» » » » #Pilihyang PlayingVictim : Ada apa dengan NasDem cs dan Anies ??!!

#Pilihyang PlayingVictim : Ada apa dengan NasDem cs dan Anies ??!!

Penulis By on Jumat, 18 November 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
#Pilihyang PlayingVictim : Ada apa dengan NasDem cs dan Anies ??!! Agar tidak gagal paham, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan. Selamat Membaca ...

Baliho Partai NasDem dan Anies Presidenku di Guntung Payung Banjarbaru Dirusak Orang Tak Dikenal

AKSI pengrusakan terhadap baliho yang dipasang DPD Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kota Banjarbaru di Jalan A Yani Km 30, Guntung Payung oleh orang tak dikenal, terjadi pada Minggu (13/11/2022).

HASILNYA, baliho yang menampilkan NasDem Partaiku, Anies Presidenku dengan foto besar mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan foto jajaran petinggi Partai Nasdem; H Mansyur (Ketua DPW Partai NasDem Kalsel), H.A Rozanie H.N (Sekretaris DPW Partai NasDem Kalsel), Ir H Takyin Baskoro MH (Sekretaris DPD Partai NasDem Kota Banjarbaru) dan H Darmawan Jaya Setiawan (Ketua DPD Partai NasDem Kota Banjarbaru) tampak sobek di bagian tengah, dengan bagian baliho terlipat ke atas.

“Kami menduga pengrusakan terhadap properti Partai NasDem berupa baliho ini terjadi pada Minggu (13/11/2022). Sementara ini, kami belum mengetahui siapa pelakunya,” ucap Ketua DPD Partai NasDem Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan kepada awak media, Minggu (13/11/2022).

BACA : Partai NasDem Usung Anies Baswedan Jadi Capres 2024

Mantan Wakil Walikota Banjarbaru ini menyeesalkan sekaligus prihatin terhadap ulah oknum yang tidak bertanggungjawab dengan merusak baliho Partai NasDem serta sosialisasi Anies Baswedan sebagai bakal calon Presiden RI dukungan partainya.

“Baliho itu sengaja kami pasang untuk memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Partai NasDem ke-11 dengan memasang petinggi NasDem Kalsel dan Kota Banjarbaru, termasuk foto Anies Baswedan,” ucap Darmawan.

Dia mengungkapkan baliho itu dipasang sejak Kamis (10/11/2022) lalu, hingga ditemukan sudah rusak atau sobek di bagian tengah hingga terlihat bagian rangka penyangga baliho pada Minggu (13/11/2022).

BACA JUGA : Usai Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sobat Anies Kalsel Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden RI

Meski begitu, Darmawan mengaku hanya berpikir positif karena kemungkinan motif  oknum tak bertanggungjawab itu merusak properti Partai NasDem, hanya dilakoni perorangan.

“Kami yakin warga Banjarbaru adalah warga punya karakter baik, berbudaya dan agamais. Jadi, kemungkinan pengrusakan baliho milik Partai NasDem hanya dilakoni oleh oknum warga,” tutur Darmawan.

Mantan Ketua DPC PPP Kota Banjarbaru ini mengaku pengrusakan baliho, spanduk atau media sosialisasi lainnya hal biasa, terutama saat jelang even politik seperti pemilihan kepala daerah (pilkada) atau pemilu.

BACA JUGA : Gebrak Banua Resmi Dideklarasikan, Anies Baswedan Pesan Jangan Sakiti Siapapun

“Tapi, saya yakin dan percaya bahwa masyarakat Ktoa Banjarbaru yang majemuk ini tetap memelihara kekompakkan dan toleransi, meski pilihan politik berbeda,” tutur Darmawan.

Meski belum mengetahui persis pengrusakan baliho NasDem dan Anies Baswedan, Darmawan mengatakan pihaknya hanya bisa mendoakan yang bersangkutan untuk bertobat dan sadar bahwa perbuatan itu salah.

“Semoga yang bersangkutan mendapat hidayah dari Allah SWT. Mudah-mudahan, oknum ini tidak lagi mengulangi lagi perbuatannya dengan merusak baliho milik orang lain,” pungkasnya.

Baliho NasDem
Baliho Partai NasDem dan Anies Presidenku yang dirusak oknum tak bertanggungjawab di Jalan A Yani Banjarbaru.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/11/13/baliho-partai-nasdem-dan-anies-presidenku-di-guntung-payung-banjarbaru-dirusak-orang-tak-dikenal/

3 Baliho NasDem dan Anies Baswedan Dirusak, Partai NasDem Lapor ke Polres Batola

LAGI baliho sosialisasi Anies Rasyid Baswedan yang dideklarasikan Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024 kembali menjadi sasaran pengrusakan oleh orang tak dikenal.

USAI di Jalan A Yani Km 30, Guntung Payung, Kota Banjarbaru, kini giliran tiga baliho Anies Baswedan dan NasDem dirusak oleh oknum tak bertanggungjawab di Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Kasus pengrusakan properti sosialisasi pencalonan Anies Baswedan dari parpol besutan Surya Paloh ini dilaporkan ke Polres Batola di Marabahan, Selasa (15/11/2022).

Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Barito Kuala (Batola) H Marli mengungkapkan aksi pengrusakan terhadap baliho NasDem dan Anies Baswedan itu terjadi tiga lokasi berbeda.

BACA : Baliho Partai NasDem Dan Anies Presidenku Di Guntung Payung Banjarbaru Dirusak Orang Tak Dikenal

Dia menyebut tiga baliho yang dirusak itu berada di Kecamatan Mandastana, Tamban dan Kota Marabahan, Kabupaten Batola.

“Kalau di Kecamatan Tamban, balihonya hilang. Sedangkan, di Mandastana serta Marabahan gambar atau foto Pak Anies Baswedan yang dirusak dengan cara dipotong,” ucap H Marli kepada awak media, Selasa (15/11/2022).

BACA JUGA : Partai NasDem Usung Anies Baswedan Jadi Capres 2024

Dia menjelaskan ketiga baliho itu sudah dipasang lebih sepekan oleh jaringan relawan NasDem. Hingga diketahui, dirusak oleh oknum tak bertanggungjawab pada Jumat (11/11/2022) lalu.

“Atas pengrusakan tiga baliho itu, kami sudah melapor ke Polres Batola. Semoga polisi bisa segera menindaklanjuti dan mengungkap kasus berikut motifnya, usai pelaku bisa ditangkap,” kata Marli.

BACA JUGA : Usai Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sobat Anies Kalsel Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden RI

Dia bersyukur jajaran Polres Batola langsung merespons laporan dari Partai NasDem. Menurut Marli, informasinya di lapangan, kepolisian sudah bergerak guna mengetahui siapa pelaku dengan sengaja merusak properti partai.

Baliho NasDem
Kondisi baliho Partai NasDem dan Anies Baswedan di Tamban, Batola, sebelum dicopot oleh orang tak dikenal.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/11/15/3-baliho-nasdem-dan-anies-baswedan-dirusak-partai-nasdem-lapor-ke-polres-batola/

Website Dan Akun Media Sosial Terbaik Di Lingkungan Pemkot Banjarmasin

PEMERINTAH Kota Banjarmasin, melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik menggelar Rapat Tim Dewan dan Pelaksana Smart City Kota Banjarmasin, sekaligus Pemberian Penghargaan Website dan Media Sosial Pemerintah Kota Banjarmasin, Kamis (17/11/2022).

RAPAT yang berlangsung di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, dipimpin Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina. Didampingi Kepala Diskominfotik Kota Banjarmasin Windiasti Kartika, dan Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman, serta turut hadir sejumlah pimpinan SKPD dan jajaran terkait.

BACA: Media Sosial Pengaruhi Kunjungan Bule Luar Negeri di Kalsel

Seusai rapat, H Ibnu Sina beserta seluruh Kepala SKPD terkait berkesempatan meninjau langsung Banjarmasin Command Center (BCC) yang baru di lantai 3 Balai Kota Banjarmasin.

Adapun para pemenang sebagai berikut :

Kategori Website SKPD
Terbaik 1 : Dinas Kesehatan
Terbaik 2 : Satuan Polisi Pamong Praja
Terbaik 3 : Bagian Pemerintahan

Kategori Website Kelurahan
Terbaik 1 : Basirih Selatan
Terbaik 2 : Pasar Lama
Terbaik 3 : Teluk Dalam

Kategori Facebook SKPD
Terbaik 1 : Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
Terbaik 2 : Dinas Kesehatan
Terbaik 3 : Kecematan Banjarmasin Utara

Kategori Facebook Kelurahan
Terbaik 1 : Kelayan Barat
Terbaik 2 : Pasar Lama
Terbaik 3 : Kelayan Tengah

Kategori Instagram SKPD
Terbaik 1 : Dinas Kesehatan
Terbaik 2 : Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Terbaik 3 : Satuan Polisi Pamong Praja

Kategori Instagram Kelurahan
Terbaik 1 : Kelayan Luar
Terbaik 2 : Sungai Baru
Terbaik 3 : Pemurus Dalam

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/11/18/website-dan-akun-media-sosial-terbaik-di-lingkungan-pemkot-banjarmasin/

Novel Playing Victim?

Siapa yang tahu Novel Baswedan? Publik sempat digegerkan dengan tindakan bejat orang tidak dikenal kepada Novel. Mereka menyiram air keras kepada Novel Baswedan. Kejadian ini sudah berlalu begitu lama. Sudah setahun lebih kasus ini belum diselesaikan.

Kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan ini sontak membuat saya kasihan kepada Novel. Saya kesal dengan orang yang menyiram Novel. Saya juga sempat kesal dengan polisi yang sepertinya lamban sekali dalam membongkar pelakunya. Article Waktu berlalu begitu lamban di dalam diri penulis, menunggu siapa orang di balik penyiraman kepada Novel Baswedan.

Jawaban Presiden Joko Widodo pun juga begitu-begitu saja. Saya sempat curiga, kenapa Jokowi yang adalah orang baik ini pun seolah tidak terlalu tahu banyak dan hanya berbicara yang umum-umum saja?

Saya mulai curiga ketika Joko Widodo pun seperti kesulitan mengungkapkan. Saya ingin berbaik sangka dulu kepada Jokowi. Saya mulai mencurigai polisi.

Kenapa polisi lamban sekali dan bahkan menggantung-gantungkan kasus penyiraman Novel yang membuat matanya tidak bisa melihat dengan baik lagi sampai saat ini.

Kasus ini begitu heboh, karena pada saat itu Novel Baswedan itu adalah penyidik KPK, yang pernah juga berurusan dengan polisi. Jangan-jangan polisi sengaja membiarkan Novel Baswedan yang merupakan mantan tersangka. Mantan tersangka atas kasus apa?

Karir Novel Baswedan sebelum di KPK, sebenarnya pernah bertugas di Polres Bengkulu. Dia dijerat dengan kasus penembakan tersangka pencurian sarang walet. Novel ditangkap Mei 2015 di kediamannya, di Kelapa Gading Utara. Tapi kemudian dibebaskan.

Penulis sempat curiga, bahwa Novel ini tidak disukai oleh kepolisian. Penulis masih mencoba membela Novel dan memperjuangkan haknya sebagai warga negara. Tapi ternyata Novel menggunakan kesempatan ini, untuk memperburuk citra Polri.

Akhirnya pada akhir 2018, Ombudsman meminta Novel Baswedan bersikap kooperatif. Saya di sini mulai antipati kepada Novel Baswedan. Kenapa? Ternyata Novel Baswedan tidak kooperatif dan tidak mau kerja sama dengan polisi.

Memang sama-sama pahit. Antara polisi dan Novel memang ada saling ketidaksukaan. Akan tetapi, Polisi berlaku profesional. Polisi berlaku profesional dan tidak main-main.


Pengabaian petunjuk dalam hal ini yang diberikan Pak Novel, tiga hal yang dikatakan terjadi, tetapi tidak dimunculkan dalam berita acara kepolisian.

Nah mungkin sekali kalau Pak Novel kooperatif dan bersedia diambil berita acaranya beberapa kali maka hal itu tidak menjadi kesalahan polisi.

Selama ini kan Pak Novel hanya ngomong di media, apakah melalui omongan media, polisi bisa bertindak kan enggak bisa.

Kami sarankan kepada Polda Metro Jaya mengajak Pak Novel untuk tidak ngomong di media, tetapi di BAP

kata Adrianus di Gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018).


Dari sini saya melihat bahwa Novel ternyata tidak kooperatif. Dia cenderung bermain menjadi korban alias playing victim.. Dia menggunakan kelemahannya, simpati publik, untuk kepentingannya sendiri.

Akhirnya kecurigaan saya kepada Polisi mulai bersih dan kecurigaan saya kepada Novel Baswedan semakin janggal. Ada kejanggalan yang muncul di kasus ini.

Bisa jadi, bisa jadi bahwa kasus ini adalah kasus yang mungkin merupakan kasus yang tidak besar-besar banget.

Kita tahu ada beberapa orang di DPR ingin melemahkan KPK. Saya mendadak bingung. Kenapa bingung? Karena orang-orang DPR kubu oposisi itu yang dulunya melemahkan KPK sampai bikin Pansus angket KPK, kalau bicara kasus Novel langsung seperti orang yang ingin berjihad bela KPK.

playing victim adalah upaya seseorang atau sekelompok orang yang menempatkan dirinya sebagai korban dalam satu permasalahan. Bahkan, mereka rela mengorbankan seorang dari dalam kelompoknya, agar pihak lawan dituduh.

Saya curiga, ada hal-hal seperti ini. Mereka menjadikan dirinya sebagai victim. Untuk apa? Untuk menjungkirbalikkan pemimpin dan KPK. Apakah Novel ini playing victim? Semoga saja tidak. Tapi kok saya merasa ada arah-arah playing victim? Semoga saja tidak.

Semoga saja hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Semoga saja Novel tidak bermain playing victim. Kita harus positif saja. Kalau saya kok jadi susah positif ya?

Ya gitu deh…

Novel Playing Victim?

6.0k . Apr 30, 2019

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/novel-playing-victim-uQNTD7eBg

Nasdem Kepanasan Disebut Nasdrun? Harusnya Introspeksi Bukan Malah Playing Victim

Penulis kadang heran dengan kubu sebelah, kalau menghina semangat, tapi ketika balik diejek langsung kena mental, playing victim dan mewek berjamaah. Sudah jelas kalau sebutan kadrun itu ada untuk mengimbangi narasi cebong, kedua istilah tersebut adalah labelisasi yang muncul karena adanya polarisasi di masyarakat.

Nah penyebab polarisasi di masyarakat tersebut, salah satunya calon yang sekarang diusung Nasdem. Maka agak lucu kalau Nasdem mengkritik penggunaan kata kadrun, padahal orang yang menyebabkan muncul istilah tersebut adalah capres pilihan Nasdem.

Penyematan label ’Nasdrun’ dinilai sebagai manifestasi sikap rasis, glorifikasi politik identitas dan ekspresi kebencian bernuansa SARA (suku, agama, ras, dan Antar-golongan).

Opini penulis : kadrun artinya kadal gurun, kadal adalah hewan dan gurun adalah nama tempat. Dimana rasisnya ya? Kalau memang tidak suka manusia disama-samakan dengan hewan, maka relawan Anies sebaiknya menghimbau barisan mereka sendiri agar tidak menjuluki kelompok lain sebagai cebong.

Atau relawan Anies bisa berjuang bersama Nasdem lewat jalur parlemen untuk membuat UU Pidana bagi mereka yang menyamakan manusia dengan hewan. Nanti kan bisa senjata makan tuan, kelompok sampean yang suka kofar kafir juga bisa kena pidana. Jangan ngeles kalau kafir cuma sebutan untuk non muslim, kafir juga artinya binatang terburuk. Sumber.

Kalau cuma mengkritik satu kubu, tapi tutup mata sama kubu sampean, itu namanya munafik, jadi jangan sok anti rasis dan anti politik identitas. Karena orang-orang rasis itu jauh lebih banyak di kubu sampean.

”Rasisme dan kebencian yang diumbar-umbar itu bertujuan untuk terus menciptakan segregasi politik guna menjaga kepentingan elektoral pihak tertentu pada Pemilu 2024. Tindakan tersebut membahayakan persatuan bangsa dan menjadi ancaman bagi demokrasi Indonesia yang bermartabat,” ujar Jati,

Opini penulis : silakan buka tokopedia, gunakan kata kunci "cermin" di kolom pencarian. Cari kaca yang harganya paling murah, beli 3 biji, lalu kasih satu untuk Anies, satu untuk Surya Paloh, lalu satunya lagi untuk sampean sendiri. Selamat ngaca!!

”Pelabelan ’Nasdrun’ itu menunjukkan kekerdilan sikap dan ketidakmampuan bertarung di arena gagasan dan karya. Kami bersimpati dan memberikan dukungan kepada Nasdem yang telah membuka pintu perubahan dengan segala risiko politiknya,” lanjutnya.

Opini penulis : sekali lagi ngaca pak!! Pertama, Nasdem sendiri gagal dalam kaderisasi, tidak punya kader berkualitas untuk dimajukan sebagai capres, sehingga harus memungut bapak politik identitas dari tempatnya.

Lalu yang dipungut pun miskin gagasan dan karya. Mana gagasan Anies saat kampanye yang terealisasi? DP 0, Oke Oce, Sumur Resapan, Naturalisasi, Membangun Manusia bukan benda mati? Semuanya gagal total!! Jangankan manfaat, lah wong targetnya saja sampai ada yang dikurangi 90 persen.

Adapun Tugu, Jalur Sepeda, JIS, Colorfull Genteng, itu malah bertentangan dengan gagasan Anies untuk membangun manusia, bukan benda mati. Semua yang dibangun Anies, Firaun pun bisa membuatnya, bedanya Firaun ga pernah ada dana khusus untuk beli penghargaan.

Jadi Nasdem ini ibarat pengusaha mau jualan handphone, karena ga bisa mengasilkan handphone, akhirnya dia mungut handphone reject entah darimana. Lalu sekarang ngomong gagasan dan ide? Ngaca!!

Lalu soal pintu perubahan, bagaimana mungkin Indonesia mau berubah kalau yang dimajukan adalah orang yang menjadi penyebab munculnya polarisasi? Anies dianggap sebagai lawan politik rezim saat ini, sementara lawannya mengklaim kalau Anies hanya keturunan Yaman yang mau menghancurkan Indonesia.

Tidak ada pintu perubahan yang bisa terbuka. Polarisasi menyebabkan seolah hanya ada 2 pintu di masyarakat, dan Nasdem hanya pindah dari satu pintu ke pintu lainnya.

Kesimpulannya, kata kadrun ada karena kelompok sebelah menggunakan label cebong, buzzer, pki dan sebagainya. Nasdem asalnya berada di kelompok yang dilabeli cebong dan PKI, kini pindah ke kubu yang dilabeli kadrun.

So, kata "Nasdrun" adalah konsekuensi logis karena Nasdem pindah ke kubu yang mendukung polarisasi menggunakan label cebong. Kalau tidak mau dianggap kadrun, maka berangus lah lebih dahulu mereka yang suka teriak cebong.

Nasdem Kepanasan Disebut Nasdrun? Harusnya Introspeksi Bukan Malah Playing Victim

Sumber Utama : https://seword.com/umum/nasdem-kepanasan-disebut-nasdrun-harusnya-3a1YpITNq3

Pak Heru Ini Mbok Ya Nampar Anies Baswedan Jangan Keras Begitu Toh Pak!!!

Eh, katanya kemaren Anies ke Bali yah Untuk "side event" G-20? Katanya Anies jadi pembicara di sana, apa iya? Tapi Katanya juga, Anies pulang, Heru Budi datang. Kok bisa papasan seperti itu yah? Kalau Pak Heru ke Bali sudah jelas untuk menghadiri G-20. Tak tanggung-tunggung, Pak Heru di G-20 itu untuk menandatangi Nota Kesepahaman atau MoU bersama Jepang dan Inggris dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 di Bali pada Senin (14/11/2022), dan di hari yang sama Pak Heru, mewakili Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga menandatangani MoU tentang pembangunan MRT Jakarta Fase 4 dengan lintas Fatmawati-Kampung Rambutan.

Keren ga tuh Pj Gubernur Jakarta yang sekarang? Dan nama Heru sendiri seakan telah menjadi jaminan bahwa proyek yang disebutkan di dalam MoU itu pasti terbangun dengan baik, bagus dan berkualitas. Uang pasti poll ke proyek semua, ga dipangkas untuk hibah Ormas Bang Japar atau ormas lain pendukung Gubernur lama.

MoU bersama Korea Selatan ini juga merupakan tindak lanjut pembicaraan pada kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting yang diselenggarakan pada 16-17 Oktober 2022 lalu di Bali. Duh... kok ya apes banget Anies ini... pembicara awal terkait MoU ini dilakukan pas di hari Anies sibuk ber-say goodbye pada pendukungnya.

Tapi yang lebih menggelitik lagi adalah, minat Korea Selatan untuk turut berpartisipasi membangun MRT Jakarta Fase 4 dengan lintas Fatmawati-Kampung Rambutan disampaikan setelah mengetahui bahwa pemimpin Jakarta saat MRT fase 4 ini akan dibangun itu bukan Anies dan sepertinya juga pihak Korea Selatan sudah dapat bocoran kalau yang akan menggantikan Anies sebagai Pj Gubernur nanti adalah sosok perpaduan antara Jokowi dan Ahok. Soalnya semangat sekali pihak-pihak yang ingin bekerja sama dengan Pemda DKI Jakarta untuk membangun MRT ini.

Kebayangnya kalau MoU ini dilakukan di masa Anies Baswedan, sepertinya sebagian dana akan dipotong untuk Anies gunakan membuat jalur sepeda yang rencanakan akan dibangun sepanjang 500 KM. Atau kalaupun dananya tidak dibagi-bagi ke pos-pos proyek lain, kualitas MRT nya akan seperti Jakarta International Stadion atau JIS, abal-abal dan lebih difungsikan sebagai empat ibadah pendukungnya Anies.

Sementara pada masa Jokowi dan Ahok, kita sering melihat dua orang ini sering terlihat berada di lokasi pembangunan MRT untuk megecek langsung perkembangannya. Anies juga kadang terlihat ada di lokasi pembangunan MRT, tapi ya gitu deh... dia ga paham apa yang sedang dia periksa. Gayanya aja sok iye, tapi ga punya niat untuk menyelesaikan. Atau nama Anies ga bisa dijual ke negara lain untuk dijadikan jaminan bahwa dana yang akan dikucurkan akan sepenuhnya terwujud menjadi fasilitas yang direncanakan.

Jangan pernah berpikir bahwa tindakan Anies memangkas anggaran penanganan banjir di Jakarta tidak diperhatikan oleh negara-negara lain. Sebuah keputusan dan tindakan yang fatal mengurangi anggaran penanganan banjir Jakarta hingga Rp 500 miliar dan sampai Anies lengser, Jakarta malah semakin tergenang.

Tak hanya pihak luar negeri, pihak dalam negeri pun pasti memiliki pemikiran yang sama melihat sepak terjang Anies menghancurkan Jakarta. Karenanya, Anies hanya memiliki APBD yang jumlahnya RP 80 triliun setahun. Sementara di masa Ahok, jembatan simpang semanggi saja dibangun full oleh dana di luar APBD. Belum lagi RPTRA-RPTRA juga dibangun oleh dana dari luar APBD. Dana APBD di masa Ahok digunakan untuk pembangunan rumah susun, penanganan banjir, pendidikan, dan hal-hal yang bersifat urgent dan prioritas dibutuhkan warga Jakarta. Makanya ga heran jika saat Anies lengser, Anies meninggalkan hutang yang harus dibayar oleh warga Jakarta dan Jakpro!

Jika nama Anies Baswedan semakin hari semakin tergradasi, itu bukan karena banyak pihak yang menyerang dia. Tetapi itu karena hari ini Anies Baswdan sudah bukan siapa-siapa lagi sehingga semua keputusan dan kebijakannya bisa dipertontonkan pada rakyat dunia. Yang ini salah... yang itu fatal... yang ini ga bener... yang itu kacau... yang itu lagi gagal .... belum lagi yang ini batal... yang jadi dan berdiri kokoh cuma Bang Japar dan Farira Idris juga anggota TGUPP Anies. Mereka ini menjadi pihak yang paling bahagia di masa 2017-2022 lalu karena anggaran dana hibah dan gaji untuk mereka ngucur lancar tanpa hambatan!! Kalau perlu pangkas anggaran penanganan banjir atau naikkan anggaran pembelian aibon. Biarkan saja warga jakarta main "genangan air hujan" yang penting the barking dogs are happily ever after.

Duh Pak Heru... nampar Anies kok keras banget begitu pak sampai terpental bawa-bawa Nasdem ke luar gelanggang pertandingan!

Pak Heru Ini Mbok Ya Nampar Anies Baswedan Jangan Keras Begitu Toh Pak!!!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/pak-heru-ini-mbok-ya-nampar-anies-baswedan-jangan-EjiIMgICoW

Niat Pojokkan Jokowi, Nasdem Tiup Lilin Ultah di Pojokan Sambil Mewek

Presiden Joko Widodo diposisikan oleh partai Nasdem di pilihan yang sulit dan mencoba untuk memojokkan beliau. Ibarat buah simalakama Jokowi datang ataupun tidak datang ke acara ulang tahunnya Partai Nasdem, ujung-ujungnya narasi pilpres Presiden Joko Widodo pasti buruk.

Kita melihat bagaimana politiknya Nasdem ini kurang ajar dan memang nggak punya malu. Partai yang dibesarkan oleh Surya Paloh menjadi sebuah partai yang saat ini mendukung Anies Baswedan sebagai capres.

Setelah makan buah Karma mendukung Anies Baswedan, mastum saat ini memiliki basis suara yang goyang dan kapalnya pecah bukan lagi oleng.

Saat ini kita mengetahui betul bahwa apa yang menjadi strategi dari NasDem di dalam ulang tahunnya adalah memposisikan Presiden Joko Widodo dan memojokkannya pada dua pilihan sulit.

Saya menduga jika Presiden Joko Widodo datang maka dia akan dianggap sebagai pendukung Nasdem yang merupakan pengusung Anies Baswedan sebagai capres. Tapi apakah yang terjadi jika Presiden Joko Widodo tidak datang?

Tentu Nasdem akan membuat narasi publik bahwa mereka merupakan partai yang mengundang banyak orang namun Presiden Jokowi tidak suka dengan Nasdem. Jadi kalau datang dianggap kampret dan kadrun, dan kalau tidak datang dianggap nggak punya simpati dan empati kepada partai Nasdem dan dianggap sebagai pendendam.

Dua narasi ini sudah disiapkan oleh para pendukung Anies Baswedan di Twitter. Sudah betul-betul ketahuan bahwa beberapa buzzer bayaran dari Anies Baswedan, saat ini mencibir Presiden Joko Widodo karena dia tidak hadir di ulang tahun Nasdem.

Bahkan rajanya Nasdem yakni Surya Paloh pun buka-bukaan bahwa Jokowi belum memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada partai penghianat ini. Mereka saat ini melakukan playing victim menganggap Presiden Joko Widodo ini pendendam dan orang yang dianggap sebagai bandar oligarki.

Mereka merasa dizalimi oleh Presiden Jokowi. Sudah sepantasnya mereka ini dicuekin saja sama Jokowi. Sudah benar Pak Jokowi tidak datang ke acara ulang tahun partai munafik ini. Sudah betul langkah Pak Jokowi lebih baik di cibir daripada datang lalu dianggap mendukung Anies Baswedan.

Saya yakin pak Jokowi nggak sudi dianggap sebagai Pendukung manusia rasis yang memiliki rekam jejak busuk di DKI Jakarta. Memang dua pilihan sulit ini membuat Jokowi terpojok seolah-olah. Akan tetapi kita mengetahui dengan jelas dan tegas bahwa Jokowi terpojok namun bisa membantai dan menghabisi kepongahan dari Partai Nasdem.

Dan terbukti dengan akurat bahwa hasil survei menunjukkan bahwa simpatisan Nasdem berkurang jauh sekali daripada sebelum-sebelumnya. Jokowi bukan orang yang secara aktif mencibir dan mengejek Nasdem.

Karena dia orang yang punya etika dan punya sopan santun nggak kayak anjing-anjing di Twitter yang mendukung Anies Baswedan sambil menghina Presiden Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Etika keraton yang ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo membuat dia berbeda dengan orang-orang yang tidak berilmu lainnya.

Terdapat perbedaan antara seseorang yang tidak berilmu dan seorang yang berilmu. Orang yang tidak berilmu selaku tinggi hati berpikiran negatif dan cenderung menonjolkan dirinya sebagai orang yang berkemampuan tinggi.

Orang ini adalah Anies Baswedan dan Surya Paloh. Otaknya ada tapi nggak mampu berpikir tinggi. Sedangkan Presiden Joko Widodo adalah orang yang berilmu dan akan bersikap rendah hati dan selalu berpikiran positif. Kemudian diamnya dia tidak dapat diperkirakan seperti air yang dalam sekali.

Bagi seorang yang berilmu tidak merana bila dikatakan bodoh dan tetap gembira jika dihina. Dengan ilmu, hati seorang akan menjadi tentram karena tidak mudah digoyahkan oleh berbagai hinaan dan cibiran. Inilah yang terlihat di dalam diri Presiden Joko Widodo yang tidak bersikap congkak dan tidak mengandalkan orang tuanya yang berpangkat dan masih bangsawan.

Karena dia lahir dari rahim rakyat dan Ibu yang sederhana dengan bapak yang juga merupakan tukang kayu. Banyak anak muda yang terjebak ke dalam ilmu Karang mengarang macam Anies Baswedan dan juga Surya Paloh yang sok tahu.

Berlagak sok tahu dengan segala ilmu lahir dan batin namun realitanya kosong belaka seperti kaleng rombeng yang berkarat dan bunyinya nyaring. Berlaga sok tahu dan menunjukkan bahwa tanpa ilmu banyak anak muda terjebak ke dalam keakuan yang semu.

Selagi masih muda menimba ilmu pengetahuan adalah oleh karena itu carilah ilmu kepada guru dan sarjana atau profesor yang tepat seperti Presiden Joko Widodo. Orang-orang di belakang Joko Widodo dan yang dipilih menjadi kepercayaannya adalah orang-orang yang bukan sembarangan.

Dewan pertimbangan Presiden adalah guru yang tepat bagi Presiden Joko Widodo dan ia akan dapat membenahi hidupnya. Jadi Presiden Joko Widodo menunjukkan ke negarawan yang begitu luar biasa dengan bahasa tubuh yang jelas dan bahasa politik yang tidak perlu kita interpretasi lagi, kita sudah tahu.

Niat Pojokkan Jokowi, Nasdem Tiup Lilin Ultah di Pojokan Sambil Mewek

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/niat-pojokkan-jokowi-nasdem-tiup-lilin-ultah-di-5W38ea22pA

Catatan Dari Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Di Solo

Jangankan bapaknya, anaknya pun banyak tindakannya dicontoh orang lain. Misalnya tindakan Gibran yang menemui Rocky Gerung, di contoh Anies yang menemui Gibran. Mengapa saya bilang Anies mencontoh sikap Gibran yang menemui Rocky Gerung? Karena Rocky Gerung itu bisa dibilang dedengkot penbenci Jokowi walaupun dibingkai dengan dalih memperjuangkan kepentingan rakyat (preeet...). Sedangkan Anies menemui Gibran karena posisi Gibran yang putra sulung Jokowi.

Bedanya, melihat Gibran mendatangi Rocky Gerung, kita seperti melihat keberanian sosok Gibran yang tidak takut mendatangi musuh besar sang bapak. Sedangkan Anies menemui Gibran karena 2 hal. Pertama, Anies ga berani menemui Jokowi dan kedua, Jokowi mustahil mau ditemui Anies tanpa adanya legal standing resmi. Karena walaupun Anies sudah diangkat menjadi capres resmi Nasdem, secara kasat mata tetap saja Anies ini bukan siapa-siapa. Surya Paloh, yang mengangkat Anies jadi capres, saja ditolak pelukannya oleh Jokowi, apalagi Anies. Karena dua alasan itulah, akhirnya Anies cuma bisa menemui Gibran.

Catatan : Gibran itu seorang yang sangat beretika dan tidak akan pernah mempermalukan siapapun termasuj musuh bapaknya. Jadi melihat Anies menemui Gibran adalah satu hal yang biasa saja. Di samping Gibran itu memang seorang pejabat publik yang sangat mudah untuk ditemui, terutama oleh warga Solo.

Apa yang bisa kita catat dari pertemuan Anies dan Gibran di Solo ini? Tidak banyak! Karena sudah tidak ada relevansinya seorang warga dari luar kota Solo bertemu dengan walikota Solo, kalau bukan karena sikap sopan Gibran. Anies mau membicarakan apa dengan Gibran? Katanya, Anies mau "melamar" Gibran jadi cawapres? Ah yang bener saja! Gibran itu bukan Anies. Jikapun benar kedatangan Anies ke tempatnya Gibran untuk melamarya menjadi cawapres, jawaban Gibran sudah pasti mudah sekali untuk ditebak. Gibran akan bilang, "Oh ajukan saja lamarannya ke PDI-P. Saya hanya kader PDI-P yang melangkah berdasarkan perintah partai...".

Mau bicara soal pendidikan? Wah Gibran sudah membicarakannya dengan Presiden UAE kemaren dan itu lebih menjanjikan. Sebagai orang yang bukan siapa-siapa, sebanyak apapun uang yang Anies tawarkan pada Gibran untuk urusan pendidikan, tetap saja itu uang pribadi yang jika bisa masuk ke wilayah Solo, maka sifatnya harus business to business dan bukan Business to Government. Mau bicara soal kesehatan? Gibran juga sudah membicarakannya dengan Presiden UAE. Lagi pula, ngapain membicarakan soal kesehatan dengan Anies. Nanti bisa-bisa semua rumah sakit di Solo diminta untuk diganti nama menjadi Rumah Sehat.

Yang lucu dari pertemuan Gibran dan Anies adalah penampakan Gibran yang tidak biasa. Gibran memakai peci aliah kopiah saat menemui Anies Baswedan!! Wah sindiran apa yang kira-kira yang sedang Gibran lemparkan ke Anies Baswedan? Menghormati Anies sebagai Bapak Politik Identitas Indonesia yang menggunakan agama Islam sebagai alat politiknya? Bisa jadi! And do you know guys... di sekliling Anies ada sosok-sosok kadrun!

Dari pengakuan Anies, katanya pertemuannya dengan Gibran hanya sebatas berbagi pengalaman menjadi pemimpin pemerintahan. Anies mengaku dirinya menyanjung Gibran yang berhasil mengelola Solo menjadi kota yang rapi, bersih dan tertib. Sementara Gibran menyatakan bahwa dirinya banyak belajar dari (kegagalan) Anies selama 5 tahun memimpin Jakarta.

Saya melihat komentar Gibran tentang "banyak belajar dari Anies (tanpa keterangan di dalam kurung)" adalah perkataan yang penuh etika. Bagaimana tidak, tutor Gibran itu Presiden Indonesia yang berpengalaman pernah menjadi walikota Solo selama 2 periode, dan menjadi Gubernur Jakarta! Apa yang mau Gibrann pelajari dari Anies Baswedan kalau bukan kegagalan-kegagalannya memimpin Jakarta.

Sementara itu sikap PDI-P yang super waspada atas pertemuan Anies dan Gibran adalah satu sikap biasa semacam preventif. Karena sebagai kader PDI-P segala macam urusan perpolitikan yang melibatkan kadernya wajib melalui prosedur kepartaian. Dan hal ini adalah S.O.P. yang standar.

Sedangkan Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan bahwa pertemuan Anies dan Gibran hanyalah pertemuan biasa yang mampu meredam keterbelahan di tengah masyarakat. Really??? I don't think so!! Dia pikir hanya dengan menemui Gibran lalu gelar "Bapak Politik Identitas Indonesia" bisa hilang begitu saja dari wajah Anies? Parahnya Jakarta dicacah oleh Anies Basweda hingga berkeping-keping membuat rakyat Indonesia kehilangan kepercayaan total kalau Anies tidak akan menggunakan agama Islam sebagai alat politik dia untuk memenangkan persaingan.

Lain lagi dengan komentar Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, yang mengatakan apa yang dilakukan Anies justru sikap politik yang positif. Kok ngotot amat menyebut pertemuan Gibran dan Anies sebagai pertemuan politik? Mungkin kubu Anies "mengirimkan" Anies soan pada anaknya Presiden Indonesia yang kebetulan adalah kader PDI-P dan walikota Solo adalah untuk melakukan pertemuan politik. Tapi tidak untuk Gibran. Secara tegas Gibran menyatakan bahwa pertemuannya dengan Anies cuma buat sarapan dan silahturahmi. Tak lebih dan tak kurang.

Saya menilai komentar Gibran tentang pertemuannya dengan Anies Baswedan adalah komentar yang jujur dan apa adanya. Gibran memang tidak pernah bergimmick dengan situasi dan kondisi apapun. Dikatakan banyak pihak memplintir pertemuannya dengan Anies dengan cerita macam-macam yo monggo. Itukan ceritanya mereka, bukan cerita Gibran.

Jadi, catatan dari pertemuan Gibran dan Anies Baswedan hanya cacatan pendek yang tidak ada artinya kecuali soal Gibran yang tampil memakai peci. Ha ha ha...

Catatan Dari Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Di Solo

Sumber Utama : https://seword.com/politik/catatan-dari-pertemuan-anies-baswedan-dan-gibran-vM0ceKVhUx

Diduga Hina Ibu Negara, Masih Saja Bisa Ngeles

Kalau bicara soal fitnah dan penghinaan terhadap presiden Jokowi, ini sudah sering kita dengar. Ini seperti hal yang sudah lumrah terjadi. Tapi bagaimana kalau istri Pak Jokowi (ibu negara) yang dihina? Ini kurang ajar dan biadab.

Bahkan Ibu Iriana Jokowi yang tidak banyak tingkah, kalem, tidak banyak komentar apa pun, itu pun dihina.

Ini terkait dengan dengan foto bareng antara Ibu Iriana yang bersanding dengan istri Presiden Korsel, Kim Kun Hee.

Nama akunnya Kharisma Jati yang saat ini jadi ramai dibahas di media sosial, khususnya di Twitter. Ternyata dia adalah seorang komikus kelahiran Yogyakarta dan sosok di balik akun Twitter @KoProfilJati.

Dalam unggahan foto tersebut, akun yang disebut-sebut milik Kharisma Jati dinilai telah menghina Ibu Negara Iriana Jokowi dengan menuliskan sebuah cuitan yakni:

"Bi, tolong buatkan tamu kita minum," "Baik, Nyonya,"

Ini benar-benar keterlaluan. Kalau belum lama ini ada seorang warga negara asing yang diduga menghina pakaian batik yang dikenakan beberapa pemimpin negara di G20, maka hinaan yang ditujukan kepada Ibu Iriana, jauh berkali lipat biadabnya.

Seperti yang saya katakan, Ibu Iriana jarang berkata-kata, jarang komentari sesuatu, tidak banyak tingkah, tidak banyak macam lah pokoknya. Itu pun bisa jadi sasaran.

Sampai-sampai kedua anaknya Kaesang dan Gibran ikut bereaksi. Padahal kita tahu, Jokowi dihina mereka santai saja menanggapi. Memang ketika seorang ibu dihina seperti itu, anak laki-lakinya akan mati-mati membela kehormatan ibunya. Kalian bisa lihat sendiri bagaimana emosinya Gibran dan Kaesang. Biasanya mereka santai dan kalem, bahkan kadang berguyon. Tapi khusus untuk kasus ini, mereka terlihat marah.

Seperti biasa, cuitan tersebut sudah dihapus. Namanya jadi viral. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Mau buang air besar pun tidak fokus karena pikiran terus beterbangan tak karuan. Mungkin mendengar suara ketukan pintu saja, langsung terkaget-kaget dan parno. Mungkin melihat abang tukang bakso atau tukang siomai, jadi deg-degan (apakah itu yang dinamakan cinta?).

Yang bersangkutan sudah meminta maaf. Tapi statement-nya tetap tidak memuaskan. Masih saja suka membela diri. Dia membuat surat terbuka untuk keluarga Jokowi.

Awalnya basa basi minta maaf kepada keluarga besar Jokowi. Dia mengatakan permintaan maaf tersebut dinyatakan dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam tanpa unsur keterpaksaan atau kepura-puraan.

Dia juga mengatakan, jika nantinya adalah yang melakukan tuntutan hukum, maka dia akan menerima dengan lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal.

Tapi lucunya, dia ikut emosi dengan para pendukung fanatik rezim. Dia mengatakan tidak akan ada permintaan maaf sedikitpun terhadap mereka, yang merasa bisa berbuat sesuknya tanpa mengindahkan moral dan etika.

Dasar tak tahu malu. Sudahlah salah, malah bikin pembenaran seolah tidak bersalah sepenuhnya. Bicara moral dan etika, dia sendiri tidak bermoral saat membuat cuitan seperti itu. Ini orang, kalau di Malaysia atau Thailand, pasti langsung dirujak atau entah jadi apa. Sini masih bisa santai minta maaf dan petantang-petenteng dengan gaya yang bikin sakit perut.

Dia menyebut framing, fitnah dan ujaran kebencian para pendukung fanatik rezim mencerminkan arogansi dan kemunafikan.

Yang arogan siapa? Yang munafik siapa? Yang kurang ajar siapa? Situ, kan? Kenapa fakta dibolak-balik? Malah menyalahkan pihak lain. Bicara munafik, tapi diri sendiri sama munafiknya.

Bagusnya ditangkap sajalah orang ini. Minta maaf tidak diperlukan. Tetap lanjutkan proses hukum karena dia ngaku akan menerima dengan lapang dada. Orang yang kalem pun dihina habis-habisan. Kalau tidak diproses hukum, rasanya sungguh keterlaluan sekali. Identitas, lokasi dan profesinya pun sudah tersebar di mana-mana. Tinggal diciduk saja.

Tinggal dimintai keterangan apa maksud pernyataan tersebut. Hinaan tersebut ditujukan kepada siapa. Kalau ngeles itu untuk Ibu Negara Korsel, orang ini dikirim saja ke Korsel untuk diadili.

Negara ini pun tidak butuh orang tak berguna seperti dia. Kalau mau kabur, kabur saja ke luar negeri, tidak usah balik lagi. Berkurang satu orang tak berguna di negeri ini.

Bagaimana menurut Anda?

Diduga Hina Ibu Negara, Masih Saja Bisa Ngeles

Sumber Utama :   https://seword.com/politik/diduga-hina-ibu-negara-masih-saja-bisa-ngeles-rcP6Vr530C

Kata si Pailul : " Orang stress kok Main Twitter?", Ya dihujat seantero negeri!

Bukan hanya Kaesang yang terusik dengan cuitan konyol pemilik akun @koprofilJati, seluruh penganut kewarasan wajib mengecam kelakuan orang sinting ini.

Pikirkan saja, seorang ibu negara itu merupakan representasi kaum wanita seantero Indonesia, dan ibu kamu juga turut diwakilinya. Kalau kamu sedikit saja punya rasa kebanggaan sebagai warga, pasti akan berpikir seribu kali bahkan mungkin terlintas di otak cupet kamupun tak akan membuat kebablasan seperti itu.

Article Article Article 

Namun sejauh ini, publik pun tidak perlu terlalu terpancing dengan intimidasi kelas teri semacam itu. Toh ada pihak yang lebih kompeten untuk mengurusi orang sinting, dokter-dokter jiwa termasuk di dalamnya. Barangkali orangtua yang merasa memiliki anak seperti ini wajib segera menghubungi seorang psikolog atau psikiater. Siapa tahu dia sudah terpapar penyakit langka yang disebut hate speech syndrome yang bagi dirinya semua orang harus dijadikan sasaran buang syahwat kebencian yang terlanjur menahun.

Jika kamu, @koprofilJati, tahu cerita masa lalu ibu negara seperti di bawah ini, kita yakin kamu akan menyesal telah melempar cuitan keji itu.

Nama Iriana memang terdengar berbeda dari nama-nama saudara kandungnya; . Anik, Anto, Andi, dan Anjas. Penamaan Iriana ini diberikan kakeknya yang merupakan seorang guru di Irian Jayapura, Papua, sebelum tahun 1960-an. Saat itu, kakeknya pulang ke Jawa, pada tanggal 1 Oktober 1963 lahirlah cucu perempuannya dan diberi nama Iriana. Nama ini diambil dari kata Irianjayapura. Sementara Iriana ini sendiri merasa senang mendapat nama dari sang kakek.

Saat sekolah di SMA 3 di Solo, Iriana tidak pernah memanfaatkan jabatan ayahnya yang juga sebagai salah satu pengajar di sekolah tersebut. Iriana mengandalkan seluruh kemampuannya dalam belajar seperti siswa-siswi lainnya. Ia sukses dengan baik di sekolahya.

Memasuki usia remaja, Iriana sering bermain ke teman sekolahnya bernama Iit Sriyanti. Dia adalah adik Joko Widodo alias Jokowi. Saat ia bermain ke rumah temannya, secara tak sengaja suka bertemu dengan Joko Widodo yang masih berkuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Poinnya, kita perlu saling mengingatkan kepada sesama anak bangsa. Berlaku bijaklah dalam mengarungi kehidupan berbangsa, jangan seperti oknum tak tahu malu ini, kalau sudah dihujat seantero negeri, siapa yang menyesal selain dirinya sendiri?

Sosok ibu negara itu tak ubahnya ibu kandung bangsa, yang setiap langkahnya menjadi pusat perhatian. Lihat saja ketika seorang Taruna demikian takjim kepada ibu negara saat beliau mengunjungi AAU di Jogya. Apakah sang Taruna tidak akan merasa marah ketika dia melihat cuitan kamu?

Kata si Pailul : " Orang stress kok Main Twitter?", Ya dihujat seantero negeri!

Sumber Utama :  https://seword.com/sosbud/kata-si-pailul-orang-stress-kok-main-twitter-Jb4KQEyis4

Hanya Seorang Berpikiran Kotor yang Menghina Orang Baik, Apa lagi Sosok Simbol Negara

Kita apresiasi Direktorat Tindak Pidana Siber Polri yang tengah melakukan proses lidik identitas pelaku penghinaan atas ibu negara, Ibu Iriana Joko Widodo. Dan sikap proaktif Polri ini tentu tidak lepas dari kesigapan para petingginya yang menengarai ada unsur tindak pidana dalam unggahan akun @KoprofilJati di aplikasi twitter.

 Article Article

Nama Kharisma Jati kini menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia lantaran cuitannya di Twitter @KoProfilJati yang diduga menghina Ibu Negara Iriana Jokowi. Kharisma Jati yang memiliki profesi sebagai seorang komikus kelahiran Jogjakarta itu diduga oleh warganet sebagai sosok di balik tweet yang merendahkan istri Presiden Joko Widodo, Iriana.

Heboh penghinaan terhadap Iriana Jokowi ini bermula dari sebuah cuitan dari akun Twitter @KoProfilJati yang ramai diposting ulang oleh sejumlah akun. Bahkan viral tak hanya di Twitter, tetapi juga Instagram, Facebok, dan TikTok.

Perilaku usil yang jika dibiarkan akan menjadi preseden tak elok ini perlu dimintai pertanggung jawaban dari pemilik akun. Jika tidak, maka dikhawatirkan memancing kemarahan, karena ibu negara adalah symbol yang wajib dijaga kehormatannya oleh setiap warga negara.

Meskipun belakangan muncul atau beredar surat permintaan maaf yang ditujukan kepada keluarga Presiden Jokowi yang disebut-sebut ditulis oleh Kharisma Jati di Facebook, tuntutan hukum tetap berlaku baginya. Masyarakat terlanjur dibuat terluka oleh ulah seorang oknum tak bertanggung jawab.

Kebebasan berpendapat bukanlah tanpa batas, jika digunakan untuk merugikan seseorang, lebih-lebih jika targetnya adalah symbol negara, harus dikenakan kepadanya sanksi hukum setimpal. Kemerdekaan menyatakan pikiran dan kebebasan berpendapat serta hak memperoleh informasi melalui penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi ditujukan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan Penyelenggara Sistem Elektronik (Penjelasan Umum UUITE 2016).

Rasa aman bagi penggunan teknologi dan informasi dapat berupa perlindungan hukum dari segala gangguan tindak pidana, baik secara verbal, visual maupun yang menyebabkan terjadi kontak fisik. Namun luasnya wilayah privat pengguna jejaring sosial dengan standar pencegahan yang minim menjadi fakta bahwa tidak mudah menghalau terjadinya berbagai tindak pidana.

Dari definisi di atas, sikap bertanggung jawab adalah prinsip mendasar yang wajib dijunjung tinggi oleh siapapun. Agar tidak berpotensi memancing konflik, mereka yang aktif di media sosial juga wajib mengenal konsekwensi hukum, atas semua postingnya di media sosial.

Hanya Seorang Berpikiran Kotor yang Menghina Orang Baik, Apa lagi Sosok Simbol Negara

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/hanya-seorang-berpikiran-kotor-yang-menghina-orang-aLYnfHx1iH

Masalah Rumit dan Unik Piala Dunia Qatar 2022

Pesta akbar Piala Dunia 2022 di Qatar segera dimulai. Euforia para penggemar sepakbola sudah mulai terasa. Dulu jika musim Piala Dunia datang, penjualan antena televisi konon melonjak drastis, begitu juga dengan penjualan televisi.

Apalagi kini pemerintah sedang menggalakkan program pengalihan dari TV analog ke TV digital. Penjualan Set Top Box (STB) tentu akan semakin meningkat. Keuntungannya masyarakat bisa melihat pertandingan sepakbola Piala Dunia dengan layar lebih jernih.

Piala Dunia yang diselenggarakan di negara Timur Tengah ini akhirnya akan segera dilaksanakan. Sederet kontroversi mengiringi Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar sebagai negara di Timur Tengah.

Qatar merupakan negara dengan penerapan hukum Syariah yang ketat. Melarang minuman beralkohol merupakan sesuatu yang biasa di Qatar. Sebaliknya negara-negara Eropa dan negara lainnya menganggap meminum minuman beralkohol adalah sesuatu yang biasa, sangat biasa.

Kebiasaan atau budaya memang unik. Melihat drama korea atau film korea minum soju atau minuman beralkohol lainnya sangat sering dilakukan oleh masyarakat korea. Pulang kerja, gabut, kumpul dengan teman, makan bareng teman, minuman alkohol pasti tidak pernah tertinggal.

Sedangkan bagi umat muslim yang taat minuman beralkohol haram alias tidak boleh. Terbayang para penonton yang datang dari berbagai negara di dunia yang mempunyai kebiasaan minum bir, akan kelimpungan karena tidak mudah mendapatkannya dan tempat meminumnya pun sangat diatur.

Banyak orang Eropa yang merasa aneh dengan orang Indonesia yang pada umumnya tidak minum minuman beralkohol sepanjang hidupnya. Saya menonton salah satu tayangan sekitar Piala Dunia beberapa tahun lalu.

Salah satu penonton Piala Dunia diwawancarai oleh stasion swasta nasional televisi Indonesia. Ketika dia tahu yang mewawancarainya dari Indonesia, replek menyembunyikan botor bir yang sedang dipegangnya.

“Maaf saya sedang mabuk. Saya tahu orang Indonesia tidak pernah melakukannya. Apakah hidup kalian baik-baik saja?”

Saya sendiri ingin tertawa. Memang budaya kita berbeda. Bagi kita orang yang minum minuman beralkohol justru orang yang sedang ada masalah atau orang tersebut masalahnya.

Tapi ternyata bagi mereka justru orang yang tidak minum minuman beralkohol merupakan orang yang bermasalah. Ada-ada saja.

Masalah alkohol saja membuat urusan cukup rumit. Qatar secara umum melarang minuman beralkohol di tempat umum, sedangkan sponsor besar Piala Dunia adalah minuman beralkohol. Mungkin kali ini Budweiser akan rugi di penyelenggaraan Piala Dunia di Qatar. Setidaknya keuntungan yang didapat tidak sebesar di negara lainnya.

Bagi kita yang menonton dari rumah, masalah minuman beralkohol ini bodo amat. Yang penting bisa menyaksikan di layar kaca dengan santai dan nyeruput kopi. Bukan alkohol lo ya. wkwkwk.

Masalah Rumit dan Unik Piala Dunia Qatar 2022

Sumber Utama :  https://seword.com/sport/masalah-rumit-dan-unik-piala-dunia-qatar-2022-I35Dds2ndx

Daniel Mananta Suruh Kita Baca Yesaya Soal Salib Ada Jin Kafir, Interpretasinya Ngawur!

Daniel Mananta mulai konslet. Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan di dalam salib Yesus Kristus ada jin kafirnya. Dia berbicara seperti ini beberapa hari setelah ngobrol dekat dan intim dengan Abdul Somad yang persis mengatakan bahwa di dalam salib ada jin kafir.

Saya kira Daniel butuh pemahaman yang lebih jelas lagi mengenai penggunaan patung dan juga simbol-simbol keagamaan. Daniel Mananta menggunakan ayat Alkitab yang diambil dari Yesaya dan suruh kita baca dulu sebelum kita berkomentar.

Tapi buat saya ini adalah logika yang gak jelas karena di Alkitab khususnya Yesaya, emang betul kita harus berhati-hati dengan simbol-simbol agama agar tidak menjadikan itu sebagai Tuhan. Dan kita harus berjaga-jaga bahwa Allah yang sejati memang haruslah Allah yang tidak kelihatan.

Jangan sampai simbol-simbol keagamaan justru menjadikan berhala buat kita. Saya setuju dalam kasus ini. Tapi sesat pikir logika yang dilakukan oleh Daniel Mananta ini sangat-sangat fatal. Kelihatannya, demi konten dia justru mau ngomongin hal-hal yang kontroversial agar ramai ditonton.

Sebagai orang Kristen seharusnya dia menjadi tokoh yang justru memberikan klarifikasi kepada Abdul Somad bukan malah membela orang yang dengan sengaja menghina agama Kristen.

Mungkin Daniel belum pernah lihat Abdjl Somad membuat satu pose tangan terbentang ke kiri dan kanan seperti Yesus yang disalib, dengan wajah yang mengejek sambil memiringkan kepalanya dengan meletin lidah.

Mungkin Daniel Mananta belum melihat posenya Abdul Somad yang begitu kurang ajar menghina salib Kristus. Saya tahu bahwa Daniel Mananta ini dekat dengan Abdul Somad. Malahan dia yang menunjukkan hal itu kok bukan karena saya bongkar.

Tapi sedekat-dekatnya orang dengan tokoh agama lain, kita harus tetap menunjukkan identitas sebagai orang Kristen yang membela agama kita dengan cara apologetika yang benar dan baik.

Masalahnya Daniel Mananta ini bukan berapologetika, malah menjadi orang yang kelihatannya sangat membela Abdul Somad dengan membenarkan bahwa di dalam salib ada jin kafir.

Daniel pada akhirnya di skakmat oleh seorang pemuka agama Kristen khususnya yang tahu secara detail. Betul bahwa Daniel ini orang Kristen yang saleh dan dia menunjukkan hal itu kepada publik lewat podcast-podcastnya yang kental dengan nuansa kekristenan yang dia tunjukkan.

Tapi dia tidak memiliki hak untuk melakukan interpretasi terhadap ayat Alkitab yang diambil dari Yesaya dan mengkontekstualisasikannya dengan tidak jelas.

Kalau memang dia anggap batu dan simbol-simbol agama yang bisa dijadikan berhala, sekalian saja katakan gereja ada jin kafir karena gereja dibangun di atas batu dan punya pondasi. Berani kah Daniel Mananta melakukan hal ini?

Saya yakin nggak berani karena dia memang punya niat yang tidak terlalu jelas soal hal ini. Dia mau mencoba membela temannya yang mungkin sebentar lagi akan mau pindahin agamanya dia.

Tapi membelanya konyol karena membelanya dengan landasan yang tidak jelas. Sekarang aja ngomongin di rumahnya dia yang tu terbuat dari batu punya jin kafir yang harus diusir.

Mau membela temennya sih nggak apa-apa tapi jangan sampai harga dirinya malah semakin rendah karena agamanya dia sendiri dia nggak perjuangkan. Seharusnya kalau mau membela agamanya, dia bisa melakukannya dengan cara yang baik.

Contohnya bisa klarifikasi Abdul Somad waktu itu mungkin lagi mimpi atau lagi ngigo. Sebagai orang yang memahami negara ini, Saya berharap Daniel Mananta tidak sembarangan ngomong dan tidak sembarangan mempermalukan agamanya sendiri yang merupakan agama saya juga.

Betapa ngawurnya kalau kita pakai ayat untuk melakukan kontekstualisasi yang tidak nyambung dan tidak interpretable. Saya berharap dan mendoakan Daniel Mananta agar segera belajar lagi mengenai Alkitab dan mengalami pembaharuan iman dan akal budi.

Jangan asal ngomong kalau nggak ngerti soal simbol agama yang dijadikan berhala. Kalau yang ngomong pendeta Saya yakin pasti nggak begitu caranya. Karena pendeta pun pasti memiliki pertimbangan untuk menjelaskan bahwa simbol agama itu ada dan boleh kita gunakan.

Penghinaan terhadap agama sebetulnya tidak perlu kita bawa sampai ke ranah hukum alias Abdul Somad yang kita biarkan saja. Tapi kita harus tetap stand firm. Alkitab justru mengajarkan kita untuk tetap teguh memperjuangkan apa yang kita imani sebagai orang Kristen.

Bukan malah kompromi sama dunia. Tapi menjadi seperti dunia memang menarik hati dan membuat kita terbuai karena duitnya banyak.

Daniel Mananta Suruh Kita Baca Yesaya Soal Salib Ada Jin Kafir, Interpretasinya Ngawur!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/daniel-mananta-suruh-kita-baca-yesaya-soal-salib-sUB6ceFEWu

JK Tidak Akan Gegabah Dukung Anies Baswedan Jadi Capres

Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa yang meyakini bahwa mantan Wakil Presiden dan tokoh senior Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024. Menurut Erwin, JK menghargai keputusan munas yang telah menetapkan Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres yang diusung Golkar.

**

Terdengar diplomatis. Apalagi sikap JK di atas hanya terkait dengan Golkar saja. Tapi bila mempertimbangkan beberapa hal, apa yang disampaikan oleh keponakan JK itu ada benarnya. Masuk akal bila JK tidak akan mendukung Anies sebagai calon presiden di Pemilu Serentak 2024 nanti.

Seperti diketahui bahwa proses pencalonan Anies sebagai presiden pada 2024 nanti masih mengalami jalan terjal. Koalisi pengusung yang memenuhi PT 20% sebagai syaratnya belum juga ada. Masih komunikasi katanya.

Sejauh ini hanya Partai NasDem yang sudah yakin seyakin-yakinnya untuk mencapreskan Anies. Mereka menganggap bahwa itu sudah tradisinya. Menurut mereka, mengumumkan calon presiden yang akan mereka usung adalah bentuk dari intuisi politik yang tajam yang dimiliki oleh sang Ketua Umum, Surya Paloh.

Contoh sukses yang selalu mereka angkat adalah pada dua edisi pilpres sebelumnya, yaitu ketika mencalonkan Pak Jokowi sebagai calon presiden 2014 dan 2019. Namun agaknya Surya Paloh alpa bahwa Anies Baswedan sama sekali berbeda dengan Joko Widodo.

Anies tidak berpartai sementara di belakang Pak Jokowi ada partai pemenang dan besar, PDIP. Sedari awal sudah banyak penolakan terhadap Anies, yang tidak sebanyak yang terjadi pada Pak Jokowi waktu itu. Sikap anti terhadap Pak Jokowi justru banyak dilakukan di masa kampanye bahkan hingga ke sekarang.

Penerimaan terhadap Pak Jokowi juga lebih umum, sementara Anies lebih tersegmentasi. Yang mana hal tersebut tentu akan membatasi pergerakan Anies ke depan.

Nah, agaknya itulah yang patut dipertimbangkan oleh JK. Bahwa mendukung Anies, belum-belum sudah dihadapkan pada penghalang besar. Potensi Anies sudah mentok. Tidak punya cukup isu sebagai modal setahun ke depan demi memantapkan dirinya. Belum lagi ampas dari politik identitas lalu, serta juga dari peta persebaran yang diperkirakan sebagai daerah penerima Anies.

Di Pulau Jawa, Anies hanya kuat di sebagian bagian barat. Sementara seperti di ketahui, Jawa adalah kunci. Di luar Jawa paling-paling di sebagian pulau Sumatera, sebagai Kalimantan dan Sulawesi. Bagian timur Indonesia berat untuk menerima Anies.

Memang Kalla kuat di timur Indonesia. Baik secara politik maupun secara bisnis. Namun bila salah pilih, Kalla berpeluang kehilangan hal penting yang selalu menjadi pertimbangan pentingnya, yaitu secara bisnis.

Nah, biasanya JK tidak akan salah pilih…..

JK Tidak Akan Gegabah Dukung Anies Baswedan Jadi Capres

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/jk-tidak-akan-gegabah-dengan-dukung-anies-baswedan-YsceKEPjoX

Mentalitas Inlander Minderwardig Karisma Jati dan Anies, Jadi Beban Negara!

Namanya Kharisma Jati dan dia tinggal di Bantul. Orang ini adalah penghina ibu negara yang disandingkan dengan ibu negara Korea Selatan dan menggunakan narasi nyonya besar dan pembantu.

Mentalitas inlander dari Kharisma Jati menjadikan kita sama-sama memahami bahwa orang ini ternyata nggak bisa lepas dari penjajahan otak yang dilakukan oleh Belanda kepada nenek moyang kita dulu.

Kita tahu mentalitas inlander ini dibangun oleh Belanda dan membuat orang Indonesia tetap minder.

Karena Belanda tahu bahwa Indonesia ini adalah negara yang kaya raya dan kalau warganya tahu bahwa mereka kaya, tentu Belanda akan diusir karena dianggap mencuri sumber daya alam Indonesia.

Sepanjang sejarah mentalitas pribumi ini dimunculkan oleh banyak sekali orang-orang yang tidak ingin negara ini maju. Salah satu tokoh politik yang menggunakan dikotomi pribumi dan non pribumi adalah Anies Baswedan saat dia menang dan melakukan pidato di acara kemenangan di DKI Jakarta.

Orang yang sakit hati dan pendendam kepada Presiden Joko Widodo memiliki pendukung yang juga begitu jahat mulutnya dan hatinya busuk seperti sampah.salah satunya adalah Kharisma Jati yang merupakan pendukung Anies Baswedan garis keras dan pembenci Presiden Joko Widodo.

Sebenarnya kalau nggak suka sama Presiden Joko Widodo ya nggak papa itu kan haknya dia juga. Tapi kalau membenci sampai menghasut dan menghina istrinya juga merupakan ibu dari tiga anak dan nenek dari empat cucu yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng, itu sudah begitu kurang ajar.

Tapi saya kira orang ini sedang dirasuki oleh salah satu sindrom yakni sindrom minderwardig. Sindrom ini diambil dari bahasa Belanda yang memiliki kecenderungan minder ketika berhadapan dengan orang dari suku lain dengan warna kulit yang lain dan perawakan yang berbeda.

Sindrom minderwardig ini merasuki ke banyak pendukung Anies. Mereka anggap dia adalah orang yang cocok jadi presiden. Modalnya hanya satu yakni wajahnya yang berbeda dengan kebanyakan orang di Indonesia. Wajah-wajah keturunan Arab yang dianggap sebagai pemimpin.

Padahal kita tahu bahwa ini adalah mentalitas yang harus kita jauhi bersama-sama karena akan cenderung jatuh kepada rasisme.

Wajah keindonesiaan ini juga bisa memimpin negara loh. Justru orang-orang berwajah ndeso dan biasa-biasa saja, seperti Presiden Joko Widodo merupakan wajah yang bisa mempertontonkan kepemimpinan yang rakyat dan sederhana.

Jangan-jangan si Kharisma Jati ini waktu ketemu bule atau orang asing, dia akan sujud simpuh menjilat kakinya sampai jempolnya. Sindrom ini banyak dialami oleh orang pro Anies. Ketemu bule langsung dianggap ketemu orang penting banget, lalu diajak foto. Soeharto banget!

Nggak heran orang-orang macam ini bikin negara Indonesia justru menjadi mundur karena tidak bangga terhadap paras ke Indonesia an ini. Kalau mau dikata ibu Iriana memang orang Jawa yang wajahnya secara umum mirip dengan mayoritas orang Indonesia.

Tapi nggak bisa dong langsung dianggap sebagai wajah seperti pembantu. Dia itu ibu negara loh. Bagaimanapun juga harus kita hormati dan hargai selayaknya kita menghargai ibu kita.

Jangan-jangan si Kharisma Jati ini memiliki kepahitan dengan ibunya juga tentu biasa saja dan mungkin banget mirip pembantu yang bekerja. Tapi ya tetap saja ibu sendiri dengan wajah yang biasa saja harus kita hormati.

Kelihatan kok mukanya si Kharisma Jati juga biasa-biasa aja. Akhirnya dia minta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan keluarganya tapi dia masih menyimpan dendam kepada netizen yang disebut dengan pendukung garis keras rezim .

Mentalitas Inlander Minderwardig Karisma Jati dan Anies, Jadi Beban Negara!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/mentalitas-inlander-minderwardig-karisma-jati-dan-vVsPoYUDGD

Mantan Pecatan Sok Komentari Bahasa Inggris Jokowi dan SBY di G20

Event G20 sudah usai. Tidak ada kendala berarti. Indonesia dianggap sukses menjadi presidensi dan menyerahkan presidensi selanjutnya kepada India.

Di acara ini, ada banyak kelucuan yang dibuat tetangga sebelah. Salah satunya Anies yang hanya tampil di acara sampingan skala kecil, tapi oleh pendukungnya dipelintir sehingga Anies disebut tampil di G20, padahal itu adalah forum kepala negara, bukan forum gubernur rasa presiden.

Bahkan ada hoax video di mana Anies dinarasikan diundang oleh para pemimpin G20 dan dipanggil presiden.

Pendukungnya halu parah, mungkin salah makan obat atau entah habis makan apa sehingga pikirannya jadi melenceng.

Selain itu, ternyata kemampuan bahasa Inggris Jokowi juga ikut dipermasalahkan.

Said Didu merespons video yang diunggah ke Twitter soal perbandingan bahasa Inggris Jokowi dan SBY.

"Mari kita simak perbedaan video Pak @SBYudhoyono dan Pak @jokowi ketika kedua pemimpin ini sama-sama berada dalam acara G-20. Di video ini Pak SBY tampak tidak menggunakan teks dan percaya diri, tanpa mengganti bahasa," katanya.

Video tersebut memperlihatkan momen ketika SBY memberikan statement di KTT G20 Toronto, 26-27 Juni 2010. Saat itu SBY duduk semeja dengan Presiden AS Barack Obama.

Sedangkan statement dari Jokowi di KTT G20 Bali, yang mendorong agar peperangan dan konflik dunia segera dihentikan. Dari gesturnya, sepertinya Jokowi membaca teks ketika menyampaikan pernyataannya tersebut. Setelah mengucapkan beberapa kalimat, Jokowi kemudian mengganti pernyataannya dengan bahasa Indonesia, yang kemudian diterjemahkan oleh penerjemah.

Menanggapi isi video tersebut, Said Didu berkomentar pendek, "Ojo dibandingke."

Aduh, memangnya kalau kepala negara bisa Bahasa Inggris, lantas negara tersebut akan jadi negara mega power? Gak ada kaitannya, pak. Presiden China Xi Jinping juga tidak begitu bisa Bahasa Inggris. Putin juga memilih berbahasa Rusia. Bahkan PM India Narendra Modi juga memilih berbahasa India meski dia bisa Bahasa Inggris.

Di forum dan pertemuan internasional, tidak semua delegasi dan pemimpin negara bisa Bahasa Inggris. Maka dari itu, selalu ada interpreter yang disiapkan oleh negara yang bersangkutan untuk menerjemahkan ke dalam bahasa ibu, agar mereka bisa memahami dengan baik. Dari dulu juga begitu prosedurnya. Tidak ada yang menertawakan pemimpin negara yang tak bisa Bahasa Inggris.

Kalau pemimpin hanya dinilai dan dibanggakan karena pintar berbahasa Asing, saran saya bagusnya jadi penerjemah saja. Atau merantau ke Bali dan menjadi pemandu wisata untuk para bule yang berwisata.

Sama halnya dengan pendukung Anies yang juga sangat bangga ketika Anies berbicara dalam Bahasa Inggris. Padahal kalau mau jujur, bahasa Inggris Anies ya biasa-biasa saja. Memang lebih bagus dari Jokowi. Tapi itu tidak penting dan tidak perlu jadi patokan lehebatan seseorang.

Di Amerika, para gelandangan, pengemis dan orang miskin juga bisa bahasa Inggris dari kecil, tapi ya mereka gitu-gitu aja. Tak ada yang istimewa.

Kemampuan berbahasa itu bisa dipelajari siapa pun, asalkan dilatih. Tapi seorang presiden tidak wajib bisa. Kalau bisa, itu bonus tambahan yang juga tak terlalu penting bagi kemajuan negara.

Anies bisa bahasa Inggris, tapi kinerjanya apa? Banyak omong doang.

SBY bisa bahasa Inggris, tapi yang diingat orang hanyalah Candi Hambalang yang mangkrak dan jurus legendaris prihatin.

Harusnya bangga Bahasa Indonesia bisa digunakan dalam pertemuan besar skala internasional. Yang diributkan para member sakit hati ini tidak pernah logis. Urusan bahasa saja diributkan seolah itu urusan genting.

Dan faktanya, Jokowi tidak bisa Bahasa Inggris tapi bisa jadi presiden. Sedangkan Didu, apa dia bisa Bahasa Inggris? Oke, kita anggap dia jago Bahasa Inggris, tapi sekarang jadi apa? Bukan presiden, bukan menteri, hanya mantan pecatan yang sakit hati karena malu ditendang dari jabatannya.

Apa yang bisa dibanggakan dari mantan pecatan? Malu woi. Bisa Bahasa Inggris juga sama saja.

Fakta lainnya, Indonesia jauh lebih bermartabat dan dihormati di bawah kepemimpinan Jokowi. Di mana-mana, warga dunia kenal Jokowi. Itu fakta. Jokowi populer bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.

Said Didu? Di sini aja banyak yang gak kenal, hahaha. Kasihan.

Bagaimana menurut Anda?

Mantan Pecatan Sok Komentari Bahasa Inggris Jokowi dan SBY di G20

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/mantan-pecatan-sok-komentari-bahasa-inggris-jokowi-6jPaAkXQdS

Megawati Harus Waspada dengan Fakta ini

Tiga tokoh nasional selalu menghiasi hasil survei sebagai kandidat Capres paling kuat. Mereka adalah Prabowo Subianto Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta.

PDI Perjuangan merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres tanpa koalisi. Selain itu PDI Perjuangan dianugerahi kader terbaik dan menonjol yang terukir melalui elektabilitas dan popularitas yang tinggi.

Kondisi PDI Perjuangan sekarang ini berada pada posisi terbaik untuk meraih kejayaan ketiga kalinya. Dari segi elektabilitas PDI Perjuangan selalu yang pertama, selain itu Megawati bisa memilih kader terbaiknya menuju Pilpres 2024.

Ganjar Pranowo merupakan kader terbaik saat ini bagi PDI Perjuangan. Popularitas dan elektabilitasnya selalu berada pada posisi terbaik dari survei berbagai lembaga survei.

Untuk itu banyak pihak yang memprediksi PDI Perjuangan akan kembali berjaya jika memilih Ganjar jadi Capres. PDI Perjuangan dalam hal ini Megawati sebagai pemegang hak penuh memilih kandidat Capres harus waspada terhadap kemungkinan Ganjar “kabur”.

Apalagi beberapa fakta tentang Ganjar membuat Megawati harus benar-benar jeli. Terbaru hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi kenaikan signifikan perolehan suara Partai Golkar jika mengusung kader PDIP, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Kenaikan suara Golkar jika mengusung Ganjar itu mengancam perolehan suara PDIP secara khusus, dan mengubah peta politik perolehan suara partai-partai lain secara umum. Jika PDI Perjuangan ingin kembali berjaya harus sangat waspada terhadap fakta ini.

Dalam simulasi pertama tanpa pengaruh tiga nama tersebut, perolehan suara Golkar mencapai 11 persen berada di posisi ketiga di bawah PDIP (25 persen), dan Gerindra (15 persen).

Perolehan suara Partai Beringin melonjak signifikan jika mengusung Ganjar. Elektabilitas Golkar naik hingga 17 persen atau naik 6 persen dari semula 11 persen. Skenario Ganjar maju lewat Golkar juga mengubah peta elektabilitas partai lain secara umum.

Dalam skenario itu, Gerindra menjadi yang teratas dengan elektabilitas mencapai 20 persen, mengalahkan PDIP di posisi kedua dengan 18 persen. PDIP hanya selisih 1 persen dengan Golkar di posisi ketiga.

Megawati harus waspada dan ekstra hati-hati dengan fakta ini. Jika Megawati salah memilih kandidat Capres maka bahaya mengintai PDI Perjuangan. Kemenangan dan kejayaan di depan mata akan sirna dan direbut partai lain.

Sampai saat ini PDI Perjuangan belum memilih Capres, tapi beredar isu bahwa Puan Maharani didorong ikut Pilpres 2024. Faktanya Puan diberi tugas untuk melakukan safari politik ke partai politik lainnya.

Puan Maharani memang keturunan Soekarno, tetapi elektabilitas dan popularitasnya sangat kecil, jauh di bawah Ganjar. Jika benar Megawati memilih Puan dan Ganjar maju dari partai lain, bisa jadi hasil survei diatas menjadi kenyataan.

Megawati Harus Waspada dengan Fakta ini

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/megawati-harus-waspada-dengan-fakta-ini-GAJ7ecQ45B

NasDem vs Demokrat Gara-Gara Gibran

Partai Demokrat seperti kebakaran jenggot. Gara-garanya, komentar Partai NasDem menanggapi Anies yang menemui Gibran di Solo. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali berbicara terkait peluang Wali Kota Solo sekaligus kader PDIP Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Anies Baswedan setelah pertemuan itu. NasDem beranggapan bahwa Gibran pantas mendampingi Anies.

Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief menyoroti pernyataan Ahmad Ali itu. Terkait soal peluang Gibran mendampingi Anies, Andi Arief meminta NasDem untuk disiplin dalam berkomunikasi dan mengingatkan bahwa pemilihan cawapres sudah diserahkan pada Anies.

Kader Demokrat lain senada. Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyatakan bahwa platform perubahan dan perbaikan hanya bisa dilakukan NasDem bersama Demokrat dan PKS, bukan dengan tokoh lainnya.

Ahmad Ali pun kemudian mempertanyakan balik ke Partai Demokrat soal kedisiplinan itu. Ali meminta Demokrat agar tak perlu terlalu sensitif dalam merespons wacana-wacana yang muncul. Ali memastikan urusan penentuan cawapres tetap menjadi sepenuhnya kewenangan Anies. Ali juga menekankan bahwa hingga saat ini tak pernah ada kesepakatan bahwa cawapres Anies harus berasal dari kalangan internal koalisi.

Ali kemudian menyampaikan agar tak ada yang merasa lebih penting dalam koalisi ini. Ali menekankan bahwa 'Koalisi Perubahan' yang bakal digagas partainya bersama Demokrat dan PKS itu harus terbangun dengan hubungan yang setara.

Hmmm….

Dari kejadian itu, sebenarnya malah membuka banyak hal. Menyingkap kenyataan bahwa sebenarnya masih banyak yang perlu diselaraskan bahkan dari hal yang paling pokok sekalipun. Bahwa dalam rencana bekerja samanya itu masih ada kesenjangan dalam relasinya. Iya, sejauh ini masih terkesan tarik-menarik peran dan belum ada kesepemahaman. Masih mau-maunya sendiri, sesuai dengan kepentingannya.

Sebenarnya tidak mengherankan. Dari yang paling dasar saja sebagai sebuah partai politik, ideologi ketiganya sudah terlihat begitu berbeda. Belum lagi kepentingannya. Sebagai pihak yang "kalah", sudah umum ketika kemudian banyak maunya. Dan begitulah ketika sesama yang kalah berkumpul, gontok-gontokan maunya menang sendiri.

Dari sini, tentu dapat dimengerti bila drama ini masih akan sangat panjang. Endingnya masih belum dapat diduga. Plot twistnya masih bisa ke mana-mana.

Surya Paloh dan NasDem-nya akan semakin pusing menghadapi rengekan-rengekan AHY dan Partai Demokrat, sementara Anies dan PKS juga akan terus menodongnya.

Tapi ada yang patut dicermati yaitu soal Gibran. Dengan sarapan saja sudah bikin Demokrat panas dingin dan NasDem tambah migrain. Gibran punya potensi yang besar, apalagi di masa mendatang.

NasDem vs Demokrat Gara-Gara Gibran

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nasdem-vs-demokrat-gara-gara-gibran-EBuqczumTm

Ternyata Anies Bisa Kerja, Jungkir Balik Pencitraan Di G20! Tapi Ambyarr!

Ikut hadirnya Anies di Bali, ketika KTT G20 akan digelar, menjadi tontonan yang menarik. Ingat ya, dia hadir ketika KTT G20 belum dibuka. Artinya, dia bukan undangan maupun pihak yang berkepentingan langsung dengan G20. Kita yang waras pasti paham bedanya ya.

Kita lihat dulu mengapa Anies menganggap begitu penting buatnya nebeng pansos di acara G20. Kita mundur dulu, beberapa bulan lalu, sebelum PKB akhirnya berkoalisi dengan Gerindra, ketika partai PKB sempat menggulirkan wacana koalisi dengan PKS dan Demokrat. Dengan nama koalisi yang dibuat untuk menarik perhatian publik, Koalisi Semut Merah. Namanya bahkan katanya akan berubah jadi Koalisi Naga Merah jika Demokrat atau partai lain juga bergabung.

Tentu dengan syarat, bahwa Cak Imin lah yang menjadi capres 2024. Kemudian PKB memasang poster capres/cawapres yang bakal diusung oleh Koalisi Semut Merah. Yakni Cak Imin dan Anies Baswedan. Pemasangan foto Anies ini katanya buat menunjukkan keseriusan Cak Imin dalam kompetisi Pilpres 2024. Tentu saja katanya juga soal pasangan itu masih cair, masih bisa berubah. Pemasangan foto Anies, sepertinya untuk menarik PKS, karena PKS kan pendukung Anies ya.

Namun, soal pengusungan Anies itu masih ada syaratnya. Bahwa PKB hanya bisa memberikan dukungan nyata buat Anies untuk nyapres, dengan syarat, jika memang Anies bisa membawa partai yang punya 10 persen kursi di DPR. Artinya, Anies lah yang disuruh kerja nyari partai lain buat rekan koalisi PKB.

Kemudian ada pula seorang pengamat politik, Ujang Komaruddin, yang mengemukakan sebuah hal yang bakal memberatkan partai-partai politik, jika mereka akan mengusung Anies. Ini dikemukakan sebelum NasDem mendeklarasikan Anies jadi capres mereka ya. Ujang Komaruddin mengingatan bahwa, walaupun elektabilitas Anies tinggi, tapi sesudah Anies tidak lagi jadi gubernur, apakah elektabilitas yang tinggi itu akan stagnan, di situ-situ aja, atau turun? Ini jadi pertimbangan buat partai politik. Jika mereka mau mengusung Anies, ada pekerjaan rumah besar yang mesti mereka lakukan. Yakni memastikan bahwa elektabilitas Anies tidak melorot dalam selang waktu 1,5 tahun sebelum Pilpres 2024.

Terlihat ya bahwa di balik tawaran dari PKB, di balik kemeriahan pencapresan Anies oleh NasDem. Sebenarnya Anies ini dituntut untuk kerja keras. Kerja keras untuk mempertahankan elektabilitasnya sendiri. Karena partai politik kan maunya menang. Maunya mereka mendapat keuntungan dari pengusungan Anies. Kita juga bisa melihat sendiri, bagaimana alotnya pembentukan koalisi antara NasDem, PKS dan Demokrat. Kalau semua yakin bahwa elektabilitas partai mereka bakal terangkat semata-mata dengan mengusung Anies nyapres, pembentukan koalisi nggak bakal sesulit ini. Masing-masing partai mau ada tambahan jaminan bahwa partai mereka bakal ikut untung. Misalnya dengan mengusung kader mereka sebagai pendamping Anies.

Kembali ke Anies. Maka PR partai yang tadi disebut oleh Ujang Komaruddin, akhirnya harus dibebankan lebih banyak ke Anies. Anies harus kerja super keras untuk mempertahankan elektabilitasnya. Untuk terus masuk berita media. Untuk terus jadi perhatian masyarakat. Bisa jadi beban kerja Anies yang ini bakal lebih berat ketimbang dulu waktu dia masih jadi gubernur. Kenapa? Karena Anies harus benar-benar mikir hehehe… Dulu kan waktu jadi gubernur, Anies kerap dituding nggak bisa kerja dan bahkan dapat predikat gubernur “terbodoh” “versi” Google. Bikin proyek-proyek patung atau monumen yang gak perlu. Bikin tempat-tempat selfie di pusat Jakarta. Seakan di Jakarta tidak ada kawasan kumuh yang perlu dibersihkan.

Kalau untuk mempertahankan elektabilitasnya sekarang ini, Anies harus benar-benar memutar otak dan jungkir balik, memikirkannya dan mewujudkannya dalam aksi. Ini bisa kita lihat contohnya, ketika Anies seolah-olah jadi orang penting yang ikut serta dalam rangkaian acara KTT G20. Anies pun berkoar lewat akun media sosialnya. Menyatakan dirinya diundang oleh lembaga internasional Bloomberg sebagai pembicara di salah satu side event G20 dan B20, acara sampingan gitu ya.

Kegiatan ini makin diamplifikasi dengan berita batalnya Anies hadir dalam acara para alumni Himpunan Mahasiswa Islam. Anies pun membuat video untuk menyampaikan kegiatan yang membuatnya berhalangan hadir ini. Tentu saja dengan menyebut kegiatannya sebagai bagian dari G20. Seolah sama derajatnya dengan kegiatan para kepala negara di KTT G20. Gitu kan hehehe…

Para buzzer dan pendukung Anies pun beramai-ramai mengglorifikasi kegiatan Anies ini. Seakan-akan Anies sudah selevel dengan Presiden Jokowi gitu. Dikira semua orang bisa dibikin kagum dan percaya akan kredibilitas Anies. Namun, apa daya, ternyata justru banyak netizen dan tokoh publik yang mengungkap pencitraan Anies ini.

Ada pegiat medsos yang mengungkap bahwa untuk tampil sebagai pembicara di event Bloomberg tersebut, Anies harus mengajukan diri dengan mengisi formulir. Sesuai dengan ketentuan yang ada di website-nya. Ada pula netizen yang membongkar rekam jejak Anies. Yang pada beberapa bulan sebelumnya sudah pernah bertemu dengan pihak Bloomberg. Waktu itu Anies sudah bicara soal proyek kerja sama percepatan Zero Emisi atau Bebas Emisi di Jakarta. Yang sebenarnya adalah programnya Presiden Jokowi. Bisa jadi hadirnya Anies sebagai pembicara di acara Bloomberg itu ya memang bagian dari proyek itu.

Lalu ada lagi netizen yang mengaku turut hadir di acara tersebut. Dia menjelaskan acaranya Anies itu berlangsung pada tanggal 11 November. Dan itu bukan merupakan acara utama B20, hanyalah acara sampingan. Selain para netizen, ada pula Komisaris PT Pelni, Dede Budhyarto, yang turut membantah narasi Anies diundang sebagai pembicara di forum G20. Disebutkan bahwa acara sampingan yang dihadiri Anies itu hanya dihadiri oleh puluhan orang saja. Sedangkan politisi PDIP Ruhut Sitompul turut menertawakan klaim yang menyebut Anies diundang, padahal sebenarnya mengajukan diri. Anies pun dia sebut sebagai pendusta.

Sementara tokoh publik yang pernah jadi jubir PSI, Dedek Prayudi, menyebut Anies membual dalam acara itu. Karena Anies mengaku Jakarta berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada 2020. Padahal itu semata-mata merupakan imbas pandemi dan terjadi di seluruh dunia. Sama dong ketika Anies mengklaim kemacetan Jakarta berkurang pada tahun 2021. Padahal ya memang karena aktivitas masyarakat berkurang karena pandemi.

Selain jadi pembicara di acara sampingan itu, lewat akun medsosnya, Anies juga menyebarkan kegiatannya bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Yong Kim. Anies memakai kata-kata “menyambut kembali” Dubes AS. Juga kata-kata “menyongsong G20”. Seakan dia ini bagian dari jajaran pemerintahan yang ditugaskan untuk menyambut para pejabat tinggi di KTT G20. Padahal kan Anies ke sana ya atas inisiatif sendiri hehehe… Dari foto-foto yang diunggah Anies juga tidak tampak adanya keakraban dengan Dubes AS itu. Ekspresi Dubes AS juga nampak biasa saja.

Para netizen memberikan komentar yang menyebut Anies hanya numpang di sana. Sok banyak acara, padahal pengangguran hehehe… Kemudian ada berita yang menyebutkan bahwa di Bali, Anies bertemu dengan petinggi partai NasDem, Demokrat dan PKS Bali. Yang fotonya terlihat hanya segelintir orang saja. Padahal ada 3 partai itu ya. Kok nggak rame-rame sampai ratusan atau ribuan orang gitu ya? Sekalian kan mengangkat citra Anies.

Nah, ketika Presiden Jokowi dengan resmi membuka KTT G20, Anies sudah berada di Solo. Dari sini sebenarnya kelihatan ya, betapa nggak pentingnya kehadiran Anies di Bali hehehe… Artinya, Anies sudah bekerja sangat keras dalam menggelar pencitraan di Bali. Sesudah ke Bali, dia masih terus melanjutkan kerja kerasnya ke Solo dan kemudian ke Yogya ya.

Itu kerja keras lho. Karena pasca selesainya KTT G20, apakah rakyat Indonesia bakal mengingat ada Anies di sana? Saya gak yakin tuh. Yang diingat ya pasti Presiden Jokowi beserta jajarannya. Yang diingat ya kemegahan acara makan malamnya. Juga berbagai kegiatan para kepala negara di Bali, misalnya Presiden Perancis yang blusukan dengan gaya kemeja putih ala Pak Jokowi.

Betapa berat tantangan yang harus dihadapi oleh Anies ya. Untuk terus mempertahankan eksistensinya. Apalagi urusan koalisi partai kan belum juga kelar. Nah, di sini timbul pertanyaan. Ternyata Anies bisa juga kerja keras, mikirin langkah terbaik, mencari cara yang paling efektif dan efisien, menentukan strategi terbaik untuk menarik perhatian publik, dan sebagainya. Banyak itu kerjaannya. Banyak pula mikirnya. Tapi kenapa waktu masih jadi gubernur, nggak seperti itu kinerjanya? Apa karena yang sekarang ini Anies bekerja buat dirinya sendiri? Sementara dulu dia bekerja buat warga masyarakat? Kok bisa gitu ya?

Ternyata Anies Bisa Kerja, Jungkir Balik Pencitraan Di G20! Tapi Ambyarr!

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/ternyata-anies-bisa-kerja-jungkir-balik-LuHwfwFM3b

Kerennya Gala Dinner KTT G-20 sebagai Ajang Hiburan dan Promosi yang Tak Terlupakan

Ajang KTT G-20 sudah selesai. Acaranya berlangsung aman, lancar, dan sukses besar, bahkan bisa dibilang mengagumkan. Ajang bertemunya para pemimpin dunia yang biasanya berlangsung kaku, tegang, dan tidak asyik ... disulap oleh panitia penyelenggara menjadi acara yang akan dikenang seumur hidup.

Saya menduga para kepala negara dan perwakilan kepala negara yang datang ke acara KTT G-20 kemarin itu bahkan akan ketagihan untuk datang ke Indonesia lagi, baik untuk keperluan kerja atau sekadar berlibur bersama keluarga

Wishnutama memang keterlaluan kok. Setelah bikin takjub saat perhelatan Asian Games 2018 di Palembang, orang inilah yang menjadi sosok utama perancang sajian pertunjukan saat acara gala dinner dari para pemimpin dunia itu.

Acara makan malam yang biasanya berlangsung standar, disulapnya menjadi sajian penuh hiburan bagi para tamu negara itu lewat tampilan kolaborasi tarian, nyanyian, dan sajian budaya dengan kemasan acara yang megah, bak pembukaan acara olahraga multievent.

Cari saja tayangan pas gala dinner acara KTT G-20 di YouTube, Anda akan terpukau dengan tampilan yang tak hanya menyajikan tari-tarian khas Indonesia, tapi juga berisi tampilan promosi mengenai Indonesia, yang terdiri dari tujuh belasan ribu pulau dengan keanekaragaman budaya, suku, dan kekayaan bangsa dalam bentuk lainnya, yang ditampilkan secara visual disertai narasi yang apik dari suara anak Indonesia.


Para pemimpin dunia itu pun tampak sangat menikmati sajian hiburan yang bisa dibilang "Indonesia banget" itu. Ada yang merekam dengan ponselnya dan tak sedikit yang menikmati alunan musik, nyanyian, dan tari-tarian dengan mengangguk-anggukkan kepala, termasuk Presiden Jokowi tampak bangga dan sangat menikmati pertunjukan malam itu, yang digelar di area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana pada Selasa malam (15/11) dengan cuaca yang bersahabat.


Saya pun sempat membaca pernyataan Wishnutama mengenai acara gala dinner itu, dimana eks Menparekraf itu ingin menunjukkan ke para pemimpin dunia bahwa Indonesia mempunyai ragam budaya luar biasa, yang disajikan lewat perpaduan teknologi, aransemen musik, dan budaya populer yang dikemas secara kekinian.

"Jadi berbagai macam elemen yang kuat di Indonesia ini kita coba suguhkan agar para delegasi, para pemimpin dunia juga selain terhibur, mereka juga mudah-mudahan bisa mengagumi juga budaya Indonesia," kata Wishnutama.


Wah, keren banget pokoknya. Apalagi para pemimpin negara juga terlihat kompak mengenakan batik dengan berbagai variasi corak dan warna, yang semakin membuat acara makan-makan para pemimpin negara itu lebih meriah dan menjadi semacam unforgettable moment bagi para peserta KTT G-20 yang hadir.

Jempol dua buat Wishnutama dan semua panitia serta pengisi acara yang bertugas. Semoga side effect acara ini dapat berdampak bagus buat kunjungan wisman hingga 10 tahun mendatang, termasuk semakin mendunianya budaya, tari-tarian, pakaian, dan kuliner khas Indonesia di seluruh dunia. Amiinn...!

Kerennya Gala Dinner KTT G-20 sebagai Ajang Hiburan dan Promosi yang  Tak Terlupakan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kerennya-gala-dinner-ktt-g-20-sebagai-ajang-bnvY7iPWlx

"a person who plays a victim  in public is a bully in private" Google terjemah artinya "seseorang yang berperan sebagai korban di depan umum adalah pelaku intimidasi secara pribadi"  

Klik Jangan Pilih GANJAR PRANOWO !!! Alasannya ???

Klik Bangga jadi Indonesia : NEXT penerus Jokowi Siapa?

Klik juga Dunia "Tipu-tipu"

Klik juga Siapa yang jadi "Bandar Oligarki" pada 2024

Klik juga Pilih Mana? Kerja-kerja-kerja atau Kata-kata-kata 

Klik Ada apa dengan "Banjarmasin", koq "Tidak Baik-baik Saja" ??!!??

Klik Akhirnya Jokowi "MUNDUR" : KadRun cs "Senang" ??!!??

Klik Siapa bilang kita "BENCI" anies dan "CINTA" Ganjar, yg dicari PENERUS Jokowi !!!

Klik juga ANDA WARAS !!! Pemilik Tanah (Palestina) harus "BERBAGI" dengan Penjajah (Zionis Israel) dan ini yg disebut "SOLUSI DUA NEGARA"

Klik Saatnya "KadRun" berjaya di Indonesia 

Klik juga Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi : Maulid Nabi "DiLarang", Halloween "DiPerbolehkan" ??? 

Klik Memilih Pemimpin itu seperti ANIES ???!!!

Klik KEBOHONGAN atau Fakta

Juga Klik "Mengharap Jadi Presiden" atau Menjadi "Pemimpin Oligarki para Mafia" ???!!!

Klik Cukup "Jualan Agama", maka "Gampang Bodohi" masyarakat, Masa Sih ??!! 

KLIK FAKTA atau HOAX kasus CHAT MESUM Habib Riziek dan Firza !!!!! 

Klik juga PETUNJUK !!! Jokowi penentu 2024

Klik Resesi Dunia : Berita Luar Negeri

Juga Klik Indonesia Memanggil !!! ... Tapi bukan jadi tahanan KPK ???

Klik juga di "PERANG BINTANG" 

Juga Klik Banua Banjar Terkini !!!

Klik 2024 pertarungan Ideologi PANCASILA vs Ideologi Khilafah versi ormas terlarang !!!!! 

Juga klik Sukseskan MTQ ke-29 , 10-19 Oktober 2022 di KalSel

Klik BLUNDER atau apa ?

Klik juga MAHSA AMINI & Politik Identitas di Indonesia .... !!!  

Klik Ganjar "MELAWAN" Anies ???!!!???

Klik Peran "Mantan kader GOLKAR" tentukan Anies jadi CAPRES

Kaitan dengan mantan kader golkar klik disini

Klik juga "Pander Wara" (Ngomong Doang), gugat ibukota ke Banjarbaru, malah Gugatan dicabut duluan ??!!??

Bukti UAS selalu di Undang di birokrasi KalSel :

- https://apahabar.com/2020/03/tablig-akbar-di-hari-jadi-banjarbaru-pemkot-undang-uas-dan-guru-zuhdi/

- https://apahabar.com/2022/09/uas-ke-banjarmasin-harapan-harjad-ke-496/ 

- https://kalsel.antaranews.com/berita/323021/jamaah-padati-dakwah-subuh-uas-di-masjid-agung-al-anwar-marabahan

- https://www.beritapembaruan.id/2021/11/tiga-tahun-penantian-akhirnya-dai.html 

- Video Ustadz Abdul Somad Anti NKRI & Dukung Khilafah, Pengurus HTI Riau

- Ustadz Abdul Somad hina salib kristen

Klik Politik Lagi ???!!! 

Juga klik MUSUH Republik Islam Iran & Republik Indonesia "Sama", yaitu "HOAX"

Klik Fokus untuk Daerah Sendiri, karena daerah menjadi Baik dan Benar maka Negarapun menjadi BENAR 

KLIK juga Belum 2024 "Sudah Panas", Rakyat Indonesia wajib "MIKIR"

Klik Memahami "Masalah" di KalSel

Juga Klik Turun Gunung atau ???

Klik BJORKA dianggap "PAHLAWAN" atau "PENJAHAT" ..???!!!

Klik juga Koq Tarif PDAM BISA NAIK ??? padahal dari 52 Kelurahan, cuma 8 Kelurahan yang SETUJU itupun "Bersyarat"

Klik 12 September 2022 DEMO bawa-bawa nama Rakyat ???!!!

Juga Klik DEMO bela Rakyat atau BELA para MAFIA ???!!!

Klik juga Indonesia kembali "BERJAYA", masa Jokowi lagi ??

Klik Tuntutan RAKYAT ??? atau Tuntutan yang ditunggangi para MAFIA !!!!!

Juga Klik Pengertian Istilah Baby boomers, X, Y, Z, dan Alpha

Klik juga BERSYUKUR kepada TUHAN SANG MAHA SEGALANYA, Emang yang DEMO sudah BERSYUKUR ???!!!

Klik PAHAMI baru EKSEKUSI !!!!!

Klik juga KACAU atau Apa ??!!

Klik Sayap-Sayap Patah pro DENSUS 88 atau Anda Bela Teroris berbaju Agama !!?? 

Klik Mahasiswa DEMO terus ??!!! Memang punya SOLUSI?? atau Malah bikin rakyat tambah sengsara !!!!!

KLIK Ustadz Abdul Somad sang "Ustadz Kontroversial" kembali diundang Kepala Daerah di KalSel WARNING!! Politik Identitas Bermain, Benarkah??!! 

KLIK juga KalSel dalam Berita

Juga KLIK Kadrun itu Susah "Move On", Joget pun "SALAH" 

Klik ISTANA NEGARA 17an "Ojo dibandingke" VIRAL 

Klik Jangan BACA !!! 

KLIK di Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!!

Juga Klik Citayam Fashion Weeks : Koperasi 212 "penampung" Dana ACT..!!! Benar kah ini ???!!! Pendukung Anies & JIS gimana??

Klik Kenapa Pilih Ganjar ?!!!?

Klik Masih tentang ACT dan PKS, MANULIFE hingga BUMN serta Dana CSR

Klik juga ACT & PKS, Ustadz Bechi dan Gubernur Rasa Presiden !!!

Klik juga Mahasiswa "Bela Rakyat" atau "Bela Cukong yang membacking Mahasiswa" ..??!!!

Klik ACT (Aksi Cepat Tanggap) "TERBONGKAR" , VIRAL #JanganPercayaACT 

Klik juga VIRAL : Gabung PKS "HARAM" bagi GP Ansor !!!

Klik Super Hero Indonesia "Damaikan Dunia" !!!

Klik LITERASI , apa sih artinya ?? 

Klik Indonesia & Ukraina : Pertemuan tete-a-tete atau empat mata  

Silahkan klik Warga KalSel di "Waluhi OLIGARKI Daerah" atau Oligarki Pusat ?!!!

Klik Jejak Anies dan Intoleransi yang BERBAHAYA untuk Indonesia

Klik juga : Dunia HEBOH ... !!!

Silahkan klik Benturkan Agama !!! buat Cebong dan Kampret Berkelahi dan KADRUN Berjaya !!!

Klik RIBUT

klik juga "VIRAL" Film Lady Of Heaven dan VERSI LONDON (Syi'ah London, Sunni AS, HTI London Dll)

KELEBIHAN Bayar ?? VS Korupsi ... !!! 

Klik juga Saatnya Pakai Akal SEHAT, Bukan Pake Kata DUNGU !!!!!! 

Klik juga 2024 saatnya seluruh warga Banua Banjar KalSel turun memberikan suara !!!

Klik juga Politisisasi Agama menghasilkan HOAX yang Terpercaya !!! 

Warga Banua Banjar 2024 pengen yang Baru di parlemen KalSel !!!!

Dosen UNISKA yang terkesan Bela Edy Mulyadi dkk "Hina Kalimantan" bukan mewakili Anak Kalimantan dan DAYAK !!! 

Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

DAYAK VIRAL : #MaafBolehSajaProsesHukumTetapBerjalan !!!!! 

Benang Merah DEMO di KalSel !!!

Silahkan klik ini juga : "Operasi Doktrin Terorisme ukhti FPI" : Muhammad Uhaib As’ad Ketua KAMI Kal-Sel sebut Rezim Sekarang "Tidak Berbeda" dengan Rezim ORBA ?!!!

Sebagai pelengkap klik ini juga ya : Fraksi PKS & Demokrat "Jangan Buang Badan" - DEMO : Muhammad Uhaib As’ad , Ahdiat Zairullah hingga Rocky Gerung

Info tambahan Klik juga Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK

yang ini klik Saatnya PERCAYA TUHAN dan Jokowi !!! Demo 11 April 2022, MAHASISWA atau MAHASEWA ??!!! 

klik juga ini Demo 11 APRIL : Ustadz Ormas Terlarang HTI di "SANJUNG" di KalSel, ini buktinya !!! Benarkah kader Ormas Terlarang HTI !!!

klik ini Yang Batu Siapa ? Yang Tangan Siapa ? Apakah ormas Terlarang HTI dan FPI masih menggurita & "Mencuci otak" warga KalSel 

klik juga ini #JanganMaudiWALUHi

juga ini  Foto-foto BEM SI (Badan Executive Mahasiswa Seluruh Indonesia) dan simpatisannya ??!!??

yang ini juga klik #JokowiSelaluSALAH 

Jangan lupa klik ini juga  Mengenal Wakil Rakyat KALSEL dan Kota Banjarmasin 2019-2024

serta klik ini 2024 : Saatnya Partai baru SUKSES di KalSel hingga Indonesia !!!

klik juga Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) "Tumbang" dalam PEMILU 2019 akankah GARBI menjadi "Penggantinya" ??!!  

https://news.detik.com/berita/d-6028229/jenguk-ke-rs-grace-natalie-ungkap-kondisi-terkini-ade-armando

https://gusdurian.net/pernyataan-sikap-jaringan-gusdurian-mengutuk-segala-bentuk-kekerasan/

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/27/la-nyalla-mattalitti-dinilai-habib-banua-layak-jadi-presiden-ini-pertimbangannya  

Klik juga videonya dilink dibawah ini :

BONGKAR OTAK DALANG AKSI 11 APRIL

Di bantu share agar masyarakat tidak ikut ikutan🙏🙏 Salam Indonesia Damai
 

Re-post by MigoBerita / Sabtu/19112022/10.29Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya