Migo Berita - Banjarmasin - PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024.
Jambakan Tanpa Bayangan Jokowi ke Surya Paloh, Sakit Tak Berdarah!
Di hadapan Surya Paloh Presiden Joko Widodo mengatakan dengan sangat jelas bahwa Golkar harus tahan diri dan tidak buru-buru menentukan capres. Bos saya ini adalah gebrakan berani mengatakan sesuatu kepada orang di depannya. Berbeda dengan Surya Paloh yang di belakang Jokowi mengkhianati janji politik nya.
Sudah banyak janji-janji Surya Paloh yang ternyata tidak dilakukannya sama sekali. Awalnya dia mengatakan bahwa tidak akan menjadikan Partai Nasdem sebagai sebuah partai namun sebuah gerakan saja. Lalu akhirnya dia membuat partai dan itu membuat saya curiga kenapa orang ini menjilat ludahnya sendiri.
Lalu kemudian setelah 3 kursi menteri diberikan Presiden Joko Widodo kepada Nasdem, pengkhianatan Nasdem kepada Presiden Joko Widodo jelas terlihat juga dengan mendukung capres Anies Baswedan.
Inilah yang saya kira menjadi alasan dan latar belakang mengapa presiden Joko Widodo langsung hajar dengan tendangan tanpa bayangan di dalam acara Golkar yang dihadiri oleh Surya Paloh juga.
Lalu entah sebelum atau setelah acara ada video singkat mempertontonkan bahasa tubuh Presiden Joko Widodo yang tidak pernah bisa bohong terhadap pengkhianatan Surya Paloh. Saat itu ketua Nasdem menunggu giliran salaman dengan Presiden Joko Widodo.
Mau sok dekat sok akrab orang ini menggenggam erat tangan Presiden Joko Widodo dan memegang-megang pundaknya sambil mau memeluk-meluk. Tapi Presiden Joko Widodo yang tidak terlalu gemuk itu berdiri kokoh tidak bergerak dan hanya menyodorkan tangannya tanpa memeluk balik.
Ini adalah bahasa tubuh yang kita bisa lihat bersama-sama menghancurkan harga diri Surya Paloh yang sok-sokan mau akrab dengan Presiden Joko Widodo tapi tidak dianggap lagi karena sudah dianggap penghianat mungkin?
Tendangan tanpa bayangan ini telah menghancurkan elektabilitas Nasdem dan popularitasnya si Surya Paloh karena sekali lagi mereka berkhianat. Mendukung Anies Baswedan sebagai capres adalah satu gerakan mencelakai negara Indonesia dan siap mencederai bangsa ini dengan politik suku agama ras dan antargolongan yang dikerjakan dengan terstruktur sistematis dan masif.
Lalu di dalam pidatonya Presiden Joko Widodo juga mengatakan dengan sangat jelas bahwa Golkar tidak boleh terburu-buru capres. Jangan gegabah karena menentukan capres itu bahaya kalau salah pilih. Airlangga Hartarto pun manut dengan Presiden Joko Widodo dan mengatakan Golkar akan setia. Saya kira ini menjadi sebuah jawaban bahasa tubuh yang luar biasa jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi.
Tendangan tanpa bayangan ini menjadi sebuah hal yang telah dirasakan oleh Surya Paloh sehingga dia sakit tapi tak berdarah di depan Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo adalah sosok yang tidak ada tekanan politik dan memang benar-benar menjadi orang yang kalau bicara selalu di depan orangnya.
Padahal kita tahu Surya Palo itu diam-diam mencapreskan Anies Baswedan mendadak 1 hari setelah tragedi Kanjuruhan. Ini yang saya kira menjadi cerita Yudas iskariot yang mencoba untuk mencium Yesus dan memeluk Yesus.
Namun Yesus hanya bertanya secara singkat inikah balasanmu terhadap-Ku?
Semoga saja artikel ini bisa memahami kita semua bahwa memang di dalam politik tidak ada yang setia. Mungkin saja nanti Golkar bisa berkhianat tapi sampai sekarang belum ada indikasinya sih sebetulnya.
Tapi yang pasti sudah berkhianat adalah Nasdem yang membuat Presiden Joko Widodo harus menunjukkan di depan Surya Paloh. Ketidaksetujuan dari Presiden Joko Widodo terlihat jelas banget dan ketidaksukaannya sangat amat nyata. Inilah polarisasi politik yang terbentuk karena Anies Baswedan.
Presiden Joko Widodo itu pecatur ulung yang tidak bisa sembarangan diajak main dan juga diajak bercanda apalagi kalau ngomongin Hari depan bangsa dan negara.
Kelihatannya gampang banget Presiden Joko Widodo mempertontonkan ketidaksukaannya di hadapan Surya Paloh. Dan apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo adalah tindakan yang sangat tepat.
Ketua Nasdem terluka tanpa berdarah dan terkapar tanpa daya. Joko Widodo gampang banget melakukan hal ini tapi saya kira ini bukan tendangan tanpa bayangan. Tapi jambakan tanpa bayangan. Kayaknya sih lebih gampang dijambak ya? Hehe.
Jangan main-main sama Presiden Joko Widodo kalau dia kecewa dia akan membuat kalian hidupnya nggak tenang meskipun kelihatannya pakde nggak berbuat banyak.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/jambakan-tanpa-bayangan-jokowi-ke-surya-paloh-p4PLee3QN4
Novel Bamukmin : Seandainya Dia Membaca Kitab Sucinya...
Novel Chaidir Hasan Bamukmin atau lebih dikenal dengan nama Novel Bamukmin, lahir pada 15 Desember 1972. Sebentar lagi umurnya akan memasuki kepala 5. Orang menyebutnya usia setengah baya. Di KTP-nya tertulis keterangan pada kolom "pekerjaan" adalah Ustadz strip miring Mubaligh.
Benarkah Novel Bamukmin sudah pas menjadi seorang Mubaligh? Apa sih itu Mubaligh?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mubaligh adalah orang yang menyiarkan (menyampaikan) ajaran agama Islam atau juru dakwah, dan bisa juga diartikan sebagai orang yang mengumandangkan takbir dan tahmid (dalam salat berjamaah) agar terdengar dengan jelas oleh makmum.
Pada kajian Islam lain, Mubaligh adalah orang yang melakukan tabligh. Sedangkan tabligh itu adalah bagian dari dakwah. Dakwah secara etimologis berarti seruan. Sedangkan secara istilah dakwah berarti mengajak manusia kepada jalan Allah (sistem Islam) secara menyeluruh , baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai- nilai ajaran Islam dalam realitas kehidupan. Dari pengertian dan pemahaman tersebut, mubaligh adalah orang yang mengajak kepada kebaikan. Baik secara lisan, tulisan maupun tindakan.
Pekerjaan Mubaligh ini dalam penjelasan Al quran Surat An Nahl ayat 125 Allah berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk". Sebuah ayat yang begitu jelas tak membutuhkan penjelasan yang lebih dalam lagi menerangkan bagaimana seorang Mubaligh harus bekerja. Dengan kata lain Surat An Nahl ayat 125 ini adalah job description yang wajib dipegang oleh Novel Bamukmin.
Bagi Umat Islam atau Muslim, ketika hukum itu sudah merujuk pada Al Qur'an, sedianya dia wajib tunduk tanpa syarat pada apa yang difirmankan. Namun, jika kita melihat bagaimana Novel Bamukmin, yang mengaku memiliki profesi sebagai ustadz atau mubaligh, rasanya apa yang dia lakukan, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan ibarat jauh panggang dari api.
Tak hanya Novel Bamukmin. Sekarang ini banyak sekali sosok-sosok yang menampilkan diri sebagai ustadz/ustadazah atau mubaligh yang hanya membaca Al Qur'an sebagai ibadah, namun tak pernah memandang Al Qur'an sebagai sumber ilmu. Membaca Al Qur'an untuk maksud ibadah selalu dilakukan dengan membaca aksara arabnya tanpa merasa perlu memahami arti dari setiap ayatnya. Jarang sekali muslim awam (bukan yang mondok di ponpes) benar-benar mempelajari Al Qur'an dengan membaca tafsirnya. Jika Muslim di Indonesia mengkaji tafsirnya terpisah dari mengaji untuk tujuan ibadah, hari ini tak akan ada sosok-sosok ustadz atau mubaligh seperti Novel Bamukmin, Sugi Nur, Yusuf Mansur, Bahkan Rizieq Shihab sekalipun. Di dalam Al Qur'an, firman yang selalu diulang-ulang hampir di setiap surah-surahnya adalah bahwa Allah tidak menyukai orang yang melakukan kerusakan (dalam artian yang sangat luas), tidak menyukai orang yang melampaui batasan (dalam artian yang sangat luas), dan Allah maha mengetahui apa yang ada di dalam hati setiap manusia.
Saya jadi sering bertanya, "Tidak takutkah Novel Bamukmin pada Allah SWT? Sampai dia memiliki sikap yang begitu melampaui batasannya sebagai rakyat jelata, mana sok tahu pula".
Heru Budi Hartono adalah seorang pemimpin muslim yang jujur. Jika Heru meyakini cara (bukan gaya) Ahok memimpin itu benar, lalu apanya yang salah sampai harus didemo sedemikian rupa? Pernahkah seorang Novel Bamukmin yang di KTP-nya mengaku pekerjaan sebagai ustadz atau mubaligh ini jujur pada dirinya sendiri? Karena harus kita akui bahwa Tuhan itu ada di dalam hati dan pikiran setiap manusia yang memiliki iman, apapun agamanya.
Ucapan Novel Bamukmin, "Ditaruhnya Heru Budi Hartono jelas demi kepentingan politik rezim saat ini. Untuk mempersiapkan suara Jakarta diarahkan kepada kekuatan oligarki karena Jakarta rawan untuk dikuasai oligarki seperti kawasan reklamasi. Ditaruhnya Heru adalah arogansi rezim dan ini bukan pilihan warga Jakarta dan bisa dipastikan rakyat Jakarta akan menjadi nomor dua dibanding penduduk reklamasi. Pilkada Serentak dibarengi Pilpres serta Pileg jelas adalah agenda busuk untuk menjegal Anies karena dia simbol pelawanan oligarki yang telah 85 persen membebaskan pajak kepada warga yang tidak mampu agar bisa mempertahankan tanahnya tidak digusur oleh oligarki sehingga Anies sangat membahayakan oligarki".
Tidakkah Novel Bamukmin sadar bahwa Allah SWT juga sedang memperhatikan dan mendengarkan ucapan dia? Ini saya berkomentar dengan berpijak pada apa yang tercantum di KTP-nya Novel Bamukmin yang mengaku berpekerjaan sebagai Mubaligh. Sebuah profesi yang hanya mengurusi masalah penyampaian firman Allah SWT.
Sebagai Mubaligh Novel Bamukmin memiliki tanggungjawab moralnya terhadap agama Islam, kitab suci dan Allah SWT untuk membawa umat PA 212 pada jalan kebaikan. Mengajak umat PA 212 berdemo dengan dalih "reuni" tapi membawa tuntutan politik, lalu apa bedanya Novel Bamukmin dengan sosok yang diatuduhkan pada kalimatnya di atas? Apakah ini yang Novel Bamukmin yakini "kebenaran" kalau yang terlihat hanyalah mens rea demo pesanan untuk mengganggu pemimpin baru?Jika Novel Bamukmin tak meyakini apa yang tersirat dalam surah-surah Al Qur'an, saya menduga kalau orang ini sebenarnya tidak mengimani Islam.
Untuk Novel Bamukmin, sudah sedemikian akutkah ketergantunganmu pada urusan dunia? Umurmu dalam 2 bulan ini akan genap 50 tahun. Kamu sudah masuk ke fase ke-6 dari kehidupan manusia, yaitu fase mendekatkan diri pada Tuhan. Setelah itu kamu akann masuk ke fase ke-7 dari kehidupan manusia, yaitu mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/novel-bamukmin-seandainya-dia-membaca-kitab-PXCZMrTVlo
Oh, Anies Jadi Pamitan ke Jokowi Ya, Trus Kenapa?
Anies Baswedan kabarnya sudah diterima oleh Jokowi, yang katanya bertujuan untuk pamitan karena masa jabatannya rampung setelah lima tahun berlalu. Tertundanya agenda pamitan ini, yang baru terjadi pasca Anies menjadi mantan gubernur, juga sebenarnya biasa saja ... karena Jokowi sibuk.
Sudah, begitu saja ringkasan dari berita pamitnya Anies dari Ibu Kota selaku (mantan) Gubernur DKI Jakarta. Nggak ada yang spesial dan pihak istana kabarnya juga tidak merinci detil pembicaraan mereka pada acara pamitan itu. Nggak apa-apa, wong nggak penting juga sih.
Membaca berita pamitan Anies ke Jokowi bagi saya memang tak berarti banyak. Saya malah menduga agenda ini berkaitan dengan pencitraan supaya Anies dianggap sosok yang baik, berakhlak mulia, dan sopan karena pamit sama "yang punya negara" setelah nggak lagi menjabat sebagai gubermur.
Namun, langkah Jokowi yang menerima Anies seperlunya saja, juga terkesan irit bicara kepada media mengenai pertemuan itu, tampaknya sudah tepat. Momen Jokowi mengatakan kalau Anies menemui dirinya untuk pamitan pasca menjadi mantan Gubernur DKI juga pas ... di acara HUT ke-58 Golkar pada Jumat (21/10) malam.
"Oh iya sore tadi pamit,” kata Jokowi.
Sudah, cuma begitu. Nggak perlu diceritakan lebih detil. Keren kan? Apalagi momen yang dipilih Jokowi tepat, karena pada pidatonya di acara itu Jokowi juga menitip pesan agar Golkar dengan pengalaman politiknya kudu bisa memilih sosok calon pemimpin yang benar.
Silakan artikan sendiri apakah Jokowi ingin menyindir adanya sosok yang "nggak bener" yang baru saja pamitan sama beliau. Hahahahaha...!
Jokowi ini memang tipe orang yang sukar ditebak. Ketika orang berpikir Jokowi akan melakukan A, maka tiba-tiba bisa muncul variasinya berupa A1, A2, A3, dan seterusnya atau malah bisa ganti menjadi B, C, D, atau E!
Hanya, dalam merespons pamitnya Anies ini, sudah cocok bahwa Jokowi dan staf kepercayaannya seperti tak mau memberi kesempatan buat Anies dan pendukungnya (termasuk Bang Paloh dan segenap kader NasDem) sehingga beritanya cukup sampai di situ saja.
Lha maunya gimana? Apa mau sambil makan malam pakai lobster dan minumnya es dawet? Apa mau digelar konferensi pers khusus supaya Anies masih dianggap penting dan berjasa? Masih untung Jokowi mau menemui sehingga Anies bisa berpamitan, setelah semua yang diperbuat selama memimpin Jakarta? Kok enaaak!!!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/oh-anies-jadi-pamitan-ke-jokowi-ya-trus-kenapa-rPPJeGs32v
Pendukung Anies Catut Nama Uskup Katolik Demi Dapat Dukungan
Lempar batu sembunyi tangan. Itulah yang sekarang dilakukan oleh para pendukung Anies Baswedan. Setelah berita bohong yang disebar terbukti tidak benar, pendukung Anies mulai bermain drama menjadi korban. Pola yang sudah biasa tetapi kemungkinan besar pola ini akan terus digunakan hingga tahun 2024.
Paling tidak itulah yang tergambar dari kejadian terakhir tentang berita bohong yang melibatkan Gereja Katolik, khususnya Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Awalnya muncul video di kanal OFFICIAL NEWS UPDATE dengan judul “30 MENIT YANG LALU..!! USKUP KATOLIK SE JABODETABEK DEKLARASI DUKUNG ANIES PRESIDEN”. Judul yang bombastis bukan? Apakah isi videonya sesuai dengan judul tersebut? Jawabannya adalah tidak.
Isi video hanyalah narasi pendukung Anies yang seolah menunjukkan bahwa para uskup Katolik mendukung Anies menjadi presiden. Ingat ya narasi, bukan berita deklarasi para uskup. Intinya adalah berusaha meyakinkan bahwa Anies didukung para uskup untuk menjadi presiden. Apakah videonya cukup meyakinkan?
Sebenarnya tidak sama sekali. Pembuat video tampaknya tidak tahu perbedaan antara uskup dengan pendeta. Judul videonya soal uskup tetapi dalam video yang banyak ditampilkan justru potongan video dan gambar Anies bersama para pendeta.
Judulnya pun sudah salah karena menggunakan ungkapan "uskup se jabodetabek". Yang mengerti soal hirarki Gereja Katolik pasti tidak akan menggunakan judul semacam itu. Jelas bahwa pembuat video tidak mempunyai pengetahuan cukup tentang Gereja Katolik.
Hanya saja kebenaran memang tidak menjadi tujuan utama pembuat video. Yang penting membuat narasi yang mengangkat citra tokoh pujaannya meskipun harus menyebar berita bohong. Yang penting penonton videonya percaya narasi yang dibuatnya. Tidak peduli hal itu benar atau bohong.
Video itu rupanya mengusik pihak KAJ sehingga muncullah surat klarifikasi. Seperti diberitakan detik.com, pihak KAJ menyatakan bahwa isi video tersebut tidak benar. Gereja Katolik Indonesia tidak berpolitik praktis.
Kebohongan pun terungkap. Apa yang dilakukan pendukung Anies? Mereka langsung membuat narasi bahwa Anies sedang difitnah oleh pembuat video itu. Narasi yang jelas dibuat-buat. Mengapa baru muncul setelah klarifikasi dari KAJ? Mengapa tidak muncul sejak video tersebut diunggah? Video itu diunggah tanggal 14 Oktober 2022 lho, sementara klarifikasi KAJ baru terbit tanggal 21 Oktober 2022.
Selain itu, kanal itu banyak mengunggah video berisi dukungan kepada Anies. Apakah seluruh video itu berisi fitnah terhadap Anies? Berarti seluruh video dari kanal tersebut tidak bisa dipercaya? Apakah itu yang ingin dikatakan pendukung Anies? Sayangnya tidak. Yang belum ketahuan bohong ya tidak dianggap video yang benar. Prinsipnya kalau belum ketahuan ya lanjut saja.
Hebatnya lagi, kebohongan yang sudah terungkap pun tidak membuat video itu dihapus. Setelah muncul klarifikasi KAJ, video yang sama berganti judul menjadi “SUBHANALLAH..!! USKUP KATOLIK BERI PUJIAN KEPADA ANIES BASWEDAN?” Silahkan jika ingin melihat videonya ada disini.
Sudah ketahuan bohong tetapi masih tetap berusaha menyembunyikan kebohongannya lho ini. Sudah berbohong, ketahuan tetapi tidak ada perasaan bersalah sama sekali. Mengherankan bukan? Tidak perlu heran karena mereka terlalu bebal untuk berhenti menyebarkan berita bohong. Karena itulah kebenaran harus terus disuarakan.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pendukung-anies-catut-nama-uskup-katolik-demi-afFHRt8u4C
Pakde Jangan Ketemuan Anies Deh, Nanti Dibilang Dukung Lho!
Tetiba Anies Baswedan kepikiran menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Katanya sih mau pamit setelah lengser dari DKI 1. Aneh bin ajaib nggak, karena bukankah pamit itu harusnya sebelum? Lha, Anies khan sudah lengser per Minggu, 16 Oktober 2022 lalu. Maksudnya mau pamit kemana lagi sih? Mari mengarang lagikah? Hahah…capek deh, ngarang mulu!
"Betul, itu permohonan Pak Anies yang ingin pamitan selesai sebagai Gubernur DKI," kata Stafsus Mensesneg Faldo Maldini, Jumat (21/10/2022). Dikutip dari: detik.com
Konon katanya sih, bla…bla..bla…dan bla…yang intinya Anies ingin melaporkan hasil kerjanya selama 5 tahun memimpin Jakarta. Hahaha…maaf deh, sebagai salah satu warga Jakarta saja penulis bahkan tidak merasa memiliki gubernur selama 5 tahun ini.
Kebayang dong, Pakde Jokowi juga pastinya bingung apanya yang sudah dibangun. Lha…selama ini banyak dibantu pusat kok. Bicara janji kampanye saja hanya 5 dari 23 janji! Itupun hanya meneruskan, dan tidak maksimal pula! Paling nyatanya lagi, lihat dong Balai Kota sekarang dipenuhi warga yang mengadu kepada Heru Budi Hartono, PJ Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies. Apa ini yang mau dilaporin? Hehehe…
Bukan suuzon, tetapi lebih baiklah kita belajar dari pengalaman. Cuma orang dodol yang jatuh dalam sumur resapan yang sama. Eehhh…maaf, maksudnya dalam lubang yang sama! Kalau sumur resapan itu kita kasih saja jadi jatahnya Anies, wokeh? Hahahah…
Oiya, sekilas info ingat dong semangatnya Anies menyanyikan lagu 'Maju Tak Gentar' di hari terakhirnya di Balai Kota kemarin. Ibarat menantang Anies mengulangi lirik 'majulah majulah menang'. Anies menekankan lirik lagu itu dengan mengulanginya sebanyak tiga kali loh.
"Majulah majulah menang. Majulah majulah menang. Majulah majulah menang," kata Anies. Dikutip dari: detik.com
Nggak hanya itu! Lagu ini pun dinyanyikan sambil menghadap Utara, artinya Anies mantap menuju Istana Merdeka! Anies mempertegas dirinya siap berlaga di 2024 cuy! Inilah komunikasi halus tapi menusuk yang sering dimainkan Anies, dan patut diwaspadai! Terkadang bahasa itu tidak harus berupa kata, tetapi juga bisa lewat ulah-ulah tengil semacam ini.
Seperti halnya, urusan pamit dan juga ketemuan! Sangatlah bisa diimprove menjadi kemasan yang berbeda. Lha, ini kejadian kok di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Di mana tetiba beredar narasi di media sosial seolah Uskup se-Jabodetabek deklarasi mendukung Anies untuk menjadi RI 1. What…sejak kapan pula Keuskupan berpolitik! Maka tegas Keuskupan Agung Jakarta membantah bahwa video tersebut tidak benar!
"Terkait beredarnya potongan video yang berjudul: 'Uskup Katolik SeJabodetabek Deklarasi Dukung Anies Presiden', kami tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar," kata Sekjen Keuskupan Agung Jakarta, Romo V Adi Prasojo, melalui keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022). Dikutip dari: detik.com
"Gereja Katolik Indonesia tetap menjaga netralitas dan mendorong proses politik dapat dijalankan dengan menjunjung prinsip dan etika yang diabdikan bagi bonum commune (kebaikan bersama)," tutur Romo Adi. Dikutip dari: detik.com
Adapun kejadian sebenarnya, ketika itu Anies Baswedan yang masih menjadi gubernur menyampaikan pamitan bahwa masa tugasnya akan berakhir. Lalu sebagai Gubernur DKI, Anies mengucapkan terima kasih atas kontribusi umat Katolik dalam kerja sama banyak pihak bagi kebaikan bersama.
Mengutip dari detik.com bahwa sebagai pemimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo sering menerima tamu dan beraudiensi dengan banyak tokoh dari berbagai latar belakang. Dan selaras dengan prinsip bahwa Gereja Katolik tidak berpolitik praktis, maka dalam pertemuan dan kegiatan tersebut tidak pernah membahas persoalan politik praktis, termasuk dalam pertemuan dengan Bapak Anies Baswedan.
Hehehe…. paham yah, dan ketahuilah ini semua gegara pamit! Ingat khan masyarakat Indonesia, menjelang lengsernya Anies rempong banget! Selain rempong gunting pita, Anies juga mendadak merempongkan diri pamit dengan berbagai komunitas agama! Bahkan kepada umat Hindhu pun disempatkannya pamit! Padahal dulu MRS belahan jiwa Anies sempat menghina umat Hindhu.
Mikir deh, dan mari kita cerna saja, apakah setulus itu Anies pamit kepada umat Hindhu? Sama halnya dengan pamitnya kepada Keuskupan Agung Jakarta yang kemudian ada yang plesetin seolah Anies mendapatkan dukungan. Inilah yang sedang dibangun Anies, bahwa dirinya didukung oleh semua agama! Padahal agama bukan politik, dan jangan mempolitikan agama! Di sini saja sudah tercium, Anies meraciknya!
Sekalipun hal ini sudah dibantah oleh KAJ, dan ini jelas hoaks. Namun ingat, belum tentu masyarakat mengingatnya sebagai hoaks. Kenapa, karena permainan model seperti ini pernah dimainkan Anies ketika menemui Jokowi saat kelimpungan mengurusi Formula E.
Se-Indonesia tahu dong, Formula E ditolak pemerintah pusat. Tetapi Anies ngeyel, dan berimprovisasi dengan berbagai gaya demi mewujudkan proyek mercusuarnya yang hanya untuk menguntungkan dirinya beserta konco-konconya. Anies misalnya, proyek ini lumayan untuk kampanye gretong selama 2 tahun menuju 2024. Tidak dari kantong pribadi, tetapi negara yang ongkosin! Parah!
Parahnya lagi, di kemudian hari ketika Formula E mulai disoroti karena besarnya anggaran tidak jelas larinya kemana. Lalu mendadak Anies ngarang bebas mengatakan “Formula E didukung Jokowi!” Halusinasi ini cuma gegara Jokowi pernah meninjau perkembangan pembangunan Sirkuit Formula E di Ancol bersama Anies! Wkwkwk…gokil banget khan ngarang bebasnya tanpa batas!
Singkatnya, demi menghindari kekacauan akibat ada yang doyan halu, lebih baik Pakde Jokowi dan istana menutup pintu untuk Anies. Lebih dari kenyang kita menelan semua bualan Anies, dan tidak perlu lagi kita telan yang berikutnya. Seperti disampaikan sebelumnya, jangan kita jatuh di sumur resapan karena biarlah itu jatahnya Anies! Wokeh, salam waras!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pakde-jangan-ketemuan-anies-deh-nanti-dibilang-A23vZ6GhAp
Heru Budi Membongkar “Aib” Kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta
Alhamdulillah.
Itulah kesan pertama setelah Anies resmi digantikan oleh Heru Budi Hartono.
Pak Heru Budi ini juga bukan sembarangan orang.
Beliau pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Utara di era Gubernur Jokowi tahun 2014-2015.
Menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah di era Gubernur Ahok periode tahun 2014-2017.
Beliau juga menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden sejak 20 Juli 2017 silam.
Dan sekarang, beliau dilantik sebagai Pj Gubernur Jakarta menggantikan Anies Baswedan.
Tanpa disadari, apa yang dilakukan oleh beliau saat ini, secara tidak langsung akan membongkar “aib” kepemimpinan Anies di Jakarta selama ini.
Sebut saja pembukaan kembali posko pengaduan di Balai Kota.
Ini jelas menampar keras wajah Anies Baswedan dan para “penjilatnya”.
Saat kampanye, Anies koar-koar maju kotanya, bahagia warganya.
Tapi faktanya, Balai Kota ditutup bagi rakyat dan dibuka kembali setelah Anies lengser.
Jadi selama 5 tahun kepemimpinan Anies, warga Jakarta bukan bahagia malah stress menderita?
Heru juga tidak akan membentuk tim TGUPP seperti masa Anies dan lebih memilih untuk memperkuat dinas yang ada.
Makin jelas bukan aib Anies semakin banyak terbongkar?
Secara tidak langsung, Heru menampar wajah Anies lagi yang begitu banyak “menghabiskan” uang rakyat untuk membayar gaji tim TGUPP yang tidak jelas hasil kerjanya, tapi gaji ketuanya melebihi gaji seorang Menteri.
Untuk mengatasi masalah banjir, Heru kembali koordinasi dengan Menteri PUPR di bawa Presiden Jokowi untuk melakukan normalisasi sungai yang mandek di masa kepemimpinan Anies.
Selama 5 tahun, rakyat Jakarta “dibodohi” dengan istilah air dimasukkan ke dalam tanah, tempat parkir air dan istilah konyol lainnya oleh Anies.
Gimana tidak banjir?
Lumpur di sungai malas dikeruk jadi air akan meluap jika hujan lebat dan Anies sibuk dengan istilah naturalisasi.
Rakyat butuh kerja nyata, bukan permainan kata-kata.
Setelah Heru menggantikan Anies, beliau malah mendekatkan diri dengan NU yang merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia untuk menjajaki peluang kerjasama dengan Pemprov Jakarta saat ini.
Sungguh beda kualitas dengan Anies, setelah lengser malah merapat ke pimpinan ormas terlarang FPI demi “nafsu politik” di tahun 2024 nanti.
Yang lebih lucunya lagi, pendukung Anies yang pernah diciduk karena sebar hoaks malah bangga dapat komando dukungan dari Rizieq.
Komando dukungan dari mantan napi yang pernah 3 kali dibui dan pernah meminta Firza foto vulgar?
Rakyat yang menjunjung tinggi Pancasila dan nasionalisme juga semakin bingung mau dukung Anies 100 persen.
Anies didukung oleh Rizieq yang pernah hina Pancasila tapi didukung oleh ormas Pemuda Pancasila.
Apakah jiwa kalian tidak berontak?
Apakah hati nurani kecil kalian bisa bersatu dengan kumpulan simpatisan ormas terlarang, penghina Pancasila yang sekarang mendukung Anies?
Makin jelas bukan?
Jika kebijakan Heru yang mendekati NU membuka mata rakyat siapa sebenarnya Anies ini.
Tidak perlu disembunyikan karena itu memang fakta!
Logika sajalah, apa mungkin Rizieq, eks pimpinan ormas terlarang mau dukung Ganjar pada Pilpres 2024 nanti?
Benar memang kata politisi Nasdem bahwa Anies itu antitesa Jokowi, yang artinya Anies itu berbanding terbalik dengan Jokowi.
Meskipun politisi senior Nasdem itu sudah dipecat, itu hanya cari selamat saja agar suara partai mereka tidak makin hancur di masyarakat.
Dan sekarang, apa yang dilakukan Heru Budi memang berbanding terbalik dari apa yang dilakukan Anies selama 5 tahun kepemimpinannya.
Heru Budi itu orangnya Jokowi, antitesa dari Anies sehingga beliau mudah melaksanakan perintah Presiden Jokowi untuk mengatasi banjir dan macet yang merupakan “warisan” Anies selama ini.
Pemilihan Heru oleh Presiden Jokowi juga sebagai tamparan keras bagi elit Nasdem yang mengatakan bahwa Anies akan melanjutkan program Jokowi jika terpilih sebagai Presiden.
Di Jakarta saja, Anies tidak mengikuti “perintah” Presiden Jokowi tapi malah dikatakan mau melanjutkan program Jokowi?
Apa mungkin tokoh oposisi seperti Anies mau melanjutkan program Jokowi?
Inilah sebagian kecil “aib” kepemimpinan Anies yang terbongkar setelah dia lengser dan digantikan oleh Heru Budi yang merupakan antitesa dari Anies Baswedan.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/heru-budi-membongkar-aib-kepemimpinan-anies-EkMgJy9sDq
Belum Genap Heru Menjabat Seminggu, Benang Kusut Warisan Anies Mulai Terurai
Belum genap seminggu Pj Gubernur DKI Budi Heru menjabat, rasanya ada perbedaan yang sungguh kontras antara Heru dan Anies.
Ada yang bilang dipimpin Heru anggap saja sedang dipimpin oleh Ahok. Terserah sih kalau mau berpikiran seperti itu.
Beda yang paling kentara adalah Heru kerap koordinasi dengan pihak lain. Misalnya Heru bertemu dengan Menteri PUPR Pak Basuki untuk melanjutkan normalisasi sungai karena butuh pembebasan lahan. Pemprov DKI bebaskan lahan, Kementerian PUPR lakukan normalisasi. Sinergi dua pihak. Tapi di era Anies, sepertinya sengaja dihambat. Pembebasan lahan tak kunjung dilaksanakan. Kalau pun ada, sangat lambat.
Selanjutnya revitalisasi kawasan Monas. Anies diduga merevitalisasi seenaknya. Sehingga ratusan batang pohon jadi korban. Baru-baru ini Heru bertemu dengan Erick Thohir dan rencananya kawasan ini akan didesain ulang sehingga lebih hijau.
Berikutnya adalah soal transportasi publik. Ini juga masuk dalam salah satu masalah utama yang harus diatasi oleh Heru sesuai apa yang dikatakan Jokowi. Selesaikan masalah banjir dan macet.
Selain bahas tentang desain ulang kawasan Monas dengan Erick Thohir, mereka membahas integrasi seluruh transportasi umum di DKI Jakarta, mencakup MRT, LRT, KRL, Kereta Bandara dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini berdasarkan arahan Presiden Jokowi agar mempermudah akses penumpang.
"LRT, MRT, Commuter Line, Kereta Cepat, dan Kereta Bandara ini akan menjadi satu kesatuan nanti. Inilah sinergi yang akan kita akan dorong sama-sama. Semua yang sudah dibangun jadi satu-kesatuan, supaya sistemnya sama," kata Erick Thohir.
Sinergi transportasi umum di DKI bisa meningkatkan kerja sama antara pemerintah DKI dan Pemerintah Pusat. Tidak mungkin masyarakat didorong menggunakan transportasi umum jika integrasi antar moda transportasi tidak bersinergi.
"Besok pak Heru akan ke Kemenhub, dan kita akan sinergikan pelayanan transportasi publik secara maksimal. Tidak mungkin, mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum, tapi kereta api dan lainnya tidak menjadi pilihan utama," katanya.
Sinergi di atas jarang terjadi di era Anies. Anies seolah mau bekerja sendiri, merasa sudah pintar dan mampu mengatasi permasalahan di Jakarta seorang diri. Tapi parahnya, Anies tidak becus kerja. Dia tak becus, tapi merasa mampu dan pintar. Hasilnya Jakarta amburadul di beberapa aspek. Semua pihak bekerja sendiri-sendiri.
Sedangkan Heru terlihat mau bekerja sama dengan kementerian lain agar masalah di Jakarta cepat ditangani.
Dalam kurang dari seminggu, perbedaan yang kontras ini sudah jelas terlihat. Saya juga berpikir, ini seperti Anies mau ditabok berulang kali karena kebijakannya yang bergerak sendiri.
Balai Kota dibuka kembali, normalisasi sungai akan dilanjutkan, TGUPP ditiadakan, integrasi transportasi umum, desain ulang Kawasan Monas dll. Kalau ini berhasil dan menampakkan hasil bagus, Anies bakal tenggelam. Bayangkan kalau dua tahun kerja maksimal, hasil kerja Anies akan terlihat semakin receh.
Dengan demikian, wajar saja kalau ada yang merasa terganggu dengan kehadiran Heru. Mereka bukan takut dengan Heru, tapi lebih takut kinerja Anies terlihat murahan. Mereka takut kebobrokan masa Anies terkuak satu per satu.
Kalau kebijakan dan pekerjaan atasi banjir dan macet mungkin agak sulit menampakkan hasil dalam dua tahun ke depan, tapi banyak kebijakan lain dari Anies yang bisa dihantam dengan kebijakan lain yang lebih baik.
Heru bukannya ingin menjadi lebih baik dari Anies. Heru tidak berpolitik. Heru hanya menjalankan tugas sesuai arahan. Dirinya dievaluasi setiap 3 bulan sekali oleh Kemendagri. Setelah satu tahun, akan ada penilaian dan keputusan apakah akan lanjut jadi Pj Gubernur DKI atau digantikan oleh orang lain. Heru berpacu dengan penilaian seperti siswa yang bersiap menghadapi ujian kompetensi. Secara tidak langsung ini berpengaruh terhadap pencitraan Anies.
Beda dengan Anies yang merasa tidak perlu takut dievaluasi. Anies takkan dipecat meski rakyat demo tiap hari, meski tidak mau kerjasama dengan pihak lain. Dia mau duduk dan goyang kaki juga kita takkan bisa berbuat apa-apa.
Jika kinerja Heru bisa lebih baik, Anies bakal kena dampaknya juga. Bahkan pencitraan di pilpres 2024 bisa terganggu. Dia mau pamer segudang prestasi, ditebas oleh apa yang dikerjakan Heru.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/belum-genap-heru-menjabat-seminggu-benang-kusut-ujCfbUlwS6
Predator Politik Itu Bernama Nasdem
Ada yang jarang diketahui publik dan banyak pengamat politik soal kegelisahan Partai-Partai Koalisi Pendukung Jokowi terhadap tingkah laku Partai Nasdem selama melakukan koalisi yaitu Nasdem menjadi pemangsa brutal kader penting partai-partai koalisi dengan melakukan politik tekanan dan ancaman serta melakukan iming-iming dana. Segala cara dilakukan Nasdem untuk menggembosi rekan-rekan koalisinya tanpa etika dan menghalalkan segala cara. Selain politik penggembosan Nasdem memanfaatkan perlindungan hukum dari kelakuannya merampok anggaran negara.
Nasdem sebagai sebuah Partai Politik sama sekali tidak dibesarkan oleh ideologi. Ia hanya selubung politik kepentingan bisnis Surya Paloh dalam mengakumulasi kekayaan, memperluas jaringan bisnis dan melakukan politik transaksional yang ujung-ujungnya perampasan anggaran negara yang kemudian hasilnya disalurkan ke konglomerasi Surya Paloh. Nasdem sendiri adalah ‘anak kandung’ demokrasi liberal, tapi tingkahnya tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi yang fair, justru Nasdem melakukan brutalitas dalam melakukan kecurangan-kecurangan dengan memanfaatkan siapa yang berkuasa. Nasdem selalu lihai memanfaatkan celah dalam kebekuan politik, lalu tampil seolah-olah dialah ‘Ice Breaker’ yang merasa berhak atas kekuasaan lalu memanfaatkan celah itu untuk membajak, melakukan politik tekanan dan iming-iming.
Partai-partai dalam koalisi Jokowi yang paling dirugikan atas kelakuan predator Nasdem adalah Golkar dan PAN. Golkar yang di tahun 2014 meraih suara 14,75% turun menjadi 12,31% , penurunan ini diakibatkan opsus politik Nasdem dalam menggembosi Golkar yang merebut basis wilayah Golkar dengan ancaman akan diseret kasus oleh kejaksaan dan juga pembajakan dengan iming-iming dana kampanye setelah pendekatana berhasil kader Golkar direkrut Nasdem. Sementara PAN banyak dirugikan atas pembajakan kader PAN yang memimpin daerah kemudian dibajak ke Partai Nasdem dengan cara-cara mempermainkan lembaga kejaksaan yang saat itu dipimpin Jaksa Agung Prasetyo dari Nasdem. Pembantaian suara terhadap Golkar oleh Nasdem dilakukan dengan sistematis dan massif dimana Golkar dan PAN adalah korban terbesarnya permainan Surya Paloh.
Kejadian di dalam koalisi Jokowi adalah contohnya. Bagaimana Nasdem menjadi predator bagi Partai-Partai lain sekoalisi.
Langkah pertama Nasdem setelah kemenangan Jokowi tahun 2014 adalah merebut institusi kejaksaan sebagai bagian dari kekuasaannya, di masa awal pemerintahan Jokowi, Nasdem menjadikan gedung bundar Kejaksaan sebagai Pusat Opsus Politiknya dalam menggembosi partai incaran.
Jaksa Agung Prasetyo yang merupakan kader Nasdem dan anggota DPR dari fraksi Nasdem diloloskan Surya Paloh memimpin lembaga Kejaksaan. Disinilah permainan dimulai tim Jaksa Agung Prasetyo bermain politik dengan mengincar para tokoh politik partai incaran dan diancam akan diperkarakan kasusnya, sementara di pihak lain Nasdem mengiming-imingi kader partai lain yang diincar dengan bantuan logistik dan pendanaan untuk kampanye-nya. Banyak dari tokoh politik yang terancam taktik seperti ini. Pernah ada satu momen jelang Pilkada, seluruh jaksa-jaksa di Indonesia dikumpulkan di satu tempat, dan diperintahkan Jaksa Agung para jaksa tersebut untuk turun ke daerah-daerah melakukan inventarisir atas permasalahan tokoh-tokoh politik, dan menekan dengan pilihan ke penjara atau bergabung dengan Nasdem. Bahkan banyak kasus yang dituduhkan seperti dibuat-buat. Inilah yang menimbulkan kemarahan besar Partai Politik lainnya terhadap Nasdem.
Di level kementerian Nasdem juga banyak melakukan tindakan fraud, kasus yang paling terkenal adalah manipulasi impor gula yang dilakukan Menteri Perdagangan asal Nasdem, kelakuan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ini untuk membiayai kampanye kader-kader caleg Nasdem yang dinilai potensial dalam perebutan wilayah pada Pemilu 2019. Dalam tindakan manipulasi impor pangan seperti gula dan bawang putih Nasdem bekerja sama dengan grup Tomy Winata.
Enggar melakukan manipulasi dengan mempermainkan peraturan Menteri Perdagangan agar bisa mendapatkan konsesi impor yang dijalankan PT Angel Products dibawah Tomy Winata, fee dari impor inilah yang masuk ke dalam kantung Nasdem dan digunakan untuk membiayai kampanye caleg.
Kasus ini sebenarnya sudah menjadi temuan KPK namun berkat intel-intel Nasdem mereka mempengaruhi agar KPK menghentikan penyidikan. Bisa diusut bagaimana ‘orang-orang’ Nasdem menghentikan kasus ini kepada jaringan gelap di KPK di masa Novel Baswedan.
Kementerian KLH yang dipimpin Siti Nurbaya kader dari Nasdem juga sangat bermasalah dalam banyak kasus manipulasi ijin hak guna usaha (HGU) pengelolaan hutan termasuk untuk bisnis kelapa sawit. Kasus terbaru adalah kasus Surya Darma dari Palma Grup. Sebenarnya kasus Surya Darma (SD) ini sudah ada sejak lama, tapi ada yang baru terjadi di masa KLH dipimpin orang Nasdem Siti Nurbaya Bakar yaitu : Kasus revisi alih fungsi hutan Riau yang merugikan negara Rp. 78 Trilyun dengan melakukan suap yang melibatkan pejabat KLH.
Kasus usaha penguasaan lahan hutan di Papua Barat juga dilakukan pihak Menteri Siti Nurbaya untuk kepentingan konglomerasi Surya Paloh. Pengalihan HGU Hutan di Papua barat juga perlu diselidiki dan banyak kemungkinan hasilnya mengalir ke Nasdem seperti kasus manipulasi impor gula dan bawang di Kementerian Perdagangan yang hasil manipulasinya mengalir ke Nasdem untuk kepentingan kampanye caleg dan pembiayaan Partai serta memperbesar konglomerasi Surya Paloh.
Kasus yang besar juga terjadi Kominfo, lembaga kementerian yang dipimpin Sekjen Nasdem, Johnny G Plate. Kasus ini bila bocor ke publik bisa menjadi tsunami bagi Nasdem karena kasus ini amat besar dan melibatkan tokoh penting Nasdem. Saat ini kasus sudah naik ke kejaksaan karena pihak kejaksaan menemukan unsur pidana korupsi di dalam kasus pengadaan satelit di daerah pinggiran. Kasus ini juga yang membuat Nasdem panik dan melakukan gertakan ke Presiden Jokowi dengan menaikkan Anies Baswedan sebagai bentuk negosiasi politik untuk meredam kasus korupsi di Badan Aksebilitas dan Komunikasi dan Informatika (Bakti) Kominfo. Dan manipulasi proyek ini dirancang oleh Menkominfo Jhonny G Plate dengan Dirut Kominfo, Anang Latief.
Setelah Jhonny G Plate mendapatkan posisi Menteri Kominfo, maka laporlah Dirut Bakti Kominfo ke Menteri Jhonny G.Plate tentang potensi proyek Bakti. Setelah mengetahui potensi proyek yang besar maka Menkominfo meminta diadakan gabungan perusahaan diarahkan jadi konsorsium yang diberi nama Nusantara Jaya. Konsorsium Nusantara Jaya yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera. Jhonny G Plate dan Anang Latief melakukan rekayasa agar proyek Bakti jatuh ke tangan perusahaan ini saja yang diajukan sebagai konsorsium.
Kemudian Bakti Kominfo mendapatkan proyek dari anggaran negara dalam jumlah trilyunan namun dalam pelaksanaan penentuan tender dilakukan secara ekslusif dan tidak terbuka dengan tujuan agar Konsorsium Nusantara Jaya yang mendapatkan penugasan atas proyek itu.
Proyek tersebut adalah pengadaan satelit satria senilai Rp 7,68 triliun, dan proyek satelit cadangan HBS dengan nilai Rp 5,2 triliun.
Walaupun proyek bernilai trilyunan namun dieksekusi secara eksklusif dan tidak transparan dalam penugasan kepada pihak Nusantara Jaya. Dalam proses tender publik tidak bisa melihat jalannya progres tender dan tiba-tiba pihak Bakti Kominfo mengumumkan pemenang tendernya.
Saking tertutupnya proses lelang, dalam rencana umum pengadaan Bakti Kominfo yang dipublikasikan hanya proyek di tahun 2022, hanya 15 paket pengadaan. Padahal Bakti Kominfo menjalankan banyak proyek di tahun 2022. Adapun informasi proyek di tahun lainnya benar-benar kosong. Ini juga sesuai arahan dari Jhonny G.Plate dalam mengatur penyelenggaraan proyek.
Adanya kejanggalan dalam proses tender satelit “Satria” adalah dalam lelang para pemenang tender menawarkan perangkat dengan merek yang sama. Padahal, di luar merek itu, ada merek lain yang memiliki spesifikasi yang sama, dan dalam dokumen sangat jelas tidak tidak tertera merk. Kemudian waktu klarifikasi yang ditetapkan Bakti Kominfo juga aneh karena dilakukan setelah diumumkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang.
Tidak hanya satelit satria, proyek satelit cadangan HBS juga diduga dibumbui permainan. Hal ini dilakukan Jhonny G. Plate dan Anang Latief dimana kemenangan tender didapatkan pada konsorsium Nusantara Jaya.
Dalam proses lelang Bakti Kominfo hanya meloloskan Kemitraan Nusantara Jaya pada tahapan prakualifikasi. Kejanggalan lainnya terlihat dari nilai proyek, berdasarkan Rencana Umum Pengadaan 2022, Bakti Kominfo menetapkan pagu Rp3.975.687.100.000. Sementara dalam perjalanannya anggaran proyek satelit HBS mengalami kenaikan fantastis sebesar Rp 1,3 triliun, menjadi Rp 5,2 triliun.
Kasus ini sudah dibaca oleh pihak kejaksaan dan sekarang sedang naik ke tahap penyidikan. Tapi secara politik Nasdem melakukan strategi “Menggebuk Jokowi, merangkul Anies” agar jika korupsi ini bocor ke publik maka Nasdem dapat perlindungan dari publik terutama dari para pendukung Anies.
Dalam media-nya juga Surya Paloh menggunakan senjata untuk menekan. Bila dalam hitung-hitungan bisnis mestinya stasiun Metro TV seharusnya sudah ditutup karena bangkrut tapi Surya Paloh menggunakan media TV-nya untuk bermain politik dan menjadi alat tekan. Kasus Menara BCA dan Apartemen Kempinsky adalah contoh kasus bagaimana Media Metro TV memainkan berita penggelapan lahan fasilitas umum yang merugikan negara Rp.1,2 trilyun untuk mendapatkan cuan. Setelah berhari-hari mempersoalkan kasus ini kemudian ada deal antara pihak yang bermasalah dengan pejabat Metro TV, maka kasus ini tidak disiarkan kembali.
Hasil dari permainan-permainan Nasdem dalam merampas anggaran negara itu adalah pendirian Nasdem Tower yang megah tapi perlu diingat gedung Nasdem Tower yang mewah itu tidak dibangun atas nama Partai Politik Nasdem tapi dibangun atas nama PT Indocater yang perusahaan milik Surya Paloh. Ini membuktikan Surya Paloh menjalankan politik hanya untuk kelancaran bisnisnya bukan ideologi tapi murni akumulasi untuk korporasi.
Apa yang dilakukan Surya Paloh ini bukti bahwa oligarki tidak hanya dimainkan oleh pengusaha, tapi langsung ke tokoh politik. Surya Paloh adalah gambaran orang yang cerdik membaca keadaan bahwa politik bisa diperlakukan seperti hal-nya bisnis biasa tapi bonanza keuntungannya didapat dari manipulasi regulasi yang melancarkan proyek-proyek menyimpang yang ujung-ujungnya merampok anggaran negara.
Selain merampok anggaran negara, Nasdem menjalankan operasi politiknya dengan brutal yang penting tercapai kekuasaan dari satu wilayah ke wilayah lain. Nasdem banyak melakukan praktek nepotisme dengan melakukan suap anak isteri pejabat dan menjadikan kerabat politisi incaran sebagai pejabat politik lalu merekrut mereka ke dalam Nasdem.
Yang pintar dalam membaca polah politik Surya Paloh adalah orang Aceh, terbukti Nasdem kalah total di Aceh padahal Surya Paloh adalah asli Aceh, apakah karena orang Aceh sudah banyak tahu kelakuan Surya Paloh?
Di internalnya sendiri Surya Paloh sangat licik menyingkirkan orang yang tak disenanginya. Tercatat mantan Menteri Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan yang membangkang Surya Paloh dikriminalisasi lewat isteri Ferry dalam kasus tuduhan penggelapan laporan saham pengalihan pemilik Batubara Lahat. Begitu juga dengan Rio Capella hanya gara-gara uang 50 juta rupiah, Surya Paloh menyingkirkan Rio. Hal itu dilakukan agar Rio Capella tidak lagu menjadi pengganggu komunikasi antara dirinya dengan Jokowi karena kedekatan Rio dengan Jokowi mengundang rasa iri Surya Paloh.
Permainan politik Surya Paloh yang menggunakan Nasdem ini sangat bahaya bagi perkembangan demokrasi dan hukum di Indonesia utamanya bagi rakyat yang ingin demokrasi sehat dan tidak menjadikan kekuatan politik sebagai alat dalam merampok anggaran negara.
Karena dalam pikiran Surya Paloh, Restorasi adalah akumulasi kekayaan Surya Paloh dan terbukti Surya Paloh adalah pejabat yang kekayaannya naik signifikan setelah Luhut di masa Jokowi.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/predator-politik-itu-bernama-nasdem-obBQANOvAZ
Taktik Jitu PDIP! Ganjar Nyatakan Siap Nyapres, Kagetkan Nasdem-Anies!
Saat ini, dalam konteks Pilpres 2024, Anies Baswedan menjadi sosok yang paling banyak jadi berita. Yang bikin rame. Pertama, ya karena Anies. Yang katanya merupakan antitesis-nya Presiden Jokowi. Kedua, karena yang mengusung Anies adalah NasDem. Yang notabene adalah salah satu partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Bisa dibilang bahwa, dengan mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres 2024, maka NasDem “bergabung ke kubu lawan”. Partai-partai yang sedang didekati NasDem untuk dijadikan teman koalisi adalah Demokrat dan PKS. Yang notabene merupakan partai oposisi.
Sudah riuh suara-suara yang meminta NasDem keluar dari koalisi pendukung pemerintah, dengan mengeluarkan 3 menteri NasDem dari kabinet Presiden Jokowi. Namun hingga sekarang, NasDem keukeuh menyatakan bahwa mereka masih akan mendukung pemerintahan Presiden Jokowi sampai selesai. Apa ya ini namanya? Nggak tahu diri?
Kalau memang mendukung pemerintah, mengapa mengusung Anies? Apakah karena Anies merupakan pilihan kedua, setelah pilihan pertama menolak NasDem? Ini juga sebuah kemungkinan ya. NasDem bisa jadi memilih Anies, karena terpaksa. Yang penting, yang sangat diharapkan NasDem pastinya kenaikan angka elektabilitasnya. Dalam berbagai survei, elektabilitas NasDem merosot, bahkan hingga di bawah 4 persen. Angka 4 persen itu adalah angka keramat. Batas bagi partai politik untuk bisa masuk parlemen atau DPR RI. Kalau kurang dari itu, ya nggak bisa masuk parlemen. Padahal dalam Pileg 2019, NasDem memperoleh angka 10 persen. Jauh bener ya. Oleh sebab itu, deklarasi capres NasDem, tanpa adanya koalisi yang mendukung, dinilai merupakan satu cara buat NasDem untuk mendongkrak elektabilitasnya. Nekat sih itu namanya ya.
Soal NasDem dan Anies ini memenuhi berbagai pemberitaan, maupun media sosial. Para pendukung dan buzzer Anies pun makin gencar menjual prestasi Anies. Apalagi pada 16 Oktober lalu, itu merupakan hari terakhir Anies jadi Gubernur DKI Jakarta. Kerja keras sangat diperlukan untuk terus menjaga elektabilitas Anies.
Anies sepertinya merasa lebih unggul daripada saingan beratnya, Ganjar Pranowo. Karena Anies kan sudah deklarasi capres. Juga ada 2 momen ketika Anies dikelilingi oleh para ketua umum dan elit partai seperti AHY, SBY, Surya Paloh, JK dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Keduanya di acara resepsi pernikahan ya. Udah berasa kayak presiden gitu ya.
Sementara Ganjar, nama Ganjar hanya ada di dalam survei. Ganjar tidak pernah menyentuh soal copras capres ini. Malah di internal PDIP, sempat terjadi keributan karena Ganjar disebut sok pintar dan kelewatan karena banyaknya aktivitas pendukung Ganjar di medsos dan di lapangan. Serta ada momen di mana Ganjar kena sindir Puan dan tidak diundang di acara partai. Pokoknya Ganjar ini seperti di-bully di dalam partainya sendiri, terkait urusan capres ini. Padahal kalau soal deklarasi capres oleh para pendukung Ganjar, Anies jelas kalah banyak. Karena makin ke sini, hampir tiap hari ada saja deklarasi Ganjar capres oleh para pendukungnya di berbagai daerah. Termasuk di Jakarta, wilayah kekuasaan Anies dulu…
Namun, saya sendiri, dari dulu hingga sekarang, saya percaya bahwa PDIP justru sedang menempa Ganjar. Untuk makin bisa disejajarkan kemampuan dan daya tahannya seperti Presiden Jokowi. Saya yakin PDIP bakal mengambil langkah dan keputusan berdasarkan aspirasi publik dan pertimbangan-pertimbangan strategis politis. Sama halnya dengan pengalaman dulu dengan Presiden Jokowi.
Nampaknya keyakinan saya ini makin tercium kebenarannya. Karena pada hari Selasa lalu, tanggal 18 Oktober, muncul berita yang cukup mengejutkan. Yakni Ganjar menyatakan siap jika untuk maju nyapres. Sambil menekankan bahwa Ganjar adalah anggota partai, yang menghormati proses internal partai, sampai pengambilan keputusan yang terbaik. Panjang lebar Ganjar memaparkan peran partai politik, proses yang sedang terjadi antar-partai, perlunya koalisi dalam mengurus negara, hingga tantangan-tantangan yang dihadapi negara ini di masa depan. Beda lah isi pernyataan Ganjar jika dibandingkan dengan bakal capres yang terkenal pintar menata kata hehehe…
Momen Ganjar menyatakan kesiapannya ini, saya kira sudah diatur sedemikian rupa. Agar punya imbas yang terasa ke mana-mana. Ini sebuah langkah strategis. Bukan sekedar Ganjar tiba-tiba merasa sudah saatnya. Seperti kata Anies, wis wayahe, sudah saatnya terlibat politik, untuk menjelaskan mengapa Anies menerima pinangan NasDem.
Ganjar tidak seperti itu ya. Ada sesuatu di balik pernyataan kesiapan Ganjar. Seorang Ganjar pasti mendapat ijin dulu. Entah dari Ibu Megawati, atau dari Presiden Jokowi. Kita nggak tahu ya. Yang pasti, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, sudah menegaskan bahwa pernyataan kesiapan Ganjar nyapres itu sama sekali tidak melanggar disiplin PDIP. Karena menurut Hasto, Ganjar hanya bicara soal kesiapannya ditugaskan PDIP untuk kepentingan bangsa dan negara. Penjelasan ini seakan menguatkan kesiapan Ganjar buat nyapres. Bahwa dari segi PDIP, tidak ada argumen yang menyatakan bahwa Ganjar tidak mampu atau tidak pantas menyatakan kesiapan jadi capres. Ya kan?
Dan yang pasti lagi, momen pernyataan kesiapan Ganjar ini sudah dipilih sebagai momen yang tepat. Ketika Anies sudah lengser dari jabatannya. Ketika pengganti Anies, Heru Budi, sudah masuk kerja. Ketika sambutan terhadap Heru Budi di Balai Kota sangat meriah. Tidak kalah dengan ramainya acara pelepasan Anies. Ketika Heru Budi sudah terlihat jelas cara kerjanya oleh publik. Seperti dibukanya lagi Balai Kota untuk pengaduan warga, dan gercepnya Heru Budi bertemu Menteri PUPR membahas penanganan banjir.
Cara kerja Heru Budi sebenarnya cukup telak bikin Anies nyungsep. Ke depannya, keberhasilan kerja Heru Budi dan hasil-hasil kerja nyatanya bakal makin menyulitkan partai politik untuk “menjual” kemampuan Anies sebagai calon presiden. Di Jakarta saja kinerjanya kalah sama Heru Budi, ya kan… Sementara, Ganjar yang masih punya jabatan, masih punya banyak kesempatan menorehkan banyak prestasi.
Dan sekarang, sesudah pernyataan kesiapan Ganjar itu, situasi jadi berbeda. Para pendukung Ganjar makin leluasa menggelar deklarasi dukungan. Ganjar pun ketika bertemu dengan petinggi partai lain, pasti bakal jadi berita dan dikaitkan dengan soal nyapres. Sekarang saja sudah muncul berita analisa pengamat politik, bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) itu dianggap dipersiapkan untuk mendukung Ganjar berpasangan dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Pilpres 2024. Ini sejalan dengan hasil survei SMRC dan LSI Denny JA, di mana pasangan Ganjar - Airlangga merajai simulasi pasangan capres/cawapres 2024. Ditambah dengan pernyataan Airlangga, yang bakal membicarakan soal Ganjar dengan internal partainya, pasca pernyataan kesiapan Ganjar nyapres.
Ke depannya, kita bakal bisa membandingkan Anies dengan Ganjar secara makin sejajar dalam konteks Pilpres. Capres dengan capres. Bedanya, koalisi pendukung Anies masih semu, masih belum jelas. Sementara pintu makin terbuka bagi Ganjar, baik dari partainya sendiri, maupun koalisi partai lainnya. Siapa yang tidak mau mengusung sosok yang merajai survei elektabilitas, dengan angka sudah lebih dari 30 persen. Ganjar sudah menjadi magnet bagi partai mana pun yang mengusungnya. Sedangkan Anies malah stuck dengan NasDem. Tentu saja, bakal sangat menarik jika nantinya Anies dan Ganjar bertemu di debat capres. Apakah Anies masih bisa hanya mengandalkan keahlian tata katanya? Ganjar itu seorang pembicara yang handal dan cerdas lho.Sumber Utama : https://seword.com/politik/taktik-jitu-pdip-ganjar-nyatakan-siap-nyapres-TG8KHIOWxa
Iriana Is Iriana 2 : TUAH Iriana!
Selesai saya menulis tentang Iriana, tanpa sengaja jari ini meng-klik satu video di youtube milik youtuber Malaysia. Memang bukan lagi rahasia, bagaimana rakyat Malaysia begitu mendambakan memiliki seorang pemimpin bangsa seperti Presiden Jokowi dan Ibu Negara seperti Iriana. Namun siapa sangka, perhatian rakyat Malaysia pada Iriana jauh melebihi perhatian mereka pada Jokowi. Pada video itu, ditayangkan video lain (yang dibuat oleh entah siapa) tentang Iriana. Saya pikir, isinya akan kurang lebih sama seperti yang sudah saya tulis. Tapi ternyata tidak!!! Observasi yang dilakukan oleh si pembuat video itu jauh lebih gila. Menyentuh langsung ke dasar nalar kita yang paling dalam. Saya tak kuasa menahan air mata haru selama mendengarkan penuturan yang dibacakan.
Betapa tidak, bukan keindahan kata-kata yang membuat air mata saya bergelimangan, tetapi kebenaran akan fakta yang dipaparkan yang membuat asa tertampar. Ternyata, pengaruh keberadaan Iriana tak sedangkal seperti yang sudah saya tuliskan. Sosok Iriana harus kita akui telah mampu atau berhasil melakukan revolusi mental secara frontal.
Apalagi, di Malaysia ada kasus seorang istri perdana menteri yang memiliki gaya hidup super jet set walaupun tetap dalam balutan baju kurungnya. Dialah Rosmah Mansor, istri kedua dari Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak. Tak tanggung-tanggung, untuk menyokong gaya hidup mewahnya, Rosmah Mansor dituduh 3 kasus korupsi sekaligus atas dakwaan suap dengan total 194 juta ringgit (Rp505 miliar) terkait dengan proyek energi surya di Sarawak. Perempuan 70 tahun ini dikenal menyukai barang-barang mewah dan perhiasan. Ketika kepolisian Malaysia menggeledah properti dari pasangan ini pada 2018 lalu, mereka menemukan kalung emas dan berlian senilai Rp23,8 miliar, 14 tiara, dan 272 tas Hermes. Rosmah akhirnya dihukum 20 tahun penjara, dan dikenakan denda lebih dari lima kali dari jumlah suapnya. Itupun dia masih harus menghadapi 17 dakwaan lainnya yaitu pencucian uang dan mengemplang pajak.
Ternyata, Iriana tak hanya di sanjung di Malaysia saja, di Brunei Darusalam pun sama. Anak-anak muda, generasi milenial, mereka senang menjadikan Iriana konten dari youtube mereka. Tapi buat rakyat Brunei, mereka tak punya pilihan karena bentuk negaranya dipimpin oleh seorang Sultan dan bukan oleh seorang presiden atau perdana menteri. Mau tidak mau, suka tidak suka, jabatan Sultan adalah jabatan seumur hidup. Dan jika kelurga Sultan mau bergaya hidup mewah pun, mereka bisa bilang apa. Namun demikian, Brunei Darussalam sendiri sudah merupakan negara yang kaya raya. Terbayangnya, semua rakyat Brunei sudah hidup enak dan berkecukupan. Melihat Iriana yang bersahaja, seperti sebuah kerinduan akan kesederhanaan. Untuk alasan itulah mereka memuja Iriana.
Kalian pasti mewek juga melihat videonya (klik di sini). Bagi yang tidak bisa membuka videonya, saya tuliskan paparannya.
Tuah Sri Kesuma
Dulu, aku dulu melihat Iriana berbaju, terlalu sederhana. Seolah ia adalah orang yang baru keluar dari kepapaan saja. Tak malukah Iriana tampil begitu di tengah gemerlap sosialita Ibukota?
Tapi Iriana nampaknya tenang-tenang saja, tersenyum manis saat ketika sesekali muncul di televisi sebagai pendamping Gubernur DKI. Hanya sebentar Iriana bersibuk diri di DKI, nasib kemudian melemparkannya setinggi-tingginya.
Menjadi First lady di negeri maha luas ini. Maka kulambungkan harapan. Iriana akan tampil lebih berkelas, layaknya istri orang nomor satu.
Ku berharap, Iriana mampu menjadikan Mbak Anisa Pohan, calon First Lady Indonesia masa depan itu, sebagai benchmark bagaimana cara tampil memukau di depan rakyat, layaknya bangsawan kelas dunia.
Tapi... tapi Iriana masih saja begitu. Tampil bersahaja... apa adanya...
Pelitkah lakinya ke Iriana, sehingga Iriana tak ada uang untuk menggemerlapkan diri? Aku jadi menduga-duga. Karena banyak juga kan, laki yang maha pelit ke istri tapi maha royal ke anak.
Maka kuamati penampilan anak-anaknya di media dari waktu ke waktu...
Waduuuh... tak kalah nestapa dengan ibunya. Bagaikan rakyat kebanyakan saja. Begitu bersahaja. Hanya yang bontot yang agak sedikit peduli penampilan. Itupun masih belum bisa disebut maksimal.
Rupanya... rupanya kesederhanaan memang sudah mendarah daging di keluarga Iriana.
Empat tahun lebih bersentuhan dengan Istana, First Lady bernama Iriana tetap tak banyak berubah. Tetap tak berjejak gemerlap. Seolah perawatan kecantikan kelas satu tetap tak mampu untuk disentuhnya. Hanya di acara kenegaraan resmi saja, Iriana tampil memukau denga kebayanya. Selebihnya kembali sederhana.
Namun kuamati... Iriana tetap tenang-tenang saja. Senyum-senyum saja saat mendampingi lakinya turun ke lapangan. Ikut melambaikan tangan ke kerumunan masyarakat yang berjejal dimana-mana menyambutnya. Ikut berbaur di samping lakinya yang tak kenal lelah meladeni masyarakat. Iriana ikut larut di situ, membiarkan waktunya dan lakinya habis bersama rakyat. Berpanas-panas, kadang berhujan dalam balutan baju biasa. Tak berbeda jauh dengan rakyatnya.
Mungkin penampilan sederhana Iriana dan lakinya itulah yang membawa keberanian bagi rakyat mendekat. Menyentuh langsung pemimpin tertinggi mereka. Bahkan tanpa risih, Iriana membiarkan dirinya dipeluk erat seorang guru yang baru ditemuinya dalam sebuah kunjungan. Iriana dan lakinya lebur menyatu dengan rakyat.
Padahal ku ingat, di era sebelum ini, Presiden lengket di Istana. Sesekali turun ke masyarakat buat meresmikan ini-itu, perpidata santun di podium dengan balutan baju bagus. Nampak gagah dan wangi. First Lady beserta anak dan menantunya? 100 persen lebih mewah lagi.
Bisa jadi karena gaya hidup itu rakyat papa tak berani spontan mendekat. Hanya menyambut kedatangan presidennya di pinggir jalan, melambai-lambaikan bendera kertas sesuai instruksi, nyaris tanpa emosi!
Pelan-pelan, aku dituntun mengerti makna kesederhanaan Iriana dengan keluarganya.
Keserdahaan Iriana adalah sebuah TUAH!
Pernahkah kau amati? Perhatikanlah!
Sejak ada Iriana, gelombang istri pejabat yang tamppil bermewah diri di hadapan rakyat mulai menyurut. Mau tidak mau, sudi tidak sudi, para istri pejabat, akhirnya mulai menahan diri untuk tampil bak sosialita kelas atas.
Mereka mulai membumi, berbaju sederhana mendampingi Iriana untuk suatu tugas. Semua, tunduk pada pilihan fashion ala Iriana. Sederhana, yang penting bersih dan rapi.
Maka mulai lenyaplah gaya istri pejabat bermewah-mewah dengan tas seharga satu - dua rumah rakyat. Kacamata hitam brand terkenal, raib entah kemana.
Kini di samping Iriana, mereka tampil bersahaja saja, layaknya baju pendamping pelayan rakyat.
Setujukah kau sahabatku?
Jika aku ingatkan bahwa sejatinya pejabat digaji dengan pajak rakyat untuk melayani rakyat. Istri, hanya pendamping dari pelayan rakyat tersebut.
Kebersahajaa Iriana yang dulu kuanggap kelemahan, kini aku anggap kekuatan seorang Iriana. Aku mulai paham TUAH FASHIONMU, Ibu Negaraku.
Dirimu, adalah perempuan kukuh di tengah berjuta godaan duniawi. Walau kau mampu sebenarnya bermewah diri. Kau istri pengusaha sukses sebelum menjejak Istana. Tapi kau memilih jalan sepi tanpa gemerlap. Berpuasa, menahan diri dengan mencicipi dunia sekadarnya saja.
Akibat pilihan hidupmu itu para penyogok, penyuap yang lazim berkeliaran mendekati orang puncak Istana, kini tak berani lagi mendekatimu.
Itulah TUAHMU.
Akhirnya aku sampai pada kesimpulan, jika istri presiden dan para istri pejabat merela hati hidup tak gemerlap, pertanda negeri ini akan selamat.
Sependapatkan kita?
Kalau engkau kurang yakin akan kataku itu, periksalah kiah hidup Imelda Marcos dan Rosmah Mansor, istri mantan perdana menteru Malaysia. Laki dua wanita yang bergelimang hidup mewah itu, akhirnya sama-sama mendapatkan cap yang paling nista. Maling duit rakyat, koruptor dan gaya mewah si istri menjadi bullian di media massa.
Salam hormat untukmu, Ibu negaraku, pada pilihan hidupmu itu.
Hatiku bertekuk lutut.
#IrianaIbuNegarakita!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/iriana-is-iriana-2-tuah-iriana-0FyazoLZMQ
NasDrun Kini Mengusung Politik Ketololan yang Hakiki
Tampaknya kiprah NasDrun di NKRI ini diprediksi akan menjadi partai bekicot yang levelnya dibawah partai gurem. Setelah itu NasDrun akan perlahan-lahan mati suri, lalu Rest In Peace selamamnya.
Elektabilitas NasDrun kini turun drastis. Semua itu karena efek sebab dan akibat. Tak dapat dipungkiri NasDrun kini mengusung politik ketololan yang hakiki usai curi start mendeklarasikan pencapresan mantan Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI.
NasDrun akan mengalami kekalahan yang sangat menyakitkan dan memilukan hati yang membuat mereka melolong-lolong sampai ke tingkap langit yang ketujuh. Kekalahan itu patut dan pantas mereka terima karena tidak adanya upaya mereka untuk membangun toleransi dan pluralisme.
Sejak NasDrun yang dengan jumawanya curi start mengumumkan mantan Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI itu sebagai capres NasDrun, turbulensi dan gelombang politik pun terus terjadi secara sporadis yang menimpa partai kadrun dadakan ini.
Suara NasDrun pun tumbang tak berdaya setelah sejumlah anggota partai itu mundur. Sayonara, Vayas Condios, Hasya Labista, baby. Sekalipun telah mendeklarasikan mantan Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI itu sebagai capres, namun hingga detik ini tak ada satupun efek elektoral yang signifikan bagi NasDrun.
Sampai detik ini juga tidak terlihat adanya penguatan dukungan yang signifikan untuk NasDrun dari Indonesia Bagian Barat dan kelompok pemilih muslim, sekalipun NasDrun sudah mengumumkan capres keturunan Yaman itu sebagai capres besutan partai mereka.
Kesialan NasDrun bukan hanya itu saja, suara NasDrun di Indonesia Bagian Timur dan dari kelompok pemilih non muslim pun juga mengalami penurunan yang sangat drastis. Tak ayal lagi, penurunan suara yang drastis itu menghajar NasDrun sampai babak belur dan terkaing-kaing.
Bagaimana tak terkaing-kaing, di Indonesia timur penurunan suara yang sangat drastis itu dari 10,8 persen terjun bebas ke 3,9 persen. NasDrun kini tumbang di Indonesia timur yang mayoritas masyarakatnya menjunjung tinggi nasionalisme, NKRI harga mati.
Mereka yang berwawasan tinggi dan memiliki spirit nasionalisme yang menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa akhirnya harus mundur sejak NasDrun mengambil keputusan yang mereka pikir bisa menguntungkan mereka dengan benefit untuk mendongkrak popularitas parpol jika keturunan Yaman itu mereka capreskan.
Para pentolan NasDrun yang rasa gede rumongsonya tinggi itu kini hanya bisa melongo dan menganga sambil nelongso berbengong ria secara berjamaah dan ngedumel tidak karu-karuan.
Namun mereka tak pernah mau mengakui bahwa kedegilan mereka itu memang patut dan pantas mereka terima. NasDrun akan lenyap selamanya tinggal kenangan dalam memori akibat halusinasi mereka yang tak terkira. Begitulah tipikal politik NasDrun. Itulah sebabnya kenapa Sigmund Freud bilang kesehatan jiwa manusia diperoleh jika manusia membuang semua halusinasi.
NasDrun kini adalah kelompok gagal paham yang telah kehabisan akal. Mereka pikir mantan Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI yang kerap disebut-sebut di tiga besar survei-survei nasional tentang capres pilihan masyarakat itu benar adanya, lalu bisa bikin partai mereka meraup suara yang signifikan dari pemilih mantan Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI itu.
Keputusan bunuh diri yang konyol nan tolol. Itulah akibatnya kalau ambisius jadi partai sesapian yang sombongnya setengah mati. Sebegitu jumawanya mereka dan sebegitu yakinnya mereka bahwa mereka akan punya kekuatan untuk menguasai NKRI.
Akibat nafsu yang nauzubilah selangit, NasDrun yang self-proclaimed nasionalis itu akhirnya kini telah berubah fungsi menjadi sarang kadrun yang notabene akan merubah kader mereka menjadi sekumpulan kawananan berpikiran sempit yang terkontaminasi oleh gerakan ekstremisme dan fundamentalisme ala Yaman dari Timur Tengah itu.
NasDrun kini mengusung politik ketololan yang hakiki yang bermetamoforsa menjadi kaum oportunis dengan niat terselubung yang dikadalin kaum bumi peang bani micin peminum kencing onta. Sad but true.
Tanpa mereka sadari mereka turut berkontribusi dalam politik adu domba yang membahayakan kedaulatan bangsa. Padahal sejarah mencatat banhwa NKRI dibangun dengan susah payah dengan darah dan air mata untuk menciptakan NKRI dengan segala keanekaragamannya, keberagamannya dan Bhinneka Tunggal Ika.
Jujur saya sangat cemas sekali dengan eksistensi partai dadakan bau kencing onta itu di NKRI ini. Cemas, sangat cemas sekali. Cemas akan politik jualan ayat dan ngancam mayat, cemas akan politik sebar Hoax dan tebar fitnah. Tidak tahu kalau Anda.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdrun-kini-mengusung-politik-ketololan-yang-PQLANIiLXj
Mengadulah Rakyat Jakarta, Mumpung Ada Kesempatan Secara Langsung!
Pro dan kontra terkait suatu program atau kebijakan adalah hal yang wajar dalam realitas politik di Tanah Air, asalkan setiap argumen berasal dari pola pikir yang sehat, ada dasarnya, juga mudah dipahami karena cukup logis buat dimengerti. Meski belakangan "kondisi normal" itu juga mulai terusik dengan adanya pola pikir "pokoknya" yang dilandasi oleh perasaan paling benar, hingga pendekatan yang terbilang menyebalkan: siapa marah meskipun salah, maka dialah pemenangnya.
Kali ini kita melanjutkan soal sepak terjang Heru Budi Hartono, sosok Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang sudah membuat panas dingin kubu Anies Baswedan meskipun belum genap seminggu bekerja. Tak lama setelah resmi dilantik, Pak Heru langsung membuka layanan pengaduan publik yang dulu sempat dipraktikkan juga semasa Ahok dan Djarot memimpin Jakarta, tapi selama lima tahun terakhir ditiadakan oleh Anies Baswedan
"Kan bisa pakai fasilitas pengaduan online, kok primitif dan kudet amat sih?" begitu kata sebagian orang
Saya sih setuju kalau pengaduan dilakukan via online karena menghemat waktu, tenaga, dan terkadang uang karena nggak perlu uang transport buat mendatangi kantor gubernur. Namun, ada syaratnya ... kalau gubernurnya Ganjar Pranowo, atau kalau dalam lingkup kota madya sosok pemimpinnya seperti Mas Gibran di Solo atau Cak Eri di Surabaya. Pengaduan secara daring yang terjadi di bawah langit Solo dan Surabaya, akan cepat ditangani oleh mereka.
Kalau Anda di Surabaya malah ada sarana laporan pengaduan tak resmi via radio Suara Surabaya, yang sangat informatif dan solutif dalam menanganj masalah di Kota Pahlawan itu, mulai dari masalah jalan rusak, traffi light mati, kecelakaan, sampai urusan mobil hilang.
Nah, kalau di Jakarta? Rasanya selama lima tahun terakhir ini warga Jakarta bagai sekumpulan ayam tanpa memiliki induk. Atau, kalau pun induknya ada beneran (ada orangnya) tapi induknya rada pilih kasih, terkesan mau enaknya saja, dan kadang-kadang meski murah hati ... tapi ditujukan hanya buat konco-konconya saja atau ketika ingin membangun citra sebagai orang baik.
Bicara soal pengaduan online, saya berani taruhan kalau soal efektivitas dan tingkat solusi yang ditawarkan, jauh lebih unggul versi offline, meski baru saja dibuka.
Kalau nggak percaya, coba saja misalnya utus Mas Aiman atau Najwa Shihab sekalian, lalu diminta bandingkan seberapa banyak pengaduan yang selesai sejak Balai Kota dibuka lagi, jika dibandingkan pengaduan online selama lima tahun terakhir ... nanti kan menang yang offline karena warga menjumpai manusia, bukan mesin atau sistem yang punya sistem default buat masalah-masalah standar.
Bicara soal dua jenis layanan pengaduan ini, saya rasa masyarakat kita masih lebih cocok dengan sistem pengaduan ketemu langsung, apalagi kalau masalahya perlu dijelaskan secara detil, juga buat masalah yang hanya akan "dibuang ke sampah" kalau nggak sampai ke telinga Gubernur Heru, seperti misalnya pungli.
Saran saya sih, biarkan Pak Heru dan anak buahnya di setiap wilayah Jakarta untuk mencoba membereskan masalah warga Jakarta yang mengadu ke Balai Kota secara langsung. Biarkan pula warga kembali merasakan senangnya saat masalah mereka didengarkan, lalu dicarikan solusinya dengan secepat mungkin.
Kalaupun masih ada yang meyakini cara online lebih efektif, ya boleh-boleh saja. Meski kalau saya kok masih cenderung apatis, ya. Mungkin laporan yang masuk ke layanan JAKI sih banyak, tapi berapa persen yang terselesaikan karena Pemprov DKI Jakarta peduli akan keluhan warganya?
Kita juga boleh berharap, setidaknya nanti selang 2-3 bulan setelah Gubernur Heru menjabat, beliau mungkin akan memperbaiki sistem layanan pengaduan online buat warga Jakarta. Niscaya saat itu kondisinya akan terasa beda sama kondisi pengaduan selama lima tahun terakhir ketika sang mantan masih berkuasa.
Jadi, silakan mengadu ke pemimpinmu, wahai warga Jakarta, selagi dibuka kesempatan dan pintu Balai Kota mulai dibuka lagi buat rakyat!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/mengadulah-rakyat-jakarta-mumpung-ada-kesempatan-1p0QWExNT9
Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri
Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???
Klik juga di "PERANG BINTANG"
Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!
Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!!
Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel
Klik BLUNDER atau apa ?
Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!
Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???
Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES
Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini
Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??
Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :
- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/
- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/
- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html
- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau
- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen
Klik Politik Lagi ???!!!
Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"
Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR
KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"
Klik Memahami "Masalah" di KalSel
Juga Klik Turun Gunung atau ???
Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!
Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!
Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!
Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??
Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!
Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha
Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!
Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!
Klik juga KACAU atau Apa ??!!
Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!??
Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Sabtu/22102022/12.10Wita/Bjm