» » ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Penulis By on Minggu, 10 Juli 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!! Memang Rasa dan Kenyataan itu bisa jadi berbeda, sehingga ketika orang sudah MERASA namun tidak sesuai KENYATAAN, maka mungkin itu Menyakitkan. Agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.

Polisi Selidiki Bos ACT, Diduga Pakai Dana Korban Lion Air Masuk Kantong Pribadi

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Bareskrim Polri tengah menyelidiki dugaan penyimpangan dana bantuan untuk disalurkan kepada ahli waris korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada 2018 yang diduga dilakukan pengurus Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Dua pengurus ACT, yakni mantan Presiden ACT Ahyudin dan Presiden ACT Ibnu Khajar diduga terlibat dalam penyimpangan dana sosial yang berasal dari pihak pabrik pesawat Boeing.

Keduanya diduga menyalahgunakan sebagian dana sosial itu kepentingan pribadi masing-masing berupa pembayaran gaji dan fasilitas peribadi.

“Bahwa pengurus Yayasan ACT dalam hal ini saudara Ahyudin selaku pendiri merangkap ketua pengurus dan pembina, serta saudara Ibnu Khajar selaku ketua pengurus melakukan dugaan penyimpangan sebagian dana sosial dari pihak Boeing tersebut untuk kepentingan pribadi masing-masing,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Sabtu (9/7/2022).

Selain itu, lanjut Ramadhan, kedua pengurus ACT tersebut tidak pernah mengikutsertakan pihak ahli waris dalam penyusunan rencana maupun pelaksanaan penggunaan dana sosial, tidak pernah memberitahu kepada pihak ahli waris terhadap besaran dana sosial yang didapatkan dari pihak Boeing serta penggunaan dana sosial tersebut yang merupakan tanggung jawabnya.

Penyidik telah meminta keterangan dari Ahyudin dan Ibnu Khajar pada Jumat (8/7/2022) kemarin. Dari hasil pemeriksaan diperoleh fakta, ACT menerima dana dari Boeing untuk disalurkan kepada korban sebagai dana sosial sebesar Rp 138 miliar. Pihak Boeing memberikan dua jenis dana kompensasi yaitu dana santunan tunai kepada ahli waris korban masing-masing sebesar Rp 2,06 miliar serta bantuan nontunai berupa dalam bentuk dana sosial sebesar Rp 2,06 miliar.

“Dana tersebut tidak dapat dikelola langsung oleh para ahli waris korban, melainkan harus menggunakan lembaga atau yayasan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak Boeing, salah satunya adalah lembaga harus bertaraf internasional,” ujar Ramadhan.

Kemudian, kata Ramadhan, pihak Boeing menunjuk ACT atas rekomendasi ahli waris korban untuk mengelola dana sosial tersebut yang untuk membangun fasilitas pendidikan sesuai dengan rekomendasi dari ahli waris para korban.

Namun, lanjut dia, pihak ACT tidak memberitahukan realisasi jumlah dana sosial yang diterima dari pihak Boeing kepada ahli waris korban, termasuk nilai serta progres pekerjaan yang dikelola oleh ACT.

“Diduga ACT tidak merealisasikan seluruh dana sosial tersebut, melainkan sebagian dana sosial tersebut dimanfaatkan untuk pembayaran gaji ketua, pengurus, pembina, serta staf dan juga digunakan untuk mendukung fasilitas serta kegiatan kepentingan pribadi Ahyudin dan wakil ketua pengurus,” sebut Ramadhan.

Ramadhan menyebutkan kasus ini masih dalam penyelidikan. Penyidik mengusut dugaan pelanggaran Pasal 372 juncto 372 KUHP dan/atau Pasal 45A ayat (1) juncto Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2) juncto Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan dan/atau Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.

Eks Pendiri ACT Ahyudin saat menjalani pemeriksan kasus dugaan penggelapan dana umat di Bareskrim Polri. Foto: Suara.com/M Yasir

Sumber Utama : https://www.kanalkalimantan.com/polisi-selidiki-bos-act-diduga-pakai-dana-korban-lion-air-masuk-kantong-pribadi/

Kunjungi Kantor Radar Banjarmasin, ACT Kalsel Galakkan Kolaborasi Bersama Media

Kunjungan ini merupakan upaya untuk menguatkan kolaborasi bersama dalam menyampaikan pesan kemanusiaan kepada khalayak

sinergi act kalsel
Silaturahmi sekaligus penyerahan apresiasi dari ACT Kalsel kepada Manajemen Radar Banjarmasin. (ACTNews/Gusti Fikri)

ACTNews, BANJARBARU – Keberadaan media sebagai partner dalam tugas-tugas kemanusiaan sangat penting. Apalagi dengan target sasaran khalayak publik yang luas, menjadikan media sebagai saluran komunikasi yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan.

Hal inilah yang mendorong Aksi Cepat Tanggap Kalimantan Selatan (ACT Kalsel) untuk menguatkan kolaborasi dengan media, khususnya media lokal di Kalsel. Salah satunya dengan melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Radar Banjarmasin, di Jalan Achmad Yani Km 27, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru pada Senin (7/3/2022) pagi.

Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin mengatakan, kunjungan tim ke kantor pusat salah satu media lokal terbesar di Kalsel ini, merupakan upaya untuk menguatkan kolaborasi bersama dalam menyampaikan pesan kemanusiaan kepada khalayak di Banua.

"Kunjungan ini bertujuan untuk saling menguatkan sinergi antara ACT Kalsel dan Radar Banjarmasin dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan," kata Zainal.

Zainal juga mengapresiasi atas kolaborasi yang terjalin bersama dengan Radar Banjarmasin, sejak kehadiran ACT Kalsel di Bumi Lambung Mangkurat pada tahun 2018 lalu. "Sambutan hangat dari tim Radar Banjarmasin tentu menjadi bahan bakar yang positif agar semangat kolaborasi ini terus terjalin sampai kapan pun," tandas Zainal.

Sementara itu, Dirut Radar Banjarmasin Suriansyah Achmad menyambut baik kunjungan tim ACT Kalsel ke kantornya. Kunjungan ini diharapkan menguatkan sinergi antara kedua belah pihak. "Kami ucapkan terima kasih atas kunjungan dari tim ACT Kalsel. Kami sangat senang dapat dikunjungi langsung di kantor kami," kata Suriansyah. []

Sumber Utama : https://news.act.id/berita/kunjungi-kantor-radar-banjarmasin-act-kalsel-galakkan-kolaborasi-bersama-media

Meski Izin Dicabut, Rekening Kurban ACT Tetap Aman

Kementerian Sosial mencabut izin pengumpulan uang dan barang (PUB) milik Aksi Cepat Tanggap (ACT). Namun, kantor cabang ACT Kalsel di Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur tetap beroperasi.

BANJARMASIN – Dikunjungi Radar Banjarmasin kemarin (7/7), masih ada 11 karyawan yang bekerja di sini. Nasib mereka belum jelas.

“Kami masih menunggu perkembangan di pusat. Kami juga bingung,” ucap Kepala Cabang ACT Kalsel, Zainal Arifin.

Dia tak mau berkomentar soal kasus yang menerpa ACT. Semua keterangan menjadi satu pintu di Jakarta. “Bantu kami dengan doa, supaya ACT tetap eksis,” tambahnya.

Sebelum izin PUB-nya dicabut, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah membekukan puluhan rekening ACT.

“Yang jelas kami masih punya program kerja yang harus diselesaikan,” tegas Zainal.

Contoh, membantu biaya berobat warga miskin. Lalu, membantu modal usaha kecil dan menengah yang terdampak pandemi. Serta membagikan beasiswa.

Karena donasi terlanjur masuk sebelum skandal ini tersingkap, maka Zainal merasa bertanggung jawab untuk menyalurkannya. “Ada yang sudah selesai, ada pula yang masih dalam program lanjutan,” jelasnya.

Yang terdekat adalah pelaksanaan ibadah kurban pada Iduladha. Apakah tetap berjalan? “Harus. Ada amanah yang diberikan pada kami,” jawabnya.

Tahun ini, ada tujuh ekor sapi yang akan disembelih. Memang berkurang dibanding tahun lalu yang sebanyak 13 ekor. “Sudah siap. Insyaallah tetap lanjut. Titik-titiknya sudah ada,” terangnya.

Zainal menjamin, PPATK dan Kemensos takkan mengganggu program kurban, lantaran rekening ACT dan rekening kurban berbeda.

“Meski satu kantor, tapi beda manajemen. Dananya terpisah, tidak hanya satu rekening,” jelasnya. Bahkan untuk ibadah kurban dibuat dua rekening.

“Berbeda rekeningnya. Misalkan wakaf dan zakat, masing-masing punya satu rekening. Kalau di ACT ada tiga rekening,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Siti Nuryani mengaku pihaknya langsung mendatangi kantor ACT Kalsel. “Kami pantau aktivitas di sana setelah pencabutan izin dari Kemensos,” katanya.

Namun, dia enggan membeberkan hasil pantauan tersebut. “Teknisnya, nanti kontak kepala seksi saja. Saya lagi asistensi,” jawabnya singkat.

Yang Nuryani maksud adalah Kasi Pemberdayaan Perorangan, Keluarga, dan PSDS Dinsos, Selamat Riadi. Namun, saat dihubungi Radar Banjarmasin, ponsel Selamat tidak aktif. (mof/ris/gr/fud) 

Sumber Utama : https://radarbanjarmasin.jawapos.com/96889/meski-izin-dicabut-rekening-kurban-act-tetap-aman/

Ahyudin: ACT Foundation Kelas Dunia, Galang Donasi hingga Triliunan

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Ramai tagar #JanganPercayaACT dan #AksiCepatTilep ditanggapi mantan petinggi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin. Ia mengatakan, tentang gaji besar di ACT adalah hal wajar sebagai foundation kelas dunia. Ini sebanding standar kerja di ACT juga besar.

Dalam laporan utama majalah Tempo yang berjudul ‘Kantong Bocor Dana Umat’ pada Minggu (3/7/2022), Ahyudin saat masih menjadi petinggi di ACT disebut menerima gaji besar yang jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, Ahyudin disebut mendapat tiga mobil mewah, yakni Alphard, Pajero Sport, dan Honda CR-V.

“ACT itu bukan sekedar yayasan biasa, ACT adalah foundation kelas dunia, program kerja, jaringan dan sumber pendanaannya juga dunia,” kata mantan Presiden ACT Ahyudin kepada detikcom, Senin (4/7/2022).

Ahyudin mengatakan, dalam lima tahun terakhir, donasi yang masuk di ACT mencapai Rp 3 triliun. Menurutnya, dengan hal itu, wajar bila gaji di ACT besar.

“Dalam 5 tahun terakhir sajak 2017 sampai dengan 2021, total dana (donasi) masuk yang dikelola ACT mencapai hampir Rp 3 triliun. Dana sebesar ini adalah dana yang digalang ACT dari dominan donor nasional maupun donor internasional,” jelasnya. “Dengan performance ACT seperti ini, wajar menurut ukuran profesionalitas semua SDM ACT mendapatkan remunerasi atau gaji yang besar, sebab standar kerjanya juga besar, kontribusinya juga besar. Semua SDM inti ACT dari top leader hingga OB (office boy) bekerja tanpa kenal waktu, sebab karakter kerja kemanusiaan mengharuskan seperti itu,” terangnya.

Sumber Utama : https://www.kanalkalimantan.com/ahyudin-act-foundation-kelas-dunia-galang-donasi-hingga-triliunan/  

Namanya Dikaitkan dengan ACT, Jazuli PKS Singgung Gaji, Ternyata 
 
Rabu, 06 Juli 2022 – 19:54 WIB
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengeklaim bukan pendiri Aksi Cepat Tanggap. Dirinya juga tidak pernah menerima gaji dari lembaga yang terbentuk pada 2005 itu. Jazuli mengatakan itu demi membantah narasi yang beredar di media sosial yang mengaitkan nama legislator Komisi I DPR RI itu beserta parpolnya dengan ACT. "Saya tidak ada kaitannya dengan ACT. Saya tidak ikut mendirikan, tidak pernah kerja di ACT, dan tidak pernah dapet gaji dari ACT," kata Jazuli melalui layanan pesan, Rabu (6/7).Jazuli merasa heran konflik di internal ACT merembet luas, lalu menyeret PKS. "Ini, kan, masalah utamanya konflik di internal ACT mereka saling pecat. Kenapa jadi lari ke PKS, ya?" ujar Jazuli. Adapun, nama PKS dan Jazuli terseret ke pusaran konflik ACT setelah beredar informasi di media sosial.  Dalam informasi yang beredar menyebut Sudarman Ibnu Murtadho adalah Ketua Majelis Pertimbangan (MPW) PKS Banten periode 2020-2025. Namun, Sudarman dalam informasi yang sama juga disebut sebagai Ketua Dewan Pengawas ACT ketika berstatus petinggi PKS di Banten.

Berikutnya, informasi di media sosial juga menyebut Sudarman menjadi pimpinan Yayasan Rahmatan Lil’alamin.  Yayasan itu diketahui memiliki Sekolah IT Insan Citra. Sudarman menjabat Ketua Dewan Pengawas ACT ketika menjadi Ketua Yayasan Rahmatan Lil’alamin. Nama Jazuli disebut dalam media sosial menjabat sebagai Pembina Yayasan Rahmatan Lil’alamin yang memiliki Sekolah IT Insan Citra. Jazuli mengaku tidak mengetahui Sudarman bekerja di ACT semasa menjabat petinggi PKS di Banten. Dirinya hanya tahu perihal status Sudarman di lembaga yang berkantor di Jakarta Selatan melalui pemberitaan. "Saya pun baru tahu dari media kalau Pak Sudarman kerja di ACT, karena tidak pernah memberi tahu saat rapat yayasan dan memang tidak ada kewajiban untuk memberi tahu juga dia (Sudarman, red) kerja di mana," ungkap dia. Diketahui, ACT belakangan menuai sorotan tajam setelah terungkapnya dugaan penyelewengan dana filantropi untuk aktivitas terlarang dan pribadi.

https://www.jpnn.com/news/namanya-dikaitkan-dengan-act-jazuli-pks-singgung-gaji-ternyata

Politikus PKS Sebut Keputusan Kemensos Cabut Izin ACT Tergesa-gesa  

Jum'at, 08 Juli 2022 - 15:53 WIB
JAKARTA -
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukhori Yusuf mengkritik langkah Kementerian Sosial ( Kemensos ) yang mencabut izin penyelenggaraan pengumpulan uang dan barang Yayasan Aksi Cepat Tanggap ( ACT ). Menurut Bukhori Yusuf, keputusan Kemensos tersebut tergesa-gesa. “Sepatutnya Kemensos tidak tiba-tiba melakukan pencabutan izin sebelum terbitnya hasil pemeriksaan yang memadai oleh Inspektorat Jenderal,” kata Bukhori yang juga sebagai anggota Komisi VIII DPR RI ini dalam keterangannya, Jumat (8/7/2022). Menurutnya, keberadaan lembaga kemanusiaan seperti ACT patut diakui memiliki kontribusi penting dalam memecahkan permasalahan sosial ekonomi serta isu kemanusiaan lainnya yang juga beririsan dengan tugas negara. Dia mengatakan, pemerintah atau Kemensos tidak bisa berdiri sendiri menyelesaikan masalah sosial di tengah masyarakat. “Keberadaan lembaga ini semestinya dipandang sebagai mitra strategis yang perlu dijaga dan dibina sebab terbukti memiliki andil positif dalam membantu tugas negara menyelesaikan isu kemanusiaan,” ujarnya. Dia pun menekankan, diperlukan cara pandang yang jernih dan penyikapan yang proporsional dalam melihat kasus yang menimpa ACT. “Jika ada oknum dari lembaga tersebut yang dinilai melakukan kesalahan, maka yang diperlukan adalah penyikapan yang proporsional, bukan dipukul rata apalagi sampai diseret ke ranah politik. Janganlah kita seolah hendak memburu tikus di lumbung padi, tetapi lumbung itu justru kita bakar,” pungkasnya.

Sumber Utama : https://nasional.sindonews.com/read/821077/12/politikus-pks-sebut-keputusan-kemensos-cabut-izin-act-tergesa-gesa-1657267668

Fauzi Baadilla Beberkan Bukti Ini setelah Dituding Nikmati Dana Umat ACT 

Haryudi Jum'at, 08 Juli 2022 - 13:42 WIB
JAKARTA -
Aktor Fauzi Baadilla kembali buka suara terkait tudingan menikmati dana umat Aksi Cepat Tanggap (ACT). Kali ini sang aktor justru membeberkan bukti video mewakafkan aset tanah miliknya di Ciawi, Kabupaten Bogor. "GUE MENIKMATI DANA UMAT? Nilai Harga Tanah untuk sumur air wakaf & biaya pecah sertifikat yang gue wakafin untuk kepentingan umum lebih mahal dari tuduhan murahan loe bray," tulis Fauzi Baadilla. 

Lebih lanjut, Fauzi Baadilla menantang dan menanyakan bukti orang-orang yang menuduh dirinya menikmati dana umat ACT. "Dina buzzer manaa? Lokasi : tanah pribadi gue," tulis Fauzi Baadilla di Instagramnya @fauzibaadilla__ yang dikutip Jumat (8/7/2022). 


Sebelumnya, Fauzi Baadilla blak-blakan soal tudingan dirinya menikmati dana umat ACT karena sempat menjadi brand Ambassador lembaga filantropi itu. "Fakta adalah BENAR saya: ambassador/duta/ influencer act, dan sudah sering membersamai byk program2," kata Fauzi Baadila. Lebih lanjut, Fauzi Baadila juga menyampaikan informasi yang sebenarnya terkait dirinya dituding menikmati duit ACT yang kini ramai diperbincangkan karena dugaan penyelewengan donasi umat. "Fyi ; gue kerja sukarela ,kalo lagi mau ok, kalo gak mau ya tidak, tergantung mood saya. Fakta : Adalah Salah apabila: saya ikut urus dana, management keuangan atau kepo in gaji orang lain. (Diluar area gue.. jauhh bro)," kata Fauzi Baadilla. Bahkan, Fauzi Baadila juga menyampaikan terkait informasi terakhir perkembangan kasus ACT yang telah merombak manajemennya sebelum ramai pemberitaan. "Data = Info terakhir yg saya dengar, management sudah melakukan pergantian/ perubahan sebelum ada nya pemberitaan media massa," jelas Fauzi Baadila. Selanjutnya, Fauzi Baadila juga mengungkap bahwa dirinya menerima fee transport dari ACT lantas disedekahkan kembali. "Fee transport selalu gue sedekahkan lagi..~ Financial gue sejauh ini . Hasil tabungan & investasi gue sendiri.. selama bertahun tahun. Thank you atas tudingan nya btw dina natalia lee," pungkas Fauzi Baadilla. Sekadar diketahui, ACT ramai diperbincangkan publik setelah pendiri ACT Ahyudin blak-blakan ke majalah Tempo terkait pemakzulan dirinya sebagai dewan pembina di lembaga filantropi itu. Kemudian, pihak ACT mengklarifikasi dan mengungkap bahwa Ahyudin 'digulingkan' karena gaya hidupnya terlampau mewah dengan gaji yang diterima dari lembaga yang didirikannya. Tak lama kemudian, pihak pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) mencabut izin yayasan ACT pada Rabu 6 Juli 2022. Bahkan pihak kepolisian hingga saat ini tengah menyelidiki dugaan penyelewengan dana umat yang terjadi di ACT.


Fauzi Baadilla Beberkan Bukti Ini setelah Dituding Nikmati Dana Umat ACT Aktor Fauzi Baadilla kembali buka suara terkait tudingan menikmati dana umat Aksi Cepat Tanggap (ACT). Foto/Instagram

Sumber Utama : https://lifestyle.sindonews.com/read/820909/187/fauzi-baadilla-beberkan-bukti-ini-setelah-dituding-nikmati-dana-umat-act-1657260448?showpage=all

Membaca Rekam Jejak Kedekatan Pks Dan Act

Terungkapnya ke publik ketidakwajaran ACT dalam mengelola donasi umat, menjadikan para pengurusnya yang sudah merasa nyaman nikmat dengan gaji dan fasilitas mewah akhirnya menjadi geram. Kenikmatan itu memang membuai, sampai-sampai lupa dan tak peduli apa yang akan terjadi, hidup serasa sudah benar-benar di surga.

Laporan yang keren dengan gambar ilustrasi yang menghentak dari Tempo, membuat pihak ACT kelabakan, bagaikan seorang petarung yang sudah sering juara di UFC yang meremehkan lawannya, lalu tak disangka lawan dari sang juara ini berhasil memukul roboh dirinya, dan sudah pasti shock "Aku kan sang juara, kok aku bisa kena KO dengan sekali pukul?"

Nah, ACT mungkin merasa seperti itu, selama ini ACT kerap berkolaborasi dengan berbagai instansi besar, dan juga sering menggandeng artis menjadi brand ambasadornya seperti misalnya si Baadillah. Apalagi ACT merasa lembaga yang paling relijius dan powerfull sehingga merasa di atas awan.

Bahkan logo ACT pernah nongkrong di rompi yang dipakai Anies Baswedan, jadi ACT merasa paling dekat dengan orang-orang hebat. Tetapi semua itu semu, berkumpul atau ikut nimbrung dalam aroma politik, bahaya bisa datang kapan saja. Berkumpul dengan sesama mafia atau bajingan, efeknya pasti akan dirasakan, minimal cakar-cakaran untuk adu kuasa.

Nah, ACT ini berkolaborasi dengan pemprov, dan itu diakui oleh Wakil Gubernur Ariza sendiri bahwa Pemprov acapkali berkerjasama dengan ACT ini. Maka pertanyaan bisa muncul kenapa ACT bisa lolos dalam kerjasama ini? Kan ada banyak lembaga lain? Apakah penerimaan lembaga filantropi juga melalui prosedur semodel dengan proyek-proyek perusahaan?

Dan kita tahu ACT ikut dalam keramaian 212, dan itu menjadi kendaraan Anies, maka yah sudah bisa diduga kedekatan itu menjadi alasannya, lalu bagaimana ACT bisa ikut nimbrung dalam 212? Sebagai lembaga filantropi bukankah sebaiknya netral saja?

Bisa jadi ACT ini memang dekat dengan PKS, salah satu partai yang paling berperan dalam 212, gerakan politik yang berbungkus agama.

Para mafia berbaju agama bisa bermain lihai, namun tetap saja ada dampaknya, akan terungkap kejanggalan-kejanggalan yang pernah terjadi, transaksi keuangan bisa dilacak, misalnya apakah ada dari orang PKS yang menerima aliran dana dari ACT? ataukah misalnya apakah Fauzli Baadillah yang menjadi brand ambbasador ACT ini menerima transferan? Meskipun ia mengakui tidak pernah dibayar atau kerja sukarela, tetapi tetap saja kalau transaksi itu bisa diselidiki.

Karena PKS sangat kuat aromanya di panggung 212, besar kemungkinan ACT bisa bekerja sama dengan pemprov karena dekat dengan PKS, jadi kalau sudah dekat maka mudah mengajukan kerjasama seperti misalnya program kurban, zakat, dan lainnya. Kerjasama dengan pemprov, bagi ACT punya nilai tambah yang sangat besar, para donatur akan semakin banyak menyumbangkan duitnya ke lembaga ini.

Tapi lagi-lagi, duit ini cuma benda mati namun ada nilai yang bisa membuat benda hidup jadi mati rasa, mati jiwanya, atau klepak-klepak kayak cacing kepanasan.

Maka dari uraian di atas, apakah PKS tidak terkait dalam pusaran atau kegiatan ACT selama ini? Dan apakah pemprov sekarang yang katanya akan mengevaluasi ulang kerjasama ini dengan ACT, artinya sedang memikirkan langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar imbasnya tidak kena ke partai? Ataukah menjaga upaya good governance.

Jadi ketika ada berita yang tidak menyebutkan partai yang mana terlibat dengan ACT, dari rekam jejak bisa ditelusuri partai mana yang paling dekat dengan ACT. Selain PKS, adakah partai lain yang begitu mesra dengan ACT? Gerindra? Ahh... mungkin kenal dan berinteraksi tapi tak sedekat dengan PKS. Bukankah begitu sobat?

Tapi pembaca perlu ingat bahwa dulu ada kader petinggi PKS yang terlibat korupsi sapi, dan bukan cuma itu, ada juga beberapa kadernya yang kebangetan kan? Padahal kurang relijiyes apa coba mereka itu? Mungkin mereka ini adalah orang-orang yang paling rajin shalat tepat waktu, tetapi kenapa bisa buangsat begitu?

Jadi PKS dan ACT mungkin berbeda, yang satu jalur politik, dan satunya lagi lembaga donasi, namun keduanya bisa saja sama, yaitu sama-sama membungkus kebejatan dengan kemasan agama untuk mengontrol atau menguasai orang-orang bodoh.

"Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah sesuatu yang batil dengan agama" Ibnu Rusyd

Dan sebagaimana kebiasaan para bajingan atau mafia, jika ada koleganya yang lagi apes ketahuan aparat, maka yang lain segera cuci tangan. Jadi tidak heran kalau PKS mencoba melupakan semua kenangannya dengan ACT dan berharap jangan dikatikan dirinya dengan ACT. Padahal, ada kan kadernya yang jadi dewan pengawas di ACT?

Membaca Rekam Jejak Kedekatan Pks Dan Act

Sumber Utama : https://seword.com/politik/membaca-rekam-jejak-kedekatan-pks-dan-act-hrcLSV6T6u

PKS Mendadak Amnesia? Bongkar Mengapa Mingkem Soal Act

Sebelumnya sebagai pengingat perlu diketahui Alm. Yusuf Supendi pernah membuat pernyataan terbuka di Tempo (2013). Yusuf Supendi adalah salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah.

Tokoh-tokoh di awal pendirian PKS, kata Yusuf, merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Gerakan ini sendiri awalnya digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri dan KH Hilmi Aminuddin.

Latar belakang Hilmi sebagai anak Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan, menurut Yusuf, juga sudah diketahui banyak pendiri PK lainnya ketika itu. Hilmi mengenal Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi dan mendirikan gerakan ini di Indonesia sepulangnya dia ke Tanah Air. Yusuf juga mengaku bagian dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hilmi itu.

Dan tahukah Anda?

Ikhwanul Muslimin itu disejumlah negara terutama kawasan Timur Tengah telah dinyatakan organisasi terlarang karena sudah dianggap teroris. Bahkan sejumlah petinggi Ikhwanul Muslimin ditangkap dan dieksekusi oleh pemerintahan Arab Saudi.

Dan jika kita kembali membaca pernyataan Alm. Yusuf Supendi di atas maka benang merahnya terlihat amat jelas.

Maka tak heran jika ada peristiwa teroris di Indonesia atau Densus 88 melakukan penangkapan terduga teroris siapa yang paling kencang berteriak?

Mereka berteriak dan bersembunyi dibalik kata HAM. Bahkan seorang Fadli Zon pernah meminta Densus 88 dibubarkan saja. Jika diamati, circle mereka yang selama ini terlihat vokal pada pemerintahan Jokowi dan juga kepada aparat.

Dan terbongkarnya kedok ACT kian mengukuhkan keberadaan mereka. Setidaknya dari temuan PPATK yang diteruskan ke Densus 88 bahwa ada temuan aliran dana ke organisasi terlarang.

Para petinggi ACT disinyalir dekat dengan petinggi PKS. Berdasarkan jejak digital Ahyudin juga sang petinggi partai diberbagai kesempatan dalam sebuah acara.

Dan konyolnya entah ini masuk kategori tuhlul, bahlul bin semprul atau karena ada kepentingan tersembunyi di masa yang akan datang.

Diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Wapres Jusuf Kalla juga masuk dalam lingkaran ACT sebagai bintang iklannya, bersedia jadi tokoh yang mengendorse ACT. Ini benar-benar epic. Menjadi bahan tertawaan rakyat.

Mereka berdua bak bapak dan anak saling memuji ACT dengan senyum merekah nan sumringah.

Alhasil kran ACT kian deras, dikenal masyarakat secara luas. Bahkan berdasarkan penelusuran di sosial media ACT sudah pernah masuk hingga perbankan dengan kata manisnya yang jadi andalan si filantropi yaitu donasi.

Tapi rupanya kini senjata makan tuan. Jejak digital tak bakal hilang sampai kapan pun dan tentu ingatan masyarakat atas tindakan Anies dan JK yang menerima endorsement.

Perlu diketahui Mahfud MD melalui pengakuannya juga pernah didekati petinggi ACT agar mau mengendorse. Tapi beliau menolak. Saya tak dapat bayangkan jika saat itu Mahfud MD kepincut.

ACT adalah tragedi super jahat kepada umat yang diciptakan oleh sebuah design tingkat tinggi dengan mengatasnamakan kemanusiaan dibalut keagamaan.

Sehingga filantropi ini sejatinya bersembunyi ditempat yang nyata terlihat tapi aman. Karena peran Anies dan JK yang bersedia jadi SPG ACT menutupi kedok sesungguhnya.

Bisa kita bayangkan, sejak 2005 mereka berdiri hingga sekarang (2022) baru terbongkar. Itu pun karena mereka saling cakar-cakaran perkara uang dan area teritorial.

Jadi kalau ditanya kenapa PKS diam. Juga tokoh-tokoh yang selama ini vokal terhadap pemerintah, padahal ini tragedi kejahatan besar umat Islam.

Anda tentu masing-masing sudah punya jawaban. Sebuah tujuan besar itu tak lepas dari lalu lintas keuangan bukan?

Ketika ada jalan, kesempatan dan kesepakatan maka yang haram bisa berubah ranah abu-abu lalu lambat laun jadi halal mengikuti kebutuhan.

Jangan tanya soal rasa belas kasihan apalagi kok nilai-nilai kemanusiaan. Ketika 'keyakinan' berbicara, selagi bukan kelompoknya menjadi boleh ditilep untuk kepentingan pribadi, dibagi ke kroni dan disalurkan kepada organisasi bahkan (mungkin) petinggi partai.

"Win-win solution" demi cita-cita bersama. Tapi rupanya ibu pertiwi tak sudi menerima atas mufakat jahat, hingga semesta melalui caranya membongkar topengnya dan se-Indonesia raya melihat wajah-wajah kemunafikan.

Dan pada akhirnya kiranya dengan melihat sepak terjang dan kelakuan yang bikin meradang rakyat. Kelompok itu memang tak pantas duduk sebagai penguasa di republik kita.

Demikian, salam

PKS Mendadak Amnesia? Bongkar Mengapa Mingkem Soal Act

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pks-mendadak-amnesia-bongkar-mengapa-mingkem-soal-aShB8Gd0tx

Netizen Ini Bongkar Informasi Lain Terkait ACT Dan Keluarga Pimpinan

Masih seputar ACT karena memang lembaga satu ini sedang hot, akibat ketahuan karena dugaan menyalahgunakan uang donasi untuk membiayai kebutuhan mewah para petingginya. Bukan cuma itu saja, yang berbahaya adalah indikasi keterlibatan lembaga ini dalam aktivitas terlarang seperti yang ditunjukkan oleh PPATK. Sesuatu yang terlarang tersebut masih belum diketahui meski kita bisa menebak karena PPATK sudah lapor kepada Densus 88 dan BNPT.

Bayangin aja, dengan uang donasi dari masyarakat, Presiden ACT bisa memperoleh gaji Rp 250 juta setiap bulan, sedangkan posisi Senior Vice President digaji Rp 200 juta per bulan, Vice President Rp 80 juta, dan Direktur Esekutif menerima gaji Rp 50 juta. Mereka difasilitasi tiga kendaraan mewah yaitu Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero Sport, dan Honda CRV.

Nah, ada seoeang netizen yang membuat pengakuan yang cukup menarik. Entah benar atau tidak, mari kita dengar dulu.

Seroang netizen setuju dengan kabar dugaan penyelewengan dana tersebut. Dia mengaku dapat informasi itu dari temannya semasa sekolah yaitu anak Presiden ACT. Dia bergaya hidup mewah hingga sering liburan ke luar negeri.

"Aksi cepat tilap ahahaha, gaya hidup bos-bos ACT yg disoroti tempo ini memang benar adanya. Teman saya sendiri, si anak dari presiden ACT melalui postingan-postingan di media sosial nya sangat sering pergi keluar negri, duit dari mana? Hmmm," kata netizen tersebut.

Dia juga mengaku saat masih bersekolah dirinya sering dijejali doktrin tayangan pembunuhan dan perang di Palestina yang tak pantas diterima. Dia juga dikenalkan dengan tokoh Palestina yaitu Osama bin Laden dan dianggap sebagai pahlawan. Ternyata dia baru sadar bahwa Osama bin Laden adalah Pimpinan Al Qaeda yang dianggap terlibat dalam peristiwa 9/11 di New York di mana dua gedung kembar WTC runtuh ditabrak pesawat yang dibajak teroris.

Netizen ini kemudian mengatakan bahwa setiap tahun di sekolahnya para murid diberikan celengan milik ACT untuk menabung di celengan tersebut sampai terisi penuh, yang kemudian akan diberikan lagi ke ACT.

"Setiap tahun di sekolah tersebut para murid diberikan sebuah celengan milik ACT, dan kami disuruh menabung di celengan tersebut, dan setiap celengan tersebut sudah terisi penuh, kami memberikannya ke pihak sekolah untuk kemudian diberikan kempali ke pihak ACT. Ini adalah sebuah pola, antara sekolah saya, ACT, partai politik oposisi pemerintah, dan organisasi-organisasi ekstrimis," katanya.

Benar atau tidak, silakan kalian ambil kesimpulan sendiri. Sejak dulu, lembaga ini memang tidak jelas dan punya niat terselubung dan bersembunyi dengan cukup aman di balik kedok donasi berbau agama.

Dengan kedok tersebut, bau busuk bisa disimpang serapat mungkin sehingga susah tercium baunya. Tapi, seperti halnya bangkai, mau disimpan serapat apa pun, ujung-ujungnya pasti akan tercium juga baunya. Adalah Tempo yang pertama kali mengoyak topeng ACT.

Usai pemberitaan dari Tempo, terjadi kehebohan. ACT panik. Banyak pihak yang mendadak sewot dan kebakaran jenggot, termasuk Ustaz Hilmi Firdausi yang sibuk klarifikasi dengan menyeret nama Tuhan.

Percaya gak sih kalau dia membiarkan pihak lain mencatut nama dan fotonya tanpa seizinnya atau tanpa deal sama sekali? Saya sih tidak percaya sama sekali, hehehe. Baru ditekan sedikit saja, Hilmi langsung ketar-ketir play victim dan menyalahkan buzzer. Mental lemah mirip tahu.

Gurihnya donasi dan manisnya kedermawanan masyarakat Indonesia ternyata menjadi senjata tajam yang melukai kita. Dengan kedok donasi, yang dibumbui isu kemanusiaan, lalu ditaburi bumbu agama dan konsep seiman, masyarakat jadi tergugah, terenyuh, terketuk keras nuraninya untuk membantu meringankan penderitaan mereka.

Ini sekaligus membuktikan bahwa agama masih menjadi komoditas yang laris. Coba lihat saja banyak penipuan terkait penjualan produk dengan tempelan embel-embel agama. Penjualan rumah, umroh, investasi dll. Ditawarkan atau dipromosikam oleh pemuka agama terkenal, masyarakat sulit untuk tidak tergiur.

Setelah kelompok Khilafatul Muslimim dipreteli dan dihajar, saatnya ACT juga diratakan jika memang terbukti menyimpang. Saatnya bersih-bersih radikalisme atau kelomlok yang secara tidak langsung terlibat ke arah sana.

Bagaimana menurut Anda?

Netizen Ini Bongkar Informasi Lain Terkait ACT Dan Keluarga Pimpinan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/netizen-ini-bongkar-informasi-lain-terkait-act-dan-dyt4l7mTEf

Membongkar “Kedok” Lembaga Kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia dan ACT

2.6k . Mar 15, 2022

Beberapa hari yang lalu, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri menembak mati seorang teroris yang kebetulan seorang oknum Dokter. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena saat ditangkap, Sunardi memberikan perlawanan yang begitu sengit. Anggota Densus 88 pun sampai ada yang terluka.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan Sunardi adalah anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).

"Yang bersangkutan juga petinggi Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dan JI," ujar Ramadhan kepada wartawan. Sumber

Kasus ini langsung “dimanfaatkan” oleh oposisi busuk dengan narasai jahat seolah-olah pemerintah tega menembak seorang (oknum) dokter untuk memancing emosi umat dan rakyat Indonesia terlalu polos.

Ada yang mengatakan kenapa oknum dokter tersebut yang masih terduga t*erorisme langsung ditembak?

Faktanya, oknum dokter tersebut bukan terduga tetapi sudah menjadi tersangka sebelum ditembak oleh Densus 88. Polri mengungkap dr Sunardi sudah berstatus tersangka tindak pidana t*rorisme sebelum dilakukan penangkapan.

"Yang perlu kami sampaikan bahwa status Tersangka SU sebelum dilakukan penangkapan adalah tindak pidana terorisme, bukan terduga. Saya ulangi bahwa sebelum dilakukan penangkapan, status Saudara SU adalah tersangka tindak pidana terorisme, bukan terduga," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers. Sumber

Ada yang sengaja memancing emosi dengan mengatakan Ya Tuhan, kenapa seorang dokter ditembak?

Kita balik bertanya, Ya Tuhan, kenapa seorang (oknum) dokter mau jadi teroris?

Ada juga yang mengatakan semoga setelah ini langsung people power oleh seorang anak kemarin sore yang ngakunya aktivis.

Jadi ingat ocehan Rocky Gerung yang “keceplosan” menyebutkan ada aliran dana asing kepada LSM di Indonesia untuk menolak proyek IKN.

“Sama seperti kita lihat siapa yang kritik IKN baru itu? Seluruh LSM, Greenpeace, Najwa Shihab segala macam. Orang tanya ‘kok punya uang ya bikin konsep yang bagus-bagus, itukan artinya bukan uang mereka itu uang global’. Kan gak mungkin pemerintah Inggris menegor pemerintah Jokowi,” tutur Rocky Gerung. Sumber

Dari ocehan Rocky Gerung tersebut, kita sudah bisa memahami bagaimana permainan pihak asing di Indonesia melalu mereka yang ngakunya (oknum) aktivis, LSM dan affiliasinya.

Contoh nyata Veronica Koman, yang katanya seorang aktivis HAM tapi sekarang jadi buronan (DPO) dan lari ke luar negeri. Orang hukum tapi malah lari dari kasus hukumnya sendiri. Kalau bersih kenapa risih, ini malah lari ke luar negeri. Aneh bukan?

Apakah sebuah kebetulan mereka yang ngakunya (oknum) aktivis HAM (Papua) seperti Veronica Koman dan Benny Wenda yang diberikan penghargaan oleh pihak asing untuk koar-koar tentang isu HAM Papua di luar negeri untuk menjatuhkan nama Indonesia?

Article

Makin kelihatan bukan siapa sebenarnya pihak asing dibalik isu HAM Papua di Indonesia selama ini? Mikir….

Ada juga politikus Gerindra bernama Fadli Zon yang ikutan nyinyir terkait kematian oknum dokter yang ditembak mati oleh Densus 88 dengan mengatakan peristiwa tersebut sebagai bentuk kebiadaban yang tidak adil tanpa kemanusiaan.

Jangan lupa jika Fadli Zon ini juga pernah mengeluarkan narasi jahat meminta Densus 88 dibubarkan pada tahun 2021 lalu. Narasi yang dibangun oleh Fadli Zon itu sama seperti narasi yang dibangun oleh kelompok t*roris selama ini yaitu sama-sama ingin membubarkan Densus 88.

Juru Bicara Kompolnas, Poengky Indarti menyatakan itu guna merespons anggota DPR Fadli Zon yang meminta Densus 88 dibubarkan.

"Selama ini, narasi-narasi yang menyatakan Densus 88 harus dibubarkan adalah narasi-narasi dari kelompok teroris dan kelompok radikal, sehingga menyesatkan," kata Poengky kepada wartawan. Sumber

Article

Apakah selama ini teroris yang membunuh rakyat tak berdoa memikirkan rasa kemanusiaan?

Mereka malah memiliki pikiran dengan membunuh orang bisa masuk surga, sungguh logika yang tidak masuk akal bukan?

Semua nyinyiran oposisi terkait kematian oknum dokter tersebut sengaja dilakukan untuk memancing emosi rakyat dan umat yang terlalu polos untuk semakin benci terhadap pemerintahan Indonesia yang sah saat ini.

Apakah kita tidak percaya jika ada seorang oknum dokter bisa terlibat dalam kelompok terorisme?

Namanya juga oknum pasti ada dimana pun!

Jangankan di kalangan dokter, di kalangan Majelis Ulama Indonesia juga ada 2 orang oknum mereka yang jadi tersangka kelompok terorisme seperti yang terjadi di Bengkulu Februari 2022 lalu. Sumber

Article

Namanya juga oknum pasti ada di kelompok mana pun dan apa pun profesinya!

Umumnya mereka yang membela oknum dokter tersebut kompak mengatakan jika beliau adalah seorang dokter yang aktif melakukan aksi kemanusiaan karena beliau adalah pendiri lembaga kemanusiaan bernama Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Salah satu lembaga medis lainnya yaitu Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia juga menyesalkan terjadinya penembakan terhadap Dr Sunardi, seorang dokter yang juga aktivis kemanusiaan serta pendiri Lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Sumber

Sebuah akun official Muhammadiyah cabang Blimbing yang dikelola oleh Muhammadiyah Media Center (MMC) juga membuat cuitan simpati atas kematian tersangka teroris di https://twitter.com/TablighmuID/status/1501922895576317956

Dalam cuitan tersebut, mereka mengatakan jika lembaga HASI adalah salah satu partner yang sering melakukan kegiatan bersama Lazismu cabang Blimbing dan secara terang-terangan mengatakan jika iknum dokter tersebut adalah pendiri lembaga HASI.

Article

Article

Dari informasi di atas, semakin menguatkan informasi bahwa oknum dokter tersebut adalah pendiri lembaga HASI yang katanya lembaga kemanusiaan.

Yakin lembaga HASI tersebut murni melakukan kegiatan kemanusiaan?

Pada tahun 2015 lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi 1267 yang isinya meminta agar negara yang tergabung dalam PBB membekukan aset 330 terduga teroris yang tersebar di seluruh dunia dan salah satu lembaga affiliasi teroris tersebut bernama HASI yang ada di Indonesia. Sumber

Pada tahun 2016 lalu, lembaga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga sudah mengeluarkan laporan bahwa HASI termasuk salah satu lembaga t*roris di Indonesia yang bisa di download langsung di link mereka yang beralamat di https://www.ppatk.go.id/backend/assets/uploads/20160926161236.pdf

Nama lembaga HASI sudah diumumkan sebagai lembaga t*roris sejak tahun 2015, lalu kenapa masih ada yang mau bekerjasama dengan lembaga tersebut?

Apakah mereka pura-pura tidak tahu bahwa lembaga HASI "berkedok" kemanusiaan tersebut adalah lembaga yang terkait dengan terorisme?

Tahun 2020 lalu, President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar membantah tuduhan yang menyebut bahwa ACT membiayai kerusuhan di India.

Presiden ACT mengatakan asal muasal informasi itu adalah melalui media pemerintah India. Itu pun, menurut dia, tak menyebut nama dari lembaga kemanusiaan yang dimaksud. Sumber

Article

Yakin media di India tidak menyebutkan nama ACT Indonesia terkait pembiayaan kerusuhan di India?

Media India ini secara tegas menyebutkan nama ACT Indonesia terlibat pembiayaan kerusuhan di India dalam link mereka di https://www.indiatvnews.com/news/india/breaking-indonesia-based-ngo-funded-delhi-riots-hafiz-saeed-link-report-597438

Article

Bahkan video dari media CNN India ini secara jelas menyebutkan nama ACT Indonesia terlibat dalam pembiayaan kerusuhan di India.

Kita juga masih ingat bagaimana ACT yang katanya lembaga kemanusian mengumpulkan dana dengan dalih peduli Suriah tetapi malah menggunakan simbol pemberontak Suriah.

Article

Apakah ACT yang katanya lembaga kemanusiaan pura-pura tidak tahu mana bendera resmi Suriah dan mana bendera pemberontak Suriah?

Article

Akhir kata, rakyat harus kritis agar tidak mudah terpengaruh dengan lembaga affiliasi teroris dan lembaga yang ikut membiayai kerusuhan di luar negeri berkedok kemanusiaan.

Membongkar “Kedok” Lembaga Kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia dan ACT

Sumber Utama : https://seword.com/politik/membongkar-kedok-lembaga-kemanusiaan-hilal-ahmar-7UNabc9nqD

Jika Benar Jalan Warung Buncit Terkait Sosok Tan Boen Tjit, Kenapa Harus Diganti Namanya?

Polemik soal pergantian sejumlah nama jalan di Jakarta masih bergulir. Fakta berikut ini, yang mengutip perkataan sejarawan JJ Rizal, mungkin akan semakin meyakinkan kita bahwa program penamaan nama jalan dengan sejumlah nama tokoh Betawi itu dilakukan dengan tergesa-gesa, jelang akhir jabatan Gubernur DKI Jakarta.

Yap, sejarawan JJ Rizal kabarnya menyesalkan langkah Pemerintah Provinsi DKI yang dianggapnya tidak cermat dalam memilih nama jalan yang akan diganti dengan nama tokoh betawi. Salah satu nama jalan yang bersejarah seperti Warung Buncit, juga turut menjadi korban, dengan ikut diganti pakai nama Hj. Tutty Alawiyah

Padahal, JJ Rizal mengungkapkan bahwa penamaan nama Jalan Warung Buncit memiliki sejarah yang sarat akan keindahan dan toleransi antara masyarakat Betawi dan Tionghoa.

"Jalan Warung Buncit Raya itu ada sejarah keindahan toleransi dan inklusivitas masyarakat Betawi. Mereka (warga Betawi) yang identik dengan Islam memberi nama daerah dengan jalannya nama seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit," kata JJ Rizal dilansir dari Tribun Jakarta, Kamis (30/6/2022).

Fakta yang semakin menarik dengan pernyataan lanjutan berikut:

"Ini memang patut dihargai dan diberi ruang dalam kota agar memori masyarakat serta adat Betawi tidak tersingkir. Persoalannya bukan pada nama tokohnya, meskipun ada tokoh yang belum jelas peran sejarahnya, tetapi pada kurangnya kehati-hatian dalam proses memilih tempat, menaruh nama-nama tokoh tersebut."


Nah, sampai di sini mungkin segala dugaan terkait nama jalan ini mulai terlihat benang merahnya, yakni selain kurang hati-hati dalam memilih nama jalan yang akan diganti, juga soal peran para tokoh Betawi yang dipakai sebagai pengganti dianggap ada yang masih kurang jelas.

Ini belum soal payung hukum, yang bagi JJ Rizal jika aspek ini tidak terpenuhi, maka perubahan nama jalan bisa berakibat bencana etnosentrisme, yakni sebuah sikap atau pandangan yang membanggakan identitas diri dan kerap dibarengi dengan sikap meremehkan masyarakat atau budaya lain.

Make sense sih kekhawatiran JJ Rizal ini, karena saya masih meyakini bahwa kebijakan yang dilakukan dengan tergesa-gesa biasanya penuh kelemahan, banyak keganjilan, hingga kontroversial.

Jika benar ada sejarah soal nama sosok Tionghoa di sana, yang sepertinya diabaikan oleh Anies atau tim pembisiknya, lalu diganti dengan nama Hj.Tutty Alawiyah, silakan tebak sendiri apa makna terselubung yang mungkin ada di balik penamaan jalan ini.

Akhirnya...waktulah yang akan membuktikan apakah kebijakan ini secara umum, jika mau ditelisik setiap nama jalan yang akan diganti, akan semakin menguatkan sebutan Bapak Politik Identitas yang sudah kadung melekat pada Anies Baswedan ataukah tidak. Bagaimana menurut Anda?
Jika Benar Jalan Warung Buncit Terkait Sosok Tan Boen Tjit, Kenapa Harus Diganti Namanya?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jika-benar-jalan-warung-buncit-terkait-sosok-tan-mRrMENXv47

Udara Jakarta Terburuk Di Dunia, Anies Sebutkan Karena Angin Tidak Punya Ktp..

Udara Jakarta juara pertama dalam kualitas udara terburuk di dunia, menurut situs IQAir, pada Sabtu, (2/7/2022).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi bahwa itu bukan akibat polusi dari DKI Jakarta semata. Berikut pernyataan Anies kepada awak media, Minggu, (10/7/2022)

"Ini menggambarkan bahwa kondisi udara di sebuah wilayah tidak terlepas dari wilayah-wilayah yang lain, karena udara, angin, tidak memiliki KTP yang hanya tinggal di tempat tertentu. Ada pergerakan yang begitu luas," sambungnya.

Apa yang bisa kita perhatikan dari pernyataan AB diatas adalah sebuah pembelaan bahwa jeleknya udara di DKI akibat ulah dari daerah lain juga.

Sebenarnya pernyataan tersebut tidak salah juga dan sah-sah saja, mengingat bahwa DKI memiliki sejumlah daerah penyangga yang bisa membuat kualitas udara Jakarta menjadi yang terburuk di dunia.

Akan tetapi sebenarnya isu lingkungan hidup di Jakarta ini bisa diatasi dengan berbagai solusi, ketimbang hanya membela diri dan tidak berbuat apa-apa.

Antara lain mungkin bisa membuat regulasi sehubungan dengan pembatasan jumlah kendaraan di Jakarta, atau dengan kampanye menggunakan transportasi publik.

Mungkin dengan memperbanyak atau dengan mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik secara massal sehingga menghindari pemakaian kendaraan pribadi.

Atau bisa jadi orang enggan naik kendaraan umum karena masalah kenyamanan atu keamaanan, apalagi baru-baru ini ada kasus pelecehan seks di dalam kendaraan umum, ini membuat masyarakat Jakarta menjadi enggan atau trauma naik kendaraan umum.

Solusi lain adalah membuat sebanyak mungkin hutan kota, memang ada Tebet eco park yang dibuat, namun satu taman belum cukup, perlu lebih banyak gebrakan yang dilakukan untuk memperindah kota. Ini sebenarnya tanggung jawab dari kebijakan Gubernur juga.

Coba tanam sebanyak mungkin area hijau atau jangan malah memangkas pohon-pohon di Monas, tetapi buat sebanyak mungkin daerah hijau di sejumlah titik di Jakarta.

Wacana penggunaan sepeda pun kelihatanya hanya sekedar wacana, buktinya pemakaian sepeda di Jakarta hanya sebatas saat car free day saja.

Dalam hal ini mungkin Jakarta bisa belajar dari Beijing yang berhasil menurunkan angka polusi udaranya.

Beijing di masa lalu pernah menempati kota sebagai kota terburuk soal polusi udara di dunia, namun pemerintah daerahnya menggalakan berbagai program sehingga berhasil menekan angka polusi di kota itu.

Membela diri tentu sah-sah saja, apalagi ini mendekati tahun politik dan tentu keburukan suatu kota bisa membuat rating tokoh tertentu menjadi anjlok, karena bagaimana bisa mengatasi sebuah negara, jika tidak bisa mengelola sebuah kota.

Perlu ada gebrakan-gebrakan yang dilakukan, berbagai pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan.

Kelihatannya waktu AB banyak dihabiskan untuk menghadiri berbagai macam acara yang bisa membuatnya tampil, di acara ini dan itu. Peresmian ini dan itu.

Coba mulai dari sekarang hingga disisa jabatan sampai Oktober nanti bisa melalukan suatu program yang bisa menekan kualitas buruk udara Jakarta.

Udara Jakarta Terburuk Di Dunia, Anies Sebutkan Karena Angin Tidak Punya Ktp..

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/udara-jakarta-terburuk-di-dunia-anies-sebutkan-cvchWViQO0

Keterlaluan! Anies Gunakan Perayaan Idul Adha Untuk Ajang Pencitraan

Anies Baswedan memilih Jakarta International Stadium untuk melaksanakan Sholat Id di Hari Idul Adha 1443 tanggal 10 Juli 2022. Saya tidak terlalu mempermasalahkan pemilihan tempat meskipun dalam hati bertanya-tanya juga. Apakah memang tidak ada masjid yang layak di Jakarta untuk menggelar Sholat Id bersama gubernur? Tapi, ya sudahlah tidak apa-apa, toh di daerah lain juga ada yang menyelenggarakan di lapangan.

Saya mulai banyak bertanya-tanya ketika menyaksikan foto-foto Anies Baswedan saat memberikan sambutan setelah Sholat Id. Yang menarik perhatian saya adalah gambar latar belakangnya. Gambarnya adalah sirkuit Formula E dengan JIS di bagian belakangnya disertai dengan tulisan “Idul Adha 1443 H”. Tulisannya pun terlihat kecil sekali jika dibandingkan dengan gambar JIS dan sirkuit Formula E.

Ketika melihat itu, spontan saya mempertanyakan pemilihan gambar latar belakang itu. Pemilihan gambar JIS masih bisalah saya terima karena menjadi tempat Sholat Id. Sirkuit Formula E-nya itu lho untuk apa? Lagipula latar yang tampak lebih besar justru sirkuit Formula E-nya dan JIS hanya menjadi latar belakang dan berada agak jauh.

Latar belakang ini disengaja atau bagaimana? Atau panitianya malas mencari gambar lain karena latar belakang itu memang sudah ada sejak sebelum Formula E dilaksanakan? Ataukah tidak ada masjid yang bagus di Jakarta untuk menjadi latar belakang? Ini khan momen keagamaan, masak latar belakangnya adalah fasilitas olahraga sih?

Karena penasaran, saya pun mencari informasi soal masjid yang ada di Jakarta. Masak sih di Jakarta tidak ada masjid yang cocok untuk jadi tempat Sholat Id gubernur atau digunakan sebagai gambar latar belakang. Dari pencarian, saya menemukan bahwa sebenarnya ada dua masjid yang saya rasa cocok untuk digunakan. Yang pertama tentu saja adalah Masjid Istiqlal dan yang kedua adalah Masjid Raya KH Hasyim Asyari. Mengapa Anies Baswedan tidak menggunakan dua masjid ini untuk melaksanakan Sholat Id atau menjadi gambar latar belakang panggung sambutannya?

Okelah, mungkin Masjid Istiqlal tidak dipilih karena sudah ada Pak Jokowi. Jika tetap disana, bisa saja terjadi keramaian yang besar maka perlu dicari tempat lain agar bisa memecah kerumunan. Gambar Istiqlal juga mungkin kurang mewakili Jakarta atau sudah terlalu umum. Alasan yang masih bisa diterima oleh akal.

Bagaimana dengan Masjid Raya KH Hasyim Asyari? Bukankah tempatnya cocok sekali untuk tempat Sholat Id bersama Gubernur DKI Jakarta? Arsitekturnya juga khas Betawi lho sehingga cocok dengan semangat Anies Baswedan yang baru-baru ini mengganti nama jalan dengan tokoh Betawi. Mengapa tidak dipakai untuk Sholat Id bersama gubernur? Mengapa gambarnya tidak digunakan sebagai latar belakang? Kurang baguskah?

Jawabannya tidak lain karena masjid raya diresmikan sebelum Anies Baswedan menjabat. Tidak ada untungnya menampilkan masjid raya itu bagi citra Anies Baswedan. Sungguh terlalu memang karena momen keagamaan pun digunakan untuk membangun citra oleh Anies Baswedan. Yah, itulah Anies Baswedan.

Pemilihan JIS sebagai tempat Sholat Id daripada masjid raya yang khas Betawi juga menunjukkan bahwa Anies tidak sungguh-sungguh menghargai budaya Betawi. Pengubahan nama jalan dengan nama tokoh-tokoh Betawi hanya sekedar pencitraan saja. Jika Anies memang konsisten dan ingin mengangkat budaya Betawi, mengapa tidak menggunakan Masjid Raya KH Hasyim Asyari yang khas Betawi sebagai tempat Sholat Id? Minimal tampilkan gambar masjid itu di gambar latar belakang saat sambutan itu? Bukanlah lebih cocok daripada sirkuit Formula E?

Yah, nampaknya memang Anies tidak akan bisa lepas dari gelar bapak politik identitas. Peristiwa Sholat Id pada Hari Idul Adha 1443 H menunjukkan hal itu. Pemilihan JIS sebagai lokasi dan gambar latar belakang yang menampilkan sirkuit Formula E menunjukkan bahwa Anies memanfaatkan momen keagamaan untuk mencari simpati politik.

Seperti ini mau menjadi presiden Indonesia? Saya sih tidak mau memilihnya. Anda bagaimana?

Keterlaluan! Anies Gunakan Perayaan Idul Adha Untuk Ajang Pencitraan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/keterlaluan-anies-gunakan-perayaan-idul-adha-MfFxJg9In1

46 Calon Jamaah Haji Dipulangkan Ke Tanah Air. Kemenag : Ini Apes Aja!

Musim haji tahun ini adalah musim pertama pasca pandemi covid-19. Pemerintah Arab Saudi kembali membuka Tanah Suci bagi jamaah yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima. Indonesia sebagai negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia menyambut gembira atas dibukannya kembali musim haji tahun ini. Namun demikian, masa tunggu atau antrian bagi mereka yang ingin menunaikan ibadah haji masih bertenggat puluhan tahun.

Sayangnya, musim haji pertama pasca pandemi corona ini harus diwarnai dengan peristiwa ditolaknya 46 calon jamaah haji Indonesia dan mereka semua terpaksa harus kembali ke tanah air. Mengapa bisa demikian?

Ke-46 calon jamaah haji tersebut adalah jemaah haji furoda. Apa itu jamaah haji furoda?

Jamaah haji furoda disebut juga sebagai jamaah haji nonkuota, artinya visa jemaah haji ini tidak termasuk dalam kuota visa haji yang telah dijatahkan ke Kemenag RI. Layanan haji jalur furoda atau haji mandiri umumnya dikelola oleh travel haji resmi atau tidak resmi (berizin), atau yayasan yang memiliki afiliasi dengan pemerintah Arab Saudi. Layanan haji furoda juga bisa diselenggarakan oleh perorangan. Meskipun tak termasuk dalam kuota haji pemerintah Indonesia, jalur haji furoda ini tetap dianggap resmi dan legal. Ongkos untuk naik haji lewat jalur furoda ini jauh lebih mahal dari ongkos naik haji biasa, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah juga mengatur tentang haji furoda ini, yaitu Pasal 18 :

Pasal 18

(1) Visa haji Indonesia terdiri atas:

a. visa haji kuota Indonesia; dan

b. visa haji mujamalah undangan pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

(2) Warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib berangkat melalui PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus )

(3) PIHK yang memberangkatkan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi wajib melapor kepada Menteri.

Nah, apa yang terjadi pada ke-46 calon jamaah haji furoda yang harus kembali ke tanah air karena mereka tidak memenuhi apa yang diwajibkan di ayat (2) dari Pasal 18 tersebut di atas.

Ke-46 calon jamaah haji Indonesia itu pergi ke Tanah Suci dengan menggunakan visa haji dari Singapura dan Malaysia, tetapi mereka berangkat dari bandara di Indonesia. Sehingga ketika tiba di meja imigrasi Bandara Arab Saudi, visa yang dibawanya tak ditemukan dalam sistem imigrasi Arab Saudi. Setelah tertahan beberapa saat, akhirnya mereka diminta untuk kembali ke Indonesia.

Selain itu, PT Al Fatih atau agen travel yang memberangkatkan ke-46 jamaah furoda itu tidak memiliki izin dan tak terdaftar sebagai penyelenggara ibadah haji khusus dan penyelenggara perjalanan ibadah umrah. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Himan Latief, mengatakan bahwa ada beberapa jamaah yang memang lolos dengan cara mengambil visa dari Singapura atau Malaysia walaupun mereka berangkat dari Indonesia. Hilman bahkan menduga, mungkin ada rombongan dari mereka yang bisa lolos berhaji tahun ini karena beda lokasi pemeriksaan.

"Mungkin ini cara lama. Biasanya bisa berhasil, tapi kali ini mereka apes, mereka ketahuan di meja imigrasi. Surat visa haji itu kan sederhana. Hanya beda di tulisan dan angka saja. Sejujurnya kalau memeriksanya tidak teliti, cara seperti ini (pakai visa haji negara lain) memang bisa saja lolos" kata Hilman.

Sudah jadi rahasia umum jika haji furoda ini kerap dijual dengan harga ratusan juta. Bahkan melebihi tarif haji khusus atau ONH Plus dulu. Haji Furoda ini sempat dijuluki sebagai hajinya para sultan. Terlebih Hilman juga prihatin, calon jamaah haji furoda yang dipulangkan pasti tak mengeluarkan uang yang sedikit.

Ketika Hilman ditanya apakah kejadian ini akan dibawa ke jalur pidana, Hilman menjawab hal ini harus didiskusikan. Well... tentunya para jamaah haji yang menjadi korban itu yang seharusnya melaporkan travel agen mereka ke polisi dengan tuduhan kelalaian atau bahkan penipuan, atau meminta uang yang telah dibayarkan dikembalikan.

Asli kasihan mereka ini. Saya bisa merasakan kekecewaan mereka yang begitu mendalam... pasti sudah ada yang jual-jual harta demi untuk bisa segera menunaikan rukun Islam kelima. Sudah bahagia dan sebagainya, ternyata tak jadi ibadah dan harus pulang....

46 Calon Jamaah Haji Dipulangkan Ke Tanah Air. Kemenag : Ini Apes Aja!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/46-calon-jamaah-haji-dipulangkan-ke-tanah-air-UtDrVF5IZJ

Rayuan Demokrat Yang Berbalik Arah Karena Lemah

Partai politik saat ini sibuk untuk mencari mitra politik agar mau diajak koalisi. Karena dengan koalisi dan mampu memenuhi ambang batas 20%, mereka bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri.

Sampai saat ini pihak yang sudah memenuhi PT 20% alias bisa mengusung Capres dan Cawapres sendiri adalah PDI Perjuangan dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PAN dan PPP.

Nah KIB merupakan koalisi paling cepat terbentuk menjelang Pemilu 2024. Tetapi koalisi ini masih rentan untuk bubar jalan. Sebabnya karena KIB belum mempunyai pengikat berupa Capres yang mempunyai elektabilitas yang dapat diandalkan.

Partai politik anggota KIB dinilai masih bisa terpikat oleh pihak lain. Rupanya kondisi ini dimanfaatkan oleh Partai Demokrat yang belum juga mempunyai mitra koalisi. Partai Demokrat mencoba merayu Partai Golkar agar mau berkoalisi berdua saja dengan Demokrat.

Rayuan ini tentu saja mengusik keharmonisan KIB. PAN dan PPP berang dengan rayuan dari Partai Demokrat. Karena jika Partai Golkar keluar maka KIB tersisa PAN dan PPP. Jika itu terjadi sama saja KIB bubar karena tidak bisa lagi mengusung Capres dan Cawapres sendiri.

Keinginan petinggi Partai Demokrat (PD) merayu Partai Golkar agar membentuk koalisi hanya dua partai politik untuk menyongsong Pilpres 2024 belum surut. Rayuan tak kunjung disambut positif Golkar, Demokrat malah dirayu balik agar masuk Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.

Pemilihan Presiden bagaikan sebuah perkawinan. Partai politik mencari pasangan yang cocok dan memenuhi PT 20% agar bisa melahirkan pasangan Capres dan Cawapres. Hal seperti itulah yang kini terjadi antara Demokrat dengan Golkar.

Partai Demokrat melakukan rayuan ke partai Golkar untuk berkoalisi. Berdua saja cukup, demikian rayuan gombalnya. Tentu saja bisa dimaklumi karena Demokrat ingin mengusung AHY sebagai Bacapres atau Bacawapres.

Demokrat merayu Partai Golkar dengan mengajak bernostalgia jangan SBY berjaya. Menggambarkan sukses mereka berkoalisi dan menyampaikan keberhasilan SBY yang seakan berhasil tanpa cacat. Keamanan, penegakan hukum dan ekonomi yang bertumbuh.

Tidak dijelaskan proyek yang mangkrak, korupsi berjemaah para petinggi Partai Demokrat, kasus Hambalang, kasus Menpora dan lain-lain.

Tetapi rayuan Partai Demokrat malah berbalik arah. Partai Golkar justru merayu balik Demokrat agar bergabung dengan KIB. Tentu saja kondisinya lebih kuat Partai Golkar yang sudah memiliki mitra koalisi yakni PAN dan PPP. Sungguh salah jika Golkar bersedia meninggalkan PAN dan PPP hanya demi Partai Demokrat.

Partai Demokrat tidak mempunyai daya tawar yang menjanjikan. Perolehan suara Pemilu 2019 kecil dan elektabilitas AHY selaku kader terbaik Demokrat juga sangat kecil, tidak bisa diandalkan. Jadi apa yang menarik dari Demokrat bagi Partai Golkar.

Lain masalah jika Partai Golkar diajak oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Karena PDI Perjuangan dan Partai Gerindra mempunyai figur bacapres dengan elektabilitas tinggi yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Rayuan Demokrat Yang Berbalik Arah Karena Lemah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/rayuan-demokrat-yang-berbalik-arah-karena-lemah-FwY0pqkZdX

AHY-SBY Apes. Serudukan Banteng Ini Bikin Bintang Mersi Itu Terpongkeng Parah

Sengaja ditulis Mersi, takut yang punya merk marah.

**

Apes bener Demokrat ini. Nasibnya sekarang dan kemungkinan besar kedepannya, menjadi tidak jelas. Padahal Demokrat sudah tidak kurang dalam berusaha. Ke sono-ke sini. Segala bapak juga dibawa-bawa..

Tapi hasilnya….., masih zonk.

Menyambut pemilu serentak 2024, nasib Demokrat semakin mengenaskan. Tidak banyak dilirik, tidak banyak yang mau bekerjasama.

Padahal demi 2024 ini, Demokrat sudah sedari jauh hari mencoba menempatkan dirinya seideal mungkin. Menghindari oposisi, Demokrat mengambil sikap sebagai penyeimbangan yang tetap kritis pada pemerintah dan siap mendukung kebijakan pemerintah yang lainnya yang sesuai dengan kepentingan rakyat.

Sayang hasilnya tidak sesuai dengan perhitungan. Tidak nampak kritik yang berkualitas, malah hanya nyinyiran lebay ala-ala Andi Arief.

Sementara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak kunjung menunjukkan kualitas. Ibas, sang adik, yang diketahui lebih lama di kepartaian nyatanya juga tidak banyak membantu. Justru SBY yang bela-belain keliling sana-sini, bersafari melobi kanan-kiri, yang sejauh ini juga tidak banyak menunjukkan hasil.

Penolakan demi penolakan terus harus diterima oleh Demokrat. Baik secara halus maupun secara terang-terangan.

Yang terang-terangan, adalah seperti yang disampaikan oleh PDIP beberapa waktu yang lalu. PDIP menyatakan bahwa tidak ada peluang untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat!

Hmm…., sebuah serudukan maut yang seketika seperti sudah memastikan nasib Demokrat nanti. Anfal.

Sangat jelas dan sangat pasti!

Pernyataan PDIP tersebut tentu ketokan palu yang membuat nasib tragis bagi Demokrat. Bagaimana bisa?

Itu jelas! Bohong besar kalau tidak ada partai yang ingin bekerjasama dengan PDIP dengan sebagai partai pemilik suara terbanyak. Omong kosong bagi mereka yang coba meniadakan potensi besar yang ada pada PDIP pada pemilu 2024 mendatang.

Termasuk adalah Partai Demokrat. Pukulan berat bagi Demokrat ketika mereka sudah di-lepeh duluan. Itu yang langsung.

Efek tidak langsung dari pernyataan PDIP itu pada Demokrat terjadi ketika koalisi dan partai lain tidak mau ber-'teman' dengan mereka. Seperti dijelaskan di atas bahwa PDIP tetap diinginkan oleh partai dan kekuatan politik manapun. Ketika ternyata PDIP menyatakan bahwa tidak akan bisa bekerja sama dengan Demokrat, tentu hal tersebut akan membuat partai dan kekuatan politik lain yang masih menjaga peluang bekerjasama dengan partai banteng itu menjaga jarak dengan partai pimpinan AHY itu.

KIB yang dibentuk Golkar, PAN, dan PPP jelas tidak akan mau dekat-dekat dengan Demokrat. Begitu juga dengan koalisi Gerindra-PKB yang juga masih berpeluang bekerjasama dengan partai banteng itu. Begitu pula dengan NasDem, Surya Paloh yang begitu realistis tentu tidak akan melupakan PDIP dari perhitungan.

Akhirnya, sempurna sudah keterisoliran Demokrat.

AHY-SBY Apes.  Serudukan Banteng Ini Bikin Bintang Mersi Itu Terpongkeng Parah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/a-ZFmW2TkswN

Menilik Pilihan Sule : Anak Atau Istri?

Beberapa media melansir berita yang menarik tentang pilihan yang dipilih oleh Sule dan Ridwan Kamil jika mereka berdua diminta untuk memilih antara anak atau istri. Ridwan Kamil memilih istri. Alasan Kang Emil, begitu panggilan akrab Ridwan Kamil, karena sampaii tua istri yang akan menemani dirinya sementara anak akan beranjak dewasa dan akan memiliki jalan hidupnya sendiri. Sementara Sule memilih anak. Alasan saya tidak tahu. Namun dari dua kali pernikahan Sule dengan Alm. Lina Jubaedah dan Natalie Holscher, keduanya berujung pada perceraian.

Apa yang bisa kita teladani dari pilihan dua laki-laki ini?

Saya pribadi lebih setuju dengan pilihan Kang Emil dan alasannya yang sangat-sangat bisa diterima akal. Suami dan istri sedianya memang harus bahkan wajib untuk menjadi team yang baik. Apalagi jika sudah ada anak, suami dan istri akan menjadi orangtua. Kekompakan ayah dan ibu di depan anak akan memberikan kepercayaan diri pada anak ketika anak berhadapan dengan pihak luar. Ketidak-kompakan ayah dan ibu hanya membentuk anak menjadi anak yang kebingungan, bahkan menjadikan anak yang kurang ajar.

Melihat pilihan Sule yang lebih memilih anak ketibang istri terbukti dengan adanya gugatan cerai dari pihak istri. Posisi Sule memang lebih sulit dibandingkan dengan Ridwan Kamil, karena di sini Sule diminta untuk memilih antara istri baru yang merupakan ibu tiri dari anak-anaknya dan anak kandurng yang merupakan anak tiri bagi istri barunya. Pilihan Sule yang memilih anak telah menempatkan istri baru sebagai lawannya sendiri. Jadi tak heran jika kemudian Natalie memilih menggugat cerai Sule. Siapa yang ingin hidup dengan seseorang tak kala orang itu harus menjadi lawannya ketika memiliki masalah dengan anak tiri?

Dari kejadian perceraian Sule yang kedua kalinya ini, kita bisa mengambil satu pelajaran bahwa menyelaraskan pandangan dan keinginan antara ayah dan anak tentang akan hadirnya istri atau ibu baru di rumah mereka adalah hal yang paling penting yang harus dilakukan jauh sebelum dilaksanakannya pernikahan. Apalagi usia anak tak terlalu jauh terpaut dengan usia istri baru. orangtua sedianya harus kompak dan saling mendukung. Saya hanya menduga bahwa Sule hanya menikahi Natalie Holscher untuk dirinya tanpa pertimbangan jangka panjang terkait anak-anaknya, tapi ketika terjadi kesalahpahaman antara istri dan anak, Sule menetapkan pilihan untuk lebih membela anaknya. Maka tak heran jika kemudian hari ini Sule hidup bersama anak-anaknya dan ditinggalkan istri yang sudah bermualaf demi menikahi Sule.

Dalam kondisi pilihan Sule yang lebih memilih anak, sebesar apapun kesabaran yang dimiliki Natalie akhirnya akan sampai pada batasnya. Sementara batas kesabaran setiap orang itu berbeda-beda. Kita tak bisa mengatakan atau berkomentar bahwa Natalie kurang sabar dalam menghadapi suami dan anak tirinya.

Menilik Pilihan Sule : Anak Atau Istri?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/menilik-pilihan-sule-anak-atau-istri-eOiKQL2sPa

(Terbiasa Muna) Anwar Abbas : Jangan Matikan Organisasi Act!! Kalau Holywings Mbah?

Penulis ingat sekali ucapan Anwar Abbas saat membela penendang sesajen. Anwar meminta agar polisi menggunakan pendekatan restorative justice dan memaafkan saja pelaku penendang sesajen. Hal tersebut diucapkan Anwar di salah satu stasiun televisi tanah air.

Lalu apa yang terjadi ketika ada restoran rendang daging babi yang sudah tutup viral? Dengan gagah perkasa Anwar berkata "seret pelaku ke pengadilan". Mbok munafik kok terang-terangan si mbah?

Inilah kenapa penulis meragukan konsep restorative justice dari kepolisian. Karena konsep ini hanya menguntungkan pihak tertentu.

Polisi berkata kalau mereka tidak akan pandang bulu menangani kasus Holywings dan kasus Roy Suryo. Padahal dari waktu penetapan tersangka dan penangkapan saja sudah sangat terang benderang kalau polisi sangat memandang bulu. Entah bulu apa.

Lalu sekarang dengan tidak tahu malu Anwar Abbas meminta agar penegak hukum tidak mematikan organisasi ACT. Organisasi yang menyelewengkan dana sumbangan dan mengalirkannya pada kelompok terorisme (menurut PPATK).

Karena membela sekuah, maka Anwar Abbas yang bahagia ketika Holywings diberangus dan dimatikan usahanya dimana-mana, kini mendadak bijak.

Bukan penulis membela Holywings. Tapi kalau penegak hukum bisa begitu keras terhadap holywings, maka demi keadilan penegak hukum juga seharusnya bisa keras terhadap organisasi ACT, organisasi yang mendanai teroris. Jangan ketularan munafik seperti Anwar Abbas donk wahai kalian yang memonopoli kebenaran!!

“Saya dengar ACT sudah dicabut izinnya. Saya maaf saja, di negeri ini akhir-akhir ini, saya lihat pendekatan kita lakukan lebih banyak memukul daripada merangkul. Bukannya membina tapi membinasakan,” katanya dalam Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Rabu (6/7/2022).

Anwar Abbas jangan pura-pura bego ah, yang mengajari memukul kan sampean dan gerombolan sampean. Mulai dari kasus Ahok, Rendang Babi, Holywings dan banyak kasus lainnya. Giliran kelompok kalian sudah diperlakukan selembek mungkin, nangisnya paling kenceng.

Menurut Buya Anwar, ACT adalah organisasi yang cepat tanggap jika ada bencana.

Bahkan, kata dia, kecepatan ACT dalam bencana terbukti di NTB, Palu dan di pelbagai tempat di Indonesia.

Inilah yang disebut logika "persetan korupsi yang penting nyumbang masjid", "persetan jualan opium, yang penting mujahidin bela Islam (Taliban)", "persetan bisnis ganja, yang penting mualaf (Mike Tyson)".

Tapi ketika logika yang sama digunakan pada holywings, Anwar Abbas adalah orang yang pertama teriak-teriak bak seorang pahlawan kesiangan.

Kalau ikuti logika si Abbas, maka PKI juga memberi konstribusi besar di era perjuangan kemerdekaan dan era orde lama, tapi ideologinya tidak sesuai dengan Pancasila makanya di bumi hanguskan.

Nah, ACT ideologi organisasinya apa? kok bisa menyalurkan bantuan ke pihak teroris?

Jadi bagaimana seharusnya? Menurut penulis kalau sudah berhubungan dengan terorisme maka sekalian dibinasakan sampai ke akar-akarnya, tapi jangan sampai salah sasaran seperti saat kejadian pembantaian PKI. Dimana orang yang bukan PKI, diteriakin PKI juga ikut digebugin.

Penulis tidak peduli dengan holywings, tapi kalau holywings saja diberangus dan dicabut segala izin usahanya, kenapa hal yang sama tidak bisa dilakukan kepada ACT?

Apa karena ACT berhubungan dengan agama Islam yang adalah mayoritas di Indonesia? Ya kalau gini-gini terus alasannya, maka Indonesia Bubar 2030 bukan lagi cerita fiktif Prabowo, tapi bisa jadi kenyataan.

(Terbiasa Muna) Anwar Abbas : Jangan Matikan Organisasi Act!! Kalau Holywings Mbah?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/terbiasa-muna-anwar-abbas-jangan-matikan-A0jO8FUiKW

Bechi dan Euforia Pondok yang Diolok-olok

Tulisan ini lahir karena melihat fenomena yang cukup miris di sosial media. Semburan nada ejekan, olokan, hinaan dan sepertinya unsur dendam seperti tak ada habisnya.

Hal ini dipicu terbongkarnya beberapa kasus asusila dibeberapa pondok pesantren yang menghebohkan belakangan ini. Secara umum masyarakat tentu tak akan menyangka kejadian asusila terjadi di pondok pesantren yang dikenal identik dengan ajaran nilai-nilai agama yang tinggi.

Kemudian yang membuat makin heboh adalah terungkapnya kasus asusila nyaris bersamaan antara pondok yang satu dengan yang lainnya. Dintaranya ponpes yang berada Jombang, Banyuwangi, Depok dan Lampung Timur.

Dan tentunya yang paling menghebohkan kasus asusila kepada para santriwati oleh anak seorang kiai di Jombang yang bernama Bechi.

Kasus Bechi ini mendapat perhatian luas karena unsur drama penangkapannya yang terbilang cukup alot. Padahal kasusnya pun terbilang sudah cukup lama berhembus.

Masyarakat menilai kepolisian terkesan lambat dan takut. Sampai akhirnya pihak kepolisian harus mengerahkan cukup banyak personil untuk menangkap Bechi di lingkungan ponpes yang konon seluas 5 hektar tersebut.

Terkadang kita memang hanya pandai berkomentar layaknya seorang komentator dan tidak mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan. Menghadapi anak Kiai dengan jumlah pengikut konon mencapai 5 juta tentu perlu strategi agar tak menimbulkan kegaduhan apalagi sampai jatuh korban.

Ibaratnya, "Bagaikan menangkap ikan, kena ikannya tanpa keruh airnya." Hal-hal seperti ini tentu menjadi salah satu pertimbangan pihak kepolisian. Sebab jika sampai ada korban bisa fatal. Masyarakat sekitar bisa mudah tersulut emosinya. Akhirnya airnya keruh tiada terkira membawa dampak buruk setelahnya.

Nah, terlepas dari itu semua, kembali ke paragraf awal. Di mana kejadian demi kejadian di pondok pesantren tersebut menimbulkan bahan olokan yang kadang sudah di luar batas di dunia maya.

Banyak yang menggeneralisir dari sisi keyakinan dan tempat (pondok pesantren) ketika ada oknum yang melakukan tindakan amoral, lalu dijadikan olok-olok seolah sebuah kesempatan yang tak ternilai harganya, sebagai ajang balas dendam dan merasa menang.

Jika mengutuk atau mengecam tindakan oknum yang perilakunya biadab itu hal yang wajar dan normal, sebagai bentuk rasa geram kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat dan simpati kita kepada para korban.

Namun demikian bukan berarti agama dan pondok pesantren digebyah uyah seolah sama semua. Ini justru menandakan rendahnya literasi kita dan kebencian kita begitu membabi-buta.

Perlu diketahui, jumlah pondok pesantren berdasarkan provinsi di Indonesia (Januari 2022) Laporan Kementerian Kementerian Agama menunjukkan, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per Januari 2022. Jawa Barat menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, yakni 8.343 pesantren atau sekitar 30,92% dari total pesantren nasional. Diikuti Banten, Jawa Timur lalu Jawa Tengah.

Jadi puluhan ribu pondok pesantren tersebut tentu tidak sama, mereka sudah pasti terafiliasi dengan berbagai macam organisasi juga mazhab.

Jadi sungguh naif jika ada pondok pesantren yang diketahui pengasuhnya bejat kemudian mengambil sebuah kesimpulan sepihak.

Akhlak bejat oknum kemudian seolah mewakili agama yang dianut. Karena disemua agama juga tempat apapun itu namanya berpotensi sama, bisa terjadi perilaku amoral di luar nalar.

Entah itu di agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan keyakinan yang lainnya. Agama kerap dijadikan tempat persembunyian yang paling aman dari tindak kejahatan.

Bahkan tak hanya di Indonesia di negara lain pun agama juga acap dijadikan tameng untuk meraih tujuan tertentu. Faktornya bisa dari unsur asusila, keuangan, politik dan lain sebagainya.

Semisal kasus di India yang sampai melahirkan kecaman dunia akibat ulah salah satu politikusnya atau di Jepang baru-baru ini.

Kasus kematian tragis mantan PM Jepang, Shinzo Abe, sebelumnya diberitakan si penembak dendam atas ketidakpuasan kepemimpinan terhadap Abe. Tapi ternyata pengakuan si penembak yang bernama Tetsuya Yamagani bukan soal politik.

Akan tetapi kematian Shinzo Abe yang tragis itu ternyata salah satunya datang dari unsur agama atau keyakinan.

Dilansir Reuters, Yamagani sangat yakin bahwa Abe mempromosikan sebuah kelompok agama tertentu hingga membuat ibunya kepincut. Karena kelompok agama itu lah, sang ibunda, diyakini Yamagami, mengalami krisis keuangan.

Jadi ketika kita melihat dari sudut yang berbeda dan dari tempat yang lebih tinggi maka pandangan yang kita tangkap lebih luas sehingga diharapkan dapat lebih bijak dalam bersikap.

So, tidak serta merta menggeneralisir, kecuali Anda memang mau nyinyir, akibat dendam kepada kadrun sebab kerap dipanggil kafir.

Lah, omongan kumpulan spesies kentir kok sampai dipikir.

Demikian, salam

Bechi dan Euforia Pondok yang Diolok-olok

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bechi-dan-euforia-pondok-yang-diolok-olok-gvGuRl42rL

Indonesia Darurat Pelecehan Seksual

Entah masih berapa banyak lagi yang belum terungkap. Pelecehan seksual di lingkungan pendidikan yang dilakukan guru kepada muridnya tidak habis diberitakan. Lokasi pondok pesantren hanya salah satunya, aparat hukum lantas dianggap Islamphobia. Kemudian menjustifikasi negatif pesantren sebagai tempat pendidikan kemuliaan akhlak, mustahil terjadi.

Kalau belum lupa pernah juga terjadi sodomi massal di sekolah Internasional JIS. Pelakunya guru pendidik juga. Yang terbaru masih berproses hukum predator anak di sekolah SPI Batu Malang.

Korban, saksi dan bukti tak terbantahkan. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dalam lingkungan pendidikan kita? Pelaku yang sedemikian berkuasanya berbuat, justru karena tidak berkuasa menahan hasrat seksual. Sumpah serapah kepada pelakunya bukan solusi. Prihatin kepada korban juga tidak mengobati trauma. Ancaman hukuman kebiri tidak juga membuat gentar pelaku lain yang belum terungkap. Nyatanya setiap bulan ada saja di tiap pemberitaan.

Intensitas pertemuan guru dan murid di lingkungan inklusif (mondok, asrama) menyumbang kesempatan bibit predator sexual mengembangkan modusnya. Ini sebuah pertanyaan sebagai bahan introspeksi. Kepercayaan orang tua murid menjadi pilihan yang sulit. Tidak ada yang bisa menjamin anak-anaknya baik-baik saja di asrama, ketika pelaku adalah mereka yang diberi kepercayaan.

Ide sekolah daring yang awalnya dibuat untuk antisipasi masa pandemi, pada gilirannya bisa menjadi bahan pertimbangan penting. Kemendikbud dan Kementrian Agama sudah saatnya merancang konsep belajar proaktif pada situasi tertentu. Pelecehan seksual sudah menjadi wabah. Individu pengidap penyakit peradaban kebebasan seksual setidaknya sudah diberi jarak.

Ini jaman dimana urusan masa depan diputuskan hari ini. Korban trauma pelecehan seksual harus diobati jika tak ingin tumbuh menjadi pelaku dendam seksual di kemudian hari.

Ini juga jadi alasan kenapa sebagian kita mulai risih dengan tayangan di TV. Sosok-sosok pria macho berperilaku feminim berseliweran di layar kaca. Cukup menghibur namun menjadi contoh terburuk sebuah beban psikologi sosial.

Penyimpangan seksual tidak bisa dideteksi dari penampilan. Namun perilaku tak bisa berbohong ketika masyarakat melihat fenomena negatif terus menerus dipertontonkan. Mereka penonton di luar yang senasib merasa tidak sendiri, justru punya idola.

Masalah sosial akan selalu muncul sejak manusia dilahirkan. Jika tidak diantisipasi maka dipastikan menambah masalah sosial baru. Urusan seksual yang dulunya tabu diketahui banyak orang, kini terjadi sebaliknya. Eksploitasinya sudah tidak lagi sembunyi-sembunyi, tetapi terang-terangan tanpa khawatir terbongkar.

Indonesia darurat pelecehan seksual. Penyebabnya karena kita selalu terlambat mengantisipasinya.

Indonesia Darurat Pelecehan Seksual

Sumber Utama : https://seword.com/umum/indonesia-darurat-pelecehan-seksual-NmRUmes0VR

Jeje, Bonge, Kurma, Fashion, Dan Gelimang Uang Di Sekitaran Halte Dukuh Atas

Sekarang itu sedang ramai diperbincangkan tentang anak-anak dari daerah penyangga Jakarta seperti Bojong, Cibinong, Cilebut, Nambo, dan sebagainya yang sering nongkrong di sekitaran wilayah Sudirman, Jakarta Pusat. Tempat mereka nongkrong ini sungguh strategis memang. Bukan karena ada di sekitar wilayah elite bisnis Jakarta, tapi karena di situ akses transportasinya sungguh mudah. Yang naik KRL tinggal turun Stasiun Sudirman, yang naik MRT tinggal berhenti di Halte Dukuh Atas BNI, yang naik kereta bandara tinggal stop di Stasiun BNI City. Mungkin andai halte Trans Jakarta Tosari sedang tidak direvitalisasi maka akan lebih banyak lagi anak yang mengakses daerah ini.

Saya dari dulu selalu bilang kalau weekdays maka daerah ini adalah wujud hiruk pikuk mereka yang tinggal di kawasan penyangga maupun Jakarta pinggiran yang harus mengadu nasib di tengah kota. Dari jam 5 pagi saja, sudah banyak orang yang keluar dari stasiun Sudirman menuju tempat kerja masing-masing. Tak sedikit yang masih harus menyambung moda transportasi lain. Kalau sore pun begitu, orang berjalan cepat, rebutan keluar dari MRT dan antre masuk stasiun Sudirman. Kadang kalau Jumat sore apalagi jika hujan maka antreannya sungguh panjang.

Di sisi lain, di akhir pekan yang dimulai sejak Jumat malam, kita juga melihat sisi lain dari Jakarta. Orang selalu mengidentikkan hidup di Jakarta itu mahal, kalau cari hiburan juga akan habis duit banyak.

Sebelum banyak aksi interview anak-anak nongkrong Sudirman ini di Tiktok, saya selalu bilang ke teman saya seperti ini, "Kalau mau lihat bahwa bahagia itu bisa dengan cara yang sederhana, datanglah ke Dukuh Atas apalagi di Sabtu dan Minggu sore". Kenapa?

Ya di situ saya lihat anak-anak entah dari mana datangnya mereka dengan penuh percaya diri membalut tubuhnya sesuai style fashion yang tentu saja bagi mereka itu keren. Nggak kalah dengan muda-mudi lain yang main ke Grand Indonesia atau Plaza Indonesia yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari situ. Ada yang pake crop top, palazzo pants, jeans yang robek-robek, aksesoris aneka rupa, macam-macam deh.

Yang uang sakunya mungkin sedang lebih biasanya akan memesan Janji Jiwa yang ada di samping stasiun MRT. Yang uang sakunya ngepas banyak juga yang melarisi dagangan abang-abang kopi starling (starbucks keliling) yang banyak mangkal di situ, kalau lapar menyeduh Pop Mie. Ada yang hanya ngobrol dengan teman-temannya, ada yang foto-foto, ada yang maen skate. Mereka bahagia dan ya sebenarnya juga tidak aneh-aneh.

Siapa yang sangka kemudian mereka ini sekarang jadi viral. Bahkan banyak analisa ini itu soal kehadiran mereka di sana. Yang jenius sih yang mengangkat mereka pertama kali ke Tiktok dengan format interview. Saat itu banyak yang mengejek mereka karena dianggap kurang berkelas, sebagian lain membela dengan mengatakan mereka hanya bagian kelompok masyarakat yang menikmati hidupnya dan bisa jadi lho lebih bahagia dari yang mengejek.

Pada akhirnya, sekarang ini komunitas mereka lebih dari sekedar komunitas kumpul-kumpul buat saya. Mereka mendatangkan rejeki baik bagi anak-anak yang dijadikan tokoh seperti Jeje, Bonge, Kurma, Roy, dan kawan-kawannya. Maupun juga akun Tiktok yang menaikkan mereka. Bahkan di twitter beredar rate card yang kabarnya milik akun tersebut seperti ini :

Article

Saya sih berharap semoga anak-anak yang jadi icon ini kecipratan rejeki dengan layak sehingga bisa bermanfaat untuk masa depannya. Karena kok ya ngenes kalau kemudian yang besar hanya mereka yang memanfaatkan profil anak-anak ini saja.

Di sisi lain, kita itu sadar. Anak muda itu butuh ruang, apapun latar belakang ekonomi, sosial, budayanya. Mereka butuh tempat untuk mengekspresikan diri, tidak mudah dihakimi, tempat yang mudah mereka jangkau, tidak mahal, terbuka, dan inklusif. Ya seperti wilayah sekitaran Dukuh Atas ini. Mereka jauh-jauh ke Jakarta ya karena ada kemudahan transportasi dan harganya murah. KRL itu setahu saya sekali naik sekitar 3500 saja, kalau jauh paling tak lebih dari 6000. Ini tugas buat Pemerintah daerah di manapun termasuk juga Pemprov DKI Jakarta. Anak-anak yang main-main, banyak teman, dan mau saling mengenal satu sama lain inilah yang justru akan mempererat kesatuan dan persatuan bangsa ini. Tapi sanggupkah semua daerah menyediakan itu?

Jeje, Bonge, Kurma, Fashion, Dan Gelimang Uang Di Sekitaran Halte Dukuh Atas

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/jeje-bonge-kurma-fashion-dan-gelimang-uang-di-SXKrpm6oiB

ACT Ngaku "Foundation" ? Bikin Ngakak!

Ketika saya mendengar bahwa ACT bukan mengakukan dirinya sebagai badan wakaf tetapi "foundation", jujur ada dua perasaan yang ada di dalam diri saya : Ngakak tapi sekaligus jijik pengen muntah. Saya jijik karena mereka masih aja pengen cuci tangan terkait skandal yang ada di dalam organisasi mereka; tetapi ngakak juga karena ngaku diri mereka "foundation" padahal mereka tidak ngerti definisi dari "foundation" itu sendiri.

Lalu apa definisi dari foundation? Disini saya ambil definisinya dengan cara membedakan "foundation" dengan "lembaga amal publik". Inipun juga bukan ambil dari sistem hukum Indonesia, melainkan sistem hukum AS. Hukum mereka lebih jelas terkait hal ini dibandingkan dengan Indonesia.

Perbedaan diantara keduanya adalah sumber pendanaan. "Foundation" menggunakan sumber dana yang cenderung "internal" dan sedikit seperti keuntungan perusahaan atau kekayaan keluarga. Sementara itu, "lembaga amal publik" menggunakan dana yang terkumpul dari banyak sumber, misalnya dari sumbangan masyarakat atau dari pemerintah. Karena "foundation" cenderung lebih internal dan rawan pelanggaran, di AS mereka menghadapi lebih banyak aturan dibanding "lembaga amal publik" misalnya tentang pajak yang lebih besar. Untuk persamaan sih jelas, kalau organisasinya bener ya mereka nonprofit alias tidak cari keuntungan

Untuk lebih jelasnya, mari kita gunakan dua contoh, yaitu Bill & Melinda Gates Foundation dan Tanoto Foundation.

Bill & Melinda Gates Foundation mendapatkan dana dari kekayaan pendirinya yaitu Bill Gates. Bill Gates mendapatkan kekayaannya dari perusahaannya yang didirikannya yaitu Microsoft. Sampai saat ini, "foundation" ini sudah banyak menyumbang untuk kemajuan di banyak negara, pemberantasan penyakit menular, hingga mampu membiayai pendidikan insan terbaik dunia untuk menempuh pendidikan magister di Universitas Cambridge.

Untuk versi lokal, ada Tanoto Foundation. "Foundation" ini didirikan oleh Sukanto Tanoto, yang adalah pendiri dari perusahaan RGE Indonesia. Lembaga ini berfokus pada pengembangan pendidikan di Indonesia, dan juga pengembangan riset medis di Indonesia. Sumber pendanaannya dari mana? Tentu saja dari kekayaannya keluarga Tanoto.

Dari sini, sudah cukup jelas wahai ACT. Anda itu tidak layak menyebut diri Anda sebagai "Foundation". Sumber dana Anda berasal dari publik, bukan dari kekayaan Anda.

Rata-rata orang yang mendirikan "Foundation" itu adalah orang yang sudah jelas memiliki harta kekayaan yang fantastis, yang memiliki kesadaran sosial untuk memajukan umat manusia ke arah yang lebih baik lagi, apapun bentuknya. Sementara ACT? Bukannya tajir lalu memiliki kesadaran sosial, tetapi memanipulasi kesadaran sosial masyarakat agar bisa menjadi tajir melintir, dengan gaji dan kekayaan yang fantastis.

Sebagai yang mengklaim diri sebagai "foundation", apakah Anda sudah memajukan riset medis seperti vaksin COVID-19? Menyekolahkan insan terbaik Indonesia untuk bisa sekolah di Ivy League atau Oxbridge? Membantu korban bencana secara signifikan agar bisa benar-benar bangkit dari dampak bencana?

Bukannya melakukan hal-hal itu, ACT malah nilep duit umat untuk kekayaan pimpinan dan seluruh staf nya. Mungkin ACT bisa disebut sebagai "organisasi profit yang bertujuan untuk memperkaya pimpinan dan mendanai teroris global seperti Daesh".

Anathema sit, ACT.

ACT Ngaku "Foundation" ? Bikin Ngakak!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/act-ngaku-foundation-bikin-ngakak-cukk-t5jlJTdnji

Karena Banyak Kasus Kini Saatnya Pesantren Mendapat Perhatian Lebih

Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Untuk memfasilitasi masyarakat belajar agama Islam, banyak berdiri pesantren-pesantren di berbagai wilayah Indonesia.

Orang tua memasukan putra putrinya ke pesantren dengan harapan bisa berakhlak mulia, mempunyai ilmu agama tinggi dan bermanfaat bagi lingkungan tempat tinggalnya. Pesantren dianggap tempat paling baik dan tepat untuk belajar agama dan belajar mempunyai ahlak mulia.

Kemulian pesantren akhir-akhir ini goyah dan tercoreng oleh berbagai kejadian yang memprihatinkan. Beberapa waktu terakhir muncul fenomena pelecehan seksual di pondok pesantren di sejumlah wilayah di Indonesia. Namun, tidak semua pesantren terlibat kasus pelecehan seksual.

Kasus tersebut diantaranya perkara Kasus Herry Wirawan. Nama Herry Wirawan menjadi tidak asing jika bicara mengenai kasus pencabulan santriwati. Sebab, Herry Wirawan adalah pelaku pencabulan 12 santriwati di Pesantren Madani Boarding School Bandung.

Kemudian ada 34 Santriwati dicabuli di Trenggalek, kasus ponpes di Kulon Progo, pemerkosaan di pesantren Sukabumi, pencabulan di Ponpes Jambi, pencabulan di ponpes Depok, terakhir yang saat ini ramai adalah kasus dugaan pencabulan yang dilakukan Moch Suchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) di Pondok Pesantren Siddiqiyyah Jombang. Mas Bechi ini bahkan sempat dijadikan DPO oleh polisi.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Choirul Sholeh Rasyid meminta para orang tua tidak khawatir. Sebab, pesantren itu memiliki visi yang baik untuk anak didik.

Tentu saja hanya sekedar pernyataan dari PBNU tidaklah cukup. Karena jika hanya perkataan tidak akan menghilangkan kekhawatiran orang tua untuk memasukan putra putrinya ke pesantren.

Mungkin ini saatnya pemerintah memperhatikan pondok pesantren lebih khusus. Karena tidak lantas karena pondok pesantren yang merupakan tempat belajar agama Islam, mutlak terlepas dari potensi kejahatan atau perilaku negatif lainnya.

Para pesantren pun harus mengakui bahwa walaupun mereka kalangan pesantren mengajarkan agama dan kiai, ulama, pengajarnya dianggap orang-orang sholeh tapi syaitan menggoda semua orang, termasuk orang-orang di pesantren.

Pesantren mungkin harus menerima dan tidak keberatan jika pemerintah melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi seperti kasus-kasus seperti di atas. Seperti misalnya pemerintah memasukan pengawas ke berbagai pesantren agar bisa mendeteksi lebih dini jika ada perilaku, kejadian yang tidak diinginkan. Misalnya kasus pelecehan seksual.

Karena jika pengawas berasal dari kalangan pesantren tidaklah efektif. Mungkin saja mereka akan bekerjasama dan pengawas tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana mestinya.

Karena Banyak Kasus Kini Saatnya Pesantren Mendapat Perhatian Lebih

Sumber Utama : https://seword.com/umum/karena-banyak-kasus-kini-saatnya-pesantren-neviZEu2fr

Tegaskan Pemilu 2024 Tetap Seperti Jadwal Semula, Tanda Jokowi Memang Taat Konstitusi

Presiden Jokowi belum lama ini kembali menegaskan pernyataan sikapnya bahwa Pemilihan Umum 2024 tetap akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024. Pernyataan ini tidak hanya membantah semua tudingan, fitnahan, atau jebakan apa pun yang selama ini diarahkan kepada Presiden Jokowi, tetapi sekaligus membuktikan bahwa Presiden Jokowi tetap konsisten menaati konstitusi seperti yang selama ini diperlihatkan oleh beliau.

Kita pun lantas bisa berpikir, atau mau curiga juga boleh, bahwa jangan-jangan selama ini yang coba untuk mendorong agar Presiden Jokowi dimungkinkan menjabat tiga periode adalah kelompok yang memiliki agenda melanggar konstitusi. Bagaimana dengan saran (boleh disebut jebakan juga) yang terlihat baik dengan menunda Pemilu 2024 karena alasan pandemi atau alasan yang lain, jangan-jangan mereka punya niatan buruk juga!

Boleh kan berasumsi seperti itu terhadap kelompok yang juga berasumsi bahwa Jokowi akan setuju dan berniat melanggengkan kekuasaan sebagai Presiden RI? Kalau yang pihak sono merasa boleh berasumsi atau mengompori publik, mengapa kita tidak boleh curiga adanya agenda terselubung yang mereka miliki?


Ayolah, kita pastinya sudah capek juga mendengar upaya-upaya di negeri ini, siapa saja pelakunya, yang berusaha untuk melanggar konstitusi dalam bentuk apa pun, tak hanya untuk urusan Pilpres 2024 nanti. Kenapa sih tidak mengajarkan semacam pendidikan politik agar siapa pun orang yang ingin berkiprah di kancah politik agar tidak melanggar konstitusi baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi lewat usulan yang terlihat baik?

Jika demi memenuhi syahwat politik atau mengamankan kepentingan tertentu dengan berkuasa dengan jabatan tertentu, lalu merasa boleh melanggar atau mengubah konstitusi, sampai kapan negeri ini bisa semakin dewasa dalam berpolitik melalui sistem demokrasi yang sudah sekian lama kita adopsi dan jalankan?

Usulan masa jabatan selama tiga periode jelas melanggar konstitusi. Kenapa nggak sekalian saja dibuat 40 tahun, supaya bisa memecahkan rekor masa jabatan Presiden Soeharto yang menjabat selama 32 tahun lamanya? Mau melanggar jangan pakai nanggung gitu loh. Ya kan?


Akhirnya, mari ingat kembali siapa saja nama atau partai yang pernah mengusulkan adanya “pelanggaran konstitusi” lewat usulan masa jabatan presiden tiga periode atau bentuk pelanggaran lainnya. Cermati, kasih tanda, dan sebaiknya jangan pilih orang atau partainya pada 2024 nanti, karena kalau menjabat nanti, bisa jadi konstitusi akan mereka langgar seenak udelnya, buat memenuhi syahwat politiknya, yang saya yakin tidak akan membuat bangsa ini semakin maju, tapi akan mengalami kemunduran.

Tegaskan Pemilu 2024 Tetap Seperti Jadwal Semula, Tanda Jokowi Memang Taat Konstitusi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/tegaskan-pemilu-2024-tetap-seperti-jadwal-semula-iuBCfgkGA5

Cocokologi Kurban Sapi Anies Baswedan

Sebagian muslim di Indonesia merayakan hari Raya Idul Adha pada hari Minggu kemarin. Masyarakat berkurban berupa domba maupun sapi. Walaupun sedang mewabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tapi alhamdulillah pelaksanaan hari raya Kurban tetap lancar dilaksanakan.

Selain masyarakat biasa tidak ketinggalan para pejabat pun ikut berkurban hewan ternak. Karena menjelang tahun politik 2024, hari raya Idul Adha terkadang dikaitkan dengan politik 2024.

Presiden Jokowi sudah terbiasa diberitakan berkurban sapi dengan berat satu ton lebih. Ketika Anies berkurban hewan kurbannya menjadi sorotan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak ketinggalan melaksanakan shalat Idul Adha dan berkurban di Jakarta Internatonal Stadium (JIS), Jakarta Utara. Sapi kurban bernomor 024 yang diserahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Minggu (10/7/2022) menjadi pusat perhatian.

Setelah menjalankan salat Idul Adha, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu kemudian menyerahkan hewan kurban secara simbolis kepada panitia kurban di JIS. Anies Baswedan menyerahkan hewan kurban sapi jenis limosin seberat 1,2 ton kepada panitia.

Nomor yang tertulis di badan sapi berjenis limosin tersebut banyak yang menilai terkait dengan Pilpres 2024. Di badan sapi limosin yang diserahkan Anies terulis jelas nomor 024 berwarna putih. Nomor 024 ini bisa saja sengaja dipilih sebagai promosi terselubung kepada khalayak bahwa dirinya akan mengikuti Pilpres tahun 2024 nanti.

Sekaligus harapan agar tahun 2024 nanti merupakan tahun politik yang membuat karir politiknya lebih moncer dan sukses. Jika benar disengaja, cara Anies ini sungguh sangat rapi dan halus.

Warna hitam di tubuh sapi bisa saja dimaksudkan sebagai simbol bahwa Anies menjadi kuda hitam di Pilpres 2024 nanti. Kuda hitam yang tidak terlalu diperhitungkan tapi bisa sukses mengalahkan jagoan lain yang diunggulkan.

Anies merupakan salah satu tokoh yang digadang-gadang menjadi calon presiden di 2024. Beberapa lembaga survei menempatkan elektabilitas Anies di urutan nomor 3 di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Selain menjadi kuda hitam, bobot sapi yang beratnya mencapai 1,2 ton mengisyaratkan Anies tak mau kalah dengan Presiden Jokowi dari segi pengorbanan. Jokowi diketahui berkurban sapi dengan bobot 1,1 ton. Biasanya yang berton-ton itu kan presiden. Mungkin Anies ingin meyakinkan dirinya dan masyarakat bahwa seorang Anies memang layak jadi Calon Presiden.

Mungkin juga nomor 024 itu bisa jadi nomor keberuntungan, seperti Jokowi keberuntungannya hari Rabu.

Cocokologi Kurban Sapi Anies Baswedan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/cocokologi-kurban-sapi-anies-baswedan-8uFZR3JGpq

Kisah Doraemon Dan Maraknya Penjahat Berkedok Agama

Siapa yang tidak kenal Doraemon? Tokoh kartun dari Jepang yang melegenda karena menjadi idola banyak anak-anak sejak tahun 90-an. Saat kecil, saya selalu menontonnya tiap hari Minggu pagi. Jika ada yang tidak tahu, Doraemon adalah robot kucing dari masa depan yang bisa mengeluarkan alat ajaib dari kantongnya yang juga ajaib.

Alat-alat ajaib itu biasanya digunakan untuk membantu Nobita yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal. Alur berbagai kisah Doraemon biasanya mirip yaitu Nobita mendapat masalah, mengadu ke Doraemon, diberikan alat untuk membantu, Nobita bisa menyelesaikan masalah dan biasanya berakhir dengan kesialan Nobita karena menggunakan alatnya untuk hal yang tidak benar. Memang pernah ada kisah yang berakhir dengan kesuksesan Nobita, tetapi sangat jarang.

Alur itu terbukti berhasil memikat hati banyak pembaca maupun penonton. Pencipta kisah Doraemon, Fujiko F Fujio, tampaknya ingin memberikan pesan moral bahwa secanggih apa pun alatnya, jika digunakan untuk kejahatan maka hasilnya buruk.

Saya spontan teringat dengan Doraemon saat membaca berita terungkapnya kejahatan yang berkedok agama. Ada yang memanfaatkan agama untuk nilep uang, ada yang mengasong agama untuk mencari dukungan politik dan ada juga yang bersembunyi di balik agama untuk melakukan pelecehan seksual. Semuanya sama yaitu menggunakan agama untuk kepentingan pribadi yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Sama seperti Nobita yang mengeluh kepada Doraemon saat mengalami masalah, setiap manusia juga membutuhkan pribadi yang bisa menjadi tempat mengeluh saat mengalami kesulitan. Sama seperti Nobita yang tahu bahwa Doraemon pasti akan memberikan jalan keluar dengan ajaib, manusia juga tahu bahwa Penciptanya pun bisa memberikan jalan keluar. Saat itulah muncul pengalaman religius.

Pengalaman religius bisa dimaknai sebagai pengalaman manusia berhubungan dengan penciptanya karena adanya kesadaran keterbatasan dirinya. Yang Ilahi menjadi tempat manusia mencari pemecahan masalah. Pengalaman religius personal yang kemudian menjadi pengalaman religius banyak orang atau komunal memunculkan berbagai aliran kepercayaan dan agama.

Karena itulah, agama muncul dari pengalaman religius personal manusia yang menjadi lembaga. Agama menjadi cara manusia untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan. Agama juga menjadi sarana Yang Ilahi untuk bertemu dengan ciptaan-Nya. Agama juga menjadi sarana manusia menjadi pribadi yang lebih baik seturut dengan ajaran-Nya.

Sebagai sarana, agama layaknya alat ajaib dari Doraemon yang bisa menyelesaikan banyak masalah jika digunakan dengan tepat. Sebaliknya, jika agama tidak dimaknai dengan tepat, kerusakan yang ditimbulkan juga besar. Persis seperti alat ajaib di tangan Nobita yang digunakannya untuk berbuat tidak baik.

Belajar dari kisah Doraemon, Nobita mulai berpikir buruk karena dengan alat pemberian Doraemon, dia merasa paling hebat. Nah, sebagai seorang yang beragama tidak perlulah merasa paling baik dan hebat sehingga merendahkan orang lain. Tidak perlulah sok agamis sehingga menganggap yang lain buruk. Menghayati ajaran agama dengan baik bukan berarti lalu merasa diri paling baik khan?

Perasaan paling hebat juga kadangkala membuat Nobita ingin memanipulasi orang lain untuk kepentingan dirinya. Hal inilah yang bisa terjadi pula pada setiap pemeluk agama. Ketika tidak ada kerendahan hati yang berpadu dengan keinginan memuaskan diri, maka terjadilah manipulasi kepada orang lain. Ayat-ayat suci digunakan agar manipulasi itu bisa membius setiap orang yang diinginkan untuk memuaskan dirinya sendiri. Entah itu nafsu ekonomi, politik atau sekedar nafsu seksual.

Kesialan Nobita juga seringkali terjadi karena dia tidak memahami secara penuh cara menggunakan alatnya. Yang penting baginya adalah alat itu bisa menyelesaikan masalahnya. Hal ini sama dengan orang-orang yang memahami agamanya setengah-setengah. Karena pemahaman setengah-setengah, muncullah sikap-sikap yang sejatinya bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya.

Karena pemahaman yang setengah-setengah, Nobita juga seringkali salah dalam menjelaskan penggunaan alat dari Doraemon kepada teman-temannya yang lain. Akibatnya adalah teman-temannya juga ikut salah dalam menggunakan alat. Hal ini sama dengan orang-orang yang tampil sebagai pemuka agama tetapi tidak memahami secara sungguh-sungguh ajaran agamanya.

Mau tidak mau pemuka agama adalah orang yang dipercaya oleh para jemaatnya. Yang disampaikannya seharusnya berdasarkan pemahaman menyeluruh dari ajaran agamanya. Yang terjadi sekarang justru seringkali pemuka agama tampil dengan pemahaman setengah-setengah sehingga jemaatnya ikut tersesat. Standard untuk pemuka agama memang perlu ada agar tidak semakin banyak orang dengan pengetahuan agama setengah-setengah tampil, berbicara dan menyesatkan banyak orang.

Saya tidak bermaksud membandingkan agama dengan kisah Doraemon. Jangan salah paham ya! Saya hanya mengajak untuk bermenung bahwa sebuah sarana yang baik pun bisa menjadi sumber kerusakan saat tidak digunakan dengan tepat. Kisah Doraemon menjadi inspirasi saja sih karena inspirasi khan bisa dari mana saja.

Agama memang membawa kepada kebaikan tetapi faktanya juga bisa digunakan untuk berbuat kejahatan. Maraknya kasus berkedok agama akhir-akhir ini menunjukkan hal itu. Karena itulah, perlu adanya langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jangan sampai agama menjadi sebuah realitas yang menakutkan karena banyaknya orang yang menyalahgunakannya.

Yah, apa pun itu, yang penting kita ingat bahwa dalam kisah Doraemon, gagalnya penggunaan alat ajaib bukan karena buruknya Doraemon atau jeleknya alat yang digunakan tetapi Nobita yang menggunakan dengan tidak tepat. Maka, jika hari ini marak para penjahat berkedok agama, bukan berarti Tuhan yang jahat atau agama yang buruk tetapi pelakunya yang tidak tepat menghayati agamanya. Semoga itu tidak terjadi pada saya dan anda! Amin.

Kisah Doraemon Dan Maraknya Penjahat Berkedok Agama

Sumber Utama : https://seword.com/spiritual/kisah-doraemon-dan-maraknya-penjahat-berkedok-LnrEgFoCO0

Begini Trik Licik ACT Memperalat Wong Cilik Untuk Memperkaya Pemilik Act

Waktu Presiden Jokowi baru saja mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 telah masuk ke Indonedia, saya masih ingat betul itu diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020. Namun karena banyak orang masih tidak sadar tentang apa itu pandemi covid-19, baik tentang gejala, cara penularan dan bahayanya, apa yang diumumkan oleh Presiden Jokowi sering dijadikan lelucon. Tak sedikit orang yang tidak percaya kalau virus corona itu ada dan nyata. Jadi sampai bulan Mei dan Juni kegiatan masyarakat masih bisa dikatakan masih normal.

Tapi tidak dengan ACT. Lembaga kemanusian yang dikenal memiliki aksi yang cepat dan tanggap, pada bulan Maret itu juga mulai "melakukan" aksi cepat tanggapnya dengan meluncurkan sebuah program bantuan yang diberi nama "Operasi Makan Gratis" pada tanggal 24 Maret 2020 atau 3 minggu setelah pemerintah mengumumkan Indonesia memasuki masa pandemi covid-19.

Hingga tanggal 4 April 2020, sekitar 300 warteg aktif membagikan makanan gratis di 13 kota/kabupaten. Belasan kota/kabupaten tersebut antara lain Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor. Sementara itu, data warteg yang masuk sebagai calon mitra kolaborasi ACT sendiri telah mencapai 1.072 dari target seribu warteg. Sedangkan 677 warteg dalam proses verifikasi dan 237 dalam masa aktivasi.

Tentu saja uluran tangan ACT di awal masa pandemi ini disambut dengan suka cita oleh para pemilik warteg. Bagaimana tidak pada mereka ACT menawarkan sebuah kerja sama untuk menyediakan nasi bungkus gratis seharga Rp 15.000 per nasi bungkus, yang mana setiap warung tegal diminta menyediakan 100 bungkus nasi per hari yang harus diberikan pada siapapun yang datang ke warung tegal mereka. Untuk aksi pembagian bantuan nasi bungkus "gratis" ini, ACT memberikan dana sumbangan sebesar Rp 1.5 juta per warung tegal. Tapi untuk bisa mendapatkan bantuan ACT ini syaratnya cuma satu, yaitu si warung tegal wajib memanjang spanduk dengan tulisan "Layanan Warteg Gratis - Operasi Pangan Untuk Saudara Sebangsa" dengan logo ACT yang cukup besar. Dan tak lupa, mereka juga diminta untuk membuat "dokumentasi" saat makanan gratis ini diberikan pada orang yang datang. Aksi ACT ini cukup viral juga saat itu.

Anehnya, aksi "Operasi Makan Gratis" ini hanya dilakukan oleh ACT dalam kurun waktu 2 bulan dengan interpal yang tidak menentu atau sekitar 1 bulan secara kontinue. Dan ketika ACT memutuskan untuk menyudahi operasi makan gratis ini, hampir semua pemilik warung tegal bertanya, "mengapa berhenti padahal dampak pandemi semakin lama semakin terasa berat?" tapi tak ada jawaban dari pihak ACT. Pada akhirnya aksi ACT yang awalnya disambut dengan suka cita oleh para pemilik warung tegal hanya meninggalkan kekecewaan karena pada momentum tersulit ACT malah meninggalkan mereka.

Well, ternyata... sekarang kita baru paham. Diotak-atik oleh Aiman pada sebuah wawancara diskusi bersama koordinator warung tegal, mantan hakim Asep Iwan Wiryawan dan seorang dari BNPT (saya lupa lagi namanya) diduga operasi makan gratis itu dihentikan karena ACT sudah merasa cukup mendapatkan bukti dan dokumentasi dari aksi mereka yang kemudian mendapatkan dana bantuan dari penyumbang. Secara cepat Aiman menghitung berapa dana yang dikucurkan ACT pada operasi makan gratis, yang mewajibkan setiap warung tegal memasang spanduk dengan tulisan "Layanan Warteg Gratis - Operasi Pangan Untuk Saudara Sebangsa", yaitu sekitar Rp 45 miliar dengan perhitungan Rp 15.000 per bungkus dikalikan 100 bungkus per hari dikalikan 30 hari dikalikan 1000 warung tegal. Sementara dana yang dikucurkan donatur untuk operasi makan gratis ini tentunya jauh lebih besar dari hanya Rp 45 miliar.

Hari ini kita semua juga memahami bahwa bagi ACT, semakin negara berada dalam kesulitan semakin besar ACT mendapatkan pemasukan karena banyaknya kesedihan, kesulitan, dan air mata wong cilik yang bisa djual untuk memperkaya si pemilik ACT.

Dengan sebuah aksi yang menghabiskan dana miliaran yang diterima wong cilik yang didokumentasikan dan banyaknya testimoni penerima bantuan, pendonor mana yang akan menyangsikan aksi kemanusiaan ACT? Presentasi ACT dalam menjaring dana sudah sangat profesional. Namun kredibilitas dan integritas ACT mulai dipertanyakan tak kala muncul berita adanya aliran bantuan kemanusiaan yang ACT kirimkan pada pemberontak ISIS di Suriah. Namun demikian pembelaan ACT cukup jitu juga. Mereka mendalihkan bahwa dalam melakukan pertolongan kemanusiaan, ACT tidak mempertanyakan mereka itu pihak pemberontak atau bukan dan lain sebagainya.

Keberhasilan ACT mengadali bangsa Indonesia karena ACT telah menemukan rumus jitu antara empati yang tinggi para penderma Indonesia, ajaran agama dan fakir miskin. Dan hasil dari rumus itu yang telah menjadikan ACT menjadi sebuah filanpropi terbesar di Indonesia.

Begini Trik Licik ACT Memperalat Wong Cilik Untuk Memperkaya Pemilik Act

Sumber Utama : https://seword.com/umum/begini-trik-licik-act-memperalat-wong-cilik-untuk-pyICX5uSNS

Jumlah Korban Capai 21, Predator Seksual Julianto Eka Putra Harusnya Ditahan Sejak Lama!

Kasus pelecehan seksual dan pencabulan anak kyai Jombang akhirnya bisa ditangani kepolisian setelah menangkap tersangka. Tentu saja alasan penangkapan ini tak hanya didasari oleh sikap tidak kooperatif tersangka, tapi juga kekhawatiran adanya perulangan perbuatan. Hal ini harusnya juga ditetapkan pada predator seksual lain yang juga pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Batu yakni Julianto Eka Putra. Meski terdakwa Julianto dianggap koperatif, tapi dengan bebasnya terdakwa berarti ada kemungkinan perbuatannya terulang disertai intimidasi atau ancaman terhadap para korban.

Kepolisian, Kejaksaan dan Mejelis hakim diharapkan bisa memberikan keadilan bagi korban yang mengalami trauma berat. Pasca membeberkan kronologi pelecehan seksual di Cokro TV, mereka sampai memberanikan diri tampil di Podcast Dedy Cobuzier. Padahal korban yang bisa dibilang masih remaja ini juga mengaku mendapat tekanan dan ancaman hingga mengungsikan keluarganya. Hal ini harusnya jadi konsen para aparat penegak hukum. Bukan hanya soal kooperatif tidaknya tersangka atau terdakwa. Kalau menangkap anak kyai Jombang saja berani dengan mengerahkan tim dari Polda, kenapa menangkap pelaku yang katanya kooperatif justru tak bernyali?

Bukannya dengan penangkapan ini nantinya akan mengurangi adanya kekhwatiran mengenai intimidasi dari Julianto. Para korban sendiri menyebut nama "Vincent" yang kini berpihak pada pelaku dan mulai mengancam korban lain agar tak menyuarakan kasusnya. Hal seperti ini yang harusnya jadi atensi aparat penegak hukum. Bukannya malah mencerca keberadaan rumah korban yang justru malah jadi senjata untuk mengintimidasi. Karena menurut korban sendiri, hakim justru banyak berpihak ke Julianto saat persidangan dengan terbuka melihat bukti baru dari tim Julianto dan mengesampingkan bukti baru dari pihak korban. Bahkan disertai ancaman memenjarakan korban selama 9 tahun kalau kesaksiannya keluar dari BAP.

Tanggal 20 nanti diketahui persidangan kasus ini memasuki babak ke 19. Harusnya dengan ancaman intimidasi yang diungkap korban diberbagai acara sudah bisa menjadi pertimbangan hakim untuk menangkapnya. Jangan menunggu disorot dan dihujat masyarakat dulu baru bergerkak. Jangan sampai wibawah hukum kita kalah oleh predator seksual asal Batu, Malang. Kalau sampai persidangan nanti Jualianto Eka Putra yang diketahui kerap mengancam lewat tangan ketiga belum juga ditahan dan dijatuhi hukuman berat, kita patut curiga pada penyelenggara hukum. Sesuai saran teman (Roedy), para korban dan pendampingnya bisa melaporkan hakim ke Komisi Yudisial.

Semoga perjalanan kasus ini segera menemui titik terang dan pengadilan bisa menghukum terdakwa seberat-beratnya. Ini lantaran Julianto diketahui tak hanya melakukam kekerasan seksual, tapi juga eksploitasi ekonomi dengan memperkerjakan korban tanpa dibayar. Patut diselediki juga aliran donasi ke SPI seperti halnya ACT yang kini dibekukan. Harusnya Julianto bisa dihukum mati layaknya ustadz Hery atau minimal penjara seumur hidup. Untuk sekolah SPI sendiri, pemerintah bisa segera mencabut ijinnya dan mengembalikan semua anak didik ke keluarganya masing-masing seperti pencabutan ijin Ponpes Jombang.

Jumlah Korban Capai 21, Predator Seksual Julianto Eka Putra Harusnya Ditahan Sejak Lama!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/jumlah-korban-capai-21-predator-seksual-julianto-2ocBNThH55

Restorative Justice : Cara Jitu Negara Memulihkan Kerugian Korban!!

Saya geli membaca tulisan di Seword yang berjudul "Enak Banget! Jadi Tersangka, Minta Maaf, Bebas Lewat Restorative Justice". Pertanyaan saya adalah, yang jadi korban sang polisi, kenapa orang lain yang lebih sewot dari Pak Polisi? Sampai kemudian opini yang disajikan melebar dan menduga bahwa keberingasan si mahasiswi bisa menjadi indikasi terpapar aliran radikal atau kelompok-kelompok yang selalu menganggap aparat kepolisian adalah musuh utama. Dengan merebut pistol polisi, mereka berharap dapat melumpuhkan aparat kepolisian dengan menyerang balik menggunakan senjata polisi. Padahal, kalau si penulis Seword ini berada pada posisi si mahasiswa, tentu diapun akan mengharapkan dilakukannya Restorative Justice. Selain itu, saya juga jadi bertanya, mengapa tak terlintas di pikiran si penulis misalnya kondisi psikis si mahasiswa saat kejadian itu sedang labil, misalnya siapa tahu si mahasiswa itu lagi bete berat karena baru tahu diselingkuhin pacarnya atau dia sedang PMS akut yang membuat dirinya tak mampu mengendalikan emosinya, atau dia baru mendapatkan berita buruk dari keluarganya, atau karena alasan lain.

Menanggapi berita seperti kejadian yang dilakukan oleh si Mahasiswi yang menolak ditindak dan bahkan menyerang polisi, sebaiknya jangan dengan emosi. Ini bukan masalah efek jera, ini masalah kemanusiaan. Kita pribadi akan sangat berterima kasih jika hal serupa menimpa anak-anak kita dan bisa selesai dengan cara restorative justice. Saya yakin, dari kejadian ini si mahasiswa cukup malu karena video kejadian menjadi sangat viral. Hukuman sosial sudah berdiri di depan mata.

Saya sering berbincang-bincang dengan praktisi hukum, baik itu polisi, pengacara ataupun hakim dan jaksa. Dari mereka saya dapat menarik benang merah bahwa sebenarnya jika sebuah tindak pidana yang merugikan terjadi, lalu kerugian itu bisa dikembalikan atau dibayar oleh si pelaku, maka upaya damai bisa dilakukan. Arti berdamai adalah ketika kedua belah pihak dipertemukan dan mencaoai sebuah kesepakatan bahwa pihak yang telah menimbulkan kerugian akan mengganti kerugian tersebut dan/atau mengembalikan ke keadaan semula. Maka proses hukum tak perlu dilanjutkan. Hal ini adalah dasar Keadilan Restorative atau Restorative Justice.

Peraturan tentang Restorative Justice sendiri telah ditandatangani pada tanggal 19 Agustus 2021, oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. yaitu Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif, dan tercatat dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun 2021 Nomor 947.

Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Penanganan Tindak Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif merupakan sebagai langkah Polri dalam mewujudkan penyelesaian tindak pidana dengan mengedepankan Keadilan Restoratif (Restorative Justice) yang menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula dan keseimbangan perlindungan serta kepentingan korban dan pelaku tindak pidana yang tidak berorientasi pada pemidanaan. Dan hal ini merupakan suatu kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Keadilan Restoratif adalah Penyelesaian tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku, keluarga korban, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, atau pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil melalui perdamaian dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula. (Pasal 1 huruf 3 Peraturan Polri No.8 / 2021).

Penanganan tindak pidana berdasarkan Keadilan Restoratif harus memenuhi persyatan umum dan khusus. Persyaratan umum berlaku pada kegiatan Penyelenggaraan fungsi Reserse Kriminal, penyelidikan, atau penyidikan, sedangkan persyaratan khusus hanya berlaku untuk tindak pidana berdasarkan Keadilan Restoratif pada kegiatan penyelidikan atau penyidikan.

Persyaratan umum, penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif tersebut meliputi materiil dan formil. Persyaratan materiil meliputi:

  • tidak menimbulkan keresahan dan/atau penolakan dari masyarakat;

  • tidak berdampak konflik sosial;

  • tidak berpotensi memecah belah bangsa;

  • tidak radikalisme dan sparatisme;

  • bukan pelaku pengulangan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan; dan

  • bukan tindak pidana terorisme, tindak pidana terhadap keamanan negara, tindak pidana korupsi, dan tindak pidana terhadap nyawa orang.

Sedangkan pesyaratan umum yang berupa persyaratan formil meliputi:

  • perdamaian dari dua belah pihak yang dibuktikan dengan kesepakatan perdamaian dan ditanda tangani oleh para pihak, kecuali untuk tindak pidana Narkotika;

  • pemenuhan hak-hak korban dan tanggung jawab pelaku, berupa pengembalian barang, mengganti kerugian, mengganti biaya yang ditimbulkan dari akibat tindak pidana dan/atau mengganti kerusakan yang ditimbulkan akibat tindak pidana. Dibuktikan dengan surat pernyataan sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani oleh pihak korban (kecuali untuk tindak pidana narkotika)

Persyaratan Khusus, dalam penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif, merupakan persyaratan tambahan untuk tindak pidana lainnya, diantaranya:

a. Tindak Pidana Informasi dan transaksi elektronik;

Persyaratan Khusus Penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif untuk tindak pidana Informasi dan transaksi elektronik, paling sedikit meliputi:

  • pelaku tindak pidana Informasi dan transaksi elektronik yang menyebarkan konten ilegal;

  • pelaku bersedia menghapus konten yang sedang diunggah, diserahkan kepada penyidik dalam bentuk soft copy dan hard copy;

  • pelaku menyampaikan permohonan maaf melalui video yang di unggah di media sosial diserati dengan pemintaan untuk menghapus konten yang telah menyebar, diserahkan kepada penyidik dalam bentuk soft copy dan hard copy; dan

  • pelaku bersedia bekerja sama dengan penyidik Polri untuk melakukan penyelidikan lanjutan.

b. Tindak Pidana Narkoba

Persyaratan Khusus Penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif untuk tindak pidana Narkoba, meliputi:

  • Pecandu narkoba dan korban penyalahgunaan narkoba yang mengajukan rehabilitasi;

  • pada saat tertangkap tangan ditemukan baranga bukti narkotika pemakaian 1 (satu) hari dengan penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan tidak ditemukan barang bukti tindak pidana narkoba namun hasil tes urine menunjukkan positif narkoba;

  • tidak terlibat dalam jaringan tindak pidana narkoba, pengedar, dan/atau bandar; telah dilaksanakan asesmen oleh tim asesmen terpadu; dan

  • pelaku bersedia bekerja sama dengan penyidik Polri untuk melakukan penyelidikan lanjutan.

c. Tindak Pidana Lalu Lintas

Persyaratan Khusus Penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif untuk tindak pidana Lalulintas, meliputi:

  • kecelakaan lalu lintas yang disebabkan mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara dan keadaan membahayakan yang mengakibatkan kerugian materi dan/atau korban luka ringan; atau kecelakaan lalulintas di jalan karena kelalaiannya yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

  • Penghentian penyelidikan dan penyidikan dengan alasan demi hukum berdasarkan keadilan restoratif.

Penghentian penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis, yang dibuat oleh pelaku, korban, keluarga pelaku, keluarga korban atau pihak lain yang terkait dengan dilengkapi surat persyaratan perdamian dan bukti telah dilakukan pemulihan hak korban, ditujukan kepada Kabareskrim Polri pada tingkat Mabes, Kapolda pada tingkat Polda, sedangkan untuk tingkat Polres dan Polsek ditujukan kepada Kapolres.

Berdasarkan surat permohonan pengentian penyelidikan dan penyidikan, penyidik dalam kegiatan penyelidikan akan melakukan penelitian kelengkapan dokumen, klarifikasi kepada para pihak yang dituangkan dalam berita acara, melaksanakan gelar khusus, dan apabila hasil terpenuhi maka akan diterbitkan surat perintah penghentian penyelidikan (SPP-Lidik) dan surat ketetapan penghantian penyelidikan (SK.Lidik) dengan alasan demi hukum.

Sedangkan penyidik dalam kegiatan penyidikan setelah menerima surat permohonan penghentian penyidikan akan melakukan pemeriksaan tambahan yang dituangkan dalam berita acara, klarifikasi terhadap para pihak yang dituangkan dalam berita acara, melaksanakan gelar khusus, dan apabila hasil terpenuhi maka akan diterbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dan surat ketetapan penghantian penyidikan (SK.Sidik) dengan alasan demi hukum berdasarkan keadilan restoratif, mengirim surat pemberitahuan penghentian dengan melampirkan surat ketetapan pengentian penyidikan kepada Jaksa penuntut umum.

Jadi, Restorative Justice itu tidak semudah yang dibayangkan, karena jika pihak yang menjadi korban tidak mau berdamai, maka perkara pidana akan terus dilanjutkan, namun kerugian yang dialami pihak korban tak akan terkembalikan mengingat si pelaku pidana akan mendapatkan hukuman kurungan badan. Artinya, bahwa keputusan sebuah permasalahan pidana terselesaikan dengan cara restorative justice itu murni adalah keputusan pihak-pihak yang bersengketa, terlepas dari apakah penyelesaian dengan cara restorative justice ini memiliki efek jera atau tidak. Yang terpenting adalah bahwa hak dan/atau kondisi korban telah dipulihkan ke keadaan semula.

Yang pasti seperti yang selalu saya tulis bahwa istilah "efek jera" itu hanya sebuah kiasan saja, karena ratusan orang telah dipenjara akibat melakukan pencurian, kejahatan pencurian tetap saja ada. Ratusan orang dipenjara seumur hidup karena aksi pembunuhan, peristiwa pembunuhan tetap saja terjadi lagi. Bahkan, koruptor dihukum berat seperti Angelina Sondakh sekalipun, tetap saja tak menghentikan tidak pidana korupsi. Lalu efek jera seperti apa yang kita bayangkan?

Restorative Justice : Cara Jitu Negara Memulihkan Kerugian Korban!!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/restorative-justice-cara-jitu-negara-memulihkan-TqhGKpPx5Q

Ganti Nama Jalan, Memperpanjang Daftar Pekerjaan Anies Yang Gak Bener

Entah sudah berapa kali penulis mempertanyakan lewat artikel di situs ini, “apa sih pekerjaan Anies yang benar selama jadi gubernur?” Terbaru, pihaknya membanggakan tentang stadion bertaraf internasional di Ancol. Padahal sejarahnya, itu proyek yang sudah digagas gubernur-gubernur sebelumnya.

Stadion itu akhirnya memang jadi, meski dengan memakan biaya sebesar dua triliunan rupiah. Sampai di sini kita pun berpikir kok sebesar itu dananya. Andaikata Gubernur Ahok (BTP) yang menanganinya, malah mungkin tidak menyedot dana APBD sepeser pun.

Bukan asal klaim. Sebab pria yang kini menjadi komut PT Pertamina ini membangun proyek Simpang Susun Semanggi senilai Rp 350 miliar, tanpa merogoh kocek Pemda DKI Jakarta. Berkaca dari situ, sangat mungkin jika Ahok merealisasikan program pemda sejak era Foke itu tanpa membebani rakyat lewat pajak yang dibayarkan mereka.

Setelah stadion itu dinyatakan rampung, bukannya diuji-coba dengan menggelar pertandingan sepak bola antarklub terbaik misalnya. Namun malah jadi tempat kegiatan agama dengan kehadiran massa yang memenuhi stadion itu dari dalam hingga luar.

Gara-gara itu, pentolan sebuah perkumpulan massa yang gemar melakukan aksi demo, terinspirasi untuk menjadikan tempat yang bernama Jakarta International Stadium (JIS) tersebut untuk reuni. Namun konon permintaan itu sudah ditolak? Entahlah.

Dan memang itu jelas suatu kesalahan besar apabila sarana umum yang dibiayai dengan pajak rakyat itu jadi ajang pamer kekuatan massa oleh kelompok yang membawa-bawa atribut agama.

Lalu ada acara balapan Formula E yang menguras emosi banyak orang. Entah sudah berapa banyak uang rakyat digelontorkan demi terwujudnya even itu pada awal Mei 2022 lalu, namun tidak jelas apa manfaat yang didapatkan masyarakat. Yang lebih lucu banyaknya penonton yang hadir, diduga karena ada yang memborong tiket dan tribun, lalu mengerahkan massa untuk datang ke sana.

Kini ada lagi keputusan yang sangat tidak jelas apa manfaatnya, yakni mengganti nama beberapa jalan di Ibu Kota. Nama jalan yang tadinya seperti tidak punya makna, diganti menjadi nama tokoh Betawi. Seperti nama Jalan Kebon Kacang dan lain-lain diubah menjadi nama seseorang yang dulu dianggap sebagai tokoh masyarakat setempat.

Memang ada baiknya jika sosok-sosok yang dihormati warga pada zamnnya diabadikan lewat berbagai cara. Namun mengganti nama jalan dengan nama-nama tokoh itu jelas suatu yang sudah di luar nalar. Sebab jika nama jalan diganti, akan berlanjut pada perubahan dokumen warga yang selama puluhan tahun tertulis dengan nama itu.

Dan perubahan dokumen itu pun harus melalui banyak proses, dan tentunya biaya. Namun yang lebih menyakitkan bagi banyak orang terdampak adalah potensi hilangnya sebagian catatan sejarah hidup mereka. Misalnya, jika si A dilahirkan di Jalan Kebon Kacang, namun nama itu sudah tidak ada lagi, sebab sudah berganti dengan nama lain.

Apakah Anies Baswedan tidak pernah berpikir sampai ke situ? Tujuannya memang untuk mengambil hati masyarakat setempat, dalam rangka pilpres atau kemungkikan nyagub lagi pada 2024.

Tetapi selama puluhan tahun warga tidak pernah mempersoalkan alamat mereka, sebab memang tidak ada sesuatu yang urgen sehingga perlu diganti, Lagi pula nama-nama jalan itu berkaitan dengan sejarah. Dulu lokasi itu dikenal sebagai kebun kacang, maka diabadikan lewat nama Jalan Kebun Kacang, dst.

Yang menyesakkan tentu karena perubahan itu dilakukan secara mendadak, hanya beberapa bulan sebelum Anies meletakkan jabatan. Kasihan sekali masyarakat hanya dijadikan korban pencitraan. Yang pasti, perubahan nama yang secara tiba-tiba itu sangat tidak bermanfaat bagi masyarakat. Yang ada justru kerepotan atau kerugian mengurus perubahan dokumen, dan berbagai hal lainnya.

Seperti dikatakan di atas, sebenarnya bagus mengabadikan nama-nama tokoh yang dihormati masyarakat pada masanya. Namun harus dilakukan dengan cermat dan smart. Namun mengganti nama jalan secara mendadak begitu hanyalah suatu kebodohan yang tiada tara. Mengorbankan kepentingan masyarakat demi pencitraan kosong.

Jika Anies cerdas, mestinya dia membuka ruas jalan baru, dan memberinya nama sesuai tokoh-tokoh itu. Pasti tidak ada yang protes. Atau menamakan JIS itu sesuai nama seorang tokoh yang pernah kondang di Ancol dan sekitarnya. Bahkan sirkuit Formula E pun seharusnya dinamakan sesuai tokoh masa lalu.

Intinya, Anies membangun dulu sesuatu yang sifatnya fenomenal, lalu menyematkan nama bangunan itu dengan nama seseorang yang dianggap punya peran penting di masyarakat. Atau bisa saja mengganti nama kali dengan nama-nama tokoh masyarakat sehingga tidak berdampak pada dokumen masyarakat.

Tapi itulah Anies yang sejak dulu memang tidak pernah jelas apa yang dikerjakan, dan apa dampaknya buat publik. Yang terakhir ini malah membuat masyarakat kesal dan tentu merasa dibebani oleh keputusan yang sifatnya bukan untuk warga, namun kepentingan politik dan pencitraan Anies semata.

Maka tidak salah apabila masyarakat menentang keputusan ini. Tapi apabila ada yang membela Anies dengan berbagai dalih, harus diusut apa kepentingannya? Aneh saja apabila ada oknum yang membela keputusan yang bodoh ini, sebab memang hanya menyusahkan bagi masyarakat terdampak.

Selain membuat sibuk, repot dan pusing soal pengurusan pergantian dokumen, sudah pasti akan memakan duit juga. Dan yang pasti, sebagian jejak sejarah akan hilang!

Masyarakat seharusnya tidak sekadar menolak, namun juga harus mengusut siapa saja oknum yang turut membantu Gabener dalam aksi yang sangat tidak bermanfaat ini.

Ganti Nama Jalan, Memperpanjang Daftar Pekerjaan Anies Yang Gak Bener

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ganti-nama-jalan-memperpanjang-daftar-pekerjaan-fznaSTowKD

Belum Juga Seumur Jagung, Koalisi Gerindra-PKB Terancam Bubar, Ini Alasannya

Meskipun pelaksanaan Pemilu masih cukup lama, yakni dua tahun lagi tapi atmosfer Pilpres sudah terasa sejak dini.

Pertama, bisa dilihat dari banyaknya nama-nama bakal Capres/Cawapres yang muncul seperti Anies, Ganjar, Prabowo, AHY, Erick Thohir, Airlangga Hartarto, dll.

Termasuk nama Capres/Cawapres yang tidak potensial sama sekali seperti Farhat Abbas dan Novel Bamukmin juga ikut meramaikan suasana dengan mendeklarasikan dirinya siap bertarung di Pilpres 2024 mendatang.

Kedua, partai-partai mulai mencari teman koalisi. Hal ini disebabkan oleh adanya Presidential Threshold 20 persen. Yang artinya partai mesti mendapatkan kursi di DPR minimal 20 persen atau memperoleh suara sah secara nasional sebanyak 25 persen supaya bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri.

Kalau perolehan kursi di DPR atau perolehan suara sah di bawah itu maka wajib hukumnya berkoalisi dengan partai lain sampai memenuhi ambang batas tersebut.

Sedangkan saat ini partai yang memenuhi syarat Presidential Threshold 20 persen itu hanya PDIP doang.

Lantas, koalisi apa saja yang sudah terbentuk?

Diantaranya yang paling stabil untuk saat ini adalah Koalisi Indonesia Bersatu. Yang terdiri dari tiga partai yakni Golkar, PAN dan PPP.

Uniknya semua ketua umum ketiga partai itu kini adalah menteri Jokowi. Kwkwkwk

Sementara, koalisi partai lain masih 'hangat hangat tahi ayam'. Seperti koalisi antara PKS dan NasDem belum menemukan kata sepakat sama sekali.

Bahkan politisi PKS Ahmad Mabruri mengatakan koalisi partainya itu dengan NasDem masih PDKT tapi belum jadian.

Kemudian, Koalisi Semut Merah yang lebih menyedihkan lagi. Belum juga seumuran kangkung, kerjasama antara PKS dan PKB ini sudah layu sebelum berkembang.

Atau dengan kata lain koalisi ini lebih cepat matinya dibandingkan dengan usia semut merah benaran yang mencapai 2 bulan.

Lalu, apa yang menjadi penyebab koalisi yang pakek nama hewan tersebut bubar?

PKB berpaling ke lain hati lantaran menemukan mitra koalisi yang lebih potensial dibandingkan PKS yakni Gerindra.

Pertanyaannya, apa kelebihan Gerindra dibandingkan PKS sehingga membuat PKB kepincut sama partai berlambang burung Garuda itu?

Ada banyak sih. Seperti perolehan suara Gerindra lebih besar dibandingkan PKS yakni 13,57 persen. Sedangkan PKS hanya memperoleh suara 8,21 persen pada Pemilu 2019 lalu.

Dan yang paling penting adalah Gerindra punya logistik yang cukup, lantaran di partai tersebut tempat berkumpulnya crazy rich seperti Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dan Sandiaga Uno.

Sementara Presiden PKS, Ahmad Syaikhu kekayaannya hanya ditaksir Rp 4 miliar. Dia termasuk yang paling kere di antara ketua partai yang lolos ke senayan.

Jadi wajar bilah kemudian Cak Imin meninggalkan partai dakwah itu begitu saja.

Hanya saja kalau diperhatikan lebih jauh, koalisi yang disebut 'Koalisi Silaturahmi Indonesia Raya' tersebut juga terancam bubar dalam waktu dekat.

Kenapa bisa begitu? Karena PKB tetap ngotot Cak Imin yang diusung.

Plus kursi yang ditarget oleh pemilik nama asli Abdul Muhaimin Iskandar itu juga tidak main-main. Dia tidak mau lagi jadi Menteri Tenaga Kerja seperti di era SBY dulu tapi pengen jadi Capres 2024.

Siapapun wakilnya tidak masalah. Mau Novel Bamukmin, Prabowo, Ismail Yusanto, Felix Siauw, Gus Nur, Rocky Gerung, dll bagi Cak Imin masa bodoh. Yang penting dirinya dapat tiket calon RI-1.

Sementara Gerindra, gak mau dong cuma dapat jatah Cawapres. Karena partainya lebih besar dari PKB. Dan jangan salah-salah, sejak Pemilu 2009 lalu partai ini sudah mengusung kadernya sendiri bertarung di Pilpres. Sekali Prabowo jadi Cawapres, dua kali dia jadi Capres.

Jadi kalau seandainya Prabowo hanya sebagai Cawapres Cak Imin pada Pilpres 2024 mendatang, itu artinya Gerindra turun derajat.

Kemudian, kita juga mesti 'Jas Merah' alias jangan sesekali melupakan sejarah. Bahwa Gerindra itu didirikan memang untuk menjadi kendaraan politik bagi Prabowo memperebutkan kursi presiden.

Dengan demikian, selama masih ada eks Danjen Kopassus itu, Gerindra tidak akan pernah memberikan tiket Capres kepada orang lain.

Ini yang perlu diingat.

Kalau seandainya Cak Imin minta jatah Cawapres pun Gerindra belum tentu juga mau. Kenapa?

Karena elektabilitas Ketua Umum PKB itu rendah banget yakni hanya 0,5 persen. Masih kalah sama Giring Nidji.

Resikonya untuk kalah sangat besar.

Belum lagi modal Cak Imin pas-pasan. Hanya bermodalkan tidak punya urat malu alias muka badak doang.

Makin gak tertarik Prabowo menggandengnya sebagai Cawapres.

Jadi kalau mau koalisi ini bertahan, mau tidak mau Cak Imin harus merelakan Capres atau Cawapres yang diusung PKB dan Gerindra bukan dirinya. Tapi Prabowo bersama orang lain.

Bisa Prabowo-Ganjar, Prabowo-Anies, Prabowo-Ridwan Kamil, Prabowo-Novel Bamukmin atau Prabowo-Sandi (disingkat Pra-Bosan).

Tapi kalau Wan Cak Imin masih ngotot juga pengen jadi Capres, tetap bisa sih. Jadi Capres PKS, menggantikan Ahmad Syaikhu pada 2025 mendatang.

Belum Juga Seumur Jagung, Koalisi Gerindra-PKB Terancam Bubar, Ini Alasannya

Sumber Utama : https://seword.com/politik/belum-juga-seumur-jagung-koalisi-gerindra-pkb-nSmYgfWPKP

Sudah Ditolak PDI P, Kini Partai Demokrat Disebut Kayak Partai Kos-Kosan

Perjalanan Partai Demokrat menjelang kontestasi politik pada 2024 nanti sepertinya semakin terjal. Penolakan terjadi di mana-mana, tidak hanya berasal dari PDI Perjuangan, tetapi sikap tegas juga mulai disuarakan oleh Partai Golkar, dengan mengatakan bahwa tidak mungkin mereka berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Namun, partai berlambang mercy yang kini diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menolak untuk menyerah. Dicobanya untuk menggoyang soliditas Koaliasi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah nyaman mengikat janji dengan tiga partai di dalamnya, yakni PPP, PAN, dan Golkar.

Upaya yang justru membuat PPP meradang, dengan reaksi salah satu elit partainya menyebut Partai Demokrat seperti kos-kosan yang punya pemilik. Siapa kira-kira yang diduga kuat sebagai nama “pemilik” dari partai ini? Kita semua tentunya sudah tahu, sudah paham, dan sebaiknya jangan pura-pura tidak tahu. Hahahaha …!


Lucu memang, meski kadang kasihan juga melihat sepak terjang AHY yang berupaya keras menggaet partai lain agar bersedia untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat. Upaya yang bahkan tampaknya juga sudah berusaha dibantu lewat pertemuan Pepo SBY dan Jusuf Kalla, yang masih dianggap sebagai pembuat atau penentu keputusan partai tertentu (silakan tebak sendiri nama partainya).

Namun, upaya ini pun sepertinya masih belum membuahkan hasil alias masih nol besar. Berharap agar PKS bersedia menjalin koalisi? Ya silakan saja, tapi percuma karena secara jumlah masih belum memenuhi persentase presidential threshold yang berarti belum bisa mengusung nama kandidat Capres-Cawapres sendiri. Berharap kepada Nasdem? Siap-siap saja ditelikung atau dikasih harapan palsu, karena sikap partai dari Surya Paloh ini sampai sekarang juga tampaknya masih belum terlihat jelas.

Kondisi ini tentunya akan semakin memusingkan AHY sebagai Ketum Partai Demokrat, karena apa yang sudah mereka lakukan selama ini tentu tidak bisa diulang, hanya bisa diperbaiki sekiranya mereka sudah melakukan kesalahan fatal, sambil berharap masih ada waktu cukup untuk memperbaiki setiap kesalahan yang ada.


Akan tetapi, AHY juga kudu siap menerima kemungkinan terburuk, yakni dengan absennya Partai Demokrat di parlemen pusat, kalau bisa mengajak PKS juga agar senasib, supaya mereka bisa merasakan juga susahnya menjadi partai oposisi yang tidak menempatkan satu pun wakil rakyat di tingkat pusat.

Mungkin hari-hari ini, AHY bisa merenung di tempat yang sepi, semisal di bangunan mangkrak Hambalang, karena siapa tahu ada ‘wangsit” yang bisa membuatnya mengambil keputusan terbaik bagi partainya, sebagai bentuk tanggung jawab selaku ketua umum. Setidaknya, cobalah Mas AHY membuktikan agar tudingan sebagai partai kos-kosan bisa dimentahkan.

Sudah Ditolak PDI P, Kini Partai Demokrat Disebut Kayak Partai Kos-Kosan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sudah-ditolak-pdi-p-kini-partai-demokrat-disebut-sXnqtGS0gW

Lagi-lagi Pencabulan, 4 Ustaz Tega Garap Santriwati Di Kamar Mandi.

Lagi-lagi berita pelecehan atau pencabulan dilakukan oleh orang yang dihormati secara agama, di kota Depok.

Empat orang Ustaz dan seorang Kakak kelas yang masih dibawah umur diduga melakukan perbuatan cabul, kepada belasan santriwati.

Pelaku melakukan perbuatan cabulnya ada yang di kamar mandi dan kamar kosong, bahkan para korban baru berusia 8-11 tahun. Demikian dilansir pengacara korban, Megawati kepada awak media, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Sebagaimana dilansir detik.com.

Bayangkan, empat orang ustaz ini bahkan kemungkinan mengajak atau mengajari salah satu kakak senior yang dibawah umur untuk melakukan perbuatan bejat tadi, kepada para santriwati.

Bahkan korban masih berusia sekitaran SMP, dan dilakukan di kamar mandi Pondok pesantren Depok, Jawa Barat.

Bukanya mengajarkan hal yang benar, malah mengajar untuk melakukan perbuatan cabul. Guru macam apa ini.

Selain itu, Megawati mengatakan pihaknya telah mencoba meminta pertanggungjawaban dari pondok pesantren. Namun justru ancaman yang didapatkan pihak korban.

"Anak-anak itu sudah lapor ke pihak pondok pesantren, ke kepala santriwati dan tanggapannya bahwa di situ sebagai ancaman dibilang bahwa 'jangan kasih tahu sama ibu kamu ya. Kasihan nanti ibu kamu malah kepikiran'. Jadi dari ancaman itu anak-anak tidak berani lapor ke orang tuanya," katanya.

Ini kan sudah keterlaluan, jadi anak-anak yang sudah terpukul secara emosi tadi ditakut-takuti bahwa kalau mereka melapor malah akan menambah beban orang tuanya. Kebanyakan orang tua dari anak-anak ini memang orang susah juga, jadi si anak pasti kepikiran dan malu.

Benar-benar bejat perbuatan orang-orang ini. Kalau kita perhatikan semakin ke sini, berita semacam ini semakin sering. Benar ga pemirsa?

Dan kalau kita lihat, paling-paling pelaku hanya dihukum ringan atau ujung-ujungnya damai. Saya kurang tahu, katanya kalau di Indonesia, pelaku pencabulam kalau masuk penjara bisa babak belur, kalau memang itu yang terjadi ya mungkin karena rasa keadilan masih kurang dalam hukuman yang diberikan.

Tapi berulang kasus-kasus semacam ini sepertinya tidak menjadi pelajaran bagi aparat hukum, atau pemerintah yang kurang mengontrol lembaga-lembaga pendidikan agama semacam ini.

Situasi dimana anak-anak tidak diawasi orang tuanya, apakah itu di sekolah, atau di pondok pesantren, yang bahkan siswa-siswinya menginap, sangat rawan menjadi incaran predator.

Siapapun bisa melakukan perbuatan bejat, tidak soal dia itu ustaz atau orang yang dihormati.

Regulasi harus diperketat, apakah harus memasang cctv? Tapi kan ga harus sampai kamar mandi? apakah para santriwati harus ada yang mengawasi? Apa sekalian aja ga usah menginap di pesantren. Intinya semua harus ada perlindungannya.

Pelaku juga harus dihukum berat, agar memenuhi rasa keadilan korban, para korban harus terus didampingi dan mendapat bantuan konseling agar pulih dari rasa trauma.

Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali.

Lagi-lagi Pencabulan, 4 Ustaz Tega Garap Santriwati Di Kamar Mandi.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/lagi-lagi-pencabulan-4-ustaz-tega-garap-yaNt2ZJz0l

Gubernur Rasa Presiden

by
-Politik-395 views

Oleh : Aru Martino

Banyak yang menganggap (termasuk saya) kalo apa yang dilakukan Anies dengan melempar sesuatu ke Pemerintah Pusat sebagai tanda dan bukti bahwa dia itu tidak becus dan cuma pandai bicara.T ermasuk soal Formula E yang diserahkan kepada Pemerintah Pusat untuk diurus. Tapi kali ini saya ingin melihat dari sudut lain untuk mendapatkan pesan tertentu.

Menurut saya memang Anies sengaja memainkan permainan tersebut untuk menunjukkan bahwa dia adalah Gubernur rasa Presiden atau bahasa konyolnya yang sering beredar di publik adalah “Gubernur Indonesia”. Dia sanggup memutuskan apa saja yang dia mau dengan proses eksekusi ditangani oleh Pemerintah Pusat. Bagi saya ini sebuah sisi lain yang perlu dicermati.

Jika pendapat saya benar,Ada motif apakah dengan tujuan tersebut? Apakah untuk menaikkan elektabilitas dan engagement nya? Apakah untuk memberikan sinyal pada publik bahwa sekalipun dia hanya seorang Gubernur tapi dia punya rasa seorang Presiden? Seperti yang selama ini sering kita dengar bahwa Anies adalah Gubernur Indonesia?Apakah ini langkah taktisnya untuk sebuah tujuan mencapai kursi RI 1?

Apapun motifnya, Bagi saya hanya Anies lah satu-satunya Gubernur yang selalu dan mampu merecoki Pemerintah Pusat dengan hal-hal yang dia buat untuk menunjukkan kepada publik bahwa dia mampu membuat Pemerintah Pusat sibuk dengan agendanya. Ada yang mengatakan bahwa Anies ini ibarat anak kecil yang suka berantakin mainan tapi gak bisa beresin. Tapi apapun itu, Menurut saya Anies telah berhasil mengecoh dan mempermainkan Pemerintah Pusat. Buat saya kejadian pengambilalihan tanggung jawab soal Formula E ini sdh disetting sedemikian rupa jauh-jauh hari. Bagi saya Anies itu bukan orang bodoh tapi orang licik.

Sumber : Status Facebook Aru Martino 

Sumber Utama : https://redaksiindonesia.com/read/gubernur-rasa-presiden

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

 

Re-post by MigoBerita / Senin/11072022/12.41Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya