Migo Berita - Banjarmasin - MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!! Sepertinya tidak bosan-bosan membahas soal politik, ini semua dikarenakan agar rakyat Indonesia tidak mudah "TERPERDAYA" oleh tampilan "Sok Suci" tetapi malah "Menyengsarakan Rakyat baik langsung maupun tidak langsung". Agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.
Kenapa Eropa Perintahkan Warganya Keluar dari Republik Islam Iran Saat Kerusuhan Mereda?
LiputanIslam.com-Unjuk rasa yang dilakukan warga di tiap negara adalah hal lazim dan merupakan bagian dari hak yang diakui oleh sistem demokrasi.
Jamaknya warga melakukan protes ketika melihat tuntutan mereka tidak tersampaikan kepada Pemerintah melalui jalur-jalur biasa, atau ketika Pemerintah tidak mengambil langkah berarti untuk memenuhi tuntutan mereka.
Kadang kala, tuntutan yang bertumpuk dan tak segera direspons bisa menyebabkan munculnya amarah di tengah warga, bahkan bisa berujung kepada kekerasan dalam unjuk rasa. Hal ini sudah kerap terjadi di berbagai negara.
Contoh terbaru adalah demo Rompi Kuning di Prancis yang berlangsung hingga lebih dari 1 tahun. Demo ini menelan sekira 10 korban jiwa dan puluhan korban luka, juga mengakibatkan kerugian senilai jutaan Euro.
Biasanya jika kerusuhan terjadi di sebuah negara, bisa dipahami jika negara-negara lain meminta warganya untuk keluar dari negara tersebut. Ini adalah sebuah respons alamiah dari pihak otoritas negara-negara itu.
Beberapa hari lalu, sejumlah negara Eropa tanpa memberikan keterangan jelas meminta para warga mereka untuk segera meninggalkan Iran. Tindakan ini awalnya dilakukan oleh Belanda dan Prancis, kemudian disusul Jerman, Austria, Belgia, Spanyol, dan Italia.
Dengan beberapa alasan, tindakan beberapa negara Eropa ini tentu memicu banyak pertanyaan di benak publik dalam dan luar negeri Iran.
Tindakan ini tidak wajar dan sedikit mencurigakan karena negara-negara ini masih mempertahankan keberadaan warga mereka saat kerusuhan masih dalam puncaknya. Namun sekarang, di saat kerusuhan sudah bisa dikatakan telah mereda, negara-negara ini justru menginstruksikan warga mereka untuk hengkang.
Jelas bahwa respons semacam ini secara substantif menunjukkan sinyal-sinyal sebuah proses intervensi.
Patut diingat bahwa sejak awal kerusuhan, media sejumlah negara meliput berita secara tendensius dan membesar-besarkan kejadian kecil, demi memprovokasi para pemrotes untuk melakukan kekerasan. Poin ini akan sangat membantu untuk memahami keputusan tak lazim negara-negara Eropa di atas.
Respons negara-negara Eropa terhadap protes domestik di Iran dan pembandingannya dengan kasus-kasus serupa di banyak negara lain secara jelas mengungkap intervensi terencana mereka dalam kerusuhan baru-baru ini. Sikap mereka membuktikan bahwa protes biasa di Iran merupakan sarana bagi anasir asing untuk memicu kekacauan.
Kehadiran fisik para anasir asing di tengah kerusuhan, meski mereka pernah ditindak tegas dalam kasus-kasus serupa di tahun-tahun silam, adalah bukti bahwa proyek ini terus dilakukan secara serius kendati ada risiko mereka akan ditangkap.
Penangkapan warga Prancis, yang masuk ke Iran sebagai turis dan telah menjalin kontak dengan kelompok-kelompok yang berniat menimbulkan kerusuhan dengan dalih sejumlah tuntutan, adalah contoh kecil dari intervensi negara-negara Barat dalam urusan domestik Iran.
Tampaknya dipublikasikannya pengakuan para mata-mata Prancis oleh Televisi Iran adalah peringatan keras bagi negara-negara Eropa lain agar mereka berpikir ulang soal melibatkan warga mereka dalam urusan dalam negeri Iran.
Kini dengan adanya instruksi agar warga Eropa hengkang dari Iran, mencuat kemungkinan bahwa orang-orang tersebut berperan, dalam berbagai bentuk, dengan insiden-insiden lalu. Instruksi hengkang ini dikeluarkan demi melindungi mereka agar tidak ditangkap.
Namun bersamaan dengan redanya kerusuhan, tindakan ini juga bisa dianggap sebagai strategi untuk memberikan semangat kepada para perusuh dan mengirim pesan soal berlanjutnya dukungan Barat kepada mereka.
Sanksi-sanksi baru yang dijatuhkan AS terhadap beberapa menteri dari Kabinet ke-13 Iran juga merupakan mata rantai lain dari tekanan Barat demi mendukung kerusuhan.
Sanksi-sanksi yang dijatuhkan dengan dalih “persekusi terhadap para pengunjuk rasa” menunjukkan bahwa Barat, terutama AS, tidak akan melewatkan peluang sekecil apa pun untuk mengintervensi urusan domestik Iran dan menciptakan kesenjangan di tengah bangsa Iran, yang merupakan sisi lain dari berlanjutnya kebijakan Tekanan Maksimum Washington atas Teheran. (af/nournews)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/fokus/kenapa-eropa-perintahkan-warganya-keluar-dari-iran-saat-kerusuhan-mereda/
Hasil Penyelidikan: Mahsa Amini Meninggal karena Penyakit, Bukan Penganiayaan
Teheran, LiputanIslam.com – Organisasi Kedokteran Hukum Iran telah merilis hasil penyelidikannya terhadap kasus kematian wanita muda Iran bersuku Kurdi, Mahsa Amini (22 tahun), dengan memastikan bahwa dia meninggal karena penyakit yang diidapnya, bukan karena pukulan ke kepala atau organ tubuh lainnya.
Laporan medis resmi dirilis pada hari Jumat (7/10), sekitar tiga minggu setelah Amini pingsan di kantor polisi dan dinyatakan meninggal beberapa hari kemudian pada 16 September di sebuah rumah sakit Teheran.
Laporan itu menyebutkan, “Menurut dokumen rumah sakit, studi CT scan otak dan paru-paru, hasil pemeriksaan fisik tubuh dan otopsi, dan tes patologi, kematian dia bukan karena pukulan di kepala, organ-organ vital, dan anggota tubuh.”
Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa Amini pernah menjalani operasi craniopharyngioma pada usia delapan tahun yang menyebabkan erupsi gangguan pada hipotalamus dan kelenjar hipofisis, dan dia menggunakan hidrokortison, levothyroxine, dan desmopressin sebagai obat.
Menurut laporan itu, Amini pingsan pada 13 September, menyebabkan gangguan detak jantung dan penurunan tekanan darah karena tubuhnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru akibat penyakitnya.
Laporan itu menjelaskan, resusitasi kardiopulmoner yang tidak efektif pada menit-menit awal menyebabkan hipoksia otak yang parah, dan dia dinyatakan meninggal pada 16 September di Rumah Sakit Kasra karena kegagalan beberapa organ meskipun semua upaya telah dilakukan untuk menyelamatkannya.
Seperti diketahui, akibat isu bahwa Amini meninggal karena dianiya di kantor politisi, sempat terjadi aksi protes dan kerusuhan yang dilakukan oleh massa dalam jumlah terbatas di berbagai kota Iran, termasuk Teheran, selama beberapa hari. Namun aksi itu mereda setelah jutaan rakyat Iran di berbagai penjuru negara republik Islam ini menggelor demo tandingan dengan skala yang sangat masif. (mm/presstv)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/hasil-penyelidikan-mahsa-amini-meninggal-karena-penyakit-bukan-penganiayaan/
Ekslusif! Kasus Mahsa Amini dan Kebusukan Media Barat
Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Kerusuhan terbaru di dalam (dan lebih signifikan di luar) Iran, dipicu oleh kematian tragis Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi sekitar dua minggu lalu.
Sejak itu, kerusuhan di jalan-jalan Teheran dan kota-kota besar Iran lainnya telah mereda. Namun, saat asap dan puing-puing dari kekacauan menghilang, kebenaran peristiwa dan keadaannya masih belum jelas.
BACA JUGA:
- Iran Kecam Campur Tangan Washington dalam Kasus Mahsa Amini
- Demo Tandingan, Jutaan Rakyat Iran Turun ke Jalan Dukung Pemerintah
Asal Muasal Masalah
Protes yang tidak terkendali setelah kematian Amini dipicu oleh klaim tidak berdasar bahwa ia meninggal karena pemukulan brutal di tahanan polisi. Klaim tersebut memicu kemarahan besar-besaran di media sosial, dan sebelum pemerintah Iran menanggapi atau menyelidiki, putusan dari juri internet telah keluar, yaitu: seluruh negara Iran bersalah, meskipun bukti forensik menentang klaim tersebut.
Klaim ini muncul segera setelah kematiannya pada 16 September, tiga hari setelah Mahsa pingsan di kantor polisi di Teheran, saat menjalani penyuluhan tentang aturan berpakaian Islami. Kematiannya disebabkan oleh serangan jantung.
Kisah tentang kematiannya dimulai oleh Niloufar Hamedi dari harian reformis Shargh. Wartawan dan beberapa fotografer yang meliput kerusuhan Teheran saat ini sedang diselidiki untuk kemungkinan hubungan dengan protes yang berubah menjadi kerusuhan.
Media Kurdi dan apa yang disebut badan “hak asasi manusia” segera mengangkat cerita ini dan mendistorsinya, dengan kemasan seperti: organisasi Hak Asasi Manusia HANA mengklaim Amini ditangkap oleh pasukan keamanan di pintu masuk jalan raya Haqqani dan dipukuli di pusat penahanan Vazira di Teheran, sebelum dinyatakan mati otak di rumah sakit.
Pada 15 September, Kantor Pers Kurdistan melaporkan bahwa tingkat kesadarannya “turun ke level 3” setelah dia diduga dikonfrontasi di sebuah taman Teheran dan dipukuli.
Sehari sebelumnya, platform IranWire yang didanai Washington-IREX yang berbasis di London telah memposting cerita ini di saluran Instagram-nya, memuntahkan versi yang sama, yang kemudian diambil oleh beberapa media lain tanpa mau repot-repot mencek ulang.
IranWire juga didukung oleh Small Media Foundation dan telah menyediakan platform untuk orang-orang seperti Masih Alenejad, sosok anti-Iran yang kejam, dan jurnalis Voice of America yang secara terbuka berkolaborasi dengan agen mata-mata Amerika dan Israel.
Alinejad adalah penerima dana pemerintah AS. Dia menerima 488.000 dolar dalam kontrak federal AS selama 5 tahun terakhir, termasuk 95.000 dolar untuk tahun ini saja.
Kisah Amini, betapapun tragisnya, telah dengan terang-terangan dibajak, dimanipulasi, dan diselewengkan oleh para pakar anti-Iran. Alinejad dalam cuitan yang diposting pada 14 September sebelumnya sudah mengklaim bahwa dia meninggal karena serangan jantung, namun tiba-tiba mengubah narasi hanya sehari kemudian dengan menyebut dia “dipukuli oleh polisi moral”.
Namun, terlepas dari penampilannya di mana-mana di saluran TV arus utama Barat, Alinejad semakin dilihat sebagai sosok yang “bermasalah” karena hubungan terbukanya dengan pemerintahan Trump, hubungan dekatnya dengan agen mata-mata Amerika dan Israel, dan penentangannya yang tegas terhadap kesepakatan nuklir Iran serta sikapnya yang meminta sanksi lebih terhadap Iran.
BACA JUGA:
Sebuah artikel pedas terhadap Alinejad diterbitkan oleh lembaga pemikir Quincy Institute yang didukung Soros, dengan bahkan pengawas liberal Imperialis Human Rights Watch dan Senator Demokrat AS, Ilhan Omar secara terbuka mempertanyakan kredibilitasnya.
Meskipun demikian, Alinejad tetap berperan penting dalam mengatur nada dan wacana untuk hasutan revolusi warna di Republik Islam, termasuk kampanye “Rabu Putih” yang melibatkan perempuan Iran melepaskan cadar mereka dang menggantungkannya pada tongkat.
Kampanye simbolis yang terbaru direplikasi dengan pembakaran hijab dan pemotongan rambut, atau kampanye #MySealthyFreedom 2014 yang mendorong perempuan Iran untuk mempublikasikan foto diri mereka tanpa hijab.
Dan mengingat dukungan tanpa syarat dan tidak kritis untuk para perusuh, ditambah dengan berbagai intensitas dan tingkat Sanksi asing terhadap pemerintah Iran, tujuannya tampaknya adalah menghalalkan segala cara, terlepas dari ideologinya.
Pada saat yang sama, sebagaimana “revolusi hijau” tahun 2009, para reformis Iran, di dalam dan luar negeri, telah menjadi kekuatan pendorong utama di balik kerusuhan buruk ini, seperti yang terlihat dari penangkapan putri seorang mantan presiden Iran, karena memicu kerusuhan. Mereka juga secara aktif mengipasi badai media sosial, yang telah bertindak sebagai katalisator kerusuhan mematikan di jalanan.
Traksi Twitter, bagaimanapun, belum beraksi sampai beberapa hari kemudian. Setelah 16 September, ketika tweet mantan pemain sepak bola Iran Ali Karimi yang sekarang di UEA, mendukung narasi tersebut, lompatan besar terlihat dalam jumlah akun dan bot palsu, dengan lebih dari 6.000 akun men-tweet tagar viral #OpIran.
Sejumlah besar pengikut Karimi yang memperkuat narasi tentang kematian Amini ternyata palsu, akun abal-abal yang dibuat baru sehari atau setelah tweetnya, banyak yang hanya memiliki 0 atau 1 pengikut.
Bot Twitter yang bekerja keras ini berhasil menghasilkan 76 juta tagar oleh 462.000 akun hanya dalam beberapa hari.
Sementara itu, Karimi telah menjual propertinya sebelum melarikan diri dari negara itu, menurut penyelidikan berita Fars, mentransfer asetnya ke kolega-kolega dekatnya. Dimana ini bertentangan dengan rumor yang disebar. Pengadilan belum mengambil inisiatif dalam menyita hartanya sejauh ini.
Simbolisme
Propaganda untuk kerusuhan difokuskan terutama pada menghasilkan dukungan asing untuk “perubahan rezim” di Iran.
Ini agar Barat memiliki basis ideologis untuk memasukkan dirinya dalam konteks orang Iran, bukan dalam bentuk intervensi atau kekuatan militer, tetapi dengan menegaskan bahwa nilai-nilai liberal Barat sebagai norma, harus diikuti untuk mendisiplinkan sistem epistemologis Islam.
Berjalan dengan kedok feminis liberal, tindakan asusila seperti membakar tempat-tempat suci Islam (yang seharusnya menjadi penghinaan universal terhadap umat Islam oleh para perusuh) telah diklaim oleh beberapa orang sebagai tindakan protes terhadap negara, bukan agama, padahal dengan jelas sebuah masjid dibakar, spanduk keagamaan dibakar, dan jilbab wanita yang dirobek menunjukkan sebaliknya.
Jika mereka yang mengaku para pendukung liberal dari para demonstran rusuh ini bersikeras bahwa negara Iran tidak mewakili Islam, mengapa mendukung penodaan simbol-simbol Islam yang suci? Mengapa tidak dengan tegas dan tanpa ampun mengutuk tindakan tersebut?
Karena itu, Barat terus membingkai narasi kerusuhan Iran. Sekali lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya, citra wanita seperti Tiananmen di depan mobil yang terbakar, yang secara dramatis melepas dan melambaikan hijab mereka, kembali diperlihatkan.
Simbolisme dan tontonan tetap menjadi bagian penting dalam menarik simpati bagi penonton Barat – dan mereka yang kebarat-baratan. Bahkan, dan terutama ketika harus mengarang kenyataan.
Konteks Politik
Beberapa pengguna media sosial juga menekankan di media sosial bahwa Hadis Najafi, seorang wanita muda yang terlihat mengikat rambutnya yang tidak tertutup dalam video viral yang mengipasi kerusuhan, berasal dari Azeri, ini upaya lain untuk memasukkan retorika separatis.
Sepupu Amini, yang merupakan bagian dari kelompok teroris Kurdi Komala, dalam sebuah wawancara dengan Sky News begitu berapi-api menceritakan tentang bagaimana kematian Amini digunakan untuk memicu “gerakan” sambil menuduh pemerintah mencoba mengubur cerita asli.
Dia mengklaim bahwa pihak berwenang Iran menekan keluarga tersebut “untuk tidak memberikan informasi kepada media dan dunia” (meskipun rekaman CCTV segera dirilis dan bukti yang ada dengan jelas menunjukkan bahwa Amini bukan korban pemukulan). Dia bahkan membual bahwa “ribuan” orang dari kota asalnya Saqez, bergabung dengan demonstrasi atas kematiannya.
BACA JUGA:
- Krisis Energi Eropa, Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar
- 12 Pejabat Indonesia Jadi Target Spyware Israel
Pada tahun 2018, setelah pemerintahan Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan memberlakukan sanksi melumpuhkan terhadap Iran di bawah apa yang disebut “kampanye tekanan maksimum”, kelompok teror itu terdaftar di Washington DC sebagai kelompok lobi formal.
Baru dua bulan lalu, Iran menangkap sejumlah mata-mata terkait Mossad yang bekerja dengan kelompok itu, dan menangkap 10 anggotanya.
Kelompok Komala yang telah terlibat dalam serangan teror dan tindakan sabotase di Iran bekerja sama erat dengan AS dan rezim Zionis.
Menanggapi tindakan sabotase mereka selama kerusuhan, termasuk niat untuk menggunakan senjata yang ditransfer dari Azerbaijan, termasuk penemuan senjata semacam itu di Saqez, IRGC menggempur sasaran militer Komala di Irak utara pada hari Rabu dengan rudal balistik dan drone bunuh diri.
Selain menjadi salah satu titik utama pencurian minyak Irak dan Suriah, teroris Kurdi yang beroperasi di Irak utara sering melancarkan serangan ke Iran, bekerja sama dengan Mossad.
Siapa saja yang melakukan kekerasan?
Pada 22 September, beberapa hari setelah sandiwara media atas kematian Amini dimulai, Departemen Luar Negeri AS menanggapi dengan menjatuhkan sanksi pada tujuh entitas berbeda di aparat keamanan dan pertahanan Iran.
Membingkai pemerintah Iran dan pasukan keamanannya sebagai pihak pelaku kekerasan terhadap warganya, terutama wanita, dan menyatukan kisah-kisah fiktif, merka menjadikannya sebagai kampanye retoris terbaru dalam merongrong Republik Islam, yang kebetulan hal ini terjadi di tengah jalan buntu dalam pembicaraan yang bertujuan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Pembicaraan ini telah terhenti karena penundaan dan kelambanan Barat.
Sementara media anti-Iran, Barat dan pro-Barat menuding tanpa bukti bahwa polisi Iran menghasut kekerasan dan membunuh pemrotes, kenyataannya, perusuh dukungan Baratlah yang mengamuk di seluruh negeri, membakar properti publik, secara brutal membunuh petugas polisi, melecehkan wanita, dan merobek hijab mereka.
Insiden kekerasan yang terdokumentasi dengan baik ini tidak mendapat perhatian atau diangkat di media sosial anti-Ian, karena tidak sesuai dengan agenda mereka yang sangat jahat.
Narasi mereka berfungsi untuk mengaburkan kebenaran kekerasan brutal yang dilakukan oleh para perusuh anarkis. Pasukan keamanan dan polisi setempat diserang secara brutal, dan leher mereka digorok di siang hari bolong oleh gerombolan penjahat terror yang berkedok pemrotes.
Serangan-serangan ini memungkinkan penyabot, penjahat asing terorganisir, dan teroris lainnya untuk keluar dari persembunyiannya. Iran menangkap kolaborator ISIS serta teroris Komala selama kerusuhan baru-baru ini di provinsi Mazandaran di Iran utara.
Penyelundupan senjata digagalkan, yang bertujuan untuk memicu kerusuhan dan mengipasi demonstrasi yang lebih keras pada saat pasukan Baku yang didukung Israel dan Turki mengobarkan perang brutal melawan orang-orang Armenia dan semakin memprovokasi Iran di perbatasan.
Ketika AS memperkuat penegakan hukumnya, AS mengarahkan upayanya untuk merusak keamanan dan stabilitas negara-negara seperti Iran melalui taktik, cara, dan tujuan akhir yang serupa yang dikembangkan di Suriah beberapa tahun lalu.
Konteks yang lebih besar
Apa yang cenderung diabaikan atau diacuhkan oleh media Barat, korporat dan sponsornya, adalah sanksi kejam AS selama beberapa dekade yang telah berdampak buruk pada ekonomi Iran, dan menewaskan puluhan ribu orang, termasuk anak-anak. Penghapusan sanksi sepenuhnya harus menjadi satu-satunya permintaan sah yang harus dibuat oleh orang Barat dan orang asing jika benar mereka ingin membantu Iran pada saat ini.
Sekali lagi, langkah itu harus total dan tidak selektif. Daripada menganjurkan penghapusan sebagian sanksi untuk memungkinkan AS dengan mudah menembus internet Iran, dengan Elon Musk bahkan membuat bualan kosong di Twitter agar menyiarkan sistem Starlink-nya di Iran.
Ketika rakyat Iran menuntut, dengan satu suara, agar sanksi AS yang membunuh dicabut, atau ketika rakuat Iran dari semua denominasi sosial membanjiri jalan-jalan di setiap kota (bahkan BBC tidak dapat menyangkal skala dan besarnya) seperti contoh pasca pembunuhan kejam AS atas komandan anti-teror Letnan Jenderal Qassem Soleimani, ini selalu diabaikan Barat.
Setiap kali rakyat Iran berkumpul untuk menuntut diakhirinya pendudukan dan intervensi AS-Zionis di kawasan dalam jumlah yang jauh melebihi pemrotes anti-Iran, dan yang lebih mewakili keinginan rakyat Iran, semua itu dengan mudah diabaikan. Ini adalah bukti lain kemunafikan dan standar ganda yang mencolok Barat, ketika menangani apapun soal Iran. (ARN)
Oleh Julia Kassem PressTV
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2022/10/01/ekslusif-kasus-mahsa-amini-dan-kebusukan-media-barat/
Laporan Medis Ungkap Alasan Kematian Mahsa Amini
Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Organisasi Kedokteran Hukum Iran mengeluarkan laporan pada hari Jumat tentang alasan kematian mendiang Mahsa Amini dua minggu lalu.
Dalam laporan tersebut dikatakan, “Laporan singkat yang disampaikan kepada kejaksaan, berdasarkan berkas rumah sakit, berdasarkan operasi otak Craniopharyngioma di Rumah Sakit Milad pada tahun 2007, Rumah Sakit Kasra pada periode waktu sebelum kematiannya, deskripsi pemeriksaan forensik korpsnya dan otopsinya, tes pemeriksaan racun, dan berbagai komite khusus dan ultra-khusus, adalah sebagai berikut:
Perempuan yang meninggal ini menjalani operasi otak Craniopharyngioma ketika ia berusia delapan tahun di sumbu hipotalamus-hipofisis (termasuk kelenjar adrenal dan tiroid). Karena penyakit kronis itu, almarhumah menjalani pengobatan dengan obat hidrokortison, levothyroxine, dan desmopressin.
Pada tanggal 17 September 2022 pukul 19:56 WIB tiba-tiba ia kehilangan kesadaran dan jatuh ke lantai, karena penyakit kronologisnya ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang muncul, dan oleh karena itu, dalam kondisi seperti itu, denyut jantungnya terganggu, tekanan darahnya turun, dan setelah itu dia kehilangan kesadaran.
BACA JUGA:
- Ekslusif! Kasus Mahsa Amini dan Kebusukan Media Barat
- Iran Peringatkan Uni Eropa: Jangan Dukung Perusuh
Bahwa karena tindakan pemulihan yang tidak efektif untuk jantung dan pernapasan kembali selama menit-menit awal yang sensitif, dia terkena hipoksia otak parah, yang meskipun kembalinya detak jantung dalam operasi pemulihan darurat dan bantuan napas, tindakan tersebut tidak efektif, dan meskipun ia dipindahkan ke rumah sakit dan dirawat di Rumah Sakit Kasra, pasien karena kegagalan fungsi MOF meninggal pada 16 September 2022.
Laporan ini disusun berdasarkan dokumen medis yang disajikan oleh rumah sakit, CT scan otak dan paru-paru, pemeriksaan mayat dan otopsi, dan patologi, dan oleh karena itu, kematiannya bukan karena dipukul di kepalanya, dan bagian tubuhnya yang penting tidak terkena benda keras. (ARN)
Sumber: IRNA
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2022/10/08/laporan-medis-ungkap-alasan-kematian-mahsa-amini/
Waspada!! Politik Identitas Sudah Digulirkan, Mari Bersatu Tolak Pengasongnya!!
Selamat hari Minggu para warga Seword Universe, dunia dimana orang-orang positive berkumpul, orang-orang yang percaya bahwa dunia yang sempurna adalah dunia yang diisi dengan perbedaan akan tetapi saling menghargai satu sama lain. Kali ini kita akan membahas adanya orang-orang licik dan jahat yang sengaja membawa identitas kedalam dunia politik, identitas yang dibawa tidak main-main, identitas yang memang sebenarnya dilarang atau tabu atau sensitif untuk dibicarakan, yaitu identitas agama. Ya benar, agama adalah ranah pribadi setiap manusia. hubungan yang intim antara manusia dengan penciptanya, dan ada berbagai cara manusia untuk berhubungan dengan penciptanya, ada yang beragama Islam, Hindu , Budha, Kristen, Katholik, dan agama tradisional lainnya. Hal itu terserah saja, dan setiap ajaran agama mengajarkan adanya toleransi yaitu saling menghargai satu sama lain.
Tapi di negeri ini, ada orang-orang yang berpikiran sempit, yaitu kekuasaan, demi kekuasaan mereka menggunakan agama untuk menyekat pilihan-pilihan yang seharusnya bebas. Kalau kita lihat dari Pilkada DKI, yang biadab dan kejam itu, seharusnya pemerinah segera bertindak untuk membuat undang-undang atau apalah yang melarang digunakannya attribut agama dalam proses pemilihan umum, mulai dari kampanye tentu saja. Seharusnya para pemuka agama yang dengan sengaja menggunakan posisinya sebagai pemuka agama untuk berkampanye ditindak tegas. Jika tidak maka apa yang terjadi dalam pilkada di DKI akan terulang lagi, dan mungkin dalam skala yang lebih besar lagi. Dan akan menambah luka bangsa ini, karena walaupun kebiadaban Pilkada hanya terjadi di DKI, gema dan efeknya dirasakan secara nasional, bahkan dunia pun membicarakannya. Siapa yang tidak ingat ada 700 juta orang di Monas hanya untuk membunuh karakter seorang Basuki Tjahaya Purnama? Ini tidak boleh terjadi dan rakyat yang masih waras harus mencegah hal ini sedini mungkin.
Semua ada batasnya begitu kata pepatah demikian juga yang terjadi dengan pemimpin hasil pilkada terburuk sepanjang sejarah Indonesia itu, akhirnya masa jabatannya berakhir, dan dengan kesombongannya dia tidak merasa bersalah dan tidak merasa malu bahwa dia adalah hasil Pilkada biadab, dan dia tidak bisa apa-apa. Apa yang dihasilkannya selama ini NOL BESAR. Benar kata orang-orang itu bahwa dia hanya bisa menata kata. Lalu masalahnya kenapa dia ingin menjabat yang lebih tinggi lagi? Itulah yang disebut godaan, alias temptation , godaan untuk menjadi lebih besar dari dirinya yang sebenarnya, dan seperti yang sudah kita ramalkan dia dan barisannya akan kembali merapat dan politik identitas sudah kembali digulirkan, bukti pertama adanya selebaran yang disebar dirumah-rumah ibadah umat Islam diberbagai daerah. Nah yang baru-baru ini adalah kembali bertemunya si mantan ini dengan sang imam jumbo yang sudah bebas merdeka itu, akan tetapi kita gak bakalan lupa dengan ormas yang dipimpinnya dan dengan kasus-kasusnya.
Ayo merapatkan barisan jangan sampai kita memilih orang yang memakai politik identitas yang merusak kesucian rumah-rumah ibadat demi kekuasaan. Buktikan bahwa kita semua masih waras dan masih berpikir serta ber IQ tinggi, jangan sampai kita jadi 700 juta orang yang berkumpul di Monas lagi, malu, malu pada dirikita sendiri, kita malu pada bangsa lain, dan malu pada anak cucu kita kelak. Ingat sejarah akan mencatat apa yang kita lakukan pada saat ini. Sekali lagi jangan pilih pengasong politik identitas.
Cak Soed.
#NKRIHargamati
#KatakanTidakpadapolitikIdentitas
Sumber Utama : https://seword.com/umum/waspadalah-politik-identitas-sudah-mulai-yeuL4utVAG
Soal Banjir Jakarta, Kali Ini Hasto PDI-P Anggap Anies Nggak Mampu Bertanggung Jawab?
PDI Perjuangan melalui Hasto Kristiyanto selaku Sekjen tampak menyindir pernyataan Anies Baswedan yang terkesan mengabaikan atau menganggap remeh adanya 30 RT di Jakarta yang terendam banjir.
Dengan menyebut "hanya kurang dari satu persen" dianggap Hasto sebagai bentuk ketiadaan tanggung jawab dari seorang gubernur kepada rakyat yang seharusnya diperhatikan.
"Yang dicari pemimpin yang betul mampu mengemban tanggung jawab. Sehingga ketika ada banjir, dikatakan 30 ribu RT. Kalau ada banjir di 30 (RT), berarti itu hanya satu persen. Politik itu bukan kalkulasi 1-5 persen, tetapi merupakan suatu bentuk tanggung jawab bagi bangsa dan negara," ujar Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (9/10), seperti dilansir dari pemberitaan di laman CNN Indonesia.
Jelas sekali bahwa kata "tanggung jawab" seperti semaki kabur selama Jakarta dipimpin oleh sosok yang lekat dengan politik identitas itu. Kalau dia memang bertanggung jawab, mungkin tidak pernah ada agenda jamuan makan bagi perwakilan ketujuh fraksi DPRD DKI Jakarta terkait Formula E.
Kalau orang ini bertanggung jawab dengan janji semasa kampanye, terutama soal program Rumah DP Nol, maka seharusnya tidak akan ads revisi besar-besaran soal target pembangunan rumah yang semula dijanjikan untuk warga Jakarta yang berpenghasilan rendah itu.
Daan ... kalau Anies bertanggung jawab sebagai pemimpin, tentu agenda normalisasi, revitalisasi, atau apa pun namanya ... tentu sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sejak secara resmi dilantik lima tahun silam. Betul begitu logikanya, kan?
Hanya, kita tak bisa melupakan fakta kondisi politik yang dalam berbagai kondisi seakan menumpulkan logika. Jika logika dan akal sehat dipakai, seharusnya Ahok-Djarot yang memenangkan Pilgub DKI Jakarta dong, bukannya Anies-Sandiaga karena calon gubernur satunya kan terbukti hanya bagus dalam merangkai kata dan tidak bisa bekerja, terutama saat menjabat sebagai Mendikbud pada era Jokowi.
Kita sih super yakin akan adanya kepentingan atau agenda terselubung, yang nggak mungkin dibuka sejak awal, sehingga sosok seperti Anies, juga mungkin sosok yang nantinya muncul, meski dianggap kurang becus bekerja atau kurang bertanggung jawab akan tetap dicalonkan supaya jika memungkinkan bisa dijadikan alat (boneka) bagi tujuan tertentu.
Jadi, mari ikuti drama lanjutan terkait Pilpres 2024 hingga nanti benar-benar sudah ditetapkan duet Capres-Cawapres resmi yang disodorkan kepada rakyat Indonesia untuk dipilih menjadi penerus Jokowi-Ma'ruf pada 2024 nanti.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/soal-banjir-jakarta-kali-ini-hasto-pdi-p-anggap-Ix4WuuDtqW
Dokter Tifa Munculkan Lagi Isu Ijazah Palsu Jokowi, Kira-Kira Apa Tujuannya?
Keaslian ijazah kuliah Presiden Joko Widodo kembali diragukan oleh sejumlah pihak. Salah satu pelaku yang ikut memviralkan perkara ini adalah dokter Tifa, yang tampaknya ada masalah serius dengan isi hatinya sehingga mempengaruhi cara berpikir dan logika sehatnya.
Sebagai "orang pintar", dokter Tifa sampai tidak bisa berrpikir jernih sehingga dengan mudahnya menuduh soal keaslian ijazah Jokowi, yang jelas pernah menimba ilmu di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Logika simpelnya kan begini ya ... masa' sih kampus besar seperti UGM akan diam saja seandainya benar tudingan bahwa ijazah Jokowi itu aspal (asli tapi palsu), yang bisa mencoreng nama kampus terkenal itu sendiri?
Jika tudingan dokter Tifa benar, masa' pihak yang diberi otoritas buat mengecek keaslian ijazah Jokowi saat mendaftar sebagai Capres pada 2014 dan 2019 lalai atau gagal mengecek keaslian ijazahnya? Masa" ngecek keaslian ijazah tidak cukup dengan durasi waktu lima tahun, atau jika dihitung mundur dari tahun sekarang berarti delapan tahun?
Cuma, rasanya percuma jika respons soal kasus-kasus berisi fitnah semacam ini pelakunya tidak pernah diseret ke meja hijau. Jika sekarang ada oknum A melakukannya, maka besok, lusa, atau lima tahun lagi hanya akan berganti orang saja yanv menjadi pelakunya. Materi tudingannya akan tetap sama, seperti tudingan-tudingan lain kepada Jokowi selama ini.
Jadi, sesekali saya sih berharap pihak kampus (dalam hal ini UGM) bisa melaporkan dan membawa pelaku unggahan atau cuitan soal ijazah Jokowi ini sampai ke pengadilan.
Soal bukti-bukti kan pasti sangat mudah disediakan oleh pihak kampus, lha memang beneran pernah kuliah di sana, kok. Apalagi dokter Tifa ini lulusan UGM juga, yang entah kesambit roh apa malah seperti menabuh genderang perang dengan almamaternya sendiri.
Kalau sudah begitu, apalagi pelakunya sampai masuk penjara, barulah ada efek kejut dan peringatan agar ke depan siapa saja akan berpikir keras sebelum menyampaikan informasi menyesatkan dan bernada fitnah kepada pemimpin negerinya sendiri.
Atau kalau bukan UGM, ada pihak lain yang bisa melaporkan tudingan berisi fitnah ini ke pihak kepolisian. Bisa dari ikatan alumni UGM atau kelompok lain yang memiliki cukup bukti, supaya pelaku bisa segera dipanggil dan diprosea hukum, supaya ada efek jeranya.
Bagaimana menurut SEWORD-ers soal isu lama yang kini mencuat lagi? Kira-kira agenda apa yang akan dituju karena Jokowi kan nggak bisa maju lagi sebagai Capres 2024? Apakah ada pihak yang ingin men-downgrade Jokowi dan PDI-P melalui tudingan ijazah aspal ini?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/dokter-tifa-munculkan-lagi-isu-ijazah-palsu-jokowi-xB0YgNWFkx
Ekspresi Wajah Anies
Semenjak Anies dideklarasikan oleh Surya sebagai Capres dari Nasdem, ada pemandangan baru, perubahan ekspresi wajahnya yang sangat terasa. Tidak seperti biasa, ada guratan beban di sana.
Terlihat, Anies bagai orang yang dipaksa untuk memenuhi dulu seperangkat syarat, sendirian, sebelum dia kemudian bisa mendapatkan keinginannya.
Sekilas Surya seperti memberi kelonggaran untuk mencari pendamping, padahal hakikinya Anies diberikan tanggung jawab yang sangat berat dan tidak biasa dia lakukan sebelumnya.
Anies harus melakukan serangkaian tindakan yang sejatinya adalah tugas dan tanggung jawab Nasdem dan petinggi-petingginya.
Dia dipaksa bertemu Demokrat untuk menjajaki kemungkinan koalisi, namun dengan kondisi syarat yang disodorkan Demokrat, harus mempersunting AHY.
Ini tentu tidak mudah karena ada PKS di sisi lain, yang menjadi kewajiban tersendiri untuk diajak berkoalisi agar president threshold terpenuhi. Anies harus bisa memaksa agar PKS rela menerima AHY menjadi pasangan Anies.
Surya secara tidak langsung memaksa Anies memuluskan kesepakatan antara Nasdem dengan Demokrat dan PKS, bagaimana pun caranya. Bisa saja menjadi perlu nego tingkat tinggi dan intrik tingkat dewa. Tapi tetap harus dikerjakan Anies kalau memang dia masih mau jadi Capres.
Ini hal yang selalu dihindari Anies selama ini. Dia sudah terbiasa cuci tangan atas semua keputusannya yang kontroversial dalam memerintah Jakarta. Dia terbiasa membiarkan orang lain bekerja keras, lalu dia tinggal mengklaim hasilnya kalau bagus. Atau, melemparkan tanggung jawab kalau hasilnya di luar ekspektasi.
Tapi dalam tawaran kesepakatan dengan Surya, dia harus mengambil alih sebagai pengambil keputusan dan, kelak, mau tidak mau harus bertanggung jawab atas hasilnya.
Nasdem memang bilang Cawapres terserah Anies. Tapi, kalau Anies salah langkah, koalisi bubar jalan, tiket Capres tidak didapat.
Tapi, kalau Anies bisa mempersatukan Demokrat dan PKS dengan segala peluang pilihannya, artinya patut diduga ada intrik-intrik politik, deal-deal politik yang sudah terjadi. Dan itu, pelan atau cepat akan menyandera Anies kelak.
Maka, pada dasarnya, Anies sudah masuk dalam "skenario brilian" Surya.
Anies harus berhasil mendapatkan president threshold buat Nasdem dan koalisinya. Dengan begitu, Anies sudah membantu mendongkrak elektoral buat Nasdem dan koalisinya.
Bahkan, Anies harus mampu meyakinkan pendukungnya selama ini untuk "menjilat" kembali ludah masing-masing dan mulai melabeli Nasden dengan label "partai halal". Partai yang sudah bertaubat dari membela penista agama.
Kalau tidak mampu, maka tiket Capres akan hilang begitu saja.
Maka, perubahan ekspresi wajah Anies belakangan ini, dapat memberikan kita gambaran, bagaimana sebenarnya karakter dari Nasdem, dan orang per orang di belakangnya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ekspresi-wajah-anies-IqUqziGkUR
Di Pilpres 2024, Akankah Anies Mengubah Nama Menjadi Anies Titik-Titik Baswedan???
Saya kutip yah kalimat yang diucapkan Anies Baswedan yang dia ucapkan saat di Gedung Kompas Gramedia, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (5/10/2022) :
"Misalnya banjir di medsos jadi masalah, nyatanya dari RT kita ada 30 ribu, yang terkena banjir sekitar 30, it's not even one percent,"
Bandingkan dengan Presiden Jokowi yang langsung bereaksi atas peristiwa wafatnya 131 orang suporter dari 45.000 suporter Aremania yang ada di stasion Kanjuruhan Malang. It's not even half percent!!! Tapi Presiden Jokowi cepat menanggapi! Tak menghindari! Cepat mencari solusi! Dan Jokowi berhasil menyelamatkan persepakbolaan Indonesia disamping menanggung biaya perawatan rumah sakit para korban, serta memberikan santunan pada korban yang meninggal!!!
Ya mungkin bencana banjir di Jakarta yang menggenang it's ot even one percent, menurut Anies Baswedan, tidak sama dengan peristiwa di stasion Kanjuruhan Malang. Tapi Banjir Jakarta ini telah berlangsung berhari-hari, menyusahkan seluruh warga dari 30 RT yang kata Anies it's ot even one percent. Bagaimana pula dengan 3 orang korban meninggal yang tertimpa reruntuhsan gedung sekolah akibat sekolah mereka diterjang banjir??? Apakah Anies Baswedan akan mengatakan, "Oooh come oooon!! It's not even zero point zero zero zero one percent!!! Take it easy, okay!!! Life goes on!!! Move oooon!!!". Lalu kasih santunan, masalahpun Anies anggap selesai. Mungkin begitu kah???
Warga Jakarta itu bisa diibaratkan seseorang yang jatuh tertimpa tangga, tergilas kendaraan pula. Weeeesss... pokoke sial tingkat dewa!!! Punya pemimpin yang menyangkal abai atas penanganan banjir, eeeeh menyelepekan juga. Iya kalau ngasih sumbangan berupa rumah baru bagi korban yang rumahnya diterjang banjir. Ini malah bilang 30 RT wilayah yang tergenang it's not even one percent!!!! Berapa percent yang Anies butuhkan untuk bisa membuat dirinya cepat tanggap dan berpikir serta mengakui kegagalannya atas ide sumur resapan dan halo-halo pakai toa??? Dua puluh persen kah, seperti batas ambang kursi partai politik di DPR RI unutk bisa mengajukan capres kah?
Sekali lagi, ini bukti!!! Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal memberikan 58 persen suara mereka untuk memenangkan Anies Baswedan!!!
Gila banget!!! Mengerikan... asli benar-benar mengerikan jika seluruh warga di wilayah 30 RT dikomentarin Anies Baswedan "It's not even one percent"!!!
"Pak Anies, di Pilpres 2024 nanti, Bapak ga niat mengganti nama jadi Anies "it's not even one percent" Baswedan, Pak???!!!" Saya bertanya loooh...
Sumber Utama : https://seword.com/politik/di-pilpres-2024-akankah-anies-mengubah-nama-1RHVdt3Zzd
Nasdem Mainkan Isu Anies Terzalimi Melalui Dugaan Korupsi Formula E
Narasi tentang upaya menjegal Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden terus digaungkan pendukungnya. Anies digambarkan sebagai pribadi baik yang sedang dizalimi. Dengan cara tersebut, citra Anies diharapkan semakin baik karena mendapat belas kasih dari masyarakat.
Kasus korupsi Formula E yang sedang diselidiki oleh KPK menjadi salah satu ajang membangun citra dizalimi itu. Dengan lihai, para pendukung Anies memainkan isu ini untuk menunjukkan bahwa ada upaya menjegal Anies. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pun ikut membangun narasi penjegalan tersebut.
“Ada kesan yang kita lihat bahwa di dalam kasus Formula E ini yang menyangkut persoalan Anies Baswedan itu ditengarai ada elite-elite pemerintahan yang ikut melakukan intervensi kepada KPK, seperti yang sudah terjadi, dan sudah diberitakan di dalam media sosial, yaitu tentang kasus Enembe, ada elite pemerintahan yang terlibat di situ,” kata Zulfan Lindan, seorang politikus senior Nasdem, seperti dikutip dari detik.com.
Meskipun menyebut pemerintah, Zulfan meyakini bahwa bukanlah Presiden Jokowi yang dia maksud. Dia justru menyayangkan bahwa Presiden Jokowi-lah yang dituduh melakukan intervensi proses hukum tersebut.
Mengapa Nasdem menyebut elite pemerintahan? Ini tuduhan yang serius lho karena menggiring opini bahwa pemerintah menggunakan kekuasaan untuk melakukan intervensi hukum. Mengapa Nasdem tidak langsung melaporkan hal ini kepada Presiden Jokowi? Bukankah Nasdem juga bagian dari pemerintah? Kalau memang ada elite pemerintahan yang melakukan itu, Presiden Jokowi tentu bisa melarangnya. Bukankah Nasdem percaya kepada Presiden Jokowi? Mengapa harus memberikan pernyataan untuk dikonsumsi masyarakat luas?
Jawabannya tentu saja untuk membangun citra Anies Baswedan. Dengan pernyataan itu, Nasdem ingin membangun citra Anies yang bersih tetapi sedang dizalimi. Anies dikesankan sebagai pribadi yang hendak dijegal oleh elite pemerintahan. Tujuannya tentu saja menggugah rasa belas kasihan masyarakat sehingga Anies semakin populer.
Penyebutan Presiden Jokowi bukanlah orang yang melakukan intervensi hukum juga bertujuan menaikkan citra Anies. Nasdem tidak mau muncul kesan Pak Jokowi tidak senang dengan pencalonan Anies sehingga melakukan intervensi hukum. Hal ini akan merugikan citra Anies di mata para pendukung Pak Jokowi. Dengan membela Pak Jokowi, Nasdem berharap agar para pendukung Pak Jokowi pun bisa memilih Anies.
Bagi saya, pernyataan elite partai Nasdem ini tetap merugikan pemerintahan Presiden Jokowi. Tuduhan menggunakan kekuasaan untuk mengintervensi hukum bisa menjadi amunisi para pembenci pemerintah untuk melancarkan serangan. Kalau Nasdem memang masih bagian pemerintah, seharusnya pernyataan semacam ini tidak muncul dari kadernya. Jangan-jangan Nasdem memang sudah berniat keluar dari pemerintah ya?
Seharusnya Nasdem tidak perlu membangun narasi Anies terzalimi melalui penyelidikan kasus korupsi Formula E. Lebih baik Nasdem fokus saja menagih laporan keuangan Formula E yang sampai sekarang belum ada. Bukankah kalau laporan keuangannya beres dan ada keuntungan, nama Anies akan menjadi baik? Mengapa tidak mendorong Anies untuk segera menyampaikan laporan keuangan Formula E ke publik sesuai janjinya berbulan-bulan yang lalu? Lebih menguntungkan itu menurut saya daripada membangun narasi menyerang pemerintah.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-mainkan-isu-anies-terzalimi-melalui-dugaan-bA6CYbqocO
(For Anies?) UAH Buat Hoax Rumah Proklamasi Hibah Keturunan Yaman, Dibantah Sejarahwan
Penulis percaya kalau sikap baik dan buruk seseorang tidak ditentukan faktor keturunan. Entah itu keturunan Majapahit, Tionghua, bahkan Yaman sekalipun, pasti ada saja yang baik dan jahat.
Tapi karena keturunan Yaman yang disorot dan muncul kebanyakan macam Imam Jumbo yang kabur ke Arab, lalu si gondrong yang minta dicium kaki sama pribumi, lalu si "air kencing onta", akhirnya image keturunan Yaman menjadi buruk, hanya sebatas senang dihormati dan kawin kontrak.
Masalahnya ada keturunan Yaman yang sebentar lagi mau maju jadi presiden, maka bagaimana pun image buruk tersebut harus dihapus. Sebenarnya mudah saja, tinggal minta maaf, akui kalau yang dilakukan Imam Jumbo CS itu adalah salah dan tidak mewakili keturunan Yaman secara keseluruhan.
Tapi karena ego ingin dianggap kelompoknya itu sempurna, alih-alih minta maaf, UAH malah mengambil jalan membuat hoax. Segitu rumit kah pemikiran orang beragama sehingga minta maaf saja sulit? Salah satu hoax tersebut adalah soal rumah proklamasi yang diklaim milik keturunan Yaman dan diberikan kepada pemerintah Indonesia.
Benarkah demikian? Berikut faktanya!!
“Versi semula, Chairul Basri, yang bekerja pada kantor propaganda Jepang, disuruh mencari rumah yang berhalaman luas. Rumah Pegangsaan Timur 56 milik orang Belanda ditukar dengan rumah lain di Jalan Lembang. Jadi rumah itu memang disiapkan Jepang untuk Bung Karno," ujarnya.
Awalnya Soekarno mendapatkan rumah (yang kelak jadi rumah proklamasi) adalah dari orang Belanda dengan cara ditukar dengan rumah lain yang lebih besar tapi pekarangannya tidak terlalu luas. Cerita lengkapnya bisa baca di link berikut ini.
Pemahaman akan timeline membuat kita bisa membaca sejarah secara utuh. Setelah membeli rumah tersebut, Soekarno lalu mengasingkan diri ke Yogya tahun 1946 sampai tahun 1949. Lalu bagaimana nasib rumah tersebut?
Setelah Sukarno meninggalkan gedung ini, Perdana Menteri Sutan Sjahrir mendiaminya selama kira-kira satu tahun. Setelah itu, rumah ini jadi tempat tinggal dr. A.K. Gani (wakil perdana menteri) dan Mr. Amir Sjarifuddin (perdana menteri) selama dua bulan. Seorang inspektur polisi juga pernah mendiaminya selama tujuh bulan. Selain itu, Soewirjo, walikota Jakarta Raya pertama, pernah pula mendiaminya sebagai wakil pemerintah Republik Indonesia di Jakarta.
Jadi rumah tersebut sudah pernah ditempati banyak orang dan pejabat Indonesia. Tapi tidak ada satupun yang mengklaim rumah tersebut adalah milik mereka, yang kemudian diberikan kepada Soekarno secara sukarela.
Tidak ada pula yang menganggap diri sebagai pahlawan yang berjasa, kalau pada akhirnya rumah tersebut dikembalikan kepada Soekarno dan menjadi rumah proklamasi.
Hanya ada satu yang mengklaim kalau rumah tersebut adalah milik orang Yaman, lalu orang Yaman tersebut dipuji setinggi langit sebagai pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Dia adalah Ustad Adi Hidayat yang pernah berkata "sakiti ulama minimal mati mengenaskan".
Lalu apa bukti yang disodorkan UAH untuk menguatkan klaimnya? Berikut kita telanjangi kebohongan UAH :
"Ada ucapan terima kasih dari Kementerian PU kepada Martak atas hibah rumah di Pegangsaan Timur 56 kepada pemerintah."
Opini penulis : ucapan terimakasih dari kementerian PU bukanlah bukti kepemilikan rumah. Kata hibah juga di sini tidak tepat, dan hanya olah kata ala gotbener, karena tidak ada bukti Faradj Martak pernah membeli rumah tersebut dari Soekarno.
Kalau Faradj Martak pernah menempati rumah tersebut dan mengembalikannya itu bukan bukti bahwa rumah tersebut punya si Martak. Karena sudah banyak yang menempati rumah tersebut dan pada akhirnya mengembalikan lagi.
Lazim pula pada zaman itu masyarakat menempati rumah-rumah kosong peninggalan Belanda. Tanyakanlah kepada kakek nenek pembaca yang pernah menjadi saksi sejarah.
Lalu bukti apalagi yang disodorkan UAH?
Faradj Martak juga disebut Adi memberikan madu kepada Sukarno, yang saat itu sedang demam.
Fakta ini dijadikan UAH sebagai alasan kalau Faradj Martak adalah sahabat Soekarno, lalu dengan pongahnya mengklaim kalau itu bukti kepemilikan rumah? Apakah UAH tidak tahu kalau Soekarno ini sahabatnya banyak, termasuk orang-orang yang pernah menempati rumah proklamasi, bahkan ada orang Jepang segala.
Apa karena Soekarno bersahabat dengan mereka, lantas itu adalah bukti kepemilikan rumah? Apakah karena sahabat Soekarno lantas dianggap berjasa dan jadi pahlawan kemerdekaan?
Kalau pernah menempati dan akhirnya mengembalikan itu adalah kewajaran, karena sejatinya rumah proklamasi adalah milik Soekarno pada awalnya.
Jadi kesimpulannya, rumah pesanggrahan timur yang kemudian jadi rumah proklamasi adalah milik Soekarno sejak membelinya dari orang Belanda. Lalu ketika sedang dalam pengasingan ke Yogya rumah tersebut ditempati banyak orang yang berjasa terhadap kemerdekaan Indonesia. Adapun Faradj Martak keturunan Yaman pernah menempati rumah tersebut juga dan pada akhirnya mengembalikan, tidak bisa diklaim bahwa dia berjasa.
Banyak pahlawan kemerdekaan yang tinggal di sana pasca Soekarno mengasingkan diri ke Yogya. Tapi tidak ada satupun yang mengklaim kepemilikan rumah dan menganggap paling berjasa. Hanya satu yang tukang klaim, yaitu UAH sendiri. Bahkan Faradj Martak sendiri tidak pernah mengklaim itu rumah milik dia dan bahwa dia berjasa karena mengembalikannya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/for-anies-uah-buat-hoax-rumah-proklamasi-hibah-CXRtYvzgTW
Masihkah Elit Nasdem Bisa Bertahan Demi Seseorang Yang Bukan Kader Partainya?
Apa yang terlintas dalam pikiran kita pasca deklarasi yang menjagokan Anies sebagai bacapres yang diusung partai Nasdem?
Tentu saja siapapun yang akan mengelola pemerintahan akan kehilangan backup dari stasiun TV, yang selama ini menjadi sumber dan terlanjur kita anggap sebagai penyaji berita yang bisa dikatakan relatif berimbang.
Setidaknya seperti itulah yang terlintas dalam pikiran kita.
Lalu seberapa signifikan pengaruhnya bagi keberlangsungan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi kedepan?
Di era digital yang sudah memasuki fase ke empat atau yang lebih dikenal dengan 4.0 (for point zero), media televisi tidak bisa lagi disebut sebagai sumber yang bersifat absolut yang bisa mendominasi dalam menyebarluaskan informasi.
Revolusi industri yang berkembang pesat, telah sedemikian rupa memaksa dunia industri konvensional bertransformasi menjadi era industri digital.
Hal ini telah membawa manusia kepada kehidupan yang tidak lagi memiliki jarak, dimana fasilitas yang bersifat instan telah memberikan kemudahan setiap individu dalam mengakses informasi.
Perubahan teknologi informasi yang sangat cepat seperti sekarang inilah yang pernah membuat seorang pengusaha media merasa cemas, karena korporasinya tidak lagi mampu mendominasi dan menjadi primadona bagi dunia informasi massal.
Jadi wajar jika kasus jumbo sekelas kasus Sambo, dan amburadulnya sistem hukum menyangkut bebasnya pengkhianatan terhadap negara yang dilakukan Pinangki begitu cepat diketahui publik.
Pendek kata sekarang ini sulit untuk menutupi kasus-kasus besar dari mata dan telinga masyarakat, seperti kucing yang kesulitan untuk mengubur kotorannya agar tak tercium, karena sulit menemukan lahan bertanah.
Jadi sehebat apapun teknologi yang dimiliki media mainstream dalam mengemas berita, maka akan berhadapan dengan influencer, buzzer, dan tiktokers yang akan menguji kesahihan kemasan berita yang diwartakan.
Kesimpulannya kemudian, adalah sebuah kekeliruan jika seorang pengusaha media yang merangkap sebagai pimpinan partai bersikap jumawa, dan berpikir bahwa dia akan mudah membentuk opini publik, dalam merekayasa sosial sesuai dengan apa yang diinginkan dan dicita-citakan partainya. Tentu tidak semudah itu bambaaang…!
Nasdem dengan segala fasilitas yang dimiliki, merasa sudah berhak menyandang gelar sebagai "king maker," oleh sebab Nasdem merasa bahwa mereka adalah kekuatan besar yang memiliki kemampuan untuk membentuk poros baru.
Tentu saja Nasdem sebagai partai akan mendapat keuntungan lebih dibanding apa yang akan didapatkan partai lain yang berkoalisi.
Dalam hal ini Nasdem memang cukup untuk bisa dikatakan sebagai partai yang konsisten dalam mencari keuntungan untuk partainya, bukan saja dalam masalah tidak mau mencalonkan kader partainya menjadi bacapres, karena sangat jelas Nasdem sebagai partai memang belum memiliki kader yang mumpuni untuk bisa dijagokan, hata untuk figur seperti SP sendiri.
Tapi bukan sebuah dosa jika kalimat konsistensi digunakan untuk sesuatu yang kurang berbobot.
Karena penulis lebih setuju dan menilai lebih berbobot para buzzer seperti DS, AA, EK dkk yang konsisten dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, bagaimana seharusnya bersikap untuk melawan kekuatan pembodohan.
Kembali ke laptop…! SP adalah seorang yang memiliki pengalaman dalam kancah perpolitikan, kepiawaiannya dalam meramu jargon sebagai partai restorasi adalah gagasan yang brilian, sehingga banyak mendapat simpati dan legitimasi masyarakat dan dipercaya sebagai partai pembaharu.
Tapi fatal, legitimasi telah diartikannya sebagai pujian yang membuatnya besar kepala.
Dalam euforianya SP telah membawa persoalan yang krusial terhadap partainya.
Yang membuat banyak orang kecewa atas sikap politik yang terlanjur sudah diputuskannya.
Keengganannya untuk masuk dalam polarisasi SBY yang ngotot menjadikan putra mahkotanya sebagai bacapres, telah membuatnya bertindak sporadis, tanpa perhitungan yang matang.
Oleh sebab itu membuat banyak kadernya yang syok, dan hengkang dari partai Nasdem karena kecewa dengan keputusan yang sekonyong-konyong dan konyol itu.
Hanya ada satu jalan yang tersisa, untuk SP dan partainya, dan jalan yang akan ditempuh adalah, Nasdem akan memberikan perlawanan sekuat tenaga untuk menyelamatkan integritas partainya yang kadung jeblok itu dengan menstigmasi upaya pengusutan yang dilakukan KPK atas kasus Formula E.
Itu baru satu dari sekian banyak kasus lainnya, yang mungkin pembaca lebih mengetahuinya.
Pertanyaannya kemudian, apakah kader partai yang masih bertahan akan siap menjadi bumper demi seorang Anies, jagoan neon yang diciptakan oleh pemimpinnya?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/masihkah-elit-nasdem-bisa-bertahan-demi-seseorang-bx4pIAJkIY
Ini Harapan PKS buat Pj Gubernur DKI Jakarta, Ada Agenda Terselubung?
Langkah Presiden Joko WIdodo (Jokowi) memilih Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres) Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta selepas Anies Baswedan selesai menduduki kursi empuknya sebagai gubernur, ternyata sudah berhasil memancing kader PKS untuk bersuara.
Adalah Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, seperti dilansir laman detiknews.com, yang belum lama ini mengutarakan harapannya terhadap sosok Heru Budi Hartono.
"Harapannya semoga Pj gubernur terpilih bisa terus melanjutkan pembangunan di DKI Jakarta. Menangani kemacetan, banjir, sampah, membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Achmad Yani, Sabtu (8/10/2022).
Achmad Yani juga berkata bahwa dirinya tidak masalah dengan dipilihnya Heru Budi Hartono sebagai pengganti Anies. Alasannya, Fraksi PKS juga menjadi salah satu partai yang memasukan nama Heru Budi untuk menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta.
Pertanyaan menariknya adalah kalau PKS tidak setuju atau mengaku memasukkan nama lain di luar Heru Budi Hartono, trus kita harus berkata "Wow!" begitu? Ora sudi! Trus semisal PKS memang benar menyetujui nama Heru Budi Hartono, yang faktanya kini dipilih oleh Presiden Jokowi, apakah kita harus berterima kasih kepada Fraksi PKS? Nehi!
Harapan PKS agar Heru Budi Hartono mampu mengatasi macet dan banjir, bagi saya tidak lebih dari upaya cuci tangan atau lari dari tanggung jawab, karena Anies-Sandiaga dan Anies-Riza tampak sangat gagal dalam kedua program utama tersebut, yang seharusnya sejak awal menjadi prioritas Gubernur DKI Jakarta.
Soal melanjutkan pembangunan, memangnya pembangunan apa yang bisa diharapkan dari peninggalan era Anies Baswedan? Ada sih beberapa bangunan viral seperti monumen "bambu berpelukan", miniatur peti lengkap dengan setan-setanannya, atau yang paling fenomenal sirkuit Formula E, yang kabarnya hanya bongkar pasang, mau diteruskan apanya?
Bagaimana dengan JIS? Ooh, bangunan yang dipakai buat acara keagamaan itu, ya? Mau diteruskan apanya lagi? Mungkin sesekali bikin agenda bal-balan boleh juga sih, daripada nanti mangkrak gara-gara nggak ada yang sewa karena kabarnya tarif sewa JIS mahalnya nggak ketulungan hanya untuk sekali pakai.
Cuma sebenarnya begini, sebagai orang kepercayaan Jokowi yang dipilih untuk memimpin DKI Jakarta sementara waktu, sudah pastilah Pak Heru ini bakalan bekerja keras dan mencoba "mencuci piring kotor" yang diwariskan selama era Anies Baswedan memimpin.
Kalau PKS pakai nyuruh-nyuruh begitu, kita malah curiga agenda apa yang coba disusupkan di balik titipan pesan bernada harapan itu? Apakah nanti kalau kinerja Pak Heru bagus, lalu diklaim sebagai keberhasilan Anies buat modal Nyapres 2024 nanti? Enak aja...!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ini-harapan-pks-buat-pj-gubernur-dki-jakarta-ada-bhYvYFQaAT
Ada Yang Protes Heru Budi Hartono Dipilih Sebagai Pj Gubernur DKI
Teka-teki Pj Gubernur DKI terjawab sudah. Adalah Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono yang dipilih Jokowi untuk menjabat sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies.
Penetapan Heru disepakati melalui rapat tim penilai akhir yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada Jumat lalu.
Sebelumnya, DPRD DKI dan Kemendagri mengajukan tiga calon Pj Gubernur, yaitu Kasetpres Heru Budi Hartono, Sekda DKI Jakarta Marullah Matali, dan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Akan tetap penetapan Heru sebagai Pj Gubernur DKI agak diwarnai dengan beberapa protes, akibat dugaan kasus lama Heru.
Saat menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, Heru Budi sempat diperiksa KPK terkait kasus suap reklamasi pantai Jakarta. Dia juga dikaitkan dengan kasus pembelian lahan Cengkareng dan lahan RS Sumber Waras di era Ahok.
Saya pribadi tidak kenal orang ini. Ketika ditetapkan sebagai Pj Gubernur DKI, saya cenderung datar-datar saja karena nama ini tidak familiar di telinga saja. Seandainya Pj Gubernur DKI adalah Rizieq atau Ahok, mungkin heboh ribut sampai ke ujung alam semesta.
Tapi kalau Jokowi yang memilih, rasanya pilihan ini adalah yang terbaik. Ini pasti sudah melalui pertimbangan yang matang. Kita tinggal saksikan bagaimana sepak terjangnya nanti selama dua tahun ke depan mulai tanggal 16 Oktober ini.
Ada yang protes, salah satunya dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI). Koordinator MAKI, Boyamin Saiman menanggapi kabar ditunjuknya Heru.
Presiden Jokowi diminta untuk membatalkan penunjukan Heru. Pasalnya, jika tetap dilantik, akan berdampak menjadikan jalannya pemerintahan menjadi timpang karena yang bersangkutan dianggap memiliki catatan yang kurang bagus.
"Presiden semestinya membatalkan penunjukan HBD dan ganti orang lain yang lebih bersih," kata Boyamin.
"Sehingga tidak berwibawa dan tidak bisa jadi tauladan bagi bawahan, sehingga bawahan akan banyak yang tidak patuh," kata Boyamin.
Ini sebenarnya gampang dibantah.
Anies, saat menjabat sebagai Mendikbud di periode pertama pemerintahan Jokowi juga terseret dalam sebuah kasus.
Anies pernah dilaporkan ke KPK atas dugaan penyimpangan penggunaan dana di pameran Frankfurt Book Fair tahun 2015. Anies diduga menyalahgunakan kewenangannya saat menjabat sebagai Mendikbud.
Selain itu Anies juga pernah dilaporkan terkait over budgeting dana tunjangan profesi guru sebesar Rp 23,3 triliun. Diduga ada korupsi secara sistematis dalam Kemendikbud sampai adanya kesalahan budgeting.
Nah, sampai sekarang Anies aman-aman saja. Bahkan bisa menang Pilkada DKI 2017 dan menjabat sampai lima tahun. Bahkan sekarang Anies diusung sebagai capres. Bahkan saat ini sedang diusut kasus Formula E yang diduga melibatkan Anies. Anies sampai saat ini fine-fine saja.
Soal kasus yang diduga menyeret Heru, silakan laporkan atau bila perlu buktikan. Gitu aja repot. Ngapain suruh-suruh Jokowi batalkan? Apakah maunya dibatalkan lantas jabatan Anies diperpanjang saja karena Anies terkenal bersih, transparan dan anti korupsi?
Kenapa tidak komentari soal Anies yang mau jadi calon presiden, meski ada beberapa dugaan skandal yang juga menyeret namanya? Kenapa tidak protes dan melarang Anies jadi capres?
Kalau memang ada bukti, silakan laporkan ke polisi atau KPK. Bukan menggunakan asas dugaan, katanya, konon, diduga, terindikasi, rumor dll yang belum bisa dibuktikan. Itu semua cuma indikasi, tapi kalau tidak ada bukti ya sama saja, kan?
Sama seperti Anies yang diduga harus bertanggungjawab dalam kasus Formula E, harus ada bukti, bukan sekadar meminta Anies tidak boleh nyapres. Sekarang sedang diusut, tapi ada upaya menyelamatkan Anies dengan berbagai cara dan menjual narasi dijegal serta dizolimi.
Di era Anies sering terjadi kelebihan bayar, tapi sampai sekarang tidak ada apa-apa tuh. Padahal kelebihan bayar itu salah satu indikasi dugaan adanya korupsi atau penyelewengan anggaran. Sampai sekarang tidak dipermasalahkan, bahkan pendukungnya masih bisa memuja setengah mati.
Akhir kata, selamat atas terpilihnya Heru menggantikan Anies. Semoga dua tahun ke depan, bisa memperbaiki semua yang ditinggalkan Anies. Bila perlu, tunjukkan kepada masyarakat bahwa Anies memang tak becus kerja.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-yang-protes-heru-budi-hartono-dipilih-sebagai-13DUknFwZG
Ambyar! Anies Salah Pilih Kata, Minder Ya Sama Heru Budi, Penggantinya?
Ada sosok yang ketika dideklarasikan menjadi capres, yang diusung oleh sebuah partai politik, bukannya mendapat banyak ucapan selamat, tetapi malah banyak mendapat cemoohan dari berbagai pihak. Bahkan alam pun menyambutnya dengan bencana.
Beda dengan Gerindra, yang sudah mencapreskan Ketua Umumnya, Prabowo. Ya tanggapan publik, dan alam semesta, jika boleh saya ikutsertakan, ya biasa saja. Padahal kan semua tahu kalau Pak Prabowo ini sudah 2 kali nyapres dan 2 kali gagal. Namun, nggak ada tuh yang mencemooh ya. Mungkin karena Gerindra memang partainya Prabowo, dan sudah pula punya teman koalisi, yakni PKB.
Nah, Anies yang diusung oleh NasDem, memang kondisinya beda. Pertama, ya karena NasDem tidak cukup memenuhi aturan presidential threshold 20 persen kursi DPR. Tapi kok sudah buru-buru bikin deklarasi capres? Kedua, NasDem adalah partai pendukung pemerintah. Kubunya beda dengan Anies. NasDem sebelumnya mendukung lawan politik Anies. Jadi, ini langsung saja mengundang kontroversi, yang jadi bahan cemoohan publik. Ditambah dengan beberapa petinggi NasDem yang mundur pasca deklarasi capres Anies.
Alam pun juga menyambutnya dengan negatif. Jakarta dilanda banjir yang cukup besar. Yang tidak surut dalam waktu 6 jam. Seperti janji Anies tahun lalu. Banjir akibat hujan deras pada hari Kamis lalu, berlanjut hingga hari Jumat.
Banjir memang terjadi di Jakarta sejak Selasa lalu ya, tanggal 4 Oktober. Sehari setelah deklarasi pencapresan Anies. Ini seakan menampar muka Anies ya. Karena kita semua tahu mandeknya program penanganan banjir dari gubernur-gubernur sebelumnya, yaitu normalisasi. Bahkan soal pembersihan saluran air, pengerukan kali dan sebagainya itu jadi masalah di era Anies. Sampai-sampai Anies kalah gugatan dari para korban banjir, warganya sendiri, dan disuruh pengadilan untuk mengeruk Kali Mampang. Hedeehhh…
Saking blundernya soal banjir ini, Anies beberapa kali menolak untuk berkomentar ketika ditanya oleh awak media beberapa bulan lalu. Tapiiii… Karena hari Senin tanggal 3 Oktober itu, Anies dicapreskan. Maka mau tidak mau, dia pun mesti berkomentar soal banjir pada hari Selasa itu. Dengan gaya pongah Anies berusaha mengecilkan soal bencana banjir in. Tentu saja dengan jurus tata kata, seperti biasa. Apa kata Anies? Katanya, banjir itu di media sosial saja jadi masalah. Jadi ramenya hanya di medsos. Nyatanya, kata Anies, RT di Jakarta ada 30 ribu, yang terkena banjir sekitar 30, it’s not even one percent, tidak sampai 1 persen jumlahnya. Waduh, begitu tidak pentingnya warga Jakarta bagi Anies ya. Memangnya yang menghuni 30 RT itu bukan manusia? Miris!
Dia mengucapkan ini pada hari Rabu. Besoknya, Kamis, banjir melanda 4 ruas jalan dan 93 RT. Bahkan hingga Jumat dini hari, masih ada 2 ruas jalan dan 46 RT yang masih kena banjir. Ini data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Kena tampar lagi……!
Dan yang paling telak menampar Anies adalah jatuhnya korban jiwa gara-gara banjir pada hari Kamis itu. Ada 3 anak, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 di Pondok Labu, yang jadi korban robohnya tembok, gara-gara kena banjir. Ini nyawa manusia, 3 anak. Berapa persen 3 anak ini dari 30 ribu RT? Apakah Anies masih menyepelekan dengan menyebut nggak sampai 1 persen?
Saya yakin, Anies kurang siap dengan adanya bencana ini. Ingat, dulu komentar Anies soal banjir terkesan mengkerdilkan bencana ini. Seakan banjir ini sebuah lelucon yang jadi bagian hidup sehari-hari para warga Jakarta. Dari menyebut bahwa anak-anak senang main saat banjir. Juga menyebut begitu air surut, para pengungsi akan segera kembali ke rumah masing-masing. Komentar koplak yang videonya sudah tidak ada lagi di Youtube ya. Mungkin sudah diminta dihapus ke TVOne, karena jatuhnya bikin Anies malu, kayak ngelawak.
Tentu saja kondisi sekarang berbeda. Karena Anies baru saja dicapreskan. Untuk menjadi presiden. Nggak mungkin kan Anies diam, tidak memberi komentar. Yang saya soroti di sini adalah pernyataan Anies. Ketika dia bertakziah ke rumah duka salah satu korban tewas insiden tembok roboh di Pondok Labu itu. Biasanya Anies ini kan lihai bermain kata-kata. Memang itu keahliannya. Contohnya yang barusan saya sebut tadi. Yang dia ucapkan sehari setelah dicapreskan NasDem. Memainkan angka dan kata, agar banjir tidak terlihat jadi masalah besar. Ingat kan, dia sebut, dari 30 ribu RT yang kena banjir hanya 30 RT, nggak sampai 1 persen, kata Anies. Lihai ya.
Namun, Kamis malam itu, Anies nampak kehilangan keahlian tata kata. Dia seperti salah pilih kata. Yang bukannya terdengar ngeles. Tapi malah jadi seperti senjata makan tuan. Menohok ke dirinya sendiri. Apa kata Anies? Peristiwa robohnya tembok sekolah itu, kata Anies, harus dijadikan “pembelajaran bagi semua”. “Untuk mereview kembali prosesnya, sehingga peristiwa ini bisa terjadi. Mengapa ini perlu dilakukan, agar kita bisa mencegah, agar kejadian tidak berulang”, demikian kata-kata Anies.
Lahhh? Mencegah banjir, menangani banjir, itu kan tugas elu sendiri, Bambaaaang… Itu seperti menunjuk hidung sendiri. Memarahi diri sendiri, di depan publik. Kayaknya Anies ini tiba-tiba kehilangan kemampuannya untuk menata kata buat ngeles. Kenapa?
Nahh… Itu kan Kamis malam. Lalu besoknya, hari Jumat, kita semua tahu bahwa paginya, Anies bertemu dengan AHY di Kantor DPP Demokrat. Ada banyak foto dan video di media yang menunjukkan kondisi Anies terlihat hepi, ketawa ketiwi saat bertemu dengan AHY. Ya mungkin 3 korban yang meninggal itu nggak ada 1 persennya dari 30 ribu RT di Jakarta?
Lanjut ya, Jumat sorenya, sekitar jam 5 sore, muncul berita bahwa Presiden Jokowi telah menetapkan pengganti Anies, sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta. Yakni Heru Budi Hartono, yang saat ini bertugas sebagai Kepala Sekretariat Presiden. Heru ini termasuk dekat dengan Presiden Jokowi. Dia memulai karir di birokrasi sebagai Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara. Pada era Jokowi menjadi Gubernur DKI, Heru menjabat sebagai Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri DKI Jakarta. Lalu pada tahun 2014 dia ditunjuk menjadi Wali Kota Jakarta Utara oleh Gubernur Jokowi. Tahun 2015 Heru kembali ditarik ke Pemprov DKI sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Dan akhirnya pada 2017 Heru ditunjuk sebagai Kepala Sekretariat Presiden. Artinya, Presiden Jokowi sudah tahu bagaimana bagusnya kemampuan dan kinerja Heru Budi ini.
Beberapa saat kemudian, sesudah beritanya tersebar, Anies pun memberi ucapan selamat kepada Heru. Nahh… Di sini, timbul sebuah kesimpulan. Bahwa kemungkinan besar, Anies sudah mengetahui tentang siapa yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai penggantinya. Sebelumnya kan ada 3 nama ya, yang diusulkan Kemendagri. Selain Heru Budi, ada Sekda DKI Marullah Matali dan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar. Mungkin sudah beredar selentingan siapa yang bakal dipilih. Dan itu kemungkinan sudah didengar oleh Anies satu dua hari sebelumnya. Heru Budi ini jelas kemampuannya jauh di atas Anies. Dan ini lah yang bikin Anies minder. Sehingga sampai salah memilih kata-kata ketika mengomentari peristiwa tembok sekolah yang roboh itu. Bisa jadi ya kan?
Ini sekedar dugaan ya. Faktanya, dilihat dari riwayat pekerjaan, Heru Budi ini sangat menguasai lapangan. Yang menilai kinerjanya kan Presiden Jokowi. Heru Budi tidak pernah dipecat Jokowi. Malah terus diberi kepercayaan untuk memegang berbagai jabatan. Ya tentu kita percaya dong dengan penilaian Presiden Jokowi. Dibandingkan dengan Anies yang pernah dipecat dari jabatan menteri, ya jelas lah, bikin Anies grogi. Potensi Heru Budi melampaui kinerja Anies itu sangat besar. Jangan-jangan Heru Budi bakal mempesona warga Jakarta, sampai mereka melupakan Anies. Waduh… Anies bisa kena apes dong! Pahit… pahit…Menjual Kebodohan Dan Kekonyolan Memang Paling Laku
Selamat hari Minggu pembaca setia Seword, orang-orang yang positive orang-orang yang percaya bahwa pilihan kita sekarang menentukan masa depan kita. Dihari libur ini kita bahas yang ringan-ringan saja sambil ngopi dan makan singkong rebus. Mak nyuss.
Beberapa hari yang lalu kita baru saja menyaksikan bagaimana seorang politisi senior, terkenal cerdas dan orator ulung dalam acara deklarasi partainya, berkata mereka memilih Capres tersebut karena dia adalah best of the best , kita semua tahulah siapa orang yang disebut best of the best itu, dan kita hanya bisa melongo tolol, alis plonga-plongo kalau istilah si mr zonk. Dalam hati semua ketawa melihat apa yang dilakukan oleh partai itu dan apa yang dikatakan olehnya, tentu saja karena kita sudah tahu sendiri bagaimana rekam jejak orang itu, yang memang tidak ada prestasi sama sekali, bahkan bisa dibilang konyol. Kok malah dijadikan capres oleh partainya ya? Sampai-sampai banyak anggota partainya yang keluar loh, bodo amatlah.
Nah ini yang mau kita bahas di artikel super receh ini, begini, ternyata masyarakat itu suka dengan kekonyolan dan kebodohan, hal-hal yang konyol dan bodoh biasanya langsung viral. Bahkan film-film yang mempertontonkan kebodohan dan kekonolan juga biasanya viral. Masih inget film Mr. Bean yang diperankan oleh Rowan Atkinson aktor Inggris itukan? Ya difilm itu mr Bean tidka mempunyai dialog atau tidak pernah bicara sama sekali, dia hanya berkelakukan konyol dan bodoh, tetapi kita semua justru suka. Lebih lama lagi kita tahu filmnya Charlie Chaplin, bukan si Chaplin itu ya, itu tuh sponsornya si mr the of the best of the best of the best. Chaplin di filmnya juga tidak banyak berkata-kata, tapi mengandalkan kebodohan dan kekonyolannya. Semua orang suka semua orang tertawa senang. Nah disini kita lihat ya bahwa kebodohan dan kekonyolan itu satu paket orangnya bodoh pasti konyol, gitu deh kesimpulannya.
Nah mungkin itu yang ditangkap oleh mr brewok sang bos partai itu, ya dia melihat dalam diri mr the best of the best itu ada kekonyolan yang bisa dijual, lihat saja sepak terjang mr the best of the best itu dalam membangun kotanya, buat patung bambu setengah milyar, angus, buat lobang-lobang yang katanya vertikal drainase eh, banyak yang kejebur, buat rumah dp nol, eh hasilnya nol, konyol banget kan? Tapi semua orang senang, fulus dibagi-bagi dengan tentram dan damai, semua kebagian. Nggak apa-apa konyol yang penting lancar. Masalahnya ini bukan untuk entertainment ya, kalau untuk entertainment, makin bodoh dan makin konyol akan lebih baik, karena makin viral, tapi untuk memimpin negara ya nggak lah yaw...emang gue apaan, pilihan gue yang terbaik dong bukan yang terkonyol.
Selamat weekend
Cak Soed #KawalNKRI #JanganPilihPengasongPolitikIdentitas
Sumber Utama : https://seword.com/umum/menjual-kebodohan-dan-kekonyolan-b5URYZSjjt
Pasca Mpok Niluh Diremehkan Kader NasDem, Partai Surya Baswedan Kena Karma Ini!
NasDem dipilih oleh kaum nasionalis karena NasDem awalnya membela Ahok dan memperjuangkan politik tanpa mahar dan tanpa SARA dan rasisme. NasDem dipilih oleh Milenial karena memperjuangkan hak masyarakat dan memberikan kebaruan.
Tapi itu dulu. Sekarang NasDem justru menjadi bagian dari politik identitas tersebut dan permainan kotor akan dilanjutkan oleh Anies Baswedan dan pendukungnya yang berhasil memenangkan kontes di DKI Jakarta tahun 2017. Sekarang NasDem sudah pindah haluan.
NasDem bukan lagi NasDem. Tapi RadKhil. Silakan cari singkatannya sendiri. Surya Paloh yang menjadi bos besar di Metro TV yang merupakan channel satu-satunya yang menayangkan berita dalam bahasa mandarin dan banyak presenter keturunan Tionghoa, sudah mendukung Anies yang digadang-gadang oleh kaum radikalis dan pendukung teroris.
Dulu dan sekarang, begitu berbeda. Jilatan dengan kasar pun dilakukan entah demi apa. Entah apa yang merasuki NasDem, membuat Surya Paloh buru-buru mencapreskan Anies dalam waktu dekat, saat peristiwa berdarah Kanjuruhan terjadi dan ratusan orang terbunuh.
Begitu tidak ada empati politik dan benar-benar memberikan citra busuk bagi NasDem dan Anies Baswedan yang seolah tidak tahu kemarin itu ada ratusan orang harus meregang nyawa di Malang karena sepak bola. Benar-benar mengerikan.
Selama Indonesia merdeka, peristiwa deklarasi capres Anies oleh NasDem merupakan peristiwa yang paling kelam. Kelam sekelam-kelamnya. Di mana partai nasionalis yang seharusnya menolak Anies dan politik identitas yang dimainkan oleh timnya, malah merangkul dan mengatakan Anies is the best. The best kasih molos proyek? Shit happened.
Dengan sejarah berdiri partai NasDem yang sangat baik, dan ternyata tiba-tiba berubah haluan jadi mendukung tokoh radikal dan anti toleransi Anies Baswedan, tidak heran partai ini akhirnya kempis dengan sangat cepat. Bukan lagi bocor halus tapi meletus. Ratusan bahkan ribuan kader NasDem ramai-ramai bakar baju NasDem, buang NasDem ke tong sampah politik.
Ditambah lagi kesombongan sama seorang kader NasDem yang mengatakan Niluh keluar tidak berdampak apapun, NasDem makin kena karma busuk! Bukan hanya Niluh, tapi banyak kader NasDem kabur. Karma busuk menghina Niluh Djelantik yang saya yakin hidup berdampingan dengan karma.
Anies Baswedan yang merupakan bapak politik identitas yang juga merangkap menjadi bapak prostitusi Kalijodo, menjadi faktor utama mengapa mereka pada kabur. Mana nih menteri NasDem? Mereka ternyata hanya jadi menteri karena kontrak politik. Johnny, Syahrul dan Siti harusnya ikut buang NasDem, atau mundur saja karena jelas NasDem sudah oposisi.
Lantas, bagaimana keanjutan NasDem dan Anies? Saya berdoa dan ini saya yakin merupakan doa masyarakat Indonesia yang juga termasuk di dalamnya Mpok Niluh Djelantik, adalah agar NasDem dan Anies kalah di pilpres 2024 dan suara NasDem akan hancur. Setidaknya koalisi mereka akan rusak parah. Mendukung politik identitas adalah bentuk kejahatan etika.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pasca-mpok-niluh-diremehkan-kader-nasdem-partai-iHt6fuRg3p
(Ngakak!!) Gus Miftah Tanya Farel Prayoga Soal Ngaji, Ternyata Farel Non Muslim
Penulis akui kalau Gus Miftah adalah ulama yang nasionalis dan adem kalau ceramah. Tapi bagaimanapun Gus Miftah bergaul di lingkungan umat, yang sedikit banyak pasti ada yang memiliki sikap-sikap kadrun.
Sudah menjadi pengetahuan seluruh dunia, kalau kadrun adalah ahlinya dalam klaim sana sini. Neil Amstrong Mualaf, Paus Mualaf, Ilmuan Mualaf, S3 Vatikan Mualaf adalah beberapa klaim yang sudah pernah dilakukan kadrun. Anehnya biar ilmuan diklaim banyak yang mualaf, tapi peraih nobel muslim sampai saat ini jumlahnya segitu-segitu aja alias 1 persen. Apa ini konspirasi Yahudi?
Lalu Pattimura Islam, Universitas, IPTEK, Matematika, Kedokteran diklaim penemunya Islam, dan masih banyak klaim bombastis lainnya. Bahkan orang luar negeri yang sarkas kalau dia jadi mualaf seperti petarung MMA Jones Jones, disangka beneran mualaf. Christiano Ronaldo ngomong alhamdullilah langsung diklaim bentar lagi mualaf.
Tingkah kadrun ini dilakukan sering dan berulang-ulang, sehingga dianggap sebuah kebenaran. Maka secara sadar atau tidak sadar, muslim nasionalis seperti Gus Miftah pun bisa terkena efek pergaulan buruk dengan kadrun ini. Wajar kalau kemudian ketika berbicara dengan Farel Prayoga, Gus Miftah berasumsi kalau Farel adalah muslim.
"Farel, kamu sudah ngaji belum Le? Sudah juz berapa kamu ngaji?" tanya Gus Miftah.
Pertanyaan di atas lahir dari asumsi kalau Farel Prayoga adalah muslim. Beberapa fans Miftah ngeles kalau Gus Miftah cuma becanda. Faktanya pembawa acara sampai harus menghampiri beliau untuk memberi tahu kalau Farel bukan muslim.
Pertanyaan ini wajar jika yang ditanya sesama muslim, tapi kalau main asumsi dan ternyata bukan muslim? Apakah Gus Miftah pernah memikirkan dampaknya bagi orang yang ditanya?
Fakta bahwa Farel Prayoga bukan muslim dan tidak pernah mengaji bisa menjadi sentimen negatif buat mereka yang dulu ngefans. Ini pernah terjadi terhadap Nella Kharisma yang kehilangan banyak fans karena ketahuan saat pernikahan di gereja.
Memang lambat laun beberapa fans juga akan tahu dan meninggalkan artis non muslim tersebut atau menjadi haters. Namun yang penulis sayangkan, kenapa harus Gus Miftah yang memulai dan ikut menghilangkan rejeki artis tersebut.
"Kamu sekarang sudah terkenal, sudah mulai punya uang. Abah doakan besok kamu jadi artis top internasional, amin. Tapi yo ngaji Bro, mosok ora ngaji (Tapi ya ngaji, masa enggak ngaji)?" ujar Gus Miftah.
Opini penulis : cuma nanya aja Gus, apakah setelah tahu Farel non muslim doanya masih berlaku kah? Atau karena yg didoain non muslim maka doanya otomatis tidak diijabah?
Ini saya tabbayun ya, jadi buat fans Gus Miftah jangan dulu ngamuk. Silakan tanyakan pertanyaan ini pada beliau, dan tuliskan jawabannya di kolom komentar.
"Pokoknya apa pun agamamu, yang penting beribadah sesuai kepercayaanmu. Jadi kalau kamu Kristen ya berangkat ke gereja, kalau kamu Budha ya berangkat ke vihara. Karena Indonesia semua agama dilindungi oleh negara," tandas Gus Miftah.
Opini penulis : setelah sadar kalau asumsinya salah, Gus Miftah lalu mengalihkan topik yang membuatnya kembali tampak toleran. Hmmm, bagus lah kalau gitu.
Tapi mohon maaf nih gus, sekedar mengingatkan dan berbagi informasi saja. Nasihat kepada umat kristen dan budha, tentunya tidak bisa disamakan dengan nasehat kepada sesama muslim. Tergantung isu dan konsen yang dibahas dalam agama tersebut.
Dalam Islam mungkin masalah ritual dan ibadah masih menjadi isu utama. Mana yang sunnah, mana yang bidah? Mana yang haram dan mana yang halal? Kita hargai semua itu. Tapi bagi umat Budha, masalah ritual it's NOT EVEN an issue (meminjam kalimat Anies).
Ritual bagi umat budha hanyalah cara/metode untuk mencapai pencerahan spiritual. Karena itu Sidharta Gautama tidak pernah memerintahkan umat Budha untuk mengkonversi agama lain, agar melakukan ritual agama Budha.
Pencerahan spiritual dalam Budha adalah sampai pada tingkatan yang namanya ARAYASHIKI. Suatu state atau keadaan, dimana manusia terbebas dari Dukha. Dukha dialami manusia karena terikat dengan keinginan seperti Harta, Tahta, Wanita.
Jadi bagi umat Budha percuma ribut masalah ritual/cara/metode, tapi melihat wanita dengan rambut terurai saja sudah ngaceng, mengharap surga niatnya cuma buat ngesex. Jadi beda issue dan konsen umat Budha dengan umat Gus Miftah.
Begitu juga dengan umat kristen. Masalah liturgi memang kadang jadi pembahasan, tapi itu bukan issue utama. Kalau umat Islam konsennya membaca dan menghafal kitab suci, umat kristen konsennya adalah bagaimana jadi pelaku firman, karena tanpa dihafal pun, dengan teknologi saat ini mereka bisa membaca kapanpun.
Di negara mayoritas kristen, konsen utama mereka adalah bagaimana agar menjadi terang dunia dan bagaimana agar mengasihi Allah dengan segenap akal budi. Karena itu jangan aneh kalau peraih nobel 60 persen mayoritas kristen. Jangan marah ya gus, jadikan motivasi, tapi bukan klaim sana sini.
Semoga Gus Miftah selalu sehat, karena bursa transfer pemain tidak seru tanpa adanya Gus Miftah.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngakak-gus-miftah-tanya-farel-prayoga-soal-L4B8f4QYo8
Ngenes, Demokrat Ngotot Jodohkan AHY dengan Anies tapi Dicuekin Anies & Paloh
Sebagai partai yang nyaris gurem, Partai Demokrat saat ini bisa dibilang sedang dilanda kecemasan tingkat dewa.
Apalagi menjelang Pemilu 2024, beberapa kadernya masih juga ada yang korupsi. Seperti Abdul Gafur Masud, Nur Afifah Balqis, Ricky Ham Pagawak serta Lukas Enembe.
Dan Nur Afifah Balqis yang lebih parah lagi. Ia ditetapkan sebagai koruptor termuda di Indonesia.
Bendahara Umum DPC Demokrat Balikpapan itu sudah mulai melakukan korupsi di usianya yang ke-24 tahun.
Sedangkan Lukas Enambe berpotensi menjadi kepala daerah paling korup se-Indonesia.
Ketua DPD Partai Demokrat Papua itu disebut tidak hanya menerima gratifikasi Rp 1 miliar seperti yang disangkakan oleh KPK tapi juga ditemukan aliran dana tidak wajar sebesar Rp 560 miliar yang dia setor ke Kasino.
Jika temuan PPATK ini nanti terbukti kebenarannya maka sah Enambe menjadi kepala daerah paling korup se-Indonesia raya.
Katakan tidak pada (hal) korupsi. Kwkwkwk
Memecahkan rekor kok yang jelek-jelek? Berbanding terbalik dengan Presiden Jokowi yang 5 kali ikut Pemilu tidak pernah terkalahkan sekalipun.
Itu baru rekor yang keren.
Jadi wajar kalau kader Partai Demokrat rada takut perolehan suara partainya gak mencapai ambang batas parlemen 4 persen pada Pemilu 2024 mendatang. Karena yang ditampilkan oleh kadernya yang jelek semua.
Gak ada yang bisa dibanggakan.
Lalu, apa yang dilakukan oleh kader Partai Demokrat supaya partainya tersebut tidak jadi gurem?
Ngikut gaya NasDem yakni berusaha merebut suara pendukung Anies.
Sebagaimana kita ketahui bahwa elektabilitas Anies cukup tinggi. Ia selelu menduduki posisi 3 besar sebagai Capres idola masyarakat.
Suara para Kadrun inilah yang coba direbut oleh Partai Demokrat.
Dapat sepertiganya saja sudah lumayan cukup. Daripada gak dapat suara sama sekali.
Nah, untuk itu, Partai Demokrat seperti tanpa malu menjodoh-jodohkan Anies dengan AHY.
Hal ini bisa dilihat di unggahan akun Twitter resmi @PDemokrat,
"Semoga dari silaturahmi di Jumat yang berkah ini, menjadi pembuka jalan menuju Indonesia yang lebih maju, lebih baik dan lebih berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, bangsa serta negara tercinta. Amin #AniesAHY2024, Demokrat Pro Perubahan,"
Terlihat di cuitan itu ada tagar #AniesAHY2024. Kwkwkwk
Seolah-olah AHY sudah resmi jadi Cawapres Anies saja. Padahal masa depan putra SBY itu masih suram.
"Kedekatannya (AHY dengan Anies) sangat dekat. Komunikasi, sering diskusi. Kedekatan mereka dapat ditarik jauh ke belakang, saat AHY masih di militer. AHY dan Anies kerap bertemu di berbagai acara, salah satunya acara talkshow. Di forum inilah chemistry Anies dan AHY terjalin," lanjut Jubir Partai Demokrat -Herzaky Mahendra Putra yang coba meyakinkan NasDem dan Anies sendiri bahwa AHY adalah Cawapres terbaik untuk-nya.
Begitupun dengan hasil survei turut ditampilkan di akun Twitter Partai Demokrat.
"Berdasarkan hasil survei The Republic Institute, pasangan Anies-AHY unggul di Pulau Jawa, dengan perolehan elektabilitas sebesar 28,7 persen. Survei yang dilaksanakan sejak 29 Agustus - 12 September 2022 ini melibatkan 1.200 responden di 6 provinsi di Pulau Jawa. #AniesAHY2024,"
Demikian penjelasannya.
Lagi-lagi tagar #AniesAHY2024 dimainkan.
Hanya saja yang jadi pertanyaan di sini, lembaga survei The Republic Institute itu lembaga survei serius atau lembaga survei abal-abal?
Karena seperti yang pernah dimuat di media detik.com, '33 Lembaga Survei yang Terdaftar di KPU', tidak ada nama lembaga tersebut.
Artinya apa? Lembaga ini memang tidak terdaftar di KPU.
Jadi wajar bila kemudian ada netizen yang meragukan hasil surveinya.
"Survei sendiri, bangga sendiri, diupload sendiri," ujar pemilik akun Twitter @JessicaNeo4
Hahaha...
Lagian juga, semua orang sudah tahu kok kalau elektabilitas AHY itu tidak seperti yang diharapkan. Seperti berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, hanya 3,1 persen doang. Masih lebih rendah dibandingkan elektabilitas Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
Ini yang disebut unggul di Pulau Jawa?
Pengen ketawa tapi takut jadi Andi Arief. Kwkwkwk
Memang Partai Demokrat kalau lagi halu, gak ketulungan.
Sekalian saja mengklaim Anies AHY didukung oleh 130 juta rakyat Indonesia. Biar kayak Novel Bamukmin gitu.
Hal ini juga yang kemudian membuat Ketua Umum NasDem -Surya Paloh enggan menanggapi langkah Partai Demokrat yang menjodohkan Anies-AHY itu secara sepihak tersebut.
Atau dengan kata lain ia mana setuju Cawapres Anies, AHY. Karena potensi kalahnya sangat gede. Segede gaban.
Dan ini yang bikin nyesek lagi, Anies juga sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan duet bareng AHY.
'Sudah partainya nyaris gurem, kadernya banyak yang korupsi, ketua partainya pernah gagal jadi Gubernur DKI dan jadi TNI berhenti di tengah jalan, mau jadi Cawapres saya pula. Sorry la yau,'.
'Jangankan mau menggandeng AHY sebagai Cawapres benaran, duet bareng dia di dalam mimpi saja gue ogah,' demikian kura-kura yang ada di benak Anies.
Dan menurut pengakuan Rizal Ramli, SBY itu raja pelit lho.
Kalau AHY mau jadi Cawapres doang tapi bapaknya gak mau keluar modal. Ya siapa pula yang mau? Kwkwkwk
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngenes-demokrat-ngotot-jodohkan-ahy-dengan-anies-gcXyUuLTQ1
Mobil Listrik Warna Kuning Merah Indikasi Koalisi Politik?
Untuk bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri, partai politik normalnya harus melakukan koalisi. Ambang batas PT 20% mengharus partai politik melakukan safari politik mencari calon mitra koalisi.
PDI Perjuangan merupakan satu-satunya partai politik yang mampu mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri tanpa berkoalisi. Tetapi rupanya Megawati menginginkan PDI Perjuangan tetap akan berkoalisi.
Puan Maharani sebagai utusan khusus PDI Perjuangan untuk melakukan safari politik pada hari Sabtu 8 Oktober 2022 kemarin. Kali ini Puan bertemu dengan Airlangga dengan melakukan jalan pagi bersama di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Airlangga memberikan mobil spesial bagi Puan. Mobil listrik dengan warna kuning dan merah dengan tulisan G24. Mobil listrik penuh arti politik yang bisa ditafsirkan beranekaragam.
Besar kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, PPP, dan PAN. Sebab, PDIP dan partai-partai di KIB memiliki sejarah kebersamaan politik.
Sangat mungkin PDIP dan KIB melebur jadi satu poros politik. Dua partai ini punya sejarah kerja sama baik selama dua periode (periode Presiden Jokowi). Tentu ini jadi bekal berkoalisi di 2024.
Peluang PDIP bergabung dengan KIB usai pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. PDIP dan Golkar adalah partai yang jago dalam urusan memenangkan pemilu.
Publik banyak yang lupa dua partai ini jagoan pemilu. Di luar boleh hiruk pikuk, tapi PDIP dan Golkar bisa mengubah semua konstelasi politik di 2024. Jika PDIP dan KIB menyatu bakal jadi kekuatan yang sangat besar.
Dalam pertemuan di Monas tersebut, Airlangga dan Puan melakukan jalan santai dan melakukan sarapan bersama. Setelahnya, mereka berkeliling dengan mobil listrik yang telah disiapkan Airlangga untuk Puan.
KIB merupakan koalisi yang paling awal terbentuk. Koalisi yang beranggotakan PAN, PPP dan Partai Golkar berhasil sepakat ketika partai lain belum berhasil mencapai kesepakatan apapun.
Beberapa pihak memprediksi jika KIB tidak akan bertahan sampai Pilpres, karena tidak mempunyai kandidat Capres yang mumpuni. Saat ini pun keretakan mulai terlihat ketika PPP tidak begitu menyetujui keinginan Partai Golkar yang keukeuh mengajukan Airlangga jadi Capres.
Keretakan ini bisa diredakan jika PDI Perjuangan bergabung. Karena partai banteng moncong putih ini mempunyai kader melimpah untuk jadi Capres. KIB akan banyak pilihan dan lebih percaya diri ketika memilih Capres dan Cawapres dengan kehadiran PDI Perjuangan.
KIB pun akan lebih mudah menerima PDI Perjuangan karena kedatangannya mendatangkan banyak manfaat.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mobil-listrik-warna-kuning-merah-indikasi-koalisi-XjWdkRe2RY
Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???
Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES
Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini
Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??
Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :
- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/
- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/
- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html
- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau
- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen
Klik Politik Lagi ???!!!
Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"
Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR
KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"
Klik Memahami "Masalah" di KalSel
Juga Klik Turun Gunung atau ???
Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!
Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!
Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!
Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??
Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!
Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha
Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!
Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!
Klik juga KACAU atau Apa ??!!
Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!??
Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Senin/10102022/11.44Wita/Bjm