» » » Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Penulis By on Selasa, 19 Juli 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -  
Kenapa Pilih Ganjar ?!!!? atau sebenarnya ada pilihan yang lain, hanya tahun 2023 kita bisa tau siapakah calon Pemimpin Indonesia yang Baru !!! Agar tidak gagal paham , bacalah hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan. 

Anies Makin Nyungsep Di Survei Charta Politika Terbaru

Beberapa hari lalu lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terbaru soal pilpres.

Ada tiga hasil survei yang dirilis, yaitu berdasarkan 3 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemungkinan besar 3 provinsi ini adalah lumbung suara terbesar se-Indonesia. Penduduk di Pulau Jawa saja sudah mencapai 50 persen populasi Indonesia. Makanya ada keyakinan, siapa pun yang bisa menang pilpres di Pulau Jawa, kemungkinan besar akan jadi presiden. Makanya ada juga syarat tersirat kalau ingin menang pilpres, yaitu berasal dari suku Jawa.

Dari hasil survei tersebut, ada tiga nama yang mencolok yaitu Ganjar, Prabowo dan Anies.

Di Jawa Barat, Prabowo mendapat suara terbanyak yaitu 26,9 persen, lalu diikuti Anies 22 persen, Ridwan Kamil 19,5 persen dan Ganjar hanya 15,2 persen. Calon lainnya berada di bawah angka 3 persen.

Di Jawa Tengah, giliran Ganjar yang jadi juaranya, bahkan menang telak. Ganjar Pranowo mendapat suara masif sebanyak 71,5 persen, lalu diikuti Prabowo 7,6 persen, dan Anies 6,2 persen. Calon lainnya di bawah 3 persen.

Di Jawa Timur, Ganjar juga menang dan mendapat suara tertinggi sebesar 31,8 persen, diikuti Anies 17 persen, Khofifah Indar Parawansa 15 persen, Prabowo 15 persen dan Puan Maharani 4,2 persen. Calon lainnya berada di bawah angka 3 persen.

Sebenarnya hasil ini mencerminkan hasil pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo. Prabowo menang di Jawa Barat, tapi Jokowi menang telak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Apakah pilpres 2024 akan kembali memberikan hasil yang sama, kita tunggu saja.

Hasil survei di atas juga memberikan kesimpulan yang sangat menarik. Anies yang dianggap sebagai capres tiga besar, ternyata hanya sebagai pemeriah atau hiasan politik. Anies hanya menghuni papan tengah di tiga provinsi di Jawa. Dengan hasil demikian, Anies takkan menang pilpres. Dia boleh jadi capres potensial, tapi takkan menang pilpres.

Kalau di Jawa saja sudah begini hasilnya, di provinsi lain di luar Jawa takkan berubah jauh dan takkan mengubah keadaan. Partai lain yang mau mengusung Anies tampaknya harus mikir-mikir dulu berkali-kali.

Anies juga tidak seheboh yang digembar-gemborkan pendukungnya. Baru bikin sirkuit dan stadion aja, riuhnya sampai bikin telinga sakit.

Ini menunjukkan kalau rakyat masih banyak yang cerdas. Lagipula rekam jejak semasa jadi menteri dan saat menang Pilkada DKI 2017 sangat jelas dan sulit dihilangkan.

Kemenangan Anies di Pilkada DKI 2017 adalah bumerang. Dia memang jadi gubernur DKI, tapi di sisi lain, cara menangnya jadi polemik. Politisasi mayat dan isu SARA mewarnai kemenangan Anies. Anies didukung Rizieq dan gerombolannya yang sering jualan agama, surga dan neraka.

Anies hanya beruntung didukung oleh mereka dan tepat saat Ahok ditimpa kasus penistaan agama. Di Jakarta, Anies bisa berjaya. Di Jawa atau seluruh Indonesia? Seluruh mata menyaksikan langsung betapa liciknya politisasi agama dan politik identitas.

Anies tidak ada pantas-pantasnya jadi pemimpin. Jadi gubernur saja sebenarnya tidak pantas, apalagi mau jadi presiden. Salah satu kelompok pendukungnya adalah minoritas di negara ini, yaitu kelompok penjual agama, yang suka berpanas-panasan di Monas dan mengharapkan sebungkus nasi gratis. Anies takkan punya panggung di Jawa apalagi luar Jawa.

Lucunya lagi ada survei lain yang menyebut pasangan Anies-AHY adalah duet maut. kalau mereka bergabung, maka pilpres sudah bisa disebut usai karena mereka bakal menang dengan mudah.

Lucu sekali, Anies saja makin terperosok. Apalagi AHY yang hanya ibarat sebutir debu di antara lautan asin. Bergabungnya mereka berdua hanya menghasilkan satu kepastian, yaitu kalah. Demokrat malah bangga memamerkan ini saking putus asanya ingin mengorbitkan karir AHY.

AHY dan Demokrat terlalu halu. Sedangkan Anies terlalu pede dan licin. Hasil survei tidak menguntungkan mereka tapi mereka masih suka bermimpi ketinggian. Semoga saja masyarakat sadar kalau dua orang ini memimpin, negara bakal bermasalah. Adalah sebuah musibah kalau satu negara dipimpin oleh orang yang hanya bisa menata kata dan kurang pengalaman.

Bagaimana menurut Anda?

Anies Makin Nyungsep Di Survei Charta Politika Terbaru

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-makin-nyungsep-di-survei-charta-politika-4oESETZZIU

Prabowo, King Maker Atau Jadi Capres

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan momen perebutan kekuasaan, antara partai politik, elit partai dan tokoh nasional. Partai politik saling berebut suara masyarakat agar bisa masuk parlemen dan mempunyai anggota di senayan sebanyak mungkin. Sedangkan tokoh nasional dengan kendaraan partai politik berebut posisi jadi Presiden dan Wakil Presiden.

Jokowi di Pilpres 2024 nanti tidak bisa lagi maju menjadi Capres. Momen ini akan dimanfaatkan oleh tokoh lain untuk maju. Karena diakui banyak pihak jika Jokowi masih bisa maju Capres maka akan sulit untuk melawannya.

Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 merupakan rival kuat Jokowi. Pilpres 2024 nanti Prabowo diprediksi akan kembali maju sebagai Capres untuk ketiga kalinya. Beberapa waktu terakhir elektabilitas Prabowo stabil di tiga besar bahkan mampu berada di posisi puncak dalam beberapa hasil survei.

Sampai saat ini Prabowo Subianto belum banyak berkomentar terkait rencana pencapresannya. Hanya Partai Gerindra telah menyatakan akan kembali mendorong Prabowo jadi Capres. Konon rencananya deklarasi resmi pencapresan Prabowo akan dilakukan akhir Juli ini bersamaan dengan Rakernas Partai Gerindra.

Bagi Prabowo ada dua pilihan politik menjelang pelaksanaan Pilpres pada Februari 2024 nanti. Menjadi King Maker atau jadi Capres. Kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan serta resiko masing-masing.

Prabowo Capres Pilpres 2024 sepertinya akan menjadi Pilpres terakhir bagi Prabowo. Mengingat usianya sekarang yang menginjak 71 tahun, jika memaksakan diri kembali nyapres di tahun 2029 terlalu beresiko.

Selain itu pada tahun 2029 akan lahir Capres lain yang lebih muda dan mempunyai elektabilitas tinggi. Salah satu kandidatnya mungkin saja putra sulung Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming.

Sekarang waktu yang tepat untuk menuntaskan rasa penasaran. Prabowo telah mengikuti kontestasi Pilpres 3 kali. Satu kali sebagai Cawapres Megawati dan dua kali sebagai Capres Pilres 2014 dan 2019.

Pilpres 2024 merupakan momentum emas bagi Prabowo karena mempunyai elektabilitas dan popularitas puncak. Kubu Prabowo tinggal memilih Cawapres yang tepat agar mampu membawa Prabowo jadi Presiden RI penerus Jokowi.

Prabowo King Maker Menjadi orang di balik layar merupakan pilihan lainnya bagi Ketum Partai Gerindra ini. Apabila tetap maju jadi Capres dan kembali kalah akan sangat memalukan. Empat kali ikut Pilpres kalah terus. Hal ini akan menjadi catatan sejarah yang sulit dilupakan.

Jika menjadi King Maker, Prabowo akan dinilai bijaksana oleh publik. Apalagi jika jagoannya nanti mampu jadi Presiden maka Prabowo akan banyak yang memuji.

Saya kira Prabowo harus mempertimbangkan jadi King Maker dengan melihat Megawati. Walaupun Mega merupakan Ketua Umum partai besar yakni PDI Perjuangan tapi tidak memaksakan diri jadi Capres. Malah mendorong Jokowi maju sebagai Capres dan hasilnya seperti sekarang ini.

Prabowo, King Maker Atau Jadi Capres

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/prabowo-king-maker-atau-jadi-capres-BiamvMpPrH

Kasihan, AHY Terkesan Disepelekan para Ketum Tiap Sowan

Mengikuti perjalanan dan manuver politik Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuju pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2024 cukup menarik.

Anak sulung SBY yang akhirnya memilih jalur politik sebagai kariernya ini oleh bapaknya sejak semula nampak disiapkan dengan sangat serius untuk menuju ke pentas nasional.

Dulu, banyak pihak yang menganggap AHY ini masih minim pengalaman. Sebagai parameter ketika yang bersangkutan maju di pilgub DKI Jakarta 2017 AHY kalah cukup telak. Bahkan tidak masuk ke putaran ke-2. Modal sebagai anak mantan presiden pun tak mampu membantunya.

Padahal saat itu AHY dan keluarganya terlihat begitu yakinnya. Sampai kariernya di militer tak diteruskan. Terlepas dari alasan yang dikemukakan. Tapi bagi saya itu bagian dari strategi, spekulasi dan pertaruhan besar. Semata-mata untuk menunjukkan kepada warga DKI Jakarta jika AHY tak main-main.

Harapannya jika di DKI Jakarta dapat ditaklukkan maka tiket pilpres 2024 lebih terbuka lebar. Ya tak ubahnya seperti Anies saat ini. Pribadi yang sangat berambisi, pede tapi tak diimbangi dengan kinerja. Hanya pandai berkata-kata, memoles citra diri di setiap kesempatan yang ada. Narsis agar eksis.

Lalu, bagaimana AHY saat ini. Apakah publik masih menganggapnya sosok yang minim pengalaman?

Apabila dihitung sejak Maret 2020 AHY yang secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat maka baru terhitung 2 tahun 4 bulan pengalamannya memimpin sebuah organisasi yang besar.

Jadi publik bisa melihat, apakah sudah dapat dikatakan berpengalaman atau belum? Sudahkah cukup memantaskan diri untuk menjadi seorang presiden?

Sampai akhirnya saya menemukan fakta-fakta yang cukup ironis. Jika diperhatiakan secara seksama. Safari politik AHY ke beberapa ketum partai politik tak ubahnya acara seremonial diakhiri dengan senyuman yang cukup menggelikan.

Bagaimana tidak, sebagai contoh saat AHY bertemu dengan Surya Paloh baru-baru ini di kantor DPP Nasdem Jakarta untuk yang ke-3 kalinya.

Hasil pertemuan itu yang paling mencolok dan menghiasi headline beberapa media meinstream adalah saran Surya Paloh kepada AHY, untuk maju di pilpres 2024.

Akan tetapi yang menarik, Surya Paloh di satu sisi mendorong AHY nyapres tapi sisi yang lain AHY diingatkan agar jangan ngoyo. Ini sama saja usai memuji lalu AHY dibanting.

Ini sama saja Surya Paloh menganggap AHY bukanlah sosok yang diperhitungkan di pilpres 2024. Jika dicermati lebih dalam Surya Paloh masih menganggap AHY itu masih anak kemarin sore.

Kata "jangan ngoyo" ini jika saya bahasakan secara sederhana dengan konteks kepada AHY kira-kira seperti ini,

"Ya sana maju sana di pilpres 2024, tapi nggak usah terlalu ngotot, sebab melihat dari kondisi, waktu dan kemampuanmu itu belum seberapa." Begitu kira-kira.

Sebab kata jangan ngoyo (ojo ngoyo) dalam filosofi Jawa itu sebuah petuah yang dalam biasanya ditujukan kepada anak atau orang yang dianggap belum matang atau mumpuni tapi punya ambisi.

Maka tidaklah mengherankan jika dipertemuan sebelumnya, Surya Paloh dengan terang-terangan mengatakan, jika AHY dianggap seperti anaknya sendiri.

Dari sini saja sebetulnya SBY sebagai bapaknya harusnya lapang dada dan menerima kenyataan jika anak sulungnya itu belum dianggap pantas untuk mentas apalagi sekelas pemilihan presiden.

SBY jelas salah strategi jika memaksakan anaknya berlaga di sebuah arena yang bukan kelasnya. SBY seharusnya belajar pada Jokowi yang memberikan kesempatan kepada anak sulungnya Gibran Rakabuming belajar dari bawah sebagai Wali Kota Surakarta.

Gibran belajar merangkak dulu sebagai politikus sekaligus belajar mengenal sistem birokrasi pemerintahan dengan cara yang baik dan benar. Lalu memadukan gayanya memimpin di dalam pemerintahan dan pengalamannya sebagai seorang pengusaha.

Gibran mau melewati prosesnya dengan sabar. Sampai akhirnya seperti yang dapat kita lihat, kinerjanya sebagai Wali Kota mulai terlihat. Setidaknya indikator yang paling mudah atas keberhasilan anak sulung presiden Jokowi ini ketika elektabilitasnya paling tinggi di provinsi Jawa Tengah, elektabilitasnya hingga 38% sebagai calon gubernur pilihan masyarakat.

Sedang AHY jika masyarakat menangkap maunya langsung instan. Ini yang justru menyulitkan dirinya diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Maka tak heran jika melihat dari hasil survei bursa Capres selama ini, elektabilitasnya masih dipapan bawah.

Kejadian tak cukup nyaman yang didapat AHY sebagai ketum partai, tak hanya saat sowan ke Surya Paloh. Dibanyak kesempatan ketika AHY bertemu para Ketua Umum partai yang lain, suasana dan pesan yang hendak disampaikan juga tak jauh beda.

Barangkali kita masih ingat potongan video singkat yang sempat viral di sosial media dengan berbagai meme ulah warganet, antara Airlangga Hartarto dan AHY beberapa waktu yang telah lalu.

Dalam video saat itu Airlangga menanyakan kepanjangan AHY kepada AHY yang didampingi istrinya, Anisa Pohan. Terlihat AHY tampak kebingungan saat menjawabnya, sampai akhirnya kepanjangan AHY yang dimaksudkan yaitu Airlangga Hartarto Yes.

Tampak garing sih, tapi itulah sebetulnya kalimat simbolis yang hendak disampaikan Airlangga kepada AHY. Bagi Golkar nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidaklah menarik. Sedang yang menarik bagi Airlangga adalah AHY dalam versinya sendiri.

Entahlah bagi AHY dan elit partai Demokrat hal-hal seperti di atas apakah bisa dipahami atau tidak? Atau tetap nekat, menjual nama AHY di pilpres 2024 dan disandingkan dengan figure potensial yang lainnya.

Jika partai Demokrat tetap percaya diri nama Agus bisa dijual, maka yang mungkin sedikit masih punya kans untuk sang Ketum mereka, diplot sebagai Cawapres bukan Capres.

Meskipun posisi Cawapres juga sulit diwujudkan. Partai mana yang kira-kira mau menerima kerjasama? Apakah Gerindra, Golkar, NasDem atau PKS? Dan tentunya tak mungkin PDIP.

Jadi semua terlihat sulit bagi AHY dan Demokrat. Pasalnya selain namanya yang tidak menjual juga kembali ke faktor pengalamannya. Praktis AHY hanya berada di bawah bayang-bayang bapaknya dan itu begitu melekat kuat.

Akan tetapi jika masih tetap ngotot partai Demokrat bisa berkoalisi dengan PKS ditambah NasDem dengan Anies Baswedan sebagai Capresnya. Maka dengan demikian sudah memenuhi syarat ambang batas, mengusung Capres dan Cawapres.

Sehingga dalam hal ini, Anies Baswedan diplot sebagai Capres sedang AHY sebagai Cawapres. Lagi pula partai NasDem sudah memutuskan Anies sebagai salah satu Capresnya dan simpatisan PKS lebih dari 60% condong memilih Anies Baswedan. Jadi tunggu apalagi? Ibaratnya, tutup ketemu botol.

Jika komposisi di atas bisa terwujud maka pilpres 2024 kemungkinan akan ada 3 pasangan yang berlaga, berebut suara pemilih rakyat Indonesia.

Hmmmm....... ada pasangan Anies-AHY 2024. Not bad.

Tabik!

Kasihan, AHY Terkesan Disepelekan para Ketum Tiap Sowan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kasihan-ahy-terkesan-disepelekan-para-ketum-tiap-MCtOfODXiI

Ini Bukti Kalau Belum Apa-apa KAMI Sudah Pecah

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) merupakan gerakan gak jelas yang dideklarasikan di Tugu Proklamasi Jakarta utara pada 18 Agustus 2020 lalu.

Lihat saja nama-nama yang terlibat dalam deklarasi itu. Ada Ahmad Yani, Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Gatot Nurmantyo, MS Kaban, Said Didu, Refly Harun, Lieus Sungkharisma, Ichsanuddin Noorsy, Jumhur Hidayat, Amien Rais, Abdullah Hehamahua, dll.

Orang-orang tua yang gak laku di masyarakat ferguso.

Seperti Ahmad Yani, gak laku jadi wakil rakyat. Terbuki dia gagal dua kali terpilih menjadi anggota DPR-RI yakni pada Pemilu 2014 dan 2019.

Kemudian, ada juga Gatot Nurmantyo dan Amien Rais yang gak laku jadi Capres serta Din Syamsudin yang gak laku jadi Cawapres. Terbukti meskipun ketiga orang itu sudah secara tersirat menyatakan niatnya maju di Pilpres tapi tetap saja tidak ada satupun partai yang berniat untuk mengusung mereka.

Selanjutnya, kalau dieperhatikan secara seksama, beberapa nama di atas adalah pendukung Prabowo di Pilpres 2019 lalu. Seperti Amien Rais, Lieus Sungkharisma dan Jumhur Hidayat.

Artinya apa? Orang-orang ini bukan mau menyemalatkan Indonesia tapi Kampret yang belum bisa move on atas kekalahan Ketua Umum Gerindra itu melawan Jokowi.

Lha wong Prabowo-nya saja sudah jadi menteri Jokowi kok. Malah pendukungnya masih sibuk gak jelas gitu.

Di samping itu, beberapa orang yang mengklaim mau menyelamatkan Indonesia tersebut pernah dipercaya bekerja di BUMN. Seperti Said Didu (eks Komisaris Bukit Asam) dan Refly Harun (eks Komisaris Jasa Marga). Tapi karena kebanyakan nyinyir daripada bekerja, lalu dipecat.

Keduanya pun sakit hati lantaran didepak dari perusahaan plat merah tersebut. Itulah kenapa mereka sekarang sering banget menyerang Jokowi dan kabinetnya.

Pertanyaannya, orang kayak Didu dan Refly Harun ini mau menyelamatkan Indonesia?

Bikin ngakak. Hahaha

Dan di KAMI itu ada juga lho tukang bikin masalah. Mereka adalah Juliana, Devi, Khairi Amri, dan Wahyu Rasari Putri dari KAMI Cabang Medan. Serta Anton Permana, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dan Kingkin. Orang-orang ini melakukan penghasutan dan ujaran kebencian terkait penolakan terhadap UU Cipta Kerja beberapa waktu yang lalu.

Mereka pun akhirnya ditangkap polisi dan dijerat dengan UU ITE.

Para provokator kelas teri kayak gini kok mau menyelamatkan Indonesia?

Gak malu apa sama rumput bergoyang?

Dan mereka-mereka ini sebenarnya gak perlu ditanggapi secara serius. Kenapa? Karena menurut pakar politik LIPI Indria Samego, KAMI tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap peta politik Indonesia.

Jadi bisa dibilang lebih berpengaruh PA 212 daripada KAMI ini. Karena jelas, pasukan Kadrun itu sudah pernah dimanfaatkan oleh Prabowo untuk mendulang suara pada Pilpres 2019 lalu. Sedangkan KAMI sampai sekarang belum ada bakal Capres yang tertarik untuk menjalin kerja sama dengan mereka.

Sekarang pun KAMI sudah pecah belah kok.

Mau bukti?

Lihat saja deklaratornya sudah ambil jalan masing-masing. Alias sudah gak kompak lagi.

Semuanya berebut pengen mendirikan partai.

Ahmad Yani mendirikan Partai Masyumi Reborn.

Amien rais mendirikan Partai Ummat.

Dan Din Syamsuddin mendirikan Partai Pelita.

Nah, yang namanya partai tentu ingin mendapatkan suara sebesar-besarnya supaya bisa lolos parliamentary threshold dan leluasa mencalonkan Capres.

Sementara KAMI, basis massanya berapa sih?

Penulis yakin lebih banyak Kadrun daripada anggota KAMI.

Perhatikan saja yang hadir di deklarasi KAMI kala itu. Hanya segelintir orang. Itupun mayoritas datuk-datuk. Kecuali Rocky Gerung yang masih bujangan.

Kalau dihitung jumlah anggota KAMI se-Indonesia gak akan sampai 2 ribu orang.

Jumlah sedikit itulah yang diperebutkan oleh 3 partai (Pelita, Ummat dan Masyumi Reborn).

Kalau dibagi rata, dapat-lah masing-masing partai 666 suara.

Perolehan suara sebanyak itu, jangankan mau tembus parlemen, nyalon anggota DPRD tingkat kabupaten saja gak bakalan dapat. Kwkwkwk

Oke-lah, mungkin mereka berharap suara dari kelompok pembenci Jokowi. Karena sama-sama haters presiden, bisa-lah Kampret diajak untuk mencoblos salah satu dari 3 partai besutan deklarator KAMI tersebut.

Tapi sekarang suara kelompok oposisi sudah menjadi milik PKS ferguso. Artinya harus rebutan lagi dengan partai dakwah itu.

Belum lagi untuk Kampret yang nasionalis, harus rebutan suara mereka dengan Partai Demokrat.

Artinya apa?

Ketiga partai pendatang baru ini besar kemungkinan jadi gurem semua nantinya.

Yang kayak gini mau menyelamatkan Indonesia?

Kalian memang gak tahu diri. Hehehe

Ini Bukti Kalau Belum Apa-apa KAMI Sudah Pecah

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/ini-bukti-kalau-belum-apa-apa-kami-sudah-pecah-ZkiAtbLUHJ

Ketua DPRD DKI Geram Karena Anies Mau Tabrak Aturan Soal Pelantikan Pj Sekda DKI

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi geram karena tahu ada undangan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat (Pj) Sekretaris Daerah DKI Jakarta.

Dalam undangan itu, disebutkan Anies akan melantik Asisten Pemerintahan Setda DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, sebagai Pj Sekda DKI Jakarta.

Kegeraman Prasteyo dikarenakan berdasarkan peraturan, Anies tak punya wewenang penuh untuk mengganti jabatan Sekda DKI. Karena yang menentukan jabatan Pj adalah Mendagri. Penentuan jabatan Sekda DKI diputuskan oleh Presiden melalui Mendagri.

"Itu (langkah Anies) namanya melangkahi keputusan Presiden yang menunjuk," kata Prasetyo.

Sigit Wijanarko sebelumnya sudah ditunjuk jadi pelaksana harian (Plh) Sekda DKI untuk mengisi kekosongan selama Sekda DKI Marullah Matali berangkat ibadah haji. Yang herannya adalah kenapa Anies harus melantik Sigit Wijatmoko sebagai Pj Sekda DKI Jakarta yang bukan kewenangannya?

Bukankah itu menabrak aturan?

Atau ada sesuatu yang perlu diamankan atau disembunyikan? Jabatan Sekda DKI termasuk posisi yang strategis lho. Justru sangat aneh kalau Anies ngebet mau melantik padahal tak punya wewenang.

Bicara soal menabrak aturan, tentu Anies adalah salah satu rajanya. Tidak mungkin Anies tidak paham aturan. Lebih tepat kalau disebut Anies sengaja menabrak aturan demi kepentingannya sendiri.

Berawal dari penutupan di jalan kawasan Tanah Abang untuk kepentingan lapak PKL, Anies seolah ketagihan dan mengulangi kesalahannya. Anies juga menaikkan persentase upah buruh yang tidak sesuai dengan peraturan dari pemerintah pusat, hingga PTUN pun menghukum Anies menurunkan kembali UMP DKI 2022 Jadi Rp 4,5 juta. Saat menentukan lokasi venue di Monas untuk Formula E, juga diketahui tak melibatkan pemerintah, gerak sendiri. Penebangan pohon di Monas juga awalnya dikabarkan belum dapat izin.

Pokoknya kalau Anies sudah ngebet, aturan akan ditabrak tidak peduli konsekuensinya seperti apa. Jadi pemimpin saja tidak paham aturan dasar, gimana mau memimpin satu negara? Bisa-bisa negara ini kacau balau dan berantakan.

Untungnya pelantikan Sigit sebagai PJ Sekda DKI itu tak jadi dilakukan karena Marullah sudah kembali dari ibadah hajinya.

"Pak Marullah dipikir masih ada di Tanah Suci, padahal sudah pulang. Jadi, (pelantikan Pj Sekda DKI) enggak jadi (dilakukan). Tadi pagi saya konfirmasi ke Pak Sekda (Marullah), katanya enggak jadi, dibatalkan," kata Prasetyo.

Untung saja batal. Kalau tidak, mungkin diam-diam sudah dilakukan pelantikan. Memang tidak ada salahnya menyebut Anies sebagai gubernur rasa presiden. Gubernur tapi di otaknya dia sudah merasa sebagai presiden. Sehingga wajar baginya menabrak aturan karena dia merasa berkuasa.

Seorang pengecut biasanya bikin kebijakan seenak jidat dan menabrak aturan lalu meminta wakilnya untuk klarifikasi atau jadi tameng jika jadi polemik di kemudian hari.

Jabatan sudah mau habis, tapi masih saja suka sembarangan meninggalkan masalah di kemudian hari. Rasanya orang ini kayak tidak rela melepaskan jabatan, lalu dilampiaskan dengan cara bikin masalah atau melakukan apa pun yang dia mau mumpung masih punya jabatan.

Atau orang ini sudah terlalu ngebet jadi presiden. Dia ingin merasakan gimana rasanya jadi presiden, sehingga main presiden-presidenan. Mirip dengan Prabowo yang dulu juga saking ngebetnya, bermain presiden-presidenan. Urusan banjir, bungkam seribu bahasa dan kabur secepatnya.

Anies itu sudah tidak bisa kerja, juga tidak tahu aturan sehingga suka ditabrak. Kepintarannya terletak pada ilmu bertata kata. Kelihaiannya ada pada ilmu meringankan tubuh dan melarikan diri kalau ada masalah. Tanda jelas seseorang yang tidak becus bekerja.

Orang yang tak paham aturan biasanya akan menimbulkan masalah. Aturan saja tak dipahami, bagaimana bisa mengelola pemerintahan atau anggaran? Tidak heran, kalau bicara anggaran, Anies sangat boros bahkan berulang kali kelebihan bayar.

Makanya jangan nangis kalau melihat kenyataan bahwa APBD DKI paling gede tapi yang nampak hanya sirkuit Formula E dan JIS doang. Ibarat lu kasih duit sejuta ke anak lu, tapi anak lu cuma beli nasi goreng dua bungkus. Sisa duitnya entah ke mana. Ditanya duitnya ke mana, jawabnya ngelantur dan muter-muter. Tetap jadi misteri sampai kiamat.

Bagaimana menurut Anda?

Ketua DPRD DKI Geram Karena Anies Mau Tabrak Aturan Soal Pelantikan Pj Sekda DKI

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ketua-dprd-dki-geram-karena-anies-mau-tabrak-v4sBT2EqdS

Berburu Apeng, Mafia Sawit Ke Singapore

Siapakah Surya Darmadi alias Apeng pendiri Darmex Grup yang kini menjadi DPO KPK? Mengapa bisa menjadi DPO?

Apeng mantan Bankir pemilik Bank Kesawan menduduki urutan ke 28 orang terkaya di Indonesia. Membentuk korporasi Darmex Agro Grup untuk pengelolaan sawit dari perkebunan, pengolahan hingga ekspor. Total lahan perkebunan sawit "hanya" sekitar 73.000 hektar, yang berijin HGU hanya 40.000 hektar. Apeng ngotot memasukkan lahan sawitnya di Jambi dan Indragiri Hilir dalam revisi tata wilayah alih fungsi di Kementerian Kehutanan melalui rekomendasi Gubernur Riau. Untuk itulah Apeng rela menyuap 3 milyar Gubernur untuk melaksanakan hajatnya.

Seberapa penting ijin HGU lahan sawit bagi Darmex Grup? Di tangan Apeng status HGU bisa mendatangkan cuan. Pendana dari Singapore sudah antri mengucurkan pinjaman dengan jaminan lahan perkebunan berstatus HGU. Satu lagi ijin expor minyak sawit hanya diberikan bagi lahan perkebunan berstatus bukan kawasan hutan (HPH). Nilai ekspor minyak sawit diperkirakan 3 kali lipat harga untuk konsumsi dalam negeri. Apeng ingin memperluas perkebunan dengan cara yang biasa dilakukan sebelumnya.

Ijin gagal didapat, uang receh 3 milyar kasus suapnya ke Gubernur Riau keburu tertangkap KPK. Apeng terancam menjadi tersangka suap memilih kabur dari Indonesia 2019, bersembunyi dibelakang big bosnya di Singapore. Kasak kusuk pengusaha sawit dengan Pejabat sudah menjadi rahasia umum yang berlangsung bertahun-tahun. Apeng hanya salah satu dari puluhan konglomerat pemain mafia lahan perkebunan yang sedang apes.

Duta Palma Grup dalam kelas sesama konglomerat sawit termasuk pemain baru. Bandingkan dengan Wilmar Internasional yang mengelola 350.000 hektar kebun sawit, Astra Agro Lestari penguasa 286.877 Ha sawit produktif, Salim Ivomas Pratama dengan 251.112 Ha, Sinar Mas Agro Resources 137.372 Ha lahan sawit.

Data 2021 total luas perkebunan sawit di Indonesia lebih dari 16 juta hektar. (3 kali luas pulau Jawa). Dengan perincian sekitar 62% dikelola swasta, 7% BUMN dan 31% dikelola rakyat. Puluhan perusahaan swasta dimiliki kelompok taipan masuk deretan orang terkaya di Indonesia. Mereka sepakat menjadikan Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia dengan pertimbangan geografis, SDM dan oknum pejabatnya masih mudah diajak kerja sama menerbitkan ijin.

Para taipan sawit 80% dibiayai bohir Singapore. Sisanya dari Eropa dan Tiongkok. Mengapa Singapore menjadi surga bagi pemain sawit untuk mendapatkan pinjaman? Secara geografis dekat dengan Sumatera dan Kalimantan yang merupakan sebaran lokasi lahan sawit terbesar. Singapore menjadi tempat berkumpulnya para taipan se Asia memutar uangnya melalui jasa keuangan yang menjadi asset devisa negara semenanjung itu.

Sawah ladang para konglomerat Asia tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Namun kantor dan markas besar berada di Singapore yang memberi perlindungan khusus untuk transaksi perdagangan hingga meminimalisir pajak para pengusaha. Singapore pulalah menjadi negara paling banyak menyimpan dan mengamankan uang konglomerat Indonesia.

Gambaran skemanya, saat pengusaha Indonesia sedang butuh modal, Singapore sediakan dengan jumlah unlimited. Syaratnya omset usaha berputarnya harus melalui lembaga keuangan yang ditunjuk atau berbasis di Singapore. Dengan demikian uang investasi dari Singapore sebenarnya tidak lari kemana-mana, justru bertambah seiring keuntungan yang didapat.

Apeng kabur ke Singapore karena mencium gelagat dijadikan target aparat untuk masuk bui, lalu asset perusahaan disita. Otak mafia Apeng mengatakan : Semua perusahaan besar pemain sawit melakukan hal yang sama terkait suap ijin lahan, tapi mengapa hanya saya yang diciduk?

Pengusaha rakus berkolaborasi dengan pejabat nakal dan politikus busuk pada akhirnya berhasil menciptakan aturan main berbisnis ala mafia. Sudah dipastikan skema bisnisnya melanggar undang-undang, tetapi kekuatan finansial mampu membeli perlindungan hukum dari oknum-oknum penegak hukum yang doyan uang haram. Di Singapore-lah semuanya dirancang, dibiayai, dan dibagi bersama keuntungannya.

Kejaksaan yang kini sedang mengusut dugaan korupsi Apeng melalui PT Duta Palma miliknya. Sebelumnya KPK sudah menetapkan Apeng sebagai DPO sejak 2019 untuk tersangka suap dan korupsi terkait ‎pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau tahun 2014.

Kejaksaan menemukan bukti PT Duta Palma mengelola lahan seluas 37 ribu hektar secara ilegal sejak didirikan. Potensi manipulasi pajak pasti terjadi selama bertahun-tahun. Data lain temuan Kejaksaan menyebutkan lahan seluas itu menghasilkan transaksi sebesar 600 milyar per bulan. Bahkan selama menjadi buronan KPK, Apeng masih menikmati keuntungan dengan bukti aliran keuangan langsung dikirim dimana Apeng berada.

Kejaksaan telah menyita 37.000 Ha lahan sawit sebagai barang bukti dan mencabut ijin perusahaan. Jika mau menangkap Apeng Jaksa Agung harus menjemput paksa ke Singapore. Itupun bukan perkara mudah menyeret Apeng dari lubang persembunyian yang dilindungi koleganya. Namun upaya tersebut menjadi momentum keseriusan negara mengusut mafia sawit yang sudah menggurita bertahun-tahun

Sementara ini kita hanya dapat kebanggaan menjadi produsen sawit terbesar di dunia, namun pemasukan untuk negara banyak hilang ditilep mafia perkebunan yang bermarkas di Singapore. Mereka yang semakin kaya dengan cara mempekerjakan rakyat dan mengelabuhi negara melalui pejabat busuk dan politikus hitam.

Berburu Apeng, Mafia Sawit Ke Singapore

Sumber Utama : https://seword.com/politik/berburu-apeng-mafia-sawit-ke-singapore-kWk4N2r4on

Resiko Politik Jika PDIP Tak Usung Ganjar Jadi Capres

PDI Perjuangan merupakan partai besar dengan segala kemegahannya. Partai berlambang kepala banteng ini mampu memenangkan Pemilu dua kali berturut-turut dan mampu mengantarkan kader terbaiknya menjadi Presiden Republik Indonesia dua periode.

Partai di bawah pimpinan Megawati ini mampu memperoleh 128 kursi di parlemen sekaligus perolehan terbanyak. Jauh lebih banyak dibandingkan urutan kedua yakni Partai Gerindra yang hanya memperoleh 85 kursi.

Megawati dan seluruh kader PDI Perjuangan tentu saja ingin terus mengulangi kejayaannya termasuk di Pemilu dan Pilpres 2024 yang akan datang. Untuk mengulangi kesuksesan PDI Perjuangan sebenarnya memiliki segalanya.

Sampai saat ini PDI Perjuangan masih sebagai partai yang paling populer di masyarakat. Selain itu partai ini mempunyai segudang kader terbaik, mumpuni yang dikenal luas masyarakat. Seperti Puan Maharani, Tri Rismaharini dan Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo stabil berada di tiga besar kandidat Capres paling kuat hasil survei lembaga survei. Bahkan dalam beberapa hasil survei Ganjar berada di posisi puncak mengalahkan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Tak heran pengamat dan publik mungkin heran, kenapa sampai saat ini Megawati seolah bingung untuk menentukan siapa figur yang akan diusung jadi Capres dari PDI Perjuangan. Padahal Ganjar Pranowo sudah jelas terlihat sangat potensial jadi Capres 2024.

Partai moncong putih ini tidak kunjung memberikan sinyal dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.

Sejumlah elite PDIP menyatakan keputusan pencalonan presiden dari partai merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, saat ditanya terkait alasan tak kunjung membuka calon PDIP, Mega hanya menjawab diplomatis.

Sikap PDIP yang menahan diri, bimbang, bisa menghadirkan risiko politik. Apalagi jika PDIP lebih memilih tokoh lain sebagai capres, bukan Ganjar. Skenario demikian, berpotensi membuat Ganjar meninggalkan PDIP.

Resiko Ganjar meninggalkan PDIP bisa terjadi dan rasional. Sebab Ganjar tak bisa menunggu dua kali untuk mendapatkan momennya unggul di sejumlah hasil survei capres. Jika Ganjar meninggalkan PDIP, saya yakin banyak partai lain yang menampungnya.

Justru PDIP akan menderita kerugian lebih besar, jika Ganjar sampai berlabuh ke partai lain. Salah satunya, potensi PDIP ditinggalkan sebagian pemilihnya di Jawa Tengah karena mereka akan lebih memilih Ganjar.

Sebaliknya Ganjar kerugiannya tak sebesar PDIP. Ganjar mungkin hanya akan dicap sebagai pengkhianat jika sampai meninggalkan PDIP.

Sulit membayangkan bila Ganjar tak sampai maju dari PDIP. Karena nama Ganjar Pranowo sejak awal sudah besar oleh Banteng. Bahkan, Ganjar juga berpotensi tak bisa kuat andai tak didukung PDIP.

Jika PDIP mengusung Capres selain Ganjar, potensi menang di Pilpres mengecil. Karena selain Ganjar tidak ada kader lain yang menonjol. Puan Maharani walaupun putri Megawati elektabilitasnya masih sangat kecil jauh di bawah Ganjar.

Jadi jika saja Megawati nekad tidak mengusung Ganjar, maka PDIP harus bersiap-siap menanggung kerugian besar. Perolehan suara di parlemen menurun dan bisa saja kalah di Pilpres.

Resiko Politik Jika PDIP Tak Usung Ganjar Jadi Capres

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/resiko-politik-jika-pdip-tak-usung-ganjar-jadi-UDM9OmpQZQ

Ahmad Riza Jadi Bempernya Kedunguan Anies

Ahmad Riza Patria jadi bempernya Anies Baswedan dan sekarang jadi somplak banget. Selama ini kita tahu bahwa Ahmad Riza Patria adalah wakil gubernur penggantinya Sandiaga Uno yang menang karena pendukungnya jualan ayat mayat.

Saat dia jadi wakil gubernur tidak ada rekam jejak yang bisa dia banggakan. Politik si Gerindra yang ada di bawah pimpinan Prabowo Subianto ini menjadi sosok yang ditaruh menjadi bempernya Anies Baswedan.

Setiap keburukan dan kejelekan yang dilakukan Anies Baswedan untuk DKI Jakarta dibersihkan oleh Ahmad Riza Patria. Orang ini dulu pernah menjadi salah satu kontestan calon gubernur dan calon wakil gubernur pada tahun-tahun silam di DKI Jakarta juga.

Beberapa kali dia mencoba membela Anies Baswedan namun gagal dan berakhir Anies Baswedan aman tapi dianya babak belur disikat sama netizen. Pelantikan PJ sekda yang seharusnya dilakukan oleh presiden sempat diwacanakan akan dilakukan oleh gubernur dungu versi google.

Padahal kita tahu bahwa pelantikan PJ sekda itu dilakukan harus oleh presiden Joko Widodo. Orang yang digaji dengan uang rakyat ini nggak ngerti apa yang menjadi tugasnya. Wakil gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan batalnya pelantikan tersebut dikarenakan ada miskomunikasi antara pihak-pihak terkait.

Saya merasa bahwa apa yang menjadi kalimat-kalimat dan bantahan-bantahan Ahmad Riza Patria ini merupakan cara dia menyelamatkan mukanya Anies Baswedan dari comberan yang dilemparkan oleh dirinya sendiri ke atas mukanya.

Saya ketawa terkentut-kentut melihat bapak ini menjadi bemper yang penyok-penyok. Ahmad Riza Patria bukan hanya sebagai bemper namun Anies Baswedan memanfaatkan Ahmad Riza sebagai ban serep. Supirnya ugal-ugalan, bempernya yang ancur.

Padahal kita tahu sekarang ini transparansi publik sudah semakin tinggi dan dijunjung. Setiap informasi yang tertutup pun bisa diketahui oleh banyak netizen. Awalnya kita tahu Anies Baswedan ini diwacanakan akan melantik PJ sekda DKI Jakarta.

Berita ini sudah terdengar di kalangan wartawan dan beberapa netizen yang mengikuti berita di DKI Jakarta. Namun kejanggalan fatal dan kedunguan yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan adalah bukan seharusnya dia yang melantik.

Presiden Joko Widodo lah yang memilih namun Anis kelihatannya nafsu dan kebelet ingin berkuasa namun tidak punya suara. Akhirnya dia jadikan Jakarta sebagai Indonesia kecil dan dia main raja kecil.

Soal demokrasi akhirnya dihancurkan oleh Anies Baswedan lewat pelanggaran tata krama tersebut. Alhasil semakin antipati lah orang kepada Anies Baswedan yang membuat elektabilitasnya hancur berantakan seperti petasan rombeng yang terlindas oleh mobil.

Inilah yang membuat Ahmad Riza Patria memberi klarifikasi. Saya sebenarnya awalnya mau menyandingkan dia sebagai tukang bersihkan…. Ah gak jadi deh. Kalau dilanjutkan, kok kayaknya terlalu vulgar ya. Bersihkan mulut. Hehehe.

Orang macam Anies Baswedan ini harus dipastikan jangan sampai dia terpilih. Mau Indonesia selamat? Buang Anies ke tong sampah politik.

Ahmad Riza Jadi Bempernya Kedunguan Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ahmad-riza-jadi-bempernya-kedunguan-anies-rkVijW6Gmh

Bupati Korup yang Kabur ke Papua Nugini Ternyata Kader Partai Demokrat

Kalau ada pertanyaan, apa sih yang paling diingat dari Partai Demokrat?

Tentu jawaban masing-masing orang berbeda. Ada yang ingat mantan ketua umum sekaligus pendiri partai itu ngeluarin 5 album saat masih menjabat sebagai presiden dulu.

Dan ada pula yang ingat banyak banget anggota keluarga Pak Esbeye yang berkarir di Partai Demokrat. Mulai dari Hadi Utomo (ipar SBY), Ani Yudhoyono (istri SBY), Ibas dan AHY (anak SBY), Agus Hermanto dan Pramono Edhy Wibowo (adik ipar SBY), serta Sartono Hutomo (sepupu SBY).

Sehingga yang terjadi partai ini rasa PKC alias Partai Keluarga Cikeas.

Namun dari sekian banyak ingatan itu ada satu hal yang paling berkesan menurut hemat penulis, yakni iklan katakan tidak pada korupsi.

Kura-kura begini yang disampaikan di iklan itu,

"Gelengkan kepala dan katakan, TIDAK. Abaikan rayuannya dan katakan, TIDAK. Tutup telinga dan katakan, TIDAK. Partai Demokrat bersama SBY terus melawan korupsi tanpa pandang bulu. Bergabunglah bersama kami,".

Terlihat yang menjadi bintang iklan tersebut adalah Ibas, Anas Urbaningrum, Theresia Ebenna Ezeria Pardede (Tere), Angelina Sondakh dan Andi Mallarangeng.

Uniknya, setelah menayangkan iklan itu secara terstruktur, sistematis dan masif di media, kader Partai Demokrat malah korupsi berjamaah.

Tidak tanggung-tanggung, tiga orang sekaligus bintang iklan 'katakan tidak pada korupsi' tersebut terseret kasus korupsi yakni Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum.

Sementara Ibas, namanya sering disebut terkait kasus Hambalang. Namun KPK terkesan gak berani menggarapnya. Mungkin segan sama SBY kali ya.

Lagian juga, mereka (pimpinan, penyidik dan staf KPK) gak mau jadi Antasari Azhar kedua. Sehingga lebih memilih cari aman dengan pilih-pilih kasus.

Kalau ada kasus yang dikira membahayakan, tinggalkan. Meskipun itu penting.

Kembali ke kader Demokrat yang korupsi tadi, ini menunjukkan bahwa pengurus serta kader partai berlambang bintang Mercy itu tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan.

Perkataannya bilang katakan tidak pada korupsi tapi kelakuannya nyolong duit negara juga. Hahaha

Hal ini yang kemudian membuat Partai Demokrat ditinggalkan pemilih.

Perolehan suara partai tersebut benar-benar turun drastis, dari yang awalnya mendapat suara 20,4 persen suara pada Pemilu 2009 menjadi 10,19 persen pada Pemilu 2014.

Terlihat di situ nyaris setengah pemilih Partai Demokrat hilang.

Benar-benar menjadi pukulan telak bagi kader partai berwarna biru itu, kalau mereka berpikir.

Eh, bukannya berbenah atau melakukan introspeksi diri secara besar-besaran, kader Partai Demokrat masih juga merasa sok keren gitu.

Terakhir, perolehan suaranya turun lagi menjadi 7,77 persen pada Pemilu 2019 lalu.

Dan celakanya hingga kini kader partai itu tidak hentinya bikin masalah. Seperti yang dilakukan oleh AHY memimpin Partai Demokrat dengan tangan besi alias tidak demokratis. Sudah jelas-jelas hasil musda Jatim yang terpilih sebagai Ketua DPD adalah Bayu Airlangga, malah yang dia lantik Emil Dardak.

Begitupun dengan hasil Musda DPC Partai Demokrat Samarinda, Kaltim. Yang terpilih sebagai ketua adalah Achmat Sukamto, tapi yang ditunjuk oleh AHY adalah orang lain.

Ujung-ujungnya banyak kader meninggalkan partai yang didirikan pada 2001 itu, persis seperti Partai Ummat yang ditinggalkan oleh umatnya sendiri secara berjamaah.

Cadas...

Teranyar, masalah yang muncul, usut punya usut Bupati Mamberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak yang kabur ke Papua Nugini beberapa waktu yang lalu itu ternyata kader Partai Demokrat ferguso. Alias dia anak buah AHY.

Sebelumnya kepala daerah yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 DPD Partai Demokrat Papua tersebut ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi proyek pembangunan di Mamberamo Tengah oleh KPK.

Tidak pelak, ia pun kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

KPK juga sudah mengeluarkan surat pencekalan agar Ricky tidak kabur ke luar negeri. Eh gak tahunya sudah kabur ke negara tetangga Papua Nugini.

Sekarang tidak hanya KPK sih yang memburuhnya tapi polisi juga berusaha untuk mencyduknya.

Untuk diketahui, si Ricky ini awalnya mau dijemput paksa oleh KPK namun informasi itu bocor duluan. Sehingga ia memutuskan untuk kabur ke Papua Nugini melalui jalan tikus.

Artinya apa? Besar kemungkinan ia masuk ke negara tetangga itu tanpa melalui prosedur yang benar.

-o0o-

Kelakuan kader Partai Demokrat memang mantap. Sudah korupsi, gak mau bertanggung jawab, eh kabur ke negara orang secara ilegal pula.

Wajar bila kemudian AHY nyari teman koalisi kesana-kemari gak dapat-dapat.

Bupati Korup yang Kabur ke Papua Nugini Ternyata Kader Partai Demokrat

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bupati-korup-yang-kabur-ke-papua-nugini-ternyata-trg4UJG5XH

Dokter Tifa Bikin Gaduh, Bukan Bidangnya Tapi Sok Komentari Masalah Sri Lanka

Di artikel sebelumnya, saya sempat bilang kalau ada orang yang komen soal krisis di Sri Lanka dan kemudian mencoba mencocoklogikan situasinya ke Indonesia untuk kepentingan gaduh, baik secara terang-terangan atau pun secara tidak langsung.

Dokter Tifauziah Tyasumma atau dikenal dengan Dokter Tifa juga ikut menanggapi mengenai situasi Sri Lanka yang kian memanas apalagi penyerbuan terhadap kantor Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe.

Dokter Tifa lantas berharap keadaan yang mencekam di Sri Lanka tidak terjadi di Indonesia, meskipun menurutnya presidennya sedungu apa pun.

“Ini terjadi di negara dekat, Srilanka. Presidennya terbirit-birit melarikan diri. Saya berharap tidak terjadi di Indonesia. walau sedungu apa pun presidennya”, cuit Dokter Tifa.

Sebagai info, ribuan pengunjuk rasa anti pemerintah di Sri Lanka menyerbu kantor Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe. Penyerbuan kantor Perdana Menteri Sri Lanka ini dilakukan oleh massa demonstrasi beberapa jam setelah Wickremesinghe ditunjuk sebagai Pejabat Presiden yang baru menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang diketahui melarikan diri dari negaranya. Mereka anggap Ranil Wickremesinghe adalah sekutu dari Gotabaya Rajapaksa.

“Sri Lanka Today. Setelah Presidennya lari terbirit-birit ngibrit. Hari ini Perdana Menterinya dikuyang-kuyang rakyatnya. Presiden dan Perdana Menteri sebelah sana, saat ini lagi ketar-ketir, sambil bikin plan A, B, C, D kabur kemana, naik apa. Duit-duit pindahin dulu kemana”, cuitnya lagi.

Ada dua pertanyaan yang perlu direnungkan.

Pertama, kenapa seorang dokter kepoin soal urusan luar negeri? Orang ini dokter atau pakar geopolitik? Ibarat ada seorang juru masak tapi isi postingan medsosnya sering kali bertopik tentang investasi saham. Bayangin misalnya Gordon Ramsay, chef terkenal di dunia, tapi akun Youtubenya bahas seputar politik. Gak nyambung, Ndro.

Kedua, kenapa harus berharap semoga apa yang terjadi di Sri Lanka tidak terjadi di Indonesia? Tulisannya sih harapan agar Indonesia baik-baik saja. Tapi maksud hatinya sih kemungkinan besar bukan seperti itu. Kelicikan yang tersembunyi.

Dokter tapi ngeributin masalah yang bukan bidangnya, maka yang terjadi adalah kekonyolan dan pembodohan publik. Dia seorang dokter tahu apa soal kejadian di Sri Lanka? Ini tidak ada bedanya dengan seorang rektor bodoh yang sok bicara soal politik dan mendukung gubernur seiman di ibu kota. Jadinya terlihat sangat lawak.

Lebih baik gelar dokter dibuang saja. Malu dengan profesi dokter yang ngeributin masalah yang bukan bidangnya. Bukannya lakukan riset untuk majukan dunia kedokteran, ini malah jadi tukang nyinyir murahan. Dunia kedokteran Indonesia sudah cukup ketinggalan oleh negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Ditambah lagi dokter konyol seperti dia, bikin malu aja. Apa kata dunia?

Dulu dia juga sempat menyindir Menkeu Sri Mulyani yang sempat terpapar Covid-19 di AS. “Katanya sudah 2 kali vaksin dan 1 kali booster Dan kena COVID. Dan bilang: ‘Untung sudah booster’ Memanglah Semua akan dungu pada waktunya.” tulisnya.

Dokter Tifa katanya ahli epidemiologi klinis tapi tak paham prinsip dasar vaksin. Vaksin tidak dirancang untuk mencegah terpapar Covid-19, tapi mengurangi dampak buruk dari infeksi virus tersebut, dari yang berat menjadi ringan, dan dari yang ringan menjadi tidak ada gejala. Vaksin bukan obat kebal Covid-19. Jadi kalian simpulkan sendiri deh siapa sebenarnya yang paling dungu. Ini kayak dungu teriak dungu, kan?

Negara ini memang banyak sekali gerombolan sakit hati akut. Parahnya, gejala sakit hati ini tidak mengenal latar belakang. Bahkan orang yang katanya pintar seperti dokter atau rektor pun bisa bertindak dan mengucapkan pernyataan konyol. Yang pintar pun bisa kelihatan dungunya.

Akademisi komentari politik. Dokter komentari tentang politik. Ulama juga ada yang jualan agama demi kepentingan politik. Basisnya sama, yaitu sakit hati. Setebal apa kulit wajah mereka sehingga tidak tahu malu seperti itu?

Sebagai penutup, tentu kita berharap semoga dunia kedokteran di Indonesia semakin maju dan baik, walau ada satu dua dokter yang sedungu apa pun.

Bagaimana menurut Anda?

Dokter Tifa Bikin Gaduh, Bukan Bidangnya Tapi Sok Komentari Masalah Sri Lanka

Sumber Utama : https://seword.com/politik/dokter-tifa-bikin-gaduh-bukan-bidangnya-tapi-sok-JakOkj6wSF

Terjadi Lagi di Magelang, Indonesia Darurat Aksi Pencabulan?

Negeri ini tampaknya sedang darurat aksi pencabulan yang dilakukan oleh tokoh (oknum) yang dianggap berpegaruh. Setelah ramai terungkapnya aksi bejat dari oknum cabul di Jombang, Banyuwangi, dan Solo, kini muncul lagi perbuatan serupa di Magelang, Jawa Tengah.

Seorang guru ngaji ditangkap usai terungkap melakukan aksi cabul kepada beberapa muridnya. Salah seorang murid wanita bahkan dicabuli sampai hamil, dengan dalih si pelaku jarang mendapat "jatah nganu" dari istrinya.

Kondisi yang saya yakin mirip fenomena gunung es, dimana yang kini terungkap sebenarnya belum apa-apa atau masih nggak sebanding dengan kasus-kasus lain yang ada "di bawah permukaan", entah yang belum terungkap atau sengaja ditutupin agar kalau bisa jangan sampai terungkap!

Nggak salah jika kondisi darurat aksi pencabulan kudu mulai digaungkan, karena urgensinya lebih tinggi daripada aksi islamphobia yang dilakukan oleh sekelompok manusia yang sebagian terindikasi sebagai pendukung Bapak Politik Identitas di negeri kita.

Bicara soal darurat aksi pencabulan, ini belum termasuk soal aksi pelecehan yang belum lama terungkap, yang terjadi di angkutan kota (angkot) dan gerbong KRL itu. Ini juga rasaya nggak jauh beda dengan dugaan fenomena gunung es tadi, yang kalau diungkap mungkin akan bikin publik tercengang karena sukar dipercaya.


Dalam setiap aksi pencabulan atau pelecehan, posisi korban selalu menjadi pihak yang paling dirugikan. Pelaku sih enak saja, paling menjalani hukuman ringan, sebagian lagi mungkin tidak sampai dibui karena alasan tertentu, lalu kemungkinan masih bebas untuk mengulangi aksinya lagi kalau "sakit jiwanya" belum sembuh, karena merasa bisa mencabuli atau melecehkan orang lain seenak udelnya.

Sementara bagi para korban, trauma yang dirasakan bisa terus menghantui seumur hidup, dengan muka pelaku akan terus membayangi meskipun tidak lagi ketemu. Tragis dan miris banget kan?

Maka dari itu, saya setuju kalau para pelaku kejahatan seksual harus dihukum berat. Minimal 20 tahun penjara, kalau perlu tanpa ada kesempatan memperoleh remisi atau pengurangan hukuman sehari pun. Biar jadi peringatan bagi calon pelaku lainnya agar tidak mencoba berbuat yang sama.

Selain itu, jika pelakunya datang dari oknum tokoh agama tertentu, entah gimana caranya, jangan pernah sebut lagi ada kriminalisasi ini dan itu, karena faktanya si pelaku sedang berbuat kriminal kok, lha ngapapain dibela segitunya?

Dalam hal ini, Komnas HAM juga perlu bergerak lebih aktif dengan pembelaan lebih ke arah korban, jangan kepada pelaku, karena jelas pelaku sudah melanggar hak orang lain secara seksual, tinggal bertanggung jawab saja. Kalau perlu dikebiri biar kapok dan nggak berulah lagi. Bagaimana menurut Anda?

Terjadi Lagi di Magelang, Indonesia Darurat Aksi Pencabulan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/terjadi-lagi-di-magelang-indonesia-darurat-aksi-IMqUaW80uH

Persidangan Julianto Eka Putra Rawan Permainan.

Baru saja saya selesai membaca artikel yang ditulis oleh om Widodo SP tentang kekerasan seksual yang terjadi di Magelang.

Hal ini semakin menyadarkan kita semua bahwa fenomena seperti ini terjadi di banyak tempat di Indonesia.

Mungkin yang terungkap barulah sebagian kecil saja dari kejadian yang sebenarnya.

Oleh karena itu, penegakan hukum haruslah benar benar ditegakkan agar bisa menjadi efek jera serta peringatan bagi calon pelaku lainnya.

Apalagi kalau ternyata korbannya masih dibawah umur yang oleh aturan hukum digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (Extra ordinary crime). Sudah selayaknya kasus kejahatan seksual terhadap anak dibawah umur dihukum seberat-beratnya.

Besok, Rabu 20 Juli 2022 adalah sidang penuntutan terhadap JEP, pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia, di Batu, Malang.

Sidang yang ke 20 ini akan berlangsung di Pengadilan Negeri Malang dengan agenda penuntutan terhadap terdakwa JEP.

Semenjak kasus ini dilaporkan oleh Arist Merdeka Sirait, ketua Komnas Perlindungan Anak, ke Polda Jatim, kita melihat bagaimana terjadi banyak hal yang coba dilakukan pihak terdakwa untuk melepaskan diri dari tuduhan.

Perlakuan para penegak hukum dari mulai kepolisian, kejaksaan serta hakim pada sidang juga terlihat cenderung membela terdakwa.

Sekian lama terdakwa dibiarkan bebas tanpa ditahan padahal kalau dilihat aturannya maka sudah seharusnya terdakwa ditahan.

Baru setelah ramai di medsos, kejaksaan melakukan penangkapan dan terdakwa ditahan di Lowokwaru, Malang.

Dengan melihat rekam jejak pengadilan kasus ini, maka persidangan besok patutlah dicermati.

Jangan sampai terjadi dakwaan jaksa yang lemah ataupun perlakuan majelis hakim yang membela terdakwa sehingga tuduhan tidak bisa dibuktikan bukan karena tidak ada bukti tetapi karena proses pengadilan yang membela terdakwa.

Kita tentunya masih ingat, pada poscast yang dibuat oleh Denny Sumargo, yang menampilkan kepala sekolah serta mantan murid SMA SPI, yang terlihat di setting untuk membela JEP, padahal yang disebutkan pada podcast tersebut tidak sesuai dengan waktu JEP tampil pada acara kick andy, ysng membuat JEP dijadikan salah satu nominator Kick Andy Heroes 2018.

Ada kabar bahwa ketika JEP mengajukan sidang praperadilan, dia menyiapkan dana 15 Milyar untuk bisa menang.

Kalau kabar ini benar, maka kita bisa bayangkan berapa yang bisa disiapkan JEP agar bisa lolos dari tuntutan jaksa dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur?

Menurutku, persidangan JEP adalah pertaruhan kehormatan negara dalam menegakkan hukum terhadap para pelaku kekerasan seksual. Walaupun JEP dilaporkan atas 3 tuduhan yaitu kekerasan seksual, kekerasan fisik dan eksploitasi manusia, tetapi yang tergolong kejahatan luar biasa adakah kekerasan seksual terhadao anak dibawah umur.

Apabila persidangan JEP tidak dapat mengadili dan menjatuhkan vonis secara baik, maka kita tidak dapat berharap kasus- kasus kekerasan seksual lainnya dapat dihentikan.

Jaksa yang seharusnya menghadirkan Vincent, oknum yang membantu JEP untuk mendekati ataupun melakukan sedikit intimidasi kepada saksi korban, tetapi dipanggil sebagai saksipun belum pernah. Hal ini tentunya mengundang pertanyaan, apakah jaksa serius mau mengungkap kasus ini, padahal melihat peran yang dimainkan, Vincent sangatlah potensial untuk dijadikan terdakwa, tidak hanya sekedar saksi dengan tuduhan menghalangi penyelidikan kasus kejahatan luar biasa.

Kita semua berharap bahwa kekerasan seksual di institusi pendidikan dapat dihilangkan.

Persidangan kasus SMA Selamat Pagi Indonesia yang akan berlangsung rabu, 20 Juli 2022 akan menjadi salah satu tonggak sejarah ysng akan mempengaruhi turunnya tindak pidana kekerasan seksual di Institusi pendidikan, oleh karenanya kita semua berharap, persidangan dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan vonis yang seberat-beratnya bagi pelaku, walaupun bukan tidak mungkin terdakwa akan berusaha untuk mempengaruhi persidangan dengan kekuatannya, baik harta maupun massa.

Terakhir, saya ingin berterima kasih kepada sahabat saya, ibu Ling Ling yang sudah berinisiatif mengumpulkan pakaian layak pakai serta membelikan pakaian dalam baru bagi adik adik yang menjadi saksi korban yang saat ini ada di sebuah rumah aman. Hal yang perlu tapi tidak terpikir oleh kami.

Bagaimana menurut teman-teman.

Persidangan Julianto Eka Putra Rawan Permainan.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/persidangan-julianto-eka-putra-rawan-permainan-T0SZWzaQB3

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Rabu/20072022/12.02Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya