» » » » » "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

"Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Penulis By on Jumat, 28 Oktober 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
"Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!! Selama kepntingan masyarakat Indonesia selalu diutamakan dan terus memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia, maka sebutan Mafia dan Oligarki akan menjadi terseleksi dengan sangat baik. Contoh kasus : yang apakah ini bermainnya para mafia atau oligarki sejak dahulu berdirinya republik Indonesia.. " Orang atau Badan Usaha masih belum Bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), tetapi kertas besarnya sudah dicetak dan dibagikan kesuluruh kecamatan, turun ke kelurahan hingga sampai ke rt/rw, padahal bisa jadi si Wajib Pajak belum sama sekali Membayar atau memang berniat tidak Membayar, bukankah ini namanya menghambur-hamburkan anggaran buat pembelian kertas serta tinta buat mencetak, seandainya contoh Wajib Pajak tadi ada 250juta dan yang baru bayar PBB baru 50 juta, maka kertas yang disebarkan tadi telah menghabisakan anggaran buat mencetak sebanyak 200 juta lembar kalau misalnya selembar kertas itu menghabiskan anggaran 500 rupiah, maka akan terjadi "PENGHAMBURAN UANG" senilai 100 milyar... sungguh pemborosan, solusinya.. ketika wajib pajak bayar PBB, maka selain kwitansi pembayarannya juga kertas yang lembar besarnya baru di cetak, karena sudah melakukan pembayaran, akan tetapi kalau belum melakukan pembayaran TIDAK PERLU DICETAK... hemmm pakah disini ada MAFIA atau OLIGARKI yang bermain ???!!! Bagi yang memahami pernyataan ini bisa memberikan komentar atau ulasan terbaiknya di kolom komentar. Agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan. Selamat Membaca..!!! (Pic diatas diambil dari https://m.facebook.com/pageKataKita/photos/pcb.3472212769536750/3472212606203433/?type=3&source=48&__tn__=EH-R )

Komentar Menohon Direktur Cyrus Network Soal Oligarki, Anies Terpental

Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi, memberikan sebuah bantahan yang menohok. Ini terkait oligarki.

Seperti yang kita tahu, pemerintahan Jokowi selalu dikait-kaitkan dengan istilah oligarki. Dikit-dikit selalu ada isu oligarki. Padahal saya yakin mereka yang teriak oligarki, mungkin tidak paham dengan definisi oligarki yang sesungguhnya. Sekaligus membuat kita paham mereka tidak perlu logis, karena tujuannya untuk membodohi orang-orang yang bisa dibodohi dan ikut membenci pemerintah.

Sedangkan Anies, lucunya, seringkali disebut pendukungnya sebagai simbol perlawanan terhadap oligarki.

Menurut Hasan Nasbi, Anies juga didukung oleh seorang oligark sehingga dia bukan simbol perlawanan terhadap oligarki.

"Ada yang lucu menggelitik, relawan Mas Anies memposting sebuah poster yang berbicara bahwa Anies Baswedan sebagai simbol perlawanan oligarki," kata Hasan.

Di belakang Anies ada seorang oligark yang juga memiliki sebuah pulau

"Ada pemilik pulau juga, Pak Surya Paloh itu pemilik pulau juga di Pulau Seribu, [dia] pemilik partai yang memiliki kekayaan yang enggak kira-kira jadi bukan seorang dermawan tapi seorang oligark. Pak Jusuf Kalla juga seorang oligark makanya saya bilang di belakang Mas Anies juga banyak oligarki ada juga pemilik pulau," katanya lagi.

Hasan menyebutkan meski dalam kampanye populis oligarki dijelek-jelekkan, tapi di belakang sering kali jadi modal politik.

"Jadi kalau ada kampanye populis oligarki dibusukin, tapi di belakang saya menjamin pasti menadahkan tangan terhadap para oligark karena apa biaya kampanye di Indonesia besar sekali," ujar Hasan.

"Mau kumpulin recehan dari siapa mau berapa banyak orang, untuk biaya politik siapa pun capresnya di Indonesia pasti melibatkan sumbangan dari para oligarki," katanya.

Kelompok sebelah, apa sih yang tidak berani mereka katakan? Hoax aja berani mereka sebarkan. Fitnah saja tidak segan mereka bagikan ke banyak orang. Mungkin mati saja yang mereka tidak berani.

Ini mirip dengan isu buzzer yang sangat mereka hina. Pasti tahu dong istilah BuzzerRp? Padahal mereka juga pasti punya buzzer. Tapi mereka berlagak seolah paling suci, tidak punya buzzer, paling bersih dalam berpolitik. Padahal, pretttt. Orang munafik selalu merasa suci, karena tidak punya cermin di rumah.

Hanya orang sakit hati yang percaya dengan tudingan dari kelompok sakit hati. Kalau mereka berkuasa, hasilnya pasti sama saja. Akan ada oligarki juga. Hanya orang gila yang bakal percaya, kalau mereka berkuasa negara ini akan maju melebihi China, bebas utang, ekonomi meroket hingga 20 persen, rakyat sejahtera semuanya tidak ada yang melarat sama sekali dan dijamin masuk surga, wkwkwkwk.

Benar yang dikatakan di atas, ongkos politik di Indonesia sangat mahal. Mau jadi caleg aja kadang modalnya ratusan juta. Apalagi mau jadi bupati, wali kota, gubernur bahkan presiden. Ongkosnya bukan bayar pakai daun pisang. Siapa pun presidennya, seidealis apa pun orangnya, sulit untuk lepas dari hal tersebut.

Tapi kelompok sebelah selalu menuduh orang lain oligarki, dan segudang tuduhan busuk lainnya. Padahal, kalau mereka berkuasa, bakal lebih parah. Oligarki lebih parah. Negara bahkan bisa kacau berantakan. Mereka itu munafik, santun tapi licik. Membangun negara tapi lebih memikirkan cuan politik.

Mereka pikir mereka bisa membodohi semua orang. Mereka hanya ingin menang pilpres, ingin berkuasa, sehingga perlu memoles diri dengan tampilan yang rapi, santun, suci dan sempurna. Mereka paling sempurna, yang lain busuk dan jahat.

Lihat saja Pilkada DKI 2017. Pilkada paling kotor dan busuk. Yang kalah dianggap busuk, tapi kenyataannya yang menang juga sama saja. Janji diingkari. Masyarakat dihindari dan dibuai dengan kata-kata sampah tak bermutu. Rakyat tetap begini-begini saja. Hanya saat politik, mereka diperlakukan bak raja, dengan janji akan diperjuangkan sampai kiamat.

Cara-cara seperti ini sungguh menjijikkan. Ya tidak heran, karena mereka ini memang kelompok yang paling menjijikkan. Masyarakat harus cerdas, jangan sampai dibodohi mereka. Mereka sudah terlalu haus dan lapar kekuasaan.

Lihat saja siapa yang berada di belakang Anies. Ada yang sudah lama kering sejak pemerintahan Jokowi. Kalau Anies yang jadi presiden, kekeringan akan jadi basah dan meluap.

Bagaimana menurut Anda?

Komentar Menohon Direktur Cyrus Network Soal Oligarki, Anies Terpental

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/komentar-menohon-direktur-cyrus-network-soal-iafNBN7avs

Helmi Felis Offside, Bedakan Antara Dayak Asli dan Dayak Medsos

Salah satu hal yang paling gencar diserang oleh kelompok sakit hati, oposisi hingga kadrun terkutuk adalah masalah pemindahan ibu kota ke IKN, Kaltim. Senang tidak senang, sebenarnya proses pemindahan ini sudah mulai dijalankan. Dimulai dari pembangunan awal di titik nol ibu kota. Bahkan, kalau saya tidak salah dengar, Jokowi optimis perayaan HUT RI ke-79 bisa dirayakan di sana pada 2024.

Sebenarnya pro krontra akan selalu ada dalam sebuah isu besar. Tidak mungkin bisa meraup suara pro hingga 100 persen kecuali yang ditanya hanya beberapa orang saja yang bisa dihitung pakai jari. Rapat kecil satu ruangan saja bisa terjadi silang pendapat dan saling debat. Apalagi ini melibatkan jutaan orang.

Kalau bicara soal Kalimantan, pasti tidak terlepas dari suku Dayak. Di medsos, banyak yang ribut-ribut pro dan kontra pembangunan IKN. Mereka masing-masing memberikan bukti. Ada yang mendukung IKN, ada yang menolak bahkan ada yang menggugat UU IKN.

Tapi saya anggap ini hal biasa. Hanya pro dan kontra yang sering terjadi dalam setiap isu dan kebijakan.

Tapi, dalam politik, isu ini bisa jadi liar di luar kewajaran karena faktor provokasi dan kontroversi yang disebarkan oleh kelompok sakit hati, oposisi dan kadrun.

Tujuan mereka hanya satu, yaitu meributkan masalah ini agar pada akhirnya IKN batal dipindahkan ke Kalimantan. Tujuan mereka hanya itu, meski alasannya dibuat selogis mungkin. Percayalah otak mereka penuh racun, hati mereka penuh toksin kebencian yang sangat berbisa.

Baru-baru ini, Helmi Felis bikin ulah di Twitter, terkait IKN.

"Ada Dayak Asli ada Dayak Medsos Dayak Asli peduli lingkungannya, kalo Dayak Medsos apapun keputusan Jokowi pasti setuju. Yang kemarin setuju IKN itu dayak Medsos," begitu isi cuitannya dengan tautan link berita tentang Suku Daya menolak rencana pemindahan IKN dan ingin referendum.

Rasis gak nih?

Apa maksudnya dayak medsos? Kesan ini negatif dan merendahkan. Seolah mereka tidak tahu apa-apa dan oke-oke saja dengan pemerintah.

Ah, mungkin Helmi Felis ini ingin merasakan apa yang pernah dirasakan oleh Edy Mulyadi yang pernah menyebut Kalimantan sebagai tempat jin buang anak.

Dan di akun Twitter-nya ada banner Amien Rais dan logo Partai Ummat. Saya tidak kaget dengan temuan ini. Toh, Helmi Felis dari dulu juga sudah sering bikin kontroversi seperti ini. Tak ada bedanya dengan barisan sakit hati yang kerjanya selalu teriak untuk meredakan sakit hatinya.

Kembali lagi ke tudingan Dayak Medsos yang disebut Helmi Felis. Ini jelas upaya adu domba dan licik.

Kalau ada yang pro dan kontra, biarlah itu diselesaikan oleh mereka sendiri. Masalahnya banyak provokator dari luar yang ikut mengompori. Dengan alasan bela suku Dayak, alasan bela Kalimantan, alasan bela lingkungan, tapi semua itu cuma dalih untuk memperkeruh situasi. Mereka hanya ingin menggoyang pemerintah.

Helmi Felis offside kali ini. Hanya saja, saya juga pesimis orang ini bakal ditindak. Dari dulu, orang ini tidak ada kapok-kapoknya sama sekali.

Kalau memang pemerintah punya intrik atau niat jahat, tak mungkin melakukan itu di proyek sebesar ini. Semua sudah ada kajian. Alasan dasarnya adalah pemerataan pembangunan. Sekali IKN terbentuk, kota dan wilayah di sekitarnya akan mendapatkan efek dominonya. Ini akan memancing investor untuk membangun Kalimantan yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Sekali lagi, yang pro dan kontra adalah hal biasa. Tapi banyak kelompok terkutuk yang selalu mengadu domba, bahkan rasis dan menjelek-jelekkan saudara sebangsa. Demi ambisi melampiaskan dendam kepada pemerintah, mereka tidak segan main SARA. Merekalah biang keributan sekaligus parasit berbahaya bagi NKRI. Mereka membodoh-bodohi, mengadu domba dan memprovokasi, tidak ada bedanya dengan kelompok penjajah.

Yang benar adalah, ada kadrun asli dan ada kadrun medsos. Kadrun asli otaknya masih fresh, belum pernah dipakai, sulit terlacak. Kalau kadrun medsos suka main medsos tapi selalu bikin hoax, tebar hatespeech dan bikin narasi bodoh. Kadrun medsos itu bodohnya bukan main, otak dipakai tapi seperti tidak punya otak, tetap kelihatan bodoh.

Bagaimana menurut Anda?

Helmi Felis Offside, Bedakan Antara Dayak Asli dan Dayak Medsos

Sumber Utama : https://seword.com/politik/helmi-felis-offside-bedakan-antara-dayak-asli-dan-lcuCqz93FJ

Ambyar! NasDem Alami Apes Berkali-kali Pasca Dukung Anies

Dari sekian banyak partai, baru dua partai yang sudah secara resmi punya Capres yakni NasDem yang mengusung Anies dan Gerindra mengusung Prabowo.

Dan di antara kedua partai itu, NasDem yang paling menarik untuk dibahas.

Kenapa menarik?

Karena Capres yang diusungnya bukan kader sendiri.

Padahal jelas, yang namanya partai itu tujuannya untuk menjadi partai penguasa. Syarat untuk menjadi partai penguasa ya mesti kadernya yang jadi Capres/Cawapres.

Kalau presiden bukan kadernya, partai tersebut gak bisa disebut partai penguasa . Kura-kura begitu.

Itulah kenapa semua partai, tanpa peduli kondisinya seperti apa tetap berlomba-lomba agar kadernya terpilih sebagai Capres/Cawapres.

Seperti Partai Demokrat, sejelek-jeleknya partai itu dan nyaris gurem, selalu berusaha untuk meng-goalkan AHY jadi Capres/Cawapres.

Bahkan sekelas Partai Berkarya yang jelas-jelas gak laku, masih menawarkan ketua umumnya Tommy Soeharto sebagai Capres pada Pilpres 2019 silam.

Eh NasDem malah kepikiran pengen membesarkan orang lain yang bukan kadernya. Kwkwkwk

Memang lucu nih partai.

Sebenarnya ada beberapa lho kader NasDem yang potensial untuk diusung sebagai Capres/Cawapres, seperti Surya Paloh, Johnny Piring, Rahmat Gobel dan Ahmad Sahroni yang sukses (menurut versi kadrun) menyelenggarakan Formula E pada Juni 2022 lalu.

Lantas, apakah dengan mengusung Anies ini memberi dampak positif bagi NasDem?

Ternyata tidak ferguso.

Yang ada NasDem malah tekor.

Dan tidak hanya sekali partai itu mengalami apes pasca mendukung bapak 'politik identitas' yang juga mantan Gubernur DKI tersebut, tapi berkali-kali.

Beriktu diantaranya,

1. Ditinggalkan banyak kader

Yang namanya partai tentu pengen punya kader sebanyak-banyaknya. Karena besar atau tidaknya suatu partai itu juga ditentukan oleh jumlah kader.

Perhatikan saja Partai Demokart yang kadernya Andi Mallarangeng jelas-jelas korutor. Masih juga dipertahankan.

Itu supaya jumlah kader tidak berkurang.

Sedangan NasDem beberapa hari ini ditinggalkan oleh banyak kader. Mulai dari perancang sepatu kenamaan Niluh Djelantik yang keluar dari partai itu hingga Fredriek Lumalente dan Panji Astika.

Termasuk Sekretaris DPC NasDem Kecamatan Jekulo, Kudus, Jateng, Andreas Acui Simanjaya juga mundur dari partai tersebut, mengingat apa yang dilakukan oleh Timses Anies di Pilkada DKI 2017 lalu (main isu SARA) begitu mengkhawatirkan.

Sementara, hingga saat ini tidak ada satupun Kadrun yang mau bergabung ke Partai NasDem.

Entah kenapa orang-orang semcam Geisz Chalifah, dr Tifa, Musni Umar dan Novel Bamukmin enggan masuk ke partai itu.

Apakah mereka sudah tahu bobrok NasDem yang sebenarnya? Sehingga lebih memilih bukan kader Parpol daripada bergabung ke partai yang gagal merestorasi Indonesia tersebut.

Jadi bisa dibilang nasib NasDem sekarang mirip Partai Ummat yang juga banyak ditinggalkan kader.

2. Diusir dari koalisi Parpol pengusung Jokowi

Hal ini disampaikan langsung oleh Surya Paloh bahwa ada pihak yang meminta Presiden agar NasDem ditendang dari kabinet.

Dan itu sangat wajar sih.

Mengingatk Capres yang didukungnya tersebut selama ini berlawanan atau antitesa dari pemerintah pusat.

Di samping itu, para pendukung Anies yang lain seperti PA 212, eks kader HTI serta Kadrun yang lain sering banget menjelek-jelekkan pemerintah dan memfitnah Jokowi di Medsos.

Orang-orang semacam inilah yang akan bekerja sama dengan kader NasDem pada Pilpres 2024 mendatang.

Nah, kalau seandainya Paloh punya malu dan tahu diri, seharusnya mundur doang.

Tapi karena do'i muka badak, peluang yang ada diembat semua.

Kursi menteri mau dan mendukung orang yang selama ini dikenal dekat dengan kelompok Kadrun juga mau.

Kan gak ada akhlak itu namanya.

Hanya saja, kalaupun NasDem tetap bertahan di koalisi pengusung pemerintah, cepat atau lambat kadernya juga akan didepak dari kursi menteri.

Apalagi selama ini anak buah Paloh yang jadi menteri prestasinya biasa-biasa saja.

Makin tidak ada beban presiden untuk melepaskan mereka.

3. Disindir telak oleh Presiden Jokowi di acara Golkar

Ini yang sebenarnya bikin Paloh kehilangan muka. Pasalnya ia dibikin malu oleh Presiden di depan orang rame yakni di depan acara Ultah Golkar.

Jadi beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi dan Paloh sama-sama di undang di acara partai berlambang pohon beringin itu. Cuma bedanya presiden diminta untuk menyampaikan sambutan sedangkan Si Brewok tidak.

Saat menyampaikan sambutan itulah Presiden menskakmat Paloh secara tidak langsung.

Orang nomor satu di Indonesia tersebut mengatakan, Golkar kalau menentukan Capres jangan sembrono. Dan jangan pilih orang yang hanya bisa berjanji tapi tidak bisa menepati

Jelas terlihat dari pernyataannya itu meskipun presiden tidak secara langsung menyebutkan NasDem yang mengusung Anies merupakan perbuatan sembrono bikin Paloh tersinggung.

Hingga si brewok pulang lebih awal di acara Golkar itu. Kwkwkwk

4. Elektabilitas NasDem turun drastis

Inilah kata orang 'untung tidak dapat diraih malang tidak dapat ditolak'. Bukannya dapat dukungan dari kalangan Kadrun, elektabilitas NasDem malah semakin turun pasca partai tersebut deklarasi mengusung Anies.

"Setelah resmi mencapreskan Anies, elektabilitas NasDem makin terpuruk hingga di bawah parliamentary threshold (ambang batas parlemen) atau 3,8 persen," ujar Direktur Eksekutif New Indonesia Research dan konsulting Andreas Nuryono, yang lembaganya pada bulan Oktober ini baru saja menggelar survei.

Cukup signifikan juga ya dampaknya bagi NasDem.

Kasihan kalau partai ini nantinya jadi partai gurem benaran.

Siap-siap saja jenggot Paloh ubannya semakin karena begitu setresnya dia mikirin partainya. Hehehe

Belum lagi ditambah dengan belum ada kesepakatan antara NasDem, PKS dan Partai Demokrat untuk berkoalisi dalam rangka mengusung Anies. Karena masing-masing partai tersebut berebut pengen dapatkan kursi Cawapres.

Makin ambyarlah NasDem.

Hanya saja, itulah resiko yang harus dibayar kalau ngusung pelaku politik identitas dan main dua kaki.

Langsung dijauhi orang.

Ambyar! NasDem Alami Apes Berkali-kali Pasca Dukung Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ambyar-nasdem-alami-apes-berkali-kali-pasca-ZOGrfYHQer

Tujuh Eks Kapolri Temui Jenderal Sigit, Apakah Bisa Nitip Soal Kemudahan Bayar STNK?

Merespons permasalahan beruntun yang dihadapi institusi kepolisian RI, tujuh Purnawirawan Kapolri mendatangi Mabes Polri untuk menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Mereka mengaku terpanggil untuk memberikan sumbangsih pemikiran karena persoalan yang mendera Polri belakangan ini.

Dilansir dari pemberitaan laman CNN Indonesia, tujuh mantan kapolri yang nampak mendatangi Mabes Polri adalah Jenderal (purn) Dai Bachtiar, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Jenderal (Purn) Roesmanhadi, Jenderal (Purn) Chaerudin Ismail, Jenderal (Purn) Soetanto, Jenderal (Purn) Timur Pradopo, dan Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.

Pertemuan antara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan tujuh mantan Kapolri tersebut dilakukan di Gedung Rupatama, Mabes Polri, pada Kamis (27/10).

"Kami para purnawirawan Polri ini terpanggil tentu dengan situasi yang sama-sama prihatin. Pada pertemuan kali ini memang ada sesuatu yang kita ingin berikan masukan terutama pada peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini," ujar Dai Bachtiar mewakili koleganya.

Eks Kapolri tahun 2001 tersebut mengatakan, pihaknya juga memberikan dorongan agar Pju Polri saat ini tetap dapat semangat dan bertindak rasional. Bachtiar mengatakan bahwa pihaknya juga memberikan sejumlah masukkan terkait hal-hal yang sekiranya perlu mendapatkan perhatian khusus untuk kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat.


Ehm, bicara soal harapan dan kepercayaan masyarakat ya, Pak Dai ... bolehkah lewat tulisan ini kami menitip harapan soal masalah pembayaran STNK tahunan dan balik nama bagi pemilik kedua, ketiga, dan seterusnya, khusus bagi pemiliki sepeda motor agar dipermudah, Pak Kapolri?

Kan tujuan utamanya adalah terbayarnya pajak secara rutin dari jutaan pemilik sepeda motor, bukan siapa pemilik pertama unit sepeda motor itu sampai harua dimintai bukti KTP aslinya?

Kalau memang ingin dipermudah dan kudu pakai berkas KTP, kenapa tidak diberi saja file foto KTP-nya, atau paling tidak ada fasilitas check data pemilik unit motor pertama, lalu diberi keterangan bahwa per tanggal sekian, bulan dan tahun sekian, berdasarkan bukti pembelian sah dan bisa menunjukkan BPKB dan STNK asli, lalu pembayaran bisa dilakukan?

Jadi kenapa harus ada adegan "tembak KTP" dengan membayar sejumlah uang yang nominalnya cukup lumayan? Saya yakin jika terobosan berupa kemudahan dalam membayar pajak STNK tahunan bisa terjadi, tak hanya kepercayaan masyarakat yang membaik, tapi pendapatan negara dari pembayaran pajak kendaraan juga akan naik


Semoga harapan dari rakyat kecil seperti saya ini dapat segera diperhatikan, lalu segera diterapkan kemudahan dalam membayar pajak kendaraan bagi pembeli sepeda motor second. Siapa tahu kan setelah meeting yang ini, trus ada agenda meeting berikutnya yang bisa membahas soal bayar STNK tahunan tadi. Kalaupun harus balik nama, ya bikin mudah saja aturannya, kalau perlu nggak sampai setengah hari selesai. Bagaimana menurut Anda?

Tujuh Eks Kapolri Temui Jenderal Sigit, Apakah Bisa Nitip Soal Kemudahan Bayar STNK?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/tujuh-eks-kapolri-temui-jenderal-sigit-apakah-CEh7X0dImz

Bang Paloh, Sudah Mulai Deg-Degan Habis Kena Tampol Pidato Jokowi??

Sejak mendeklarasikan Anies Baswedan, yang dianggap tak tahu diri oleh sebagian masyarakat karena dilakukan dalam masa berkabung gara-gara tragedi di Stadion Kanjuruhan, sampai hari ini NasDem dan Surya Paloh terus menjadi pembicaraan, tapi cenderung mengarah ke tren negatif.

Pidato Jokowi saat HUT Golkar ke-58 pun, dinilai oleh banyak orang berefek ganda, tapi bermakna sangat bertolak belakang bagi Golkar dan NasDem.

Bagi Golkar, pesan Jokowi ditangkap sebagai nasihat politik sekaligus petunjuk bagi koalisi Golkar, PPP, dan PAN lewat KIB-nya agar jangan sampai mereka sembrono dan tergesa-gesa dalam memilih sosok Capres pada 2024 nanti.

"Pilih pemimpin yang bener," kata Jokowi.

Pesan yang bisa menyiratkan dua makna, yakni memilih capres dengan cara yang benar, karena bagi Jokowi mungkin dianggapnya ada partai yang caranya nggak benar. Masa' kalau benar, bikin deklarasi pas masa duka? Masa' kalau caranya benar, pernah menyebut kader partai lain sebagai calon yang akan dipilih, tanpa permisi pula ... mirip lagu yang dicomot asal-asalan tanpa izin resmi pemilik lagunya.

Trus, bagi NasDem, pesan itu disinyalir sebagai sindiran langsung Jokowi kepada Bang Paloh yang dianggapnya terburu-buru, sembrono, hingga menawarkan sesuatu yang nggak masuk akal seperti ilustrasi pilot yang dipakai Jokowi sebagai analogi calon pemimpin negeri yang akan diajukan buat dipillih rakyat.

Boleh saja sih Bang Paloh coba mengelak dengan olah katanya, khas seorang orator, tapi itu semua sepertinya nggak mampu mengubah persepsi sebagian masyarakat bahwa sindiran itu buat NasDem, masa' buat AHY dan Demokratnya?

Tampaknya tampolan ala Jokowi pada HUT Golkar ke-58 kemarin mulai bikin Surya Paloh deg-degan. Apalagi disertai beredarnya video ketika Jokowi menghindari (atau menolak?) pelukan Bang Paloh saat bersalaman.

Apakah Jokowi agak enggan karena (maaf) jijik sama cara berpolitik NasDem yang masih bagian dari koalisi pemerintah dan menjadi menteri, tapi bertingkah liar dengan memilih sosok yang mempersulit Jokowi lima tahun ini sehingga sinkronisasi pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta terhambat? #mbuh


Akhirnya, kita lihat saja ke depan bagaimana tren drama politik ini berlanjut. Apakah Bang Paloh terus melanjutkan dramanya tanpa mau menarik menterinya dari kabinet? Apakah KIB menuruti nasihat Jokowi dan mulai menjauh dari pengaruh NasDem, bahkan Demokrat dan PKS?

Silakan menikmati deg-degan Anda, Bang Paloh. Ingat, bagi sebagian rakyat, Anda sudah blunder dengan memilih sosok yang memburamkan Jakarta sebagai etalase negeri kita. Teruskan saja kalau partaimu mau nyungsep!

Bang Paloh, Sudah Mulai Deg-Degan Habis Kena Tampol Pidato Jokowi??

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bang-paloh-sudah-mulai-deg-degan-habis-kena-0w4UeDAkyH

Jalan Terjal Menghadang Koalisi ini Terancam Ambyar Sebelum Terwujud

Karena ada regulasi ambang batas PT 20% agar mampu mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri, mayoritas partai politik harus mencari mitra agar bisa mewujudkan koalisi.

Kecuali PDI Perjuangan semua partai politik wajib membentuk koalisi demi bisa mengajukan pasangan Capres dan Cawapres. PDI Perjuangan pun walaupun mampu sendirian mengusung Capres dan Cawapres, tapi tetap akan membentuk koalisi.

Diantara sekian banyak koalisi dan calon koalisi ada sekumpulan partai yang sudah lama diisukan akan membentuk koalisi. Tetapi sudah beberapa bulan berita deklarasi resmi koalisi dari 3 partai ini belum juga terdengar.

Seperti biasa dalam politik, elit partai politik sering kali mengatakan jika koalisi mereka dilandasi kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional. Padahal pada kenyataannya tidak lepas dari pembagian kekuasaan, alias perebutan jabatan.

Koalisi Pilpres 2024 yang sedang dibangun oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rupanya berjalan sangat alot. Sebab, jika benar terbentuk koalisi, maka ada salah satu partai yang harus kalah, harus mengalah untuk posisi calon wakil presiden (cawapres).

Untuk diketahui, Partai Nasdem telah lebih dulu mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Adapun Partai Demokrat dan PKS sama-sama menyodorkan satu nama untuk menjadi pendamping Anies.

Demokrat menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan PKS menyorongkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Tampaknya kompromi agak sulit dicapai karena salah satu partai harus dikalahkan untuk posisi cawapres.

Antara Demokrat dan PKS bisa saja mengalah tapi tentu harus ada syarat. Syarat dan ketentuan tersebut biasanya berupa kompensasi. Posisi cawapres boleh didapatkan oleh Partai Demokrat tapi PKS harus mendapatkan kompensasi yang sepadan. Begitu juga sebaliknya.

Kompensasi ini mungkin saja sama dengan kompensasi yang diperoleh oleh partai politik pendukung Prabowo di Pilpres 2019. Ketika itu ketika penentuan posisi Cawapres berjalan sangat a lot.

Ternyata diluar dugaan posisi cawapres diberikan kepada Sandiaga Uno yang merupakan kader Partai Gerindra. Berarti posisi Capres dan Cawapres semuanya dari Partai Gerindra.

Tentu saja hal ini harus dibayar mahal berupa kompensasi kepada para pendukung lainnya. Kompensasi ini tentu saja hal yang sepadan dan sangat besar.

Melihat alotnya tawar menawar Demokrat dan PKS, masih ada kemungkinan salah satu partai mendapatkan tawaran posisi cawapres dari poros lain. Peluang yang cukup terbuka adalah PKS merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sedangkan Demokrat merapat ke Partai Gerindra untuk mendapatkan posisi cawapres bagi AHY.

Atau kemungkinan ekstrimnya, PKS bisa masuk menggantikan Nasdem dalam formasi koalisi pemerintah. Jika ini terjadi koalisi antara Nasdem, Demokrat dan PKS akan ambyar sebelum terwujud.

Jalan Terjal Menghadang Koalisi ini Terancam Ambyar Sebelum Terwujud

Sumber Utama : https://seword.com/umum/jalan-terjal-menghadang-koalisi-ini-terancam-1RhlyOgiLY

(Analisa) Plesetkan Khilafah Jadi Khilafuck, Dede Budhyarto Akan Dipecat Erik Thohir?

Sebenarnya kalau dipahami kalimatnya secara utuh, ucapan Dede tidak seharusnya menyinggung ketua MUI Cholil Nafys. Tapi mungkin karena ada plesetan khilafah menjadi khilafuck, ketua MUI menjadi terpelatuk. Karena bagaimana pun khilafah adalah istilah yang tidak asing dalam agama islam.

Mari kita analisis secara lengkap ucapan Dede komisaris PT. Pelni tersebut :

"Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilaf*ck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas,"kata Dede dalam akun Twitternya.

Ada 4 poin utama yang disinggung oleh Dede :

  • capres yang tidak didukung kelompok radikal
  • suka mengkafir-kafirkan
  • pengasong khilafah anti pancasila
  • gerombolan melarang pendirian rumah ibadah minoritas.

Lalu mari kita lihat kemarahan ketua MUI :

Menurutnya, makna khilafah dalam sejarah Islam jelas sangat berbeda dengan arti khilafah yang disematkan HTI yang kini telah dibubarkan Pemerintah.

Opini penulis : poin ketiga Dede jelas mengacu kepada kelompok macam HTI & FPI yang anti pancasila. Kalau menurut kiai khilafah dalam sejarah islam berbeda, artinya Dede tidak sedang bercerita khilafah yang kiai maksud. Jadi kenapa harus marah? Lain halnya kalau kiai menganggap khilafah HTI itu sesuai dengan khilafah dalam sejarah Islam, maka kiai wajib marah.

"Soal tak suka HTI ya silahkan aja toh juga sudah dilarang dan dibubarkan di Indonesia. Tapi sepertinya kurang tepat dan tak sopan memelesetkan kata khilafah,” kata Cholil dikutip dalam akun Instagram nya @cholilnafis, Rabu (26/10/2022).

Opini penulis : maka salahkan lah HTI yang memakai kata "khilafah" untuk kepentingan kelompok radikalnya. Karena hal tersebut tidak sesuai khilafah dalam sejarah Islam versi kiai, artinya HTI sudah menista agama Islam.

Jadi kapan terbit fatwa haram eks HTI? Sekalian haramin juga capres yg didukung eks HTI, krn HTI merubah arti khilafah seenak jidat.

Masalah Dede memelesetkan khilafah HTI menjadi khilafuck, tidak akan terjadi kalau HTI yang anti pancasila tidak menggunakan kata tersebut. Kalau HTI menggunakan kata "ontafah", maka penulis yakin Dede akan memelesetkan menjadi "ontafuck".

“Kata khilafah yang ada dalam sejarah Islam itu berbeda jauh denga khilafah yang disematkan oleh HTI. Jadi kalau tak ngerti kosa kata itu tak perlu lompat pagar,"sambungnya.

Opini penulis : maaf sekedar mengingatkan pak kiai, sepertinya pak kiai yang tidak paham kosa kata deh. Dede sedang membahas khilafah anti pancasila, kalau khilafah dalam sejarah islam berbeda, maka jelas itu bukan yang sedang Dede bahas. Jadi kenapa marah? Sepertinya kata-kata Dede menusuk relung hati yang terdalam ya?

"Secara pribadi saya tak ingin ada yang mengubah dasar negara menjadi khilafah, imarah, Komunis, dan lain lain. karena kita sudah sepakat dengan Pancasila. Dan dasar ini sudah sesuai dengan Piagam Madinah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah,"ujar dia.

Opini penulis : kalau pancasila sesuai dengan piagam madinah, artinya kalau ada yang anti pancasila, berarti tidak sesuai piagam madinah. Sebagai muslim pak kiai seharusnya melawan paham khilafah anti pancasila, karena tidak sesuai piagam madinah

Tapi kenapa ketika ada yang memplesetkan "khilafah anti pancasila" menjadi "khilafuck anti pancasila" kiai malah marah? Justru khilafah anti pancasila bukan cuma perlu diplesetkan, tapi perlu dilawan oleh pak kiai karena tidak sesuai piagam madinah.

Marah itu hak pak kiai, tapi ucapan kemarahan pak kiai ini tampaknya tidak nyambung dengan objek yang sedang dimarahi. Seharusnya pak kiai ikut melawan paham anti pancasila, karena pancasila sudah sesuai dengan piagam madinah nabi. Melawan pancasila, sama dengan menentang piagam madinah nabi yang sudah sesuai pancasila (menurut pak kiai).

Lalu kenapa dari 4 poin yang ditulis Dede, pak kiai cuma terpelatuk oleh poin khilafah anti pancasila? Bagaimana dengan 3 poin lainnya? Semoga tidak diam-diam tapi menikmati ya.

Kesimpulan, pak kiai tampaknya harus perbanyak literasi. Tapi karena ini adalah ketua MUI, yang merupakan circle Erik Thohir juga, maka penulis rasa tidak akan lama lagi ada berita kalau Dede Budhyarto akan dipecat. 
(Analisa) Plesetkan Khilafah Jadi Khilafuck, Dede Budhyarto Akan Dipecat Erik Thohir?

Prabowo Ditinggal Kadrun, Paloh Ditinggal Nasionalis, Mega...?

Politik memang selalu penuh warna dan drama, seperti pada pilpres 2024 ini. Saking rumitnya tahun politik kali ini, tiga ketum parpol, yang kebetulan sudah sama-sama uzur pula, berpotensi ditinggalkan banyak kader dan simpatisan.

Prabowo dan Partai Gerindra akan ditinggalkan barisan kadrun. Padahal antara dua elemen ini sudah terjalin hubungan yang begitu akrab dan mengharukan selama dua pilpres: 2014 dan 2019.

Ketika itu, parpol yang pada dasarnya berplatform nasionalis ini, dijadikan oleh para kadrun sebagai wadah penampung aspirasi politik mereka. Hal ini karena ketumnya sendiri sangat membutuhkan suara dan dukungan kelompok yang berjubah agama ini. Tak hirau meski mereka dianggap anasionalis.

Kita sudah saksikan bagaimana kedua elemen ini menyatu erat dalam berbagai kegiatan, seperti kampanye, bahkan di acara reuni-reunian di Monas. Prabowo bahkan menyempatkan sowan ke tempat mukimnya Rizieq Shihab di Mekkah Arab Saudi, pada Juni 2018.

Bagaimana militannya kelompok berplatform agama ini dalam memperjuangkan kemenangan Prabowo, sangat mengharukan (untuk tidak mengatakan mengerikan). Prabowo bahkan berjanji akan menjemput sendiri Rizieq Shihab ke Arab Saudi, menggunakan pesawat jet pribadinya, apabila memenangi Pilpres 2019 itu.

Namun apa yang terjadi kemudian sangat jauh dari ekspektasi. Prabowo kalah telak (lagi). Segala skenario dan janji-janji manis harus berantakan. Bahkan kedua kelompok ini harus retak dan pecah gara-gara Prabowo malah memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi, menjadi menteri pertahanan.

Para pentolan kelompok garis keras itu pun satu per satu meninggalkan Prabowo yang dicap sebagai pengkhianat. Bisa dimaklumi bagaimana kecewanya mereka yang merasa telah berjuang habis-habisan, namun akhirnya seolah dicampakkan begitu saja.

Jika pada tahun 2024 Prabowo masih nyapres, diperkirakan dia tak lagi mendapatkan sumbangan suara dari kelompok militan ini. Mereka pasti lebih enjoy dan “ikhlas” memberi dukungan penuh untuk Anies Baswedan, jika yang bersangkutan maju sebagai salah satu kontestan.

Situasi ini pasti akan sangat merugikan Prabowo, sebab akan kehilangan banyak suara dari massa yang merasa patah arang ini.

Nasib yang sama dengan Prabowo tampaknya bakal menimpa Surya Paloh. Si Brewok, yang saking cintanya pada NKRI, mendirikan Nasional Demokrat (Nasdem) yang berkarakter nasionalis. Paloh bahkan sangat militan mendukung Jokowi sesama nasionalis tulen.

Imbas dari dukungan itu, pada Pemilu 2019, perolehan suara Nasdem meningkat, dari sebelumnya (2014) sekitar 7%, naik menjadi sekitar 9% pada 2019. Bisa jadi itu adalah buah dari dukungannya yang luar biasa ke Jokowi.

Tapi untuk tahun 2024, Surya Paloh sudah berterus terang ke Jokowi bahwa mereka tidak sejalan lagi. Ternyata bukan isapan jempol. Belum lama ini si Paloh membuktikannya dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Mengejutkan dan menyesakkan, sebab sosok yang hendak dia naikkan jadi pimpinan republik ini, dikenal sebagai tokoh sentral di balik panasnya Pilkada DKI 2017 karena politik identitas yang ganas dari pendukungnya. Sialnya lagi, sewaktu memegang jabatan gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun, dia dinilai gatot (gagal total).

Namun Surya Paloh seakan tidak peduli dengan fakta-fakta buruk tersebut. Berdasarkan hasil survei, Anies memang punya peluang memenangi pilpres. Tapi mestinya kita tidak perlu mempertaruhkan masa depan negeri ini untuk dia bukan?

Atas keputusan Surya Paloh yang dianggap sebagai ceroboh dan tega itu, banyak kader dan simpatisan Nasdem yang mengundurkan diri. Puncaknya akan terlihat jelas pada pemilu 2024 nanti, di mana para nasionalis, yang merupakan pondasi Nasdem, akan meninggalkan parpol ini.

Di sana ada lagi Megawati Soekarnoputri, yang juga terancam ditinggalkan banyak simpatisan. Mimpi buruk ini akan menjadi kenyataan apabila partai yang dia pimpin, PDIP, benar-benar mengabaikan Ganjar Pranowo, kader murni partai, dan saat ini jadi gubernur Jawa Tengah.

Fakta bahwa Ganjar Pranowo memiliki peluang terbesar untuk memenangi Pilpres 2024, mungkin tidak terlalu disukai sejumlah kader Banteng. Namun adalah riskan sekali apabila pria beruban ini diabaikan, apalagi disingkirkan oleh partai.

Jika tetap nekat melawan arus yang adalah aspirasi rakyat, maka partai ini tidak hanya akan ditinggalkan sebagian besar simpatisan, namun juga berpotensi menjadi gurem.

Prabowo Ditinggal Kadrun, Paloh Ditinggal Nasionalis, Mega...?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/prabowo-ditinggal-kadrun-paloh-ditinggal-pK4EThNng8

Anies Bagaikan "Petruk Dadi Ratu"

Bagi penggemar tontonan wayang kulit pasti pernah mendengar lakon “Petruk Dadi Ratu” yang dipentaskan kidalang. Di sana dikisahkan, Petruk yang dititipi pusaka Jamus Kalimasada oleh Bambang Priyambodo (hasil sitaan dari Mustakaweni), oleh punakawan Pendawa itu disalahgunakan. Dengan modal Jamus Kalimasada Petruk berhasil memerintah di kahyangan Jonggringsalaka, setelah melengserkan Betara Guru dan Patih Betara Narada. Dan Petruk pun memerintah kahyangan seenak udel sendiri.

Ucapan Ahok soal surat Almaidah ayat 51 yang sukses dipelintir oleh kelompok Rizieq Shihab, berhasil menjadikan Anies Baswedan jadi Gubernur DKI. Tapi bagaikan Petruk yang jadi raja di kahyangan Jonggringsalaka, sistem pemerintahan di DKI diacak-acak tidak karuan. Dia tidak melanjutkan program Gubernur Ahok yang bagus, tapi justru menelantarkannya. Si “Petruk” merasa alergi melanjutkan program pendahulunya.

Sekedar contoh, Jl. MH Thamrin - Jendral Sudirman yang di masa Ahok dilarang untuk sepeda motor, oleh Anies diperbolehkan lagi. Begitu juga ruang pengaduan warga yang tiap pagi dibuka di Balaikota dan dilayani langsung oleh Ahok, oleh Gabener ditutup. Pernah sekali sih dibuka di awal menjabat, tapi karena si “Petruk” tak menguasai masalahnya, hari berikutnya langsung ditutup ketimbang ketahuan tak ada kompetensinya sebagai Gubernur DKI.

Si “Petruk” itu ahlinya ahli untuk melawak, mengalahkan Cak Lontong bahkan Srimulat. Banjir dia menyebutnya sebagai air yang antri parkir. Saat debat Cagub dulu, dia bilang bahwa kalau Cagub lainnya menyediakan pancing, si “Petruk” akan menyediakan kolamnya. Dan ini dibuktikan dengan nyata, selama 5 tahun bercokol di Balaikota kebijakannya menyebabkan banyak kolam air alias banjir di berbagai wilayah Ibukota. “Mending “Kolam Susu”-nya Koes Plus.” Kata warga yang kesal dan kecewa.

Soal mengecat atap rumah warna-warni di seputar flyover tapal kuda Lenteng Agung Jakarta Selatan, apa korelasinya dengan kebutuhan masyarakat setempat? Untuk menciptakan wisata halal di daerah ini? Lalu pengunjung bonbin Ragunan sebelum atau sesudah melihat gajah dan onta, kemudian menyewa helikopter untuk melihat atap rumah nan indah dari udara? Kok beritanya tak pernah ada tuh! Lembaga survei juga tak ada yang kurang kerjaan mencatat, misalnya: atap rumah warna-warni Lenteng Agung telah dilihat oleh 68 persen penduduk Ibukota; anak muda sekian persen, kakek nenek juga sekian persen.

Si “Petruk” ini memang tak paham skala prioritas. Planing penanganan banjir itu sudah dibuat tahun 1973 jaman Gubernur Ali Sadikin, sehingga gubernur-gubernur penerusnya tinggal melaksanakan. Si “Petruk” tidak mau menjadi generasi penerus. Ketika Ahok sudah mengerjakan normalisasi kali Ciliwung sepanjang 16 kilometer, dan dia tinggal melanjutkan yang 17 kilometer dari target 33 kilometer, dia ogah melaksanakan. Si “Petruk” memilih dengan cara naturalisasi, tapi itu pun tak dikerjakan juga hingga habis masa jabatannya.

Rupanya si “Petruk” punya konsep lain yang lebih spektakuler dan membumi. Untuk mengatasi banjir di Ibukota bisa ditempuh dengan cara bikin drainase vertikal atau sumur resapan sedalam hanya 3 meter. Maka jalan-jalan di Ibukota banyak dilobangi, sehingga jadi bopeng-bopeng dan centang perenang. Efektifkah mengatasi banjir? Enggak tuh! Rupanya Gabener ini tak tahu ilmu Comberanologi, di mana lumpur yang sudah pekat sulit meresap air. Mungkin si “Petruk” ini dulu tak pernah tinggal di kampung, sehingga tak pernah melihat comberan di rumah sendiri maupun tetangga.

Mengatasi kemacetan lalulintas si “Petruk” punya teori sendiri tentang apa itu alat transportasi pertama dan utama, yang sangat berlawanan dengan Undang-Undang Lalulintas dan Angkutan Jalan Raya. Bagi Gabener, alat transportasi pertama dan utama itu adalah kaki, maka untuk memberi ruang para pejalan kaki, trotoar diperlebar sementara jalannya dipersempit. Apa yang terjadi kemudian, kemacetan malah bertambah, sementara warga Ibukota juga ogah disuruh jalan kaki ke kantornya.

Demikian juga Formula-E. Setelah “dikompori” Dino Patijalal mantan Wamenlu, si “Petruk” nafsu banget menggelarnya di Jakarta. Tanpa konsultasi dengan pemerintah pusat, 190 batang pohon pelindung di Monas ditebangi. Padahal akhirnya batal digunakan untuk balapan mobil listrik. Lalu ke mana batangan kayu-kayu tersebut, dibuat arang atau jadi papan bekisting untuk proyek? Yang jelas kelakuan si “Petruk” ini jadi mirip-mirip Sunan Amangkurat I (1646 – 1677) di kraton Mataram Kotagede, Yogyakarta. Demi bisa main layang-layang bebas gangguan, sejumlah pohon wringin kurung di Alun-alun Lor pun ditebangi.

Paling menggelikan adalah tekad si “Petruk” yang di masa kampanye Cagub berjanji menjual saham Pemprov DKI di perusahaan bir PT Delta. Dia mencoba mengeksekusinya, tapi selalu diganjal DPRD. Tapi diam-diam dia merasa diuntungkan. Sebab selama 5 tahun masa jabatannya, deviden dari PT Delta masuk ke Pemprov DKI lebih dari Rp 300 miliar. Ini kan sangat mempengaruhi besaran Biaya Penunjang Operasional (BPO) Gubernur yang diterima si “Petruk” setiap bulan, sebab dana tersebut diberikan berdasarkan rumus 0,13 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta.

Jika disebut satu persatu kebijakan konyol si “Petruk” ini, sampai besok pagi juga takkan selesai. Ini mengkonter statemen si “Petruk” bahwa keberhasilan kerjanya selama 5 tahun di Balaikota, takkan selesai diceritakan sampai besok. Dia berani mengatakan demikian, karena saat serah terima jabatan dengan Pj Gubernur Heru Budi Hartono, Mendagri Tito Karnavian masih berbasa-basi bahwa selama jadi Gubernur DKI si Anies berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Sebelum serah terima jabatan, Gabener menggelar perpisahan di Balaikota bersama warga Ibukota. Ketika dia menghadap ke utara, oleh pendukungnya ditafsirkan sedang menatap ke Istana Negara, yang bakal didudukinya Oktober 2024 nanti. Padahal jika dicermati, Gabener sering pula menatap ke arah barat-laut, itu artinya dia menatap Timur Tengah atau Yaman negeri asal leluhurnya.

Ada yang lolos dari perhatian publik. Sewaktu Anies ketemu Heru Budi Hartono calon penggantinya, dia sempat berjanji akan menghadiahkan sepatu yang akan dipakai Heru saat pelantikan nanti. Tapi ketika pelantikan berlangsung, sama sekali tak ada beritanya tentang sepatu tersebut. Apakah pers yang kurang jeli, atau memang sepatu baru itu sekedar prank? Bayangkan, sudah di ujung jabatannya saja masih bisa berbohong. Pantesan hidung wayang Petruk itu panjang seperti Pinokio, karena sering berbohong.

Tapi sudahlah, sejak 17 Oktober lalu warga Ibukota sudah terbebas dari Gabener yang banyak membohongi rakyatnya. Padahal yang namanya burung merpati saja, dia tak pernah ingkar janji (judul film Indonesia tahun 1986). Meski hanya sekitar 2 tahun menjabat, semoga Pj Gubernur Heru mampu mengejar ketinggalan DKI Jakarta yang ditelantarkan selama 5 tahun. Legalah kita, si “Petruk” sudah lengser dari kahyangan, kembali jadi punakawan biasa.

Anies Bagaikan "Petruk Dadi Ratu"

Sumber Utama : https://seword.com/humor/anies-bagaikan-petruk-dadi-ratu-d5hcNQnVQv

Febri Diansyah Sudah Ada Panggung Meja Hijau Bela Putri, Masih Caper di Twitter! Norak!

Saya heran banget sama seorang mantan juru bicara KPK yakni Febri Diansyah. Orang ini menjadi sosok yang membela Putri Candrawati dalam kasus pembunuhan berencana kepada Brigadir Joshua.

Dia secara resmi sudah menjadi kuasa hukum dari keluarga Ferdi Sambo. Dia juga sudah menjadi orang yang berperan di meja persidangan untuk membela kliennya. Tapi yang saya bingung orang ini kenapa masih lanjutkan bacotannya di Twitter ya?

Padahal dia sudah diberikan panggung meja hijau untuk dia membela kliennya meskipun tidak punya alasan logis tertentu. Tapi dia masih melakukan cuitan-cuitan yang menurutnya penting di Twitter. Saya bingung banget sama logika orang ini.

Apakah menurutnya Twitter bisa menjadi pengganti meja hijau buat membela Putri Candrawati? Buat saya apa yang menjadi cuitannya itu sebenarnya bisa di tuangkan ke meja hijau. Bisa Iya suarakan di depan Hakim Dan juga jaksa penuntut umum yang kontra terhadap Putri Candrawati.

Tapi beberapa hari ini dia malahan sibuk di Twitter membuat sebuah kuliah tweet soal tuduhan Kamarudin yang mengatakan bahwa diduga Putri Candrawati ikut melakukan penembakan. Dia bikin 7 bukti sangkalan di Twitter dengan total like 25 dan total retweet per tulisan ini ditulis.

Bahkan dia membantah secara tegas dan berita-berita di media online pun di copy paste ke Twitternya dia. Yang lucu orang ini sepertinya lagi kurang kerjaan dan sibuk main Twitter ketimbang membela kliennya yang merupakan tersangka pembunuhan berencana.

Pernahkah dia berpikir, jikalau barada E tidak berbicara keadaan sebenarnya, kliennya akan mengakui kekeliruan dengan skenario bohong yang dibuatnya? Memang seharusnya Febri Diansyah ini membuktikan segala sesuatu di persidangan.

Dia juga bisa membuktikan alibi kekerasan seksual. Bukan hanya BAP dan juga bukan hanya lewat "katanya". Ini seolah-olah pelaku yang mencoba menempatkan diri seakan-akan menjadi korban dan itu adalah hal basi dari seorang tersangka.

Apa yang sedang dibuat oleh Febri seakan-akan menjadi panggung sandiwara dagelan. Seolah-olah dia saja yang tahu hukum sedangkan yang lain tidak tahu hukum. Febri pun mengatakan bahwa dia tidak sedang mencari panggung karena dunia ini adalah panggung.

Ya kalau memang panggung nggak dicari seenggaknya yang dicari uang bukan? Percayalah Saya tidak sedang membela siapapun. Tapi percaya juga satu hal bahwa barangsiapa yang membela kezaliman maka dia adalah bagian dari kezaliman tersebut dan itu akan dibayar tuntas oleh langit.

Tidak cari panggung tapi cari cuan. Ya nggak papa juga sih karena memang orang kan butuh makan termasuk Febri. Sebetulnya menuju brigadirejo semua melakukan kekerasan seksual terhadap Putri Candrawati tanpa saksi mata juga merupakan fitnah keji bukan?

Apalagi menuduh orang yang sudah meninggal. Kalau salah sih bayarannya mahal banget coy. Tapi kalau bicara tentang posisi Febri Diansyah, ya kita sama-sama dilema sih karena dia kan harus maksimal demi kliennya yang sudah menunjuk dia.

Jika benar mau mencari kebenaran dan keadilan maka Febri tidak boleh berpatokan hanya kepada berkas.

Kalau bilang fitnah keji mengenai Putri Candrawati terlibat dalam penembakan, juga fitnah keji jika menuduh Brigadir Joshua yang sudah meninggal melakukan tindakan kekerasan seksual. Tolonglah adil sejak dalam pikiran menurut Pramoedya Anantya Toer.

Febri Diansyah Sudah Ada Panggung Meja Hijau Bela Putri, Masih Caper di Twitter! Norak!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/febri-diansyah-sudah-ada-panggung-meja-hijau-bela-vdFwA4RQ7X

Said Didu Bilang Ada Tawaran Menteri ke PKS Asal Menarik Dukungan ke Anies, Anda Percaya?

Tak ada angin, tak ada hujan, mendadak jagat Twitter (katanya) ramai dengan isu PKS ditawari jatah dua kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) asalkan menarik dukungan buat Anies Baswedan yang kini diusung sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 oleh NasDem.

Dilansir dari pemberitaan Detik.com berdasarkan pantauan Twitter pada Kamis (27/10/2022), semula muncul cuitan Said Didu yang mengaku mendengar kabar adanya salah satu pengusaha yang ditugaskan memberikan dana besar agar dukungan buat Anies Baswedan ditarik.

Nah, cuitan Said Didu itu lantas dibalas juru bicara PKS Muhammad Kholid, yang menyebut bahwa isu itu fitnah belaka.

"Ini hoax & fitnah. Keputusan Musyawarah Majelis Syuro VII tegas menyatakan @PKSejahtera tetap di luar pemerintahan (oposisi) hingga 2024," kata Kholid via akun Twitter.

Kholid juga menegaskan begini:

"Selain itu, PKS saat ini intens bangun komunikasi di tim kecil untuk tuntaskan poros perubahan bersama Nasdem dan Demokrat. Saya kira narasi yang dibawa Bang Said Didu, dkk ini on mission ingin merusak rasa saling percaya di poros perubahan. Saya kira itu tidak baik. Semoga cara-cara demikian tidak dilakukan."


Simpel saja pertanyaan saya membaca ramainya cuitan ini:

"Apakah sampeyan percaya?"

Said Didu ini kan selama ini ada di kubu pro Anies dan kerap membuat pernyataan kontroversial yang negatif buat menyudutkan atau melemahkan keyakinan masyarakat kepada pemerintah. Jadi, agak janggal kalau lantas dia munculkan isu soal tawaran dua menteri buat PKS, yang kalau pun beneran ada, mau dipakai buat gantikan siapa? Masa' buat gantikan duo menteri NasDem yang sampai sekarang saja tak jelas kapan mundurmya karena nggak juga ditarik dari kabinet sama Surya Paloh?

Kejanggalan berikutnya, kita tahu tak jarang PKS ini hanya bermain buat framing citra politik saja agar terlihat baik sambil berharap mendapat kepercayaan dari masyarakat, yang berguna buat menaikkan suara partai jelang Pemilu 2024 nanti. Kalau sekadar menyambar isu yang masih diragukan kebenarannya sih, nggak usah jadi elit parpol juga bisa kali, Pak Kholid.


Begini saja deh, biar nggak simpang siur dan menjadi liar beritanya. Namanya tawaran kan berarti jelas, ada pelakunya, lokasi di mana, atau kalau online ya via medsos apa, kapan waktunya, trus tawarannya seperti apa, dan posisi menteri apa yang ditawarkan.

Said Didu perjelas saja dengan data yang benar, trus biar nanti Pak Kholid menimpali lagi. Kalau nggak bisa sebut datanya, bisakah kita simpulkan Said Didu hanya mengigau dan melempar isu, atau malah sedang bermain mata demi mengerek citra Anies dan PKS?

Said Didu Bilang Ada Tawaran Menteri ke PKS Asal Menarik Dukungan ke Anies, Anda Percaya?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/said-didu-bilang-ada-tawaran-menteri-ke-pks-asal-oUz4yAWRHf

Dorong Sertifikasi Penceramah Agama dan Batasi Konten-konten Radikal di Internet!

Seorang perempuan muda nekat menerobos istana negara dengan membawa senjata. Motif perempuan bernama Siti Elina itu adalah hendak bertemu Presiden Jokowi untuk menyampaikan keyakinan yang dimilikinya.

“Dia datang ke istana tujuannya ingin bertemu Jokowi untuk menyampaikan Indonesia ini salah. Indonesia ini (dianggap Siti Elina) salah karena dasarnya bukan Islam, tapi ideologinya Pancasila,” kata Kombes Hengki Hariyadi, Direktur Reserse Umum Polda Metro Jaya seperti dikutip dari kompas.com.

Entah mengapa, saya tidak terlalu kaget dengan adanya peristiwa ini. Tindakan Siti Elina menunjukkan bahwa paham radikal masih ada di Indonesia. Kejadian seperti ini akan terus berulang jika pemerintah tidak memperkuat pencegahan penyebaran paham radikal.

Sebenarnya pemerintah sudah berusaha untuk mengatasi menyebarnya paham radikal dengan membubarkan organisasi-organisasi yang terindikasi paham radikal. Selain itu, pemerintah juga terus melakukan penangkapan kepada orang-orang yang terindikasi mengikuti organisasi teroris yang ingin mengganti dasar negara Indonesia. Upaya ini baik dan harus diapresiasi.

Untuk memperkuat upaya pencegahan penyebaran paham radikal, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah lain. Ada dua hal yang saya rasa penting untuk dilakukan yaitu adanya sertifikasi penceramah agama dan pembatasan konten-konten radikal di internet.

Adanya sertifikasi penceramah agama sudah lama digaungkan tetapi seolah berjalan di tempat. Tiadanya sertifikasi penceramah agama membuat penceramah yang membawa paham radikal bebas berceramah dimana-mana. Tiadanya sertifikasi penceramah agama membuat tidak ada ukuran untuk menilai penceramah agama yang tepat dan menyimpang.

Karena itulah, pemerintah seharusnya mendorong adanya sertifikasi penceramah agama. Mungkin adanya sertifikasi penceramah agama tidak langsung menyelesaikan masalah tetapi pasti bisa mengurangi sumber masalah. Para penceramah agama bisa diseleksi sehingga paham radikal bisa semakin dibatasi penyebarannya. Salah satu syaratnya kan pasti setia kepada Indonesia dan dasar negaranya? Bukankah para penceramah radikal biasanya menolak Pancasila?

Selain itu, adanya sertifikasi penceramah agama bisa menjadi dasar melaporkan para penceramah yang bermasalah. Selama ini, para penceramah bermasalah seolah tanpa takut menyampaikan gagasan radikalnya karena tidak ada kejelasan untuk melaporkan mereka. Jemaat bisa ikut menyaring para penceramah agama jika ada ukuran untuk menilai mereka. Bukankah ini sesuatu yang baik?

Hal kedua yang bisa dilakukan adalah membatasi konten-konten radikal di internet. Sudah bukan rahasia lagi bahwa paham radikal banyak tersebar melalui internet. Konten-konten berbau paham radikal tersebar bebas dan seolah tanpa kontrol dari pemerintah. Alasan yang digunakan biasanya adalah konten itu untuk menyebarkan ajaran agama.

Tentu saja penyampaikan ajaran agama adalah hak asasi setiap warga negara. Hanya saja, kalau penyampaiannya dengan menjelekkan agama lain, tentunya bukan hal yang tepat. Kalau penyampaiannya sampai menjelekkan pemerintah, pasti harus ditertibkan. Sudah terlalu lama konten-konten semacam itu bermunculan tanpa ada kontrol. Apakah tidak mungkin para pembuat konten radikal ditindak?

Beberapa netizen sudah membuat kampanye untuk melaporkan konten-konten bermasalah tetapi hasilnya tentu tidak signifikan. Pemerintah harus ikut ambil bagian untuk mengontrol konten-konten yang berisi paham radikal. Resikonya memang akan disebut sebagai rezim anti kritik, anti demokrasi. Sekarang pun sudah dituduh begitu kan? Tidak ada alasan untuk takut.

Kita tentu tidak ingin peristiwa nekat seseorang yang terpengaruh paham radikal terulang kembali. Karena itu pemerintah perlu mendorong adanya sertifikasi penceramah agama dan membatasi konten-konten radikal di internet.

Dorong Sertifikasi Penceramah Agama dan Batasi Konten-konten Radikal di Internet!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/dorong-sertifikasi-penceramah-agama-dan-batasi-kVSoYHoT2q

Tahukah Kamu, dr Tifa Siap Maju Jadi Presiden

Dr. Tifa memang seorang dokter. Tapi keterkenalannya diperoleh bukan buah dari keahliannya tersebut, melainkan karena sering membacot soal politik melalui akun Twitternya. Beliyo berujar bahwa itu dilakukannya demi kelangsungan negara!

Hmmm patroitik sekali, kayaknya kalau ketemu bakalan auto-salim ….. Ternyata, dr Tifa pancen oye!

**

Tifauzia Tyassuma atau lebih dikenal dengan nama dokter Tifa mengemukakan alasanya kenapa dalam media sosial miliknya dikenal lebih banyak membahas masalah politik.

“Saya ingin memberikan semacam pendidikan kepada kita semua, umat atau rakyat Indonesia bahwa kita itu zoon politicon, kita adalah stakeholder paling utama dari sebuah negara. Keberlangsungan dari sebuah negara, kita menjadi jadi negara mau sampai kapan itu sebetulnya terletak dari rakyatnya sebagai rakyat tertinggi,” jelas dokter Tifa saat di podcast kanal Youtube Refly Harun, dikutip Rabu (26/10/22).

“Artinya kalau kita ingin menjaga kelangsungan negara ini ya kita harus cerdas politik tidak hanya sekadar melek politik,” tambahnya.

Sepintas begitu ideal. Begitu manis.

Tapi…. tsah!

Cerdas politik????.... Cerdas politik dengkulmu!

Cerdas politik kok membuktikan keaslian ijazah milik Pak Jokowi saja, tapi caranya dengan membandingkan bentuk hidungnya dalam foto?? Itukah yang disebut cerdas politik? Sekali lagi, cerdas politik dengkulmu!

Tapi biar bagaimanapun, dokter yang mengaku sebagai teman kecil calon presiden Partai NasDem, Anies Baswedan ini, perlu untuk dilestarikan. Setidaknya sebagai pengganti dari absennya Bunda Neno Warisman, Bu Ratna Sarumpaet, atau Dinda Hanum Rais. (Eh, ngomong-ngomong kemana ya beliyo-beliyo itu? Jadi kangen).

Yah, anggap saja sebagai Amien Rais, atau Gatot Nurmantyo, atau Rizal Ramli, atau Mardigu, atau Rocky Gerung, atau siapalah yang biasa nyinyir pada Pak Jokowi, tapi dalam versi female.

Sebenarnya untuk masalah hiburan, Indonesia tidak darurat-darurat amat. Masih banyak acara humor di tipi. Acara stenap kamedi juga tidak sedikit. Pilem kocak juga banyak. Sementara di Yutup, yang lucu-lucu juga tidak kurang. Tapi keberadaan dr. Tifa tentu menghadirkan nuansa yang lain. * Beliyoitu lucu-lucu pengen ditampol gitu! Iya, apa yang dia sampaikan biasanya mengandung tingkat subjektivitas (baca: tingkat kengawuran) yang lumayan tinggi. Tak lupa, beliyo juga selalu menyerang dan menyalahkan Pak Jokowi. Dr Tifa memang 'kaum salawi' sejati.

Contohnya, yang masih terkait dengan perijazahan milik Pak Jokowi yang katanya palsu itu tadi. Ternyata bukan hidung PKS Jokowi saja yang ditelaah olehnya, segala mata pelajaran Kimia dan kurikulumnyapun dikuliknya. Begitu pula guru pengajarnya, bahkan hingga disindir alzheimer segala!

**

Terbaru, kabarnya beliyo menginspirasi wanita Indonesia. Caranya: dokter Tifa mengatakan dirinya mau dan siap jadi Presiden!!..

Ah .., harus salim lagi kalau begitu……

Tahukah Kamu, dr Tifa Siap Maju Jadi Presiden

Sumber Utama : https://seword.com/humor/tahukah-kamu-dr-tifa-siap-maju-jadi-presiden-PBOUOcjFYw

Perang Bintang Cawapres Pendamping Anies Baswedan

Bintangnya PKS dan bintangnya Partai Demokrat. Habisnya, memangnya mau siapa lagi???..

**

Yah, memang sedang terjadi perang bintang dalam proses menuju penentuan calon wakil presiden sebagai pendamping calon presiden Anies Baswedan. Sebenarnya, lebih tepatnya adalah perang menuju terbentuknya koalisi. Karena agaknya posisi calon wakil presiden inilah yang menjadi penghambat menuju sepakatnya Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat untuk bekerjasama menuju pemilu 2024 nanti.

Memangnya siapa bintangnya?

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengatakan usulan calon wakil presiden dari PKS sudah mengerucut kepada satu nama, yaitu Ahmad Heryawan atau Aher. Sementara dari Partai Demokrat, jelas tiada lain dan tiada bukan adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sang Ketua Umum. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa AHY sesuai dengan kriteria calon wakil presiden yang diinginkan oleh Anies.

Sebelumnya Anies Baswedan memang mengatakan bahwa cawapresnya nanti harus punya kontribusi pemenangan, mampu menjaga stabilitas koalisi, serta berperan sehingga pemerintahan menjadi efektif. Nah, bagi Demokrat AHY-lah yang katanya cocok. Bahkan akan ada bonusnya.

"Bonusnya, AHY itu dianggap rakyat pemimpin representasi perubahan, lulusan Harvard dalam bidang public administration, punya latar belakang militer, dan bebas dari korupsi," ujar Herzaky.

Hmmm….., siapapun nanti yang akan dipilih Anies diantara keduanya itu, tentu akan menyenangkan. Terutama bagi mereka yang akan menjadi lawan serta yang kemungkinan akan berhadapan dengan kubu Anies itu.

Ya iyalah!

Anies-Aher bila jadi, adalah pasangan yang setipe. Kesenangan saat menjabat punya kesamaan, yaitu gemar mengumpulkan piagam dan penghargaan. Silakan sercing sendiri, berapa jumlah penghargaan dari masing-masing mereka? Dijamin bakal bikin ternganga-nganga!

Namun efek pemerintahan keduanya pada masyarakat, secara nyata tidak terasakan. Misalnya saja dari tingkat kebersihan sungai, Anies harus repot dengan menutup Kali Item dengan waring serta menyemprotkan deodorant demi menyembunyikan kejorokan dan menyamarkan bau busuk menyengat yang ditimbulkan. Sementara Aher, sepuluh tahun menjabat Gubernur Jawa Barat, sungai terkotor di dunia tidak ditanganinya dengan baik.

Bagaimana dengan Anies-AHY?

Yah…., Anies yang sudah lemah malah akan diperlemah oleh AHY ini. Miskin pengalaman dan miskin jati diri menjadi titik lemah terbesar dari AHY. Lawan-lawannya pasti suka!

Ah, akhirnya masih harus ditunggu siapa yang akan disepakati menjadi pendamping Anies Baswedan nanti. Nikmati saja.

Yang penting koalisinya dipastikan dulu. Tidak lucu ketika sudah sibuk deklarasi capres, sibuk ngurus siapa yang akan jadi cawapres, tapi wujud koalisinya saja masih di awang-awang??.....

Eh, katanya tanggal 10 November……..

Perang Bintang Cawapres Pendamping Anies Baswedan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/perang-bintang-cawapres-pendamping-anies-baswedan-4rxXgADGBr

Tuhan Pasti Pisahkan Antara Pembawa Misi Kejayaan Islam Asli dengan yang Jadi-jadian

Bagi umat Islam kabar ghaib yang dimuat dalam hadits, sepenuhnya diyakini bersifat nisbi. Artinya, baik ditolak maupun diterima oleh manusia, jika waktunya telah tiba, apa yang dinubuwatkan itu tetap akan terjadi. Tuhan Aza Wa jalla tidak pernah menunda kehendakNya barang sekejap pun.

Ketika fenomena munculnya paham negara khilafah mulai disuarakan oleh pendiri Hizbut Tahrir, sebagian umat Islam mengaitkannya dengan nubuwatan yang disebut di awal tadi. Faktanya, paham negara Khilafah adalah murni gerakan politik, dan hanya dipermukaannya menggunakan isu Islam sebagai kemasan. Kalau memang mereka mengatasnamakan nubuwatan rasulullah, beranikah mereka mengaku bahwa perintah Allah SWT telah disampaikan kepada sang pendiri?

Bahwa Allah SWT ketika memerintahkan rasulullah untuk menyampaikan nubuwatan tentang turunnya Imam Mahdi, tidak secara spesifik menyebut waktu dan bentuk misi sang Imam. Bahkan hadits dimaksud hanya dikenal oleh sebagian kecil kaum muslim.

 Article Article Article Article Article 

Tatkala Rasulullah SAW Nubuwatkan Turunnya Imam Mahdi, Jangan sekali-kali Artikan Identik dengan Negara Khilafah yang jadi Visi Hizbut Tahrir. Alasannya tidak lain karena kehendakNya, penggenapan nubuwatan rasulullah SAW itu diwujudkan dengan hadirnya sosok yang dijanjikan itu.

Meskipun penentangan silih berganti, baik berasal dari kalangan sesama Islam, maupun kaum Nasrani, faktanya perkembangan pengikut Imam Mahdi dan Almasih akhir jaman terus terjadi. Saksi bisu atas penggenapan nubuwatan itu dapat disaksikan di kota Zion, Chicago. Di sana berdiri Masjid Fath Azeem, di mana pada tahun 1900, kota itu dideklarasikan oleh seorang pendeta bernama Alexander Dowie, dia bertekad menjadikan Zion sebagai pusat penghapusan Islam di muka bumi.

Kehendak Allah pula yang menjawab misi sang pendeta, setelah dia dihancurkan pasca perang do'a atas tantangan Imam Mahdi dan Almasih yang dijanjikan, Khalifah Almasih, bulan September lalu meresmikan mesjid di jantung kota tempat sang pendeta dahulu bermarkas.

Tonton videonya disini https://youtu.be/qdLQ6qjJqh0

Saat ini kita jumpai sebuah seminar yang dilaksanakan di UIN Jakarta yang justru mengidentikkan pengikut Imam Mahdi yang menamakan diri Jemaat Muslim Ahmadiyah, dengan pembawa misi negara Khilafah. Meskipun jemaat ini menisbatkan dirinya sebagai khilafah, secara praktis sejatinya tak secuilpun memiliki karakteristik sebagai terobsesi menguasai dunia dengan misi politik, sebagaimana ditunjukkan Hizbut Tahrir atau pengusung negara khilafah lainnya.

Jemaat ini tersebar di seluruh dunia tanpa upaya menyembunyikan diri, karena demikianlah Allah SWT menghendaki. Mereka semata-mata berkhidmat sebagai umat Rasulullah SAW, tak peduli dikucilkan oleh umat-umat lainnya. Penyebaran yang nyaris menempati seluruh permukaan bumi ini, kita lihat berkat apa lagi jika bukan karena kehendak Allah SWT.

Jemaat ini sesuai perintah Allah SWT kepada pendirinya, Imam Mahdi dan Almasih yang dijanjikan di akhir jaman, tidak bermaksud mendirikan Negara. Khalifah Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah pemimpin rohani umat Islam, dan upaya Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah untuk menundukkan hati manusia agar segera kembali kepada Allah SWT, hal ini secara istiqomah dijalankan sejak berdirinya hingga penghujung jaman.

Adapun gambaran dalam deskripsi pembicara seminar tentang Khilafah (di bawah ini) mengenai jemaat Muslim Ahmadiyah, bukanlah bersumber dari internal jemaat pengikut Imam Mahdi dan Almasih yang dijanjikan, melainkan hanya berupa interpretasi sempit si pembawa makalah. Jika si pembicara menggali fakta sebenarnya, niscaya dia akan merevisi total kajiannya tentang visi khilafah versi Jemaat Muslim Ahmadiyah.

Article Article Article

Tuhan Pasti Pisahkan Antara Pembawa Misi Kejayaan Islam Asli dengan yang Jadi-jadian 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/tuhan-pasti-pisahkan-antara-pembawa-misi-kejayaan-zG60TujBYH

Antara Citra, Pencitraan, dan Kosmetikisasi Politik Untuk Seorang Badut

"Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu." (Sayyidina Ali karamallahu Wajhah)

Citra adalah pancaran aura diri dari seseorang.

Yang memiliki daya tarik sehingga banyak orang terkesan dengan performanya.

Setiap orang memiliki citranya sendiri-sendiri, hanya saja tidak setiap orang memiliki pancaran aura diri yang kuat.

Tidak heran jika seseorang yang kurang memiliki pancaran itu, berusaha memolesnya dengan berbagai macam cara agar banyak orang terkesan dengan penampilannya.

Kita mengenal sebuah terminologi itu dengan apa yang disebut sebagai "pencitraan."

Bisa jadi hal itu dilakukan karena rasa percaya diri yang sangat rendah, sehingga dirinya melakukan berbagai macam cara untuk dapat meraih simpatik banyak orang.

Namun pada kenyataan, sering hal itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasinya.

Bahkan cenderung menjadi layaknya sebuah parodi, dan tidak sedikit yang akhirnya dibully.

Mengapa demikian? Karena sesuatu yang instan, sangat berbeda dengan kinerja yang dilakukan secara intens yang melahirkan raihan prestasi.

Jadi hal yang wajar, jika kekecewaan menjadi konsekuensi logis bagi orang yang sibuk melakukan pencitraan, pendek kata pencitraan tidak akan pernah melahirkan kepuasan, apalagi untuk sesuatu yang bisa dibanggakan.

Ambil saja contoh, mengenai apa yang diwariskan gabener yang memiliki citra seorang badut.

Selama lima tahun DKI Jakarta dipimpin seorang badut, jakarta menjadi provinsi amburadul, dan menjadi Ibukota yang kumuh. https://jakarta.tribunnews.com/2022/03/25/5-tahun-pimpin-jakarta-kinerja-anies-disebut-hanya-kosmetik-5-program-ini-amburadul

Artinya,, nyaris Anies tidak melakukan apa-apa, melainkan pencitraan dengan segudang penghargaan sebagai kosmetikisasi politik agar supaya terlihat berprestasi walau seorang pengamat politik mengatakan, semua itu bullshit! https://www.katalogika.com/daerah/pr-1445075013/anies-raih-transportasi-award-prof-tjipta-lesmana-bullshit

Dan pengamat ini pun mengatakan tidak yakin Anies bisa menang dalam pilpres nanti. https://www.katalogika.com/daerah/pr-1445075013/anies-raih-transportasi-award-prof-tjipta-lesmana-bullshit

Seorang yang memiliki impian agar terpilih menjadi publik figur, terlebih menjadi seorang pemimpin tidak perlu melakukan pencitraan yang sedemikian manipulatif.

Cukup melakukan upaya dalam rangka mewujudkan kata-kata bijak di bawah ini;

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi banyak orang."

Niscaya anda akan memiliki citra dan kharisma, yang akan melahirkan rasa simpatik pada banyak orang.

Dan "pancaran aura diri" itu akan menjadi magnet yang dahsyat, sehingga menjadi kekuatan yang mampu menghipnotis banyak orang, yang pada akhirnya mereka mau memberikan dukungan secara sukarela.

Bagaimana mungkin akan membuat banyak orang merasa kagum, sementara berdasarkan fakta empiris yang ada, anda bukanlah model manusia yang banyak memberikan manfaat kepada banyak orang.

Jadi sangat wajar, ketika gabener badut melepaskan jabatannya, yang hadir malah warga dari luar Jakarta. https://news.detik.com/berita/d-6351545/rupa-rupa-cerita-perpisahan-anies-dari-gubernur-jakarta

Ironisnya warga Jakarta yang hadir malah mendemo pemimpinnya yang baru disadari oleh mereka, bahwa orang yang memimpin mereka selama ini hanyalah seorang badut. https://m.vidio.com/watch/7207847-anies-baswedan-didemo-warga-saat-acara-perpisahan-dengan-asn-di-balai-kota-liputan-6

Jadi apa yang bisa dibanggakan dari seorang yang memperoleh penghargaan dengan hasil yang "gaib"?

Lalu predikat WTP apa yang dibanggakan oleh kroco dari partai Nasdem, jika faktanya banyak kebocoran anggaran, dan kelebihan bayar ketika seorang badut seperti Anies memimpin DKI Jakarta? https://www.tribunnews.com/nasional/2022/10/03/video-elite-nasdem-raih-wtp-dari-bpk-anies-baswedan-tak-lakukan-tindakan-kriminal-gelar-formula-e

Kalau itu adalah fakta yang harus dibanggakan, pada kenyataannya gubernur terdahulu (BTP) sering menolak tawaran untuk mendapatkan predikat WTP dari BPK, dan hal ini ditolak, karena konon sarat dengan praktik "honky pongky!" https://news.detik.com/berita/d-2962959/ini-mungkin-bukti-ahok-predikat-wtp-dari-bpk-tak-jamin-bebas-korupsi

Jadi inikah yang dikatakan si bewok yang menggelari gabener dengan pernyataan "why not the best…? LOL!🤣🤣🤣 https://youtu.be/uWWfXFlkTFs

Sungguh menjijikan sikap seorang yang memiliki pengalaman jam terbang yang tinggi, bisa terperosok pada statemen picisan seperti itu?👆

Bagaimana mungkin sekaliber SP, melakukan blunder seperti itu?

Jawabannya adalah, terkadang nafsu ingin menjadikan diri dan partainya menjadi penguasa telah membutakan mata dan hatinya, sehingga si bewok melakukan hal yang bodoh.

Politik kosmetikisasi yang diupayakan untuk memoles seorang badut tidak cukup membuat mata banyak orang tertipu, apalagi yang digunakan itu adalah kosmetik dengan kualitas murahan!😁

Sebagai penutup, jadilah orang yang bermanfaat bagi banyak orang, Tinimbang harus capek-capek melakukan pencitraan.

Karena pencitraan hanya untuk manusia yang bermental rendahan, sementara citra lahir dari Raihan prestasi yang telah memberikan manfaat bagi banyak orang.

Antara Citra, Pencitraan, dan Kosmetikisasi Politik Untuk Seorang Badut 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/antara-citra-pencitraan-dan-politik-4291a17ahu

Mohon Bapak Presiden Memecat Mentri Koperasi, Kepala Polresta dan Tujuh Pegawai Predator

Orang tua yang mana yang tak hancur, melihat putri yang disayanginya menjadi korban kebiadaban perlakuan bejat rekan kerjanya.

Peristiwa itu bermula ketika Kemenkop mengadakan acara rapat di luar kantor, di daerah Bogor - Jawa Barat, pada 6 Desember 2019.

ND adalah seorang gadis, pegawai honorer yang ikut dalam rombongan dinas itu, bersama tujuh orang pegawai Kemenkop lainnya.

Sebelum kegiatan dinas itu dilakukan, mereka keluar hotel untuk makan di kedai siap saji.

Setelah selesai makan, pukul 23:00 mereka mengunjungi tempat hiburan, yaitu sebuah bar.

Disinilah awal mula petaka yang menimpa tanpa disadari ND, bahwa orang-orang yang bersamanya dirinya adalah predator buas yang sedang mencari korban.

Dengan cara mencekoki korban dengan minuman beralkohol sampai korban tak sadarkan diri.

Pukul 04:00 mereka kembali ke hotel dan membawa korban ke kamar pimpinan kantor, hingga terjadi pemerkosaan pada diri korban.

Mendengar pengaduan anaknya, orang tua korban yang juga pegawai Kemenkop melaporkan perlakuan bejat itu kepada Kepala Biro Umum Kemenkop UKM, pada 20 Desember 2019.

Tidak berhenti sampai disitu orangtua korban juga melaporkan ke Polresta Bogor, dan akhirnya ke empat orang yang melakukan pemerkosaan ditahan selama 21 hari, sementara tiga orang lainnya yang berjaga-jaga tidak ditahan, dengan pertimbangan tidak ikut melakukan perbuatan amoral itu.

Padahal kalau dipikir-pikir ketiga orang itu bisa dikenakan hukuman, karena terindikasi bekerja sama dengan menutupi kejahatan, aneh bukan…?

Dari informasi yang dibeberkan Radit kakak kandung korban, pasca peristiwa itu ND sering mendapatkan intimidasi dan tekanan dari teman-temannya.

Usai melakukan visum untuk berkas laporan, entah bagaimana tiba-tiba keluarga pelaku mendatangi rumah orang tua korban dengan maksud membujuknya agar mau berdamai.

Akhirnya kedua belah pihak bersepakat berdamai, dengan cara salah satu pelaku menikahi korban, akhirnya korban dilamar seorang pelaku yang berinisial Z.

Dan setelh lamaran itu Z jarang datang, dan hanya sesekali saja, dan mengirimkan uang sebesar Rp 300.000 per bulan.

Keluarga korban baru menyadari bahwa kawin paksa yang dikatakan sebagai langkah restorative justice, ternyata hanya tipsani justice alias tipu sana sini dengan dalih keadilan.

Bagaimana tidak?

Pertama, setelah lamaran antara pelaku dan korban, para pelaku lainnya malah dibebaskan.

Kedua, korban tidak lagi berstatus sebagai pegawai, dan pihak Kemenkop mengatakan bahwa korban telah mengundurkan diri, dan hal ini dibantah oleh keluarga korban, bahwa hal itu tidak benar.

Ketiga, dalam konferensi pers pihak Kemenkop mengatakan ide pernikahan datang dari keluarga korban, dan hal ini dibantah oleh keluarga korban.

Keluarga korban menjelaskan bahwa prakarsa itu datang dari pihak Polresta, dan alasan pernikahan inilah yang akhirnya pihak Polresta mengeluarkan SP3.

Keempat, sebuah tindakan yang ironis, dan sangat melecehkan rasa keadilan adalah, Kemenkop dan UKM malah memberikan beasiswa kepada pelaku Z yang jelas-jelas berperilaku bejat.

Yang menjadi pertanyaan besar adalah, bagaimana mungkin Teten Masduki (TM) sebagai menteri yang menahkodai Kementerian Koperasi dan UMKM tidak segera bertindak terhadap pelanggaran berat yang dilakukan pegawainya?

Tiga tahun sudah peristiwa ini berlalu, tidak nampak apa yang telah dilakukannya dalam menyelesaikan kasus ini.

Apakah karena dia seorang yang ekspert dalam menangani masalah korupsi saja, lalu berpura-pura bego ketika kasus asusila menimpa kementerian yang dipimpinnya?

Lalu ada apa dengan pihak kepolisian yang menggunakan penerapan keadilan restoratif atas kasus ini?

Apakah kasus ini sama dengan kasus pencemaran nama baik, sehingga dengan melakukan kawin paksa masalah akan selesai, dan dapat memulihkan nama dan traumatik yang dialami korban?

Pada kenyataanya korban sering mengalami intimidasi dan tekanan-tekanan dari rekan kerjanya, selama bekerja di instansi kementerian itu.

Sampai akhirnya dikeluarkan dengan alasan mengundurkan diri, yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh korban.

Masya Allah…! Kami mohon kepada bapak presiden jika membaca tulisan ini, untuk segera mencopot dua manusia yang tidak berguna itu!

Dan memecat tujuh orang pegawai, baik yang melakukan perbuatan bejat itu atau yang secara sengaja melindungi kejahatan yang dilakukan para predator itu.

Ini aib dan seberat-beratnya pelanggaran, kami mohon segera memecat menteri tak berguna, dan mencopot Kepala Polresta Bogor secepatnya.

Mohon Bapak Presiden Memecat Mentri Koperasi,  Kepala Polresta dan Tujuh Pegawai Predator

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mohon-bapak-presiden-memecat-mentri-koperasi-zzVhcbhuzX

Cerianya Wartawan Balai Kota saat Dijamu Heru Budi Hartono, Beda Sama Era Anies Ya?

Jumat kemarin (28/10), lewat akun Instagram Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta @herubudihartono, saya melihat unggahan berita yang bikin adem dan senang, ketika dengan bangganya Pak Heru memberitakan momen kumpul-kumpul dengan wartawa.

Tujuan dari ngumpulnya gubernur pengganti sang mantan itu denga para wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta itu tak lain untuk memperkuat jalinan komunikasi dan silaturahmi antara pejabat publik (dan seluruh jajarannya) dengan jurnalis, yang tampaknya diharapkan dapat berjalan dengan harmonis.

Ya, apa yang sedang terjadi di Balai Kota (gubernur dan seluruh jajarannya) dan DPRD DKI Jakarta memang patut dilaporkan, khususnya jika ada hal yang membutuhkan amplifikasi terkait program kerja yang dilakukan, supaya masyarakat dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh gubernurnya dan siap mendukung, atau kalau dirasa perlu memberi masukan atau kritikan.


Ya, mumpun gubernurnya punya empati terhadap keluhan atau komplain warganya, tak ada salahnya jika nanti lewat berbagai pemberitaan yang ada, warga Jakarta bisa langsung menyampaikan tanpa pernah takut atau khawatir akan dicuekin.

Tenang saja, kali ini tampaknya kondisi sudah berbeda, khususnya kawasan Balai Kota yang selama lima tahun lalu seperti tak boleh diakses sembarangan orang, juga tertutup buat kedatangan wargan sendiri yang ingin mengadu.

Melihat ekspresi Pak Heru dan beberapa wartawan yang diajaknya makan bareng itu, saya senang karena melihat wajah yang ceria dari gubernur maupun wartawannya. Nggak usah nanya pakar ekspresi atau wajah untuk menebak suasana hati dan jalinan relasi dari beberapa foto yang dipasang di akun IG Pak Heru. Betul?

Saya kok nggak bisa mengingat (sukar sekali rasanya) kapan terakhir kali ada suasana yang teihat akrab, sejak Balai Kota ditinggal Jokowi, Ahok, dan Djarot lalu digantikan "si mantan" yang sekarang lagi nganggur karena tak menjabat apa-apa itu.

Semoga saya keliru, tapi bodo amatlah sama suasana Balai Kota yang lima tahun terakhir. Mendingan kita konsentrasi pada apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Heru Budi Hartono kembali "merangkul wartawan" dengan sikap bersahabat dan asyik.

Harapan kita, semoga nanti kalau ada info soal temuan-temuan dugaan pelanggaran hukum pada era Anies-Sandi dan Anies-Riza juga bisa diberitakan dengan cepat dan tanpa rasa takut ya, karena jurnalis harus memberitakan peristiwa apa adanya, bukan ada apa-apanya. Kalau bagus ya beritakan yang bagus, kalau ada yang buruk, ya tinggal diberitakan saja.

Cerianya Wartawan Balai Kota saat Dijamu Heru Budi Hartono, Beda Sama Era Anies Ya?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/cerianya-wartawan-balai-kota-saat-dijamu-heru-budi-rXBIjt3wYP

Layu Sebelum Berkembang, Bambang Tri Cabut Gugatan Ijazah Palsu Jokowi

Kasus gugatan ijazah palsu yang menyeret nama Presiden Jokowi akhirnya layu dan lemas sebelum sempat berkembang. Sidang perdana memang sempat digelar. Tapi Jokowi tidak hadir. Perwakilan juga tidak hadir sehingga sidang ditunda.

Tapi tidak lama kemudian sang penggugat sang analis amatir, Bambang Tri Mulyono kena kasus bersama dengan Gus Nur karena video kolaborasi mereka bermasalah. Keduanya ditahan, hehehe.

Dengan demikian, Bambang Tri Mulyono melalui kuasa hukumnya mencabut gugatan dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi.

Kuasa hukum Bambang Tri, Ahmad Khozinudin, mengungkapkan alasan gugatan itu dicabut. Ini karena Bambang Tri berstatus sebagai tersangka dalam kasus dugaan ujaran kebencian.

"Langkah hukum yang kami tempuh ini adalah upaya untuk melindungi kepentingan klien kami. Kalau perkara tidak dicabut, perkara akan kalah di persidangan maka klien kami akan kehilangan hak hukum," ujar Khozinudin.

Karena penahanan tersebut, sulit bagi mereka untuk membawa bukti-bukti atau saksi jika proses persidangan tetap dipaksakan untuk terus berjalan.

"Karena yang punya akses ini adalah klien kami, tentu akan merugikan kepentingan hukum klien kami," kata dia.

Menurut logika mereka, jika gugatan dicabut, maka Bambang masih bisa memiliki hak hukum jika ingin menggugat lagi saat sudah bebas nanti.

Sementara itu, Eggi Sudjana selaku kuasa hukum Bambang Tri Mulyono, juga mengiyakan kabar tersebut, karena Bambang saat ini berstatus tersangka dalam kasus dugaan ujaran kebencian berdasarkan SARA.

Eggi dan kawan-kawan kesulitan berkoordinasi dengan Bambang untuk menyiapkan pembuktian dalam sidang.

"Sehingga kami tidak dapat melanjutkan persidangan sebelum proses hukum pidana terhadap klien kami selesai dan klien kami dapat hadir mempersiapkan bukti dan saksi di persidangan," kata dia.

Sebenarnya, kalau mau jujur, mereka itu kemungkinan besar tidak ada bukti dan saksi. Kalau ada pun, itu mungkin hanya ngarang-ngarang. Saksi mungkin ecek-ecek. Kebetulan Bambang Tri ditahan dan jadi tersangka, kesempatan bagus untuk ngeles saat mencabut gugatan.

Tapi memang lucu sih, Bambang Tri menggugat, emosinya berapi-api. Saking semangatnya ingin menjatuhkan Jokowi, dia yang terpeleset lidah dan ditahan bersama Gus Nur. Lari terlalu kencang, malah jatuh sendiri.

Ini kalau dalam film komedi, ibarat maling menuduh orang lain maling, tapi si maling ini malah mencuri sehingga ditangkap. Asli lucu banget. Dia yang merasa tidak bersalah, malah ditangkap.

Gugatan layu sebelum berkembang. Ini manuver khas kelompok sebelah. Kesalahan orang lain dikorek-korek, kesalahan sendiri dikubur dalam-dalam biar tidak ketahuan.

Kita tunggu saja apakah saat bebas nanti Bambang Tri akan kembali menggugat. Kalau menurut prediksi saya, tak akan lagi. Kapok. Lagipula kalau dia masih mau menggugat, rakyat juga sudah tidak percaya dengan orang ini. Ditahan berkali-kali. Track record jelek dan kotor.

Dia nekat menggugat, narasi yang akan berkembang adalah, dia pansos dan mau cari sensasi. Tak ada yang mau percaya lagi dengan analisis murahan soal ijazah Jokowi. Mungkin hanya dokter emak-emak kelas teri itu yang percaya.

Di balik Bambang Tri, ada kemungkinan bohir di belakangnya. Mungkin benar. Kalau tidak, mana mungkin orang ini bisa senekat itu? Arah serangannya terlalu ngawur, tidak meyakinkan dan terlalu dipaksakan. Hanya orang dengan pikiran dungu yang mau melakukan itu.

Wong, orang yang punya banyak kejanggalan seperti gubernur seiman saja susah digugat, apalagi Jokowi yang memang apa adanya tanpa disembunyikan. Terlalu bodoh menggugat Jokowi dengan analisis sampah tak masuk akal.

Para penggugat ini, kalau tidak berhasil membuktikan gugatannya, harusnya langsung ditangkap saja karena sudah masuk dalam ranah bikin kegaduhan dan provokasi. Mereka ini kerjanya selalu membuat keributan dengan substansi yang tidak jelas. Semua dipaksakan dan dibuat-buat demi sensasi.

Kalau orang-orang seperti ini diperlakukan lembut atau malah dibiarkan cari panggung, lama-lama energi bangsa ini terkuras hanya untuk urusan sampah. Negara lain sudah maju puluhan langkah ke depan, tapi di negara kita masih banyak yang sibuk meributkan ijazah, mengurus surga dan neraka, sibuk jualan khilafah.

Kedunguan kalau terus diberi panggung, lama-lama akan menguasai negara ini.

Bagaimana menurut Anda?

Layu Sebelum Berkembang, Bambang Tri Cabut Gugatan Ijazah Palsu Jokowi

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/layu-sebelum-berkembang-bambang-tri-cabut-gugatan-qij1B2QZhn

Kepala BPOM Blunder Fatal Lagi, Ini Penjelasan Hukumnya!

Baca dari paragraf awal sampe paragraf soal tuduhan Kepala BPOM soal tahun 2020. Jika baca teliti akan menemukan soal 2020 itu. Letaknya di antara 7 paragraf terakhir. Jadi yang soal bahan baku di awal saya bahas dibawah dikaitkan dengan 7 paragraf terakhir karena satu kesatuan tak terpisahkan. Yang saya pakai dalam penjelasan dibawah adalah logika hukum. Logika hukum beda sama logika awam. Jika dibaca dengan teliti akan paham gimana kasus ini sebenarnya. Tapi kalau baca loncat loncat akan tidak paham.

Bagi pembaca yang mau join, silahkan join ke grup saya yang lainnya, yang grup utama udah full. Sementara silahkan join ke grup saya yang lainnya: https://chat.whatsapp.com/B7Jhi4jFlO753PeQZXMaAJ silahkan join ke link itu nanti akan banyak pembahasan menarik oleh saya.

Kemarin dalam jumpa pers, Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito memberikan pernyataan terbaru yang pada intinya adalah Etilen Glikol dan Dietilen Glikol diduga kuat berasal dari bahan baku hasil yang disupply oleh produsen bahan baku. Karena kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang ditemukan dalam bahan baku dalam kadar cukup tinggi. Kepala BPOM pun belum pernah mengeluarkan rilis resmi sebab ratusan anak meninggal tapi selama ini seolah-olah menyalahkan mati karena Etilen Glikol dalam obat sirop. Tapi di satu sisi masih ingin tetap mempidanakan 2 produsen obat sirop.

Yang jadi pertanyaan hukumnya adalah kenapa Kepala BPOM masih tetap mau mempidanakan produsen obat sirop? BPOM kan belum pernah merilis secara resmi sebab matinya ratusan anak, tapi selama ini seolah-olah menyalahkan mati karena Etilen Glikol dalam obat sirop.

Soal adanya Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang ada di dalam bahan baku yang supply oleh produsen bahan baku. Produsen obat sirop tidak tahu menahu apa yang ada di dalam bahan baku dan pakai bahan apa saja produsen bahan baku dalam memproduksi bahan baku pada saat membuat bahan baku obat sirop. Karena selama ini baik-baik aja tak ada kejadian tapi sejak Agustus 2022 hingga kini mendadak ratusan anak gagal ginjal akut.

Karena tidak mungkin produsen obat sirop bertanya kepada produsen penyuplai bahan baku obat sirop, apa aja isi kandungannya? Kamu tidak campur racun yang bisa membunuh kan? Semua aman kan tak ada zat mematikan?

Kan tak mungkin begitu. Karena selama ini aman aman saja. Tak mungkin kan kita sebagai pembeli martabak manis nanya : Bang, ini aman kan , ini adonannya tidak abang masukin pengawet kimia yang berbahaya bagi nyawa yang bisa mematikan kan? Kan tidak mungkin sebagai pembeli begitu. Balik lagi soal kasus ini. Kan yang dipesan produsen obat sirop adalah bahan baku untuk obat sirop, sehingga kalau kemudian ada masalah dalam bahan baku yang dipesan itu yang dipakai untuk produksi obat sirop, itu kesalahan produsen yang mensuplai bahan baku obat sirop kepada produsen obat sirop dan bukan kesalahan produsen obat sirop.

Sehingga kalau produsen bahan baku obat sirop itu adalah pemain dalam negeri, maka pidanakanlah dia karena itu sudah kesengajaan atau kelalaian oleh produsen bahan baku obat sirop karena mensuplai bahan baku obat sirop yang tinggi kandungan Etilen Glikol dan Dietilen Glikolnya jika benar ada kandungan yang cukup tinggi pada bahan baku obat yang dipasok oleh produsen bahan baku obat sirop sesuai pernyataan Kepala BPOM.

Sehingga dengan fakta terbaru yang diungkap Kepala BPOM bahwa Etilen Glikol dan Dietilen Glikol berasal dari bahan baku hasil yang disupply oleh produsen bahan baku karena cukup tinggi Etilen Glikol yang ditemukan dalam bahan baku. ARTINYA PRODUSEN OBAT SIROP DALAM KASUS INI ADALAH KORBAN. KORBAN DARI PRODUSEN BAHAN BAKU.

Karena produsen obat sirop juga dirugikan dalam kasus ini karena nama baik yang telah dibangun selama ini runtuh seketika ketika nanti saat diungkap nama produsen obat sirop itu.

Sehingga produsen obat sirop dalam kasus obat sirop ini adalah sebagai korban dari produsen bahan baku obat yang berperan sebagai penyuplai bahan baku. Karena produsen obat sirop hanya sebagai pembeli bahan baku yang dijual oleh produsen yang mensuplai bahan baku obat sirop. Sehingga TIDAK ADA niat jahat atau mensrea dari pembeli/produsen obat sirop.

Tak masuk akal kalau mau mempidanakan produsen obat sirop sebagai pembeli, karena produsen obat sirop hanya sebagai pembeli yang tidak memasukkan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol. Tapi dua senyawa itu berasal dari bawaan yang ada dalam bahan baku yang disuplai oleh penjual/ produsen bahan baku obat sirop.

Kalau mau mempidanakan produsen obat sirop sebagai pembeli bahan baku obat, karena ratusan anak meninggal itu ibarat Anton seorang pedagang buah besar mendapat supply buah mangga, durian, jeruk, apel dari Reinald yang penyuplai buah sekaligus katakanlah sebagai produsen buah buahan yang memiliki perkebunan buah.

Ketika hasil supply itu dijual tiba-tiba beberapa hari kemudian ada yang keracunan bahkan ada yang koma dan meninggal karena setelah diperiksa di laboratorium ternyata buah yang dijual Anton yang dapat supply dari Reihand tadi tercemar bahan kimia berbahaya karena kurang hati-hati dalam menjaga kehiegienisan buah buahan.

Masa Anton yang mau dipidanakan? Kan buah buahan yang dijual Anton adalah buah buahan yang berasal /di supply dari Reihand. Anton beli dari Reihand. Mulai dari perkebunan hingga pabrik sampai saat pengiriman atau suplai pun semuanya ada pada tanggung jawab Reihand.

Kalau ditemukan unsur kelalaian ya Reihand yang mesti dipidanakan karena kelalaiannya mengakibatkan buah buahan saat ada di perkebunanya menjadi tercemar atau terkontaminasi dengan senyawa kimia berbahaya.

Anton sebagai penerima supply juga sebagai pembeli tidak bisa dimintai pertanggung jawaban karena sepenuhnya tanggung jawab buah secara hukum ada pada Reihand selaku penjual dekaligus produsen buah buahan yang punya perkebunan buah buahan cerita dalam contoh kasus ini. Karena Anton taunya kualitas buah buahannya yang bagus dan segar. Tidak mungkin Anton berharap dikasih buah buahan yang tercemar bahan kimia mematikan.

Sama seperti pedagang eceran beras dapat supply beras dari produsen beras tertentu, tapi setelah dijual ada yang keracunan muntah muntah misalnya bahkan ada yang koma, itu juga jadi tanggung jawab dari penyuplai beras yang juga produsen beras, karena beras sejak awal panen sampai proses produksi semuanya ada di pabrik beras produsen beras itu.

Jadi pedagang beras eceran yang menerima suplai tak bisa dimintai pertanggungjawaban hukum karena pedagang beras eceran tadi sebagai pembeli tidak ikut dalam proses mulai dari pemanenan hingga proses akhir produksi beras masuk ke dalam karung untuk kemudian disupply ketika ada permintaan dari konsumen.

Dan soal konsep product liability dalam kasus obat sirop, TERLALU DINI bicara itu karena lebih jauh lagi, kasus obat sirop masih belum jelas secara hukum karena ada kasus, anak yang tak minum obat sirop pun tetap kena gagal ginjal akut.Juga ada beberapa kasus, anak anak tetap kena gagal ginjal akut walau tidak ditemukan kristal kristal (akibat reaksi kimia dari EG DEG) yg terjadi pada beberapa korban yang dirawat di RSUP Sardjito Yogyakarta.

Jadi, untuk memperjelas itu perlu dilakukan otopsi untuk memastikan apakah jantung, paru hingga jaringan nafas mengalami kerusakan parah jika benar matinya akibat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol? Kan ginjal mengalami kerusakan parah kata Menteri Kesehatan.

Karena tak bisa hanya pemeriksaan biopsi ginjal saja meski ditambah pemeriksaan epidemiologi dan analisa toksikologi karena itu secara hukum belum cukup karena harus dan wajib dibuktikan apakah ada juga kerusakan parah pada organ jantung, paru-paru hingga jaringan sistem saraf jika benar akibat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol?

Tanpa itu tidak ada bukti ratusan tewas akibat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol. Karena harus ada juga bukti hasil otopsi terhadap paru, jantung dan saraf mengalami kerusakan akibat Etilen Glikol jika itu biang keroknya.

Jadi kalau benaran tewas akibat Etilen Glikol Dietilen Glikol maka pasti akan ditemukan kerusakan parah dan jejak kadar EG DEG dalam jumlah besar pada jantung paru hingga jaringan saraf saat otopsi jika nanti dilakukan, makanya perlu otopsi. Karena otopsi satu-satunya cara memastikan sebab kematian yang banyak kejanggalan dalam kasus ini. Dalam kasus lain tak minum obat pun tetap gagal ginjal akut. Tak ditemukan kristal pun tetap gagal ginjal akut.

Terlebih lagi ditambah keterangan dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr Sony Hilal Wicaksono, SpJP, Subsp.PKV(K), yang mengungkapkan, pasien dengan gagal ginjal akut umumnya juga berisiko mengalami gagal jantung akut.

"Sebelum meninggal itu kan dia tidak kencing, itu memberikan volume overload dalam tubuh pasien dan kondisi itu tentunya membuat beban untuk jantung yang bertugas memompa volume keseluruh tubuh. Dipompa terus tapi tidak keluar-keluar, nggak ada saluran keluarnya dan itu jadi akut," ucapnya kepada Detik.com, Kamis (27/10/2022).

Kondisi tersebut dapat terjadi karena organ ginjal tak mampu mengeluarkan racun di dalam darah, sehingga membuat organ jantung bekerja lebih keras. Karenanya, sirkulasi darah akan menjadi overload dan berisiko kematian.

"Pasien meninggal dan justru meninggalnya biasanya karena pasien mengalami gagal jantung akut," ucapnya lagi.

Dengan adanya keterangan dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr Sony Hilal Wicaksono, SpJP, Subsp.PKV(K), yang mengungkapkan, pasien dengan gagal ginjal akut umumnya juga berisiko mengalami gagal jantung akut, maka makin menguatkan argumen saya bahwa memang diperlukan otopsi, harus otopsi agar semua bisa jelas dan terang karena harus bisa dipastikan apakah korban sebelum meninggal mengalami gagal jantung akut sebagai akibat ginjalnya yang bermasalah akut dan mengalami kerusakan parah akibat Etilen Glikol?

Tentu untuk menjawab itu ya perlu otopsi dengan memeriksa langsung organ jantungnya sekaligus memeriksa apakah ada kerusakan parah pada bagian bagian organ jantung jika benar kena serang Etilen Glikol dan Dietilen Glikol?

Etilen Glikol dan Dietilen Glikol juga menyerang sistem saraf. Apakah terjadi kelumpuhan atau kerusakan sistem saraf yang sangat parah pada korban yang disebabkan masalah pada ginjal saat jelang meninggal jika Kemenkes menuduh Etilen Glikol sebagai sebabnya? Itu juga perlu diperiksa lewat otopsi. Karena saraf juga jadi salah satu bagian yang diserang Etilen Glikol Dietilen Glikol selain menyerang ginjal.

Jadi semua organ yang diserang Etilen Glikol (ginjal, jantung, paru-paru dan saraf), semuanya harus diperiksa secara menyeluruh dan lengkap. Tak bisa hanya periksa ginjal melalui biopsi saja meski ditambah hasil pemeriksaan epidemiologi dan analisa toksikologi. Analisa toksikologi tak cukup tanpa otopsi karena dengan otopsi bisa dilakukan analisa toksikologi langsung yang bersumber dari bagian sample organ jantung, paru paru hingga saraf.

Ditambah lagi fakta bahwa, Pakar Nefrologi RSUP Dr Sardjito, Retno Palupi mengatakan bahwa dari hasil biopsi atau pengambilan sampel jaringan ginjal, gagal ginjal akut justru mengarah ke temuan adanya nekrosis tubular akut yang umum didapati pada kasus pasien mengalami inflamasi atau infeksi berat.

"Yang kami masukan sebagai kriteria gagal ginjal akut progresif atipikal ini adanya gangguan di tubulus ginjal, di pipa-pipa ginjal itu ada gangguan yang mengalami nekrosis atau kematian jaringan tubulus dan degenerative, kerusakan di pipa-pipa ginjal itu dan kristal tidak ditemukan,"

Kristal tidak ditemukan pada tiga pasien yang dua di antaranya masih membutuhkan hemodialisa atau terapi cuci darah. Sehingga, tidak menutup peluang mekanisme kerusakan pada ginjal bukan terkait kristal yang ada kaitan dengan Etilen Glikol, Dietilen Glikol dan Ethylene Glycol Butyl Ether (EGBE).

Makin tak jelas apa sebabnya kan. Makanya korban yang meninggal perlu diotopsi.

Pun terkait pernyataan Kepala BPOM kemarin yang mengatakan diduga sejak 2020 produsen obat sirop ganti penyuplai dan produsen bahan baku obat jelas tuduhan yang menggelikan, karena banyak anak anak yang mulai kolaps kena gagal ginjal akut terhitung Agustus 2022 sesuai keterangan Menteri Kesehatan. Jadi Kepala BPOM memang lucu! Kenapa lucu?

Kalau produsen obat sirop ganti produsen penyuplai pada 2020 lalu yang jadi tanda tanya besar kenapa anak anak ibarat serempak sakit gagal ginjal akut di Agustus hingga kini terus bertambah? Kalau produsen obat sirop ganti produsen penyuplai sejak 2020 logikanya tidak serentak mulai Agustus 2022 hingga kini yang menderita gagal ginjal akut. Kok bisa sejak Agustus 2022 mulai serempaknya? Contoh corona kan waktu itu serempak. Di seluruh Indonesia awalnya ratusan dalam sehari, kemudian seiring jalannya waktu serempak ribuan kemudian serempak puluhan ribu.

Jadi tuduhan ganti penyuplai pada 2020 melawan logika hukum karena kalau itu beneran pada 2020, logika hukumnya maka tak akan bisa serempak seperti saat ini tiba tiba tak ada angin tak ada hujan tiba tiba ratusan anak kena gagal ginjal akut. Itulah yang aneh yang mesti diinvestigasi lebih dalam. Bukannya justru menyalahkan ganti penyuplai bahan baku sejak 2020. Kalau ganti sejak 2020, logikanya tidak akan ada kejadian mendadak serempak ratusan anak tiba tiba kena gagal ginjal akut

Kenapa logikanya tak bisa serempak langsung ratusan gagal ginjal pada Agustus 2022? Misal obat diproduksi pada batch 2020. Lalu diedarkan ke apotik-apotik, masyarakat membeli kan. Nah kalau benar ada Etilen Glikol dalam kadar yang cukup tinggi di dalam bahan baku yang kata Kepala BPOM itu akibat pergantian produsen bahan baku pada 2020. Logika hukumnya tak bisa serempak korban gagal ginjal akut mulai Agustus 2022. Logikanya gampang aja buah dan sayur tidak bisa mendadak busuk tapi pasti akan ada prosesnya dikit demi sedikit busuknya. Mestinya 2021 sudah ada tapi itu tidak ada. Dalam kasus obat ini mendadak langsung jadi gagal ginjal akut di Agustus 2022 sesuai keterangan Menteri Kesehatan. Itu yang perlu investigasi mendalam kenapa bisa begitu? Kok bisa serempak?

Karena logika hukumnya kalau gagal ginjal akut akibat produsen obat sirop ganti produsen bahan baku obat dan di dalam bahan baku yang disuplai kepada produsen obat itu mengandung Etilen Glikol yang tinggi. Maka logika hukumnya, anak anak yang meninggal itu logika hukumnya sebelum-sebelumnya harus ada riwayat pernah beberapa kali konsultasi dan periksa ke dokter karena keluhan ada masalah pada ginjal. Karena tidak logis jika tiba-tiba langsung akut serempak di Agustus 2022 hingga kini. Janggal secara logika hukum. Jadi kasus ini menarik kalau nanti sampe ke persidangan , apakah ada bukti rekam medis bahwa anak anak tak lama setelah minum obat sirop produksi 2020 mulai mengalami masalah saat kencing atau masalah apapun sepanjang soal keluhan ginjal? Kalau itu tak ada, bagaimana logika hukumnya tiba tiba secara serentak serempak bisa langsung jadi gagal ginjal akut pada Agustus 2022 tanpa gejala gejala awal dan proses menuju akut? Kanker aja ga tiba tiba stadium 4. Tapi ada awalnya stadium 1. Minimal ada pemeriksaannya sebelumnya keluhan tersebut. Tapi dalam kasus obat ini, benar benar mendadak mulai Agustus 2022. Janggal

Jadi apa yang disampaikan Kepala BPOM ibaratnya mau buang badan padahal pengawasan obat ada pada BPOM bukan pada Kementerian Kesehatan. Kepala BPOM seharusnya bertanggung jawab kalau yang diucap Kepala BPOM bahwa ada kadar EG yang tinggi pada beberapa produk. Jadi Kepala BPOM ibarat menampar muka sendiri.

Warning: Untuk salah satu orang yang beberapa hari lalu ada komen di artikel saya sebelumnya bilang bahwa saya ini hanya menyarankan otopsi saja, dan bilang saya dangkal. Jawaban saya: orang itu dangkal pemikirannya! Memangnya apa lagi cara lain yang bisa memastikan sebab kematian yang tidak wajar kalau bukan otopsi?! Kan tidak ada. Mungkin dia juga tak paham masalah kasus obat sirop ini tapi hanya ikut-ikutan aja itu tapi semakin banyak dia mengomentari atau menyinyiri saya , makin terkuaklah kedangkalan stupid dia dalam memahami masalah!.

Kasus kematian tak wajar semuanya diotopsi untuk mencari dan menelusuri sebab kematian. Jadi untuk orang yang sebelumnya bilang; saya kok hanya mengusulkan otopsi, ya memang itulah satu-satunya cara menguak sebab kematian tak wajar! Kecuali dia stupid, wajar tidak paham dengan penjelasan saya yang sudah gampang dimengerti banyak orang. Oon jangan kau pelihara.

Jadi argumen yang saya urai sudah sangat mudah dicerna dipahami dan sangat logis. Hanya orang dangkal seperti yang komen di tulisan saya sebelumnya lah yang tetap tidak bisa paham tulisan saya karena terlalu berat untuk otaknya!

Pesan untuk dia: tulis di seword argumentasi hukum mu. Jangan komentar tapi isinya teori semua dan ketika dijawab oleh orang lain malah terdiam tak bisa jawab apa apa lagi.

Kepala BPOM Blunder Fatal Lagi, Ini Penjelasan Hukumnya!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kepala-bpom-kembali-blunder-fatal-ini-penjelasan-zDIsIfBlDX

PKS Dikabarkan Mendapat Jatah 2 Menteri, Mungkinkah?

Dinamika politik terus terjadi menjelang Pemilu 2024. Dinamika politik ini makin asyik untuk disimak, tapi awas jangan sampai baper. Kita sebagai masyarakat melihat saja dengan biasa-biasa jangan sampai terbawa emosi.

Kawan jadi lawan dan lawan jadi kawan sudah biasa terjadi di dunia politik. Seperti Pilpres 2019 lalu, ketika Prabowo bertarung sengit melawan Jokowi. Para pendukung Prabowo begitu antusias bahkan mati-matian berjuang agar jagoannya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bisa jadi Presiden dan Wakil Presiden.

Setelah KPU mengumumkan pemenangnya pasangan Jokowi dan KH. Maruf Amien sebagai Presiden dan Wapres RI 2019-2024, banyak para pendukung yang kecewa, tidak terima dan situasi politik makin panas. Seolah jika Prabowo kalah maka Indonesia akan hancur.

Eh ternyata kemudian Prabowo dan Sandiaga Uno mengambil keputusan menggegerkan publik. Prabowo menerima tawaran Presiden Jokowi untuk masuk kabinet menjadi menteri Pertahanan. Disusul kemudian oleh Sandiaga Uno masuk kabinet jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Menjelang Pemilu tahun 2024 partai politik yang berada diseberang pemerintahan Jokowi hanya 2 partai, Partai Demokrat dan PKS. Partai ini berada di oposisi bertugas untuk terus mengawasi, mengkritik berbagai kebijakan dari pemerintahan Presiden Jokowi.

Kini beredar kabar jika PKS akan mendapat 2 jatah menteri di kabinet. Seiring deklarasi yang dilakukan Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai Capres, banyak tekanan dan serangan kepada Partai Nasdem agar keluar dari Kabinet.

Partai Nasdem mempunyai 3 jatah menteri di Kabinet Jokowi-Maruf Amien. Tiga menteri Nasdem yang kini menjabat di kabinet yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Jika Presiden Jokowi memutuskan 3 menteri ini dikeluarkan, maka akan terjadi kekosongan posisi menteri. Sangat mungkin Jokowi akan menawarkan posisi menteri ini kepada PKS agar ada partai politik pengganti Partai Nasdem.

PKS lebih mungkin dibandingkan Demokrat. Partai Demokrat hampir dipastikan tidak akan masuk koalisi yang ada PDI Perjuangan. Karena masa lalu yang kelam dan sulit dilupakan.

Kendala yang dihadapi PKS adalah keputusan partai ada ditangan Majelis Syuro. Jika Majelis Syuro PKS memutuskan masuk kabinet maka PKS pun akan menerima tawaran tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Kedua PKS sebelumnya begitu gencar memprotes beberapa kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi, seperti pemindahan Ibu Kota Negara dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Jika tiba-tiba PKS masuk kabinet, tentu saja PKS harus bersiap menerima pertanyaan tentang hal-hal yang sebelumnya mereka protes keras.

Dalam politik apapun bisa saja terjadi, termasuk PKS masuk kabinet. Apalagi PKS pernah dikecewakan oleh Prabowo yang ditinggalkan begitu saja masuk kabinet. PKS sebelumnya begitu setia dengan Prabowo, eh malah ditinggalkan begitu saja.

PKS pastinya sudah lelah dan bosan berada di pihak oposisi. PKS mungkin merasa sudah waktunya berada di pihak pemerintahan.

PKS Dikabarkan Mendapat Jatah 2 Menteri, Mungkinkah?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pks-dikabarkan-mendapat-jatah-2-menteri-SRJNdw3dsq

Bahas Kemudahan Ujian SIM, Kapolri Disindir Ujian SIM Bukan Ngisi Sirkus

Cuitan dari akun Twitter @MuhadklyAcho bikin warganet riuh ketika si pemilik akun merespons pemberitaan berisi pernyataan Kapolri soal ujian SIM di Indonesia. Tepat di atas unggahan gambar berisii pernyataan Kapolri soal kesempatan ujian SIM dua kali bagi peserta tes yang gagal, akun "Acho" ini lantas menimpali:

"Ga perlu lah lintasan angka 8, zigzag, atau putar balik dgn kaki ga boleh nyentuh tanah. Kita cuma mau naik motor biar sampe, bukan biar bisa ngisi sirkus."

Cuitan itu sampai Jumat (28/10/2022) sore sudah lebih dari 8.000 kali dibagikan dan disukai lebih dari 20.000 pengguna Twitter. Tampaknya rata-rata setuju dan mendukung perlunya terobosan dan kemudahan dalam ujian SIM, meski syarat yang dipermudah itu tak berarti sembarangan atau asal lulus saja.


Ujian SIM dengan membuat gerakan zig-zag, meliuk-liuk di antara hadangan palang tanpa boleh menjatuhkan palang dan dilarang menapak ke tanah, bagi saya terlihat cukup absurd. Begitu pula dengan membuat "angka 8" dan putar balik tanpa boleh menyentuh tanah.

Saya mau tanya, dalam realitas bersepeda motor selama ini, berapa banyak situasi yang harus dihadapi dengan skill tinggi bersepeda motor itu di jalanan umum? Mungkin persentasenya tidak sampai satu persen di antara total pengalaman kita melintasi jalan raya (dalam kondisi nornal ya!), bahkan hampir mendekati nol persen.

Saya sendiri bahkan tidak pernah melewati jalanan umum yang mengharuskan saya melakukan "gerakan angka 8" atau harus meliuk-liuk tanpa menyentuhkan kaki di tanah, karena memang hampir nggak ada jalan dengan kondisi semacam itu. Betul saudara-saudara?

Kalau ada orang di depan saya memyetir zig-zag atau meliuk-liuk nggak jelas, malah saya kira orang itu mabuk sehingga saya perlu menghindar. Apalagi kalau sedikit-sedikit dia melakukan gerakan "angka 8" setiap dua menit. Atau, mungkin ada yang pernah melihat orang berhasil lakukan gerakan balik arah dan ketika sukses dia lantas bikin gerakan "Siuuu!" ala CR-7 saking senangnya? Hampir nggak pernah kan, kecuali di arena sirkus atau arena pasar malam dengan Tong Setan-nya?


Jadi, kalau alasan polisi gerakan tadi buat melatih refleks, tampaknya kok perlu dipikirkan bentuk ujian praktek SIM yang lebih realistis, mendekati kenyataan kondisi di jalanan umum, dan pastikan setiap peserta ujian memahami cara berkendara dengan aman dan mengutamakan keselamatan, plus ... kalau berkendara otaknya janngan ditinggal. Tahu maksud saya kan?

Bahas Kemudahan Ujian SIM, Kapolri Disindir Ujian SIM Bukan Ngisi Sirkus

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bahas-kemudahan-ujian-sim-kapolri-disindir-ujian-RoTiLPjZ0A

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Sabtu/29102022/11.00Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya