Migo Berita - Banjarmasin - Pilih Mana? Kerja-kerja-kerja atau Kata-kata-kata. Karena ada yang bisanya hanya kerja dan tidak bisa berkata-kata serta ada juga yang bisanya cuma menata kata namun tidak bisa kerja. Atau diperlukan Rangkaian Kata-kata agar menimbulkan gerakkan Kerja-Kerja. Agaar tidak gagal paham baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.
Melihat Dari Dekat Cara Kerja Menteri PUPR Kita. Serem Banged!!!
Sejak Jokowi menjadi Presiden Indonesia, pembangunan infrastruktur dilakukan dengan sangat massive dan cepat. Presiden Jokowi benar-benar berupaya untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pengadaan infrastruktur yang diyakininya bisa membawa bangsa dan negara ini pada tingkat kemajuan yang signifikan.
Sebagai negara yang besar, kaya akan sumber alamnya dan berpenduduk banyak, kemajuan Indonesia dalam hal infrastruktur jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan negara-negara tetangga yang merdeka hampir di waktu yang bersamaan. Dalam lima tahun pertama, sederet pembangunan infrastrutur telah dikerjakan dan selesai di resmikan.
Berdasarkan data hasil pembangunan infrastruktur dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikutip CNBC Indonesia, Kamis (14/2/2019) telah terbangun :
- Jalan tol sepanjang 1.852 km
- Jalan nasional sepanjang 4.119 km
- Jembatan sepanjang 51.092 km
- Jembatan gantung sebanyak 330 unit
- Bendungan sebanyak 65 bendungan
- irigasi mencapai 1.004.799 Ha
- Embung sebanyak 1.062 buah
- Sistim penyediaan air minum (SPAM) terbangun mencapai 24.673 Lt/dtk.
- Sanitasi dan persampahan mencapai 12,4 juta KK.
- Penanganan kawasan kumuh perkotaa mencapai 24.295 Ha.
- Pos lintas batas negara terbangun 11 unit di 11 lokasi perbatasan.
- Perumahan terbangun sebanyak 4.792.318 unit rumah
- Bandara 15 bandara baru, dan 38 ekspansi dan perbaikan bandara lama.
- Rumah susun dan rumah khusus sebanyak 74.494 unit
- Perumahan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 700.699 unit
Dan masih banyak lagi infrastruktur lain seperti Pasar, puskesmas dan lain sebagainnya. Dan data di atas itu hanya data yang sudah dibangun di periode pertama dari tahun 2014 hingga 2019. Untuk Periode kedua, kalian bisa cari sendiri lalu tambahkan.
Pernahkah terpikir oleh kita, bagaimana Presiden Jokowi bisa mewujudkan semua pembangunan yang saya sebutkan di atas dalam lima tahun ketika presiden lain begitu kesulitan untuk membangun infrastruktur. Kalaupun terbangun, kualitasnya tidak maksimal, malah banyak yang mangkrak. Tentu saja jawabannya hanya tiga kata, "Tinggal gunting pita!" ha ha ha...
Ya siapa lagi kalau bukan karena peran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang punya tongkat ajaib merek Nokia jangkrik bernama Basuki Hadimulyono.
Mau tahu bagaimana Pak Bas memastikan proyek pembangunan yang dia tangani bisa selesai cepat dan tepat waktu? Selain karena anggarannya yang super lancar tanpa dikorupsi, ternyaka Pak Bas ini juga sering iseng nelpon suplier langsung nagih pengiriman barang yang dibutuhkan!!
Bener-bener yah menteri kita yang satu ini keisengan banget! Kebayang ga sih kalau kita yang punya toko, terus di telpon Pak Menteri PUPR yang nagih pengiriman barang, pasti akan sangat kaget dan pastinya akan menjawab, "diusahakan pak...!". Tapi Pak Bas bukan tipe pemimpin yag ABS alias Asal Bapak Senang. Pak Bas justru ga suka kalau si suplier menjawab yang ABS. Seperti kejadian saat Pak Bas meninjau proyek penataan koridor Ngarsopuro Solo. Dia geram karena melihat proyek yang dikerjakannya "mangkrak" karena pengiriman sarana dan prasarana seperti lampu, pot, kanopi dan lain-lain masih belum di kirim. Lalu Pak Bas pun turun tangan dengan menelpon langsung supliernya. Dan begini isi cara Pak Bas telpon si suplier :
"... tanggal 15 sudah sampai sini... ya?... bukan... bukan diusahakan yah karena saya telpon ibu untuk minta Ibu jangan diusahakan.... ya.... tolong yah... ini karena waktunya mepet... ya... tolong ya jangan mundur... nggih, tolong yah... nanti kalau ngga... saya tengok pabriknya... di tangerang kan?... okay... tolong ya bu selesaikan tanggal 15 dikirim tanggal 15... makasih... makasih.... Assalamu'alaikum...."
Lalu Pak Bas memberikan telponnya pada kontraktor. Gibran, Mas Walikota, juga ada di dekat Pak Bas. Cuma karena pake masker saja tidak terlihat kalau dia pasti tersenyum mendengar Pak Menteri Republik Indonesia nelpon suplier pake acara ngancam segala mau nengok pabriknya kalau barang pesanan ga diantar tepat waktu! Serem banget kan!!! Ga heran kalau proyek sebanyak yang saya rinci di atas bisa terdeliverikan sesuai jadwal yang dipatok oleh ayahnya Gibran.
Nih kalau penasaran mau lihat ekpresi wajah Pak Bas pas nelpon Supllier : https://www.youtube.com/watch?v=sXQ5lNuUES4
Sumber Utama : https://seword.com/umum/melihat-dari-dekat-cara-kerja-menteri-pupr-kita-HhPJ1EEbQ3
Modal Politik Prabowo Menuju Pilpres 2024
Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 masih 1,5 tahun lagi. Tetapi partai politik serta elitnya sudah bersiap-siap menyambut dengan melakukan berbagai manuver.
Partai politik sibuk mencari mitra koalisi agar bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri. Pemilihan Capres ini tentu saja harus matang supaya kemenangan di Pilpres nanti bisa diraih.
Melihat beberapa hasil survei menyebutkan bahwa 3 besar kandidat Capres adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Mereka stabil mempunyai elektabilitas dan popularitas paling tinggi.
Prabowo dinilai mempunyai modal politik cukup besar menuju Pilpres. Modal politik ini bisa diandalkan untuk meraih kesuksesan di tahun politik 2024 nanti. Modal politik Prabowo tersebut adalah :
Pertama, Prabowo mempunyai elektabilitas yang tinggi dan sangat memadai maju sebagai calon presiden. Bahkan dalam beberapa hasil survei Prabowo sukses berada di puncak mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Elektabilitas yang tinggi tidak sembarang orang bisa. Di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak ada tokoh yang mempunyai elektabilitas tinggi. Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar merupakan tokoh dengan elektabilitas paling tinggi di internal KIB. Tetapi secara umum elektabilitasnya masih terlalu kecil untuk jadi Capres.
Kedua, Prabowo dekat dengan Jokowi. Setelah Prabowo memutuskan untuk masuk kabinet Jokowi, Prabowo menjadi lebih dekat. Dalam beberapa kesempatan Prabowo terlihat sering bersama-sama dengan Jokowi.
Kedekatan Prabowo dengan Presiden Jokowi akan membuat citra bahwa Prabowo akan melanjutkan program pemerintahan Presiden Jokowi nanti. Nah masyarakat cenderung menginginkan suksesor Jokowi merupakan orang yang mau dan mampu meneruskan karakter kepemimpinan Jokowi.
Ketiga, Prabowo merupakan Ketua Umum Partai Gerindra. Partai besar setelah PDI Perjuangan. Sedangkan Anies Baswedan bukan kader partai dan Ganjar Pranowo bukan ketua umum partai.
Posisi ini sangat menguntungkan karena Prabowo mudah maju sebagai Capres, berbeda dengan Anies dan Ganjar. Mereka harus mencari dan didukung oleh pihak lain agar bisa maju Capres.
Keempat, Prabowo mempunyai pengalaman lebih dari kandidat Capres lainnya. Ketua Umum Partai Gerindra ini sudah mengikuti Pemilihan Presiden sebanyak 3 kali. Satu kali sebagai cawapres dan dua kali sebagai Capres.
Tapi kekurangannya, publik mungkin merasa bosan dengan sosok Prabowo yang sering ikut Pilpres. Masyarakat cenderung menginginkan pemimpin yang lebih segar lebih muda.
Hal ini harus segera ditanggulangi oleh Prabowo dan kolega agar masyarakat tetap melirik tidak bosan dengan sosok Prabowo.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/modal-politik-prabowo-menuju-pilpres-2024-tOOrRxZISu
Jokowi Bicara Tap MPRS No 33, Awas Kadrun Goreng Isu PKI
Jokowi menjelaskan pada 1986, pemerintah telah menganugerahkan pahlawan proklamator kepada Sukarno. Dan pada tahun 2012 pemerintah juga telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Soekarno. Artinya insinyur Sukarno telah dinyatakan memenuhi syarat setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara yang merupakan syarat penganugerahan gelar kepahlawanan.
"Hal ini merupakan bukti pengakuan dan penghormatan negara atas kesetiaan dan jasa-jasa Bung Karno terhadap bangsa dan negara baik sebagai pejuang dan proklamator kemerdekaan maupun sebagai kepala negara di saat bangsa Indonesia sedang berjuang membangun persatuan dan kedaulatan negara," kata Jokowi.
Jokowi juga menyinggung TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 yang sudah dinyatakan tidak berlaku lagi.
"Pada kesempatan ini juga kami akan menegaskan tentang sejarah kepahlawanan Bung Karno yang perlu penegasan terutama terkait dengan ketetapan MPRS Nomor 33/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Sukarno," kata Jokowi.
Dikutip dari situs MPR, munculnya TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 tertanggal 12 Maret 1967 itu akibat adanya peristiwa G30S/PKI. Sukarno dituduh telah mendukung G30S/PKI.
Melalui TAP MPR No I Tahun 2003 tentang Peninjauan Kembali Materi dan Status Hukum TAP MPRS/MPR sejak Tahun 1960-2002, TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 dinyatakan telah tidak berlaku lagi.
Saya sendiri baru tahu ada poin dari TAP MPR yang membahas tentang itu. Dan saya baru tahu, butuh waktu yang cukup lama agar Soekarno dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Dan berbicara tentang G30S/PKI, ada banyak sekali versi cerita yang berseliweran. Jadi kita tidak perlu bicara sampai jauh ke dalam. Tidak akan ada habisnya. Hanya Tuhan dan Soeharto yang tahu kebenarannya. Apalagi sebuah sejarah dan politik bisa terjadi perbedaan antara yang tertulis dengan kenyataan sebenarnya.
Tapi yang paling penting adalah dengan tidak berlakunya TAP MPRS tersebut, para kadrun yang selama ini suka teriak PKI pasti akan menggoreng isu ini. Biasa lah, mereka ini paling senang kalau ada isu yang bisa dibikin gaduh. Jokowi pasti akan dikait-kaitkan dengan membela PKI dalam statement tersebut.
Tiap tahun, menjelang akhir September, selalu ada isu kebangkitan PKI. Mereka akan berdemo, teriak ganyang PKI, lalu keluarkan bendera PKI dan dibakar. Hingga kini misteri keberadaan bendera PKI masih belum bisa dijelaskan. Entah diambil dari mana dan dibuat di mana? Tapi ngomong-ngomong tahun ini isu tersebut kurang bergema. Mungkin sudah kurang laku dan bohir sudah malas.
Tapi apa pun itu, kelompok sebelah tidak pernah bosan meneriakkan isu PKI dan China. China juga sangat dibenci oleh mereka, karena ada nama Partai Komunis China.
Mereka selalu alergi dan kepanasan kalau mendengar nama China dan partainya. Ini sebenarnya kebencian yang ditanam sejak lama sehingga sulit untuk diperbaiki. Makanya Jokowi dituduh pro China, antek PKI dan sejenisnya.
Isu reklamasi Jakarta juga dikait-kaitkan dengan narasi akan menjadi habitat warga China. Bahkan IKN juga dituduh akan menjadi sarang dan markas jutaan warga China sebagai bagian dari upaya penjajahan terhadap Indonesia.
Isu ini beredar di kalangan kelompok sebelah, dipercaya, diyakini dengan seyakin-yakinnya. China adalah negara paling jahat di dunia, menurut pemikiran dungu mereka. Padahal kita semua tahu, negara mana yang paling munafik dan paling banyak menguras sumber daya di negara ini tanpa memberikan timbal balik yang sepadan.
Coba pikirkan, kenapa setelah Soekarno digulingkan, Soeharto memberikan izin penambangan Freeport?
Selama masa pemerintahan Orde Lama, Presiden Soekarno sama sekali belum pernah mengizinkan investasi perusahaan asing di Indonesia. Dengan kata lain, Freeport adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA) pertama di Indonesia. Tanya kenapa?
Itu baru penambangan emas, belum lagi migas dll yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia sebelum diambilalih oleh Jokowi. Puluhan tahun mereka kenyang setelah mengeruk kekayaan alam.
Lucunya, yang diteriakkan di negara ini adalah PKI yang sudah jadi bangkai? Yang mereka percayai adalah RI antek Beijing? China akan kuasai Indonesia? Hanya kadrun yang membuat isu seperti itu. Dan satu lagi, si kakek tua yang tidak mau jalan kaki dari Jakarta ke Yogya. Dia termasuk yang paling gigih nyinyir soal itu. Jangan heran nanti dia akan bahas soal ini, hahaha.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-bicara-tap-mprs-no-33-awas-kadrun-goreng-kS3hdFfB1b
GNR: November Rain; GNPR : Jokowi Mundur
November kembali datang. Hampir tiap hari mendung hitam menggelayut di langit. Hujan makin sering turun. Tidak peduli pagi, siang, sore atau malam. Kadang deras, kadang juga cuma gerimis. Kilatan petir dan angin kencang kadang juga ikut menyertai curahan air hujan yang turun membasahi bumi.
Hujan di bulan November sering mengingatkan saya pada lagu November Rain. Salah satu tembang apik milik GNR, Guns N’ Roses. GNR dikenal sebagai salah satu kelompok musik hard rock legendaris dari daratan Amerika.
Lagu era 90 an itu sangat asyik didengarkan sambil melihat rinai hujan bulan November yang berjatuhan di luar jendela. Saya suka intro lagu yang terdapat dalam album “Use Your Illusion I” itu. Diawali denting piano yang merdu selama beberapa saat, kemudian disusul suara gebukan drum yang berdentum-dentum.
Namun bulan November juga kerap mengingatkan saya pada drama demo berjilid-jilid para pendukung Anies Baswedan. Demo berjilid-jilid yang menjijikkan itu diawali dengan serial awal 411 dengan intro narasi ‘lebaran kuda’nya SBY. Lantas mencapai klimaksnya dengan demo 212. Mereka mengklaim demo itu diikuti 7 juta umat.
Demo yang sarat dengan muatan politik identitas dan politisasi agama itu berhasil dengan ‘gilang gemilang’. Demo itu telah menciptakan ‘neraka’ dan surga’ bagi kedua pasangan kontentasi Pilgub DKI 2017.
Ahok mereka jatuhkan ke ‘neraka’ dengan vonis hukuman kurungan selama 2 tahun penjara. Di bawah tekanan massa berjubah dan bertopeng agama, hakim, jaksa dan polisi benar-benar dibuat tak berdaya. Mereka dipaksa untuk menuruti tekanan massa yang beringas itu.
Di lain sisi, demo yang menjijikkan itu menganugerahkan ‘surga’ bagi Anies. Citra Ahok yang telah dihancurkan dengan stigma ‘penista agama’ merupakan karpet merah bagi pecatan Mendikbud itu untuk merebut kursi DKI-1.
Dan Jum’at kemarin, demo 411 kembali terjadi. Demo gaje itu dipimpin menantu Rizieq, Hanif bin Athos. Mereka mengaku sebagai kolaborasi ormas-ormas Islam dan menamakan diri dengan nama yang mirip-mirip GNR, cuman ditambah “pe” di tengahnya yaitu GNPR.
Sebenarnya ini kelompok lama. Orang-orangnya sama, ya itu-itu saja, para pemuja Rizieq. Tapi nama kelompoknya itu bermacam-macam dan berubah-ubah. Namanya bisa FPI, GNPF MUI, PA212, New FPI, entah apa lagi itu sampe lupa, dan sekarang berkolaborasi dengan nama GNPR.
Katanya sih kepanjangannya Gerakan Nasional Pembela Rakyat. Ga jelas membela rakyat seperti apa, rakyat yang mana. Wong, inti tuntutannya tetap sama dengan demo yang dulu-dulu: Jokowi harus mundur sebagai presiden. Padahal Jokowi jadi presiden karena kehendak mayoritas rakyat Indonesia. Lah, membela rakyatnya gimana? Absurd!
Mereka mengaku membawa ‘tritura’, tiga tuntutan rakyat. Yakni, turunkan harga BBM, turunkan harga-harga barang dan tegakkan hukum secara berkeadilan. Tapi siapa orang waras yang akan percaya dengan basa-basi busuk seperti itu?
Mending dengerin November Rain nya GNR, jelas dan enak di telinga. Daripada dengerin tuntutan mereka, yang dari dulu ya itu-itu saja: Jokowi mundur. Bikin telinga bising dan sakit. Tuntutan yang tidak jelas dan tidak masuk akal. Enak saja mau memundurkan presiden pilihan mayoritas rakyat Indonesia. Presiden yang dipilih secara demokratis.
Sumber Utama : https://seword.com/humor/gnr-november-rain-gnpr-jokowi-mundur-D6XTidqhAP
Liciknya Musni Umar, Dorong Prabowo Nyapres Supaya Lebih Mudah Dikalahkan Anies
Semua sudah tahu kalau Musni Umar itu merupakan buzzer Anies. Baginya mantan Gubernur DKI tersebut sempurna alias tidak ada salah sama sekali.
Musni menanggap Anies merupakan malaikat yang diturunkan ke bumi untuk menyelamatkan negeri plus 62.
Jadi kalau dulu ia pernah menulis buku berjudul 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia', sudah bisa dipastikan judul tersebut salah ketik. Karena yang jadi Satrio Piningit Indonesia itu sejatinya adalah Anies. Bukan Jokowi.
Lantas, apa contoh pujian Musni terhadap politisi yang mirip Wan Abud tersebut?
Melalui akun Twitternya @musniumar ia mengatakan,
Anies bukan orang munafik. Hanya orang-orang buta, tuli dan bisu saja yang tidak bisa melihat realita bahwa Jakarta lebih indah sekarang di bawah kepemimpinan Anies. Anies telah memberi keadilan kepada rakyat jelata. Semua program yang dijalankan Anies sepenuhnya untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri.
Asik. Hehehe
Dan tentunya masih banyak lagi pujian dari Musni Umar kepada Wan Anies yang lainnya.
Hanya saja karena si Musni ini doyan typo. Seperti ia pernah menulis kata 'tiket' menjadi 'toket'. Sehingga apa yang disampaikannya tentang Anies tersebut bisa saja salah ketik.
Misal mengatakan Anies bukan orang munafik, bisa saja aslinya ia mereka mengatakan mantan Gubernur DKI itu adalah orang paling munafik sedunia.
Pasalnya, faktanya memang demikian. Janji mau bikin ruma DP Nol untuk warga yang berpenghasilan rendah, yang dibangun malah JIS. Janji mau ciptakan lapangan kerja baru lewat OK Oce tapi yang dibuat malah patung bambu getah getih dan patung batu gabion.
Termasuk Prabowo pernah dikhianati oleh Anies ini. Kala itu ia berjanji tidak akan nyapres jika bos Fadli Zon tersebut maju lagi. Eh jelas-jelas Om Prab sudah deklarasi, siap bertarung lagi pada Pilpres 2024, Wan Anies malah curi start alias kampanye duluan di Medan.
Memang benar-benar mantan gubernur yang gak ada akhlak meskipun terlihat sempurna di mata Musni Umar.
Entah apa yang diberikan Anies kepada mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun itu, sehingga Musni bisa begitu nurut kepadanya. Apakah kiss atau pupuk penyubur kumis?
Menurut Musni, masa depan bangsa ini kedepannya tergantung Anies terpilih jadi presiden atau tidak. Kalau terpilih Indonesia akan maju. Sedangkan kalau tidak Indonesia akan bubar seperti ramalan Prabowo dulu.
Dan tentunya tidak melupakan sisi pragmatisnya yakni kalau Wan Anies terpilih jadi RI-1 maka peluangnya untuk menjadi Menteri Pendidikan terbuka lebar.
Secara sudah pernah jadi rektor gitu, meskipun jadi rektor universias yang tidak terkenal sama sekali serta menyandang gelar profesor, meskipun itu diduga palsu.
Cukuplah untuk modal Musni memimpin kementerian yang mengurus bidang pendidikan anak usia dini sampai S-3 tersebut.
Pertanyaannya, apa yang dilakukan oleh Musni dalam rangka memenangkan Anies di Pilpres?
Cukup cerdik sih. Ia dorong calon lawan Anies yang dianggap lemah untuk maju.
Sebagai contoh, baru-baru ini Musni mengharapkan agar Prabowo segera deklarasi lagi, bersama wakilnya.
Melalui akun Twitternya, ia mengatakan,
"Saya doakan Prabowo segera deklarasikan sebagai Capres 2024 dengan wakil presidennya,"
Kesannya kalau sekilas cuitan itu bagus yakni mendoakan orang. Akan tetapi sejatinya itu semua rencana jahat.
Kenapa rencana jahat?
Karena, pertama kalau Prabowo yang jadi lawan Anies lebih mudah dikalahkan.
Pasalnya, pasca jadi menteri Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra itu kehilangan banyak pendukung. Pasukan kadrun yang dulu jadi Timsesnya, kini sudah beralih menjadi pendukung Anies semua.
Sedangkan, sampai sekarang Prabowo belum mampu meyakinkan pendukung Jokowi untuk menjadi pendukungnya.
Hal ini yang bikin Musni demen banget.
Yang ada di benaknya kalau nanti Anies bertarung melawan Prabowo, perolehan suaranya Wan Anies 90 persen dan Om Prab 10 persen saja. Karena ia percaya ucapan Novel Bamukmin bahwa Kadrun itu punya basis massa berjumlah 130 juta.
Dan kalau seandainya Prabowo cepat menentukan siapa Cawapresnya, lebih muda untuk melakukan serangan.
Misal dalam waktu dekat Prabowo mendeklarasikan yang jadi Cawapresnya adalah Cak Imin. Langsung tuh relawan digital Anies yang pada dasarnya adalah buzzer menyerang Ketua Umum PKB tersebut dengan mengangkat isu kardus durian.
Apalagi di kelompok sebelah ada mantan komisioner KPK, Bambang Widjojanto. Bisa lebih epik lagi untuk merusak citra Cawapres lawan.
Dampaknya, elektabilitas Cak Imin yang awalnya rendah semakin rendah lagi. Hahaha
-o0o-
Ini menjadi pelajaran berharga buat PDIP.
Kalau seandainya nanti Musni mengapresiasi langkah Puan yang mau nyapres, gak usah GR alias jadi besar kepala.
Karena kalau Anies lawan Puan, gak perlu pakek survei lagi, Anies itulah yang bakal menang.
Inilah kelicikan Musni Umar yang sebenarnya.
Cukup mudah ditebak sih. Cuma kalau ada kader Gerindra yang akalnya pendek, tentu menganggap Musni itu pahlawan bagi Prabowo.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/liciknya-musni-umar-dorong-prabowo-nyapres-supaya-HijdqygS7w
Novel PA 212 Mringis, Jokowi Masuk 50 Tokoh Muslim dan Raih Imam Hasan bin Ali Peace Prize
Sudah, tidak perlu untuk dibayangkan bagaimana penampakan Novel Bamukmin ketika sedang meringis. Biar aman!
**
Kabar membanggakan tentang Presiden Jokowi yaitu kembali masuk ke dalam jajaran muslim paling berpengaruh di dunia. Pak Jokowi berada di posisi ke-13 dalam deretan pemeringkatan yang dibuat The Royal Islamic Strategic Studies Centre (TRISSC).
Tokoh Indonesia lain yang masuk daftar tersebut adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang menduduki posisi ke-19 serta penceramah Habib Luthfi atau Dr. Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya yang menempati urutan ke-30.
Pengakuan lain untuk Pak Jokowi adalah penghargaan internasional di bidang perdamaian Imam Hasan bin Ali Peace Prize dari Forum Perdamaian Abu Dhabi. Sekretaris Jenderal Forum Perdamaian Abu Dhabi Al-Mahfouz bin Syaikh Abdullah bin Bayyah mengatakan penghargaan itu diberikan karena Pak Jokowi dinilai berjasa terhadap perdamaian internasional.
Tentu sebuah kebanggaan ketika seorang Pak Jokowi masuk dalam jajaran tersebut. Mungkin biasa saja sebagai seorang presiden dari sebuah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi ketika pengakuan tersebut datang dalam konteks sekarang di mana politik identitas sempat mengemuka di Indonesia, tentu hal tersebut adalah sesuatu. Sangat berarti.
Berarti karena ketika serangan kepada Pak Jokowi tak pernah berkurang, pengakuan tersebut membuktikan bahwa fakta tidak bisa ditutupi dengan narasi dan kampanye hitam. Narasi kriminalisasi ulama dan tuduhan Jokowi anti Islam terbukti hanyalah omong kosong dari mereka, kelompok yang menggunakan Islam untuk cari makan saja.
Nah salah satu orang yang 'ditokohkan' dari kelompok itu, Novel Bamukmin, seperti biasa menunjukkan ketidaksukaannya pada Pak Jokowi. Secara natural Novel terlihat mengecilkan pencapaian Pak Jokowi tersebut.
Khusus terkait dengan penghargaan Imam Hasan bin Ali, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212 itu menilai bahwa sumber referensi Forum Perdamaian Abu Dhabi saat memberikan penghargaan kepada Presiden Jokowi tidak utuh.
“Dimaklumi, komunikasi searah itu jelas hanya antara institusi resmi di masing-masing kedua negara,” ujar Novel, Selasa (8/11).
Jiah!!!!...... Dikata orang Abu Dhabi kagak bisa baca berita apa???... Dikira mereka nontonnya FrontTV melulu???...
Bung Novel keterlaluan! Lebih keterlaluan dari angan-angannya untuk menjadi cawapres!!!
Dan seperti biasa yang dia seret-seret pasti soal penistaan agama dalam kasus Ahok serta apa yang dialami oleh Imam Besarnya, HRS yang dipenjara berulang-kali itu. Pasti. Tidak lain.
Sebaiknya Novel siap-siap untuk reuni saja. Jangan lupa bikin spanduk "Jokowi Mundur"!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/novel-pa-212-mringis-jokowi-masuk-50-tokoh-muslim-ILFloCWEXx
Partai Nasdem dalam “Bahaya”
Momen Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan waktu yang besar untuk meraih kesuksesan bagi partai politik. Oleh karena itu partai politik dan elitnya berusaha keras untuk melakukan berbagai cara sebelum Pemilu tiba.
Manuver terus dilakukan oleh partai politik, mulai dari merekrut tokoh besar nasional, melakukan konsolidasi internal, mencari mitra koalisi dan menetapkan Capres dan Cawapres.
Semua manuver yang dilakukan demi kejayaan partai politik yang ditandai dengan perolehan suara sebanyak-banyaknya di Pemilihan Legislatif. Selain suara di Pileg partai politik pun tentu sangat menginginkan jagoannya yang berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) bisa jadi pemenang sehingga menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Diantara partai politik Partai Nasdem melakukan manuver yang cukup mengejutkan. Partai pimpinan Surya Paloh ini mendeklarasikan secara resmi Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai Calon Presiden.
Manuver ingin ternyata bukan hanya mengejutkan publik tapi juga internal partai. Hal ini terlihat dari reaksi internal Partai Nasdem khususnya di luar DKI Jakarta. Dengan deklarasi mengusung Capres Partai Nasdem dalam “bahaya”.
Pendeklarasian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Nasdem diyakini sedikit banyak berpengaruh terhadap elektoral partai itu.
Hasil survei SMRC menunjukkan, dukungan terhadap Partai Nasdem diperkirakan merosot di wilayah Indonesia TImur. Padahal, wilayah ini merupakan salah satu basis dukungan Nasdem. Pada Pemilu 2014, 7,9 persen dukungan Nasdem berasal dari wilayah ini.
Jumlah ini pun naik signifikan menjadi 13,2 persen pada Pemilu 2019. Dukungan yang cukup tinggi pun tergambar pada survei yang dilakukan SMRC pada Mei 2021, yakni sekitar 10,8 persen.
Namun, satu tahun kemudian pada jajak pendapat Agustus 2022, angka dukungan itu merosot tajam menjadi 3,9 persen. Keputusan Partai Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden berdampak menurunnya suara partai ini dari Indonesia timur. Sementara dukungan pemilih dari Indonesia barat belum mengalami penguatan berarti.
Kemudian muncul sentimen negatif terhadap partai besutan Surya Paloh itu mengalami kenaikan. Sebelum deklarasi sentimen negatif terhadap Partai Nasdem sebesar 11,7 persen, setelah deklarasi meningkat menjadi 16,1 persen.
Selain itu terjadi penolakan di internal Nasdem. Sejumlah kader Nasdem di daerah bahkan menyatakan mengundurkan diri dari Nasdem. Sikap tersebut setidaknya ditunjukkan oleh Sekretaris Garda Pemuda Nasdem Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kota Semarang Hanandityo Narendro.
Wakil Sekretaris DPD Partai Nasdem Kota Semarang Shafiqh Pahlevi Lontoh pun mengaku sudah mengundurkan diri secara resmi. Pengunduran diri juga dilakukan oleh kader Nasdem di Kalimantan, Acui Simanjaya, dan Ketua DPP Partai Nasdem Niluh Djelantik.
Nasdem harus benar-benar hati-hati dengan kondisi ini. Jika tidak Pemilu 2024 nanti sebagai bisa jadi momen menyedihkan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/partai-nasdem-dalam-bahaya-SUskSG0S61
Cak Lontong Saja Menghadiri Ulang Tahun Perindo, tapi Surya Paloh ke Mana, Ya?
Surya Paloh tak nampak hadir pada HUT Perindo yang ke-8 belum lama ini, dimana beberapa ketua umum partai dan lembaga tinggi terlihat hadir. Presiden Jokowi juga hadir di sana dan menyampaikan pidato politiknya.
Oya, ada Cak Lontong juga yang berani hadir, karena memang diundang buat mengisi acara stand up comedy, sebagai penyegar suasana. Hadirnya pemilik slogan "Salam Lemper" itu juga terlihat sangat dinikmati oleh Jokowi, yang terlihat kerap tertawa ngakak dan terhibur oleh candaan berkelas dari Cak Lontong. Nanti pada tulisan lain saya akan bahas candaan hebat Cak Lontong pada acara ini.
Kembali ke Absennya Surya Paloh
Ya, sosok Surya Paloh memang nggak terlihat alias absen padan HUT Perindo ke-8 itu. Hal yang tak biasa, karena beberapa ketua partai yang ada di koalisi pemerintahan Jokowi saja tampak hadir dan menikmati jalannya setiap momen pada acara tersebut.
Apakah ada kaitan dengan sindiran Jokowi pada HUT Golkar sebelumnya, yang sukses membuat Surya Paloh (SP) baper dan mengelak bahwa dirinya tidak sembrono karena memilih Anies dan terlihat terburu-buru dalam mendeklarasikan?
Mungkin SP akan mengelak juga kalau ditanya alasan ketidakhadirannya pada acara Perindo itu, yang sekaligus menjadi hak beliau apakah perlu hadir atau absen. Kalau pun SP merasa nggak perlu hadir juga nggak masalah, kok. Hal yang sama juga (maksudnya sama-sama nggak ada masalahnya), kalau misalnya besok Kamis, para kader NasDem yang di pemerintahan ditarik semua. Wong NasDem suaranya sedikit juga, kok!
Hanya, saya bayangkan seandainya SP hadir pas HUT Perindo kemarin, sorotan kamera pasti mengarah pada dirinya ketika Jokowi berpidato. Apalagi pas bagian nasihat agar berhati-hati memilih Capres karena kalau salah pilih, bisa menurunkan elektabilitas partai, yang membuat syarat pemenuhan parliamentary threshold semakin berat. Ini yang kayaknya diwaspadai Surya Paloh!
Mungkin ini hanya asumsi subyektif, tapi tampaknya ada benarnya kalau melihat sikap SP belakangan ini, yang tampak lebih baper daripada sebelumnya, terutama setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Capres 2024.
Keputusan yang memang terlihat sembrono dan berpotensi kena sindiran Jokowi, meski Jokowi biasanya akan mengemas sindiran begitu rupa dengan memanfaatkan acara atau momen tertentu buat memberi nasihat atau arahan, tapi sebenarnya punya ketajaman bak dua sisi mata pisau, yang ketajaman sisi lainnya bisa menorehkan luka meski dan berdarah. Tau-tau baper aja!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/cak-lontong-saja-menghadiri-ulang-tahun-perindo-4fctvpZHGr
Hanya di Indonesia Si Pembohong Besar Bisa Nyapres
Berusahalah untuk tidak berbohong, sebab sekali anda berbohong pasti anda membutuhkan kebohongan kebohongan lainnya.
Kebohongan adalah mentalitas yang akan selalu hadir mendampingi seorang pengecut dan kelompok pecundang.
Kebohongan adalah perbuatan yang diupayakan untuk menutupi hal yang sebenarnya.
Tidak ada integritas yang dimiliki oleh seorang pembohong, karena integritas hanya akan lahir dari seseorang yang memiliki filosofi hidup, bahwa kejujuran lebih berharga dari apapun, baik berupa jabatan, kemewahan maupun kekuasaan.
Seorang pembohong pada dasarnya adalah seorang pengkhianat, karena dengan berbohong seseorang telah merampok bahkan memperkosa hak orang lain.
Dengan berbohong seseorang telah mengkhianati hati nuraninya sendiri, apatah lagi terhadap diri orang lain.
Jika dirinya sendiri saja menjadi objek atas dusta atau kebohongan yang dilakukan, bukan hal yang tidak mungkin kepentingan yang menjadi hak orang lain jauh lebih mudah untuk dikorbankan.
Kenalilah kebenaran maka kita akan tahu siapa pendukungnya, dan kenalilah kebohongan maka kita akan tahu siapa individu atau kelompok yang menjadi pendukungnya.
Pandai-pandailah mengidentifikasi kebohongan, guna menyelamatkan diri kita, juga banyak orang yang bisa menjadi korban kebohongan.
Sudah sepantasnya kita perangi bersama politik pembodohan yang menggunakan kebohongan sebagai senjatanya, tinimbang menjadikan diri kita hina karena menjadi bagian dari intrik politik jahat dan sarkas.
Bukan rahasia, jika seluruh dunia tahu siapa tokoh yang mendapat julukan sebagai "Pembohong Besar" dalam satu dekade terakhir saat ini.
Tinggal anda klik dengan key "Gubernur Pembohong" maka akan anda ketahui siapa manusia yang menjadi tokohnya.
Inilah bukti yang sangat jelas, bahwa kelompok itulah para pendukung kebohongan, baik itu ormas maupun partai, bahkan ulama sekalipun.
Jangan pernah memberikan kepercayaan kita kepada manusia dan "gerombolan lancung" ini menguasai negara kita, jika kita tidak menginginkan masa depan bangsa ini hancur berkeping-keping.
Mereka hanyalah gerombolan perusak, yang tidak sedikitpun pantas mendapatkan tempat untuk mengekspresikan ideologi berbahaya.
Sekarang mereka sedang bahu membahu menyatukan kekuatan, dan menyusun strategi untuk menghadapi Pemilu 2024.
Bersyukur hal ini terbongkar gegara seorang mantan "dosen dungu," yang menjadi salah satu anggota dari tim medsos, dengan membocorkan aktivitas mereka. https://www.katalogika.com/logika-kita/pr-1445376164/musni-umar-akui-pengerahan-tim-medsos-buzzer-rp-relawan-anies
Diketahui mereka akan menyebarkan hoax secara masif, untuk membuat elektabilitas jagoannya yang seorang pembohong besar itu, dapat meraih kepercayaan publik. https://mv.beritacenter.com/news-319613-tenggelamkannasdem-bergema-di-twitter-netizen-si-anies-mencari-dukungan-dengan-menyebar-hoax.html
Sekarang! Ibu Pertiwi telah memanggil, saatnya kita rapatkan barisan untuk menghalau kekuatan destruktif yang dapat menghancurkan persatuan bangsa kita.
Tidak ada pilihan lain, selain menghancurkan kekuatan jahat yang bermaksud meluluhlantakkan kehidupan kita dalam bernegara.
Selamatkan bangsa ini dari bibit perpecahan yang amat sangat merugikan pihak manapun dan siapapun.
Bekali kesadaran dan cinta tanah air kepada segenap putera bangsa, agar tidak menjadi generasi pembohong yang bermental pengkhianat.
Harus diingat! Salah satu yang menyebabkan hancurnya sebuah bangsa, bisa disebabkan karena mentalitas generasi mudanya rusak.
Generasi muda saat ini adalah masyarakat dimasa yang akan datang, jika generasi saat ini bermental penghianat maka tinggal menunggu waktu untuk menyaksikan kehancuran bangsa ini dimasa yang akan datang.
Menjaga keutuhan bangsa tidak bisa melupakan pentingnya untuk menegakkan supremasi hukum.
Kepercayaan pada sebuah pemerintahan tidak terlepas dari penerapan hukum yang adil, dalam arti tanpa pandang bulu.
Mengingat setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum.
Pertanyaannya kemudian, apakah negara sudah mengupayakan tegaknya supremasi hukum?
Jawabannya adalah, pemerintahan khususnya lembaga atau institusi dan aparatur terkait saat ini, masih menerapkan hukum yang digunakan bangsa kolonialis, yaitu masih menerapkan hukum tebang pilih.
Apa buktinya? Buktinya adalah masih banyak praktik pengurangan masa hukuman pada aparatur yang jelas-jelas melawan negara. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210730113501-12-674216/musim-diskon-hukuman-koruptor-di-indonesia
Penerapan hukum yang menghina rasa keadilan. https://www.hukumonline.com/berita/a/putusan-banding-pinangki-dinilai-cederai-rasa-keadilan--begini-pandangan-ky-lt60c9a86aa85eb/
Orang yang tidak lulus TWK, bahkan sering nyinyir terhadap pemerintah, diangkat menjadi ASN. https://news.detik.com/berita/d-5848779/novel-baswedan-dkk-resmi-jadi-asn-polri-simak-lagi-pesan-kapolri
Dan yang lebih parah, mantan seorang menteri yang dipecat, lalu menjadi gubernur paling bermasalah dan sangat lihai dalam memainkan bahkan merampok anggaran, dan pembohong terbesar dalam satu dekade lebih, masih bisa leluasa tebar pesona untuk persiapan nyapres, bahkan didukung oleh beberapa partai yang katanya partai dakwah dan modern.
Sebagai penutup kenalilah seorang pembohong, maka kalian akan mengenal partai yang mendukung kebohongan.
M E R D E K A !✊
Sumber Utama : https://seword.com/umum/hanya-di-indonesia-si-pembohong-besar-bisa-GIeY5kF4uS
Ngakak! Elektabilitas NasDem Anjlok, Pendukungnya Ngamuk-ngamuk di Twitter
'Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak', demikian kata yang tepat untuk menggambarkan Partai NasDem saat ini.
Pasalnya, beberapa waktu yang lalu partai tersebut mendeklarasikan Anies sebagai Capres. Harapannya sih elektabilitas naik. Minimal sama dengan elektabilitas Anies yakni masuk 3 besar.
Lagian juga, dengan menjadi partai pertama yang mengusung Anies, angan-angannya muncul opini publik bahwa NasDem-lah yang menjadi penyelamat bagi mantan Gubernur DKI tersebut. Sehingga harapannya, simpatisan Wan Anies turut menjadi pendukung NasDem.
Apalagi sekarang pendukung Prabowo sudah banyak yang meninggalkan Ketua umum Partai Gerindra itu pasca ia menjadi menteri Jokowi. Suara dari kelompok eks Kampret/Kadrun ini juga diharapkan oleh kader NasDem beralih ke partainya.
Bayangkan saja, menurut Rizieq massa yang hadir di aksi 212, 2016 silam mencapai 7,5 juta orang, dan mendukung NasDem semua. Pasti dampaknya gede banget.
Wajar bila kemudian Paloh kepincut merebut suara mereka dari Prabowo.
Kadrun juga gak banyak kehendak kok. Cukup dikasih nasi bungkus saja, sudah mau diajak demo dan dijadikan Timses.
Seperti pada Pilpres 2019 lalu, yang dapat kardus dari Sandiaga Uno kan hanya PKS dan PAN doang. Masing-masing Rp 500 miliar.
Sedangkan mereka, gak dapat apa-apa kecuali nasi bungkus dan lauk jengkol doang. Kwkwkwk
Tapi meskipun tidak dapat angpau, simpatisan Rizieq tetap menjadi pendukung setia Prabowo. Inilah hebatnya Kadrun.
Lantaran bisa dimanfaatkan secara gratis itu pula, di antara tokoh 212 ada yang masuk jajaran elit BPN Prabowo-Sandi. Seperti Slamet Maarif yang juga mantan Ketua PA 212 ditunjuk sebagai Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi. Penyanyi seksi yang hijrah tapi salah tempat pengajian Neno Warisman juga ditunjuk menjadi Wakil Ketua BPN.
Sedangkan Kadrun terkait kasus Lapindo yang jadi ulama digoreng dadakan tiga lima ribuan, Yusuf Martak dipercaya menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi.
Mereka semua tulus bekerja demi Prabowo terpilih jadi presiden.
Kasihan sebenarnya lihat pasukan anti Ahok yang diperdaya tersebut. Kayak terhina banget.
Tapi mau bagaimana lagi? Karena begitulah mereka.
Yang namanya orang mikir terbalik, gak bisa juga dipaksa harus cerdas.
Dengan menjadikan pasukan nasi bungkus ini. Eh salah, pasukan Kadrun ini sebagai basis massa serta Timses, harapannya sih NasDem bisa lebih hemat.
Demikian hitung-hitungannya.
Eh gak tahunya mereka ternyata lebih mendukung partai lain seperti Partai Ummat, PKS, Partai Pelita dan Masyumi Reborn daripada NasDem.
Jadi kesimpulannya, kita bisa saja mengusung Capres yang sama tapi belum tentu mendukung partai yang sama.
Celakanya, tidak hanya gagal meraup manfaat dari mendukung Anies, kader NasDem juga banyak yang mengundurkan diri serta partai itu ditinggalkan pemilih.
Hingga elektabilitasnya terus anjlok.
Lucunya, tidak terima partai besutan Paloh tersebut elektabilitasnya menurun, pendukungnya malah ngamuk-ngamuk di Twitter. Seperti pada cuitan berikut ini,
"Viva ngaco nih! (Punya) niat jahat & kotor," ujar pemilik akun Twitter @susanto1305 yang mengomentari berita dari viva.co.id yang berjudul 'Deretan Survei yang Menyebut Elektabilitas NasDem Jeblok Usai Dukung Anies'
Kok Viva pula yang disalahkan? Hahaha
Viva kan hanya sekedar memberitakan hasil survei yang ada.
Kecuali kalau Viva yang bikin survei sendiri, Viva pula yang beritakan. Itu baru bisa disebut ngaco.
Justru yang ngaco itu pendukung NasDem sebenarnya. Efek dari tidak bisa terima kenyataan.
"Mereka sedang buat opini supaya NasDem tidak jadi dukung Anies tapi berubah ganti dukung ET," tutur pemilik akun Twitter @PakJeng20286699
Beropini tentang lembaga survei sih boleh-boleh saja. Termasuk tidak percaya dengan hasil survei, monggo. Tapi kalau sudah menuduh hasil survei NasDem sengaja dibuat rendah supaya partai itu gak jadi mendukung Anies, lalu mengusung Erick Thohir mesti disertai dengan bukti yang kuat.
Karena kalau tidak, itu sama saja dengan fitnah ferguso.
"Lembaga survei sudah dikuasi oleh Ahoker dan Ganjarist. Mereka licik, biar lawan politik kalah diframing media. Padahal ganjar kalau kemana mana gak ada yang kenal. Survei licik," lanjut pemilik akun Twitter @the_schloss
Ini yang lebih parah lagi. Terang-terangan menuding pendukung Ahok dan pendukung Ganjar mengontrol lembaga survei.
Padahal jelas-jelas hasil survei Ahok selalu rendah.
Lagian juga kalau lembaga survei dikuasai oleh pendukung Ganjar, gak akan mungkin elektabilitas Partai Demokrat bisa meningkat tajam. Kwkwkwk
Seperti menurut hasil survei Litbang Kompas elektabilitas partai itu berada di urutan ketiga, mengalahkan Golkar, PKS dan PKB.
-o0o-
Begitulah kura-kura kalau loyalis sebuah partai lagi emosian. Gak ada hal lain yang bisa dia kerjakan selain dari ngaco dan menuding sana-sini tanpa bukti di Twitter.
Segala sesuatu itu ada resikonya bro n sis. Termasuk mengusung 'Bapak Politik Identitas', resikonya ditinggalkan pemilih.
Jadi nikmati saja.
Dan kalau seandainya NasDem nanti banaran jadi gurem, ada kawan kok. Alias gak sendirian.
Di seberang sana sudah ada yang menunggu Partai Ummat, Partai Idaman, Partai Garuda serta Partai Berkarya. Hehehe
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngakak-elektabilitas-nasdem-anjlok-pendukungnya-Z6kdtsdst7
Lihatlah Karakter Asli Seseorang, Ketika Dia Memiliki Kekuasaan
Menghadapi pandemi Corona beberapa tahun ini barangkali merupakan babak kehidupan paling unik, yang hanya generasi saat ini yang mengalaminya. Kenapa kita mengklaim demikian, karena setiap zaman memiliki kekhasannya masing-masing. Jika awal abad 20 dunia dikepung dengan bencana perang dunia ke satu, dan satu decade berikutnya perang dunia ke-dua pun menyergap, maka di abad milenial ini bukan hanya perang senjata yang mengancam, melainkan juga ancaman dari makhluk renik bernama Corona.
Kalau kita berpikir agak nyeleneh, kok sepertinya Tuhan punya rencana khusus dengan memberikan pandeni Corona kepada warga Jakarta. Gagasan ini memang sedikit ngawur, meskipun ada nuansa getir terkandung di dalamnya.
Kenapa dikatakan ada kegetiran? Mencuplik ungkapan mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bahwa untuk mengetahui karakter seseorang kita bisa menggunakan cara yang spesifik, yakni memberinya kekuasaan. Kita pasti paham, dengan kekuasaan di tangan, seseorang mampu melakukan banyak hal yang tidak mungkin dilakukan jika dia tidak memiliki kekuasaan.
Reuni Hip Hip Hura-hura bersama Basuki Tjahaja Purnama.
Klik videonya disini https://youtu.be/9rA18oP_5e4
Ada sedikit kutipan menarik di dalam bahasan Ahok dalam rekaman video tadi. Politik adalah alat mengekspresikan kecintaan seseorang bagi negara dan rakyatnya, karena tanpa kekuasaan politik, dan jika dia hanya memiliki kecintaan seperti itu, tak memberi arti apa-apa selain sentimental dan kurang darah.
Sebaliknya jika memiliki kekuasaan namun tidak memiliki kecintaan kepada negara dan rakyat, pasti dia akan melakukan kebrutalan, korup dan pencitraan. Mari kita resapi, sosok mana yang tertangkap oleh penciuman kita sebagai pemilik kecintaan kepada negara, dan siapa yang terindikasi brutal, korup dan penyuka pencitraan.
Lalu apa kaitannya dengan pandemic Corona? Barangkali Tuhan hendak menguji seorang penguasa melalui batu sandungan yang kebetulan telah Tuhan berikan dalam bentuk pandemic Corona. Kita bisa melihat sesiapa yang dengan terukur mengambil keputusan secara tepat, dan siapa yang kerjanya main tuding dan menyalahkan.
Dari kasus Corona kita bisa menilai siapa yang paling pas duduk sebagai pemimpin bangsa ini, yang pasti jangan pilih seseorang yang hanya mampu melakukan pencitraan, mengkambinghitamkan orang lain, termasuk bekerja hanya menggunakan mulut. Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan. (Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat ke 16) Kalau mau melihat tabiat asli seseorang maka berilah dia kekuasaan.
Bukan tentang Ahok tetapi tentang NKRI. Amanah kata kunci ketika berniat menunjuk seseorang warga negara menduduki jabatan strategis. Sebenarnya semua jabatan harus memenuhi kaedah the right man in the right place and right time.
Tetapi mari batasi pada jabatan yang menyangkut kepentingan orang banyak bersebab disanalah terhimpun darah rakyat Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina, PLN dan Karakatau Steel laiknya di awak seorang profesional.
Secara umum profesional dimaknai 3 unsur yang wajib melekat pada diri seseorang yaitu Science, Skill and Attitude. (SSA). Tiga unsur tersebut harus terintegrasi atau terpadu pada diri seseorang berdasarkam rekam jejak.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/lihatlah-karakter-asli-seseorang-ketika-dia-JRC6LiWNjR
Sumur Resapan Habiskan Anggaran Besar Tapi Hanya Berfungsi Atasi Banjir Kecil
Kabar gembira untuk pendukung Anies Baswedan. Sumur resapan ada gunanya juga lho di Jakarta. Bisa nih jadi amunisi untuk mengagungkan pujaan mereka. Ini bukan prank lho tapi kesaksian seorang warga Jakarta.
“Sumur resapan yang di SD 01 Kembangan Utara, bagus itu. Berfungsi banget. Jadi setiap 5 meter bikin sumur. Tinggi jalannya dinaikin, pinggir jalannya sumur resapan. Kedalaman sumur sekitar 6 meter. Enggak banjir lagi,” kata Ketua Kampung Siaga Bencana Kembangan Utara, Durachim Nur seperti dikutip dari kompas.com.
Beneran berfungsi kan sumur resapannya? Kabar gembira kan untuk pendukung Anies? Siap-siap saja mendengar kesaksian ini disambar pendukung Anies. Selain itu, ada lagi lho fungsi sumur resapan.
“Menariknya, sejak dibikin sumur resapan, pohon-pohon di sini pada berbuah, padahal sebelumnya enggak pernah berbuah. Contoh ini jambu air, yang di sana mangga. Mungkin pohonnya subur karena ada banyak persediaan air di bawah atau gimana,” kata Durachim kemudian.
Berarti sumur resapan berhasil dong? Berhasil mengurangi banjir dan menyuburkan tumbuhan di sekitarnya kan? Tunggu dulu. Kesaksian berikutnya bisa menjadi tolok ukur.
“Di sini sumur resapan ada sekitar 10 sumur, tapi agak percuma soalnya dekat kali. Enggak berpengaruh karena baru nampung beberapa meter air, sudah penuh. Kalau air luapannya sedikit banget, baru berpengaruh. Tapi di sini banyak,” kata Durachim soal sumur resapan di pinggir Kali Angke.
Kesaksian serupa juga disampaikan warga lain. Opiani, pengelola Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kembangan menilai bahwa sumur resapan tidak efektif mengurangi banjir di RPTRA Kembangan.
“Menurut saya enggak ngaruh-ngaruh banget, sama saja. Kalau banjir gede percuma, tapi kalau banjirnya cetek, langsung surut masuk ke situ. Kalau gede enggak ngaruh,” kata Opiani seperti dikutip dari kompas.com.
Dapat disimpulkan bahwa sumur resapan bisa efektif mengatasi banjir dengan skala kecil tetapi tidak berguna saat menghadapi limpahan air yang banyak. Apakah fakta ini mengagetkan? Sebenarnya tidak karena sejak awal para ahli sudah menyampaikan soal ini ketika ide sumur resapan mulai muncul ke publik.
Para ahli mengatakan bahwa sumur resapan tidak efektif untuk mengatasi banjir di Jakarta karena daya serap tanah Jakarta rendah. Sumur resapan sangat efektif jika dibangun di area dengan daya serap tanah yang tinggi. Penempatan sumur resapan harus sangat diperhatikan agar tidak sia-sia. Yang penting bukan jumlah sumur resapannya tetapi penempatannya harus tepat.
Walau sudah diingatkan, sumur resapan tetap dibangun secara masif di Jakarta. Terlihat jelas tidak ada kajian soal lokasi yang cocok atau tidak. Yang penting dibangun sebanyak mungkin. Faktanya adalah sumur resapan hanya efektif kalau banjirnya kecil. Kalau banjir besar, ya tidak ada gunanya.
Jelaslah bahwa banjir di Jakarta tidak bisa diatasi dengan sumur resapan saja. Skala banjir di Jakarta terlalu besar untuk ditangani dengan sumur resapan. Karena itulah, program ini tidak perlu dilanjutkan. Kalau pun mau dilanjutkan, ya dikaji secara cermat soal lokasinya agar tidak membuang anggaran percuma.
Pendukung Anies bisa saja bergembira karena sumur resapan ada fungsinya. Silahkan saja bergembira, tetapi saya justru melihat kelemahan manajerial dalam mengambil keputusan dari Anies Baswedan. Tiadanya kajian yang tepat dalam membangun sumur resapan membuat anggaran besar terbuang sia-sia karena tidak bisa mengurangi banjir secara signifikan.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/sumur-resapan-habiskan-anggaran-besar-tapi-hanya-AoqUPyfsyQ
Naturalnya Ganjar Pranowo dan Falsafah Nrimo Ing Pandum
Mencermati apa dan bagaimana sikap Ganjar Pranowo mulai saat pertama kali namanya disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon presiden, hingga isu-isu tak sedap yang diarahkan kepadanya, tidak tergambarkan ekspresi reaktif berlebihan dari Ganjar Pranowo. Juga ketika namanya mulai diperhitungkan dalam bursa capres. Ganjar Pranowo yang dianggap sebagai calon terkuat dari PDI Perjuangan ini, bersikap datar biasa-biasa dan tidak lantas “kegedhen rumongso”. Kesan yang muncul adalah kecerdasan emosional yang dimiliki itu mendasari sikapnya dalam setiap menghadapi sesuatu, di samping kecerdasan intelektual yang juga mendasari setiap kebijaksanaan yang diambilnya.
Memang ini satu penilaian subjektif, tetapi tetap saja berdasar pada pengamatan objektif terhadap apa yang dilakukan Ganjar Pranowo selama menjabat Gubernur Jawa Tengah. Style Ganjar Pranowo yang apa adanya dalam setiap kesempatan berinteraksi dengan masyarakat memang sangat natural. Sama sekali tidak kaku apalagi protokoler, bahkan terkesan tidak berjarak dengan siapapun. Suasana selalu bisa mencair, terasa nyaman, dan menyatu, serta selalu mengarah pada solusi permasalahan yang dihadapi. Karena bagaimanapun juga yang namanya gubernur itu harus mampu memberikan jalan keluar terbaik, bagi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Coba saja cermati. Pernyataan dan tanggapan yang disampaikan dalam setiap kesempatan, baik yang sifatnya formal kedinasan, maupun yang semiformal saat kunjungan ke daerah-daerah di wilayah Jawa Tengah. Apa yang disampaikannya terkesan original, natural, masuk akal, dan aplikatif, sehingga masyarakat mudah memahami dan mudah melakukan petunjuk arahannya. Ganjar Pranowo ini rupanya tipe pendengar yang baik, selalu dapat menempatkan masyarakatnya di posisi yang harus diutamakan dan didengarkan. Sikap merakyat ini sepertinya memang “gawan bayi”, yang membuatnya mudah berbaur dan mudah diterima berbagai kalangan. Tak mengherankan jika kemudian nama Ganjar Pranowo masuk dalam tiga besar capres 2024 oleh berbagai lembaga survei. Juga banyaknya dukungan yang mengalir dari berbagai elemen masyarakat untuk menjagokan Ganjar Pranowo menjadi capres 2024, yang layak menggantikan Presiden Jokowi.
Nrimo Ing Pandum
‘Nrimo Ing Pandum’ menerima apa yang menjadi bagiannya, adalah kesadaran bahwa hidup manusia sering berbeda antara kenyataan dan harapan. Dan kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik yang diharapkan atau tidak dihapkan iu adalah sebagian dari kehendak Tuhan. Karakter nrimo itu sesungguhnya merupakan perpaduan antara unsur kognitif dan afektif yang menghasilkan energi optimisme, yang implikasinya berkaitan dengan kemampuan menguasai diri. Dan nrimo ing pandum itu dimaknai sebagai pengingat agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap. Falsafah jawa inilah yang sepertinya digunakan oleh Ganjar Pranowo dalam menyikapi berbagai tudingan-tudingan negatif, baik yang datangnya dari pendukung rival-rival pencapresan, maupun yang datang dari intern PDI Perjuangan.
Menerima keputusan apapun yang nantinya bakal diambil oleh Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan, merupakan sikap ketaatan seorang Ganjar Pranowo terhadap partai. Ini sikap dan prinsip yang tertanam dan berakar dalam darah politiknya. Seharusnya tidak perlu diragukan oleh elit politik PDI Perjuangan, terlebih pendukung pencapresan Puan Maharani.
Banyaknya dukungan dari berbagai elemen masyarakat, disertai makin meroketnya elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai kader PDI Perjuangan, seharusnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi PDI Perjuangan. Karena dengan perhitungan matematika politik, kemenangan PDI Perjuangan sudah di depan mata.
Akan sangat berat bagi Puan Maharani untuk memenangi pertarungan pilpres 2024, jika tiket capres diberikan kepadanya. Bisa-bisa malah PDI Perjuangan sendiri yang terjungkal. Kesadaran Puan Maharani akan kemungkinan keterpilihannya sangat kecil, sesungguhnya juga merupakan kunci bagi kemenangan PDI Perjuangan. Kemungkinan keterpilihan Puan Maharani kecil, karena memang realitas survei yang dilakukan beberapa lembaga survei, hasilnya menunjukkan bahwa Puan masih dibawah 3 %. Sangat jauh di bawah Ganjar Pranowo yang mencapai antara 22.1 persen sampai 35.5 persen. Sebaliknya, Ganjar Pranowo hingga saat ini belum mendapat tiket capres bahkan kemungkinan tidak mendapat tiket capres dari PDI Perjuangan, tetapi dukungan dan harapan agar PDIP memberikan tiket capres kepada Ganjar Pranowo semakin menguat.
Apakah kemudian tingginya kemungkinan keterpilihan yang mencapai 35.5 persen, disertai semakin derasnya arus dukungan dari berbagai elemen masyarakat ini, membuat Ganjar Pranowo lantas kelihatan berambisi menggebu-gebu? Lalu merugikan PDIP? Sepertinya kok tidak ya. Justu dengan sifat naturalnya, Ganjar Pranowo itu laksana magnet sekaligus lawan berat bagi bagi partai-partai lain dalam pencapresan.
Ciri khas keunikan PDIP adalah keputusan yang biasanya diambil pada detik-detik terakhir, lalu membuat terkaget-kaget banyak kalangan dan partai lain. Jika saat itu keputusan pencapresan berbanding lurus dengan derasnya arus dukungan kepada capres yang hasil surveinya 35.5 persen , maka kemenangan sudah ada dalam genggaman PDIP. Sebaliknya, jika keputusan itu justru berbanding terbalik dengan besarnya arus dukungan, siap-siap saja PDIP ditinggalkan pemilih.
Syalom, Salam dan Rahayu.
BamsWongsokarto
Sumber Utama : https://seword.com/politik/naturalnya-ganjar-pranowo-dan-falsafah-nrimo-ing-V0qOjpljtM
Anies menantang Melihat Rekam Jejak. Mau Bersaing Dengan Rekam Jejak Siapa? Rizieq Shihab?
Baru kemaren saya sempat melihat pidato Anies Baswedan yang menantang, entah siapa yang ditantang, untuk melihat rekam jejak. Lengkapnya Anies bilag begini : "Karena itu teman-teman relawan IndonesiAnies, mari kita tawarkan kepada rakyat Indonesia bukan sekedar visi, bukan sekedar misi, karena visi dan misi bisa di karang dan visi misi bisa dibuatkan orang. Tapi yang kita tawarkan adalah rekam jejak karya yang senyatanya sudah dilakukan. Kalau rekam jejak boleh diuji, rekam jejak bisa dibahas, kalau visi, yang menyusun tak perlu menyiapkan bukti, yang menentang pula tidak bisa menyiapkan buktinya".
Membaca dan mendengarkan pernyataan Anies seperti yang dikatakan itu, jujur kesimpulan saya adalah "Anies seorang yang bodoh dan cerdas dalam satu waktu!". Dan karenanya, sosok seperti Anies masuk pada katagori sosok yang sangat berbahaya, karena bisa membahayakan sebuah wilayah, mau itu kota apalagi negara.
Bodoh karena dia tak paham apa yang dia katakan, cerdas karena dia pandai menyusun kata-kata yang terlihat masuk akal padahal tidak. Orang yang IQ-nya jongkok hanya akan terpana pada keindahan kata-kata Anies tapi otaknya tak mampu memproses lebih dalam makna yang dikandung didalamnya. Pernyataan Anies di atas itu secara langsung adalah satu pengakuan bahwa ketika dia menjadi Cagub dan meneriakan visi "Maju kotanya bahagia warganya" adalah sebuah visi karangan seperti dongeng sebelum tidur yang biasa dibacakan orangtua pada anak-anaknya untuk membuat anaknya tertidur. Dan ketika saya flashback melihat kembali video saat Anies mengatakan "Maju kotanya bahagia warganya", sedikitpun tak tersirat pada wajahnya kalau Anies paham apa yang dia ucapkan. Kalimat yang dijadikan jargon, visi dan misi Anies Baswedan - Sandiaga Uno saat Pilkada, 100% adalah refleksi dari apa yang Anies ucapkan sekarang bahwa "visi dan misi bisa di karang dan visi misi bisa dibuatkan orang, kalau visi, yang menyusun tak perlu menyiapkan bukti, yang menentang pula tidak bisa menyiapkan buktinya".Dan hari ini, setelah komplit 5 tahun Anies menjabat sebagai Guberur Jakarta, Anie membuktikan bahwa visi misi yang dia tawarkan pada warga Jakarta 5 tahun lalu, yaitu "Maju kotanya bahagia warganya", adalah sesuatu yang perlu dia buktikan. Karena itu, semua program yang ditawarkan saat kampanye, tak satupun dia wujudkan. Anies malah menciptakan program-program baru dan dadakan di tengah perjalanan kepemimpinannya, yang dibantu oleh puluhan orang TGUPP yang menerima gaji tidur.
Anies juga cerdas karena dia pandai menyusun kata-kata yang terlihat masuk akal padahal tidak. Tak hanya itu, kecerdasan lain dari Anies adalah menciptakan pembelokan pikiran. Anies tahu jika rakyat Indonesia bicara soal keberhasilan mewujudkan visi misi yang dijanjikan, maka Anies akan mati kutu dan semaput. Karenanya Anies belokkan dengan menantang kita untuk lebih melihat rekam jejak karya nyata. Sayangnya, sekali bodoh tetap akan selalu menjadi orang bodoh walaupun terbalut dalam kecerdasan berkata-kata. Ketika Anies menantang untuk lebih melihat rekam jejak karya nyata, Anies mau dibandingkan dan disandingkan dengan rekam jejak siapa? Rekam jejak Rizieq Shihab? Atau Rekam jejak Agus Harimurti Yudhoyono? Atau rekam jejak Refli Harun? Rekam jejak siapa?
Karena dari kubu lawan Anies, serendah-rendahnya level rekam jejak orang yang menjadi lawan politik Anies, tetap rekam jejak mereka masih jauh lebih tinggi dari rekam jejak seorang Anies Baswedan. Ambil saja rekam jejak Heru Budi Hartono. Dari sisi rekam jejak integritas saja, rekam jejak milik Heru Budi Hartono jauh melesat di atas rekam jejak Anies. Dari sisi rekam jejak karya Heru Budi Hartono pun sama. Fakta menyatakan bahwa Heru Budi Hartono sukses mampu bekerja menjadi bawahan Presiden Jokowi selama 5 tahun lebih dan melepas jabatannya di Istana Negara karena diberi tugas untuk menyelesaikan karya Anies Basweda yang berantakan di Jakarta. Kecuali yag akan dibandingkan adalah melihat rekam jejak mengarang visi misi, barulah orang-orang dari kubu lawan Anies semuanya kalah telak. Karena mereka hanya bisa bekerja dan tak pandai mengarang indah kata-kata.
Dan ucapan Anies yang menantang untuk melihat rekam jejak karya ini dia ucapkan dalam konteks menghadapi Pilpres 2024. Artinya, yang akan kita lihat adalah rekam jejak dari lawan Anies di Pilpres 2024. Siapa? Rekam jejak Ganjar Pranowo? Prabowo? Atau siapa? Rekam jejak Anies Baswedan itu hanya akan selevel jika disandingkan dengan rekam jejak AHY dan Novel Bamukmin.
Ga heran kan kalau kemudian Google menggelari Anies Baswedan sebagai "Gubernur Terbodoh Se-dunia". Karena karya yang berupa kertas penghargaan bukanlah sebuah rekam jejak yang bisa disandingkan dengan hasil akhir dari mewujudkan visi misi yang dijanjikan. Ucapan Anies Baswedan yang menyatakan bahwa "visi misi bisa di karang dan visi misi bisa dibuatkan orang" adalah satu kesalahan fatal seorang Anies Baswedan. Karena menilai keberhasilan seseorang itu akan selalu didasarkan pada keberhasilan orang itu mewujudkan visi misi yang dia buat dan dia karang di awal.
Anies Baswedan lupa bahwa disebut visi artinya adalah penglihatan seseorang atas bentuk sebuah kota di masa depan, dan misi adalah rencana untuk mewujudkan visi. Tanpa visi misi, seseorang tak mungkin memiliki karya. Lalu Anies menantang untuk melihat rekam jejak karya ketika dia gagal mewujudkan visi misi saat Pilkada Jakarta, "Maju kotanya, bahagia warganya"????
#GubernurTerbodohSedunia
Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-menantang-melihat-rekam-jejak-mau-bersaing-sQtmNhwdzM
Sudahkah Anda Memberikan Hak Dewasa Pada Anak?
Minggu lalu teman lamaku datang berkunjung untuk beberapa hari. Dari sekian banyak obrolan, ada satu obrolan yang membuatku mengerutkan kening. Yaitu cerita tentang anak laki-lakinya yang sudah berusia 21 tahun yang masih belum mampu untuk membuat sebuah rencana masa depan yang sederhana. Bahkan beberapa waktu lalu, anaknya ini melakukan perbuatan yang dikatagorikan perbuatan kriminal, yaitu mencuri uang dari ibunya. Karena si anak yang sudah berani mencuri ini, kemudian teman saya dan suaminya selalu merasa was-was kalau anaknya akan melakukan pencurian atau perbuatan kriminal lain di luar rumah mereka.
Waktu teman saya mengungkapkan kekhawatirannya kalau si anak akan mencuri dari orang lain, saya bilang padanya, "Kenapa harus khawatir. Toh anakmu sudah dewasa. Dia sudah berhak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri". Serta merta teman saya menimpali, "Nanti kalau dilaporkan ke polisi gimana? Kan kasian anak saya bisa masuk penjara!". Saya cuma jawab, "So what? Dia sudah 21 tahun!". Lalu kawan saya bilang kalau suaminya lah yang jauh lebih protektif pada anak sekalipun anak melakukan kesalahan.
Ingat wahai para orangtua bahwa kasih sayang yang berlebihan itu tidak mendidik dan itu yang menjadi kendala utama bagi seorang anak untuk mencapai kemandirian dan rasa tanggungjawab!
Usia manusia 21 tahun bukan lagi usia anak-anak. Dari sejak usia 18 tahun seorang manusia sudah dianggap manusia dewasa. Penanda "dewasa" secara aturan hukum disebutkan di beberapa undang-undang, yaitu ketika seorang manusia telah mencapai usia 18 tahun, seperti yang digariskan dalam :
-
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka (5) menyatakan anak adalah setiap manusia yang berumur di bawah 18 tahun dan belum menikah yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.
-
Kategorisasi anak juga dapat dilihat pada Pasal 1 angka (3), angka (4) dan angka (5) Undang-undang Nomer 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
-
Surat edaran Mahkamah Agung Nomor 7 tahun 2012 menyatakan Dewasa adalah cakap bertindak di dalam hukum yaitu orang yang telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau telah kawin.
Soal batasan usia manusia yang dianggap anak-anak dan dewasa juga disebutkan di dalam Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan masih ada beberapa undang-undang lain yang menyatakan hal yang sama. Pertanyaannya sekarang, "Sudahkah kalian, sebagai orangtua, memberikan hak dewasa pada Anakmu?"
Hak dewasa itu diantaranya adalah memberikan kepercayaan penuh pada anak kita untuk merencanakan masa depannya, terutama rencana pendidikan mereka. Di Indonesia ini banyak orangtua yang merasa sangat kenal dan tahu apa siapa dan bagaimana anak yang dilahirkan dan diasuhnya sampai besar. Hingga kadang para orangtua ini memutuskan suatu perkara penting tanpa bertanya pada anak. Misalnya ketika anak selesai sekolah menengah atas lalu harus melanjutkan ke perguruan tinggi. Tiba-tiba orangtua "meminta" dan "memutuskan" kalau si anak harus masuk fakultas tertentu.
Ibarat pepatah mengatakan 'setali tiga uang', anak yang dituntut wajib patuh pada orangtua akhirnya malas untuk memikirkan jurusan apa yang dia inginkan di perguruan tinggi yang akan menjadi pijakan dasar di masa depannya, pun iya saja pada pilihan orangtuanya. Memang, di banyak kasus "kepatuhan" pada orangtua inilah yang menjadi modal si anak berkuliah. Namun tanpa disadari apa yang hilang dan tidak tertanam di dalam diri si anak adalah kemandirian dan keberanian mengambil keputusan. Padahal kalau anak sudah terjun ke tengah masyarakat, yang pertama akan dituntut darinya adalah sikap bertanggung jawab dari setiap keputusan yang dibuat.
Pada teman saya itu saya sampaikan kalau dia dan suaminya harus mulai melepaskan anaknya yang sudah 21 tahun tadi untuk melakukan apapun dengan segala resiko yang akan ditimbulkan dari perbuatan. Yang wajib dilakukan temanku dan suaminya adalah menyampaikan atau memastikan bahwa si anak mengetahui dan memahami bahwa di usianya yang sudah 21 tahun itu, orangtua sudah tidak bisa lagi membelanya ketika dia kelakukan kesalahan dan bersentuhan dengan kepentingan orang lain. Sedianya, orangtua wajib membela anak ketika anak dalam posisi benar namun ada pihak yang menyalahkannya. Tapi kalau anak dalam posisi salah, orangtua cukup bilang, "Silahkan diproses saja prosedur hukumnya!". Karena pada dasarnya, kalau seorang dewasa itu benar, waras dan berakal sehat, dia akan sangat takut untuk berurusan dengan hukum, kecuali pada saat dirinya di posisi yang dirugikan.
Kalian pasti sudah tahu kalau 5 tahun terakhir ini saya dan suami berjibaku dengan hukum untuk memperjuangkan harkat dan martabat dan hak anak saya yang saat itu masih di bawah umur yang dilakukan oleh seorang WNA di Yogyakarta. Namun ketika anak menginjak usia 18 tahun, kami ungkapkan padanya bahwa dia sudah memiliki usia yang di mata hukum sudah bisa melakukan tindakan hukum untuk memperjuangkan apa yang selama ini saya dan suami, sebagai orangtuanya, lakukan. Anak saya meyambut baik kabar itu dan diapun memberikan kuasa hukumnya pada Kantor Pengacara untuk bertindak atas namanya dan saya hanya mendampinginnya.
Dan ketika anak saya harus pindah untuk hidup mandiri, walaupun kami meyakini kalau anak kami seorang anak yang baik, tapi tetap saja pesan yang saya dan ayahnya sampaikan adalah bahwa apapun yang dia lakukan dan menimbulkan kerugian bagi orang lain, maka dia sendiri yang harus mempertanggungjawabkannya. Saya juga menjelaskan apa-apa yang akan hilang dari diri dan kehidupannya jika satu kesalahan yang merugikan orang lain dia lakukan. Namun, jika anak saya diposisi yang dirugikan, maka saya dan ayahnya akan sepenuhnya pasang badan untuknya. Dan dengan entengnya anak saya bilang, "I know like you have been doing so far..."
Dan satu hal yang harus saya sampaikan pada teman saya adalah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memberikan hak dewasa pada anak selama dia dan suaminya siap melepaskan si anak untuk menjalani kehidupan dewasanya. Termasuk kalau sampai si anaknya yang laki-laki ini menghamili anak gadis orang lain di luar nikah!
Sumber Utama : https://seword.com/motivasi/sudahkah-anda-memberikan-hak-dewasa-pada-anak-wq7qDrFZN8
Ganjar Bisa Apa Kalau Hanya Modal Copas-an Jokowi?
Betul, apa iya dengan hanya dianggap sebagai copy-paste dari Presiden Jokowi, Ganjar kemudian bisa diharapkan lebih? Apa iya dengan itu kemudian Gubernur Jawa Tengah itu pantas disebut sebagai penerus Presiden Jokowi?
Apakah tidak hanya ngadi-ngadi?
Memang dari sekian banyak kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuagan (PDI-P) yang oleh mereka biasa disebut sebagai "petugas partai", Ganjar Pranowo adalah yang paling moncer secara elektabiltas sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Versi berbagai lembaga survei biasanya Ganjar akan saling bergantian posisi dengan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Anies Baswedan, bakal cawapres dari Partai NasDem.
Dalam survei Lembaga Survei Indekstat Indonesia, dalam rilisnya 6 November 2022, mengungkap bahwa Ganjar Pranowo (28,1 persen) unggul dari Prabowo Subianto (22,1 persen) dan Anies Baswedan (17,3 persen) sebagai capres pilihan publik.
Kemudian sebelumnya dalam survei yang digelar Charta Politika Survei Indonesia pada 6-13 September 2022, Ganjar Pranowo juga meraih elektabilitas tertinggi (31.3 persen). Prabowo Subianto di posisi kedua dengan elektabilitas 24.4 persen, disusul Anies Baswedan dengan elektabilitas 20.6 persen.
Lalu apakah dengan paparan di atas, kemudian cukup buat Ganjar untuk ditasbihkan sebagai calon penerus Presiden Jokowi?
Tentu berat. Sejauh ini yang coba direplikasi oleh Ganjar terlihat hanya sebatas pada bagaimana Pak Jokowi berperilaku di depan masyarakat. Pak Jokowi senang blusukan, begitupun Ganjar. Pak Jokowi komunikatif dengan rakyat, Ganjar juga mencoba begitu. Gaya komunikasi Pak Jokowi sederhana, Ganjar juga mencoba seperti itu.
Gaya pendobrak dan anti kemapanan ala Pak Jokowi absen dari aksi Ganjar. Belum ada kerja ikonik yang coba diteroboskan oleh Ganjar.
Sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, pemerintahan Ganjar di Jawa Tengah boleh dikatakan telah berjalan baik. Wadas yang sempat bermasalah perlahan mulai terurai. Pembangunan infrastruktur juga tereksekusi dengan baik. Ganjar sebagai gubernur telah melaksanakan porsinya dengan sebagaimana mestinya.
Namun itu saja jelas masih sangat kurang. Sebagaimana menjadi Gubernur Jawa Tengah itu tidak mewah, di zaman medsosan seperti ini, hasil kerja rata-rata tidak akan punya harga.
Hasil kerja ikonik jelas sangat dibutuhkan. Sebagaimana Pak Jokowi dulu dengan berbagai terobosannya sewaktu menjadi Walikota Solo maupun sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ganjar jelas masih jauh. Asumsikan saja bila harus berhadapan dengan Prabowo atau Anies Baswedan, Ganjar dan segenap pendukungnya pantas untuk ketir-ketir. Ganjar akan dengan mudah 'dihajar' oleh keduanya.
**
Dengan dianggap sebagai penerus Pak Jokowi atau disebut sebagai copas-annya, bisa jadi adalah faktor utama tingginya elektabilitas yang dimiliki Ganjar. Dan yakinlah modal itu saja tidak akan cukup untuk mengarungi seluruh proses elektoral nantinya. Modal tersebut hanya tidak akan membawa Ganjar ke mana-mana!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ganjar-bisa-apa-kalau-hanya-modal-copas-an-jokowi-tHspVGf7En
Memaknai Enam Jawaban Cepat Ganjar Pranowo dari Rudi S. Kamri, yang Terakhir Lolos Jebakan
Pagi ini (9/11) saya meneruskan bagian terakhir obrolan Rudi S. Kamri (RSK) dengan Ganjar Pranowo (GP), yang masih bisa SEWORD-ers saksikan juga di channel YouTube "Kanal Anak Bangsa". Lamanya durasi obrolan membuat saya kudu menonton beberapa kali, karena saya terkadang juga harus mengulangi menit tertentu karena mendengar cerita atau jawaban GP yang menarik buat dicermati.
Jadi, menjelang akhir obrolan RSK memberi GP enam pertanyaan yang kudu dijawab dengan cepat, berupa dua pilihan jawaban yang kudu dijelaskan juga alasannya oleh GP.
Enam pertanyaan yang dimulai dari pilihan antara ikan asin atau steak. GP dengan cepat menjawab ikan asin karena sangat memorable dengan masa kecilnya yang penuh kesulitan secara ekonomi. Sampai hari ini GP mengaku selalu punya stok ikan asin di kediamannya.
Pertanyaan berikutnya sangat mudah dijawab, karena GP disuruh memilih antara Liverpool atau MU. Sebagai fans Setan Merah, nggak susah untuk menjawab ini, yang disertai cerita betapa bangganya GP saat membeli dan mengenakan jersey MU, yang dibelinya lewat seorang teman yang plesir ke Inggris, lalu dimintanya mampir Old Trafford. Untuk jersey ini GP membeli, karena beliau bukan tipe pejabat yang njalukan.
Ketiga, ada pertanyaan mengenai pilihan antara UI atau UGM, dua kampus dimana GP pernah menimba ilmu. Sekali lagi dengan cepat GP memilih UGM, meski beliau menempuh pendidikan S2 di UI. Posisi beliau sebagai Ketua KAGAMA (ikatan alumni mahasiswa UGM) pun dipakainya sebagai alasan, yang disampaikan dengan sedikit guyonan.
Pilihan antara penyanyi Ahmad Albar atau Denny Caknan disodorkan RSK pada pertanyaan selanjutnya. Tidak sulit bagi GP memilih penyanyi legend dari grup God Bless yang terkenal lewat lagu Panggung Sandiwara itu, meski GP juga mengakui sosok Denny Caknan sebagai orang muda yang hebat dan kreatif.
Pilihan antara bersepeda atau jalan cepat menjadi next question yang dijawab GP dengan mudah. GP memang hobi bersepeda dan tidak ingin berhenti meski sempat mengalami insiden yang membuat tangannya patah beberapa waktu lalu.
Akhirnya, pertanyaan sedikit menjebak muncul pada last question ketika GP ditanya apakah akan memilih antara jabatan Gubernur atau Presiden. Jawaban GP sangat elegan karena beliau berkata bahwa sekarang ini jabatannya masih sebagai gubernur, tanpa menyebut kata "Presiden".
Meski kalau mau sedikit guyon, misalnya dengan menjawab bahwa GP siap saja kalau takdir membawanya sebagai RI-1, tapi nampaknya GP cukup tahu diri dan tidak ingin obrolan itu menjadi polemik kedua, yang membuat elit PDIP bereaksi keras seperti kasus kesiapan GP sebagai RI-1 sebelumnya.
Bagi saya, enam jawaban GP tadi menarik, sekaligus menggambarkan betapa sosok tidak mudah silau dengan kenyamanan dan kemewahan, karena pernah hidup susah, juga tak mudah berganti haluan ketika hatinya sudah tertambat pada klub bola, penyanyi legendaris, dan kesukaannya bersepeda.
GP juga bisa mengenali pertanyaan yang ingin "menjebaknya" lalu bisa mengelak, bukan karena ingin ngeles, tapi karena nggak mau jawabannya menjadi masalah dan polemik. Keren kan?
Akhirnya, lewat tulisan ini izinkan saya berterima kasih pada Bung Rudi S. Kamri, salah satu host favorit saya di YouTube dengan ulasan-ulasan politiknya yang keren, bermanfaat, dan bisa mencerahkan siapa pun yang menonton tayangan di channel Kanal Anak Bangsa itu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/memaknai-enam-jawaban-cepat-ganjar-pranowo-dari-flNJkG5uj9
Nasdem Terancam Nyungsep, Perlukah Merubah Nama Capres?
Adu argumen antar partai yang orientasi poros koalisinya berbeda mulai memberi warna yang kontras satu sama lain. Atje Hasan Sadzili yang menanggapi elit partai Demokrat Herzaky Mahendra bahwa lawan dalam kontestasi pilpres dan pileg belum ada yang jelas, memberi sentilan menarik. Atje cukup telak memberi sindiran, sesolid apapun koalisi yang terbangun, seharusnya dipikirkan juga potensi masing-masing partai. Demikian barangkali maksud sindirannya.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memetakan dukungan kepada poros koalisi partai politik dalam Pilpres 2024. Ada tiga poros pemilih, yakni pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemilih yang moderat, dan pemilih yang kurang puas terhadap kinerja Jokowi. Poros PDIP menguasai segmen pemilih puas terhadap pemerintahan Jokowi.
Pertanyaannya, ketika petahana tidak maju dalam kontestasi, karena konstitusi tidak memberi ruang, tentu tingkat kepuasan seperti itu tidak banyak berpengaruh. Yang justru beresiko tidak disukai pemilih, adalah calon yang memiliki sejarah negative. Dan fakta itu tampaknya kurang disadari pengusung Anies Baswedan.
Sebagaimana pendapat peneliti CSIS, Arya Fernandez, koalisi masih terbuka dan dinamis, sebelum capres didaftarkan namanya di KPU. Maka partai-partai pengusung memiliki ruang yang cukup untuk mengurungkan dukungannya jika ternyata capres yang diusung tidak se sexi seperti diperkirakan.
Ada fenomena anomali menimpa partai pengusung Anies Baswedan. Partai Nasdem mengalami kejadian kurang menyenangkan karena respon publik justru tidak berpihak kepada partai besutan Surya Paloh ini.
Litbang Kompas mengadakan survei soal tren pilihan partai politik. Survei periodik ini dilakukan melalui tatap muka pada 24 September sampai 7 Oktober 2022. Survei sebelumnya dilakukan sejak Oktober 2019. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 Provinsi. Disebut, survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error penelitian ± 2,8 persen.
Hasil survei Litbang Kompas membagi dua kategori, yaitu partai papan atas dan partai papan menengah dan bawah. NasDem masuk di kategori partai menengah dan bawah dalam survei Litbang Kompas. Elektabilitas NasDem 0,3 persen lebih tinggi dari ambang batas lolos parlemen atau parliamentary threshold, yaitu 4 persen.
Pengalaman berbeda terjadi pada partai Demokrat, mereka dipilih publik sangat positif. Adakah fenomena ini memiliki indikasi khusus? Barangkali capres yang terbaik bagi koalisi perubahan harus diubah sebagaimana mereka menamai koalisiya. Wallahualam.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-terancam-nyungsep-perlukah-merubah-nama-SznqLcg0TK
Klik Ada apa dengan "Banjarmasin", koq "Tidak Baik-baik Saja" ??!!??
Klik Akhirnya Jokowi "MUNDUR" : KadRun cs "Senang" ??!!??
Klik Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!
Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia
Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ???
Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!
Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!
Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!!
KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!!
Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024
Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri
Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???
Klik juga di "PERANG BINTANG"
Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!
Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!!
Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel
Klik BLUNDER atau apa ?
Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!
Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???
Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES
Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini
Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??
Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :
- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/
- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/
- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html
- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau
- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen
Klik Politik Lagi ???!!!
Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"
Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR
KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"
Klik Memahami "Masalah" di KalSel
Juga Klik Turun Gunung atau ???
Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!
Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!
Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!
Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??
Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!
Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha
Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!
Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!
Klik juga KACAU atau Apa ??!!
Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!??
Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!
KLIK juga KalSel dalam Berita
Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH"
Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL
Klik Jangan BACA !!!
KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!
Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?
Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR
Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!
Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!
Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT
Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!
Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!
Klik LITERASI , apa sih artinya ??
Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata
Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!
Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia
Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!
Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!
Klik RIBUT
klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)
KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!!
Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!!
Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!
Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!!
Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!
Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!!
Benang Merah DEMO di KalSel !!!
Silahkan klik ini juga : "Operasi
Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel
sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!
Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung
Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK
yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!!
klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!
klik juga ini #JanganMaudiWALUHi
juga ini Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??
yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH
Jangan lupa klik ini juga Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024
serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!
https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/
Klik juga videonya dilink dibawah ini :BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL
Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
Re-post by MigoBerita / Rabu/09112022/12.10Wita/Bjm