» » » Jangan Pilih GANJAR PRANOWO !!! Alasannya ???

Jangan Pilih GANJAR PRANOWO !!! Alasannya ???

Penulis By on Rabu, 16 November 2022 | No comments


 Migo Berita - Banjarmasin -
Jangan Pilih GANJAR PRANOWO !!! Alasannya ???

Menunggu Efek Pesan Indah Anies Kepada Relawannya

Kali ini saya setuju dengan Anies Baswedan. Pesan Anies untuk menunjukkan bahwa mereka bukanlah kelompok yang memecah belah tetapi menyatukan. Pesan itu disampaikan Anies kepada relawannya saat menghadiri deklarasi bersama Forum Ka’bah Membangun dan Forum Ulama Membangun di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Saya ingin sampaikan kepada semua, ini semua banyak berkumpul para relawan di sini, buat semua para relawan mari kita pastikan bahwa kita bukan rombongan pemecah belah, kita rombongan yang mempersatukan,” ujar Anies pada hari Rabu, 16 November 2022 seperti dikutip dari kompas.com.

Bagus kan pesannya? Bagus dong dan saya setuju dengan hal itu. Tambah bagus lagi karena Anies berpesan agar para relawannya tidak menjelekkan siapa pun dan tunjukkan saja kebaikan Anies.

“Jangkau semuanya, tidak perlu menjelekkan siapapun. Biasanya yang menjelekkan itu sedang jelek, kalau yang sudah baik tidak perlu menjelekkan yang lain, tunjukkan kebaikannya. Kalau sudah baik buat apa menjelekkan, kita tinggal tunjukkan kebaikannya,” tegas Anies kemudian.

Bagus kan ajakannya? Ditambah lagi Anies juga mengajak relawannya untuk melihat rekam jejak kepemimpinan dirinya di Jakarta. Selain itu, Anies juga mengajak relawannya untuk tidak menyebarkan hoax dan membagikan pesan-pesan yang bisa dipercaya.

Semua ajakan Anies itu baik lho dan seharusnya dilakukan oleh pendukungnya. Hanya saja, pendukung Anies nampaknya belum siap untuk melakukan ajakan indah itu. Coba deh tengok peristiwa terakhir soal berita Anies menjadi pembicara di KTT G20. Pendukung Anies bertindak terbalik dengan ajakan Anies.

Cobalah lihat judul-judul narasi yang dibuat oleh para pendukung Anies. Kanal Youtube bernama CCTV Politik memuat video berjudul “JOKOWI KEPANASAN! DIAM-DIAM PEMIMPIN DUNIA UNDANG ANIES DI G20”. Video ini diviralkan oleh berbagai akun medsos dengan judul provokatif seperti “TAK BERDAYA!! JOKOWI PANIK TOTAL. PEMIMPIN DUNIA UNDANG ANIES DI G20 JADI SOROTAN MEDIA INTERNASIONAL, HINGGA PANGGIL ANIES PRESIDEN”.

Itu baru di media sosial. Loyalis Anies seperti Jamiludin Ritonga, pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, juga ikut memuji Anies karena menjadi pembicara di forum G20. Jamiludin mengatakan bahwa tampilnya Anies di forum G20 adalah bukti bahwa kapasitas dan prestasi Anies diakui dunia. Hal ini menunjukkan bahwa level Anies berada di atas kompetitornya. Anies sudah diakui dunia sementara kompetitornya masih pas-pasan di level lokal.

Beda sekali kan ulah pendukung Anies dengan pesan dari Anies? Mereka menyebar hoax dengan mengatakan Anies menjadi pembicara di forum G20. Faktanya Anies berbicara di side event-nya G20 saja. Anies sendiri juga mengakui hal itu.

Pendukung Anies juga menjelekkan pihak lain. Mereka mengerdilkan Pak Jokowi dan meremehkan para kompetitor Anies. Dengan melakukan itu, para pendukung Anies sudah melakukan upaya memecah belah karena menyinggung perasaan pihak lain.

Apakah pesan Anies tidak dilakukan oleh pendukungnya? Tidak bisa dinilai begitu karena pemberitaan tentang Anies sebagai pembicara di G20 terjadi sebelum pesan Anies di Yogyakarta. Sekarang tinggal dilihat saja bagaimana respon pendukungnya setelah ada pesan di Yogyakarta itu. Kalau tetap sama ya berarti Anies tidak didengarkan oleh pendukungnya sendiri.

Menunggu Efek Pesan Indah Anies Kepada Relawannya

Sumber Utama : https://seword.com/umum/menunggu-efek-pesan-indah-anies-kepada-relawannya-wiPkz4FUK5

Gibran Blak-blakan Lebih Suka Bareng Ganjar Dibanding Si Nganggur Anies! Kadrun Kejang!

Akhirnya Gibran buka-bukaan bahwa dia lebih senang bersama dengan Ganjar Pranowo ketimbang dengan Anies Baswedan. Kita melihat dengan jelas bahwa Gibran adalah orang yang jujur dan merakyat juga sederhana.

Dia bukan orang yang merasa nyaman makan di restoran mahal. Kita tahu sama-sama bahwa orang ini adalah anak Presiden Joko Widodo yang memiliki cara pikir yang cukup luwes. Dia bukan orang yang pintar berpolitik melainkan dia adalah sosok yang paham betul bagaimana memimpin kota saja.

Dia bukan politisi yang menjilat-jilat rakyatnya untuk suara. Namun Gibran adalah politisi yang memberikan dan mewakafkan dirinya untuk masyarakat Solo saat ini. Orang ini terkenal sederhana dan tidak tedeng aling-aling.

Bukan orang yang menjilat pantat rakyatnya untuk mendapatkan suara pemilihan umum namun memberikan program kerja untuk dipelajari oleh rakyat Solo sehingga dia menang. Gibran ini cukup aktif di Twitter dan cukup nyeleneh orangnya.

Pemikirannya juga tidak mau dikontrol oleh para ketua-ketua politik di Indonesia. Sampai saat ini kita melihat bagaimana Gibran mendapatkan atensi dari dunia khususnya presiden uni emirat Arab yang namanya diabadikan sebagai salah satu masjid di Solo.

Dia menjadi sosok yang menghadirkan masjid Raya Sheikh Zayed, yang merupakan tokoh toleransi dan tokoh yang menghidupkan pengajaran dan pengembangan nilai-nilai Islam dan membawa dampak yang lebih besar bagi aspek ekonomi dan menambah wisata religi di kota Bengawan.

Beberapa hari yang lalu Kalau tidak salah kemarin atau dua hari yang lalu, Anies Baswedan mengemis-ngemis untuk Gibran datang makan pagi bersamanya. Gibran pun mengiyakan kehadirannya dan makan bareng di restoran mewah di kota Solo.

Si pengangguran Anies Baswedan itu pun pada akhirnya mendapatkan atensi dari publik dan buzzer bayarannya membesar-besarkan nama Anies Baswedan saat dipuji oleh Gibran.

Padahal untuk kita ketahui bersama-sama sebagai walikota Gibran pasti tentu harus memberikan pujian kepada Anies Baswedan sebagai pemimpin, maksudnya sebagai pengangguran mantan pemimpin.

Dan para buzzer balai kota yang saat ini tuyulnya masih ada di komisaris BUMD, mengangkat nama Anies Baswedan setinggi langit tapi sejauh Timur Dari Barat realitanya. Dan hari ini Gibran memposting foto makan bersama Bapak Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah.

Dia memberikan pandangannya bahwa lebih enak makan di warung sederhana bersama Bapak Ganjar. Bahkan dia mengatakan dengan jelas bahwa makan di hotel bersama Anies Baswedan itu tidak biasa dan rasanya seperti orang yang makan di tengah penderitaan rakyat.

Netizen pun bertanya-tanya kalau yang kemarin bersama Anies Baswedan jadinya nggak enak? Makan kemarin itu nggak enak karena di hotel. Saya yakin nggak enaknya bukan karena makanannya. Karena makanannya pasti enak.

Tapi nggak enak karena seolah-olah makan di atas penderitaan rakyat. Dari sini kita lihat bahwa gerakan politik Gibran memang mendukung Bapak Ganjar Pranowo. Memang Anies ini selalu dibuang karena dia kena karma.

Gibran Blak-blakan Lebih Suka Bareng Ganjar Dibanding Si Nganggur Anies! Kadrun Kejang!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/gibran-blak-blakan-lebih-suka-bareng-ganjar-o6XGNdgi8q

Geger Seratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Haruskah Kasihan kepada Mereka?

Miris. Itulah pesan pertama yang muncul ketika saya membaca berita lebih dari 100 mahasiswa IPB Bogor yang diketahui terjebak atau terjerat pinjaman online atau pinjol. Namun, apakah saya kasihan kepada para mahasiswa itu?

Mungkin awalnya saya sedikit kasihan ... sedikit saja kasihannya lho ya ... tetapi setelah mengetahui faktanya dari membaca berita maupun ulasan yang membahas soal peristiwa ini, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Rasa kasihan itu pun lenyap tak berbekas lagi!

Maaf kalau saya harus berkata bahwa dalam peristiwa itu, sangat kental kebodohan para "mbah"-nya siswa itu. Mengapa saya sebut ada kebodohan yang sangat kental di sana?

Singkat saja ya, saya ceritakan bahwa peristiwa ini tidak semata-mata merupakan peristiwa jeratan pinjol kepada para mahasiswa itu. Mereka lebih tepatnya tergiur oleh tawaran investasi bodong, lalu secara berjamaah meminjam uang dari pinjaman online, karena sepertinya mereka tidak punya cukup uang untuk berinvestasi. Mungkin dugaan saya tawaran keuntungan yang mencoba menggoda para mahasiswa itu cukup besar sehingga mereka rela meresikokan diri mereka dengan meminjam uang secara online itu.

Namun, mungkin juga mereka hanya terbius kemampuan berkata-kata dengan janji manis dan sedikit tiupan angin surga, bahwa mereka akan berpotensi mendapat keuntungan besar lewat investasi yang biasanya ditawarkan tanpa mereka harus berupaya atau bekerja keras.


Ini sedikit agak berbeda memang dengan impian siang bolong yang ditawarkan oleh cukup banyak jenis MLM sewaktu saya masih menjadi mahasiswa dulu. Namun, dari trik yang dilakukan dengan menawarkan impian yang bisa melambungkan harapan untuk mendapatkan keuntungan besar dan kemewahan hidup, sampai lupa menggunakan logika dan akal sehat, sepertinya dari kasus jeratan pinjol ini para mahasiswa IPB itu sedang terkena jebakan yang sama.

Akan tetapi, terlepas dari adanya dugaan penipuan dari orang yang menawarkan investasi kepada lebih dari 100 mahasiswa IPB itu, bagi saya tetap ada unsur kebodohan pada para mahasiswa itu. Maaf kalau harus berkata seperti itu, karena pada zaman secanggih sekarang dengan mudahnya informasi diperoleh dan sudah sangat banyak berita mengenai kesehatan kasus pinjol yang terjadi di masyarakat, mengapa juga mereka masih beramai-ramai mau minjam uang ke sana tanpa memikirkan dampak dan risikonya?

Kenapa juga kita sebaiknya tidak terlalu kasihan kepada para mahasiswa ini? Salah satu alasan utamanya adalah karena mereka tega menjaminkan setiap kontak yang ada dalam ponsel mereka, yang biasanya memang dipakai sebagai syarat ketika hendak mengajukan pinjaman online. Nantinya, para kontak itu dipakai sebagai jaminan ketika pinjaman itu tidak kunjung dibayar, disertai adanya intimidasi teror, makian, bahkan kutukan ketika si penyedia pinjaman hendak menagih lewat daftar kontak dari si peminjam.

Mirisnya, si peminjam sering kali tidak memberikan konfirmasi atau meminta izin kepada daftar kontak sebelum terlibat pinjol, juga biasanya tanpa traktiran sedikitpun ketika pinjaman itu dikabulkan dan uangnya cair. Namun, ketika tagihan itu datang dengan cara yang kadang atau seringkali tidak berperikemanusiaan itu, peminjam tidak jarang lepas tangan, cuek, bahkan sekedar meminta maaf pun tidak ada.


Jadi, mengapa orang yang seperti ini pantas untuk dikasihani? Rasanya, cukup jadikan saja pengalaman mereka sebagai pelajaran dan ceritakanlah bahwa pada suatu masa pernah terjadi ratusan mahasiswa gagal memakai akal sehat dan nalarnya, lalu mereka menjebak dirinya dalam tawaran investasi, yang membuat mereka nekat meminjam secara online dan kena batunya. Bagaimana menurut Anda?

Geger Seratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Haruskah Kasihan kepada Mereka?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/geger-seratusan-mahasiswa-ipb-terjerat-pinjol-OJMGrvz208

Nasdem Prustasi Berat! Menyerukan Perang Buat Membela Anies! Dasar Nasdrun!

Tampaknya Nasdem sudah putus asa. Ini tak lain akibat keserakahannya mendeklarasikan Anies sebagai capresnya.

Nasdem seperti mendadak lupa, pura-pura tidak pernah merasakan apa yang pernah terjadi pada pilkada DKI 2017 lalu.

Pilkada DKI 2017 begitu brutal dan tidak akan pernah dilupakan sampai saat ini. Maka tak heran jika Anies Baswedan tidak bisa lepas julukannya sebagai bapak politik identitas.

Anies begitu asyik dan menikmati kemenangannya dengan menggunakan kampanye berbasis SARA. Waktu itu Anies melawan Ahok, lawan yang empuk dijatuhkan karena berbeda suku dan agama. Konsultan politik pihak Anies waktu itu memang hanya bisa mengusulkan cara yang paling busuk ini.

Semua itu digunakan karena kinerja positif Anies memang tidak ada, dan terbukti setelah menjabat di Jakarta, tak ada program yang bisa diandalkannya. Semua janji-janji Anies menguap begitu saja. Kata-katanya pun hanya gombal dan janji belaka. Kepemimpinan Anies memang sangat buruk, meski demikian ia tetap pede untuk terus melaju di ajang pilpres 2024.

Anies hanya berdiri di atas kebohongan demi kebohongan. Dari satu dusta ke dusta lain, hingga kelak nanti, Anies akan bisa lupa siapa dirinya sendiri karena seringnya berdusta.

Begitu juga dengan para pendukung Anies, para kadrun akan lupa dirinya adalah kadrun. Para kadrun terus mabuk tema agama, tidak akan pernah sembuh-sembuh.

Para kadrun akan merasa sebagai orang paling suci di negeri ini sehingga semakin beringas hidup di bumi nusantara ini.

Para kadrun tidak akan merasa paling munafik, otomatis merasa orang yang paling suci, dan sebagai orang yang paling suci, maka berhak menghukum orang lain yang berbeda. Karena merasa paling suci maka yang lain yang tidak sama dengan dirinya dinilai kotor.

Sehingga dengan pola itu, semakin hari semakin mengkhayalkan bidadari yang mirip artis Japan Adult Movie. Bagi kadrun, apapun perbuatannya, terorisme intoleransi maupun pelampiasan syahwat dengan label agama adalah halal. Haram bisa menjadi halal, khusus bagi kadrun.

Dan untuk masalah kepemimpinan, orang yang tidak amanah menjadi pemimpin seperti Anies pun wajib diusung dan dibela. Meski Anies telah membuat kerusakan di Jakarta, selama labelnya juga sama dengan para Kadrun ini, itu tidak dinilai sebagai haram.

Para kadrun mengeluarkan ayat-ayat dari mulutnya yang kotor, seharusnya ayat-ayat suci itu keluar dari lisan dan hati yang suci. Namun, para kadrun makin pede bahwa dirinya sudah paling suci.

Itulah efek dari politisasi agama yang pernah dimainkan Anies, lalu kini si Nasdem yang tadinya bukan pendukung Politik Identitas ini rupanya ikutan mabuk agama.

Nasdem seperti terkena virus kadrun karena demi cuan gede. Nasdem aka Surya Paloh masih merasa belum mendapatkan untung banyak selama masa kepemimpinan Jokowi, maka karena itulah Nasdem merasa bahwa di masa ini jabatan Jokowi akan selesai, maka itulah kesempatan untuk mendapatkan cuan yang semakin melimpah.

Mungkin Surya menilai bahwa Jokowi sebentar lagi tidak akan punya power. Begitu selesai jabatan periode kedua Jokowi ini, maka sudah berakhirlah pengaruh Jokowi. Mungkin begitu cara berhitung Surya. Maka tak heran dengan pedenya mendeklarasikan Anies sebagai Capresnya, apalagi di masa terjadinya peristiwa Kanjuruhan yang sangat memilukan itu.

Namun apa hendak dikata, alih-alih akan terlihat cuan besar itu, justru kabarnya para bandar belum ada yang deal, alamat bakal rugi besar. Bahkan nama Ferdy Sambo pun dikait-kaitkan, sehingga menimbulkan pertanyaan baru “Apakah yang jadi bandar Nasdem selama ini adalah Sambo?”

Namun apapun itu, dengan keputusan yang “kesusu” si Nasdem ini, akhirnya Nasdem bermutasi menjadi NASDRUN. Julukan baru yang begitu tak diharapkan pihak Nasdem sendiri.

Dengan situasi yang semakin terpojok ini, Wakil Ketua Umum Nasdem yang bernama Ahmad Ali pun menyerukan pada seluruh kader Nasdem untuk perang di Media Sosial. Sungguh ini adalah tindakan prustasi.

Nasdem sudah sangat gerah dan gusar. Tidak akan lama lagi Nasdem pun bisa tenggelam. Inilah mungkin yang dimaksud dengan kerasukan, sifat yang akan merusak diri dan bahkan bisa merusak dunia ini.

Nasdem akan sulit membela Anies, karena fakta-fakta tentang Anies sebagai Gubernur Terbodoh di dunia sudah sangat melekat. Sehingga dengan senjata apa yang akan dipergunakan Nasdem dalam membela Anies? Blunder!

Apa yang bisa dijagokan dari Anies? Permak apalagi yang akan digunakan Nasdem untuk menutupi semua keburukan dari Anies?

Nasdem menyerukan perang di medsos bagaikan menyerukan semua kadernya untuk terjun bebas ke selokan hitam pekat yang penuh kotoran dan lumpur bau menyengat.

Atau diibaratkan seperti menyerukan semua kadernya terjun bebas ke jurang dalam. Maka dengan demikian, perang yang dipaksakannya itu hanya membuatnya semakin hancur dan tenggelam.

Anies hanya tertawa-tawa. Menertawakan Surya Paloh yang sudah salah langkah “Sebentar lagi Nasdem tenggelam, ahh...aku tidak peduli, masih ada Caplin yang bisa diandalkan untuk bermanuver” Mungkin begitu pikir Anies dengan senyumnya yang khas penuh kemunafikan. Anies telah menyandang julukan sebagai bapak politik identitas. Tragis!

Mungkin awalnya Nasdem mencoba berinvestasi dengan mengusung Anies. Ibarat beli saham, Nasdem melihat dari sisi yang keliru. Saham gorengan tapi dipandang sebagai saham yang berfundamental bagus, padahal aslinya cuma saham Ngeprank. Dan Nasdem auto boncos alias rugi besar.

Banyak kader yang minggat, dan ini bisa menyebabkan bandar rugi, dan sementara itu, bandar lainnya yang diharapkan Surya masih berhitung penuh keragu-raguan, dan mungkin bandar yang lainnya lagi sudah pada apes, bahkan mungkin saja ada yang kena kasus hukum yang sangat sulit.

Mendeklarasikan Anies bisa dianalogikan dengan investasi bodong. Para korban investasi bodong ini stres dan prustasi berat karena telah menanggung kerugiaan yang sangat besar, sampai-sampai teriak-teriak di jalan dan menyalahkan semua orang.

Nah! Hal ini sama dengan yang dialami Nasdem. Nasdem baru sadar setelah nekat masuk ke investasi bodong atau nekat mendeklarasikan Anies. Nasdem sebenarnya sudah tahu, tapi karena ingin pembuktian maka dilakukanlah langkah nekat itu. Akhirnya Nasdem rugi besar. Mirip korban investasi bodong, yang prustasi berat lalu mencoba bikin rusuh.

Nasdem mungkin sudah masuk taraf gila, karena telah menyerukan perang akibat kebodohannya sendiri. Nasdem sendiri yang bikin masalah lalu menyalahkan orang lain, kemudian menyerukan perang.

Sekali lagi, Nasdem sendiri masuk investasi bodong, setelah rugi, ehh orang lain disalahkan! Lalu ngajakin perang. Dasar NASDRUN!!!

Nasdem Prustasi Berat! Menyerukan Perang Buat Membela Anies! Dasar Nasdrun!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-prustasi-berat-menyerukan-perang-buat-scsYXviaYe

Cadas! Pengkhianatan Gerindra terhadap PKS Dibayar Tuntas oleh Anies

Tidak bisa dipungkiri PKS merupakan pendukung setia Prabowo. Dan tidak hanya sekali tapi dua kali partai dakwah tersebut berjuang memenangkan Om Prab di Pilpres.

Kebersamaan mereka tidak hanya di Pilpres saja tapi juga di Pilkada. Seperti di Pilgub DKI 2017 kedua partai ini sama-sama mengusung Anies, dan berhasil menang. Kemudian di Pilkada Jateng 2018, PKS dan Gerindra sama-sama mengusung Sudirman Said. Hanya saja belum beruntung.

Selanjutnya di Pilgub Jabar 2018, Gerindra dan PKS sama-sama mengusung pasangan Sudrajat-Syaikhu. Tapi lagi-lagi belum beruntung.

Begitupun di Pilgub Banten, kedua partai ini mengusung Cagub yang sama yakni Wahidin Halim. Dan berhasil menang.

Hanya saja karena si Wahidin kader Partai Demokrat, kemenangan tersebut tidak begitu dirasakan manfaatnya oleh PKS dan Gerindra.

PKS mendukung Prabowo tersebut bukan tanpa resiko lho. Diantaranya sepuluh tahun pertai itu puasa dari kekuasaan.

Berbanding terbalik dengan saat mereka berkoalisi sama Partai Demokrat dulu.

Kala itu saat SBY jadi presiden, partai ini diberi jatah 4 kursi menteri yakni Menteri Sosial, Menkominfo, Menteri Pertanian dan Menristekdikti.

Istimewanya lagi ketika berkoalisi dengan pemerintah, PKS bisa mengatur kuota impor sapi di Kementerian Pertanian. Yang hak istimewa ini dimanfaatkan betul oleh Presiden PKS kala itu Luthfi Hasan Ishaaq untuk memperkaya diri sendiri.

Hingga ia dicyduk KPK dan divonis 18 tahun penjara.

Tidak hanya Luthfi yang kena getahnya, tapi PKS juga. Warga dunia maya mempleset kepanjangan partai itu menjadi 'Partai Korupsi Sapi'. Hahaha

Sekarang atau selama Jokowi menjadi presiden, PKS kering. Karena jangankan mau mengatur kuota impor sapi di Kementerian Pertanian, kadernya yang jadi pejabat di pemerintahan saja tidak ada satu-pun.

Nah, satu-satunya harapan PKS kala itu adalah dapat kursi Wagub DKI. Pasalnya jabatan tersebut ditinggalkan oleh Sandiaga Uno yang nyalon wakil presiden.

Bak gayung bersambut, Prabowo pun berjanji akan memberikan jatah DKI-2 itu kepada PKS.

Tidak berhenti sampai di situ, Gerindra bahkan meminta PKS mengajukan dua nama kandidat Cawagub DKI untuk mengikuti fit and proper test. Dan nama yang diajukan oleh PKS adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.

Namun setelah sekian lama menunggu, fit and proper test tidak kunjung dilaksanakan dengan berbagai alasan.

Dari sini sudah mulai terlihat kalau Gerindra gak rela kursi Wagub DKI diberikan kepada PKS.

Hingga PKS menarik kedua nama tersebut dan mengajukan nama baru Nurmansjah Lubis.

Bagaimana caranya agar kursi DKI-2 tidak diambil oleh PKS? Gerindra pun bersiasat.

Partai tersebut juga mengajukan nama Cawagub lain yakni Riza Patria.

Berhubung perolehan kursi Gerindra di DPRD DKI lebih banyak, pemilihan Cawagub DKI itu dapat dengan mudah dimenangkan oleh partai berlambang burung Garuda tersebut.

Musnah sudah harapan PKS untuk berkuasa di DKI. Padahal sudah berharap betul.

Kasihan sebenarnya lihat partai ini kena prank alias dikhianati oleh M Taufik dkk.

Memang betul pernyataan, 'Tidak ada teman abadi di dalam politik, yang ada hanya kepentingan'.

Terbukti, sekarang Gerindra gak mau lagi berteman dengan PKS. Bahkan mengkhianati partai itu. Karena merasa sudah gak butuh.

Jadi gak bisa dibayangkan bagaimana sakit hatinya PKS terhadap Gerindra. Sudah mengusung Prabowo dua periode dan wakilnya bukan kader partai mereka. Eh minta jatah Wagub DKI saja gak dikasih.

Jadi kedepannya kalau bukan karena terpaksa betul kecil kemungkinan PKS mau berkoalisi lagi dengan partainya Fadli Zon tersebut.

-o0o-

Hanya saja memang betul pernyataan, 'hukum karma pasti berlaku'.

Oke-lah PKS belum dapat kesempatan untuk membalas dendam kepada Gerindra. Eh gak tahunya yang membalaskannya malah Anies Baswedan. Kwkwkwk

Sebagaimana kita ketahui bahwa pasca terpilih sebagai Gubernur DKI dulu, si Anies ini berjanji tidak akan mengkhianati Prabowo.

Selama Prabowo nyapres, ia tidak akan menjadi lawannya atau menjadi Capres pula.

Nah pada Agustus 2022 lalu, Prabowo mendeklarasikan dirinya siap maju di Pilpres 2024.

"Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab, saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia," ujarnya waktu itu di hadapan ribuan kader Gerindra dalam acara Rapimnas Partai Gerindra.

Untuk memuluskan ambisinya tersebut, Prabowo menggandeng PKB.

Memang kalau kedua partai ini (Gerindra dan PKB) digabung sudah cukup untuk mengusung pasangan Capres/Cawapres sendiri.

Artinya apa? Tinggal menunggu waktu saja Prabowo jadi Capres benaran.

Sejatinya kalau komitmen dengan janjinya tersebut Anies tidak akan nyapres pada Pilpres 2024 mendatang. Karena jelas, Prabowo akan nyapres lagi.

Tapi apa yang ada di benak Anies?

Persetan dengan janji. Yang penting berkuasa dulu. Seperti yang pernah disampaikan oleh peneliti sekaligus guru besar ilmu politik Indonesia, Saiful Mujani, 'Disuruh makan babi pun akan Anies lakukan kalau hal itu bisa bikin dia jadi presiden'.

Atau dengan kata lain orang ini sudah ngebet banget pengen berkuasa.

Jadi bagaimana dia mau menepati janjinya tersebut?

Belum lagi ditambah Anies sudah didukung oleh banyak pihak. Mulai dari NasDem yang sudah deklarasi mendukungnya. Plus Partai Demokrat dan PKS yang beberapa kadernya sudah menyatakan dukungan kepada Anies.

Di samping itu, beberapa orang berpengaruh juga berada di belakangnya. Mulai dari JK, Habil Marati, Musni Umar, Geisz Chalifah hingga Rizieq Shihab.

Makin enggak mau-lah dia mundur sebagai Capres. Kwkwkwk

Mirisnya, Anies mau nyapres tersebut tanpa mendatangi Prabowo terlebih dahulu untuk sekedar pamit atau minta maaf.

Ia main slonong boy saja seperti orang yang tidak bersalah sedikitpun.

Hingga mantan peserta konvensi Capres 2014 Partai Demokrat tersebut disentil habis-habisan oleh Fadli Zon dan Andre Rosiade.

Andre mengenang, Anies di Pilgub DKI dulu tidak hanya sekedar didukung tapi juga dimodalin oleh Gerindra. Sedangkan Fadli Zon mengungkapkan, dulu Gerindra mati-matian mendukung Anies supaya terpilih jadi Gubernur DKI.

Sekarang politisi yang mirip Wan Abud tersebut seperti kacang lupa diri.

Memang sungguh terlalu Wan Anies ini.

Di balik wajahnya yang polos serta kata-katanya yang sok intelektual itu ternyata suka nusuk orang dari belakang.

Dan Wan Anies nusuk Prabowo tanpa pamit tersebut, PKS demen banget. Karena dendamnya selama ini dibayar tuntas.

Cadas! Pengkhianatan Gerindra terhadap PKS Dibayar Tuntas oleh Anies

Sumber Utama : https://seword.com/politik/cadas-pengkhianatan-gerindra-terhadap-pks-dibayar-HQtBV54RA5

Joe Biden Betah Tinggal di Bali, Waspada! Kalimatnya Mirip Pedang Bermata Dua

Presiden Amerika mengatakan bahwa dia sangat betah tinggal di Bali dan tidak mau pulang. Bahkan kalimat yang dipakai seolah-olah menandakan bahwa dia akan hidup dan mengakhiri masa tuanya di pulau dewata yang merupakan pulau yang dihuni oleh para dewa.

Dia menggunakan kalimat "tidak akan pulang". Ini menandakan ketidakmampuan dirinya untuk pulang dari Bali ke kampung halamannya yakni di Amerika serikat. Entah apa yang merasukinya yang pasti kita melihat bahwa Joe Biden sudah kelihatannya dirasuki oleh dewa-dewa dan dewi-dewi yang menghuni pulau Bali.

Secara positif kita melihat bahwa Bali berhasil menggaet hati dari Presiden Amerika yang berasal dari partai Demokrat tersebut. Tentu bukan demokratnya Indonesia ya yang sudah berkarat dan rusak karena ulah kadernya yang bodoh dan sombong sombong itu.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa dia sangat betah. Ini adalah satu pertanda yang positif bagi rakyat Indonesia bahwa Amerika akan berinvestasi dan memperhatikan juga memfokuskan ekonomi mereka di Bali.

Karena memang di balik sendiri banyak banget ekspatriat yang tinggal di sana menikmati kearifan lokal yang ada di Bali dengan agamanya yang damai yakni agama Hindu. Tapi secara waspada, kita juga harus hati-hati sama Amerika.

Karena Amerika sebagai negara adidaya pernah memiliki sejarah yang kelam dan gelap buat Indonesia khususnya dalam Freeport yang merupakan ladang duitnya Amerika. Banyak politisi busuk yang merupakan lulusan dari Amerika.

Tanah Papua dikeruk habis oleh Amerika lewat izin yang dilepaskan oleh Soeharto si pemimpin terkorup sepanjang zaman di abad 20 lalu. Kurang ajarnya bahkan ada konspirasi bahwa Central intelligence agency alias CIA dari Amerika melakukan intervensi terhadap kepemimpinan Presiden Soekarno dan menjadikan Soeharto sebagai boneka mereka.

Kabarnya dari dokumen yang tersebar dan bocor beberapa tahun belakangan ini bahwa ada intervensi Amerika juga dalam framing busuk terhadap Partai komunis Indonesia alias PKI.

Dan Amerika ini merupakan teman baiknya Anies Baswedan.makanya dari sini kita harus sangat berhati-hati dengan Amerika dan statement dari Presiden Amerika.

Ketika dia betah biasanya dia akan egois dan cenderung mengeruk kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia di tempat tertentu.

Kalimat bercabang ini bisa dilihat dari dua perspektif yang berbeda juga. Makanya kita harus menyeimbangkan antara sikap positif terhadap kalimatnya presiden Amerika dan juga di satu waktu kita harus antisipatif juga.

Jangan sampai nanti Amerika betah di Bali dan mengeruk harta kekayaan Indonesia dan dibawa pulang ke sana. Kita tahu Amerika adalah negeri adidaya yang bisa dibilang negeri yang opportunis juga.

Akhir kata semoga saja kita bisa meluruskan pikiran kita dan jangan cepat terlena dengan kalimat presiden Amerika Joe Biden ini. Apalagi sebagai negara penghasil teroris dan juga penghasil manusia radikal pendukung negara anti Pancasila.

Setidaknya artikel ini mencoba untuk menjaga keseimbangan antara pemikiran positif dan juga waspada dengan kalimat presiden Amerika yang bercabang dua ini. Kalau betah ya silakan tinggal di Bali.

Asal jangan coba-coba untuk membawa pulang dan merebut tanah lokal di Bali. Silakan berinvestasi di Bali dan Indonesia kami terbuka dengan kalian. Tapi jangan sampai kalian menjajah negara kami.

Apalagi dengan menggunakan proxy war yang meletakkan Anies Baswedan sebagai boneka Amerika dan Yahudi. Silakan dicermati kalimat Joe Biden. Kita harus jaga keseimbangannya jangan sampai berat sebelah.

Karena biasanya pujian itu memabukkan dan membuat kita jatuh karena diangkat tinggi-tinggi. Jatuh dari ketinggian itu lebih sakit daripada jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi. Indonesia memang saat ini sudah melanglang buana di atas nusantara dan dunia ini.

Namun Jangan sampai kita terlena dan tetap waspada dengan puji-pujian dari orang yang belum kita kenal secara dalam. Tapi yang pasti kalau kita lihat dari Presiden Joko Widodo sendiri tentu dia sangat welcome dan juga menyambut baik kalimat dan sukacita yang dialami oleh banyak pemimpin negara lain di Indonesia saat konferensi tingkat tinggi g20.

Sudah sekian saja artikel ini semoga saja kita bisa cukup mewaspadai pujian dan jangan sampai bikin kita jatuh. Karena hinaan tidak akan membuat kita jatuh dan pujian tidak akan membuat kita terbang jika kita tahu diri kita siapa dan kita tahu Indonesia ini apa.

Pahami betul kalimat-kalimat dari lawan bicara sehingga kita bisa mengetahui dan memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Karena di situlah kunci pembaharuan negara ini.

Reputasi positif adalah hal yang baik namun jika kita mengandalkan diri hanya dari pengakuan orang lain kita tentu akan menjadi orang yang labil.

Lah ini lagi bicara soal motivasi atau soal negara? Tapi rasanya kedua hal ini terkait kan?

Namun saya punya satu perumpamaan yang saya kira cukup baik untuk kita perhatikan dan cermati bersama-sama.

Jika kalian suka dengan bunga yang wangi, tentu kalian tidak akan mencabut bunga itu dari pertumbuhannya demi memenuhi hasrat ingin memilikinya bukan?

Demikian juga dengan Presiden Amerika Joe Biden. Jika orang ini suka dengan Bali silakan tinggal di Bali dan jangan cabut akar kebudayaan Bali lepas dari Indonesia. Jadikan Bali sebagai mahkota.

Joe Biden Betah Tinggal di Bali, Waspada! Kalimatnya Mirip Pedang Bermata Dua

Sumber Utama : https://seword.com/umum/joe-biden-betah-tinggal-di-bali-waspada-kKIbjgmIna

Makna Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming

Kurang dari dua tahun lagi kita akan kembali mengalami pesta demokrasi nasional. Pemilu yang di dalamnya ada Pileg dan Pilpres Insya Allah akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024.

Seperti biasa makin dekat waktu Pemilu makin tinggi tensi politik tanah air. Berbagai partai politik melakukan manuver sesuai strategi yang akan mereka jalankan, demi meraih kejayaan.

Bila telah menyangkut masalah politik banyak hal bersifat sensitif dan selalu dikaitkan dengan politik. Pertemuan dua orang tertentu bisa diartikan, ditafsirkan beranekaragam.

Seperti yang terjadi Selasa kemarin, pertemuan antara Anies Baswedan dan Walikota Solo sekaligus putra Sulung Presiden Jokowi, memantik berbagai komentar. Ada yang positif, ada juga yang negatif, biasa namanya juga politik.

Sebenarnya apa sih makna dibalik pertemuan dua orang ini? Setiap orang berhak untuk menafsirkannya sesuai dengan pendapatnya masing-masing.

Pertama, pertemuan mereka ya pertemuan biasa saja. Tidak harus benar-benar mengandung unsur politik yang kental. Pertemuan mereka hanya berniat sarapan pagi dan berangkat bersama ke suatu acara.

Tapi namanya pertemuan dua insan politik yang sering ditafsirkan sebagai dua orang yang berada di pihak yang berlawanan, tentu menarik perhatian publik. Khususnya bagi para politikus anggota partai politik tertentu.

Kedua, pertemuan Gibran dengan Anies agak-agak mirip pertemuan Gibran dengan Rocky Gerung beberapa waktu lalu. Rocky dan Anies sering ditafsirkan sebagai orang yang berada disebrang Presiden Jokowi.

Gibran saya kira tidak merasa dirugikan bertemu dengan Anies Baswedan. Mereka sama-sama pernah memimpin sebuah kota. Gibran masih memimpin Kota Solo sedangkan Anies pernah jadi Gubernur DKI Jakarta.

Ketiga, dengan pertemuan ini keduanya sama-sama diuntungkan. Anies Baswedan akan mendapat efek positif. Orang-orang yang selama ini resisten dengan Anies, merasa ternyata Anies bisa bertemu dengan Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi.

Resistensi kepada Anies Baswedan mungkin saja berkurang seiring pertemuan Anies dan Gibran.

Kemudian Gibran pun akan mendapat saran yang bermanfaat dari Anies yang pernah satu periode memimpin kota besar seperti Jakarta. Hal ini sangat bermanfaat bagi Gibran dalam memimpin Kota Solo.

Pertemuan ini pun harus disikapi secara positif oleh masyarakat awam yang hanya menyimak perpolitikan sekilas. Jangan sampai masyarakat baperan dalam hal dukung mendukung seseorang baik di tingkat Pileg maupun Pilpres.

Karena orang-orang yang kita anggap berlawanan, dalam suatu momen tertentu akan bertemu dengan penuh canda tawa. Jadi alangkah baiknya jika masyarakat tidak terlalu fanatik dalam hal dukung mendukung.

Lebih baik sedang-sedang saja, sehingga jika kalah ya biasa saja tidak sampai mengalami kekecewaan yang berlebihan. Biasa saja.

Makna Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/makna-pertemuan-anies-baswedan-dan-gibran-hcZNIUObif

Nasib PPP Menjelang Pemilu 2024

Menjelang pesta demokrasi tahun 2024 setiap partai politik bersiap untuk menyambut. Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi dimana partai poitik harus bekerja keras agar berjaya.

Tujuan utama Pemilu bagi partai politik adalah meraih suara rakyat sebanyak-banyaknya. Makin banyak suara rakyat yang diperoleh makin banyak kekuasaan, jabatan yang digenggam.

Sialnya menjelang Pemilu beberapa partai politik malah mengalami nasib yang tidak mendukung. Bukan mencari mitra koalisi yang tepat atau mencari kandidat capres terbaik, malah mengalami perpecahan internal.

Hal ini sedang dialami oleh partai berlogo Kabah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tersiar kabar kader senior PPP Habil Marati bakal memimpin gelaran deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024, hari ini, Rabu (16/11) di Yogyakarta.

Menurut Habil deklarasi bersama Forum Kakbah Membangun (FKM) itu sekaligus menyalurkan aspirasi keluarga besar PPP yang mendukung Anies maju di Pilpres 2024, juga demi membawa PPP lolos ambang batas parlemen 4 persen pada Pemilu 2024.

Langkah Habil ini ternyata tak dianggap sebagai sikap resmi partai berlambang Ka'bah tersebut. DPP PPP maupun DPW PPP DI Yogyakarta sama-sama telah menyatakan apa yang dilakukan FKM itu bukanlah bagian dari langkah kader yang merepresentasikan partai mereka.

Peristiwa ini tidak bisa dibantah sebagai indikasi yang menunjukkan adanya gejolak di internal PPP. Sikap Habil ini membuat gejolak internal PPP semakin memanas. Karena belum lama ini internal PPP gonjang-ganjing usai Muhammad Mardiono dan Suharso Monoarfa saling mengklaim diri sebagai Ketua Umum.

Nasib PPP ke depan bisa pecah atau dan terciptanya kelompok baru seperti halnya PKS, atau tetap bersama, tapi tidak solid satu suara dengan keputusan elite di Jakarta.

Perpecahan di internal PPP sebetulnya sudah terlihat dari sengketa posisi ketum PPP. Konflik internal PPP memanas usai mukernas partai memilih Mardiono sebagai Plt Ketua Umum, sementara itu, jabatan Ketua Umum PPP sebelumnya dijabat Suharso.

Suharso sempat menyatakan dirinya masih menjabat sebagai Ketua Umum PPP, sedangkan Mardiono telah menyatakan siap mengemban amanah sebagai Plt Ketua Umum PPP menggantikan Suharso. Belakangan, Suharso disebutkan mulai melunak, dan terpaksa merelakan Mardiono tetap di pucuk kepemimpinan PPP.

Kesolidan PPP harus mendapat perhatian khusus. Karena sosok Mardiono bukan elite PPP yang mengakar, sehingga banyak kader yang tidak patuh terhadap perintahnya. Terlebih jika sebagian kader menganggap jika pergantian itu bernuansa sabotase, maka gejolak di bawah akan terus tumbuh.

Perilaku Habil harus mendapat perhatian serius dari Plt Ketum PPP. Jika dibiarkan masalah ini justru akan membuat PPP semakin terpecah. Mardiono harus segera menggelar konsolidasi internal, baik dengan cara menghukum kader-kader tersebut atau dengan pendekatan lain.

Pertarungan antar parpol di Pemilu nanti akan semakin keras, apalagi bermunculan partai baru yang akan menggerus potensi suara. Konflik internal akan sangat mengganggu citra partai jika tidak segera diperbaiki.

Nasib PPP Menjelang Pemilu 2024

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasib-ppp-menjelang-pemilu-2024-5lCYM13M3E

Jokowi Masih Menimbang Ganjar Atau Prabowo? PKB Jangan Terlalu GR lah!

Lantaran Presiden Jokowi sempat mengatakan, "Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," Wasekjen PKB Syaiful Huda lalu menilai bahwa sekarang Presiden masih menimbang-nimbang; mau Capreskan Ganjar atau Prabowo. Jangan terlalu GR-lah, ucapan Jokowi itu sebetulnya hanya pelipur lara, karena Prabowo sudah dua kali kalah Pilpres dan lawannya Jokowi dan Jokowi lagi.

Ketika menghadiri HUT Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat belum lama ini, Jokowi memang sempat mengatakan, “"Saya ini dua kali wali kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo." Rupanya Jokowi lalu sadar, ucapannya terkesan pamer dan Prabowo yang tertembak langsung rasa sakitnya sampai di sini. Maka sebagai pelipur lara Presiden buru-buru menyambung dengan diksi, “"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo."

Jika kalimat itu ditafsirkan sebagai dukungan, ya mangga saja. Tapi sebetulnya kata dukungan semacam itu tak hanya diucapkan pada Prabowo semata. Pada Airlangga Hartarto, pada Erick Tohir, Presiden Jokowi juga memberikan dukungan yang sama. Demikian juga pada Ganjar Pranowo, hanya tata kalimatnya agak berbeda, “Mungkin yang kita dukung ada di sini.”

Sebagaimana Bung Karno, Presiden Jokowi memang suka menggunakan idiom-idiom Jawa termasuk filosofinya. Kepada para menterinya yang pada ingin Nyapres dia berusaha untuk berkata-kata menyejukkan, karena Jokowi ingin mangun karyenak tyasing sesami (berusaha menyenangkan hati sesamanya). Tak mungkin Jokowi mengatakan, “Alah, kamu kerja saja nggak becus kok mau Nyapres!” Memang sedikit kata-kata itu, tapi sengak didengar.

Sudah bukan rahasia lagi, Presiden Jokowi dulu mengangkat Prabowo sebagai Menhan dengan pertimbangan, untuk menyatukan pendukung kubu Kampret (Prabowo) dan kubu Kecebong (Jokowi). Sebab jika bangsa terbelah secara berkepanjangan, pinjam istilah Bung Karno, itu bisa mengganggu jalannya revolusi kita! Sedangkan kaum reaksioner (oposisi) pasti sangat senang dengan kondisi ini.

Meski banyak yang kecewa pada pilihan Jokowi, tapi konfrontasi Kampret-Kecebong mulai meluntur. Kalaupun ada yang mrojol selaning garu (baca: perkecualian), hanyalah Fadli Zon anggota DPR dari Fraksi Gerindra. Sebab meski bossnya sudah bergabung ke Kabinet Indonesia Maju, dia terus nyinyir pada segala kebijakan Presiden Jokowi.

Herannya, sepertinya Prabowo mendiamkan saja ulah lambe nggambleh (mulut usil)-nya Fadli Zon. Ada yang bilang, dia sampai nyinyir begitu rupa karena untuk memelihara konstituennya belaka. Cuma yang agak mengherankan, minggu-minggu belakangan ini Fadli Zon tak kelihatan nyinyirnya lagi. Bisa karena sudah nyadar, bisa pula sedang tapa mbisu meski tidak sedang keliling tembok tinggi Mangkunegaran Solo.

Ada alasan lain kenapa Jokowi dulu pilih Menhan Prabowo. Di samping dia mantan Danjen Kopassus, sebelum pengangkatan sebagai mentri Prabowo pernah menyampaikan konsep pertahanan negara yang bagus sekali. Cuma anehnya, selesai sertijab di Kemenhan Prabowo mengaku tidak dapat menjelaskan secara perinci terkait konsep tersebut. Lho, itu “skripsi” bikinan sendiri atau pesen ke biro jasa skripsi, sih?

Tapi faktanya, setahun menjadi Menhan Prabowo sudah banyak mendapat penilaian positip dari lembaga survey. Baik versi ASI (Arus Survei Indonesia) maupun Charta Politica dan Indo Barometer menilai sebagai “menteri terbaik” mengalahkan Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono. Apa rahasianya? Ternyata cukup diam membisu ketika ada masalah yang menyangkut ruang lingkup kementriannya. Mungkin Prabowo punya motto: silence is golden (diam itu emas).

Di mata para pendukungnya saat Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo ini bagaikan kethoprak lakon “Ardaraja Balik”, karena justru bergabung dengan lawan. Dalam kisah sejarah Singasari, Ardaraja menantu raja Kertonegoro malah bergabung de-ngan Jayakatwang raja Kediri yang memerangi Singasari (1292). Maklum, Jaya-katwang itu orangtuanya sendiri.

Padahal bagi Prabowo sendiri, mau bergabung bersama Jokowi dengan pertimbang-an, selain memelihara popularitas 5 tahun ke depan, juga terilhami oleh kenegarawanan Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln (1861-1865). Selepas Pilpres tiba-tiba mengangkat William Seward lawannya dalam Pilpres untuk menjadi Menlu. Seward pun heran kenapa musuhnya yang sering memaki monyet kok malah diangkat jadi mentri. Jawab Abraham Lincoln, “Kita memang saling membenci, tapi demi kejayaan Amerika Serikat kita harus bersatu.”

Benar juga pertimbangan Prabowo ini dan PKB dipastikan juga setuju. Tetapi Presiden Jokowi kan pernah mengingatkan, jangan sembrono memilih Capres. Sesama muslim tentunya PKB ingat ketika khatib di atas mimbar Jumat selau bilang, saya berwasiat untuk pribadi dan para jemaah. Itu artinya diksi jangan sembrono pilih capres juga berlaku untuk diri presiden sendiri.

Soalnya jika sampai salah pilih, yang menderita nantinya bukan hanya 135 juta penduduk Indonesia sebagaimana kata raja dangdut Rhoma Irama, tetapi 2 kal lipat, 270 juta! Maka jika mengikuti ke-GR-an PKB, Prabowo dan Ganjar Pranowo akan disandingkan Jokowi dan kemudian diperhitungkan berdasarkan manajemen resiko.

Ditinjau dari faktor U, tahun 2024 nanti Prabowo sudah 73 tahun, sementara Ganjar Pranowo baru 56 tahun. Apakah dalam usia itu Ketum Gerindra ini masih rosa-rosa macam Mbah Marijan? Berkat kontrol dokter pribadi, semoga saja dalam usia itu Prabowo tak mengalami penyakit keniscayaan 4 B, yakni: beser (sering kencing), buyuten (tubuh gemetar), blawur (penglihatan kabur), dan brat bret brot (kentut melulu).

Prabowo ini juga bukan sosok yang merakyat, karena dia memang tak pernah dekat dengan rakyat, meski pernah jadi Ketua HKTI dua kali. Bahkan ketika kampanye Pilpres 2019 lalu, dia pernah terkesan meremehkan orang kecil gara-gara keseleo lidah ngomong tampang Boyolali tak pantas masuk hotel.

Sejak 2014 trend rakyat memilih calon presiden itu yang memang merakyat, yang dimasa kecilnya pernah ngrekasa alias hidup susah. Sebab seseorang yang pernah merasakan susahnya jadi orang miskin, niscaya lebih banyak tepa slira (tenggang rasa) dalam membuat kebijakan. Sedangkan Prabowo sejak lair cenger (dilahirkan) sampai dewasa tak pernah hidup menderita. Tidak pernah makan telur goreng dibagi 8, tak pernah numpang di rumah bekas gudang gamping sebagaimana Ganjar.

Jika Prabowo dicapreskan juga, tak ayal lagi dia akan kembali dikuliti seperti saat Pilpres 2014 dan 2019 lalu. Yang jendral pecatan lah, yang kasus Tim Mawarlah, yang tidak punya calon Ibu Negaralah, dan masih banyak lagi borok lainnya akan diungkit. Jadi ibaratnya rapot, meski ada nilai 8-nya beberapa biji tapi Prabowo ini banyak merahnya.

Untuk tidak mengecewakan pendukungnya, ada opsi: bagaimana kalau Prabowo menjadi Cawapresnya Ganjar saja? Itu sama saja seperti thengkleng Solo dicampur dengan tembakau. Untuk yang menggemarinya, thengkleng kambing itu enak, tembakau juga enak. Tapi ketika dicampur menjadi satu justru menjadi pahit semunya!

Jokowi Masih Menimbang Ganjar Atau  Prabowo?  PKB Jangan Terlalu GR lah!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-masih-menimbang-ganjar-atau-prabowo-pkb-pFv2UAxEHi

Klaim Formula E Untung 6 M, Jakpro Bikin Anies Makin Tampak Bodohnya!

Kita kembali mengulik soal Formula E. Formula E ini memang proyeknya Anies sendiri ya. Walaupun Anies berupaya mengklaim, bahwa Formula E bukan program dia sebagai gubernur. Anies menyebut Formula E sebagai program Pemprov DKI Jakarta. Katanya sebagai gubernur, Anies menjalankan amanat yang ada di APBD. Lah kan dia sendiri yang keukeuh menaruh program itu di APBD. Apakah ide penyelenggaraan Formula E dicetuskan oleh anak buah Anies? Atau warga DKI Jakarta? Kan enggak. Anies sendiri yang memunculkan ide ini. Dan Anies sendiri yang menjadikan Formula E sebagai program prioritas. Ditaruh Anies di dalam Instruksi Gubernur Nomor 49 tahun 2021. Bahkan Anies sendiri bikin surat kuasa buat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta untuk meminjam uang Rp 180 Miliar kepada PT Bank DKI, untuk menalangi pembayaran commitment fee Formula E. Apakah ada warga Jakarta yang demo meminta-minta agar Formula E digelar di Jakarta? Kan enggak. Kalau warga Jakarta kena banjir sih pasti ada. Namun, Anies membiarkan normalisasi sungai mandek. Faktanya begitu kan?

Nah, keuntungan digelarnya Formula E memang dipertanyakan banyak pihak sejak awal gagasan itu muncul. Pertama, ya memang Formula E ini tidak populer di Indonesia. Dan kedua, faktanya di negara-negara lain, gelaran Formula E ujung-ujungnya rugi. Seperti di Montreal, Kanada, yang mengakhiri kontrak Formula E pada tahun 2017, karena dinilai jadi pemborosan APBD kota dan jumlah penonton yang jauh di bawah harapan. Pada tahun 2020, Formula E juga disebut menderita kerugian hingga RP 1,9 Triliun dalam 4 tahun terakhir penyelenggaraannya.

Tapi, Anies dengan PD-nya bikin kontrak sampai 5 tahun. Melebihi masa jabatannya sendiri. Bahkan Anies tidak malu mengakui bahwa dalam 3 tahun pertama gelaran Formula E di Jakarta akan mengalami kerugian. Iya rugi di rakyat dong, kan uangnya dari APBD. Anies mana merasa rugi kan? Bahkan di dalam studi kelayakan pertama yang dibuat oleh Jakpro, Formula E disebut untung oleh Jakpro. Namun sesudah diaudit oleh BPK, ketahuan bahwa Jakpro tidak memasukkan commitment fee sebagai biaya. Ini kok kayak ngadalin publik ya?

Kalau dari segi politik, maka kita akan memahami ini sebagai upaya Anies mempertahankan citranya setelah dia tidak lagi menjabat sebagai gubernur. Namun, kalau melihat kerugian di negara lain dan di Formula E sendiri, ya bisa dibilang keinginan Anies menggelar Formula E menjadi sebuah langkah yang sembrono dan bodoh. Pemilihan prioritas yang tidak benar. Sama halnya ketika Anies lebih memilih membangun stadion JIS dengan memakai dana utangan dari pemerintah pusat. Sementara warga Jakarta masih banyak menderita kekurangan, kekurangan air bersih, kekurangan rumah yang layak, kekurangan fasilitas toilet, bahkan kekurangan gizi.

OK, lanjut lagi dengan Formula E. Kan sudah digelar dan katanya sukses. Namun janji Anies untuk membuka untung ruginya tidak juga kesampaian hingga dia lengser. Bahkan sampai sekarang ya. Sudah sekitar 4 bulan lebih dari digelarnya Formula E. Bahkan revisi studi kelayakan pun tidak pernah diterima oleh DPRD DKI Jakarta. Transparansi pertanggungjawaban Formula E sangat minim ya.

Yang beredar di publik sejak bulan Juni silam adalah adanya sebuah hasil analisa dari INDEF ya. Menurut INDEF, Formula E memberikan dampak ekonomi dengan total Rp 2,638 Triliun bagi DKI Jakarta. Atau kontribusi sebesar 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi Jakarta.

Nah, perhitungan INDEF ini kemudian dipakai oleh para buzzer dan pendukung Anies di medsos, untuk membandingkan dampak ekonomi Formula E dengan MotoGP Mandalika. Sekitar 4 minggu sebelum INDEF mengeluarkan analisanya soal Formula E, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, merilis angka kontribusi gelaran MotoGP Mandalika terhadap ekonomi Indonesia. Angka Rp 4,5 Triliun pun disebut oleh Sandiaga. Angka ini melebihi ekspektasi ya. Angka ini termasuk adanya kenaikan pendapatan domestik regional bruto provinsi NTT, peningkatan lapangan usaha secara nasional dan kenaikan di sektor transportasi. Oleh sebab itu, MotoGP Mandalika dinilai sangat sukses ya.

Nah, itu kan dari beberapa bulan silam ya. Menteri Sandiaga bicara pada akhir Mei 2022. Sedangkan INDEF memaparkan datanya pada akhir Juni 2022. Waktu pun berlalu. Anies sudah dipanggil KPK. Medsos ramai dengan permintaan transparansi laporan keuangan Formula E. Lalu Anies pun lengser. Di medsos itu ada perang antara para buzzer dan pendukung Anies dengan para netizen lain. Untuk membela Anies, mereka membandingkan dampak ekonomi MotoGP Mandalika dengan hasil analisa INDEF tadi ya. Pokoknya nama Anies berusaha diangkat, seakan jadi korban karena BUMN tidak mau tanam modal di Formula E. Tapi akhirnya cara Anies yang menang gitu.

Nampaknya INDEF pun menjadi salah satu pendukung Anies ya. Karena dalam sebuah video diskusi dari Universitas Al Azhar Indonesia, pada akhir bulan Oktober lalu, INDEF membandingkan dampak ekonomi MotoGP Mandalika dengan Formula E. INDEF mengklaim mereka juga diminta oleh Kementrian Parekraf untuk menganalisa dampak ekonomi MotoGP Mandalika. MotoGP Mandalika disebut mengeluarkan modal sebesar Rp 2,7 Triliun. Dengan dampak langsung sekitar Rp 3,9 Triliun. Jika digabung dengan dampak ekonomi tidak langsung, maka total keuntungan ekonomi MotoGP Mandalika menjadi Rp 5,1 Triliun, atau sekitar 2 kali lipat.

Sementara, Formula E, modalnya disebut mencapai Rp 594 Miliar. Ini termasuk commitment fee yang dihitung sebesar Rp 216 Miliar, dan modal lain-lain seperti pembangunan sarana dan prasarana ya. Sepertinya INDEF tidak menghitung total commitment fee sebesar Rp 560 Miliar yang sudah dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta ya, karena itu kan buat 3 tahun. Dampak langsung Formula E, seperti pembelian tiket, transaksi pengunjung dan lain sebagainya disebut mencapai Rp 597 Miliar. Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung mencapai Rp 2,1 Triliun. Sehingga totalnya mencapai Rp 2,6 Triliun. Atau mencapai 3,5 kali lipat. Dengan kata lain, investasi Formula E oleh Anies disebut INDEF lebih efisien jika dibandingkan dengan MotoGP Mandalika.

Serius mau membandingkan Formula E dengan MotoGP Mandalika? Kalau menurut anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, perbandingan ini tidak apple to apple. Sirkuit Mandalika itu direncanakan dengan matang. Proyek nasional yang dibangun permanen, dari sirkuit hingga ke sarana prasarana penunjangnya. Menjadi sebuah Kawasan Ekonomi Khusus. Sedangkan sirkuit Formula E kan nebeng di Ancol dengan perencanaan hanya untuk 5 tahun, sesudah nggak jadi di Monas. Biayanya beda, kualitas juga beda. MotoGP begitu populer di Indonesia, sementara Formula E kan enggak. Gilbert bahkan merinci bahwa Formula E sudah keluar dana sedikitnya Rp 710 Miliar. Sedangkan penjualan karcis dia hitung sekitar Rp 10 Miliar. Sisa duitnya ke mana? Gilbert pun menyebut Formula E merugi Rp 700 Miliar.

Dari commitment fee saja sudah beda banget ya. MotoGP yang begitu ngetop, ternyata commitment fee-nya hanya 9,8 juta dollar atau Rp 133 Miliar per musim. WSBK, yang baru saja selesai di Mandalika, commitment fee-nya hanya Rp 49,2 Miliar. Itu WSBK juga laris tiketnya. Jumlah penonton lebih dari 51 ribu orang. Modalnya WSBK selain commitment fee juga minimalis banget, karena infrastruktur, sarana dan prasarana kan sudah ada.

Sedangkan, Formula E pada awal rencana dulu ya, commitment fee-nya mencapai 21 juta dollar atau Rp 295 Miliar per musim. Sekarang saja commitment fee-nya tiba-tiba bisa dinego dan turun. Kok bisa turun? Hehehe… Gak standard dong ya. Lha wong di Hong Kong aja Formula E digelar gak pake commitment fee alias gratis kok. Terus, ngapain di Jakarta bayar sampai Rp 560 Miliar? Berarti ya, ojo dibandingke ya hehehe…

Anies nampak bodoh sekali ya. Mau bayar ratusan triliun, sedangkan di negara lain bisa gratisan. Bukannya lebih untung kan, kalau Anies bisa dapat gratis. Ini kan awalnya diminta orang berapa, langsung dia bayar. Sampai-sampai minta ditalangi dulu oleh Bank DKI. Duit pinjaman ke Bank DKI itu kemudian langsung dibayarkan buat Formula E, sebelum APBD disahkan. Ini jelas menyalahi aturan ya, dan sudah disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi ke KPK.

Nahh, sesudah ramai di medsos soal analisa INDEF tadi itu ya. Yang membela Anies. Kemudian Jakpro, akhirnya mengungkap keuntungan gelaran Formula E, pada awal bulan ini, dalam rapat Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta. Jadi ini terjadi sesudah Anies lengser dan digantikan oleh Heru Budi Hartono. Menurut Jakpro laporan keuangan Formula E belum selesai diaudit oleh BPK. Jadi yang diungkap oleh Jakpro adalah laporan per tanggal 30 September 2022. Jakpro menyebut angka Rp 137 Miliar sebagai pendapatan usaha total Formula E. Sedangkan beban pokok atau kita sebut saja modalnya ya, katanya sebesar Rp 129,5 Miliar. Yang terdiri dari beban administrasi, lain-lain dan beban pajak. Jadi Jakpro pun menyebut ada selisih keuntungan sebesar Rp 6 Miliar. Selain itu ada pula utang Rp 4,9 Miliar kepada Ancol. Ada lagi utang kepada PT Jaya Konstruksi Manggala, ini tidak disebut nominalnya. Lalu utang dengan travel yang katanya tidak lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 300 juta. Utang ke Ancol itu akan dibayar dengan penggantian bangunan yang terdampak sirkuit Formula E. Artinya keuntungan Rp 6 Miliar itu nggak utuh juga ya.

Pertanyaannya, ke mana commitment fee yang Rp 560 Miliar itu? Kok nggak disebut sebagai modal oleh Jakpro? Sementara oleh INDEF kan dimasukkan dalam hitungan sebagai modal. Ya, kalau dimasukkan oleh Jakpro, jadi tekor bandar dong ya hehehe… Nggak dapat keuntungan, malah rugi besar banget hehehe… Ok lah yang mereka sebut keuntungan RP 6 Miliar itu sementara kita pegang sebagai klaim. Itu pun sangat memalukan buat Anies. Sudah heboh sampai disebut gubernur rasa presiden, eeh untungnya cuma ecek-ecek Rp 6 Miliar. Makin tampak bodoh kan?

Sudah bayar ratusan miliar. Padahal di negara lain bisa dapat gratis. Sama Jakpro jadi kayak diakal-akali ya, agar fee yang ratusan miliar itu nggak masuk sebagai modal. Agar bisa menyebut ada keuntungan dari Formula E. Padahal di analisa INDEF dimasukkan. Yang kemudian dipakai sebagai alasan untuk menyebut cara kerja Anies lebih efisien. Hanya kadrun yang percaya sama hitung-hitungan nggak jelas seperti itu. Sudah jelas uang rakyat dipakai Rp 560 Miliar. Sudah jelas acara selesai digelar. Masih ada 2 tahun lagi, yang nggak jelas bakal digelar apa enggak. Sementara duit itu kan nggak bisa balik. Kenapa nggak disebut sebagai modal oleh Jakpro? Waah, gara-gara Jakpro nih, Anies pun jadi nampak makin bodoh hehehe… 
Klaim Formula E Untung 6 M, Jakpro Bikin Anies Makin Tampak Bodohnya!

Reuni Lansia

Tak terasa waktu terus berlalu. Usiaku lebih dari 60 tahun, tapi terasa baru kemarin dilahirkan. Keinginan, perasaan seperti masih Anak Baru Gede (ABG) tapi tubuh sudah tidak bisa dibohongi.

Berjalan agak jauh sedikit saja, sudah sesak napas, dilengkapi kepala pusing. Jauh berbeda puluhan tahun yang lalu ketika usia masih dua puluh tahunan.

Berjalan jauh terasa biasa saja, apalagi bersama teman-teman SMA satu ideologi dan satu geng. Keseruan itu masih terbayang bahkan siswi cantik yang menjadi idaman pun masih terbayang manisnya.

Rambut hampir putih semua, gigi sudah banyak permisi entah kemana. Anak 3 orang cucu pun sama persis 3 orang.

Ingin rasanya bertemu dengan teman-teman satu SMA untuk mengenang cerita dahulu. Bercerita keseruan bolos sekolah, mengikuti ekskul dan lain sebagainya. Keseruan dan keceriaan, tak ingat jika itu semua akan terlewati begitu saja.

Sudah puluhan tahun tidak reunian. Kesibukan masing-masing menyulitkan kami untuk bisa bertemu pada waktu dan tempat yang sama. Mengurus pekerjaan, keluarga, anak-anak bahkan hingga cucu.

Kangen sekali reuni dengan satu geng masa SMA berbagai keceriaan berbagi cerita. Kebetulan satu minggu yang lalu bertemu dengan teman satu geng dan saling bertukar nomor Whattsap.

Tiga hari yang lalu memberitahukan bahwa akan ada reuni kecil-kecilan di tempat makan “Kejo Hejo” di pinggir kota. Tentu saja aku sangat senang karena akan bertemu dengan mereka.

Terbayang sosok Neni, biasa duduk di depanku waktu sekolah. Tinggi, langsing, kulitnya putih. Kecantikannya makin lengkap karena dia ramah dan murah senyum.

Kemudian ada Shinta orang Tionghoa, putih khas China bermata bulat dan bening. Orangnya suka memberi, baginya uang bukan masalah. Kami sering ditraktir karena dia sedang ulang tahun atau karena ada perayaan di keluarganya.

Teman-teman wanita yang cantik terbayang dipelupuk mata tersenyum dengan matanya yang berbinar-binar.

Kami janjian bertemu jam 11.00 siang menjelang waktu makan siang. Setelah sampai di restoran aku mencari teman-temanku. Tapi hampir setengah jam belum juga bertemu.

Entah dimana mereka, aku hanya melihat empat orang nenek-nenek dengan kulit keriputnya tertawa terbahak-bahak. Entah sedang cerita apa mereka. Aku sudah pusing mencari kesana kemari mencari temanku itu.

Setelah beberapa kali menelepon akhirnya diangkat juga. “Reuninya dimana aku sudah di restoran nih kok tidak ada?” Tanyaku jengkel. Jangan-jangan teman-temanku hanya iseng sedang mengerjaiku. “Kami sudah direstoran dari tadi di meja nomor 24” Temanku menjawab tak kalah ketusnya. “Meja 24 hanya ada nenek-nenek keriput yang tertawa tidak jelas, kamu sebenarnya dimana?” “Heh, kami juga pusing melihat kakek-kakek yang dari tadi mondar mandir entah sedang mencari apa”

Aku tertegun sejenak. Waduh bayanganku salah. Aku membayangkan teman-temanku yang masih usia SMA. Padahal sekarang mereka sama denganku lebih dari 60 tahun.

Aku pun mendekati kumpulan nenek-nenek keriput tadi sambil cengar-cengir. Mereka menatapku sambil tertawa. Mungkin dalam hati mereka berkata “Tidak nyadar rupanya kalau kita sudah tua”.

Reuni lansia bukan reuni anak SMA ternyata.

Reuni Lansia

Sumber Utama : https://seword.com/humor/reuni-lansia-iBdNy3lcl3

Layak Dicurigai, Trik Apa Yang Berlaku Sehingga Anies Bermanuver Lewat Gibran?

Apa yang terlintas di pikiran kita untuk memahami berita di media ini, yang mana seorang calon kontestan pilpres demikian sistematis membangun opini, seakan-akan dirinya sangat mengapresiasi politisi lain, khususnya karena menunjukkan prestasi baik, dan bahkan memberi kepuasan kepada warga yang dipimpinnya. Adalah seorang Anies Baswedan yang melakukan manuver seperti itu, bahkan hingga harus menempuh perjalanan jauh untuk menarik perhatian publik.

Setelah sebelumnya dia bermanuver di ajang G20 di Bali, dan berhasil memancing reaksi banyak pesohor, sehingga tak ayal namanya banyak disebut di media, maka kita dapat membaca itikad yang sama ketika mengunjungi Wali kota Solo yang kebetulan adalah putra Presiden. Article Article Article

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai pertemuan Anies Baswedan dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menarik dicermati. Kendati persamuhan ini dibungkus dalam aktivitas sarapan bersama, Bawono menyebut ada makna politik di baliknya.

Menurut dia, sebagai anak Presiden, Gibran pasti sudah menyampaikan rencana pertemuannya dengan Anies kepada Joko Widodo alias Jokowi. “Sebagai anak Presiden Joko Widodo, tentu saja sebelum pertemuan dilakukan, Gibran juga telah berkomunikasi dengan Presiden,” kata Bawono dalam keterangannya, Rabu, 16 November 2022.

Bawono menyebut sangat mungkin dalam pertemuan ini Gibran membawa pesan dari Presiden Jokowi kepada Anies. Bisa jadi, restu serupa dengan yang disampaikan kepada Prabowo dan Airlangga Hartarto.

Analisis Bawono tadi tidak terlalu menarik karena dia hanya melihat pertemuan itu dari sisi Gibran. Adalah hal normative jika Gibran menerima kunjungan sang capres ke kotanya, sejauh apapun rencana yang sedang dibangun Anies, tentu Gibran tidak dalam posisi memberi penilaian.

Tentu sangat berbeda jika kita melihatnya dari sisi Anies Baswedan. Pengamat Politik Adi Prayitno menilai, dilihat secara politik elektoral, pertemuan antara Anies dan Gibran Rakabuming Raka tidak akan mempengaruhi keputusan politik strategi di level nasional. "Gibran memang kader PDIP, tapi soal keputusan koalisi dan pencapresan PDIP hak prerogatif Megawati. Soal dukungan Jokowi di Pilpres 2024 nanti tak bisa juga lewat Gibran. Secara politik elektoral itu tak ada efek apapun," kata Adi, Rabu (16/11/2022).

Barangkali ada benarnya jika disebut Anies bermaksud tak baik ketika tiba-tiba bermanuver di tengah kegalauan partai-partai yang akan mengusungnya. Dan kecurigaan kita kian mengerucut karena aksinya itu dia tunjukkan tak lama setelah melakukan pertemua dengan pengurus Nasdem, Demokrat dan PKS di Bali. Adakah kaitan pertemuan itu dengan rencana Anies? Hanya Tuhan dan Anies yang tahu.

Layak Dicurigai, Trik Apa Yang Berlaku Sehingga Anies Bermanuver Lewat Gibran?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/layak-dicurigai-trik-apa-yang-berlaku-sehingga-djfvNekdRq

Heru Budi Membawa Jepang dan Inggris di MRT Jakarta

Heru Budi Hartono, Pj. Gubernur DKI Jakarta datang ke KTT G20 Bali, tanpa harus mengisi formulir pendaftaran kehadiran. Heru datang dengan senyap, agar mantan gubernur yang katanya diundang KTT G20 itu bisa menyampaikan pidato dengan tidak terganggu. Heru Budi datang bukan untuk berpidato, ibarat kucing mengajari singa mengaum. Heru datang untuk bekerja dan mencari celah kemungkinan terjalinnya kerja sama dengan negara lain, khususnya yang berkaitan dengan pembenahan dan penataan kembali kota Jakarta. Heru tidak mencari panggung, tetapi sedang membawa harapan warga Jakarta di KTT G20, terutama demi mengembalikan Jakarta menjadi kota yang tertata dengan baik, sepeninggal Anies Baswedan.

Berita kedatangan Heru Budi Hartono di KTT G20 Bali, langsung mengerdilkan hadirnya Anies di forum itu. Di forum pemimpin dunia itu, Heru Budi menandatangani nota kesepahaman dan kesepakatan kerjasama pengembangan Moda Raya Terpadu (MRT) dengan Jepang dan Inggris. Sebuah upaya pemprov DKI Jakarta di bawah Heru Budi, untuk mengubah cara pandang warga Jakarta tentang betapa nyaman, efektif, dan efisiennya menggunakan fasilitas transportasi umum. Pantulan positif dari kesepahaman kerjasama pengembangan MRT ini adalah berkurangnya volume penggunaan kendaraan pribadi, karena berpindah ke moda transportasi umum yang terintegrasi ke beberapa tempat tujuan. Tentu saja dengan mengutamakan peningkatan kenyamanan bagi pengguna transportasi umum.

Kurang lebih hanya dua tahun waktu yang dimiliki Heru Budi untuk membangun dan mengembalikan kelayakan Jakarta, waktu yang sangat terbatas untuk mengobati banyaknya luka luar dalam yang di derita Jakarta. Tetapi berbagai gebrakan yang ditunjukkan Heru Budi, benar-benar menelanjangi keterbatasan kemampuan bekerja gubernur sebelumnya.

Heru Budi Hartono Kerja Bagi Jakarta

Dengan lengsernya Anies Baswedan, satu persatu program unfaedah di DKI Jakarta mulai terungkap ke publik, membuat mata terbelalak tak percaya. Ternyata selama ini apa yang buzzer blow up untuk mencitrakan Anies berhasil membuat “Maju Kotanya Bahagia Warganya” di berbagai media online dan media sosial, tidak sesuai dengan kenyataannya. Kalau warga Jakarta mau jujur mengatakannya, selama ini mereka hanya terbuai retorika program imajiner yang tampaknya baik tetapi hanya khayalan. Hanya sebagian saja yang diuntungkan oleh gubernurnya, yaitu kelompok dan ormas pendukung yang mendapatkan bantuan dari dana hibah, dengan jumlah yang terbilang tidak kecil.

Sementara secara umum, masyarakat yang benar-benar membutuhkan perhatian malah terabaikan. Masyarakat yang menderita karena kebanjiran, semakin was-was di saat memasuki musim hujan. Mereka hanya bisa pasrah pada keadaan. Harapan normalisasi atau naturalisasi sungai agar segera dilakukan, malah hanya menjadi perdebatan tanpa tindakan. Parahnya lagi harus melalui keputusan pengadilan, baru mau bergerak melakukan pengerukan.

Harapan masyarakat memiliki rumah murah, hanyalah mimpi kelam yang tidak akan pernah terwujud sepanjang kehidupan. Hunian Dp 0% hanyalah sebuah prank bagi warga, agar mau memberikan suaranya dalam bilik pilih pilkada. Itukah yang namanya membuat maju kotanya bahagia warganya?

Atas dasar tidak teratasinya berbagai permasalahan Jakarta itulah, maka tepat jika dipilih sosok pemimpin yang kemampuan bekerjanya jauh di atas Anies. Tentunya agar peliknya permasalahan yang ada segera terselesaikan dan warga Jakarta mulai menemukan kebahagiaannya kembali. Yang pasti Heru Budi ini melakukan pekerjaan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan Presiden Joko Widodo yang diberikan kepadanya.

Program unfaedah di era Anies segera saja disudahi, anggarannya dialihkan untuk pendanaan program lain yang langsung menyentuh kebutuhan utama warga Jakarta. Oknum-oknum yang tidak kompeten dicukupkan kerjanya, digantikan yang benar-benar menguasai bidangnya, agar tidak menghambat percepatan pemulihan Jakarta. Wajah Jakarta dikembalikan. Termasuk penghijauan kembali kawasan Monas, yang sebelumnya di acak-acak oleh Anies, karena salah perhitungan tempat penyelenggaraan Formula E.

Heru Budi Hartono tetap bekerja meskipun banyak kritik personal setengah nyinyir dari yang merasa dirugikan oleh keberadaannya sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Dia tidak mempedulikan suara-suara sumbang yang melemahkan. Kebutuhan warga Jakarta lebih penting untuk segera terpenuhi. Normalisasi sungai dengan pengerukkan harus segera dilakukan agar setidaknya titik-titik genangan air cepat surut, dan warga berkurang rasa khawatir akan datangnya banjir.

Keberadaan Heru Budi Hartono sebagai DKI 1 dengan berbagai gebrakan pekerjaannya, menjadi harapan bagi seluruh warga Jakarta, sekaligus mengembalikan harapan yang selama ini hilang. Dan semoga saja untuk waktu selanjutnya, warga bisa membedakan mana pimpinan yang hanya mampu berbicara, dan mana yang benar-benar bisa bekerja. Jangan sampai terkena prank untuk kedua kalinya.

Heru Budi Membawa Jepang dan Inggris di MRT Jakarta

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/heru-budi-membawa-jepang-dan-inggris-di-mrt-fcC0grrHi2

Ah, Ternyata Seperti Ini Rasanya Mengalami Kangen yang Tak Terobati

Pernahkah SEWORD-ers merasakan rindu atau kangen yang tak terobati ketika ingin bertemu orang tersayang, tetapi tidak mungkin bisa terlaksana? Sejak kepergian Mama saya untuk selamanya, tepatnya pada awal Oktober 2022 lalu, sampai hari ini saya mengalami akan hal itu.

"Oh, begini rasanya mengalami rindu yang tak bisa terobati dan tak mungkin terpenuhi," gumam saya setiap kali keinginan untuk melihat atau bertemu Mama muncul.

Tak hanya sekali, dua kali, atau sepuluh kali ... tapi mungkin sudah melewati angka seratus kali kerinduan itu muncul. Belakangan saya pun kerap hanya meneteskan air mata dan berucap:

"Ma, aku kangen...."

Saya pun menulis artikel khusus ini sambil menahan air mata supaya jangan sampai tumpah karena saya dalam perjalanan pulang menggunakan transportasi umum. Moda transportasi yang terkadang membuat saya masih mengenang momen detik-detik terakhir dan kabar duka itu saya terima ketika saya dalam perjalanan pulang, pada Selasa sore sekitar pukul 15.15.

Saya berharap dengan menuliskan pengalaman ini bisa menyalurkan emosi saya ke arah yang positif. Siapa tahu bisa bermanfaat bagi SEWORD-ers yang membaca kisah pribadi ini.


Ya, kerinduan akan Mama memang belum cukup terobati sampai hari ini. Beberapa kali saya bahkan berdoa memohon agar Yang Maha Kuasa "membolehkan" saya untuk setidaknya melihat sekilas wajah dan senyuman Mama ... tapi sampai hari ini doa berisi harapan itu belum terkabul.

Alhasil, saya pun hanya bisa menumpahkan kerinduan dengan mengenang masa-masa kebersamaan dengan Mama, termasuk rute yang kami jalani ketika selama beberapa tahun terakhir Mama harus menjalani perawatan rutin hingga beberapa kali opname di rumah sakit.

Setiap hari lewat jalan di dekat pusara Mama, yang kebetulan bisa terlihat dari pinggir jalan, juga menjadi cara lain yang bisa saya lakukan untuk sekadar "menyapa" Mama. Meski saya tahu bahwa sapaan itu takkan pernah berbalas lagi.


Bukan! Bukan saya menyesali kepergian beliau karena ada hal tertentu yang belum mampu saya lakukan untuk membahagiakan beliau. Mungkin faktor kedekatan batin, dimana sayalah yang mendampingi beliau selama 12 tahun terakhir sejak Papa dipanggil Tuhan, dengan kondisi yang semakin menurun sejak Mama terserang stroke yang memperburuk kondisi kesehatannya karena sejak muda mengidap diabetes juga.

Ah, masih ingin rasanya saya menuangkan isi hati dan perasaan lewat artikel ini, tapi rasanya saya cukupkan sampai di sini saja. Tolong doakan agar rasa kehilangan ini dapat segera berlalu, digantikan rasa syukur atas setiap kenangan bersama Mama, juga akan hal-hal baik yang menjadi warisan abadi beliau bagi anak-anaknya, yang lebih berharga dari materi yang ditinggalkan orangtua bagibanak-anaknya.

Sekali lagi ... selamat jalan, Ma. Sepertinya "rumah" Mama di surga sudah jadi (sesuai imanmu kepada Kristus Yesus), yang pastinya jauh lebih bagus daripada rumah hasil renovasi yang sebulan sebelum kepergianmu sudah kami siapkan.

Ah, Ternyata Seperti Ini Rasanya Mengalami Kangen yang Tak Terobati

Sumber Utama : https://seword.com/urusan-hati/ah-ternyata-seperti-ini-rasanya-mengalami-kangen-FWtrH0tREl

Eks Presiden ACT Diduga Gelapkan 117 M, Kadrun Kok Diam dan Gak Demo?

Setelah sekian lama tidak mendengar kabar kelanjutan kasus yang menimpa Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), akhirnya digelar sidang yang membahas kelanjutannya.

Sidang perdana kasus tersebut akhirnya mengungkap ke mana larinya dana ahli waris korban Lion Air 610 sebesar Rp 138 miliar.

Dalam surat dakwaan dijelaskan bahwa mantan Presiden ACT Ahyudin bersama terdakwa lainnya menggunakan dana ahli waris untuk kepentingan pribadi.

Dana yang seharusnya disalurkan untuk korban, tapi malah dipakai untuk kepentingan pribadi seenaknya. Ini adalah penipuan yang sangat masif, dengan embel-embel agama untuk memperdayai masyarakat.

Boeing sebenarnya sudah menggelontorkan dana sebesar USD 25 ribu sebagai Boeing Financial Assitance Fund untuk memberikan bantuan finansial yang diterima langsung oleh para keluarga atau ahli waris korban kecelakaan Lion Air 610.

Ada 189 ahli waris korban yang berhak mendapatkan santunan dari Perusahaan Boeing sebesar USD 144.320 atau Rp 20 miliar. Mereka juga mendapatkan dana santunan berupa dana sosial sebagai Boeing Community Investment Fund (BCIF) sebesar USD 144.500.

Untuk mengelola dana tersebut, ditunjuklah Yayasan ACT, setelah mendapatkan persetujuan dari ahli waris.

Liciknya, ternyata Jaksa menyebut Yayasan ACT secara aktif menghubungi ahli waris atau keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air 610 agar merekomendasikan dana sosial dari Boeing Community Investment Fund (BCIF) dikelola ACT.

ACT juga meminta keluarga korban untuk mengisi beberapa dokumen atau formulir yang harus dikirim melalui email ke Boeing, berupa permohonan agar BCIF yang diminta untuk dikelola oleh pihak ACT adalah sebesar 144.500 dolar AS.

ACT juga menghubungi keluarga korban untuk menyetujui dan merekomendasikan dana sosial itu agar digunakan untuk pembangunan fasilitas sosial.

Artinya sejak awal, ACT diduga sudah punya niat untuk menyelewengkan dana tersebut mengingat jumlah dana sangat besar. ACT diduga ngiler sehingga membujuk, merayu hingga mempengaruhi keluarga korban agar mau jatuh ke dalam perangkap yang sudah disiapkan oleh ACT. Kalau benar begitu, ini adalah kejahatan luar biasa yang tidak termaafkan. Mereka bahkan berani memanfaatkan suasana duka untuk berbohong.

Parahnya lagi, Ahyudin bersama Hariyana dan Ibnu Khajar tahu kalau penggunaan dana BCIF harus sesuai dengan peruntukannya sebagaimana tertulis dalam protocol BCIF pada April 2020.

Tapi, nyatanya ditemui fakta miris di mana dana ACT sebesar Rp 138 miliar disalah gunakan, sehingga yang benar-benar digunakan hanya Rp 20 miliar. Sisanya Rp 118 miliar atau tepatnya Rp 117,9 miliar tidak sesuai peruntukannya alias untuk kepentingan pribadi, tanpa seizin dan sepengetahuan dari ahli waris korban atau pihak Boeing.

Dua pihak dikibuli dalam waktu yang bersamaan. Ini benar-benar gila sekaligus jahat. Perbuatan mereka harus mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Sejahat-jahatnya orang adalah mereka yang licik dan memeras orang yang sedang kena masalah. Apalagi nilainya mencapai seratusan miliar.

Apalagi ada dugaan uang 10 miliar yang mengalir ke Koperasi Syariah 212, yang entah digunakan untuk apa.

Tapi yang terpenting adalah, kadrun diam dan sembunyi entah di mana. Isu begini, takkan mereka ributkan meski ada embel-embel agama. Tapi kalau Jokowi terpeleset, mereka akan teriak turunkan Jokowi, teriak oligarki, teriak PKI, teriak jongos China.

Satu kesamaan antara mereka adalah, mereka adalah kelompok munafik penunggang agama. Pemikirannya sama, sehingga terkesan seperti satu komplotan dalam pemikiran.

Lihat saja, pasti tidak akan ada demo berjilid-jilid dari kelompok sebelah. Mereka pura-pura pingsan. Mereka pura-pura tidak melihat apa yang terjadi karena itu bukan urusan mereka.

Bahkan saya lihat di medsos, ada yang mengecam tindakan ACT, banyak sekali yang marah. Dibilang memecah belah lah, provokasi lah. Banyak yang marah ACT disudutkan. Mungkin mereka ini memang satu komplotan. Salah tapi tidak merasa bersalah. Dikecam tapi malah lebih galak dari beruang kutub kelaparan.

Masyarakat memang sudah harus sadar bahwa banyak serigala buas yang menggunakan isu kemanusiaan dan agama untuk kepentingan perut pribadi. Tapi sampai saat ini, masih banyak yang belum sadar. Parahnya banyak yang pasang badan untuk membela. Entah apa yang ada di otak mereka.

Bagaimana menurut Anda?

Eks Presiden ACT Diduga Gelapkan 117 M, Kadrun Kok Diam dan Gak Demo?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/eks-presiden-act-diduga-gelapkan-117-m-kadrun-kok-T9Db1gJkzG

Klik Bangga jadi Indonesia : NEXT penerus Jokowi Siapa?

Klik juga Dunia "Tipu-tipu"

Klik juga Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024

Klik juga Pilih Mana? Kerja-kerja-kerja atau Kata-kata-kata 

Klik Ada apa dengan "Banjarmasin", koq "Tidak Baik-baik Saja" ??!!??

Klik Akhirnya Jokowi "MUNDUR" : KadRun cs "Senang" ??!!??

Klik Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Klik juga ANDA WARAS !!! Pemilik Tanah (Palestina) harus "BERBAGI" dengan Penjajah (Zionis Israel) dan ini yg disebut "SOLUSI DUA NEGARA"

Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia 

Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ??? 

Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!

Klik KEBOHONGAN atau Fakta

Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
 

Re-post by MigoBerita / Kamis/17112022/12.10Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya