» » » » Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024

Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024

Penulis By on Jumat, 11 November 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024, ada yang tau, pura-pura tau atau memang tidak tau??? Agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.

Memaknai Sindiran Ahok buat Anies, yang Pintar Ngomong tapi Nggak Bisa Kerja

Video Ahok yang sedang kumpul bareng eks relawannya pada Pilkada 2017 lalu, mendadak viral karena ucapan bernada sindiran yang kalau direnungkan nggak cuma ada benarnya, tapi bisa dibilang ... sangat benar!

*"Tapi kita bersyukur 5 tahun Tuhan izinkan kasih ke orang yang pintar ngomong untuk kerja," kata Ahok disambut riuh oleh para pendukungnya.

Pada kesempatan itu, Ahok juga berkata dirinya lebih sehat setelah bisa menerima kekalahan, sekaligus kenyataan bahwa dirinya harus tersingkir dari pertarungan demi kursi DKI-1 dan DKI-2 yang dimenangkan oleh Anies-Sandiaga dengan cara yang sangat tidak fair, terutama oleh kelakuan para pendukung dari pihak pemenang.


Bagi saya, munculnya Ahok kembali ke pentas politik, dengan menemui para relawan yang sekaligus pendukungnya, bukanlah tanpa maksud atau hanya kebetulan belaka. Ucapan Ahok bahwa lima tahun terakhir menjadi contoh yang baik karena negeri ini disuguhi pemimpin daerah yang jago omong tapi nggak becus kerja, tampak seperti pemanasan buat menyadarkan masyarakat bahwa Anies tidak pantas memimpin negeri ini.

"Masa' orang yang nggak bisa kerja disuruh memimpin negara?" mungkin begitu tafsiran yang bisa dimunculkan merespons ucapan Ahok tadi.

Kemungkinan berikutnya, munculnya Ahok di hadapan para relawan, bisa dianggap sebagai tes ombak buat mencermati respons para relawan, juga reaksi para lawan kubu Ahok seperti apa.

Cuma, kalau lawannya seperti Novel Bamukmin, dkk dengan kelompok kurang bergunanya, Ahok pasti ketawa sampai mules karena lawan yang model begitu nggak pernah berkembang dalam kualitas serangan politiknya selama lima tahun terakhir.


Munculnya Ahok bisa pula dimaknai sebagai isyarat kalau Ahok tampaknya siap untuk kembali bertarung, meski bukan dirinya yang akan maju sebagai pilihan pada Pilpres 2024 nanti. Saya hanya bayangkan kondisi ketika misalnya Ganjar Pranowo beneran diusung sebagai Capres RI, lantas Ahok bergabung menjadi salah satu jubirnya ... niscaya kegentaran akan terjadi, bahkan sekalipun Ahok belum mulai bicara apa-apa. Sangar kali, kan!

Mungkin masih terlalu dini menyimpulkan pernyataan Ahok dengan kesiapan eks Gubernur DKI Jakarta itu untuk bertarung lagi di pentas politik nasional hanya dengan sekali event tadi.

Hanya, pesan Ahok harusnya cukup buat memberi warning agar masyarakat (kalau bisa segera) memantanpkan hati agar jangan pernah memilih siapa pun sosok yang hanya jago bicara, tapi dikasih kesempatan lima tahun memimpin provinsi terkaya APBD-nya, tapi nggak bisa bikin apa-apa. Bagaimana menurut Anda?

Memaknai Sindiran Ahok buat Anies, yang Pintar Ngomong tapi Nggak Bisa Kerja

Sumber Utama : https://seword.com/politik/memaknai-sindiran-ahok-buat-anies-yang-pintar-2tCDqdaL9r

Bandar Oligarki Itu Kumisan dan Brewokan?

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia. Karena kita tidak tahu sampai kapan negara ini akan tetap bertahan dengan keberagamannya yang begitu membuat kita jatuh cinta terus menerus.

Negara ini adalah negara yang berdiri di atas kakinya sendiri. Paham negara ini adalah Pancasila dengan 5 sila yang menjadi dasar berkebangsaan dan bernegara. Juga undang-undang dasar yang ditetapkan oleh para founding fathers kita pada tahun 40-an.

NKRI dan kebhinekaan adalah sebuah untaian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kita bersatu di dalam perbedaan dan menjadi maju karena hal itu. Negara Indonesia adalah negara yang benar-benar memiliki paham yang jelas.

Tuntunan yang begitu luar biasa diberikan kepada kita untuk menjadi rakyat yang berdaulat atas bangsanya. Inilah yang diperjuangkan oleh presiden-presiden kita sampai saat ini. Kecuali presiden sampah yang dulu pernah berkuasa begitu lama dan menjadikan negara ini rusak parah dengan pembangunannya yang tidak merata.

Tapi saya berfokus kepada satu sosok Presiden Joko Widodo dan karakternya. Saya lebih ingin melihat bukan hanya sekadar nama dari Presiden Joko Widodo namun karakter dari Jokowi yang kita harus lihat bersama-sama.

Karakter yang membela negara dan memperjuangkan hak rakyat dimiliki dan dia menjadi standar bagi kepemimpinan selanjutnya. Maka yang harus kita perhatikan adalah negara ini harus dipimpin oleh sosok yang memiliki karakter mencintai rakyatnya.

Bukan karakter yang menjilat pantat beberapa rakyatnya untuk membuat berita seolah-olah dia dicintai seluruh rakyatnya. Kalau di surganya dia ada 72 bidadari, di tempatnya dia ada 72 anggota yang pantatnya selalu dijilat sampai lidahnya kering. Mereka adalah orang-orang yang memberitakan kabar-kabar bohong yang memiliki potensi pemecahan NKRI.

Orang-orang yang seperti ini justru tidak boleh didukung dan harus dimatikan karir politiknya segera mungkin. Karena kelompok mereka memiliki satu paham yang berbeda dari NKRI dan Pancasila.

Bahkan partai pendukungnya pun menjadi partai yang pernah menginginkan Pancasila bukan sebagai satu pedoman buat negara Saya kira apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab manusia Indonesia adalah untuk menjalankan fungsinya sebagai pengontrol kepemimpinan.

Kalau kelanjutan kepemimpinan Indonesia hari ini digantikan oleh sosok yang berani menjual harga dirinya demi kepemimpinan, negara ini sangatlah dalam bahaya. Buat saya sosok yang paling bisa meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah orang-orang yang harusnya lahir dari rahim rakyat.

Dia harus orang yang memperjuangkan kebangsaan dan hasrat mau memajukan negara ini. Jangan sampai negara ini rusak oleh orang-orang yang memiliki pandangan lain yang anti kepada Pancasila dan keberagaman. Dan ini bisa dilihat dengan sangat amat jelas di dalam koalisi Indonesia bubar yang saat ini belum melakukan deklarasi.

Mereka menuding adanya Bandar oligarki yang menahan mereka. Padahal justru mereka sendirilah yang oligarki dengan keberadaan Chaplin dan juga brewok. Mereka siapa kalau bukan bandar? Duitnya banyak dengan gurita-gurita bisnisnya yang bertahan sampai saat ini.

Kita melihat bagaimanapun juga bandarnya justru ada di dalam tubuh koalisi mereka. Makanya jangan heran kalau kita harus mendukung orang-orang yang memiliki karakter mulia seperti Presiden Joko Widodo. Pemimpin yang memikirkan rakyat tidak memikirkan dirinya sendiri.

Bahkan seolah-olah dia tidak memperdulikan partai yang mengusungnya ketika banyak berita meminta jatah kepadanya untuk menteri. Dia bukannya jahat kepada koalisinya tapi dia justru lebih ke arah mengayomi seluruhnya untuk kepentingan bangsa.

Semoga dengan artikel ini kita bisa memahami lagi dan mulai lebih mengerti bahwa kita tidak boleh capek mencintai Indonesia. Karena jika kita lelah mencintai Indonesia, negara ini akan dikuasai oleh radikalis teroris yang ada di belakangnya si Anis.

Bandar Oligarki Itu Kumisan dan Brewokan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bandar-oligarki-itu-kumisan-dan-brewokan-ZdRYCC52dD

Misteri Hubungan Jokowi - Paloh Menjelang 2024

Dalam politik tidak ada yang abadi, justru yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Sekarang jadi kawan, beberapa waktu kemudian bisa mendadak jadi lawan. Begitulah adanya.

Tahun 2014 dan 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi. Pertarungan mereka di Pilpres begitu sengit sampai membuat panas tensi politik saat itu. Tapi mulai tahun 2019 sampai dengan sekarang Prabowo menjadi menteri Jokowi dan mempunyai hubungan sangat baik.

Perubahan politik yang melibatkan hubungan antar tokoh nasional sepertinya akan terjadi menjelang tahun 2024. Pimpinan Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Jokowi mengalami dinamika politik yang mendapat perhatian publik.

Sejak Nasdem melakukan manuver dengan deklarasi Anies jadi Capres, hubungan Nasdem dengan PDI Perjuangan selaku partai utama pendukung Jokowi mulai panas. Begitu juga hubungan Surya dengan Jokowi yang dalam satu dekade terakhir sangat baik.

Sejak deklarasi Anies Capres, Nasdem mendapat tekanan untuk keluar dari kabinet dalam hal ini termasuk 3 menterinya. Tapi sampai detik ini Nasdem tetap bertahan dan berusaha baik-baik saja.

Keretakan hubungan Paloh dan Jokowi semakin terlihat baru-baru ini. Partai NasDem baru saja merayakan ulang tahun partai pada Jumat (11/11). Namun, Presiden Joko Widodo diketahui belum mengirimkan ucapan selamat kepada partai yang dipimpin Surya Paloh itu.

Padahal selama ini Jokowi terkenal aktif mengunjungi partai politik yang berulang tahun, misalnya saat Partai Golkar dan Perindo. Jokowi bahkan tampak hadir langsung di lokasi.

Jokowi sebenarnya diagendakan menyampaikan ucapan selamat dan sambutan pada puncak perayaan HUT NasDem dan akan ditayangkan pukul 15.01-15.06 WIB. Namun, hingga akhir perayaan, tidak ditampilkan video ucapan dari Jokowi.

Kejadian ini menggambarkan atau memberi sinyal jika Partai Nasdem tidak lama lagi akan out dari jajaran pemerintahan Presiden Jokowi. Tiga menteri yang berasal dari Nasdem terancam akan diganti.

Hal ini sangat memungkinkan, apalagi muncul isu jika PKS jadi kandidat parpol pengganti Partai Nasdem di kabinet. Konon PKS akan mendapat 2 jatah menteri sebagai kompensasi jika PKS berkenan bergabung dengan pemerintahan Presiden Jokowi.

Disisi lain Surya Paloh tetap berusaha untuk tetap berada di jajaran pemerintahan Presiden Jokowi sampai akhir. Paloh mengatakan bahwa dirinya tetap menganggap Presiden Jokowi sebagai Presiden Partai Nasdem, dan menganggap Jokowi sebagai sahabat.

Anggapan ini tentu saja sah-sah saja sebagai usaha untuk tetap berada di kabinet. Tetapi realita politik sangat sulit dihindari. Apalagi salah satu kader Nasdem pernah mengeluarkan pernyataan fatal jika Anies Baswedan merupakan antitesis Jokowi.

Saya kira tidak lama lagi Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet untuk merespon realitas politik yang terjadi.

Misteri Hubungan Jokowi - Paloh Menjelang 2024

Sumber Utama : https://seword.com/politik/misteri-hubungan-jokowi-paloh-menjelang-2024-bfuRiKS594

Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi

Sejak mendeklarasikan "Bapak Sumur Resapan" sebagai bakal Capres 2024, Partai Nasional Demokrat (NasDem) tampak mulai jengah dan sedikit baperan menyikapi reaksi publik maupun sindiran yang kerap mengarah pada mereka.

Setelah merasa partainya berjasa pada 2014 silam, karena Surya Paloh saat itu dengan cepat membuka diri guna mendukung pencapresan Jokowi, ada lagi tanda kebaperan NasDem, yang tidak tanggung-tanggung, langsung disuarakan oleh sang ketua.


Semua bermula dari absennya Presiden Jokowi dari kegiatan perayaan HUT NasDem, karena bertepatan Jokowi harus menghadiri KTT ASEAN di luar negeri. Sedianya Jokowi direncanakan tetap memberikan video berisi sambutan, yang akan ditayangkan pada acara HUT NasDem tapi sampai akhir acara, menurut lansiran CNN Indonesia tak ada tayangan berisi ucapan selamat dari Jokowi itu.

"Ah jujur saja, Pak Jokowi belum sempat mengucapkan itu. Ya, mudah-mudahan akan, tidak lama. Kita pahami kesibukan beliau," kata Bang Paloh di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).

Kalau belum terasa kebaperannya, coba simak ucapan lanjutan ini:

"Tanya sama Pak Jokowi, masa tanya sama NasDem. Kenapa Pak Jokowi enggak kirim video? Ini kan hari ultah NasDem. Mau dikirim video, ah itu bagus. Kalau enggak dikirim video mungkin karena kesibukan," ujar Bang Paloh dengan nada (seperti) kecewa.


Mungkin Bang Paloh sedikit iri dengan kehadiran Jokowi pada ulang tahun Perindo dan Golkar, dimana pada kedua momen itu Jokowi memberi sambutan langsung dan terkesan sangat menikmati kebersamaan dengan para tamu undangan dan pejabat teras Perindo maupun Golkar.

Apalagi jadwal ajang KTT ASEAN 2022 sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Presiden Jokowi juga nggak perlu ditanya dulu mau datang ke acara KTT Asean atau hadir di ulang tahun NasDem kan? Jadi sebaikmya memang NasDem sekarang hanya perlu berharap belas kasihan Jokowi, agar beliau menyempatkan diri mengucapkan selamat pada perayaan HUT NasDem yang sudah lewat.

Namun, kalau misalnya nggak sempat, ya kudu dimaklumi, meski nggak perlu juga sebenarnya disampaikan di depan umum kayak begitu. Maksudnya apa coba, curhat kalau nggak ada ucapan dari Jokowi? Apa biar muncul kesan kalau Jokowi sedang pilih-pilih teman koalisi mana yang mau didatangi, tapi juga ada yang dicuekin?


Ah, sudahlah, Bang Paloh. Santai saja kalau nggak diucapin ultah partainya. Saya saja santai kok meski nggak pernah terima ucapan dari Jokowi dan SBY, meski saat coblosan Pilpres saya terbilang berjasa karena pernah memilih mereka.

Kalau mau sedikit membalas, coba Bang Paloh maju sebagai bakal Capres 2024, siapa tahu menang dan bisa membalas ke PDIP pas ulang tahun nggak usah kirim ucapan atau nggak perlu datang meski diundang. Wani ora maju dhewe, Bang? Hahaha...!

Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bang-paloh-baper-lagi-kali-ini-curhat-soal-B05NYyAlD4

NasDem Mulai Siapkan Narasi Mengemis Belas Kasihan

Dia yang berulah, dia pula yang mengemis belas kasihan. Kira-kira seperti itulah sikap Surya Paloh terhadap relasinya dengan Pak Jokowi. Hal ini nampak dalam sambutan Surya Paloh pada HUT ke-11 Partai Nasional Demokrat (NasDem).

“Lain halnya kalau memang sungguh-sungguh sahabatnya NasDem Presiden Jokowi yang menyatakan selamat tinggal NasDem, saya tidak butuh Anda. Itu lain halnya kalau itu yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Aaahh… Itu bukan, bukan keinginan kita, itu bukan harapan kita dan itu adalah kemenangan bagi mereka yang memang tidak menginginkan terjaganya stabilitas nasional untuk tetap melanjutkan upaya-upaya pembangunan yang sedang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo,” kata Surya Paloh seperti dikutip dari detik.com.

Sebelumnya Surya Paloh menekankan bahwa Pak Jokowi adalah sahabat NasDem. Karena itulah, NasDem berharap agar Pak Jokowi bisa menjaga persahabatan dengan menerima kelebihan dan kekurangan sahabatnya. Bagi Surya Paloh, isu-isu yang menjauhkan NasDem dengan Pak Jokowi adalah upaya merusak hubungan persahabatan itu.

Kok jadi salah Pak Jokowi kalau NasDem dikeluarkan dari koalisi? Bukannya relasi Pak Jokowi dan NasDem diisukan retak karena NasDem mengusung Anies ya? NasDem yang bertingkah kok tanggung jawabnya dibebankan kepada Pak Jokowi?

Arah pernyataan Surya Paloh jelas yaitu narasi terzalimi jika akhirnya keluar dari koalisi pemerintahan Pak Jokowi. NasDem akan memainkan narasi bahwa bukan NasDem yang ingin keluar tetapi Pak Jokowi yang menginginkannya. Ini jahat sekali karena menempatkan Pak Jokowi pada posisi yang tidak enak.

Apa seorang sahabat tega melakukan hal itu? Seharusnya sih tidak. Kalau NasDem sahabat Pak Jokowi, mengapa tega main mata dengan orang-orang yang jelas membenci sahabatnya sendiri? Bukankah dengan melakukan itu, NasDem juga tidak menghargai Pak Jokowi? Persahabatan harus dipertahankan dari kedua belah pihak dong. Masak Pak Jokowi dipaksa berjuang sendirian mempertahankan hubungan persahabatan?

Itulah yang dilakukan NasDem kepada Pak Jokowi. Mengaku sahabat tetapi main mata dengan orang-orang yang sering menyerang kebijakan Pak Jokowi. Mengaku sahabat tetapi terang-terangan tidak mengakui hasil kerja Pak Jokowi. Rencana nama koalisinya kan koalisi perubahan to?

Mungkin nama itu tidak muncul dari NasDem tetapi terus digaungkan kedua calon kawan koalisinya tuh. Namanya saja sudah menunjukkan bahwa mereka ingin mengubah situasi negara yang sekarang dipimpin Pak Jokowi. Seharusnya NasDem risih dengan nama itu kalau memang ingin menjaga stabilitas zaman Pak Jokowi terjaga. NasDem diam saja tuh seolah setuju.

Boleh-boleh saja NasDem menganggap Pak Jokowi sebagai sahabat. Hanya saja, sikap NasDem akhir-akhir ini memang tidak seperti sahabat. Jangan salahkan Pak Jokowi dong kalau akhirnya ditinggalkan. Anda yang bertingkah, anda pula yang harus menanggung getahnya.

NasDem Mulai Siapkan Narasi Mengemis Belas Kasihan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-mulai-siapkan-narasi-mengemis-belas-kasihan-QGfsilfDzu

Kapal Nasdem Makin Tenggelam, Elektabilitas Tinggal 2,1 Persen

Sebuah survei terbaru membuat Nasdem kian tidak nyaman. Posisinya makin genting dan kritis. Anies masih belum bisa menunjukkan taringnya dan belum bisa menyelamatkan Nasdem yang hampir tenggelam.

Lembaga survei Indekstat melakukan survei pada tanggal 10-19 Oktober 2022. Survei dilakukan dengan simulasi terbuka atau top of mind. Pertanyaan yang diajukan ke responden adalah "Jika Pemilihan Legislatif (PILEG) dilaksanakan hari ini, partai politik apa yang akan dipilih.

Hasilnya adalah, seperti survei yang sudah-sudah, PDIP mendapat elektabilitas paling tinggi dengan 19 persen, Gerindra 10,3 persen, Golkar 7,4 persen, PKB 6,5 persen, PKS 6,2 persen dan Demokrat 5,2 persen. Sisanya tak lolos ambang batas 4 persen.

Tragisnya, Nasdem hanya dapat angka 2,1 persen. Sedih banget dengernya. Nyesek di dada.

Nasdem merasa tidak masalah dengan hasil survei tersebut.

Menurut ketua DPP Nasdem Willy Aditya, Nasdem tidak mempermasalahkan. Menurut dia, di survei lain lolos, satu survei dengan survei lain ada perbedaan hasil. Kalau di survei yang lolos, mereka bersyukur. Kalau di survei yang tidak lolos itu jadi catatan buat mereka untuk mengidentifikasi penyebab sehingga mereka bisa memperbaiki diri.

Willy mengatakan masih ada waktu satu tahun lebih menjelang Pemilu 2024. Masih ada banyak waktu untuk berbenah. Dia lantas berbicara tren perolehan suara Nasdem dalam 2 pemilu terakhir lebih tinggi dari pada survei.

Dalam kondisi begini saja, Nasdem masih bisa menghibur diri. Mulut bilang tidak apa-apa tapi aslinya sudah mulai was-was dan khawatir. Karena lembaga survei kredibel pun hasil surveinya sama. Tak mungkin Nasdem bisa santai menanggapi ini. Minimal, gemetar dan jantung berdetak lebih kencang, takut hasilnya sama seperti yang dipredikai survei.

Saya sendiri juga tidak paham dengan cara berpikir Nasdem. Apakah Nasdem sama sekali tidak pernah berpikir apa efek dari deklarasi Anies terhadap partai? Imej politik identitas akan melekat langsung ke Nasdem.

Nasdem terlalu konyol terlalu ngarep Anies bisa menaikkan suara dan elektabilitas Nasdem. Padahal suara Nasdem sudah pindah ke partai lain. Nasdem dulu dipilih karena mendukung Jokowi. Saat memilih mendeklarasikan Anies, otomatis pemilih Nasdem kabur. Mereka sangat anti dengan Anies. Mereka kesal sehingga memilih hengkang ke partai lain.

Sedangkan pemilih yang loyal terhadap Anies, biasanya akan lebih memilih PKS. Artinya, Nasdem harus rebutan suara dengan PKS, bahkan bisa jambak-jambakan kalau sudah kepepet. Suara PKS pun cuma segitu, tak cukup besar. Ibarat kue kecil tapi masih harus rebutan lagi. Kalau pun menang rebutan, tetap saja tidak bisa membesarkan suara Nasdem.

Dan ada satu lagi kesalahan Nasdem saat mau menjalin koalisi dengan PKS dan Nasdem. Dari hampir semua survei, suara Nasdem yang paling kecil. Di semua survei, PKS dan Demokrat selalu diprediksi lolos ke parlemen, sedangkan mayoritas menyebut Nasdem terancam gagal. Tapi yang kita lihat saat ini adalah, Nasdem terkesan ingin mengatur mereka dan berlagak seperti partai dengan suara paling besar.

Jelas aja PKS dan Demokrat agak risih. Mentang-mentang duluan mengusung Anies, Nasdem merasa seperti ketua koalisi dan mau mengatur yang lain. Apalagi Nasdem maunya agar cawapres Anies dari non parpol, PKS dan Demokrat tentu saja jadi ragu. Makanya deklarasi koalisi yang rencananya dilakukan tanggal 10 November batal.

Ada terlalu banyak masalah yang sepertinya sulit untuk diurai oleh Nasdem. Nasdem memang sudah banyak masalah. Tapi dengan mengusung Anies, masalah bukan makin ringan, tapi makin kusut seperti kabel listrik di Thailand. Anies disuruh mengurai benang kusut, yang ada malah makin ribet. Anies terkenal pinter bikin masalah. Nasdem sepertinya masih belum sadar.

Nasdem terlihat ingin menjadi king maker, tapi kenyataannya saat ini seperti king loser. Anies terbukti bawa sial bagi Nasdem. Nasdem ibarat kapal yang mulai mau tenggelam, kemudian dinaiki Anies, sehingga kapalnya makin masuk ke dalam. Anies menambah beban Nasdem sehingga tenggelam lebih cepat dari perkiraan.

Nasdem jangan sampai menyesal karena memilih sesuatu dengan sembrono. Cepatlah Nasdem sadar dan bila perlu bertobat sebesar-besarnya sebelum semuanya terlambat. Tapi kalau masih ngotot dan percaya dengan Anies, ya tidak masalah. Tunggu saja waktunya jadi partai gurem.

Mau tunggu satu tahun lagi pun, sama saja hasilnya kalau Anies tetap diusung. Satu-satunya cara adalah Anies dibuang, lalu bertobat dan kembali ke akar yang sebenarnya, yaitu partai yang berhaluan nasionalis.

bagaimana menurut Anda?

Kapal Nasdem Makin Tenggelam, Elektabilitas Tinggal 2,1 Persen

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kapal-nasdem-makin-tenggelam-elektabilitas-br0kAAsVCt

Menjadi Yang Pertama Di Indonesia! Anies Baswedan Lengser Meninggalkan Hutang!!

barat pepatah sudah jatuh ketimpa tangga keinjak pula. Begitulah nasib Anies Baswedan menuju Tahun Politik 2024. Pada awalnya, Anies boleh senang dan merasa menang karena menjadi orang pertama yang dideklarasikan sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem. Namun beranjaknya waktu, pencapresan Anies Baswedan oleh Partau Nasdem ternyata tak begitu mendapat sambutan dari berbagai pihak. Mulai dari kader Nasdem sendiri hingga Presiden Jokowi.

Deklarasi pencapresan Anies oleh Nasdem berbuntut panjang. Bukan hanya karena deklarasi itu dilakukan di saat Indonesia sedang berkabung, REKAM JEJAK Anies dalam perpolitikan Indonesia menjadi sorotan dan menyebabkan merosotnya tingkat elektabilitas Partai Nasdem. Penolakan rakyat Indonesia atas majunya Anies Baswean di ajang Pilpres 2024 itu ditandai dengan melambung dan menggaungnya kembali nama Anies Baswedan sebagai "Bapak Politik Identitas Indonesia" dan "Gubernur Terbodoh sedunia". Sejarah kelam Pilkada Jakarta yang memecah warga Jakarta menjadi catatan hitam dalam karir politik Anies Baswedan. Semua itu seperti hal-hal yang tidak boleh bahkan dilarang untuk dilupakan oleh bangsa Indonesia.

Ibarat bermain catur, saat ini status Anies Baswedan yang akan maju di Pilpres 2024 sedang benar-benar terjepit. Belum lagi Anies berhasil keluar dari stigma sebagai Bapak Politik Identitas Indonesia dan Gubernur Terbodoh sedunia, Anies masih harus dihadapkan pada isu soal kisruhnya komitmen Ajang Formula E yang Anies sepakati. Pasalnya, dulu Anies melanggar aturan yang digariskan oleh negara bahwa pemimpin daerah tidak boleh melakukan komitmen yang pengerjaannya melampaui masa jabatannya. Kepedeannya Anies Baswedan yang keukeuh ingin menggelar Formula E di Jakarta pasca diundurnya jadwal perhelatan karena pandemi covid-19, membuat Anies menabrak aturan yang telah ditetapkan.

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dengan tegas menyatakan bahwa pertanggungjawaban keuangan atas Formula E sepenuhnya dia serahkan pada Jakpro. Alasan Heru Budi cukup masuk akal, dia mendalilkan bahwa pelaksanaan Formula E 2023 adalah business to business antara Jakpro dan pihak Ancol, dan tidak menjadi urusan pemerintah daerah. Dari pernyataan Heru Budi ini kita jadi bisa melihat bahwa Anies Baswedan sedang menumbalkan Jakpro untuk menghadapi kelanjutan gelaran ajang Formula E, karena masih ada 2 tahun lagi pelaksanaan ajang Formula E yang harus dilakukan oleh Jakarta dan uang sudah ada uang sebesar 560 miliar yang sudah dibayarkan sebagai commitment fee. Masalah Formula E ini pasti membuat Jakpro pusing seribu keliling. Tak heran jika kemudian muncul 3 bunga papan yang mengatas namakan Jakpro yang dikirim ke Balai Kota meminta bantuan Pj Gubernur dan Ketua DPRD DKI Jakarta.

Keputusan Anies Baswedan untuk menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah ajang internasional Formula E ini telah meninggalkan Jakpro dengan setumpuk masalah utang. Belum lagi masalah Commitment Fee yang harus dipertanggujawabkan, Jakpro juga terlilit utang. Salah satunya adalah utang pada pihak Ancol sebesar Rp 20 miliran untuk menyewa lahan, walaupun kemudian Jakpro mengklaim utag tersebut sudah dibayar dan hanya tinggal Rp 4.9 miliar yang masih harus dibayarkan.

Anies Baswedan memang kebangetan!! Uang yang dimiliki oleh DKI Jakarta sebesar Rp 80 triliun per tahun, di tangan Anies tak cukup untuk "membangun" Jakarta. Pandemi covid-19 dijadikan alasan cekaknya keuangan DKI Jakarta hingga harus melakukan pinjaman ke Pemerintah Pusat sebesar Rp 12.5 triliun yang kata Anies dibutuhkan untuk untuk membiayai sejumlah proyek yang sempat mangkrak imbas pandemi Covid-19, mulai dari pembangunan Taman Ismail Marzuki, pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), penanggulangan banjir, hingga pengolahan air limbah. Pada tahun 2019, Anies juga melakukan pinjaman pada Bank DKI sebesar Rp 180 miliar untuk membayar commitment fee Formula E. Anies menegaskan bahwa pinjaman ini dia lakukan ke Bank DKI karena dana dari APBD DKI Jakarta belum cair.

Hari ini Anies Baswedan sudah lengser dari jabatan dan sudah kembali menjadi warga Jakarta biasa yang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban secara administratif atas keputusan yang dibuatnya. Yang hanya bisa memaksa Anies untuk mempertanggujawabkan perbuatan Anies atas hutang-hutang itu hanya KPK, walaupun Anies sudah tidak menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Pj Gubernur Heru sendiri memilah milah, mana utang-utang yang bisa ditangani oleh Pemda DKI mana yang tidak bisa ditangani oleh Pemda DKI. Dan Heru Budi sudah memutuskan bahwa hutang serta permasalahan lain terkait Formula E sepenuhnya ada di tangan Jakpro. Lima tahun Anies menjadi Gubernur Jakarta, ini adalah kali pertama seorang Gubernur di Indonesia lengser dan meninggalkan utang yang sebegitu banyak tapi tidak dirasakan warganya.

Inikah wajah calon pemimpin Indonesia masa depan yang dibilang Partai Nasdem sebagai Pemimpin yang "the best"?? Baru jadi Gubernur saja sudah meninggalkan utang, apalagi jadi Presiden Indonesia.

Menjadi Yang Pertama Di Indonesia! Anies Baswedan Lengser Meninggalkan Hutang!!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/menjadi-yang-pertama-di-indonesia-anies-baswedan-YEtVoQMzhz

Sudah Nyungsep, Nasdem Coba Jualan Jokowi, Makin Tenggelam!

Nasdem mulai jualan Jokowi. Nama Jokowi dicatut untuk menyatakan dukungan tertutupnya kepada pencapresan Anies. Sama Jokowi diambil untuk disebut-sebut terus-menerus demi mengangkat elektabilitas mereka yang sudah tenggelam ke dasar laut.

Beberapa kali statement custom dan gerakan politik mereka seolah-olah ingin mendukung Jokowi setelah mengusung Anies Baswedan. Bahkan orang yang menyebut Jokowi merupakan anti Tessa dari Anies, dipecat.

Saat itu kita tahu bahwa internal Nasdem memang sudah nggak jelas dan sudah kocar-kacir berantakan. Para pendukung garis keras Anies Baswedan mulai menunjukkan ketidaksukaannya kepada Presiden Joko Widodo.

Tapi pada akhirnya Partai Nasdem masih mau main aman dengan menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Padahal kita tahu bahwa itu hanyalah gerakan politik dan rakyat sudah tahu kok. Selain itu ada juga orang-orang yang mencatat nama Presiden Joko Widodo menyebut beliau memberikan dukungan tertutup kepada Nasdem soal memilih Anies sebagai capres.

Bahkan Presiden Joko Widodo kan sudah memberikan bahasa tubuhnya yang begitu jelas bahwa dia berseberangan dengan Nasdem soal pemilihan calon presiden. Tapi dasdom seolah-olah ingin menjilat-jilat presiden Jokowi. Demi apa sih?

Tentu demi elektabilitas mereka yang sekarang sudah turun di angka 0, kalau bisa minus mungkin minus. Alih-alih ingin mengangkat elektabilitas, justru nafdem semakin ditinggalkan bukan dari pendukung Jokowi saja yang merupakan pendukung Ahok, melainkan ditinggal pergi oleh pendukungnya Anis yang bodoh dan goblok-goblok itu.

Bahkan Jokowi memberikan satu kode lagi dengan kearsipannya lewat ketidakhadirannya di ulang tahun Nasdem. Ulang tahun Nasdem tidak dihadiri oleh Jokowi dan juga karangan bunga tidak dikirimkan. Ini adalah sebuah gerakan politik yang luar biasa membuat Nasdem kocar-kacir dan juga kembang kempis hidungnya menunggu kematian di tahun 2024.

Ujung-ujungnya kita tahu bahwa rakyat sudah cerdas dalam berpolitik. Rakyat sudah tahu bahwa mana partai yang oportunis penjilat dan mana partai yang setia dan juga tegak lurus dengan idealisme mereka untuk negara ini. Jokowi juga memberikan kode keras kepada Ganjar Pranowo dan juga Prabowo Subianto.

Saya kira kalau kedua orang ini diduetkan, saya yakin pasti akan heboh. Tapi sekali lagi saya lebih melihat kepada sosok potensial yang mungkin bisa disebut sebagai underdog yakni Budiman Sudjatmiko. Tapi kita hindari pembahasan capres terlebih dahulu.

Kita mau fokus kepada bagaimana Nasdem nanti kedepannya akan tenggelam begitu miris dan ironis. Buat saya yang menjadi urgensi atau kepentingan dari negara ini adalah membela orang-orang baik di pemerintahan saat ini.

Kepentingannya adalah mencari kelanjutan dari Presiden Joko Widodo. Jangan cari pengganti karena kalau kecari pengganti nanti kita ketemu pengganti Pancasila. Semoga saja dengan artikel ini kita bisa paham bahwa tenggelamnya Nasdem itu, bukanlah sebuah kemungkinan.

Melainkan sebuah kepastian mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Karena kita tahu Nasdem ini main di dua kaki dan dia akan tenggelam karena dua perahu itu menuju ke arah yang berlawanan 180 derajat. Main di kaki radikalis Anies Baswedan dan juga main di pendukung Jokowi.

Pendukung Jokowi dan radikalisme itu dua hal yang berseberangan banget. Mungkin saja nanti akan muncul Partai Nasdem baru yakni Nasdem perjuangan. Di mana isinya orang-orang yang mau membela negara ini. Semoga saja ada.

Sudah Nyungsep, Nasdem Coba Jualan Jokowi, Makin Tenggelam!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sudah-nyungsep-nasdem-coba-jualan-jokowi-makin-y7Td7veZEb

Sumbangkan Tanah untuk Bikin Embung, Pak Subari Memang Pahlawan, Eh Kok Ada yang Nyinyir!

Peringatan Hari Pahlawan baru berlangsung dua hari yang lalu, dimana segenap elemen bangsa wajib mengingat dan menghargai jasa para pahlawan yang rela berjuang dan siap berkorban bagi mempertahankan kemerdekaan negeri kita.

Kita lupakan sejenak (selamanya ya boleh!) kelompok yang ingin sok pahlawan, tapi batal mengumumkan agenda politik penting mereka tepat pada 10 November 2022 lalu. Jangan terlalu pikirkan juga sosok bertampilan agamis tapi cengengesan saat menyanyikan Indonesia Raya, karena dia sudah mendapat "sanksi setimpal" saat aksi kurang ajarnya diketahui oleh netizen yang langsung bereaksi seperti biasanya.


Mendingan kita bahas sosok pahlawan dari daerah Kendal, yang mendapat pujian langsung dari Gubernur Ganjar Pranowo di hadapan para peseta upacara peringatan Hari Pahlawan belum lama ini.

"Betapa Bangganya Saya, Dikatakan oleh Pak Ganjar sebagai Pahlawan," ucap Subari (55),petani asal Desa Kalibareng, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, saat diwawancara pasca menghadiri Peringatan Hari Pahlawan di Semarang, Kamis (10/11/2022) lalu.

Bagi Pak Subari, apa yang dilakukannya mungkin dianggap bukanlah hal yang spesial, meski sebenarnya luar biasa. Nggak heran jika lantas keikhlasannya menghibahkan tanah miliknya, yang dibelinya Rp.40 juta pada 1990-an, lantas dihargai oleh Ganjar Pranowo, yang menganggap Pak Subari selayaknya pahlawan.

"... sekolah saya hanya sampai kelas 3 SD. Betapa bangganya saya, dikatakan oleh Pak Ganjar sebagai pahlawan,” kata Subari, Jumat (11/11/2022), seperti dilansir dari pemberitaan Kompas.com.

Fakta bahwa tanah itu sebelum dihibahkan menghasilkan hingga Rp.60-an juta dalam setengah tahun ketika ditanami cabai, bawang merah, dan jagung itu, semakin membuat hati saya meleleh karena takjub bahwa masih ada orang yang berpikir visioner dan mengutamakan kepentingan masyarakat (di daerah dimana Pak Subari tinggal) dengan merelakan sebidang tanahnya untuk proyek pembangunan embung dari pemerintah daerah.

“Saya ingin petani desa saya tidak kekurangan dan kelebihan air. Sehingga hasil pertaniannya bagus dan perekonomian petani stabil.Anak saya ada empat. Yang nomor 1 dan 2 menjadi petani. Mereka pasti juga akan menikmati embung tersebut,” ucap Pak Subari penuh harapan.

Sementara, soal potensi pendapatan yang hilang ketika tanah miliknya dihibahkan, dengan kalem tapi penuh percaya diri Pak Subari berkata:

“Rezeki Tuhan yang mengatur. Semoga anak saya yang nomor 3 bisa melanjutkan S2, dan yang nomor 4, nanti bisa melanjutkan ke SLTA."

Sungguh suatu keikhlasan dan bukti keyakinan pribadi yang kuat, tanpa kudu diembel-embeli dengan harapan setelah sedekah ini, maka akan mendapat ganti sepuluh atau seratus kali lipat. Paham kan maksudnya?


Nah, mengakhiri tulisan ini nggak lengkap rasanya tanpa memuat tanggapan salah satu netizen yang cukup miring isinya, seperti bisa Anda baca di laman beritanya langsung.

"kbapa harus bangga dikatan pahlawan oleh ganjar pranowo..apa istimewanya ganjar..jadi gubernur malah rakyatnya jadi yg termiskin..banyak kg kasua hukum dijateng seperti kasus wadas buat bapak yg terhormat mungkin berpendidikan tinggi hidup di metropolitan serba berkecukupan kata dan ucapan itu biasa berbeda buat orang kecil yg hidup berkekurangan ucapan itu mungkin sebuah kebanggan sendiri yg akan di ceritakan ke anak cucunya." (deddy rachmadi)


Entah siapa dan apa kerjaan Deddy Rachmadi ini. Nggak penting juga. Meski kita lantas jadi semakin paham bahwa kebaikan apa pun yang kita perbuat, pasti ada orang yang sirik ... dan biasanya dia cuma bisa ngomong, tapi belum tentu mau sumbangkan sesuatu bagi kepentingan orang banyak.

Bagi saya, Pak Subari benar-benar bisa dianggap pahlawan kok, bagi keluarga dan masyarakat di desanya. Beliau rela berkorban demi kepentingan orang banyak, tanpa banyak mikir atau menuntut balasan atas perbuatannya. Para pejabat atau kader parpol mungkin perlu datang buat mendengar kisah dan belajar dari Pak Subari.

Sumbangkan Tanah untuk Bikin Embung, Pak Subari Memang Pahlawan, Eh Kok Ada yang Nyinyir!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/sumbangkan-tanah-untuk-bikin-embung-pak-subari-hMTSzdUizk

Bang Paloh Mengaku Sahabat dalam Suka-Dukanya Jokowi, Nasdem sedang Cari Perhatian?

Saya agak berpikir keras ketika membaca pernyataan Surya Paloh saat memberikan sambutan pada acara HUT Nasdem ke-11 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2022), karena lagi-lagi Surya Paloh menyinggung soal Jokowi. Kok kayak cari perhatian begitu ya?

Bagaimana saya tidak merenung dan berpikir ke arah sama kalau Surya Paloh berkata:

"Nasdem ingin tekankan ini. Dia ingin tetap jadi seorang sahabat sejati dalam suka duka seorang Presiden Jokowi."

Sampai di sini kayak nggak ada masalah, tapi perhatikan kalimat selanjutnya berikut ini:

"Lain halnya kalau memang sungguh-sungguh sahabat Nasdem Presiden Jokowi nyatakan 'selamat tinggal Nasdem, saya tidak butuh anda', itu lain halnya. Kalau itu sampai disampaikan Jokowi, aaaahh."

Apalagi ketika Bang Paloh lantas menata kata selanjutnya, lalu berkata dengan pedenya:

"tu bukan keinginan kita. Itu bukan harapan kita. Dan itu adalah kemenangan bagi mereka yang memang tak menginginkan terjadinya stabilitas nasional untuk tetap melanjutkan upaya pembangunan yang sedang dilakukan Presiden Jokowi."


Bagi saya, sewajarnya seorang yang mengaku sahabat itu tidak akan mendekat sama orang yang selama beberapa waktu secara konsisten menyusahkan sahabatnya itu. Sahabat itu, ya bisa menangkap dan coba mengerti perasaan sahabatnya, lalu tidak melakukan sesuatu yang bisa menyusahan sahabatnya itu.

Saya pun cenderung tak percaya ketika Bang Paloh berkata lagi:

"Kita tetap dalam satu baris koalisi pemerintahan. Itu tekad kita. Bukan hanya lip service untuk kepentingan pragmatis, tidak. Kita punya pride. Kita punya keyakinan diri kita."


Hahaha. Hahaha. Hahaha. Saya jadi beneran ingin ketawa membaca rangkaian pernyataan Bang Paloh tadi, karena kayak anak kecil yang mencari perhatian sama bapaknya. Hey, kalian itu partai yang elektabilitasnya semakin nyungsep. Kalian itu kalau sampai ditinggal PKS dan Demokrat karena emoh berkoalisi, juga nggak akan jadi apa-apa pada 2024 nanti karena mungkin PDIP yang kelihatannya akan menang, juga mungkin akan semakin malas memakai jasa kader kalian untuk ditawarkan kepada Presiden 2024 terpilih agar memperkuat kabinetnya.

Sahabat? Sahabat dari Hong Kong! Kalau sahabat kenapa Jokowi nggak mau "dipeluk" pas acara HUT Golkar kemarin? Atau jangan-jangan, ada something yang bikin Jokowi emoh mendekat dan hanya salaman tanpa rasa? Mungkin hanya Jokowi yang tahu alasannya.

Ah, sudahlah Bang Paloh. Tidak usah merajuk lagi, tapi siapkan diri saja buat menjadi oposisi mulai sekarang. Nanggung amat sih mau melangkah saja. Semoga nggak sampai jadi "kadrun" ya!

Bang Paloh Mengaku Sahabat dalam Suka-Dukanya Jokowi, Nasdem sedang Cari Perhatian?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bang-paloh-mengaku-sahabat-dalam-suka-dukanya-NJc9t3ejVb

Ngakak! Pasca Beri Usulan ke NATO, Kini Musni Umar Sok Ngatur PKS dan Partai Demokrat

Musni Umar salah satu mantan rektor yang aktif di Twitter. Ia nyaris setiap hari bikin cuitan.

Bahkan, di tanggal merah pun Om Musni tidak libur main Twitter.

Hingga ia berhasil mengumpulkan 198 ribu pengikut.

Cukup banyak. Hampir menyamai followers akun Twitter Tuyul Ancol -Geisz Chalifah.

Tidak hanya itu sih cerita Musni dan Twitter, tapi beberapa cuitannya juga sering viral alias banyak diperbincangkan oleh warganet.

Dan viral itu bukan karena ia menyampaikan informasi yang mencerdaskan anak bangsa melainkan karena ulah bodoh. Hehehe

Sebagai contoh, pada Oktober 2022 lalu ia membocorkan orang-orang yang selama ini menjadi buzzer Anies di media sosial.

"Siang sampai sore hari ini latihan relawan digital Anies. Saya diundang DR Sulhan untuk hadiri (dalam) acara tersebut di Hotel Oasis Jakarta. Sekaligus beri sambutan," ujar Musni dengan bangganya.

"Kemarin sore saya bersama DR Sulhan fasilitasi pertemuan tim Medsos Anies dengan relawan digital Anies untuk kolaborasi," lanjutnya lagi di lain waktu.

Tidak pelak, gara-gara cuitan itu orang-orang jadi tahu siapa sosok dibalik akun-akun Twitter yang selama ini getol banget memainkan narasi seolah-olah Anies Capres paling hebat sedunia.

Ternyata eh ternyata DR Sulhan dkk. Hahahaha

Ketua Aspikom periode 2019-2022 .

Tidak terima fotonya lagi rapat disebar, Musni pun dimaki-maki oleh tim Medsos Anies tersebut. Hingga ia menghapus cuitannya itu.

Tapi apa daya sudah di-screenshot orang ferguso.

Alias meskipun sudah dihapus tetap saja berseleweran di dunia maya.

Sekarang semua mata pun tertuju kepada DR Sulhan.

Selanjutnya, Musni juga doyan menyebarkan hoax di Twitter. Seperti ia pernah menuding Presiden Jokowi menggunakan jimat sehingga berhasil terpilih sebagai presiden dan mengatakan pemukulan yang terjadi di Thailand merupakan ulah PKI. yang mana kejadian itu berlangsung setelah korbannya menjalankan shalat.

PKI memang dilarang di Indonesia, tapi kalau ada orang memfitnah Parpol yang telah bubar tersebut maka kelakuannya tidak lebih baik dari PKI.

Jadi sangat-sangat wajar bila kemudian masa jabatannya sebagai rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) tidak diperpanjang. Karena kelakuannya kayak gitu kok. Norak.

Bukannya mengharumkan nama UIC, Musni malah bikin malu Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun sebagai pemilik universitas.

-o0o-

Selain koplak dan doyan meyebarkan hoax ternyata si Musni ini halu juga. Beberapa waktu yang lalu ia mengklaim NATO menerima usulannya sehingga perang besar gagal terjadi.

"Terima ksaih NATO yang jadi mediator untuk cegah perang antara Turki dan Yunani. Itu sesuai usul saya. Karena kalau perang, yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu," ujarnya dengan nada seperti tanpa bersalah. Hahaha

Hingga Wan Musni dijadikan bahan bercandaan oleh warganet.

"Tau angin ribut? Itu dulunya angin anteng. Lalu diajak ribut sama NATO atas saran Jenderal Musni Umar," ujar pemilik akun Twitter @AhlulQohwah

"Sampeyan ndak ngerti kisah Laut Mati? Itu dulunya Laut Hidup. Lalu tewas dibom NATO atas saran Bapak Musni Umar," lanjutnya lagi.

Untuk diketahui, NATO merupakan organisasi aliansi militer antar banyak negara yang terdiri dari 2 negara di Amerika Utara, 27 negara Eropa serta 1 negara Eurasia yang tujuannya untuk keamanan bersama.

Memang kalau Musni ngibul di Twitter gak pakai takaran lagi. Persis kayak junjungannya Wan Abud.

-o0o-

Teranyar, yang dilakukan oleh Musni adalah sok ngatur-ngatur Partai Demokrat dan PKS.

"PKS sebaiknya deklarasi pencalonan Anies sebagai Capres dilakukan sendiri. Begitu pula Demokrat. Cara ini lebih memberi dampak positif bagi tiap partai pengusung Anies Baswedan sebagai Capres perubahan 2024," ujarnya juga melalui akun Twitter @musniumar

Yang pada intinya pesan yang ingin disampaikan oleh Musni itu kepada PKS dan Partai Demokrat adalah kalau mau mendukung Anies dukung sendiri-sendiri saja. Gak perlu berbarengan.

Tapi tetap saja harus berkoalisi Mus, supaya memenuhi syarat 20 persen. Hahaha

Berpolitik itu ada aturannya. Gak bisa seenaknya.

-o0o-

Selalu saja jadi bahan tertawaan netizen si mantan rektor.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa jadi Kadrun itu tidak mesti harus pintar. Cukup punya muka badak doang dan mikir terbalik. Langsung bisa.

Ngakak! Pasca Beri Usulan ke NATO, Kini Musni Umar Sok Ngatur PKS dan Partai Demokrat

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngakak-pasca-beri-usulan-ke-nato-kini-musni-umar-Wss15R387s

Gagal Deklarasi, Koalisi Perubahan Terancam Loyo Sebelum Berkembang

10 November kemarin, Koalisi Perubahan yang merupakan rencana kerjasama Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat, gagal dideklarasikan. Sebabnya, ya entahlah? Tidak jelas.

Partai NasDem tidak jadi dapat kado istimewa.

Apapun yang menjadi penyebabnya, yang jelas ketidakjelasan rencana pembentukan koalisi yang sedianya akan dijadikan sebagai alat pengusung capres Anies Baswedan itu, hanya memperjelas adanya ketidakjelasan yang mendasar dari masing-masing ketiga pihak calon anggotanya tersebut. Iya.

NasDem jelas tidak jelas. Bagaimana mungkin sebagai partai yang tidak memenuhi PT 20% tapi sudah mempunyai calon presidennya, yang itu artinya, mau tak mau para calon rekan koalisi harus menerima nama yang akan mereka usung nanti?

Memang, mungkin maksud Partai NasDem adalah ingin menjadikan Anies Baswedan sebagai perekat dari ketiga partai politik anggota koalisinya nanti? Atau, NasDem menganggap bahwa Anies adalah sosok pemikat sehingga diharapkan akan banyak yang nantinya melirik mereka?

PKS dan Demokrat juga tidak lebih baik. Yang satu menginginkan AHY untuk dapat menjadi calon wakil presiden, sementara PKS juga sama, ingin posisi cawapres juga. Keinginan keduanya kemudian dijadikan senjata alat tawar di hadapan NasDem sehingga sepertinya itulah yang menjadi salah satu penyebab gagalnya deklarasi koalisi.

Nah, dengan gagalnya deklarasi lalu bagaimana dengan keberlanjutan rencana koalisi bersebut Koalisi Perubahan itu?

Peluang untuk lanjut ya pasti ada. Tidak mungkin NasDem yang sudah repot-repot deklarasikan Anies Baswedan sebagai cawapres, akan santai menghadapi kenyataan sementara ini. Selanjutnya mereka tentu akan berusaha lebih keras. Mereka tentu akan memberi tawaran yang lebih menarik lagi pada PKS dan Partai Demokrasi.

Nah, partai yang terakhir disebut di atas agaknya yang agak sulit didekati. Karena mereka sudah punya goal yang jelas, yaitu AHY harus cawapres. Tujuan yang agaknya terlalu sulit untuk dinegosiasikan.

Walau dari sisi yang berbeda, PKS tentu juga akan ngotot demi yang sudah biasa menjadi kepentingannya. Mereka merasa pantas untuk itu karena nyatanya secara perolehan suara pada pileg 2019 lalu, dengan Demokrat mereka tidak terpaut jauh. Sementara terkait dengan perjuangan untuk Anies, mereka sudah lebih terbukti sewaktu memenangkannya pada Pilgub 2017 lalu.

Tidak salah bila jual mahal apalagi kalau ada yang mau tak mau harus bayar mahal….

Nah kerepotan-kerepotan itu tentunya telah menguras energi. Menimbulkan persaingan di antara ketiganya. Membuat berat ketika kemudian nanti harus mengarungi proses politik yang selanjutnya.

Bisa jadi mereka akan kehabisan tenaga di tengah jalan. Putus nafasnya karena harus mempertahankan Anies yang ternyata malah membebani itu.

Itupun kalau tidak loyo sebelum berkembang. Karena atas kegagalan deklarasi kemarin, banyak tawaran dan godaan dari poros lain yang juga menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Gagal Deklarasi, Koalisi Perubahan Terancam Loyo Sebelum Berkembang

Sumber Utama : https://seword.com/politik/gagal-deklarasi-koalisi-perubahan-terancam-loyo-a077Harqx0

Aa Andi, Kalau ingin Pak Jokowi Dukung AHY, Undang Beliau ke Acara Demokrat dong!!!

Apakah efek samping karena pernah mengkonsumsi sabu-sabu itu bisa berakibat ada yang jadi berkurang volumenya? Jadi minus se-ons?

Soalnya aneh, tahu ada orang yang menyatakan dukungannya saja kok jadi heran? Aneh. Heran deh!

Iya, Presiden Jokowi memang memberikan pernyataan yang ditengarai dan dapat diartikan oleh banyak orang sebagai dukungan pencapresan. Pernyataan tersebut ditujukan untuk Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, dan terbaru, kepada Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.

Nah, tanggapan aneh itu datang dari Andi Arief. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat itu menganggap apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi itu kurang etis karena dianggap sebagai bentuk endorsement. Andi Arief juga menyebut pernyataan Pak Jokowi tersebut sebagai bentuk kebingungan.

Ah….

Padahal sebenarnya sederhana saja. Sebagai presiden, tentu harus menunjukkan dukungannya kepada siapapun yang kemungkinan dicalonkan sebagai calon presiden nantinya. Entah disebut sebagai sebuah tindakan normatif atau apalah, tetapi memang sebagai Kepala Negara tentu hal seperti itu wajar-wajar saja. Seeederhana itu.

Lain halnya bila dukungan dari Pak Jokowi itu ditujukan hanya pada satu nama saja di satu forum saja. Atau Pak Jokowi menyatakan dukungannya pada satu nama dan menyatakan penolakannya pada nama yang lain. Itu baru Andi Arief boleh heran. Itu baru Andi Arief boleh menganggap bahwa Pak Jokowi sedang bingung karena tidak tahu aturan.

Yang dilakukan Pak Jokowi kan tidak seperti itu? Pak Jokowi berkata sama di hadapan semua nama yang punya peluang dicapreskan. Adil.

Lagian apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi pada ketiga tokoh tersebut, sepertinya juga akan dinyatakan juga pada AHY bila konteksnya sama. Nah, biar hal tersebut dilakukan makanya kalau Partai Demokrat bikin acara, undang-undanglah Pak Jokowi! Beri kesempatan pada beliau untuk menyampaikan pendapatnya! Iya!

Jangan hanya AHY lagi AHY lagi yang pidato. Jangan hanya SBY lagi SBY lagi yang pidato.

Yang lain hanya kebagian tepuk tangan. Yang lain hanya kebagian bersorak-sorai.

Yang dilakukan Presiden Jokowi padahal hanya sebatas melaksanakan kapasitasnya sebagai kepala negara. Sebagai kepala negara tentu Presiden harus menjamin hak setiap warga negaranya, dalam hal ini terkait dengan hak untuk mencalonkan atau dicalonkan sebagai presiden Indonesia.

Seandainya Aa Andi nyapres, sepertinya Pak Jokowi juga akan mengungkapkan hal yang sama…..

Aa Andi, Kalau ingin Pak Jokowi Dukung AHY, Undang Beliau ke Acara Demokrat dong!!!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/aa-andi-kalau-ingin-pak-jokowi-dukung-ahy-undang-tRtZgSsJcT

Ulama Malah Saling Tuding

Ulama, kiai atau disebut juga ustadz merupakan orang spesial yang mempunyai ilmu tinggi di bidang keagamaan. Ulama di daerah saya sangat dibutuhkan untuk mengerjakan hal yang tidak sembarangan orang bisa.

Anak mau dikhitan datang ke ulama untuk memimpin doa, mengadakan pernikahan datang ke ulama untuk memimpin doa, bahkan ada orang meninggal pun datang ke ulama, untuk diurus jenazah dari mengkafani sampai menguburkan.

Banyak kegiatan, kejadian di masyarakat memerlukan bantuan seorang ulama. Oleh karena itu ulama sangat dihormati, selain tinggi ilmu juga mempunyai akhlak yang mulai.

Cukup banyak orang tua yang menginginkan anaknya jadi ustad atau ustadzah. Minimal mempunyai akhlak yang jauh lebih baik dari orang tuanya. Untuk itu anak-anak dimasukan ke pesantren untuk menimba ilmu dan memperbaiki akhlak.

Kita layak berbahagia Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim mempunyai cukup banyak ulama. Tapi sayang terkadang ada ulama yang tidak memberikan contoh atau teladan yang baik bagi masyarakat.

Seperti yang terjadi sekarang ini, menjelang Pemilu tahun 2024 beberapa oknum ulama malah saling tuding, saling melontar kata-kata tidak baik. Mereka seolah tidak tahu jika perilakunya menjadi pusat perhatian masyarakat.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 saling tuding soal kelompok yang memecah belah bangsa. Aksi saling tuding itu buntut dari rencana Aksi 212 pada 2 Desember mendatang.

Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mulanya mengkritik rencana aksi tersebut dengan menyinggung gerakan pemecah belah bangsa. Ia menyentil kelompok PA 212 memainkan isu politik identitas.

Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kemudian merespons dengan mempertanyakan alasan PBNU mengkritik rencana aksi reuni 212. Di sisi lain, Slamet menyarankan PBNU mengurus kadernya yang terlibat kasus korupsi.

Slamet memang tak menyebut siapa kader PBNU yang tersangkut kasus korupsi. Namun demikian, belum lama ini, Bendahara Umum PBNU Mardani Maming jadi pesakitan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi.

Menjadi orang yang benar tentu merupakan hal yang baik. Tetapi merasa benar sendiri merupakan hal yang tidak baik. Lebih baik PBNU fokus untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan ilmu, memulyakan akhlak. Biarkan PA 212 melakukan apa yang menurut mereka benar.

Biarkan saja, rakyat juga sudah pintar, telah mengerti mana yang benar mana yang salah, mana yang bermanfaat mana yang tidak. Mungkin jika mereka dibiarkan, dicuekan, akan cape sendiri tidak ada yang menemani bahkan sekedar mengomentari pun tidak ada.

Bangsa ini memerlukan aksi yang bermanfaat bagi rakyat, tidak hanya sekedar mencari kesalahan orang lain lalu menuntut orang tersebut memperbaiki. Orang yang baik adalah orang sibuk memperbaiki diri sehingga tidak ada waktu mengurus kekurangan orang lain.

Mereka sepertinya tidak mengerti akan tuntutannya yang menginginkan Presiden Jokowi Mundur. Jadi biarkanlah.

Mereka sepertinya mempunyai hobi seperti itu. Siapapun Presidennya yang bukan dari kalangan mereka, selalu dituntut mundur. Cape… cape…. Kita doakan semoga mereka mendapat pencerahan agar lebih bermanfaat bagi negeri ini.

Ulama Malah Saling Tuding

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ulama-malah-saling-tuding-xXk7TU4ZVm

Menggetarkan, Anies Sebut Sambutan Warga Sumut Seperti Air Bah

Untuk artikel kali ini, saya ingatkan, siapkan mental yang lebih kuat, karena ini terkait dengan pengakuan Anies. Kali ini, Anies kembali menggunakan keahliannya dalam menata kata indah untuk memuji dirinya sendiri. Dimohon, kuatkan mental dan bersiaplah, hahaha.

Ini cerita mengenai Anies yang melakukan kunjungan ke Sumatera Utara beberapa hari lalu. Anies menyebut sambutan warga seperti air bah.

Air bah? Ngeri kali bah. Paten kali orang ini ya. Sampe-sampe warga yang datang kayak air bah.

"Kemarin dari Sumut, gelombangnya menggetarkan, gelombang dirasakan di mana-mana. Saya sendiri terus terang tidak membayangkan, saya diberitahu Pak Iskandar di bandara, diberitahu akan ada penjemputan di bandara. Saya pikir dijemput di bandara, begitu dijemput di bandara dikirimin 'air bah' di bandara. Saya tidak mengira sebanyak itu, keluar dari bandara kita jalan saja ke tol, ternyata dari bandara ke tol ternyata banyak warga Sumut yang menyambut," kata Anies.

Hahaha, kalau kalian sudah baca artikel saya sebelumnya, kalian pasti sudah tahu kenapa mereka menyambut seperti itu. Ini dari pengakuan warga sendiri, hehehe. Anies ternyata bisa juga diperdayai oleh sebuah dukungan semu.

Tapi pemilihan kata-katanya sungguh menggetarkan. Gelombang dukungan sungguh menggetarkan, sambutan bak air bah, ini bahasa khas novel yang bisa membuat pendukungnya jungkir balik kegirangan.

"Bukan soal satu orang, ini artinya ada begitu banyak orang yang menginginkan adanya perubahan. Menginginkan adanya perubahan dan itu bergerak sendiri, pasti bisa merasakan atau dirasakan mana mobilisasi dan partisipasi," jelas Anies.

Nah, kan, dia tidak tahu apakah itu mobilisasi atau bukan? Hahaha.

"Kita yang sering bertemu kumpulan orang bisa merasakan mana yang mobilisasi, kapan itu partisipasi. Ketika itu partisipasi yang datang dari hati, tadi saya sampaikan bila niat baik untuk melakukan, bila orang baik berkumpul dengan tujuan baik, maka kita yakin akan menciptakan pintu-pintu keberhasilan," katanya.

Jadi ada satu komentar dari seorang netizen. Entah benar atau tidak, silakan nilai sendiri ya.

Jadi netizen ini juga kebetulan ada di Medan saat Anies datang. Katanya sih yang jemput tidak lebih dari dua ribu orang sewaktu di Masjid Raya Medan, di situ ramai bukan karena ada Anies tapi memang karena waktu salat Jumat.

Sewaktu di kantor cabang Nasdem juga tidak ramai dan tidak sampai membuat kemacetan parah jalan. Di medan pamor Anies tidak dianggap bahkan kebanyakan masyarakat cuek saja dengan kehadirannya.

Dari video yang pernah saya lihat, Anies nongol dari atap mobil, lalu menyambut warga. Kalau dilihat sih, tidak banyak, bahkan mobilnya diklakson berkali-kali oelh warga yang merasa perjalanannya terganggu. Di medan, Anda berhenti sebentar saja, atau menggangu jalan orang lain, bakal diklakson sampai telinga sakit.

Massa yang cuma ribuan aja, dibilang kayak air. Ini seperti kelompok sebelah yang doyan demo, massa secuil dibilang membludak dan tumpah ruah. Massa yang hanya seratusan ribu dibilang ada 7 juta massa. Kalau otak sedang stres, boleh lah percaya dengan klaim tersebut.

Kalau ini mah gampang. Tinggal pinter-pinter ambik sudut pengambilan foto/video yang bagus, bakal terlihat massa yang tumpah ruah. Gelombang dukungan yang kayak air bah itu misalnya yang bikin jalanan macet total selama berjam-jam sehingga terpaksa ditutup dan arus lalu lintas dialihkan.

Sudah lah, Anies tak usah menggunakan bahasa hiperbola untuk memuji diri sendiri. Kita semua sudah tahu kehebatan Anies terkait ini. Tidak usah dibanggakan lagi, karena semua medali emas sudah dia borong semuanya. Sekarang ini, orang bodoh pun sudah paham kalau Anies cuma pintar ngomong, tidak sebanding dengan kinerjanya. Kalian sudah lihat sendiri, kan, gimana Anies memoles dirinya dengan kalimat-kalimat yang aduhai.

Anies memang cocok jadi filsuf atau motivator. Masa orang model begini mau jadi presiden? Memangnya rakyat butuh makan kata-kata? Memangnya rakyat bisa kenyang dan sejahtera hanya dengan modal kata-kata indah?

Ini baru Sumut lho, belum lagi wilayah lain yang akan Anies kunjungi. Bahasa apa lagi yang akan dia pakai? Dukungan mengerikan kayak tsunami?

Bagaimana menurut Anda?

Menggetarkan, Anies Sebut Sambutan Warga Sumut Seperti Air Bah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/menggetarkan-anies-sebut-sambutan-warga-sumut-FH9O7rm09k

Jangan-jangan Bandar Oligarki Ada Di Kubu Anies Baswedan?

Saya Jadi curiga bahwa yang menjadi gosip-gosip mengenai Bandar oligarki ada di kubunya Anies Baswedan. Istilah bandar oligarki ini dimunculkan oleh kelompok pendukungnya Anies Baswedan untuk menyerang Presiden Joko Widodo dan juga pemerintahannya.

Mereka mengatakan bahwa presiden Joko Widodo terlalu urus campur mengenai hal-hal yang bersifat kepartaian khususnya di Golkar dan Gerindra. Karena Presiden Joko Widodo mengatakan dengan jelas bahwa Airlangga Hartarto dan juga Prabowo Subianto merupakan calon kuat dan mungkin dapat menggantikan Jokowi dengan istilah sebutan "jatah".

Dan para pendukung Anies Baswedan juga merupakan orang-orang yang mendadak lupa bahwa dia adalah produk rasisme, berkoar-koar dengan hebat karena menganggap Jokowi ini bandarnya oligarki. Tapi dengan gagalnya deklarasi koalisi PKS Demokrat dan Nasdem pada tanggal 10 kemarin, membuat saya justru berkesimpulan bahwa bandarnya oligarki itu adalah kubunya Anies Baswedan.

Bahkan beberapa netizen mengatakan dengan jelas dan tegas bahwa jangan-jangan mereka ini masih belum ketemu angka dealnya.

Bahkan ada netizen yang berasumsi jika satu suara dihitung rp50.000 maka mahar yang diperlukan untuk menggaet mereka adalah jumlah suara pemilih partai tersebut dikali dengan dicontohkan jika partai yang angkanya 11 juta pendukung dan pemilih, maka yang harus disetorkan adalah 550miliaran.

Nah ini kan biasanya yang kita kenal dengan permainan bandar. Dan kalau memang betul yang dikatakan Fahri Hamzah soal itu, speed statement politik tanpa mahar dan tanpa suap hanyalah omong kosong yang tidak bisa dilupakan oleh sejarah.

Buat saya politik uang itu sebetulnya sangat mengganggu dalam kesehatan demokrasi negara ini. Tapi ya sebagai negara yang menganut sistem demokrasi kepartaian, keberadaan uang itu memang bisa digunakan untuk melakukan transaksi politik. Tapi ya mainnya cantik aja gitu loh jangan sampai terlihat begitu kasar.

Memang nggak mungkin ada partai yang nggak butuh uang. Tentu semua partai butuh uang untuk mempertahankan eksistensi mereka. Akan tetapi ya jangan sampai jadi partai yang hanya mikirin tentang uang dong sampai-sampai deklarasi pun gagal hanya karena urusan uang.

Sampai sini paham ya maksud saya mengenai keberadaan uang dalam kepartaian di negara ini? Betul segalanya butuh uang tapi tidak boleh lah uang menjadi penentu deklarasi atau tidak seperti yang terjadi di tanggal 10 kemarin ini.

Deklarasi koalisi ketiga partai gurem ini gagal. Karena yang menjadi kepentingan partai justru seharusnya dukung dulu baru ngomongin duit belakangan. Nah bitu yang seharusnya beneran dikerjakan.

Jadi Bandar oligarkinya itu Anies Baswedan ya? Atau partai-partai pendukung Anies Baswedan? Oh sepertinya memang sulit untuk memahami dan mendukung Anies Baswedan menjadi capres kalau ternyata ketahuan ada mahar politik yang ditunggu-tunggu untuk mengesahkan koalisi.

Politik ini buat saya bukan hanya uang tapi janji-janji jabatan. Tapi saya yakin kok partai-partai pendukung Anies Baswedan ini nggak mungkin percaya dengan janji-janji sebelum di DP oleh duit. Karena kalau ngomongin janji Anies Baswedan Itu rajanya tukang ngibul. Lihat saja di DKI Jakarta paket pun dikibuli.

Jadi Bandar oligarki ini merupakan Bandar yang pendukung garis keras dari Anies Baswedan? Jadi tuduhan para pendukung Anies Baswedan kepada Joko Widodo yang mengatakan bahwa beliau adalah Bandar oligarki justru dipatahkan oleh Anies Baswedan sendiri!

Dengan keberadaan mahar politik yang diduga ada dan menjadi sumber permasalahan kenapa sampai sekarang mereka belum melakukan deklarasi koalisi tiga partai. Hehe.

Jangan-jangan Bandar Oligarki Ada Di Kubu Anies Baswedan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jangan-jangan-bandar-oligarki-ada-di-kubu-anies-1OKDBB5zbI

NasDem Patah Hati, Ulang Tahun Gak Ngundang-Ngundang???....

Mereka maunya sendiri dulu Yah, tipikal ketika sedang ada masalah. Maunya menyendiri. Ada yang perlu direnungkan. Ada yang ingin disembuhkan.

Ya jelas sakit. Ibarat tubuh, sakitnya bukan hanya sampai ke ulu hati. Tapi perih-pedihnya menusuk hingga ke ginjal, paru-paru, prostat, skrotum, usus duabelas jari, unyeng-unyeng …., pokoknya semualah!

Seluruh bodi terasa sakit. Nyeri.

Pantaslah untuk sakit. Ya gimana ndak* sakit, Partai NasDem sebagai penggagas koalisi dan pengusung utama calon presiden yang bernama Anies Baswedan, seakan dicuekin, bahkan oleh sesama calon pendukung kerja sama partai koalisi. PKS dan Partai Demokrat gada akhlaque. Tidak ada pengertiannya pisan.

Iya, padahal sebelumnya dalam acara HUT Partai Golkar, Surya Paloh sudah disindir habis oleh Presiden Jokowi. Surya Paloh dan NasDem mateng kena roasting di hadapan para petinggi partai politik lain yang hadir di acara tersebut.

Hal seperti di atas itu mungkin tidak terlalu sakit, toh mereka belum tentu akan menjadi teman selanjutnya. Yang menyakitkan adalah ketika sebagai teman dan calon teman namun tidak mengerti apa yang dimauinya. PKS dan Demokrat tidak mengabulkan apa yang menjadi keinginan Partai NasDem sebagai penggagas koalisi.

Seperti diketahui deklarasi koalisi yang diinginkan NasDem pada 10 November ternyata tidak digubris oleh PKS dan Partai Demokrat. PKS sibuk beralasan. Sedangkan Partai Demokrat, jajaran bosnya malah diskusi di negara asing.

Walaupun begitu, sebagaimana layaknya bestie, Partai Demokrat paham betul apa yang sedang terjadi di suasana kebatinan Partai NasDem. Entah pura-pura care atau memang betulan peduli, mereka ngapapa kalau di acara ultah itu kemudian pihaknya tidak diundang.

“Enggak (masalah) dong, semua open, semua saling komunikasi satu sama lain,” kata Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Kamis (10/11/2022).

Ah…, Demokrat memang pengertian dan baik hati! Walaupun sudah mengecewakan namun tetap berusaha memberikan pengertiannya untuk teman terkasihnya itu.

Seperti diketahui, harapan Partai NasDem sangat tinggi pada HUT-nya kali ini. Pada hari istimewanya ini mereka sangat berharap adanya kado istimewa yaitu deklarasi koalisi yang sedianya akan dinamakan Koalisi Perubahan sebagai gerbong pengusung calon presiden Anies Baswedan.

Namun sayang, seperti diketahui juga, harapan itu pupus. Pupus sepupus-pupusnya. Walaupun mungkin hanya tertunda, tapi tetap saja kejadian tersebut mendatangkan kekecewaan. Bahkan selain kekecewaan, bisa juga mendatangkan kekhawatiran-kekhawatiran.

Iya, bisa jadi tertundanya deklarasi itu membuat di antara dua calon rekannya itu kemudian ada yang berpaling. Bisa jadi tertundanya deklarasi mengharuskan NasDem untuk memperbaharui proses komunikasinya. Misalnya: mereka harus tambah mengakomodir keinginan dua calon rekannya itu, atau kemudian mereka musti merogoh koceknya lebih dalam lagi mengingat berteman itu terkadang memang butuh cuan. Doku. Duit. Modal. Yang banyak....

Atit……..

NasDem Patah Hati, Ulang Tahun Gak Ngundang-Ngundang???....

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-patah-hati-ulang-tahun-gak-ngundang-s6JtJQfg2c

Klik juga Pilih Mana? Kerja-kerja-kerja atau Kata-kata-kata 

Klik Ada apa dengan "Banjarmasin", koq "Tidak Baik-baik Saja" ??!!??

Klik Akhirnya Jokowi "MUNDUR" : KadRun cs "Senang" ??!!??

Klik Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Klik juga ANDA WARAS !!! Pemilik Tanah (Palestina) harus "BERBAGI" dengan Penjajah (Zionis Israel) dan ini yg disebut "SOLUSI DUA NEGARA"

Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia 

Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ??? 

Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!

Klik KEBOHONGAN atau Fakta

Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Sabtu/12112022/12.15Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya