mansur hingga MUI adalah
"Corong" Wahabi salafi takfiri Sang "Penebar Kebencian" sesama ummat manusia dan ummat islam.. !!!
That's RIGHT or NO ?!!!.. Up to You ...
lengkapnya klik disini

HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dibubarkan Gema Pembebasan "Menentang" dengan Trik merasa dizalimi Pemerintah ???
bahkan pengikutnya RELA bikin web tandingan versi PENDUKUNG Jokowi dengan web PENENTANG Jokowi !!!!
klik lengkapnya disini

=> New Joker asal Indonesia, emang Ada ??!!??!! Trus ini kata-kata VIRAL Habib Kribo

=> Adakah di KalSel ???!!! 5 tahun baru terungkap, AKSI BEJAT Ustadz pro Wahabi Salafi Takfiri !!!

=> Miss Yunani Rafaela Plastira BELA PALESTINA, masa INDONESIA "Berdamai" dengan Zionis Israel

=> Surga Dunia itu INDONESIA bukan yang lain..!!!

=> Jangan Mau di Cuci Otak 212 : TERNYATA , Ormas Terlarang FPI dan HTI itu Nyata ada di KalSel

=> OPINI : Gus Mus, Gus Baha dan Buya Syafii Maarif

=> PERILAKU BEJAD : Apa itu OMICRON, tetap jaga PROKES ya !!! TIMNAS INDONESIA JUARA !!!  

=> "Menjebak" Presiden Jokowi, eh malah begini....

=> Saatnya kita "melek Politik", Jangan mau diadu domba sesama ummat manusia dan warga Indonesia : NKRI Harga Mati !!!

=> Otonomi Daerah : Inilah Partai Penguasa di KalSel

=> UMP Demo Buruh, JANGAN Salahkan ANIES : Edisi Melawan Lupa

=> Bicara Banua Banjar !!!

=> Kalimantan Beranda Ibukota NKRI : Jokowi DiBenci Jokowi DiCinta.. Terimakasih Pak Jokowi !!!

=> Saatnya KPK "Tandingan" berantas Kasus Korupsi di Kal-Sel..??!!?? "Recover Together, Recover Stronger"

=> 212 mengingatkan #HariAhokNasional

=> ACT, Bukalapak, Teroris ISIS dan Mengapa Kotak Amal jadi "Modal" Terorisme?? 

=> Saatnya Warga Banua Banjar BERSUARA !!!  

=> Bongkar Habis Aksi Demo yg mengatasnamakan mahasiswa & bilang Covid HOAX !!!

=> WASPADA Generasi Teroris "Berbaju Agama" .. !!!!!

=> BONGKAR Fakta Farid Okbah Ustadz Radikal yang "Menyusup" di MUI  

=> Koq bisa MUI disusupi paham RADIKAL "TandaTanya"

=> Berita Lama, tapi Tokoh ini jadi Terduga Teroris asal Indonesia...

=> Khusus untuk PKS bisa baca kumpulan artikelnya di sini

=> Bisa juga baca di TAGARTANGKAPEDYMULYADICS 

Re-post by MigoBerita / Senin/24012022/12.32Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya