» » BLUNDER atau apa ?

BLUNDER atau apa ?

Penulis By on Senin, 10 Oktober 2022 | No comments

 


Migo Berita - Banjarmasin -
BLUNDER atau apa ? Kesannya seperti menghakimi, tetapi yang namanya opini yang penting bisa dipertanggungjawabkan, sehingga masalah blunder atau tidak tergantung si penafsir masing-masing.

PKS Blunder, Malah Suruh Heru Bereskan Kerjaan Anies Yang Tak Becus

Heru Budi Hartono ditetapkan sebagai Pj Gubernur DKI berdasarkan hasil Sidang Tim Penilai Akhir yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.

Heru Budi Hartono bukan nama baru di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Heru pernah mengisi jabatan saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI. Dia pernah menjabat Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (Kabiro KDH dan KLN) serta Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara. Dia juga pernah menjabat Wali Kota Jakarta Utara semasa Jokowi masih menjadi Gubernur DKI.

Heru juga pernah mengisi jabatan di era Ahok sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) dan dipercaya mengurusi normalisasi Waduk Pluit.

PKS berharap Heru bisa mengatasi masalah banjir hingga kemacetan di Jakarta.

"Harapannya semoga Pj gubernur terpilih bisa terus melanjutkan pembangunan di DKI Jakarta. Menangani kemacetan, banjir, sampah, membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Achmad Yani.

Terimakasih buat PKS yang seolah sudah mengkonfirmasi bahwa Anies tak becus menyelesaikan kemacetan, banjir, sampah dll.

Memang faktanya begitu. Jakarta kian macet. Dulu sempat banggakan kemacetan Jakarta berkurang, pada itu terjadi karena masa pandemi mengurangi mobilitas warga. Sampah juga begitu, proyek ITF Sunter mangkrak bertahun-tahun. Banjir? Naturalisasi sungai dan sumur resapan adalah program tak bermutu asal jadi akibat tidak becus kerja.

PKS secara tidak langsung menyindir Anies tidak sanggup menyelesaikan masalah macet dan banjir, tapi di sisi lain meminta Pj Gubernur DKI menangani itu dalam waktu dua tahun? Dikira Pj Gubernur DKI menjabat sampai lima tahun.

Anies saja lima tahun tak bisa apa-apa. Normalisasi dihentikan. Naturalisasi tidak dikerjakan. Banyak janji kampanye yang isinya kosong dan bohong. Tapi PKS tidak pernah ribut soal ini.

Gubernur yang selama ini entah apa kerjanya dipuja setinggi langit. Sedangkan Pj Gubernur DKI, belum juga kerja tapi sudah dituntut membereskan pekerjaan yang seharusnya sudah diselesaikan Anies yang ahli tata kata. Ini persis seperti yang sering saya katakan dulu. Anies bikin kotor, penerusnya yang ngos-ngosan membersihkan kotoran itu sampai setengah mati. Anies bukan mewariskan kemudahan bagi penerusnya, tapi kekacauan dan amburadul.

Gampang ditebak arah yang ingin dimaksud oleh PKS. Nanti misalnya kalau Jakarta masih banjir, Heru dikritik, lalu ujung-ujungnya salah Jokowi yang salah pilih. Padahal Anies selama 5 tahun habisin APBD gak tanggung-tanggung, tapi tidak banyak menghasilkan sesuatu yang hebat. Heru disuruh atasi apa yang tak bisa diatasi Anies dan waktunya cuma sedikit.

Semoga saja Heru bisa mengatasi dan setidaknya bisa memperbaiki jadi lebih baik, biar Anies tahu rasa, biar masyarakat paham bahwa Anies sebenarnya punya kapasitas selevel ketua RT.

Begitulah kalau tidak sinkron antara kata hati dan ucapan. Sebetulnya, banyak fakta yang membuktikan kalau Anies memang tidak becus atasi masalah. Hanya saja PKS ngotot dan memaksa memuji membabi buta. Anies dibilang banyak prestasi lah. Sekarang secara tidak sadar PKS menyiratkan Anies tidak becus.

Banjir bisa diatasi dengan melanjutkan program yang disusun oleh gubernur sebelumnya. Anies tinggal melanjutkan. Tapi Anies si penata kata tidak bekerja dengan benar, karena sentimen masa lalu yang dipolitisasi sehingga kerjaan tak beres. Anies selama ini hanya membolak-balikkan istilah saja. TGUPP jumlahnya banyak, tapi kerjanya hanya secuil. Mungkin tugas mereka bukan mencari solusi untuk permasalahan Jakarta, tapi mungkin membuat kalimat-kalimat bombastis untuk Anies.

Lima tahun hanya menjual janji manis. Selama itu pula kerjaan receh, hasilnya receh. Ngelesnya juara dunia. Wakil gubernur dijadikan bemper menghalau serangan kritikan publik.

Kalau ada partai yang paling tidak bisa dipercaya, maka PKS jawabannya. PKS membuktikan bahwa Anies tidak mampu, sehingga memberikan target kepada Heru yang bahkan masih belum menjabat. Begitulah contoh politik tak jelas yang dipertontonkan oleh PKS. Lima tahun diam saja malah memuji orang yang tak layak dipuji.

Bapak Anis yang terhormat hanyalah gubernur yang kebetulan beruntung karena didukung komplotan dungu penjual agama yang tinggal di Jakarta, yang mana seharusnya dihuni oleh penduduk yang memiliki kemampuan menggunakan akal sehat.

Bagaimana menurut Anda?

PKS Blunder, Malah Suruh Heru Bereskan Kerjaan Anies Yang Tak Becus

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pks-blunder-malah-suruh-heru-bereskan-kerjaan-AlP8MoXX8A

Ayolah, Nikmati Saja Suara Farel Prayoga, Nggak Usah Tanya Agamanya Apa

Agama Farel Prayoga mendadak jadi polemik, tanda bahwa penyakit lawas di bangsa ini yang mempersoalkan keyakinan pribadi seseorang mulai merambah jalan Farel Prayoga yang sedang meniti jalur suksesnya di bidang tarik suara.

Adalah pertanyaan Gus Miftah yang mengawali semua itu, ketika dalam sebuah acara keagamaan menanyakan apakah Farel sudah mengaji apa belum. Pertanyaan yang spontan membuat Farel kaget itu mungkin dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa Farel pastilah seorang Muslim, yang seharusnya mengaji seperti pada umumnya.

Gus Miftah pun lantas merespons balik ketika Farel berkata bahwa dirinya mboten ngaji, dengan berkata:

"Kamu sekarang sudah terkenal, sudah mulai punya uang. Abah doakan besok kamu jadi artis top internasional, amin. Tapi yo ngaji Bro, mosok ora ngaji (Tapi ya ngaji, masa nggak ngaji)?" ujar Gus Miftah seperti bisa kita baca beritanya di berbagai laman pemberitaan online.


Jawaban Farel lantas membuat saya berpikir, karena Farel berkata dengan polosnya:

"Piye le ngomong?"

Bagaimana bilangnya? Ya, jawaban itu memang bisa menyiratkan dua kemungkinan: Pertama, Farel seorang anak yang beragama Islam tapi belum mengaji seperti yang dimaksudkan oleh Gus Miftah. Kedua, Farel bukanlah seorang yang beragama Islam, sehingga dia bingung menjawab apa.

"Wong aku dudu Islam kok ditakoni ngaji" mungkin itu yang ada di benak Farel.

Meski kemudian panitia memberikan secarik kertas pada Gus Miftah yang memberitahukan soal agama Farel, tapi bagi seorang anak yang berada di tengah kerumunan acara Gus Miftah pasti bingung ditanyai begitu.

Jawaban Mboten ngaji seharusnya cukup menggambarkan betapa bijaknya Farel, yang mungkin sudah menyiapkan jawaban itu sejak awal karena menyadari setiap saat dia bisa berada dalam situasi semacam itu.

Hanya, sebaiknya memang urusan agama tidak usahlah dibawa-bawa ketika berkaitan dengan profesi. Kalau semisal benar si Farel ini non-muslim, ya nggak masalah toh. Atau mungkin suatu saat Gus Miftah mau menargetnya agar menjadi mualaf?

Atau kalau dia seandainya muslim, tapi memilih tidak menyebutkan agamanya, karena menganggapnya sebagai privasi, apa salahnya juga?


Untunglah pertanyaan Gus Miftah tadi terlontar di acara yang memang bersifat keagamaan, dengan khalayak yang hadir berkeyakinan sama seperti dirinya. Meski seharusnya panitia atau manajemen Farel memberitahukan sejak awal agar tidak mengurus persoalan agama.

Tindakan Gus Miftah untuk klarifikasi sambil meminta maaf karena sempat dituding intervensi agama Farel juga patut diapresiasi. Meski lantas menjadi aneh juga ketika ada pernyataan setelah acara, yang malah datang dari pendamping Farel bahwa anak ini sebenarnya seorang muslim. Lha, kok jadi gitu? Memang kalau Farel misalnya bukan muslim koen kate lapo? Apakah takut job Farel akan seret? #mbuh


Aaah, susah memang tinggal di negara super religius ini, yang terlalu kepo mengurusi agama orang lain, bahkan dalam dunia kerja. Apa nggak bisa urusan agama dibahas di ruang privat saja? Biarkan Farel bernyanyi dan nikmati saja suaranya, jangan urus soal agamanya apa. Ngerti ora, Son?

Ayolah, Nikmati Saja Suara Farel Prayoga, Nggak Usah Tanya Agamanya Apa

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ayolah-nikmati-saja-suara-farel-prayoga-nggak-DXT1tb0H0H

Pernyataan Rocky Gerung Cukup Mengejutkan, "Serius Rokcy Bilang Begitu???"

Percaya atau tidak, kadang kita berharap orang itu bisa bersikap konsisten. Di masa kampanye Pilpres 2014, rakyat terbelah menjadi 2 kelompok yang memiliki masing-masing nama kampret untuk yang pro Prabowo dan kecebong untuk yang pro Jokowi. Sepanjang tahun 2014 hingga 2019, dunia maya Indonesia ramai dengan perang debat antara kampret yang selalu menyerang untuk menjatuhkan Jokowi dan kecebong atau cebong yang bertahan untuk membela Jokowi. Memasuki masa Pilpres 2019, kampret masih bernapas tapi mati tak kala Prabowo masuk jajaran kabinet Jokowi. Sebagai pengganti, lahir istilah kadal gurun. Itu di lini bawah.

Di lini atas, Karni Ilyas dengan ILC-nya merangkul tokoh-tokoh oposan dan menjadi orangtua kandung dari kelahiran tokoh bernama Rocky Gerung, yang diplot sebagai seorang yang merasa paling pintar dan begitu hoby mendungu-dungukan siapapun, terutama yang mendukung Jokowi dan pemerintahannya. Sampai kemudian ILC mati, HTI dan FPI mati, dan tokoh-tokoh yang dilahirkan dari kelompok mereka seakan tak punya tenda untuk berkumpul untuk mengolok-olok negara. Lalu mereka bermunculan di dunia per-youtube-an dalam bentuk segala macam.

Kecuali Rocky Gerung, atau saya tidak tahu apakah Rocky Gerung punya channel youtube, podcast, atau panggung lain di youtube. Yang pasti, sejak saya tahu kalau sosok Rocky Gerung diplot (baca : dilahirkan) di ILC menjadi sosok oposan tingkat dewa, saya malas menonton atau mendengarkan omongan dia. Soalnya seperti sedang mendengarkan ocehan Vicky Presetyo.

Bahkan ketika media memberitakan pertemuan Rocky Gerung dengan Gibran dan Luhut Binsar Panjaitan, itu asli sangat mengejutkan. Seperti ada tanda-tanda kesembuhan!! Ha ha ha...

Yang paling mengejutkan lagi adalah penampilan Rocky Gerung di acara "Peluncuran dan Bincang Buku Luhut" buku biografi dari Luhut Binsar Panjaitan yang dipandu oleh Deddy Corbuzier, yang cukup lumayan menarik. Pada acara itu Rocky Gerung masih memberikan statement kalau dia adalah pengkritik utama Presiden Jokowi junto Pak Luhut Junto Pak Mahfud dan sampai sekarang. Ketika ditanya oleh host "satu kata untuk menggambarkan Pak Luhut" lalu dibantu dengan kalimat "kalau bunga, Pak Luhut ini bunga apa?", Rocky menjawab "bunga mawar, harum tapi berduri". Saya pikir Rocky mau menjawab bunga kamboja atau bunga kantil atau bunga kenanga atau bunga-bunga yang memiliki kesan seram karena ketiganya punya keterkaitan dengan kuburan dan hal-hal yang mistis.

Di acara milik Luhut itu, jangankan kita-kita, Rocky Gerung sendiri sudah menduga kalau akan ada banyak orang yang heran "kok ada Rocky Gerung di acara Luhut". Sebagai sosok yang dilahirkan oleh ILC, di acara Luhut pun Rocky tetap berpikir dirinya sedang berbicara di acara ILC tapi bukan Indonesia Lawyers Club, tetapi "Ini Luhut Club". Lucu juga yah... ha ha ha.

Entah Rocky Gerung merasa jiper atau cari selamat, dia mengeluarkan statement yang cukup asing di telinga! Dia bilang, "Dan secara intuitif saya tahu bahwa yang berkumpul di sini menyebabkan bangsa ini SURPLUS IQ". Whaaaaat??? Surplus IQ??? Serius luh Rocky???

tak hanya istilah baru "Surplus IQ" yang diucapkan Rocky Gerung di acara luhut itu, dia bahkan memuji Luhut dengan mengatakan "Saya terkejut, kok Pak Luhut ada 3 perempuan yang mengasuh kementerian itu dan menghasilkan kebijakan yang "Ethics of care" dalam teori feminis...". Rocky juga berbicara tentang reputasi Luhut yang selalu menjadi sorotan kamera kontrofersis tapi Luhut tidak peduli karena Luhut tahu arahnya. Atas pernyataan ini kemudian Rocky Gerung mengubah pendapat awal tentang Luhut yang diibaratkan bunga mawar yang berduri, menjadi bunga matahari yang kalau ditanam dimanapun tetap akan mengarah ke timur, arah matahari terbit.

Over all penampilan Rocky Gerung di acara Luhut tersebut menyiratkan tingkat kesehatan akal dan pikiran dia sebagai bangsa Indonesia yang kritis akan kondisi negara. Mungkin dia sadar bahwa cara yang selama ini dia pakai kurang efektif, atau mungkin juga dia sadar kalau kawan-kawa dia di kubu sayap kanan sudah susah bernapas sehingga dia cari selamat. Yang pasti, saya suka dan setuju dengan kalimat terakhir yang diucapkan Rocky Gerung bahwa "Karena buat saya, lawan yang jujur lebih bermutu daripada kawan yang hypocrite".

Membangun negeri ini tak melulu harus dengan saling menjatuhkan, apalagi kalau harus sampai revolusi. Kita sedianya harus berpikir bahwa pendapat seseorang bisa benar untuk orang tersebut dan bisa salah untuk orang lain. Masalah kemudian muncul jika orang yang berpendapat itu merasa pendapatnyalah yang paling benar lalu memaksakan harus benar pada orang lain. Apalagi kalau orang yang berpendapat itu tidak punya kewenangan untuk memaksakan pendapatnya itu. Dan itu yang selalu menjadi prinsip orang-orang berdemo dijalanan.

Saya berharap Rocky Gerung akan terus berbicara sehat, cerdas dengan bahasa yang sederhana. Dia itu pintar, bahkan mungkin seorang yang surplus IQ. Tapi karena selama ini penyampaian pikirannya selalu menggunakan bahasa-bahasa emosional, kita jadi tidak bisa menangkap maksud dan tujuan dari kritikan yang disampaikan karena keburu emosi mendengarnya. Coba saja kalian pikir, siapa yang tidak akan marah dikatakan "dungu"???? Tapi kalau Rocky Gerung sembuh... kita-kita bisa kangen melihat dia mendungu-dungukan orang ha ha ha...

Untuk melihat video lengkap omongan Rocky Gerung, klik di sini

Pernyataan Rocky Gerung Cukup Mengejutkan, "Serius Rokcy Bilang Begitu???"

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pernyataan-rocky-gerung-cukup-mengejutkan-serius-JUeJxenpFR

(Mengerikan!!) Speaker Masjid Mati Saat Adzan, Muadzin Tuduh Dan Tega Bunuh Pamannya

Ada istilah dari kadrun yang mengatakan kalau "hanya setan yang tidak suka mendengar suara adzan". Kalimat sindiran ini keluar ketika ada yang protes agar suara adzan diatur volumenya, supaya tidak mengganggu orang sekitar yang mungkin sedang sakit atau beristirahat.

Kadrun tidak mau tahu alasan protes tersebut, pokoknya suara adzan harus sekeras-kerasnya, kalau kata Buya Yahya harus menggelegar. Pokoknya kalau ada yang tidak suka maka orang tersebut bukan manusia melainkan setan.

Namun dari berita yang akan penulis bahas kali ini, fakta menunjukan sebaliknya. Justru ada oknum muadzin yang berperilaku seperti setan, tega membunuh pamannya sendiri hanya karena speaker masjid mati saat dia melantunkan adzan.

Kalau baca beritanya, ada kemungkinan bukan pamannya yang mematikan speaker masjid, bisa saja memang speakernya sedang rusak. Mungkin sang muadzin punya otak seperti kadrun, yang berfikir suara bising toa saja bisa jadi otomatis indah terdengar. Jadi tidak mungkin speaker mati sendiri saat melantunkan adzan?

Jadi ketika dia bertanya pada si paman, dan pamannya tidak mengaku, dia langsung memukuli kepala si paman sampai mati. Sadis bukan? Mungkin si muadzin punya otak seperti kadrun, dia menganggap pamannya setan karena mematikan speaker saat dia melantunkan adzan (artinya tidak suka suara adzan).

Dari kejadian ini umat Islam seharusnya bisa introspeksi diri. Jangan main pukul rata dengan kalimat "hanya setan yang tidak suka suara adzan". Kalau toa masjid cempreng dan mengganggu seharusnya introspeksi dengan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti berikut :

  • Setan itu yang protes karena istirahatnya terganggu, atau kadrun yang tidak peduli orang terganggu dengan toa cempreng?

  • Setan itu yang protes karena sedang sakit dan butuh ketenangan, atau kadrun yang membakar vihara hanya karena diminta mengecilkan suara toa?

  • Benarkah hanya setan yang tidak suka mendengar suara adzan? Bagaimana kalau malah setannya yang melantunkan suara adzan?

Kejadian ini adalah bukti kalau logika kadrun itu bobrok. Lantunan adzan yang seharusnya panggilan syiar agama, sebaiknya terdengar seindah mungkin, kalau volumenya terlalu besar dan malah membuat bising, tidak salah kan ada yang menyarankan untuk menurunkan volumenya?

Celine Dion sekalipun suaranya bagus, namun kalau kita mendengarnya di toa yang cempreng dan volume terlalu besar, maka tetap tidak akan indah didengar.

Jadi benarkah yang protes suara adzan itu setan? Lah ini buktinya setan malah bisa melantunkan suara adzan? Jangan-jangan yang selama ini bahagia tetangganya terganggu dengan toa bising dan cempreng yang adalah setan.

(Mengerikan!!) Speaker Masjid Mati Saat Adzan, Muadzin Tuduh Dan Tega Bunuh Pamannya

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mengerikan-speaker-masjid-mati-saat-adzan-itRGnpRohg

Menjijikkan! Anak Farel Pun Dibully Soal Agama Oleh Pendukung Anies

Pendukung Anies ini sangatlah berbahaya. Orang-orang yang mabuk agama dan merasa sudah empunya surga. Mereka ini sudah begitu rusak otak-otaknya, sehingga butuh dijadikan otak-otak bukan untuk dimakan, tapi untuk dibuang ke tong sampah.

Pengaruh agama yang begitu fanatik membuat mereka pun menghancurkan karakter anak kecil. Farel Prayoga adalah salah satu orang yang dihajar oleh pendukung Anies yang radikal dan fanatik itu. Ketika Farel tidak mau menyebutkan agamanya karena privasi, dia malah dicemooh.

Buat saya, apa yang dikerjakan Farel Prayoga adalah haknya untuk menjawab. Tapi hak yang digunakan Farel, justru menjadi bahan bully oleh kaum yang merasa paling sok beragama. Kalau ngga mau kasih tahu agamanya, apa masalahnya?

Apakah nggak akan disolatkan nanti kayak nasib jenasah nenek Hindun? Penyalahgunaan agama yang terjadi di Indonesia ini sangatlah tinggi dan banyak yang disesatkan oleh pandangan-pandangan mengenai surga dan neraka.

Buat saya, ini sudah terjadi sejak era Demokrat berkuasa. Saat Pilkada DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pun sudah diserang dengan isu-isu rasisme dan suara-suara sumbang kesukuan yang dimunculkan.

Saya teringat saat debat cagub cawagub, ada suara lawan politik Ahok yang berkata-kata dengan intonasi kesukuan Tionghoa. Sok dibuat cadel-cadel. Coba cek saja siapa. Rekam jejak genital dan lendir-lendirnya masih ada itu.

Urusan agama biarlah jadi ranah privasi. Kenapa saya bilang gitu? Karena melihat Ahok, saya agak prihatin, karena agamanya kerap kali diserang. Anies Baswedan adalah salah satu aktor yang mendalangi pembunuhan karakter Ahok lewat agama.

Ahok diserbu lewat agama, banyak orang yang kasihan sama Ahok, bahkan yang agamanya berseberangan dengan Ahok pun, pada iba melihat bagaimana dia dihabisi dan agamanya dijadikan bahan untuk tidak boleh dipilih.

Penulis melihat ini terjadi di kasus Farel Prayoga. Agamanya jelas Muslim, dia rajin solat, namun tetap diserang ketika sebut agamanya sebagai ranah privasi. Kenapa? Saya curiga ini bukan sekadar agama. Tapi urusan politik.

Tahun politik 2024 masih jauh, tapi para pendukung Anies ini sudah kebelet kayak beraknya sudah ada di ujung tanduk. Pendukung Jokowi diserang dan Jokowi sendiri saat ini sedang diserang. Diserang dari berbagai sisi. Ijasah, wajah, alumni dan agamanya.

Buat saya, para pembenci Jokowi ini kelihatannya ingin sekali membangun citra baik dari si keturunan Yaman itu. Tapi saya kira, ini adalah hal yang paling menjijikkan dilakukan oleh mereka. Farel Prayoga pun jadi korban pembunuhan karakter oleh para bajingan ini.

Akhir kata, kenapa sih masih harus urusin agama orang? Kalau dijawab privasi ya gapapa dong? Karena kalau nanti dijawab Kristen, saya nggak bisa ngekos di DKI Jakarta, nggak dapet perhatian dari pemimpin kalau partainya busuk. Gimana dong?

Menjijikkan! Anak Farel Pun Dibully Soal Agama Oleh Pendukung Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/menjijikkan-anak-farel-pun-dibully-soal-agama-JM5GLShYBU

Bendera Biru yang Dirobek dan Kemiripan dengan Strategi Belanda pada Masa Lalu

Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan seperti menabuh genderang perang ketika mengibaratkan peristiwa perobekan bendera Belanda yang terjadi pada masa lalu dengan kondisi politik masa kini. Perkara yang diawali dengan langkah partai yang kebetulan dominan berwarna biru, yang baru saja mengumumkan bakal calon presiden ketika masih berada dalam koalisi dengan pemerintahan Jokowi.

Hasto berbicara saat memberi pernyataan dalam momen HUT TNI ke-77 sambil menunjuk lukisan peristiwa perobekan bendera warna biru di Hotel Yamato, yang lantas menyisakan merah dan putih sebagai bendera Indonesia.

"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru. Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto tanpa bermaksud bercanda.


Bagi saya, pernyataan Hasto bisa bermakna cukup dalam bagi mereka yang paham realitas politik yang sedang terjadi saat ini. Mungkin ini menjadi pernyataan bernada kekecewaan PDI-P gara-gara aksi NasDem-nya Surya Paloh yang nekat mengumumkan Anies, sosok yang dikenal sebagai Bapak Politik Identitas oleh sebagian masyarakat, sebagai residu pekat dari Pilgub DKI Jakarta 2017.

Sebagian lagi bisa terkait dengan sosok Anies sendiri, yang masih menjalani masa jabatan kurang dari seminggu lagi. Kalau Belanda dulu menjajah Indonesia dengan mengeruk sumber daya dan mengabaikan nasib penduduknya, mungkin Anies juga sedang menjalankan strategi serupa selama lima tahun terakhir bagi warga Jakarta.


Lihat saja bagaimana APBD yang notabene uang rakyat dipakainya berfoya-foya untuk membayar kelompok TGUPP, membuat berbagai proyek tak berguna, melakukan kelebihan bayar untuk beberapa proyek, termasuk dengan mengadakan Formula E yang sampai kini tak jelas laporan pertanggungjawabannya secara keuangan.

Anies juga semakin terlihat mengabaikan warga Jakarta setelah menganggap bahwa 30 RT yang daerahnya terendam banjir hanyalah sekumpulan warga yang tak sampai satu persen dari total RT yang ada di seantero Jakarta.

Dibiarkannya program penanganan banjir seolah tak tersentuh, menjadi bukti "kekejaman" seorang gubernur dalam memperlakukan warganya, yang lebih senang melihat warganya kebanjiran daripada merealisasikan program pencegahan serius. Lha model pemimpn kayak begini kan ada mirip-miripnya dengan strategi penjajahan Belanda dahulu, bukan?

Belum lagi adanya politik adu domba, dengan membawa politik identitas dan urusan agama masuk ke ranah politik. Itu semua semakin membuat saya cenderung setuju bahwa "bendera biru" itu memang harus dirobek!


Jadi, kapan Surya Paloh memerintahkan kadernya secara jantan buat mengundurkan diri? Atau, sekalian saja ditendang dari kabinet Jokowi agar tidak bisa lagi bermain dua mata? Bagaimana menurut Anda dengan analogi perobekan bendera warna biru itu jika dikaitkan dengan NasDem?

Bendera Biru yang Dirobek dan Kemiripan dengan Strategi Belanda pada Masa Lalu

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bendera-biru-yang-dirobek-dan-kemiripan-dengan-dbi0sR1AiF

Farel Prayoga, “Apa Agamamu?”

Masih ingat Farel Prayoga, bocah kecil yang menyanyikan lagu “Ojo Dibandingke” pada Kemeriahan HUT ke-77 RI di Istana Merdeka beberapa waktu lalu? Bocah yang sanggup memukau dan membuat Ibu Negara, Iriana Jokowi bergoyang. Kitapun setuju Farel sudah membuat HUT ke-77 Republik Indonesia tahun ini semarak dan berbeda.

Setelahnya Farel pun menjadi viral dan diajak ketemuan beberapa orang penting di republik ini. Kemudian, masyarakatpun menyukainya karena Farel bisa dikatakan representasi anak baik, polos, dan pekerja keras.

Kilas balik saja, sebenarnya Farel bukan baru sekali ini bernyanyi. Tetapi sebelumnya juga sudah kerap ngamen. Jadi bisa dibayangkan kerasnya kehidupan yang harus dilalui bocah berumur 12 tahun ini.

Penulis pun awalnya ragu menuliskan artikel ini. Tetapi semakin terusik ketika media sosial asyik membahas “Apa sih agama Farel Prayoga?” Bahkan perang komentar netizen lumayan sengit “memperebutkan” keyakinan Farel Prayoga? Wkwkwk…ngapain? Tetapi, inilah yang akhirnya membuat penulis memutuskan menuangkan di dalam artikel. Speechless, apa penting dan pengaruhnya agama Farel untuk kita?

Cerita gaduh ini berawal ketika Tim Manajemen Farel Prayoga menerima undangan acara keagamaan Islam yang berujung menjadi riweh menyoal agama yang dianut Farel. Ketika itu Gus Miftah meminta Farel mengaji. Bocah ini juga ditanya tentang kemampuannya membaca Alquran.

"Farel, kamu sudah ngaji belum Le? Sudah juz berapa kamu ngaji?" tanya Gus Miftah melansir video di kanal YouTube Btd Channel dikutip, Jumat (7/10/2022). Dikutip dari: suara.com

Farel pun menjawab, "Mboten ngaji (nggak ngaji)." Dikutip dari: suara.com

Gus Miftah memang tidak tahu keyakinan yang dianut Farel. Reaksi spontannya melihat anak seusia Farel yang beragama Islam seharusnya sudah bisa mengaji. Singkatnya Farel dinasehati agar tidak lupa mengaji.

"Kamu sekarang sudah terkenal, sudah mulai punya uang. Abah doakan besok kamu jadi artis top internasional, amin. Tapi yo ngaji Bro, mosok ora ngaji (Tapi ya ngaji, masa nggak ngaji)?" ujar Gus Miftah. Dikutip dari: suara.com

"Piye le ngomong (Gimana ngomongnya)?" kata Farel Prayoga bingung. Dikutip dari: suara.com

Kemudian panitia memberikan secarik kertas pada Gus Miftah yang bisa jadi untuk mencairkan kebingungan.

"'Mohon izin Abah, info dari panitia, Mas Farel nonmuslim'. Oh kamu nonmuslim tah Le? Oh wis rapopo. Mangkat neng gerejo (nggak apa-apa, berangkat ke gereja). Agamamu apa? Kristen, Katolik?" ujar Gus Miftah sambil membacakan informasi dari panitia. Tetapi situasi ini justru semakin membingungkan Farel.

"Mbuh (Nggak tahu). Nggak lah, privasi," jawab Farel malu-malu. Dikutip dari: suara.com

Miris nggak sih, sebenarnya ini pertanyaan sederhana. Tetapi kenapa pertanyaan ini membuat Farel sulit mengatakan keyakinan atau agama yang dipeluknya. Ok, Farel mengatakan “privasi” sebagai jawaban tentang keyakinannya. Jawaban yang bijak dengan berbagai pertimbangan yang hanya dirinya yang tahu.

Tetapi sedih nggak sih, kenapa kita tidak bisa dengan bebas dan percaya diri mengatakan keyakinan yang kita anut seperti dulu. Katakan saja, “Saya Muslim, atau saya Kristen, atau saya Katolik, saya Budha, atau bahkan saya Hindhu.”

Kondisi pun semakin blunder karena selang beberapa waktu kemudian, Tim Manajemen Farel mengatakan bocah ini beragama Islam setelah dipastikan dengan keluarganya. Tampilan Farel sedang sholat pun ditayangkan di media guna melengkapi narasi.

Adapun yang melatarbelakangi Farel tidak tahu harus menjawab apa, karena dirinya berasal dari orangtua yang berbeda agama. Sangat bisa jadi bocah ini menghormati arti toleransi, dan tidak ingin melukai keyakinan keluarga besarnya yang beragam.

Tetapi, bikin bingung adalah jika sebelumnya Farel diyakini sebagai non-Muslim oleh panitia, kenapa kemudian menjadi Muslim? Begitupun apapun keyakinan Farel, bukankah lebih elok jika Tim Manajemen memastikan terlebih dahulu dengan kedua orangtua Farel? Sehingga bocah kecil ini tidak bingung dengan keyakinan yang dipeluknya.

Terlebih di republik ini jadi penting banget untuk menjawab pertanyaan, “Agamamu apa?” Pertanyaan yang biasanya datang sebagai pertanyaan ketiga, setelah menanyakan siapa namamu dan kamu orang apa. Faktanya begitulah yang terjadi di masyarakat semakin hari. Ngerinya, jawaban dari pertanyaan ketiga berpengaruh banget untuk berbagai kepentingan, termasuk bisnis misalnya.

Entahlah apa yang terjadi dengan perubahan “jawaban” Farel. Menghormati apapun yang menjadi jawaban kedua orangtuanya. Hanya saja berharap, semoga “bisnis” bukan yang menjadi pertimbangan latarbelakangnya.

Tetapi tetap ini penting untuk kita renungkan bersama. Lihat saja komentar nyinyir netizen yang semula mengira Farel sebagai non-Muslim. Mereka kecewa, karena “idola” barunya ternyata berbeda keyakinan. Padahal apa bedanya Farel sebagai non-Muslim ataupun sebagai Muslim. Toh kita menyukai Farel karena kepiawaiannya menyanyi sehingga kita terhibur. Sama sekali tidak ada sangkut paut dengan imannya. Seperti kata Farel, “privasi.”

Namun kondisi memprihatikan bangsa ini sudah mengarah akut. Kita sudah terbiasa atau dipaksa biasa melihat segala sesuatu seragam. Padahal negeri ini beragam, majemuk! Kita tahu selain suku, bahasa, kita pun beragam dalam keyakinan. Tetapi buktinya sinetron televisi misalnya, Kita nyaris tidak pernah melihat perbedaan keyakinan disana.

Pertanyaannya, kenapa tidak pernah ditunjukkan negeri ini majemuk dalam keyakinan. Kenapa kalaupun ada adegan berdoa, selalu mengarah pada agama tertentu. Padahal belum tentu agama tersebutlah yang dipeluk pemerannya. Katakanlah ini sebuah adegan, namun kenapa tidak pernah ditunjukan keberagaman?

Tidak heran jika di luar sana netizen konyol patah hati ketika keimanan idolanya tidak seperti yang dibenak mereka. Padahal tidak ada hubungannya samasekali harusnya khan? Iya nggak sih?

Farel Prayoga, “Apa Agamamu?”

Sumber Utama : https://seword.com/umum/farel-prayoga-apa-agamamu-9du4RMTvQq

Pasca Pertemuan Batutulis, Megawati Harus Dengarkan Suara Jokowi daripada Bambang Pacul?

Megawati Soekarnoputri baru saja bertemu dengan Joko Widodo di daerah Batutulis, Bogor, yang pastinya membahas mengenai berbagai persoalan bangsa hingga perkembangan terkini dinamika politik yang suhunya semakin menghangat.

PDI Perjuangan sendiri tak lepas dari suhu menghangat itu, pasca dugaan terbelahnya internal partai karena muncul "kubu Puan" dan "kubu Ganjar" yang mulai diramaikan dengan munculnya deklarasi hingga pengumuman Capres yang melibatkan partai di luar PDI Perjuangan.

Kubu Puan sendiri tampak didukung oleh sebagian elit partai berlambang banteng bermoncong putih itu. Meski dukungan buat Ganjar Pranowo juga sepertinya tak kalah meriahnya, sekalipun belum terlihat dinyatakan secara terbuka karena masih menghormati keberadaan Megawati.


Dugaan seorang pengamat bahwa Megawati ingin agar Jokowi mendukung Puan dalam pertemuan berdurasi cukup lama itu, saya kira kok seperti pemain bola yang offside ya, berpadu dengan sok tahu yang kelewat batas.

Nggak usahlah disebutkan namanya, tetapi tampaknya pernyataan bahwa pertemuan Megawati-Jokowi mengarah pada dukungan untuk sang tuan puteri yang dikenal sebagai cucu Soekarno itu terlalu gegabah, kalau nggak boleh dibilang sok tahu.

Rasanya apa yang dibicarakan Bu Mega dan Pakdhe Jokowi, sepenuhnya hanya diketahui oleh mereka. Apakah mungkin ada bocoran topik pembicaraan mereka? Rasanya kalau urusan Pilpres 2024, tingkat bocornya informasi terbilang kecil.

Saya kira Bu Mega sangat paham soal dinamika politik yang dialami partainya, juga potensi ngelunjaknya kubu Puan dengan tokoh sentral Bambang Pacul jika sampai tahu isi pembicaraan Megawati dan Jokowi. Hanya, saya kok merasa informasi terkait Pilpres 2024 masih disimpan rapat-rapat oleh Jokowi, meski mungkin ada masukan yang coba diberika oleh Jokowi.


Kalau mengingat jumlah pendukung Jokowi yang sangat banyak, meski satu dua ada yang mulai terlihat tidak sabar hingga terkesan berkhianat, suara pendukung Jokowi tampaknya akan menjadi pertimbangan serius bagi Megawati

Apalagi diduga kuat bahwa mayoritas pemilih Jokowi pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 masih akan condong pada Ganjar Pranowo, yang dianggap memiliki "DNA Jokowi" dan paling pas diusung oleh PDI Perjuangan, jauh melebihi Puan Maharani sekalipun, yang secara elektabilitas masih sangat menyedihkan itu.


Jadi, rasanya bolehlah kita berharap, jika pada pertemuan khusus di Batutulia itu memang membahas Pilpres 2024, bolehlah kita dorong agar Bu Megawati lebih mendengarkan suara Jokowi (dan kubunya) daripada Bambang Pacul (dan kubunyal).

Percayalah bahwa "dua jenis bisikan" itu akan membawa nasib yang berbeda bagi masa depan PDI Perjuangan dan calon yang akan diusung PDI Perjuangan pada 2024 nanti. Bagaimana menurut Anda?

Pasca Pertemuan Batutulis, Megawati Harus Dengarkan Suara Jokowi daripada Bambang Pacul?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pasca-pertemuan-batutulis-megawati-harus-rDBq4UvmzR

Menguji Kecerdasan Dan Kesabaran Surya Paloh, Megawati Dan Jokowi di Tahun Politik Ini.

Surya Paloh yang tergesa-gesa mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres Nasdem sangat terlihat sebagai upaya manuver mengejar kekuasaan. SP sepertinya punya perhitungan bahwa setelah masa Jokowi yang dua periode itu, tak ada lagi sosok yang bisa diandalkan, sehingga SP sangat khawatir jika tidak mengambil langkah antisipasi maka partainya akan tenggelam dan tidak akan mendapatkan apa-apa lagi.

Kekhawatiran SP ini justru akan menjadi kenyataan. Jika Jokowi memberi signal “Ojo Kesusu” justru SP meremehkan signal dari Jokowi ini, maka karena itulah SP langsung menobatkan Anies Baswedan sebagai capres unggulannya. Dan tindakan ini bukannya akan mengangkat partai Nasdem, justru pelan-pelan akan ikut tenggelam bersama Partai Demokrat yang sangat memaksakan AHY menjadi Capres atau minimal Cawapres, padahal tidak ada nilai jualnya.

SP meyakini bahwa tidak akan ada lagi tokoh yang bisa selevel dengan Jokowi, maka karena itulah SP ingin bermain “Agak brutal”, dan mungkin SP akan mengajak para pengejar rente atau orang-orang yang masih sangat haus kekuasaan untuk bergabung dengannya. Jadi ujung-ujungnya bukan untuk rakyat, tetapi bagaimana mereka ini masih bisa mendapatkan kue kekuasaan yang begitu semakin besar. Apalagi diprediksikan bahwa dimasa-masa yang akan datang, kehidupan di dunia ini secara global akan mengalami masa-masa yang paling sulit, lebih sulit dari pandemi sebelumnya.

SP adalah ketua partai, Megawati juga ketua partai, sama-sama ketua partai, tetapi berbeda cara kalkulasinya. Mungkin SP hanya murni memikirkan kroni-kroninya beserta komunitas bisnisnya, dengan jalur politik, bisnis-binnis raksasa di negeri ini bisa meraup keuntungan yang sangat melimpah, ini bukan rahasia lagi. Nah, ketergesa-gesaan SP mengangkat Anies sebagai capresnya atau pertemuan Anies dengan SP di tengah-tengah negeri ini sedang berduka, sudah cukup bukti bahwa mereka hanya mementingkan urusan kekuasaan semata, tak ada visi misi untuk menata negeri ini menjadi lebih baik lagi, apalagi untuk merancang strategi dalam menghadapi tantangan global yang semakin tidak menentu.

Dan tentu saja, sosok Anies Baswedan sudah sangat dikenal sebagai tokoh politik identitas, yang brutal dalam meraih kursi gubernur karena bermain SARA yang sangat sadis, maka dengan itu SP pun sangat yakin bahwa Anies akan melakukan segala cara dan apapun itu demi bisa menjadi orang nomor satu di negeri ini, meskipun harus jadi “Boneka”, bahkan kalau perlu jadi “Boneka negara-negara barat” misalnya, negara-negara yang siap menguras sumber daya alam di negeri ini dengan harga yang murah.

Jadi SP sangat yakin bahwa Anies bisa “disetir” dalam upaya menggapai agenda-agenda kekuasaan kelompoknya. Ibaratnya SP sudah muak dengan capaiannya selama ini, ada target yang ingin SP wujudkan tetapi belum tercapai, maka karena itulah SP rela dan mau melakukan apapun di tahun politik ini demi bisa tercapai ambisinya itu, meskipun harus membangkitkan kembali sentiman agama, suku dan ras, SP akan lakukan itu.

Sebaliknya, kalau SP memang pro pada toleransi dan keragaman, pasti tidak akan mengangkat Anies jadi capresnya. Tidak sulit kan dipahami?

Sekali lagi, SP adalah ketua partai yang mengangkat Anies karena alasan kekuasaan, SP bertemu Anies bukan membahas agenda tantangan global ke depannya yang berdampak sekali pada negeri ini, tetapi demi kekuasaan. Beda halnya dengan ketua partai dari PDIP yang juga anak mantan Presiden pertama negeri ini, Megawati Soekarno Putri, pada pertemuannya dengan Jokowi di Batu Tulis, yang beliau bahas adalah soal tantangan global.

Presiden Jokowi pun mengatakan bahwa "Saya bertemu dengan ketua ketua partai utamanya dalam rangka menjaga titik karena situasi ekonomi global yang tidak jelas yang tidak pasti, yang sulit ditebak, sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasikan sehingga stabilitas politik dan keamanan itu menjadi sangat penting saat ini,"

Jika SP juga berpikiran sama dengan Megawati dan Jokowi, maka ada langkah-langkah cerdas yang bisa ditempuh dalam mempertahankan negara ini dari ancaman-ancaman global yang sulit dikalkulasi itu ke depannya, yang jelas bukan langkah pengangkatan Anies Baswedan sebagai Capres. Disinilah letak perbedaan kecerdasan kedua tokoh ketua partai ini. Ada yang berpikiran global dan hati-hati, tapi yang satunya lagi, karena sudah sangat asyik dengan kekuasaan maka langkahnya seperti dewa mabuk yang masih puyeng dari pengaruh minuman keras.

Main hantam, main ambil. Orang mabuk biasanya sulit membedakan mana kotoran dan mana emas.

Disinilah pemirsa bisa memilih, pilih yang tergesa-gesa dan sangat ambisius, atau memilih pilihan dari orang-orang yang tidak kesusu? Megawati dan Jokowi tidak akan kesusu memilih Anies, tidak seperti SP yang terlalu tergesa-gesa memilih Anies, dan entah bagaimana wajah SP kelak jika Anies pun jadi tersangka kasus Formula-E?

Orang cerdas pasti akan memilih yang benar-benar toleran, bukan yang brutal memainkan politik identitas sebagaimana yang pernah terjadi di Pilkada DKI 2017 lalu.

Menguji Kecerdasan Dan Kesabaran Surya Paloh, Megawati Dan Jokowi di Tahun Politik Ini.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/menguji-kecerdasan-dan-kesabaran-surya-paloh-EXw6IVUhSK

Banjir Ya Banjir Aja, Jangan Bikin Narasi Disabotase

Semalam, BPBD DKI Jakarta mengumumkan status Bendungan Katulampa pada level siaga 1 atau bahaya dengan tinggi muka air mencapai 220 sentimeter.

Sejak sore hingga malam kemarin level siaga Bendung Katulampa terus mengalami kenaikan. Pukul 18.00 Bendungan Katulampa pada status normal atau Siaga 4. 25 menit kemudian naik menjadi waspada status siaga 3.

Lalu pukul 19.00, status Bendungan Katulampa naik menjadi siaga 2 atau siaga dengan tinggi muka air mencapai 190 sentimeter. BPBD DKI Jakarta menyampaikan, dalam waktu 6-9 jam ke depan, air akan sampai di pintu air Manggarai.

Sebelumnya beberapa wilayah di DKI sudah tergenang banjir. Kalau menggunakan logika kadrun, maka ini adalah teguran keras dari alam kepada Anies yang terlalu bernafsu jadi capres sehingga melupakan fokusnya mengurus Jakarta. Jakarta kebanjiran.

Anies pun menanggapi seolah santai. Dia pernah bilang, dari 30.000 RT di Jakarta, bahkan tidak sampai 1 persen RT yang terendam banjir. Dia mengatakan ini seolah itu bukan masalah serius, seolah itu adalah prestasi yang cukup membanggakan. Banjir lebih cepat surut dibandingkan era Ahok.

Tapi para buzzer mulai bergerilya membuat narasi yang cukup pengecut.

Ada yang menyebarkan narasi soal kemungkinan penyebab banjir di DKI Jakarta karena sabotase saluran air oleh oknum-oknum tertentu.

Sebagai informasi, dugaan adanya oknum-oknum secara sengaja menyumbat gorong-gorong dan saluran air di Ibu Kota tengah mengemuka di media sosial. Beberapa netizen memberikan kesaksian soal adanya tawaran pekerjaan terkait hal tersebut, tapu masih belum bisa dipastikan kebenarannya.

Dengan munculnya narasi tersebut, netizen pun curiga tindakan ini sangat bermuatan politis, yaitu untuk memberikan citra buruk terhadap Anies. Apalagi, Anies mencalonkan diri sebagai capres dan banyak lawannya yang ketakutan sehingga nama baik Anies sedang dijelekkan.

Tak becus memang selalu tak becus. Banjir dibilang sabotase. Padahal memang kenyataannya Anies tak becus urus banjir. Gaya selangit saat mengatakan pencegahan banjir harus menggunakan pendekatan scientific, bukan politis. Sedangkan dia sendiri berpolitik dengan cara menghentikan naturalisasi, menghambat dan menggantinya dengan naturalisasi yang bahkan juga mangkrak. Apakah itu scientific? Prettt.

Yang ditampilkan malah sumur resapan yang tidak ada fungsinya sama sekali.

Dan juga, setahu saya, sejak Anies menjabat, pasukan berwarna berkurang jumlahnya. Dulu di era Ahok mereka banyak jumlahnya, dan giat bekerja menjelang musim hujan.

Tapi di era Anies, lucunya lagi, bahkan dia digugat warga dan dipaksa pengadilan untuk mengeruk kali. Bayangin aja, sekelas gubernur harus disuruh pengadilan baru mau bekerja. Mengeruk kali saja harus tunggu dipaksa warga lewat tuntutan di pengadilan. Itu gubernur atau anak kecil yang harus disuruh-suruh dulu?

Banjir, bilangnya ada dugaan sabotase. KPK usut Formula E, katanya Anies mau dijegal supaya tidak bisa nyapres. Nanti ada berita tentang kemacetan parah di Jakarta, bilangnya ada sabotase semua warga DKI kompak ke luar dan menggunakan semua kendaraan pribadi. Nanti kalau sampah menumpuk, bilangnya ada sabotase juga. Sumur resapan tidak berfungsi, nanti muncul narasi ada sabotase lubang sumur disumbat. Begitu seterusnya sampai lebaran kuda atau sampai komodo bisa moonwalk.

Memang cara paling gampang untuk menutupi ketidakbecusan adalah dengan menyalahkan pihak lain atau bikin narasi sampah.

Yang bilang itu sabotase, buktikan saja. Kalau tidak, harus ingat kata Anies bahwa banjir itu adalah tempat parkir air. Makan tuh kata-kata manis dari Anies. Dibohongi berkali-kali pun masih belum sadar juga. Diberi janji manis tapi pahit, tetap tidak mau terbangun dari mimpi. Betapa bodohnya mereka ini.

Anies tidak fokus lagi urus Jakarta. Lengser tinggal menunggu hitungan hari. Apa pun yang terjadi, ya terjadilah. Meskipun belum resmi, anggap saja itu menjadi kewajiban Heru selaku Pj Gubernur DKI. Segala permasalahan atau kekacauan dan amburadul yang disebabkan oleh Anies, sudah diwariskan kepada Heru.

Bye bye Jakarta. See you Indonesia. Begitulah kira-kira. Pendukungnya rata-rata begitu semua. Dikit-dikit dizolimi. Padahal yang menzolimi Anies justru karena kinerjanya sendiri yang jeblok dan lebih besar omongan daripada tindakan.

Bagaimana menurut Anda?

Banjir Ya Banjir Aja, Jangan Bikin Narasi Disabotase

Sumber Utama : https://seword.com/politik/banjir-ya-banjir-aja-jangan-bikin-narasi-PzFjer55IZ

Dokter Tifa Munculkan Lagi Isu Ijazah Palsu Jokowi, Kira-Kira Apa Tujuannya?

Keaslian ijazah kuliah Presiden Joko Widodo kembali diragukan oleh sejumlah pihak. Salah satu pelaku yang ikut memviralkan perkara ini adalah dokter Tifa, yang tampaknya ada masalah serius dengan isi hatinya sehingga mempengaruhi cara berpikir dan logika sehatnya.

Sebagai "orang pintar", dokter Tifa sampai tidak bisa berrpikir jernih sehingga dengan mudahnya menuduh soal keaslian ijazah Jokowi, yang jelas pernah menimba ilmu di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Logika simpelnya kan begini ya ... masa' sih kampus besar seperti UGM akan diam saja seandainya benar tudingan bahwa ijazah Jokowi itu aspal (asli tapi palsu), yang bisa mencoreng nama kampus terkenal itu sendiri?

Jika tudingan dokter Tifa benar, masa' pihak yang diberi otoritas buat mengecek keaslian ijazah Jokowi saat mendaftar sebagai Capres pada 2014 dan 2019 lalai atau gagal mengecek keaslian ijazahnya? Masa" ngecek keaslian ijazah tidak cukup dengan durasi waktu lima tahun, atau jika dihitung mundur dari tahun sekarang berarti delapan tahun?


Cuma, rasanya percuma jika respons soal kasus-kasus berisi fitnah semacam ini pelakunya tidak pernah diseret ke meja hijau. Jika sekarang ada oknum A melakukannya, maka besok, lusa, atau lima tahun lagi hanya akan berganti orang saja yanv menjadi pelakunya. Materi tudingannya akan tetap sama, seperti tudingan-tudingan lain kepada Jokowi selama ini.

Jadi, sesekali saya sih berharap pihak kampus (dalam hal ini UGM) bisa melaporkan dan membawa pelaku unggahan atau cuitan soal ijazah Jokowi ini sampai ke pengadilan.

Soal bukti-bukti kan pasti sangat mudah disediakan oleh pihak kampus, lha memang beneran pernah kuliah di sana, kok. Apalagi dokter Tifa ini lulusan UGM juga, yang entah kesambit roh apa malah seperti menabuh genderang perang dengan almamaternya sendiri.

Kalau sudah begitu, apalagi pelakunya sampai masuk penjara, barulah ada efek kejut dan peringatan agar ke depan siapa saja akan berpikir keras sebelum menyampaikan informasi menyesatkan dan bernada fitnah kepada pemimpin negerinya sendiri.


Atau kalau bukan UGM, ada pihak lain yang bisa melaporkan tudingan berisi fitnah ini ke pihak kepolisian. Bisa dari ikatan alumni UGM atau kelompok lain yang memiliki cukup bukti, supaya pelaku bisa segera dipanggil dan diprosea hukum, supaya ada efek jeranya.

Bagaimana menurut SEWORD-ers soal isu lama yang kini mencuat lagi? Kira-kira agenda apa yang akan dituju karena Jokowi kan nggak bisa maju lagi sebagai Capres 2024? Apakah ada pihak yang ingin men-downgrade Jokowi dan PDI-P melalui tudingan ijazah aspal ini?

Dokter Tifa Munculkan Lagi Isu Ijazah Palsu Jokowi, Kira-Kira Apa Tujuannya?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/dokter-tifa-munculkan-lagi-isu-ijazah-palsu-jokowi-xB0YgNWFkx

Begini Jawaban Khas Gibran Soal Isu Tudingan Ijazah Palsu Presiden Jokowi

Gibran Rakabuming Raka rupanya mengikuti pemberitaan yang sedang viral, mengenai dugaan (lebih tepatnya tudingan) ijazah palsu Joko Widodo yang kembali mencuat. Kabarnya ada yang sampai mengajukan gugatan ke pengadilan, hingga unggahan seorang dokter wanita yang mencoba membandingkan foto Joko Widodo ketika masih kuliah dengan wajah terkini beliau.

"Ada-ada saja!" kita mungkin berpikir seperti itu.

Namun, jangan dikira isu semacam ini akan mentah begitu saja ketika "disodorkan" ke masyarakat, seperti halnya isu terkait keluarga Jokowi yang disebut PKI dan isu-isu lain yang tak jelas kebenarannya, tapi rupanya berhasil juga masuk dan mempengaruhi sebagian kecil masyarakat kita.

Tanggapan khas Gibran

Kembali ke tanggapan Gibran, yang kini menjadi Wali Kota Surakarta, soal tudingan miring terhadap keaslian ijazah kuliah sang ayah, yang mirisnya diembuskan juga oleh alumnus UGM, yang menyandang profesi sebagai dokter.

"Saiki daftar wali kota, gubernur ora nganggo ijazah terus nganggo opo? Nganggo godong pisang po piye (Sekarang daftar wali kota, gubernur tidak pakai ijazah terus pakai apa? Pakai daun pisang apa). Mosok meh ngapusi (Masak mau membohongi). Daftar presiden dan lain-lain mosok meh ngapusi," ungkap Gibran, seperti dilansir dari laman kompas.com belum lama ini.

Memang aneh sih, kalau nggak bisa disebut "bego" ketika ada yang mengangkat isu soal ijazah Jokowi. Lha apa si penuduhnya itu nggak berpikir kalau selama ini Jokowi sudah mengikuti pemilihan langsung berkali-kali, dengan tahapan verifikasi ijazah yang pasti sudah dinyatakan lolos oleh pihak yang diberi wewenang?

Gibran sangat benar ketika dia dengan nada menyindir balik bertanya:

"Saiki daftar wali kota, gubernur ora nganggo ijazah terus nganggo opo?"

Sebutan pakai daun pisang menjadi sindiran keras bagi mereka yang ingin mengusik soal keaslian ijazah Jokowi, yang hanya bertujuan mencari sensasi dan popularitas belaka. Lumayan juga sih, muncul di pemberitaan hingga ditulis oleh beberapa penulis Seword, meski yang memaki dan mengata-ngatai juga pastinya nggak sedikit!


Entah apa yang ada dalam otak para haters Jokowi itu, yang seolah tak ingin membiarkan Jokowi bekerja dengan tenang sampai selesai menjabat pada 2024 nanti. Bikin isu ijazah palsu itu sebenarnya ngapain sih? Untungnya apa selain ketenaran sesaat yang disertai sedikit sindiran hingga mungkin makian itu? Apakah mau dianggap sok pahlawan bagi kubu haters Jokowi?

Begini Jawaban Khas Gibran Soal Isu Tudingan Ijazah Palsu Presiden Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/begini-jawaban-khas-gibran-soal-isu-tudingan-YCJSoxCHz4

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Selasa/11102022/11.14Wita/Bjm 

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya