» » » » » Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Penulis By on Rabu, 02 November 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Ridwan Kamil Gabung Golkar Buka Peluang Kerjasama KIB-PDIP?

"Dalam pembahasan," kata Airlangga menanggapi rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bergabung Partai Golkar Senin, 31 Oktober 2022.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat tersebut sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Partai Golkar merupakan salah satu partai politik pilihan yang bisa dijadikannya sebagai kendaraan politik. Seperti diketahui, sejauh ini Ridwan Kamil belum menjadi anggota partai politik manapun. Selama ini ini Emil menjalani karir politiknya secara independen.

Mendekatnya Emil ke Partai Golkar ditafsirkan dari kehadirannya pada acara HUT Partai Golkar pada Jumat, 21 Oktober lalu. Sementara namanya sering masuk radar survei, baik sebagai calon presiden maupun sebagai calon wakil presiden. Untuk posisi yang terakhir ini survei Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis pada, Rabu (26/10/2022), menempatkan Ridwan Kamil sebagai cawapres dengan elektabilitas yang terkuat.

Peluang Emil masuk Partai Golkar tentu akan membuka kemungkinan-kemungkinan kejadian politik lain sebagai kelanjutannya. Termasuk menjadi pembuka pintu bagi terbentuknya kekuatan politik baru menuju Pemilu 2024 nanti.

Salah satunya adalah kemungkinan terbentuknya poros KIB-PDIP. Seperti diketahui, saat ini bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Kemungkinan terbentuknya poros KIB-PDIP ini sangat mungkin untuk terwujud. KIB yang selama ini tanpa figur dengan elektabilitas tinggi tentu akan menjadi punya posisi tawar yang lumayan besar di hadapan PDI-P. Sementara PDI-P sendiri tentu tidak akan mengambil resiko dengan berjalan sendirian menuju Pilpres 2024 nanti. Dan KIB terlihat sebagai pilihan yang sangat rasional bagi PDI-P. Kehadiran Ridwan Kamil secara tidak langsung juga akan semakin memperkuat partai banteng itu.

Pada Pileg 2019 raihan PDI-P di Jawa Barat memang tidak mengalami penurunan, namun secara posisi menjadi kalah dari Gerindra dan PKS. Ketika kemudian seumpama Emil diposisikan sebagai cawapres, PDI-P bisa berharap efek ekor jas darinya. Atau setidaknya untuk menahan laju partai politik pesaingnya.

Sementara untuk nasional, Jawa Barat sebagai penyumbang pemilih terbesar di Indonesia jelas menjanjikan ceruk suara yang besar. Ketika pada 2019 lalu pasangan yang diusung PDI-P cs kalah telak, pengaruh Emil bisa diharapkan sebagai pemberi angin perbaikan di 2024 mendatang.

Akhirnya masih patut ditunggu apa yang akan terjadi nanti. Benarkah keseriusan Emil untuk menjadi Golkar? Dan benarkah hal tersebut menjadi pembuka peluang kerjasamanya dengan PDI-P?

Patut dinantikan.

Ridwan Kamil Gabung Golkar Buka Peluang Kerjasama KIB-PDIP?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ridwan-kamil-gabung-golkar-buka-peluang-kerjasama-3tAPNk8dM5

Ketika Denny Siregar Pilih Ganjar Pranowo, Plus Anggap RK dan SU Terlalu Genit

Denny Siregar sudah bersuara dan mengarahkan telunjuk pada Ganjar Pranowo. Ini bisa ditangkap secara jelas dari tayangan di Cokro TV, yang dari judulnya saja sudah mengarah: "Kenapa Harus Ganjar Pranowo?"

Bagi Denny, di antara seabrek pilihan yang saat ini nama mereka beredar di banyak survei, hanya Ganjar Pranowo (GP) yang dianggapnya paling pas meneruskan kepemimpinan Jokowi sebagai RI-1 pada 2024 nanti.

"Indonesia butuh penerus Jokowi, bukan sekadar pengganti Jokowi," begitu pesan yang disuarakan Denny Siregar.

Memilih penerus itu beda sama pengganti. Kalau sekadar pengganti, trus nanti salah pilih, maka bisa-bisa proyek besar IKN akan dibuat proyek mangkrak seperti bangunan Hambalang era SBY.


Menariknya, pada tayangan yang sama Denny Siregar menyatakan bahwa Prabowo sudah terlalu tua buat dipilih untuk memimpin negeri ini. Mungkin kondisinya beda jika bicara soal Pilpres 2014 silam. Meski kita khawatir juga bahwa Prabowo akan mudah disetir timses-nya, kayak yang terjadi pada dua edisi Pilpres terakhir.

Bagaimana dengan Sandiaga Uno (SU) dan Ridwan Kamil (RK), yang disebut masih punya kemungkinan buat maju pada 2024 nanti? Nah, dua sosok yang terbilang masih cukup muda ini malah dianggap terlalu genit dalam pentas politik nasional, sehingga Denny Siregar juga dengan tegas menolak untuk mendukung mereka.

Tafsiran genit bisa beragam sih, tapi menilik definisi dari KBBI, kata "genit" diartikan: (1) bergaya-gaya (tingkah lakunya); (2) banyak tingkahnya

Sekali lagi, ini sekadar tafsiran bebas lho. Silakan bisa menilai sendiri segenit apa kira-kira sosok RK dan SU dalam pentas politik nasional. Namun, melihat munculnya SU pada last minutes pada Pilpres 2019 lalu (kabarnya karena urusan kardus yang cukup wah isinya), definisi KBBI di atas juga mungkin ada benarnya.

Apalagi kalau kita lihat performa SU selama menjadi Calon Wagub DKI Jakarta, sampai beneran jadi Wagub DKI Jakarta hingga kini menjadi menterinya Jokowi, rasanya masih ada "kegenitan" yang SU tunjukkan ... alias masih banyak gaya.

Hal yang mirip juga saya lihat dalam diri RK, yang sampai hari ini masih menjadi salah satu sosok media darling meski hanya di tingkat provinsi dan seputar Jawa Barat saja.


Sambil tetap menanti fluktuasi elektabilitas nama tokoh setidaknya setahun ke depan, kita rasanya tidak akan disuguhkan nama baru, selain nama-nama yang sejak akhir 2021 sering muncul dan menghiasi hasil survei.

Meski lantas hasilnya terbagi tiga bagian besar, antara papan bawah, tengah, dan atas ... tapi sepertinya untuk tiga besar masih belum akan berubah, kecuali Anies mendadak dinyatakan bersalah dan mengenakan rompi oranye ... atau mendadak NasDem meralat dukungannya.

T'rus soal sosok SU dan RK yang disebut terlalu genit tadi, tampaknya masih sukar bersaing untuk mendapat tiket dan bertarung pada Pilpres 2024 nanti.

Akhirnya, saya cenderung berada satu barisan dengan pilihan Bang Denny, yang sudah menentukan pilihan, yang tinggal tunggu waktu buat membuktikan apakah nanti PDIP akan mengusung Ganjar atau sosok lainnya. Pokoknya untuk saat ini, yen ora Ganjar ora milih ... jarji ... jarbeh ... Ganjar siji, Ganjar kabeh!!!

Ketika Denny Siregar Pilih Ganjar Pranowo, Plus Anggap RK dan SU Terlalu Genit

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/ketika-denny-siregar-pilih-ganjar-pranowo-plus-XvKDmoeUML

Pemahaman Dan Penggunaan Istilah "Kafir" Yang Salah Kaprah

Saya yakin tidak akan ada orang yang dengan mudah melupakan bagaimana kelompok FPI, HTI dan PA 212 mendzolimi mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, hanya demi memenangkan Anies Baswedan. Betapa nyatanya kasus penistaan agama yang digadang oleh mereka, adalah sebuah kasus rekayasa yang didesakkan untuk diproses hukumnya dengan menggunakan kekuatan massa. Jika peradilan Indonesia tak mau memprosesnya hingga berhasil memenjarakan sang terdakwa, maka Presiden Indonesia harus dilengserkan sebagai tumbalnya.

Sungguh satu perbuatan yang kalau ditelaah lebih dalam, adalah perbuatan manusia jahiliyah, golongan manusia yang dianggap kafir sekafir-kafirnya. Dan Tuhan kemudian memperlihatkan kekuasaannya dengan menjawab kutukan yang diucapkan oleh sang terdakwa diakhir proses persidangan. Kita semua menjadi saksi hidup sejarah bagaimana Indonesia digoncang dan dibelah oleh kelompok yang sekarang menjadi ormas terlarang. Dan bagaimana kutukan itu melumat semua orang yang terkena sasaran kutukan. Hari ini sisa-sisa orang dari ormas terlarang itu berevolusi menjadi kelompok kadrunista.

Kadrun atau kadal gurun, adalah kelompok yang juga dikenal sebagai kelompok yang senang mengkafir-kafirkan orang lain. Sayangnya, orang-orang yang disebut-sebut sebagai kadrun itu rata-rata memiliki atau memakai atribut keagamaan Islam. Saya mengatakan memakai "atribut" keagamaan Islam dalam artian, mereka belum tentu seorang muslim walaupun di KTP nya tertera beragama Islam.

Muslim dalam pengertian Al Qur'an berarti "berserah diri" pada Allah SWT. Berserah diri artinya setuju dan berkomitmen patuh untuk menyembah dan bertakwa kepada Sang Maha Pencipta, setelah mengetahui, mengakui dan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah serta mengakui Al Qur'an sebagai kitab suci yang didalamnya memuat kandungan tentang syari'ah, akidah dan akhlak yang harus patuhi karena telah menyatakan berserah diri tadi.

Orang yang telah mengetahui apa yang difirmankan Allah di dalam Al Qur'an, secara otomatis akan mengetahui hal yang wajib dilakukan dan hal yang dilarang. Tetapi jika mereka tidak melakukan hal yang sudah diketahui yang wajib dilakukan dan melakukan hal yang dilarang, secara berkesinambungan, maka orang seperti itulah yang disebut kafir. Dan Muslim diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir!! Ayat-ayat tentang apa itu kafir dan perintah harus memerangi kafir seperti yang diterangkan dalam Al Qur'an bertebaran hampir di setiap surah-surah yang panjang seperti Surah Al Baqarah, Surah Al Imran, Surah An-nisa dan surah-surah panjang lainnya.

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2019, di Kota Banjar, Jawa Barat, 27 Februari – 1 Maret 2019, juga menyatakan hal yang hampir sama. Mereka kesepakatan untuk tidak menggunakan sebutan kafir kepada warga Indonesia non-Muslim. Sebagai gantinya, para kiai memilih kata muwathinun atau warga negara.

Dari sisi bahasa saja, kata "kafir" berasal dari kata kafaro (menutup). Istilah ‘Kafir’ juga berarti orang yang sifatnya ‘kufur’ (tahu tapi menyembunyikan atau menolak). Dalam istilah Islam, ‘Kafir’ berarti orang yang menyembunyikan atau menolak kebenaran Islam. Ada kesalahan yang fatal dalam penerapan kata kafir di kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Indonesia, orang-orang yang menolak Islam disebut non-Muslim. Tapi kemudian diplintir sampai kemudian banyak orang yang tidak paham, atau hanya paham seperempat saja, lalu meneriakan kafir pada orang yang beragama lain. Dan parahnya, teriakan orang-orang yang paham seperempat ini sangat keras dan menular.

Penganut agama lain di luar Islam, tentu tidak akan membaca Al Qur'an, sehingga mereka tidak tahu apa yang terkandung di dalam Al Qur'an. Semenyerang-menyerangnya kelompok non Islam pada Islam, tak akan seberbahaya orang yang murtad Islam dari sisi syari'ah dan akidah. Coba kalau orang yang murtad Islam menyerang, ibaratnya dia menghujam dari dalam. Contoh nyata sosok Abraham Bin Moses alias Saifuddin, seorang pendeta yang lahir dari keluarga penganut Islam yang taat. Laki-laki kelahiran 1965 ini sempat bersekolah di SMA Muhammadiyah Surakarta, bahkan sempat belajar di Pondok Pesatren hingga menjadi guru di pesantren yang sama. Namun pada tahun 2006, dirinya memutuskan untuk keluar dari Islam dan menjadi Pendeta Kristen.

Sosok Abraham Bin Moses atau Saifuddin inilah sosok kafir sejati yang sesuai dengan apa yang dijabarkan di dalam Al Qur'an, dan kafir seperti dialah yang wajib diperangi. Karena kerjaannya hanya menyerang Islam. Sebagai mantan muslim, dia menyerang dengan membuat beberapa pernyataan yang cukup kontroversial. Seperti menyatakan usulannya yang dia sampaikan lewat sebuah video yang diunggah di media sosial pada Menteri Agama untuk menghapus 300 ayat dari Al Qur'an karena dipandang sebagai ayat yang memicu radikalisme, dan juga pernah melarang masyarakat Indonesia naik haji ke Arab Saudi karena menilai bahwa naik haji hanya menguntungkan Arab Saudi saja, sedangkan masyarakat Indonesia semakin susah. Tak hanya sampai di sana, Saifuddin ini dalam channel videonya selalu menjelek-jelekan Islam dengan mendalihkan dirinya tahu dalaman Islam karena pernah menjadi umat Islam.

Saya pikir istilah kafir ini juga berlaku di agama lain, seperti banyak pendeta yang kemudian jadi mualaf lalu setelah itu mereka menjelek-jelekan agama yang dianutnya dulu. Tapi, jangankan agama, Seword pun punya yang namanya penulis kafir, yang dulu pernah nulis sekali di Seword setelah itu dia berhenti menulis lalu kerjanya membuat tulisan menjelek-jelekan Seword. Kalau kalian masih ingat namanya Ruby atau Rudi... saya lupa lagi.

Jadi, pada intinya definisi dari kafir yang harus diperangi itu adalah orang yang sudah tahu tapi tidak menjalankan bahkan berbalik badan dan menyerang. Kafir tidak bisa disematkan pada orang yang tidak tahu dan tidak pernah menjadi walaupun dia melakukan penyerangan. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak tahu, apapun agamanya, tapi menjelek-jelekkan atau menyerang agama lain? Buat orang seperti itu ada banyak istilah lain. Yaitu istilah dengki, iri, bahkan sakit jiwa atau ODGJ, yang pasti bukan kafir.

Dari apa yang saya uraikan di atas, saya yakin Pembaca Seword sekarang bisa membedakan mana sosok-sosok kafir dan mana sosok-sosok ODGJ.

Pemahaman Dan Penggunaan Istilah "Kafir" Yang Salah Kaprah

Sumber Utama :  https://seword.com/spiritual/pemahaman-dan-penggunaan-istilah-kafir-yang-DnMiSWRRAZ

Belajar Dari Para Pembenci Presiden Jokowi

Terkadang saya geleng-geleng kepala melihat kelakuan para pembenci Presiden Jokowi. Mereka begitu gigih menyerang Pak Jokowi tanpa ragu meski tanpa data dan fakta yang benar. Saat sudah terdesak pun, mereka masih berupaya menggiring opini untuk menyerang Pak Jokowi.

Ambil contoh soal tuduhan ijazah palsu. Sebuah tuduhan yang mudah sekali dipatahkan sebenarnya tetapi kelompok mereka terus membesarkan masalah ini tanpa ragu. Mereka tampil di media sosial dengan narasi memojokkan Pak Jokowi. Pencetus tuduhan ini pun tampil percaya diri membeberkan tuduhan-tuduhannya.

Tidak ketinggalan para pembenci Jokowi yang katanya berpendidikan mengeluarkan pendapat yang isinya banyak cacat logika. Semua itu disampaikan dengan keyakinan tinggi bahwa mereka benar. Mereka pun menggugat ke pengadilan karena merasa harus menegakkan keadilan. Luar biasa sekali kan keyakinan mereka?

Saat satu per satu orang mengeluarkan bukti bahwa ijazah Pak Jokowi asli, semangat mereka tidak padam. Mereka terus mencari celah untuk menyerang Pak Jokowi. Bukti-bukti dan pernyataan-pernyataan pihak yang menyatakan keaslian ijazah Pak Jokowi seolah tidak membuat mereka sadar. Saat mencabut gugatan pun, mereka menggambarkan ada situasi yang membuat mereka tidak lanjut, bukan karena mereka salah. Ditambah lagi dengan kemunculan video-video yang memberi narasi bahwa pencabutan gugatan itu karena tekanan Pak Jokowi.

Komitmen yang luar biasa tetapi sayang bukan untuk kebaikan. Komitmen yang berdasarkan kebencian yang akhirnya membuat degradasi nalar. Seandainya komitmen seperti ini digunakan untuk bersama membangun negara tentu bangsa ini bisa mencapai kemajuan yang dicita-citakan.

Bagi saya, keberadaan kelompok ini menjadi pengingat bahwa kebencian yang berlebihan akan menghilangkan nalar yang benar. Yang ada dalam pikiran hanyalah upaya untuk menyerang dan menjatuhkan. Hal apa pun yang bisa dijadikan amunisi serangan akan dicoba sekalipun mudah dipatahkan karena seringkali hanya hoax atau tuduhan semata. Kebencian membuat tiada niat mencari data dan fakta yang benar. Yang penting serangan dilancarkan!

Ini menjadi pengingat bagi saya agar tidak jatuh kepada sikap seperti itu. Sikap tidak senang kepada sesuatu atau seseorang juga saya miliki. Jangan sampai sikap kritis kepada seseorang berubah menjadi kebencian. Jangan sampai keinginan menyampaikan kritik lalu mengabaikan fakta karena tingginya nafsu menyerang dan menjatuhkan.

Apa bedanya saya dengan para pembenci Pak Jokowi kalau jatuh kepada kebencian yang berlebihan? Apa bedanya saya dengan mereka ketika mengkritik tanpa data dan fakta yang benar? Jangan sampai saya justru menjadi bagian siklus kebencian yang berputar terus sehingga tidak pernah padam.

Yah, ini sekedar renungan pribadi saja. Meski berada di kubu yang berseberangan dengan para pembenci Pak Jokowi, saya merasa perlu belajar dari mereka. Belajar bahwa kebencian berlebihan bisa mematikan nalar yang benar sehingga saya tidak jatuh dalam kondisi yang sama. Bukankah belajar dari lawan juga merupakan sebuah kebijaksanaan? Semoga demikian.

Belajar Dari Para Pembenci Presiden Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/spiritual/belajar-dari-para-pembenci-presiden-jokowi-6kIkOxps86

Said Iqbal Respons Peringatan Resesi, tapi Kok Malah Terdengar Aneh, Ya?

Said Iqbal, sang ketua dari serikat buruh KSPI, bersuara keras soal peringatan tentang ancaman resesi yang patut diwaspadai oleh masyarakat pada 2023 nanti. Hanya, anehnya, Iqbal bukannya mencoba ikut menenangkan dan meminta para buruh agar bersiap, tetapi dia justru bilang agar para buruh jangan ditakuti.

"Jangan dipikir buruh itu bodoh. Dibodoh-bodohi terus, ditakut-takuti, diintimidasi," ujar Said Iqbal dalam konferensi pers, Rabu (2/11), seperti dikutip laman CNN Indonesia.

Said juga menuturkan bahwa tugas para menteri adalah menjaga inflasi dan daya beli masyarakat supaya tetap terjamin makan, harga bahan bakar minyak (BBM) tetap murah, tetap ada perumahan, jaminan kesehatan, serta jaminan sosial.

Para menteri, lanjut Iqbal lagi, seharusnya tidak memprovokasi rakyat bersiap-siap untuk menghadapi resesi. Iqbal juga menilai bahwa rakyat tak butuh peringatan soal resesi, seperti yang belum lama disampaikan Menkeu Sri Mulyani.


Reaksi yang aneh sih dari Saiq Iqbal, sekaligus membuktikan bahwa dia agaknya kurang paham dengan makna peringatan bahaya resesi yang Sri Mulyani sampaikan.

"IMF bilang pada 2023 is gonna be dark. itu yang disebut gelap. Kalau saya bicara begitu dianggap menakuti-nakuti padahal sebetulnya tidak. Saya hanya menyampaikan risiko itu ada dan kita harus waspada," ujar Menkeu beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa dasar kalau Sri Mulyani bilang begitu, karena faktanya sebanyak 60 negara diprediksi akan jatuh ke krisis utang dalam waktu dekat, menyusul Sri Lanka dan Argentina yang sudah mengalami lebih dulu karena krisis energi, faktor perang Ukraina dan Rusia, dampak pandemi Covid-19 yang memukul berbagai sektor kehidupan, dan masih banyak lagi.

Bagi orang berlogika waras dan berakal sehat, peringatan dari Menkeu Sri Mulyani akan direspons dengan bijak, karena kita nggak bisa bayangkan dampak mengerikan yang akan terjadi kalau sampai masyarakat tidak siap dengan adanya resesi, yang dalam skala tertentu tetap berimbas pada kondisi ekonomi masyarakat.

Hanya, kalau dibilang jangan menakuti masyarakat, lalu menganggap peringatan tidak perlu disampaikan, kok tampaknya Said Iqbal ini agak takabur ya? T'rus kalau menyebut, "Jangan dipikir buruh itu bodoh," lha siapa yang bilang kalau buruh itu bodoh? Jangan-jangan itu pemikiran Said Iqbal sendiri, yang selama ini justru terkesan kerap memanfaatkan para buruh demi kepentingan politis saja. Bagaimana menurut Anda dengan anehnya respons Said Iqbal ini?

Said Iqbal Respons Peringatan Resesi, tapi Kok Malah Terdengar Aneh, Ya?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/said-iqbal-respons-peringatan-resesi-tapi-kok-G7cmmlX8Xj

Berkah Untuk Ganjar Pranowo Dari Isu yang Merugikannya

Blessing in disguise! Saya rasa itulah yang didapat oleh Ganjar Pranowo dari isu Presiden Jokowi akan menjadi Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan. Sebenarnya isu itu merugikan Ganjar tetapi sikap Ganjar yang tegas membuatnya mendapatkan keuntungan.

“Nggak boleh. Semua harus tertib. PDI Perjuangan punya aturan sendiri soal itu, jadi sebaiknya relawan tidak mencampuri urusan yang ada di partai. Bersinergi saja. Dan sabar, wong semua parpol baru berdialog dan berdiskusi,” kata Ganjar ketika dimintai keterangan soal isu Presiden Jokowi menjadi Ketum PDI Perjuangan seperti dikutip dari detik.com.

Bagi saya, pernyataan itu bisa menjadikan Ganjar semakin populer di kalangan kader PDI Perjuangan. Ganjar menunjukkan bahwa dia setia kepada PDI Perjuangan. Hal ini penting untuk mematahkan persepsi bahwa Ganjar haus kekuasaan sehingga mengerahkan relawan dimana-mana untuk menekan PDI Perjuangan.

Pernyataan itu juga menghadirkan persepsi bahwa Ganjar berani tegas kepada relawannya. Dia tidak takut mengingatkan meski ada resiko kehilangan dukungan. Bagi saya, persepsi ini positif untuk popularitas Ganjar di mata publik. Ganjar bisa dicitrakan sebagai seorang yang tegas kepada siapa pun sehingga susah diajak kongkalikong dalam membuat keputusan.

“Saya baca di media katanya mereka sudah minta maaf. Menurut saya ya jangan diulangi dan jadi pembelajaran untuk yang lain. Janganlah membentur-benturkan, apalagi membenturkan Pak Presiden Jokowi dengan partai, termasuk dengan partai saya di PDIP. Bahwa relawan nanti akan berkontribusi, iya. Tapi nanti, bukan sekarang. Nanti bisa kok, jadi jangan buat isu yang nggak baik,” kata Ganjar setelah ada permintaan maaf dari relawan yang mendoakan Pak Jokowi menjadi Ketum PDI Perjuangan seperti dikutip dari detik.com.

Pernyataan tersebut terlihat biasa tetapi mempunyai arti penting untuk citra Ganjar. Dari pernyataan itu, Ganjar menunjukkan bahwa dialah yang menentukan arah, bukan relawannya. Dia menunjukkan menjadi sosok yang tidak mudah dipengaruhi bahkah oleh orang-orang yang mendukungnya.

Selain itu, pesan Ganjar jelas yakni jangan sampai relawannya berbenturan dengan PDI Perjuangan. Hal ini penting karena benturan antara relawan Ganjar dengan PDI Perjuangan akan merugikan PDI Perjuangan maupun Ganjar sendiri. Bisa jadi kader PDI Perjuangan tidak sungguh-sungguh mendukung Ganjar kalau nantinya diusung menjadi calon presiden karena terlanjur tidak senang dengan relawan Ganjar.

Di sisi lain, Ganjar juga menunjukkan bahwa peran relawan penting tetapi peran pentingnya harus berada di saat yang tepat. Pesannya juga jelas bahwa isu yang tidak baik justru akan merugikan perjuangan relawan sendiri.

Yah, isu yang merugikan rupanya membawa keuntungan juga bagi popularitas Ganjar Pranowo. Entah ada skenario atau tidak, lebih banyak citra positif yang didapat oleh Ganjar di mata publik dari isu yang dianggap merugikan itu.

Berkah Untuk Ganjar Pranowo Dari Isu yang Merugikannya

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/berkah-untuk-ganjar-pranowo-dari-isu-yang-0Wwf1iQjEP

Jam Terbang Tinggi Anies, Nonton Atap Rumah Bercat Warna-Warni Dari Udara?

Sebagai politisi kawakan, ternyata harus pandai main poles. Jika tukang poles granit, memoles ubin agar licin mengkilap, untuk Ketum Nasdem harus pula mahir memoles jagoannya demi maju ke Pilpres 2024. Ayam pun akan tertawa ngakak ketika Sarya Paloh menyebut Anies Baswedan memiliki jam terbang tinggi. Apanya yang tinggi? Terbang tinggi dalam arti nonton atap rumah bercat warna-warni dari udara?

Untuk menjadi politisi kelas Ketum ternyata harus bisa mengacu pada pepatah lama telunjuk lurus kelingking berkait; menyalahkan pihak lain padahal dirinya sendiri yang salah. Ini dibuktikan Si Bewok ketika kena sindiran saat menghadiri HUT Golkar ke-58 belum lama ini di Expo Kemayoran. Peringatan Presiden untuk jangan memilih Capres secara sembrono, katanya itu sindiran untuk Golkar, bukan Partai Nasdem.

Jika merasa tak tersindir, kenapa usai Presiden Jokowi ngomong soal parpol sembrono, kok mak klonyot (mendadak pergi) pulang duluan. Rupanya Paloh tak tahan oleh banyaknya sorotan mata diarahkan ke padanya. Tak nyaman lama-lama menunduk, si Bewok pun kemudian memilih gelang sipatu gelang….. mari kita pulang duluan.

Soal pilih Capres secara sembrono, kata Surya Paloh itu juga ditembakkan untuk Golkar. Nasdem sih tidak sembrono, justru Anies itu bagaikan besi sembrani yang punya daya tarik kuat luar biasa. Jangankan sesama logam sejenis almunium pun bisa ditarik oleh besi sembrani sekaliber Anies Baswedan. Faktanya, meski begitu banyak janji kampanye yang tak ditepati selama 5 tahun di DKI Jakarta, dia tetap dipuja-puji pendukungnya.

Bahkan ketika Presiden Jokowi menyarankan agar parpol mitra koalisi memilih Capres yang memiliki jam terbang tinggi, Surya Paloh segera nyamber, “Makanya Nasdem memilih Anies Baswedan.” Dia pun punya alasan, “Ya (Pak Anies) memiliki jam terbang yang tinggi lah di mata Nasdem. Kan ada subjektifitas, ada objektivitas. Dua perpaduan ini kan terjadi hukum relativitas," ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Sabtu pekan lalu (22/10).

Lho, bukannya Paloh memilih Anies karena kepepet? Awalnya menggadang Ganjar Pranowo. Tapi karena Gubernur Jateng itu tak merespon, akhirnya ya calak-calak ganti asah, tak ada rotan akarpun berguna. Ewa segitu Anies disebutnya “the best”. Mas Alifurrahman sampai ngakak di chanel Youtube “Pakar Mantan”-nya, “Wong ban cadangan kok the best…!”

Ban serep kok dianggap “the best”, apa dasarnya? Ayam pun ikut tertawa ngakak mendengar Surya Paloh menyebut Anies yang punya jam terbang tinggi? Apa karena dia telah berhasil mengecat 200 rumah di seputar flyover tapal kuda Lenteng Agung, Jakarta Selatan? Kalau ini sih memang iya. Maksudanya, dia naik helikopter tinggi-tinggi sampai ribuan kaki, lalu melihat ke bawah menikmati rumah-rumah yang atapnya dicat berwarna-warni sebagai hasil karyanya yang spektakuler?

Padahal faktanya selama memimpin DKI Jakarta, dia bukannya terbang tinggi tapi justru senang terbang yang rendah-rendah saja. Misalnya merendahkan target pekerjaan, agar tidak menjadi beban. Juga merendahkan prestasi gubernur pendahulunya, karena Anies marasa pekerjaannya lebih hebat.

Sekedar contoh, rumah DP nol rupiah sesuai rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 Gubernur Anies Baswedan menargetkan akan membangun 232.214 unit rumah. Karena peminat kurang gara-gara harganya masih kemahalan, kemudian direndahkan jadi 10.460 unit. Ketika usulan belum disetujui DPRD, diturunkan lagi menjadi 9.081 gara-gara terdampak Covid-19. Sampai Anies lengser 16 Oktober lalu, tidak jelas target itu tercapai atau tidak.

Tak hanya rumah DP nol rupiah, program OK OCE yang digagas jaman bersama Wagub Sandiaga Uno, targetnya juga direndahkan. Dari semula akan mencetak 361.518 wirausaha baru, direndahkan jadi 278.971. Tapi kenyataannya, sampai Anies tinggalkan Balaikota, hanya 1.064 orang saja yang mendapat akses permodalan atau hanya 0,03 % dari target.

Begitu juga kompleks WTS Kalijodo yang sudah berhasil dibabat habis oleh Gubernur Ahok dan dijadikan taman tempat bermain para kawula muda, oleh Gabener Anies ditelantarkan sehingga kembali jadi tempat prostitusi dan hiburan malam seperti dulu lagi. Ini kan sama saja pepatah biduk lalu kiambang bertaut.

Kampung Akuarium di Pasar Ikan Jakarta Utara, pada April 2016 digusur oleh Gubernur Ahok, rencananya akan dibangun sheetpile agar air laut tidak masuk ke daratan. Tapi dengan alasan demi rasa keadilan bermukim dan memenuhi janji kampanye, Kampung Akuarium dibangun kembali dijadikan rumah susun pada 2019.

Paling rame sampai makan korban anggota DPRD, adalah pembangunan Pulau Reklamasi di Teluk Jakarta. Kata Ahok, lewat proyek itu berpotensi Pemprov DKI memperoleh retribusi sampai Rp 48 triliun. Tapi oleh Anies dihentikan pembangunannya. Ironisnya, pada Pulau G diam-diam IMB-nya dikeluarkan dan pembangunan berlanjut sama sekali tanpa retribusi 15 persen. Retribusi yang diusulkan Ahok belum sempat dieksekusi karena Raperdanya ditolak DPRD. Tahu-tahu M. Sanusi ditangkap KPK gara-gara terima suap Rp 1 M.

Demikianlah, Anies sebagai antitesanya Jokowi dan Ahok selalu mencoba bikin kebijakan yang berlawanan. Sudah menjadi rahasia umum adalah normalisasi Kali Ciliwung. Ketika ditegur Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, malah Gabener Anies balik mengajak debat. Dengan sedikit geram Pak Mentri hanya bisa menjawab, “Aku tidak dididik untuk pinter berdebat.”

Tapi Anies memang ndhugal kuwarisan (nakal tapi mujur), meski begitu banyak program kerjanya gagal di DKI, oleh si Bewok malah dijadikan Capres. Resikonya Nasdem dengan mesin politiknya harus rajin memoles Anies bagaikan granit hingga mengkilap. Para politisi Nasdem pun menggaransinya, jika Anis berhasil jadi RI-1, program Jokowi tentang IKN dijamin tetap dilanjutkan.

Padahal jika dikomparasi dengan jejak-jejak kinerjanya selama 5 tahun di Balaikota, itu semua hanyalah omong kosyong belaka. Namun demikin demi meyakinkan rakyat bahwa Anies memang Capres “the best”, mulai minggu ini Surya Paloh akan mengajaknya puter kayun ke berbagai daerah.

Jam Terbang Tinggi Anies, Nonton Atap Rumah Bercat Warna-Warni Dari Udara?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/jam-terbang-tinggi-anies-nonton-atap-rumah-bercat-nMWCl3H9oX

Kelompok Tak Berguna Mau Reunian Tiga Angka Lagi, Ujungnya Tetap Jokowi Disuruh Mundur

Kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang dahulu berkumpul karena dugaan kebencian akut dan sukar disembuhkan pada sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016 silam, bulan depan pada tanggal dan bulan cantik (411) kembali ingin menggelar aksi demonstrasi ke jalan.

Menurut lansiran laman CNN Indonesia, yang mengutip omongan Sekretaris Jendral PA 212 Uus Sholihuddin terkait rencana itu, kali ini "kelompok tak berguna" itu ingin menyuarakan tiga hal yang mereka sebut Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura), antara lain:

(1) Turunkan harga BBM

(2) Turunkan harga-harga

(3) Tegakkan supremasi hukum.

Kalau nantinya menurut pikiran dan logika mereka (yang kerap ambyar itu) Jokowi tidak sanggup memenuhi tuntutan mereka, maka ... sepertj bisa diduga ... mereka akan minta Jokowi turun.


Heran saya sama kelompok penggemar tiga angka buat menyebut momen aksi-aksinya itu. Sejak Jokowi naik takhta sebagai RI-1, dengan pemantik tudingan penistaan agama hasil editing dan ulah Buni Yani, sampai hari ini kelompok yang dulu mengaku pengawal fatwa ulama itu selalu saja bikin sensasi dan cari perhatian.

Masih mendingan kalau tuntutan atau aspirasi mereka logis, elegan, dan benar-benar membawa suara rakyat. Saya yakin kalau ditanya, mereka sendiri mungkin nggak paham maksud dari setiap tuntutan yang mereka pernah, sedang, dan akan terus suarakan itu.

Aspirasi mereka pun lebih berupa pemaksaan, dengan sedikit-sedikit memberi ancaman, seperti ketika dulu memaksa agar Ahok kudu dipenjara karena dipaksa juga (kalau bisa) mengakui bahwa dirinya memang menistakan agama saat bicara di Kepulauan Seribu. Para pengadil pun ditekan sedemikian rupa lewat aksi massa, sampai tidak berani memutus perkara dengan adil, dengan pertimbangan yang logis dan sesuai fakta.


Kini, sejak Ahok berhasil disingkirkan supaya bisa "mendudukkan" Anies-Sandiaga di Balai Kota pada 2017 silam, pemaksaan kelompok yang menyebut dirinya Persaudaraan Alumni (PA) 212 itu beralih ke Jokowi, yang berulang kali diminta mundur karena dianggap gagal dan tidak mampu memimpin negara. Tidak mampu, tidak mampu, gundulmu!

Jadi agak emosi saya membaca tuntutan mereka untuk aksi 411 besok, yang ujungnya tetap bermuara pada Jokowi disuruh mundur. Dalam pikiran mereka tampaknya tidak peduli Jokowi hanya tinggal dua tahun lagi menjabat, yang penting mereka akan terus mengganggu setiap kali ada momen atau peristiwa yang bisa dijadikan alasan buat turun ke jalan.

Kalau nggak ada hal penting, ya mereka bisa cukup kreatif kok buat menjadikan hal yang nggak penting, bahkan yang asal-asalan dan nggak logis, tapi dianggap penting, eh ujungnya tetap Jokowi disuruh mundur juga. Angel, wis angel ...!

Kelompok Tak Berguna Mau Reunian Tiga Angka Lagi, Ujungnya Tetap Jokowi Disuruh Mundur

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kelompok-tak-berguna-mau-reunian-tiga-angka-lagi-FjGXSU811D

18 Negara Antre Ketemu Jokowi di KTT G20, Kadrun Antre Minta Jokowi Turun

KTT G-20 puncaknya akan digelar di Bali sebentar lagi pada tanggal 15-16 November 2022. Tidak terasa Indonesia sudah menjadi presidensi G-20 sejak November tahun lalu. Indonesia akan mengakhiri masa jabatannya dengan menggelar KTT G-20 di Bali.

Jadi ceritanya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut sudah ada 18 negara yang mengajukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi pada KTT G-20.

Belum diketahui negara mana saja yang mengajukan pertemuan tersebut. Hanya saja, Amerika Serikat menjadi salah satu negara dalam daftar itu.

"Untuk bilateral sejauh ini sudah, saya lupa datanya, tetapi sekitar 18-20 (perwakilan negara). Kita akan melakukan bilateral dengan Amerika," kata Retno.

Sebagian pertemuan takkan digelar di sela KTT G-20 karena tidak cukup waktu.

Pemerintah akan menyediakan waktu untuk agar perwakilan negara yang dimaksud bisa bertemu Jokowi pada KTT ASEAN di Vietnam pada 10-13 November. Sebagian lainnya akan melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi pada KTT APEC di Thailand pada 18-19 November.

"Prinsipnya Presiden sangat menghargai dan ingin sekali melakukan pertemuan sesuai dengan permintaan para leaders negara lain," katanya.

Hebat ya, berbagai negara antre ingin bertemu dengan Jokowi.

Ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Luhut beberapa waktu lalu. Dia bilang, pada perhelatan G-20 nanti, bakal banyak negara yang hadir meminta pertolongan kepada Presiden Jokowi terkait permasalahan dunia.

Dia mengatakan, berbagai negara mengirimkan utusannya menghadap ke dirinya dan menyampaikan agar Pak Jokowi memberikan pertolongan.

"Saya salah satu yang membantu itu. Negara-negara yang kita lihat super besar itu, minta tolongnya ke Pak Jokowi. Mereka ngirim utusannya ke saya, ‘gini, gini, gini’," kata Luhut.

Kata Luhut, Presiden Jokowi dulu cuma seorang tukang kayu dari Solo. Tapi saat ini Jokowi menjadi salah satu tokoh yang banyak dimintai pertolongan oleh negara-negara lain.

Inti yang ingin saya sampaikan adalah, banyak negara lain yang antre ingin bertemu dengan Jokowi. Di era Jokowi, Indonesia dipercaya menjadi presidensi G-20. Artinya pemerintahan Jokowi memberikan dampak yang cukup baik kepada dunia internasional. Pencapaian Indonesia diakui dunia. Indonesia bukan lagi sekadar negara kecil, tapi menuju negara besar yang maju.

Baru-baru ini, Indonesia secara resmi menjadi negara dengan kekuatan ekonomi peringkat 7 dunia versi IMF, menyalip Brazil, Inggris dan Prancis. Hanya terpaut kalah sedikit dengan Rusia.

Sayangnya, situasi global tidak menentu belakangan ini. 3 tahun ekonomi terhambat akibat pandemi Covid-19, ditambah lagi konflik antara Rusia dan Ukraina. Apalagi ada prediksi tahun 2023 akan terjadi resesi. Seandainya situasi baik-baik saja dan lancar tanpa pandemi dan perang, mungkin ekonomi Indonesia akan lebih baik lagi. Pembangunan bisa lebih cepat dan masif.

Tapi di sisi lain, sebenarnya ini lucu tapi miris, ada banyak kadrun yang malah antre agar Jokowi mundur. Masyarakat dunia apresiasi sebesar-besarnya kepada Jokowi. Tapi kadrun sampah ramai-ramai meminta Jokowi mundur.

Tanggal 4 November nanti, diperkirakan akan ada acara reuni 411. Agendanya bermacam-macam, tapi ujung-ujungnya minta Jokowi mundur.

Yang waras bisa menghormati bahkan mengapresiasi. Yang kurang waras, di otaknya selalu berharap Jokowi mundur atau memikirkan bagaimana agar presiden bisa dilengserkan.

Ada banyak sampah yang berserakan di negara ini. Sampah yang dimaksud adalah kadrun yang menjadi beban negara, bikin repot dan sekaligus menjadi parasit.

Mereka ini tiada hari tanpa demo. Memang demo sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Tak ada demo, tak ada makan. Mereka demo demi dapat nasi bungkus gratis. Begitu parahnya mereka, mengganggu negara ini demi nasi bungkus dan mimpi khilafah ditegakkan.

Di media sosial, banyak yang bilang tidak ada kadrun yang tidak g*blok. Memang benar kok. Otak mereka kalau diperiksa dengan teliti, mungkin masih segar karena jarang digunakan. Banyak juga meme di mana otak kadrun ukurannya kecil. Atau di dengkulnya berisi gambar otak. Semua itu menggambarkan betapa dungunya kadrun. Entah berapa IQ mereka, bisa jadi di bawah rata-rata.

Bagaimana menurut Anda?

18 Negara Antre Ketemu Jokowi di KTT G20, Kadrun Antre Minta Jokowi Turun

Sumber Utama : https://seword.com/politik/18-negara-antre-ketemu-jokowi-di-ktt-g20-kadrun-f8exWAdEAI

Ketika Puan Maharani Enggan Tanggapi Pertanyaan Soal Elektabilitasnya yang Kalah dari Ganjar

Andai saja Puan menjawab begini, "Saat ini semuanya sudah jelas. PDI-P punya mekanismenya sendiri terkait pencapresan. Saya hanyalah petugas partai. Yang akan dan sedang Saya lakukan adalah perwujudan dari itu, tidak lebih. Saya tidak ada urusan dengan elektabilitas siapapun, bahkan dengan elektabilitas Saya sendiri. Dan seandainya kemudian nanti Bu Ketua Umum memutuskan Saya, Puan Maharani, sebagai capres, tentu Saya akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan elektabilitas Saya. Yang lebih penting lagi, elektabilitas PDIP-lah yang akan lebih pantas untuk Saya perjuangkan. Saya kira begitu ya rekan-rekan wartawan. Terima kasih."

**

Sayangnya Puan malah mlengos. Menghindar dan enggan merespons ketika ditanya soal hasil survei Litbang Kompas mengenai elektabilitas tokoh bakal calon presiden (capres), termasuk elektabilitasnya yang kalah jauh dari sesama petugas partai PDI-P lainnya, Ganjar Pranowo.

Jadinya ya, "O o, kamu ketahuan…."

Padahal sebenarnya itu adalah momen yang tepat untuk menunjukkan sikap kenegarawanannya. Saat yang bagus untuk memperlihatkan kualitas, bahwa dia bukanlah politikus karbitan atau anak bawang kemarin sore. Bahwa dia adalah sosok yang punya kelas sehingga patut untuk menuju level yang lebih tinggi lagi.

Apa masalahnya dengan elektabilitasnya saat ini yang masih sepersenan itu? Sebesar apapun elektabilitas jika tidak dibarengi dengan tingkat tinggi kualitas diri sebagai politikus, ya sama saja akan zonk!

Dengan yang sepersenan itu, justru semestinya membuat Puan harus pandai-pandai memanfaatkan momen. Puan harus jeli menggunakan setiap kesempatan bahkan yang tidak terencana seperti itu, agar tudingan adanya settingan dan pencitraan tidak selalu ditujukan pada dirinya.

Dari kejadian ini, sepertinya hanya memperkuat bahwa Puan adalah seorang komunikator yang buruk. Menunjukkan bahwa banyak kekurangan dari Puan sebagai seorang politikus. Kurang jeli, kurang pede.

Menghindari menjawab pertanyaan seperti itu, terkesan bahwa Puan minder dengan apa yang didapatnya. Puan minder dengan elektabilitasnya yang tak kunjung naik itu.

Untuk selanjutnya, kejadian ini mungkin hanya akan menambah poin negatif tentangnya. Sama seperti ketika bermuka cemberut saat lempar-lempar kaos dulu itu, kejadian ini hanya semakin memperlihatkan kejelekan sisi komunikatif dari Puan.

**

Akhirnya, tentu masih banyak waktu. Di partainya, Puan juga masih punya kesempatan. Mulai saja memperbaiki citra dirinya. Kurangi cara-cara "kekunoan".

Tidak perlu banyak show-off, lebih jeli memanfaatkan momen akan lebih bagus. Dari pada memperbanyak kegiatan bermuatan pencitraan, yang malah hanya mendatangkan bully-an.

Sakno, yang sudah keluar duit tapi kini malah disanksi. Kasihan para pembelanya, tapi nyatanya yang dibela ya segitu-segitu saja gak naik-naik.

Ketika Puan Maharani Enggan Tanggapi Pertanyaan Soal Elektabilitasnya yang Kalah dari Ganjar

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ketika-puan-maharani-enggan-tanggapi-pertanyaan-qfRO0VDSS3

Jangan Sembrono, Paksakan Puan Bisa Muncul Poros Tengah Jilid II.

Seakan membangunkan banteng tidur, Ketua DPP PDIP Said Abdullah Senin lalu (24/10) berwacana, tahun 2024 saat tepat menghadirkan pemimpin perempuan di level nasional. Puan Maharani kan, maksudnya? Usulannya sih tepat-tepat sajalah, tapi sosoknya yang tidak tepat! Apa PDIP tidak trauma? Bisa lho, nanti muncul “Poros Tengah” jilid II, setelah “Poros Tengah” jilid I menumbangkan Megawati di Pilpres 1999. Jangan sembrono!

Melihat catatan sejarah Pemilu presiden setelah era reformasi, pada Sidang Umum MPR 20 Oktober 1999 Megawati hampir pasti terpilih jadi presiden. Tapi gara-gara dijegal “Poros Tengah”-nya Amien Rais yang menggaungkan isyu perempuan tak boleh jadi pemimpin, yang terpilih justru Gus Dur. Masa PDIP-pun ngamuk, Balaikota Solo dibakar dan Amien Rais habis dimaki-maki. Akhirnya Megawati hanya dihibur sebagai Wapres.

Pada Pemilu pertama setelah era reformasi, PDIP-nya Megawati berhasil keluar sebagai pemenang Pemilu 1999 dengan meraup 154 kursi DPR (35.689.073 suara). Golkar 120 kursi (23.741.749), PPP 59 kursi (11.329.905), PKB 51 kursi (13.336.982), PAN 35 kursi (7.528.956). Selebihnya, dari 48 parpol peserta Pemilu ada yang hanya dapat belasan kursi bahkan di bawah 10. Banyak yang tidak dapat kursi, ada pula yang hanya dapat 1 kursi, sehingga di DPR jadi thingak-thinguk sendirian macam anak hilang.

Di masa itu Parpol seakan kaulan (bayar nadzar). Selama Orde Baru peserta Pemilu hanya PDI, PPP dan Golkar, setelah Orde Baru tumbang parpol diumbar sampai berjumlah 48. Dari hasil perolehan kursi semacam itu, Amien Rais –belum disebut Mbah waktu itu– pendiri PAN sekaligus yang babat alas jatuhnya Orde Baru, memprediksi bahwa Megawati akan terpilih jadi presiden lewat Sidang Umum MPR.

Bukan tanpa alasan prediksi Amien Rais. Kala itu PDIP menguasai kursi mayoritas (33 persen), sementara Amin Rais Ketum PAN yang siap Nyapres, kehabisan bensin karena cuma mengantongi 35 kursi DPR. Golkar sendiri yang punya jago BJ Habibie, dengan perolehan kursi 120 kurang pede. Masalahnya, di samping Golkar rusak citranya karena dicap parpol anakmas Orde Baru, BJ Habibie setelah ditolak pidato pertanggungjawabnya oleh MPR gara-gara melepas Timtim, pilih duduk manis di rumah Patrajasa Kuningan.

Sebagai pemilik partai nasionalis religius, Amien Rais tidak nyaman dengan keberuntungan Megawati. Masa iya perempuan kok dijadikan imam (pemimpin = presiden)? Jiwa religiusnya pun terusik, sebab dalam Islam surat Anissa ayat 34 disebutkan,“'Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Hadits Nabi juga mengatakan, “Tidak berjaya sebuah kaum yang menyerahkan kepemimpinannya kepada perempuan".

Sebenarnya tak ada larangan secara tegas bahwa wanita tak boleh jadi pemimpin. Tetapi ajakan Amien Rais pada parpol-parpol berasaskan Islam berkoalisi membentuk “Poros Tengah”, disambut dengan gegap gempita. Mereka adalah: PKB, PAN, PPP, PK (Partai Keadilan, sebelum jadi PKS) dan PBB. Awalnya Amien Rais yang mau dicapreskan, tapi menolak karena punya agenda tersendiri. Maka dipilihlah Gus Dur yang kala itu Ketum PKB.

Pemilu presiden berlangsung pada 20 Oktober 1999, yang dimenangkan oleh Gus Dur dari koalisi “Poros Tengah.” Otak-atiknya Amien Rais itu berhasil mengantarkan Gus Dur sebagai presiden ke-4 Indonesia dengan perolehan suara sebanyak 373, sementara Megawati hanya menperoleh 313 suara. Sebagai pelipur lara, Megawati kemudian terpilih sebagai Wapres pada hari berikutnya, 21 Oktober 1999.

Adapun Amien Rais sebagai “kidalang” bukan gaya Yogyakarta maupun Surakarta, mendapat hadiah hiburan sebagai Ketua MPR. Di sinilah dia berhasil menggolkan agenda tersembunyinya. Bila di UUD 1945 pra perubahan syarat calon presiden di pasal 6 ayat 1 berbunyi:Presiden adalah orang Indonesia asli, setelah Amien Rais jadi Ketua MPR pasal itu berhasil diubah menjadi: Calon presiden dan calon wakil presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya.

Karena perubahan pasal itu, maka Amien Rais yang berketurunan Arab pada Pilpres 2004 yang digelar secara langsung, dengan Cawapres Siswono Yudhohusada bisa ikut meski pada akhirnya kalah juga. Sakit hatinya sampai di sini. Sebab dia penggerak gerbong reformasi, kok yang menikmati orang lain? Bertolak dari kegagalan Amien Rais tersebut, sejak itulah muncul akronim ledekan untuknya. Amien Rais katanya kepanjangan dari: Arep Mimpin Ora Isa.

Hingga hari ini Mbah Amien Rais masih sugeng (hidup) dengan kenyinyirannya tempo-tempo masih hadir. Maka jika Said Abdullah berwacana bahwa saatnya Puan Maharani jadi presiden di tahun 2024 dengan segala argumentasinya, bisa-bisa Mbah Amien Rais bangkit lagi untuk edisi keduanya. Bisa juga pihak lain, yang akan menyerang habis-habisan Puan dengan resep yang sama. Apa lagi sekarang eranya medsos, serangan bisa lebih mengerikan!

Sebagai kader PDIP yang bukan anak kemarin sore, tentulah Said Abdullah masih ingat betul bagaimana Megawati dijegal Amien Rais di 1999. Dia pasti tahu persis bagaimana masa PDIP menjadikan Balaikota Solo jadi Bale Sigala-gala (baca: dibakar) sebagaimana kisah dalam pewayangan.

Saya heran, Said Abdullah ini kan bukan dari 18 anggota “Dewan Kolonel” yang kena semprot Megawati, gara-gara mau mewangikan sang Ketua DPR itu demi menuju Pilpres 2024. Atau mungkin saja, dia baru mau jadi anggota, tapi formulir keburu habis?

Meski terus dionyol-onyolke (dipaksakan), elektabilitas Puan Maharani tetap saja susah dikatrol. Meskipun dari Sabang sampai Merauke berjajar baliho-baliho, sambung-menyambung menjadi satu, elektabitas Puan terus hanya segitu. Lihat tuh hasil survey Litbang Kompas yang dirilis Rabu lalu (26/10), Puan hanya punya elektabilitas 1 persen.

Memilih presiden itu tak ada urusan dengan waktu yang tepat. Yang penting tokoh yang tepat, punya kapabelitas, kapasitas dan elektabilitas yang tepat sebagai pemimpin negara. Maka memaksakan Puan Maharani, sama saja Said Abdullah ini jadi “orang sembrono” sebagaimana puisinya Amal Hamzah sastrawan di masa Jepang. Catat kata penyair seangkatan Chairil Anwar itu,“Tapi aku orang sembrono, bersenda dengan neraka.” Nah, ngeri kan?

Jangan Sembrono, Paksakan Puan  Bisa Muncul Poros Tengah Jilid II.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jangan-sembrono-paksakan-puan-bisa-muncul-poros-OUl0mgcLqc

Kita Nggak Benci Anies Kok, tapi Ngeri Lihat sebagian Circle Pendukungnya

Sejak muncul sebagai calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno, sosok Anies Baswedan berhasil membius sebagian masyarakat Jakarta, yang lantas terpesona sama eks Mendikbud pecatan ini.

Selain seagama, dianggap santun dan mulutnya dianggap lebih bersih (setidaknya dibandingkan Ahok pada masa itu), kemampuan olah katanya juga memikat para pemilihnya. Akhirnya, sebanyak 58 persen warga sepakat dan sedikit nekat memilihnya sebagai pengganti Ahok.

Pengganti ya, bukan penerus. Kalau penerus kan biasanya punya kualitas minimal setara dan hasil kerja yang tak kalah bagus sama sosok yang diteruskan jabatannya. Kalau pengganti, kadang ya bisa lebih baik sih, tapi yang satu ini kok ya jauh bedanya kalau lihat cara dan hasil kerjanya.


Nah, sosok pengganti ini sekarang dengan sembrononya diusung oleh NasDem dan besar kemungkinan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat, dengan catatan asal koalisi ini nggak berantem rebutan posisi cawapres lalu terancam bubar di tengah jalan.

Tunggu. Jangan salah sangka dan berpikir bahwa kita (siapa pun yang berseberangan dengan Anies) maka berarti membencinya. Tidak. Kita beda sama kubu sebelah yang membenci Jokowi dengan konsisten sampai delapan tahun belum sembuh juga dari kebencian mereka. Kita pokoknya beda!

Lantas kenapa sebagian orang (termasuk saya) jelas tidak akan pernah mendukung Anies menjadi sosok pemimpin negara entah pada 2024 atau 2029 nanti, kalau orang ini masih eksis?

Ya, selain fakta bahwa Anies nggak mampu kerja (dengan fakta sebagai Gubernur DKI Jakarta), salah satu alasan utamanya adalah kengerian melihat (sebagian) orang atau kelompok yang ada di circle pendukungnya. Lihat saja rekam jejaknya semasa Pilgub DKI Jakarta bagaimana ngerinya cara yang dipakai buat memenangkan kursi sebagai DKI-1 buat Anies, yang menjadi semacam simbol perjuangan mereka melawan sosok double minority seperti Ahok.

Sosok Djarot yang jelas Islam dan berasal dari suku Jawa pun ikutan kena imbasnya. Misalnya ketika dahulu Djarot ditolak masuk ke suatu daerah, bahkan kabarnya diteriaki dan diusir saat habis sholat. Ini apa-apaan caranya, kok ranah agama sudah masuk politis dengan sangat kebablasan begini?


Apalagi, kita juga belum mendengar atau membaca berita pendukung garis keras Anies meminta maaf secara terbuka atas strategi politik mereka, terutama soal penggunaan ayat dan mayat yang sudah menorehkan tinta hitam dalam sejarah demokrasi di Republik yang kita cintai pada Pilgub 2017 lalu.

Kalau cara-cara seperti ini dibawa ke level nasional, sungguh ngeri membayangkan potensi kerusakan apa yang bisa terjadi kalau sampai Anies benar-benar mendapat tiket dan namanya terverifikasi sebagai salah satu kandidat capres 2024 nanti. Meski mungkin masih ada sedikit dari pendukungnya yang mendukung dengan cara normal, tapi apakah berani menentang cara-cara pendukung militan seperti yang dilakukan pada Pilgub 2017 lalu?

Selama kita masih melihat kondisi begini di circle pendukungnya, yakni orang-orang yang bermain agama, kelompok radikal yang beraliran keras dan menjadikan Anies sebagai sosok yang nanti bisa mereka domplengi untuk mengubah tatanan negara ini, yang mengarah pada khilafah, maka lebih baik sampai selamanya siapa pun sosok yang didukung oleh kelompok model begini tidak akan kita pilih ... termasuk Anies Baswedan!

Kita Nggak Benci Anies Kok, tapi Ngeri Lihat sebagian Circle Pendukungnya

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kita-nggak-benci-anies-kok-tapi-ngeri-lihat-5sAKeAly8U

Penentuan Cawapres Anies Deadlock, Novel Bamukmin Solusi Alternatif Pemecah Kebuntuan

Jika dilihat dari sejarah berdirinya Partai NasDem, terlihat bahwa partai itu didirikan bukan dengan cara baik-baik. Melainkan dengan cara tipu-tipu.

Awalnya Surya Paloh kalah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Pasca itulah ia mendirikan Ormas NasDem.

Deklaratornya pun cukup banyak kala itu. Mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, Buya Syafii Maarif, Ahok, Budiman Sudjatmiko, Franky Sahilatua, Khofifah Indar Parawansa, Patrice Rio Capella, dll.

Dan ada satu janji Paloh yang sampai saat ini masih diingat orang yakni Ormas NasDem tidak akan pernah jadi partai.

"Saya tegaskan Nasional Demokrat akan tetap menjadi organisasi nirlaba dan tidak akan berubah menjadi partai politik," ujar Om Brewok waktu itu.

Eh, tapi bohong. NasDem pada akhirnya jadi partai juga.

Akibatnya, para deklarator banyak yang kabur. Mereka enggan jadi anggota Partai NasDem.

Termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono X mundur dari NasDem. Ia pun mengaku kecewa kala itu, NasDem berubah jadi Parpol.

Yang tersisa ya Rio Capela. Itu pun mundur juga dari NasDem pasca tersandung kasus menerima suap terkait penanganan kasus eks Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.

Teranyar, partai ini kembali berulah. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba main dua kaki. Satu sisi jadi pendukung Anies yang notabene berseberangan dengan Jokowi. Satu sisi ada kadernya jadi menteri Jokowi.

Jadi kalau ada pertanyaan, apakah NasDem itu partai oposisi atau koalisi pemerintah? Susah untuk menjawabnya. Karena ada di posisi dua-duanya.

Hanya saja, yang namanya pilihan tetap ada resiko. Termasuk main dua kaki.

Pasca mendukung Anies itu, elektabilitas NasDem turun seketika.

Bahkan LSI Denny JA mengatakan, partai tersebut terancam gagal lolos ke senayan pada Pemilu 2024 mendatang.

Selanjutnya, NasDem diusir secara halus oleh PDIP yang notabene partainya Jokowi agar keluar dari koalisi.

Tapi gak keluar-keluar juga.

Memang benar-benar muka badak. Hehehe

Dan resiko yang paling menarik yang dialami oleh NasDem karena main dua kaki tersebut adalah dua partai calon koalisi pengusung Anies yakni PKS dan Partai Demokrat berebut kursi Cawapres Anies.

Partai Demokrat ingin AHY yang mendampingi Anies. Sedangkan PKS pengen Aher yang menjadi wakil mantan Gubernur DKI itu.

Sekarang bisa dikatakan hubungan Partai Demokrat dan PKS memanans. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah.

Padahal jelas, kursi Cawapres hanya satu. Tidak bisa ditambah jadi dua. Hehehe

Hanya saja, karena gak enak dilihat orang mereka sedang gontok-gontokan berebut tiket kekusaan, rivalitas kedua partai oposisi tersebut tidak ditampakkan ke publik.

Sangat wajar sih kalau mereka berebut kursi Cawapres Anies.

Partai Demokrat mau cari selamat dari tidak lolos parlemen. Pasalnya, pada Pemilu 2019 lalu, partai ini berada di posisi ke-7 dari 9 partai yang ada perwakilan di senayan.

Artinya kalau tidak berbuat sesuatu yang luar biasa seperti menggoalkan kadernya jadi Cawapres maka bisa saja partai ini kedepannya senasib dengan Partai Idaman yakni jadi partai gurem.

Sedangkan PKS jelas, selama partai itu berdiri tidak pernah sekalipun ada kadernya yang jadi Capres/Cawapres. Padahal kualitas partai ditentukan seberapa ia mampu mengusung kadernya bertarung memperebutkan RI- dan RI-2.

Memang sih PKS punya presiden sendiri, yakni Presiden PKS yang kini dijabat oleh Ahmad Syaikhu. Tapi itu gak cukup ferguso untuk partai dakwah tersebut naik kelas menjadi partai papan atas.

Hal inilah yang membuat partai tersebut menggebu-gebu pengen menjadikan kadernya sebagai Cawapres Anies.

Apalagi kalau diperhatikan, PKS lebih unggul dibandingkan partai Demokrat.

Pertama, perolehan suaranya lebih besar daripada partai berlambang bintang Mercy itu.

Kedua, Cawapresnya Aher lebih matang dibandingkan AHY. Wan Aher pernah jadi gubernur dua periode. Sedangkan Wan AHY nol pengalaman jadi kepala daerah.

Lagian juga, pada Pilpres 2009 silam PKS mengusung Capres dari Partai Demokrat yakni SBY. Gantian doang. Kini giliran Demokrat lagi yang mengusung kader PKS. Kura-kura begitu.

-o0o-

Akan tetapi, kalau memang deadlock terus-terusan dalam menentukan Cawapres ini, gawat juga. Posisi Anies yang terancam. Maka solusi terbaiknya adalah Demokrat dan PKS sama-sama tidak mengusung kadernya saja. Biar adil dan sama-sama puas gitu.

Biarlah Cawapres Anies bukan kader Parpol.

Ada banyak kok Cawapres potensial yang bukan berasal dari partai. Salah satunya adalah Novel Bamukmin.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Wan Novel ini pernah menyatakan kesiapannya untuk menjadi Cawapres Anies.

Artinya ia sekarang lagi wait and see.

Ketika dapat restu dari ketiga partai itu untuk mendampingi Anies, sudah bisa dipastikan langsung diterimanya dengan senang hati.

Dan meskipun orangnya kayak gitu, rada kurang meyakinkan, si Novel ini banyak kelebihan lho.

Pertama, ia habib. Meskipun habib KW atau habib palsu, bisalah dipoles seolah habib benaran.

Kedua, ia sudah dapat restu Rizieq.

Anies dapat dukungan dari Rizieq dan Novel Bamukmin dapat restu dari Rizieq. Klop banget dah.

Ketiga, Novel pernah mengatakan jika dirinya jadi Cawapres Anies akan didukung oleh 130 juta rakyat Indonesia.

Artinya peluangnya untuk menang sangat besar.

Serta yang paling penting kalau Novel jadi Wapres adalah gak akan ada demo lagi. Demo save ini dan demo save itu.

Karena tukang demonya sudah masuk istana semua. Jadi Paspampres.

Penentuan Cawapres Anies Deadlock, Novel Bamukmin Solusi Alternatif Pemecah Kebuntuan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/penentuan-cawapres-anies-deadlock-novel-bamukmin-UnHsoeiTHO

5 W 1 H Untuk Pembenci Jokowi

Mengapa kalian begitu membenci Jokowi? Pertanyaan itu sering terlintas dalam diri karena hebatnya fitnah dan caci maki, yang terus digaungkan tanpa rasa peduli bahwa presiden yang sekarang ini,
terus bekerja tanpa henti untuk kebaikan semakin banyak mungkin penduduk negeri ini.

Apa yang kalian cari dengan menyebar isu murahan? Pertanyaan ini juga menjadi bagian keheranan karena mudahnya isu murahan dipatahkan oleh akal sehat dan pembuktian yang jelas, tetapi terus saja diulang seolah tanpa beban, tanpa rasa bersalah karena sudah menyebarkan kebohongan, dan juga tanpa keinginan untuk meminta maaf.

Kapankah kalian akan berhenti? Sebuah pertanyaan dengan jawaban terus menanti karena tiada tanda yang cukup berarti, bahwa kebencian akan hilang ditelan bumi dan seolah justru hendak dibawa sampai mati, tanpa rasa penyesalan di dalam hati karena sebuah keyakinan dalam batin bahwa yang kalian lakukan adalah pengorbanan diri.

Siapakah yang bisa membuat kalian sadar? Pertanyaan yang susah dicari jawabnya karena kalian bergerak mengikuti siapa saja, yang terlihat menjadi sebuah antitesa dari Jokowi yang sekarang ini bekerja nyata, tanpa perlu banyak bicara atau menata kata indah dan dengan bukti pembangunan yang lebih merata di seluruh penjuru Indonesia.

Dimanakah nurani kalian sebagai manusia? Pertanyaan yang seharusnya kalian renungkan karena apa yang terus kalian lakukan jauh dari sifat manusia yang seharusnya menjadi sesama, bukan menjadi serigala yang siap menyerang manusia lain yang kalian anggap sebagai mangsa, sehingga berhak untuk diterkam, dijatuhkan dan dianiaya serta dibuat tidak berdaya sampai meregang nyawa.

Bagaimana agar kalian berhenti membenci? Pertanyaan tanpa jawaban dari hari ke hari karena tiadanya petunjuk untuk menghapus rasa benci, tiadanya peluang untuk bisa meluruskan sesat pikir
dan seolah hanya perlu menunggu takdir, untuk sekedar bisa mengakhiri siklus kebencian yang terus menjalar laksana bakteri, yang berupaya terus merusak dan menyakiti kesatuan yang masih terjaga di pelosok negeri.

Mungkin seluruh pertanyaan itu tidak akan terjawab tetapi aku tetap akan terus menyampaikannya hingga kebencian yang seolah tanpa penawar bisa terkikis habis dari bumi Indonesia.

5 W 1 H Untuk Pembenci Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/puisi/5-w-1-h-untuk-pembenci-jokowi-cestHBqMBT

Heru Budi Hartono Difitnah Pendukung Anies Soal Holywings, Begini Faktanya!

Ada yang mau membunuh karakter Heru Budi Hartono yang dianggap sebagai pembuka segel Holywings yang sudah ditutup oleh Anies Baswedan saat para pembusuk-pembusuk yang ada di belakang Anies Baswedan ini mengatakan bahwa era kegelapan kembali menghantui Jakarta.

Lewat dengan keberadaan Heru Budi Hartono yang membuka izin Holywings dengan nama baru. Dan bahkan Heru Budi Hartono pun dianggap sebagai pengasong jahiliyah karena mengizinkan kembali usaha klub malam Holywings yang ganti nama.

Para pendukung Anies Baswedan ini memang kurang ajar banget dan kelihatan banget ingin merusak nama Heru Budi Hartono. Padahal kita tahu secara fakta bahwa izin usaha club malam pengganti Holywings yang ada di Gatot Subroto Sudah terbit sejak Juli 2022 silam.

Artinya setelah Anis menutup Holywings, Holywings mengganti nama dan diijinkan di eranya sendiri. Jadi ini kayak semacam tutup Alexis dan buka klub malam esek-esek dengan nama lain yang saat ini masih kita harus melawan kebohongan-kebohongan dari kadal gurun yang menganggap diri sebagai pejuang agama.

Mereka itu makhluk bejat yang kerjanya hanya mengejar kebencian dan membuat berita bohong. Dan mayoritas dari mereka ada di kubunya Anies Baswedan. Mereka harus diserang karena fitnahan-fitnahan mereka jika didiamkan akan menjadi besar.

Bahkan mereka mengatakan bahwa DPRD sampai perangkat masyarakat sepertinya diam dan menyaksikan holywing tempat minuman keras dijual dan kumpulan LGBT dan seks bebas berkumpul. Maunya mereka apa sih?

Bahkan mengatakan bahwa Heru Budi Hartono tidak bisa menolak karena sudah ada pundi-pundinya masuk ke kantong. Tuduhan semacam ini adalah tuduhan serius yang bisa membuat nama Heru Budi Hartono rusak.

Anies Baswedan namanya yang sudah rusak ya jangan sampai bawa nama-nama lain dong. Buat saya tindakan ini adalah tindakan kurang ajar yang harus dihabisi.

Padahal kita tahu bersama-sama bahwa Bapak Heru Budi Hartono ini sudah menjadi sosok yang mengembalikan Jakarta ke jalan yang benar setelah dirusak Anies Baswedan.

Pembukaan Holywings bukan dilakukan oleh Heru Budi Hartono melainkan dilakukan di era Anies Baswedan. Inilah yang harus kita sama-sama perhatikan dengan seksama. Faktanya begini.

Izin usaha pengelola W Super Club di Gatot Subroto disebut Sudah terbit antara Juli sampai Agustus 2022. Ini adalah klub malam yang kini beroperasi di gedung bekas Holywings sebelum ditutup permanen.

Meskipun berada di lokasi yang sama keduanya disebut memiliki pengelola yang berbeda. Kepala Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu mengatakan bahwa perizinan tempat usaha ini sudah diterbitkan secara langsung melalui perizinan elektronik online single submission.

Kalau diterbitkan oleh online single submission sudah lama sejak Juli sampai Agustus 2022 silam.

Dalam kesempatan itu kepala Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu mengatakan bahwa pengelola W Super Club itu adalah perusahaan baru yang memiliki nomor induk yang berbeda dengan Holywings Indonesia.

Dijelaskan juga bahwa pengelola baru ini berbeda dengan pengelola lama dan bahkan tidak saling terafiliasi. Jadi isu-isu mengenai Holywings buka lagi adalah isu yang tolol dilakukan oleh kaum yang lebih najis dari kaum LGBT, yakni kaum pro Anies.

Tidak ada identitas Holywings di bangunan bekas Holywings. Memang mereka adalah klub malam yang memang berjalan di tengah-tengah regulasi yang sudah mereka jalankan. Untuk lokasinya memang sama masalahnya di mana?

Heru Budi Hartono Difitnah Pendukung Anies Soal Holywings, Begini Faktanya!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/heru-budi-hartono-difitnah-pendukung-anies-soal-UgWzBZCjS2

BEM SI Demo, Ternyata Gak Laku dan Gak Masif

Begitu fokusnya kita pada Nasdem karena mengusung Anies, sampai-sampai demo yang dilakukan adik-adik mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI terlupakan.

Demo mereka tidak dapat panggung dan kehebohan yang semestinya.

BEM SI menggelar demo 8 tahun Kegagalan Presiden Jokowi di Istana Negara kemarin. Mereka menuntut 19 hal. Kayak anak-anak sih menuntut sebanyak itu.

Tuntutan mereka antara lain, membatalkan kenaikan harga BBM, mengusut tuntas kasus kerusuhan di Kanjuruhan, meminta Jokowi memberhentikan ketua KPK Firli Bahuri, mendesak agar pemilu 2024 berjalan dengan Luber (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil), mengkaji ulang ambang batas presidential Threshold 20 persen, membatalkan RUU Sisdiknas yang banyak polemik dan beberapa lainnya yang malas saya tuliskan di sini.

Memangnya masih laku mereka lakukan demo? Buat apa sih mereka demo padahal kita semua sudah tahu itu tidak akan berefek apa-apa, dan rakyat juga sudah tidak peduli alias masa bodo?

Melihat liputan dari media yang tidak masif dan ala kadarnya, demo ini tidak terlalu besar. Mungkin hanya kelas kecil-kecilan yang tidak berefek apa-apa.

Saya bingung apa yang mereka inginkan dari demo ini. Rakyat sudah tidak menganggap mereka sebagai pahlawan reformasi. Mereka ini malah banyak disindir sebagai mahasewa, atau pionnya pada bohir politik.

Kalau mereka berharap bisa memantik demo yang lebih besar seperti di tahun 1998, maaf, itu pemikiran dungu. Kondisi saat ini sudah tidak lagi memungkinkan itu terjadi.

Mereka mau teriak sekencang apa pun, dengan ribuan speaker sekali pun, tetap saja tidak ada yang mau percaya dengan mereka lagi. Mereka itu mirip dengan anak-anak yang hanya tahu menuntut, tapi tidak ikut serta berkontribusi bagi bangsa ini. Label mereka memang mahasiswa, tapi kontribusinya minim. Mereka adalah mahasiswa yang menggunakan demo sebagai solusi dari semua permasalahan bangsa, bukannya mencari solusi dan ide yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Tuntutan mereka sebagian sangat konyol. Salah satunya membatalkan kenaikan harga BBM. Solusinya alternatifnya apa? Saya yakin mahasiswa ini akan bingung menjawabnya. Sekarang ini saja di setiap SPBU, ramainya minta ampun. Kalian pasti sadar antrean di SPBU makin ramai. Waktu yang dibutuhkan untuk isi minyak sekarang ini jauh lebih lama.

Tuntutan lainnya yaitu memecat ketua KPK. Ini juga tidak masuk akal. Memecat Firli, lalu diganti dengan siapa?

Selain mereka juga meminta agar PT 20 persen dikaji ulang. Ini sejalan dengan partai oposisi dan barisan sakit hati yang juga menginginkan hal yang sama. Apakah ini karena pesanan atau gimana? Kalau sakit hati PT 20 persen selalu digugat dan ditolak, silakan marah pada pemerintahan zaman SBY dulu. Mereka itulah biang keroknya PT 20 persen. Mereka yang memulai ini semua. Jangan salahkan siapa pun.

Sebenarnya ada satu hal yang juga tidak kalah penting yaitu, RUU perampasan aset koruptor. Kenapa mereka tidak menuntut itu?

Ini sangat penting sekali untuk membuat para koruptor jera atau minimal memiskinkan mereka. Pelaku koruptor selama ini bisa senyum-senyum karena hukuman tidak terlalu berat, dapat pemotongan atau remisi, kemudian setelah bebas tetap bisa jadi orang kaya.

Dengan RUU ini, aset mereka bisa disita. Ini sangat mendesak. Tapi para mahasiswa ini seolah diam saja, pura-pura tidak tahu tentang RUU ini. Tuntutan lain yang tak jelas malah disuarakan. Tuntutan yang mendesak malah disepelekan.

Rakyat pasti dukung dan respek jika mahasiswa demo besar-besaran menuntut disahkannya RUU tersebut. Sudah bertahun-tahun RUU ini seolah dibiarkan. Ini hanya menandakan kalau banyak yang ketakutan jika UU ini disahkan. Bakal banyak yang kena dan jadi miskin. Makanya tidak kunjung disahkan.

Kalau mahasiswa mau jadi berguna, silakan gugat di pengadilan atau gugat DPR agar segera mensahkan RUU tersebut. Itu baru namanya berkontribusi. Jangan kayak sekarang, demo tak jelas, hanya demi cari panggung. Atau jangan-jangan kepingin nasi bungkus juga?

Makanya jangan heran kalau mereka ini sering disebut sebagai mahasewa. Mereka demo seolah karena ada kepentingan lain, bukan 100 persen murni karena menyuarakan kepentingan rakyat.

Bagaimana menurut Anda?

BEM SI Demo, Ternyata Gak Laku dan Gak Masif

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bem-si-demo-ternyata-gak-laku-dan-gak-masif-A5l3jcgJIg

Mempersilahkan Anies Maju Pilpres Demi Sirkus Politik 2024?

Skenario ini sarat argumentasi politik terkait Pilpres 2024. Anies Baswedan yang sudah lebih dulu bebas tugas menjabat kepala daerah, menjadi warga biasa yang bebas menentukan jalan karir politik selanjutnya.

Dorongan sporadis dari partai-partai "gemuk" agenda 2024 memposisikan Anies sebagai sosok potensial dipoles dengan berbagai tehnik antitesis. Salah satunya menjadi Capres dari kelompok muslim fundamentalis ditambah partai "tanggung" (besar nggak, kecil juga bukan)

Kubu anomali ini sudah menyimpulkan sedini mungkin lawan terberat yang akan dihadapi pada perhelatan 2024 nanti. Anies-lah yang paling penurut, mudah diatur sekaligus obyek logical fallacy paling manis.

Sebanyak apa publik membenci Anies, sebanyak itulah jumlah yang merindukan sosok Anies. Potensi gerbong absurd di belakang Anies itulah yang paling sexy digerakkan. Partai Nasdem mengambil resiko spekulasi Anies dengan deklarasi grusa-grusu yang sarat intrik.

Anies sendiri sepeninggalan dari Balaikota dengan bergelayut seonggok persoalan kebijakan pengelolaan daerah, dalam anasir pengusungnya sudah menyelesaikan satu tahapan proses. Carut marut APBD penuh caci maki warganya, namun tidak bagi yang menikmati panen durian selama 5 tahun.

Secara kasat mata, kecil kemungkinan Anies lolos dari jeratan hukum, namun tidak secara kasat politik.

Gerbong pengusung Anies seolah berkata : "Anies itu calon Presiden yang sudah punya basis pendukung militan. Siapa yang berani menjebloskan ke penjara akan berhadapan dengan kekuatan massa yang didukung kekuatan logistik unlimited"

Pemerintah Jokowi yang butuh kestabilan politik dan keamanan sedang tersandera kepentingan politik.

Para pakar strategi politik pro pemerintah harus memutar mengambil jalan aman. Anies dipersilahkan masuk bursa Capres entah didukung siapapun dan partai apapun. Setelah mengerucut syarat Presidential Threshold, maka 1 poros telah terbentuk.

Kita sebut saja poros antitesis Jokowi

Sementara poros penerus Jokowi mulai menata barisan dan strategi pemenangan setelah paham apa yang sedang dihadapi. Pada saatnya nanti kampanye berjalan hingga debat capres terjadi, Anies "ditelanjangi" dengan sejumlah data dan fakta.

Pemilu langsung dengan dua atau tiga calon, selain pertarungan dua atau 3 kubu masing-masing pendukungnya, selalu menyisakan 1 kubu tengah. Merekalah para swing votter yang menentukan pilihannya di detik-detik terakhir. Swing votter (suara pemilih yang bebas berayun) jika digabung dengan para golputer, jumlahnya bisa mencapai 20%.

Suara "tersembunyi" itulah yang tak terpengaruh kampanye, money politik ataupun rayuan janji-janji. Mereka lebih realistis melihat masa depan. Merekalah diam-diam menjadi kubu penentu kemenangan saat kubu rivalitas sama kuat pendukungnya.

Kesimpulannya : Anies dan kubu pengusungnya sengaja dipersilahkan mengikuti Pemilu, siap dijadikan target "penelanjangan". Siapa yang kemudian diuntungkan? Yang pasti lawan kubu seberang Anies akan lebih mudah memenangkan simpati tanpa harus repot menyebar hoax dan kampanye hitam.

Cukup dengan membuka data dan fakta : Mengapa dia dipecat dari Mendiknas? Mengapa DKI Jakarta amburadul pengelolaanya di tangan dia? Mengapa APBD DKI mencatatkan sejarah dalam kondisi defisit sepeninggalannya? Mengapa pula kebohongan ditutupi dengan kebohongan baru agar semakin banyak dan akhirnya dianggap menjadi kebenaran?

Masyarakat sudah cukup cerdas menilai, tetapi urusan politik menjadi sirkus, ada di tangan para pemainnya. Kita yang masih butuh tontonan gratis, meski seburuk apapun.

Namun sudah waktunya publik bukan lagi menjadi penonton, tetapi yang menyudahi akrobat. Bosan dengan sinetron yang sudah diketahui jalan ceritanya.

Salam kritis untuk Indonesia.

Mempersilahkan Anies Maju Pilpres Demi Sirkus Politik 2024?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/mempersilahkan-anies-maju-pilpres-demi-sirkus-eOqHDUScoS

Klik juga ANDA WARAS !!! Pemilik Tanah (Palestina) harus "BERBAGI" dengan Penjajah (Zionis Israel) dan ini yg disebut "SOLUSI DUA NEGARA"

Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia 

Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ??? 

Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!

Klik KEBOHONGAN atau Fakta

Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Kamis/03112022/12.01Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya