» » » » Siapa yang "Merasa" Dijegal atau Dizalimi ??!!

Siapa yang "Merasa" Dijegal atau Dizalimi ??!!

Penulis By on Minggu, 13 November 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
Siapa yang "Merasa" Dijegal atau Dizalimi ??!! 

Kala Penyebutan Wakanda Dianggap Menghina dan Berkhianat terhadap Para Pejuang Negeri Ini

Kalau di Jakarta sempat ada gubernur yang kerjanya kayak bercanda, karena kayaknya memang hanya pandai menata kata dan menyerap anggaran daripada memimpin dan mengelola suatu provinsi, ada pula sosok gubernur lain yang suka bercanda tapi kadang kelewatan.

Suatu perkara yang seharusnya dianggap serius, eh malah terkesan dijadikan bahan candaan oleh gubernur yang satu ini. Sosok pejabat daerah yang bahkan terkesan malu menyebut nama negaranya sendiri, untuk suatu kejadian yang sebenarnya tak ada yang salah atau nggak perlu dijadikan alasan buat malu, sampai menyebut nama Wakanda sebagai penggantinya.


Sebelum melanjutkan artikel ini, bagi SEWORD-ers yang mungkin terlewat belum membaca, bisa klik dulu ulasan saya sebelumnya:

https://seword.com/politik/saat-kang-emil-sebut-wakanda-sambil-menyindir-LTilKDWrO6

Ya, tulisan ini memang lanjutan dari ulasan pada link tadi. Saya terpikir melanjutkan ketika ada seorang netizen yang mengaku sebagai purnawirawan TNI mengaku sedih sekaligus heran mengetahui ada pejabat yang katanya pintar, tapi menyebut negerinya sendiri dengan Wakanda.

"Menurutku itu sebuah penghinaan dan pengkhianatan terhadap pejuang yang telah mengorbankan apa saja untuk terwujudnya negara Indonesia. Setelah negara sudah terwujud dan mapan, mereka yang tinggal menikmati roti kemerdekaan saja dengan seenaknya melecehkan negaranya sendiri. Apalagi yang ngomong adalah orang2 terdidik, sungguh di luar nalar sehat."(Sutardjo G. Sindhu)

Saya paham pasti ada yang pro dan kontra dengan reaksi netizen di atas. Sebagian mungkin ada yang merespons dengan meragukan status "Purnawirawan TNI" yang disampaikan. Sama pro dan kontranya dengan becandaan Kang Emil, yang kata pendukungnya mungkin dikaitkan dengan sebutan Wilayah Kerajaan Sunda, yang katanya disingkat Wakanda itu. Meski bagi saya singkatan itu terdengar agak maksa juga sih!


Jujur saya masih heran mengapa Kang Emil tidak menyebut saja Bandung, Indonesia, atau kalau malu, ya bisa menyebut julukannya saja sebagai Kota Kembang? Lagipula, Anda yakin Wakanda yang dijadikan candaan itu pantas dibandingkan dengan Bandung, bahkan Indonesia?

Setahu saya di film Black Panther, negeri Wakanda itu futuristik, keren, dan kaya banget lho. Kemampuan pengobatannya juga ajaib, bahkan bisa membangkitkan orang yang sudah mati lewat ramuan dan ritual tertentu. Sosok rajanya juga bisa bertarung beneran dan kayaknya nggak sempat berakrivitas di media sosial karena saking banyaknya hal yang kudu diurus sebagai raja.


Ah, semakin aneh saja negeri kita ini. Seolah tak cukup ada gubernur yang terpilih karena prinsip yang penting seiman, ada juga gubernur yang suka bercanda tapi kelewatan, sampai malu menyebut nama daerahnya sendiri, t'rus diganti Wakanda ketika terjadi kebakaran dan warga sekitar menonton musibah di Balai Kota Bandung itu.

Kang, kalau mau bercanda mendingan letakkan jabatan saja dan berganti profesi menjadi komedian. Kasihan wargamu kalau dipimpin dengan cara bercanda seperti itu terus. Akang pasti nggak mau disebut menghina dan berkhianat terhadap para pejuang bangsa ini kan?

Kala Penyebutan Wakanda Dianggap Menghina dan Berkhianat terhadap Para Pejuang Negeri Ini

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kala-penyebutan-wakanda-dianggap-menghina-dan-R3u0Q4V5Zp

Surya Paloh Merana, Anies-PKS Tertawa, AHY-Demokrat-SBY Mode Menunggu

Apa yang dirasakan oleh Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, di sepanjang karir politiknya mungkin inilah yang terberat. Partai NasDem yang dipimpinnya sedang dalam fase kesulitan tingkat tinggi. Itu terjadi setelah keputusannya untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 nanti.

Bagaimana tidak, berharap akan jadi trendsetter atas keputusannya tersebut, tapi yang ada malah membuat partainya sekarang seakan berada di pinggir jurang. Berdasarkan beberapa hasil survei, setelah mengusung Anies elektabilitas partai NasDem malah jeblok.

Survei New Indonesia Research & Consulting yang dirilis pada 22 Oktober menunjukkan, elektabilitas Nasdem tinggal 3,8 persen. Survei dari Lembaga Survei dan Polling Nasional (SPIN) mencatatkan elektabilitas Nasdem hanya 4,3 persen. Meski melewati ambang batas parlemen, tetapi SPIN mencatatkan tren penurunan suara dari survei pada April dan Juli. Berikutnya temuan survei Polmatrix Indonesia, tingkat keterpilihan Nasdem tinggal 3,1 persen. Hasil survei LSI Denny JA pun menemukan elektabilitas Nasdem hanya 3,9 persen. Sementara hasil survei SMRC menunjukkan suara untuk Nasdem masih sebesar 5,4 persen.

Hasil-hasil survei di atas jelas sangat menjengkelkan bagi Partai NasDem, mengingat pada Pileg 2019 lalu mereka berhasil mengumpulkan sebanyak 12.661.792 atau 9,05 % dari seluruh suara pemilih yang masuk.

Kemeranaan Surya Paloh belum berhenti di situ. Paloh masih harus dihadapkan pada belum terbentuknya koalisi yang sedianya untuk mengusung capres yang telah diputuskan partainya. Calon partai anggota lainnya, PKS dan Partai Demokrat, masih keras kepala belum mau melunak sikapnya.

Sikap Partai Demokrat sudah jelas. Mereka hanya harus menunggu bagaimana kedua calon rekan mereka itu mencapai deal-nya. Demokrat sudah pasti keukeuh dengan kemauannya agar AHY diusung sebagai cawapres, dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Ketika sementara Partai NasDem dan Surya Paloh galau merana gundah-gulana, kemudian AHY-Demokrat-SBY masih dalam posisi menunggu, Anies Baswedan sang calon presiden dan PKS calon teman koalisi yang satunya lagi, sedang dalam suasana gembira.

Pasca dicapreskan oleh NasDem elektabilitas Anies meroket tajam. Dalam survei terbaru Populi Center, elektabilitas Anies Baswedan cenderung meningkat dari 18,6 persen pada Maret, lalu menjadi 22,3 persen pada Juli, dan menjadi 29,2 persen di Oktober 2022 ini.

Kegembiraan PKS lain lagi. Atas dicapreskannya Anies oleh NasDem, mereka diketahui untung besar. Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) PKS mendapatkan sekitar 20 persen bagian suara pemilih Anies. Jauh dibanding NasDem yang hanya kebagian 11 persen saja.

Nah hasil itu, elektabilitas Anies dan limpahan suara yang diperoleh PKS itu, tentu akan semakin membuat NasDem pusing. Benar, atas hasil positif itu Anies dan PKS akan semakin kuat untuk memberi tekanan pada NasDem. Karena sudah terbukti untung, mereka akan semakin kuat memperjuangkan kepentingannya di hadapan partai Surya Paloh itu. PKS akan semakin yakin dengan Anies, sementara NasDem mau tak mau harus memenuhi keinginan mereka daripada semakin boncos. Pengusung pertama yang berpotensi jadi pecundang.

Surya Paloh Merana, Anies-PKS Tertawa, AHY-Demokrat-SBY Mode Menunggu

Sumber Utama : https://seword.com/politik/surya-paloh-merana-anies-pks-tertawa-ahy-PLgh8u7fIS

Hanya Orang Yang Memiliki Dua Sifat Yang Sama Dengan Jokowi Yang Akan Menggantikannya

Pernahkah kita berpikir siapa orang yang memiliki jasa besar, sehingga kita memiliki seorang presiden yang hebat seperti Bapak Jokowi?

Mengapa orang dimaksud ini mendapat kepercayaan yang tinggi dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP)?

Suka atau tidak PDIP adalah partai besar yang juga memiliki jasa besar atas upayanya, yang telah berhasil menjadikan sekaligus memberikan seorang pemimpin amanah bagi Indonesia.

Beliau tampil bak "juruselamat" yang berjuang mengembalikan kedaulatan bangsa Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang bermartabat di mata dunia.

Indonesia saat ini, menjadi negara yang begitu dihormati dunia internasional, dan dikagumi karena raihan prestasi gemilang yang telah dicapainya.

Terlepas dari apapun itu, sudah sepantasnya bagi kita memberikan apresiasi yang tinggi, karena dunia internasional telah lebih dulu memberikan legitimasi pada kepemimpinan bangsa kita saat ini.

Namun anehnya gerombolan sumbu pendek yang menjadi begundal kelompok oposisi, lebih memilih memelihara sentimen politik yang ada terhadap pemerintahan yang sah, dengan cara melakukan politik pembodohan terhadap masyarakat.

Dengan jargon yang mampu mengelabui paradigma mainstream masyarakat, melalui gimmick demokrasi sebagai dalih kebebasan berekspresi.

Padahal, banyak dari mereka mengharamkan konsep demokrasi, yang mereka yakini sebagai produk ajaran kafir, aneh bukan?

Bisa kita bayangkan kalau kelompok ini hidup dalam pemerintahan junta militer Myanmar, pastinya mereka sudah binasa karena menjadi korban keganasan dari rezim otoritarianisme. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220620124206-106-811094/terduga-tentara-myanmar-mengaku-lakukan-pembantaian-brutal

Atau ketika negara ini dikuasai oleh rezim diktator berdarah dingin seperti Soeharto. https://berita.99.co/kekejaman-orde-baru-dalam-sejarah/

Akhirnya penulis memiliki penilaian, bahwa mereka hanyalah kelompok manusia-manusia yang tak tahu diri dan tak pandai bersyukur. Kalau memang benar adanya, lantas apa sebetulnya agama mereka?

Sangat disayangkan, jika sebagian masyarakat bahkan kaum akademisinya juga malah bersikap Apriori dan apatis.

Sehingga apapun tahapan-tahapan yang sudah dilakukan pemerintah, masih saja dicurigai, dan kurang mendapat apresiasi sepantasnya dari kelompok masyarakat yang teralienasi dari jati diri bangsnya itu.

Berkaca dari sinilah, kurang elok jika kita melupakan latar belakang sejarah bagaimana sosok seperti Jokowi bisa tampil di kancah internasional dengan segala pernak-perniknya.

Orang yang penulis maksud itu adalah sosok yang sangat humble dan teruji akuntabilitas publiknya karena memiliki naluri politik yang tajam.

Adalah Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo yang biasa dipanggil Rudy, dialah orang yang pertama kali memperkenalkan Jokowi kepada Megawati. https://penanews.id/2021/10/21/ini-sosok-kader-pdip-kesayangan-megawati/

Rudy pernah mendampingi Joko Widodo dua periode, sewaktu masih menjadi Walikota Solo, dari 2005 - 2010 sampai dengan 2010 - 2012.

Di periode kedua inilah Jokowi hanya dua tahun menjabat sebagai Walikota, karena ditarik ke Jakarta untuk ikut dalam kontestasi pilkada DKI Jakarta, hal ini berkat langkah Rudy yang memperkenalkan Jokowi kepada Ketum PDIP.

Rudy yang mantan walikota Solo akhirnya menggantikan Jokowi, dan saat ini ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo saat ini.

Integritas yang tinggi inilah yang membuatnya menjadi orang kepercayaan Megawati. https://books.google.co.id/books?id=-JLmDwAAQBAJ&pg=PA14&lpg=PA14&dq=FX+Hadi+Rudyatmo+yang+memperkenalkan+Jokowi+kepada+Megawati&source=bl&ots=lsNFvyIkMj&sig=ACfU3U0KNU2cWXgdemT6TW4FTOy9JtVOIQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjLj7yri6n7AhUXSGwGHQw2DVM4ChDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=FX%20Hadi%20Rudyatmo%20yang%20memperkenalkan%20Jokowi%20kepada%20Megawati&f=false

Sehingga Megawati mau menerima dan mendengar saran dari seorang Rudy, tentang perihal siapa orang yang memiliki kapabilitas memimpin Ibukota.

Yang pada akhirnya berlanjut mengantarkan Jokowi menjadi figur sebagai seorang Presiden.

Berangkat dari titik inilah, penulis tidak meragukan keputusan yang akan diambil oleh Ketum PDIP kelak.

Mengingat hanya Ketua Umum lah yang memiliki privilege dengan hak absolut, dalam menentukan siapa orang yang dianggap memiliki kapabilitas mumpuni dan pantas diusung sebagai capres mendatang.

Keberanian FX Hadi Rudyatmo dalam mempertaruhkan integritas dan kredibilitasnya, bukanlah sebuah sikap yang bisa dianggap sembrono, melainkan sebuah mutualisma sebagai kader senior yang telah membuktikan pengabdian dengan rasa memiliki yang melekat pada dirinya, terhadap partai yang sangat dicintai.

Inilah bukti ketulusan dan bukan sikap yang lahir dari rahim akal bulus, bukan pula sikap cari muka seorang penjilat gila hormat yang mengejar pangkat.

Kesederhanaan, keberanian, dan kejujuran telah membentuk pribadi Rudy menjadi seorang karismatik, yang lebih mengedepankan sifat altruistiknya tinimbang harus menjadi orang munafik.

Baginya kebersamaan di internal partai seperti mata rantai yang mempererat persatuan menghadapi terpaan badai.

Pendek kata, tidak ada keraguan untuk mempercayai apa yang telah dilakukan seorang Rudy, sehingga berani menanggung resiko mendapat teguran keras dari Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, demi satu tujuan - bahwa PDI Perjuangan adalah partainya wong cilik.

Berdasarkan naluri politiknya yang tajam, orang yang mampu melanjutkan perjuangan dan mewujudkan nawacita bangsa, adalah orang yang memiliki dua unsur karakter dalam dirinya, dan dua unsur sifat itu adalah karakteristik ugahari dan sikap altruisme.

Kedua unsur itu juga telah menyatu membentuk sifat pada diri seorang Joko Widodo, dan calon pelanjutnya yang memiliki unsur sifat yang sama.

Dia adalah seseorang yang memiliki perjalanan hidup yang mirip, dan sedang memangku jabatan yang sama sebelum Jokowi menjadi Presiden.

"Siapa orang itu Om…?" Tiba-tiba seorang wanita cantik mengajukan pertanyaan kepada penulis.

Lalu penulis mendekatinya, dan mencubit dengan tang (karena bukan muhrimnya) sambil berkata " ah… kamu genit ih….!"

Hanya Orang Yang Memiliki Dua Sifat Yang Sama Dengan Jokowi Yang Akan Menggantikannya

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/hanya-orang-yang-memiliki-dua-sifat-yang-sama-0HPSKXdQGo

Kejanggalan Kasus Kematian 4 Orang di Jakarta Barat

Kematian 4 keluarga di daerah Citra Garden Kalideres Jakarta Barat membawa tanda tanya yang begitu banyak buat penulis. Polisi dengan cepat mengatakan bahwa ini adalah kasus kelaparan yang katanya jenazahnya sampai mengering dan ototnya menciut.

Masih sebatas katanya mereka mengatakan bahwa kesimpulan yang begitu cepat yakni kelaparan. Mungkin secara awam memang proses menciutnya otot dan juga kosongnya isi kulkas membuktikan secara sementara bahwa mereka meninggal karena kelaparan.

Namun jika kita menunggu waktu lebih lama lagi tentunya kita bisa lihat bahwa kelaparan itu disebabkan oleh banyak hal. Untuk yang pertama karena kemiskinan. Namun Apakah hanya kemiskinan?

Tentu tidak, karena masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan orang meninggal karena kelaparan. Motor itu apakah karena sengaja atau memang kondisi ekonomi yang sulit? Ada beberapa faktor yang bisa kita pahami bahwa bukan hanya kondisi ekonomi yang sulit membuat orang kelaparan sehingga meninggal.

Tapi ada saja potensi-potensi lain yang bisa saya buka di sini untuk membuka juga pikiran kita bersama-sama. Di dalam kepercayaan ada sistem atau ada pemahaman yang mewajibkan seseorang untuk melakukan puasa.

Puasa bukan hanya dilakukan oleh orang-orang agama X atau agama Y saja. Puasa ini merupakan satu ritual yang dilakukan oleh umat beragama dari berbagai kalangan. Di satu titik memang ada pemahaman ekstrim di mana puasa membuat mereka mengalami pengalaman transendensi.

Dan itu diraih dengan cara katarsis atau penyiksaan diri. Bukan sekedar puasa untuk ibadah melainkan puasa untuk mengalami fase trance. Dan ini kadang-kadang membuat orang kehilangan kesadaran dan sampai fase tertentu mereka akan mengalami kerusakan tubuh.

Ini kemungkinan lain yang bisa kita lihat bersama-sama. Akan tetapi kalau bicara tentang yang mana yang dipercaya, Apakah murni karena kondisi ekonomi yang begitu sulit atau urusan kepercayaan, tentu kita harus lebih percaya kepada urusan ekonomi. Namun dari sini kita harus bedah lagi urusan ekonominya ini kenapa.

Karena masih banyak cabang-cabang pemikiran yang bisa dipercaya lewat terminologi kemiskinan ini.

Apakah karena dia miskin sehingga tidak bisa beli beras untuk dimasak dan diolah menjadi makanan padahal mereka tinggal di rumah yang cukup bagus? Atau karena mereka terjerat pinjaman online atau utang-utang lainnya?

Seharusnya polisi bisa segera melakukan observasi lebih dalam lagi dan penyelidikan lebih detail. Karena mereka punya akses itu kan? Untuk apa harus dilakukan penyelidikan secara menyeluruh atas kasus yang heboh ini?

Ya tentunya untuk membongkar kasus ini setuntas tuntasnya. Pastinya agar tidak ada tanda tanya diantara keluarga yang ditinggalkan. Memang anggota keluarga ini kelihatannya sudah berumur dan dari usianya juga sudah paling muda adalah anak, yang itupun berusia 40-an tahun.

Rasanya agak janggal kalau mereka miskin, padahal tinggal di rumah yang mewah seperti itu. Barang-barangnya juga mewah dan yang mencurigakan adalah mobilnya hilang. Ada krcurigaa yang bahwa keberadaan mobil ini menjadi kunci untuk polisi mengetahui dan mengusut tuntas lebih dalam lagi.

Tentu penulis berharap di Indonesia ada detektif-detektif yang cerdas dan juga analitiknya tinggi untuk membongkar kasus-kasus janggal seperti ini untuk dibuka secara terang benderang.

Karena sepertinya keberadaan detektif di Indonesia agak kurang terlihat ya. Mungkin jabatan detektif juga belum ada sampai saat ini atau memang penulis yang nggak tahu saja jika mereka menyembunyikan label pekerjaan detektif itu?

Kalau bisa lagi apakah adanya kasus pembunuhan yang melibatkan alat-alat kimia sehingga membuat tubuh menjadi kering? Semoga saja bisa terjawab karena kita tahu agamanya nggak lazim jika alasannya adalah kelaparan.

Karena kalau hanya kelaparan tentu ketua RT atau RW bisa diminta klarifikasi dan penjelasan lebih jauh lagi karena memang yang namanya tugasnya ketua RT atau RW adalah memerhatikan orang-orang yang ada di kompleksnya.

Besar harapan saya agar kasus ini segera dibongkar dan dituntaskan. Demi kepercayaan publik kepada polisi yang sudah nyaris hilang karena kasus Samno dan juga Teddy Minahasa.

Semoga saja tidak ada yang ditutup-tutupi agar semuanya jadi terang benderang.

Kejanggalan Kasus Kematian 4 Orang di Jakarta Barat

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kejanggalan-kasus-kematian-4-orang-di-jakarta-1bxLLJVh2G

Sebut PKS Batal Deklarasi Anies karena Gak Mau Ada Pemodal, Fiks Mardani Ali Sera Munafik

Untuk saat ini baru ada dua Capres 2024 yang sudah secara resmi didukung oleh partai yakni Anies Baswedan yang didukung oleh NasDem dan Prabowo yang diusung oleh Gerindra.

Sedangkan Ganjar, meskipun elektabilitasnya cukup tinggi tapi hingga saat ini masih menjadi Ronin alias Capres yang tidak bertuan.

Memang sih dia kader PDIP, tapi kelihatannya DPP partai tersebut lebih memilih Puan daripada Ganjar.

Nah, dari dua Capres yang sudah resmi diusung oleh partai tersebut yang menarik untuk dibahas di sini adalah Anies.

Kenapa Anies? Karena dinamikanya cukup berliku.

Atau bisa dibilang jalan mantan Gubernur DKI tersebut untuk memperebutkan kursi RI-1 cukup terjal.

Hanya saja penyebabnya bukan karena rivalnya atau lawan politiknya melainkan karena partai calon pengusungnya sendiri.

Sebagaimana kita ketahui bahwa meskipun Anies sudah dapat tiket Capres dari NasDem tapi itu belum cukup karena perolehan kursi partai itu di DPR hanya 9,05 persen. Sedangkan syarat pencapresan minimal 20 persen.

Mau tidak mau NasDem harus berkoalisi dengan partai lain.

Kebetulan ada dua partai lagi yang katanya mau mengusung Anies yakni Partai Demokrat dengan perolehan kursi di DPR 7,77 persen dan PKS 8,21 persen.

Jadi kalau perolehan kursi DPR ketiga partai itu digabung, cukup untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Namun masalahnya di sini, PKS dan Partai Demokrat baru sekedar cuap-cuap doang mendukung Anies. Sampai sekarang mereka belum juga mendeklarasikan dukungan terhadap politisi yang bersahabat dengan Musni Umar tersebut secara resmi.

Agak lucu memang.

Ini ibarat ada seorang pria yang punya pacar. Ia bilang ke orangtua pacarnya tersebut dan ke teman-temannya bahwa kekasihnya itu baik hati, cantik, ramah tamah, rajin menabung dan tidak sombong.

Pokoknya cocok untuk dijadikan istri.

Tapi setelah sekian purnama, si pacar tidak juga kunjung dilamar. Padahal dia sudah berharap.

Sehingga menimbulkan pertanyaan, ada apa ferguso?

Konon katanya sih lamaran (PKS dan Partai Demokrat mendeklarasikan mendukung Anies) akan dilakukan pada 10 November 2022. Dan tanggal itu bisa dibilang tanggal baik karena bertepatan dengan Hari Pahlawan.

Yang mana pada 10 November 1945 silam para pahlawan kita berjibaku bertempur dengan tentara Inggris di Surabaya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

Pertanyaannya, apakah deklarasi itu benaran terjadi?

Tidak ferguso.

Lantas, apa yang menjadi penyebabnya.

Ada banyak sih alasan yang bermunculan. Diantaranya seperti yang disampaikan oleh Mardani Ali Sera.

"Kenapa (PKS) agak lama (mendeklarasikan mendukung Anies)? Bocoran dikit, kami lagi lawan oligarki. Ini enggak boleh ada pemodal besar yang menguasai kita, makanya kita lagi menggalang format gerakan,"

Asik. PKS melawan oligarki. Hehehe

Mungkin dengar pernyataan itu, si koruptor sapi Luthfi Hasan Ishaaq tertawa terbahak-bahak.

Pertanyaannya, gak boleh ada pemodal besar atau gak dapat modal besar? Hahaha

Kelihatan banget kalau penggagas gerakan #2019GantiPresiden tersebut penuh dengan kepalsuan.

Lha wong pada Pilpres 2019 silam, PKS menerima kardus berisi Rp500 miliar kok dari Sandiaga Uno sebagai mahar untuk mendukung pencawapresannya bersama Prabowo.

Masih juga ngomong gak mau ada pemodal besar.

Emang mau PKS mengkampanyekan Anies secara gratisan?

Tidak....

Karena di zaman sekarang munafik orang mengatakan gak mau duit.

Bahkan sebelum dibikin rame oleh Menteri BUMN Erick Thohir, kencing di SPBU saja bayar.

Apalagi bikin baliho 'PKS Menolak Kenaikan Harga BBM Subsidi' yang segede gaban itu, tentu cost-nya lebih mahal lagi.

Jadi PKS tidak ada modal, itu sama saja dengan motor tidak ada bensin. Tidak akan bisa kampanye dan mengkampanyekan Anies.

Lagian juga, banyak kok kader PKS yang korupsi. Seperti Luthfi Hasan Ishaaq yang korupsi sapi dan Yudi Widiana Adia yang menerima suap dari Aseng serta 5 kadernya sekaligus tersangkut korupsi massal di DPRD Kota Malang.

Pertanyaannya, ini yang gak mau uang dari pemodal besar? Hahaha

Dan Mardani lagi pura-pura lupa kalau Surya Paloh adalah bagian dari oligarki itu sendiri.

Hanya saja meskipun ngawurnya menyundul langit, si Mardani ini patut diacungi jempol juga. Karena hanya dia kader PKS yang berani munafik secara terang-terangan.

Sebut PKS Batal Deklarasi Anies karena Gak Mau Ada Pemodal, Fiks Mardani Ali Sera Munafik

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebut-pks-batal-deklarasi-anies-karena-gak-mau-ada-tsnw2G75V2

Usulan Untuk Presiden Jokowi : Saatnya MA Buka Meja Aduan Seperti Balai Kota Jakarta!

Kalau jajaran Hakim di Mahkamah Agung masih bisa ditembus uang sogokan, maka hancurlah tataran peradilan Indonesia! Karena Mahkamah Agung adalah benteng pertahanan terakhir rakyat jelata untuk mencari keadilan. Jika Mahkamah Agung sudah terkoyak oleh uang sogokan, maka wajah hukum Indonesia akan lebih lucu dari wajah Charlie Chaplin, dan lebih menyeramkan dari wajah Joker, karakter film horor dari Amerika. Sementara Komisi Yudisial mandul tak berguna karena miskinnya tekanan dan perhatian rakyat pada lembaga negara yang satu ini.

KPK kembali menangkap Hakim Agung lain dan menetapkannya sebagai Tersangka atas kasus suap perkara yang merupakan pengembangan dari kasus suap yang sebelumnya telah menetapkan Hakim Agung Sudrajat Dimyati dan kawan-kawan sebagai tersangka. Maka lengkaplah sudah kejahatan suap atas satu perkara dibongkar KPK. Biasanya satu perkara itu akan diperiksa oleh 3 hakim. Jika 2 Hakim menyatakan pendapat yang sama, maka 1 hakim sisa akan ikut dengan pendapat yang punya suara lebih banyak. Kalau 2 Hakim sudah berhasil dijebol pertahanan imannya dengan uang, bisa dipastikan putusan akan memenangkan pihak yang jahat dan menjadikan korban akan menjadi korban untuk kedua kalinya.

Kejadian penangkapan 2 Hakim Agung MA ini akan berdampak pada integritas dan kredibilitas Hakim seluruh Indonesia. Penampilan para hakim yang tampil di persidangan dengan baju kebesaran berwarna hitam dan setiap kata yang diucapkan menjadi terdengar lucu dan menjadi tertawaan karena rakyat sudah hilang kepercayaan. Mencari keadilan hukum di jalur hukum, hanya akan menjadi pembuangan waktu, tenaga dan uang. Dan jika kondisi ini dibiarkan dan menjadi semakin parah, bukan hal yang mustahil kalau kemudian rakyat lebih memilih untuk melakukan pengadilan di jalanan alias main hakim sendiri dalam menangani perkara yang terjadi di tengah masyarakat.

Saat ini saja, yang namanya Hakim di Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia sudah tak memiliki harga diri dan martabat di mata rakyat. Kasus-kasus kakap yang diputus lurus sesuai dengan hukum dan undang-undang bisa dihitung sebelah tangan. Para Hakim Pengadilan Negeri sudah banyak yang ugal-ugalan dalam memutuskan perkara, berpesta di atas penderitaan pihak yang nyata-nyata menjadi yang dirugikan. Kesemena-menaan hakim Pengadilan Negeri membuat putusan yang ngaco bin ngawur ini seakan dibiarkan karena pikirannya berkata, "Ga apa apa kita jual putusan, kan masih ada upaya hukum lain kalau putusan di pengadilan pertama kalah. Mereka bisa mengajukan banding, kasasi hingga Peninjauan Kembali....". Pemikiran seperti ini lah yang kemudian menempatkan Hakim Mahkamah Agung menjadi vital dan sangat penting dalam penegakan hukum di Indonesia. Karenanya tertangkapnya 2 Hakim Agung Mahkamah Agung menjadi virus yang wajib diperangi oleh jajaran Hakim Mahkamah Agung sendiri.

Saya ingin mengusulkan pada Presiden Jokowi : Mungkin ada baiknya Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial membuka meja aduan seperti Heru Budi Hartono yang membuka lagi meja aduan di Balai Kota. Setiap rakyat yang memiliki perkara dan mendapatkan perlakukan yang tidak adil atau mendapatkan putusan konyol dari hakim-hakim di Pengadilan Negeri, bisa melaporkannya ke meja aduan di Mahkamah Agung.

Prinsip bahwa putusan hakim tak bisa diganggu gugat oleh hakim lain kecuali melalui upaya hukum lain, harus dilihat case by case. Jika putusan yang dibuat sudah sesuai dengan koridor hukum, maka putusan itu tidak bisa diganggu gugat. Tapi jika putusan yang dibuat oleh Pengadilan Negeri ngaco kemana-mana, maka dengan mengadukannya ke meja aduan di Mahkamah Agung menjadi solusi yang cepat, mudah dan murah. Terutama putusan praperadilan yang tidak memiliki upaya hukum lain, yang memposisikan putusan Pengadilan Negeri bersifat mutlak.

Meja Aduan Mahkamah Agung ini tidak hanya untuk mengembalikan putusan yang keluar dari koridor hukum kembali masuk ke dalam koridor hukum, tetapi juga untuk mentrace record hakim-hakim nakal yang ada di semua pengadilan tingkat pertama di seluruh Indonesia. Jika seorang hakim menghasilkan putusan yang ngaco bin ngawur lebih dari satu kali, maka Mahkamah Agung sudah harus mengkarantina dia di KPK. Dengan cara begini, Insya Allah peradilan di Indonesia akan berubah wajah menjadi lebih baik dan melindungi.

Kritikan mantan ketua hakim Mahkamah Agung, Haripin A. Tumpa, tentang cara perekrutan hakim agung juga perlu diperhatikan. Karena jika yang merekrut para hakim agung dilakukan oleh Komisi Yudisial atau KY, secara tidak langsung ini telah menempatkan KY berada di atas Mahkamah Agung. Kejadian 2 hakim agung yang ditangkap oleh KPK dan dua-duanya adalah rekrutan KY tanpa pertimbangan dari hakim di Mahkamah Agung adalah bukti bahwa KY tak mumpuni dalam melahirkan hakim-hakim agung yang bermartabat dan berhati nurani. Cara perekrutan seperti ini bisa menjadi penyebab mengapa dua hakim agung yang ditangkap KPK berani menerima sogokan, karena mereka dilahirkan oleh institusi lain di luar Mahkamah Agung. Jika perekrutan hakim agung dilakukan oleh Mahkamah Agung, maka bisa dipastikan penanaman dokrin dan spirit yang dijunjung oleh Mahkamah Agung akan ditanamkan di dalam kepala dan hati nurani para hakim agung yang baru. Ada tanggungjawab moral yang dibebankan pada kedua belah pihak, yaitu pihak Hakim Agung baru yang direkrut oleh pihak Hakim Agung lama di Mahkamah Agung. Dengan direkrutnya Hakim Agung oleh KY, ketika ada kejadian, dengan mudahnya Mahkamah Agung berdalih, "Mereka yang rekrut KY bukan MA!"

Harapan rakyat pada Mahkamah Agung lebih besar dari harapan rakyat pada Kepolisian dan Kejaksaan dalam penegakan hukum. Karena jika polisi dan jaksa menyimpang, maka para hakimlah yang bisa meluruskan perkara yang disimpangkan. Jika Hakim ikut-ikutan menyimpang, maka Indonesia akan masuk ke masa kehancuran. Inikah yang kita inginkan untuk Indonesia di masa depan???

Usulan Untuk Presiden Jokowi : Saatnya MA Buka Meja Aduan Seperti Balai Kota Jakarta!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/usulan-untuk-presiden-jokowi-saatnya-ma-buka-v3LWGpcsAh

Ketum Partai di Persimpangan Jalan Antara Jokowi dan Anies

Dinamika politik terus terjadi seiring makin dekatnya tahun politik 2024. Perubahan komposisi partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi mungkin akan segera terjadi. Partai Nasdem diprediksi akan mengalami tekanan kuat agar keluar dari koalisi.

Hubungan sang Ketua Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo disebut tengah retak dan membawanya berada dalam persimpangan jalan. Keretakan ini muncul setelah Nasdem mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hubungan Nasdem dengan Jokowi sedang berada di titik paling rendah. Hal tersebut terlihat dari ketidakhadiran Jokowi di puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 Nasdem yang digelar di Jakarta Convenction Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Di hari puncak perayaan ini, Jokowi menghadiri KTT ASEAN Kamboja. Perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Nasdem kemarin (11/11/2022) terasa hambar karena tak hadirnya Presiden Jokowi yang sering dianggap sebagai 'Presidennya Nasdem'.

Indikasi ketidakharmonisan Nasdem dan Jokowi juga terlihat dari video ucapan ulang tahun dari Jokowi yang tak kunjung diputar. Banyak yang menilai video tersebut batal diputar lantaran Jokowi tidak mengirimkan video ucapan saat waktu perayaan.

Kedua realitas politik inilah yang dinilai menjadi tanda kuat bahwa hubungan Nasdem dan Jokowi hampir tidak bisa diselamatkan lagi. Keluarnya Nasdem dari koalisi pendukung Jokowi sepertinya hanya tidak menunggu waktu.

Jika benar Nasdem keluar, kira-kira apa yang akan terjadi. Apakah akan datang partai baru sebagai pendukung Jokowi atau ada yang keluar tapi tidak ada yang masuk.

Jika menurut kabar yang beredar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), konon katanya akan mendapat jatah 2 menteri sebagai pengganti Partai Nasdem. Apakah rumor ini benar-benar terjadi, apakah PKS bersedia menjadi partai politik pendukung Jokowi di sisa masa jabatannya?

Partai Nasdem sepertinya harus bersiap menerima kenyataan, menerima realitas politik yang terjadi. PDI Perjuangan sebagai partai politik pendukung utama pemerintahan Jokowi sering melakukan serangan dan tekanan kepada Nasdem.

Partai pimpinan Surya Paloh ini harus bersiap untuk tidak lagi dekat dengan Jokowi dan lebih fokus untuk dekat dan mendukung sepenuhnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sayonara Jokowi, selamat datang Anies Baswedan. Begitu kira-kira.

Sebenarnya Partai Nasdem berusaha untuk menjadi anggota koalisi Jokowi sampai akhir masa jabatan Presiden Jokowi. Hal ini terlihat dari pernyataan Surya Paloh yang masih menganggap Jokowi merupakan Presiden Nasdem dan menganggap Jokowi sahabat Surya Paloh.

Keinginan Surya Paloh ini sepertinya bertepuk sebelah tangan. Karena Jokowi dan PDI Perjuangan rupanya sudah mulai pergi meninggalkan Nasdem.

Ketum Partai di Persimpangan Jalan Antara Jokowi dan Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ketum-partai-di-persimpangan-jalan-antara-jokowi-eCXiktehew

Surya Paloh Out dari Nasdem?

Sejak tahun 2013 Surya Paloh dipercaya menjadi orang nomor 1 di Partai Nasdem. Di bawah kepemimpinannya Nasdem mampu masuk parlemen dan menjadi partai yang layak diperhitungkan.

Mendukung Joko Widodo di Pilpres 2014 dan 2019, Nasdem mendapat kepercayaan masyarakat sehingga menjadi partai yang terus berkembang. Berbagai tindakan politiknya menjadi perhatian publik termasuk menjelang Pemilu 2024.

Kabar terbaru dari Nasdem, Ketua Umum Surya Paloh mengatakan bahwa dirinya berpeluang keluar dari partai jika hasil pencapaian NasDem pada Pemilu 2024 mengecewakan atau stagnan.

Ia mengaku akan mengoptimalkan kepemimpinan di NasDem untuk membawa partainya berhasil mencapai satu lompatan yang lebih jauh di Pemilu 2024. Jika hasilnya mengecewakan, Paloh menilai dirinya harus keluar dari partai.

"Kalau saja, nah, ini kalau, ini tolong dicatat. Jangankan menurun atau tidak lolos parliamentary threshold, tidak ada tambahan angka kursi parlemen satu pun itu artinya nakhoda yang berbicara ini sudah tak layak lagi memimpin NasDem," ujar Paloh.

Pernyataan Paloh ini cukup berani dan nekad. Mungkin Paloh sudah merasa tanggung karena belum lama ini awal Oktober 2022 Partai Nasdem sudah nekad deklarasi Anies jadi Capres.

Setelah manuver politik yang dilakukan Nasdem ini muncul berbagai tekanan, sentimen negatif dari berbagai pihak. PDI Perjuangan sebagai partai utama pendukung pemerintahan Jokowi terus memberikan serangan dan tekanan kepada Nasdem agar keluar dari kabinet.

Hubungan Surya Paloh dan Jokowi pun yang tadinya dekat bersahabat, kini sudah mulai renggang. Pada hari ulang tahun Nasdem ke 11 Presiden Jokowi tidak hadir bahkan tidak sempat mengucapkan selamat ulang tahun.

Indikasi ini bisa dibilang tidak terbantahkan. Partai Nasdem sudah tidak mempunyai tempat lagi di lingkaran Presiden Jokowi. Sebagaimana kata Paloh jika bola ada di Jokowi. Jika Presiden Jokowi mengeluarkan menteri Nasdem maka partai pimpinan Paloh ini harus angkat kaki.

Dalam beberapa survei diungkapkan jika elektabilitas Nasdem semakin menurun seiring deklarasi Anies jadi Capres. Hal ini rupanya membuat Surya Paloh sebagai pucuk pimpinan merasa gerah.

Sehingga Paloh mengeluarkan pernyataan kontroversi dan menjadi perhatian publik. Surya akan out jika peroleh kursi Nasdem di Parlemen tidak bertambah. Sebuah perjudian yang luar biasa.

Jika melihat kalkulasi politik penambahan kursi Nasdem cukup sulit. Ada beberapa pengurus internal Nasdem yang tidak menyukai dengan manuver Nasdem yang mendeklarasikan Anies jadi Capres. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perolehan suara Nasdem di Pemilu nanti.

Kemudian, melihat hasil survei lain Partai Perindo diprediksi akan masuk parlemen. Jika hal ini nyata maka akan menggerus raihan suara partai lain termasuk partai Nasdem.

Nah jika Nasdem keluar dari parlemen, atau setidaknya raihan suaranya berkurang walaupun sedikit, apakah Surya Paloh akan menepati janjinya? Kita tahu politikus pandai bersilat lidah.

Amien Rais pun seingat saya tidak menepati janjinya berjalan Yogya-Jakarta jika Jokowi kalah. Lalu bagaimana dengan Surya Paloh?

Surya Paloh Out dari Nasdem?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/surya-paloh-out-dari-nasdem-a0IcbGVD5A

Paket Lengkap Modal Pemilu 2024; Anies Dijegal, NasDem Dizalimi!

Plus buzzers digital dan Bapak Prihatin, lengkap sudah persiapan menuju Pemilu serentak 2024 nanti.

Boleh saja Surya Paloh bilang bahwa saat ini jangankan bohir besar, yang kecilpun katanya tak ada. Tapi inikan baru di taraf pengusungan, masih di situasi yang awal. Tentunya masih banyak waktu dan kesempatan untuk melakukan lobi-lobi. Toh tersirat dari apa yang disampaikan Mardani PKS, bahwa keberadaan pemodal itu memang nyata adanya.

Bisa juga apa yang disampaikan Paloh itu sebenarnya adalah bagian dari narasi besar yang sedang mereka bangun sebagai bagian dari persiapan menuju Pemilu nanti. Narasi bahwa kali ini Partai NasDem adalah penantang yang lemah dan kecil. Iya, mereka sedang membangun citra sebagai penantang yang kecil secara elekabiltas dan lemah secara pendanaan.

Selain lemah, citra lain yang sedang dibangun NasDem tentu saja adalah sedang terzalimi dan terintimidasi. Beberapa waktu yang lalu NasDem sempat mengeluhkan intimidasi terhadap partainya di media sosial pasca pencapresan Anies. Citra terzalimi tercermin dari keluh kesah Surya Paloh yang merasa tidak diperhatikan oleh Presiden Jokowi layaknya partai politik lain saat ulang tahun NasDem kemarin. Maupun dukungan Presiden pada sosok lain yang masuk bursa capres namun ternyata tidak diperlihatkan pada Anies yang nyata-nyata sudah diusung oleh NasDem.

Terkait Anies, pencitraan penzaliman terhadapnya sudah terlebih dahulu digencarkan. Orang-orang Demokrat yang melakukannya. Mereka bilang ada upaya untuk menjegal proses pencapresan mantan Mendikbud itu. Sementara Anies sendiri tidak pernah berupaya untuk menangkalnya, malah seakan membiarkan sambil menunggu momen untuk melancarkan serangan baliknya.

Terkait Demokrat, menuju Pemilu 2024 nanti partai ini punya sosok yang gemar curhat. Mendukung narasi penzaliman terhadap Anies dan partai NasDem, cerita itu akan didukung sepenuhnya oleh Bapak Prihatin Nasional, SBY. Dengan gaya pidato memelasnya yang begitu penuh penghayatan, narasi keprihatinan dari Anies dan NasDem akan sangat pas dilakonkan oleh beliyo.

Semua itu akan semakin terasa gemanya ketika penguatan di dunia media sosial digencarkan. Dan itu sudah dimulai. Anies sedang dipromadonakan di berbagai platform media sosial.

Dan dari poros ini sudah diketahui betul siapa yang punya sumber daya berlebih di bidang ini. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kekuatan penguasaan media sosial oleh PKS sudah teruji dan kemudian patut untuk diperhitungkan.

Akhirnya, menuju Pemilu 2024, poros koalisi NasDem-PKS-Demokrat itu sudah sedikit terbaca bagaimana mereka akan menjalaninya nanti. Sudah ada gambaran bagaimana mereka akan memainkan lakonnya demi terwujudnya tujuan mereka. Hanya yang masih menjadi masalah adalah ……

…… bisa terbentuk atau tidak koalisi mereka itu?????......

Paket Lengkap Modal Pemilu 2024;  Anies Dijegal, NasDem Dizalimi!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/paket-lengkap-modal-pemilu-2024-anies-dijegal-aBjvAuSp48

Bikin Kecut Mendengar Relawan Anies Tak Suka Jika Anies Ikut Pilpres

Relawan Anies semasa pilgub Jakarta pun ternyata tidak rela jika Presiden yang menggantikan Jokowi merusak program-program yang sudah berjalan sangat baik. Lalu kenapa mereka yakin bahwa Anies lah yang akan merusak program Jokowi, jika dia yang meneruskan sosok RI satu itu? Salah satu keberatan mereka juga kita nilai cukup mendasar, khususnya ketika mereka menilai segi spiritualitas seorang Anies Baswedan diragukan keislaman dan kesetiaannya kepada ajaran rasulullah SAW.

Anies dibicarakan pendukungnya (Kebanyakan Pencitraan) di https://youtu.be/A5pn6gKusLI

Orang yang sama mengakui kalau soal bekerja, Anies kalah jauh dari Ahok. Pertanyaannya, kenapa merekaberani mempertaruhkan kesejahteraan warga Jakarta untuk mengalahkan Gubernur yang mereka sendiri akui kinerjanya lebih baik?

Jawabannya, selain karena belum sadae seburuk apa karakter Anies, mereka semata-mata bertumpu pada kekuatan iman. Faktanya, jika hanya bermodalkan iman, ternyata Anies sendiri tidak menjiwai keimanannya. Maka saat ini dia barangkali sedang menuai hasil taburan amalan selama lima tahun memperdaya warga Jakarta.

"Secara umum, program pembangunan di Jakarta dalam lima tahun ini 2017-2022 ada yang cukup bagus meskipun banyak PR (pekerjaan rumah) besar yang tidak dilakukan," kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Joga. Ada pula program lain yang dinilai Nirwono baik, yakni integrasi transportasi publik baik untuk sistem tiket maupun infrastruktur jembatan penghubung dari halte ke stasiun/terminal.

####Penanganan banjir Permasalahan penanganan banjir adalah hal penting untuk Jakarta. Soal penataan banjir, baik Yayat maupun Nirwono menilai pekerjaan Anies belum sempurna.

"PR penanganan banjir justru tidak tuntas dilakukan, seperti pembenahan sungai yang berhenti, revitalisasi situ/danau/embung/waduk tidak berjalan, rehabilitasi saluran air tidak dilakukan, padahal di atasnya trotoar sedang direvitalisasi," sorot Nirwono.

Nirwono juga menyoroti pertambahan ruang terbuka hijau yang lambat di era Anies. Adanya Tebet Eco Park yang direvitalisasi hanya meningkatkan kualitas taman yang sudah ada, tapi tidak menambah luasan ruang terbuka hijau di Jakarta.

Hal yang lebih memprihatinkan sejatinya bukan terbatas pada terhentinya program pengentasan bencana banjir, namun pada pencairan anngarannya yang justru terserap dengan prosentase tinggi. Adakah yang tergelitik bertanya, penyerapan anggaran yang bagus itu dikonversi menjadi program jenis apa? Faktanya program-program unggulan tidaklah semoncer penyerapan anngarannya.

Eks Mendikbud RI itu juga mengklaim tak ada pihak mana pun yang menentang program DP 0 rupiah. Dia justru berterima kasih kepada pihak-pihak yang mengenalkan program DP 0 rupiah kepada publik.

"Kontra sih nggak ada. Ini kami berterima kasih sekali pada semua yang meramaikan rumah DP nol rupiah ini sehingga menjadi tenar. Tanpa kami harus bayar agency untuk mempromosikan program DP nol rupiah. Benar-benar berterima kasih sekali telah mempopulerkan DP nol rupiah sehingga ada di mana-mana. Masalahnya, di tempat lain berhasil menarik calon penghuni, kenapa di Jakarta justru mereka ogah ikut?

Bikin Kecut Mendengar Relawan Anies Tak Suka Jika Anies Ikut Pilpres

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bikin-kecut-mendengar-relawan-anies-tak-suka-jika-d539zDYCBc

Masih Menarikkah Nasdem Untuk Dipilih?

Sebagai partai yang pada pemilu 2019 lalu perolehan suaranya mencapai 9%, Nasdem telah mengambil inisiatif mendeklarasikan capres mendahului partai-partai lain. Dengan manuver itu Nasdem berharap mendapatkan apresiasi dan simpati politik sebagai partai besar yang benar-benar mengusung jargon restorasi. Partai yang kental dengan visi dan misi nasionalisme ini pada awal kemunculannya banyak mandapatkan simpati dari berbagai kalangan.

Dalam Rakernas, Nasdem memilih Anies Baswedan sebagai jagoannya, yang tentunya sangat digadang-gadang bisa memenangkan pertarungan pilpres 2024 nanti. Dari sini saja mudah terbaca, bahwa Nasdem memilih Anies hanya berdasarkan pengalaman banyaknya pendukung Anies saat pilgub DKI Jakarta. Nasdem lebih memilih seseorang yang gagal memimpin Jakarta untuk menjadi presiden. Ini sama artinya dengan Nasdem sedang berusaha memenangkan Anies dan membawa Indonesia pada kegagalan-kegagalan untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Nasdem lebih senang jika melihat Indonesia terkena prank ala Anies.

Nasdem sama sekali tidak mempertimbangkan kegagalan-kegagalan kerja dan nilai raport merah Anies selama 5 tahun memimpin Jakarta. Rupanya bukan hanya masyarakat Jakarta saja yang terbius bualan, tetapi juga Surya Paloh terhipnotis manisnya tata kata Anies. Padahal dua nama lain yang masuk radar capres Nasdem ada Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Andika Perkasa, yang berdasar opini publik masih lebih baik jika dibandingkan Anies Baswedan. Entah pertimbangan apa Nasdem lebih memilih Anies, tentunya hanya Nasdem yang tahu.

Blunder fatal telah dilakukan Nasdem, menjadikan partai ini tidak lagi menarik untuk dipilih. Sebaiknya memang tidak usah dipilih, agar Anies tidak menjadi presiden dan Indonesia bisa meneruskan kemajuannya di berbagai bidang. Metamorfosa Nasdem menjadi partai yang mendukung radikalisme dan intoleran mau tidak mau harus Nasdem terima. Ini otomatis menjadi demikian, karena kelompok-kelompok inilah yang ikut mendukung dan memenangkan Anies di pilgub DKI Jakarta. Sehingga, jika Surya Paloh tetap memberikan tiket capresnya kepada Anies Baswedan, tidak mustahil kelompok radikalis dan intoleran berjubah agama tetap berada di belakang Anies. Dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan Anies.

Nasdem saat ini sedang berada di tepi jurang politik. Rasa kepercayaan masyarakat pemilihnya mulai memudar pasca Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres. Masyarakat menganggap Nasdem telah gagal mewujudkan keinginan untuk menyiapkan dan memilih calon pemimpin bangsa, seperti yang diharapkan masyarakat. Hasil survei yang hanya 4.3% membuktikan bahwa Nasdem mulai ditinggalkan pemilihnya, bahkan berkemungkinan menjadi partai yang tidak terwakilkan di parlemen.

Kepanikan dan kecemasan mulai menyelimuti Nasdem. Bukan hanya dari hasil survei, tetapi dari sudah tidak tertariknya masyarakat dan simpatisan untuk memilih Nasdem, pasca deklarasi Anies sebagai capres. Ini resiko yang harus diterima Nasdem pada pemilu 2024 nanti. Sebuah resiko yang menempatkan Nasdem menjadi partai gurem dan tidak memiliki keterwakilan di lembaga legislatif. Ini yang seharusnya dipertimbangkan Nasdem, untuk tetap mencalonkan atau menarik pencalonan Anies Baswedan. Di samping kebuntuan deal-deal politik dengan Demokrat dan PKS dalam menentukan cawapres Anies.

Kalau Nasdem teguh, kukuh, dan berjiwa ksatria dengan pencapresan Anies, seharusnya segera saja menunjuk siapa cawapresnya. Tarik seluruh menterinya dari kabinet Jokowi. Jalankan mesin politik dengan meraung-raung, agar seluruh komponen mesin Nasdem berkerja dan gaungnya membumi. Poles capresnya dengan citra-citra yang baik, meskipun sulit memoles dengan citra positif, karena citra negatif dari kegagalan kontroversial yang terlanjur melekat pada diri Anies Baswedan. Di sinilah peran dan tugas Musni Umar beserta pasukan buzzernya bekerja. Khan sudah konsolidasi, menyamakan konsep buzzernya.

Lain permasalahannya kalau Nasdem mulai ragu-ragu dan gamang bercampur penyesalan, telah gegabah dan sembrono memilih Anies menjadi capresnya. Lalu berubah menjadi raja tega, membatalkan dan menarik dukungannya dan mengambil kembali separo tiket capres yang telah diberikan kepada Anies Baswedan. Nasdem sendiri mengatakan, Anies Baswedan itu baru capres nominasi yang masih perlu portfolio untuk melengkapi persyaratannya. Artinya Anies di mata Nasdem belum memenuhi syarat. Lha terus knapa masih juga dipilih? Ibarat seorang pencari kerja yang harus memenuhi persyaratan, maka yang tidak memenuhi otomatis tidak lolos.

Blunder demi blunder terciptakan, tujuan awal mulai kabur dan samar. Anies Baswedan diposisikan baru sebatas masuk nominasi capres pilihan nasdem, padahal sudah dideklarasikan. Anies Baswedan sudah terlanjur senyam-senyum tebar pesona ke anak-anak, bapak-bapak, dan emak-emak. Juga sudah terlanjur memamerkan penghargaan-penghargaan bodong. Sedangkan Musni Umar terlanjur memberikan pelatihan kepada para buzzer piaraan Anies. Masak sih mau dibatalkan?

Sepertinya tidak menjadi masalah bagi Nasdem jika membatalkan pencalonan Anies Baswedan, dan segera saja kembali menjadi partai pilihan pemilih dan simpatisannya. Yang kecewa paling Anies Baswedan. Tapi tidak apa-apa juga, karena Anies sendiri sudah banyak dan sering mengewakan, terutama masyarakat Jakarta. Tidak apa-apa juga buat Nasdem jika dikatakan sebagai partai dua kaki, karena sampai sekarang pun satu kaki Nasdem masih berusaha tetap untuk bertahan di kabinet Jokowi dan kaki yang lain menjadi semi oposisi, bersamaan dengan munculnya antitesa Anies – Jokowi.

Bentuk kepanikan Surya Paloh sangat jelas terbaca pada pernyataannya bahwa Nasdem siap mundur jika perolehan kursi parpolnya di DPR tidak bertambah pada Pemilu 2024. Ini sebuah tantangan bagi masyarakat pemilih, untuk berani tidak memilih Nasdem di pemilu 2024 nanti. Agar Indonesia terselamatkan segalanya.

Masih Menarikkah Nasdem Untuk Dipilih?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-semakin-tidak-menarik-untuk-dipilih-hhhldyXayv

Obat Tercemar Zat Pelarut, Adakah Kesalahan Pembuat Kebijakan?

Kasus gagal ginjal pada anak diketahui disebabkan oleh senyawa pelarut bernama ethilen glikol atau diethylen glikol. Ironisnya ahli farmasi menyebut zat pelarut dalam obat syrop yang diijinkan adalah polyethilen glikol atau propelin glikol yang aman dikonsumsi, sedangkan dua zat terdahulu seharusnya tidak digunakan karena berbahaya bagi manusia.

Pertanyaannya, apakah proses kimiawi dalam melarutkan obat syrop memungkinkan terjadi pencemaran? Menurut Ketua Persatuan Apotheker Indonesia, Rustam Novrendi, resiko itu bisa terjadi karena merupakan proses kimiawi, memungkinkan output zat berbahaya turut ditemukan. Hanya saja ada batas toleransi yang membolehkan zat EG atau DEG itu berada di dalam larutan obat sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, produk-produk dari dua perusahaan farmasi terindikasi memiliki kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dengan konsentrasi sangat tinggi. Menurut dia, kandungan tersebut sangat beracun atau toksik sehingga dapat dengan cepat bisa memicu penyakit ginjal akut.

"Karena ada indikasinya bahwa kandungan dari EG dan DEG di produknya itu tidak hanya dalam konsentrasi sebagai kontaminan. Tapi sangat-sangat tinggi. Dan tentu saja sangat toxic dan itu bisa cepat diduga bisa mengakibatkan ginjal akut dalam hal ini," ujar Penny dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).

Boleh diduga bahwa cemaran EG dan DEG dalam beberapa obat sirop, merupakan konsekwensi dari anomaly quality control yang seharusnya tidak boleh terjadi, lebih- lebih karena produk farmasi sangat terkait dengan tubuh konsumen.

Sangat wajar juga jika kasus ini dibawa ke delik tindak pidana keamanan konsumen atau yang diatur dalam Undang-undang Kesehatan dan obat. Tentu saja selain proses hukumnya, para pemegang otoritas perlu segera menyusun strategi tertentu, agar hal serupa tidak terulang. Keselamatan dan kesehatan masyarakat bagaimanapun tidak bisa dipertaruhkan hanya demi keuntungan secara ekonomi.

Seharusnya control kualitas di dalam proses produksi adalah hal mutlak yang selain tidak boleh dieliminir, juga harus berlaku menyeluruh. Artinya bukan melalui uji petik seperti banyak dilakukan pada produksi non pangan.

Selain ada fungsi QC di internal produsen, pihak eksternal yang berkepentingan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat, harus meningkatkan kualitas pemeriksaannya. Mungkin mekanisme inspeksi dadakan atau uji petik terhadap perangkat QC perlu diaudit secara ketat, karena diduga zat cemaran itu berawal dari abainya petugas QC melaksanakan tanggung jawabnya.

Obat Tercemar Zat Pelarut, Adakah Kesalahan Pembuat Kebijakan? 

Klik vidoenya disini https://youtu.be/FqCcM6Vwiqk

Sumber Utama : https://seword.com/umum/obat-tercemar-zat-pelarut-adakah-kesalahan-aTD6VoxCPg

Mempersatukan JK dan Paloh Itu Sama Sulitnya dengan Menyatukan PKS dan Partai Demokrat

Mungkin warga plus 62 mengira, orang berpengaruh di balik Anies itu hanya si Brewok Surya Paloh seorang. Pasalnya dia-lah yang pertama kali mendeklarasikan dukungan terhadap mantan Gubernur DKI tersebut.

Dan Paloh mendukung Anies bukan sekedar mendukung tapi juga dengan modal.

Pertama, ia punya Partai NasDem yang punya kursi di DPR sebesar 9,05 persen.

Kedua, bos Irma Suryani Chaniago itu punya media Metro TV dan koran Media Indonesia. Yang mana ini bisa jadi alat propaganda untuk memenangkan Anies.

Ketiga, Paloh punya pendukung atau pemilih NasDem sebanyak 12,66 juta suara.

Pemilik suara ini setengahnya saja memilih Anies, minimal mantan Menteri Pendidikan itu sudah dapat 6 juta suara.

Cukup seksi. Walaupun masih kalah seksi dengan PDIP. Karena PDIP tanpa berkoalisi dengan partai manapun tetap bisa mengusung pasangan Capres/Cawapres sendiri. Sedangkan NasDem wajib cari teman kalau mau mengusung Anies.

Nah, dengan segala yang dia punya itu tentu Paloh dapat menyetir Anies.

Memang sih selain NasDem ada juga dua partai lagi yang mau mengusung Anies, tapi mereka sudah kendor duluan. Sehingga tidak punya power untuk mendikte eks rektor Paramadina itu.

Hanya saja, dengan segala fasilitas yang dia berikan kepada Anies itu, apakah betul hanya Paloh seorang yang paling dipatuhi oleh Anies?

Tidak ferguso.

Ada satu lagi yakni Jusuf Kalla.

Ketua PMI ini memang tidak nampak perannya dalam pencalonan Anies karena dia memang bukan ketua partai. Tapi di balik itu semua, jasanya sangatlah besar terhadap Wan Anies.

JK-lah yang melobi Prabowo dan dan Presiden PKS saat itu Sohibul Iman agar mau mengusung Anies. Sehingga M Taufik dan Mardani Ali Sera gagal menjadi Cagub DKI 2017.

Kalau bukan karena lobi-lobi mantan Wapres tersebut, Anies bukan siapa-siapa sekarang. Karena Gerindra dan PKS tidak akun mau mengusungnya.

Lha wong dia merupakan mantan pendukung Jokowi kok dan juga pernah menjelek-jelekkan Prabowo.

Tapi di sinilah letak kehebatan JK. Ia mampu meyakinkan dua partai tersebut plus Prindo dan Partai Idaman sehingga mau mendukung mantan menteri pecatan itu sebagai Cagub DKI.

Hingga Anies benaran terpilih jadi gubernur DKI berkat politisasi agama.

Pertanyaannya, apakah Anies sekarang berani membantah permintaan JK?

Tentu tidak. Karena dia masih butuh tangan dingin politisi asal Sulsel itu sebagai sponsorship.

Nah celakanya, ada potensi Paloh dan JK nantinya berebutan kue yang tersedia. Karena keduanya sama-sama merasa berjasa, sehingga merasa yang paling layak mendapatkan jatah jabatan yang paling banyak.

Seperti JK mau memasukkan loyalisnya ke Kementerian yang strategis (Menteri BUMN, Menteri PUPR, Menteri Pendidikan, Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan). Om brewok tidak mau ketinggalan. Tentu ia juga mau kader partainya menduduki jabatan strategis tersebut.

Terakhir, keduanya gontok-gontokan.

Belum lagi ditambah dengan masa lalu diantaranya yang kurang baik.

Kala itu Paloh sempat mencalonkan diri sebagai Ketua umum Golkar. Rivalnya juga cukup kuat sih yakni Abu Rizal Bakrie.

Dan Om Paloh benar-benar berjuang sendirian waktu itu. sedangkan JK yang notabene ketua partai sebelumnya hanya menonton saja, gak mau bantu Om Brewok.

Hingga politisi asal Aceh tersebut benaran kalah. Keluar dari Partai Golkar. Dan Mendirikan NasDem.

JK yang tidak mau menolongnya itu tentu akan diingat seumur hidup oleh Paloh.

-o0o-

Jadi bisa dikatakan hubungan kedua politisi senior tersebut seperti air dan minyak sekarang. Sulit untuk bersatu.

Menyatukan Paloh dan JK, itu sama sulitnya dengan menyatukan PKS dan Partai Demokrat.

Kok bisa begitu?

Jangan dikira kedua partai oposisi tersebut akur.

Hal ini disebabkan oleh Demokrat pernah sakit hati sama PKS. Yang mana PKS kala itu menusuknya dari belakang.

Tentu masih segar di ingatan kita, saat berkuasa dulu Partai Demokrat berkoalisi dengan PKS. Bahkan karena begitu baiknya SBY kepada partai dakwah tersebut, PKS diberi jatah 4 kursi menteri (Menteri Pertanian, Menteri Sosial, Menristekdikti dan Menkominfo).

Eh ternyata air susu dibalas air tuba ferguso, alias kebaikan dibalas kejahatan.

Ketika SBY terpaksa mengambil kebijakan yang tidak populer yakni menaikkan harga BBM. Bukannya mendukung, PKS malah dengan keras menantang kebijakan itu dalam rangka mendapatkan simpati dari masyarakat.

Tidak pelak, Partai Demokrat marah besar kala itu.

"PKS hanya mau enak sendiri. Cuma mau syor menikmati kekuasaan dan pos 4 menteri strategis, tapi tak mau senasib-sepenanggungan dengan pemerintah. Padahal 2014 masih jauh, tapi indikasi benih-benih telikungnya parah," ujar loyalis SBY yang juga paman Annisa Pohan, Ramadhan Pohan dengan nada yang sangat gusar.

Kura-kura apa yang dilakukan oleh PKS waktu itu sama seperti yang dilakukan oleh NasDem sekarang ini. Jatah menteri mau tapi jadi oposisi juga mau.

Kejadian yang tidak mengenakkan ini tentu akan diingat terus oleh Partai Demokrat. Sehingga cap PKS sebagai partai pengkhianat akan selalu ada di benak kader-kadernya.

Yang namanya pengkhianat tentu gak akan bisa dipercaya lagi dong. Begitupun dengan PKS ini sudah tidak dipercaya oleh kader partai berlambang bintang Mercy.

Jadi kelihatannya saja para calon pengusung Anies itu kompak, duduk bareng dan nyerang pemerintah bareng. Tapi di balik itu semua ada dendam yang membara, yang pada intinya sulit untuk membuat mereka bersatu.

Mempersatukan JK dan Paloh Itu Sama Sulitnya dengan Menyatukan PKS dan Partai Demokrat

Sumber Utama : https://seword.com/politik/mempersatukan-jk-dan-paloh-itu-sama-sulitnya-Y8fvAiGWIB

Ngaspal Jalan di Solo Dituding Persiapan Pernikahan Kaesang, Gibran Sampai Jengkel

Rencana pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada Desember 2022 nanti menarik perhatian netizen, terutana karena pihak yang akan punya gawe adalah Joko Widodo, yang masih menjabat sebagai Presiden RI sampai 2024.

Tak ayal lagi, apa pun yang menyangkut persiapan acara besar itu akan menarik perhatian. Hanya, kita mungkin tak menyangka bahwa rasa penasaran (atau lebih tepatnya disebut kepo?) sampai menjadi tuduhan bahwa ada semacam konspirasi terkait acara pernikahan itu, sampai membuat seorang Wali Kota Solo mengaspal jalan untuk melancarkan acara pernikahan itu. Ngeri kali memang, yah kalau sudah berkaitan dengan keluarga Jokowi itu!

Salah satu cuitan nyinyir itu berbunyi;

"Cieee yang mau nikah, jalannya diaspal dulu,”

Gibran pun membalas lewat postingan di media sosial resminya:

“Yang saya aspal jalan menuju masjid. Gak ada hubungannya sama pernikahan. Masjidnya baru jadi dan lokasinya di solo. Tidak ada hubungannya dengan pernikahan Kaesang."

Mendapati nyinyiran netizen belum berhenti, Gibran juga dengan nada mulai meninggi berkata:

"Oalah cah pinter. Jebule aku kat ndek wingi posting ngaspal dikirone aku ngaspal dalan tekan sleman jogja to? Jan pinter tenan. Jenius! (Oalah bocah pintar, ternyata aku dari kemarin mengunggah foto mengaspal tuh dikira mengaspal jalan sampai Sleman Yogyakarta, ya? Memang pintar banget. Genius)!”

Akhirnya, sambil berkelakar (khas seorang Gibran tentunya) muncul pernyataan:

“Biasane aku disambati jalan berlubang neng kabupaten sekitar. Saiki dituduh ngaspal dalan tekan sleman jogja. Aku tak dadi anak buahe pak bas wae nek ngono."

Kira-kira pernyataan yang terakhir itu artinya:

"Biasanya saya menerima curhat soal jalan berlubang di kabupaten sekitar, sekarang dituduh mengaspal jalanan sampai Sleman Yogyakarta. Saya sekalian jadi anak buah Pak Bas saja kalau begitu."

Kalau belum terdengar ada kejengkelan, baca juga omongan Gibran yang satu ini:

“Ra sekalian proses revitalisasi kebun binatang jurug mbok tuduh nggo persiapan pernikahan. Maten neng kandang singo."

("Nggak sekalian proses revilatisasi kebun binatang Jurug dituduh untuk persiapan pernikahan. Menikah di kandang singa.”)


Emang kalau sudah menyangkut keluarga Pakdhe Jokowi itu ada-ada saja ya. Jangan-jangan kalau nanti mendadak ada perbaikan jalan di depan sekolahnya Jan Ethes, nanti dikaitkan dengan pernikahan Kaesang, pencitraan, atau tuduhan kalau Gibran mau mencalonkan sebagai Gubernur Jateng pada 2024 nanti. Gendeng!

Ngaspal Jalan di Solo Dituding Persiapan Pernikahan Kaesang, Gibran Sampai Jengkel

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngaspal-jalan-di-solo-dituding-persiapan-fZgMBsYISk

Normalisasi Sungai 4,8 Km, Anies Dipermalukan Telak, Sumur Resapan Kalah Pamor

Dulu Anies hanya beretorika, menjual wacana dan kalau pun action, hanya sekedarnya, entah itu gerebek lumpur, memasang sumur resapan, atau mempersiapkan pompa air. Dulu malah ada toa peringatan banjir, alat pengukur curah hujan, buku panduan banjir dll.

Sekarang sudah beda, berkat Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono, mulai ada titik terang dan optimisme bahwa pengendalian banjir akan berhasil. Kali ini, penanganan banjir mulai digarap serius.

Tugas utama yang dilakukan Heru adalah melanjutkan normalisasi sungai. Dia menargetkan normalisasi sungai Ciliwung dapat terealisasi sepanjang 4,8 kilometer, selama dia memimpin.

Tugas Pemprov DKI adalah membebaskan lahan, sedangkan Kementerian PUPR adalah melanjutkan normalisasi. Kekompakan ini yang tidak dilakukan Anies. Mulutnya banyak membual. Ngomong, ngoceh, cuap-cuap dengan entengnya, tapi ujung-ujungnya dihambat seolah ada dendam politik.

Setelah lahan dibebaskan, normalisasi sungai bisa dilanjutkan. , Lebih hebatnya lagi, pemerintah pusat sedang mengebut pengerjaan proyek penangkal banjir Jakarta, yaitu Bendungan Ciawi dan juga sodetan di Bidara Cina. Jika itu sudah beroperasi penuh, banjir di Jakarta dapat dikurangi hingga 40%.

Ini yang disebut dengan memetakan masalah, mencari solusi, lalu mengerjakan poin-poin yang diperlakukan agar tuntas.

Beda dengan Anies yang koar-koar seolah dia itu profesor kelas dunia padahal levelnya tidak lebih dari anak SMP.

Solusinya adalah sumur resapan, naturalisasi sungai. Hasilnya, hancur lebur dan malu-maluin. Beginilah kalau Jakarta dipimpin oleh orang yang dari luar kelihatan seperti profesor cerdas. Solusinya hanya ada di mulut, bukan di tindakan.

Inilah hebatnya Anies. Anies berpikir sok hebat tapi ngawur. Lucunya lagi, dia hanya melakukan sekedarnya.

Anies tidak punya rencana jelas tentang cara mengatasi banjir karena memang dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada sebuah blueprint mengenai apa yang akan dikerjakan. Hasilnya, pekerjaan jadi amburadul.

Bandingkan lagi dengan yang dilakukan Heru dan pemerintah pusat. Normalisasi sungai, bendungan, sodetan versus sumur resapan. Perbedaannya bagai bumi dan langit. Levelnya beda jauh, bagai ikan kakap dengan ikan teri

Heru bisa kerjakan normalisasi sungai sepanjang 4,8 km, menurut saya ini cukup lambat dibandingkan Ahok. Tapi setidaknya ada kelanjutan. Sedangkan Anies, 1 meter pun tidak dikerjakan.

Lima tahun Anies menghambat itu semua dengan dalih tidak efektif, padahal itu hanya ego politik yang dibakar oleh dendam dan kelicikan.

Dulu Jokowi pernah bilang banjir di Jakarta bisa lebih mudah diatasi jika jadi presiden. Ini yang disindir oleh pendukung Anies tiap kali terjadi banjir di Jakarta.

Yang dikatakan Jokowi memang tidak salah. Seorang presiden akan mudah mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.

Tapi yang terjadi adalah Anies seperti membangkang. Dia tidak mau bekerja sama lalu membuat segudang alasan bahwa yang dilakukan pemerintah pusat adalah salah. Inilah penyebab banjir tak selesai, karena Anies susah diatur. Anies maunya mengatur tapi malah kelihatan konyol.

Jadi banjir lima tahun belakangan, adalah gara-gara Anies yang tidak mau bekerjasama. Pemerintah pusat sudah punya rencana besar, tinggal dieksekusi. Tapi Anies tidak mau. Mau tak mau, rakyat jadi korban dan sengsara selama lima tahun.

Tapi kadrun, buzzer dan pendukung Anies ramai-ramai menyalahkan Jokowi, mengungkit janji Jokowi yang bilang banjir gampang diatasi jika jadi presiden. Mereka memutarbalikkan fakta demi menutupi kelicikan Anies.

Sekarang, warga DKI bisa bernapas lega. Rencana besar penanganan banjir kembali ke jalur yang benar. Bahkan diprediksi banjir akan berkurang hingga 40 persen. Bukankah itu luar biasa?

Hasilnya bisa diukur, targetnya jelas. tidak seperti Anies yang bingung dan tak tahu hasil apa yang akan dia capai. Kalau tukang ngibul dipercaya atasi banjir, sama saja seperti mempercayakan seekor ikan untuk memanjat pohon. Parahnya lagi, Anies tidak tahu malu, urat malunya sudah putus, kulit mukanya terlalu tebal. Dia seperti merasa tidak bersalah sedikit pun padahal gara-gara dia, banyak yang terbengkalai dan acak-acakan.

Seandainya bukan Anies yang jadi gubernur, mungkin warga DKI tidak perlu sengsara selama ini saat menghadapi banjir.

Buat Pak Heru, teruslah bekerja. Cerdaskan warga DKI bahwa mereka selama ini begitu terbuai dengan Anies.

Bagaimana menurut Anda?

Normalisasi Sungai 4,8 Km, Anies Dipermalukan Telak, Sumur Resapan Kalah Pamor

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nornalisasi-sungai-48-km-anies-dipermalukan-u4xSxZFUP6

Sadar, NasDem Sebut Tak Jamin Anies Jadi Capres. Lalu….

Surya Paloh jelas kecewa berat. Manuvernya ternyata tidak menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Manuvernya tidak dapat menjaga tren positif dari partai yang dipimpinnya, Partai NasDem. Seperti diketahui, sepanjang dua kali ikut pemilu NasDem telah menunjukkan hasil yang memuaskan. Baru dua kali ikut pileg mereka telah mampu menasbihkan dirinya sebagai partai menengah.

Sebuah prestasi yang patut untuk dibanggakan. Menjadi lima besar dari hanya dua kali keikutsertaan menunjukkan bahwa peran merak sangat bisa diterima oleh masyarakat.

Namun agaknya menuju 2024 ini, awal meredupnya mereka sudah mulai tampak. Berbagai hasil sementara lembaga survei menunjukan tren penurunannya. Kesetiaan para pemilihnya di dua pemilu lalu diperkirakan akan mengalami surutnya.

Penyebabnya ada dua, tapi dalam satu paket. Yaitu ketika mereka mengumumkan akan mengusung Anies Baswedan, serta saat mereka berupaya berkomunikasi dengan PKS dan Partai Demokrat demi mengusung mantan Mendikbud itu.

Mengusung Anies mungkin bisa dimengerti karena toh mereka akan berkelit di balik hak dan peraturan, yang memang tidak ada yang mereka langgar. Tapi ketika kemudian mereka menjalin komunikasi dengan PKS dan Demokrat, dua partai politik yang diketahui berseberangan dengan pemerintah di mana Pantai NasDem adalah salah satu pendukungnya, itu adalah sebuah tindakan yang sama sekali sulit untuk dimengerti.

Sembrono. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan tingkat ketidaklayakan dari pilihan Partai NasDem tersebut. Secara akal sehat tentu seharusnya NasDem hanya perlu menjaga komitmennya saja, toh secara hasil, mereka sudah berada di jalur yang tepat. Bekerjasama dengan sebagian besar partai politik pendukung pemerintahan Presiden Jokowi saat ini, terbukti telah membuat NasDem berada di atas trek yang benar.

Namun entah karena pertimbangan apa, ketika kemudian mereka berpaling dari rekan koalisinya terdahulu itu? Kenapa kemudian mereka meninggalkan jalur kemenangan, lebih memilih bermanuver yang pada akhirnya berakibat seperti yang terlihat saat ini?

Mungkin hasil itu baru sementara, juga hanya berdasarkan hasil survei. Namun secara jelas terlihat bahwa ada rasa kekecewaan yang besar pada keputusan Partai NasDem itu. Para simpatisannya bereaksi negatif atas pilihan sikap NasDem itu.

Terkini Surya Paloh mengatakan bahwa Anies Baswedan belum tentu menjadi calon presiden. Paloh berdalih bahwa keputusan pencapresan Anies itu hanya sebatas di intern partainya.

Jika memang begitu, lalu ke depannya akan bagaimana?

NasDem tetap akan menerima konsekuensi buruk atas pilihan sikapnya, akan tetap mengalami penurunan elektabilitas. Banyak yang terlanjur kecewa atas kekonyolan Surya Paloh dan NasDem-nya itu

Anies sepertinya akan semakin akrab dengan PKS. Karena keduanya adalah pihak yang paling diuntungkan dari drama yang gagas oleh Partai NasDem itu. Patut ditunggu ke mana dan bagaimana kedua belah pihak itu akan membawa kemesraan mereka ini ke langkah selanjutnya?

Sadar, NasDem Sebut Tak Jamin Anies Jadi Capres.  Lalu….

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sadar-nasdem-sebut-tak-jamin-anies-jadi-capres-StrCGaREtf

4 Bukti Toksikologi Ini Pukulan Telak untuk Kepala BPOM & Menteri Kesehatan

RSUP Sardjito Yogyakarta telah melakukan pemeriksaan toksikologi terhadap 4 korban diduga gagal ginjal akut. Dan semuanya memiliki riwayat minum obat sirup. Dan hasilnya, dari 4 yang dilakukan *Pemeriksaan toksikologi, hanya 1 yang ditemukan senyawa DEG (Dietilen Glikol).

Sumber: salah satu grup besar saya https://chat.whatsapp.com/DmR1aSgBOmFDKbZWmJieDc (Yang belum join, silahkan join untuk memperkaya wawasan dan memahami kasus-kasus nasional penting lainnya yang terjadi di Indonesia). Dan jika sudah join silahkan ditunggu aja nanti akan banyak pembahasan menarik di salah satu grup besar saya itu.

Baca sampe paragraf terakhir supaya paham. Karena jika baca lompat-lompat tak akan paham apa yang saya urai terkait 4 bukti hasil pemeriksaan toksikologi tersebut.

Bukti hasil pemeriksaan toksikologi terhadap 4 korban tsb, semakin memperkuat fakta bahwa betapa misteriusnya sebab gagal ginjal akut, karena dari 4 pasien yg diperiksa, hanya 1 yang ditemukan DEG. 3 korban lainnya tidak ditemukan DEG. Artinya apa? Bukti hasil pemeriksaan toksikologi itu TIDAK BISA dijadikan tolok ukur ratusan balita- anak meninggal akibat EG/DEG. Why?

Karena dari pemeriksaan racun yang dilakukan pihak RSUP Sardjito , dari 4 korban hanya 1 ditemukan DEG! Logikanya gampang banget, kalau obat sirop mengandung EG DEG di atas ambang batas lalu sebagai penyebab ratusan anak mati karena gagal ginjal akut, logikanya 4 anak itu semuanya akan ditemukan DEG nya tapi DEG hanya ditemukan pada 1 anak aja , kok bisa begitu Menkes dan Kepala BPOM?? Kan bukti pemeriksaan racun alias toksikologi itu sangat kejam mematahkan tudingan Kepala BPOM Penny Lukito!. Coba aja kedepan ada lagi pemeriksaan racun, misal dari 10 korban, tapi hanya ditemukan 5 korban aja yang ada EG DEG atau dari 100 hanya ditemukan 44. Ya makin janggal (baca sampe selesai akan ketemu maksud janggal itu)

Dari 4 yang dilakukan pemeriksaan toksikologi oleh RSUP Sardjito, dari 4 hanya ditemukan DEG cuma di 1 korban padahal semuanya gagal ginjal akut dan sama-sama ada riwayat minum obat sirop yg dimaksud. Kok bisa pilih-pilih dan kenapa hanya ada di 1 korban dari total 4 korban jika EG DEG selama ini sumbernya dari obat sirop? Padahal 4 itu sama-sama gagal ginjal akut karena sama-sama memiliki riwayat minum obat sirop yang tak lepas dari tuduhan awal terkait EG DEG di atas ambang batas ada dalam obat sirop.

Jadi makin patah tudingan Kepala BPOM selama ini. Menkes juga tudingannya udah patah. Karena selama ini tidak berdasarkan hukum tapi nebak-nebak aja. Begitu keluar bukti hasil pemeriksaan toksikologi. Bukti hasil toksikologi itu tamparan keras.

Kemudian, alasan hukum lainnya yang sudah saya cadangkan bahwa bukti hasil Pemeriksaan Toksikologi itu TIDAK BISA dijadikan tolok ukur kematian ratusan balita-anak adalah _karena EG DEG menyerang jantung, paru-paru hingga sistem jaringan saraf sehingga masih ada yang harus dan perlu dibuktikan pada organ-organ itu untuk melihat adakah dampak langsung dari reaksi kimia DEG ?. _ Yang pertama diserangnya adalah sistem saraf, lalu jantung dan paru , terakhir barulah ginjal.

Maksud saya apa? Maksud saya adalah bukti hasil pemeriksaan toksikologi tersebut hanyalah bukti tunggal, tak bisa tunggal tapi harus dilakukan otopsi.

Karena jantung, paru dan saraf yang diserang EG DEG, sehingga untuk membuktikan apakah 1 korban itu mati akibat DEG atau tidak masih harus dibuktikan apakah pada organ-organ tersebut ada yang diserang DEG?. Sehingga harus dilakukan otopsi untuk membuktikan apakah ada bagian sistem saraf atau sel saraf yang mengalami kelumpuhan dan/atau kerusakan parah akibat sebagai reaksi kimia senyawa DEG itu? Karena dari 4 korban hanya ditemukan 1 korban yg terdapat DEG. Karena itulah diperlukan pemeriksaan mendalam (otopsi) untuk sampe pada kesimpulan sebab kematian

Makanya perlu pemeriksaan otopsi untuk mencari adakah reaksi kimia langsung dari DEG yg merusak jantung hingga berakibat mati? Apakah jantung mengalami masalah tak lama setelah kemasukan DEG itu atau senyawa DEG itu menganggu aktifitas atau kinerja jantung memompa darah atau terjadi gagal jantung tak lama atau beberapa jam setelah kemasukan DEG sehingga ada relevansi kematian akibat reaksi kimia senyawa DEG? Karena yang saya pelajari dari keterangan beberapa Dokter SpJP, kalau kemasukan EG DEG pasti akan gagal jantung.

Nah artinya gagal jantung ini harus dicari dan harus bisa dibuktikan lewat pemeriksaan mendalam untuk membuktikan apakah DEG itu sebab kematian? apakah korban ada gagal jantung akibat pengaruh langsung dari reaksi kimia dari senyawa DEG?

Paru-paru, apa yg terjadi dengan sistem atau sumber pernafasan manusia jika tubuh manusia kemasukan DEG? apakah mengakibatkan terganggu/ berkurangnya fungsi sistem pernafasan akibat reaksi kimia yg trsebar dari DEG, sehingga mengakibatkan sangat kesulitan/ menggangu pada saat bernafas hingga akibatnya mati akibat reaksi kimia DEG ? Jadi harus bisa dibuktikan pada organ-organ yg diserang DEG . APA YANG HARUS DIBUKTIKAN? ADANYA REAKSI KIMIA LANGSUNG DARI SENYAWA KIMIA DEG. Kalau misal tak ada reaksi kimia langsung, tentu tak bisa menyimpulkan mati akibat DEG. Karena ada yg namanya sebab akibat. Jadi itu yg harus bisa dibuktikan

*Jadi adanya bukti hasil pemeriksaan toksikologi dari 4 korban, tapi cuma 1 yang ditemukan DEG. Itu baru bukti tunggal , tapi masih harus didukung hasil otopsi dan minimal CT/MRI (jika ada)

Karena dari hasil otopsi akan diketahui apakah ada kerusakan pada jantung imbas reaksi kimia DEG? semua organ yang kena sasar harus bisa dibuktikan ada reaksi kimia yang ditimbulkan DEG sehingga sangat toksik dan sangat menganggu kinerja dari organ-organ tersebut_

Karena dari pemeriksaan racun yg dilakukan pihak RSUP Sardjito , dari 4 korban hanya 1 ditemukan DEG! Logikanya gampang banget kalau obat sirop mengandung EG DEG di atas ambang batas lalu sebagai penyebab ratusan anak mati karena gagal ginjal akut, logikanya 4 anak itu semuanya ada ditemukan DEG nya tapi hanya 1 anak aja kok bisa begitu?? Kan bukti pemeriksaan racun alias toksikologi itu sangat kejam mematahkan tudingan Kepala BPOM Penny Lukito dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin!.*

Dari 4 aja hanya ditemukan cuma di 1 korban padahal semuanya gagal ginjal akut dan sama- sama ada riwayat minum obat sirop sirop yang dimaksud. Jadi makin patah tudingan Kepala BPOM selama ini. Menkes juga tudingannya udah patah. Karena selama ini tidak berdasarkan hukum tapi nebak-nebak aja. Jadi hanya dengan 4 bukti hasil pemeriksaan toksikologi itu maka terbukti analisa saya selama ini soal saya ragu ratusan mati akibat obat sirop mengandung EG DEG di atas ambang batas. (Kalau masih belum paham juga pahami dan baca ulang soal dari 4 korban yang diperiksa dengan pemeriksaan racun/toksikologi tapi DEG hanya ditemukan pada 1 korban).

Jadi benar-benar misterius.

Bukti-bukti ilmiah yang kian mematahkan tudingan ratusan anak mati akibat EG DEG di atas ambang batas dalam obat sirop:

  1. Di RSCM: 42 korban gagal ginjal akut diperiksa dgn mekanisme CT/MRI, hasilnya tidak ditemukan EG DEG

  2. Di RSUP Sardjito: 4 korban diperiksa dengan pemeriksaan Toksikologi, hasilnya hanya 1 yang ditemukan terdapat DEG

  3. Di RSUP Sardjito: 4 korban dilakukan pemeriksaan dengan mekanisme Panel Patogen dan metagenomik hasilnya 1 anak terdeteksi adenovirus, 2 anak SARSCoV 2, 1 anak influenza, serta teridentifikasi virus Staphylococcus sp pada 1 anak. 

  4. Di RSUP Sardjito: 4 korban dilakukan pemeriksaan Biopsi hasilnya mengarah pada temuan adanya nekrosis tubular akut yang umum didapati pada kasus pasien mengalami inflamasi atau infeksi berat.

Dan bukti-bukti itu saling topang menopang dan saling menguatkan walau dilakukan di 2 RS yang berbeda. Itulah gambaran besarnya.* Bukti nomor 1 hasil CT/MRI (yg penilaian paling dekat dgn otopsi), bukti hasil CT/MRI itu yg paling menohok. Dari 42 korban yang diperiksa lewat CT/MRI, hasilnya tidak ditemukan kelainan khas pada CT/MRI yang sesuai dengan intoksikasi EG.

Ditambah bukti no 2, kejam kan buktinya?, dari 4 yang diperiksa dengan pemeriksaan toksikologi alias pemeriksaan racun, hanya 1 aja ditemukan DEG! Itulah gambaran besar kasus obat sirop. Berdasarkan bukti-bukti itu, sudah patah tudingan ratusan balita-anak mati akibat minum obat sirop yg mengandung EG DEG di atas ambang .

Pemeriksaan Toksikologi/Racun terhadap 4 korban, dan hasilnya hanya 1 yang ditemukan DEG. Padahal semuanya sama-sama memiliki riwayat minum obat sirop dan semuanya sama-sama kena gagal ginjal akut. Pertanyaannya, 3 korban tsb tidak ditemukan EG DEG, tapi kenapa 3 korban itu tetap mengalami gagal ginjal akut ? Itulah PR besar Menkes dan Kepala BPOM.

Analogi: ada 20 gelas jus. 10 jus melon dan 10 jus buah naga. Semuanya sudah dicampur/dituangkan racun sianida dalam jumlah besar dan sudah diaduk rata. Maka logikanya pasti 20 peminum jus itu semuanya pasti akan mati dan PASTI DITEMUKAN RACUN SIANIDA SAAT pemeriksaan toksikologi/racun dilakukan.

Nah dalam kasus obat sirop. Kepala BPOM terang-terangan menuduh 11 obat (10 sirop dan 1 suspensi) mengandung EG DEG di atas ambang batas (salah satunya Plurin DMP Sirup kata Kepala BPOM mengandung EG DEG sebanyak 48 mg/ml), makanya ratusan anak mati, tapi pertanyaan hukumnya, kenapa dari 4 yg diperiksa dengan pemeriksaan toksikologi, kenapa hanya 1 ditemukan racun DEG jika sumbernya ada pada obat sirop yang mengandung EG DEG di atas ambang batas?

Sejak awal walau tanpa bukti, Kepala BPOM bahkan Menteri Kesehatan sudah membentuk opini bahwa ratusan balita-anak mati akibat obat sirop mengandung cemaran EG DEG di atas ambang batas sehingga ginjal menjadi rusak akibat EG DEG berubah menjadi kristal-kristal kecil tajam.

Dari 4 bukti hasil pemeriksaan racun oleh pihak RSUP Sardjito Yogyakarta, dari 4 korban yang diperiksa, hanya 1 korban yg ditemukan DEG. Padahal semuanya gagal ginjal akut dan memiliki riwayat minum obat sirop. Pertanyaan besar yang makin mendalam adalah, mengapa para korban tersebut tetap bisa didiagnosis/ditegakkan diagnosis mengalami gagal ginjal akut dan/atau mati berbarengan/serempak akibat gagal ginjal akut dalam rentang waktu tingginya angka kematian yang mulai terjadi sejak Agustus 2022?

Padahal mengacu pada temuan beberapa bukti dari beberapa hasil pemeriksaan justru berdasarkan ( Pemeriksaan toksikologi hasilnya 3 korban tidak ditemukan DEG , hanya 1 korban ditemukan DEG. Pemeriksaan Biopsi ginjal tidak ditemukan EG DEG, melainkan ditemukan adanya nekrosis tubular akut yang umum didapati pada pasien yang mengalami inflamasi atau infeksi berat.
4 korban dilakukan Pemeriksaan Panel Patogen dan pemeriksaan Metagenomik hasilnya 1 anak terdeteksi adenovirus, 2 anak SARSCoV 2, 1 anak influenza, serta teridentifikasi virus Staphylococcus sp pada 1 anak)

Jadi itu baru di RSUP Sardjito. Belum lagi di RS lain. Contoh: misal dilakukan pemeriksaan toksikologi terhadap 20 korban tapi yg ditemukan EG DEG hanya pada 10 korban aja.Itu tambah misterius lagi. Karena kalau benaran sumbernya adalah dari obat sirop maka 20 itu semuanya HARUS DITEMUKAN EG DEG, jadi janggal jika hanya ditemukan di 10 saja. Itu cara memahami kasus ini lebih dalam

Saya buat contoh bagaimana kalau jumlah korban yang dilakukan pemeriksaan Toksikologi/Racun jumlah korbannya lebih banyak dan lebih besar angkanya? Misal ada 100 korban yang dilakukan Pemeriksaan toksikologi, tapi hasilnya hanya ditemukan EG DEG pada 45 korban saja, sedangkan sisanya 55 korban lainnya tidak ditemukan EG DEG.

Makin gelap dan misterius lagi darimana asal usul sebab gagal ginjal akut. 45 dari total 100 korban, itu TIDAK BOLEH DAN TIDAK BISA dihitung dalam persen misal 45% wah besar angkanya , oh tak bisa begitu, karena sejak awal sumber yg dituduh HANYA 1 yaitu obat sirop yg mengandung cemaran EG DEG di atas ambang batas (salah satunya Kata Kepala BPOM: Plurin DMP Sirup mengandung EG 48 mg/ml EG). Jadi kalau seperti di atas contoh jumlah yg diperiksa 100 korban, maka logisnya secara hukum 100 itu SEMUANYA WAJIB DAN HARUS DITEMUKAN EG DEG JIKA SUMBER ASALNYA DARI OBAT SIROP .

Tapi jika hanya ditemukan di 45 aja atau berapapun angkanya tapi bukan angka dari jumlah/ total keseluruhan korban yang diperiksa (misal 100 diperiksa ditemukan cuma di 56), artinya Menkes dan BPOM analisanya salah dalam menentukan mempertimbangkan dan menyimpulkan dari mana atau apa yang menjadi sumber yang membuat gagal ginjal akut yang dialami ratusan balita-anak Indonesia.

Sumber: salah satu grup besar saya https://chat.whatsapp.com/DmR1aSgBOmFDKbZWmJieDc (Yang belum join, silahkan join untuk memperkaya wawasan dan memahami kasus-kasus nasional penting lainnya yang terjadi di Indonesia). Dan jika sudah join silahkan ditunggu aja nanti akan banyak pembahasan menarik di salah satu grup besar saya itu

.4 Bukti Toksikologi Ini Pukulan Telak untuk Kepala BPOM & Menteri Kesehatan

Sumber Utama : https://seword.com/umum/4-bukti-toksikologi-ini-pukulan-telak-untuk-kepala-WdKZccGO6C

Klik juga Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024

Klik juga Pilih Mana? Kerja-kerja-kerja atau Kata-kata-kata 

Klik Ada apa dengan "Banjarmasin", koq "Tidak Baik-baik Saja" ??!!??

Klik Akhirnya Jokowi "MUNDUR" : KadRun cs "Senang" ??!!??

Klik Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Klik juga ANDA WARAS !!! Pemilik Tanah (Palestina) harus "BERBAGI" dengan Penjajah (Zionis Israel) dan ini yg disebut "SOLUSI DUA NEGARA"

Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia 

Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ??? 

Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!

Klik KEBOHONGAN atau Fakta

Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai

Re-post by MigoBerita / Senin/14112022/11.55Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya