Migo Berita - Banjarmasin - KACAU atau Apa ??!!
Ketika Ibu Rosti Simanjuntak Mulai Tegar Menghadapi Peristiwa Pembunuhan Anaknya Yosua
Ibu Rosti Simanjuntak kini mulai tegar dalam menghadapi peristiwa kasus pembunuhan anaknya Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat, Jumat (8/7/2022) lalu. Lewat akun media sosial Facebook adiknya Rohani Simanjuntak, Rosti Simanjuntak, Rabu (31/8/2022) mulai tampak tegar menyapa warganet.
“Kondisi kakak kami Rosti Simanjuntak sudah mulai tegar. Meski kemarin tidak menonton proses rekonstruksi anaknya karena aliran listrik PLN mati. Tapi bersyukur juga aliran listrik PLN mati, karena kakak kami Rosti Simanjuntak belum sanggub melihat kronologis pembunuhan anaknya,” ujar Rohani Simanjuntak sembari menyapa warganet saat siaran langsung FB.
“Salam kami untuk semuanya, atas dukungan Doa sehingga kasus peristiwa pembunuhan anak kami bisa terungkap dengan jelas. Mohon dukungannya agar kasus pembunuhan anak kami terang semuanya. Juga kepada Polisi bekerja dengan bijaksana dan adil,” kata Rohani Simanjuntak, sembari menunjukkan wajah Rosti Simanjuntak dilayar FB.
Menurut Rohani Simanjuntak, kondisi Ibunda Yosua, Rosti Hutabarat sudah mulai tegar, namun kakinya masih lemas sehingga belum bisa mengajar di sekolah tempatnya bekerje sebagai Guru SD Suka Makmur, Sungai Bahar, Muarojambi.
Siaran langsung Rohani Simanjuntak bersama Rosri Simanjuntak ini disukai 3,2 ribu warganet, 1,7 ribu komentar memberikan penguatan dan semangat kepada Ibunda Yosua, Ibu Rosti Simanjuntak dan 20 ribu tayangan di layar FB.
Sementara itu ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat mengaku kecewa dengan pihak kepolisian karena pihak pengacara keluarganya, Kamaruddin Simanjuntak dan Tim Penasehat Hukuk tidak diperbolehkan menyaksikan rekonstruksi pembunuhan Brigadir Yosua, Selasa (30/8/2022). Diketahui rekonstruksi tersebut dilakukan di rumah mantan Kadiv Propam Mabes Polri di Duren Tiga dan Sanguling, Jakarta Selatan. Dalam rekonstruksi dihadiri langsung para tersangka yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan sopir Putri Kuat Ma'ruf.
Kelima tersangka disangkakan dalam Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP, pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau selambat-lambatnya 20 tahun.
Keluarga Samuel Hutabarat/Rosti Simanjuntak
Penulis juga mengulik sedikit profile keluarga Samuel Hutabarat/ Rosti Simanjuntak. Samuel Hutabarat remaja memutuskan mempersunting Rosti Simanjuntak sebagai pasangan hidup.
Sekian lama membina bahtera rumah tangga, kedua pasangan ini akhirnya memiliki empat anak. Dua perempuan dan dua laki-laki. Anak pertama bernama Yuni Hutabarat, kedua Nofriansyah Yosua, ketiga Devi Hutabarat dan keempat Bripda Mahareza Putra Hutabarat.
Samuel Hutabarat lahir di tahun 1965, di Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Di tahun 1997, Samuel Hutabarat memutuskan menetap di Kecamatan Bahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi mengikuti istrinya Rosti Simanjuntak yang bertugas selaku Guru SD 74 Desa Suka Makmur, Muarojambi.
Samuel Hutabarat pernah bekerja kantoran. Namun itu tidak berselang lama. Dia akhirnya memutuskan banting setir menjadi petani sawit. Sehari-hari, Samuel Hutabarat bekerja sebagai seorang petani sawit. Pekerjaan yang tekun dia geluti ini untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dengan empat anak. Bahkan dari hasil bertani, Samuel Hutabarat sukses menyekolahkan anaknya.
Sementara Itu, Rosti Simanjuntak lahir di Kecamatan Balige, Tapanuli Utara, pada tahun 1968. Sudah 20 tahun Rosti Simanjuntak mendedikasikan hidupnya sebagai pengajar (guru SD). Dia tercatat sebagai guru di SD 74 Suka Makmur, Sungai Bahar di Unit I, Muarojambi.
Rosti Simanjuntak menjadi guru di SD 74 (PNS) mengajar pada tahun 2003, dan terdahulunya di unit delapan dan pindah di sini SD 74 Suka Makmur itu di tahun 2003.
Di mata keluarga, Nofriansyah Yosua Hutabarat adalah sosok yang dikenal oleh keluarga orang paling ramah dan lembut. Yosua lahir di Kelurahan Tanjung Pinang, Kota Jambi, pada 20 November 1994.
Yosua Hutabarat dibesarkan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi. Dia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 74 Muarojambi, SMP Negeri 12 Muarojambi dan SMA Negeri 4 Muarojambi. Setelah lulus sekolah, dia mengikuti tes polisi di SPN Polda Jambi tahun 2012, hingga menjadi anggota Korps Brigade Mobil (Brimob).
Yosua Hutabarat, mulai berkarir sebagai polisi, khususnya di Korps Brimob sejak 2012. Dia mengikuti pelatihan di Pusat Pendidikan Brimob Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur, selama 7 bulan.
Kemudian Yosua Hutabarat ditugaskan di Mako Brimob Batalyon B Pelopor di Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi pada tahun 2013, yang terhitung rawan. Karena Yosua dipercaya sebagai penembak jitu atau sniper. Dia juga pernah dikirim ke Papua.
Usai bertugas di Mako Brimob Polda Jambi, Yosua Hutabarat kemudian bertugas pada Provos pada tahun 2016. Kurang lebih tiga tahun Yosua Hutabarat bertugas di sana. Pada tahun 2019 akhir, Brigadir Yosua Hutabarat ditarik Mabes Polri untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Sementara Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat seharusnya akan mengikuti wisuda sebagai sarjana Ilmu Hukum di Universitas Terbuka (UT) Jambi, di Jakarta pada Selasa (23/8/2022). Dia menempuh kuliahnya hingga 7 tahun di UT Jambi karena sering pindah tugas (BKO).
Namun impian Brigpol Yosua Hutabarat mengenakan toga ini pupus, usai ia menjadi korban pembunuhan di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Korban Pembunuhan Sang Jenderal
Seperti diberitakan sebelumnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat meninggal tak wajar (korban pembunuhan) di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 17.00 WIB. Jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah dikebumikan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, Senin (11/7/2022).
Kemudian pengangkatan jenazah atau ekshumasi Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, telah dilakukan Rabu (27/7/2022) pagi guna penyidikan kasus pembunuhan berencana.
Sebelum proses ekshumasi, dilakukan doa bersama yang dihadiri seluruh keluarga Samuel Hutabarat/Rosti Simanjuntak, Bripda Reza Hutabarat (adik almarhum), tim kuasa hukum keluarga Kamaruddin Simanjuntak, Nelson Simanjuntak, Martin Lukas Simanjuntak, Jhonson Panjaitan, Mansur Febrian, dan keluarga besar PBB Jambi serta pihak kepolisian yang hadir.
Usai proses ekshumasi dilanjutkan autopsi ulang jenazah Brigadir Yoshua di RSUD Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, Rabu (27/7/2022) hingga Pukul 13.00 WIB. Autopsi ulang melibatkan sejumlah dokter forensik dari berbagai rumah sakit dan universitas yang dipimpin oleh Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto.
Kejanggalan meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah menyita perhatian publik sejak Senin (11/7/2022) hingga Kamis 1 September 2022, baik di media massa maupun sosial media.
“Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu,” (1. Yohanes 16:22). Tegarlah kembali Inang Rosti Simanjuntak. Anak-anak didikmu menunggumu di Sekolah. (***)
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ketika-ibu-rosti-simanjuntak-mulai-tegar-f9dW4SBBCS
Anies – Puan Vs Prabowo – Ganjar?
Dinamika politik menjelang 2024 tampaknya semakin mengerucut saja ke hanya beberapa nama. Memang belum ada yang pasti sebelum para ketum parpol mendaftarkan nama-nama ke KPU.
Seperti 2019 lalu, semua menjadi jelas menjelang deadline ke KPU. Hanya saja, yang difokuskan ketika itu cuma menyangkut nama-nama cawapres. Sedangkan nama capresnya tetap: Jokowi dan Prabowo. Ketika Gerindra dan koalisi mengesahkan Sandiaga Uno, PDIP cs pun menetapkan KH Ma’ruf Amin, yang bahkan belum pernah disebut-sebut.
Tapi itulah politik, penuh intrik dan tentu saja perhitungan. Ibarat main catur antara dua orang yang kemampuannya setara, harus cermat mengamati langkah lawan. Salah sedikit, bisa ambyar. Seperti Roy Suryo yang selama ini merasa jago dan kebal hukum, namun ketika salah langkah, akhirnya kini benar-benar ambyar.
Untuk 2024, belum ada nama-nama pasti yang akan menjadi capres atau wakil. Mungkin baru Gerindra yang sudah sampai pada tahap penampakan menyangkut capres. Dalam rakernas belum lama ini, ketua umumnya, Prabowo Subianto hampir pasti akan maju ke gelanggang, walau sudah uzur.
Prabowo sebagai “pemilik” Gerindra memang punya banyak keuntungan dan kelebihan soal penetapan nama ini. Meski harus mencari minimal satu partai untuk memenuhi syarat ambang batas (presidential threshold), namun itu soal mudah.
Meski belum ada sosok-sosok yang sudah pasti, namun geliat dan manuver para ketum parpol sudah bisa diajukan sebagai gambaran. Paling tidak, sosok-sosok yang nanti tampil tidaklah jauh-jauh dari orang-orang yang selama ini sudah santer di publik.
Nasdem pasti sulit melepaskan Anies Baswedan. Dan berita tentang sowannya Puan Maharani ke Gondangdia, markas Nasdem, seolah memberikan gambaran yang semakin jelas dan terang. Sambutan Paloh yang sangat hangat dan antusias, bukan tidak mungkin menelorkan pasangan Anies – Puan.
Kok bisa? Sekali lagi, ini politik Bung. Muaranya adalah kekuasaan. Soal nasionalisme dan kepentingan rakyat dan bangsa yang lebih besar ke depan, itu hanya jargon semata. Ibarat aroma kentut yang menyengat sebentar lalu menghilang. Kekuasaan, dinasti, peluang bisnis, atau kepentingan strategis lainnya, itulah yang menjadi incaran utama, ternyata.
Seperti dikatakan tadi, politik itu ibarat permainan catur. Para pemain harus cermat dan jeli mengamati dan mempelajari setiap langkah lawan. Adapun para pemain yang dimaksud di sini, adalah Paloh, Prabowo, Megawati. Merekalah pemain utama, yang akan menjadi penentu.
Ketika Puan mendekat ke Nasdem -- di mana langkah Puan ini jelas sudah atas restu Megawati – hal ini pasti membuat Prabowo dan Gerindranya mulai berpikir dan bergerak. Faktor Puan yang elektabilitasnya tidak bagus-bagus amat, mungkin tidak terlalu masalah. Namun Anies yang selalu bertengger pada 3 besar di survei, dan memiliki basis massa militan sendiri, pasti mendapatkan sorotan utama.
PD-nya Megawati mengerahkan Puan, tampaknya berdasarkan hasil survei di mana PDIP sebagai partai masih menempati posisi teratas di dalam survei. Dan jika hanya berbekalkan hasil survei ini, Megawati jelas salah besar. Jargon bahwa “rakyat memilih sosok capres, bukan partai politik”, mestinya jadi pertimbangan utama Megawati dan parpolnya itu. Dan pada faktanya, keterpilihan Ganjar Pranowo justru semakin menguat. Adapun Puan, hanya karena digerakkan oleh mesin partai.
Puan memang sudah ada kemajuan, di mana lewat spanduk-spanduk terbarunya, dia sudah jelas dan tegas soal jati dirinya. Mandiri, tidak lagi bawa-bawa nama lain. Dalam spanduk-spanduk terbarunya, dia sudah mengatakan tentang dirinya yang akan menjadi calon presiden pada 2024. Dan menurutnya, keberadaan seorang perempuan Indonesia menjadi capres, itu layak menjadi kebanggaan bangsa.
Maka dengan melihat dinamika itu, di mana PDIP tampaknya memang sudah “serius” mengajukan Puan, dan mengabaikan kader terbaik Ganjar Pranowo, maka hadirnya Anies – Puan sudah bukan cuma andai-andai lagi. Dengan catatan, Paloh tidak akan melepaskan Anies.
Dengan hampir pastinya PDIP mengusung Puan sebagai cawapres bagi Anies, maka Prabowo harus menghitung siapa yang kira-kira yang bisa mengatasi Anies, dan mengail suara PDIP? Ganjar Pranowo, yang saat ini gubernur Jawa Tengah, adalah jawabannya.
Beberapa kali penulis mengatakan “hampir pasti”, yang artinya memang belum ada kepastian. Sebab kepastian itu baru terjadi jika nama-nama yang sudah ditetapkan partai dan koalisi siap didaftarkan ke KPU. Maka adanya perubahan atas analisis dan prediksi ini adalah keniscayaan.
Hanya saja, penulis memprediksi bahwa penentuan nama-nama ini akan alot hingga detik-detik terakhir menuju deadline yang ditetapkan KPU. Akan terjadi saling intip, dan tunggu. Bila akhirnya Nasdem duluan mengawinkan Anies – Puan, maka Gerindra akan merangkul Ganjar untuk cawapres Prabowo.
PDIP akan hati-hati, sebab jika sampai ada kesan bahwa Ganjar dibuang, maka tamatlah riwayat Banteng. Maka Ganjar tidak boleh buru-buru menerima lamaran orang lain sebelum PDIP benar-benar mengesahkan Puan untuk cawapres. Sebab jika Ganjar lebih dulu hengkang, PDIP akan tersenyum puas dan koar-koar bahwa Ganjar-lah yang sedianya mereka usung, namun tidak sabaran.
Dan situasi seperti ini akan sulit bagi Ganjar yang akan dituding partainya sebagai kader yang tidak setia, tidak sabaran, ambisius dan sebagainya itu. Padahal, kata partai nanti, Ganjar-lah sebenarnya yang akan diusung partai. Pokoknya akan ada narasi-narasi yang disesuaikan.
Tapi semoga saja Nasdem lebih dahulu mengesahkan Anies Puan, sehingga Ganjar pun diambil Prabowo, sehingga tepatlah prediksi dan analisis ini.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-puan-vs-prabowo-ganjar-phjcLC47Yo
Masih Mending Ganjar, Bagaimana Andai PDIP Melupakan Puan?
Bagai disambar petir di siang bolong andai PDIP mengucapkan 'selamat tinggal' pada Puan Maharani.
Istilah orang, hil yang mustahal kalau Puan ditinggalkan oleh PDIP.
Tetapi, ada kemiripan kiasan atas tahapan pra kualifikasi piala liga sepak bola. Apa Puan memulai debutnya dalam bursa bacapres, baik lewat survei maupun penjaringan aspirasi dari bawah ke atas terutama ditangani oleh PDIP itu sendiri.
Andai Puan akan terdepak dari PDIP karena tidak mencapai suara dukungan terbanyak dari masyarakat sebagai syarat merahi tiket untuk masuk babak bacapres itu terlepas dari dua hal.
Pertama, Puan sebagai Ketua DPP PDIP. Meski bukan satu-satunya kader terbaik, Puan memegang posisi strategis dalam partai. Kedua, seumur-umur dalam sejarah PDIP akan terjadi bak tendangan bola "bunuh diri" di gawang sendiri.
Secara internal, PDIP masih berlangsung melakukan proses seleksi calon presiden yang bakal diusung. "Ojo kesusu," ujar Presiden Jokowi di satu kesempatan.
Tidak bakalan balik badan PDIP kalau memang 'garis tangan' Puan dapat tiket bacapres berdasarkan bukti membanjirnya dukungan dari berbagai pihak terhadap dirinya.
Tetapi, keadaan dan kenyataannya lain?
Terbukti (ya, meski sementara, bisa mutar-mutar sebelum mendarat) dari sekian hasil survei belum kelihatan batang hidungnya Puan. Apalagi berbicara peringkat atau skor ke berapa.
Diluar alasan mengenai tidak mengandalkan elektibilitas, Puan pede saja karena sekitar dua tiga parpol sudah memberi sinyal padanya. Asyik kan?
Bukannya berita gembira, itu juga tidak lucu. Atau dianggap lucu yang tidak lucu. Puan tidak menertawi dirinya, pihak lainlah yang menertawakan dirinya lantaran parpol tidak cukup ambang batas presidensialnya.
Bukan soal PDIP sendirian sudah cukup memenuhi aturan main itu. Peluang dan isyarat untuk membangun bersama bangsa inilah dicoba oleh Puan pada parpol lain. Tidak heran, kalau Puan menjalin komunikasi politik dengan pucuk pimpinan parpol.
Lebih dari itu, Puan perlu tahan banting andai itu terjadi. Saat PDIP belum melihat jalan 'lenggang kangkung' untuk merahi tiket bacapres. Bukan juga soal masih lemahnya tangkapan radar elektabilitas, tetapi juga 'apa adanya' Puan belum semarak dari segala penjuru, atas bawah, dan kiri kanan dukungan yang melimpah terhadapnya.
Biar cepat asal selamat bagi Puan dengan ngebet nyapres. Meski masih "bola benjol" dukungan politik pada Puan menjadi pekerjaan rumah berat untuk memainkan "bola bundar utuh" hingga bisa masuk ke babak selanjutnya.
Menyangkut dapat atau tidak tiket capres, semuanya bergantung pada Puan.
Sudah bukan rahasia, keputusan tertinggi PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP sekaligus ibunda Puan. Taat organisasi partai atau pewarisan adalah soal lain. Padahal selama ini, tidak ada kamus PDIP ada "musuh dalam selimut," tiba-tiba bacapres PDIP terhadap dirinya "menguap" begitu saja.
Bagaiman suara bulat dan keputusan PDIP di setiap provinsi dan kabupaten/kota menjadi satu pertimbangan mengenai apa Puan yang paling menguat bacapresnya.
Memilih Puan atau bukan sangat dipengaruhi oleh PDIP. Masyarakat memilih banyak dipengaruhi oleh hasil olahan parpol pengusung. Tentu ada proses atau ada mekanismenya masing-masing.
Puan ingin kemana?
Lebih dari setahun, setiap rilis survei menunjukkan posisi Puan belum berada pada urutan tiga besar, dibandingkan dengan nama-nama lain yang mencuat di ruang publik.
Sudah maklum, pilpres masih sekitar dua tahun. Akankah Puan masih bersama PDIP untuk mengusung menjadi bacapres sebelum tahapan demi tahapan pilpres digelar?
Sementara itu, dari waktu ke waktu Puan belum bertengger di papan lima besar? Mujur-mujur masuk tiga besar. Kalau suara arus bawah juga belum mengarah pada dukungan yang melimpah di luar survei, bagaimana? Itu versi bacapres.
Apakah PDIP akan menunggu hingga berlumut-lumut dari satu musim kemarau ke musim hujan dan seterusnya? Begitulah politisi mesti matang perhitungan dan kecermatan secermat-cermatnya atas situasi terkini.
Mustahil melibatkan serial Satria Baja Hitam, lantas "berubah" sekejap mata. "PDIP lu lawan, gua kate juga ape." Saya meniru logat Betawi. Orang juga pada tahu, PDIP partainya wong cilik.
Apakah modal besar itu bikin Puan di lingkarĂ n PDIP akan "bertepuk sebelah tangan?" Jawabannya berpulang sama Puan sekaligus PDIP.
Tidak dipungkiri memang, bahwa jika hitung-hitung di luar kertas, maka peluang Puan untuk diusung oleh PDIP jauh lebih jumbo ketimbang Ganjar, lantaran Puan sebagai salah satu penentu kebijakan partai yang berpengaruh.
Dari kemarin juga, Ganjar Pranowo tahu diri kalau dirinya belum pasti PDIP mengusulkan sebagai bacapres. Kalau sekadar menyebut nama, Puan dan Ganjar di parpol lain pun menyuarakannya.
"Darah" PDIP yang mengalir dalam diri Puan tidak disangsikan lagi. Mindset, ideologi apalagi. Sayangnya, hingga saat ini (harapan, semoga menanjak tingkat keterpilihan atau dukungan arus bawah dan segala penjuru) elektibilitas semakin melaju. Sisa bagaimaa Puan perlu 'mengambil hati' atau menjadi dambaan setiap lapisan masyarakat.
Jika ditanya dengan siapa dan pada posisi apa Puan? Bisa kemungkinan capres atau wapres. Puan-Ganjar, tau bisa dibalik, Ganjar-Puan. Ada lagi, Prabowo-Puan. Presiden jokowi jika ditanya siapa yang kelak akan menggantikannya, 2024-2029, ya senyum manisa saja. Sinyal atau isyarat apalagi mengarahkan juga tidak.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/masih-mending-ganjar-bagaimana-andai-pdip-bGmSGHuqqR
Makna Dibalik Tindakan Jokowi Sering Kumpulkan Relawan
Jokowi mempunyai fisik yang kecil kerempeng dan terlihat biasa-biasa saja. Sepintas bagi yang tidak tahu mungkin tidak akan mengira jika Jokowi adalah seorang pejabat negara apalagi seorang Presiden.
Nyatanya dengan fisik yang kecil, Jokowi mampu menjadi Presiden negara sebesar Indonesia selama dua periode. Dengan fisik kecil mampu mengerjakan hal-hal yang besar dan mampu melakukan kegiatan yang banyak setiap harinya. Bahkan berpindah tempat dengan cepat di wilayah Indonesia yang luas ini dari Sabang sampai Merauke.
Di sela-sela kesibukannya sebagai Presiden, Jokowi masih sempat mengumpulkan dan menerima para relawan yang selama ini mendukung penuh Jokowi. Suami dari Ibu Iriana ini rajin mengumpulkan kelompok relawan pendukungnya dalam beberapa waktu belakangan ini.
Langkah Jokowi mengumpulkan relawan itu terlihat saat dia menghadiri acara Musyawarah Rakyat atau Musra di GOR Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Ahad, 28 Agustus 2022. Beberapa hari sebelumnya, Jokowi juga bertemu dengan kelompok relawan pendukungnya yaitu Bravo 5.
Jumat pekan lalu, Jokowi juga bertemu dengan Relawan Plat K di Istana Negara, Jakarta. Ada sekitar 32 orang yang diundang Jokowi, semuanya dari Relawan Plat K mewakili enam kabupaten di Jawa Tengah, yakni Jepara, Blora, Pati, Grobogan, Rembang, dan Kudus.
Pada akhir Juli lalu, Jokowi juga sempat mengumpulkan para relawan yang ikut mengusungnya pada Pilpres 2014 dan 2019 di Istana Bogor sepulang dari lawatan ke sejumlah negara di kawasan Asia Timur. Pertemuan di Istana Bogor itu dihadiri sekitar 30-an perwakilan kelompok relawan di antaranya Projo, Pospera, Sahabat Buruh Relawan Jokowi, Seknas Jokowi, Pena 98, KIB, Duta Jokowi, Kornas Jokowi, Bara JP, Solmed, RPJB, Pos Raya, GK Center, Almisbat, dan lainnya.
Sebenarnya apa sih maksud dari tindakan Jokowi yang sering bertemu dengan para pendukungnya?
Pertama, mungkin Presiden sedang unjug gigi. Walaupun tidak mempunyai partai dan tidak bisa lagi jadi Presiden, tetapi pendukungnya masih banyak. Sehingga daya tarik politik Jokowi masih dihargai dan diperhitungkan oleh tokoh partai politik lainnya.
Kedua, menjaga kekuatan politik selalu berada di sekitarnya. Dalam melakukan berbagai kebijakan Presiden memerlukan bantuan banyak pihak. Jokowi yang tak bisa lagi maju pada Pilpres 2024 tak ingin lengser begitu saja.
Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu ingin membangun kekuatan politik yang kuat karena dia tak memiliki partai politiknya sendiri. Jokowi ingin penerusnya nanti jika bisa mempunyai semangat yang sama dalam membangun NKRI.
Ketiga, momen silaturahmi dan apresiasi. Bertemu dengan para relawan yang telah banyak berjasa membantu Jokowi jadi orang nomor 1 sulit dilaksanakan. Nah momen sekarang waktunya untuk mengapresiasi mereka, minimal dengan bertemu langsung.
Keempat, berusaha mengarahkan para relawan untuk tetap berada di jalur yang Jokowi inginkan. Sehingga ketika nanti Jokowi sudah menemukan penerusnya yang dianggap paling tepat, para relawan bisa dikerahkan untuk membantunya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/makna-dibalik-tindakan-jokowi-sering-kumpulkan-BdI0YBguH2
Sudah Bisa Diduga, Proyek Kalender DPR RI dengan Anggaran Selangit Akhirnya Dibatalkan
Proyek fantastis pengadaan kalender 2023 senilai Rp 955 juta akhirnya dibatalkan. Sekjen DPR Indra Iskandar, seperti dilansir laman Detikm.com akhirnya buka suara soal anggaran cetak kalender itu, yang rencana awalnya akan dicetak pada Desember 2024.
Sekadar info, semula DPR akan mencetak 5000 kalender meja dengan anggaran Rp 27.500 per eksemplar, sedangkan pengadaan kalender gantung senilai Rp 45.500 dengan jumlah 15 ribu eksemplar.
Tender yang diberi nama "Pencetakan Kalender DPR RI" dengan kode tender 739087 kalau dilihat di situs LPSE DPR RI itu mendapat reaksi keras dari netizen hingga sutradara dan komika Ernest Prakasa, yang dengan bahasa sindiran mengritik pengadaan kalender cetak di tengah hadirnya kalender digital yang biasanya ada di ponsel. Masa' ponsel anggota DPR nggak ada kalendernya? Hahahaha...!
Cuma, kalau mau mengulas pembatalan proyek semacam ini sebenarnya bisa dibilang "lagu lama" di kancah politik dan anggota parlemen kita yang (katanya) terhormat dan berpenghasilan melimpah itu. Siklusnya pun sudah jelas: bikin proyek tertentu, anggaran dikasih yang gede, trus kalau ketahuan publik dan diprotes, tinggal dibatalkan saja dengan alasan yang bisa dicari. Kalau tidak ketahuan bagaimana? Ya maju terus, gitu saja kok repot!
Sebenarnya kalau mau bikin kalender sebanyak itu ya buat apa, wong anggota DPR saja tidak sampai seribu orang. Kalau satu orang diberi sepasang kalender meja dan kalender dinding, ya buat apa juga seorang dijatah dua kalender. Kalau dilihat fungsinya kan sama saja. Apa salah satunya berisi tanggal merah yang lebih banyak, sambil diberi catatan khusus "Kalender Khusus DPR". Nggak begitu kan?
Jadi bagi saya sebenarnya nggak ada yang aneh sama keputusan pembatalan ini, karena sejak semula saya bisa menduganya. Justru yang aneh itu kalau mendadak anggota DPR meneruskan proyek ini, sambil menutup telinga mengabaikan keberatan suara rakyat yang (seharusnya) mereka wakili. Betul?
Ah, memikirkan proyek anggota DPR kita memang terkadang nggak habis pikir kok. Berulang kali kita dengar mereka bikin proyek dengan anggaran fantastis, tapi kinerja juga masih menjadi sorotan. Kehadiran saat rapat paripurna pun sampai periode yang sekarang masih belum maksimal. Apa nggak sekalian bikin proyek "Satu Kamar untuk Satu Anggota DPR" supaya kalau bekerja bisa maksimal karena pulangnya dekat? Hahaha...
Sumber Utama : https://seword.com/politik/sudah-bisa-diduga-proyek-kalender-dpr-ri-dengan-pv8vZayAmm
Setia pada Pernikahan, Itulah Pencegah AIDS yang Paling Jitu
Wagub Jabar baru saja muncul dengan sebuah statemen, berupa anjuran kepada kaum pria di wilayahnya supaya berpoligami, untuk menghindari AIDS.
AIDS adalah penyakit kelamin menular yang belum ada obatnya hingga kini. Jalur penularan yang tercepat, dan kasus terbanyak adalah lewat hubungan seksual. Maka seorang pria yang sering berhubungan seksual dengan banyak cewek (PSK), tanpa menggunakan kondom, rentan tertular. Sebab bisa saja PSK itu ada yang sudah terinveksi.
Selain karena kontak seksual, penularan juga bisa terjadi karena sebab lain, semisal darah penderita masuk ke luka orang lain lewat penggunaan alat cukur. Artinya penyakit ini menular bukan hanya karena hubungan seksual. Tapi memang kebanyakan lewat kontak badan (seksual) yang tidak pada tempatnya itu.
Namun yang menjadi konteks pada artikel ini adalah penularan lewat hubungan seksual antara pasangan yang tidak resmi. Maka oleh Wagub Jabar di atas, dianjurkan agar para pria berpoligami untuk menghindari penyakit kelamin tersebut.
Suatu saran yang sangat tergesa-gesa dan sama sekali tidak cerdas. Poligami memang dibolehkan oleh agama yang penganutnya mayoritas di negeri ini. Namun ada syaratnya, yakni hanya untuk yang mampu berlaku adil. Dan yang namanya “adil” ini sangat tidak sederhana untuk menerapkannya.
Bila dilihat dari konteksnya, saran di atas mungkin hanya ditujukan pada kaum lelaki yang suka “jajan”. Sebab jika seorang pria hanya setia pada seorang istri, maka dia tidak akan terkena penyakit itu. Namun di lain pihak, sang istri pun harus benar-benar steril.
Sebab apa gunanya seorang pria setia pada satu “lobang”, namun diam-diam pasangannya sering bermain “lobang” di belakang layar dengan seseorang yang bisa saja punya potensi menularkan AIDS.
So, bukanlah suatu jaminan bahwa pria yang sudah memiliki lebih dari satu istri, maka tidak akan terkena penyakit ini. Sebab seperti dikemukakan di atas, apabila pihak istri tidak bisa dijamin mutunya, maka suaminya bisa terkena juga.
Tapi bila ingin terhindar dari kemungkinan buruk ini, maka hal yang pertama tentu saja melakukan kontak seksual yang aman selamanya. Pastikan pasanganmu steril. Atau bagi yang “jajan”, harus menggunakan alat pengaman (kondom), meskipun ini tidak bisa menjamin 100%.
Jadi jika ingin terhindar dari penyakit yang diakibatkan kontak seksual ini, maka satu-satunya cara adalah setia pada hanya satu pasangan (suami – istri). Seorang suami hanya untuk seorang istri dan seorang istri hanya untuk seorang suami.
Dan selain itu, kedua belah pihak harus setia pada pasangan masing-masing, tidak ada WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain) di antara kedua belah pihak. Pasangan benar-benar setia satu sama lain dalam suatu ikatan pernikahan yang suci dan sakral.
Kekristenan mengajarkan tentang hal ini. Pernikahan antara seorang pria (suami) dengan seorang wanita (istri), hanya boleh sekali seumur hidup. Seorang suami untuk satu istri, dan seorang istri hanya untuk satu suami. Tidak ada poligami atau poliandri.
Tapi sekali lagi, kedua belah pihak yang sudah disatukan dalam satu ikatan pernikahan itu, harus setia pada hanya pasangannya itu. Tidak ada kata cerai atau pisah. Sekali disatukan dalam pernikahan kudus, harus tetap satu selamanya.
Hanya maut (kematian) yang boleh memisahkan. Kalau istri/suami meninggal, bisa saja menikah lagi, namun syarat dan ketentuan tetap berlaku: satu suami untuk satu istri, dan sebaliknya.
Seperti itulah kekristenan menghormati dan menguduskan lembaga pernikahan itu, sekaligus juga memuliakan seorang wanita. Sebab pada dasarnya, secara naluriah, tak ada wanita yang mau berbagi cinta.
Beda dengan kaum pria pada umumnya, yang maunya ingin “mencicipi” yang lain. Maka tidak salah jika kaum lelaki dijuluki sebagai “buaya”, sebab nyatanya demikianlah adanya. Maka dengan demikian, pernikahan yang menuntut kesetiaan hanya pada satu pasangan ini, sangat berat bagi banyak orang, khususnya kaum lelaki.
Maka tidak bisa dijamin bahwa semua orang yang diikat dalam pernikahan kudus gerejawi itu akan “lolos”, sebab bagaimanapun juga, pernikahan adalah salah satu ujian menyangkut ketaatan pada perintah Tuhan.
Pasti ada yang gagal, tersandung dan terjerembap dalam dosa perzinahan. Tetapi pada sisi lain, justru di situlah “seni” tentang mengendalikan diri, menaklukkan keinginan daging, menundukkan nafsu syahwat.
Penulis sebagai seorang lelaki bukannya tidak pernah “tersiksa” dengan tuntutan ilahi ini. Apalagi ketika masih dalam usia “produktif”. Maunya setiap hari ganti pasangan, cari selingan, karena “rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau”.
Tapi semangat menaati agama, yang kita yakini sebagai petunjuk Tuhan dalam konteks mengendalikan dan menundukkan hawa nafsu, seolah memberi kita kekuatan ekstra untuk mengatasi segala godaan yang sangat massif itu.
Maka dengan terjalinnya relasi “satu untuk satu selamanya”, maka peluang hadirnya penyakit kelamin berbahaya semacam HIV-AIDS lewat kontak seksual pun teratasi dengan kudus. Itulah cara mengatasi masalah tanpa masalah.
Bukan dengan cara yang satu itu tadi: mengatasi masalah namun berpotensi mendatangkan masalah lain. Sebab ibaratnya, dengan memiliki dua tiga empat mobil, tidak lantas padam pula keinginan kita untuk memiliki mobil lain yang lebih mantap warna dan body-nya.
Maka hanya ada satu cara yang jitu: kendalikan, tundukkan hawa nafsumu, arahkan untuk mencintai satu mobil saja. Sebab pada dasarnya setiap kita diberikan kemampuan untuk itu. Kalau sudah terdoktrin dengan yang unlimited versi Jin Kafir, kita akan susah sendiri.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/setia-pada-pernikahan-itulah-pencegah-aids-yang-A7Zm7EZlHC
Nggak Usah Dijegal pun, Anies akan Terjungkal Sendiri
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menuturkan, Megawati tidak akan menggoyahkan koalisi partai politik yang saat ini sudah terbentuk.
Mengingat PDIP juga memiliki tiket untuk mengusung sendiri calon presiden kelak.
“Ketika Ibu Megawati nanti mengumumkan, yang terjadi bukan menggoyahkan, tapi menyatukan. Menyatukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sehingga bandul politik itu akan bergeser menuju konsolidasi partai-partai politik. Itu yang diharapkan,” ujar Hasto saat ditemui di Kawasan Gelora Bung Karno, Minggu, 21 Agustus 2022.
Artinya, koalisi yang sudah terbentuk silakan berjalan saja. Tapi kini, bagaimana dengan koalisi yang belum juga terbentuk? Seperti calon koalisi Gondangdia yang dimotori Partai Nasdem beranggotakan PKS dan Demokrat? Ini yang menarik untuk diprediksi dan dikutak-katik.
Pengamat professional dan amatiran bisa membuat puluhan skenario apa yang bakal dijalankan PDIP kaitannya dengan koalisi yang belum atau bahkan mungkin tidak akan terbentuk itu.
Bila PDIP berjoged di sini, bisakah dituding menggoyahkan? Ya nggak lah. Barangnya saja belum ada. Apa yang akan digoyang dan digoyahkan? Emangnya rumput yang akan digoyang-goyang.
Orang yang paham permainan cantik ketum Megawati di panggung belakang jagad perpolitikan pasti akan ada yang berkeringat dingin.
Khususnya Anies Baswedan. Kenapa bisa? Kalangan yang paham politik akan menarik mundur peristiwa 8 tahun silam.
Di mana pada Pilpres 2014, berkat kepiawaian Mega bermanuver, PDIP yang menurunkan paslon Petugas Partai (Jokowi) – bukan Ketum Partai (Jusuf Kalla) telah berhasil menjungkalkan paslon Ketum-Ketum Partai (Prabowo Subianto, Ketum Gerindra – Hatta Radjasa, ketum PAN).
Bahkan ketika itu, ketum Golkar Aburizal Bakrie memilih berseberangan dengan Jusuf Kalla yang dedengkot Golkar. Ical, panggilan akrab ketum Golkar mendukung Prabowo - Hatta.
Melihat pengalaman tempo hari itu, Mega saya perkirakan akan tetap menjalankan strateginya, dengan menjodohkan Petugas Partai (entah Puan, entah Ganjar) dengan tokoh bukan ketua umum partai.
Setelah melalui proses meditasi dan permenungan yang mendalam, Mega saya prediksi akan melirik seorang bos partai yang jauh-jauh hari sudah meninggalkan ambisinya untuk ikut memperebutkan tampuk kepemimpinan nasional.
Dia adalah Surya Paloh, ketum Partai Nasdem. Sejak partai ini terbentuk, Pak Brewok tidak pernah mau atau tidak berani menerjunkan kadernya dalam kontestasi kepemimpinan nasional.
Mau dibilang tidak ksatria ya terserah kamu saja menilainya. Yang penting Nasdem ikut rombongan yang peluang menangnya relatif lebih besar.
Karena jelas-jelas bakal lepas dari tudingan menggoyahkan koalisi yang sudah terbentuk, artinya koalisi Gondangdia masih dalam wacana, maka dipanggillah Pak Brewok ke Tengku Umar, rumah pribadi Mega.
Alasan kedatangan Surya Paloh kan bisa dibuat senyaman mungkin ketika dicegat awak media. Misalnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mbak Mega atas terpilihnya Nasdem sebagai Parpol pertama yang dikunjungi Puan Maharani dkk.
Sekali lagi ini skenario dari pengamat pinggiran. Sebagai skenario awal terjungkalnya Anies tanpa harus dijegal.
Sekjen Hasto dalam mengawali pertemuan yang sangat-sangat terbatas ini lebih dulu mengatakan bahwa, “Ibu Megawati ingin sekali menyatukan kepentingan bangsa dan negara.
Sehingga bandul politik itu akan bergeser menuju konsolidasi partai-partai politik. Itu yang diharapkan,” ujar Hasto dalam dialog imajiner saya.
Surya Paloh sebagai politisi kawakan pun dengan cepat menangkap apa yang disebutkan Sekjen PDIP Hasto. “Saya ikut sama yang Mbak Mega rancang saja.”
Tampaknya Megawati ingin mengulang sejarah perjodohan Petugas Partai dengan Tokoh bukan Ketum Partai. Maka ditawarkanlah posisi cawapres kepada Pak Brewok.
Dengan catatan, supaya mencari tokoh yang ideal bagi bangsa Indonesia. Ideal itu seperti apa? Ya, misalnya, sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, carilah tokoh muslim-nasionalis yang mengedepankan ke-bhinekaan-an.
Kalau bisa tokoh itu dikenal luas masyarakat Indonesia. Seorang menteri mungkin yang dimaksudkan ketum PDIP. Juga diusahakan agar bisa merepresentasikan Indonesia secara utuh.
Carilah dari luar Jawa. Jagad perpolitikan Indonesia banyak memiliki pasangan jawa – luar jawa. Soekarno – Hatta. Soeharto – Adam Malik, SBY – JK. Jokowi juga pernah mengajak JK.
Dan yang terakhir dan tak kalah pentingnya adalah tokoh tersebut memiliki modal untuk mendukung logistik selama berlangsungnya kontestasi.
Itu semua cerita imajiner saya. Tapi saya perkirakan, ya kurang lebih seperti itu bila benar-benar terjadi pertemuan dua ketum partai nasionalis ini.
Setelah Pak Brewok memahami apa harapan dari Mbak Mega, pulanglah dia, kembali ke markas Gondangdia.
Dihadapan tim yang sangat-sangat kecil di markas partai, apa yang Surya Paloh sampaikan? Mari kita tebak-tebakan lagi dengan topik berbeda. Apa yang disampaikan Surya Paloh kepada jajarannya.
Seword-ers silakan membuat skenario sendiri. Sehingga skenario baru pun bakal bermunculan dengan derasnya.
Apakah Anies Bawedan bakal dijagokan Pak Brewok? Menurut Anda bagaimana. Kita hanya bisa tersenyum saja, saat ada orang yang terjungkal dan tidak mendapatkan tiket untuk jadi capres.
Cerita berikutnya bakal kian seru, mumpung janur kuning belum melengkung. Mari kita prediksi bareng-bareng, kita kutak-katik bareng, sampai dengan menit-menit terakhir 23 Nopember 2023 jam 00.00 wib, saat penutupan pendaftaran pasangan capre/cawapres.
Memprediksi jagad perpolitikan Indonesia memang seru.
Menurut Anda bagaimana?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/nggak-usah-dijegal-pun-anies-akan-terjungkal-VtMOzSgE0t
Paul Zhang, Tersangka yang Memberkati Indonesia, Memberi Makan 2000 Orang Setiap Hari
Helloooo... masih ingat dengan Paul Zhang, sempat kontroversial karena mengaku nabi ke-26 dan ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama oleh Kepolisian republik Indonesia (POLRI), bahka POLRI sempat mengirim red notice ke Interpol yang bermarkas di Prancis.
Saya sempat cek di laman interpol dan tidak menemukan nama Paul Zhang dalam daftar orang yang dikejar oleh interpol. Kog bisa? Ini artinya permintaan red notice yang diajukan POLRI tidak diindahkan atau ditolak oleh interpol. Mengapa ditolak? Coba baca ulasannya di tulisan saya sebelumnya: https://seword.com/umum/polri-ragu-ragu-ajukan-red-notice-untuk-paul-zhang-Sbeod2R0sE.
Setelah lebih dari setahun, apa yang terjadi dengan Paul Zhang? Apakah masih pantas seorang Paul Zhang tetap ditersangkakan?
2 Juni tahun lalu, Wartakota.tribunnews.com menulis tentang Paul Zhang dengan judul besar "Jadi Buronan, Joseph Paul Zhang Tetap Galang Dana Buku Karta Brigjen TNI (Purn) Junius Lumban Tobing, bisa diakses di link: https://wartakota.tribunnews.com/2021/06/02/jadi-buronan-jozeph-paul-zhang-tetap-galang-dana-buku-karya-brigjen-tni-purn-junius-lumban-tobing.
Saya jadi kepo, benarkah seorang tersangka malah membiayai penerbitan buku tentang Pancasila? Dari penelusuran saya ke sumber yang valid, saya jadi lebih terheran-heran lagi, ternyata Paul Zhang bukan hanya membiayai penerbitan buku tentang Pancasila tetapi banyak melakukan amal kebaikan atau istilah saya, Paul Zhang telah menjadi berkat bagi Indonesia.
Menurut sumber tersebut, dalam setahun ini Paul Zhang bersama timnya telah dan terus memberi makan kepada kurang lebih 2000 orang miskin di Indonesia setiap malam. Kemungkinan Paul Zhang dan timnya telah membagikan makanan sebanyak 400 ribu bungkus sejak tahun lalu. Wow, pejabat mana di Indonesia yang konsisten memberi makan kepada 2000 orang setiap malam? Rasanya tidak ada.
Selain memberi makan kepada 2000 orang setiap malam, Paul Zhang, dibantu oleh para dermawan juga rutin menyelenggarakan baksi sosial (baksos) pelayanan kesehatan gratis setiap hari Sabtu di berbagai kota di Indonesia. Mereka mendanai penyediaan 2 buah ambulance untuk Indonesia, semua itu dibiayai dari penghasilan Youtube JPZ dan sumbangan para donatur.
Bukan hanya memberi makan dan baksos pelayanan kesehatan gratis, Paul Zhang juga aktif membuka doa di zoom untuk mendoakan orang-orang yang sakit dan orang yang sedang dalam pergumulan. Sebuah tindakan yang mulia. Selain itu, Paul Zhang juga terus mendoakan Bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang sejahtera, toleransi tinggi, bebas dari radikalisme, terorisme dan penyalahgunaan narkoba serta judi online.
Lahhh... ini bagaimana? Seorang tersangka yang berhati Pancasila dan konsisten mencintai bangsa dan negaranya. Apakah melihat semua yang telah dan sedang dilakukan oleh Paul Zhang, masihkah polisi terus akan membiarkan Paul Zhang tetap menjadi tersangka? Mengapa tidak diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atau SP3? Mungkinkah itu? Ini alasan sebuah perkara bisa diSP3.
Pertama, dihentikan karena tidak cukup bukti; Kedua, dihentikan karena persitiwa tersebut bukan tindak pidana; dan Ketiga, dihentikan demi hukum
Nah, silahkan polisi memilih alasan mana yang hendak dipakai. Coba lihat kembali alasan mengapa Paul Zhang ditersangkakan, bukankah lebih karena dorongan nafsu dan emosi para kadrun yang bilang darah Paul Zhang halal? Bukan karena cukup bukti, jadi polisi jangan merasa tidak enak hati.
Atau polisi bisa mengatakan bahwa apa yang dilakukan Paul Zhang bukan tindak pidana, buktinya permintaan red notice ke interpol tidak diindahkan, karena menurut interpol apa yang dilakukan oleh Paul Zhang bukan tindak pidana.
Kalau perkara ini di SP3, maka Paul Zhang dan timnya akan lebih leluasa untuk melakukan karya-karya yang lebih baik untuk terus memberkati Indonesia, mempromosikan pancasila dan memberi makan dan pelayanan kesehatan lebih banyak lagi.
Indonesia perlu orang seperti Paul Zhang, seorang yang punya hati agar Indonesia lebih sejahtera, lebih kuat dan tangguh menghadapi tantangan global di abad ini.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/paul-zhang-tersangka-yang-memberkati-indonesia-cfWWK2wvfl
Amien Rais dan Nasib Keluarganya yang Miris
Keluarga Amien Rais saat ini sedang mengalami musibah yang tidak bisa dihindarkan dan berturut-turut terjadi di sejarah ini. Amien Rais adalah sosok yang menunggangi mahasiswa pada tahun 1998 saat ingin menurunkan Soeharto yang di anggap sebagai koruptor terbesar abad 20.
Gerakan mahasiswa yang begitu mulia pada akhirnya harus tercoreng sedikit karena ulah Amien Rais yang mau jadi pahlawan saat itu. Menunggangi kematian empat aktivis mahasiswa pada tahun 1998 membuat Amien Rais menjadi orang yang dianggap berjasa.
Tapi ternyata apa yang dikatakan oleh almarhum Gus Dur alias Abdurrahman Wahid bahwa Amien Rais adalah gelandangan politik saat ini sungguh nyata di dalam catatan sejarah kelam orang ini hidup. Kita melihat bagaimana Amien Rais begitu membenci perbedaan dan jiwa toleransinya sangatlah tipis setipis kertas.
Setelah menunggangi mahasiswa Amien Rais ini juga menunggangi para kaum radikal di Indonesia. Saat demonstrasi 411 dan 212 beberapa tahun yang lalu, Amien Rais ikut-ikutan mengatakan bahwa pemimpin bernama Ahok ini haram dipilih dan tidak boleh menjabat sebagai gubernur untuk periodenya yang kedua.
Bersama-sama dengan Rizieq Shihab, Amien Rais dan Anies Baswedan melancarkan serangan politik identitas di rumah-rumah ibadat yang dikomandoi oleh Eep. Tidak berhenti sampai sana, Amien Rais pun ikut-ikutan menunggangi demonstrasi penolakan hasil pemilu pada tahun 2019.
Protes-protes di Bawaslu yang berakhir ricuh dan muncul mobil-mobil ambulans Gerindra yang membawa demonstran, menjadi Kuda hitam yang ditunggangi oleh Amien Rais untuk menghajar Tito Karnavian yang saat itu merupakan kepala kepolisian republik Indonesia.
Dia mengatakan bahwa polisi bergerak seperti partai komunis Indonesia dan sampai sekarang dia tidak ditangkap karena hal itu. Padahal kita tahu saat itu isu partai komunis Indonesia adalah isu yang sangat amat panas dan sensitif untuk diucapkan. Apalagi menyematkannya ke dalam institusi kepolisian yang merupakan aparat keamanan.
Amien Rais dan Fadli Zon dan juga kawan-kawan pendukung Prabowo Subianto dan Anies Baswedan ini menjadi sosok yang begitu berbahaya dan berpotensi menghancurkan negara kesatuan republik Indonesia saat itu dan sampai saat ini.akan tetapi apa yang dikatakan oleh almarhum Gus Dur bahwa sekalinya gelandangan politik tetaplah gelandangan politik yang menghasilkan keluarga dan keturunan gelandangan juga.
Benar-benar miris nasib dari Amien Rais juga keluarga-keluarganya yang diturunkan oleh anak-anaknya. Anak Yamin Rais yang cewek kemakan hoax Ratna Sarumpaet digebukin padahal operasi plastik.
Anaknya yang cowok juga katanya mengalami gangguan kejiwaan dan depresi entah karena keluarganya rusak atau dirinya yang nggak bisa mengendalikan emosi.
Buat saya ini adalah hal yang sangat amat wajar dan tidak bisa dianggap sebagai hal yang berlebihan karena memang inilah yang menjadi nasib buruk dari orang yang selalu membawa dampak buruk bagi negara ini. Apa yang menjadi pembelajaran kita hari ini melihat keluarga Amien Rais yang begitu miris?
Sederhana saja yakni hiduplah baik-baik dan jadilah warga negara dan politisi yang berguna bagi bangsa ini bukan untuk mengisi kebutuhan pribadi melainkan mengisi negara ini dengan kontestasi yang begitu terhormat. Tapi apa daya Amien Rais sudah jatuh ke dalam kebencian yang begitu nyata kepada presiden Joko Widodo dan Ahok dan juga orang-orang baik lainnya.
Dan saya kira Tuhan itu adil dalam menyatakan keseimbangan dan timbal baliknya di dunia ini. Tidak ada yang bisa luput dari keadilan Tuhan dan juga begitu terpampangnya haribaannya.
Semoga saja dengan ini Kita sama-sama paham bahwa hidup itu harus menjadi berkat sebelum mendapatkan pelajaran dan mudarat dari Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh dokter Terawan melalui lagu kristennya yakni hidup ini harus jadi berkat karena jika kita sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi setidaknya hidup kita sudah jadi berkat bagi orang lain.
Makanya nggak heran meskipun dia dihancurkan sebagaimanapun, dokter Terawan tetaplah berkat bagi Indonesia. Akhir kata jangan sampai kita menjadi sampah masyarakat yang pada akhirnya dibuang oleh Tuhan dan keluarga kita yang mendapatkan karma buruk dari apa yang kita kerjakan.
Lihat saja Anies Baswedan, anaknya sampai dihancurkan karakternya oleh pendukungnya sendiri yakni dokter tifa melalui argumen tolol soal jilbab atau enggak jilbab dari anaknya manusia keturunan Yaman ini. Karena apa?
Ya karena bapaknya yakni Anies Baswedan memainkan politik identitas yakni menggunakan agama dan juga kepercayaan dalam memenangkan Pilkada dengan cara kotor.
Namun saya percaya bahwa orang ini masih bisa berubah karena ketika nafas ada di sana kesempatan pun tetap ada.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/amien-rais-dan-nasib-keluarganya-yang-miris-LzMb9PlilV
Kamaruddin Terlalu Berani, Tapi Demokrat Bisa Kepanasan Juga
Kalau ditanya apa yang paling mencolok dari kuasa hukum keluarga Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak, maka banyak yang akan menjawab bahwa orang ini terlalu cari sensasi. Diberikan panggung yang sudah besar lewat kasus pembunuhan terhadap Brigadir J yang sudah fenomenal dan diketahui seluruh rakyat Indonesia, tapi merasa masih belum cukup terkenal.
Dari awal Kamaruddin sudah banyak bikin pernyataan menghebohkan. Bahkan ucapannya melebar ke mana-mana, dan menyeret nama banyak orang.
Kalau saya bilang, orang ini terlalu berani bahkan tidak ada urat takutnya sama sekali. Mungkin ada sebagian yang hiperbola dan melebih-lebihkan, tapi mungkin itu hanya kiasan belaka. Dan faktanya sampai saat ini pernyataannya, bahkan yang kontroversial sekalipun, belum ada yang terbantahkan.
Kalau dirangkum, Kamaruddin sudah berdebat dan menyenggol banyak pihak, yaitu Ahok, Arteria Dahlan, Prof Hermawan, Patra Zen, Deolipa, hingga SBY. Sebenarnya ada banyak lagi. Dan ini membuktikan Kamaruddin menembak ke mana-mana hingga kena banyak orang.
Ada yang bilang Kamaruddin sudah melewati batas dan offside. Dikhawatirkan dia akan diserang balik dengan dahsyat hingga tersungkur. Tapi sebagai kuasa hukum, dia pasti sudah mempertimbangkan semua ucapannya.
Tapi, apa pun yang akan terjadi nanti, bukan urusan kita. Yang jelas, kita hanya perlu menyimak dan menikmati ke mana drama ini akan berakhir. Ini seperti film yang memiliki plot sangat rumit dan bercabang, mengalahkan luasnya film serial Game of Thrones.
Terkait tudingannya kepada SBY, saya ikutan tertarik.
Demokrat sampai kepanasan, mungkin sebentar lagi kebakaran jenggot. Bagaimana tidak, Demokrat sempat melayangkan Somasi karena pernyataan Kamaruddin yang menyinggung kasus Hambalang dan mengatakan bahwa SBY menyembah dan bersujud kepadanya.
Demokrat mengatakan ada sejumlah pasal yang diduga dilanggar Kamaruddin, antara lain Pasal 14 ayat 1 dan 2 serta Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Demokrat menyebut pernyataan Kamaruddin telah membuat keonaran di kalangan masyarakat. Demokrat menyebut pernyataan itu juga telah merugikan nama baik Demokrat.
Demokrat meminta Kamaruddin memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya. Demokrat juga meminta Kamaruddin meminta maaf. Waktunya 3 × 24 jam.
Tapi hebatnya, Kamaruddin tidak gentar sama sekali. Dia mengaku belum terima surat somasi dari Demokrat. Karena itu, dia memastikan tidak akan meminta maaf karena itu adalah fakta. Dia justru membeberkan lebih jauh terkait persoalan sujud sembah SBY.
Dia menyebut ada sosok Jenderal bintang tiga yang diutus SBY untuk menghadap dirinya.
"Somasi saja jenderal bintang tiga mantan Wakasad, yang memimpin pertemuan di Lagoon Room Hotel Hilton/Sultan itu," kata Kamaruddin.
Tidak diketahui siapa nama jenderal tersebut. Utusan SBY menyembah dirinya terjadi pada 2011. Dia juga mengklaim jenderal itu tidak datang sendirian, melainkan rombongan.
"Jenderal yang diutus itu sampai sekarang kayaknya masih hidup. Jenderal bintang dan lain-lainnya masih hidup sampai sekarang," katanya.
Kalau ini benar, maka sungguh menarik karena kasus Hambalang bisa muncul fakta-fakta lain yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Kita tunggu bagaimana langkah Demokrat ke depan. Andi Arief akan menanti jawaban Kamaruddin atas somasi Demokrat. Demokrat tak banyak bicara soal sosok jenderal bintang tiga yang diutus SBY untuk bertemu dengan Kamaruddin.
Soal somasi, Ahok dulu juga pernah sebal dengan pernyataan Kamaruddin. Tapi Kamaruddin juga tidak mau minta maaf. Sekarang kita buktikan lagi antara dia dan Demokrat, siapa yang lebih berani.
Kalau Kamaruddin merasa yakin, pasti takkan minta maaf. Begitu minta maaf, dia pasti akan diserang Demokrat. Tapi kalau dia tak minta maaf, lalu Demokrat juga tak berkutik, artinya memang terjadi sesuatu saat itu.
Artinya Kamaruddin pegang kartu As dan Demokrat tak berani melaporkan balik karena bisa terbongkar semua yang sempat disembunyikan. Bola panas ada di tangan Demokrat.
Saya tidak bela siapa pun, tapi tembakan Kamaruddin ke SBY sangat sayang untuk dilewatkan. Ini terkait Hambalang, yaitu kasus yang sangat memalukan nama SBY saat itu. Sampai-sampai sudah merasuk ke benak semua orang di mana ada sindiran, ingat SBY, ingat Hambalang.
Kita tunggu keberanian Kamaruddin selanjutnya.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kamaruddin-terlalu-berani-tapi-demokrat-bisa-7SBnooWTsd
Lazimkah Ekspresi Marah Penguasa hingga Meminta Korban Nyawa?
Disclaimer, tulisan ini menggunakan beberapa pendekatan spiritual, khususnya Islam semata-mata karena pemahaman penulis sebagai pemeluk agama tersebur.
Ahmad Sahroni, Wakil ketua Komisi III DPR blak-blakan mengaku dirinya berteman dengan Ferdy Sambo, ketika mantan Kadiv Propam itu belum jadi apa-apa. Dan dia pun kenal secara dekat termasuk karakter dan kepribadiannya.
Lebih lanjut dikatakannya, ketika kasus pembunuhan Brigadir Joshua terkuak, Roni pun terkejut, kenapa teman yang dulu cenderung baik dan ramah itu, kini berubah total, dan bahkan tega menghilangkan nyawa orang kepercayaannya sendiri?
“Inilah
contoh perilaku yang menjadi hasil akhir dari karir yang meningkat
sangat cepat tanpa dibarengi manajemen kepribadian, dia lupa diri dengan
kekuasaan yang dimilikinya”, demikian Sahroni berfilsafat, menjawab
pertanyaan Deddy Corbuzier di acara podcast “Close The Door”.. (https://youtu.be/OBawymQUjYM)
Gambaran Sahroni tentang teman lamanya ini seakan menasbihkan bahwa seseorang bisa berubah drastic hanya dalam waktu singkat, hanya karena sebuah faktor trivial. Faktor dimaksud adalah Illah, istilah spiritual bagi mereka yang secara tak sadar memiliki Tuhan lain.
Barangkali inilah salah satu hal yang mendasari larangan manusia menyekutukan Tuhan. Bahkan dalam ajaran Islam, syirik masuk dalam kategori tak terampuni. Sikap angkuh, takabur, riya dan kebanggaan berlebihan, termasuk dalam kategori menyekutukan Tuhan, yang tidak terampuni, sesuai ajaran Islam.
Meskipun Ferdy Sambo tidak paham ajaran Islam, namun kita yakin ajaran agamanya juga memiliki tuntunan tentang masalah ini. Tuhan akan sangat murka jika makhluknya justru menuhankan selain Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kalau kita cermati lebih dalam, sebagaimana diulas dalam podcast tersebut, pembunuhan seorang yang dianggap mengganggu martabat si pelaku, terasa berlebihan, jika memang pemicunya semata-mata karena masalah itu. Pertanyaan yang mungkin akan lama menggantung, kenapa harus dibunuh? Apakah tidak cukup jika misalnya memberinya hukuman fisik biasa, atau dibawa ke ranah hukum?
Sangat masuk akal jika kita menilai si pelaku mungkin memiliki penyimpangan psikologis, sehingga dia cenderung mengeksploitasi kekuasaannya sedemikian rupa, agar tak ada seorang pun berani memancing kemarahan dirinya. Betapa beresikonya jika pribadi semacam itu dimiliki banyak pejabat atau pemilik superioritas.
Ada sebuah peristiwa yang bisa jadi terpicu oleh kejadian yang mirip dengan kejadian di Duren III ini. Penulis sekedar memberi ilustrasi, betapa pentingnya seorang penguasa di bidang apapun, di dalam dirinya terdapat kematangan emosi, agar terhindar dari potensi destruktif.
Publik mudah-mudahan dapat mengira-ngira kejadian manakah yang pemicunya mirip dengan pemicu kemarahan si pelaku pembunuhan Joshua. Ketika itu, seseorang terbunuh oleh dua eksekutor di jalanan dengan cara ditembak. Sungguh aneh karena hasil otopsi terkesan direkayasa. Seorang ahli forensik kala itu menjelaskan, bekas tembakannya menunjukkan dia ditembak dari jarak jauh, sementara eksekutor yang bertanggung jawab hanya berjarak beberapa meter dari posisi korban.
Ajaibnya, kasus ini menyeret beberapa sosok pejabat sebagai tersangka otak pembunuhan. Meskipun di pengadilan terdakwa menepis dakwaan jaksa, tetap saja dia divonis bersalah. Bukti yang belakangan diduga sumir, telah menggiring si pejabat ke jeruji besi.
Spekulasi pun beredar, diduga pemicu dari skenario dilibatkannya seorang otak pembunuhan itu, karena ada kaitannya dengan kemarahan seorang pejabat publik kepada sang terpidana yang diduga telah menyinggung kehormatannya. Spekulasi itu pun tetap tersimpan sebagai misteri hingga saat ini
Betapa tragis dua korban pembunuhan itu, hanya karena dipicu kemarahan si pemilik superioritas, mereka harus meregang nyawa. Jika Joshua memang menjadi satu-satunya target, namun yang terdampak dari upaya rekayasa kasus, mencapai puluhan apparat polisi menghadapi proses pemeriksaan.
Berbeda dengan kasus terdahulu, korban diduga hanyalah merupakan umpan untuk menyasar target utama. Namun betapa miris jika spekulasi itu terbukti benar, karena untuk menjadi pintu masuk sehingga si target dipenjarakan, si korban harus meregang nyawa.
Hikmah dari dua peristiwa pidana ini mungkin akan mengilhami kita, betapa rumitnya suasana hati mereka yang karena merasa berkuasa, namun dia menghadapi kenyataan yang membuatnya marah. Dalam hal ini kita perlu memahami betapa pentingnya upaya introspeksi, sebelum maksud jahat yang direncanakannya terlanjur menimbulkan korban. Manajemen emosi barangkali sangat berperan untuk mengendalikan pikiran negative, tidak hanya bagi mereka yang mudah menggerakkan orang lain, namun juga berlaku kepada setiap orang.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/lazimkah-ekspresi-marah-penguasa-hingga-meminta-LI66ZGDAuf
Jokowi Bikin Papua Football Academy di Stadion Kader Demokrat, SBY Auto Prihatin!
Presiden Joko Widodo datang ke Papua meresmikan sebuah akademi sepak bola yakni Papua football academy. Dia meluncurkan Papua football academy di stadion Lukas Enembe yang ada di Jayapura.
Kita tahu bersama-sama bahwa stadion Lukas Enembe adalah stadion yang diresmikan oleh gubernur Papua saat itu. Dia adalah kader dari partai Demokrat yang sempat lari ke Papua Nugini.
Dalam hal ini saya harus mengakui bahwa gerakan presiden Joko Widodo sangatlah cerdas dalam membangun narasi bahwa ada perbandingan yang cukup cadas dan begitu timpang antara Papua dan Hambalang.
Proyek olahraga terbesar yang sempat diwacanakan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah proyek Hambalang. Di sana akan dibangun wisma atlet dan diharapkan memunculkan banyak sekali atlet-atlet berpotensi.
Tapi ternyata yang muncul adalah koruptor-koruptor yang ditangkap. Wisma Hambalang adalah sebuah rekam jejak buruk yang dimunculkan oleh presiden yang suka bawa perasaan dan sering prihatin.
Presiden Joko Widodo pun akhirnya mencoba untuk mencuci mukanya pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang begitu tercoreng buruk. Orang baik ini meresmikan Papua football academy yang akan membentuk kedisiplinan dan karakter yang baik dari anak-anak Papua yang berpotensi menjadi pesepakbola besar di Indonesia.
Presiden Joko Widodo sendiri yang membangun itu dan banyak sekali orang-orang yang bersyukur atas hal ini. Tapi pertanyaan saya kenapa harus di stadion Lukas yang merupakan kader Demokrat?
Pesan tersembunyi dan terselubung yang diberikan oleh presiden Joko Widodo adalah mempertontonkan gagalnya Susilo Bambang Yudhoyono dalam membangun Indonesia selama 10 tahun kemarin ini.
Yang dibangun bukan manusianya tapi yang dibangun adalah kerajaan Cikeas yang pada akhirnya harus tenggelam Karena kader-kader Demokrat yang gak beres dan banyak yang korupsi di eranya. Yang saya ngomong ini fakta loh bukan asal-asalan aja.
Pesepakbola di Indonesia masih banyak yang harus digali potensinya. Negara kita adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Akan tetapi pelatihan-pelatihannya masih kalah jauh dengan negara-negara Eropa dan Amerika yang penduduknya relatif jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia.
Inilah yang menjadi ironi dari negara-negara Asia yang negaranya jarang bisa masuk ke piala dunia. Bahkan sepak bola Indonesia dan Korea Selatan pun jauh timpang. Sebenarnya nggak banyak orang-orang yang sadar bahwa negara Indonesia itu sebenarnya bisa berpotensi menguasai dunia.
Saya penasaran dengan presiden sebelum-sebelumnya yang seolah-olah tutup mata dan tutup telinga soal olahraga. Presiden Joko Widodo memiliki sensitivitas yang sangat amat tinggi di dalam menentukan lokasi dan tempat mencetak atlet-atlet berkelas dunia di Indonesia.
Di alam Papua yang indah dengan udara yang bersih membuat penggalian potensi akan menjadi semakin luar biasa.
Kemegahan stadion di Jayapura jauh lebih bagus daripada stadion yang dibangun oleh gubernur dungu rasis yang gak sebentar lagi dibuang oleh rakyat Jakarta yakni Anies Baswedan yang merupakan kader Demokrat juga dulunya.
Desain besar olahraga Nasional seharusnya bisa dilakukan sebaik-baiknya oleh para pemerintah daerah. Saya berharap bukan hanya latihan fisik yang dibangun di Jayapura football club melainkan juga pelatihan mental yang nggak sembarangan tackle orang sampai ada yang mati.
Terima kasih presiden Joko Widodo semoga panjang umur dan sehat selalu supaya bisa mempermalukan Susilo Bambang Yudhoyono. Bikin SBY malu dan mempermalukan orang ini dan partai-partainya sangatlah mudah.
Datang saja ke tempat mangkraknya dan foto-foto di sana seperti yang dilakukan presiden Joko Widodo. Langsung auto nangis dan bikin album baru mungkin?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/jokowi-bikin-papua-football-academy-di-stadion-NA90fS1cjI
Lebay! Ada Patung Kucing Simbol Perjuangan di Kampung Susun yang Diresmikan Anies
Peresmian Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung perlu diapresiasi. Penyediaan tempat tinggal untuk warga merupakan kabar gembira. Yang menempati kampung susun di Cakung ini adalah warga Bukit Duri yang dulu mengalami penggusuran pada tahun 2016. Hanya saja keberadaan patung kucing di area kampung susun ini serta narasi yang mengikutinya menimbulkan pertanyaan dalam benak saya.
"Patung kucing ini gagasan karena waktu pas penggusuran, saya melihat di atas sanggar Ciliwung yang dihancurkan itu, ada satu ekor kucing bernama Libi milik anak-anak sanggar. Kucing itu melompat-melompat di antara terkaman backhoe,” kata tokoh masyarakat, Sandyawan Sumardi, seperti dikutip dari kompas.com.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa Libi dikira sudah mati tetapi esok harinya anak-anak melaporkan bahwa Libi masih hidup dan sedang duduk di lokasi sanggar yang sudah hancur. Setelah itu setiap hari setiap pukul 15.00 WIB, Libi selalu tidur di lokasi atau reruntuhan itu. Karena itulah, Libi dijadikan simbol perjuangan warga Bukit Duri yang tergusur.
“Ini kami jadikan simbol perjuangan, kesetiaan dan persistensi warga yang rindu sekali akan tempat tinggal yang manusiawi, yang penuh gotong royong,” ujar Sandyawan.
Sah-sah saja membuat monumen tetapi bagi saya narasinya berlebihan. Saya menduga mereka merasa menang karena usulan mereka soal kampung susun terwujud. Secara tegas, mereka memang menolak dipindahkan ke rusunawa tetapi meminta dibangunkan kampung susun yang manusiawi dan dikelola dengan koperasi berdaya guna. Bagi mereka, rusunawa tidak bisa mengganti tanah dan rumah yang mereka miliki. Skema kampung susun akan mengembalikan tanah dan rumah yang sudah digusur pada tahun 2016.
Benarkah mereka sungguh-sungguh memenangkan perjuangan soal kampung susun ini? Menurut saya kok tidak. Saat itu mereka menuntut agar kampung susun dibangun di Bukit Duri tetapi kampung susun ini berada di Cakung. Mereka meminta agar kampung susun bisa menjadi hak milik tetapi skema yang sekarang direncanakan dengan sistem sewa jangka panjang. Pengelolaan memang diserahkan kepada koperasi tetapi peraturannya pun belum ada.
Menurut saya, warga Bukit Duri yang menerima kampung susun di Cakung ini tidak konsisten dengan keberatan mereka pindah ke Rusunawa Rawa Bebek. Saat itu, mereka menolak pindah karena merasa Rusunawa Rawa Bebek jauh dan sistem menyewa tidak bisa mengembalikan rumah dan tanah mereka. Sebagai catatan, tidak semua warga Bukit Duri menolak pindah ke Rusunawa Rawa Bebek. Lebih banyak yang mau pindah daripada yang tetap bertahan di Bukit Duri.
Saya merasa pemenang sebenarnya adalah warga yang mau pindah sejak tahun 2016 karena mereka mereka sudah nyaman sejak lama. Warga Bukit Duri yang menerima kampung susun di Cakung ini justru mengalami kekalahan. Mereka harus pindah ke Cakung. Kampung susun tetap harus menyewa. Tempat tinggal pun baru didapatkan pada tahun 2022.
Karena itulah, saya merasa tidak perlu ada monumen patung kucing di kampung susun itu. Tidak ada hal yang layak untuk dijadikan monumen. Anehnya Pemprov DKI yang membangun kampung susun itu juga ikut saja keinginan warga Bukit Duri. Yah, mungkin karena tersandera janji politik yang tidak logis tetapi harus tetap dipenuhi demi menjaga citra dan suara untuk narasi politik ke depan.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/lebay-ada-patung-kucing-simbol-perjuangan-di-zOP39IpImb
Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!??
Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :
BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Kamis/01092022/13.16Wita/Bjm