Migo Berita - Banjarmasin - Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!??? Kalau mau berpikir jernih, sebenarnya tidak usah menggubris judul diatas, karena hingga hari ini Kamis 6 Oktober 2022 yang mengusung Anies baru 9 persen yaitu partai NASDEM, kemudian yang mengusung Ganjar juga baru partai yang tekenal di DKI Jakarta PSI (partai diluar parlemen). Jadi , kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi. Jadi jangan BAPER an apalagi. belum apa-apa sudah "MERAJUK" tidak terima akan kenyataan hidup dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Semua pencapresan belum FINAL .. Sabar dan Santai, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham. SELAMAT MEMBACA...!!!!!
Songong Saat Niluh Out: "Mati 1 Tumbuh 1000", Kabur Lagi 5000, NasDem Kejang!
Orang sombong pasti dapat karmanya. Orang tinggi hati pasti akan dihancurkan oleh dirinya sendiri. Partai NasDem adalah salah satu model yang dipertontonkan kepada Indonesia saat ini. Saat NasDem mendukung bapak prostitusi Kalijodo Anies, Niluh keluar dan langsung tegas.
Saat Niluh keluar, reaksi kader NasDem yang pro sama Surya Paloh asal Aceh dan Anies yang katanya asal Yaman itu, sangatlah sombong dan tinggi hati. Ada kader NasDem yang sebut Niluh memang selama ini nggak guna, mati satu tumbuh seribu.
Tapi sekarang, badai resign dan ribuan, mungkin ratusan ribu kader NasDem mulai menyatakan sikap keluar dari NasDem. Ramai-ramai, seperti air mengalir dari bendungan bocor kasar karena dibom teroris dari dasarnya, NasDem mendadak kering. Mereka sekarang gemetar.
Mereka gentar, ketakutan, bulu kuduk mereka bergidik, melihat betapa hancurnya NasDem saat Anies Paloh dideklarasikan oleh Surya Baswedan. Eh maksudnya Anies Baswedan dideklarasikan oleh Surya Paloh.
Anies ini mengerikan, membawa petaka dan sial angka 4,6,13,14 dan 22 saja seperti kepercayaan Timur bagi NasDem. Sekarang NasDem sepi, ditinggal ramai-ramai. NasDem sempat besar bukan karena Anies, tapi karena perjuangan yang dijual soal nasionalisme.
Jangankan 20 persen porsi suara, NasDem memperoleh suara 10 persen pun masih belum. Akan tetapi, partai yang dibangun oleh Surya Paloh ini sudah pongah dan sombong. Analisis Denny Siregar mengenai strategi Paloh rasanya terlalu prematur. Kurang tepat.
NasDem ini sepertinya memiliki ketua umum yang bukan seorang strategis. Ketua umum Surya Paloh kelihatan sangat ingin menutupi sesuatu. Beberapa teman mengatakan bahwa ketika Anies dijadikan capres, maka Anies akan sulit dipidana. Apakah benar? Silakan direnungkan.
Selama ini Surya Paloh punya banyak proyek di DKI Jakarta. Lalu JK juga adalah teman dekat dari NasDem. Di DKI Jakarta, DPRD-nya juga banyak yang membela Anies. Ini adalah bentuk keberpihakan yang dirasa sangat mengerikan. Di DPR-RI, NasDem juga nggak bisa apa-apa.
Merreka hanya dapat jatah 3 menteri, dan harusnya dibuang itu semua, karena NasDem mendukung Anies yang adalah maskot radikalisme, intoleransi dan terorisme. Tentunya itu jauh dari visi misi Jokowi.
Akhirnya NasDem memunculkan wajah aslinya, membuat kader-kadernya merasa tertipu. Sekarang masih berani sombong? Sekarang mereka sudah mulai melunak dan mengatakan “Kami menghargai keputusan mereka.” Mungkinkah akan berlanjut lebih parah?
Mungkinkah nanti NasDem akan mengemis-ngemis kepada mantan kadernya untuk kembali karena mereka secara suara sekarang sudah sangat gembos dan kayak ban hancur kena bom? Bisa saja, karena menurut keyakinan saya, politisi adalah sejatinya penjilat.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/songong-saat-niluh-out-mati-1-tumbuh-1000-Bbschv7MeS
Kadrun Semakin Rajin Menabur Bibit Pelemahan Polisi, Karena Mau Menuai Chaos Pilpres 2024
Coba kita berpikir mengenai beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini: (1) kasus Sambo; (2) isu tentang konsorsium 303 yang liar tapi setelah ditelusuri belum ada bukti awal yang menyertai serangan aneh menggunakan isu itu; (3) kritikan Najwa Shihab yang tajam ke polisi, tumpul ke Anies; (4) tragedi Kanjuruhan, polisi disudutkan secara berlebihan, padahal titik awal tragedi dimulai dari aksi gila suporter yang turun ke lapangan.
Kasus Sambo, memang paling merusak citra kepolisian. Gara-gara kasus inilah, kadrun (semacam makhluk yang berpikiran kolot persis orang zaman jahilliah) mulai ganas di medsos (media sosial) dengan melancarkan serangan yang bertubi-tubi menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian. Dengan susah payah, Polri kita kerja dua kali lipat untuk mengusut tuntas kasus ini, sampai akhirnya P21 dan kasus ini sudah maju ke pengadilan. Kita bisa lihat di berita, polisi benar-benar serius mengusut kasus Sambo, tidak neko-neko.
Ada pula isu liar "konsorsium 303" yang dihembuskan dari sumber tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Melebar-lebar ke mana-mana, sampai akhirnya bisa jadi menyasar dan menuduh beberapa pejabat polisi yang tidak bersalah. Saya menduga, ini juga adalah "kerjaan" kadrun yang lagi menyalurkan hobinya "mengerjai" kepolisian. "Kapan lagi, kita bisa dengan gencar serang kepolisian? Mumpung ada kasus Sambo," mungkin begitu yang dihalusinasikan ke dalam otak para kadrun, agar mereka gerak cepat menyebarkan hoax-hoax-nya.
Kontras, jika dibandingkan dengan Nikita Mirzani yang sering didatangi polisi karena berbagai kasus yang menghampirinya, Nikita masih bisa dengan sikap yang dewasa (mantap jiwanya) masih berusaha membela kepolisian dengan mengkritik Najwa yang keterlaluan terus menerus menyudutkan kepolisian. Di belakang hari, akhirnya ketahuan juga, betapa munafiknya Najwa yang katanya tidak lagi percaya kepada polisi, namun Najwa malah pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kasus akun-akun medsos (yang berhubungan dengan NarasiTv) yang diretas oleh seseorang (itu menurut katanya... Hmm, mungkin benar, tapi mungkin bisa saja lagi playing victim, 'kan? What the heck? Hack buatan sendiri?)
Mengenai tragedi Kanjuruhan, kita juga mendapatkan fakta bahwa korban yang tewas itu disebabkan karena banyak yang tergencet karena pintu stadion tidak dibuka (entah sengaja atau tidak, tapi terus terang saya langsung teringat pada pintu mall disegel sebelum mall dibakar waktu kerusuhan 98). Faktanya lagi: tidak ada satu orang pun yang tewas karena menghirup gas air mata. Namun oleh kadrun, dipelintirlah fakta-fakta itu menjadi kebohongan yang mahakadrun. Kadrun menyebarkan hoax di mana-mana, bahwa polisi yang membunuh ratusan suporter dengan gas air mata. Sungguh kurang ajar bener, tuh, ngomongnya.
Dari beberapa peristiwa di atas, sudah bisa mulai diterawang dan diprediksi, kadrun sedari sekarang itu sudah menabung pikiran-pikiran sesat ke dalam masyarakat, karena tujuan utama mereka itu sedang melakukan ingin mengacaukan Pemilu 2024.
"Wahai rakyatku..."
Ah, maaf, salah ketik. Sengaja. Biar seru terus baca artikel panjang ini sampai selesai.
"Wahai rakyat Indonesia! Sadarlah! Polisi kita sedang dilemahkan oleh para pengasong khilaf-khilafah itu!" pekikku dari hati nurani terdalam.
Saat ini sedang terjadi proses cuci otak sampai ke bawah sadar (karena IQ atau Intelectual Quotation masyarakat sebagian masih kurang cukup memadai untuk menangkal isu-isu liar) supaya masyarakat menjadi antipati dan membenci kepolisian tanpa filter atau saringan yang baik. Mungkin selama ini masyarakat terlalu percaya pada pesan-pesan medsos, namun kurang literasi, malas membaca dan mencari narasumber yang benar, kurang cek & ricek (malas cross check), dan itu artinya kurang mengetahui fakta yang akurat dan aktual.
Mereka mengharapkan nantinya masyarakat semakin beringas dan semakin barbar saat menyerang polisi nanti, untuk melampiaskan kebencian mereka kepada kepolisian. Contohnya: kejadian motor tabrak pintu kantor polisi yang dilakukan janda stres berjilbab yang mengaku benci pada polisi, ada pula yang melempar bom molotov ke pos polisi, ada serigala kesepian (lone wolf) di mana ada saking bencinya, seorang gadis berjilbab menembak kantor kepolisian dengan senjata pistol airsoft gun, dst, masih banyak lagi tapi berhubung durasi, saya langsung ke info teranyar dan terbaru yaitu polisi diserang secara massal di lapangan Stadion Kanjuruhan.
Sedangkan TNI, ranahnya itu adalah terfokus untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara kalau ada serangan dari luar, bukan mengawal Pemilu 2024.
Kadrun elit melihat hal ini sebagai celah untuk dimanfaatkan. Citra polisi dibuat sejelek mungkin. Gunanya yaitu mempersiapkan kerusuhan dan kudeta saat pengumuman pemenang Pemilu, menuduhkan terjadinya kecurangan Pemilu, lalu pasukan nasi bungkus yang kita biasa lihat hobi demo-demo itu tiba-tiba bisa bermetamorfosis menjadi pasukan jihad-jihadan (jihad karena ada maunya), membunuh-bunuh dan memperkosa orang-orang, terutama menargetkan WNI keturunan Tionghoa yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, selalu dijadikan tumbal politik, berhubung keturunan Tionghoa sudah lama diberi stigma negatif sebagai oligarki yang jahat yang terlalu berkuasa atas perekonomian Indonesia. Padahal bohong.
Lebih banyak kulihat orang-orang WNI keturunan Tionghoa lebih miskin saat ini, mungkin sangat terdampak dengan pandemi, namun sayangnya karena faktor diskriminasi yang kuat, sebagian dari mereka tidak memperoleh bantuan keuangan dari pemerintah seperti WNI pribumi asli. Kemudian jika seandainya terjadi kerusuhan, keturunan Tionghoa yang hidup sangat sederhana sekali ini sudah tidak bisa lari ke luar negeri, karena sudah tidak punya uang yang cukup.
Kasihanilah mereka, mereka sudah tertekan, berbanding terbalik dengan keturunan Arab, terlalu dimulia-muliakan, padahal ada juga keturunan Arab yang kerjanya tiap hari selalu membuat keributan di Indonesia, rajin membuat stabiltas negara menjadi kurang kondusif, terutama yang gelarnya Imam Bongsor beserta bestie-bestie-nya, juga termasuk kelompok ahli-ahli agama yang kemungkinan ditolak di-blacklist kalau mau masuk ke Singapura untuk foya-foya menghabiskan uang sumbangan dari jemaah. "Kalau tidak nge-hoax, tidak bisa makan," konon katanya sih begitu.
Terus, bagaimana nanti dengan nasib presiden Jokowi? Terancam juga, kah? Ada prediksi?
Kalau sudah chaos, kudeta dll, biar pun Jokowi adalah muslim yang ibadahnya luar biasa, serta dinobatkan menjadi orang muslim terbaik urutan ke-12 yang paling berpengaruh di dunia, biar pun Jokowi sudah paling baik, mereka akan sikat juga, Jokowi akan dibikin jadi tahanan politik atau tahanan dengan cap kriminil, mungkin dibuat senasib dengan mantan presiden Soekarno yang dibuang ke pulau terpencil, demi menjaga "senyum legendaris" Mbah Soeharto.
Atau bisa saja "di-ahok-kan," seperti lagu anak-anak kadrun yang gemar menyanyikan: "bunuh, bunuh, bunuh Ahok sekarang juga", lalu akan terjadilah: kepala presiden dipenggal-penggal oleh makhluk seperti Taliban tapi sebenarnya WNI, seperti dibiasakan oleh kaum Salah-Salahkan alias kaum Khilaf-Khilafah (nasional maupun internasional) yang selalu super sok merasa paling benar sendiri itu.
Bisa tanya Mbah Google mengenai peristiwa Arab Spring, bagaimana parahnya chaos kekacauan di Suriah. Selidiki dan baca sejarah juga bagaimana kejamnya Boko Haram, Taliban, ISIS, menghabisi pemerintah yang sah ketika mereka berhasil kudeta, padahal rakyatnya berhasil ditipu dan dibodoh-bodohi dengan kampanye hitam untuk melawan pemerintah; dalam kampanyenya, pemerintah selalu salah , teroris-teroris itu ingin merebut kekuasaan dan memenuhi 3 TA yang adalah hawa nafsu mereka: harTA + TAhta + waniTA.
Bukan mengada-ada, lho, ini. Kita selalu ingat, bagaimana kerasnya kadrun menyerang: Jokowi selalu disalah-salahkan kadrun; bahkan Jokowi dicap PKI, islamofobia, dll. Memang kadrun sungguh kejam kepada orang sebaik Jokowi.
Demi legitimasi kekuasaan, kadrun elit akan membungkam pengaruh Jokowi untuk selamanya, agar Jokowi tidak bisa lagi mengubah situasi dan kondisi perpolitikan Indonesia. Kadrun elit sangat takut dengan pengaruh Jokowi karena Jokowi sangat dicintai oleh rakyatnya, dan rakyatnya (bukan "wahai rakyatku") pasti lebih mendengar dan percaya kepada Jokowi dibandingkan raja, atau sultan, atau khalifah mahakadrun yang baru berhasil melancarkan kudeta.
Kita yang sayang kepada presiden terbaik yang kita miliki sepanjang sejarah, Jokowi, saya ajak secara pribadi agar mulai berusaha dari diri sendiri untuk melindungi presiden sejak dari sekarang.
Caranya dengan menolak dan membasmi cuci otak versi terbaru buatan kadrun itu; kita cegah masyarakat menjadi antipati kepada kepolisian, ajaklah masyarakat untuk mulai tumbuh kepercayaan lagi kepada kepolisian.
Kita bisa melaporkan kadrun yang terindikasi berusaha membohongi masyarakat dengan isu-isu yang menyerang secara membabi buta terhadap citra kepolisian, kawal terus mereka sampai masuk penjara, jangan diberi ampun, dan jangan diberikan maaf pakai materai 10 ribu, supaya kapoklah mereka semua seperti Jonru. Kita perlu marah kepada orang-orang bejat ini. Kadrun-kadrun itu memang harus dimarahi seperti anak kecil ingusan yang belum dewasa dalam segala hal.
Kalau perlu, kita tersangkakan mereka itu kelompok teroris yang sedang mengambil Kuliah Kerja Nyata jurusan cuci otak. Supaya kadrun mundur dan takut kena pasal teroris karena hukumannya bisa mencapai hukuman mati buat teroris.
Kita harus mencegah bahaya kudeta yang adalah kejadian terburuk bagi masa depan Indonesia, bukan?
Mencintai Polisi = Mencintai Jokowi juga.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kadrun-semakin-rajin-menabur-bibit-pelemahan-HiZEyUYnJL
Cebong Menyerah Sama Anies Jika Ganjar Pranowo Tidak Dimajukan Sebagai Capres?
Anies dicalonkan Nasdem, Ganjar dicalonkan rakyat. Ini adalah judul video Cokro TV beberapa hari yang lalu. Terdengar keren dan membuai hati cebong, tapi mohon maaf kalau penulis katakan ini di luar fakta.
Faktanya partai politik dan gabungan partai politik yang bisa memajukan seorang menjadi calon presiden, dengan PT minimal 20 Persen. Seberapa banyaknya pendukung Ganjar yang disebut rakyat, akan tidak ada artinya jika tidak ada partai yang mencalonkan Ganjar sebagai capres.
Sejauh ini yang bisa dilakukan rakyat pendukung Ganjar adalah melakukan opini-opini publik, menekan PDIP memajukan Ganjar sebagai Capres. Peluang Ganjar dimajukan partai lain nyaris mustahil, setelah Ganjar menegaskan SIAP mendukung penuh PDIP menang 3 periode.
Penulis sih tidak berniat mengecilkan hati pendukung Ganjar, penulis mendukung penuh pendukung Ganjar menekan PDIP melalui opini-opini publik. Tapi mungkin sarannya, lakukanlah lebih terkoordinasi, jangan terlalu brutal dan kalau bisa jangan bertentangan dengan sikap Ganjar.
Percayalah jagoan kalian Ganjar paham bagaimana meluluhkan hati partainya dan mbok Megawati. Menurut penulis teriakan-teriakan tidak akan memilih PDIP hanya memperkeruh suasana. Sadar, bagaimanapun kalian butuh PDIP mendukung Ganjar, kalau sama-sama ngotot maka tidak akan ketemu. Termasuk juga opini-opini publik yang menyerang Puan Maharani dengan nada menghina. Kalau sekedar kritik gpp, tapi jangan lebay :)
Anggap meluluhkan hati PDIP dan mbok Megawati adalah ujian pertama Ganjar sebagai calon pemimpin. Kemampuan negosiasi juga merupakan standart yang harus dimiliki pemimpin bukan?
Good luck buat pendukung Ganjar ya, berjuang sekuatnya agar Ganjar bisa maju sebagai capres, termasuk berharap dimajukan oleh partai lain juga tidak ada salahnya. Hanya saja penulis mengajak agar kita juga sebisa mungkin realistis, bagaimana jika seandainya terjadi skenario terburuk dimana Ganjar pada akhirnya tidak dicalonkan sebagai Calon Presiden?.
Penulis tergerak menanyakan ini karena dari banyaknya skenario politik, ada skenario dimana Ganjar tidak maju sebagai Capres. Ini adalah skenario terburuk yang tidak diinginkan pendukung Ganjar, tapi bagaimana jika ini terjadi?
Penulis melihat banyak Ganjarist di media sosial yang seolah-olah sudah pesimis bisa mengalahkan Anies jika Ganjar Pranowo tidak maju sebagai capres. Ibaratnya sudah menyerah sebelum berperang, dan ini dilihat kubu sebelah ada kepanikan di para pendukung Ganjar.
Penulis melihat demikian juga, terserah jika penulis mau dituduh kadrun. Tapi bagi penulis ini terbukti dari serangan Ganjarist yang mulai tidak terkontrol. Contohnya adalah serangan "Anies deklarasi di saat tragedi Kanjuruhan". Serangan ini kemudian dimentahkan oleh Ganjarist sendiri, tepatnya oleh PSI yang melakukan deklarasi di saat ada tragedi Kanjuruhan juga.
Serangan-serangan seperti ini hanya akan jadi amunisi buat kadrun dan bahan debat kusir mereka. Kadrun bisa dengan mudah menyerang balik kalau Ganjarist Hipokrit dan Munafik. Mengecam tapi kepingin juga Ganjar ada partai yang dukung sebagai capres, seperti Anies didukung Nasdem.
Jadi yu mari koordinasi lagi, mulai realistis lagi dan jangan panik. Mari kita pahit-pahitan seandainya Ganjar tidak bisa maju sebagai Capres, maka Anies juga belum tentu menang kok. Masih ada Prabowo-Imin yang menurut survei jika digabungkan elektabilitas pasangan ini sekitar 40 persen lebih.
Beberapa lembaga survei menempatkan pasangan ini sebagai juara, contohnya di sumber berikut ini. Hasil survei ini kemudian coba dibantah oleh medianya Rizal Ramli di berita berikut ini. Terserah pembaca mau percaya yang mana. Hahaha
Menurut penulis, sejak gabung dengan pemerintahan Jokowi dan meninggalkan kelompok islam politik yang kini mendukung Anies, Prabowo sudah banyak berubah. Narasi kader-kadernya juga banyak yang berubah, cenderung kalem dan nasionalis saat ini, kecuali Fadli Zon tentunya. Fadli Zon adalah beban partai Gerindra saat ini.
Prabowo yang saat 2019 banyak menyerang NU melalui ustad-ustad di kubunya, sekarang sudah mulai dekat dan merangkul NU. Hanya saja memang Prabowo bukan orang yang pandai merangkai kata dan jago debat, Prabowo tidak sungkan-sungkan mengakui lawan debatnya lebih hebat ketika terdesak.
Di samping itu, masa lalu Prabowo juga bisa jadi amunisi lawan politik buat menyerang Prabowo. Anaknya yg diisukan LGBT juga pasti akan diangkat pendukung Anies yang memang ahlinya menyerang dengan isu-isu seperti ini. Tapi ya pendukung Prabowo juga bisa balik menyerang dengan isu Yaman kalau sampai Anies menggunakan politik identitas lagi.
Kalau harus memilih diantara Prabowo dan Anies, memilih yang terbaik dari yang terburuk, ya mau tidak mau penulis lebih pilih Prabowo. Mengingat Prabowo juga lahir dari keluarga yang plural dan terbiasa berada di lingkungan yang menjunjung pluralisme.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/cebong-menyerah-sama-anies-jika-ganjar-pranowo-ie4t469MIG
Galaunya Irma Suryani Chaniago Gara-gara NasDem Dukung Anies
Mendekati pemilu, partai-partai sudah mulai secara terang-terangan mengumumkan siapa Capres yang akan diusung. Seperti Gerindra masih setia mendukung Ketua umumnya sendiri, Prabowo Subianto meskipun selalu kalah di 3 kali Pilpres sebelumnya.
Lantas, apa yang menjadi alasan Gerindra tetap mengusung Om Wowo tersebut?
Kenapa gak coba mendukung Capres lain?
Gak bosan apa kalah melulu?
Jawabannya adalah karena Gerindra Prabowo yang dirikan. Dia yang paling banyak punya saham di partai itu bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo.
Jadi kalau Gerindra itu diibaratkan perusahaan, Prabowo pemilik sekaligus sebagai direktur perusahaan tersebut. Sementara kadernya yang lain seperti Fadli Zon, Ferry Juliantono, Ahmad Muzani, Habiburokhman dan Sufmi Dasco Ahmad adalah karyawan
Pertanyaannya, emang ada karyawan yang berani menentang pemilik perusahaan?
Tidak ferguso.
Begitupun dengan Gerindra, tidak ada yang berani menantang keputusan Prabowo yang mengusung dirinya sendiri sebagai Capres.
Sandiaga Uno saja yang baru sebatas ngomong mau nyapres, auto kena semprot oleh Ahmad Muzani dan Desmond Junaidi Mahesa.
Apalagi kalau sampai menolak Om Prab nyapres. Siap-siap saja kena lempar Hape.
Partai berikutnya yang sudah secara terang-terangan menyatakan dukungan kepada sosok Capres 2024 adalah NasDem.
Dan yang didukungnya itu pun cukup mengejutkan. Bukan si brewok Surya Paloh. Bukan pula Ketua Panitia Formula E Ahmad Sahroni. Tapi yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan NasDem yakni Anies Baswedan.
Sebelumnya memang ada 3 nama yang diumumkan bakal diusung oleh NasDem yakni Ganjar, Andika Perkasa dan Anies. Eh yang terpilih malah Wan Abud.
-o0o-
Kalau dilihat dari sejarahnya, NasDem ini memang unik.
Pertama, berdiri pasca Paloh gagal terpilih jadi Ketua umum Golkar. Dan statusnya bukan partai tapi Ormas.
Si brewok pun sesumbar Ormas NasDem tidak akan jadi partai.
Walaupun pada akhirnya dia menjilat ludah sendiri karena NasDem menjadi partai politik.
Kedua, selalu mengekor.
Di mana ada gula, di situ ada semut. Di mana ada Capres yang potensial menang, di situ akan didukung oleh NasDem.
Gak peduli Capresnya itu kader partai lain atau bukan kader partai.
Seperti pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu, partai ini mengusung Jokowi yang notabene kader PDIP.
Jadi beda banget dengan partai lain yang justru ingin mengusung kadernya sebagai Capres/Cawapres.
Perhatikan saja Partai Demokrat. Serendah-rendahnya dan sehina-hinanya partai itu yang kadernya pada tahun 2022 ini masih ada yang korupsi, tetap saja mau mengusung AHY sebagai Cawapres.
Ketiga ini yang lucu, NasDem mengatakan Anies itu seorang nasionalis sejati. Kwkwkwk
Padahal bagaimana mau disebut nasionalis kalau Wan Abud menghalalkan segala cara untuk dapat berkuasa? Seperti merangkul kelompok intoleran dan rasis.
Dan jangan salah-salah, pada Pilgub DKI 2017 lalu, Anies juga didukung oleh HTI lho.
Ormas rasa Parpol yang mengharamkan demokrasi dan Pancasila serta ingin merebut kekuasaan di negeri ini dengan cara inkonstitusional.
Indonesia pun mau dijadikannya negara khilafah.
Artinya apa? Tidak menutup kemungkinan kedepannya NasDem bekerja sama dengan eks kader Ormas yang telah dibubarkan pemerintah tersebut dalam rangka memenangkan Anies.
Inikah yang disebut nasionalis oleh Kabid Hubungan Legeslatif DPP NasDem -Atang Irawan?
"Pengen muntah," ujar pemilik akun Twitter @OlaAdonara
Hahaha
Akibat dari keputusan NasDem mengusung Anies tersebut, beberapa kadernya cabut alias mengundurkan diri. Seperti Niluh Djelantik.
Pengusaha sepatu itu hengkang dari NasDem tanpa menunggu waktu lama.
Kader lain yang mundur dari NasDem berikutnya adalah Anak Agung Ngurah Panji Astika.
Politisi yang dikenal sebagai tokoh Puri Anom, Tabanan itu sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Hubungana Eksekutif DPW NasDem Bali.
Dia pun sudah secara resmi mengirimkan surat pengunduran diri ke NasDem.
Cadas. Hehehe
Nah sekarang, kader yang belum mundur dari NasDem ada dua kemungkinan.
Pertama, yang pro atau setuju partainya tersebut mengusung Anies. Dan kedua, kader yang galau. Bingung antara mau mundur atau tidak.
Sebagai contoh kader yang galau ini adalah Irma Suryani Chaniago.
Pertanyaannya, kenapa dia galau?
Karena dulu getol banget menyerang Anies.
Seperti Irma pernah mengatakan, program rumah DP Nol yang notabene janji kampanye Anies belum terelalisasi hingga 4 tahun ia menjabat sebagai Gubernur DKI. Padahal itu adalah program unggulannya.
"Ini program unggulan yang tidak terealisasi, bahkan masuk ranah hukum," ujar Irma dengan nada yang cukup meyakinkan.
Tidak hanya itu, Irma juga mengatakan kontrol kerja Anies terhadap bawahannya lemah sehingga program kerjanya jadi tidak jalan.
Di samping itu, menurutnya tidak hanya program rumah DP Nol yang kacau balau tapi program OK Oce juga tidak kalah jebloknya.
Cadas...
Eh sekarang partainya malah mengusung orang yang dikatakannya tidak becus bekerja itu. Hehehe
Jelas, secara tidak langsung Paloh telah menskakmat Irma.
Hingga ia jadi nyaris tidak berdaya.
Itulah resiko jadi followers. Suka tidak suka harus ikut apa kata atasan.
Kalau disuruh menjawab dengan jujur, Irma sebenarnya gak setuju partainya mendukung Anies.
Hanya saja permasalahnya kini ia menjabat sebagai anggota DPR-RI menggantikan Percha Leanpuri yang meninggal dunia.
Artinya apa? Kalau dia mundur dari partai tersebut, otomatis segala fasiltas seperti gaji, tunjangan, bantuan listrik dan telepon, biaya perjalanan harian, rumah dinas, dll tidak didapatkannya lagi.
Sedangkan kalau tidak mengundurkan diri dari NasDem mendapat bullying terus dari netizen.
Di sinilah letak ujian Irma sebenarnya.
Apakah dia akan mengikuti jejak Niluh Djelantik yang keluar dari NasDem demi prinsip dan harga diri ataukah menjilat ludah sendiri dengan turut mendukung Wan Anies yang pernah dikatakannya tidak becus bekerja tersebut demi mempertahankan jabatan?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/galaunya-irma-suryani-chaniago-gara-gara-nasdem-OEeg6NwOwa
Stop Ngawur!! Nasdem Capreskan Anies Agar PDIP Majukan Ganjar Adalah Teori Bodoh
Politik memang cair dan dinamis, tapi politik juga logis, rasional dan realistis. Kita boleh saja berharap akan ada plot twist ala film detektif atau film karya Nolan, tapi kalau kita berfikir terlalu liar dan nyeleneh, maka akhirnya hanya akan jadi halusinasi belaka.
Sebagai sesama pengawal pemerintahan Jokowi, penulis kasihan dengan beberapa influencer cebong dan sesama penulis yang membuat teori-teori liar jauh di luar fakta. Satu sisi mengutuk Nasdem karena memajukan Anies, namun di sisi lain masih berharap bahwa Surya Paloh memajukan Anies demi menguntungkan kubu cebong.
Hei, ini Surya Paloh loh bukan Uchiha Itachi yang rela dicap penjahat dan pengkhianat demi melindungi Konoha dari kudeta. Surya Paloh adalah mantan petinggi Golkar yang membentuk partainya sendiri karena masalah rebutan kekuasaan.
DNA Surya Paloh sama dengan DNA Golkar yang opportunis dan menghalalkan segala cara demi kekuasaan. Sekali opportunis, maka selamanya akan opportunis. Jadi stop menghibur diri, kita relakan saja kalau sekarang Nasdem sudah pindah kubu.
Kita jangan lupa bahwa setelah Jokowi resmi 2 periode ada masalah internal antara koalisi soal pembagian posisi menteri. Megawati sampai menyindir dalam pidatonya, yang kemudian dibalas Surya Paloh dengan mememui Anies dan menyebut kalau Nasdem sangat mungkin dukung Anies.
Jadi kalau pembaca berfikir Surya Paloh memajukan Anies agar PDIP memajukan Ganjar, yang kemudian Ganjar akan mengalahkan Anies, maka itu adalah teori yang sangat bodoh.
Surya Paloh memajukan Anies jelas yang pertama dipikirkan adalah keuntungan partai Nasdem, bukan keuntungan cebong atau keuntungan PDIP (andai menang dengan memajukan Ganjar).
Paloh tentu akan lebih senang seandainya Anies yang nanti maju Capres dan menang. Paloh juga akan senang kalau seandainya Ganjar tidak dapat tiket, karena artinya berkurang satu pesaing potensial. Tapi kalau kalah? Maka yang akan penulis bahas berikut ini yang diharapkan Nasdem.
Nasdem sudah 10 tahun jualan nasionalisme dan gabung dengan koalisi Jokowi. Suara Nasdem awalnya naik, tapi setelah Golkar gabung di periode kedua, ditambah dengan kehadiran PSI. Bisa kita lihat saat ini di berbagai lembaga survei suara Nasdem mentok di angka 4-6 persen.
Maka logis kalau akhirnya Nasdem berfikir untuk keluar dari zona saat ini, karena akan selamanya berada di bawah bayang-bayang PDIP kalau hanya jualan nasionalisme. Maka sekarang narasi Paloh sudah mulai berubah, Paloh sudah mewajarkan yang namanya politik identitas.
Lalu bagaimana dengan ideologi pendukung Anies yang lebih dekat ke PKS daripada Nasdem? Kita memang harus akui bahwa ada juga masyarakat yang idealis, tapi sekuat-kuatnya idealisme, banyak juga yang akhirnya hancur ketika terus dialiri "kardus". Ibarat batu karang yang hancur ketika sering dihantam debur ombak. Itulah yang menurut penulis ada di otak Surya Paloh.
Soal kardus, kita tidak perlu lagi pertanyakan berapa banyak kardus yang dimiliki Surya Paloh. Paloh adalah oligarki kelas kakap, yang punya pulau, bisnis minyak, bisnis media dan kekayaannya ga kira-kira. Inilah yang membuat Nasdem percaya diri memajukan Anies sebagai capres.
Memajukan Anies sebelum beliau turun jabatan adalah bukti keseriusan Nasdem jualan Anies, bukan trik agar PDIP memajukan Ganjar. Jadi ketika nanti turun dari jabatan, saat keliling Indonesia kapasitas Anies bukan sebagai mantan gubernur, tapi sebagai capres.
Tentunya sekalian mengamankan Anies dari status tersangka KPK, yang konon katanya sedang melakukan penyidikan kasus formula e. Soooo, akhirnya penulis mau membangunkan lagi sebagian cebong yang tetap berharap kalau Nasdem masih ada di kubu kalian. Lupakan teori-teori liar kalian, saatnya fokus untuk mencukur ambisi kekuasaan Surya Paloh yang lebih lebat dari brewoknya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/stop-ngawur-nasdem-capreskan-anies-agar-pdip-SGIrlKDIl2
Drama Jual Mahal (Masih), PA 212 Ogah Dukung Deklarasi Capres Nasdem
Dinamika politik seperti orang kasmaran. Terkadang rindu setengah modyar, tetapi mendadak benci setengah mati. Seperti inilah mungkin Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang konon katanya sih ogah mendukung deklarasi Capres Nasdem. Logikanya, apa iya PA 212 ogah mendukung Anies Baswedan? Hayyyuuu….jangan ada dusta diantara kitalah! Hahah….
“Kami tidak mendukung deklarasi NasDem, takut memecah belah umat,” kata Novel Bamukmi yang juga Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) lewat keterangan tertulisnya, Selasa (4/10/2022). Dikutip dari: tribunnews.com
Ehhhmm…..berandai-andai ucapan Novel Bamukmin benar, maka ini artinya NasDem tidak serta merta “buy one get one,” menggaet Anies lalu otomatis dapat segerbong tim hore. Buktinya Novel mengatakan ogah karena masih sakit hati NasDem menurutnya menjadi bagian yang ikut mengkriminalisi ulama. Padahal kriminalisasi yang dimaksudkan PA 212 dan rombongannya saja suka blunder, benar menurut versinya mereka.
Tetapi, tetap lucu! Hahaha…. hello…. Apa dikiranya bangsa Indonesia tidak belajar dari pengalamankah? Yahh….semoga saja sih rakyat Indonesia tidak terkecoh. Lihat saja NasDem siapa yang menduga bisa termehek-mehek dengan Anies. Partai nasionalis yang tetiba mesra dengan aktor pemeran utama politik identitas? Hingga rela kehilangan kader-kadernya demi seorang Anies Baswedan? Haiyaa….bangun…bangunn…dari mimpi buruk!
“Kenapa “Anies Baswedan? Why not the best,” ucap Surya Paloh dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan riuh kader lainnya. Dikutip dari: tribunnews.com
What, the best? Hahaha…Pertanyaan ini jadi mengingatkan pada romantisme PA 212 (kloningan dari Front Pembela Islam atau FPI) dengan Anies. Bahwa dukungan mereka di Pilgub DKI 2017 karena keinginan “umat” berkuasa lewat pilkada, pemilu dan pilpres. Aksi yang kemudian ditunggangin atau mungkin merger dengan Partai Keadilan Sosial (PKS).
Ingat dong, PA 212 ketika itu sedang jago-jagonya setelah sukses memenjarakan Ahok. Bahkan PKS demi memastikan “pertunjukkan” sukses, ketika itu Anies dan Sandiaga Uno didandanin dengan peci! Mungkin tujuannya supaya terlihat lebih islami. Penting dan detail banget khan demi memikat. Kira-kiranya begitu deh, nostalgia gaduhnya, sekaligus sukses yang membawa Anies Baswedan menjadi DKI 1.
Minim dan nyaris tidak mungkinlah kemanisan itu tidak ingin diulang kembali. Bohong banget tidak tertarik mendukung Anies dikarenakan Nasdem “pernah” bersebrangan dengan PA 212. Logikanya, NasDem saja bisa berubah banting stir! Hingga Irma Chaniago politikus NasDem pernah mengatakan tindakan Anies pada Pilgub 2017 karena terpaksa, karena kebutuhan. Wow…. speechless nggak sih?
“Tapi karena kebutuhan kemarin, kebutuhan untuk perlu menang (Pilkada) ya diambil itu politik identitas yang mendukung dia sebegitu kuat di Pilkada DKI 2017, terpaksa harus diambil,” ungkap Irma. Dikutip dari: wartaekonomi.co
NasDem telah membuat kejutan, sekaligus memastikan diri menggandeng PKS. Partai yang konsisten dengan identitasnya. Secara hitung-hitungan dan seperti magnet maka yang sejiwa dan sejalan akan tarik menarik. Terlalu prematur jika PA 212 mengatakan ogah dukutng Nasdem, ogah dukung Anies.
Ooo….mungkin maksudnya, karena belum ada omongan alias deal belum kelar yah? Buktinya, setelah sesumbar ngambek, kok Novel Bamukmin ngaku dirinya siap menjadi cawapres siapa saja termasuk Anies? Wkwkwk…. situ galau banget sih! Blepotan ah…bicaranya.
"Saya siap cawapres dengan siapa saja asal dengan restu dari keputusan Ijtima Ulama nanti begitu juga Anies apakah akan masuk bursa pencapresan dalam Ijtima Ulama nanti," kata Novel kepada Warta Ekonomi. Dikutip dari: wartaekonomi.co
Uuupps…kocak, harusnya tidak untuk tidak. Jelas NasDem sudah mendeklarasi Anies, itulah faktanya. Harusnya kalau memang ogah NasDem yang tidak pakai bla…bla…bla…ini itu lagi dong.
Sudah deh PA 212 nggak perlu malu-malu tapi mau seperti Anies. Terus terang saja kalau memang sepaket dengan Anies. Bukan apa-apa, jika Nasdem saja sadar merangkul partai yang lekat dengan stigma radikalis dan memang konsisten mengasong agama, khan tidak mungkin tetiba PA 212 tidak diajak pesta, dan tetiba jadi nasionalis bahkan.
Ibaratnya PA 212 adalah tim hore yang nggak rame kalau tidak ada di perhelatan bertema identitas. Tidak perlu terburu-buru untuk mengatakan ogah. Apalagi nampak-nampaknya peta politik Pilpres 2024 mengarah kepada pertarungan ideologi, antara nasionalis dan agama.
Masih cenderung mengusung tema yang lama, karena masyarakat Indonesia sejauh ini masih mabok agama. Wkwkwwk…udah deh nggak perlu drama! Please, jangan ada dusta di antara kita!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/drama-jual-mahal-masih-pa-212-ogah-dukung-Elux4EzmCs
Untung-Rugi Partai Demokrat Menunggangi Anies Baswedan
Terbaru, katanya pihak Partai Demokrat sudah mengetahui adanya upaya kriminalisasi terhadap Anies Baswedan dalam kasus penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E.
** Belakangan memang terlihat betapa Partai Demokrat begitu perhatian terhadap Anies Baswedan. Partai Demokrat menunjukkan keberpihakannya pada mantan Mendikbud itu, terutama terkait dengan kemungkinannya sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 nanti.
Adakah yang aneh? Apa untungnya dan kerugian apa yang mungkin bisa diperoleh oleh Partai Demokrat atas tindakan yang diambilnya itu?
Kerugian adalah sebuah hal yang sedapat mungkin untuk dihindari oleh siapapun dan dalam keadaan apapun. Itu idealnya. Tapi melihat situasi yang tengah dihadapi oleh Partai Demokrat saat ini, mau tak mau mereka harus siap untuk rugi demi memperoleh keuntungan yang lebih besar. Partai Demokrat harus berani mengambil resiko.
Benar, mengambil resiko adalah hal yang selama ini jarang diperlihatkan oleh Partai Demokrat. Biasa ragu-ragu, maju-mundur gak jelas, membuat Partai Demokrat seakan tanpa nyali. Walaupun pada akhirnya hasilnya ya sama saja, ujung-ujungnya tetap membuat kerugian bagi partai. Perolehan suaranya terus melorot.
Dengan seakan terus membela Anies, tentu adalah berita buruk bagi AHY. Ketum partai ini mau tak mau harus seperti anak tiri, tidak lagi menjadi pemain utama sebagai yang diharapkan sebagai capres. Ia harus kalah pamor dari Anies.
Keuntungan yang diharapkan dari langkah ini tentu untuk memancing simpati dari para partai politik calon rekan koalisi, sekaligus mereka para pemilik suara yang selama ini menjadi simpatisan Anies Baswedan. Harapan ini tentu demi mengangkat kembali elektabilitas partai. Mereka mengambil pilihan untuk lebih mengedepankan masa depan partai dibandingkan dengan untuk lebih memperjuangkan AHY.
Kepentingan AHY tentu tidak serta-merta ditiadakan, menjadi nomor duapun agaknya tak apa. Menjadi pendamping Anies Baswedan kini menjadi harga yang perlu ditawar oleh partai politik calon koalisi lainnya.
Tapi bukan berarti langkah tersebut adalah pilihan tepat yang menguntungkan. Karena, kenapa Anies?
Iya, kenapa Partai Demokrat lebih memilih Anies? Memangnya sebesar apa kemampuan dan kans Anies untuk menjadi pengerek suara bagi Partai Demokrat?
Terlalu banyak faktor yang menjadi penghambat bagi kemajuan Anies. Gubernur DKI Jakarta itu hanya menang kata-kata, pencitraan, popularitas, dan di drama playing victim. Ceruk suara yang Anies Baswedan tawarkan juga sama saja dengan yang Partai Demokrat punyai. Pun, mereka kemudian harus berbagi dengan setidaknya dua partai politik lain rekan koalisinya.
**
Hmmm…, agaknya mereka akan rugi lagi. Tambah nyungsep.
Padahal sudah dibela-belain dengan SBY yang turun gunung segala!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/untung-rugi-partai-demokrat-menunggangi-anies-f0pV6lh6Yc
Aremania Tuntut Jokowi Minta Maaf, Aremania Yang Sebaiknya Dibubarkan Aja
Tragedi Kanjuruhan menyisakan sejarah yang sangat kelam karena menewaskan lebih dari orang. Ini adalah tragedi terparah di Indonesia dan kedua di dunia dalam dunia sepakbola.
Masing-masing pihak saling menyalahkan karena tak mau disalahkan. Ada yang menyalahkan aparat karena menembakkan gas air mata yang membuat kepanikan massal. Ada yang panitia penyelenggara karena lalai dan menyediakan jumlah tiket melebihi kapasitas stadion. Ada yang menyalahkan suporter karena mereka lah yang pertama kali menyebabkan ini. Sebagian dari mereka tak rela tim kesayangannya kalah lalu menerobos masuk ke stadion dan terjadi kerusuhan.
Memang kalau mau disalahkan, maka yang pertama kali disalahkan adalah penonton yang masuk ke stadion dan ngerusuh. Mereka yang pertama kali harus bertanggungjawab. Kalau mereka sportif, bisa menerima kenyataan dan tidak bertingkah sok jagoan, maka kejadian ini tak perlu terjadi.
Gaya mereka terlalu arogan. Di otak mereka, tim kesayangannya tak boleh kalah. Kalau kalah, mereka melampiaskan ke kubu tim lawan. Entah itu melempar botol, kendaraan dilempari batu. Gaya preman dan sungguh menjijikkan. Maunya menang terus. Padahal tidak ada tim sepakbola manapun yang tak pernah kalah. Mereka pikir timnya sehebat tim Shaolin Soccer yang tak bisa kalah.
Cukup banyak yang sepakat bahwa oknum suporter yang menerobos masuk ke stadion adalah biang keroknya dan harus ditangkap, diadili dan dihukum. Kalau mereka sportif dan mau menerima kekalahan, semua ini tak perlu terjadi.
Tapi banyak yang membela ulah mereka. Bahkan Jokowi pun diseret-seret.
Suporter Arema yang dinamakan Aremania melayangkan somasi kepada Presiden Jokowi untuk meminta maaf atas Tragedi Kanjuruhan.
Aremania juga menggugat Menpora, Kapolri, Panglima TNI, DPR RI, Ketua Umum PSSI, Direktur Utama PT LIB, Manajemen Arema FC, dan Panpel Pertandingan Arema FC.
Bahkan surat somasi yang mereka layangkan, ditembuskan ke Pengadilan Internasional di Belanda dan FIFA di Swiss. Aremania meminta sembilan tuntutan, yang mana Salah satunya adalah menetapkan tersangka.
Jika sembilan tuntutan tersebut tidak dikabulkan dalam tempo 3 × 24 jam, Aremania Menggugat akan menempuh jalur hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
"Kami mengharap itikad baik dari para pihak yang bertanggung jawab untuk segera memenuhi seluruh tuntutan kami. Apabila dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada itikad baik para pihak tersebut, maka kami akan menempuh jalur hukum," tulis Aremania Menggugat.
Arogan, tak sadar ulah suporternya yang memulai duluan karena bertingkah kekanak-kanakan tak mau menyadari akar masalahnya.
Mereka bukan hanya menuntut permintaan maaf dari pihak di atas, tapi juga mendesak penetapan tersangka. Jadi mereka tidak bersalah, dan paling benar gitu? Dari semua tuntutan Aremania, tidak ada satupun dalam poin tersebut yang mengindikasikan pengakuan bersalah dari mereka sendiri. Padahal biang kerok masalah ini adalah mereka sendiri. Dasar muka tembok tak tahu malu.
Tuntutan Aremania terkesan arogan. Semua pihak dianggap bersalah, kecuali mereka sendiri. Pantesan mereka ini dikecam dan layak dibubarkan. Tak bisa dibayangkan jika suporter tim lawan diperbolehkan menonton. Tanpa suporter lawan saja, mereka bisa ngerusuh. Akar masalahnya adalah ulah mereka, dan itu fakta.
Tanpa akar, takkan tumbuh batang, bunga dan daun. Tanpa mereka masuk ke stadion, takkan terjadi tragedi ini. Ini fakta. Dan mereka tak mau mengakui. Malah menyalahkan orang lain. Somasi presiden pula.
Justru lebih baik mereka saja yang bubar. Sejak dulu, kerusuhan di pertandingan sepakbola Indonesia selalu diawali oleh kelakuan suporter yang tidak dewasa. Maunya menang terus. Kalau kalah, langsung ngamuk.
Kalau tidak becus mengendalikan suporter sendiri, lebih baik bubarkan saja suporter itu, jangan cari kambing hitam. Jangan bikin masyarakat makin tidak respek. Atau bila perlu, larang suporter ini menonton pertandingan seumur hidup. Banned saja selamanya. Tak ada gunanya juga mereka ini. Malah bikin malu satu negara. Capek-capek Shin Tae Yong mengangkat derajat Timnas Indonesia, malah dirusak oleh sekumpulan suporter tak punya nurani, sombong, dan gaya selangit. Sudahlah tak mau introspeksi, malah belagu nyalahin orang lain.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/aremania-tuntut-jokowi-minta-maaf-aremania-yang-2ine2EMiDi
Hilangnya Akal Sehat Aremania Menggugat Saat Tuntut Presiden Minta Maaf
Aremania memberikan somasi kepada Presiden Jokowi. Tuntutannya adalah presiden meminta maaf secara terbuka atas kejadian di Kanjuruhan. Waktu yang diberikan adalah 3x24 jam. Jika tidak dilakukan, maka akan dilanjutkan ke proses hukum.
Seperti diberitakan oleh detik.com, Aremania Menggugat menyampaikan 9 butir tuntutan dalam surat terbukanya. Tuntutan permintaan maaf presiden ada pada butir pertama. Bersama presiden, dituntut pula Menpora, Kapolri, Panglima TNI, DPR RI, Ketua PSSI, Direktur PT. LIB, Manajemen Arema FC dan Panitia pelaksana pertandingan untuk meminta maaf.
Mengapa harus menyebut presiden untuk meminta maaf? Apa hubungan presiden dengan kejadian di Kanjuruhan? Apa dasar Aremania menuntut presiden meminta maaf? Apakah untuk mewakili pemerintah? Jika demikian, mengapa tidak disebut juga gubernur Jawa Timur yang lebih dekat dengan tempat kejadian?
Selain presiden, penyebutan DPR RI dan Menpora juga kurang tepat. Sementara itu, pihak-pihak lain yang disebut memang wajar diminta permintaan maafnya. Mereka memang terlibat dalam kejadian di Kanjuruhan secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak itu sebenarnya juga sudah bertindak dengan tepat yang nilainya lebih tinggi daripada sekedar permintaan maaf.
Kapolri sudah mencopot Kapolres Malang. Anggota kepolisian yang diduga terlibat sudah menjalani sidang etik. Panglima TNI juga meminta anggotanya yang viral karena tendangan kungfu ke suporter untuk meminta maaf secara langsung. Hal ini pun sudah dilakukan oleh anggota TNI tersebut. Bukankah hal-hal seperti ini nilainya lebih tinggi dari sekedar minta maaf?
Arema juga sudah menerima sanksi larangan bermain di kandang. Panitia penyelenggara kabarnya juga sudah menerima hukuman tidak boleh terlibat dalam pertandingan sepakbola seumur hidup. Apakah hal-hal seperti itu tidak dipandang oleh Aremania? Mengapa sampai harus ada tuntutan permintaan maaf terbuka secara nasional?
Jawabannya karena Aremania tidak ingin menjadi pihak yang disalahkan atas kejadian di Kanjuruhan. Pada poin kedua tertulis jelas bahwa Aremania Menggugat meminta agar ada pernyataan terbuka bahwa penyebab kerusuhan di Kanjuruhan adalah petugas keamanan dan panitia penyelenggara. Dari pernyataan tersebut, Aremania merasa tidak bersalah sedikit pun atas terjadinya kerusuhan di Kanjuruhan.
Bagi saya, ini menyedihkan. Bagaimana mungkin Aremania merasa tidak bersalah sama sekali dalam hal ini? Bagaimana mungkin mereka hanya menyalahkan pihak lain tanpa evaluasi atas tindakan mereka sendiri? Mengapa mereka menuntut pihak lain meminta maaf sementara mereka sendiri tidak pernah menunjukkan penyesalan?
Aremania selalu merasa menjadi korban sehingga merasa tidak perlu untuk meminta maaf. Seharusnya mereka juga mengevaluasi diri sendiri dan tidak selalu menyalahkan pihak lain. Lebih parah lagi, pihak yang meminta Aremania menyadari kesalahan justru dicap sebagai pembela polisi atau pemerintah serta disebut tidak mempunyai empati. Bagi saya, cap seperti itu justru menunjukkan arogansi karena tidak mau mengadakan evaluasi diri sendiri.
Karena itulah, semua pihak yang terlibat dalam peristiwa di Kanjuruhan seharusnya evaluasi diri, termasuk Aremania. Janganlah hanya menimpakan kesalahan pada orang lain tanpa melihat diri sendiri. Janganlah juga merasa diserang jika ada orang meminta untuk berbenah. Jika Aremania merasa terus sebagai korban, tidak menyadari kesalahan dan tidak mau berbenah, ya jangan salahkan jika kejadian akan kembali terulang.
Sumber Utama : https://seword.com/sport/hilangnya-akal-sehat-aremania-menggugat-saat-3gZ6xN6KdZ
Mengapa Harus Ganjar Pranowo?
Pilpres dilangsungkan pada 2024 atau hanya tiga tahun dari sekarang. Namun situasinya sudah mulai terasa panas. Beberapa sosok yang merasa diri pantas menjadi suksesor Jokowi, mulai mematut-matut diri.
Sementara hasil survei sejauh ini hanya menampilkan tiga orang yang memiliki elektabilitas relatif tinggi: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Apakah gerangan salah satu dari ketiganya? Masih sulit untuk memprediksi. Yang namanya politik itu sangat dinamis dan mudah berubah.
Sekalipun demikian, sejak sekarang kita harus tegas dan berani menjagokan Ganjar untuk menjadi penerus Jokowi yang tidak bisa lagi mencalonkan diri jadi presiden sebab terhalang UU.
Mengapa harus Ganjar?
Setelah Soeharto lengser, kita harus menerima konsekuensi serius yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bahwa Soeharto sudah terlalu lama memerintah, itu betul. Dan beliau itu otoriter, juga tidak bisa dibantah. Tetapi sikap politiknya itu memang demi sebuah Indonesia yang bhinneka, plural di bawah Pancasila dan UUD 1945.
Namun rasa jenuh di kalangan sebagian masyarakat, ditambah krisis moneter yang melanda sejak 1997, menjadi amunisi yang dahsyat bagi mahasiswa untuk melengserkan Soeharto. Di saat mahasiswa berdemo menuntut Soeharto turun, yang terbayang di benak masyarakat yang lugu-lugu itu adalah perekonomian akan langsung pulih, seperti membalik telapak tangan.
Sebab di benak kebanyakan rakyat yang sudah terhasut pada saat itu, krisis yang melanda negeri adalah gara-gara Soeharto yang korup. Isu tentang anak-anaknya yang turut menggerogoti keuangan negara untuk memperkaya diri dan kroni-kroni, sangat membekas di hati banyak orang.
Menjelang dan sesudah Soeharto turun, populer nyanyian: bang bang tut akar kolang kaling, Bambang Tommy Tutut bapaknya (raja) maling.
Miris memang, mengingat beberapa tahun sebelumnya Soeharto masih dicintai banyak rakyat. Itulah sebabnya Harmoko yang menjadi ketua umum Golkar saat itu (1993–1998) percaya diri mengatakan bahwa rakyat dari Sabang sampai Merauke masih mendukung Pak Harto untuk kembali menjadi calon tunggal presiden pada 1998.
Mungkin Harmoko tidak salah ketika itu, namun krisis moneter yang melanda sejak 1997 langsung mengubah segalanya. Rakyat yang mulai kesulitan itu pun mudah dihasut bahwa itu semua gara-gara Soeharto. Maka sekalipun MPR kembali menetapkannya menjadi presiden pada Maret 1998, namun dia terpaksa mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 akibat tekanan mahasiswa yang begitu masif.
Rakyat pun bersorak sorai, sebab mengira setelah itu kondisi akan enak dan menyenangkan. Harga-harga akan kembali "normal" dan semua orang bebas bersuara. Rakyat memang jadi bebas bersuara, seperti media massa (pers) yang tidak lagi memerlukan izin dari pemerintah.
Namun tidak demikian. Habibie terus digoyang oleh aksi-aksi demo yang menuntutnya turun sebab dia adalah penerus Soeharto. Dalam kondisi semacam ini yang tumbuh subur adalah pemahaman agama yang radikal, yang sejak dulu ingin men-syariahkan negeri ini.
Dan gerakan-gerakan inilah yang terus-menerus tumbuh subur. Bahkan sepuluh tahun era SBY, gerakan politik yang mendompleng agama ini menggurita. Kita beruntung sebab Jokowi datang pada waktu yang tepat, dan mulai menindak gerakan-gerakan yang menyebarkan sikap-sikap intoleran dan anti-kebangsaan tersebut.
Periode kedua Jokowi semakin nyata menumpas kelompok yang akan menghancurkan NKRI ini. Namun sayang, agak tersendat karena pada saat yang bersamaan pemerintah harus berjuang keras menjaga perekonomian yang tercekik oleh pandemi yang berlangsung sejak awal 2020.
Situasi ini jelas dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal itu. Berbagai cara dibuat, atau berbagai kesempatan hendak dimanfaatkan supaya pemerintahan ini jatuh, yang akan membuat langkah mereka mulus. Apalagi di belakang mereka banyak pemilik modal yang ingin agar kepentingan dan kenyamanan mereka tidak terusik.
Maka para pemodal hitam dan gerakan anti-NKRI saling bersinergi. Yang paling mendapatkan angin tentu saja kelompok radikal yang akan mengubah negeri ini jadi khilafah. Sementara para bohir yang membantu mereka, kelak akan mudah ditendang dan diharamkan, kalau tidak mau tunduk dengan kemauan mereka.
Sekarang ini geliat mereka begitu nyata. Kita cermati yang masih baru atau dekat-dekat saja dulu, yakni ngototnya pihak mereka membela KPK versi Novel Baswedan. Sangat ganjil, sebab mereka ngotot melawan aturan pemerintah.
Seolah yang memliki KPK itu adalah geng Novel Baswedan. Adapun Filry Bahuri dkk yang terpilih menjadi pimpinan, hendak diperlakukan Novel cs bagai jongos? Begitulah tabiat kadrun yang tidak ingin tunduk pada aturan, selain aturan mereka sendiri. Sangat berbahaya!
Geliat kawanan ini juga nyata dalam kasus-kasus Rizieq Shihab. Pembakangan dan sikap semau gue dipertontonkan dalam sidang-sidang pengadilan. Untunglah pengadilan memvonis orang ini empat tahun penjara atas kasus kebohongan hasil tes swab. Semoga kasus-kasus lain tidak dilupakan, terutama dugaan penghinaan terhadap lambang dan ideologi negara.
Kasus BEM sebuah perguruan tinggi yang menghina Kepala Negara juga tidak bisa dilepaskan dari gerakan radikalis yang kita sebut sebagai kaum kadrun ini. Diperkirakan bahwa semua itu terhubung temali yang tujuannya adalah melenyapkan NKRI yang ber-Pancasila dan UUD 1945 ini.
Tetapi Jokowi bergeming (kukuh) menghadapi semua, sehingga selamatlah NKRI. Tetapi bahaya tetap mengintip, menunggu celah pada 2024 setelah Jokowi turun. Bahaya ini hanya akan dapat dicegah apabila nanti pada 2024 yang terpilih meneruskan kiprah Jokowi adalah Ganjar Pranowo.
Sikap gubernur Jawa Tengah ini menyangkut NKRI dan Pancasila sangat tegas dan tidak bisa ditawar. Sejauh ini hanya dia kepala daerah yang berani terang-terangan mengingatkan dan menindak pihak-pihak yang terindikasi terpapar paham radikalisme dan anti-NKRI yang Pancasila dan UUD 1945.
Maka, jika ingin negeri ini selamat, yang tepat menerima tongkat estafet dari Presiden Jokowi pada 2024 nanti hanyalah Ganjar Pranowo.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mengapa-harus-ganjar-pranowo-8S2vTHMspS
Mengapa Harus Ganjar Pranowo?
Pemilihan Presiden 2024 masih tiga tahun lagi tetapi konsolidasi untuk mencitrakan calon Presiden pilihannya sudah dilakukan, baik yang secara diam-diam ataupun yang terang-terangan.
Calon Presiden yang dimunculkanpun beraneka ragam. Dari elit partai politik, kepala daerah dan menteri yang sedang bertugas membantu Presiden Joko Widodo.
Ada juga wacana Amandemen UUD, sehingga memungkinkan Presiden dipilih untuk jabatan yang ketiga kalinya.
Sebagai rakyat kita melihat bagaimana seorang Gubernur yang kerjanya juga nggak jelas, semua janji kampanyenya tidak ada yang terwujud tetapi dicitrakan seorang Gubernur rasa Presiden dan ada buku biografi yang diluncurkan bahwa beliau adalah Pemimpin daerah yang mengubah transportasi dunia.
Masyarakat Indonesia yang waras pasti tertawa kalau dibilang gubernur yang katanya rasa Presiden ini punya prestasi.
Memilih seorang pemimpin apalagi Presiden tentunya harus melihat rekam jejak (Track record) dari sang calon selain mempertimbangkan kebutuhan dari yang akan dipimpin.
Untuk kondisi Indonesia jelas kita semua tahu masalahnya adalah ancaman terhadap Pancasila oleh kaum yang menggunakan baju agama, korupsi, Penegakan hukum, Birokrasi yang tidak berjalan baik serta tentunya pertumbuhan ekonomi yang tujuannya untuk membuat rakyat sejahtera sebagaimana sila ke 5 Pancasila.
Ganjar Pranowo sejauh ini merupakan satu-satunya Gubernur di Indonesia yang bersikap jelas kepada mereka yang tidak menyetujui Pancasila.
Hal ini terungkap ketika di hadapan Kepala Sekolah SLTA se jawa tengah, Ganjar Pranowo menantang yang tidak setuju dengan Pancasila untuk mengundurkan diri. Kepada mereka Ganjar Pranowo juga meminta untuk menanda-tangani Pakta Integritas yang bila di kemudian hari terbukti ada yang tidak setuju dengan Pancasila atau ikut organisasi yang tidak taat kepada Pancasila maka akan langsung dipecat.
Ganjar Pranowo memang pernah disangkutkan dalam peristiwa korupsi E KTP, tetapi didalam persidangan yang beliau hadapi (tanpa alasan apapun untuk menghindari), terbukti bahwa Ganjar Pranowo bersih, tidak pernah menerima uang seperti yang dituduhkan.
Mengenai tindakan anti korupsinya, kita bisa melihat rekam jejaknya sebagai Gubernur Jawa Tengah yang giat memberantas dan menerapkan sistem untuk menghalangi tindakan korupsi.
Bagaimana Ganjar Pranowo membenahi birokrasi tentunya kita juga melihat bahwa pemprov Jawa Tengah adalah pemprov yang paling gampang di akses termasuk juga Gubernurnya.
Tentunya hal ini membuat laporan yang diajukan oleh masyarakat Jawa Tengah menjadi mudah sampai dan dapat segera ditindak-lanjuti.
Banyaknya Industri yang berpindah dari daerah lain ke Jawa Tengah tentunya membuktikan bahwa Pemprov Jawa Tengah cerdas untuk memanfaatkan potensi daerahnya untuk mengundang investasi dan dampaknya adalah membuka lapangan kerja untuk masyarakat sehingga mengurangi pengangguran.
Perhatian Ganjar Pranowo kepada UMKM serta kreatifitas kaum milenial juga sudah ditunjukkan dengan kesediaannya memberikan "lapak Ganjar", dan ikut mempromosikan barang yang dijual melalui lapak Ganjar.
Pada saat pandemi sekarang ini kita juga melihat bagaimana Ganjar Pranowo berusaha keras untuk menjamin kehidupan masyarakat terutama di level akar rumput.
Bagaimana perhatian Ganjar Pranowo terhadap kokohnya NKRI juga ditunjukkan ketika disaat pandemi, Ganjar Pranowo berkeliling ke asrama mahasiswa dari propinsi lain untuk memastikan bahwa para mahasiswa tersebut dapat tetap terjamin kehidupan dan semangat belajarnya.
Segala inovasi yang berakar dari kearifan lokal seperti Jogo Tonggo juga dilakukan di Jawa Tengah agar masyarakat saling memperhatikan dengan tetangganya.
Dengan profil rekam jejak dari Ganjar Pranowo serta kenyataan bahwa beliau bukan bagian dari masa lalu maka andai harus memilih pengganti Pak Joko Widodo, maka Ganjar Pranowo adalah calon yang paling layak dibandingkan dengan calon lain yang digadang-gadang.
Sebagai manusia tentunya Ganjar Pranowo bukanlah pribadi yang sempurna.
Niat baik untuk mengabdi serta kemauannya mendengar dan terjun langsung ke tengah-tengah rakyat adalah modal besar untuk menjadikan kepemimpinannya mendatangkan kebaikan bagi rakyat yang dipimpinnya.
Apalagi kalau kemudian PDIP sebagai partai tempat bernaung Pak Ganjar Pranowo mau mengusung dengan pasangan yang juga jelas rekam jejaknya seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Jend.Andhika Perkasa.
Jadi, mengapa masih ragu untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI di tahun 2024 nanti?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/mengapa-harus-ganjar-pranowo-D7hM42vWBU
Keunggulan Ganjar Pranowo Sanggup “Bungkam” Kata-Kata Manis Anies!
Sebagai kepala daerah ibu kota, Anies memang lebih banyak terekspos pemberitaan ketimbang kepala daerah lainnya. Segala tindak tanduk, kelakuan, dan kebijakannya selalu disorot. Ya, ini konsekuensinya jadi Gubernur DKI Jakarta. Yang memang “dimanfaatkan” Anies untuk ambisi politik pribadinya, maupun juga jadi senjata makan tuan. Jadi pemujanya juga nggak boleh marah ya kalau Anies dibandingkan dengan kepala daerah lain, dari segi kinerja maupun prestasinya. Biasanya saya bandingkan Anies dengan Ibu Risma, Wali kota Surabaya. Kali ini saya bandingkan Anies dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Mereka berdua ini sama-sama alumni UGM di tingkat S1. Bedanya, Ganjar tidak punya gelar Doktor, apalagi dari Amerika Serikat seperti Anies. Bedanya lagi, Ganjar tidak punya para pendukung dan pemuja militan yang katanya ahli sorga, seperti Anies. Oleh sebab itu, Ganjar nyaris dituduh menista agama gara-gara membaca sebuah puisi oleh para pemuja Anies. Terus yang menuduh jadi malu ketika tahu puisi itu yang bikin siapa hehehe… Kalau digali lebih dalam, akan ada banyak keunggulan Ganjar ketimbang Anies. Yang saya paparkan di sini sebagian di antaranya saja. Menurut saya keunggulan ini harus disebarluaskan. Ya kalau ada kadrun yang panas dingin membacanya, kembali lagi, itu konsekuensinya Anies jadi figur publik. Kalau nggak mau kelihatan jeleknya ya jangan jadi gubernur. Pertama, Ganjar menyatukan warga, sementara Anies punya kecenderungan untuk memecah belah. Ingat, pidato pertama Anies ketika baru diangkat jadi Gubernur DKI. Yang dia sebut adalah “pribumi”. Kata ini memicu kontroversi di kalangan warga dan warganet. Spanduk yang digelar para pemuja Anies di depan Balai Kota di hari pelantikannya juga mendukung apa yang disebut Anies. (Sumber: Twitter.com) Kedua, ketika ada demo mahasiswa yang baru saja terjadi beberapa hari lalu, Ganjar terjun langsung ke tengahnya dan berkomunikasi langsung dengan para pendemo. Anies? Awalnya hilang, begitu muncul malah menyerahkan urusan pelajar ikut demo ke kepala sekolah masing-masing, bukannya langsung melarang. Dia tidak mau ikut campur dalam konten demo. Cari aman? Anies lepas tangan dan melempar urusan demo ke pihak kepolisian. Dia hanya turun buat menengok yang katanya korban demo di rumah sakit. Sampai-sampai para netizen hapal dengan pola kelakuan Anies mengurusi demo ini hehehe… Ketiga, Ganjar dengan tegas mengatasi paham radikal dan pengusung khilafah. Dia telah memecat 7 kepala sekolah di Jawa Tengah yang terindikasi menganut paham radikalisme. Ganjar dengan tegas menyampaikan langsung bahwa musuh Pancasila adalah paham radikalisme dan pengusung khilafah. Sedangkan Anies? Eh dia malah menyebut ancaman komunis itu nyata terhadap Pancasila. Buktinya apa ya? Sementara Anies sama sekali tidak menyebut pengusung khilafah alias HTI sebagai ancaman bagi Pancasila. Apakah di Jakarta banyak warga yang terang-terangan mengusung paham komunisme gitu? Tanyakan lah pada bambu dan batu di Bundaran HI hehehe…. Keempat, walaupun Ganjar tidak sesering Anies melakukan kunker ke luar negeri, namun Ganjar secara transparan bicara di depan publik mengenai biaya dan pertanggungjawaban kunjungannya itu. Waktu itu di tahun 2015, Ganjar dan rombongan (jadi rame-rame ya) melakukan kunjungan ke 3 negara: Suriname, Belanda dan Jerman selama 10 hari. Menurut Ganjar biaya kunjungan ini mencapai Rp 2 miliar, yang dia pertanggungjawabkan dan diaudit oleh BPK. Sesudah lawatan itu, Ganjar juga mendapat tawaran untuk mengunjungi Italia, diminta untuk bicara di Forum PBB, dan apa kata Ganjar? "Saya nanti akan pidato di sidang PBB di Italia. Akhir bulan ini undangannya. Namun, berangkat atau tidak akan menunggu respons dari publik, apakah masyarakat mengizinkan gubernurnya bicara di sana atau tidak," ujarnya Sumber. Saya tidak akan berpanjang lebar soal kunker Anies ke luar negeri yang nggak ada “sisanya” itu. Cukup dengan 1 pertanyaan, apakah Anies pernah bicara seperti Ganjar, di bagian yang saya bold itu? Menutup tulisan ini, berikut antara lain berbagai prestasi Ganjar yang juga sanggup “membungkam” kata-kata manis Anies : Tahu kah para pembaca bahwa capaian zakat dari Baznas Jawa Tengah adalah yang tertinggi jumlahnya secara nasional? Zakat itu kemudian digunakan untuk sektor produktif, misalnya permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance, beasiswa dan renovasi rumah tidak layak huni. Semua ini memberi dampak pada penurunan angka kemiskinan. Buktinya, di semester pertama tahun 2019, angka kemiskinan di Jateng turun mencapai 124.200 jiwa Sumber. Selama setahun memimpin Jateng di periode keduanya, ada sekitar 40 penghargaan skala nasional yang sudah didapatkan oleh Ganjar. Pemprov Jateng juga diapresiasi karena telah berhasil menghemat anggaran sebesar Rp 1,2 triliun. Sekali lagi, menghemat ya! Birokrasi Jateng yang berjalan baik juga mendapat pujian dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta akan dijadikan sebagai role model bagi daerah lain Sumber. Kementrian Pertanian menobatkan program Kartu Tani Jawa Tengah menjadi yang terbaik secara nasional. Dari segi implementasi penyaluran, penggunaan hingga manajemen database kartu tersebut Sumber. Bupati dan Wali Kota se-Jawa Tengah sepakat menerapkan pendidikan antikorupsi di sekolah, dari jenjang SD hingga SMA. Kesepakatan ini ditandatangani pada bulan September lalu di depan inisiator program ini, Ganjar sendiri dan KPK yang diwakili oleh Alexander Marwata Sumber. Nggak heran lah dengan komitmen itu, Ganjar sendiri dikenal sederhana. Contohnya kebiasaannya duduk di kelas ekonomi jika bepergian menggunakan pesawat udara. Malah pernah ada kejadian, di dalam pesawat yang sama, pejabat daerah Jateng lain duduknya di kelas Bisnis, dan jadi malu sendiri ketika tahu gubernurnya duduk di kelas ekonomi Sumber. Anies mana kata-kata manisnya? Di ibu kota negara kok ada masalah tidak adanya anggaran buat WC Umum ya? Hehehe….
Sumber Utama : https://seword.com/umum/keunggulan-ganjar-pranowo-sanggup-bungkam-kata-FcqyKDW4kk
Ganjar Apa Sih Kerjanya? (Menjawab Alifurrahman)
Untuk Mas Alifurrahman dan semua orang yang mempertanyakan kinerja Ganjar Pranowo. Saya paham, anda mempertanyakan atau bahkan mengejek Ganjar karena tidak tahu. Ya harus diakui bahwa apa yang dikerjakan Ganjar belum banyak diketahui orang.
Tapi pertama saya ingin menjelaskan bahwa kinerja Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah tidak bisa dibandingkan dengan Pak Jokowi dan Bu Risma. Keduanya saat menjadi walikota bisa mengatur langsung wilayahnya. Bisa melakukan pembangunan fisik dari jalan, gedung, pasar, trotoar dan lainnya.
Ganjar tidak bisa membangun trotoar dan taman. Bukan kewenangan dia. Trotoar di Semarang ya kewenangan Walikota Semarang, taman di Solo ya kewenangan Walikota Solo. Mayoritas jalan di Jateng kewenangan bupati dan walikota. Hanya sebagian jalan yang kewenangan pemerintah pusat dan provinsi.
Gubernur Jateng juga tidak bisa dibandingkan dengan dengan Gubernur DKI Jakarta. Pak Jokowi dulu atau Anies sekarang bisa membangun pasar, taman, trotoar dll. Karena Gubernur DKI kategorinya seperti walikota tapi skalanya besar. Gubernur DKI bisa mengangkat dan memecat lurah, Gubernur Jateng tidak bisa karena sekali lagi bukan kewenangannya.
Gubernur Jateng hanya bisa dibandingkan dengan gubernur lain yang setara. Misalnya gubernur Jatim, Jabar dan provinsi lain yang bukan daerah istimewa (DIY dan NAD).
Jadi kalau mempertanyakan prestasi Ganjar dengan mengambil success story Jokowi yang mengatur pasar atau Risma membangun taman, jelas tidak pas. Bukan kerjaan gubernur Jateng itu.
Kerjaan gubernur itu kalau jalan ya membangun jalan provinsi. Untuk soal ini, Mas Alifurrahman tahu tidak, kalau Ganjar pada lima tahun pertama menjabat saja sudah membangun jalan provinsi lebih dari 1000 kilometer. Bisa dicek, berita-beritanya juga ada.
Kewenangannya apa lagi? Mengelola sekolah menengah, sekolah kejuruan, dan sekolah luar biasa. Kebijakan Ganjar apa terkait itu? Satu membebaskan biaya SPP untuk SMA, SMK, dan SLB negeri. Sedangkan yang swasta saat ini masih berupa insentif atau keringanan SPP.
Apa lagi? Gaji guru honorer setara upah minimum kabupaten kota (UMK). Jadi gaji guru honorer SMA/SMK/SLB negeri di jateng sudah UMK sekarang. Ini jauh lebih layak dibandingkan era gubernur sebelumnya. Tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku seperti jam mengajar dan sebagainya.
Ganjar juga membangun SMK khusus untuk siswa miskin. Namanya SMK Jawa Tengah. Ketika berdiri pertama kali pada 2014, ini SMK dengan sistem asrama pertama di Indonesia yang gratis. Siswa gratis semua, dari seragam, buku, asrama, makan minum, praktik dll. Sudah gitu, ketika lulus pun masih dibantu mencari pekerjaan atau dicarikan beasiswa ke perguruan tinggi. Bayangkan, anak-anak pekerja kasar, buruh tani, kuli bangunan, pemulung yang untuk makan saja susah, kini bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah bergengsi. SMK Jateng ini sekarang ada dua di Kota Semarang dan Kabupaten Pati yang punya Gedung sendiri. Mulai 2020 berkembang di 15 kabupaten dan kota dengan Gedung masih menempel di SMK negeri setempat. Dan SMK Jateng sekarang jadi percontohan provinsi lain. Sudah banyak yang datang untuk belajar dan meniru.
Jateng juga provinsi pertama yang menerapkan kurikulum antikorupsi untuk sekolah. Ada pergubnya dan sudah diterapkan sejak tahun 2019 lalu. Sekarang juga merintis kurikulum anti radikalisme untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Saya yakin kita semua satu suara bahwa dua hal ini sangat penting diterapkan kepada anak-anak kita, demi masa depan Indonesia yang lebih baik dan damai ke depan.
Menarik Ketika Mas Alif bilang Ganjar membangun apa ketika Jokowi membangun MRT di Jakarta. Mas Alif, tentu saja Ganjar tidak bisa membangun MRT di Jateng. Pertama belum dibutuhkan karena lalu lintas di Jateng tidak sekrodit Jakarta, kedua APBD Jateng tidak sebesar Jakarta, ketiga banyak hal urgent lain yang lebih membutuhkan penyelesaian.
Namun untuk transportasi massal, saya bisa beberkan apa saja yang sudah dikerjakan Ganjar. Pertama Ganjar membangun angkutan aglomerasi. Semacam Busway di Jakarta. Tapi ini menghubungkan beberapa kabupaten atau kota. Namanya Bus Trans Jateng. Ini baru ada di Jateng ya ketika Ganjar menjabat. Sampai saat ini sudah enam koridor yang dluncurkan. Ada Trans Jateng Semarang – Ungaran, Semarang Kendal, Semarang Grobogan, Purwokerto – Purbalingga, Kebumen-Purworejo, dan Purworejo Magelang. Tiketnya murah karena memang diperuntukkan membantu pelajar dan pekerja pabrik.
Berikutnya apa? Bandara. Di era Ganjar ada tiga bandara yang dibangun. Memang semuanya enggak pakai duit APBD provinsi karena itu kewenangannya PT Angkasapura. Peran krusial Ganjar adalah melobi dan meyakinkan pemerintah pusat untuk membangun bandara-bandara di Jateng.
Paling fenomenal adalah Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Mas Alifurrahman tahu tidak, bahwa ada empat gubernur sebelum Ganjar yang sudah berusaha membangun bandara yang jeleknya minta ampun itu. Bandara Ahmad Yani itu diejek sebagai bandara , terjelek se Nusantara. Tapi semuanya menyerah dengan berbagai alasan dan hambatan.
Tapi begitu Ganjar jadi gubernur, bandara itu kini dibangun megah. Ganjar melobi Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, termasuk militer juga karena bandara itu milik tentara. Ganjar menyelesaikan dan mendamaikan sengketa antar lembaga yang menjadi penghambat pengembangan bandara.
Kemudian Ganjar juga berhasil meyakinkan pusat untuk membangun bandara di Purbalingga dan Blora. Dua-duanya berkat kerja keras Ganjar dan para bupati setempat. Mereka sepakat bahwa keberadaan bandara sangat penting untuk menunjang kemajuan wilayah. Investor jelas lebih senang karena akses ke Jateng bagian tengah dan timur kini lebih mudah.
Itulah tugas gubernur, Mas Alif. Bukan malah anda suruh membangun taman dan trotoar hehehe
Dan masih banyak lagi yang lainnya. Misalnya, mewujudkan listrik 24 jam di Karimunjawa. Bayangkan sejak Indonesia Merdeka, rakyat Karimunjawa baru menikmati listrik belum lama. Sebelumnya hanya enam jam saja, hanya di kala malam. Kalau siang mati listriknya. Nah, Ganjar melobi PLN. Jadilah sekarang listriknya siang malam ngalir terus. Internet masuk, pelajar jadi lebih mudah belajarnya, ekonomi kreatif tumbuh, dan pariwisata pun berkembang pesat di sana.
Dari sisi birokrasi Pemprov Jateng sudah berubah jauh. Tak ada lagi sekarang budaya setoran proyek, jual beli jabatan, parsel dari bawahan ke atasan, dan silang sengkarut koruptif lainnya. Ganjar mengubah mindset pejabat Pemprov Jateng menjadi lebih berintegritas dan melayani rakyat. Ini kerja yang tidak kelihatan Mas Alif. Tapi justru yang paling sulit. Semuanya harus dimulai dari Ganjar sendiri. Ia memberi contoh bagaimana menjadi pemimpin sekaligus pelayan rakyat. Ia sering turun ke lapangan, menyapa masyarakat, dan lain sebagainya. Ia tidak meminta setoran, anti gratifikasi, dan tidak ada satupun teman dan keluarganya yang bermain proyek pemerintahan.
Tidak kelihatan kerja dan prosesnya tapi hasilnya bisa dilihat. Mungkin Mas Alif pernah membaca bagaimana KPK memberi penghargaan pada Pemprov Jateng. Tahun 2015 dan 2016 sebagai Provinsi dengan Pengendalian Gratifikasi Terbaik, Tahun 2017 provinsi dengan Tingkat Kepatuhan Pelaporan LHKPN Terbaik. Tahun 2020 Jateng malah jadi juara umum penghargaan KPK dengan menyabet empat penghargaan pengelolaan LHKPN dan pengendalian gratifikasi terbaik.
Sebelumnya, Pemprov Jateng juga meraih indeks tertinggi dalam Survei Penilaian Integritas antar lembaga di Indonesia. Bukan survei main-main karena yang menyelenggarakan KPK bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik. Yang dinilai dari budaya organisasi, keberadaan suap, gratifikasi, pengelolaan keuangan, dan lainnya.
Pemprov Jateng juga sekarang terdepan dalam pengelolaan zakat ASN. Sekitar Rp 2,5 M perbulan saat ini dihasilkan hanya dari zakat ASN Pemprov. Kementerian Agama menyatakan ini pencapaian terbaik se-Indonesia. Hasilnya untuk apa? Untuk membantu warga miskin, pengobatan, sumbangan ke panti asuhan, panti jompo, membangun rumah tidak layak huni, menebus ijazah siswa dari sekolah swasta dan sebagainya. Bayangkan kalau pengelolaan zakat se-Indonesia dimaksimalkan. Ada dana bersih, halal dan mekanismenya tidak ribet untuk membantu warga miskin se Nusantara. Caranya gimana sih, tanyakan pada Ganjar saja kok dia bisa sementara banyak provinsi lain tidak melakukannya.
Dan masih ada Kartu Jateng Sejahtera. Ini khusus untuk warga Jateng yang tidak produktif. Misalnya manula, orang lumpuh, sakit-sakitan. Ada insentif 250 ribu perbulan untuk mereka.
Ada juga insentif untuk pengajar keagamaan. Misalnya guru ngaji, pengajar TPQ dll. Juga untuk pengajar agama Buddha, Hindu, Kristen, dan Katholik. Meski masih sedikit, tapi setidaknya itu bentuk perhatian pemerintah pada mereka.
Ini belum semuanya lho Mas Alif. Masih banyak lagi program dan kebijakan Ganjar yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Tengah. Tapi tentu saja Ganjar bukan pemimpin tanpa kekurangan. Bahkan dia sendiri berulang kali mengatakan belum berhasil menjadi gubernur. Masih banyak yang harus ia kejar dan wujudkan.
Semoga yang saya tuliskan ini bisa membantu memberi sedikit pencerahan.
Salam..
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ganjar-apa-sih-kerjanya-menjawab-alifurrahman-5Mg8hk1ZzL
4 Fakta Ganjar Pranowo yang Jarang Terungkap
Banyak orang sudah tahu siapa Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah ini memang sosok fenomenal dan banyak menghiasi pemberitaan di media. Namun berita-berita jarang mengungkap kebiasaan-kebiasaan unik pria berambut putih ini.
Sebar Nomer Telepon Pribadi
Tidak banyak pejabat di Indonesia yang berani menyebar nomer teleponnya ke publik. Ganjar salah satunya. Kebayang kan, berapa pesan WA yang masuk ke hapenya setiap hari. Dan karena hape itu dipegang Ganjar sendiri maka semua WA itu otomatis dibaca dia dong. Dari yang hanya menyapa, mengadu, sampai yang marah-marah dan mencaci maki.
Kapok? Tidak. Dia tidak ganti nomer juga. Bahkan pernah suatu ketika ada bom WA dan hape Ganjar pun hang sampai tidak bisa lagi digunakan. Sudah begitu pun tetep tidak kapok dan tidak ganti nomer.
Kalau ditanya, mengapa berbuat demikian sedangkan gubernur lainnya tidak. Menurut Ganjar itu adalah kewajiban. Rakyat harus bisa lapor sendiri ke pemimpinnya langsung. Ia tidak marah dicaci maki karena itulah hak rakyat.
“Mereka sudah memilih saya sebagai pemimpinnya, maka mereka berhak marah-marah pada saya,” begitu kata pria kelahiran Tawangmangu, Karanganyar ini.
Tidak Pake Admin Twitter
Sebagian besar pejabat so pasti memakai admin untuk mengoperasikan twitternya. Tapi Ganjar tidak. Ia mengadmini sendiri akun twitternya. Bapak satu anak ini memposting sendiri dan membalas mention followernya. Dari sapaan akrab sampai caci maki ia baca. Buli-bulian sudah jadi makanan sehari-hari.
Biasanya Ganjar twiteran pagi hari sebelum kerja, di mobil dalam perjalanan, atau malam hari menjelang istirahat. Oya, aktifitas twiteran Ganjar ini sudah sejak masih jadi anggota DPR lho, alias sebelum jadi gubernur.
Twiternya memang ditujukan untuk pelayanan publik. Ketika ada aduan, ia langsung meneruskan ke pejabat terkait. Tak terhitung banyaknya masalah dari ijazah warga yang ditahan, orang sakit, anak terlantar dll yang diselesaikan hanya dengan mention Ganjar.
Pertanyaannya, apa Ganjar tidak capek? Ketika ditanya ia menjawab karena passion. “Ya dasarnya saya memang seneng twitteran, jadi tidak merasa berat dan capek. Dibully itu hal biasa, nggak usah baperan jadi orang,” ujar dia.
Hobi Telepon Warga
Hampir setiap malam Ganjar menelepon warganya. Siapa yang ditelepon? Ya mereka yang mengadu tentang masalahnya. Bisa dari aduan di WA atau di twitter. Makanya ketika dapat aduan di twitter, Ganjar sering sekali tanya “anda siapa, orang mana, warga Jateng bukan?” gitu kan. Banyak yang baper karena mengira Ganjar tidak suka dikritik. Padahal ia ingin memastikan identitas pelapor. Melapor ya harus jelas dan gentle dong. Setelah jelas ia pasti tanya nomor telepon.
Dan kalau menelepon lama gaes. Bisa 10 menit, bahkan setengah jam. Dari menelepon itu Ganjar bisa mendapat laporan lengkap permasalahan yang diadukan. Atau Ganjar menelepon untuk menjelaskan masalah sebenarnya kepada warga tersebut. Ia akan menjelaskan dengan runtut dari A sampai Z. Makanya butuh waktu lama.
Nah biasanya, orang yang marah-marah sampai mencaci maki itu hanya berani di pesan teks saja. Kalau ngomong langsung ya kalem. Sering sekali orang yang marah-marah, ketika ditelepon Ganjar kemudian tidak jadi marah. Ngomongnya jadi halus, bahkan merasa sungkan dan berulangkali meminta maaf.
Yah, siapa sih yang tidak seneng ditelepon gubernur. Saya saja ditelepon bupati atau lurah belum pernah.
Gubernur Keluyuran
Sejak kecil, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini suka keluyuran. Kala mahasiswa, ia juga pernah jadi ketua organisasi pecinta alam. Dolan, naik gunung, adalah hobinya.
Karena itulah sekarang ketika jadi gubernur, ia tidak pernah suka duduk di belakang meja. Ia hanya ngantor full hari Senin dan Selasa, selebihnya keluyuran kemana-mana. Kalau rekor MURI mau mencatat, dia pasti sudah ditahbiskan sebagai gubernur yang mengunjungi desa paling banyak selama menjabat.
Dia juga suka tidur di rumah-rumah warga desa. Punya juga program Ngopi Bareng dengan warga yang konsisten dilakukan sejak periode pertama. Ganjar juga punya program Gubernur Mengajar. Ia keliling dari sekolah formal hingga informal. Mengajar SD, hingga kuliah umum di universitas.
Belum lagi keluyuran tidak resmi seperti sepedaan setiap pagi ke kampung-kampung, pasar, dan mengecek fasilitas publik lainnya. Di masa pandemik ini, hobi keluyurannya dibelokkan ke sosialisasi covid.
Gubernur mana yang setiap hari berani menempuh risiko mengunjungi pasien covid untuk menyemangati? Kalau ada yang konsisten jalan terus setiap hari selain Ganjar, sebutkan saja.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/4-fakta-ganjar-pranowo-yang-jarang-terungkap-fiAefMZs5j
Ganjar Itu Tak Butuh Pencitraan, Begini Penjelasannya ...
Ganjar Pranowo gubernur Jawa Tengah, saat ini tengah menjadi sorotan banyak pihak. Terutama sepak terjang sang gubernur dalam setiap kegiatannya. Jadi kembang lambe media, tokoh politik, pengamat dan masyarakat.
Rasanya wajar mengingat yang bersangkutan menjadi salah satu figure yang masuk radar bursa calon presiden republik indonesia tahun 2024 - 2029.
Ganjar adalah satu diantara tokoh atau pejabat yang berpotensi menggantikan Jokowi di tahun 2024. Secara elektabilitas terbilang bagus, semula sejak maraknya beberapa lembaga survei merilis hasil survei antara bulan Oktober 2020 s/d Juli 2021 nama Ganjar bertahan di 3 besar.
Bahkan yang mengejutkan ia dalam beberapa bulan terakhir ini namanya cenderung mendominasi, nangkring di posisi puncak hasil survei. Artinya ada tren kenaikan atau bisa juga dominasi tokoh lain yang sedang melemah.
Pemilihan Presiden memang masih cukup lama. Tapi masyarakat sudah banyak yang kasak-kusuk mendukung calon mereka secara terbuka. Termasuk dukungan ke Ganjar Pranowo. Sedang Ganjar sendiri harus menyelesaikan tugasnya sebagai gubernur Jawa Tengah hingga tahun 2023.
Dan belakangan ini setiap gerak-gerik Ganjar Pranowo kian santer menjadi sorotan media dan juga perbincangan nitizen, di tengah kegiatannya dalam memerangi covid-19 yang sedang menggila di wilayahnya.
Ada yang mendoakan, ada pula yang memuji tak sedikit pula yang nyinyir. Namanya juga warga 62+.
Ganjar ini memang memiliki gaya bahasa komunikasi politik yang nyentrik. Berbeda dengan tokoh lain yang cenderung kaku dan seremonial. Kalau dia malah sebaliknya terkesan mboys sehingga mudah cair.
Gamjar tak segan-segan tiba-tiba ndeprok di pinggir jalan untuk sekedar makan atau mungkin sedang menemui warganya. Dan itu bukan sama sekali pencitraan karena memang ya begitu itu seorang Ganjar sedari dulu.
Karakternya ini saya rasa terbentuk sudah sejak kecil sebagai anak kampung yang memang hidup memprihatinkan. Tak banyak protes dan menerima realita. Jadi ia tak sungkan nglesot bareng rakyat kecil di mana saja. Seperti tak ada sekat.
Maka tidak heran karakternya itu akhirnya membawanya ke tempat yang memiliki frekuensi dengan hatinya yaitu sebagai aktivis kampus. Nah, anak-anak aktivis di era rezim Soeharto apa yang dicari selain misi melawan penindasan rezim terhadap rakyat kecil.
Jadi jangan samakan dengan anak aktivis jaman sekarang yang terlihat tajir diopeni bohir. Jaman dulu sudah pasti kere-kere. Maka tidak heran karakter seorang aktivis sudah pasti dekat dengan wong cilik atau rakyat kecil.
Anak-anak aktivis itu biasa hidup serba dalam kekurangan. Mereka idealis memperjuangkan kepentingan masyarakat. Anak aktivis jaman dulu pakaian kumal, rambut biasanya gondrong, jauh dari kesan rapi, kalau sedang ngopi bisa segelas bertiga bahkan lebih atau makan kadang bareng-bareng juga. Slenge'an tapi bertanggung jawab. Memiliki solidaritas yang tinggi. Saking tingginya baju atau jaket bisa gantian pakainya buat sekedar gaya atau ngapel gebetan.
Hal-hal seperti di atas kecil kemungkinan akan kita temui di diri Prabowo, Anies, Sandi, Emil, Puan, Airlangga, Erick atau AHY. Mereka ketika lahir ke dunia orang tuanya (mungkin) sudah berpunya, cukup mapan bahkan ada yang sudah terbilang kaya-raya.
Jadi kalau ada yang mengatakan Ganjar saat bertemu warga di emperan toko atau makan di sembarang tempat ya itu bukan pencitraan kali. Karena ya memang sedari kecil, remaja hingga dewasa kehidupannya tak jauh dari itu.
Bahkan saat menjadi pejabat sekalipun ya gaya Ganjar dari dulu begitu juga. Jadi bukan karena biar dapat simpati masyarakat atau apa.
Karena pada dasarnya Ganjar tidak butuh pencitraan. Itu sudah alami mengalir dan menyatu dalam jiwa dan raganya.
Justru kalau tokoh lain yang tiba-tiba nglesot atau ndeprok berbaur dengan rakyat itu yang justru patut dicurigai sebagai akting alias pencitraan diri yang ekstrim.
Sebab mereka jiwanya bukan seperti itu dan tidak pernah ditempa kondisi yang miskin papa seperti halnya Ganjar kecil yang orang tuanya sampai terusir dari rumah sendiri dan cari kontrakan kesana-kemari.
Seorang pemimpin yang lahir dari rakyat kecil dan sudah terbiasa hidup sengsara biasanya lebih peka terhadap penderitaan rakyatnya. Dan saya rasa Ganjar selama 2 periode kepemimpinannya sebagai pejabat tidak kehilangan jati dirinya tersebut.
Hanya disayangkan Ganjar Pranowo oleh partainya sendiri PDIP bukan bintang tapi penghalang, bagi kader PDIP lainnya yang berambisi duduk di singgasana.
Demikian, salam
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ganjar-itu-tak-butuh-pencitraan-begini-0wDfhFrZjL
Kode Keras Jokowi: Ganjar - Erick Standar Pasangan Capres Paripurna!
Hampir semua pengamat politik menyebut bahwa Presiden Jokowi bakal menjadi King Maker di Pilpres 2024. Ada berbagai macam alasan ya. Seperti tingginya kepuasan rakyat terhadap kinerja Presiden Jokowi di berbagai survei. Solidnya TNI dan Polri di bawah komando Presiden Jokowi. Yang pasti Presiden Jokowi tidak hanya membangun banyak infrastruktur. Menuntaskan yang mangkrak-mangkrak. Tapi juga berhasil membawa bangsa dan negara ini melewati badai pandemi global. Badai pandemi baru terlewati. Nafas masih ngos-ngosan. Datang lagi badai berikutnya, imbas perang Rusia - Ukraina. Yakni krisis energi, krisis pangan dan krisis ekonomi. Namun, saat ini, ketika di luar sana ada negara yang bangkrut dan terancam bangkrut, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru melonjak.
Presiden Jokowi juga dikenal rakyat sebagai orang yang kuat, fisik dan mental. Tidak klemar klemer, tidak plonga plogo seperti yang dulu sering disebut kadrun. Faktanya sosok kurus itu justru lebih kuat dan lebih bernyali. Beliau dihormati oleh para pemimpin negara lain. Diberi amanah untuk memimpin sekelompok negara yang dikenal sebagai G20. G20 ini kumpulan negara yang merepresentasikan lebih dari 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional dan 60 persen populasi dunia Sumber. Betapa powerful-nya, betapa besar kekuatan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Paham, drun?
Kembali ke politik tanah air. Wajar jika Presiden Jokowi disebut sebagai King Maker kan? Sama negara adidaya macam Amerika Serikat dan China saja, Presiden Jokowi dikenal bernyali dan nggak mau ngalah. Apalagi sekedar mengatasi gerombolan pengacau di tanah air. Tentunya dengan cara yang tidak frontal. Dengan tangan dan kepala dingin. Kita rakyat ini, tahunya kan, yang biasanya ribut-ribut menjelang Natal ehh kok nggak ada lagi suaranya? Gitu lho. Paling tinggal MUI itu kan yang suka julid ngurusin macem-macem. Tapi orangnya ya itu-itu aja sih. Sudah tahu lah kita.
Sama halnya dengan soal calon presiden yang akan didukung oleh Presiden Jokowi. Beliau memang belum memberikan pernyataan resmi tentang siapa orangnya. Namun, ada kode keras yang bisa dilihat oleh publik. Kode keras itu mengarah ke satu orang, yakni Ganjar Pranowo. Pertama, dari seringnya Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke daerah Jawa Tengah. Terakhir kan, Presiden Jokowi ke Boyolali dan Sukoharjo ya. Dalam rangka melakukan penanaman kelapa genjah, sebagai upaya mengatasi krisis pangan yang sedang melanda dunia. Kelapa genjah ini usia tanam hingga berbuahnya singkat. Hasilnya bisa diolah jadi bermacam produk ya, seperti gula semut, minyak kelapa dan minuman segar Sumber. Sebelum itu, Presiden Jokowi juga berkunjung ke Solo, untuk menutup gelaran ASEAN Para Games 2022 Sumber. Nahh, di Solo ini ada kode keras berikutnya yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi.
Yakni pada keesokan harinya, di acara car free day ya. Presiden Jokowi nampak berjalan bareng dengan Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir. Kita juga melihat keakraban antara Ganjar dan Erick Thohir. Pengamat politik pun menyebut momen ini sebagai ajang bagi Presiden Jokowi untuk menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo dan Erick Thohir adalah anak emas beliau Sumber.
Bagi saya, ini menunjukkan bahwa Presiden Jokowi sedang menegaskan standard mutu atau kualitas calon presiden buat 2024. Seakan Presiden Jokowi ngomong, ini lho, kalau mau nyari capres yang mirip saya, ya kombinasi dari kedua orang ini : Ganjar dan Erick. Yang satu punya latar belakang birokrat atau pejabat publik, dan satunya punya latar belakang pengusaha. Kan mirip ya dengan Presiden Jokowi sendiri. Seorang pengusaha yang kemudian menjadi pejabat publik. Kita kan nggak mungkin menemukan sosok yang saklek seperti foto copy atau kloningan dari Presiden Jokowi. Itu suatu hil yang mustahal, gitu kan. Namun, ada solusinya. Yakni dua orang, yang jika digabung akan menjadi persis seperti sosok Presiden Jokowi. Itulah Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.
Nahh, Presiden Jokowi sudah sets the standard, menentukan standar kualitas yang harus dimiliki oleh calon presiden 2024. Ingat, sebelumnya, pada bulan Juni lalu, dalam acara HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Presiden Jokowi sempat bicara soal capres 2024. Beliau tidak menyebut siapa nama orang. Namun, yang ditegaskan adalah soal kelanjutan program. Pemimpinnya siapa pun terserah, kata Presiden Jokowi. Tapi yang dilanjutkan adalah programnya, supaya ada kontinuitas, supaya ada keberlanjutan, begitu kata beliau Sumber.
Artinya, sosok seperti Anies Baswedan ya jauh lah, nggak bakal dapat dukungan dari Presiden Jokowi. Karena di Jakarta saja, Anies ogah meneruskan program-program dari gubernur sebelumnya, padahal program itu bagus. Seperti normalisasi sungai dan rajin membersihkan saluran-saluran air untuk menangani banjir. Tapi soal penggusuran dan pemberian IMB di area reklamasi, dia pakai aturan yang dibikin gubernur sebelumnya. Kayak nggak mau disalahkan gitu, hehehe... Culas ya. Jadi nggak mungkin Anies ini bisa disamakan dengan sosok Ganjar maupun Erick Thohir.
Kode keras Presiden Jokowi ke arah Ganjar Pranowo juga pernah diperlihatkan Presiden Jokowi dalam acara para relawan, Rakernas Projo, pada bulan Mei lalu ya. Presiden Jokowi kan bilang gini, “Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini, sudah dibilang jangan tergesa-gesa, ojo kesusu”. Pernyataan itu disampaikan beliau di depan para relawan dan Ganjar Pranowo yang ikut hadir di sana Sumber.
Sinyal-sinyal lain juga disampaikan oleh pihak lain, selain Presiden Jokowi. Seperti PPP, yang mengungkap 3 nama yang disebut didukung oleh Presiden Jokowi saat ini. Yakni Ganjar Pranowo, Prabowo dan Sandiaga Uno Sumber. Sedangkan PAN Jawa Barat menyebut 3 nama yang diusulkan jadi capres 2024 di luar capres internal mereka, yakni Ridwan Kamil, Erick Thohir dan Ganjara Pranowo Sumber. Seperti kita ketahui, PPP, PAN dan Golkar sudah resmi membentuk koalisi partai, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk Pemilu 2024. PAN sendiri juga sudah bergabung ke dalam partai-partai pengusung pemerintahan Presiden Jokowi. Artinya, mereka masih fleksibel ya. Dalam menentukan capres yang bakal diusung. Tidak harus dari Ketua Umum partai gitu.
Sementara itu, Erick Thohir baru saja mendapatkan amanah dari ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU). NU ini memang terbesar ya. Dalam sebuah survei NU disebut memiliki basis massa sekitar 41,9 persen di Indonesia. Artinya sekitar 80 hingga 90 juta pemilih Indonesia terafiliasi dengan NU Sumber. Erick Thohir sebelumnya telah dijadikan sebagai anggota kehormatan Banser NU. Dan sekarang, Erick Thohir ditunjuk sebagai Ketua Steering Committee (Panitia Pengarah) peringatan satu abad NU. Yang acara puncaknya bakal digelar pada awal Februari 2023 Sumber. Penunjukan ini bukan berdasarkan politis ya. Namun, akan memberikan dampak politis terhadap Erick Thohir. Selain mendapatkan panggung politik, Erick juga mendapatkan kedekatan dengan massa NU. Anies pasti iri nih hehehe… Di sisi Ganjar, menurut survei dari lembaga SMRC, mayoritas massa NU disebut cenderung memilih Ganjar sebagai capres Sumber. Udah pas banget dong sama Erick Thohir ya.
Nahh… Jika Presiden Jokowi sudah menegaskan standard untuk seorang capres yang akan beliau dukung. Maka partai-partai politik ya tinggal menyikapinya. Saya yakin endorsement dari Presiden Jokowi akan mendapatkan porsi terbesar dalam pertimbangan partai politik menentukan arah dukungan mereka.
Maka kita bisa mencoba memprediksi siapa-siapa saja yang bakal maju di Pilpres 2024. Berdasarkan kondisi saat ini ya. Ada kode keras dari Presiden Jokowi. Ada deklarasi koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, oleh partai Gerindra dan PKB. Ada penegasan dari Gerindra bahwa Prabowo akan kembali maju di Pilpres 2024. Dan ada pula partai-partai yang belum berkoalisi. Yang posisinya merupakan partai oposisi, dan punya ketua umum yang berambisi nyapres. Dari semua kondisi tersebut, maka ada 3 pasangan yang bakal bertemu di Pilpres 2024. Yakni pasangan Ganjar-Erick, pasangan Prabowo-Cak Imin, dan pasangan Anies-AHY atau AHY-Anies gitu lah. Gimana menurut anda?Sumber Utama : https://seword.com/politik/kode-keras-jokowi-ganjar-erick-standar-pasangan-w5o9DX75MW
Anies Tantang Buktikan Dia Terima Uang Dari Formula E, Kenapa Lari Dari Interpelasi?
Anies mungkin agak gerah dengan isu Formula E yang terus menyerang dirinya. Mungkin dia berpikir, kalau begini terus, lama-lama dia akan kesulitan dicap negatif.
Anies lalu mengatakan bahwa dia menjamin tak menerima uang serupiah pun dari dugaan kasus Formula E yang diusut KPK.
Anies justru meminta pihak yang menuduhnya menerima uang dari Formula E untuk membuktikan tuduhan tersebut.
"Bila Anda katakan saya ambil uang, tunjukkan, bila tidak ada buktinya, maka tuduhan Anda batal. Jangan dibalik, setiap orang yang dituduh harus memberikan pembuktian. Tapi saya, tidak pernah terima, dan ini adalah sebuah project untuk Indonesia yang kita berurusan dengan lembaga internasional, yang memiliki reputasi," kata Anies.
"Dalam semua sifat penuduhan, yang harus membawa bukti adalah yang penuduh, bukan yang dituduh. Di mana-mana kalau Anda menuduh membawa bukti, habis energi orang kalau yang dituduh harus membawa bukti, habis energi kita. Jadi yang harus membawa bukti adalah yang menuduh, kalau Anda tidak bisa membuktikan tuduhannya, tidak bisa membawa bukti, batalin tuduhan itu," kata Anies.
Mungkin Anies memang tidak korupsi atau menerima uang sepeser pun. Tapi bisa saja kasus itu menguntungkan pihak lain dan merugikan uang negara. Itu sudah termasuk tindakan pelanggaran.
Masalah ini sebenarnya sangat gampang. Kenapa Anies menolak interpelasi? Padahal hanya meminta kejelasan dan keterangan detil. Kenapa Anies seolah begitu takut sehingga mengundang 7 fraksi parpol untuk makan malam dan kemudian mereka semua kompak menolak interpelasi?
Satu hal yang sampai saat ini masih misteri. Di mana bukti pembayaran fee formula E? Kalau tidak salah, sampai saat ini masih belum ada kejelasan soal ini.
Ditanya berkali-kali soal Formula E, Anies enggan menjawab. Kalau memang berani, harusnya tantang interpelasi, bukan menghindari apalagi diduga meminta agar parpol ikut menolak.
Dan kalau memang tidak bersalah, harusnya Anies mendesak agar pendukungnya tidak bikin narasi menghasut publik bahwa KPK sedang menjegalnya.
Beberapa hari lalu, ada beberapa pendemo meminta KPK tidak mengkriminalisasi Anies. Bahkan Novel Baswedan menyiratkan bahwa pimpinan KPK memaksakan perkara tersebut dan menargetkan Anies.
Tanda-tanda di atas adalah sinyal ketakutan yang berujung pada penghindaran Anies secara berulang. Berani karena transparan dan tak ada yang ditutup-tutupi. Kalau tidak transparan ya berarti ada sesuatu yang sedang disembunyikan.
Anies yakin mereka yang bekerja di KPK bekerja secara profesional, maka biarkan KPK bekerja. Jangan apa-apa diseret ke politik. Jangan jadi pengecut. KPK sekarang seperti penjahat dan diintimidasi secara politik.
Lembaga penegak hukum, dalam hal ini KPK dalam memproses kasus, termasuk kasus Formula E, ada aturan dan alat bukti.
Menurut Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, saat ini kasus Formula E sudah sedikit terungkap. Menurut dia, KPK mempertimbangkan proses penyelidikan kasus Formula E dibuka secara gamblang agar masyarakat tak curiga terhadap KPK.
Anies hanya pintar beretorika. Alasannya terdengar enak di telinga, tapi dalam penerapannya, tidak sesuai. Apa yang diucapkan dan diperbuat bagai minyak dan air. Justru Anies berusaha memperpanjang masalah ini karena tak mau transparan.
Satu lagi, Tempo diduga memuat berita yang menyesatkan. Mereka memuat berita yang membela Anies atas kasus Formula E dengan mengutip pernyataan Prof. Romli Atmasasmita. Tapi ternyata dia tidak pernah diwawancarai.
Dari screenshot artikel yang beredar, disebutkan bahwa Prof. Romli mengatakan dalam kasus Formula E hanya terjadi pelanggaran administratif. Padahal yang benar adalah telah terjadi pelanggaran pidana, lebih khusus dugaan tindak pidana korupsi. Dan dia mengaku tidak pernah diwawancarai Tempo.
Dengan berbagai indikasi tersebut, Anies masih bisa mengelak dengan memberikan tantangan lain? Jelas-jelas ini ada upaya untuk menyelamatkan Anies dari apa pun yang mungkin bakal menimpanya.
Seperti yang saya katakan di atas, kalau pun misalnya Anies tidak melakukan apa pun, tapi ada dugaan tindak pidana korupsi, dan sudah pasti akan ada kerugian negara. Dan Anies sebagai pihak yang paling ngotot menyelenggarakan Formula E harusnya ikut mempertanggungjawabkan, bukan melarikan diri, menghindar apalagi membuat narasi baru.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-tantang-buktikan-dia-terima-uang-dari-Jw34xymEBo
Mengapa Anies Baswedan? Gebrakan ‘Spektakuler’ Partai NasDem Dalam Merajut Ulang Masa Depan Indonesia (1)
Oleh: Dr H Subhan Syarief *)
PERHELATAN perpolitikan puncak masih berselang sekitar 2 tahun. Hiruk pikuk, wabil khusus hal suksesi pengganti dari Jokowi, Presiden ke-7 sangatlah semarak, bahkan semakin keras. Pertarungan adu opini dan berbagai pencitraan, berbau fitnah dan bahkan ‘ancaman’ ditangkap tersirat pada para calon. Dan yang paling banyak dituju adalah salah satu tokoh seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pun ditebar menjadi sarapan keseharian yang terpaksa dinikmati, terutama di dunia maya.
DALAM politik nyata, NasDem di bawah komando ‘wali’nya politik Surya Paloh bergerak cepat. Seperti biasa, sang tokoh ini sangat lah lugas dan tanggap dalam melihat celah peluang untuk menjadi pemenang Pemilu seperti dua kali adu pilpres terdahulu. Dengan tak ragu, dalam musyawarah Partai NasDem, kisaran pertengahan Juni 2022 diusunglah 3 nama calon capres, yakni, Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo.
Ya…, sebuah gebrakan cepat dan terukur dari Partai NasDem dengan kepiawaian sang Bengawan Politik Surya Paloh tentunya mengubah peta politik yang awalnya tak jelas menjadi menuju kearah yang lebih bercahaya. Dalam hal ini, terkhusus bagi jalan sang idola rakyat Indonesia, Anies Baswedan.
BACA JUGA: Sungai, Pasar, dan Perekonomian Kota Banjarmasin
Akan tetapi ada yang menarik dalam pidato sang Bengawan, dia menyatakan bahwa ke 3 calon tersebut punya ‘nilai yang sama’, artinya semuanya bisa tersimpulkan adalah yang terbaik di antara putera/puteri bangsa sehingga NasDem mengusungnya menjadi Capres. Dan calon yang disebut pertama, dikatakan bukan diartikan dia yang terbaik. Tentu saja dari sisi politik ungkapan ini sangatlah penuh makna dan cakap dalam membaca sikon.
Gerak langkah tokoh sekelas Surya Paloh sangatlah sering membuat kejutan yang kadang sulit ditebak. Bahasa bersayap pun sering disampaikan sehingga menjadi tanda tanya besar hal langkah ke depannya. Dan hal ini kembali di pertunjukan oleh tokoh Surya Paloh melalui Partai NasDem.
Ketika banyak orang jagad perpolitikan menduga bahwa dia akan mendukung tokoh yang juga linear dengan kubu istana, tapi ternyata dia bicara lain. Tak tanggung dia dukung tokoh yang tak sejalan dengan kelompok Istana. Dia pilih di antara 3 calon yang awalnya di usung NasDem. Dari 3 calon tersebut sejatinya ada 2 calon yang dekat dengan Kelompok Istana, tapi tentu itu bukanlah Anies Baswedan.
Awal bulan Oktober, dua hari setelah hari kesaktian Pancasila, sang Bengawan Politik Indonesia Surya Paloh kembali membuat heboh jagad perpolitikan negeri.
BACA JUGA: Calap (Banjir) dan Format Masa Depan Kota Banjarmasin
Tak pernah diduga, sebagai Nakhoda Partai NasDem yang mengusung tagline ‘Restorasi Bangsa’, Partai Nasional Demokrat (NasDem) dia menyatakan akan mengumumkan Capres pilihan Partainya.
Dan kemudian Senin, 3 Oktober 2022 NasDem mendahului semua partai mengumumkan Capres partainya, dia tetapkan Anies Baswedan sebagai calon yang akan diusungnya untuk bertarung di Pemilu Tahun 2024.
Menariknya adalah Anies Baswedan, menyisihkan 2 calon lainnya, yakni Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.
Tentu akan muncul tanya, mengapa Surya Paloh & NasDem jadi mengusung Anies, bukannya 2 kandidat yang dekat dengan elite istana atau kelompok ring satu istana.
Padahal publik tahu bahwa Surya Paloh (NasDem) dengan Presiden Jokowi sangatlah dekat. Bahkan Surya Paloh dasarnya salah satu tokoh yang berjasa besar dalam menjadikan Jokowi Presiden sampai 2 periode.
Menariknya, mengapa dia kemudian tak memilih capres yang satu visi dengan Presiden Jokowi.
Memang, kehebatan ‘naluri politik’ Surya Paloh sangatlah kuat. Dulu dia bisa paham keinginan rakyat, sehingga kemudian dia tak banyak perhitungan langsung mendorong Jokowi untuk maju menjadi capres. Dan tentu dengan insting kuatnya inilah yang kemudian, dia langsung tetapkan bahwa Anies adalah yang terbaik di antara kedua calon yang menurutnya juga baik tapi masih kalah baik dibandingkan Anies.
BACA JUGA: Mengembalikan “Marwah” Banjarmasin sebagai Kota 1.000 Sungai, Mungkinkah?
Kualitas Anies Baswedan yang terbaik yang dijadikan alasan bisa saja antara lain karena memang popularitas Anies di mata rakyat Indonesia mulai dari pusat kota, desa, dan kampung sudah merata di kenal.
Dan kemudian popularitas ini tak terbentuk melalui berbagai citra atau melalui mekanisme ‘pemaksaan tanpa sadar’ kepada rakyat agar mengenal dirinya. Keterkenalan Anies berjalan alami, bahkan yang banyak mempopulerkan adalah langsung dari kalangan rakyat Indonesia itu sendiri.
Akibatnya Anies tak bisa dipungkiri adalah pigur yang sangat populer di negeri ini, bahkan telah mendunia. Karya nyata, pola pikir, sikap prilaku, moralitas, dan mentalitasnya bisa dikatakan sangat lah luar biasa di era saat ini.
Sangat jarang di negeri ini ada model kepemimpinan seperti Anies. Anies dalam melihat persoalan dan menyikapi persoalan setara dengan gaya pak Harto, presiden legendaris Indonesia. Anies sangatlah tenang, dingin dan penuh strategi matang.
Tak pernah terpengaruh oleh ‘kicauan sinis’ dan bahkan tuduhan berbau fitnah yang menerpanya. Semua tak digubris, Anies hanya sibuk memikirkan bagaimana dia bisa memenuhi kewajiban atas janjinya kepada warga DKI di bawah kepemimpinannya. Janji pemimpin bagi Anies adalah sesuatu yang sangat dia perhatikan.
BACA JUGA: Ketika Kota Banjarmasin Menjadi Daerah Resapan Air, Apa yang Harus Dilakukan?
Anies tak ingin dia tak bisa memenuhi janjinya, semuanya akan dia perjuangkan untuk tercapai. Dan memang bagi yang ‘waras’ , bahkan yang sedikit waraspun dalam melihat bagaimana kondisi kota Jakarta dan warganya sekarang maka bisa dipastikan hampir semua janji Anies telah ditepatinya.
Dan Jakarta telah mengemparkan Dunia dengan berbagai hal, dan berbagai penghargaan tingkat Internasional. Kemudian ini juga ditunjukkan melalui proyek JIS dan juga Formula E yang pembangunannya tercepat di dunia dengan kualitas yang diakui. Hebatnya lagi semua di ‘otaki’ alias dikerjakan oleh anak bangsa Indonesia. Ya…, kesempatan untuk membangun bangunan ‘mercu suar’ tersebut dilaksanakan oleh putra-putri negeri.
Bahkan bila ditengok sejarah masa lalu, dasarnya bisa disetarakan ketika Bung Karno membangun Gelora Senayan dan juga Masjid Istiqlal ataupun Monas.
Bung Karno menghasilkan Proyek sukses Senayan, Masjid Istiqlal dan Monas sedangkan Anies memberikan proyek JIS dan Formula E. Hebatnya Anies Baswedan ketika membangunnya hanya menjadi gubernur sedangkan Bung Karno ketika itu menjabat Presiden. Tentu dalam hal ini, bisa dibayangkan bila saja jabatan Anies Baswedan setara dengan Bung Karno sebagai Presiden pastilah karya Anies Baswedan akan lebih luar biasa.
BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(4-Habis)
Sisi lainnya keberpihakan Anies terhadap warga juga sangatlah luar biasa, sebagai ilustrasi selama empat tahun kepemimpinan Anies, tiga kampung yang dulunya ‘kumuh’ tak tertata telah dibangun dan diresmikan, yang pada pemerintahan gubernur sebelumnya sempat ditertibkan yaitu, Kampung Susun Kunir, Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, dan Kampung Susun Akuarium.
Hal ini diwujudkan Anies sebagai komitmen untuk memastikan warga mendapatkan hunian yang layak sekaligus meningkatkan kualitas kawasan permukiman dan memfasilitasi warga DKI Jakarta memenuhi rasa keadilan dalam bermukim.
Sisi lain lagi, yang tentu sangat jarang bahkan hampir tak dimiliki oleh pemimpin ataupun politisi di negeri ini adalah hal ‘ketidak takutan’ terhadap kelompok kuat yang terindikasi sudah sejak lama ‘menguasai dan mengatur’ irama negeri.
BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(2)
Dalam hal ini sebagian pakar menyimbolkann sebagai komunitas oligarki. Anies Baswedan buktikan bahwa dia berani bersikap atas siapapun yang melanggar aturan. Penghentian proses reklamasi dan juga pengambilan alihan pulau reklamasi adalah salahsatu contoh yang spektakuler yang di perlihatkan Anies.
Keberpihakan dia terhadap kepentingan negara dan rakyat diatas segalanya. Dia berani menolak bahkan ‘melawan’ setiap kebijakan yang dinyakininya tak melindungi kepentingan Negara dan Rakyatnya. Jujur saja, inilah kelebihan utama Anies Baswedan yang jarang dimiliki oleh pemimpin ataupun tokoh-tokoh yang lain ketika mendapatkan amanah menjadi pemimpin.
Yaa.., berani bersikap tegas menolak setiap kebijakan ataupun aktivitas yang bertentangan dengan aturan ataupun kepentingan masa depan Negara dan Rakyat Negeri.
Dari gerak langkah Anies Baswedan dan jejakrekamnya selama ini memang menunjukkan dia adalah pemimpin yang berkualitas, mampu mengolah kendala dan masalah menjadi potensi yang memberikan nilai tambah/ manfaat.
BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(3)
Pemimpin yang telah membuktikan dengan kekuasaan yang dimilikinya dia konsisten berada dipihak rakyat dan berjuang untuk memakmurkan rakyat yang dipimpinnya. Dan saat ini kelebihan Anies Baswedan yang paling menonjol adalah tak banyak mempromosikan diri dengan berbagai pencitraan. Tapi hebatnya tak disadari ternyata jaringan dukungan di setiap pelosok daerah sudah mulai masiv terbentuk, dan semuanya terwujud atas inisiatif atau partisipasi dari masyarakat sendiri.
Tidak diarahkan baik langsung ataupun tidak langsung dari sang idola Anies Baswedan. Inilah yang membuat secara nyata dasarnya Anies Baswedan faktanya memang lebih unggul dibandingkan calon presiden lain, siapapun itu calonnya. Dan dengan mendukung Anies Baswedan, partai tak akan banyak mengeluarkan biaya politik. Ya, calon ini adalah calon yang paling ekonomis, irit biaya dan dipastikan juga akan mampu menarik suara rakyat untuk memilih Partai NasDem tersebut.
Adapun kemudian bila bicara hal ke 2 calon yang lain sebagai pembanding maka jujur saja pasti levelnya akan beda.
Andika Perkasa, misalnya, jejak rekamnya bisa dicari yang termuat di media-media, tak terlalu banyak dan lengkap. Tokoh satu ini menonjolnya hanyalah di bidang kemiliteran, dengan puncaknya ketika dia dipercaya masuk dalam bursa calon panglima dan kemudian ditunjuk menjadi panglima TNI. Disamping itu sekaligus yang bersangkutan adalah mantu dari salah satu tokoh berpengaruh di era Presiden Jokowi.
Dan kondisi ini tentu disadari oleh Surya Paloh (Nasdem), sehingga untuk mensosialisasikan Andika, dipastikan akan membutuhkan waktu, biaya serta pertarungan ketat dengan pesaing yang lain yang juga tentu akan ngotot untuk tampil mengalahkannya.
Lalu bagaimana dengan Ganjar Pranowo ?, Ganjar Pranowo, tokoh satu ini salah satu pigur yang berpengalaman di bidang perpolitikan. Bahkan termasuk yang sangat sering duduk di DPR-RI. Ketika dia duduk menjadi ‘wakil rakyat’ inilah Ganjar semakin terkenal. Prestasi Ganjar Pranowo selama 2 periode memimpin Jateng.
Sedang, Anies Baswedan, sejumlah gebrakan ‘spektakuler’ Anies Baswedan memimpin Jakarta. Anies dengan ‘berani’ menutup proyek reklamasi. Ataupun ketika Anies menutup Alexis. Kemudian Anies Baswedan diakui dunia berhasil mengatasi persoalan-persoalan banjir, macet dan kekumuhan. Membangun JIS, Formula E, dan berbagai infrastruktur lainnya.
BACA JUGA: Memproteksi Banjarmasin dengan Normalisasi Sungai dan Kanalisasi
Kemudian kehebatan Anies yang teranyar adalah ketika dia ‘bersikap tegas’ dengan menutup kelompok usaha yang melecehkan nama Rasulullah, panutan hidup umat Islam.
Anies telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di DKI Jakarta. Anies memiliki pendekatan ‘humanisme’ bila menyangkut persoalan warganya.
Kondisi ini tentu membuat banyak muncul pandangan bahwa Anies Baswedan sangat pro rakyat. Dan itu wajar karena Jejakrekam di media telah menunjukkan data dan fakta yang dipahami publik.
Dengan sekilas melihat latar belakang beberapa pigur capres ini maka bisalah didapatkan bahwa Anies Baswedan adalah bintang yang bersinar terang. Andika adalah bintang yang mulai bersinar akan tetapi masih bersaing dengan bintang bintang yang lain. Ganjar pun juga menjadi bintang.
BACA JUGA: Diajari Cara Menulis, LPJK Gelar Workshop Pembuatan Artikel
Dari sinilah awal yang bisa saja menjadi latar membuat politisi tangguh bertangan dingin, sang ‘wali politik ‘ Surya Paloh yang ingin ke depannya Indonesia lebih baik menjadi lebih mudah untuk memilih.
Yaa, di usianya yang sudah tak muda lagi, tokoh ini kembali ingin membuat sejarah. Dia ingin membuat perubahan yang lebih baik lagi. Walaupun dia tak menjadi tokoh langsung berdiri di depan untuk memimpin negeri ini untuk menjadi besar, tapi dia ingin menjadi yang terdepan untuk membuat perubahan terhadap kondisi ‘kekacauan’ atau ‘keresahan’ yang terjadi saat ini bisa segera hilang dan kemudian kondisi Negeri bisa lebih baik.
Bum…., Kemudian ditetapkan lah Anies Baswedan sebagai Capres 2024 dari Partai Nasdem. Capres yang dinyakini akan mampu menjadikan Indonesia lebih baik. (jejakrekam)
(bersambung)
*) Penulis Presidium Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Kalsel
Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/10/04/mengapa-anies-baswedan-gebrakan-spektakuler-partai-nasdem-dalam-merajut-ulang-masa-depan-indonesia-1/
Kisah Dua Sahabat; Subhan-Hilman yang Raih Doktor Hukum Konstruksi dengan Cum Laude
SAMA-sama jebolan magister teknik kerjasama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, kini dua sahabat Subhan Syarief dan Mokhamad Hilman, kembali meraih gelar doktor hukum.
KALI ini, keduanya mampu mempertahankan disertasi S3 untuk program mahasiswa doktoral di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang dengan raihan lulusan banyak pujian alias cum laude, pada Jumat (9/10/2020).
Dalam ujian terbuka via virtual, baik Subhan Syarief yang merupakan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel dan Mokhamad Hilman, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar ini bisa lulus dengan cum laude. Keduanya pun mendapat pujian dari para promotornya.
Keduanya pun, kini berhak menempatkan gelar doktor di depan namanya. Ini setelah, Hilman yang merupakan lulusan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dan pasca sarjana ITS Surabaya dan Subhan Syarief yang lulus dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan ITS Surabaya ini, cukup lama menyandang gelar magister teknik.
BACA : Lelang Batal, Ada 2.518 Pelaku Usaha Konstruksi di Kalsel Terdampak Corona
Hilman sendiri berhasil mempertahankan disertasi berjudul Rekonstruksi Norma Perjanjian Kontrak Kerja Konstruksi di Pemerintahan yang Berbasis Nilai Keadilan. Sedangkan, rekannya, Subhan Syarief mengupas dalam disertasi bertajuk Rekonstruksi Pengaturan Sanksi Hukum Kasus Kegagalan Bangunan dalam Jasa Konstruksi yang Berbasis Nilai Keadilan.
“Alhamdulillah, saya bersama saudara Hilman sudah bisa menyelesaikan ujian terbuka disertasi dengan hasil cum laude. Kami berdua pun berhak mendapat gelar doktor,” kata Subhan Syarief kepada jejakrekam.com, Sabtu (10/10/2020).
Diakui Subhan, dirinya bersama Hilman sama-sama dibesarkan di disiplin ilmu teknik. Subhan merupakan lulusan arsitektur dan salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel. Sedangkan, Hilman merupakan sarjana teknik (insinyur) di bidang teknik sipil.
Kenapa mengambil doktor hukum, bukan doktor di bidang teknik agar linier? Menurut Subhan, alasan mereka berdua memasuki dan mendalami disiplin ilmu hukum agar ada orang yang berlatar belakang teknik bisa juga mengetahui, memahami bahkan menguasai ilmu hukum.
“Tentu saja, ilmu hukum ini terkait dengan dunia konstruksi yang kebetulan masih tidak banyak ahlinya. Khususnya, doktor hukum konstruksi,” papar Subhan.
BACA JUGA : Masih Pandemi Covid-19, RAPBD Perubahan 2020 Kabupaten Banjar Alami Penurunan
Bagi mantan Ketua DPP Intakindo dan Inkindo Kalsel ini, banyak kasus hukum yang saat ini mendera pelaku jasa konstruksi dalam pembangunan infrastruktur fisik.
“Dengan begitu, kami berdua yang berbasis teknik dan mendalami hukum konstruksi, suatu saat orang teknik yang turut terlibat dalam melakukan penelaaah, baik kebijakan maupun berkait kasus hukum,” papar Subhan.
Harapan arsitek senior ini adalah adanya perlakukan bagi pelaku konstruksi bisa lebih profesional dan berkeadilan.
“Apalagi, terkhusus saya yang kebetulan juga adalah salah satu arbiter yang lulus ujian nasional. Jadi, bisa bertugas ketika menangani kasus sengketa konstruksi,” tandasnya.Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2020/10/10/kisah-dua-sahabat-subhan-hilman-yang-raih-doktor-hukum-konstruksi-dengan-cum-laude/
Ketua Relawan ANIES Kalsel: Saudara Kita Tionghoa di Jakarta Begitu Mencintai Anies
AKURAT.CO, Relawan Anies Baswedan yang tergabung dalam Aliansi
Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) terus memperluas jejaring kerjanya
ke Kalimantan Selatan.
Hari ini, Rabu (14/9/2022) relawan ANIES mendeklarasikan dukungan dari masyarakat tiga kabupaten di Kalimantan Selatan. Yakni Kabupaten Banjar, Tapin, dan Kabupaten Tanah Bumbu. Kegiatan deklarasi itu diwarnai dengan atraksi Barongsai, kesenian tradisional masyarakat Banjar, dan Forum Konsolidasi Wilayah (FKW).
Ketua DPW ANIES Kalimantan Selatan H Martinus menjelaskan, hadirnya
Barongsai dan kesenian tari tradisional Banjar sejalan dengan visi Anies
Baswedan yang dikenal sebagai pemimpin semua umat, suku, agama dan
ras.
Menurut Martinus, Anies sukses menjadikan Jakarta sebagai tempat yang nyaman untuk semua etnis dan suku bangsa yang tinggal di sana.
"Kita bisa saksikan bagaimana saudara kita Tionghoa di Jakarta begitu
mencintai Pak Anies karena kepemimpinan beliau, begitu juga etnis dan
suku bangsa lain. Pak Anies sukses menjadi pemimpin untuk semua,"
ujarnya dalam keterangan tertulis kepada AKURAT.CO, Rabu (14/9/2022).
Martinus berharap semangat kebhinekaan dan kesetaraan yang selama ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi motivasi masyarakat Indonesia. Kehadiran Barongsai dan kesenian tradisional masyarakat Banjar merupakan ekspresi harapan mereka terhadap Anies Baswedan.
"Kami ingin kesenian dari seluruh etnis yang ada di Kalimantan Selatan mendapatkan tempat di hati masyarakat, ini saya kira sejalan dengan semangat kebhinekaan dan kebersamaan yang diusung Pak Anies," ujarnya.
Deklarasi dukungan itu disebut berlangsung meriah. Ada ratusan
relawan dari tiga DPD yang dikukuhkan juga ada relawan DPW Anies Kalsel
serta DPD kabupaten dan kota lain. Hadir juga pengurus DPW Mak Mak Anies
(Manies) Kalsel.
Dari DPP ANIES, hadir tiga tokoh penting yakni Pembina DPP ANIES Awalil Rizky, Koordinator Presidium DPP ANIES Laode Basir dan Korwil ANIES se Kalimantan Muhammad Isnaeni.
Dalam sambutannya, Laode Basir meminta relawan fokus meningkatkan
popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan. Laode meyakinkan kepada
relawan pada saatnya nanti Anies Baswedan akan diusung oleh gabungan
partai politik sebagai calon Presiden RI 2024.
"Dari sekarang relawan terus fokus meningkatkan popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan," harapnya.
Ketua DPD Anies Tanah Bumbu, Badran menegaskan, relawan siap untuk tancap gas setelah acara deklarasi. Ia yakin dengan komposisi relawan yang merupakan tokoh dari berbagai kalangan, Anies Baswedan bisa mendapat tempat di hati masyarakat Tanah Bumbu.
Usai deklarasi, acara dirangkai dengan FKW yang dihadiri oleh pengurus inti dari 13 DPD kabupaten dan kota. Materi FKW diisi oleh pimpinan DPP.
"Tujuan dari FKW kita ingin membekali relawan dengan pemahaman tentang konsep kerja relawan, kita beberkan strategi agar relawan bisa menjalankan tugas-tugasnya dengan baik," imbuh Korwil Kalimantan DPP ANIES Muhammad Isnaeni.[]
Sumber Utama : https://akurat.co/ketua-relawan-anies-kalsel-saudara-kita-tionghoa-di-jakarta-begitu-mencintai-anies
Relawan Anies di Kalsel Bentuk 10 DPD
BANJARMASIN, klikkalsel.com – Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (Anies) melakukan pelantikan dan deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2024.
Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Anies dan deklarasi tersebut dilakukan disalah satu hotel berbintang di Banjarmasin.
Sebanyak tujuh DPD dari kabupaten dan kota melaksanakan pelantikan serentak dan dilantik langsung perwakilan DPP Anies yang juga merupakan Koordinator Wilayah Kalimantan, Muhammad Isnaini.
Usai pelaksanaan pelantikan Ketua DPW Anies Kalsel, Haji Martinus, mengatakan bahwa pihaknya telah berjanji setelah dilantik pada bulan Juni lalu akan langsung bekerja secepatnya secara marathon.
Alhasil, kerja keras yang dilakukan selama 1 bulan setelah pelantikan tersebut berbuah hasil, dan kemarin malam, Jumat (23/7/2022) tujuh DPD di Kalsel telah dilantik.
Tujuh DPD tersebut yakni, DPD Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan dan DPD Kabupaten Tabalong.
“Sejauh ini sudah ada 10 DPD di Kalsel yang sudah kita lantik, jadi ada dua Kota dan delapan Kabupaten,” bebernya.
“Yang belum kita lantik yakni DPD Kabupaten Tapin, DPD Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Banjar. Sedangkan pada hari minggu nanti kita akan melakukan pelantikan untuk DPD Kabupaten Tanah Laut,” sambungnya.
Baca Juga : Simpatisan Anies Mulai Bergerilya Lewat Kegiatan Sosial
Baca Juga : Narapidana Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Diduga Kabur Saat Kegiatan Asimilasi di Luar
Menurut Martinus juga, dalam pelantikan tadi pihak DPP memberikan penekanan untuk menyasar para kaum milenial. Untuk itu pihaknya sejak awal dilantik hingga kini sudah melakukan pemetaan.
“Pemilih milenial di Kalsel ini ada sekitar 52 persen itu nanti yang akan kita garap. Untuk pendekatan itu pun kita akan melibatkan para kaum milenial dalam setiap kegiatan kita,” tuturnya.
Sementara itu, Presidium DPP Anies yang juga merupakan Koordinator Wilayah Kalsel, Muhammad Isnaini mengapresiasi kecepatan DPW Anies Kalsel dalam membentuk DPD di Kalsel ini.
“DPW Kalsel ini termasuk yang tercepat dalam proses menghadirkan jaringan di daerah. Tentu kami memberikan apresiasi tersendiri,” ucapnya.
Isnaini menambahkan elektabilitas Anies Baswedan sendiri terus membaik alias mengalami peningkatan.
“Sudah di urutan kedua. Artinya kerja selama ini yang dilakukan oleh relawan terbukti efektif dalam meningkatkan elektabilitas pak Anies Baswedan,” ungkapnya.
Isnaini juga optimistis pada Pilpres 2024 pemilih di Kalsel akan menjadi lumbung suara bagi Anies Baswedan nantinya.
“Berdasarkan data 2019, kita optimistis. Karena karakter pemilihnya adalah karakter pemilih Anies,” tandasnya.(fachrul)
Editor : Amran
Sumber Utama : https://klikkalsel.com/relawan-anies-di-kalsel-bentuk-10-dpd/
Capreskan Anies Baswedan, Pengamat: Nasdem Banua Bakal ‘Panen Coattail Effect’
TANJUNG, Klikkalsel.com – Resminya Anies Baswedan menjadi Calon Presiden 2024 Partai Nasdem diyakini akan mampu mengatrol suara Partai Nasdem di kursi parlemen tidak hanya di tingkat nasional namun juga di daerah.
Nasdem Banua menjadi pihak paling diuntungkan dengan dicapreskannya Anies Baswedan. Suara arus bawah yang paling kuat menyuarakan Anies secara umum muncul dari daerah yang pada Pilpres 2019 lalu mendukung Prabowo, tak terkecuali Kalimantan Selatan.
Pemerhati Politik Banua, Kadarisman mengatakan, DPW Nasdem Kalimantan Selatan bersama DPD Nasdem di bawahnya bakal menerima coattail effect dari Anis Baswedan.
“Nasdem akan kena limpahan suara rakyat yang dulu pernah mengantarkan Prabowo sebagai peraih suara terbanyak di Kalimantan Selatan,” bebernya.
Di Kalsel pada pilpres 2019 lalu Prabowo meraup hasil paling banyak, yakni sebesar 64.09%. Raihan yang dominan tersebut hasil dari sapu bersih di 12 kabupaten/kota, kecuali Kota Baru yang dimenangkan oleh Jokowi.
Baca Juga : DPW ANIES Sambut Calon Presiden 2024 Anies Baswedan
Baca Juga : Simpatisan Anies Mulai Bergerilya Lewat Kegiatan Sosial
Banua Enam yang akan paling banyak menerima Anies Baswedan Effect, mengingat Banua Enam seperti HSS, Tapin, HSS, HSU, Balangan dan Tabalong merupakan penyumbang suara terbesar kemenangan Prabowo di angka rata-rata di atas 70%..
Alasan Nasdem Banua Enam akan mendulang suara rakyat pada pemilu akan datang didasari oleh pemilih Prabowo pada 2019 kecewa, “karena Ketua Umum Partai Gerindra itu memilih berkompromi dan ambil bagian bagi-bagi roti kekuasaan,” tuturnya.
Nama Prabowo sudah lama tidak menjadi pembahasan di arus bawah pemilik suara di Kalsel dan Banua Enam khususnya. Jauh sebelum Anies dicapreskan, linimasa medsos di Kalsel telah diramaikan tentang Anis.
“Tidak hanya itu, beberapa komunitas relawan sahabat Anis bermunculan, tidak hanya satu, tapi lebih dari dua,” lanjut Kadarisman.
Ia menambahkan, jika momentum ini dikelola dengan tepat, maka Nasdem dan atau partai koalisi yang mengusung Anies tidak menutup kemungkinan akan menguasai kursi legislatif.
“Jika sudah begitu membicarakan Pilkada setelah Pileg akan lebih mudah,” tutupnya. (Dilah)
Editor: Abadi
Sumber Utama : https://klikkalsel.com/capreskan-anies-baswedan-pengamat-nasdem-banua-bakal-panen-coattail-effect/
Relawan ANIES Kalsel Berikan Bantuan Satu Unit Bus Untuk Operasional DPP ANIES
Banjarmasin, Benuanews.com.- Relawan yang tergabung dalam Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Kalimantan Selatan, menyumbangkan satu unit bus kepada DPP ANIES. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Ketua Presidium ANIES Pusat La Ode Basir.
Kepada awak media, La Ode Basir mengungkapkan rasa syukurnya sebab relawan dari Kalimantan Selatan telah bersedia menyumbangkan satu unit bus untuk operasional Relawan ANIES di Jakarta.
“Kalau saat perjuangan memperebutkan kemerdekaan, provinsi luar Jawa yang diwakili oleh Prov Aceh menyumbang sebuah pesawat, maka saat mengisi kemerdekaan, Relawan ANIES Kalimantan Selatan menyumbang satu unit bus” ujar La Ode Basir.
Menurut La Ode Basir, bus ini nantinya akan dipakai untuk koordinasi, konsolidasi para relawan yang akan mengadakan kegiatan keliling pulau Jawa. “insya Allah tanggal 16 atau 17 Oktober, bus ini sudah sampai di Jakarta” ungkap La Ode Basir.
Dalam kesempatan tersebut, La Ode Basir bersama para relawan ANIES Kalimantan Selatan meninjau ke dalam bus yang akan di branding menjadi bus operasional Relawan ANIES tersebut.
Bus dengan kapasitas 40 tempat duduk tersebut dilengkapi AC dan toilet. “Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman relawan, semoga perjuangan kita membuahkan hasil, yakni mengantarkan Anies Baswedan menjadi presiden RI pada Pemilu 2024 yang akan datang” imbuh La Ode Basir.
(Marlim)
Sumber Utama : https://benuanews.com/relawan-anies-kalsel-berikan-bantuan-satu-unit-bus-untuk-operasional-dpp-anies/
Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES
Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini
Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??
Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :
- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/
- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/
- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html
- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau
- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen
Klik Politik Lagi ???!!!
Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"
Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR
KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"
Klik Memahami "Masalah" di KalSel
Juga Klik Turun Gunung atau ???
Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!
Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!
Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!
Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??
Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!
Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha
Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!
Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!
Klik juga KACAU atau Apa ??!!
Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!??
Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Kamis/06102022/15.05Wita/Bjm